• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN. 20 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "3. METODE PENELITIAN. 20 Universitas Kristen Petra"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

3. METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Konseptual

Penelitian ini menggunakan definisi konseptual sebagai berikut : 1. Komunikasi Interpersonal dalam Olahraga

Komunikasi interpersonal dalam olahraga adalah hubungan dua arah antar individu (2 orang) yang ada di dalam lingkup olahraga. Kapanpun dua orang yang berkomunikasi dalam lingkup olahraga maka mereka termasuk dalam komunikasi interpersonal dalam olahraga. Komunikatornya biasanya atlet dengan pelatihnya.

(Pedersen, Miloch, Laucella. 2007, p. 97) 2. Pelatih

Pelatih adalah seseorang yang memberi instruksi atau pelatihan, khususnya:

seseorang yang menginstruksi pemain-pemain dalam kompetisi olahraga yang mendasar (fundamental) dan mengarahkan strategi tim ( Merriam Webster, coach, 2010). Menurut Tri Agung Septa Pamungkas dalam buku Kamus Pintar Sepakbola, La Diccionario de Futbol, pelatih adalah orang yang dipercaya oleh suatu tim untuk membentuk tim, memilih para pemain yang akan bermain dan mengisi posisi, dan memilih atau menentukan strategi dan taktik dalam setiap pertandingan.(2008, p.133) 3. Kapten Tim

Kapten tim adalah seorang atlet yang dipercaya oleh pelatih untuk menjadi pemimpin rekan-rekannya di lapangan. (wawancara dengan M. Syafaruddin, Jurnalis Olahraga, 15 Maret 2013). Atlet sendiri adalah seseorang yang terlatih atau berkemampuan dalam pelatihan olahraga atau permainan yang membutuhkan kekuatan fisik dan stamina (Merriam Webster, Athlete, 2010). Definisi kapten tim menurut Tri Agung Septa Pamungkas adalah pemain yang ditunjuk oleh anggota tim (pelatih dan pemain) untuk menjadi pemimpin tu dalam suatu pertandingan. Seorang kapten memiliki peran, yaitu memimpin rekan satu tim, memompa dan mengoordinasi tugas masing-masing pemain dan menjadi panutan bagi pemain lainnya baik di atas lapangan maupun di luar lapangan. (2008, p.107)

(2)

3.2 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif yang menyajikan satu gambar yang terperinci tentang satu situasi khusus, setting sosial, atau hubungan. Jenis penelitian ini bertujuan menggambarkan secara cermat karateristik dari suatu gejala atau masalah yang diteliti, penelitian deskriptif ini juga berfokus pada pertanyaan dasar “bagaimana” dengan berusaha mendapatkan dan menyampaikan fakta-fakta yang jelas, teliti, dan lengkap tanpa banyak detail yang tidak penting. Inti pokok deskriptif adalah mengemukakan ciri-ciri dari sesuatu: mungkin yang dilakukan adalah lebih dari itu, tetapi tidak bisa kurang dari itu dan masih disebut sebagai deskripsi. Semakin baik deskripsi, semakin besar peluang bahwa bagian-bagian yang diperoleh dari deskripsi akan berguna dalam membangun teori selanjutnya (Silalahi, 2009, p.27-29).

Tipe penelitian deskriptif digunakan jika ada pengetahuan atau informasi tentang gejala sosial yang akan diselidiki atau dipermasalahkan. Tipe utama penelitian deskriptif mencakup penilaian sikap atau pendapat tentang individu, organisasi, peristiwa, atau prosedur; demikian juga tentang jajak pendapat politik dan survei penelitian pasar. Penelitian deskriptif menggunakan teknik pengumpulan data survei dan non survei (Silalahi, 2009, p.27-29).

Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif. Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena “penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalkan perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah” (Moleong, 2007, p.6).

(3)

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Menurut Robert K. Yin dalam bukunya Studi Kasus: Desain dan Metode, mengungkapkan

“Studi kasus didefinisikan sebagai strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata” (Yin, 2008, p.1).

Sesuai dengan penjelasan dari Robert K. Yin maka metode studi kasus sesuai untuk menjawab rumusan masalah peneliti yaitu bagaimana komunikasi interpersonal antara pelatih dengan kapten tim persebaya. Dalam penelitian ini, peneliti tidak memiliki kontrol apapun untuk mengatur komunikasi antara pelatih dengan kapten tim persebaya.

