• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Model Analisis Hipotesis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "3. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Model Analisis Hipotesis"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

15

Universitas Kristen Petra

H 1 H 2

3. METODE PENELITIAN

3.1 Model Analisis

Model analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linear berganda. Model analisis ini digunakan untuk menganalisis bagaimana pengaruh hubungan antara management control system, employee oriented measures dan customer oriented measures. Dibawah ini merupakan model analisis yang akan digunakan dalam penelitian.

Gambar 3.1 Model Analisis Hipotesis

Management Control System (Simons, 1995)

Employee Oriented Measures (Chow & Van

Der Stede, 2006)

Customer Oriented Measures (Chow & Van

Der Stede, 2006)

H 3

(2)

16

Universitas Kristen Petra

3.2 Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah sesuatu yang bervariasi atau perubahan dari satu contoh ke yang lain. Variabel dapat menunjukkan perbedaan dalam nilai, biasanya besarnya atau kekuatan, atau arah. Dalam penelitian, variabel yang baik diamati atau dimanipulasi, dalam hal ini merupakan variabel eksperimental (Zikmund, 2010).

Menurut Cooper & Emory (1996) Definisi operasional adalah suatu definisi yang dapat diuji secara khusus yang dinyatakan dalam kriteria tertentu. Pada penelitian ini terdapat 3 jenis variabel, yaitu variabel independen, variabel intervening dan variabel dependen.

Penjelasan variabel dan cara mengukur setiap variabel yang digunakan sangatlah penting. Semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini seperti yang sudah disebutkan, akan didefinisikan secara jelas dengan karakteristik dari masing-masing variabel sehingga dapat digunakan dalam penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah management control system, employee oriented measures dan customer oriented measures.

3.2.1 Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas / independent adalah variabel yang diharapkan untuk mempengaruhi variabel dependen dalam beberapa cara (Zikmund, 2010). Variabel independent dalam penelitian ini adalah management control system.

- Konsep : Management Control System (MCS)

- Definisi Operasional : menurut Anthony (2005) (dikutip oleh Stefan et al (2000), management control system didefinisikan sebagai proses yang dilakukan oleh manajer untuk memastikan bahwa sumber daya telah diperoleh dan digunakan secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan organisasi.

- Indikator Empirik :

Indikator empirik yang digunakan untuk Belief System, Boundary System, Interactive control system dan Diagnostic Control System (Simons, 1995).

(3)

17

Universitas Kristen Petra

1. Belief System

MCS1: (a) Perusahaan memiliki visi dan misi yang jelas

(b) Nilai-nilai dalam organisasi tersampaikan dengan jelas dalam penjabaran misi organisasi

Mission statement communicates values

MCS2: Pemimpin puncak mensosialisasikan nilai nilai dalam organisasi kepada seluruh karyawan

Top managers communicate values

MCS 3: (a) Seluruh karyawan mengetahui nilai nilai organisasi

(b) Seluruh karyawan memiliki pemahaman yang jelas atas nilai nilai organisasi

Workforce is aware of values

MCS 4: Pernyataan visi atau misi organisasi mampu menginspirasi seluruh karyawan

Mission statement inspires

2. Boundary System

MCS 5: Organisasi memiliki kode etik yang harus dipatuhi oleh karyawan Defines appropriate behaviour

MCS 6: Organisasi (baik melalui pemimpinan maupun HRD)

menyampaikan tentang batasan – batasan perilaku dalam bekerja.

Informs about off-limits behaviour

MCS 7: Organisasi (pimpinan) mengkomunikasikan resiko yang harus dihindari (resiko kerja & resiko dalam pengambilan keputusan bisnis).

Communicate risks to be avoided

MCS 8: (a) Karyawan mengetahui dan memahami kode etik dalam organisasi

(b) Karyawan menjalankan kode etik dalam organisasi Workforce aware of code of conduct

(4)

18

Universitas Kristen Petra

3. Interactive Control System

MCS 9: Divisi (manajemen) operasional memiliki interaksi yang intensif dengan menajer senior (atau pimpinan di atasnya)

There is a lot of on-going interaction between operational management and senior managers.

MCS 10: Manajer senior mengontrol kinerja manajemen (divisi) operasional melalui pertemuan tatp muka yang terjadwal Controls are used regularly in scheduled face-to-face meetings between operational and senior managers.

