i PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI
TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS KATEGORI AFEKTIF UMUM
PADA MATA PELAJARAN IPA SDK GANJURAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh:
Nama: Maria Puji Rahayu
NIM: 091134206
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI
TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS KATEGORI AFEKTIF UMUM
PADA MATA PELAJARAN IPA SDK GANJURAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh:
Nama: Maria Puji Rahayu
NIM: 091134206
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini ingin kupersembahkan kepada:
Bunda
Maria, Tuhan Yesus, dan Keluarga kudus
yang sangat mencintai saya.
Ayah, Ibu, Nenek, serta kedua adik yang saya cinta.
Saudara-saudara yang telah memberikan saya
berbagai dukungan selama ini.
Kekasih tersayang yang selalu mendukung dan membantu
saya menjadi pribadi yang lebih bermutu.
Para dosen dan teman-teman seperjuangan
v MOTTO
“Hanya pada Tuhan hatiku tenang, dan pada-Nyalah segala harapanku.
Hanya Dialah pelidung dan penyelamatku. Dialah penyokongku,
aku takkan goyah”. (Mazmur 62: 6-7)
“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia juga setia dalam
perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara-perkara-perkara kecil,
ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar”.
(Lukas 16: 10)
“Hendaklah kamu murah hati seperti Bapamu murah hati”.
(Lukas 6: 36)
“Berbahagialah hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya
kerajaan Allah. tetapi celakalah hai kamu yang kaya, karena dalam
kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu”.
(Lukas 6: 20; 24)
“Lebih baik orang miskin yang bersih kelakuannya daripada orang yang
vi (Amsal 28: 6)
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana karya ilmiah.
Yogyakarta, 3 Agustus 2011
Penulis
vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Maria Puji Rahayu
Nomor Mahasiswa : 091134206
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP PRESTASI
BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS KATEGORI AFEKTIF UMUM PADA
MATA PELAJARAN IPA SDK GANJURAN YOGYAKARTA
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 3 Agustus 2011
Yang menyatakan
viii ABSTRAK
Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis – afektif umum siswa kelas V SDK Ganjuran Yogyakarta pada semester genap 2010/2011. Variabel penelitian ini, adalah variabel independen berupa metode inkuiri, serta variabel dependen berupa prestasi belajar dan berpikir kritis - afektif umum.
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimental tipe Non-ekuivalent Control Group Design. Penelitian dilaksanakan pada bulan maret 2011 di SD Kanisius Ganjuran Yogyakarta, dengan subjek siswa kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan VB sebagai kelompok kontrol. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPA, materi pembentukan tanah akibat pelapukan batuan, menggunakan metode inkuiri terbimbing. Pelaksana pembelajaran dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPA. Peneliti berperan sebagai pengamat. Teknik pengumpulan datanya menggunakan pre-test dan post-test pada kedua kelompok. Selanjutnya data ditabulasikan ke dalam exel, lalu dilakukan uji normalitas data, dilanjutkan uji perbedaan skor rata-rata pre-test dan post-test kelompok eksperimen, kemudian menguji perbedaan selisih rata-rata pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yang terakhir adalah menguji dan meranking kenaikan tiap indikator.
Hasil analisis menunjukkan bahwa metode inkuiri tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap selisih prestasi belajar siswa. Dibuktikan besarnya
Assymp. Sig. (2-tailed) > 0,05, yaitu 0,354. Maka Hnull diterima dan Hi ditolak.
Berarti metode inkuiri tidak meningkatkan prestasi belajar. Meskipun demikian, rata-rata selisih prestasi belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Dibuktikan besarnya Assymp. Sig. (2-tailed) < 0,05, yaitu 0,004, sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Selanjutnya, hasil penelitian
menunjukkan bahwa metode inkuiri memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap selisih kemampuan berpikir kritis – afektif umum. Dibuktikan besarnya
Assymp. Sig. (2-tailed) < 0,05, yaitu 0,001. Maka Hnull ditolak dan Hi diterima.
Berarti metode inkuiri meningkatkan kemampuan berpikir kritis - afektif umum siswa. Selanjutnya, analisis membandingkan rata-rata selisih kemampuan berpikir kritis kelompok eksperimen dan kontrol, menyatakan besar Assymp. Sig. (2-tailed)
< dari 0,05, yaitu 0,024. Maka Hnull ditolak dan Hi diterima.
ix data collection technique was done using the pre-test and post-test in both classes, then tabulated data into Microsoft Excel. Afterwards, the research was carried out using the test score differences in the average pre-test, post-test experimental group, and then it should be tested by making the difference in average increase in scores in the experimental group, and control group. For the last step is testing and ranking the increase in each indicator.
The result of this research indicates that the method of inquiry does not affect the increase of learning achievement for the students. It is proven by the magnitude assymp. sig. (2-tailed) > 0.05, that is equal to 0,354. Thus, Hnull is accepted and is rejected. It means the inquiry method doesn’t increase the learning achievement. However, the increase of the average achievement of the experimental class is higher than the average increase in learning achievement of control class. This is proven by the results of the statistical analysis, which shows the magnitude assymp. sig. (2-tailed) < 0.05, that is equal to 0.004, so the Hnull is rejected and is accepted. Then, the result of the experiment shows that the inquiry method has positive and significant influence and toward the difference of the skill of the student’s critically general affective thinking. It is proven that the enormity of Assymp. Sig. (2-tailed) < 0,05, that is 0,001. Thus, Hnull is rejected and is accepted. It means the inquiry method increased the skill of the student’s critically general affective thinking. Then, the analysis compares the average of difference of the skill of critical thinking and control experiment group states that enormity of Assymp. Sig (2-tailed) < from 0,05 that is 0,024. Then Hnull is rejected and Hi is accepted.
x
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah penyelenggara kehidupan
yang telah menganugerahkan rahmat berlimpah sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri
terhadap Prestasi Belajar dan Berpikir Kritis Kategori Afektif Umum pada Mata
Pelajaran IPA SDK Ganjuran Yogyakarta”. Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan
sebagai salah satu syarat kelulusan program S-1 PGSD Universitas Sanata
Dharma.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. Puji Purnomo, M.Si., Kepala Program Studi PGSD USD.
2. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., Sekretaris Prodi PGSD USD.
3. Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc., Pembimbing I yang memberikan
bimbingan dan sumbang saran demi terwujudnya skripsi ini.
4. Rm. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A., dosen pembimbing II yang
selalu meluangkan waktu pikiran dan tenaga, memberi perhatian serta
berbagai kemudahan selama penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dwi Nugraheni Rositawati, M.Si., dosen yang selalu meluangkan
waktu pikiran dan tenaga, memberi perhatian serta dukungan selama
xi
6. Bapak FX. Sukaryono, A.Ma.Pd., Kepala Sekolah SD Kanisius Ganjuran
beserta staf yang telah memberikan kesempatan, dukungan, dan berbagai
kemudahan bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian.
7. Ibu C.Warsirah, A.Ma.Pd., guru mitra yang telah meluangkan waktu,
pikiran, dan tenaga demi kelancaran kegiatan penelitian.
8. Seluruh dosen Program Studi PGSD yang telah memberikan bekal ilmu
kepada penulis.
9. Maria Suci Lestari dan Endarini, serta teman-teman yang tergabung dalam
penelitian payung ini, yang telah bekerjasama demi kelancaran penelitian
dan penyelesaian skripsi ini.
10.Ayah, ibu, dan nenek yang telah memberikan dukungan spiritual, mental,
dan finansial.
11.Kedua adik Catrin dan Yosep, Tante Yohana Puji Marwati, Alexander
Bambang Nurhadi, sepupu-sepupu, dan teman-teman, yang selalu
memberikan doa, semangat, perhatian, dan dukungan demi terselesainya
skripsi ini.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan.