3.4 Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian dibagi menjadi subjek dan objek penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian ini terdiri 1 pelatih yaitu Ibnu Grahan dan 1 kapten tim yaitu Mat Halil dari Persebaya 1927 dan juga Fernando Soler yang merupakan kapten pengganti pada saat Mat Halil tidak bisa bermain.

Lalu yang menjadi objek penelitian ini adalah komunikasi interpersonal antara pelatih dengan kapten tim Persebaya 1927.

3.5 Unit Analisis

“Satuan Kajian atau Unit of Analysis” biasanya ditetapkan juga dalam rancangan penelitian. Satuan kajian ini bersifat perseorangan seperti siswa, klien, pasien, yang menjadi satuan kajian. Yang dikumpulkan ialah apa yang terjadi dalam kegiatannya, apa yang mempengaruhi, bagaimana sikapnya, dan semacamnya. Jika penelitian menghendaki adanya perbandingan antara sekelompok orang tertentu dengan kelompok lainnya, maka satuann kajiannya jelas bukan lagi perseorangan,

(4)

melainkan kelompok (Moleong, 2007, p. 225). Selain itu, menurut Pawito dalam penelitian komunikasi kualitatif. Sampling unit (yang merupakan unit analisis) berkenaan dengan apa yang sesungguhnya hendak (atau mungkin harus) diwakili, misalkan orang-orang (individu, keluarga, kelompok, atau organisasi), setting, teks, karya seni, peristiwa dan kegiatan (Pawito, 2007, p.90).

Pada penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah Individu, alasan pemilihan ini dikarenakan sesuai dengan subjek penelitian yang merupakan pelatih dan kapten tim. Dalam menentukan mereka sebagai informan pada penelitian ini, peneliti mengacu pada penjelasan Moleong yang menjelaskan “informan adalah orang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian, informan berkewajiban secara sukarela menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal.

Dalam menentukan seorang informan perlu memperhatikan persyaratan, yaitu informan harus jujur, taat pada janji, patuh pada peraturan, suka berbicara, tidak termasuk anggota salah satu kelompok yang bertikai dalam latar penelitian, dan mempunyai pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi” (Moleong, 2007, p.132).

Peneliti juga mengacu pada teori yang diungkapkan oleh Pawito dalam buku Penelitian Komunikasi Kualitatif, yaitu dalam menentukan informan atau sampel pada penelitian kualitatif ”lebih mendasarkan diri pada alasan atau pertimbangan- pertimbangan tertentu (purposeful selection) sesuai dengan tujuan penelitian. Sifat metode sampling dari penelitian kualitatif pada hakikatnya adalah purposive sampling.

Dimana penelitian kualitatif cenderung bersifat “bias kaya informasi” karena informasi (Data) pada umumnya diperoleh dari orang-orang yang dapat diyakini memang mengetahui persoalan yang diteliti” (Pawito, 2007, p.88).

(5)

3.6 Jenis Sumber Data

Data untuk suatu penelitian dapat dikumpulkan dari berbagai sumber. Data dapat dikumpulkan dari latar data (data setting) yang berbeda. Latar data yang dimaksud ialah latar natural (natural setting) dimana fenomena atau peristiwa secara normal terjadi yang disebut noncontrived settings dan latar artifisial (artificial setting), baik di laboratorium, dalam rumah responden, dijalan, atau di mall yang disebut contrived settings. Sumber data (ekstern) dibedakan atas sumber data primer (primary data) dan sumber data sekunder (secondary data) (Silalahi, 2009, p.289-291).

Sumber Primer

Ialah suatu objek atau dokumen original-material mentah dari pelaku yang disebut “first-hand information”. Data yang dikumpulkan dari situasi aktual ketika peristiwa terjadi dinamakan data primer. Individu, kelompok fokus, dan satu kelompok responden secara khusus sering dijadikan peneliti sebagai sumber data primer. Data atau sumber primer meliputi wawancara dan observasi yang sudah peneliti lakukan pada saat latihan dan pertandingan yang sudah dijalani Persebaya 1927.

Sumber Sekunder

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan. Data yang dikumpulkan melalui sumber-sumber lain yang tersedia dinamakan data sekunder.

