15
Universitas Kristen Petra
H 1 H 2
3. METODE PENELITIAN
3.1 Model Analisis
Model analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linear berganda. Model analisis ini digunakan untuk menganalisis bagaimana pengaruh hubungan antara management control system, employee oriented measures dan customer oriented measures. Dibawah ini merupakan model analisis yang akan digunakan dalam penelitian.
Gambar 3.1 Model Analisis Hipotesis
Management Control System (Simons, 1995)
Employee Oriented Measures (Chow & Van
Der Stede, 2006)
Customer Oriented Measures (Chow & Van
Der Stede, 2006)
H 3
16
Universitas Kristen Petra
3.2 Definisi Operasional Variabel
Variabel adalah sesuatu yang bervariasi atau perubahan dari satu contoh ke yang lain. Variabel dapat menunjukkan perbedaan dalam nilai, biasanya besarnya atau kekuatan, atau arah. Dalam penelitian, variabel yang baik diamati atau dimanipulasi, dalam hal ini merupakan variabel eksperimental (Zikmund, 2010).
Menurut Cooper & Emory (1996) Definisi operasional adalah suatu definisi yang dapat diuji secara khusus yang dinyatakan dalam kriteria tertentu. Pada penelitian ini terdapat 3 jenis variabel, yaitu variabel independen, variabel intervening dan variabel dependen.
Penjelasan variabel dan cara mengukur setiap variabel yang digunakan sangatlah penting. Semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini seperti yang sudah disebutkan, akan didefinisikan secara jelas dengan karakteristik dari masing-masing variabel sehingga dapat digunakan dalam penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah management control system, employee oriented measures dan customer oriented measures.
3.2.1 Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas / independent adalah variabel yang diharapkan untuk mempengaruhi variabel dependen dalam beberapa cara (Zikmund, 2010). Variabel independent dalam penelitian ini adalah management control system.
- Konsep : Management Control System (MCS)
- Definisi Operasional : menurut Anthony (2005) (dikutip oleh Stefan et al (2000), management control system didefinisikan sebagai proses yang dilakukan oleh manajer untuk memastikan bahwa sumber daya telah diperoleh dan digunakan secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan organisasi.
- Indikator Empirik :
Indikator empirik yang digunakan untuk Belief System, Boundary System, Interactive control system dan Diagnostic Control System (Simons, 1995).
17
Universitas Kristen Petra
1. Belief System
MCS1: (a) Perusahaan memiliki visi dan misi yang jelas
(b) Nilai-nilai dalam organisasi tersampaikan dengan jelas dalam penjabaran misi organisasi
Mission statement communicates values
MCS2: Pemimpin puncak mensosialisasikan nilai nilai dalam organisasi kepada seluruh karyawan
Top managers communicate values
MCS 3: (a) Seluruh karyawan mengetahui nilai nilai organisasi
(b) Seluruh karyawan memiliki pemahaman yang jelas atas nilai nilai organisasi
Workforce is aware of values
MCS 4: Pernyataan visi atau misi organisasi mampu menginspirasi seluruh karyawan
Mission statement inspires
2. Boundary System
MCS 5: Organisasi memiliki kode etik yang harus dipatuhi oleh karyawan Defines appropriate behaviour
MCS 6: Organisasi (baik melalui pemimpinan maupun HRD)
menyampaikan tentang batasan – batasan perilaku dalam bekerja.
Informs about off-limits behaviour
MCS 7: Organisasi (pimpinan) mengkomunikasikan resiko yang harus dihindari (resiko kerja & resiko dalam pengambilan keputusan bisnis).
Communicate risks to be avoided
MCS 8: (a) Karyawan mengetahui dan memahami kode etik dalam organisasi
(b) Karyawan menjalankan kode etik dalam organisasi Workforce aware of code of conduct
18
Universitas Kristen Petra
3. Interactive Control System
MCS 9: Divisi (manajemen) operasional memiliki interaksi yang intensif dengan menajer senior (atau pimpinan di atasnya)
There is a lot of on-going interaction between operational management and senior managers.
