• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SOFTBALL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SOFTBALL."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION

TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SOFTBALL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh :

HERI ADE PUTRA 0900162

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN OLAHRAGA BANDUNG

(2)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERBEDAAN PENGARUH MODEL

PEMBELAJARAN INKUIRI DAN DIRECT

INSTRUCTION TERHADAP

KETERAMPILAN BERMAIN SOFTBALL

Oleh Heri Ade Putra

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Heri Ade Putra 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : HERI ADE PUTRA

NIM : 0900162

JUDUL :

PERBEDAAN

PENGARUH

MODEL

PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL DIRECT

INSTRUCTIION

TERHADAP

KETERAMPILAN

BERMAIN SOFTBALL

Disetujui dan Disahkan Oleh, Pembimbing I

(Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd) NIP. 196807071992032001

Pembimbing II

( Drs. Mudjihartono, M.Pd) NIP.196508171990011001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi

(4)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

HERI ADE PUTRA (0900162). Skripsi ini berjudul “Perbedaan Pengaruh

Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball”. Dosen Pembimbing 1 . Dr. Hj. Tite Juliantine , M.Pd , Dosen Pembimbing 2. Drs. Mudjihartono, M.Pd.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahhui perbedaan pengaruh model pembelajaran Inkuiri dan model pembelajaran Direct Instruction terhadap keterampilan bermain softball. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain pretest-posttest group. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakulikuler softball di SMAN 5 Cirebon sebanyak 20 siswa putra. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive dengan pertimbangan siswa tersebut aktif dalam ekstrakuler softball. Instrumen yang digunakan yaitu tes keterampilan bermain softball ( nurhasan : 2007). Setelah kedua model pembelajaran tersebut diuji ternyata model pembelajaran Direct Instruction memberikan pengaruh yang berarti terhadap keterampilan bermain softball. Dari daftar distribusi t taraf nyata 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = 18 didapat t tabel sebesar 1,73 dari penghitungan nilai t hitung didapat sebesar (0,52) tidak berada diantara t tabel (1,73), maka hipotesisnya (Ho) diterima. Kesimpulannya adalah model pembelajaran Direct Instruction memberikan hasil yang lebih baik terhadap keterampilan bermain softball

dibandingkan model pembelajaran Inkuiri.

Kata kunci : Model Pembelajaran Inkuiri, Model Pembelajaran direct

(5)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

HERI ADE PUTRA (0900162), title of the research “The Differences between

Influence of Inquiry Model and Direct Instruction Model Learning towards Softball

Skills”. Supervisor 1. Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd, Supervisor 2. Drs. Mudjihartono, M.Pd.

This research was aimed to knowing the differences between influence of inquiry model and direct instruction model learning towards softball skills. This research employed experimental method in the forms of pretest-posttest control group design. The samples were 20 members of extra curricular softball in SMAN 5 Cirebon and the samples were taken with purposive technique. The instrument used were softball

skill test “The O’Donell Softball Test”(nurhasan : 2007). The findings showed that direct instruction model learning give the significantly influence toward softball skills which t-test distribution the real level which was 0,05 with freedom degree = 18 from t table was 1,73 from the t value was (0.52) it was not among the t table (1.73). it mean that the hypothesis (Ho) accepted. It is obvious that direct instruction learning model give the significantly influence of the result in softball skills rather than inquiry learning model.

(6)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

2. Macam-Macam Model Pembelajaran ... 10

3. Model Pembelajaran Inkuiri ... 11

4. Model Pembelajaran Direct Instruction ... 22

C. Karakteristik Bermain Softball ... 26

(7)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Analisis Data ... 42

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 45

A. Hasil Perhitungan Data Mentah ... 45

B. Uji Normalitas ... 46

C. Uji Homogenitas ... 47

D. Uji Kesamaan Dua Rata-rata ... 47

E. Diskusi Penemuan ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(8)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

3.1Desain Penelitian ... 33

3.2Langkah – langkah Penelitian ... 34

3.3Diagram Lapangan Tes Speed Throw ... 36

3.4Diagram Lapangan Tes Fielding Fly Balls ... 37

3.5Diagram Tes Throw And Catch ... 38

3.6Diagram Lapangan Tes Repeated Throw ... 39

3.7Diagram Lapangan Tes Fungo Batting ... 39

(9)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Hasil Perhitungan Rata-rata dan Simpangan Baku ... 45

