Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Olahraga
Mesa Rahmi Stephani
1201576
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Mesa Rahmi Stephani Nim : 1201576
Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Keterampilan Bermain Bolabasket
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I
Prof. Dr. H. Adang Suherman, MA NIP. 19630618198831002
Pembimbing II
Dr. R Boyke Mulyana, M.Pd NIP. 196210231989031001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Mesa Rahmi Stephani
Abstrak .
Kemampuan berpikir kritis sangatlah penting untuk dimiliki oleh setiap individu agar apa yang diyakini atau dilakukan merupakan hasil dari pertimbangan yang matang, sehingga individu mampu menjadi problem solver. Keterampilan bermain penting untuk dimiliki oleh siswa, agar siswa senantiasa gemar melakukan aktifitas olahraga, terutama pada olahraga permainan. Usia siswa SMP yang memasuki tahap operasional formal, ialah masa perkembangan yang sangat krusial agar mampu berpikir ke tahap yang lebih kompleks dimasa mendatang. Pembelajaran di sekolah harus mampu mengoptimalkan fungsi otak peserta didik. Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2045, sehingga saat ini pemerintah menyempurnakan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 untuk menjawab tantangan tersebut. Kurikulum 2013 merekomendasikan pembelajaran di sekolah untuk berpusat kepada siswa atau pengajaran tidak langsung (indirect-teaching), agar siswa mampu berkembang secara holistik. Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang menerapkan pola pembelajaran indirect-teaching yang didalamnya keterlibatan siswa pada proses pembelajaran lebih besar. Sehingga diharapkan membantu pencapaian kurikulum 2013. Penelitian dilaksanakan di SMP Laboratorium Percontohan UPI. Dengan mengambil populasi kelas VII, teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling. Metode penelitian yang digunakan untuk mengungkap permasalahan tersebut, menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan randomize pretest-posttest control group design. Instrument yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis yaitu dengan tes kemampuan berpikir kritis, sedangkan GPAI untuk mengukur keterampilan bermain. Teknik analisis data menggunakan uji-t dan Manova. Hasil penelitian secara umum yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis dan keterampilan bermain bolabasket.
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan tidak lupa
kita panjatkan shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjunan kita nabi besar
Muhammad SAW, karena atas perantaranya kita senantiasa berada dalam agama dan
keyakinan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Penulis sangat bersyukur mampu menyelesaikan Tesis ini walaupun dalam proses
pengerjaannya penulis menemukan berbagai macam ujian dan cobaan yang begitu rumit.
Namun atas kesabaran dan bantuan semua pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
tugas dan kewajiban penulis sebagai seorang mahasiswa. Penyusunan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Bermain Bolabasket”, diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi Pendidikan Olahraga di Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia.
Penulis menyadari pula bahwa penyusunan tesis ini masih belum sempurna,
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga tesis ini dapat memberikan
manfaaat bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan olahraga, terutama bagi kemajuan
pendidikan.
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UCAPAN TERIMA KASIH
Bismillahirrahmaanirrohiim,
Alhamdulillahirobbil „alamin, penulis panjatkan syukur kehadirat Allah SWT
sehingga penulis diberi kemapuan untuk menyelesaikan tesis ini. Semoga tesis ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak terlepas dari bantuan semua
pihak yang telah memberikan dukungan serta bantuan moril maupun materil, yang
diberikan secara langsung maupun tidak langsung. Maka, melalui kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus dan ikhlas terutama kepada:
1. Rektor Universitas Pedidikan Indonesia, Bapak Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata M.Pd,
bersama dengan para pembantu rektor yang telah memberi kesempatan studi.
2. Bapak Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Olahraga sekaligus sebagai Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta
waktunya sehingga penulis mampu menyelesaikan studi Magister tepat waktu.
3. Bapak. Dr. R Boyke Mulyana, M. Pd, selaku pembimbing II, yang dengan tulus dan
ikhlas telah banyak meluangkan waktu untuk menerima penulis untuk berkonsultasi,
memeberikan saran, masukan, dan arahan sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
4. Bapak. Dr. Kardjono, M.Sc, selaku Pembimbing akademik, yang telah memberikan
bimbingan serta waktunya sehingga penulis dapat menjalani perkuliahan dengan baik.
5. Seluruh Dosen POR S2 UPI yang telah membimbing dan memberikan ilmunya secara
ikhlas kepada penulis.
6. Seluruh staf dan karyawan Pascasarjana UPI yang telah membantu penulis selama
masa perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini.
7. Ucapan terima kasih yang utama, penulis sampaikan kepada Bapa dan Mamah yang
selalu memberikan semangat dan doanya sehingga penulis mampu menjalani
perkuliahan dengan lancar dengan hasil yang terbaik.
8. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Robert Harlan atas dukungan
secara moril maupun materiil, sehingga penulis mampu menyelesaikan studi Magister
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Papih Ade Rahman dan Mamih Nani
Fathonah atas pengorbanan waktu, tenaga, serta dukungan do‟anya, sehingga penulis
bisa menjalani perkuliahan dengan baik.
10.Suamiku tercinta Gano Sumarno, M.Pd yang selalu memotivasi, dan selalu menjadi
sahabat dalam bertukar fikiran dan pendapat.
11.Anakku Faathir Al-Mulki Fajri sebagai sumber inspirasi dan penyemangat dalam
hidup penulis.
12.Kakakku Ratni Mulyawati, adikku Rachmat Subagia, Herman Yuliet, Pusti Mustika,
S.Pd, keponakanku Nazwatul Mahbubah Nurawwalin Muhafidin.
13.Kepada sahabatku Gita Febria Friskawati, M.Pd yang selalu sabar dalam membimbing
penulis selama ini juga di perkuliahan maupun penelitian.
14.Kepada sahabatku lainnya Gustia Hidayatiningsih, S.Pd serta Putri Nurlaela Hasan,
S.Pd yang mendoakan dan memberikan semangat bagi penulis.
15.Kepada Teh Hilda Ilmawati, yang senantiasa menjadi rekan dalamm berdiskusi.