Mengingat kemampuan penulis yang masih terbatas, maka dengan kerendahan
hati penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak. harapan penulis, semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Yogyakarta, Juli 2011
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... ... viii
ABSTRACT ... ... ix
PRA KATA ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ... xvi
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN ... . 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
1.5. Sistematika Penyajian ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... . 8
xiii
2.1.1. Metode Inkuiri ... 8
2.1.1.1. Metode Inkuiri Terbimbing... 18
2.1.1.2. Prestasi Belajar ... 18
2.1.1.3. Berpikir Kritis ... 19
2.1.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam ... 20
2.1.1.5. Pembantukan Tanah Akibat Pelapukan Batuan ... 21
A. Batuan ... 21
B. Pelapukan Batuan ... 26
C. Tanah ... 28
2.1.2. Hasil Penelitian Sebelumnya ... 32
2.2. Kerangka Berpikir ... 39
2.3. Hipotesis... 41
BAB III METODE PENELITIAN ... 42
3.1. Jenis Penelitian ... 42
3.2. Populasi dan Sampel ... 43
3.3. Variabel Penelitian ... 44
3.4. Definisi Operasional ... 45
3.5. Instrumen Penelitian ... 46
3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Instrumen ... 51
3.7. Teknik Pengumpulan Data ... 57
3.8. Teknik Analisis Data ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 62
4.1. Hasil Penelitian ... 62
xiv
4.1.1.1. Data Prestasi Belajar Kelas Eksperimen ... 64
4.1.1.2. Data Kemampuan Berpikir Kritis Kategori Afektif Umum ... 69
4.1.2. Analisis Data Penelitian ... 74
4.1.2.1. Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Prestasi Belajar... 75
A. Kenaikan Rata-rata Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen ... 75
B. Perbedaan Rata-rata Kenaikan Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 82
C. Ranking Rata-rata Selisih Unsur Kognitif ... 88
4.1.2.1. Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Kategori Afekti Umum ... 103
A. Rata-rata Selisih Kemampuan Berpikir Kritis – Afektif Umum ... 103
B. Perbadaan Rata-rata Selisih Berpikir Kritis – Afektif Umum Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 110
C. Ranking Rata-rata Selisih Berpikir Kritis – Afektif Umum ... 116
4.2. Pembahasan ... 140
4.2.1. Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Prestasi Belajar ... 140
A. Rata-rata Kenaikan Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen ... 140
B. Perbedaan Kenaikan Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol ... 142
C. Ranking Rata-rata Selisih Unsur Kognitif ... 143
4.2.2. Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Kategori Afektif Umum ... 144
xv
Kelompok Eksperimen ... 144
B. Perbedaan Kenaikan Kemampuan Berpikir Kritis – Afektif Umum Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol ... 145
C. Ranking Rata-rata Kenaikan Kemampuan Berpikir Kritis – Afektif Umum Kelompok Eksperimen ... 146
4.3. Keterbatasan Penelitian ... 147
BAB V PENUTUP ... 149
A. Kesimpulan ... 149
B. Saran ... 152
DAFTAR REFERENSI ... 153
RIWAYAT HIDUP ... 156
xvi DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
A. Gambar 1 Lumut yang Melapukkan Arca ... 27
B. Gambar 2 Gelombang Laut yang Melapukkan Batu Karang ... 28
C. Gambar 3 Struktur Lapisan Tanah ... 29
D. Gambar 4 Kerangka Berpikir Pengambilan Hipotesis ... 40
E. Grafik 1 Uji Normalitas Data Pre-test Pilihan Ganda Kelompok Eksperimen ... 76
F. Grafik 2 Uji Normalitas Data Post-test Pilihan Ganda Kelompok Eksperimen ... 78
G. Grafik 3 Uji Perbandingan Rata-rata Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen ... 81
H. Grafik 4 Uji Normalitas Data Selisih Pre-test ke Post-test Pilihan Ganda Kelompok Kontrol ... 82
I. Grafik 5 Uji Normalitas Data Selisih Pre-test ke Post-test Pilihan Ganda Kelompok Kontrol ... 84
J. Grafik 6 Perbandingan Rata-rata Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 88
Q. Grafik 13 Ranking Rata-rata Selisih Unsur Kognitif ... 102
R. Grafik 14 Uji Normalitas Data Pre-test Berpikir Kritis – Afektif Umum Kelompok Eksperimen ... 104
S. Grafik 15 Uji Normalitas Data Post-tes Berpikir Kritis – Afektif Umum Kelompok Eksperimen ... 106
xvii
U. Grafik 17 Uji Normalitas Data Rata-rata Selisih Berpikir Kritis –
Afektif Umum Kelompok Eksperimen ... 110
V. Grafik 18 Uji Normalitas Data Rata-rata Selisih Berpikir Kritis –
Afektif Umum Kelompok Kontrol ... 112
W. Grafik 19 Perbandingan Rata-rata Berpikir Kritis – Afektif Umum
Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 116
X. Grafik 20 Uji Normalitas Data Rata-rata Selisih
Rasa Ingin Tahu ... 118
Y. Grafik 21 Uji Normalitas Data Rata-rata Selisih
Rasa Percaya Diri ... 120
Z. Grafik 22 Uji Normalitas Data Rata-rata Selisih
Berpikir Rasional dan Usaha ... 122
AA. Grafik 23 Uji Normalitas Data Rata-rata Selisih
Sikap Hati-hati ... 124
AB. Grafik 24 Grafik Uji Normalitas Data Rata-rata Selisih
Sikap Menghargai ... 126
AC. Grafik 25 Uji Normalitas Data Rata-rata Selisih Sikap Terbuka,
Fleksibel, dan Menghargai Pendapat ... 128
AD. Grafik 26 Uji Normalitas Data Rata-rata Selisih
Sikap Reflektif ... 130
AE. Grafik 27 Uji Normalitas Data Rata-rata Selisih Sikap Jujur ... 132
AF. Grafik 28 Uji Normalitas Data Rata-rata Selisih
Berpikir Kritis ... 134
AG. Grafik 29 Ranking Rata-rata Unsur Berpikir Kritis –
Afektif Umum Kelompok Eksperimen ... 138
AH. Grafik 30 Ranking Rata-rata Selisih Berpikir Kritis –
xviii DAFTAR TABEL
A. Tabel 1 Jenis Batuan Beku, Ciri-ciri dan Proses Terbentuknya ... 22
B. Tabel 2 Jenis Batuan Endapan, Ciri-ciri dan Proses Terbentuknya ... 23
C. Tabel 3 Jenis Batuan Malihan, Ciri-ciri dan Proses Terbentuknya ... 25
D. Tabel 4 Kisi-kisi Soal Pre-test dan Post-test ... 47
E. Tabel 5. Ekuivalensi Nomor Soal Pre-test dan Post-test ... 49
F. Tabel 6 Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Berpikir Kritis – Afektif Umum ... 50
G. Tabel 7 Hasil Uji Validitas 60 soal ... 53
H. Tabel 8 Hasil Uji Daya Beda Soal ... 56
I. Tabel 9 Hasil Uji Reliabilitas ... 56
J. Tabel 10 Skor Untuk Pernyataan Favourable ... 58
