• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN. Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. METODE PENELITIAN. Universitas Kristen Petra"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif kausal. Penelitian kuantitatif adalah pada penelitian yang dilakukan pengujiannya menggunakan prosedur statistika. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif yang bertujuan untuk menguji hipotesis (Abdillah dan Jogiyanto, 2015, p. 8). Sedangkan penelitian kausal merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji hubungan sebab-akibat antara 2 variabel atau lebih (Abdillah dan Jogiyanto, 2015, p. 11). Alasan penulis menggunakan penelitian kuantitatif kausal ini karena penulis bertujuan untuk membuktikan apakah faktor- faktor seperti persepsi pribadi dan sosial, kesadaran halal, pemasaran halal, sertifikasi halal, dan religiusitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli pada restoran halal di Indonesia. Selain itu penulis juga melihat faktor mana yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap niat beli tersebut.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah kesatuan yang mempunyai kararakteristik tertentu yang sama antara satu dengan lainnya dan menjadi dasar dari sampel (Sarwono, 2012, p.

18). Populasi dalam penelitian ini adalah muslim di Indonesia yang merupakan populasi indefinite. Hal ini dikarenakan jumlah populasi muslim yang berubah dari waktu ke waktu sehingga tidak ada data terkini terkait jumlah populasi muslim di Indonesia.

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sarwono, 2012, p. 18). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik non probability sampling jenis judgemental sampling. Non- probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama kepada seluruh unit dalam suatu populasi

(2)

sebagai sampel penelitian (Abdillah dan Jogiyanto, 2015, p. 65). Sedangkan judgemental sampling adalah teknik dimana penulis memilih sampel dari suatu populasi didasarkan pada informasi yang tersedia atau memilih karakteristik yang sesuai dengan populasi, sehingga perwakilannya terhadap populasi dapat dipertanggung jawabkan (Sarwono, 2012, p. 21).

Penulis menetapkan kriteria yang harus dipenuhi oleh sampel untuk menjadi responden, dimana responden penelitian ini berusia diatas 17 tahun (diasumsikan sudah bisa membuat keputusan), tinggal di Indonesia, dan menganut agama Islam.

Untuk menentukan ukuran sampel yang diambil, penulis mengacu pada pengukuran sampel menurut Harris dalam jurnal Voorhis dan Morgan (2007) yaitu jumlah sampel didapatkan dengan mengkalikan total indikator variabel sebanyak 10 kali (Voorhis da Morgan, 2007, p. 48). Pada penelitian ini didapatkan total indikator variabel adalah 29 dan penulis mengkalikan 10 kali. Sehingga didapatkan total sampel yang diteliti adalah 290 responden. Kuesioner yang disebarkan adalah 310 kuesioner untuk mengantisipasi data yang tidak valid.

Pada penelitian ini penulis menyebarkan kuesioner dari tanggal 2 Mei 2019 hingga 13 Mei 2019 secara online melalui google forms dan offline dengan membagikan kuesioner secara langsung di ITC, Royal Plaza, teman-teman penulis, dan masyarakat sekitar Siwalankerto. Kuesioner yang dibagikan sejumlah 120 kuesioner secara offline dan 190 kuesioner secara online. Dari 310 kuesioner yang penulis sebarkan ada 295 kuesioner valid dan bisa diolah lebih lanjut. Berdasarkan jumlah kuesioner tersebut, maka response rate dalam penelitian ini adalah sebesar 95,16%.

3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data dalam bentuk kuantitas yang diwakili dengan menggunakan angka atau numerik (Sarwono, 2012, p. 32). Pada penelitian ini data kuantitatif yang digunakan adalah data numerik dalam bentuk skala likert, yang peneliti peroleh dari hasil pengisian kuesioner.