MCS 11: Pertemuan tatap muka dilakukan oleh senior manajer dan manajemen operasional untuk mendiskusikan perubahan yang terjadi dalam unit bisnis

Controls generate information that forms an important and recurring agenda in discussions between operational andsenior managers.

MCS 12: Pertemuan tatap muka antara senior manajer dan manajer operasional menhgahsilkan informasi yang digunakan untuk menyusun agenda penting dan berkelanjutan dalam setiap pertemuan/diskusi

Controls generate information that forms an important and recurring agenda in discussions between operational andsenior managers.

MCS 13: Pertmuan tatap muka antara menejer senior dan manajemen operasional merupakan alat yang digunakan untuk mengembangkan acion plans.

Controls are often used as a means of developing ongoing action plans.

4. Diagnostic Control System

MCS 14: Sistem penilaian kinerja digunakan untuk memonitor hasil kerja karyawan dan pencapaian tujuan organisasi

Controls are used to track progress towards goals and monitor results.

(5)

19

Universitas Kristen Petra

MCS 15: Sistem penialaian kinerja digunakan untuk merencanakan bagaiman kegiatan operasional harus dilakukan sesuai dengan rencana strategis

Controls are used to plan how operations are to be conducted in accordance with the strategic plan.

MCS 16: Sistem penilaian kinerjadigunakan untuk mengevaluasi kinerja karyawan.

Controls are used to review performance

MCS 17: Sistem penilaian kinerja digunakan untuk mengidentifikasi hal- hal yang tidak sesuai dengan harapan/target organisasidan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasi ketidak sesuaian tersebut.

Controls are used to identify significant exceptions from expectations and take appropriate actions.

3.2.2 Variabel Penengah (Mediator/Intervening Variable)

Variabel penengah / mediator/intervening adalah variabel yang menjadi penengah dan secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen (Zikmund, 2010). Variabel mediator yang digunakan dalam penelitian ini adalah employee oriented measures.

- Konsep : Employee Oriented Measures (EOM)

- Definisi Operasional : Menurut Chow dan Van Der Stede (2006), pengukuran performa perusahaan memainkan peranan penting dalam organisasi. pengukuran kinerja dapat dijelaskan melalui secara keuangan maupun non-keuangan. Performa non-keuangan dapat diukur melalui pengukuran yang berorientasi kepada karyawan. Mulyadi (2007) menyatakan bahwa pengukuran yang berorientasi pada karyawan merupakan pengukuran merupakan salah satu pengukuran yang penting bagi perusahaan.

- Indikator Empirik :

Indikator empirik yang digunakan untuk employee oriented measures (Chow and Van Der Stede, 2006).

(6)

20

Universitas Kristen Petra

EOM 1 : Kepuasan karyawan perusahaan kami Employee satisfaction

EOM 2 : Kemampuan karyawan perusahaan kami Employee skills

EOM 3 : Kemampuan pimpinan di perusahaan kami dalam mengempower karyawan

Employee empowerment

EOM 4 : Kemampuan perusahaan kami dalam mengutamakan keamanan Safety measures

EOM 5 : Frekuensi training yang diberikan kepada karyawan Employee training

3.2.3 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat / dependent adalah hasil proses atau variabel yang diprediksi dan / atau dijelaskan oleh variabel lain (Zikmund, 2010). Variabel dependent yang digunakan penelitian ini adalah customer oriented measures.

- Konsep : Customer Oriented Measures (COM)

- Definisi Operasional : Menurut Chow dan Van Der Stede (2006), pengukuran performa perusahaan memainkan peranan penting dalam organisasi.

pengukuran kinerja dapat dijelaskan melalui secara keuangan maupun non- keuangan. Performa non-keuangan dapat diukur melalui pengukuran yang berorientasi kepada pelanggan/pasar. Yamin, Gunasekuran dan Marvondo (1999) menyatakan bahwa penilaian perusahaan yang baik harus juga berdasarkan orientasi pada pelanggan atau pasar.

Indikator Empirik :

Indikator empirik yang digunakan untuk customer oriented measures (Chow and Van Der Stede, 2006).

COM 1 : Market share perusahaan kami.