16.Kepada Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Al-Inayah Drs. H. Ridwan Syihabudin,
M.Pd, serta rekan kerja, Ibu Hidayati, S.Pd; Ibu Ema Mahmudiah, S.Pd; Ibu Engkan
Maskanah; Bu Risti Handayani, S.S; Pa Jenal Aripin, S.Pd; Pa Usman Supriatna, S.Pd;
Pa Endang Rustana, S.Pd; dan rekan guru lainnya yang tidak bisa penulis cantumkan
satu persatu, serta Staf TU yang tidak hanya sebagai rekan kerja, juga memberikan
penulis wawasan yang luas.
17.Erik Faisal, S.Pd; Primayatna Ibrahim, S.Pd; dan Andri Kamnuron, S.Pd yang telah
membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan studi.
18.Serta semua pihak yang telah membantu kelancaran studi penulis yang tidak bisa
dicantumkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulis dalam menyelesaikan tesis ini tidak
akan bisa selesai tanpa bantuan do‟a serta dukungan dari para dosen, staf, keluarga,
sahabat dan teman yang tidak hentinya mendorong penulis menyelesaikan studi ini.
Semoga tesis ini menjadi titik tolak bagi penulis untuk mampu menggapai karir dan
kesuksesan yang lebih baik di masa depan. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bandung, Juli 2014
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI F. Struktur Organisasi Tesis………...
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS……….. A. Konsep Kemampuan Berpikir Kritis….……….. B. Keterampilan Bermain …………..………. C. Model Pembelajaran Inkuiri……… D. Hasil Penelitian Terkait Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
terhadap Berpikir Kritis dan Keterampilan Bermain………
E. Kerangka Pikir……….
F. Hipotesis………..
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN….……… A. Hasil Penelitian………..………….. B. Pengujian Persyaratan Analisis………. C. Uji Hipotesis………. D. Diskusi Hasil Penelitian………
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……… A. Kesimpulan……….….
B. Rekomendasi………..…….
DAFTAR PUSTAKA……… LAMPIRAN………..
71 71 73 76 84
102 102 102
104 108
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 2.2
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis………... Gambaran Teori pada Tingkatan Belajar Gerak dan Hubungan
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.3 Dimensi Keterampilan Diskrit, Serial, dan Kontinu……….. Keuntungan dan Kerugian Direct dan Indirect Teaching………. Jumlah Sampel Representatif………. Program Pelaksanaan Penelitian………..…………. Kisi-kisi/Matrik Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis……….
Games Performance Assessment Instrument (GPAI)……….. Klasifikasi Indeks Daya Beda Butir Soal……… Nilai Rata-rata Skor Kemampuan Berpikir Kritis……… Nilai Rata-rata Skor Keterampilan Bermain……… Uji Normalitas Skor Pre-test dan Post-test Kemampuan Berpikir Kritis……….
Uji Normalitas Skor Pre-test dan Post-test Keterampilan Bermain….. Uji Homogenitas Matrik Kovarian…..……….… Uji Hipotesis Pengaruh Inkuiri terhadap Skor Pretest dan posttest Kemampuan Berpikir Kritis………...
Uji Hipotesis Pengaruh Inkuiri terhadap Pre-test dan Post-test Keterampilan Bermain………... Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Model Pembelajaran Konvensional (Direct) terhadap Peningkatan Skor Pre-test dan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis………..,………. Uji Hipotesisi pengaruh Model Pembelajaran Konvensional (Direct) terhadap Peningkatan Skor Pre-test dan Post-test Keterampilan Bermain………. Hasil Uji Manova……….………. Hasil Uji Manova secara Terpisah……….
DAFTAR GAMBAR
The Process of Deciding What to Believe or Do……… Pendekatan Pemrosesan Informasi Sederhana pada Penampilan Manusia………..……….. Pengembangan Lebih Lanjut Model Pemrosesan Informasi……..……
Halaman 17
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.4 Elements of The Closed-loop Control System are Integrated with The Stages of Processing……...………. The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design……..………. Rumus Pearson Product Moments (PPM)…….……… Rumus Kuder Richardson (KR-21)……….………. Rumus Indeks Daya Beda Butir Soal……….……….. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis………..……… Hasil Tes Keterampilan Bermain……….. Pengembangan Lebih Lanjut Model Pemrosesan Informasi………….
30
Skenario Model Pembelajaran Inkuiri Skenario Model Pembelajaran Konvensional Data Hasil Penelitian Keseluruhan
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Format dan Pengolahan Data Manova
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Mesa Rahmi Stephani
Abstrak .
Kemampuan berpikir kritis sangatlah penting untuk dimiliki oleh setiap individu agar apa yang diyakini atau dilakukan merupakan hasil dari pertimbangan yang matang, sehingga individu mampu menjadi problem solver. Keterampilan bermain penting untuk dimiliki oleh siswa, agar siswa senantiasa gemar melakukan aktifitas olahraga, terutama pada olahraga permainan. Usia siswa SMP yang memasuki tahap operasional formal, ialah masa perkembangan yang sangat krusial agar mampu berpikir ke tahap yang lebih kompleks dimasa mendatang. Pembelajaran di sekolah harus mampu mengoptimalkan fungsi otak peserta didik. Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2045, sehingga saat ini pemerintah menyempurnakan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 untuk menjawab tantangan tersebut. Kurikulum 2013 merekomendasikan pembelajaran di sekolah untuk berpusat kepada siswa atau pengajaran tidak langsung (indirect-teaching), agar siswa mampu berkembang secara holistik. Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang menerapkan pola pembelajaran indirect-teaching yang didalamnya keterlibatan siswa pada proses pembelajaran lebih besar. Sehingga diharapkan membantu pencapaian kurikulum 2013. Penelitian dilaksanakan di SMP Laboratorium Percontohan UPI. Dengan mengambil populasi kelas VII, teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling. Metode penelitian yang digunakan untuk mengungkap permasalahan tersebut, menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan randomize pretest-posttest control group design. Instrument yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis yaitu dengan tes kemampuan berpikir kritis, sedangkan GPAI untuk mengukur keterampilan bermain. Teknik analisis data menggunakan uji-t dan Manova. Hasil penelitian secara umum yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis dan keterampilan bermain bolabasket.
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI F. Struktur Organisasi Tesis………...