(3)

3.3.2 Sumber Data

Sumber data terbagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

Adapun pengertiannya adalah:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau sumber pertama yang secara umum disebut sebagai narasumber (Sarwono, 2012, p. 37). Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah hasil jawaban yang diberikan oleh responden dari pengisian kuesioner baik secara offline maupun online yang telah diuji dan dibagikan kepada responden muslim yang berdomisili di Indonesia.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah diproses oleh pihak tertentu sehingga data tersebut sudah tersedia saat kita memerlukannya (Sarwono, 2012, p.32). Data sekunder dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan yang berupa buku-buku, jurnal penelitian ilmiah, penelitian terdahulu, maupun skripsi terkait dengan topik niat beli terhadap produk halal yang dijadikan penulis sebagai acuan dalam penulisan penelitian. Adapun data sekunder digunakan untuk mendukung teori pada bab satu, dua, tiga dan empat.

3.4 Metode dan Prosedur Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, metode dan prosedur yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner sendiri adalah pengumpulan data primer menggunakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan dengan format tertentu (Abdillah dan Jogiyanto, 2015, p. 52). Pengisian kuesioner dilakukan dengan self-administered questionnaires, yaitu responden mengisi sendiri kuesioner yang dibagikan. Adapun, isi dari kuesioner yang dibagikan adalah sebagai berikut:

Bagian 1: Profil Responden. Terdiri dari 8 butir pertanyaan mengenai jenis kelamin, usia, agama, daerah asal atau domisili, pekerjaan, pendapatan/uang saku per bulan, status pernikahan, dan tingkat pendidikan terakhir.

(4)

Bagian 2: Persepsi Pribadi dan Sosial. Terdiri dari 5 butir pertanyaan yang digunakan untuk mengukur niat beli berdasarkan sikap, tekanan sosial yang dirasakan, serta kemampuan responden.

Bagian 3: Kesadaran Halal. Terdiri dari 4 butir pertanyaan yang digunakan untuk mengukur niat beli berdasarkan pemahaman responden terhadap syariat Islam, mengenai halal, dan proses penyajian halal bagi restoran.

Bagian 4: Pemasaran Halal. Terdiri dari 7 butir pertanyaan yang digunakan untuk mengukur niat beli berdasarkan penilaian responden terhadap startegi yang dilakukan oleh restoran halal untuk memasakan produk makanan dan minumannya.

Bagian 5: Sertifikasi Halal. Terdiri dari 4 butir pertanyaan yang digunakan untuk mengukur niat beli berdasarkan hal-hal yang meyakinkan responden bahwa apa yang dimakan dan dikonsumsi tersebut sesuai dengan hukum Islam.

Bagian 6: Religiusitas. Terdiri dari 5 butir pertanyaan yang digunakan untuk mengukur niat beli berdasarkan seberapa jauh responden menaati ajaran agama Islam.

Bagian 7: Niat Beli. Terdiri dari 4 butir pertanyaan untuk menentukan apakah responden akan mengunjungi restoran halal.

Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner dengan sistem skala likert dari skala satu hingga lima (Five Point Likert Scale).

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap responden dalam memberikan tanggapan terhadap pertanyaan atau masalah yang diberikan kepada yang bersangkutan dalam riset. Skala likert diekspersikan mulai dari yang paling negatif, netral, hingga yang paling positif (Sarwono, 2012, p. 72). Skala likert yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketidaksetujuan dan kesetujuan responden terhadap penyataan yang diberikan oleh penulis terkait dengan pengaruh faktor-faktor seperti persepsi pribadi dan sosial, kesadaran halal, pemasaran halal, sertifikasi halal, dan religiusitas terhadap niat beli pada restoran halal di Indonesia. Berikut adalah range nilai yang digunakan:

1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju

3 = Netral 4 = Setuju

(5)

5 = Sangat Setuju

Adapun pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan penyebaran kuesioner secara offline dan online. Total responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 310 responden dan prosedur yang digunakan dalam penyebaran kuesioner adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan kuesioner secara langsung kepada sampel secara acak dari tanggal 2 Mei 2019 hingga 13 Mei 2019 secara online melalui google forms dan offline dengan membagikan kuesioner secara langsung di ITC, Royal Plaza, teman-teman penulis, dan masyarakat sekitar Siwalankerto.

2. Memberikan penjelasan singkat mengenai tata cara pengisian kuesioner agar responden paham bagaimana cara menjawab pertanyaan yang ada dalam kuesioner dan juga paham akan pertanyaan yang ditanyakan.

