• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

DAMPAK PERKEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP KONDISI EKONOMI PEDAGANG DI OBJEK WISATA AEK SIJORNI

KECAMATAN SAYUR MATINGGI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

OLEH

Ali Topan Jangar Hasayangan 140501020

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)
(3)
(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap KondisiEkonomi Pedagang Di Objek Wisata Aek Sijorni Kecamatana Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan’’ adalah benar hasil karya saya sendiri dan berjudul yang di maksud belum pernah di muat, dipublikasi atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Studi S-I Ekonomi Pembangunan Fakltas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang di peroleh telah dinyatakan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang di tetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 2019 Penulis

Ali Topan Jangar Hasayangan

(5)

ABSTRAK

Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Kondisi Ekonomi Pedagang di Objek Wisata Aek Sijorni Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten

Tapanuli Selatan

Penelitian ini dilakukan Untuk mengetahui Tingkat Penerimaan pedagang di objek wisata pemandian Aek Sijorni dan faktor daya tarik objek wisata pemandian aek sijorni kecamatan Sayur Matinggi kabupaten Tapanuli Selatan.

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interektif dan fleksibel. penelitian kualitatif di tujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Penelitian deskriptif di artikan sebagai suatu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu fenomena/peristiwa secara sistematis sesuai dengan apa adanya. Objek wisata Aek sijorni memberikan kontribusi positif terhadap penerimaan pedagang objek wisata aek sijorni.

Dari hasil penelitian menunjukkan wisatawan yang datang berkunjung ke Objek wisata Aek Sijorni sangat merasa puas karna keindahan alamnya dan akan datang lagi berkunjung.

kata kunci : Pariwisata pemandian Aek Sijorni, Pendapatan, Kondisi Sosial Ekonomi.

(6)

ii ABSTRACT

The impact of the development of tourism on the economic conditions of traders in the tourist attraction of Aek Sijorni, Kecamatan Sayur Matinggi

Kabupaten Tapanuli

This study was conducted to determine the level of acceptance of traders in the bathing attraction Aek Sijorni and the attraction factors of tourist attractions bathing the aek sijorni district of Sayur Matinggi, South Tapanuli district.

This type of research uses descriptive qualitative research, qualitative research examines participant perspectives with strategies that are both interactive and flexible. qualitative research is aimed at understanding social phenomena from the perspective of participants. Descriptive research is defined as a study that attempts to describe a phenomenon / event systematically according to what it is.

Aek sijorni tourist attraction contributes positively to the reception of tourist merchants aek sijorni.

From the results of the study show that tourists who come to visit Aek Sijorni attractions are very satisfied because of their natural beauty and will come again to visit.

Keywords : Tourism bathing Aek Sijorni, Income, Socio-Economic Conditions.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi rahmat, berkat, kesehatan dankemudahan sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Kondisi Ekonomi Pedagang di Objek Wisata Aek Sijorni kecamatan sayur Matinggi Kabupaen Tapanuli Selatan” dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Strata Satu (S1) Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini saya (penulis) persembahkan untuk kedua orangtua yang sangat penulis sayangi, Ayahanda Hasian Abidin harahap dan Ibunda Jumi Yemmi yang telah senantiasa memberikan do‟a, kasih sayang, dukungan, Motivasi, kerjakeras, pengorbanan dan semangat selama ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, Motivasi dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(8)

iv

2. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS. selaku Dosen Pembimbing saya yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan masukan dan saran yang baik mulai dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Hasan Basri. Tarmizi, SU. selaku Dosen Pembanding I saya memberikan petunjuk, saran, dan kritikan dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Murni Daulay, SE, M,SI selaku Dosen Pembanding II saya yang telah memberikan petunjuk, saran, dan kritikan dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Pengajar Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis

7. Kepada Kakek, Nenek, Bou, Amangboru, Ujing, DRS. H. Azaman harahap, Erni Faridah Siregar, Alm. Roilan Siregar, Nur Hidayah Harahap, Lis‟un Akmal, Anna Soraya Seregar. yang telah memberikan doa, bantuan, dan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

8. Kepada seseorang yang Istimewa Novita Sari, yang selalu memberikan support, motivasi dan doa selama penulian skripsi ini.

(9)

9. Sahabat saya Rinaldi Moranata HSB, Khairul Ali Hutasuhut, dan Abdul rojak Siregar, yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa selama penulian skripsi ini.

10. Tim GGC, dan EP 2014, dan semua pihak yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah mendukung dan membantu serta memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas budi dan pengorbanan yang diberikan.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis.

Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan peneliti selanjutnya.

Medan, 2019

Penulis

Ali Topan Jangar Hasayangan

NIM: 140501020

(10)

vi DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Pengerttian pariwisata ... 9

2.2 Sistem Pariwisata... ... 9

2.3 Peran Pariwisata... ... 10

2.4 Pelaku Pariwisata... ... 12

2.4.1.Wisatawan ... 12

2.4.2.Pendukung Jasa Wisata ... 13

2.4.3.Pemerintah... 13

(11)

2.4.4.Masyarakat Lokal ... 13

2.4.5.Lembaga Swadaya Masyarakat ... 14

2.4.6. Industri pariwisata ... 14

2.5 Destinasi pariwisata ... 15

2.6 Objek Wisata... 16

2.6.1 Pengertian Objek Wisata... 16

2.6.2. Jenis Objek Wisata ... 17

2.6.3. Daya objek wisata ... 18

2.7 Dampak perkembangan pariwisata……….. 19

2.7.1. Defenisi Dampak. ... 19

2.7.2. Dampak Lingkungan ... 19

2.7.3. Dampak sosial ekonomi ... 20

2.7.4. Dampak sosial budaya pariwisata ... 22

2.7.5. Dampak sosial ... 22

2.7.6. Ukuran Dampak ... 23

2.7.7. Pengembangan pariwisata ... 24

2.8 Kepuasan Wisatawan ... 26

2.8.1 Pengertian kepuasan wisatawan ... 26

2.8.2 Manfaat kepuasan ... 27

2.8.3 Metode pengukur kepuasan ... 28

2.9 Sosial ekonomi ... 29

2.10 Penelitian terdahulu ... 31

2.11 Kerangka konseptual ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

(12)

viii

3.1 Jenis penelitian ... 34

3.2 Tempatdan waktu penelitian ... 34

3.3 Populasi dan sampel penelitian ... 34

3.4 Tehnik Pengumpulan data ... 35

3.5 Operasional variabel... 36

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1. Sejarah kecamatan Sayur matinggi dan Tapanuli Selatan ... 37

4.2. Letak geografis kecamatan sayur matinggi... 41

4.3. Letak geografis tapanuli selatan... 42

4.4. Metode Analisis Deskriptif ... 44

4.4.1. Karakteristik pengunjung berdasarkan umur ... 44

4.4.2. Karakteristik pengunjung berdasarkan jenis Kelamin 45 4.4.3. Karakteristik pengunjung berdasarkan pendidikan .... 45

4.4.4. Karakteristik pengunjung berdasarkan pekerjaan ... 46

4.4.5. Karakteristik pengelola berdasarkan umur ... 47

4.4.6. Karakteristik pengelola berdasarkan jenis kelamin ... 48

4.4.7. Karakteristik pengelola berdasarkan Status perkawinan 49 4.4.8. Karakteristik pengelola berdasarkan pendidikan ... 49

4.4.9. Karakteristik pengelola berdasarkan penerimaan ... 51

4.4.10. penerimaan parkir pengelola ... 51

4.5 . Analisis Statistik Deskriptif ... 52

4.5.1. Distribusi jawaban 30 responden pengunjung tentang kondisi Ekonomi pedagang di objek wisata Aek Sijorni ... 52

4.5.2. Distribusi jawaban pedagang tentang pengeluaran Konsumsi rumah tangga ... 55

(13)