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS……….. A. Konsep Kemampuan Berpikir Kritis….……….. B. Keterampilan Bermain …………..………. C. Model Pembelajaran Inkuiri……… D. Hasil Penelitian Terkait Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
terhadap Berpikir Kritis dan Keterampilan Bermain………
E. Kerangka Pikir……….
F. Hipotesis………..
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H. Analisis Data………
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN….……… A. Hasil Penelitian………..………….. B. Pengujian Persyaratan Analisis………. C. Uji Hipotesis………. D. Diskusi Hasil Penelitian………
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……… A. Kesimpulan……….….
B. Rekomendasi………..…….
DAFTAR PUSTAKA……… LAMPIRAN………..
70
71 71 73 76 84
102 102 102
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL Gambaran Teori pada Tingkatan Belajar Gerak dan Hubungan Karakteristik Penampilan Motorik………. Dimensi Keterampilan Diskrit, Serial, dan Kontinu……….. Keuntungan dan Kerugian Direct dan Indirect Teaching………. Jumlah Sampel Representatif………. Program Pelaksanaan Penelitian………..…………. Kisi-kisi/Matrik Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis……….
Games Performance Assessment Instrument (GPAI)……….. Klasifikasi Indeks Daya Beda Butir Soal……… Nilai Rata-rata Skor Kemampuan Berpikir Kritis……… Nilai Rata-rata Skor Keterampilan Bermain……… Uji Normalitas Skor Pre-test dan Post-test Kemampuan Berpikir Kritis……….
Uji Normalitas Skor Pre-test dan Post-test Keterampilan Bermain….. Uji Homogenitas Matrik Kovarian…..……….… Uji Hipotesis Pengaruh Inkuiri terhadap Skor Pretest dan posttest Kemampuan Berpikir Kritis………...
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
The Process of Deciding What to Believe or Do……… Pendekatan Pemrosesan Informasi Sederhana pada Penampilan Manusia………..……….. Pengembangan Lebih Lanjut Model Pemrosesan Informasi……..…… Pemrosesan Informasi dalam Memori…………..……….……… Sisa Perhatian untuk Tugas Kedua Berkurang Ketika Tugas Utama Lebih Kompleks………..………..……….. Tiga Komponen pada Memori Manusia……..………. An Expanded Conseptual Model of Human Performance. The Elements of The Closed-loop Control System are Integrated with The Stages of Processing……...………. The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design……..………. Rumus Pearson Product Moments (PPM)…….……… Rumus Kuder Richardson (KR-21)……….………. Rumus Indeks Daya Beda Butir Soal……….……….. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis………..……… Hasil Tes Keterampilan Bermain……….. Pengembangan Lebih Lanjut Model Pemrosesan Informasi………….
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 2 3 4 5 6
Instrumen Penelitian
Skenario Model Pembelajaran Inkuiri Skenario Model Pembelajaran Konvensional Data Hasil Penelitian Keseluruhan
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Format dan Pengolahan Data Manova
1
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan satu-satunya cara untuk membangun suatu peradaban.
Suatu Negara akan maju apabila dimulai dengan membangun sebuah sistem
pendidikan yang disesuaikan dengan tuntutan zaman. Pendidikan seyogyanya
disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan masyarakat untuk bisa menjadi manusia
yang mandiri. Hal di atas diperkuat oleh pernyataan Idi (2011, hlm. 60) bahwa “Antara pendidikan dan perkembangan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kemajuan suatu masyarakat dan suatu bangsa sangat ditentukan oleh
pembangunan sektor pendidikan dalam penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang sesuai dengan perkembangan zaman.” Sistem Pendidikan Nasional diatur
dinyatakan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003 (t.n. Dikti, 2009) Pasal 3
menyebutkan:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
Terkait dengan visi, misi, dan strategi pendidikan nasional yang telah
dikemukakan di atas, merupakan landasan yang sangat penting akan pelaksanaan
pendidikan di sekolah. Idi (2011, hlm.164) menegaskan bahwa:
2
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
harus ada pendidikan yang memberikan keteladanan dan mampu membangun kemauan serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik
Perlu ditekankan bahwa harapan penyelenggaraan pendidikan akan berdampak
positif terhadap budaya dan perilaku peserta didik sepanjang hayat. Pendidikan
jasmani (penjas) sebagai mata pelajaran yang menggunakan aktifitas fisik atau
olahraga sebagai alat pencapaian tujuan pendidikan. Harapan dari penyelenggaraan
penjas di sekolah salah satunya yaitu berkontribusi tehadap pengembangan potensi
siswa melalui keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik sehingga
keterampilan yang dimiliki membawa kepada kesejahteraan hidupnya kelak. Proses
pembelajaran penjas lebih mengutamakan pada elaborasi hubungan kuat antara sisi
sosial-emosional, kognitif reflektif, gerak keterampilan siswa, dan sisi psikologis
siswa. Pangrazi dan Daeur (1995, hlm. 84) memaparkan bahwa:
Physical education is a part of the general educational programs that contributes, primarily through movement experiences, to the total growth and development all of children. Physical education is defined as education of and through movement, and must be cunducted in a manner that merits this meaning.
Pembelajaran penjas haruslah memuat nuansa pendidikan yang utuh dalam
pengembangan aspek jasmani, rohani, dan sosial. Pendidikan melalui aktifitas
jasmani diharapkan memberikan pengalaman belajar yang nyata terhadap siswa.
Seperti yang diungkapkan oleh Yildirim (2003, hlm. 3) bahwa
3
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Maksud ungkapan di atas ialah bahwa hal yang paling pokok pada kelas
pendidikan jasmani ialah untuk memberikan kesempatan kepada semua anak untuk
berpartisipasi dan menikmati manfaat olahraga untuk sepanjang hayat. Membangun
kualitas program penjas untuk tujuan dalam mengembangkan keterampilan fisik,
memberikan kesempatan kepada siswa agar nyaman berpartisipasi dalam aktifitas
olahraga. Hal ini diharapkan bahwa siswa akan bergabung pada aktifitas fisik di
kehidupan berikutnya. Senada dengan yang diungkapkan Suherman (2012, hlm. 3)
bahwa :
Pengalaman belajar pendidikan jasmani yang diperoleh siswa di sekolah pada dasarnya merupakan proses penanaman nilai-nilai edukasi melalui aktivitas fisik dan olahraga yang disediakan oleh gurunya, yang pada akhirnya kebiasaan baik tersebut dapat dipraktekkan oleh siswa pada kehidupan sehari-hari siswa di masyarakat dalam sepanjang hidupnya
Graham (1987) dalam Yildirim (2003, hlm. 1) menambahkan pula peran
pendidikan jasmani sebagai berikut:
The crucial role of PE is to develop the skill learning, health related physical fitness, physical competence, and cognitive understanding about physical activity that makes students accept health and physically active life styles. To profit the benefits of physical activity, students should learn the physical skills and they should join the class activities joyfully.