3. Mengumpulkan kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden

4. Melakukan seleksi kuesioner yang telah diisi oleh responden. Seleksi dilakukan dengan melihat jika ada kuesioner yang kurang sempurna yaitu tidak diisi dengan lengkap, tidak memenuhi syarat, ataupun diisi secara asal.

5. Menganalisis dan mengolah data kuesioner yang dianggap layak oleh penulis dengan menggunakan rumus-rumus perhitungan yang telah ditetapkan lalu dibantu dengan program komputer Smart PLS untuk memudahkan hasil perhitungan.

6. Menjawab rumusan masalah yang diajukan oleh penulis dengan cara melakukan deskripsi terhadap hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

(1) Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat atau yang berperan memprediksi fluktuasi nilai dari variabel terikat (Sarwono, 2012, p. 12). Dalam penelitian ini, variabel bebas adalah faktor-faktor seperti persepsi pribadi dan sosial, kesadaran halal, pemasaran halal, sertifikasi halal, dan religiusitas yang akan dilambangkan dengan X.

(6)

(2) Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang memberi respon jika dihubungkan dengan variabel bebas (Sarwono, 2012, p. 12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah niat beli pada restoran halal yang dilambangkan dengan Y.

3.5.1. Faktor yang Mempengaruhi Niat Beli terhadap Restoran Halal (X) Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya, maka penulis menyimpulkan beberapa faktor yang mempengaruhi niat beli pada restoran halal di Indonesia, yaitu:

Persepsi Pribadi dan Sosial (X1)

Persepsi yang terbentuk dari sikap dan lingkungan sosial serta upaya seseorang dalam mengunjungi restoran halal.

Tabel 3.1 Indikator Empiris Persepsi Pribadi dan Sosial

Kode Indikator Empiris Persepsi Pribadi dan Sosial Referensi X1.1 Saya mendukung adanya restoran halal Awan, Siddiquei,

dan Haider (2015) X1.2 Saya merasa produk makanan dari restoran halal

lebih aman, bersih, dan ramah lingkungan

Shaari dan Arifin (2009)

X1.3 Saya memilih makan di restoran halal jika memiliki hubungan yang baik dengan pemilik restoran halal

Hong, Sun, Beg, dan Zhou (2018) X1.4 Rekomendasi dari orang sekitar (teman dan keluarga)

merupakan alasan saya berkunjung ke restoran halal

Hong, Sun, Beg, dan Zhou (2018) X1.5 Rekomendasi dari pemimpin agama (Ulama, Kyai,

Ustadz) merupakan alasan saya berkunjung ke restoran halal

Hong, Sun, Beg, dan Zhou (2018)

X1.6 Saya yakin restoran halal mudah ditemukan di Indonesia

Awan, Siddiquei, dan Haider (2015) X1.7 Saya berupaya/berusaha mencari restoran

bersertifikasi halal pada setiap kesempatan

Awan, Siddiquei, dan Haider (2015)

(7)

Kesadaran Halal (X2)

Hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman seorang muslim terhadap syariat Islam, mengenai halal, dan proses penyajian halal bagi restoran.

Tabel 3.2 Indikator Empiris Kesadaran Halal

Kode Indikator Empiris Kesadaran Halal Referensi X2.1 Saya akan mengunjungi restoran jika restoran

tersebut halal

Awan, Siddiquei, dan Haider (2015) X2.2 Saya memahami bahan makanan apa yang boleh dan

tidak boleh disajikan oleh restoran halal

Awan, Siddiquei, dan Haider (2015) X2.3 Saya mengetahui ada metode penyembelihan yang

sesuai dengan syariat Islam yang harus diikuti oleh restoran halal

Shaari dan Arifin (2009)

X2.4 Saya merasa kebersihan dan perlindungan produk dalam restoran halal sangat penting

Shaari dan Arifin (2009)

Pemasaran Halal (X3)

Strategi yang dilakukan oleh restoran halal untuk memasarkan produk makanan dan minumannya.