4.2 Hasil perhitungan Uji Normalitas ... 46

4.3 Hasil perhitungan Uji Homogenitas ... 47

4.4 Hasil Perhitungan Uji Beda peningkatan Hasil Pembelajaran ... 47

(10)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Skor Tes Awal Kelompok A (Sebelum Diberi Perlakuan) ... 53

2. Skor Tes Awal Kelompok B (Sebelum Diberi Perlakuan) ... 54

3. Peningkatan Pembelajaran Sesudah Diberi Perlakuan Pada

Kelompok A (Model Pembelajaran Inkuiri) ... 55

4. Peningkatan Pembelajaran Sesudah Diberi Perlakuan Pada

Kelompok B (Model Pembelajaran Direct Instruction) ... 56

5. Hasil Uji Liliefors Tes Awal Kelompok A ... 57

6. Hasil Uji Liliefors Tes Akhir Kelompok A

(Model Pembelajaran Inkuiri) ... 58

7. Hasil Uji Liliefors Tes Awal Kelompok B ... 59

8. Hasil Uji Liliefors Tes Akhir Kelompok B

(Model Pembelajaran Direct Instruction) ... 60

9. Penghitungan Uji Homogenitas ... 61

10.Penghitungan Uji Beda Peningkatan Hasil Pembelajaran Kelompok A

(Model Pembelajaran Inkuiri) ... 62

11.Penghitungan Uji Beda Peningkatan Hasil Pembelajaran Kelompok B

(Model Pembelajaran Inkuiri) ... 63

12.Penghitungan Uji Hipotesis Peningkatan Pembelajaran ... 64

(11)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(12)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan bagian yang terpenting dari sistem pendidikan

secara keseluruhan, yaitu upaya membantu mengembangkan kemampuan dan

potensi yang dimiliki siswa agar berkembang secara utuh. Pendidikan jasmani

adalah proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungan yang dikelola

melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan

manusia seutuhnya.

Pendidikan jasmani merupakan salah satu program pendidikan yang

tercantum dalam kurikulum pendidikan yaitu dalam upaya meningkatkan sumber

daya manusia yang berkualitas. Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan

aktivitas fisik yang dilakukan melalui proses dan bimbingan guru dalam upaya

mencapai tujuan. Seperti yang diungkapkan Adang Suherman, (2000 : 1)

pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan yang dilakukan melalui

aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan

individu secara menyeluruh.

Dalam suatu kurikulum, proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah

sangat terbatas, karena kurangnya sarana dan prasarana, alokasi dan waktu. Disini

guru harus bisa kreatif dalam memilih suatu model pembelajaran yang cocok

untuk siswanya, agar tercapai tujuan penjas tersebut. Berhasil tidaknya proses

pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar

yang dialami oleh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah siswa bukan

hanya mendapat pelajaran /materi dari guru, melainkan juga dari teman satu kelas,

satu sekolah, dan sumber belajar lain (media elektronik, media cetak).

Dalam pembelajaran penjas terdapat salah satu materi permainan bola kecil,

diantaranya: kasti, rondes, bola bakar, dan softball. Dikota-kota besar permainan

softball nampaknya sudah tidak menjadi olahraga pilihan, tetapi merupakan cabor

(13)

2

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Di Kota Cirebon, pembelajaran softball belum terlaksana, dari tingkatan

Sekolah Dasar, tingkatan Sekolah Menengah Pertama, maupun Sekolah

Menengah Atas. Namun akhir-akhir ini di Sekolah Menengah Atas di Kota

Cirebon, ekstrakulikuler softball sedang digemari banyak siswa-siswi, sehingga

proses pembelajaran softball disekolah mendapat perhatian dari penulis untuk

meneliti proses pembelajarannya.

Softball merupakan permainan gerak cepat yang menyenangkan. Olahraga ini

mengutamakan kecepatan dan ketangkasan. Seperti kita telah ketahui bahwa

untuk dapat bermain Softball yang baik, diperlukan suatu bentuk tubuh yang baik

dan sesuai permainan ini. Disamping itu diperlukan kemampuan fisik dan

kemampuan mental (Parno, 1992:166). Kemampuan individu seorang pemain

begitu diandalkan untuk menjadikan suatu tim menjadi kompak demi menunjang

koordinasi antar pemain yang terdiri dari 9 pemain yang berbeda posisi, yang

tentunya mempunyai keahlian yang berbeda pula.

Didalam proses pembelajan softball terdapat beberapa unsur teknik seperti

yang dijelaskan oleh Parno (1992: 16-73) yaitu : 1). Pitching, 2). Throwing, 3).

