• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Olahraga

Mesa Rahmi Stephani

1201576

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Mesa Rahmi Stephani Nim : 1201576

Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Keterampilan Bermain Bolabasket

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Prof. Dr. H. Adang Suherman, MA NIP. 19630618198831002

Pembimbing II

Dr. R Boyke Mulyana, M.Pd NIP. 196210231989031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga

(3)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Mesa Rahmi Stephani

Abstrak .

Kemampuan berpikir kritis sangatlah penting untuk dimiliki oleh setiap individu agar apa yang diyakini atau dilakukan merupakan hasil dari pertimbangan yang matang, sehingga individu mampu menjadi problem solver. Keterampilan bermain penting untuk dimiliki oleh siswa, agar siswa senantiasa gemar melakukan aktifitas olahraga, terutama pada olahraga permainan. Usia siswa SMP yang memasuki tahap operasional formal, ialah masa perkembangan yang sangat krusial agar mampu berpikir ke tahap yang lebih kompleks dimasa mendatang. Pembelajaran di sekolah harus mampu mengoptimalkan fungsi otak peserta didik. Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2045, sehingga saat ini pemerintah menyempurnakan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 untuk menjawab tantangan tersebut. Kurikulum 2013 merekomendasikan pembelajaran di sekolah untuk berpusat kepada siswa atau pengajaran tidak langsung (indirect-teaching), agar siswa mampu berkembang secara holistik. Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang menerapkan pola pembelajaran indirect-teaching yang didalamnya keterlibatan siswa pada proses pembelajaran lebih besar. Sehingga diharapkan membantu pencapaian kurikulum 2013. Penelitian dilaksanakan di SMP Laboratorium Percontohan UPI. Dengan mengambil populasi kelas VII, teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling. Metode penelitian yang digunakan untuk mengungkap permasalahan tersebut, menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan randomize pretest-posttest control group design. Instrument yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis yaitu dengan tes kemampuan berpikir kritis, sedangkan GPAI untuk mengukur keterampilan bermain. Teknik analisis data menggunakan uji-t dan Manova. Hasil penelitian secara umum yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis dan keterampilan bermain bolabasket.

(4)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan tidak lupa

kita panjatkan shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjunan kita nabi besar

Muhammad SAW, karena atas perantaranya kita senantiasa berada dalam agama dan

keyakinan yang diridhoi oleh Allah SWT.

Penulis sangat bersyukur mampu menyelesaikan Tesis ini walaupun dalam proses

pengerjaannya penulis menemukan berbagai macam ujian dan cobaan yang begitu rumit.

Namun atas kesabaran dan bantuan semua pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

tugas dan kewajiban penulis sebagai seorang mahasiswa. Penyusunan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Bermain Bolabasket”, diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi Pendidikan Olahraga di Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis menyadari pula bahwa penyusunan tesis ini masih belum sempurna,

sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga tesis ini dapat memberikan

manfaaat bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan olahraga, terutama bagi kemajuan

pendidikan.

(5)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillahirrahmaanirrohiim,

Alhamdulillahirobbil „alamin, penulis panjatkan syukur kehadirat Allah SWT

sehingga penulis diberi kemapuan untuk menyelesaikan tesis ini. Semoga tesis ini

bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak terlepas dari bantuan semua

pihak yang telah memberikan dukungan serta bantuan moril maupun materil, yang

diberikan secara langsung maupun tidak langsung. Maka, melalui kesempatan ini, penulis

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus dan ikhlas terutama kepada:

1. Rektor Universitas Pedidikan Indonesia, Bapak Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata M.Pd,

bersama dengan para pembantu rektor yang telah memberi kesempatan studi.

2. Bapak Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Olahraga sekaligus sebagai Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta

waktunya sehingga penulis mampu menyelesaikan studi Magister tepat waktu.

3. Bapak. Dr. R Boyke Mulyana, M. Pd, selaku pembimbing II, yang dengan tulus dan

ikhlas telah banyak meluangkan waktu untuk menerima penulis untuk berkonsultasi,

memeberikan saran, masukan, dan arahan sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

4. Bapak. Dr. Kardjono, M.Sc, selaku Pembimbing akademik, yang telah memberikan

bimbingan serta waktunya sehingga penulis dapat menjalani perkuliahan dengan baik.

5. Seluruh Dosen POR S2 UPI yang telah membimbing dan memberikan ilmunya secara

ikhlas kepada penulis.

6. Seluruh staf dan karyawan Pascasarjana UPI yang telah membantu penulis selama

masa perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini.

7. Ucapan terima kasih yang utama, penulis sampaikan kepada Bapa dan Mamah yang

selalu memberikan semangat dan doanya sehingga penulis mampu menjalani

perkuliahan dengan lancar dengan hasil yang terbaik.

8. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Robert Harlan atas dukungan

secara moril maupun materiil, sehingga penulis mampu menyelesaikan studi Magister

(6)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Papih Ade Rahman dan Mamih Nani

Fathonah atas pengorbanan waktu, tenaga, serta dukungan do‟anya, sehingga penulis

bisa menjalani perkuliahan dengan baik.

10.Suamiku tercinta Gano Sumarno, M.Pd yang selalu memotivasi, dan selalu menjadi

sahabat dalam bertukar fikiran dan pendapat.

11.Anakku Faathir Al-Mulki Fajri sebagai sumber inspirasi dan penyemangat dalam

hidup penulis.

12.Kakakku Ratni Mulyawati, adikku Rachmat Subagia, Herman Yuliet, Pusti Mustika,

S.Pd, keponakanku Nazwatul Mahbubah Nurawwalin Muhafidin.

13.Kepada sahabatku Gita Febria Friskawati, M.Pd yang selalu sabar dalam membimbing

penulis selama ini juga di perkuliahan maupun penelitian.

14.Kepada sahabatku lainnya Gustia Hidayatiningsih, S.Pd serta Putri Nurlaela Hasan,

S.Pd yang mendoakan dan memberikan semangat bagi penulis.

15.Kepada Teh Hilda Ilmawati, yang senantiasa menjadi rekan dalamm berdiskusi.

16.Kepada Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Al-Inayah Drs. H. Ridwan Syihabudin,

M.Pd, serta rekan kerja, Ibu Hidayati, S.Pd; Ibu Ema Mahmudiah, S.Pd; Ibu Engkan

Maskanah; Bu Risti Handayani, S.S; Pa Jenal Aripin, S.Pd; Pa Usman Supriatna, S.Pd;

Pa Endang Rustana, S.Pd; dan rekan guru lainnya yang tidak bisa penulis cantumkan

satu persatu, serta Staf TU yang tidak hanya sebagai rekan kerja, juga memberikan

penulis wawasan yang luas.