Tabel 3.3 Indikator Empiris Pemasaran Halal

Kode Indikator Empiris Pemasaran Halal Referensi X3.1 Saya akan mengunjungi restoran halal jika saya

familiar dengan merek restoran halal tersebut

Awan, Siddiquei, dan Haider (2015) X3.2 Saya akan mengunjungi jika restoran halal tersebut

memiliki kualitas yang baik

Awan, Siddiquei, dan Haider (2015) X3.3 Menurut saya restoran halal seharusnya memasang

logo halal

Hong, Sun, Beg, dan Zhou (2018) X3.4 Saya akan mengunjungi restoran halal jika harga

yang ditawarkan sesuai dengan kemampuan saya membayar

Awan, Siddiquei, dan Haider (2015)

X3.5 Saya akan mengunjungi restoran halal jika lokasi restoran tersebut dapat diakses secara mudah

Shaari dan Arifin (2009)

(8)

Tabel 3.3 Indikator Empiris Pemasaran Halal (sambungan)

Kode Indikator Empiris Pemasaran Halal Referensi X3.6 Saya akan mengunjungi restoran halal selama ada

promosi

Shaari dan Arifin (2009)

X3.7 Saya akan mengunjungi restoran halal yang direkomendasikan/dipromosikan oleh selebriti

Awan, Siddiquei, dan Haider (2015)

Sertifikasi Halal (X4)

Atribut yang memberikan keyakinan bagi para Muslim bahwa apa yang dimakan dan dikonsumsi tersebut sesuai dengan hukum Islam.

Tabel 3.4 Indikator Empiris Sertifikasi Halal

Kode Indikator Empiris Sertifikasi Halal Referensi X4.1 Sertifikasi halal dan logo halal meyakinkan saya

bahwa restoran tersebut halal

Awan, Siddiquei, dan Haider (2015) X4.2 Restoran yang memiliki sertifikasi dan logo halal

lebih menarik bagi saya dibandingkan restoran lainnya

Awan, Siddiquei, dan Haider (2015)

X4.3 Saya merasa sertifikasi halal memberikan daya saing terhadap sebuah restoran

Awan, Siddiquei, dan Haider (2015) X4.4 Saya percaya dengan adanya sertifikasi halal,

restoran tersebut mengikuti syariat Islam

Shaari dan Arifin (2009)

Religiusitas (X5)

Hal-hal yang berkaitan dengan tingkat seberapa jauh seseorang menaati dan menjalankan ajaran agama Islam.

Tabel 3.5 Indikator Empiris Religiusitas

Kode Indikator Empiris Religiusitas Referensi X5.1 Saya setia terhadap ajaran Islam Hong, Sun, Beg,

dan Zhou (2018) X5.2 Saya menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan saya Hong, Sun, Beg,

dan Zhou (2018)

(9)

Tabel 3.5 Indikator Empiris Religiusitas (sambungan)

Kode Indikator Empiris Religiusitas Referensi X5.3 Saya terlibat dalam aktivitas keagamaan Hong, Sun, Beg,

dan Zhou (2018) X5.4 Saya tidak akan mengunjungi restoran jika restoran

tersebut menyajikan produk haram

Awan, Siddiquei, dan Haider (2015) X5.5 Saya mengonsumsi makanan halal karena keyakinan

iman saya sebagai muslim

Shaari dan Arifin (2009)

3.5.2. Niat Beli (Purchase Intention) (Y)

Niat beli adalah adalah penentuan apakah seseorang akan membeli suatu produk. Indikator yang digunakan berdasarkan kepada Kotler (2002) yang akan digabungkan dengan konsep halal.

Tabel 3.6 Indikator Empiris Niat Beli

Kode Indikator Empiris Niat Beli Referensi

Y1.1 Saya mengunjungi restoran halal karena membutuhkannya

Kotler (2002)

Y1.2 Saya tertarik mencari informasi mengenai restoran halal Kotler (2002) Y1.3 Saya tertarik untuk mengetahui menu-menu makanan

halal di Restoran Halal

Kotler (2002)

Y1.4 Saya ingin mengonsumsi produk makanan dan minuman pada restoran halal

Kotler (2002)

3.6 Uji Keabsahan Data 3.6.1. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner (Ghozali, 2012, p. 52). Valid tidaknya suatu kuesioner dapat dilihat jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Sarwono, 2012, p. 85).