K. Tabel 11 Skor Untuk Pernyataan Unfavourable ... 58
L. Tabel 12 Jadwal Pemberian Perlakuan ... 64
M. Tabel 13 Data Hasil Pre-test Kelompok Eksperimen ... 65
N. Tabel 14 Data Hasil Pre-test Kelompok Kontrol ... 66
O. Tabel 15 Data Hasil Post-test Kelompok Eksperimen ... 67
P. Tabel 16 Data Hasil Post-test Kelompok Kontrol ... 68
Q. Tabel 17 Data Hasil Pre-test Kuesioner Kelompok Eksperimen ... 70
R. Tabel 18 Data Hasil Pre-test Kuesioner Kelompok Kontrol ... 71
S. Tabel 19 Data Hasil Post-test Kuesioner Kelompok Eksperimen ... 72
T. Tabel 20 Data Hasil Post-test Kuesioner Kelompok Kontrol ... 73
U. Tabel 21 Uji Normalitas Data Pre-test Pilihan Ganda Kelompok Eksperimen ... 77
V. Tabel 22 Uji Normalitas Data Post-test Pilihan Ganda Kelompok Eksperimen ... 79
W. Tabel 23 Uji Perbandingan Mean Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen ... 80
xix
Y. Tabel 25 Uji Normalitas Data Selisih Pre-test ke Post-test Pilihan
Ganda Kelompok Kontrol ... 85
Z. Tabel 26 Uji Perbandingan Mean Prestasi Belajar Kelompok
Eksperimen dan Kontrol ... 87
AA. Tabel 27 Uji Normalitas Data Mean Kenaikan Indikator Interpretasi
dari Kelompok Eksperimen ... 90
AB. Tabel 28 Uji Normalitas Data Mean Kenaikan Indikator Analisis
dari Kelompok Eksperimen ... 92
AB. Tabel 29 Uji Normalitas Data Mean Kenaikan Indikator Evaluasi
dari Kelompok Eksperimen ... 94
AC. Tabel 30 Uji Normalitas Data Mean Kenaikan Indikator Inferensi
dari Kelompok Eksperimen ... 96
AD. Tabel 31 Uji Normalitas Data Mean Kenaikan Indikator Eksplanasi
dari Kelompok Eksperimen ... 98
AE. Tabel 32 Uji Perbandingan Mean Selisih Ranking Unsur
Kognitif ... 100
AF. Tabel 33 Ranking Rata-rata selisih Unsur Kognitif ... 101
AG. Tabel 34 Uji Normalitas Data Pre-test Kemampuan Berpikir Kritis –
Afektif Umum Kelompok Eksperimen ... 105
AH. Tabel 35 Uji Normalitas Data Post-test Kemampuan Berpikir Kritis –
Afektif Umum Kelompok Eksperimen ... 107
AI. Tabel 36 Uji Perbandingan Mean Kemampuan Berpkir Kritis –
Afektif Umum Kelompok Eksperimen ... 109
AJ. Tabel 37 Uji Normalitas Data Selisih Kemampuan Berpikir Kritis
Afektif Umum Kelompok Eksperimen ... 111
AK. Tabel 38 Uji Normalitas Data Selisih Kemampuan Berpikir Kritis
Afektif Umum Kelompok Kontrol ... . 113
AL. Tabel 39 Uji Perbandingan Mean Berpikir Kritis Afektif Umum
Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 115
AM. Tabel 40 Uji Normalitas Data Indikator Rasa Ingin Tahu
Kelompok Eksperimen ... 118
xx
Kelompok Eksperimen ... 120
AO. Tabel 42 Uji Normalitas Data Indikator Berpikir Rasional dan
Usaha Kelompok Eksperimen... 122
AP. Tabel 43 Uji Normalitas Data Indikator Bersikap Hati-hati
Kelompok Eksperimen ... 124
AQ. Tabel 44 Uji Normalitas Data Indikator Sikap Menghargai Nalar
Kelompok Eksperimen ... 126
AR. Tabel 45 Uji Normalitas Sikap Terbuka, Fleksibel, dan Menghargai
Pendapat Kelompok Ekeperimen ... 129
AS. Tabel 46 Uji Normalitas Data Indikator Sikap Reflektif
Kelompok Eksperimen ... 131
AT. Tabel 47 Uji Normalitas Data Indikator Sikap Jujur
Kelompok Eksperimen ... 133
AU. Tabel 48 Uji Normalitas Data Indikator Berpikir Kritis
Kelompok Eksperimen ... 135
AV. Tabel 49 Uji Perbandingan Mean kenaikan Ranking Unsur
Kemampuan Berpikir Kritis - Afektif Umum ... 136
AW. Tabel 50 Ranking Rata-rata Selisih Unsur Berpikir Kritis –
xxi DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 RPP ... 157
2. Lampiran 2 LKS yang sudah diisi siswa ... 188
3. Lampiran 3 Uji Validitas Soal ... 210
4. Lampiran 4 Uji Reliabilitas Soal ... 214
5. Lampiran 5 Uji Beda Soal ... 214
6. Lampiran 6 Instrumen Pengumpulan Data ... 215
7. Lampiran 7 Soal Pre-test dan Post-test yang sudah dikoreksi ... 258
8. Lampiran 8 Uji Normalitas Data Pre-test dan Pos-test
Pilihan Ganda Kelompok Eksperimen ... 259
9. Lampiran 9 Uji Normalitas Data Rata-rata Selisih Pretasi Belajar
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 260
10. Lampiran10 Uji Normalitas Data Unsur Analisis ... 261
11. Lampiran 11 Uji Normalitas Data Unsur Evaluasi ... 261
12. Lampiran 12 Uji Normalitas Data Unsur Inferensi ... 262
13. Lampiran 13 Uji Normalitas Data Unsur Eksplanasi ... 262
14. Lampiran 14 Uji Perbandingan Mean Pilihan Ganda
Kelompok Eksperimen ... 263
15. Lampiran 15 Uji Perbandingan Rata-rata Selisih Pilihan Ganda
Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 264
16. Lampiran 16 Uji Ranking Unsur Kognitif ... 265
17. Lampiran 17 Uji Normalitas Data Pre-test dan Post-test
xxii
18. Lampiran 18 Uji Normalitas Data Selisih Berpikir Kritis –
Afektif Umum Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 266
19. Lampiran 19 Uji Normalitas Data Unsur Rasa Ingin Tahu ... 267
20. Lampiran 20 Uji Normalitas Data Unsur Percaya Diri ... 267
21. Lampiran 21 Uji Normalitas Data Berpikir Rasional dan Usaha ... 268
22. Lampiran 22 Uji Normalitas Data Unsur Bersikap Hati-hati ... 268
23. Lampiran 23 Uji Normalitas Data Unsur Menghargai Nalar ... 269
24. Lampiran 24 Uji Normalitas Data Unsur Terbuka, Fleksibel, dan
menghargai pendapat ... 269
25. Lampiran 25 Uji Normalitas Data Unsur Bersikap Reflektif ... 270
26. Lampiran 26 Uji Normalitas Data Unsur Bersikap Jujur ... 270
27. Lampiran 27 Uji Normalitas Data Unsur Berpikir Kritis ... 271
28. Lampiran 28 Uji Perbandingan Rata-rata Berpikir Kritis –
Afektif Umum Kelompok Eksperimen ... 272
29. Lampiran 29 Uji Perbandingan Selisih Berpikir Kritis –
Afektif Umum Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 273
30. Lampiran 30 Uji Ranking Unsur Berpikir Kritis – Afektif Umum ... 274
31. Lampiran 32 Foto-foto Penelitian ... 275
32. Lampiran 33 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma ... 276
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Menurut Wina-Putra (1992:122) Ilmu Pengetahun Alam (IPA)
merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan
kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum,
yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen. Pengertian
tersebut memperjelas bahwa obyek dari IPA adalah benda-benda alam.
