LANDASAN TEORI
2.1. Kajian Pustaka
2.1.2. Hasil Penelitian Sebelumnya
Jenis penelitian yang dilakukan Listyaningrum (2010) merupakan
penelitian pra eksperimen. Adapun metode yang digunakan adalah metode
inkuiri terbimbing. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPA kelas IV,
materi benda terapung, melayang, dan tenggelam. Tujuan dari penelitian
ini adalah mengetahui efektivitas pembelajaran dengan metode inkuiri
terbimbing dalam hal pencapaian hasil belajar IPA, materi benda terapung,
melayang, dan tenggelam. Setelah dilakukan uji T, hasilnya menunjukkan
33 hasil tersebut, dapat dinyatakan bahwa metode inkuiri terbimbing efektif
diterapkan dalam pelajaran IPA materi benda terapung, melayang, dan
tenggelam.
Jenis penelitian yang dilakukan Raras (2010) merupakan penelitian
pra eksperimen. Adapun metode yang digunakan adalah metode inkuiri
terbimbing. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPA kelas IV, materi
perpindahan dan penghantar panas. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui efektivitas pembelajaran tentang perpindahan dan penghantar
panas dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing dalam hal
pencapaian hasil belajar siswa kelas IV SD Kanisius Prontakan. setelah
dilakukan uji T didapat sebesar 6,66 sedangkan harga kritis pada taraf
signifikansi 5 % adalah 2,179. Oleh karena lebih besar daripada
berarti ada perbedaan yang signifikan antara mean pre test dan mean post
test.
Jenis penelitian yang dilakukan Purbatin (2010) merupakan
penelitian pra eksperimen. Adapun metode yang digunakan adalah metode
inkuiri terbimbing. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPA kelas V,
materi sifat-sifat cahaya. Teknik pengujian data dalam penelitian ini
menggunakan uji T. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
efektifitas pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya dengan
menggunakan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas V SD Kanisius
Kalasan dalam hal pencapaian hasil belajar. Subyek penelitian ini berjumlah 30 siswa. KKM yang digunakan mengikuti yang ditetapkan oleh
34 pada derajad kebeasan (dB) 29 adalah 2,046 didapat sebesar 8,29.
Terlihat ada perbedaan yang signifikan antara mean pre test dan mean post
test.
Jenis penelitian yang dilakukan Widyaningsih (2010) merupakan
penelitian pra eksperimen. Adapun metode yang digunakan adalah metode
inkuiri terbimbing. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPA kelas V,
materi proses pembentukan tanah karena pelapukan. Teknik pengujian
data dalam penelitian ini menggunakan uji T. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui efektifitas pembelajaran IPA tentang proses
pembentukan tanah karena pelapukan, dengan menggunakan metode
inkuiri terbimbing pada siswa kelas V SD Kanisius Kintelan I dalam hal
pencapaian hasil belajar. Subyek penelitian ini berjumlah 32 siswa, dan KKM yang akan dicapai adalah 62. mean pretes ( 1 x ) adalah 50,8; mean
postes ( 2 x ) adalah 76,6 dan adalah 11,12. Setelah dilakukan uji T
dengan taraf signifikansi 5 % maka harga kritisnya adalah 2,042. Hal ini
berarti ditolak dan berarti ada perbedaan secara signifikan antara mean
pretes dan mean postes.
Jenis penelitian yang dilakukan Hartini (2010) merupakan
penelitian pra eksperimen. Adapun metode yang digunakan adalah metode
inkuiri terbimbing. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPA kelas IV,
materi penyebab perubahan lingkungan fisik. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan metode
inkuiri siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I dapat mencapai hasil belajar
35 kelas IV SD Kanisius Kinelan, yang berjumlah 33 dengan rincian 13 siswa
putrid dan 20 siswa putra. KKM yang ditetapkan adalah 6,5. Berdasarkan
hasil analisis data yaitu mean pretes (
x
1) adalah 4,5 ; mean postes (x
2) adalah 7,65; Tobs adalah 11,4297 dan dB nya adalah 29. Maka harga kritispada taraf signifikansi 5 % pada derajat kebebasan (dB) 29 adalah 2,045.