Untuk menentukan butir-butir pertanyaan valid atau tidak dengan menghitung nilai koefisien korelasi (ri). Apabila nilai koefisien korelasi positif dan lebih besar dari nilai tabel, maka butir pertanyaan yang digunakan sudah valid.

(10)

Penulis menggunakan tingkat kesalahan 5% dan membagikan kuesioner kepada 30 responden. Maka, nilai derajat bebas atau degree of freedom (df) adalah n-2, yaitu 28. Tabel yang digunakan adalah tabel korelasi Product Moment Pearson, yaitu sebesar 0.361 untuk df 28. Sehingga nilai koefisien korelasi (ri) harus lebih besar dari 0.361 untuk dinyatakan valid (Sarwono, 2012, p. 85). Berikut adalah hasil uji validitas pada pilot test 1:

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Pilot Test 1

Variabel Kode r hitung r tabel Keterangan

Persepsi Pribadi dan Sosial

X1.1 0.637 0.361 Valid

X1.2 0.544 0.361 Valid

X1.3 0.344 0.361 Tidak Valid

X1.4 0.552 0.361 Valid

X1.5 0.671 0.361 Valid

X1.6 0.280 0.361 Tidak Valid

X1.7 0.743 0.361 Valid

Kesadaran Halal

X2.1 0.547 0.361 Valid

X2.2 0.585 0.361 Valid

X2.3 0.458 0.361 Valid

X2.4 0.647 0.361 Valid

Pemasaran Halal

X3.1 0.570 0.361 Valid

X3.2 0.506 0.361 Valid

X3.3 0.438 0.361 Valid

X3.4 0.174 0.361 Tidak Valid

X3.5 0.237 0.361 Tidak Valid

X3.6 0.284 0.361 Tidak Valid

X3.7 0.534 0.361 Valid

Sertifikasi Halal

X4.1 0.536 0.361 Valid

X4.2 0.657 0.361 Valid

X4.3 0.582 0.361 Valid

X4.4 0.665 0.361 Valid

(11)

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Pilot Test 1

Variabel Kode r hitung r tabel Keterangan

Religiusitas

X5.1 0.507 0.361 Valid

X5.2 0.550 0.361 Valid

X5.3 0.448 0.361 Valid

X5.4 0.638 0.361 Valid

X5.5 0.569 0.361 Valid

Niat Beli

Y1 0.587 0.361 Valid

Y2 0.686 0.361 Valid

Y3 0.678 0.361 Valid

Y4 0.796 0.361 Valid

Berdasarkan hasil pengujian pilot test 1, ditemukan adanya 2 indikator (X1.3 dan X1.6) dari variabel persepsi pribadi dan sosial dan 3 indikator (X3.4, X3.5, dan X3.6) dari variabel pemasaran halal yang tidak valid. Dari 5 indikator tersebut penulis memutuskan untuk mengeliminasi item X1.3 “Saya memilih makan di restoran halal jika memiliki hubungan yang baik dengan pemilik restoran halal” karena item ini kurang menggambarkan norma subjektif pada persepsi pribadi dan sosial. Penulis juga mengeliminasi item X1.6 “Saya yakin restoran halal mudah ditemukan di Indonesia” karena item ini bertentangan dengan item X1.7 yaitu “Saya berupaya/berusaha mencari restoran bersertifikasi halal pada setiap kesempatan”.