Pendidikan jasmani memiliki peran untuk mengembangkan pembelajaran
keterampilan, kesehatan yang berhubungan dengan kebugaran, kompetensi fisik, dan
kognitif untuk memahami mengenai aktifitas fisik yang akan membuat siswa
mendapat kesehatan dan gaya hidup aktif. Untuk mendapatkan manfaat pada aktifitas
jasmani, siswa sebaiknya belajar keterampilan fisik dan mereka sebaiknya ikut serta
dalam kegiatan belajar dengan penuh kegembiraan.
Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang sangat penting untuk
4
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
disampaikan menggunakan olahraga sebagai alat pencapaian tujuan pembelajaran.
Melalui pembelajaran jasmani, diharapkan siswa akan memiliki keterampilan dan
kecakapan hidup sebagai bekal menghadapi dunia kerja dan menjalani profesi
masing-masing. Sesuai yang tertera pada Permendikbud Tahun 2013 mengenai
standar lulusan SMP diharapkan memiliki tiga kualifikasi seperti yang tercantum di
bawah ini:
Aspek Perilaku : Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Pada aspek pengetahuan : Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Aspek keterampilan : Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
Siswa akan memiliki ketiga standar lulusan di atas apabila praktik pembelajaran
penjas di sekolah dilaksanakan secara ilmiah dengan tidak mengenyampingkan
penerapan ilmu pedagogi. Suherman (2009, hlm. 9) menegaskan bahwa:
Anak-anak yang kita ajar sekarang tidak akan menjadi dewasa
sekarang…program pendidikan jasmani yang ada sekarang berusaha
memperkenalkan anak didik pada dunia yang ada sekarang dan juga sekaligus mempersiapkan anak didik untuk hidup dalam dunia yang belum pasti di masa yang akan datang. Dengan kata lain program tersebut berusaha membantu siswa belajar bagaimana belajar (learning how to learn) dan membantu siswa menyenangi proses discovery dan explorasi tantangan-tantangan baru dan berbeda dalam domain fisik.
Praktik pembelajaran yang dilakukan di sekolah, terutama pembelajaran penjas,
haruslah mengacu kepada ketentuan kurikulum Nasional. Kurikulum menjadi acuan
para guru untuk menentukan tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, dan bahan ajar,
5
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berlaku. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Berdasarkan pengertian penjas di atas yang merupakan pendidikan melalui dan
tentang aktivitas fisik atau dalam bahasa aslinya adalah ”Physical education is
education of and through movement” (Suherman: 2009, hlm. 5). Maka, kurikulum pendidikan jasmani tingkat SMP di Indonesia terdiri dari tujuh bahan kajian yaitu
aktivitas permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas uji diri/senam,
aktivitas ritmik, aktivitas air/aquatik, aktivitas luar kelas, dan kesehatan. Lebih lanjut
lagi, Rink (1993, hlm. 45) menegaskan apabila program pendidikan jasmani
benar-benar merupakan program pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan maka, “The
relationship between curriculum and instruction must be clearly defined and program must be oriented toward sated goals”. Adanya hubungan antara dua komponen penting pendidikan yaitu kurikulum dan guru merupakan salah satu kunci dari
keberhasilan program pendidikan jasmani.
Praktik pembelajaran penjas yang ada di sekolah tentu saja harus sesuai
dengan Kurikulum Nasional. Pencapaian keberhasilan kurikulum tidak terlepas dari
peran seorang guru. Suherman (2009, hlm. 57) mengemukakan bahwa “Guru sangat
memegang peranan penting dalam menciptakan suasana belajar anak didik yang menunjang terhadap pencapaian tujuan belajarnya”. Guru ibarat seorang pengemudi mobil yang memegang kendali ke arah mana mobil itu akan bergerak dan seberapa
cepat mobil itu sampai ke tempat yang dituju. Perubahan kurikulum dilandasi oleh
adanya tuntutan jaman yang berbeda pula. Kurikulum 2013 dalam Permendikbud
Tahun 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
6
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; 2) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya); 3) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); 4) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains); 5) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim); 6) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; 7) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; 8) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan 9) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
Penjas seharusnya mampu berkontribusi langsung terhadap pengembangan
ketiga aspek utuh pada setiap individu karena praktik pengajaran penjas masih
bersifat langsung (direct teaching). Pengajaran langsung tidak mengoptimalkan
fungsi otak, dan hal tersebut dikhawatirkan akan berdampak pula pada penurunan
fungsi otak, padahal usia siswa SMP kelas VII sangatlah krusial bagi proses
pembelajaran yang semakin kompleks pada masa yang akan datang, karena pada usia
SMP yang rata-rata berada pada usia 11-12 tahun yang pada tahap ini anak sudah
memasuki tahap operasional formal. Pada tahap ini, siswa sudah mampu berpikir
secara abstrak, namun apabila proses pembelajaran masih menggunakan pola
pengajaran langsung, maka siswa tidak akan berkembang secara optimal.
Goldman-Rakic (1996) dalam Santrock (2010, hlm 44) mengemukakan bahwa:
7
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siswa sebagai peserta didik merupakan cikal bakal pemimpin bagi bangsa ini.