4.5.3. Distribusi jawaban 30 responden pengunjung

tentang daya tarik di pemndian Aek sijorni ... 59

4.6. Pembahasan... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

5.1. Kesimpulan ... 71

5.2. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA... 73 LAMPIRAN

(14)

x

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Hal

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... . 31

4.1 Karakteristik 30 pengunjung Berdasarkan Umur ... . 44

4.2 Karakteristik 30 Pengunjung Berdasarkan jenis kelamin ... . 45

4.3 Karakteristik 30 Pengunjung Berdasarkan pendidikan ... . 46

4.4 Karakteristik 30 Pengunjung berdasarkan Pekerjaan ... . 47

4.5 Karakteristik 30 Pedagang berdasarkan Umur ... . 47

4.6 Karakteristik 30 Pedagang berdasarkan Jenis kelamin ... . 48

4.7 Karakteristik 30 Pedagaang berdasarkan Status perkawinan ... . 49

4.8 Karakteristik 30 Pedagaang berdasarkan Pendidikan ... . 50

4.9 Karakteristik 30 Pedagang berdasarkan Penerimaan ... . 51

4.10 Penerimaan Parkir Pengelola... . 51

4.11 Informasi Pemandian Aek Sijorni ... . 52

4.12 Jumlah kinjungan wisatawan ... . 53

4.13 Daya tarik Wisata ... . 53

4.14 Transfortasi pengunjung wisatawan ... . 54

4.15 Pengeluaran biaya Berwisata Wisatawan ... . 55

4.16 Pengeluaran Konsumsi RT Pedagang ... . 56

4.17 Pengeluaran Biaya Listrik dan Minyak ... . 56

4.18 Pengeluaran biaya Pendidikan Pedagang ... . 57

4.19 Pengeluaran asuransi kredit ... . 58

(15)

4.20 Pengeluaran biaya Hari Raya dan Tahun Baru ... . 58

4.21 Jawaban Pengunjung Tentang Penggelaran Budaya ... . 59

4.22 Jawaban Wisatawan Tentang Keramahan Masyarakat ... . 60

4.23 Jawaban Wisatawan Tentang Adat Istiadat Masyarakat ... . 61

4.24 Keaslian objek wisata Aek sijorni ... . 62

4.25 Keunikan objek wisata Aek sijorni ... . 62

4.26 Keindahan objek wisata Aek sijorni ... . 63

4.27 Fasilitas Restoran/Warung Makan ... . 64

4.28 Fasilitas tempat Ibadah ... . 64

4.29 Fasilitas tempat Toilet/WC ... . 65 4.30 Fasilitas Tempat Parkir Sepeda Motor dan Mobil

(16)

xii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Hal 2.1 Kerangka Pemikirian Penelitian ... 33

(17)

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul 1. Kuisioner Penelitian Wisatawan

2. Kuisioner Penelitian Pengelola 3. Peta Kabupaten Tapanuli Selatan

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah Negara kepulauan yang terdiri dari 13.466 pulau, menjadikan Indonesia sebagai Negara kepulauaan terbesar di dunia.Dengan jumlah penduduk lebih dari250 juta penduduk yang tersebar di 34 provinsi juga menjadikan Indonesia sebagai Negara dengan jumlah penduduk terbesar nomor 4 di dunia. Selain itu Indonesia juga terletak di geografis yang strategis,Keadaan alam, flora, fauna, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan modal yang sangat besar bagi usaha peningkatan kepariwisataan.

Dalam pengembangan pariwisata diperlukan aspek-aspek untuk mendukung pengembangan tersebut.Menurut Splance (1994) pariwisata harus meliputi lima unsur yang penting agar wisatawan merasa puas dalam menikmati wisatanya, yaitu 1) Atraksi, Dengan keindahan alam, iklim dan cuaca, kebudayaan, sejarah, sifat kesukaan, dan kemampuan dan kemudahan berjalan ke tempat tersebut, 2) Fasilitas, Kebutuhan wisatawan dan juga harus cocok dengan kemampuan membayar dari wisatawan yang mengunjungi tempat tersebut, 3) Infrastruktur, seperti sistem pengairan, sumber listrik dan energi, jaringan kominikasi, sistem, jasa-jasa kesehatan, jalan dll, 4) Transfortasi, Seperti adanya terminal, pengangkutan lokal, keamanan di dalam terminal, informasi, ( lokasi, tarif, jadwal, dan rute, ) 5) Keramahan, Mempengaruhi kenyamanan wisatawan,

Pariwisata juga merupakan suatu sektor yang tidak berbeda jauh dengan sektor ekonomi yang lain yaitu dalam proses perkembangan juga memperoleh

(19)

dampak dan pengaruh di bidang sosial dan ekonomi. Pengaruh yang di timbulkan tersebut dapat berupa pengaruh positif maupun negatif terhadap kehidupan masyarakat setempat. Untuk mencegah perubahan itu menuju kearah negatif maka di perlukan suatu perencanaan yang mencakup aspek sosial dan ekonomi, sehingga sedapat mungkin masyarakat setempat ikut terlibat di dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata. proses pembangunan dan pengembangan suatu wilayah dapat ditunjang oleh potensi wilayah yang di milikinya. Dampak positif yang akan di rasakan masyarakat yaitu terbukanya lapangan pekerjaan yang semakin luas seperti perdagangan dan sarana transportasi yang dapat meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat. Tentu hal ini akan berdampak kepada pendapatan masyarakat sekitar daerah wisata yang dapat membuat ekonomi semakin berkembang.

Pembangunan merupakan proses perubahan di segala bidang kehidupan yang di lakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu, proses pembangunan dalam usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat dapat di cari dengan baik apabila pembangunan di lakukan dengan prosedur yang baik.

Pembangunan adalah suatu proses yang menunjukkan adanya suatu kegiatan guna mencapai kondisi yang lebih baik di bandingkan dengan kondisi sebelumnya.

Strategi pembangunan yang mengarah pada industrialisasi di suatu wilayah telah meningkat pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil.

Provinsi Sutamatera Utara merupan salah satu propinsi yang memili objek wisata yang berpotensi, provinsi sumatera utara terdiri dari 25 kota dan 33 kabupaten yang masing-masing kabupaten memiliki berbagai jenis obyek wisata

(20)

3

dan daya tarik wisata yang menarik untuk di perkenalkan kepada wisatawan domestik dan mancanegara. Kabupaten tapanuli selatan adalah salah satu daerah kaya akan obyek wisata alam yang memiliki daya tarik wisata menjadi suatu peluang untuk meningkatkan potensi ekonomi daerah, khususnya desa Aek Libung Kecamatan Sayur Matinggi kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara.lebih kurang 30 km dari kota padang sidempuan ke arah Mandailing Natal.hal yang paling di unggulkan dari tapanuli selatan adalah wisatanya salah satunya adalah pemandian aek sijorni hal ini terlihat dari suwasana keindahan alamnya yang masih alami dan sejuk karna masih di kelilingi hutan yang rindang, bahkan di sekeliling pemandian aek sijorni di tumbuhi pepohonan seperti pohon kelapa, selain pemandian aek sijorni peningkatan sejarah juga dapat ditemui di tapanuli selatan seperti : (Benteng Huraba dan masjid tertua peninggalan Syeihk Zainal Abidin).peninggalan bersejarah memiliki nilai budaya yang sangat tinggi apalagi daerah tersebut menyimpan bukti-bukti sejarah dan peninggalah berupa tugu Benteng Huraba kisah perjuangan pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan mesjid peninggalan Syeihk Zainal Abidin yang masih berdiri kokoh.

Peninggalan sejarah Benteng Huraba berada di kecamatan batang Angkola, tapanuli selatan tepat di jalur lintas padang sidempuan, jarak benteng huraba dari padang sidempuan hanya 45 menit dari kota padang sidempuan bila di tempuh dengan berkendara sepeda motor, peninggalan bersejarah benteng huraba terdapat sisa meriam dan sebuah benteng dinding berelifkan pejuang rakyat sumatera utara, dari benteng huraba kita dapat melihat beberapa informasi yang

(21)

dapat menanbah wawasan, dalam pertempuran mempertahankan benteng huraba tanggal 5 mei 19943 telah gugur pejuang bangsa 27 orang dengan korban angkatan darat 16 orang dan 11 orang POLRI. Serta nama-nama korban, untuk meriam sendiri tertulis bahwah telah ada sejak tahun 17 agustus 1959.

Masjid Syeihk Zinal Abidin didirikan tahun 1880, merupakan mesjid tertua di kota padang sidempuan. Masjid Syeihk Zainal Abidin terletak di desa pudun, kecamatan Batunadua kota padang Sidempuan. meski bangunannya sudah tua dan warna catnya sedikit memudar, warga dari dalam maupun luar Padang Sidempuan masih mau beribadah di mesjid itu. Mesjid syeihk zainal abiding memiliki banyak sejarah dan makna, masjid tersebut dibangun dengan konsep tauhid, untuknya bahan dasar pembangunan masjid hanya dari tanah liat, telur ayam, batu, dan tanah kapur, maklum, pada masa itu belum ada semen atau bahan lainya seperti yang dipergunakan masyarakat pada saat ini. uniknya pembangunan mesjid di butuhkan waktu hanyak 24 jam, dengan pekerja 50 orang bahkan saat pembangunan mesjid, salah seorang sembuh dari penyakit lumpuhnya karena ikut bergotong royong membangun mesjid itu.