MCS 10: Manajer senior mengontrol kinerja manajemen (divisi) operasional melalui pertemuan tatp muka yang terjadwal Controls are used regularly in scheduled face-to-face meetings between operational and senior managers.
MCS 11: Pertemuan tatap muka dilakukan oleh senior manajer dan manajemen operasional untuk mendiskusikan perubahan yang terjadi dalam unit bisnis
Controls generate information that forms an important and recurring agenda in discussions between operational andsenior managers.
MCS 12: Pertemuan tatap muka antara senior manajer dan manajer operasional menhgahsilkan informasi yang digunakan untuk menyusun agenda penting dan berkelanjutan dalam setiap pertemuan/diskusi
Controls generate information that forms an important and recurring agenda in discussions between operational andsenior managers.
MCS 13: Pertmuan tatap muka antara menejer senior dan manajemen operasional merupakan alat yang digunakan untuk mengembangkan acion plans.
Controls are often used as a means of developing ongoing action plans.
4. Diagnostic Control System
MCS 14: Sistem penilaian kinerja digunakan untuk memonitor hasil kerja karyawan dan pencapaian tujuan organisasi
Controls are used to track progress towards goals and monitor results.
19
Universitas Kristen Petra
MCS 15: Sistem penialaian kinerja digunakan untuk merencanakan bagaiman kegiatan operasional harus dilakukan sesuai dengan rencana strategis
Controls are used to plan how operations are to be conducted in accordance with the strategic plan.
MCS 16: Sistem penilaian kinerjadigunakan untuk mengevaluasi kinerja karyawan.
Controls are used to review performance
MCS 17: Sistem penilaian kinerja digunakan untuk mengidentifikasi hal- hal yang tidak sesuai dengan harapan/target organisasidan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasi ketidak sesuaian tersebut.
Controls are used to identify significant exceptions from expectations and take appropriate actions.
3.2.2 Variabel Penengah (Mediator/Intervening Variable)
Variabel penengah / mediator/intervening adalah variabel yang menjadi penengah dan secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen (Zikmund, 2010). Variabel mediator yang digunakan dalam penelitian ini adalah employee oriented measures.
- Konsep : Employee Oriented Measures (EOM)
- Definisi Operasional : Menurut Chow dan Van Der Stede (2006), pengukuran performa perusahaan memainkan peranan penting dalam organisasi. pengukuran kinerja dapat dijelaskan melalui secara keuangan maupun non-keuangan. Performa non-keuangan dapat diukur melalui pengukuran yang berorientasi kepada karyawan. Mulyadi (2007) menyatakan bahwa pengukuran yang berorientasi pada karyawan merupakan pengukuran merupakan salah satu pengukuran yang penting bagi perusahaan.
- Indikator Empirik :
Indikator empirik yang digunakan untuk employee oriented measures (Chow and Van Der Stede, 2006).
20
Universitas Kristen Petra
EOM 1 : Kepuasan karyawan perusahaan kami Employee satisfaction
EOM 2 : Kemampuan karyawan perusahaan kami Employee skills
EOM 3 : Kemampuan pimpinan di perusahaan kami dalam mengempower karyawan
Employee empowerment
EOM 4 : Kemampuan perusahaan kami dalam mengutamakan keamanan Safety measures
EOM 5 : Frekuensi training yang diberikan kepada karyawan Employee training
3.2.3 Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat / dependent adalah hasil proses atau variabel yang diprediksi dan / atau dijelaskan oleh variabel lain (Zikmund, 2010). Variabel dependent yang digunakan penelitian ini adalah customer oriented measures.
- Konsep : Customer Oriented Measures (COM)
- Definisi Operasional : Menurut Chow dan Van Der Stede (2006), pengukuran performa perusahaan memainkan peranan penting dalam organisasi.
pengukuran kinerja dapat dijelaskan melalui secara keuangan maupun non- keuangan. Performa non-keuangan dapat diukur melalui pengukuran yang berorientasi kepada pelanggan/pasar. Yamin, Gunasekuran dan Marvondo (1999) menyatakan bahwa penilaian perusahaan yang baik harus juga berdasarkan orientasi pada pelanggan atau pasar.