Selain itu, penulis juga merevisi item X3.4, X3.5, dan X3.6. Adapun, perubahan yang terjadi adalah sebagai berikut:

X3.4 “Saya akan mengunjungi restoran halal jika harga yang ditawarkan sesuai dengan kemampuan saya membayar” berubah menjadi “Saya akan mengunjungi restoran halal yang harganya terjangkau”

X3.5 “Saya akan mengunjungi restoran halal jika lokasi restoran tersebut dapat diakses secara mudah” berubah menjadi “Saya akan mengunjungi restoran halal yang lokasinya mudah dijangkau”

X3.6 “Saya akan mengunjungi restoran halal selama ada promosi” berubah menjadi

“Saya akan mengunjungi restoran halal yang menawarkan promosi”

(12)

Penulis kemudian melakukan pilot test 2 dengan 29 item kuesioner dan diisi oleh 30 responden. Berikut adalah hasil dari uji validitas pilot test 2:

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Pilot Test 2

Variabel Kode r hitung r tabel Keterangan

Persepsi Pribadi dan Sosial

X1.1 0.564 0.361 Valid

X1.2 0.771 0.361 Valid

X1.4 0.899 0.361 Valid

X1.5 0.875 0.361 Valid

X1.7 0.762 0.361 Valid

Kesadaran Halal

X2.1 0.581 0.361 Valid

X2.2 0.886 0.361 Valid

X2.3 0.869 0.361 Valid

X2.4 0.843 0.361 Valid

Pemasaran Halal

X3.1 0.848 0.361 Valid

X3.2 0.700 0.361 Valid

X3.3 0.574 0.361 Valid

X3.4 0.588 0.361 Valid

X3.5 0.749 0.361 Valid

X3.6 0.746 0.361 Valid

X3.7 0.562 0.361 Valid

Sertifikasi Halal

X4.1 0.878 0.361 Valid

X4.2 0.910 0.361 Valid

X4.3 0.808 0.361 Valid

X4.4 0.673 0.361 Valid

Religiusitas

X5.1 0.888 0.361 Valid

X5.2 0.822 0.361 Valid

X5.3 0.763 0.361 Valid

X5.4 0.610 0.361 Valid

X5.5 0.736 0.361 Valid

Niat Beli Y1 0.808 0.361 Valid

Y2 0.862 0.361 Valid

(13)

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Pilot Test 2

Variabel Kode r hitung r tabel Keterangan

Niat Beli

Y3 0.872 0.361 Valid

Y4 0.788 0.361 Valid

Sumber: Lampiran 4.

Berdasarkan hasil uji validitas pilot test 2, seluruh butir kuesioner memiliki nilai r hitung > 0.361 sehingga butir kuesioner dapat dinyatakan valid.

3.6.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari konstruk, dikatakan reliable jika jawaban dari responden terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas pada penelitian ini berdasarkan pada pengolahan data kuesioner dengan menggunakan SPSS, dimana pada penelitian ini uji reliablitas menggunakan metode Cronbach’s Alpha.

Cronbach’s Alpha ini digunakan untuk mengukur reliabilitas atau konsistensi internal yang ada untuk tiap butir pertanyaan yang diajukan. Maka jika nilai koefisien Cronbach’s Alpha (α) atau koefisien yang diperoleh > 0.70 maka instrumen dapat dikatakan reliable (Ghozali, 2012).

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s

Alpha

Koefisien

Ditetapkan Keterangan Persepsi Pribadi dan Sosial 0.825 0.7 Reliabel

Kesadaran Halal 0.813 0.7 Reliabel

Pemasaran Halal 0.805 0.7 Reliabel

Sertifikasi Halal 0.825 0.7 Reliabel

Religiusitas 0.801 0.7 Reliabel

Niat Beli 0.849 0.7 Reliabel

Sumber: Lampiran 4.

(14)

Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas, kelima variabel memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar daripada 0.7, sehingga kuesioner dapat dikatakan reliabel.

3.7 Analisa Statistik Deskriptif

Setelah dinyatakan valid dan reliable, maka kemudian akan dianalisa dengan teknik statistik desktiptif. Analisis deskriptif digunakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan jawaban responden secara keseluruhan tanpa membuat kesimpulan. Dalam penelitian ini, metode analisa deskriptif yang digunakan adalah mean dan standar deviasi.