17.Erik Faisal, S.Pd; Primayatna Ibrahim, S.Pd; dan Andri Kamnuron, S.Pd yang telah

membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan studi.

18.Serta semua pihak yang telah membantu kelancaran studi penulis yang tidak bisa

dicantumkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulis dalam menyelesaikan tesis ini tidak

akan bisa selesai tanpa bantuan do‟a serta dukungan dari para dosen, staf, keluarga,

sahabat dan teman yang tidak hentinya mendorong penulis menyelesaikan studi ini.

Semoga tesis ini menjadi titik tolak bagi penulis untuk mampu menggapai karir dan

kesuksesan yang lebih baik di masa depan. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan

(7)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bandung, Juli 2014

(8)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI F. Struktur Organisasi Tesis………...

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS……….. A. Konsep Kemampuan Berpikir Kritis….……….. B. Keterampilan Bermain …………..………. C. Model Pembelajaran Inkuiri……… D. Hasil Penelitian Terkait Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri

terhadap Berpikir Kritis dan Keterampilan Bermain………

E. Kerangka Pikir……….

F. Hipotesis………..

(9)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN….……… A. Hasil Penelitian………..………….. B. Pengujian Persyaratan Analisis………. C. Uji Hipotesis………. D. Diskusi Hasil Penelitian………

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……… A. Kesimpulan……….….

B. Rekomendasi………..…….

DAFTAR PUSTAKA……… LAMPIRAN………..

71 71 73 76 84

102 102 102

104 108

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 2.2

Indikator Kemampuan Berpikir Kritis………... Gambaran Teori pada Tingkatan Belajar Gerak dan Hubungan

(10)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.3 Dimensi Keterampilan Diskrit, Serial, dan Kontinu……….. Keuntungan dan Kerugian Direct dan Indirect Teaching………. Jumlah Sampel Representatif………. Program Pelaksanaan Penelitian………..…………. Kisi-kisi/Matrik Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis……….

Games Performance Assessment Instrument (GPAI)……….. Klasifikasi Indeks Daya Beda Butir Soal……… Nilai Rata-rata Skor Kemampuan Berpikir Kritis……… Nilai Rata-rata Skor Keterampilan Bermain……… Uji Normalitas Skor Pre-test dan Post-test Kemampuan Berpikir Kritis……….

Uji Normalitas Skor Pre-test dan Post-test Keterampilan Bermain….. Uji Homogenitas Matrik Kovarian…..……….… Uji Hipotesis Pengaruh Inkuiri terhadap Skor Pretest dan posttest Kemampuan Berpikir Kritis………...

Uji Hipotesis Pengaruh Inkuiri terhadap Pre-test dan Post-test Keterampilan Bermain………... Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Model Pembelajaran Konvensional (Direct) terhadap Peningkatan Skor Pre-test dan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis………..,………. Uji Hipotesisi pengaruh Model Pembelajaran Konvensional (Direct) terhadap Peningkatan Skor Pre-test dan Post-test Keterampilan Bermain………. Hasil Uji Manova……….………. Hasil Uji Manova secara Terpisah……….

DAFTAR GAMBAR

The Process of Deciding What to Believe or Do……… Pendekatan Pemrosesan Informasi Sederhana pada Penampilan Manusia………..……….. Pengembangan Lebih Lanjut Model Pemrosesan Informasi……..……

Halaman 17

(11)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.4 Elements of The Closed-loop Control System are Integrated with The Stages of Processing……...………. The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design……..………. Rumus Pearson Product Moments (PPM)…….……… Rumus Kuder Richardson (KR-21)……….………. Rumus Indeks Daya Beda Butir Soal……….……….. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis………..……… Hasil Tes Keterampilan Bermain……….. Pengembangan Lebih Lanjut Model Pemrosesan Informasi………….

30

Skenario Model Pembelajaran Inkuiri Skenario Model Pembelajaran Konvensional Data Hasil Penelitian Keseluruhan

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Format dan Pengolahan Data Manova

(12)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

(13)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Mesa Rahmi Stephani

Abstrak .

Kemampuan berpikir kritis sangatlah penting untuk dimiliki oleh setiap individu agar apa yang diyakini atau dilakukan merupakan hasil dari pertimbangan yang matang, sehingga individu mampu menjadi problem solver. Keterampilan bermain penting untuk dimiliki oleh siswa, agar siswa senantiasa gemar melakukan aktifitas olahraga, terutama pada olahraga permainan. Usia siswa SMP yang memasuki tahap operasional formal, ialah masa perkembangan yang sangat krusial agar mampu berpikir ke tahap yang lebih kompleks dimasa mendatang. Pembelajaran di sekolah harus mampu mengoptimalkan fungsi otak peserta didik. Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2045, sehingga saat ini pemerintah menyempurnakan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 untuk menjawab tantangan tersebut. Kurikulum 2013 merekomendasikan pembelajaran di sekolah untuk berpusat kepada siswa atau pengajaran tidak langsung (indirect-teaching), agar siswa mampu berkembang secara holistik. Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang menerapkan pola pembelajaran indirect-teaching yang didalamnya keterlibatan siswa pada proses pembelajaran lebih besar. Sehingga diharapkan membantu pencapaian kurikulum 2013. Penelitian dilaksanakan di SMP Laboratorium Percontohan UPI. Dengan mengambil populasi kelas VII, teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling. Metode penelitian yang digunakan untuk mengungkap permasalahan tersebut, menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan randomize pretest-posttest control group design. Instrument yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis yaitu dengan tes kemampuan berpikir kritis, sedangkan GPAI untuk mengukur keterampilan bermain. Teknik analisis data menggunakan uji-t dan Manova. Hasil penelitian secara umum yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis dan keterampilan bermain bolabasket.

(14)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI F. Struktur Organisasi Tesis………...

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS……….. A. Konsep Kemampuan Berpikir Kritis….……….. B. Keterampilan Bermain …………..………. C. Model Pembelajaran Inkuiri……… D. Hasil Penelitian Terkait Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri

terhadap Berpikir Kritis dan Keterampilan Bermain………

E. Kerangka Pikir……….

F. Hipotesis………..

(15)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Analisis Data………

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN….……… A. Hasil Penelitian………..………….. B. Pengujian Persyaratan Analisis………. C. Uji Hipotesis………. D. Diskusi Hasil Penelitian………

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……… A. Kesimpulan……….….