Kesimpulannya adalah Tobs lebih besar dari pada Tkrit. Hal ini berarti H0 di
tolak dan berarti ada perbedaan secara signifikan antara mean pretes dan
mean postes.
Jenis penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2010) merupakan
penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif. Tujuan penelitian ini
adalan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan keaktivan siswa
dengan menggunakan pendekatan problem solving. Adapun metode yang
digunakan adalah metode pembelajaran problem solving. Sampel dalam
penelitian ini adalah 31 siswa kelas IV SDN Pabelan. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, catatan lapangan, dan
dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah secara
deskriptif kuantitatif dengan metode alur. Hasil penelitian ini
menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan keaktifan siswa.
Hal ini dilihat dari 1) a. Peningkatan kemampuan siswa dalam memahami
masalah 25,8%, b. peningkatan kemampuan siswa dalam menyusun
rencana mencapai 29%, c. Peningkatan kemampuan melaksanakan rencana
mencapai 29%, d. Kemampuan memeriksa kembali mencapai 35,4%. 2) a.
peningkatan keaktivan siswa dalam bertanya mencapai 35.4%, b.
36 Peningkatan keaktivan siswa dalam mengerjakan soal-soal di depan kelas
mencapai 45,1%. Berdasarkan peningkatan di atas, kemampuan berpikir
kritis dan keaktivan siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan
pendekatan problem solving.
Penelitian yang dilakukan oleh Toni (2009), memiliki 4 tujuan, yaitu
meningkatkan: 1) keaktivan belajar siswa; 2) pemahaman materi ajar; 3)
kemandirian belajar siswa; dan 4) hasil belajar matematika siswa kelas V.
Subyek penerima tindakan berjumlah 39 siswa. Data dikumpulkan melalui
observasi, catatan lapangan, review, dan dokumentasi. Analisis data secara
deskriptif kualitatif dengan presentasi dan model alur. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa penerapan pembelajaran melalui pendekatan belajar
tuntas meningkatkan hasil belajar siswa sebagai berikut: 1) keaktivan
belajr siswa tinggi 76,92%; 2) pemahaman materi ajar sebesar 87,18%; 3)
kemandirian belajar siswa mencapai 79,49%.
Penelitian yang dilakukan oleh Mas’ud merupakan penelitian dengan metode quasi eksperimen pada siswa kelas IV SDN Kletek 343 Taman
Sidoarjo. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis
peningkatan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa yang
menggunakan metode reciprocal teaching dan siswa yang menggunakan
metode konvensional dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di
Sekolah Dasar. Data penelitian dikumpulkan melalui tes tertulis (pretes
dan postes), angket dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan metode reciprocal teaching dapat meningkatkan kemampuan
37 metode pembelajaran konvensional. N-gain kemampuan berpikir kritis
pada kelas eksperimen secara rerata 0,48 dan N-gain pada kelas kontrol
sebesar 0,31. N-gain prestasi belajar pada kelas eksperimen secara rerata
0,70 dan N-gain pada kelas kontrol sebesar 0,09. Tanggapan guru dan
sebagian besar siswa terhadap metode reciprocal teaching adalah positif.
siswa berpendapat metode reciprocal teaching dapat memusatkan
perhatian pada pelajaran karena siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Dan sebagian besar siswa menginginkan penggunaan metode
38
METODE INKUIRI BERPIKIR KRITIS
Listyaningrum (2010)
Inkuiri-Efektivitas Pembelajaran
Kurniawati (2008)
Problem Solving- berpikir Kritis dan keaktivan siswa. Raras (2010) Inkuiri-Efektivitas Pembelajaran Tony (2009) Pendekatan Belajar Tuntas-Keaktivan, Pemahaman, Kemandirian, dan hasil belajar Purbatin (2010) Inkuiri-Efektivitas Pembelajaran Mas’ud (2010) reciprocal teaching –
berpikir kritis dan Prestasi Belajar Widyaningsih (2010)
Inkuiri-Efektivitas Pembelajaran
Yang perlu diteliti
Metode Inkuiri dan
39