a) Mean

Mean merupakan rata-rata keseluruhan nilai, yang dilakukan dengan menjumlahkan seluruh data dibagi dengan banyaknya data yang ada (Kuncoro, 2003, p. 173). Mean digunakan untuk menghitung nilai rata-rata jawaban responden dalam kuesioner dimana analisa terhadap rata-rata digunakan sebagai tolak ukur mengetahui apakah dimensi persepsi pribadi dan sosial, kesadaran halal, sertifikasi halal, pemasaran halal, dan religiusitas mempengaruhi niat beli. Penulis melakukan perhitungan mean dengan menggunakan program SPSS.

b) Standar Deviasi

Standar deviasi adalah ukuran penyimpangan yang diperoleh dari akar kuadrat dari rata-rata jumlah kuadrat deviasi antara masing-masing nilai dengan rata-ratanya (Kuncoro, 2003, p. 177). Makna dari standar deviasi adalah jika nilai standar deviasinya relatif besar, maka data yang digunakan sebarannya tinggi atau penyimpangannya besar. Sedangkan, jika nilai standar deviasinya relative kecil, maka data yang digunakan sebarannya rendah atau data mengelompok di seputar nilai rata-ratanya dan penyimpangannya kecil (Kuncoro, 2003). Penulis menghitung standar deviasi menggunakan program SPSS.

3.8 Partial Least Square

Partial Least Square (PLS) ialah teknik statistika multivariat yang melakukan pembandingan antara variabel dependen berganda dengan variabel

(15)

independen berganda. Keunggulan dari PLS adalah dapat menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi permasalahan yang spesifik pada data, seperti ukuran sampel penelitian kecil, adanya data yang hilang, dan multikolinearitas (Abdillah dan Jogiyanto, 2015, p. 161).

3.8.1 Mengkonstruksi Diagram Path

Diagram jalur (diagram path) adalah alur hubungan kausal antara variabel bebas dan variabel terikat, dimana hubungan terbentuk telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori (Ghozali, 2012).

Gambar 3.1 Path Diagram Partial Least Square Penelitian

3.8.2 Model Pengukuran (Outer Model)

Suatu penelitian tidak dapat diuji dalam suatu model prediksi hubungan kausal jika belum melewati tahap purifikasi dalam model pengukuran. Model pengukuran digunakan untuk menguji validitas konstruk dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian. Validitas konstruk digunakan untuk mengukur seberapa baik hasil yang diperoleh dari item-item pertanyaannya untuk

(16)

mendefinisikan variabel tersebut. Validitas konstruk terdiri dari validitas konvergen dan validitas diskriminan. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi internal alat ukur. Dua metode dalam reliabilitas adalah cronbach’s alpha dan composite reliability (Abdillah dan Jogiyanto, 2015). Perhitungan setiap metode adalah sebagai berikut:

1. Validitas Konvergen

Uji validitas konvergen dalam PLS dihitung dengan indikator dinilai berdasarkan loading factor (korelasi antara indikator dengan varibel yang bersangkutan). Semakin tinggi nilai faktor loading, semakin penting peranan loading dalam menginterpretasi matrik faktor. Apabila menggunakan outer loading, maka hasil perhitungan harus > 0.7 untuk dikatakan valid. Jika menggunakan communality atau average variance extracted (AVE), maka hasil perhitungan harus > 0.5 untuk dikatakan valid (Abdillah dan Jogiyanto, 2015).

2. Validitas Diskriminan

Prinsip dasar yang digunakan dalam validitas diskriminan adalah prinsip bahwa pengukur-pengukur variabel yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi tinggi. Uji validitas diskriminan dilakukan dengan melakukan cross loading antara indikator dengan variabel yang bersangkutan. Apabila hasil perhitungan > 0.7 untuk menjelaskan variabelnya dan memiliki hasil yang rendah ketika menjelaskan variabel lain, maka indikator yang digunakan reliable. Selain itu, dapat dibuat dengan membandingkan akar AVE setiap variabel dengan nilai korelasi terhadap variabel lainnya. Apabila akar AVE lebih besar dari nilai korelasi variabel lainnya, maka memiliki validitas diskriminan yang baik (Abdillah dan Jogiyanto, 2015).

3. Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability

Cronbach’s alpha mengatur batas bawah nilai reliabilitas suatu variabel, sedangkan composite reliability mengukur nilai sesungguhnya reliabilitas suatu variabel. Pada penelitian ini penulis menetapkan nilai alpha dan nilai composite reliability harus > dari 0.7 (Abdillah dan Jogiyanto, 2015).