Indikator Empirik :
Indikator empirik yang digunakan untuk customer oriented measures (Chow and Van Der Stede, 2006).
COM 1 : Market share perusahaan kami.
Market share
COM 2 : Waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi pesanan pelanggan perusahaan kami
21
Universitas Kristen Petra
Time to fill customer orders
COM 3: Kemampuan pengiriman pesanan perusahaan kami Delivery performance
COM 4 : Kecepatan perusahaan menanggapi masalah customer Time to respond to customer problems
COM 5 : Product flexibility perusahaan kami.
Product flexibility
COM 6 : Kepuasan pelanggan kami.
Customer satisfaction
COM 7: Kemampuan perusahaan kami mendapatkan pelanggan baru Customer acquisition
COM 7 : Kemampuan perusahaan kami mempertahankan pelanggan tetap Customer retention
3.3 Skala Pengukuruan
Menurut Zikmund (2010), yang dimaksud dengan skala pengukuran adalah skala pengukuran nominal, skala ordinal dan skala interval. Skala interval digunakan untuk mendata seberapa lama koresponden telah bekerja dalam perusahaan tersebut, dan skala ordinal digunakan untuk mendata jawaban koresponden dengan menggunakan skala Likert dimana setiap responden diminta dan diharapkan menjawab kuesioner dengan persepsi masing-masing.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert, yaitu skala Five Likert, yang digunakan untuk mengukur persepsi seseorang atas suatu fenomena yang terjadi. Skala Likert yang digunakan adalah sebagai berikut:
1 : Sangat tidak setuju 2 : Tidak setuju 3 : Netral 4 : Setuju
5 : Sangat Setuju
22
Universitas Kristen Petra
3.4 Jenis dan Sumber Data 3.4.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data kuantitatif yang digunakan adalah data yang berupa angka (data diukur dengan skala numerik) yang kemudian akan dianalisa dengan metode statistika.
3.4.2 Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti secara langsung dari sumber pertama untuk menjawab permasalahan atau pertanyaan dalam penelitian yang dilakukan. Pengumpulan data primer didapat dengan melakukan wawancara, observasi, kuesioner dan lainnya.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari studi yang dilakukan oleh pihak lain. Data sekunder dapat diperoleh melalui internet, buku, jurnal, dan lainnya.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh secara langsung dari hasil penyebaran kuesioner ke beberapa perusahaan terbuka yang berada di Indonesia yang kemudian peneliti akan memaparkan data yang diperoleh langsung dari sumbernya.
3.5 Instrumen dan Pengumpulan Data
Instrumen dan prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Studi Pustaka
Studi Pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi atau data yang relevan dari literature, jurnal, media, surat kabar serta internet untuk merumuskan landasan bagi hipotesis, penyusunan daftar pertanyaan, serta pembahasan teoritis. Studi pustaka dapat membantu peneliti untuk
23
Universitas Kristen Petra
memiliki landasan teori yang kuat karena peneliti mendapatkan informasi atau data yang bersifat teoritis.
b. Kuesioner
Penyebaran kuisioner adalah teknik untuk mengumpulkan data yang didapatkan dari jawaban yang sesuai dengan persepsi para responden yang berhubungan dengan variabel penelitian. Pada penelitian ini, kuisioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang management control system, employee oriented measures dan customer oriented measures di 31 perusahaan TBK di Indonesia. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan membagikan secara langsung kepada responden, melalui media
elektronink google doc yg beralamat di:
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSfCEMdJ6weLnBhJB6XneIY 0KMEN47NkSphmKvpibsopK9PEcg/viewform?c=0&w=1
3.6 Populasi
Menurut Margono (2004), populasi merupakan seluruh data yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti dalam ruang lingkup & waktu yang telah ditentukan. Populasi berkaitan dengan data-data. Jika setiap manusia memberikan suatu data, maka ukuran atau banyaknya populasi akan sama dengan banyaknya manusia. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan TBK yang ada di Indonesia.