Pengaruh kunjungan wisatawan sangat berpengaruh siknifikan dalam pengembangan industri pariwisata dan pendapatan asli daerah (PAD) sehingga wisatawan tertarik untuk berkunjung. Adanya dukungan alokasi dana dari pemerintah setiap tahunya menjadikan sektor pariwisata mengembangkan tempat wisata agar banyak di kunjungi oleh wisatawan, banyaknya wisatawan yang berkunjung menjadikan sektor pariwisata berpotensi meningkatkan kondisi ekonomipedagang di objek wisata.

(22)

5

Pariwisata di nilai memiliki potensi yang cukup tinggi dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan PAD Tapanuli Selatan.Dengan kondisi tersebut maka pariwisata Aek sijorni semakin di picu untuk meningkatkan kualitas kawasan dengan pembangunan dan perbaikan sarana serta prasarana pendukung wisata.Hal ini bertujuan agar jumlah pengunjung pariwisata yang berkunjung ke dalam kawasan semakin meningkat.Pembangunan tidak sekedar di tunjukkan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi yang di capai oleh suatu daerah, akan tetapi lebih dari itu pembangunan mempunya perspektif yang lebih luas dimensi sosial yang sering di abaikan dalam pendekatan pertumbuhan ekonomi justru mendapat tempat yang straregis dalam pembangunan. Dalam proses pembangunan, selain memperhitungkan dampak aktifitas ekonomi terhadap sosial masyarakat, lebih dari itu dalam proses pembangunan di lakukan upaya yang bertujuan untuk mengubah struktur prekonomian kearah yang lebih baik.

Maka di butuhkan strategi pengelolaan kawasan objek wisata Tapanuli Selatan untuk meningkatkan kualitas pariwisata dan mengubah prekonomian kearah yang lebih baik, dengan cara pemanfaatan ruang secara optimal untuk kegiatan pariwisata. keseimbangan antara pembangunan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan sektor usaha masyarakat di harapkan mampu meningkatkan perekonomian daerah, baik secara mikro maupun makro, dengan meningkatkan PAD Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatantanpa harus merusak kelestarian lingkungan. upaya dari pihak pemerintah untuk menata dan mengelola kawasan agar menjadi objek wisata yang lebih baik, yaitu dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang di butuhkan oleh wisatawan, misalya menyediakan tempat

(23)

penginapan, lapangan parkir untuk mobil dan sepeda motor, dan menata kios-kios sepanjang koridor menuju lokasi wisata. penataan dan pengembangan kawasan objek wisata diharapkan mampu meningkatkan kualiatas objek wisata dengan memberikan nilai tambah yang memperhatikan kualitas lingkungan.

Pemerintah daerah perlu untuk melakukan perbaikan dan pembangunan bekerja sama dengan pengelola dan masyarakat setempat, namun kenyataan saat ini dalam pengembangan kunjungan wisata di Kecamatan Sayur Matinggi terdapat kendala-kendala yang di hadapi antara lain.

a. Masih minimnya Akomodasi pendukung umum di objek wisata Aek sijorni seperti tempat penginapan.

b. Minimnya promosi yang dilakukan pemerintah daerah

c. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dan pentingnya pengembangan kawasan wisata tersebut.

d.Kurangnya sumber daya manusia (SDM) profesional di bidang pariwisata.

Salah satu objek wisata yang ada di Tapanuli Selatan yang paling banyak di kunjungi wisatawan adalah Aek Sijorni. para pangunjung yang datang ke lokasi wisata ini cendrung menikmati pada hari besar atau libur. Berikut merupakan penjelasan objek wisata pemandian Aek Sijorni yang dapat meningkatkan percepatan pengembangan potensi ekonomi daerah sayur matinggi.

Aaek si jorni terletak di Desa Aek Libung Kec, Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan. lebih kurang 30 km dari kota Padang Sidempuan kearah Mandailing Natal. Tempat wisata Aek Sijorni berupa Air Terjun bertingkat

(24)

7

dengan air yang selalu jernih karena aliran sungai yang melewati batu cadas dan tidak mengandung lumpur, di kelilingi banyak pohon kelapa. memasuki kawasan Aek Sijorni harus melalui jembatan gantung sungai sayur matinggi. tempat ini ramai pada hari libur, terutama saat hari lebaran.

Pemandian aek sijorni memiliki sarana dan prasarana kurang memadai seperti Penginapan dan ada beberapa fasilitas yang di sediakan masyarakat untuk menikmati ke indahan pemandian aek sijorni seperti taman dan kolam ikan, warga setempat memanfaatkan objek wisata pemandian untuk berjualan makanan minuman dan pakaian, sebagai alasan utama tidak lain untuk meningkatkan pendapatan dari yang sebelumnya profesi masyarakat adalah sebagai petani kebun. bagi pengunjung yang datang menggunakan sepeda motor roda dua atau empat disediakan parkir khusus.agar tidak mengganggu pengunjung dalam menikmati panorama dan keindahan pemandian pemandian, sekaligus pengunjung merasa aman dan nyaman, biaya yang di kenakan untuk setiap kendaraan roda dua sebesar Rp.5.000 dan kendaraan roda empat sebesar Rp. 10.000. pengelola parkir adalahwarga setempat yang bekerja sama dengan pengelola tempat wisata.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengangkat judul tentang Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Kondisi Ekonomi Pedagang di Objek wisata Aek Sijorni Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan

(25)

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Tingkat Penerimaan Pedagang di objek wisata Pemandian Aek

Sijorni di kecamatan Sayur Matinggi kabupaten Tapanuli Selatan.

2. Bagaimana faktor daya tarik objek wisata pamandian aek sijorni kecamatan Sayur Matinggi kabupaten Tapanuli selatan.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini, adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui Tingkat Penerimaan pedagang di objek wisata pemandian Aek Sijorni kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan.

2. Untuk mengetahui faktor daya tarik objek wisata pemandian aek sijorni kecamatan Sayur Matinggi kabupaten Tapanuli Selatan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai tambahan referensi bagi pemerintah tentang keberadaan objek pariwisata Aek Sijorni Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan.

2. Sebagai tambahan wawasan ilmiyah dalam disiplin ilmu dan menjadi sumber referensi bagi pembaca.

3. Sebagai sumber informasi tentang adanya dampak keberadaan objek wisata Aek sijorni terhadap Ekonomi pengelola wisata.

(26)

9 BAB ll

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pariwisata

Pariwisata merupankan konsep yang sangat multidimensional,tak bisa di hindari bahwa beberpapa pengertian pariwisata di pakai oleh para praktis dengan tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai dengan tujuan yang ingin di capai, sebagai contoh, beberapa ahli mendefinisisikan pariwisata sebagai berikut :

a. Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah melaikan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau libur serta tujuan-tujuan lainnya. ( Meyers koen 2009).

b. Pariwisata adalah kegiatan-kegiatan atau orang-orang yang melakukan perjalanan dan tinggal di luar lingkungan mereka selama tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk bersantai, berbisnis dan tujuan lainnya. (Fluker and Richardson (2004) http//23tourism.blogspot.co.id.

2.2. Sistem Pariwisata

Beberapa ahli ( misalnya Getz, 1986; McIntosh & Goldrend, 1986, dalam leiper, 1990) mencoba membuat „model‟ sistem dari fenomena yang berkembang dalam pariwisata. Walau masing-masing ahli tidak menggunakan pendekatan sistem yang formal dan sama, namun terdapat nuansa yang mengerucut, yaitu keharisan menggunakan pendekatan system dalam mempelajari pariwisata.

Menurut leiper ( Dalam pitanal, 2009), elemen-elemen dari sebuah sistem pariwisata yang sederhana menyangkut sebuah daerah/ Negara asal wisatawan

(27)

sebuah daerah / Negara tujuan wisata, dan sebuah tempat transirit serta sebuah generator yang membaikproses tersebut. Ada lima elemen pokok yaitu traveler- generating region, defartingtraveler, transit route region, tourist destination region, dan returning traveler. Namun demikian menyangkuttiga elemen pokok yaitu elemen wisatawan, elemen geogravis ( gabungan dari travel generator, transit roaute, dan tourist detination) dan elemen industri pariwisata.