Melalui observasi dan eksperimen, dapat diketahui berbagai macam
informasi tentang benda-benda tersebut, seperti ciri-cirinya, sifat-sifatnya,
manfaatnya, dan pengklasifikasiannya. Pengetahuan yang telah diperoleh,
selanjutnya dapat dipelajari pula oleh siswa dalam pembelajaran di
sekolah. Pengetahuan tersebut dapat dipelajari dengan cara yang sama,
yaitu dengan cara observasi dan eksprimen, sehingga siswa dapat
menemukan sendiri informasinya. Dengan menemukan sendiri
informasinya, maka pengetahuan siswa akan lebih mantap dan bertahan
lama. Selain itu, pengetahuan tersebut dapat pula disampaikan dengan cara
ceramah langsung. Pembelajaran dengan metode ceramah seperti ini
kurang membantu siswa dalam menerima pengetahuan yang disampaikan.
Melihat kenyataan yang ada, pembelajaran IPA di sekolah-sekolah
dasar saat ini sering disampaikan dengan metode ceramah. Sebagaimana
telah dijelaskan sebelumnya, pembelajaran IPA dengan metode ceramah
2 siswa untuk bisa duduk tenang, hingga memperoleh pengetahuan yang
disampaikan. Biasanya metode ini digunakan oleh guru karena tidak
banyak menuntut persiapan. Berbeda dengan pembelajaran yang
menggunakan observasi dan eksperimen, karena sebelum pembelajaran
dilakukan guru harus mempersiapkan berbagai alat, bahan, dan
perlengkapan lainnya yang dibutuhkan.
Pembelajaran IPA yang disampaikan dengan cara mengaktifan siswa
akan membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan, tanpa membuat
siswa merasa bosan dan malas, karena siswa semakin tertarik dan antusias
dalam mengikuti pembelajaran. Berbeda dengan pembelajaran IPA yang
menggunakan metode ceramah, akibatnya siswa-siswa menjadi pasif
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga mudah merasa bosan,
tidak tertarik, dan akhirnya siswa menjadi lebih sulit untuk menangkap
pengetahuan yang disampaikan. Dengan demikian terlihat bahwa
pembelajaran IPA yang dilakukan dengan metode ceramah kurang efektif
untuk dilakukan.
IPA memiliki obyek yang nyata serta ilmunya memiliki tingkat
kepastian yang tinggi. Oleh karena itu IPA berusaha agar dapat membantu
meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam dan seisinya,
dengan cara membangkitkan minat siswa dalam mempelajarinya. Dari
pernyataan tersebut sudah jelas bahwa IPA harus dipelajari dengan adanya
minat terlebih dahulu, selain itu juga harus disertai rasa senang, antusias,
3 pembelajaran IPA, maka sebenarnya metode yang tepat untuk digunakan
adalah metode yang dapat mengaktifkan siswa.
Metode yang tepat untuk digunakan dalam Pembelajaran IPA adalah
metode inkuiri. Melalui metode ini siswa dapat belajar secara mandiri,
melalui proses berpikir kritis di dalam pembelajaran mereka lakukan. Oleh
karena itu, peneliti ingin mencoba meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa-siswa kelas V pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan
metode inkuiri.
Latar belakang ini dibatasi oleh mata pelajaran IPA kelas V semester
2 tahun ajaran 2010/2011. Materi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pembentukan tanah akibat pelapukan batuan, sesuai dengan Standar
Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan
hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. Kompetensi Dasar
yang digunakan ada 2, yaitu 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan
tanah karena pelapukan dan 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah.
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimental tipe Non-ekuivalent Control Group Design, yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh metode inkuiri terbimbing terhadap prestasi belajar dan
kemampuan berpikir kritis – afektif umum siswa kelas V SDK Ganjuran
4
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah masalah penelitian dirumuskan
sebagai berikut:
a. Bagaimana pengaruh metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi
pembentukan tanah akibat pelapukan batuan terhadap prestasi belajar
siswa kelas V SD Kanisius Ganjuran, Yogyakarta pada semester
genap 2010/2011?
b. Bagaimana pengaruh metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi
pembentukan tanah akibat pelapukan batuan terhadap kemampuan
berpikir kritis pada kategori disposisi afektif umum siswa kelas V SD
Kanisius Ganjuran, Yogyakarta pada semester genap 2010/2011?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
a. Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi
belajar siswa kelas V SDK Ganjuran Yogyakarta pada semester genap
2010/2011.
b. Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan
berpikir kritis pada kategori afektif umum siswa kelas V SDK
5
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah:
a. Bagi Siswa
Siswa mendapat pengalaman dalam pembelajaran IPA
menggunakan metode inkuiri. Pengalaman tersebut membuat siswa
semakin tertarik dengan pembelajaran IPA, khususnya materi
pembentukan tanah akibat pelapukan batuan, sehingga penguasaan
siswa terhadap materi dapat diusahakan secara optimal, tanpa
membuat siswa merasa bosan.
b. Bagi Guru
Guru mendapat pengalaman dalam pembelajaran IPA
menggunakan metode inkuiri, sehingga pembelajaran terasa
menyenangkan dan materi mudah dipahami siswa. Selain itu guru juga
dapat menerapkan metode inkuiri pada mata pelajaran yang lain,
sehingga dapat selalu menciptaka pembelajaran yang menarik bagi
siswa.
c. Bagi Peneliti
Memiliki pengalaman dalam melakukan penelitian eksperimen
dengan menerapkan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA di
6
1.5. Sistematika Penyajian
Sistematika penulisan proposal ini berisi tentang:
Bab I berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan,
manfaat, dan sistematika penyajian.
Bab II berisi kajian pustaka yang membahas tentang teori-teori
yang relevan dan hasil penelitian sebelumnya. Teori-teori yang relevan di
sini memuat beberapa teori dari tokoh-tokoh ilmuwan, terutama yang
membahas tentang metode inkuiri dan kemampuan berpikir kritis. Hasil
penelitan sebelumya memuat beberapa skripsi sejenis yang pernah dibuat.
Selanjutnya, dibahas mengenai kerangka berpikir dan hipotesis.
Bab III berisi jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel
penelitian, devinisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan
reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan
jadwal penelitian.
Bab IV merupakan pencatatan hasil penelitian dan pembahasannya.
Bab ini berisi tentang deskripsi data mulai dari hasil prestasi belajar kelas
eksperimen dan kelas kontrol hingga hasil kemampuan berpikir kritis
kategori afektif umum kelas dari kedua kelas tersebut. Setelah itu
dilakukan analisis data meliputi analisis rata-rata kenaikan skor prestasi
belajar di kelas eksperimen, perbedaan kenaikan skor kelas eksperimen
dan kontrol, analisis rata-rata kenaikan skor kemampuan berpikir kritis –
afektif umum kelas eksperimen, perbedaan kenaikan skor kemampuan
berpikir kritis – afektif umum antara kelas eksperimen dengan kelas
7 kritis – afektif umum. Setelah itu dilanjutkan dengan pembahasan dari
hasil analisis, dan yang terakhir adalah membahas keterbatasan penelitian
berdasarkan pengamatan di lapangan.
Bab V berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan mencakup hasil
dari penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan. Saran memuat
pesan-pesan yang disampaikan berdasarkan pengalaman dan pengamatan
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Landasan teori membahas berbagai macam landasan yang digunakan
sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian. Teori-teori dari para ahli
yang relevan digunakan dalam penelitian, dibahas dalam kajian pustaka. Kajian
pustaka, selanjutnya membahas mengenai hasil penelitian sebelumnya. Setelah
kajian pustaka, selanjutnya dijelaskan mengenai kerangka berpikir, dan yang
terakhir adalah hipotesis.
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. Teori-teori yang Relevan
2.1.1.1Metode Inkuiri
Trianto (2007:135) menyatakan inkuiri dalam Bahasa Inggris
Inquiry bararti pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan. Menurut Gulo (dalam Trianto, 2007:135), strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan
belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya
diri. Bagi Sanjaya (2008:106), strategi pembelajaran inkuiri adalah
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
9 dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari Bahasa Yunani
“heuriskein” yang berarti saya menemukan.