Mereka harus mampu menyadari bahwa hidup ini tidak terlepas dari sebuah masalah
dan segala permasalahan harus diselesaikan. Pengalaman belajar sangatlah penting
dalam sebuah proses pendidikan. Pembelajaran sebaiknya disajikan dalam suasana
yang menyenangkan dan memberikan manfaat bagi masa depan peserta didik. Pola
pengajaran langsung (direct-teaching) cenderung tidak memberikan suasana yang
menyenangkan dan kesempatan bagi siswa untuk mengungkapkan ide serta
gagasannya, karena siswa dianggap sebagai individu yang tidak memiliki
pengetahuan, sehingga guru dianggap sebagai individu yang tahu segalanya, dan
apabila siswa memiliki pendapat yang berbeda dengan guru dianggap salah. Contoh
nyata dari pembelajaran bolabasket secara langsung yaitu pada saat pembelajaran
mengoper bola (passing), materi diberikan dengan cara guru memperagakan teknik
passing dan menerangkan secara langsung hal apa saja yang harus diperhatikan untuk melakukan teknik passing dengan baik dan benar. Mulai dari posisi kaki, sikap
badan, posisi lengan, posisi tangan pada saat memegang bola, dan pandangan harus
lurus ke depan, ke arah yang akan dituju, dan posisi lengan pada saat melempar bola
dan setelah bola itu lepas dari tangan, hingga bentuk jari-jari tangan setelah bola itu
lepas. Pembelajaran langsung tersebut memberikan siswa pengetahuan tentang
passing yang benar, kemudian siswa mengetahui bahwa melakukan teknik passing bolabasket haruslah seperti yang diperagakan oleh gurunya tanpa mereka mencari
tahu kenapa gerakan passing harus dilakukan seperti itu. Pembelajaran siswa baru
pada tingkat mengetahui, seharusnya pada proses pembelajaran mampu membawa
siswa ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi dari sebelumnya, bahkan pada tingkat
pemikiran yang tertinggi yaitu pada tahap berpikir kritis.
Pendekatan mengajar yang telah dikemukakan di atas disebut pula pola
8
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
The teacher tells and demonstrates try to do it the way they were told to do it. This type of instruction approaches the learning process rather directly. It is sometimes called direct instruction, and direct instruction can help people to learn motor skills
Pola pengajaran di atas dapat membantu peserta didik dalam mempelajari
keterampilan gerak. Namun, tujuan pembelajaran penjas menginginkan lebih dari
sekedar siswa mampu bergerak, juga mampu belajar melalui gerak. Melalui gerak,
siswa dibawa ke dalam proses pemecahan masalah gerak. Masalah gerak dapat
berupa bagaimana siswa melakukan gerak dengan benar, dan gerak apa yang harus
dilakukan. Sehingga, pembelajaran penjas bukan hanya mengajarkan gerakan passing
yang efektif, juga siswa mampu memutuskan kapan teknik passing tersebut
digunakan pada situasi bermain.
Kemampuan berpikir kritis sangatlah penting untuk dimiliki oleh setiap individu,
sehingga di dalam proses pendidikan haruslah membawa siswa ke dalam situasi
pembelajaran yang membiasakan siswa untuk berpikir kritis, atau dengan kata lain
situasi learning how to learn. McBride dkk (1990, hlm. 201) mengemukakan bahwa:
Germane to relevance of developing critical thinking skills is the generally accepted notion that physical education is not limited to its contribution to fitness and development of fundamental movement and motor skills. While physical education does present unique contributions to human development, it also strives to enhance cognitive and affective behaviors.
McBride dkk (1990, hlm. 201) mengungkapkan kesesuaian erat pada
mengembangkan keterampilan berpikir kritis adalah berlaku umum gagasan bahwa
kontribusi pendidikan jasmani tidak terbatas terhadap kebugaran dan perkembangan
gerakan dasar dan keterampilan motorik. Selain itu, pendidikan jasmani memberikan
kontribusi yang unik untuk perkembangan manusia, juga berupaya untuk
meningkatkan perilaku kognitif dan afektif. Ennis (1985, hlm 45) mengemukakan
9
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
deciding what to believe or do”. Lebih lanjut lagi, berpikir kritis menurut Beyer (1987) dalam McBride dkk (1990, hlm 201) “Critical thinking as an avaluate skills
which allows an individual to assess information in order to make a judgement on its validity, worth, or accuracy”.
McBride dkk (1990, hlm. 201) mengungkapkan bahwa “When learners are
placed in game situations that occur in open environtment, that is, when conditions
are constantly changing, players are required to generated cognitive strategies quickly. Racquetball, basketball, and soccer represent but a few ample of this phenomenon”. Olahraga permainan sangatlah efektif bagi pembelajaran penjas, terutama dalam membangun keterampilan sosial. Keunggulan lainnya dari olahraga
permainan ialah sangat digemari oleh siswa. Bagi efektifitas belajar penjas, olahraga
permainan mampu melibatkan banyak siswa, dalam satu waktu yang bersamaan siswa
mendapatkan pengalaman belajar, sehingga memudahkan guru dalam menyampaikan
materi dan waktu tunggu siswa untuk bermain secara bergantian relatif sedikit.
Olahraga bolabasket sangat digemari kalangan remaja, karena olahraga bolabasket
cenderung mudah dimainkan.
Kondisi pola pengajaran langsung (direct teaching) yang tidak memberikan
kesempatan belajar bagi siswa mengakibatkan tidak optimalnya fungsi penjas sebagai
media pendidikan dalam rangka pengembangan pribadi seutuhnya. Pembelajaran
penjas seharusnya memberikan sebuah pembelajaran yang bermakna dan merangsang
siswa untuk berfikir kritis, mampu memecahkan masalah yang kemudian siswa pun
diharapkan mampu menangkap makna dari aktifitas yang dilakukan dalam
pembelajaran penjas.
Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang menerapkan
pola pembelajaran indirect teaching. Pada model pembelajaran inkuiri, guru memulai
pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, kemudian guru membimbing siswa ke
dalam situasi pengamatan atau penyelidikan. Metzler (1999, hlm. 314)
10
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
The inquiry model is strongly based in the cognitive domain, even for physical education instruction. Students are prompted into some level of thinking by the problem given to them by the teacher, solve the problem cognitively and then fashion a movement answer’.