Mill dan Morrison (1985, CF. Fennel, 1999) mengembangkan sebuah model sistem pariwisata, yang terdiri dari empat komponen utama berikut:

1. Market ( reaching the marketplace ) 2. Travel ( the purchase of travel products ) 3. Destination ( the shape of travel demand ) dan 4. Marketing ( the selling of travel).

2.3. Peran Pariwisata

Dalam pengembangan pariwisata merambah ke berbagai sektor yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan pariwisata. Dan membentuk jaringan kepariwisatan yang sangat luas dan rumit, bagi suatu daerah tempat wisata ( DTW), kegiatan pariwisata mempunyai saham sangat penting dalam menunjang perekonomian daerah karena kepariwisataan memiliki peran dalam perekonomian. Suwardjoko membagi peran pariwisata sebagai berikut (Suwardjoko, 2007). :

a. Pertukaran atau valuta asing

Kunjungan pariwisata merupakan sama halnya dengan kedatangan valuta asing di suatu daerah tempat wisata ( DTW). Selain itu, belanja wisatawan

(28)

11

selama berada di DTW ( membayar akomodasi, makan, belanja barang, dan lain-lain) memperbesar kegiatan jual beli di DTW yang bersangkutan, bahkan pertukaran valuta asing akan menambah penerimaan daerah dari sektor pajak ( Suwardjoko, 2007).

b. Peningkatan penerimaan pajak

Perkembangan DTW akan menarik sejumlah usaha yang berkaitan dengan pariwisata berupa jasa pelayanan angkutan, kerajinan, organisasi wisata/perjalanan dan lain-lain, yang mendatangkan pajak bagi daerah yang bersangkutan ( Suwardjoko,2007)

c. Perambatan pertumbuhan pada sektor ekonomi lain

Peningkatan industri pariwisata secara langsung meningkatkan pasokan bahanbaku bagi industri kepariwisatan yang pada gilirannya akan merangsang perkembangan sektor ekonomi lain secara berantai. Pengaruh ganda ini tidak hanya bagi DTW yang bersangkutan, tetapi dapat merambah ke daerah yang lebih luas atau bahkan sampai di DTW lain ( Suwardjoko, 2007).

d. Pemicu daya cipta seni.

Barang-barang kerajinan seni, baik berasal dari DTW ini sendiri maupun di datangkan dari daerah lain, adalah bagian dari tak terpisahkan dari kepariwisataan, daya cipta atau kreativitas seni akan terpicu oleh adanya beraneka ragam kegiatan kepariwisataan. Berbagai jenis dan bentuk cendramata adalah satu produk daya cipta seni, ( Suwardjoko, 2007)

(29)

e. Peluang lapangan kerja

Berbagai ragam kegiatan pariwisata yang berkaitan mengandung makna terbukanya lapangan pekerjaan di berbagai bidang yang perlu di isi oleh tenaga kerja yang terampil. Dampak positif akan di petik oleh DTW yng bersangkutan bila tenaga kerja setempat yang tersedia sesuai dengan kesempatan kerja yang terbuka, namun bila tenaga kerja yang tersedia tidak terampil, tidak terdidik dan tidak terlatih, maka kesempatan kerja yang ada akan diisi oleh tenaga kerja pedagang ( Siwardjoko, 2007).

2.4. Pelaku Pariwisata

Pelaku pariwisata adalah setiap pihak yang berperan dan terlibat dalam kegiatan pariwisata. Meskipun peran mereka berbeda-beda mereka termasuk pelaku pariwisata, yang menjadi pelaku pariwisata menurut dua ahli Damanik dan Weber (2006) adalah:

2.4.1. Wisatawan.

Wisatawan adalah pelanggan atau pun konsumen yang datang untuk menikmati produk dan layanan pariwisata, wisatawan memiliki beragam motif dan latar belakang ( minat, ekspektasi, karakteristik, sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain). Mereka yang menjadi pihak yang menciptakan permintaan produk dan jasa wisata.( Damanik, 2006).

A. ciri-ciri wisatawan

1. Melakukan suatu perjalanan di luar tempat tinggal sehubungan dengan berbagau kebutuhan seperti rekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan, tugas-tugas,

(30)

13

pekerjaan, usaha bisnis kesenian, ilmu pengetahuan, ibadah, olahraga, dan pameran.

2. Melakukan perjalanan dan persinggahan di tempat lain untuk sementara waktu tanpa bermaksud untuk memperoleh penghasilan tetap di tempat yang di kunjungi.

2.4.2. Pendukung Jasa Wisata

Pendukung jasa wisata adalah usaha yang secara tidak langsung menawarkan peroduk,batang dan jasa wisata tetapi seringkali bergantung pada wisatawan sebagai pengguna jasa dan produk itu.Termasuk dialamnya adalah penyedia jasa fotografi, jasa kecantikan, olahraga, penjualan BBM.dan lain-lain, (Damanik, 2006)

2.4.3. Pemerintah

Sebagai pihak yang mempunyai otoritas dan pengaturan, penyediaan, dan peruntukan berbagai infrastruktur yang terkait dengan kebutuhan pariwisata, tidak hanya itu pemerintah juga bertanggung jawab dalam menentukan arah yang dituju perjalanan pariwisata. Kebijakan makro yang di tempuh pemerintah merupakan panduan dari stakeholder yang lain dalam memainkan peran masing- masing (Damanik,2006).

2.4.4. Masyarakat Lokal

Masyarakat lokal adalah masyarakat yang bermukim di kawasan wisata, mereka merupakan salah satu actor penting dalam pariwisata karena sesungguhnya merekalah yang akan menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata. selain itu, masyarakat merupakaan pemilik

(31)

langsung atraksi wisata yang dikunjungi sekaligus dikonsumsi wisatawan. Air , tanah, hutan , dan lanskap yang merupakan sumber daya pariwisata yang di konsumsi oleh wisatawan dan pelaku wisata lainnya berada di tangan mereka, kesenian yang menjadi salah satu daya tarik wisata hampir sepenuhnya milik mereka, oleh sebab itu perubahan-perubahan yang terjadi di kawasan wisata akan bersentuhan langsung dengan kepentingan mereka (weber, 2006)

2.4.5. Lembaga Swadaya Masyarakat

Merupakan organisasi non-pemerintah yang sering melakukan aktivitas kemasyarakatan di berbagai bidang, termasuk di bidang pariwisata, seperti proyek WWF untuk perlindungan orang utan di kawasan bahorok sumatera utara atau di tanjung putting Kalimantan selatan, kelompok pecinta alam, walhi, dan lain sebagainya ( weber, 2006)

2.4.6. Industri Pariwisata

Yang disebut industri pariwisata adalah pihak-pihak yang menyediakan barang dan jasa bagi pariwisata, mereka dapat di kelompokkan menjadi dua golongan antara lain adalah.;

a. Pelaku langsung, usaha-usaha wisata yang langsung menawarkan barang dan jasa ke wisatawan atau jasanya langsung di butuhkan oleh wisatawan.

Termasuk daam kategori ini adalah, Hotel, restoran, biro pejalanan, pusat informasi, wisata, atraksi dalam kategori ini adalah .hotel, tesroran biro per jalanan, pusat infornasi wisata, atraksi hiburan, dan lain-lain (Damanilk,2006).

(32)

15

b. Pelakau tidak langsung, usaha yang mengkhususkan diri pada produk-produk yang secara tidak langsung mendukung pariwisata, misalnya usaha kerajinan tangan, penerbit buku atau lembaran panduan wisata, dan lain-lain, (Damanik, 2006).

2.5. Destinasi Pariwisata

Destinasi merupan suatu tempat yang dikunjungi dengan waktu yang signifikan selama perjalanan seseorang dibandingkan dengan tempat lain yang di lalui selama perjalanan (misalnya daerah transit). Suatu tempat pasti memiliki batas-batas tertentu baik secara actual maupun hukum.

Menurut kusudianto (dalam pitana, 2009). Destinasi wisata dapat di golongkan atau di kelompokkan berdasarkan cirri-ciri destinasi tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Destinasi sumber daya alam, seperti iklim, pemandian, hutan.