Strategi pembelajaran inkuiri memiliki bebarapa hal yang menjadi
ciri utama, yaitu:
a. Strategi inkuiri menekankan aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan. Artinya strategi inkuiri menempatkan
siswa sebagai subjek belajar.
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari
dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan,
sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self believe). Strategi pembelajaran ini menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai fasilitator dan motivator
belajar siswa.
c. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan
kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian
dari proses mental.
Sanjaya (2008:197-198), strategi pembelajaran inkuiri akan efektif
mana kala:
a. Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari
10 b. Bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau
konsep yang sudah jadi, tetapi berupa kesimpulan yang perlu
pembuktian.
c. Proses pembelajaran berangkat dari ingin tahu siswa terhadap
sesuatu.
d. Guru mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki
kemauan dan kemampuan berpikir.
e. Jumlah siswa yang belajar tidak terlalu banyak sehingga bisa
dikendalikan oleh guru.
f. Guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan
yang berpusat pada siswa.
Menurut Sanjaya (2008:198-199), strategi pembelajaran inkuiri
memiliki beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru. Prinsip ini
didasarkan pada pengembangan intelektual anak, yang menurut Piaget
dipengaruhi oleh faktor maturation, physical experience, social experience, dan equilibration. Prinsip-prinip tersebut, adalah:
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan
kemampuan berpikir. Pembelajaran ini selain berorientasi pada
hasil belajar juga pada proses belajar.
b. Prinsip Interaksi
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru
11 atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru mengarahkan siswa agar
mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi
mereka.
c. Prinsip Bertanya
Kemampuan siswa menjawab pertanyaan merupakan sebagian
bentuk proses berpikir. Oleh karena itu, guru perlu menguasai
berbagai jenis dan teknik bertanya.
d. Prinsip Belajar untuk Berpikir
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan secara
maksimal. Belajar berpikir logis dan rasional yang cenderung
memanfaatkan otak kiri, perlu didukung oleh pergerakan otak
kanan. Hal ini dapat diusahakan dengan memasukkan unsur-unsur
yang mempengaruhi emosi, yaitu unsur estetika melalui proses
belajar yang menyenangkan dan menggairahkan.
e. Prinsip Keterbukaan
Anak diberi kebebasan dalam belajar untuk mencoba sesuai dengan
perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Hal ini untuk
membuktikan hipotesis dari adanya berbagai kemungkinan yang
tersedia.
Langkah-langkah pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya
12 a. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana
atau iklim pembelajaran yan responsif. Pada langkah ini guru
mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pemelajaran.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi adalah:
Menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan
dapat dicapai oleh siswa.
Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan
oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan
langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai
dari langkah merumuskan masalah sampai dengan
merumuskan kesimpulan.
Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini
dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar
siswa.
b. Merumuskan Masalah
Langkah ini membawa siswa pada suatu persoalan yang
mengandung teka-teki. Teka-teki ini mengandung konsep yang
jelas dan harus menantang siswa berpikir untuk mencari dan
menemukan persoalannya, sehingga dapat memecahkan teka-teki
tersebut. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan
masalah adalah:
Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa, dan
13 akan memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala
dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji.
Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung
teka-teki yang jawabannya pasti.
Konsep-konsep dasar masalah adalah konsep-konsep yang
sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
c. Mengajukan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara,
hipotesis perlu dikaji. Kemampuan siswa berhipotesis dapat
dikembangkan dengan mengajukan pertanyaan yang dapat
mendorong siswa merumuskan berbagai kemungkinan jawaban
dari suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis
harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis
yang dimunculkan bersifat rasional dan logis.
d. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi
yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Manakala
terjadi gejala-gejala kemacetan berinkuiri, guru hendaknya secara
terus-menerus memberi dorongan kepada siswa untuk belajar
melalui penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara merata
14 e. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Langkah ini berarti juga
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya kebenaran
jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi,
tetapi didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
f. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan
temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Untuk mencapai kesimpulan yang akurat, sebaiknya guru mampu
menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
Menurut Gulo (dalam Trianto, 2007:137-138), kemampuan yang
diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah:
a. Mengajukan Pertanyaan atau Permasalahan
b. Merumuskan Hipotesis
c. Mengumpulkan Data
d. Analisis Data
15 Menurut Sudjana (dalam Trianto, 2007:142), ada lima tahapan
yang harus ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri, yaitu:
a. Merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa;
b. Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah
hipotesis;
c. Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk
menjawab hipotesis atau permasalahan;
d. Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi;
e. Mengaplikasikan kesimpulan.
Langkah-langkah dalam pembelajaran inkuiri yang harus ditempuh
telah disebutkan dalam bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan
pandangan masing-masing ilmuwan. Berdasarkan langkah-langkah
tersebut, dirancang tujuh langkah pembelajaran inkuiri untuk keperluan
penelitian. Adapun langkah pembelajarannya adalah:
a. Orientasi
b. Merumuskan Masalah
c. Merumuskan Hipotesis
d. Melakukan Percobaan
e. Menarik Kesimpulan
f. Mempresentasikan Hasil
16 Terdapat beberapa model inkuiri (Metode Pembelajaran Inkuiri dan
Discovery, 2009), yaitu inkuiri induktif terbimbing dan tak terbimbing,
inkuiri deduktif, dan pemecahan masalah. Berdasarkan tingkat kematangan
siswa, pendekatan inkuiri dapat dilakukan dalam lima tingkatan
(Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran, 2009), yaitu inkuiri tradisional,
inkuiri terbimbing, inkuiri mandiri, keterampilan prosedur ilmiah, dan
penelitian siswa.
Menurut Amien (1988), ada berbagai jenis metode inkuiri, yaitu:
a. Guided Discovery-Inquiry
Guru memberikan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas
kepada siswa. Sebagian perencanaan dilaksanakan oleh guru. Siswa
tidak merumuskan problem. Petunjuk yang cukup luas tentang
bagaimana menyusun dan mencatat diberikan oleh guru.
b. Modified Inquiry
Guru hanya memberikan problem saja dan siswa diberikan
kemerdekaan untuk memecahkan problem tersebut melalui
pengamatan, eksplorasi dan atau prosedur penelitian untuk
memperoleh jawabannya. Guru merupakan nara sumber yang
memberikan bantuan yang diperlukan supaya siswa dapat berpikir
dan menemukan cara-cara penelitian yang tepat. Guru dapat
memberikan pertanyaan–pertanyaan yang dapat membantu siswa
17 c. Free Inquiry
Siswa mengidentifikasi dan merumuskan problem yang
dipelajari. Pertanyaan yang dapat mengarahkan siswa ke free inquiry adalah: Anda telah mempelajari mengenai eksperimen ini, dari eksperimen tersebut, apakah yang dapat anda pikirkan?
d. Invitation into Inquiry
Melibatkan siswa dalam proses pemecahan problem yang
caranya serupa dengan cara-cara yang umum diikuti oleh para
ilmuwan yaitu meliputi merancang eksperimen, merumuskan
hipotesis, menetapkan kontrol, menentukan sebab akibat,
menginterpretasi data, menentukan kesimpulan dalam
merencanakan percobaan dan mengenal bagaimana kesalahan
eksperimen dapat diperkecil.
e. Inquiry Role Approach
Merupakan kegiatan proses belajar yang melibatkan siswa
dalam tim-tim yang masing-masing terdiri dari 4 anggota untuk
memecahkan Invitation Into Inquiry. Anggota tim bekerjasama untuk memecahkan problem yang berkaitan dengan topik yang
dipelajari. Masing – masing anggota tim mempunyai peranan
sebagai: team coordinator, technical advisor. Data recorder dan
process valuator.