3.8.3 Model Struktural (Inner Model) a) R Square (R2)

R Square berfungsi untuk menjelaskan kemampuan variabel independen

(17)

dalam menjelaskan variabel dependen. Semakin tinggi nilai R Square maka semakin kuat variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai dinyatakan dalam presentase 0% sampai 100% (Ghozali, 2012).

b) Q Square (Q2)

Q square berfungsi untuk memprediksi seberapa besar variabel dependen dijelaskan oleh variabel independennya dalam suatu penelitian (SmartPLS, 2017).

Perhitungan menggunakan Q square dinilai lebih informatif dibandingkan dengan hasil R square dan AVE (Average Variance Extracted) dikarenakan pada R square dan AVE memiliki bias yang melekat pada setiap parameternya (Vinzi, et al., 2010). Pada Q square fokus lebih diletakkan kepada variabel dependennya sedangkan pada R square fokus diletakkan pada variabel independennya. Jika Q square > 0, maka model penelitian memiliki relevansi prediktif (SmartPLS, 2017).

3.9 Uji Hipotesa (Uji T-statistic)

Dalam penelitian ini, uji hipotesa yang digunakan adalah uji T-statistic. Uji T-statistic digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini secara individual dalam menerangkan variable terikat secara parsial. Nilai T-statistic akan menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis (Abdillah dan Jogiyanto, 2015).

Dalam penelitian ini, akan menguji apakah variabel Persepsi Pribadi dan Sosial (X1), Kesadaran Halal (X2), Pemasaran Halal (X3), Sertifikasi Halal (X4), Religiusitas (X5) secara parsial memiliki korelasi terhadap niat beli terhadap restoran halal di Indonesia (Y), berikut adalah perumusan hipotesisnya:

H0: Variabel Persepsi Pribadi dan Sosial (X1), Kesadaran Halal (X2), Pemasaran Halal (X3), Sertifikasi Halal (X4), Religiusitas (X5) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap restoran halal di Indonesia (Y) H1: Variabel Persepsi Pribadi dan Sosial (X1), Kesadaran Halal (X2), Pemasaran Halal (X3), Sertifikasi Halal (X4), Religiusitas (X5) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap restoran halal di Indonesia (Y) Adapun, kriteria pengambilan keputusan adalah nilai T-statistic harus diatas 1.96 untuk hipotesis 2 ekor (two-tailed) untuk pengujian hipotesis pada alpha 5 persen dan power 80 persen (Abdillah dan Jogiyanto, 2015).

Referensi

Dokumen terkait

Putusan Nomor 375/PID/2016/PT.MDN Halaman 5 dari 10 hal ---- Bahwa pada hari Jumat, tanggal 30 Januari 2015 sekira pukul 11.00 Wib saksi Hotnita br Tamba

Judul Tesis : HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DAN INTAKE ZAT GIZI DENGAN TINGGI BADAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH (TBABS) PADA DAERAH ENDEMIS GAKY DI KECAMATAN PARBULUAN

Reliabilitas adalah data untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.. Menurut Juliandi (2013:83) reliabilitas memiliki

Jumlah anak, rataan bobot lahir, bobot sapih, total bobot lahir, dan jumlah anak sekelahiran pada kelompok domba kontrol dan perlakuan dengan pemberian

Proposal Skripsi ini disusun dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh derajad kesarjanaan strata satu

45 FK Dewi Puri Astiti, S.Fil, M.Si pengetahuan pendidik PAUD di Denpasar tentang Prinsip dan Tahap perkembangan anak usia dini serta aplikasi dalam pembelajaran 46 FK I Gusti Ayu

Manfaat yang diharapkan dari pengerjaan tugas akhir ini dapat diketahui jumlah retak dan panjang retak yang terjadi pada Stainless Steel 304 akibat pengujian SCC

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan dari hasil penelitian tentang Hubungan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak dengan Perilaku Keberagamaan Siswa Kelas X MA