2. Destinasi sumber daya budaya, seperti tempat bersejarah, museum teater, dan masyarakat lokal.

3. Fasilitas rekreasi, seperti taman hiburan

4. Even seperti pesta kesenian bali, pesta danau toba, pasar malam

5. Aktifitas spesifik, seperti kasino di genting gighland malaysa, wisata belanja di hongkong

6. Daya tarik fisikologis, seperti petualang, perjalanan romantis, keterpencilan,

(33)

2.6. Objek Wisata

2.6.1. Pengertian Objek Wisata

Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam dunia kepariwisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset yang dapat dijual kepada wisatawan. Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.

Menurut SK Menparpostel No. KM 98 PW. 102 MPPT–87 yaitu : “Objek wista adalah suatu tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya alam yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik yang diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan”.

Dalam kepariwisataan faktor manfaat dan kepuasan wisatawan berkaitan dengan “Tourism Resourch dan Tourist Service”. Objek dan atraksi wisata merupakan segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri yang mampu memengaruhi para wisatawan untuk datang berkunjung. Hal-hal yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata antara lain :

1. Natural amenities adalah benda-benda yang sudah tersedia dan sudah ada di alam. Contoh; iklim, bentuk tanah, pemandangan alam, flora dan fauna, dan lain-lain.

(34)

17

2. Man made supply adalah hasil karya manusia seperti benda-benda bersejarah, kebudayaan dan religi.

3. Way of life adalah tata cara hidup tradisional, kebiasaan hidup, adat-istiadat seperti pembakaran mayat di Bali dan upacara sekaten di Yogyakarta.

4. Culture adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di daerah objek wisata yang dapat dikembang untuk pesona wisata.

2.6.2. Jenis Obyek Wisata

Objek wisata atau tempat rekreasi pada intinya di bagi 3 kategori 1. Wisata Alam

Yang termasuk kategori ini adalah wisata : Gunun, hutan / hutan lindung, danau, pantai, laut, sungai.

2. Wisata Bangunan

Yang termasuk kategori ini adalah Wisata : Bangunan bersejarah seperti Museum, Candi, Monumen, Benteng.

3. Wisata Buatan Manusia

Yang termasuk kategori ini adalah wisata : Kebun Binatang, Taman Buah, Taman Bunga, Kolam Renang, (Water Boom, Water Park), Taman Mini, Taman Impian, dan lain-lain

2.6.3. Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata adalah salah satu yang memiliki ke unikan, keindahan dan nilai yang berupa keaneka ragaman alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sassaran dan tujuan kunjungan wisatawan.berhasilnya suatu tempat berkembang menjai daerah tujuan wisata (DWT) sangat tergantung pada tiga

(35)

faktor utama, menurut direktoral jendral pemerintah alam suryano ( 2013) sebagai berikut :

1. Daya tarik wisata alam.

Penekanan dari pendekatan ini adalah pada konservasi lingkungan, tetapi dengan memperhatikan kebutuhan pengunjung akan fasilitas dan kebutuhan dalam melakukan aktivitas. Contoh dari daya tarik wisata alamini yaitu. : a. Gunung dengan daya tarik vulcanonya

b. Hutan dengan berbagai macam flora dan fauna nya c. Air terjun dengan panorama kecuraman nya 2. Daya tarik wisata budaya

Daya tarik wisata budaya adalah daya tarik yang di kembangkan dengan lebih banyak berbasis pada hasil karya dan hasil cipta manusia, baik yang berupa peninggalan budaya, (situs/heritage) maupun nilai budaya yang masih hidup(the living cultural) dalam kehidupan di suatu masyarakat, yang berupa upacara/ritual, adat istiadat, seni pertunjukan, seni kriya, seni sastra, seni rupa, ataupun keunikan-keunikan sehari-hari yang dimili oleh suatu masyarakat, daya tarik wisata budaya indonesia yang sering dikunjungi wisatawan adalah situs ( warisan budaya yang berupa benda, bangunan, kawasan , struktur, dan sebagainya). Museum, desa tradisional, kawasan kota lama, monument nasional, sanggar seni, pertunjukan, event, festival, sni kriya, adat istiadat maupun karya-karya teknologi modern (Sunaryo, 2013) 3. Daya Tarik Akomodasi

(36)

19

Daya Tarik Akomodasi ini merupakan daya tarik yang mengembangkan sesuatu yang bersumber dari buatan manusia, atau termasuk sebagai daya tarik khusus seperti Hotel/penginapan, Rumah makan, pusat informasi dan keamanan, dan membangun berbagai fasilitas seperti tempat parkir, tempat ibadah, toilet/WC, dan berbagai asilitas lainnya.

2.7. Dampak Pengembangan Pariwisata 2.7.1. Defenisi Dampak

Dampak adalah setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya aktifitas manusia (suratno, 2004). Ada beberapa hal komponen-komponen yang di tetapkan sebagai indikator dalam proyak pengembangan pariwisata, antara lain : 1) Penyerapan tenaga kerja 2) Berkembangnya struktur ekonomi, seperti adanya aktifitas transaksi yang terjadi akibat adanya proyek tersebut seperti warung, toko pakaian renang, transfortasi dan lain-lain. 3) Meningkatnya pendapatan Pedagang, 4) Kesehatan masyarakat, 5) Pertambahan penduduk dan segainya.

2.7.2 Dampak Lingkungan

Menurut Richardson dan fluker (2004:; 155-159) dampak pariwisata terhadap lingkungan di antaranya adalah subagai berikut :

1. Dampak dari penggunaan alat transportasi

Alat transportasi yang sangat vital bagi pariwisata – mobil bus, kereta api, pesawat udara, kapal laut.- menghasilkan gas CO2 yang mencemari udara dan menyebebkan pemanasan global.

2. Dampak dari pembangunan pasilitas pariwisata

(37)

Pengembangan pariwisata dapat menimbulkan kerusakan besar pada ekosistem.Kerusakan dan masalah ekosistem yang di timbulkan dapat berupa sedimentasi dan emisi gas buang.

3. Dampak dari pengoperasian industri pariwisata

Pengoperasian industri pariwisata dapat memberi tekanan pada lingkungan melalui berbagai cara, yaitu :

a. Tekanan terhadap sumber daya alam b. Kerusakan habitat kehidupan liar c. Polusi dan pencemaran limbah lainnya 2.7.3. Dampak Soaial Ekonomi

Secara umum, cohen dalam ( Pitana, 2009) mengemukakan bahwa dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal dapat di kategorikan dalam delapan kelompok besar yaitu :

1. Dampak terhadap penerimaan devisa 2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat 3. Dampak terhadap kesampatan kerja 4. Dampak terhadap harga barang

5. Dampak terhadap distribusi manfaat/keuntungan 6. Dampak terhadap pembangunan pada umumnya 7. Dampak terhadap pemilihan dan control

8. Dampak terhadap pendapatan pemerintah

Pengembangan pariwisata tentu saja akan memberikan dampak terhadap kondisi sekitar pariwisata, baik berupa dampak positif mau pun dampak negatif.

(38)

21

Masyarakat atau warga yang berda di sekitar objek wisata tentu memiliki peran yang sangat penting karena memiliki kultur yang dapat menjadi daya tarik wisata, dukungan masyarakat terhadap pengembangan wisata berupa sarana kebutuhan pokok untuk tempat objek wisata dan menjadi tenaga kerja di daerah wisata tersebut.

Berikut beberapa Dampak Positif dan dampak Negatif Pariwisata bagi Ekonomi antara lain :

1. Dampak Positif Pariwisata Bagi Ekonomi

Ada banyak dampak positif pariwisata bagi perekonomian, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Pendapatan dari usaha pariwisata b. Pendapatan pemerintah

c. Penyerapan tenaga kerja

d. Pemamfaatan fasilitas pariwisata oleh masyarakat lokal 2. Dampak Negatif Pariwisata Bagi Ekonomi

Disamping dampak positif.Tidak dapat di pungkiri terdapat beberapa dampak negatif dari keberadaan pariwisata bagi ekonomi suatu daerah atau Negara. Namun umumnya dampak negatif ini memiliki hal yang lebih kecil daripada dampak positifnya, dampak negatif tersebut di antaranya adalah sebagai berikut ( mathieson dan Wall, 1982 dalam leiper, 1990;233;):

a. Ketergantungan teralu besar pada pariwisata

b. Meningkatkan angka inflasi dan meroketnya harga tanah

(39)

c. Meningkatnya kecendrungan untuk menginpor bahan-bahan yang di perlukan dalam pariwisata sehingga produk lokal tidak tersedia.

d. Timbulnya biaya-biaya tambahan lain bagi perekonomian setempat.