B. Rekomendasi………..…….

DAFTAR PUSTAKA……… LAMPIRAN………..

70

71 71 73 76 84

102 102 102

(16)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL Gambaran Teori pada Tingkatan Belajar Gerak dan Hubungan Karakteristik Penampilan Motorik………. Dimensi Keterampilan Diskrit, Serial, dan Kontinu……….. Keuntungan dan Kerugian Direct dan Indirect Teaching………. Jumlah Sampel Representatif………. Program Pelaksanaan Penelitian………..…………. Kisi-kisi/Matrik Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis……….

Games Performance Assessment Instrument (GPAI)……….. Klasifikasi Indeks Daya Beda Butir Soal……… Nilai Rata-rata Skor Kemampuan Berpikir Kritis……… Nilai Rata-rata Skor Keterampilan Bermain……… Uji Normalitas Skor Pre-test dan Post-test Kemampuan Berpikir Kritis……….

Uji Normalitas Skor Pre-test dan Post-test Keterampilan Bermain….. Uji Homogenitas Matrik Kovarian…..……….… Uji Hipotesis Pengaruh Inkuiri terhadap Skor Pretest dan posttest Kemampuan Berpikir Kritis………...

(17)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

The Process of Deciding What to Believe or Do……… Pendekatan Pemrosesan Informasi Sederhana pada Penampilan Manusia………..……….. Pengembangan Lebih Lanjut Model Pemrosesan Informasi……..…… Pemrosesan Informasi dalam Memori…………..……….……… Sisa Perhatian untuk Tugas Kedua Berkurang Ketika Tugas Utama Lebih Kompleks………..………..……….. Tiga Komponen pada Memori Manusia……..………. An Expanded Conseptual Model of Human Performance. The Elements of The Closed-loop Control System are Integrated with The Stages of Processing……...………. The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design……..………. Rumus Pearson Product Moments (PPM)…….……… Rumus Kuder Richardson (KR-21)……….………. Rumus Indeks Daya Beda Butir Soal……….……….. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis………..……… Hasil Tes Keterampilan Bermain……….. Pengembangan Lebih Lanjut Model Pemrosesan Informasi………….

(18)

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 2 3 4 5 6

Instrumen Penelitian

Skenario Model Pembelajaran Inkuiri Skenario Model Pembelajaran Konvensional Data Hasil Penelitian Keseluruhan

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Format dan Pengolahan Data Manova

(19)

1

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan satu-satunya cara untuk membangun suatu peradaban.

Suatu Negara akan maju apabila dimulai dengan membangun sebuah sistem

pendidikan yang disesuaikan dengan tuntutan zaman. Pendidikan seyogyanya

disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan masyarakat untuk bisa menjadi manusia

yang mandiri. Hal di atas diperkuat oleh pernyataan Idi (2011, hlm. 60) bahwa “Antara pendidikan dan perkembangan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kemajuan suatu masyarakat dan suatu bangsa sangat ditentukan oleh

pembangunan sektor pendidikan dalam penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM)

yang sesuai dengan perkembangan zaman.” Sistem Pendidikan Nasional diatur

dinyatakan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003 (t.n. Dikti, 2009) Pasal 3

menyebutkan:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

Terkait dengan visi, misi, dan strategi pendidikan nasional yang telah

dikemukakan di atas, merupakan landasan yang sangat penting akan pelaksanaan

pendidikan di sekolah. Idi (2011, hlm.164) menegaskan bahwa:

(20)

2

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

harus ada pendidikan yang memberikan keteladanan dan mampu membangun kemauan serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik

Perlu ditekankan bahwa harapan penyelenggaraan pendidikan akan berdampak

positif terhadap budaya dan perilaku peserta didik sepanjang hayat. Pendidikan

jasmani (penjas) sebagai mata pelajaran yang menggunakan aktifitas fisik atau

olahraga sebagai alat pencapaian tujuan pendidikan. Harapan dari penyelenggaraan

penjas di sekolah salah satunya yaitu berkontribusi tehadap pengembangan potensi

siswa melalui keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik sehingga

keterampilan yang dimiliki membawa kepada kesejahteraan hidupnya kelak. Proses

pembelajaran penjas lebih mengutamakan pada elaborasi hubungan kuat antara sisi

sosial-emosional, kognitif reflektif, gerak keterampilan siswa, dan sisi psikologis

siswa. Pangrazi dan Daeur (1995, hlm. 84) memaparkan bahwa:

Physical education is a part of the general educational programs that contributes, primarily through movement experiences, to the total growth and development all of children. Physical education is defined as education of and through movement, and must be cunducted in a manner that merits this meaning.

Pembelajaran penjas haruslah memuat nuansa pendidikan yang utuh dalam

pengembangan aspek jasmani, rohani, dan sosial. Pendidikan melalui aktifitas

jasmani diharapkan memberikan pengalaman belajar yang nyata terhadap siswa.

Seperti yang diungkapkan oleh Yildirim (2003, hlm. 3) bahwa

(21)

3

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maksud ungkapan di atas ialah bahwa hal yang paling pokok pada kelas

pendidikan jasmani ialah untuk memberikan kesempatan kepada semua anak untuk

berpartisipasi dan menikmati manfaat olahraga untuk sepanjang hayat. Membangun

kualitas program penjas untuk tujuan dalam mengembangkan keterampilan fisik,

memberikan kesempatan kepada siswa agar nyaman berpartisipasi dalam aktifitas

olahraga. Hal ini diharapkan bahwa siswa akan bergabung pada aktifitas fisik di

kehidupan berikutnya. Senada dengan yang diungkapkan Suherman (2012, hlm. 3)

bahwa :

Pengalaman belajar pendidikan jasmani yang diperoleh siswa di sekolah pada dasarnya merupakan proses penanaman nilai-nilai edukasi melalui aktivitas fisik dan olahraga yang disediakan oleh gurunya, yang pada akhirnya kebiasaan baik tersebut dapat dipraktekkan oleh siswa pada kehidupan sehari-hari siswa di masyarakat dalam sepanjang hidupnya

Graham (1987) dalam Yildirim (2003, hlm. 1) menambahkan pula peran

pendidikan jasmani sebagai berikut:

The crucial role of PE is to develop the skill learning, health related physical fitness, physical competence, and cognitive understanding about physical activity that makes students accept health and physically active life styles. To profit the benefits of physical activity, students should learn the physical skills and they should join the class activities joyfully.