Menurut Amien Jenis metode inkuiri yang lebih cocok untuk
18 sehingga model inkuiri yang digunakan dalam penelitian ini (yang
diperuntukkan untuk siswa SD) adalah Guided Discovery–Inquiry atau Metode Inkuiri Terbimbing.
2.1.1.1.Metode Inkuiri Terbimbing
Proses belajar dengan metode inkuiri terbimbing menuntut siswa
untuk menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk yang berupa
pertanyaan seperlunya dari seorang guru (Wartono, 1999). Guru juga dapat
memberikan penjelasan seperlunya saat siswa akan melakukan percobaan.
Metode ini digunakan bagi siswa-siswa yang belum
berpengalaman belajar menggunakan metode inkuiri. Siswa memperoleh
banyak bimbingan pada tahap awal, yang selanjutnya akan berkurang
sedikit demi sedikit.
2.1.1.2.Prestasi Belajar
Belajar adalah proses di dalamnya terbentuk tingkah laku atau
terjadi perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan (Hilgard,
1948). Belajar memiliki empat unsur, yaitu ada kekuatan pendorong
(motive), ada kegiatan latihan dan atau praktik, ada tujuan yang hendak di
capai, serta adanya hasil yang dicapai.
Menurut Cropley (dalam Tanlain, 2006:7), belajar adalah suatu
proses dan melalui proses itu terjadi pendidikan serta proses ini terjadi
19 Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah suatu hasil di mana seseorang telah menempuh suatu proses yang di
dalamnya telah terjadi pendidikan, sehingga nampak pada perubahan
tingkah laku. Prestasi belajar ini akan terwujud dalam tiga aspek, yaitu
aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor.
2.1.1.3.Berpikir Kritis
Kecakapan berpikir kritis sering disebut sebagai salah satu
kecakapan berpikir tingkat tinggi di samping kecakapan berpikir kreatif
(Peirce, 2006). Kecakapan berpikir kritis dan kecakapan berpikir kreatif
dianggap sebagai satu kesatuan keping mata uang dengan dua sisi yang
berbeda. Kecakapan berpikir kritis lebih menggarisbawahi sifat evaluatif
dan kecakapan berpikir kreatif lebih menggarisbawahi sifat generatif dari
kecakapan berpikir.
Berpikir kritis dalam pengertian berpikir kritis (2010) merupakan
upaya pendalaman kesadaran serta kecerdasan membandingkan dari
beberapa masalah yang sedang dan akan terjadi sehingga menghasilkan
sebuah kesimpulan dan gagasan yang dapat memecahkan masalah
tersebut. Mudjia Rahardjo dalam melatih berpikir kritis (2010)
menyebutkan bahwa berpikir kritis adalah berpikir dengan konsep yang
matang dan mempertanyakan segala sesuatu yang dianggap tidak tepat
dengan cara yang baik. Sikap kritis terwujud dengan sering menanyakan
hal-hal yang tidak normal dan bermaksud memperbaikinya. Glaser
20 yang siap untuk mempertimbangkan dengan seksama masalah-masalah
yang ada dalam jangkauan pengalaman seseorang atau pengetahuan
tentang metode inkuiri dan bernalar yang logis; dan kecakapan untuk
menerapkan metode tersebut. Sementara Rudd, Baker, dan Hoover
mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah suatu pendekatan yang
menggunakan nalar, memiliki tujuan tertentu, dan menggunakan
instrospeksi untuk memecahkan masalah atau menanggapi pertanyaan
dengan bukti dan informasi yang mengarah pada solusi yang sulit
dibantah.
Peter A. Facione (1990) menggunakan metode Delphi dalam
panel 46 ahli dari berbagai disiplin ilmu selama 2 tahun yang
menghasilkan sebuah konsensus tentang pengertian metode berpikir
kritis. Bagi Facione berpikir kritis adalah penilaian yang terarah dan
terukur yang menghasilkan interpretasi, analisis evaluasi, dan
kesimpulan, dan juga penjelasan terhadap pertimbangan-pertimbangan
faktual, konseptual, metodologis, kriterilogis, atau kontekstual yang
menjadi dasar penilaian tersebut. Facione menyebutkan bahwa
kecakapan berpikir kritis memiliki dua dimensi, yaitu dimensi kognitif
dan dimensi disposisi afektif (umum dan khusus).
2.1.1.4.Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Wina-Putra (1992:122) Ilmu Pengetahun Alam (IPA)
21 kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum,
yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen.
2.1.1.5.Pembentukan Tanah Akibat Pelapukan Batuan
A. Batuan
Batuan tersusun dari berbagai macam mineral bumi (Sains 5,
2004:116). Kandungan mineral ini mempengaruhi jenis batuan.
Berdasarkan proses terbentuknya, batuan dapat digolongkan menjadi
tiga jenis batuan (Sains Kelas 5 Sekolah Dasar, 2005:142-143):
1. Batuan Beku
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma
yang membeku. Magma merupakan bahan cair yang sangat panas
dan terdapat di dalam perut bumi. Magma yang mencapai
permukaan bumi disebut lava. Batuan ini memiliki ciri umum,
yaitu keras, berbutir, dan berkristal. Batuan ini bermacam-macam
ragamnya, contohnya: batu apung, batu granit, batu obsidian dan
batu basal. Tiap ragam dari batu beku ini memiliki ciri-ciri khusus
yang berbeda satu sama lain, begitu pula dengan manfaatnya.
Manfaat batu apung digunakan untuk mengamplas atau
memperhalus kayu, granit sebagai bahan bangunan, sedangkan batu
obsidian pada masa purba sering dipakai untuk alat pemotong atau
ujung tombak (Erlangga: 194-195). Beberapa contoh batuan beku
22 Tabel 1. Jenis Batuan Beku, Ciri-ciri, dan Proses Terbentuknya
No. Nama Batuan Ciri-ciri dan Manfaat Proses
Terbentuknya
Digunakan untuk alat pemotong dan mata terdiri dari butiran yang sangat kecil.
23 2. Batuan Endapan
Batuan endapan merupakan batuan yang terbentuk karena
pelapukan dari batuan yang sudah ada. Batuan endapan pada
awalnya merupakan hasil pelapukan dan pengikisan batuan yang
dihanyutkan oleh air atau terbawa oleh tiupan angin. Hasil
pelapukan tersebut kemudian mengendap dan mengeras karena
tekanan atau adanya zat-zat yang merekat pada bagian-bagian
endapan tersebut. Ciri umum batuan ini adalah berlapis-lapis
karena lapisan itu sesuai dengan kekuatan batuan itu. Batuan ini
juga bermacam-macam ragamnya, contohnya: batu konglomerat,
batu breksi, batu pasir, batu serpih, dan batu kapur. Tiap ragam dari
batuan endapan ini memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda satu
sama lain, begitu pula dengan manfaatnya. Batu konglomerat,
breksi dan batu pasir digunakan untuk bahan bangunan, batu kapur
digunakan sebagai bahan baku semen (Erlangga: 195-196).
Beberapa contoh batuan endapan dapat dilihat dalam tabel.
Tabel Jenis Batuan Endapan, Ciri-ciri, dan Proses Terbentuknya
No. Nama Batuan Ciri-ciri dan Manfaat Proses Terbentuknya 1) Batu Konglomerat Terdiri atas
kerikil-kerikil yang permuka-annya tumpul. Batuan ini banyak digunakan sebagai bahan bangun-an
24 2) Batu Breksi Terdiri atas
kerikil-kerikil yang permuka-annya tajam. Batuan ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangun-an. butiran pasir, berwarna abu-abu, merah,kuning, butiran batu lempung atau tanah liat, ber-warna abu-abu kehijau-an, merah, atau kuning.