2.7.4 Dampak Sosial Budaya Pariwisata

Menurut Richardson dan fluker ( 2004; 129-131), Dampaksosial budaya pariwisata terhadap kehidupan di daerah tujuan wisata antara lain adalah:

1. Dampak terhadap struktur populasi

Meningkatnya aktivitas pariwisata di suatu daerah tujuan wisata memerlukan tenaga kerja untuk menjalakan usaha pariwisata dan menberikan pelayanan yang di perlukan wisatawan.

2. Perubahan struktur mata pencarian

Terjadi transpormasi pekerjaan dan tenaga kerja dari sektor pertanian ke pariwisata. Ada beberapa pekerjaan yang tidak memerlukan ke ahlian khusus di sektor pariwisata, seperti tukang kebun,cleaning service, house keepin, dan sejenisnya menarik minat ibu rumah tangga atau pekerja di sektor pertanian untuk bergabung.

2.7.5 Dampak Sosial

Dalam peningkatan jumlah peningkatan maupun penambahan daerah tujuan wisata (DTW) banyak pengaruh sosial kepariwisataan yang terdapat pada daerah asalwisatawan (DAW) yakni terjadinya pengaruh bagi manusia akibat dari intraksi antar pemilik dan tamu.

(40)

23

2.7.6. Ukuran Dampak Sosial

Merupakan sugesti bahwa indeks dari iritasi wisatawan ada.Tempat tujuan wisatawan ada.Tempat tujuan wisata pada indeks tersebut memungkinkan pengaruh dampak sosial dan pariwisata. Jika proses kepariwisataan hilang maka sosialnya pun hilang (Marpaung, 2002).

a. Euphoria

Dalam bagian ini masyarakat setempat terkena imbas pembangunan kepariwisataan yakni melalui wisatawan yang datang, kita bangga mengetahui bahwa banyak orang mengunjungi tempat kita.Dari sini terliat bahwa akanada kesempatan yang menguntungkan untuk masyarakat setempat dari atraksi yang di tampilkan pada wisatawan (Marpaung, 2002).

b. Aphaty

Pariwisata berkembang sesuai pengunjung yang ada.Tekanan membuat banyak uang kemungkinan ada.Tuan rumah dan tamu saling berhubungan dimana pembelian transaksi terjadi, (Marpaung, 2002).

c. Iritasi

Pada beberpa point priwisata berkembang dimanapun.Dalam opini lokal ini, tempat tujuan wisata dapat ditangani sendiri, jalan-jalana menjadi sepi restoran dan bar menjadi hangat.Pada poin ini keinginan untuk iritasi menurun.

(Marpaung, 2002) . d. Antagonis

(41)

Ketika mulai dirasakan bahwa masalah masyarakat yaitu polusi, kejahatan yang berkembang, sebagai dampak dari kepadatan, para wisatawan memperkecil pertentangan, akibatnya kadang mereka tertipu.(Marpaung, 2002).

e. Tingkat akhir

Pada tingkat kelima atau akhir ini masyarakat melupakan bahwa wisatawan tertarik karena ada alasan budaya.Perkembangan yang mengubah masyarakat kemungkinan selamanya. Jenis wisatawan yang datang berbeda-beda sekarang kenyataan tempat tujuan wisata tidak akan pernah sama lagi (Marpaung, 2002).

2.7.7. Pengembangan Pariwisata

Menurut Spilance (1994)suatu tujuan pariwisata, harus meliputu lima unsur yang penting agar wisatawan dapat merasa puas dalam menikmati wisatanya, yaitu :

1. Atraksi

Atraksi merupakan unsur yang mampu menarik wisatawan untuk mengunjunginya. Untuk itu tujuan wisata memilki cirri-ciri khas untuk menarik wisatawan antara lain :

a) Keindahan alam b) Iklim dan cuaca c) Kebudayaan d) Sejarah

e) Sifat kesukaan

f) Kemampuan dan kemudahan berjalan ke tempat tertentu

(42)

25

2. Fasilitas

Fasilitas cendrung berorientasi pada lokasi atraksi karena fasilitas harus dekat dengan pasarnya.Jumlah dan jenis fasilitas tergantung kebutuhan wisatawan dan juga harus cocok dengan kemampuan membayar dari wisatawan yang mengunjungi tempat tersebut.

3. Infrastruktur

Infrastruktur adalah semua kontruksi di bawah dan di atas tanah dan suatu wilayah atau daerah.

Yang termasuk infrastruktur yang penting dalam pariwisata adalah : a. Sistem pengairan/air

b. Sumber listrik dan energi c. Jaringan komunikasi d. Sistem

e. Jasa-jasa kesehatan f. Jalan

4. Transportasi

Ada beberapa unsur yang perlu di penuhi dalam transportasi dan fasilitasnya antara lain :

a. Informasi lengkap tentang fasilitas, lokasi terminal dan pelayanan pengangkutan lokal di tempat tujuan harus tersedia ke semua penumpang sebelum berangkat dari tempat asal

b. Sistem keamanan harus di sediakan di terminal untuk mencegah kriminalitas c. Tenaga kerja untuk membantu penumpang

(43)

d. Informasi lengkap tentang lokasi, tarif, jadwal, rute dan pelayanan pengangkutan lokal.

e. Peta kota harus tersedia bagi penumpang 5. Hospilality/keramahan

wisata yang sedang berada dalam lingkungan wiasata yang belum mereka kenal maka kepastian akan jaminan keamanan sangat penting, khususnya wisatawan asing sehingga aspek keramahtamahan warga lokal akan mempengaruhu kenyamanan wisatawan,

2.8. Kepuasan Wisatawan

2.8.1. Pengertian Kepuasan Wisatawan

Menurut Irawan (2003), seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan yang merasa mendapatkan value dari pemasok, produsen atau penyedia jasa, value ini berasal dari produk, pelayanan, sistem atau sesuatu yang bersifat emosi.

Pelanggan yang puas adalah pelanggan yang akan berbagi kepuasan dengan produsen atau penyedia jasa, bahkan pelanggan yang puas akan berbagi pengalaman dengan pelanggan lain, sehingga akan menjadi referensi bagi perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Lupiyoadi (2001) Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Kepuasan biasa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu mewadai (Tjiptono dan Chandra, 2005: 195). Menurut Barnes (2003: 64), kepuasan adalah tanggapan pelanggan atas terpenuhinya kebutuhan.

(44)

27

Menurut Kotler dan Keller (2012), Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya.Tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara hasil yang dirasakan dengan harapan. Pelanggan dapat mengalami salah satu dari tingkat kepuasan berikut: a) Bila kinerja produk lebih buruk dari harapan, pelanggan akan merasa tidak puas. B) Bila kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan akan merasa puas. c) Bila kinerja melebihi harapan, pelanggan akan merasa sangat puas atau gembira.

Dari beberapa definisi kepuasan tersebut menunjukkan bahwa seorang pelanggan mungkin mengalami berbagai tingkat kepuasan yaitu bilamana kinerja produk tidak sesuai dengan harapannya setelah dikonsumsi maka konsumen tersebut merasa tidak puas dan akan merasa kecewa, namun sebaliknya bilakinerja produk sesuai dengan harapannya maka pelanggan akan merasa amat puas sehingga diwaktu mendatang akan bergairah untuk mengkonsumsi produk itu kembali.

2.8.2. Manfaat Kepuasan

Menurut Tjiptono (2003) adanya kepuasan pelanggan dapat memberikan manfaat, diantaranya adalah : a) Hubungan antara perusahaan dan para pelanggannya menjadi harmonis, b) Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, c) Dapat mendorong kepuasan sehingga terciptanya loyalitas pelanggan,d).

Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan, e) Reputasi perusahaan menjadi baik dimata pelanggan, dan f)Laba yang diperoleh dapat meningkat.