Pendidikan jasmani memiliki peran untuk mengembangkan pembelajaran

keterampilan, kesehatan yang berhubungan dengan kebugaran, kompetensi fisik, dan

kognitif untuk memahami mengenai aktifitas fisik yang akan membuat siswa

mendapat kesehatan dan gaya hidup aktif. Untuk mendapatkan manfaat pada aktifitas

jasmani, siswa sebaiknya belajar keterampilan fisik dan mereka sebaiknya ikut serta

dalam kegiatan belajar dengan penuh kegembiraan.

Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang sangat penting untuk

(22)

4

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disampaikan menggunakan olahraga sebagai alat pencapaian tujuan pembelajaran.

Melalui pembelajaran jasmani, diharapkan siswa akan memiliki keterampilan dan

kecakapan hidup sebagai bekal menghadapi dunia kerja dan menjalani profesi

masing-masing. Sesuai yang tertera pada Permendikbud Tahun 2013 mengenai

standar lulusan SMP diharapkan memiliki tiga kualifikasi seperti yang tercantum di

bawah ini:

Aspek Perilaku : Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Pada aspek pengetahuan : Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Aspek keterampilan : Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Siswa akan memiliki ketiga standar lulusan di atas apabila praktik pembelajaran

penjas di sekolah dilaksanakan secara ilmiah dengan tidak mengenyampingkan

penerapan ilmu pedagogi. Suherman (2009, hlm. 9) menegaskan bahwa:

Anak-anak yang kita ajar sekarang tidak akan menjadi dewasa

sekarang…program pendidikan jasmani yang ada sekarang berusaha

memperkenalkan anak didik pada dunia yang ada sekarang dan juga sekaligus mempersiapkan anak didik untuk hidup dalam dunia yang belum pasti di masa yang akan datang. Dengan kata lain program tersebut berusaha membantu siswa belajar bagaimana belajar (learning how to learn) dan membantu siswa menyenangi proses discovery dan explorasi tantangan-tantangan baru dan berbeda dalam domain fisik.

Praktik pembelajaran yang dilakukan di sekolah, terutama pembelajaran penjas,

haruslah mengacu kepada ketentuan kurikulum Nasional. Kurikulum menjadi acuan

para guru untuk menentukan tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, dan bahan ajar,

(23)

5

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berlaku. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Berdasarkan pengertian penjas di atas yang merupakan pendidikan melalui dan

tentang aktivitas fisik atau dalam bahasa aslinya adalah ”Physical education is

education of and through movement” (Suherman: 2009, hlm. 5). Maka, kurikulum pendidikan jasmani tingkat SMP di Indonesia terdiri dari tujuh bahan kajian yaitu

aktivitas permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas uji diri/senam,

aktivitas ritmik, aktivitas air/aquatik, aktivitas luar kelas, dan kesehatan. Lebih lanjut

lagi, Rink (1993, hlm. 45) menegaskan apabila program pendidikan jasmani

benar-benar merupakan program pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan maka, “The

relationship between curriculum and instruction must be clearly defined and program must be oriented toward sated goals”. Adanya hubungan antara dua komponen penting pendidikan yaitu kurikulum dan guru merupakan salah satu kunci dari

keberhasilan program pendidikan jasmani.

Praktik pembelajaran penjas yang ada di sekolah tentu saja harus sesuai

dengan Kurikulum Nasional. Pencapaian keberhasilan kurikulum tidak terlepas dari

peran seorang guru. Suherman (2009, hlm. 57) mengemukakan bahwa “Guru sangat

memegang peranan penting dalam menciptakan suasana belajar anak didik yang menunjang terhadap pencapaian tujuan belajarnya”. Guru ibarat seorang pengemudi mobil yang memegang kendali ke arah mana mobil itu akan bergerak dan seberapa

cepat mobil itu sampai ke tempat yang dituju. Perubahan kurikulum dilandasi oleh

adanya tuntutan jaman yang berbeda pula. Kurikulum 2013 dalam Permendikbud

Tahun 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:

(24)

6

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; 2) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya); 3) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); 4) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains); 5) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim); 6) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; 7) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; 8) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan 9) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

Penjas seharusnya mampu berkontribusi langsung terhadap pengembangan

ketiga aspek utuh pada setiap individu karena praktik pengajaran penjas masih

bersifat langsung (direct teaching). Pengajaran langsung tidak mengoptimalkan

fungsi otak, dan hal tersebut dikhawatirkan akan berdampak pula pada penurunan

fungsi otak, padahal usia siswa SMP kelas VII sangatlah krusial bagi proses

pembelajaran yang semakin kompleks pada masa yang akan datang, karena pada usia

SMP yang rata-rata berada pada usia 11-12 tahun yang pada tahap ini anak sudah

memasuki tahap operasional formal. Pada tahap ini, siswa sudah mampu berpikir

secara abstrak, namun apabila proses pembelajaran masih menggunakan pola

pengajaran langsung, maka siswa tidak akan berkembang secara optimal.

Goldman-Rakic (1996) dalam Santrock (2010, hlm 44) mengemukakan bahwa:

(25)

7

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siswa sebagai peserta didik merupakan cikal bakal pemimpin bagi bangsa ini.

Mereka harus mampu menyadari bahwa hidup ini tidak terlepas dari sebuah masalah

dan segala permasalahan harus diselesaikan. Pengalaman belajar sangatlah penting

dalam sebuah proses pendidikan. Pembelajaran sebaiknya disajikan dalam suasana

yang menyenangkan dan memberikan manfaat bagi masa depan peserta didik. Pola

pengajaran langsung (direct-teaching) cenderung tidak memberikan suasana yang

menyenangkan dan kesempatan bagi siswa untuk mengungkapkan ide serta

gagasannya, karena siswa dianggap sebagai individu yang tidak memiliki

pengetahuan, sehingga guru dianggap sebagai individu yang tahu segalanya, dan

apabila siswa memiliki pendapat yang berbeda dengan guru dianggap salah. Contoh

nyata dari pembelajaran bolabasket secara langsung yaitu pada saat pembelajaran

mengoper bola (passing), materi diberikan dengan cara guru memperagakan teknik

passing dan menerangkan secara langsung hal apa saja yang harus diperhatikan untuk melakukan teknik passing dengan baik dan benar. Mulai dari posisi kaki, sikap

badan, posisi lengan, posisi tangan pada saat memegang bola, dan pandangan harus

lurus ke depan, ke arah yang akan dituju, dan posisi lengan pada saat melempar bola

dan setelah bola itu lepas dari tangan, hingga bentuk jari-jari tangan setelah bola itu

lepas. Pembelajaran langsung tersebut memberikan siswa pengetahuan tentang

passing yang benar, kemudian siswa mengetahui bahwa melakukan teknik passing bolabasket haruslah seperti yang diperagakan oleh gurunya tanpa mereka mencari

tahu kenapa gerakan passing harus dilakukan seperti itu. Pembelajaran siswa baru

pada tingkat mengetahui, seharusnya pada proses pembelajaran mampu membawa

siswa ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi dari sebelumnya, bahkan pada tingkat

pemikiran yang tertinggi yaitu pada tahap berpikir kritis.