Batuan malihan merupakan jenis batuan yang merupakan hasil
metamorfosa batuan beku dan batuan sedimen. Batuan ini memiliki
25 Batuan malihan atau metamorf ialah batuan yang berasal dari
batuan sedimen dan batuan beku yang mengalami perubahan
karena panas dam tekanan. Batuan di kerak bumi sering
mendapatkan tekanan yang berat dan suhu yang tinggi dalam
jangka waktu yang lama. Tekanan yang berat disebabkan oleh
tindihan. Suhu yang tinggi disebabkan oleh persentuhan dengan
magma. Beberapa batuan yang berubah menjadi batuan malihan
ialah batu pualam atau marmer dari batu gamping, dan batu sabak
atau batu tulis dari batu serpih. Batu pualam atau marmer adalah
batu yang keras dan mengkilap bila dipoles. Batu pualam
merupakan bahan yang baik untuk membuat patung dan lantai.
Batu sabak digunakan sebagai batu tulis dan sebagai bahan
bangunan. Batu sabak merupakan bahan penting untuk membuat
atap rumah, semacam genting (Erlangga: 196-197). Beberapa
contoh batuan endapan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3. Jenis Batuan Malihan, Ciri-ciri, dan Proses Terbentuknya
No. Nama Batuan Ciri-ciri dan Manfaat Proses
Terbentuknya
26 tipis-tipis, dan per-mukaannya kasar. Sebelum ada kertas, batu sabak dimanfaat-kan sebagai papan
Terdapat tiga macam pelapukan pelpukan, yaitu pelapukan
biologis, pelapukan fisika, dan pelapukan kimia (Sains 5,
2004:123-125).
1. Pelapukan biologis merupakan pelapukan yang lebih banyak
diakibatkan oleh gerakan yang ditimbulkan oleh kegiatan
makhluk hidup. Contoh dari pelapukan biologi adalah
pertumbuhan akar dan batang yang yang menghasilkan gerakan
pada pohon yang berakibat hancurnya bebatuan di atasnya atau
sekelilingnya. Selain itu, pelapukan biologi juga disebabkan oleh
tumbuhan yang hidup menempel pada permukaan batuan.
Contohnya tumbuhnya lumut pada permukaan batuan
mengakibatkan permukaan batuan mengalami kerusakan,
27 Gambar 1
Lumut yang melapukan arca
www.pulaubali.com
2. Pelapukan Fisika terjadi karena adanya perubahan suhu. Suhu
yang naik turun secara berulang-ulang akan mengembangkan dan
megerutkan batuan yang ada. Akibatnya batuan akan terkikis atau
pecah berkeping-keping. Contoh dari Erlangga (1998:198) adalah
peristiwa pelapukan karena perbedaan suhu yang tinggi di Arab
Saudi. Padang pasir di Arab Saudi awalnya merupakan
batuan-batuan. Suhu pada siang hari di sana sangat tinggi (sekitar 42
derajat Celcius), sedangkan pada malam hari sangat rendah
mencapai -10 derajat Celcius. Perbedaan suhu yang sangat
mencolok tersebut menyebabkan batuan-batuan tersebut melapuk
atau hancur, dan lama-kelamaan menjadi padang pasir. Selain itu,
pelapukan fisika juga dapat disebabkan oleh terpaan angin dan
28 Gambar 2
Gelombang laut
yang melapukkan
batu karang
www.hinamagazine.com
3. Pelapukan batuan secara kimia banyak disebabkan oleh faktor
limbah rumah tangga atau limbah pabrik, air, dan air hujan.
Erlangga (1998: 198-199) menjelaskan bahwa air hujan secara
alami mengandung asam yang berasal dari karbon dioksida.
Gas-gas buangan industri, seperti belerang dioksida yang bereaksi
dengan uap air dan gas-gas lain di udara akan mengakibatkan
hujan asam. Hujan asam sangat meningastkan kecepatan
pelapukan kimia. Pelapukan akibat hujan asam dapat dilihat pada
bangunan dan patung yang ada di ruang terbuka. Patung itu
tampak terkikis.
C. Tanah
Tanah merupakan tempat kita berpijak. Tanah memberikan
kehidupan bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Oleh karena itu tanah
perlu dijaga dan dipelihara kelestariannya. Tanah terbentuk dari
pelapukan batuan, fosil, dan sisa-sisa makhluk hidup. BSE (2008:
199) menyebutkan bahwa batuan yang lapuk dan sisa makhluk hidup
29 Menurut wujudnya, lapisan tanah terdiri atas bahan padat, cair,
dan gas. Kandungan bahan tiap-tiap jenis tanah berbeda-beda.
Sedangkan berdasarkan butiran-butiran penyusunnya, tanah terdiri
atas batu dan kerikil, pasir, lumpur, tanah liat dan debu. Berdasarkan
keadaan tanahnya tanah biasanya berlapis-lapis. Lapisan tanah terdiri
atas tanah lapisan atas, tanah lapisan bawah, dan bahan induk tanah.
Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar struktur lapisan tanah di
bawah ini.
Keterangan:
O = Tanah Lapisan Atas
A= Tanah Lapisan Tengah
B = Tanah Lapisan Bawah
C = Tanah Lapisan Batuan Induk
Gambar 3. Struktur lapisan tanah
30 1. Bagian-Bagian Tanah (BSE, 2008: 119-120)
Tanah merupakan bagian dari kerak bumi. Kerak bumi terdiri atas:
a. Lapisan Atas
Lapisan ini terbentuk dari hasil pelapukan batuan dan
sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati. Lapisan tanah ini
merupakan tanah yang paling subur.
b. Lapisan Tengah
Lapisan ini terbentuk dari campuran hasil pelapukan batuan
dan air. Hal ini terjadi karena sebagian bahan lapisan atas
terbawa oleh air dan mengendap. Lapisan tanah ini biasa
disebut dengan tanah liat.
c. Lapisan Bawah
Lapisan tanah ini merupakan lapisan yang terdiri atas
bongkahan-bongkahan batu. Di sela-sela bongkahan terdapat
hasil pelapukan batuan. Jadi, masih ada batu yang belum
melapuk secara sempurna.
d. Lapisan Batuan Induk
Lapisan ini berupa bebatuan yang padat. Lapisan tanah ini
merupakan lapisan tanah yang paling tandus dan tidak dapat
31 2. Jenis-Jenis Tanah
Jenis tanah mempengaruhi penyerapan air ke dalam tanah.
Tumbuhan yang ditanam di tanah yang mampu menyerap dan
menyimpan air, akan tumbuh dengan baik. Berikut akan dijelaskan
jenis-jenis tanah .
a. Tanah Humus
Tanah humus merupakan tanah yang:
- Berasal dari pelapukan sisa hewan dan tumbuhan yang
membusuk;
- Berwarna kehitaman;
- Sangat baik untuk lahan pertanian;
- Kemampuan menyerap airnya sangat tinggi;
- Dapat menggemburkan tanah.
b. Tanah Liat atau Tanah Lempung
Tanah liat merupakan tanah yang:
- Butiran-butiran tanahnya halus;
- Setiap butiran saling melekat satu sama lain, sehingga jika
basah menjadi lengket;
- Sukar menyerap air;
- Sering dimanfaatkan untuk membuat kerajinan;
32 c. Tanah Berpasir
Tanah berpasir biasanya digunakan sebagai bahan
membangun rumah. Tanah berpasir merupakan tanah yang:
- Butiran pasirnya sangat banyak;
- Mudah menyerap air
- Sulit ditumbuhi tanaman.
d. Tanah Vulkanik
Tanah ini biasanya terdapat disekitar gunung berapi. Tanah
Vulkanik merupakan tanah yang:
- Banyak mengandung unsur hara;
- Warnanya lebih gelap;
- Berasal dari gunung berapi yang meletus;
- Sangat mudah menyerap air;
- Sangat subur untuk lahan pertanian.