(45)

Kepuasan pelanggan tidak akan terbentuk apabila harapan pelanggan tidak terpenuhi. Harapan pelanggan akan mewarnai setiap tindakan keputusan berkunjung. Harapan pelanggan akan menjadi dasar keputusannya ketika dihadapkan pada berbagai alternatif produk jasa yang ditawarkan. Harapan itu sendiri merupakan manifestasi dari pengalaman masa lalu konsumen, pendapat teman, informasi dari saudara, informasi dari pemasar dan lain-lain.Oleh karena itu pengelola perlu untuk lebih memposisikan kepuasan pengunjung sebagai fokus utama dengan implementasi tindakan yang memiliki akses pada terciptanya alat pemuas dengan prestasi yang sesuai.

2.8.3.Metode Pengukur Kepuasan

Menurut Tjiptono (2002) Mengidentifikasi tiga metode untuk mengukur kepuasan konsumen, yaitu sebagai berikut :

1. Sistem keluhan dan saran

Setiap perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan (customer- oriented) perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggan untuk menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka.Media yang digunakan bisa meliputi kotak saran yang ditempatkan pada tempat-tempat yang strategis, menyediakan kartu komentar, menyediakan saluran telepon khusus (customer hot lines) dan lain-lain.

2. Survai kepuasan pelanggan

Perusahaan yang responsif dalam mengukur kepuasan pelanggan dengan mengadakan survai berkala.Perusahaan mengirimkan daftar pertanyaan (kuesioner) atau menelepon suatu kelompok acak dari pembeli untuk mengetahui

(46)

29

perasaan mereka terhadap berbagai kinerja perusahaan.Perusahaan juga menanyakan pendapat pembeli terhadap kinerja pesaingnya. Sehingga diharapkan melalui metode ini, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik (feed back) secara langsung daripelanggan dan juga memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan menaruh perhatian kepada konsumen.

3. Ghost shopping.

Metode ini dilakukan dengan memperkerjakan beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau pembeli dari produk perusahaan dan pesaing, kemudian melaporkan mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam membeli produk tersebut.Gost shopper juga mengamati cara perusahaan dan pesaing melayani permintaan, menjawab pertanyaan dan menanggapi keluhan pelanggan.

2.9. Sosial Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan dan kedudukan yang di atur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat.pada dasarnya lingkungan hidup bila di pandang suatu sistem dapat terdiri dari lingkungan alam (ekosistem).lingkungan hidup sosial ekonomi ( sosio sistem), dan lingkungn hidup binaan (tekno sistem) (fandeli, 1992). kebijakan atau intervensi proyek menyebabkan proses perubahan sosial. dalam keputusan pemerintah No. 14 menteri lingkungan hidup 1994 tentang “penetapan dampak penting” terhadap aspek sosial ekonomi yaitu :

(47)

1. Aspek sosial

a. perataan sosial/lembaga-lembaga yang tumbuh di kalangan masyarakat, adat istiadat dan kebiasaan yang berlaku

b. proses sosial/kerjasama, akumulasi konflik dikalangan masyarakat c. akulturasi, asimilasi dan integrasi dari berbagai kelompok masyarakat d. kelompok-kelomok dan organisasi sosial

e. pelapisan sosial di kalangan masyarakat

f. perubahan sosial yang berlangsung di kalangan masyarakat

g. sikap dan persepsi masyarakt terhadap rencana usaha dan pekerjaan 2. Aspek ekonomi

a. kesempatan bekerja dan berusaha

b. pola perubahan dan pengawasan lahan dari sumber daya alam c. Tingkat konsumsi

d. sarana dan prasarana infrastruktur e. pola pemanfaatan sumber daya alam f. Pendidikan

Dalam setiap pembangunan yang dilakukan akan terjadi perubahan- perubahan sosial dan ekonomi, perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakatyang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. menurut Gillin dalam hooguelt (1995),

(48)

31

2.10. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama

penelitian dan tahun penelit

Judul Analisis

Mode

Hasil

1 Alijar Isna (2004)

Dampak sosial ekonomi pengembangan sektor pariwisata

Studi kasus : kawasan desa (karangbanjar kabupaten purbalingga)

Analisis interaktif kualitatif

Menunjukkan peluang usaha di sektor objek pariwisata di desa karang banjar termasuk dalam kategori tinggi.

2 Nurul

Harianik (2016)

Dampak objek wisata pulau merah terhadap kondisi soaial ekonomi masyarakat

Studi kasus : Desa sumberagung

kecamatan pasanggaran kabupaten bayuwangi

Analisis deskriptif kualitatif

Pengembangan pariwisata di desa sumberagung kec,pasangan. kab, bayuwangi.

berdampak positif baik di sektor pariwisata maupun non pariwisata

3 Isna Dian Paramitasari

(2015)

Dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal

Studi kasus : (Wawasan Wisata Dieng

Kabupaten Wonosobo

Analisis deskriptif kualitatif

Pengembangan pariwisata di desa dieng, kecamatan kejajar, kabupaten wonosobo sebagian besar berdampak positif

(49)

2.11. Kerangka Konseptual

Objek Wisata pemandian Aek Sijorni adalah salah satu wisata alam yang memberikan pengaruh penting dalam penambahan pendapatan perekonomian daerah, objek wisata pemandian aek sijorni memiliki manfaat yang dapat di hasilkan melalui pengelolaan yang sesuai dengan pengembangan, pelestarian serta pemanfaatanya yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, baik yang bersifat sarana rekreasi, ilmu pengetahuan serta untuk penelitian.

Untuk mengetahui tingkat kondisi sosial ekonomi pariwisata, Ada 3 aspekyang mendukung untuk berkembangnya objek wisata yaitu : 1) Aspek budaya , mempertunjukkan kesenian budaya dan adat istiadat dari aspek ini kita dapat menarik wisatawan untuk datang berswisata. 2) Aspek alam, dengan keindaham alam dan keaslian objek wisatanya membuat wisatawan tertarik untuk datang berwisata dan dapat menikmati keindahan alamnya dengan puas. 3) Aspek akomodasi, dengan adanya akomodasi yang lengkap seperti penginapan, rumah makan, dan transportasi maka wisatawan akan datang berkunjung ke objek wisata tersebut. dari 3 aspek di atas dapat meningkatkan daya tarik wisatawan. dengan meningkatnya daya tarik wisatawan maka pendapatan masyarakat akan ikut meningka. Dari sinilah kita dapat melihat bagaimana tingkat kondisi sosial ekonomi masyarakat objek wisata Aek sijorni.

(50)

33

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Kondisi Ekonomi Pedagang di Objek wisata Aek Sijorni

Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan

Dapat kita lihat bahwan dimana aspek dari Budaya, Alam, Dan Akomodasi Sangat berpengaruh terhadap Daya tarik Objek Wisata. dari keindahan daya tarik objek wisata inilah yang mendatangkan wisatawan dan pengeluaran wisatawan di objek wisata menjadi penerimaan pengelola objek wisata. Dari penerimaan ini kita dapat melihat seberapa besat meningkatnya kondisi ekonomi pedagang/pengelola objek wisata.

Budaya

Penerimaan Daya tarik

objek wisata Alam

Akomodasi

Kondisi Ekonomi Pedagang

(51)

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, karena penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interektif dan fleksibel.penelitian kualitatif di tujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian arti atau pengertian penelitian kualitatif tersebut merupakan penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada kondisi objek Alamiyah dimana peneliti merupakan instrumen kunci. (sugiyono, 2005)

Penelitian deskriptif di artikan sebagai suatu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu fenomena/peristiwa secara sistematis sesuai dengan apa adanya. penelitian deskriptif dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan saat ini. (Nyoman, 2012)

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.penelitian ini akan di lakukan di Aek sijorni, desa aek libung, kecamatan sayur matinggi. tahap penelitian ini di lakukan mulai bulan Desember 2017 sampai dengan selesai.

3.3. Populasi Dan Sampel Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2008:115) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitiuntuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. populasidalampenelitianiniadalah pedagang di objek wisata Aek

(52)

35

sijorni yang,dan wisatawan yang datang berwisata kepemandian Aek Sijorni, di kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan, menurut data BadanPusatStatistik (BPS) jumlah penduduk keseluruhan di kecamatan sayur Matinggi adalah laki-laki berjumlah 11.523 Perempuan 12 204. jumlah keseluruhan 23 727.

Sampel menururt Sugiyono (2008:116) adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populas itersebut. karna jumlah subjeknya terlalu besar maka peneliti mengambil sampel 15-30% Responden dari penduduk yang berdomisili di kecamatan Sayur Matinggi, dan 15-30% Responden dari wisatawan yang berkunjung kepemandian Aek Sijorni.