Pendekatan mengajar yang telah dikemukakan di atas disebut pula pola

(26)

8

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

The teacher tells and demonstrates try to do it the way they were told to do it. This type of instruction approaches the learning process rather directly. It is sometimes called direct instruction, and direct instruction can help people to learn motor skills

Pola pengajaran di atas dapat membantu peserta didik dalam mempelajari

keterampilan gerak. Namun, tujuan pembelajaran penjas menginginkan lebih dari

sekedar siswa mampu bergerak, juga mampu belajar melalui gerak. Melalui gerak,

siswa dibawa ke dalam proses pemecahan masalah gerak. Masalah gerak dapat

berupa bagaimana siswa melakukan gerak dengan benar, dan gerak apa yang harus

dilakukan. Sehingga, pembelajaran penjas bukan hanya mengajarkan gerakan passing

yang efektif, juga siswa mampu memutuskan kapan teknik passing tersebut

digunakan pada situasi bermain.

Kemampuan berpikir kritis sangatlah penting untuk dimiliki oleh setiap individu,

sehingga di dalam proses pendidikan haruslah membawa siswa ke dalam situasi

pembelajaran yang membiasakan siswa untuk berpikir kritis, atau dengan kata lain

situasi learning how to learn. McBride dkk (1990, hlm. 201) mengemukakan bahwa:

Germane to relevance of developing critical thinking skills is the generally accepted notion that physical education is not limited to its contribution to fitness and development of fundamental movement and motor skills. While physical education does present unique contributions to human development, it also strives to enhance cognitive and affective behaviors.

McBride dkk (1990, hlm. 201) mengungkapkan kesesuaian erat pada

mengembangkan keterampilan berpikir kritis adalah berlaku umum gagasan bahwa

kontribusi pendidikan jasmani tidak terbatas terhadap kebugaran dan perkembangan

gerakan dasar dan keterampilan motorik. Selain itu, pendidikan jasmani memberikan

kontribusi yang unik untuk perkembangan manusia, juga berupaya untuk

meningkatkan perilaku kognitif dan afektif. Ennis (1985, hlm 45) mengemukakan

(27)

9

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

deciding what to believe or do”. Lebih lanjut lagi, berpikir kritis menurut Beyer (1987) dalam McBride dkk (1990, hlm 201) “Critical thinking as an avaluate skills

which allows an individual to assess information in order to make a judgement on its validity, worth, or accuracy”.

McBride dkk (1990, hlm. 201) mengungkapkan bahwa “When learners are

placed in game situations that occur in open environtment, that is, when conditions

are constantly changing, players are required to generated cognitive strategies quickly. Racquetball, basketball, and soccer represent but a few ample of this phenomenon”. Olahraga permainan sangatlah efektif bagi pembelajaran penjas, terutama dalam membangun keterampilan sosial. Keunggulan lainnya dari olahraga

permainan ialah sangat digemari oleh siswa. Bagi efektifitas belajar penjas, olahraga

permainan mampu melibatkan banyak siswa, dalam satu waktu yang bersamaan siswa

mendapatkan pengalaman belajar, sehingga memudahkan guru dalam menyampaikan

materi dan waktu tunggu siswa untuk bermain secara bergantian relatif sedikit.

Olahraga bolabasket sangat digemari kalangan remaja, karena olahraga bolabasket

cenderung mudah dimainkan.

Kondisi pola pengajaran langsung (direct teaching) yang tidak memberikan

kesempatan belajar bagi siswa mengakibatkan tidak optimalnya fungsi penjas sebagai

media pendidikan dalam rangka pengembangan pribadi seutuhnya. Pembelajaran

penjas seharusnya memberikan sebuah pembelajaran yang bermakna dan merangsang

siswa untuk berfikir kritis, mampu memecahkan masalah yang kemudian siswa pun

diharapkan mampu menangkap makna dari aktifitas yang dilakukan dalam

pembelajaran penjas.

Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang menerapkan

pola pembelajaran indirect teaching. Pada model pembelajaran inkuiri, guru memulai

pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, kemudian guru membimbing siswa ke

dalam situasi pengamatan atau penyelidikan. Metzler (1999, hlm. 314)

(28)

10

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

The inquiry model is strongly based in the cognitive domain, even for physical education instruction. Students are prompted into some level of thinking by the problem given to them by the teacher, solve the problem cognitively and then fashion a movement answer’.

Pada permainan bolabasket yang menggunakan model pembelajaran inkuiri,

siswa dihadapkan pada situasi lingkungan yang menuntutnya untuk menemukan

solusi terbaik dalam menyelesaikan permainan bolabasket. Penampilan bermain siswa

yang ditunjukkan merupakan hasil dari proses berpikir mereka, bukan berasal dari

apa yang diberitahu oleh guru. Sehingga peran guru pada proses pembelajaran

sebagai fasilitator yang menyajikan permasalahan gerak maupun permasalahan

permainan, kemudian siswa memiliki peran penting dalam suatu proses pemecahan

masalahan. Melalui proses pembelajaran ini, siswa diberikan kesempatan belajar yang

mampu mengoptimalkan fungsi otaknya. Kazempour (2013) mengungkapkan hasil

penelitiannya yang berjudul The effects of inquiry-based teaching on critical thinking

of students. Hasilnya bahwa “Generally inquiry-based teaching has effects on students critical thinking. However inquiry based teaching influence student’s judgements and recognition in this group, but it didn’t have much effect on student’s deducting skills”.

Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran berbasis science Hal ini tentu

merupakan sebuah tantangan bagi para guru penjas, yang mana penerapan

pembelajarannya menggunakan olahraga sebagai alat pencapaian tujuan pembelajaran

yang harus berbasis science. Keberhasilan pendidikan akan bergantung terhadap

implementasi kurikulum yang ditetapkan oleh sebuah Negara. Priya (2011, hlm. 15)

memberikan sebuah informasi keterlaksanaan kurikulum di Asia sebesar 33% dan

yang tidak terimplementasi 67%. Bisa kita lihat bahwa persentase keterlaksanaan

Kurikulum di Asia masih rendah Data tersebut memberikan informasi kepada kita

(29)

11

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di Negara Erop kurikulum telah terimplementasi 80%, Amerika Utara implementasi

kurikulum sebesar 72 %. Dapat kita lihat bahwa keterlaksanaan kurikulum akan

memberikan dampak terhadap sumber daya manusia yang merupakan hasil dari

penyelenggaraan pendidikan.

Terkait permasalahan yang terjadi mengenai penerapan Kurikulum 2013 yang

berbasis science menghimbau dan menganjurkan penerapan indirect teaching seperti

discovery learning, inquiry learning, project base learning yang mana pengajaran tersebut lebih berpusat pada siswa student-centered. Perlu adanya penelitian yang

menguji efektifitas penerapan pola pengajaran indirect teaching atau pada penelitian

ini model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis dan kemampuan

bermain. Kemudian, penelitian ini akan mampu mengubah paradigma mengajar guru

pendidikan jasmani yang awalnya cenderung menerapkan pola pengajaran

teacher-centered menjadi pola pengajaran student-teacher-centered yang memberikan manfaat menyeluruh bagi siswa dari segi aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.

B. Identifikasi Masalah

Kurikulum 2013 yang menekankan pada penerapan pembelajaran berbasis

science menjadi tantangan tersendiri bagi mata pelajaran Penjas. Suherman (2013) “Terkait dengan peran unik dan strategis pendidikan jasmani, Kurikulum 2013 berbasis sains dan tidak lagi banyak didikte atau menghafal (Zuhdi, 2013)

memberikan tantangan tersendiri bagi kubu pendidikan jasmani”. Fenomena

penyempurnaan kurikulum ini dapat kita kaitkan dengan praktik penjas yang sampai

saat ini kontribusinya masih diragukan terhadap pengembangan aspek kognitif dan

afektif. Padahal, penjas seharusnya mampu berkontribusi langsung terhadap

pengembangan ketiga aspek utuh peserta didik. Namun, pengajaran langsung yang

masih digunakan oleh para praktisi olahraga ataupun penjas, tidak memberikan

(30)

12

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengalaman belajar sangatlah penting dalam sebuah proses pendidikan.

seorang pendidik harus menguasai ilmu pedagogi dangan baik, agar proses

pembelajaran menjadi bermakna terhadap perkembangan peserta didik. Pola

pengajaran langsung (direct-teaching) cenderung tidak memberikan kesempatan bagi

siswa untuk mengungkapkan ide dan gagasannya, karena siswa dianggap sebagai

individu yang tidak memiliki pengetahuan, sehingga guru dianggap sebagai individu

yang tahu segalanya, dan apabila siswa memiliki pendapat yang berbeda dengan guru

dianggap salah. Hal tersebut tidaklah mengherankan apabila sampai saat ini banyak

siswa yang tidak mampu mengoptimalkan kemampuan berpikirnya, karena

lingkungan belajar yang tidak mendukung untuk mengoptimalkan proses berpikir

peserta didik.

Kondisi pola pengajaran langsung (direct teaching) yang tidak memberikan

kesempatan belajar bagi siswa mengakibatkan tidak optimalnya fungsi penjas sebagai

media pendidikan dalam rangka pengembangan pribadi seutuhnya. Pembelajaran

penjas seharusnya memberikan sebuah pembelajaran yang bermakna dan merangsang

kemampuan berfikir peserta didik melalui proses pemecahan masalah sehingga

peserta didik diharapkan mampu menangkap makna dari aktifitas yang dilakukan

dalam pembelajaran penjas.

Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang

menerapkan pola pembelajaran indirect teaching. Penelitian yang dilakukan oleh

Kazempour (2013, hlm 47) yang meneliti pengajaran berbasis pengamatan (inkuiri)

terhadap berpikir kritis siswa menunjukkan bahwa secara umum pengajaran berbasis

inkuiri telah memberikan pengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Hal

tersebut dapat terjadi karena di dalam model pembelajaran inkuiri, guru memulai

pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, kemudian guru membimbing siswa ke

dalam situasi pengamatan atau penyelidikan. Pada permainan bolabasket, siswa

dihadapkan pada situasi lingkungan yang menuntutnya untuk menemukan solusi

(31)

13

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ditunjukkan merupakan hasil dari proses berpikir mereka, bukan berasal dari apa

yang diberitahu oleh guru. Melalui proses pembelajaran indirect teaching gerakan

yang dilakukan oleh siswa merupakan hasil dari proses berpikir siswa. Menurut

Metzler (2000, hlm. 36) pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model

pembelajaran yang menggunakan strategi mengajar pemecahan masalah. “Inquiry

teaching can be used to have students explore a wide range of answer (both cognitive

and psychomotor), especially creative ones that are not obvious”. Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang menerapkan

pola pembelajaran berbasis sains melalui langkah pembelajaran inquiry.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dapat permasalahan yang dapat

dirumuskan secara umum yaitu apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis

dan keterampilan bermain bolabasket antara siswa yang belajar dengan menggunakan

model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional?

Adapun rumusan masalah secara khusus untuk kepentingan pengolahan dan

analisis secara statistik yaitu:

1. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test

kemampuan berpikir kritis pada kelompok yang menggunakan model

pembelajaran inkuiri?

2. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test

keterampilan bermain pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran

inkuiri?

3. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test

kemampuan berpikir kritis pada kelompok yang menggunakan model

(32)

14

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test

keterampilan bermain pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran

konvensional?

5. Apakah terdapat perbedaan skor kemampuan berpikir kritis antara siswa yang

belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran

konvensional?

6. Apakah terdapat perbedaan skor keterampilan bermain bolabasket antara siswa

yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran

konvensional?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian secara umum

yaitu menganalisis pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan

berpikir kritis dan kemampuan bermain bolabasket. Adapun tujuan penelitian secara

khusus tercantum pada halaman 14.

1. Untuk mengetahui peningkatan skor yang signifikan antara skor pre-test dan

post-test kemampuan berpikir kritis pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran inkuiri.