3.7 Sampel dan Teknik Sampling 3.7.1. Sampel
Sampling melibatkan prosedur yang menarik kesimpulan berdasarkan pengukuran sebagian dari populasi. Dengan kata lain, sampel adalah bagian dari populasi yang lebih besar. Jika prosedur statistik tertentu diikuti, peneliti tidak perlu memilih setiap item dalam populasi karena hasil sampel yang baik harus memiliki karakteristik yang sama dengan populasi secara keseluruhan (Zikmund, 2010).
24
Universitas Kristen Petra
Seperti yang dikatakan oleh Geffen (2000) ukuran minimal sampel yang harus dimiliki oleh tiap jalur adalah 10 sampel. Berdasarkan penelitian diatas yang menggunakan 3 variabel maka sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 31 perusahaan terbuka (Tbk) di Indonesia.
3.7.2. Teknik Sampling
Penelitian ini menggunakan non-probability sampling dengan teknik purposive sampling. Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2002).
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah karyawan yang berasal dari 31 perusahaan terbuka di Indonesia.
3.8 Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah perusahaan. Perusahaan yang dimaksud adalah 31 perusahaan TBK di Indonesia, dimana perusahaan- perusahaan ini yang akan menjadi sampel penelitian, dan responden dari penelitian ini ditujukan pada perusahaan terbuka di Indonesia.
3.9 Rancangan Kuisioner
Berikut ini adalah rancangan kuisioner yang akan digunakan. Pada bagian pendahuluan, akan berisikan mengenai pernyataan terima kasih kepada koresponden dan berisikan penjelasan tujuan dan maksud dari pembuatan kuisioner tersebut. Kuisioner dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok:
1. Pada bagian isi, koresponden akan diminta untuk mengisi data mengenai jenis kelamin, jenjang pendidikan, dan jabatan.
2. Kemudian akan dilanjutkan dengan daftar pertanyaan yang akan dijawab oleh koresponden dengan skala likert dimana jawaban yang diberikan
25
Universitas Kristen Petra
antara 1 (sangat tidak setuju) – 5 (sangat setuju). Berikut adalah rincian atas pembagian kuisioner:
a. Independent Variable : Management Control System, yang diadopsi dari Sophia Su et al (2014)
b. Intervening Variable : Employee Oriented Measures, yang diadopsi dari Chow dan Van Der Stede (2006)
c. Dependent Variable : Customer Oriented Measures, yang diadopsi dari Chow dan Van Der Stede (2006)
3.10 Teknik Analisa Data
Analisis data adalah penerapan penalaran untuk memahami data yang telah dikumpulkan. Dalam bentuk yang paling sederhana, analisis dapat melibatkan menentukan pola yang konsisten dan meringkas rincian yang relevan terungkap dalam penyelidikan. Teknik analisis yang tepat untuk analisis data akan ditentukan oleh kebutuhan informasi manajemen, karakteristik desain penelitian, dan sifat data yang dikumpulkan (Zikmund, 2010). Dalam penelitian kuantitatif, pemilihan teknik analisis statistiska merupakan bagian yang penting dalam menguji hipotesis. Salah satu alat analisis yang mulai banyak digunakan adalah SEM (structural equation modeling). Penelitian ini menggunakan PLS (Partial Least Square) yang merupakan bagian, sekaligus alternatif dari SEM. SEM (structural equation modeling) merupaka salah satu teknik statistika yang digunakan untuk menguji dan mengestimasi hubungan kausal dengan mengintegrasikan analisis faktor dan analisis jalur. Analisis Partial Least Square (PLS) merupakan teknik statistika multivarian yang membandingkan antara variabel dependen berganda dan variabel independen berganda (Jogiyanto &
Abdilah, 2009). Tujuan PLS adalah memprediksi pengaruh variabel X terhadap Y dan menjelaskan hubungan teoritikal di antara kedua variabel. PLS memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah tidak mendasarkan pada berbagai asumsi, dapat digunakan untuk memprediksi model dengan landasan teori yang lemah, dapat digunakan pada data yang tidak berdistribusi normal, dan dapat
26
Universitas Kristen Petra
digunakan untuk ukuran sampel kecil (Jogiyanto & Abdilah, 2009). Evaluasi model PLS dilakukan dengan mengevaluasi outer model dan inner model.