Catching, 4). Batting, 5) sliding, dan 6). Base running. Oleh karena itu, dalam

pembelajaran permainan softball diperlukan pembelajaran yang intensif dan

sistematis agar tecapainya keberhasilan dalam bermain softball, disamping

menggunakan pembelajaran yang intensif dan sistematis, permainan softball juga

diperlukan model pembelajaran yang memberikan adaptasi peserta didik agar

pembelajaran akan mudah dan materi dapat di mengerti. Untuk itu pemilihan

model pembelajaran yang tepat sangatlah penting dalam proses pembelajaran

softball. Karena dalam kenyataannya peserta didik pemula sangat kesulitan dalam

pembelajaran, karena penggunaan model pembelajaran yang kurang bisa membuat

para peserta didik untuk dapat dimengerti dan dipahami tentang cara-cara yang

benar untuk menguasai keterampilan dasar permainan softball.

Dalam proses pembelajaran permainan softball salah satu kendala yang

terjadi ketika proses pembelajaran permainan softball berlangsung adalah terlalu

banyak jumlah siswa dan kurang nya peralatan, penerapan model pembelajaran

(14)

3

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terbentuknya keterampilan siswa dalam pembelajaran softball. Oleh karena itu

guru pendidikan jasmani harus bisa memilih model apa yang cocok dan tepat

dalam proses pembelajaran permainan softball. Dalam pembelajaran pendidikan

jasmani dikenal banyak model pembelajaran, Metzler (2000) menjelaskan ada 7

model pembelajaran khusus untuk pendidikan jasmani. Model yang dijelaskan

oleh Metzler tersebut adalah sebagai berikut :

1. Direct instruction model.

2. Personalized system for instruction model. 3. Cooperative learning model.

4. The sport education model. 5. Peer teaching model. 6. Inquiry teaching model. 7. The tactical games model.

Dari model-model yang dijelaskan oleh Metzler, peneliti membatasi

penelitian ini antara model pembelajaran inkuiri ( inqury teaching model ) dengan

model pembelajaran langsung ( direct instruction model )

Penulis tertarik meneliti perbedaan model pembelajaran inkuri dan model

pembelajaran direct instruction terhadap keterampilan bermain softball karena

peneliti ingin mencari model pembelajaran yang cocok, efektif, dan efisien dalam

permbelajaran permainan softball.

Mengenai inkuiri Trianto dalam Tite (2013:93) menjelaskan bahwa : “ Inkuiri

sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau

memahami informasi”. Selain itu, inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar

yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, sehingga mereka dapat merumuskan

sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. ( Gulo, t,t dalam Trianto, 2007).

Ahli lain, Ellis dalam Tite (2013:94) menyatakan bahwa inkuiri adalah: “the process of selecting, gathering, and processing datra related to a particular

problem in order to make inferences from those data.” Maksud dari penjelasan

tersebut adalah bahwa inkuiri merupakan suatu proses menyeleksi,

mengumpulkan, dan memproses data yang berhubungan dengan suatu masalah

(15)

4

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, kiranya dapat

disimpulkan bahwa pada prinsipnya model inkuiri merupakan model yang

menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa disamping juga pada guru.

Hal utama dalam model inkuiri adalah siswa didorong untuk terlibat secara aktif

dalam menyelesaikan suatu topik permasalahan hingga sampai pada kesimpulan.

Dengan alasan bahwa model pembelajaran inkuiri sangat menekankan pada

aktivitas siswa dalam menyelesaikan suatu persoalan, maka peneliti berkeyakinan

bahwa model pembelajaran inkuiri dapat digunakan untuk mengembangkan

keterampilan siswa dalam bermain softball. Dengan model pembelajaran inkuiri

siswa dapat aktif mencari tahu dan memperagakan tugas gerak yang menjadi

materi dalam pembelajaran karena dengan mencoba sendiri sehingga siswa

mengetahui cara melakukan keterampilan bermain softball seperti : 1. speed

throw, 2. fielding fly balls, 3. throw and catch, 4. repeated throw, 5. fungo

batting, 6. dan accuracy throw.

Model pembelajaran lain yang masih dapat digunakan adalah model

pembelajaran langsung ( direct instruction ). Model pembelajaran langsung

merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Seperti yang telah

diungkapkan oleh Roy Kilen dalam Tite (2011:30) “ model pembelajaran

langsung merujuk pada berbagai keterampilan dasar pembelajaran ekspositori

(pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya

melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas”.