3.4. Tehnik Pengumpulan Data

Untuk menjelaskan masalah riset yang dilakukan memerlukan data baik data primer maupun data skunder.

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsungdari responden dengan tehnik wawancara dan sebagai pedoman, wawancara penelitian dilakukan di objek Wisata Aek Sijorni Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanili Selatan tepatnya di objek wisata pemandian Aek sijorni,

2. Data Skunder.

Data skunder di peroleh langsung dari publikasi resmi seperti BPS, dan Kantor Camat Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan, dengan tehnik pencatatan langsung untuk melengkapi data penelitin.

(53)

3.5. OperasionalVariabel

Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur untuk mempermudah dalam mengumpulan data.

1. Kunjungan wisata adalah banyaknya wisatawan lokal dan luar daerah yang memanfaatkan atau berkunjung ke objek wisata Aek Sijorni di Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Kabupaten Tapanuli selatan.

2. Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang di dapatkan oleh masyarakat atas kerjanya selama satu periode tertentu baik harian, mingguan, bulalan, ataupun tahunan.

3. Daya tarik objek wisata adalah sifat dan keunggulan yang dimiliki oleh objek wisata pemandian Aek Sijorni.

(54)

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Kecamatan Sayur Matinggi dan Tapanuli Selatan

Kabupaten Tapanuli Selatan. adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara, Ibu kotanya ialah Sipirok. Kabupaten ini awalnya merupakan kabupaten yang amat besar dan beribukota di Padang Sidempuan. Daerah-daerah yang telah berpisah dari Kabupaten Tapanuli Selatan adalah Mandailing Natal, Kota Padang Sidempuan, Padang Lawas Utara dan Padang Lawas. Setelah pemekaran, ibukota kabupaten ini pindah ke Sipirok. Di kabupaten ini terdapat objek wisata pemandian Aek Sijorni.Bahasa yang digunakan masyarakatnya adalah bahasa Batak Angkola. Agama mayoritas penduduknya adalah Islam.Sebuah lapangan terbang terdapat di Kecamatan Aek Godang.Slogan kabupaten ini adalah sahata saoloan (Bahasa Angkola) yang artinya seia sekata.

Pada tahun 1834, Belanda memulai pemerintahan sipil di Tanah Batak, diawali dari selatan dengan didirikannya Onder Afdeeling Mandailing yang dipimpin Controleur Doues Dekker yang kemudian lebih dikenal dengan Multatuli, berkedudukan di Natal. Pemerintahan sipil ini kemudian dipindahkan ke Panyabungan, lalu ditingkatkan menjadi Afdeeling Mandailing/Angkola yang dipimpin Asistent Resident T.J. Willer yang berkoordinasi Gouverneur van Sumatra Westkust (Gubernur Pantai Barat Sumatera) yang berkedudukan di Sibolga.

(55)

Selanjutnya di masa awal pemerintah kolonial Hindia Belanda memberi nama Afdeeling Padang Sidempuan untuk daerah Tapanuli Selatan (1938).

sementara yang lainnya dinamakan Afdeeling Batak Landen terhadap kawasan seputar danau Toba dan Tarutung sebagai ibukotanya dan Afdeeling Sibolga untuk daerah Tapanuli Tangah. Kemudian ketiga afdeeling ini digabung menjadi satu keresidenan yang dikenal sebagai Keresidenan Tapanuli di dalam lingkungan pemerintahan kolonial Hindia Belanda di Sumatra yang berkedudukan di Padang Sidempuan.Antara tahun 1885 sampai dengan 1906, Padang Sidempuan menjadi ibukota Keresiden Tapanuli. Namun demikian, seluruh Tanah Batak hingga tahun 1867 masih menjadi bagian dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda yang berpusat di Padang, Sumatera Barat dengan Residen yang berkedudukan di Padang Sidempuan.Sejak tahun 1906, pemerintahan Belanda di Tanah Batak lantas dipisahkan dari Sumatera Barat dan sepenuhnya dibentuk keresidenan yang berdiri sendiri dengan Residen yang berkedudukan di Sibolga. Dengan keputusan ini, pemerintah kolonial Hindia Belanda di Batavia langsung mengendalikan pemerintahannya dari pusat ke seluruh Tanah Batak yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Selanjutnya, pemerintah kolonial Hindia Belanda yang berkuasa mulai membuat struktur pemerintahan baru versi Belanda di wilayah Tanah Batak yang kemudian berganti nama menjadi Tapanuli kedalam tujuh tingkat pemerintahan:

1. Tingkat pertama. Resident adalah pejabat tertinggi pemerintah kolonial Hindia Belanda yang memimpin Keresidenan Tapanuli.

(56)

39

2. Tingkat kedua. Asisten Resident. Keresidenan Tapanuli dibagi menjadi dua Afdeeling, yaitu: Afdeeling Tapanuli Utara berkedudukan di Tarutung dan Afdeeling Tapanuli Selatan berkedudukan di Padang Sidempuan. Setiap afdeeling dipimpin seorang Asistent Resident. Afdeeling adalah wilayah setingkat kabupaten di Jawa yang dipimpin seorang Bupati.

3. Tingkat ketiga. Controleur. Afdeeling dibagi menjadi beberapa onder afdeeling. Onder afdeeling dipimpin seorang Controleur. Onder afdeeling adalah wilayah setingkat kecamatan. Di seluruh Afdeeling Tapanuli Selatan terdapat delapan onder afdeeling, yaitu: Batang Toru, Angkola, Sipirok, Padang Bolak, Barumun, Mandailing, Ulu-Pakantan dan Natal.

4. Tingkat keempat. Demang. Pada tahun 1916 pemerintah kolonial Hindia Belanda memperkenalkan wilayah district (setingkat kewedanaan) di bawah onder afdeeling yang dipimpin oleh seorang Demang.

5. Tingkat kelima. Asisten Demang. Di bawah district pemerintah kolonial Hindia Belanda memperkenalkan onder district yang dipimpin seorang Asistent Demang.

6. Tingkat keenam. Kepala Kuria. Di bawah onder district pemerintah kolonial Hindia Belanda memperkenalkan istilah „hakuriaan‟ yang dipimpin seorang Kepala Kuria. Hakuriaan menggantikan sebutan luhat untuk membawahi sejumlah huta yang berdekatan.

7. Tingkat ketuju. Kepala Kampung. Tingkat terendah dibawah hakuriaan.

Pemerintah kolonial Hindia Belanda memperkenalkan istilah

„kampong‟ untuk menggantikan sebutan huta. Kampung dipimpin seorang

Gambar

Tabel  4.4  diketahui  bahwa  pengunjung  yang  datang  berkunjung  ke  Pemandian  Aek  Sijorni  mayoritas  mempunyai  pekerjaan  sebagai  wiraswasta  sebanyak 10 orang dengan persentase sebesar 33,4%, karyawan swasta sebanyak  9  orang  dengan  persentase
Tabel 4.13           Daya Tarik Wisatawan

Referensi

Dokumen terkait

“Faktor -Faktor yang Berhubungan dengan Kesembuhan Penderita TB Paru (Studi Kasus di Puskesmas Purwodadai I Kabupaten Grobongan)”.. Jurnal

Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa mayoritas responden menilai Sangat Setuju (SS) pada pernyataan kualitas layanan universitas sebagai berikut: Ruang kuliah nyaman dan tenang

ADX berada di atas (lebih besar) dari 45 yang menginterpertasikan bahwa indeks berada dalam posisi overextended , dimana harus berhati-hati terhadap pembalikan tren yang

promosi untuk memperkenalkan perpustakaan, koleksi perpustakaan dan layanan yang disediakan agar dapat dimanfaatkan masyarakat umum Kabupaten Dairi sebagai sumber informasi

metode titrasi argentometri merupakan metode yang klasik untuk analisis kadar. klorida yang dilakukan dengan mempergunakan AgNO 3 dan indikator K 2 CrO 4

Risiko terjadinya keluhan kesehatan pada pengasah batu akik tidak terlepas dari beberapa faktor yaitu faktor perilaku, dimana didalam perilaku meliputi

Rhinolith dan antrolith adalah benda asing yang tidak lazim pada hidung dan antrum, Rhinolith adalah batu yang ditemukan di dalam rongga hidung yang mungkin didapati secara tidak

Tingginya angka perilaku kerja kontraproduktif dikalangan Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai tidak tetap di Indonesia dapat dilihat dari indikasi meningkatnya