Market share

COM 2 : Waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi pesanan pelanggan perusahaan kami

(7)

21

Universitas Kristen Petra

Time to fill customer orders

COM 3: Kemampuan pengiriman pesanan perusahaan kami Delivery performance

COM 4 : Kecepatan perusahaan menanggapi masalah customer Time to respond to customer problems

COM 5 : Product flexibility perusahaan kami.

Product flexibility

COM 6 : Kepuasan pelanggan kami.

Customer satisfaction

COM 7: Kemampuan perusahaan kami mendapatkan pelanggan baru Customer acquisition

COM 7 : Kemampuan perusahaan kami mempertahankan pelanggan tetap Customer retention

3.3 Skala Pengukuruan

Menurut Zikmund (2010), yang dimaksud dengan skala pengukuran adalah skala pengukuran nominal, skala ordinal dan skala interval. Skala interval digunakan untuk mendata seberapa lama koresponden telah bekerja dalam perusahaan tersebut, dan skala ordinal digunakan untuk mendata jawaban koresponden dengan menggunakan skala Likert dimana setiap responden diminta dan diharapkan menjawab kuesioner dengan persepsi masing-masing.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert, yaitu skala Five Likert, yang digunakan untuk mengukur persepsi seseorang atas suatu fenomena yang terjadi. Skala Likert yang digunakan adalah sebagai berikut:

1 : Sangat tidak setuju 2 : Tidak setuju 3 : Netral 4 : Setuju

5 : Sangat Setuju

(8)

22

Universitas Kristen Petra

3.4 Jenis dan Sumber Data 3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data kuantitatif yang digunakan adalah data yang berupa angka (data diukur dengan skala numerik) yang kemudian akan dianalisa dengan metode statistika.

3.4.2 Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti secara langsung dari sumber pertama untuk menjawab permasalahan atau pertanyaan dalam penelitian yang dilakukan. Pengumpulan data primer didapat dengan melakukan wawancara, observasi, kuesioner dan lainnya.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari studi yang dilakukan oleh pihak lain. Data sekunder dapat diperoleh melalui internet, buku, jurnal, dan lainnya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh secara langsung dari hasil penyebaran kuesioner ke beberapa perusahaan terbuka yang berada di Indonesia yang kemudian peneliti akan memaparkan data yang diperoleh langsung dari sumbernya.

3.5 Instrumen dan Pengumpulan Data

Instrumen dan prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Studi Pustaka

Studi Pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi atau data yang relevan dari literature, jurnal, media, surat kabar serta internet untuk merumuskan landasan bagi hipotesis, penyusunan daftar pertanyaan, serta pembahasan teoritis. Studi pustaka dapat membantu peneliti untuk

(9)

23

Universitas Kristen Petra

memiliki landasan teori yang kuat karena peneliti mendapatkan informasi atau data yang bersifat teoritis.

b. Kuesioner

Penyebaran kuisioner adalah teknik untuk mengumpulkan data yang didapatkan dari jawaban yang sesuai dengan persepsi para responden yang berhubungan dengan variabel penelitian. Pada penelitian ini, kuisioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang management control system, employee oriented measures dan customer oriented measures di 31 perusahaan TBK di Indonesia. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan membagikan secara langsung kepada responden, melalui media

elektronink google doc yg beralamat di:

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSfCEMdJ6weLnBhJB6XneIY 0KMEN47NkSphmKvpibsopK9PEcg/viewform?c=0&w=1

3.6 Populasi

Menurut Margono (2004), populasi merupakan seluruh data yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti dalam ruang lingkup & waktu yang telah ditentukan. Populasi berkaitan dengan data-data. Jika setiap manusia memberikan suatu data, maka ukuran atau banyaknya populasi akan sama dengan banyaknya manusia. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan TBK yang ada di Indonesia.

3.7 Sampel dan Teknik Sampling 3.7.1. Sampel

Sampling melibatkan prosedur yang menarik kesimpulan berdasarkan pengukuran sebagian dari populasi. Dengan kata lain, sampel adalah bagian dari populasi yang lebih besar. Jika prosedur statistik tertentu diikuti, peneliti tidak perlu memilih setiap item dalam populasi karena hasil sampel yang baik harus memiliki karakteristik yang sama dengan populasi secara keseluruhan (Zikmund, 2010).

(10)

24

Universitas Kristen Petra

Seperti yang dikatakan oleh Geffen (2000) ukuran minimal sampel yang harus dimiliki oleh tiap jalur adalah 10 sampel. Berdasarkan penelitian diatas yang menggunakan 3 variabel maka sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 31 perusahaan terbuka (Tbk) di Indonesia.