Hal ini disampaikan juga oleh Tite (2011:30) bahwa “model pembelajaran

langsung adalah model pembelajaran dimana guru menyampaikan informasi atau

keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada

tujuan dan di instruksikan langsung oleh guru”. Model pembelajaran langsung ini sangat cocok jika guru menginginkan siswa menguasai informasi atau

keterampilan tertentu. Dengan model pembelajaran langsung siswa mampu

merespon dengan cepat untuk melakukan keterampilan bermain softball seperti :

1. speed throw, 2. fielding fly balls, 3. throw and catch, 4. repeated throw, 5.

(16)

5

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hal tersebut, dalam pendidikan jasmani model pembelajaran

langsung (direct Instruction) ini merupakan salah satu model yang dapat

diterapkan guru dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Model

pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang mengggantungkan

seluruh Seperti yang diungkapkan oleh Tite (2011:30) “bahwa model

pembelajaran langsung ( direct instruction ) adalah model pembelajaran dimana

guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada

siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan di instruksikan langsung

oleh guru”. Sedangkan siswa hanya sebagai obyek penyampai informasi guru.

Bertolak dari dua model pembelajaran tersebut penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran

Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang diungkapkan, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan

bermain softball?

2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran direct instruction terhadap

keterampilan bermain softball?

3. Model manakah yang memberikan pengaruh yang lebih signifikan

terhadap keterampilan bermain softball?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui pengaruh model inkuiri terhadap keterampilan

bermain softball.

2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran direct instruction

(17)

6

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Untuk mengetahui model manakah yang memberikan pengaruh yang

lebih signifikan terhadap keterampilan bermain softball.

D. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian masalah dalam penelitian ini sangat penting untuk diteliti

dengan harapan :

1. Dapat membantu rekan-rekan mahasiswa serta guru-guru di Kota

Cirebon khususnya dalam melakukan pembelajaran materi softball yang

jarang diberikan.

2. Dapat membantu rekan-rekan yang memiliki peserta didik agar dapat

memilih model yang tepat khususnya dalam pembelajaran softball

disekolah.

3. Dapat membantu peserta didik agar dapat menyerap materi pembelajaran

dengan cepat dan tepat.

E. Batasan Masalah

Dalam mengkaji tentang permasalahan yang di utarakan dalam latar belakang

masalah, maka perlu diperlukan pembatasan terhadap permasalahan penelitian

sehingga mempermudah pelaksanaan penelitian. Pembatasan masalah dalam

penelitian ini yaitu :

1. Variabel Penelitian.

a. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi suatu objek. Dalam

penelitian ini model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran

langsung ( direct instruction ) sebagai variabel bebas.

b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh suatu perlakuan.

Dalam penelitian yang menjadi variabel terikat adalah keterampilan

bermain Softball yang diukur seperti : 1. Speed throw, 2. Fielding fly

balls, 3. Throw and catch, 4.repeated throw, 5. Fungo batting, 6.

(18)

7

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Populasi dan Sampel.

a. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas xi SMA Negeri 5

Cirebon yang mengikuti ekstrakulikuler softball sebanyak 27 orang.

b. Sampel dalam penelitiannya adalah siswa laki-laki yang mengikuti

pengembangan diri atau ekstrakulikuler softball di SMA Negeri 5

Cirebon sebanyak 20 orang.

c. Lamanya pembelajaran atau treatment dalam penelitian ini dilakukan 14

kali pertemuan, dengan rincian untuk perlakuan sebanyak 12 kali

pertemuan dan 2 kali yaitu 1 untuk melakukan tes awal dan 1 untuk

melakukan tes akhir.

d. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

keterampilan softball yang bernama the O;DONNELL softball test dalam

Nurhasan (2007), meliputi : 1. Speed throw, 2. Fielding fly balls, 3.

Throw and catch, 4. Repeated throw, 5. Fungo batting, 6. Accuracy

throw.

3. Tempat untuk melakukan penelitian mengenai perbedaan pengaruh model

pembelajaran inkuiri dan model direct instruction terhadap keterampilan

bermain softball adalah bertempat di lapangan serba guna SMAN 5 Cirebon.

4. Waktu pelaksanaan penelitian pukul 15.00 wib sampai 17.00 wib pada hari

Selasa, Kamis, dan Sabtu.