Pada permainan bolabasket yang menggunakan model pembelajaran inkuiri,
siswa dihadapkan pada situasi lingkungan yang menuntutnya untuk menemukan
solusi terbaik dalam menyelesaikan permainan bolabasket. Penampilan bermain siswa
yang ditunjukkan merupakan hasil dari proses berpikir mereka, bukan berasal dari
apa yang diberitahu oleh guru. Sehingga peran guru pada proses pembelajaran
sebagai fasilitator yang menyajikan permasalahan gerak maupun permasalahan
permainan, kemudian siswa memiliki peran penting dalam suatu proses pemecahan
masalahan. Melalui proses pembelajaran ini, siswa diberikan kesempatan belajar yang
mampu mengoptimalkan fungsi otaknya. Kazempour (2013) mengungkapkan hasil
penelitiannya yang berjudul The effects of inquiry-based teaching on critical thinking
of students. Hasilnya bahwa “Generally inquiry-based teaching has effects on students critical thinking. However inquiry based teaching influence student’s judgements and recognition in this group, but it didn’t have much effect on student’s deducting skills”.
Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran berbasis science Hal ini tentu
merupakan sebuah tantangan bagi para guru penjas, yang mana penerapan
pembelajarannya menggunakan olahraga sebagai alat pencapaian tujuan pembelajaran
yang harus berbasis science. Keberhasilan pendidikan akan bergantung terhadap
implementasi kurikulum yang ditetapkan oleh sebuah Negara. Priya (2011, hlm. 15)
memberikan sebuah informasi keterlaksanaan kurikulum di Asia sebesar 33% dan
yang tidak terimplementasi 67%. Bisa kita lihat bahwa persentase keterlaksanaan
Kurikulum di Asia masih rendah Data tersebut memberikan informasi kepada kita
11
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
di Negara Erop kurikulum telah terimplementasi 80%, Amerika Utara implementasi
kurikulum sebesar 72 %. Dapat kita lihat bahwa keterlaksanaan kurikulum akan
memberikan dampak terhadap sumber daya manusia yang merupakan hasil dari
penyelenggaraan pendidikan.
Terkait permasalahan yang terjadi mengenai penerapan Kurikulum 2013 yang
berbasis science menghimbau dan menganjurkan penerapan indirect teaching seperti
discovery learning, inquiry learning, project base learning yang mana pengajaran tersebut lebih berpusat pada siswa student-centered. Perlu adanya penelitian yang
menguji efektifitas penerapan pola pengajaran indirect teaching atau pada penelitian
ini model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis dan kemampuan
bermain. Kemudian, penelitian ini akan mampu mengubah paradigma mengajar guru
pendidikan jasmani yang awalnya cenderung menerapkan pola pengajaran
teacher-centered menjadi pola pengajaran student-teacher-centered yang memberikan manfaat menyeluruh bagi siswa dari segi aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.
B. Identifikasi Masalah
Kurikulum 2013 yang menekankan pada penerapan pembelajaran berbasis
science menjadi tantangan tersendiri bagi mata pelajaran Penjas. Suherman (2013) “Terkait dengan peran unik dan strategis pendidikan jasmani, Kurikulum 2013 berbasis sains dan tidak lagi banyak didikte atau menghafal (Zuhdi, 2013)
memberikan tantangan tersendiri bagi kubu pendidikan jasmani”. Fenomena
penyempurnaan kurikulum ini dapat kita kaitkan dengan praktik penjas yang sampai
saat ini kontribusinya masih diragukan terhadap pengembangan aspek kognitif dan
afektif. Padahal, penjas seharusnya mampu berkontribusi langsung terhadap
pengembangan ketiga aspek utuh peserta didik. Namun, pengajaran langsung yang
masih digunakan oleh para praktisi olahraga ataupun penjas, tidak memberikan
12
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengalaman belajar sangatlah penting dalam sebuah proses pendidikan.
seorang pendidik harus menguasai ilmu pedagogi dangan baik, agar proses
pembelajaran menjadi bermakna terhadap perkembangan peserta didik. Pola
pengajaran langsung (direct-teaching) cenderung tidak memberikan kesempatan bagi
siswa untuk mengungkapkan ide dan gagasannya, karena siswa dianggap sebagai
individu yang tidak memiliki pengetahuan, sehingga guru dianggap sebagai individu
yang tahu segalanya, dan apabila siswa memiliki pendapat yang berbeda dengan guru
dianggap salah. Hal tersebut tidaklah mengherankan apabila sampai saat ini banyak
siswa yang tidak mampu mengoptimalkan kemampuan berpikirnya, karena
lingkungan belajar yang tidak mendukung untuk mengoptimalkan proses berpikir
peserta didik.
Kondisi pola pengajaran langsung (direct teaching) yang tidak memberikan
kesempatan belajar bagi siswa mengakibatkan tidak optimalnya fungsi penjas sebagai
media pendidikan dalam rangka pengembangan pribadi seutuhnya. Pembelajaran
penjas seharusnya memberikan sebuah pembelajaran yang bermakna dan merangsang
kemampuan berfikir peserta didik melalui proses pemecahan masalah sehingga
peserta didik diharapkan mampu menangkap makna dari aktifitas yang dilakukan
dalam pembelajaran penjas.
Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang
menerapkan pola pembelajaran indirect teaching. Penelitian yang dilakukan oleh
Kazempour (2013, hlm 47) yang meneliti pengajaran berbasis pengamatan (inkuiri)
terhadap berpikir kritis siswa menunjukkan bahwa secara umum pengajaran berbasis
inkuiri telah memberikan pengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Hal
tersebut dapat terjadi karena di dalam model pembelajaran inkuiri, guru memulai
pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, kemudian guru membimbing siswa ke
dalam situasi pengamatan atau penyelidikan. Pada permainan bolabasket, siswa
dihadapkan pada situasi lingkungan yang menuntutnya untuk menemukan solusi
13
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ditunjukkan merupakan hasil dari proses berpikir mereka, bukan berasal dari apa
yang diberitahu oleh guru. Melalui proses pembelajaran indirect teaching gerakan
yang dilakukan oleh siswa merupakan hasil dari proses berpikir siswa. Menurut
Metzler (2000, hlm. 36) pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model
pembelajaran yang menggunakan strategi mengajar pemecahan masalah. “Inquiry
teaching can be used to have students explore a wide range of answer (both cognitive
and psychomotor), especially creative ones that are not obvious”. Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang menerapkan
pola pembelajaran berbasis sains melalui langkah pembelajaran inquiry.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dapat permasalahan yang dapat
dirumuskan secara umum yaitu apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis
dan keterampilan bermain bolabasket antara siswa yang belajar dengan menggunakan
model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional?