2.1.2. Hasil Penelitian Sebelumnya
Jenis penelitian yang dilakukan Listyaningrum (2010) merupakan
penelitian pra eksperimen. Adapun metode yang digunakan adalah metode
inkuiri terbimbing. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPA kelas IV,
materi benda terapung, melayang, dan tenggelam. Tujuan dari penelitian
ini adalah mengetahui efektivitas pembelajaran dengan metode inkuiri
terbimbing dalam hal pencapaian hasil belajar IPA, materi benda terapung,
melayang, dan tenggelam. Setelah dilakukan uji T, hasilnya menunjukkan
33 hasil tersebut, dapat dinyatakan bahwa metode inkuiri terbimbing efektif
diterapkan dalam pelajaran IPA materi benda terapung, melayang, dan
tenggelam.
Jenis penelitian yang dilakukan Raras (2010) merupakan penelitian
pra eksperimen. Adapun metode yang digunakan adalah metode inkuiri
terbimbing. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPA kelas IV, materi
perpindahan dan penghantar panas. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui efektivitas pembelajaran tentang perpindahan dan penghantar
panas dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing dalam hal
pencapaian hasil belajar siswa kelas IV SD Kanisius Prontakan. setelah
dilakukan uji T didapat sebesar 6,66 sedangkan harga kritis pada taraf
signifikansi 5 % adalah 2,179. Oleh karena lebih besar daripada
berarti ada perbedaan yang signifikan antara mean pre test dan mean post
test.
Jenis penelitian yang dilakukan Purbatin (2010) merupakan
penelitian pra eksperimen. Adapun metode yang digunakan adalah metode
inkuiri terbimbing. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPA kelas V,
materi sifat-sifat cahaya. Teknik pengujian data dalam penelitian ini
menggunakan uji T. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
efektifitas pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya dengan
menggunakan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas V SD Kanisius
Kalasan dalam hal pencapaian hasil belajar. Subyek penelitian ini
berjumlah 30 siswa. KKM yang digunakan mengikuti yang ditetapkan oleh
34 pada derajad kebeasan (dB) 29 adalah 2,046 didapat sebesar 8,29.
Terlihat ada perbedaan yang signifikan antara mean pre test dan mean post
test.
Jenis penelitian yang dilakukan Widyaningsih (2010) merupakan
penelitian pra eksperimen. Adapun metode yang digunakan adalah metode
inkuiri terbimbing. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPA kelas V,
materi proses pembentukan tanah karena pelapukan. Teknik pengujian
data dalam penelitian ini menggunakan uji T. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui efektifitas pembelajaran IPA tentang proses
pembentukan tanah karena pelapukan, dengan menggunakan metode
inkuiri terbimbing pada siswa kelas V SD Kanisius Kintelan I dalam hal
pencapaian hasil belajar. Subyek penelitian ini berjumlah 32 siswa, dan
KKM yang akan dicapai adalah 62. mean pretes ( 1 x ) adalah 50,8; mean postes ( 2 x ) adalah 76,6 dan adalah 11,12. Setelah dilakukan uji T dengan taraf signifikansi 5 % maka harga kritisnya adalah 2,042. Hal ini
berarti ditolak dan berarti ada perbedaan secara signifikan antara mean
pretes dan mean postes.
Jenis penelitian yang dilakukan Hartini (2010) merupakan
penelitian pra eksperimen. Adapun metode yang digunakan adalah metode
inkuiri terbimbing. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPA kelas IV,
materi penyebab perubahan lingkungan fisik. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan metode
inkuiri siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I dapat mencapai hasil belajar
35 kelas IV SD Kanisius Kinelan, yang berjumlah 33 dengan rincian 13 siswa
putrid dan 20 siswa putra. KKM yang ditetapkan adalah 6,5. Berdasarkan
hasil analisis data yaitu mean pretes (
x
1) adalah 4,5 ; mean postes (x
2)adalah 7,65; Tobs adalah 11,4297 dan dB nya adalah 29. Maka harga kritis
pada taraf signifikansi 5 % pada derajat kebebasan (dB) 29 adalah 2,045.
Kesimpulannya adalah Tobs lebih besar dari pada Tkrit. Hal ini berarti H0 di
tolak dan berarti ada perbedaan secara signifikan antara mean pretes dan
mean postes.
Jenis penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2010) merupakan
penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif. Tujuan penelitian ini
adalan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan keaktivan siswa
dengan menggunakan pendekatan problem solving. Adapun metode yang digunakan adalah metode pembelajaran problem solving. Sampel dalam penelitian ini adalah 31 siswa kelas IV SDN Pabelan. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, catatan lapangan, dan
dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah secara
deskriptif kuantitatif dengan metode alur. Hasil penelitian ini
menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan keaktifan siswa.
Hal ini dilihat dari 1) a. Peningkatan kemampuan siswa dalam memahami
masalah 25,8%, b. peningkatan kemampuan siswa dalam menyusun
rencana mencapai 29%, c. Peningkatan kemampuan melaksanakan rencana
mencapai 29%, d. Kemampuan memeriksa kembali mencapai 35,4%. 2) a.
peningkatan keaktivan siswa dalam bertanya mencapai 35.4%, b.
36 Peningkatan keaktivan siswa dalam mengerjakan soal-soal di depan kelas
mencapai 45,1%. Berdasarkan peningkatan di atas, kemampuan berpikir
kritis dan keaktivan siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan
pendekatan problem solving.
Penelitian yang dilakukan oleh Toni (2009), memiliki 4 tujuan, yaitu
meningkatkan: 1) keaktivan belajar siswa; 2) pemahaman materi ajar; 3)
kemandirian belajar siswa; dan 4) hasil belajar matematika siswa kelas V.
Subyek penerima tindakan berjumlah 39 siswa. Data dikumpulkan melalui
observasi, catatan lapangan, review, dan dokumentasi. Analisis data secara
deskriptif kualitatif dengan presentasi dan model alur. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa penerapan pembelajaran melalui pendekatan belajar
tuntas meningkatkan hasil belajar siswa sebagai berikut: 1) keaktivan
belajr siswa tinggi 76,92%; 2) pemahaman materi ajar sebesar 87,18%; 3)
kemandirian belajar siswa mencapai 79,49%.
Penelitian yang dilakukan oleh Mas’ud merupakan penelitian dengan
metode quasi eksperimen pada siswa kelas IV SDN Kletek 343 Taman
Sidoarjo. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis
peningkatan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa yang
menggunakan metode reciprocal teaching dan siswa yang menggunakan
metode konvensional dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di
Sekolah Dasar. Data penelitian dikumpulkan melalui tes tertulis (pretes
dan postes), angket dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
37 metode pembelajaran konvensional. N-gain kemampuan berpikir kritis
pada kelas eksperimen secara rerata 0,48 dan N-gain pada kelas kontrol
sebesar 0,31. N-gain prestasi belajar pada kelas eksperimen secara rerata
0,70 dan N-gain pada kelas kontrol sebesar 0,09. Tanggapan guru dan
sebagian besar siswa terhadap metode reciprocal teaching adalah positif. siswa berpendapat metode reciprocal teaching dapat memusatkan
perhatian pada pelajaran karena siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Dan sebagian besar siswa menginginkan penggunaan metode
38
METODE INKUIRI BERPIKIR KRITIS
Listyaningrum (2010)