(19)

32

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel

1. Lokasi Penelitiandan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat penelitian yang akan dilaksankan oleh

peneliti, lokasi penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Cirebon jalan

Perjuangan kota Cirebon dan pembelajaran (treatment) yang dilakukan sebanyak

14 kali pertemuan, dengan rincian untuk perlakuan sebanyak 12 kali pertemuan

dan 2 kali yaitu 1 untuk melakukan tes awal dan 1 untuk melakukan tes akhir.

Waktu pelaksanaan penelitian pukul 15.00 sampai pukul 17.00 wib pada hari

Selasa, Kamis, dan Sabtu.

2. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sugiyono (2012:80). Populasi yang

digunakan dalam penelitian adalah siswa SMAN 5 Cirebon yang mengikuti

ekstrakulikuler Softball yang berjumlah 27 orang.

3. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sugiyono (2012:81). Sampel dalam penelitian adalah siswa

putra yang mengikuti pengembangan diri atau ekstrakulikuler softball di SMAN 5

Cirebon sebanyak 20 siswa putra. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian

ini menggunakan Purposive sample. Alasan penulis menggunakan purposive

sample karena sampel yang diambil hanya siswa putra yang mengikuti

ekstrakuliler softball serta terbatasnya waktu dan menimbang biaya dari penulis

(20)

33

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest group design

(Sugiyono, 2012:76). Dalam desain penelitian ini sampel diperoleh menggunakan

teknik pengambilan secara purposive sample dari populasi.

Setelah sampel terkumpul diadakan tes awal atau pre-test. Tes awal disini

berfungsi untuk mengukur sejauh mana keterampilan bermain Softball yang

dikuasai siswa sebelum diberikan treatment. Setelah diadakan tes awal, siswa

menjadi kelompok kontrol dilihat dari rangking ganjil dan genap yang di peroleh

dari hasil tes awal, kelompok ganjil keterampilan bermain softball menggunakan

model inkuiri, dan kelompok genap keterampilan bermain softball menggunakan

model direct instruction. Kemudian setiap kelompok diberikan treatment atau

perlakuan sesuai kelompoknya masing-masing. Setelah perlakuan berakhir maka

peneliti melakukan tes akhir. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul maka

data tersebut diolah, disusun dan dianalisis secara statistik. Hal ini dilakukan

untuk mengetahui prestasi atau hasil perlakuan. Selanjutnya untuk mengetahui

signifikan perbedaan antara keterampilan bermain softball yang menggunakan

model inkuiri dan model direct instruction dilakukan uji signifikan perbedaan

keterampilan bermain softball.

Maka desain penelitian yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

R1 O1 X1 O2

R2 O3 X2 O4

Gambar 3.1

(21)

34

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

R1 adalah kelompok eksperimen 1 dengan menggunakan model inkuiri

R2 adalah kelompok eksperimen 2 dengan menggunkan model direct instruction

O1 adalah tes awal atau observasi awal

O3 adalah tes awal atau observasi awal

X1 adalah perlakuan dengan menggunakan model Inkuiri

X2 adalah perlakuan dengan menggunakan model DirectInstruction

O2 adalah tes akhir atau observasi akhir

O4 adalah tes akhir atau observasi akhir

Langkah-langkah penelitian sebagai berikut :

Gambar 3.2

Langkah-langkah penelitian SAMPEL

TES AWAL TES AWAL

PERLAKUAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

INKUIRI

PENGOLAHAN DATA

KESIMPULAN

PERLAKUAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT

INSTRUCTION

(22)

35

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Metode Penelitian

Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu

pengetahuan atau memecahkan masalah. Seperti yang di ungkapkan oleh Sugiono

(2012:2) “metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Berdasarkan permasalahan, rumusan

masalah dan tujuan penelitian yang penulis teliti, maka metode penelitian yang

penulis gunakan adalah metode penelitian eksperimen. Metode penelitian

eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

dikendalikan.

Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian

eksperimen yang mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh dari suatu

perlakuan. Disamping itu penulis ingin mengetahui model mana yang sangat

berpengaruh dalam keterampilan bermain softball.

D. Definisi Operasional

1. Model Inkuiri yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah sebuah

pola belajar dimana guru memberikan simulasi sebuah masalah dalam

pembelajaran maka siswa mencari pemecahan dari masalah tersebut, peran

guru disini hanya sebagai fasilitator.

2. Model Direct Instruction yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah

sebuah pola belajar dimana pembelajaran yang berpusat pada guru. Hal ini

disampaikan juga oleh Tite (2011:30) bahwa “ model pembelajaran

langsung adalah model pembelajaran dimana guru menyampaikan

informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan

pembelajaran berorientasi pada tujuan dan di instruksikan langsung oleh

guru”.