3.10.1 Konstruksi Diagram Path
Gambar 3.2. PATH diagram partial least square
Diagram path memiliki fungsi untuk memvisualisasikan konsep alur hubungan kausal antara variabel eksogen dan endogen, hubungan- hubungan kausal yang ada merupakan justifikasi dari teori yang telah ada dalam bentuk gambar agar mudah dipahami. Dalam menggambar path diagram, Jogiyanto &
Abdillah (2009) menggunakan pemikiran Falk & Miller (1992) yang
EOM 1
Belief System
Boundary System
COM 4 Interactive
Control System
Diagnostic Control System
Management Control System
Customer Oriented Measures Employee
Oriented Measures
EOM 2 EOM 3 EOM 4 EOM 5
COM 5
COM 6
COM 7 COM 3 COM 2 COM 1
27
Universitas Kristen Petra
merekomendasikan untuk menggunakan prosedur nomogram reticular action modeling (RAM) yang berbasis pada ketentuan sebagai berikut:
Konstruk teoritikal (theoretical constructs) yang menunjukkan suatu variabel laten digambar dengan bentuk oval atau lingkaran.
Variabel-variabel terukur atau indikator digambar dengan bentuk kotak.
Hubungan tidak simetris yang menunjukkan satu arah digambarkan dengan panah arah tunggal.
Hubungan simetris yang menunjukkan dua arah bolak-balik digambarkan dengan panah arah double.
3.10.2 Model Pengukuran (Outer Model)
Outer model merupakan model pengukuran untuk menilai validitas dan reliabilitas model (Jogiyanto & Abdilah, 2009). Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrumen penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu konsep. Selain itu, uji reliabilitas juga dapat digunakan untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawab item pertanyaan dalam kuisioner atau instrument penelitian.
3.10.2.1 Uji Validitas
Validitas terdiri dari validitas eksternal dan validitas internal.Validitas eksternal menunjukkan bahwa hasil dari suatu penelitian adalah valid yang dapat digeneralisir ke semua objek, situasi dan waktu yang berbeda. Validitas internal menunjukkan kemampuan dari instrument penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur dari suatu konsep. Validitas internal sendiri terdiri dari validitas kualitatif dan validitas konstruk. Validitas kualitatif terdiri dari validitas tampang dan validitas isi. Validitas isi menunjukkan kemampuan item- item di instrument mewakili konsep yang diukur. Validitas tampang menunjukkan bahwa item- item mengukur suatu konsep jika dari penampilan tampangnya seperti mengukur konsep tersebut.
Validitas konstruk
28
Universitas Kristen Petra
Validitas konstruk menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan suatu pengukuran sesuai teori - teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruk (Jogiyanto & Abdilah, 2009).
Uji validitas konstruk secara umum dapat diukur dengan menggunakan parameter AVE. AVE (average variance extracted) adalah rerata persentase skor varian yang diekstraksi dari seperangkat variabel laten yang diestimasi melalui loading standardize. Rule of thumb yang digunakan untuk validitas konvergen adalah outer loading>0.7 ,communality> 0.5 dan average variance extracted (AVE) > 0.5. Semakin tinggi nilai faktor loading, semakin penting peranan loading dalam menginterpretasikan matrik faktor.Validitas konstruk terdiri dari validitas konvergen dan validitas diskriminan.