Sumber sekunder meliputi komentar, interpretasi, atau pembahasan tentang materi original. Bahan-bahan sumber sekunder dapat berupa artikel-artikel dalam surat kabar atau majalah populer, buku, atau artikel-artikel yang ditemukan dalam jurnal-jurnal ilmiah

(6)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian komunikasi kualitatif pada umumnya berupa informasi kategori substansif yang sulit dinumerasikan. Secara garis besar data dalam penelitian komunikasi kualitatif dapat dikelompokan menjadi tiga jenis: (a) data yang diperoleh dari interview, (b) data yang diperoleh dari observasi, dan (c) data yang berupa dokumen, teks, atau karya seni yang kemudian di narasikan (Pawito, 2007, p.96).

Interview atau wawancara merupakan alat pengumpulan data yang sangat penting dalam penelitian komunikasi kualitatif yang melibatkan manusia sebagai subjek (pelaku,aktor) sehubungan dengan realitas atau gejala yang dipilih untuk diteliti.

Dalam penelitian komunikasi kualitatif dikenal setidaknya tiga jenis wawancara (Pawito, 2007, 132-134): (a) wawancara percakapan informal, yaitu menunjuk pada kecenderungan fisik sangat terbuka dan sangat longgat (tidak terstruktur) sehingga wawancara memang benar-benar mirip dengan percakapan. Pertanyaan yang dikemukakan oleh peneliti dapat berbeda-beda antara subjek yang satu dengan subjek yang lain. (b) wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara, pada umumnya dimaksudkan untuk kepentingan wawancara yang lebih mendalam dengan lebih memfokuskan pada persoalan-persoalan yang menjadi pokok dari minat penelitian.

Pedoman wawancara biasanya tidak berisi pertanyaan-pertanyaan yang mendetail, tetapi sekedar garis besar tentang data atau informasi apa yang ingin didapatkan dari informan yang nanti dapat dikembangkan dengan memerhatikan perkembangan, konteks, dan situasi wawancara. (c) wawancara dengan penggunaan open-ended standart, sangat membutuhkan kecermatan dalam penyusunan pertanyaan baik dalam kaitan dengan susunan item pertanyaan beserta bagian-bagian yang akan dicakup didalamnya maupun dalam pilihan kata-kata atau kalimat. Di samping itu, sifat mendetail juga tampak pada jenis wawancara ini, hal ini karena peneliti memang bermaksud hendak memperoleh kepastian bahwa kepada setiap subjek (informan) telah

(7)

disampaikan pertanyaan-pertanyaan yang sama, dengan cara yang sama, termasuk standar yang digunakan.

Sedikit penjelasan tentang wawancara atau interview diatas, peneliti akan menggunakan jenis wawancara yaitu menggunakan pedoman wawacara atau yang disebut dengan in-depth interview. Alasan peneliti menggunakan jenis wawancara ini karena peneliti tidak menggunakan pertanyaan yang secara detail dan hanya mengambil data secara garis besar kepada informan dari penelitian ini.

Observasi (pengamatan), metode observasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai dengan tingkat keterlibatan peneliti dalam atau terhadap aktivitas serta proses-proses yang ada pada masyarakat yang diteliti. Dengan memerhatikan hal ini, metode observasi dibedakan menjadi dua jenis metode pengamatan yaitu (Pawito, 2007, p.114-115):

a. Observasi dengan ikut terlibat (participant observation) Metode pengamatan ikut terlibat (participant observation), dibedakan lagi menjadi dua jenis dengan berdasarkan tingkat keterlibatan (tingkat partisipasi), yakni berpartisipasi secara aktif dan penuh serta partisipasi aktif. Pada jenis pertama, peneliti melibatkan diri secara total dalam setiap proses dan aktivitas masyarakat yang diteliti dan bukan hanya sekedar tinggal bersama dan melakukan pengamatan.

Penelitian dalam hubungan ini pada dasarnya menjadi bagian dan mengambil peran-peran tertentu dalam aktivitas serta proses-proses yang ada. Dalam hal ini, penggunaan metode observasi aktif dan penuh ini berlangsung relatif lama.