3.7.2. Teknik Sampling

Penelitian ini menggunakan non-probability sampling dengan teknik purposive sampling. Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2002).

Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah karyawan yang berasal dari 31 perusahaan terbuka di Indonesia.

3.8 Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah perusahaan. Perusahaan yang dimaksud adalah 31 perusahaan TBK di Indonesia, dimana perusahaan- perusahaan ini yang akan menjadi sampel penelitian, dan responden dari penelitian ini ditujukan pada perusahaan terbuka di Indonesia.

3.9 Rancangan Kuisioner

Berikut ini adalah rancangan kuisioner yang akan digunakan. Pada bagian pendahuluan, akan berisikan mengenai pernyataan terima kasih kepada koresponden dan berisikan penjelasan tujuan dan maksud dari pembuatan kuisioner tersebut. Kuisioner dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok:

1. Pada bagian isi, koresponden akan diminta untuk mengisi data mengenai jenis kelamin, jenjang pendidikan, dan jabatan.

2. Kemudian akan dilanjutkan dengan daftar pertanyaan yang akan dijawab oleh koresponden dengan skala likert dimana jawaban yang diberikan

(11)

25

Universitas Kristen Petra

antara 1 (sangat tidak setuju) – 5 (sangat setuju). Berikut adalah rincian atas pembagian kuisioner:

a. Independent Variable : Management Control System, yang diadopsi dari Sophia Su et al (2014)

b. Intervening Variable : Employee Oriented Measures, yang diadopsi dari Chow dan Van Der Stede (2006)

c. Dependent Variable : Customer Oriented Measures, yang diadopsi dari Chow dan Van Der Stede (2006)

3.10 Teknik Analisa Data

Analisis data adalah penerapan penalaran untuk memahami data yang telah dikumpulkan. Dalam bentuk yang paling sederhana, analisis dapat melibatkan menentukan pola yang konsisten dan meringkas rincian yang relevan terungkap dalam penyelidikan. Teknik analisis yang tepat untuk analisis data akan ditentukan oleh kebutuhan informasi manajemen, karakteristik desain penelitian, dan sifat data yang dikumpulkan (Zikmund, 2010). Dalam penelitian kuantitatif, pemilihan teknik analisis statistiska merupakan bagian yang penting dalam menguji hipotesis. Salah satu alat analisis yang mulai banyak digunakan adalah SEM (structural equation modeling). Penelitian ini menggunakan PLS (Partial Least Square) yang merupakan bagian, sekaligus alternatif dari SEM. SEM (structural equation modeling) merupaka salah satu teknik statistika yang digunakan untuk menguji dan mengestimasi hubungan kausal dengan mengintegrasikan analisis faktor dan analisis jalur. Analisis Partial Least Square (PLS) merupakan teknik statistika multivarian yang membandingkan antara variabel dependen berganda dan variabel independen berganda (Jogiyanto &

Abdilah, 2009). Tujuan PLS adalah memprediksi pengaruh variabel X terhadap Y dan menjelaskan hubungan teoritikal di antara kedua variabel. PLS memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah tidak mendasarkan pada berbagai asumsi, dapat digunakan untuk memprediksi model dengan landasan teori yang lemah, dapat digunakan pada data yang tidak berdistribusi normal, dan dapat

(12)

26

Universitas Kristen Petra

digunakan untuk ukuran sampel kecil (Jogiyanto & Abdilah, 2009). Evaluasi model PLS dilakukan dengan mengevaluasi outer model dan inner model.

3.10.1 Konstruksi Diagram Path

Gambar 3.2. PATH diagram partial least square

Diagram path memiliki fungsi untuk memvisualisasikan konsep alur hubungan kausal antara variabel eksogen dan endogen, hubungan- hubungan kausal yang ada merupakan justifikasi dari teori yang telah ada dalam bentuk gambar agar mudah dipahami. Dalam menggambar path diagram, Jogiyanto &

Abdillah (2009) menggunakan pemikiran Falk & Miller (1992) yang

EOM 1

Belief System

Boundary System

COM 4 Interactive

Control System

Diagnostic Control System

Management Control System

Customer Oriented Measures Employee

Oriented Measures

EOM 2 EOM 3 EOM 4 EOM 5

COM 5

COM 6

COM 7 COM 3 COM 2 COM 1

(13)

27

Universitas Kristen Petra

merekomendasikan untuk menggunakan prosedur nomogram reticular action modeling (RAM) yang berbasis pada ketentuan sebagai berikut:

 Konstruk teoritikal (theoretical constructs) yang menunjukkan suatu variabel laten digambar dengan bentuk oval atau lingkaran.