Adapun rumusan masalah secara khusus untuk kepentingan pengolahan dan
analisis secara statistik yaitu:
1. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test
kemampuan berpikir kritis pada kelompok yang menggunakan model
pembelajaran inkuiri?
2. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test
keterampilan bermain pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran
inkuiri?
3. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test
kemampuan berpikir kritis pada kelompok yang menggunakan model
14
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test
keterampilan bermain pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran
konvensional?
5. Apakah terdapat perbedaan skor kemampuan berpikir kritis antara siswa yang
belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran
konvensional?
6. Apakah terdapat perbedaan skor keterampilan bermain bolabasket antara siswa
yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran
konvensional?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian secara umum
yaitu menganalisis pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan
berpikir kritis dan kemampuan bermain bolabasket. Adapun tujuan penelitian secara
khusus tercantum pada halaman 14.
1. Untuk mengetahui peningkatan skor yang signifikan antara skor pre-test dan
post-test kemampuan berpikir kritis pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran inkuiri.
2. Untuk mengetahui peningkatan skor yang signifikan antara skor pre-test dan
post-test keterampilan bermain pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran inkuiri.
3. Untuk mengetahui peningkatan skor yang signifikan antara skor pre-test dan
post-test kemampuan berpikir kritis pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
4. Untuk mengetahui peningkatan skor yang signifikan antara skor pre-test dan
post-test kemampuan bermain pada kelompok yang menggunakan model pembelajaran
15
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Untuk mengetahui perbedaan skor berpikir kritis antara siswa yang belajar dengan
model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional.
6. Untuk mengetahui perbedaan skor keterampilan bermain antara siswa yang
belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran
konvensional.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini sangatlah penting untuk dilakukan agar pembelajaran penjas
memberikan kontribusi yang nyata terhadap perkembangan utuh siswa. Selanjutnya,
penelitian ini akan memberikan informasi kepada para praktisi olahraga maupun para
guru pendidikan jasmani mengenai dampak yang dihasilkan pada penerapan model
pembelajaran inkuiri, sehingga siap untuk menyongsong kurikulum 2013. Adapun
berikan manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut:
1. Teoretis
Penelitian ini membuktikan bahwa model pembelajaran inkuiri (Metzler,
2000) yang merupakan pembelajaran indirect-teaching mampu memberikan dampak
terhadap kemampuan berpikir kritis dan kemampuan bermain.
2. Praktis
Penelitian ini akan bermanfaat untuk membantu para praktisi pendidikan
jasmani maupun olahraga, untuk senantiasa menerapkan ilmu pedagogi olahraga
dalam penjas memberikan kontribusi nyata terhadap perkembangan kognitif,
psikomotor, dan afektif siswa. Manfaat lainnya yaitu membantu tercapainya
kurikulum 2013 sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
F. Struktur Organisasi Tesis
Pada bagian ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan
bagian dalam tesis. Berikut rinciannya :
16
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Latar belakang Penelitian
b. Identifikasi Masalah Penelitian
c. Rumusan Masalah Penelitian
d. Tujuan penelitian.
e. Manfaat Penelitian.
f. Struktur organisasi tesis.
2. Bab II terdiri dari :
a. Kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
3. Bab III, Metode Penelitian terdiri dari :
a. Lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian.
b. Metode dan Desain penelitian.
c. Definisi operasional.
d. Instrumen penelitian.
e. Teknik pengumpulan data.
f. Analisis data.
4. Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari :
a. Hasil Penelitian, Uji Hipotesis, dan Diskusi Hasil Penelitian
51
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, Sampling, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Laboratorium Percontohan UPI yang
berada di Bandung. Alasan mengambil lokasi penelitian ini adalah karena SMP
Laboratorium Percontohan UPI merupakan salah satu sekolah percontohan di Jawa
Barat yang ditujukan untuk pengembangan kualitas pengajaran melalui pendekatan,
gaya mengajar maupun model pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti memilih lokasi
penelitian di SMP Laboratorium Percontohan UPI.
2. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI
kelas VII yang berjumlah 125 orang siswa. Secara praktis, alasan pengambilan
populasi di kelas VII yang berjumlah 125 orang merupakan populasi terakses.
Menurut Maksum (2010, hlm. 257) memaparkan bahwa „Populasi terakses adalah
populasi yang dapat dikenali batas-batas atau jumlah unitnya dan bersifat nyata.‟
Maksum (2010, hlm. 257) juga memaparkan bahwa, „Dalam proses penyampelan,
sampel diambil dari populasi yang nyata. Oleh sebab itu, kevalidan berlakunya
kesimpulan hanya terkait dengan populasi yang nyata itu.‟. Alasan menjadikan
Sekolah percontohan Lab School sebagai populasi, dikarenakan sekolah ini
merupakan salah satu sekolah yang ditunjuk sebagai pelaksana kurikulum 2013 di
tahun ajaran 2013/2014, sehingga tepat digunakan untuk menjadikannya sebagai
populasi dalam penelitian ini.
Kemampuan berpikir kritis akan sangat cocok diterapkan pada tingkat sekolah
menengah pertama karena sesuai dengan karakteristik keterampilan kognitif yang
rata-rata berusia lebih dari 12 tahun. Piaget (Desmita: 2005, hlm. 195) menyatakan
52
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(formal operational thought), yakni suatu tahap perkembangan kognitif yang dimulai pada usia kira-kira 11 atau 12 tahun dan terus berlanjut sampai masa tenang atau
dewasa‟. Pada tahap ini siswa sudah mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks, dapat mengembangkan pengetahuan sendiri, dan dapat belajar dari
beberapa orang atau tujuan yang tersirat.
3. Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cluster random
sampling. Alasan menggunakan teknik cluster random sampling dalam pengambilan sampel adalah karena kondisi eksternal dan internal, menurut Maksum (2010, hlm.
276) memaparkan bahwa:
Kondisi eksternal adalah peraturan yang berlaku atau orang yang memiliki otoritas tidak menginjinkan. Adapun kondisi internal adalah apabila penyampelan dilakukan terhadap individu subjek maka suasana kealamiahan kelompok akan berubah, sedangkan suasana kealamiahan kelompok tersebut merupakan salah satu kajian dalam riset yang dilakukan.