3. Keterampilan Bermain Softball yang penulis maksud dalam penelitian ini

adalah siswa dapat bermain softball dengan menggunakan pengambilan

(23)

36

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Setelah menentukan metode yang digunakan dalam penelitian, selanjutnya

diperlukan data untuk memecahkan masalah, dalam penelitian ini untuk mengukur

data dari sampel yang diteliti digunakan instrumen. Menurut Sugiyono (2012:102)

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena sosial

maupun alam. Sedangkan menurut Arikunto (2010:192) instrumen adalah alat

pada waktu penelitian menggunakan suatu metode.

Berdasarkan hal tersebut, berikut ini dalam memperoleh data hasil penelitian

yang berupa keterampilan bermain softball di SMA Negeri 5 Cirebon.

Menggunakan instrumen penelitian berupa keterampilan dari The O’Donnell

Softball tes (Nurhasan, 2007:243). Adapun item tes yang akan digunakan peneliti

adalah:

1. Tes Keterampilan Speed Throw

Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar dibutuhkan penilaian

yaitu melalui tes. Seperti yang disampaikan Nurhasan (2007:3) menjelaskan

bahwa: “tes merupakan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk

memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa”. Dalam

pelaksanaan penelitan yang menjadi patokan penelitian adalah The O’Donnell

Softball test (Nurhasan, 2007:243) yaitu memakai tes Speed Throw.

Pelaksanaan tes : Subyek berdiri di belakang garis yang dibuat sejauh 19,76

m dari dinding. Ketika aba-aba diberikan subyek melemparkan bola tersebut

ke dinding.

Gambar 3.3

Diagram Lapangan Tes Speed Throw

Bidang Sasaran

19,76 m

(24)

37

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cara menskor : Adalah waktu yang dicatat mulai dari aba-aba diberikan

sampai bola mengenai tembok. Tiap orang coba/ subyek diberi kesempatan

tiga kali lemparan. Lemparan yang terbaik digunakan sebagai skor dari tes

tersebut.

2. Tes Keterampilan Fielding Fly Balls

Pelaksanaan tes : Subyek berdiri di belakang garis yang dibuat sejauh 1,82 m

dari dinding, sambil memegang bola. Ketika aba-aba diberikan, bola

dilemparkan ke dinding di atas garis batas yang dibuat setinggi 3,64 m dari

lantai, selama 30 detik. Bola selalu dilemparkan dari belakang garis, tetapi

boleh ia menangkap bola tersebut di depan garis.

Gambar 3.4

Diagram Lapangan Tes Fielding Fly Balls

Bidang sasaran

3,68 m

1,81 m

X

TESTEE

Cara menskor : jumlah lemparan yang benar selama 30 detik. Tiap orang coba

(25)

38

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Tes Keterampilan Throw and Catch

Pelaksanaan tes : sebuah tali direntangkan di atas garis start setinggi 2,43 m.

Subyek melempar bola tersebut ke atas melalui atas tali tersebut dan

kemudian lari dan menangkap bola tersebut di udara. Subyek berusaha

menempuh jarak maksimal mungkin dan menangkap bola tersebut di udara.

Subyek berusaha menempuh jarak semaksimal mungkin dan menangkap bola

tersebut di udara.

Gambar 3.5

Diagram Tes Throw and Catch

Tali

2,43 m

Tiang

X

TESTEE

Cara menskor : jarak dari garis start sampai kepada tumit kaki depan subyek

tersebut, yang diukur sebagai skor untuk tes ini. Tiap subyek diberi

kesempatan melakukan tiga kali percobaan, dan dicatat skor terbaik dari

ketiga percobaan tersebut.

4. Tes Keterampilan Repeated Throw

Pelaksanaan tes : subyek berdiri di belakang garis start yang dibuat dengan

jarak 4,56 m dari dinding sambil memegang bola. Subyek melempar bola

tersebut ke dinding di atas garis yang dibuat setinggi 2,28 m dari lantai, dan

(26)

39

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.6

Diagram Lapangan Tes Repeated Throw

Bidang sasaran

2.28 m

4,56m

X

TESTEE

Cara menskor : jumlah lemparan yang benar selama 30 detik, merupakan skor

dari subyek tersebut dalam tes ini.

5. Tes Keterampilan Fungo Batting

Pelaksanaan tes : subyek berdiri di dalam “better’s box” sambil memegang

bat dan bola. Kemudian ia melambungkan bola tersebut dan segera ia

memukul bola itu ke arah out field.