o Validitas konvergen
Validitas konvergen berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur- pengukur dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi. Uji validitas konvergen dalam PLS dengan indikator reflektif dinilai berdasarkan loading factor (korelasi antara skor item/skor komponen dengan skor konstruk) indikator-indikator yang mengukur konstruk tersebut. Rule of thumb yang biasanya digunakan untuk membuat pemeriksaan awal dari matrik faktor adalah +-.30 dipertimbangkan telah memenuhi level minimal, untuk loading +-.40 dianggap lebih baik, dan untuk loading>0.50 dianggap signifikan secara praktikal. Semakin tinggi nilai faktor loading, semakin penting peranan loading dalam menginterpretasikan matrik faktor.Rule of thumb yang digunakan untuk validitas konvergen adalah outer loading> 0.5, communality> 0.5 dan average variance extracted (AVE) > 0.5.
o Validitas diskriminan
Validitas diskriminan berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur- pengukur konstruk yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi dengan tinggi.Uji validitas diskriminan dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruknya.
29
Universitas Kristen Petra
Metode lain yang digunakan untuk menilai validitas diskriminan adalah dengan membandingkan akar AVE untuk setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Model mempunyai validitas diskriminan yang cukup jika akar AVE untuk setiap konstruk lebih besar daripada korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model.
Tabel 3.1. Parameter Uji Validitas dalam Model Pengukuran PLS
Uji Validitas Parameter Rule of Thumbs
Konvergen Faktor loading Lebih dari 0,5
Diskriminan Akar AVE dan Korelasi variabel laten
Akar AVE > Korelasi variabel laten
Cross loading Skor loading lebih
tinggi di konstruk sendiri
Sumber: Jogiyanto & Abdillah (2009, p.61), diadaptasi dari Chin (1995) 3.10.2.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan akurasi, konsistensi dan ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran. Uji reliabilitas dalam PLS dapat menggunakan dua metode, yaitu Cronbach’s alpha dan Composite reliability (Jogiyanto & Abdilah, 2009). Cronbach’s alpha mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu konstruk sedangkan composite reliability mengukur nilai sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk.Namun, composite reliability dinilai lebih baik dalam mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk.
Rule of thumb nilai alpha atau Composite reliability harus lebih besar dari 0,7 meskipun nilai 0,6 masih dapat diterima. Namun, sesungguhnya uji konsistensi internal tidak mutlak untuk dilakukan jika validitas konstruk telah terpenuhi, karena konstruk valid adalah konstruk yang reliabel, sebaliknya konstruk yang reliabel belum tentu valid.
30
Universitas Kristen Petra
3.10.3 Model Struktural (Inner Model)
Inner model merupakan model struktural untuk memprediksi hubungan kausalitas antara variabel laten (Jogiyanto & Abdilah, 2009). Model structural dalam PLS di evaluasi dengan menggunakan R² untuk konstruk dependen, nilai koefisien path dan t-values tiap path untuk uji signifikansi antar konstruk dalam model struktural. Nilai R² digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen.Semakin tinggi R² berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan.
Nilai koefisien path atau inner model menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Skor koefisien path atau inner model yang ditunjukkan oleh nilai T-statistic, harus di atas 1,96 untuk hipotesis dua ekor (two tailed) dan di atas 1,64 untuk hipotesis satu ekor (one tailed) untuk pengujian hipotesis pada alpha 5 persen dan power 80 persen.
Uji Stone-Geisser (Q2) digunakan untuk mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Q2 =1 menunjukkan model yang diuji menghasilkan nilai aktual tanpa error dan ketika Q2=0 berarti model yang diajukan tidak lebih baik dari nilai rerata yang mengganti nilai yang telah dihapus sebelumnya (mean replacement).
3.11 Uji Hipotesa Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut :
H1 : Management control system memliki pengaruh terhadap employee oriented measures
H2 : Employee oriented measures memliki pengaruh terhadap customer oriented measures
H3: Management control system memliki pengaruh terhadap customer oriented measures