2. Untuk mengetahui peningkatan skor yang signifikan antara skor pre-test dan

post-test keterampilan bermain pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran inkuiri.

3. Untuk mengetahui peningkatan skor yang signifikan antara skor pre-test dan

post-test kemampuan berpikir kritis pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

4. Untuk mengetahui peningkatan skor yang signifikan antara skor pre-test dan

post-test kemampuan bermain pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran

(33)

15

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Untuk mengetahui perbedaan skor berpikir kritis antara siswa yang belajar dengan

model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional.

6. Untuk mengetahui perbedaan skor keterampilan bermain antara siswa yang

belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran

konvensional.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini sangatlah penting untuk dilakukan agar pembelajaran penjas

memberikan kontribusi yang nyata terhadap perkembangan utuh siswa. Selanjutnya,

penelitian ini akan memberikan informasi kepada para praktisi olahraga maupun para

guru pendidikan jasmani mengenai dampak yang dihasilkan pada penerapan model

pembelajaran inkuiri, sehingga siap untuk menyongsong kurikulum 2013. Adapun

berikan manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut:

1. Teoretis

Penelitian ini membuktikan bahwa model pembelajaran inkuiri (Metzler,

2000) yang merupakan pembelajaran indirect-teaching mampu memberikan dampak

terhadap kemampuan berpikir kritis dan kemampuan bermain.

2. Praktis

Penelitian ini akan bermanfaat untuk membantu para praktisi pendidikan

jasmani maupun olahraga, untuk senantiasa menerapkan ilmu pedagogi olahraga

dalam penjas memberikan kontribusi nyata terhadap perkembangan kognitif,

psikomotor, dan afektif siswa. Manfaat lainnya yaitu membantu tercapainya

kurikulum 2013 sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

F. Struktur Organisasi Tesis

Pada bagian ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan

bagian dalam tesis. Berikut rinciannya :

(34)

16

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Latar belakang Penelitian

b. Identifikasi Masalah Penelitian

c. Rumusan Masalah Penelitian

d. Tujuan penelitian.

e. Manfaat Penelitian.

f. Struktur organisasi tesis.

2. Bab II terdiri dari :

a. Kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

3. Bab III, Metode Penelitian terdiri dari :

a. Lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian.

b. Metode dan Desain penelitian.

c. Definisi operasional.

d. Instrumen penelitian.

e. Teknik pengumpulan data.

f. Analisis data.

4. Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari :

a. Hasil Penelitian, Uji Hipotesis, dan Diskusi Hasil Penelitian

(35)

51

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, Sampling, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Laboratorium Percontohan UPI yang

berada di Bandung. Alasan mengambil lokasi penelitian ini adalah karena SMP

Laboratorium Percontohan UPI merupakan salah satu sekolah percontohan di Jawa

Barat yang ditujukan untuk pengembangan kualitas pengajaran melalui pendekatan,

gaya mengajar maupun model pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti memilih lokasi

penelitian di SMP Laboratorium Percontohan UPI.

2. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI

kelas VII yang berjumlah 125 orang siswa. Secara praktis, alasan pengambilan

populasi di kelas VII yang berjumlah 125 orang merupakan populasi terakses.

Menurut Maksum (2010, hlm. 257) memaparkan bahwa „Populasi terakses adalah

populasi yang dapat dikenali batas-batas atau jumlah unitnya dan bersifat nyata.‟

Maksum (2010, hlm. 257) juga memaparkan bahwa, „Dalam proses penyampelan,

sampel diambil dari populasi yang nyata. Oleh sebab itu, kevalidan berlakunya

kesimpulan hanya terkait dengan populasi yang nyata itu.‟. Alasan menjadikan

Sekolah percontohan Lab School sebagai populasi, dikarenakan sekolah ini

merupakan salah satu sekolah yang ditunjuk sebagai pelaksana kurikulum 2013 di

tahun ajaran 2013/2014, sehingga tepat digunakan untuk menjadikannya sebagai

populasi dalam penelitian ini.

Kemampuan berpikir kritis akan sangat cocok diterapkan pada tingkat sekolah

menengah pertama karena sesuai dengan karakteristik keterampilan kognitif yang

rata-rata berusia lebih dari 12 tahun. Piaget (Desmita: 2005, hlm. 195) menyatakan

(36)

52

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(formal operational thought), yakni suatu tahap perkembangan kognitif yang dimulai pada usia kira-kira 11 atau 12 tahun dan terus berlanjut sampai masa tenang atau

dewasa‟. Pada tahap ini siswa sudah mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks, dapat mengembangkan pengetahuan sendiri, dan dapat belajar dari

beberapa orang atau tujuan yang tersirat.

3. Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cluster random

sampling. Alasan menggunakan teknik cluster random sampling dalam pengambilan sampel adalah karena kondisi eksternal dan internal, menurut Maksum (2010, hlm.

276) memaparkan bahwa:

Kondisi eksternal adalah peraturan yang berlaku atau orang yang memiliki otoritas tidak menginjinkan. Adapun kondisi internal adalah apabila penyampelan dilakukan terhadap individu subjek maka suasana kealamiahan kelompok akan berubah, sedangkan suasana kealamiahan kelompok tersebut merupakan salah satu kajian dalam riset yang dilakukan.

Pembelajaran penjas yang dilaksanakan di SMP Laboratorium Percontohan UPI

sudah terjadwal, sehingga tidak memungkinkan untuk menambah jam pelajaran baru

diluar jadwal pembelajaran penjas karena beberapa faktor, salah satunya kesiapan

siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas di luar jadwal jam pembelajaran yang

sudah ada apabila dilakukan secara cluster random sampling, ini merupakan alasan

faktor eksternal pada penelitian ini. Sedangkan suasana kealamiahan yang ada pada

satu kelas yang akan dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat

suasana kealamiahan kelompok pada kelas yang tidak akan berubah, ini merupakan

alasan pada faktor internal dalam penelitian ini. Fraenkel et al (2012, hlm. 95)

menegaskan bahwa :

(37)

53

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maksum (2012:57) juga menjelaskan bahwa “Dalam cluster random sampling, yang dipilih bukan individu melainkan kelompok atau area yang kemudian disebut

cluster. Misalnya propinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan sebagainya. Bisa juga dalam bentuk kelas dan sekolah.