Gambar 3.7

Diagram Lapangan Tes Fungo Batting

5 outfield

batter box 3

infield

(27)

40

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cara menskor : bola yang jatuh di daerah out field mendapat skor 5, in field

mendapat skor 3, foul balls mendapat skor 1. Tiap orang/ subyek diberi

kesempatan 10 kali memukul. Jumlah skor dari sepuluh pukulan tersebut,

merupakan skor dari tes ini.

6. Keterampilan Over hand Accuracy Throw

Target : sebuah target berbentuk lingkaran diletakan pada dinding setinggi 99

cm dari titik tengah lingkaran tersebut ke lantai. Pada terget tersebut dibuat 4

buah lingkaran yang masing masing lingkaran berradius 3 inch; 11 inch; 21

inch; dan 33 inch, dengan urutan skor dari tiap lingkaran sebagai berikut : 4;

3 ; 2 dan 1.

Gambar 3.8

Diagram Lapangan Over head Accuracy Throw

13,6 m

X

TESTEE

Pelaksanaan tes : subyek berdiri di belakang garis start yang dibuat 13,68 m

dari target. Kemudian subyek melemparkan bola tersebut ke arah target.

1 2

(28)

41

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agar mendapatkan tes yang objektif, maka harus dihindari

kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan tes. Untuk itu perlu kiranya petunjuk-petunjuk

tentang prosedur pelaksanaan tes. Prosedur tentang pelaksanaan tes adalah

sebagai berikut :

1. Bahan dan Perlengkapan Tes :

a. Lapangan

a. Seorang pencatat jarak, menghitung kesempatan melempar dan

menangkap, dan merangkap sebagai pengamat terhadap lemparan,

pukulan, dan tangkapan yang sah.

b. Seorang sebagai pembantu untuk memberikan bola.

c. Dan peserta yang lain bertugas sebagai pengambil bola.

3. Administrasi tes.

a. Sebelum tes dilaksanakan, petugas mengisi hari tanggal dan bulan

pelaksanaan tes, kemudian mencatat nomor urut dan nama subjek pada

lempar hasil tes yang disediakan.

b. Subjek mengisi daftar hadir pelaksanaan tes.

c. Petugas menjelaskan pelaksanaan tes terutama tentang tujuan, bahan,

cara pemberian skor dan cara melakukan lemparan dan tangkapan yang

sah.

d. Subjek disediakan waktu untuk pemanasan sebelum melaksanakan tes.

e. Subjek melaksanakan tes setelah dipanggil oleh petugas.

f. Petugas menghitung ke arah sasaran yang sah.

(29)

42

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Program Pembelajaran

Dalam pengumpulan data pada penelitian yang penulis lakukan, penulis

menggunakan The O’donnell softball tes (Nurhasan, 2007:243). Adapun

pelaksanaan tes yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Speed Throw

Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah

mengolah dan menganalisis data tersebut dengan statistik. Langkah-langkah

pengolahan data tersebut sebagai berikut :

1. Menghitung skor rata-rata tes awal dan tes akhir masing-masing

kelompok dengan dengan rumus :

̅

Keterangan :

̅ = skor rata-rata

(30)

43

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= banyanknya sampel

2. Menghitung simpangan baku dengan rumus sebagai berikut :

S=

̅̅̅̅̅

Keterangan :

S = simpangan baku yang dicari

n = jumlah sampel

∑(x- ̅)² = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan lilliefors. Prosedur

yang digunakan sebagai berikut :

a. Pengamatan

,

, ...

dijadikan bilangan baku

,

, ...

dengan menggunakan rumus :

=

̅

( ̅ dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku

dari sampel).

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F( ) = P(z ).

c. Selanjutnya menggunakan porsi hitung

,

, ....

. jika

proporsi ini dinyatakan S( ), maka :

S(

) = -

d. Menghitung selisih F( ) – S ( ) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Untuk menolak atau menerima hypotesis, kita bandingkan

dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang

dipilih. Kriterianya adalah : tolak hipotesis nol jika diperoleh dari

data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya nol

(31)

44

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Menguji homogenitas. Menggunakan rumus sebagai berikut :

F =

Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis jika F hitung lebih kecil dari F

tabel distribusi dengan derajat kebebasan = ( , ) dengan taraf nyata (α)

= 0,01.