Pembelajaran penjas yang dilaksanakan di SMP Laboratorium Percontohan UPI
sudah terjadwal, sehingga tidak memungkinkan untuk menambah jam pelajaran baru
diluar jadwal pembelajaran penjas karena beberapa faktor, salah satunya kesiapan
siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas di luar jadwal jam pembelajaran yang
sudah ada apabila dilakukan secara cluster random sampling, ini merupakan alasan
faktor eksternal pada penelitian ini. Sedangkan suasana kealamiahan yang ada pada
satu kelas yang akan dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat
suasana kealamiahan kelompok pada kelas yang tidak akan berubah, ini merupakan
alasan pada faktor internal dalam penelitian ini. Fraenkel et al (2012, hlm. 95)
menegaskan bahwa :
53
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Maksum (2012:57) juga menjelaskan bahwa “Dalam cluster random sampling, yang dipilih bukan individu melainkan kelompok atau area yang kemudian disebut
cluster. Misalnya propinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan sebagainya. Bisa juga dalam bentuk kelas dan sekolah.
Langkah-langkah dalam menentukan sampel dengan teknik cluster random
sampling pada penelitian ini yaitu dengan cara mengundi dari ke lima kelas VII di SMP Laboratorium Percontohan UPI yang hasilnya akan diambil dua kelas. Alasan
diambil dua kelas karena masing-masing dari kelas itu akan diambil 1 sebagai
kelompok eksperimen dan 1 sebagai kelompok kontrol. Pengundian dilakukan dengan
cara mengacak ke lima nama kelas yang telah ditulis di secarik kertas dan digulung
agar tidak terlihat, kemudian diambil dua kelas untuk menentukan sampel. Dua kelas
yang terpilih selanjutnya akan diambil secara acak kembali untuk menentukan mana
yang menjadi sampel eksperimen dan kontrol.
4. Sampel Penelitian
Penentuan jumlah sampel berdasarkan pendapat Fraenkel dan Wallen (1993)
dalam Maksum (2012, hlm. 62) bahwa “Tidak ada ukuran yang pasti berapa jumlah
sampel yang representatif itu”. Meskipun demikian mereka merekomendasikan
sejumlah petunjuk sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jumlah Sampel Representatif (Fraenkel dan Wallen, 2002)
Jenis Penelitian Minimal Jumlah Sampel Deskriptif/Survei
Korelasional
Eksperimen/kausal-komparatif
100 Subjek
50 Subjek
30 subjek atau 15 subjek dengan kontrol
yang sangat ketat
54
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pendapat di atas, maka jumlah sampel pada masing-masing kelompok
sangat representatif, karena jumlah siswa setiap kelasnya rata-rata 30 orang.
Berdasarkan hasil pengundian sampel secara cluster random sampling, maka terdapat
dua kelas yang terpilih menjadi sampel pada penelitian ini. Kelas yang menjadi
kelompok eksperimen ialah kelas VII D yang terdiri dari 24 siswa dan kelas VII B
menjadi kelompok kontrol yang terdiri dari 22 siswa. Sehingga jumlah sampel
keseluruhan pada penelitian ini sebanyak 46 siswa kelas VII.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan untuk mencari jawaban terhadap pengaruh model
pembelajaran inkuiri terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan
keterampilan bermain menggunakan metode eksperimen. Desain yang digunakan pada
penelitian ini yaitu Randomize Pretest-Posttest Control Group Design menurut
Fraenkel et al (2012, hlm. 272). Pada desain ini kelompok treatment diberikan
perlakuan berupa model pembelajaran inkuiri, sedangkan kelompok kontrol tidak
diberikan perlakuan oleh peneliti. Adapun gambaran mengenai desain tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.1
The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design
(Sumber: Fraenkel et al. (2012). How to Design and Evaluate Research in Education. New York : McGraw Hill)
Keterangan : R = Random (Penentuan secara acak menggunakan teknik cluster
random sampling)
O = Observasi atau pengukuran
X = Eksperimen (Model Pembelajaran Inkuiri)
55
Mesa Rahmi Stephani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Alasan mengambil metode eksperimen dengan desain Randomize Pretest-Posttest
Control Group Design adalah peneliti ingin melihat sejauh mana hasil perlakuan dari kedua jenis perlakuan yaitu model pembelajaran inkuiri pada kelompok eksperimen
terhadap pengembangan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan bermain. Model
pembelajaran konvensional yang digunakan pada kelompok control ialah direct
teaching. Penelitian ini akan melihat sebab akibat yang terjadi antar setiap
variabelnya, seperti yang dikemukakan oleh Fraenkel (2012) dalam Maksum (2012,
hlm. 276) bahwa:
Dalam sebuah penelitian eksperimental, para peneliti menyelidiki pengaruh dari setidaknya satu variabel bebas terhadap satu atau lebih variabel terikat... Eksperimen formal didasari oleh dua kondisi yaitu; (1) Setidaknya ada dua kondisi atau lebih atau ada dua metode yang akan dibandingkan sebagai kondisi perlakuan (variabel bebas). (2) variabel bebas dimanipulasi oleh peneliti. Perubahan direncanakan secara sengaja dimanipulasi untuk mempelajari efeknya pada satu atau lebih hasil (variabel terikat).
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari bulan April hingga Mei 2014
dengan rincian 1 pertemuan untuk pengambilan data pre-test, 4 kali pertemuan yang
dilaksanakan setiap 1 kali seminggu, data post-test diambil pada pertemuan ke-4, pada
pertemuan 6 atau perlakuan ke-5 untuk pengambilan data retensi. Berikut adalah
langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian eksperimen menggunakan metode
pembelajaran inkuiri dan konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis dan
kemampuan bermain dengan alur penelitian sebagai berikut:
1. Pre Test
Pre test dilakukan sebelum perlakuan diberikan yaitu pembelajaran penjas dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri dan konvensional pada materi permainan
bolabasket. Pre test dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan berpikir kritis
dan keterampilan bermain yang telah dimiliki oleh siswa pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Untuk mendapatkan data kemampuan berpikir kritis siswa
yang telah menjadi anggota kelompok eksperimen dan kontrol diberikan soal tes tulis