Langkah-langkah dalam menentukan sampel dengan teknik cluster random

sampling pada penelitian ini yaitu dengan cara mengundi dari ke lima kelas VII di SMP Laboratorium Percontohan UPI yang hasilnya akan diambil dua kelas. Alasan

diambil dua kelas karena masing-masing dari kelas itu akan diambil 1 sebagai

kelompok eksperimen dan 1 sebagai kelompok kontrol. Pengundian dilakukan dengan

cara mengacak ke lima nama kelas yang telah ditulis di secarik kertas dan digulung

agar tidak terlihat, kemudian diambil dua kelas untuk menentukan sampel. Dua kelas

yang terpilih selanjutnya akan diambil secara acak kembali untuk menentukan mana

yang menjadi sampel eksperimen dan kontrol.

4. Sampel Penelitian

Penentuan jumlah sampel berdasarkan pendapat Fraenkel dan Wallen (1993)

dalam Maksum (2012, hlm. 62) bahwa “Tidak ada ukuran yang pasti berapa jumlah

sampel yang representatif itu”. Meskipun demikian mereka merekomendasikan

sejumlah petunjuk sebagai berikut :

Tabel 3.1

Jumlah Sampel Representatif (Fraenkel dan Wallen, 2002)

Jenis Penelitian Minimal Jumlah Sampel Deskriptif/Survei

Korelasional

Eksperimen/kausal-komparatif

100 Subjek

50 Subjek

30 subjek atau 15 subjek dengan kontrol

yang sangat ketat

(38)

54

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pendapat di atas, maka jumlah sampel pada masing-masing kelompok

sangat representatif, karena jumlah siswa setiap kelasnya rata-rata 30 orang.

Berdasarkan hasil pengundian sampel secara cluster random sampling, maka terdapat

dua kelas yang terpilih menjadi sampel pada penelitian ini. Kelas yang menjadi

kelompok eksperimen ialah kelas VII D yang terdiri dari 24 siswa dan kelas VII B

menjadi kelompok kontrol yang terdiri dari 22 siswa. Sehingga jumlah sampel

keseluruhan pada penelitian ini sebanyak 46 siswa kelas VII.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan untuk mencari jawaban terhadap pengaruh model

pembelajaran inkuiri terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan

keterampilan bermain menggunakan metode eksperimen. Desain yang digunakan pada

penelitian ini yaitu Randomize Pretest-Posttest Control Group Design menurut

Fraenkel et al (2012, hlm. 272). Pada desain ini kelompok treatment diberikan

perlakuan berupa model pembelajaran inkuiri, sedangkan kelompok kontrol tidak

diberikan perlakuan oleh peneliti. Adapun gambaran mengenai desain tersebut dapat

dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1

The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design

(Sumber: Fraenkel et al. (2012). How to Design and Evaluate Research in Education. New York : McGraw Hill)

Keterangan : R = Random (Penentuan secara acak menggunakan teknik cluster

random sampling)

O = Observasi atau pengukuran

X = Eksperimen (Model Pembelajaran Inkuiri)

(39)

55

Mesa Rahmi Stephani, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alasan mengambil metode eksperimen dengan desain Randomize Pretest-Posttest

Control Group Design adalah peneliti ingin melihat sejauh mana hasil perlakuan dari kedua jenis perlakuan yaitu model pembelajaran inkuiri pada kelompok eksperimen

terhadap pengembangan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan bermain. Model

pembelajaran konvensional yang digunakan pada kelompok control ialah direct

teaching. Penelitian ini akan melihat sebab akibat yang terjadi antar setiap

variabelnya, seperti yang dikemukakan oleh Fraenkel (2012) dalam Maksum (2012,

hlm. 276) bahwa:

Dalam sebuah penelitian eksperimental, para peneliti menyelidiki pengaruh dari setidaknya satu variabel bebas terhadap satu atau lebih variabel terikat... Eksperimen formal didasari oleh dua kondisi yaitu; (1) Setidaknya ada dua kondisi atau lebih atau ada dua metode yang akan dibandingkan sebagai kondisi perlakuan (variabel bebas). (2) variabel bebas dimanipulasi oleh peneliti. Perubahan direncanakan secara sengaja dimanipulasi untuk mempelajari efeknya pada satu atau lebih hasil (variabel terikat).

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari bulan April hingga Mei 2014

dengan rincian 1 pertemuan untuk pengambilan data pre-test, 4 kali pertemuan yang

dilaksanakan setiap 1 kali seminggu, data post-test diambil pada pertemuan ke-4, pada

pertemuan 6 atau perlakuan ke-5 untuk pengambilan data retensi. Berikut adalah

langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian eksperimen menggunakan metode

pembelajaran inkuiri dan konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis dan

kemampuan bermain dengan alur penelitian sebagai berikut:

1. Pre Test

Pre test dilakukan sebelum perlakuan diberikan yaitu pembelajaran penjas dengan

menggunakan model pembelajaran inkuiri dan konvensional pada materi permainan

bolabasket. Pre test dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan berpikir kritis

dan keterampilan bermain yang telah dimiliki oleh siswa pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Untuk mendapatkan data kemampuan berpikir kritis siswa

yang telah menjadi anggota kelompok eksperimen dan kontrol diberikan soal tes tulis

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Representatif (Fraenkel dan Wallen, 2002)
Tabel 3.3 Definisi Konseptual Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Para Ahli
Tabel 3.4 Kisi-kisi/ Matrik Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis
Tabel 3.5 Games Performance Assessment Instrument
+2

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Iknuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Di SMPN 1 Lembang.. Universitas

Model pembelajaran inkuiri laboratorium lebih unggul dalam mengembangkan keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan proses sains dari pada model pembelajaran

Selanjutnya data ditabulasikan ke dalam exel, lalu dilakukan uji normalitas data, dilanjutkan uji perbedaan skor rata-rata pre-test dan post-test kelompok eksperimen,

175 Dilihat dari gambar 1 nilai pre test dan post test dari setiap siswa terdapat peningkatan, dengan perhitungan menggunakan rumus 1 dihasilkan rata-rata pada

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen bentuk Pre- test Post-test Design yaitu sebuah eksperimen yang dalam pelaksanaannya hanya melibatkan satu kelas

PENGARUH MODEL TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA.. Universitas Pendidikan Indonesia | respository.upi.edu

Penelitian ini membuktikan bahwa (1) tidak terdapat peningkatan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test kemampuan berpikir kritis pada kelompok yang menggunakan

Hasil penelitian di Sekolah Dasar Negeri 55 Pontianak nilai pre-test dan post-test diperoleh dari skor keterampilan menulis deskripsi di kelas eksperimen yang