5. Pengujian signifikansi peningkatan hasil latihan, menggunakan uji t

menggunakan rumus sebagai berikut :

a. Uji dua rata-rata (uji satu pihak) dengan menggunakan rumus :

t=

̅ ̅ √ ⁄ ⁄

dimana

S² =

keterangan :

t = nilai t yang dicari (t hitung)

̅ = nilai rata-rata kelompok 1

̅ = nilai rata-rata kelompok 2 = simpangan baku gabungan

= banyaknya sampel kelompok 1

= banyaknya sampel kelompok 2

S = variansi kelompok 1

(32)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data analisis data, maka dapat ditarik

kesimpulan

1. Model pembelajaran Inkuiri memberikan pengaruh terhadap

keterampilan bemain softball.

2. Model pembelajaran Direct Instruction memberikan pengaruh terhadap

keterampilan bermain softball.

3. Model pembelajaran Direct Instruction memberikan pengaruh yang lebih

signifikan dibandingkan model pembelajaran Inkuiri terhadap

keterampilan bermain softball.

B. Saran

Dalam proses pembelajaran sebaiknya guru menerapkan berbagai model

pembelajaran karena dengan beragamnya model yang digunakan akan membuat

pembelajaran tidak monoton dan tidak membosankan. Dari hasil penelitian ini

terbukti bahwa model pembelajaran Inkuiri maupun Direct Instruction dapat

digunakan untuk pembelajaran keterampilan bermain softball. Sehingga

disarankan untuk guru penjas menerapkan kedua model tersebut, khususnya untuk

(33)

Heri Ade Putra, 2014

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Direct Instruction Terhadap Keterampilan Bermain Softball

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Frasetiawan, Ramdan (2012). Perbandingan Model Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Peer Teaching dalam Pembelajaran Lempar tangkap Pembelajaran softball. Skripsi Sarjana UPI.

Juliantine Tite, dkk (2011). Model-Model Pembelajaran. Bandung. FPOK PJKR UPI.

Juliantine Tite, dkk (2013). Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani.

FPOK UPI.

Metzler, Michael, W. (2000). Instructional Model For Physical Educal Education. Boston Allyn International. Inc.

Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. FPOK UPI.

Nurhasan.(2008). Modul Mata Kuliah Statistika. FPOK UPI.

Parno. (1991-1992). Olahraga Pilihan Softball: Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan Directorat jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sanjaya, wina. (2010) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana,2010.

Sudjana. (1992). Metode Statistika. Bandung. Tarsito Bandung.

Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta.

Suharmini Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Edisi Revisi V. Jakarta: PT Rinera Cipta.

Suherman, Adang, (2000:1). Dasar-dasar Penjaskes. FPOK UPI Bandung.

Slamento. (2007). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rinekacipta.

Suparlan, Ajang. (2008) Modul Pembelajaran Softball. Bandung: FPOK UPI.

Dari Internet : [online]

Gambar

GAMBAR                                                                                                  Halaman
Tabel                                                                                                          Halaman
Gambar 3.1
Gambar 3.2 Langkah-langkah penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari bebarapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa dengan kemampuan yang dimiliki oleh karyawan, maka akan memudahkan dalam penyelesaian setiap pekerjaan secara efektif dan

Pengaruh Penerapan Prinsip – Prinsip Good Corporate Governance terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia (Karyawan) (Studi Pada Kantor PTPN IV (Persero) Tanjung Morawa).

Buku Panduan Manajemen Laktasi dari Direktorat Gizi Masyarakat-Depkes RI (2001) memaparkan beberapa kandungan gizi dalam ASI yang sudah terbukti secara ilmiah,

Sumber data primer tentang peranan keluarga dalam menanamkan nilai- nilai budi pekerti diperoleh dari orang tua anak sekolah dasar Lesanpuro IV, untuk.. peranan masyarakat

Definisi operasional yang perlu dijelaskan dalam judul penelitian “ Manfaat hasil kursus tata rias wajah pengantin modern sebagai kesiapan menjadi penata rias pengantin “

BERANGKAT DARI HAL INILAH SIANG TADI DI UKDW DIADAKAN ROUNDTABLE DISCUSSION YANG BERTAJUK YOGYAKARTA GO ORGANIC // BERBEDA DENGAN SYSTEM PERTANIAN YANG LAINNYA / PERTANIAN

Kesimpulan dari penelitian ini ialah nilai dakwah KAMMI berkesesuaian dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila sehingga kegiatan dakwah dan program kerjanya dapat dikategorikan

Pertanian non organic telah terbukti berdampak negative bagi kesehatan manusia dan kelestarian alam // Berangkat dari hal inilah siang tadi di ukdw diadakan Roundtable discussion