 Variabel-variabel terukur atau indikator digambar dengan bentuk kotak.

 Hubungan tidak simetris yang menunjukkan satu arah digambarkan dengan panah arah tunggal.

 Hubungan simetris yang menunjukkan dua arah bolak-balik digambarkan dengan panah arah double.

3.10.2 Model Pengukuran (Outer Model)

Outer model merupakan model pengukuran untuk menilai validitas dan reliabilitas model (Jogiyanto & Abdilah, 2009). Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrumen penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu konsep. Selain itu, uji reliabilitas juga dapat digunakan untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawab item pertanyaan dalam kuisioner atau instrument penelitian.

3.10.2.1 Uji Validitas

Validitas terdiri dari validitas eksternal dan validitas internal.Validitas eksternal menunjukkan bahwa hasil dari suatu penelitian adalah valid yang dapat digeneralisir ke semua objek, situasi dan waktu yang berbeda. Validitas internal menunjukkan kemampuan dari instrument penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur dari suatu konsep. Validitas internal sendiri terdiri dari validitas kualitatif dan validitas konstruk. Validitas kualitatif terdiri dari validitas tampang dan validitas isi. Validitas isi menunjukkan kemampuan item- item di instrument mewakili konsep yang diukur. Validitas tampang menunjukkan bahwa item- item mengukur suatu konsep jika dari penampilan tampangnya seperti mengukur konsep tersebut.

 Validitas konstruk

(14)

28

Universitas Kristen Petra

Validitas konstruk menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan suatu pengukuran sesuai teori - teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruk (Jogiyanto & Abdilah, 2009).

Uji validitas konstruk secara umum dapat diukur dengan menggunakan parameter AVE. AVE (average variance extracted) adalah rerata persentase skor varian yang diekstraksi dari seperangkat variabel laten yang diestimasi melalui loading standardize. Rule of thumb yang digunakan untuk validitas konvergen adalah outer loading>0.7 ,communality> 0.5 dan average variance extracted (AVE) > 0.5. Semakin tinggi nilai faktor loading, semakin penting peranan loading dalam menginterpretasikan matrik faktor.Validitas konstruk terdiri dari validitas konvergen dan validitas diskriminan.

o Validitas konvergen

Validitas konvergen berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur- pengukur dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi. Uji validitas konvergen dalam PLS dengan indikator reflektif dinilai berdasarkan loading factor (korelasi antara skor item/skor komponen dengan skor konstruk) indikator-indikator yang mengukur konstruk tersebut. Rule of thumb yang biasanya digunakan untuk membuat pemeriksaan awal dari matrik faktor adalah +-.30 dipertimbangkan telah memenuhi level minimal, untuk loading +-.40 dianggap lebih baik, dan untuk loading>0.50 dianggap signifikan secara praktikal. Semakin tinggi nilai faktor loading, semakin penting peranan loading dalam menginterpretasikan matrik faktor.Rule of thumb yang digunakan untuk validitas konvergen adalah outer loading> 0.5, communality> 0.5 dan average variance extracted (AVE) > 0.5.

o Validitas diskriminan

Validitas diskriminan berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur- pengukur konstruk yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi dengan tinggi.Uji validitas diskriminan dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruknya.

(15)

29

Universitas Kristen Petra

Metode lain yang digunakan untuk menilai validitas diskriminan adalah dengan membandingkan akar AVE untuk setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Model mempunyai validitas diskriminan yang cukup jika akar AVE untuk setiap konstruk lebih besar daripada korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model.