Jenis yang kedua, peneliti ikut ambil bagian sampai tingkat tertentu dalam kegiatan atau proses-proses penting didalam masyarakat yang diteliti, disamping tinggal bersama dan melakukan pengamatan. Akan tetapi, penelitian dalam hubungan ini tidak menjadi bagian dari masyarakat yang diteliti.

b. Observasi tidak terlibat (nonparcipant observation)

Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan observasi tidak terlibat (nonparcipant observation). Alasan peneliti menggunakan metode observasi tersebut dikarenakan peneliti tidak terlibat dalam komunikasi interpersonal antara pelatih

(8)

dengan kapten tim Persebaya 1927. Peneliti hanya sebagai observer untuk mencari informasi dan menjawab rumusan masalah dari penelitian ini.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain (Moleong, 2007, p.248).

Analisis data dilakukan oleh peneliti untuk dapat menarik kesimpulan- kesimpulan. Dalam penelitian komunikasi kualitatif, dikenal banyak jenis teknik analisis data yang semuanya sangat tergantung pada tujuan penelitian. Kendati demikian, analisis data dalam penelitian kualitatif pada dasarnya dikembangkan dengan maksud hendak memberikan makna terhadap data, menafsirkan, atau mentranformasikan data ke dalam bentuk-bentuk narasi yang kemudian mengarah pada temuan yang bernuansakan proposisi-proposisi ilmiah yang akhirnya sampai pada kesimpulan-kesimpulan final. Penelitian komunikasi kualitatif bertujuan untuk mengemukakan gambaran atau memberikan pemahaman mengenai bagaimana dan mengapa sehubungan dengan realitas atau gejala komunikasi yang diteliti (Pawito, 2007, 100-101).

3.9 Uji Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Teknik pemeriksaan dalam penelitian ini disebut triangulasi yang didefinisikan sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik ini dibedakan empat macam sebagai teknik pemeriksaan, yaitu (Moleong, 2007, p.330- 332).

a. Triangulasi Sumber : membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dicapai dengan jalan (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang

(9)

dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan, (5) membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu dokumen yang berkaitan.

b. Triangulasi Metode : menurut Patton, terdapat dua strategi yaitu: (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

c. Triangulasi Penyidik : ialah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Cara lin adalah dengan membandingkan hasil pekerjaan seorang analis dengan analis lainnya.

d. Triangulasi Teori : menurut Lincoln dan Guba, berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.

Dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan sumber, teori. Untuk itu maka penelitian dapat melakukannya dengan jalan :

a. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan, b. Mengeceknya dengan berbagai sumber data,

c. Memanfaatkan berbagai teori agar pengecekan kepercayaan dapat dilakukan.

Penjelasan teori di atas tersebut akan menjadi pedoman untuk meneliti fenomena yang diangkat oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti akan

menggunakan teknik triangulasi sumber yaitu Timo Scheunemann yang merupakan mantan pelatih dari Persema Malang, mantan direktur pembinaan usia dini PSSI, pelatih tim Indonesia U-12 yang berlaga di Inggris untuk Piala Dunia U-12, dan juga satu-satunya pelatih di Indonesia dengan lisensi A UEFA atau Union des

Associations Européennes de Football yang merupakan badan tertinggi sepakbola

(10)

seorang jurnalis olahraga di salah satu media terkemuka di Jawa Timur yang sejak 2009 sudah meliput berita tentang Persebaya. Keduanya akan diwawancarai oleh peneliti untuk triangulasi hasil temuan penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Behavioral intentions adalah sikap atau perilaku yang akan ditunjukan pelanggan setelah melakukan menerima layanan dari Amaris Hotel. a) Word of mouth, yaitu suatu

Dalam penelitian ini, analisa regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas yaitu lingkungan fisik, kualitas layanan, kualitas

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menganalisa pengaruh variasi mutu beton, kadar grafit epoxy, dan densitas arus listrik terhadap bond strength antara spesimen dengan

Dalam analisis regresi data panel terdapat pendekatan untuk mengestimasi model regresi data panel yang tepat, yaitu pooled least square, fixed effects model, dan

Wawancara atau interview merupakan alat pengumpulan data yang sangat penting dalam penelitian yang melibatkan manusia sebagai subjek sehubungan dengan realitas atau

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari konstruk, dikatakan reliable jika jawaban dari responden terhadap pernyataan

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah profitability, growth opportunities, solvability, asset utilization, kurs, tingkat inflasi dan suku bunga deposito

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang mana tujuannya adalah untuk membuat deskripsi,