Tabel 3.1. Parameter Uji Validitas dalam Model Pengukuran PLS

Uji Validitas Parameter Rule of Thumbs

Konvergen Faktor loading Lebih dari 0,5

Diskriminan Akar AVE dan Korelasi variabel laten

Akar AVE > Korelasi variabel laten

Cross loading Skor loading lebih

tinggi di konstruk sendiri

Sumber: Jogiyanto & Abdillah (2009, p.61), diadaptasi dari Chin (1995) 3.10.2.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan akurasi, konsistensi dan ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran. Uji reliabilitas dalam PLS dapat menggunakan dua metode, yaitu Cronbach’s alpha dan Composite reliability (Jogiyanto & Abdilah, 2009). Cronbach’s alpha mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu konstruk sedangkan composite reliability mengukur nilai sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk.Namun, composite reliability dinilai lebih baik dalam mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk.

Rule of thumb nilai alpha atau Composite reliability harus lebih besar dari 0,7 meskipun nilai 0,6 masih dapat diterima. Namun, sesungguhnya uji konsistensi internal tidak mutlak untuk dilakukan jika validitas konstruk telah terpenuhi, karena konstruk valid adalah konstruk yang reliabel, sebaliknya konstruk yang reliabel belum tentu valid.

(16)

30

Universitas Kristen Petra

3.10.3 Model Struktural (Inner Model)

Inner model merupakan model struktural untuk memprediksi hubungan kausalitas antara variabel laten (Jogiyanto & Abdilah, 2009). Model structural dalam PLS di evaluasi dengan menggunakan R² untuk konstruk dependen, nilai koefisien path dan t-values tiap path untuk uji signifikansi antar konstruk dalam model struktural. Nilai R² digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen.Semakin tinggi R² berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan.

Nilai koefisien path atau inner model menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Skor koefisien path atau inner model yang ditunjukkan oleh nilai T-statistic, harus di atas 1,96 untuk hipotesis dua ekor (two tailed) dan di atas 1,64 untuk hipotesis satu ekor (one tailed) untuk pengujian hipotesis pada alpha 5 persen dan power 80 persen.

Uji Stone-Geisser (Q2) digunakan untuk mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Q2 =1 menunjukkan model yang diuji menghasilkan nilai aktual tanpa error dan ketika Q2=0 berarti model yang diajukan tidak lebih baik dari nilai rerata yang mengganti nilai yang telah dihapus sebelumnya (mean replacement).

3.11 Uji Hipotesa Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut :

H1 : Management control system memliki pengaruh terhadap employee oriented measures

H2 : Employee oriented measures memliki pengaruh terhadap customer oriented measures

H3: Management control system memliki pengaruh terhadap customer oriented measures

Gambar

Gambar 3.1 Model Analisis Hipotesis
Diagram  path  memiliki  fungsi  untuk  memvisualisasikan  konsep  alur  hubungan  kausal  antara  variabel  eksogen  dan  endogen,  hubungan-  hubungan  kausal  yang  ada  merupakan  justifikasi  dari  teori  yang  telah  ada  dalam  bentuk  gambar  agar
Tabel 3.1. Parameter Uji Validitas dalam Model Pengukuran PLS

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis uji t menunjukkan terdapat pengaruh secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen sedangkan data uji F menunjukkan adanya pengaruh

Tiga kelompok jenis tanah yaitu Tanah lempung plastisitas rendah (1- 30 Ωm), Tanah lempung-lanau plastisitas tinggi (31-55 Ωm) dan Tanah lanau plastisitas rendah

Pendidikan dan pelatihan ini diharapkan bermanfaat bermanfaat bagi para guru TK dalam menangani berbagai jenis permasalahan, khususnya kesulitan belajar anak TK

Diperlukan pengamatan komunitas ikan selama 1 tahun dalam setiap bulan yang mewakili 4 musim, untuk melihat secara menyeluruh potensi sumberdaya hayati ikan pada

Data dianalisis dengan metode Structural Equation Modelling (SEM) dengan menggunakan program Partial Least Square (PLS) untuk mengetahui hubungan manajemen produksi

3.1  Memahami kebesaran dan kekuasaan  Tian  atas  hidup dan kehidupan di  dunia  4.1 Menceritakan pengalaman spiritual akan kebesaran  dan kekuasaan  Tan  Penyebutan 

Contoh yang paling mudah dipahami adalah asas pada pendulum ( bandul / anak  lonceng ) serta gerak melingkar. Gerakan pada asas berayun dan menggantung dapat dijumpai pada

Perangkat Daerah adalah organisasi/lembaga pada Pemerintah Daerah Kota Samarinda yang bertanggung jawab kepada Kepala daerah melalui Sekretaris