• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPT-Tugas Kelompok-3-Organisasi & Kepemimpinan RS-ARS 2021

N/A
N/A
tioma

Academic year: 2022

Membagikan "PPT-Tugas Kelompok-3-Organisasi & Kepemimpinan RS-ARS 2021"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Teori Struktur Organisasi dan Kepemimpinan

Dengan Mengambil Contoh RS Atma Jaya Jakarta

dr. Yopi Simargi, Sp.Rad dr. Rika Wydiawati

dr. Luluk Fauziah

dr. Vincentia Samantha

Program Magister Manajemen Rumah Sakit ARS University

2021

(2)

Pendahuluan

Pembentukan suatu organisasi merupakan salah satu usaha untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Organisasi merupakan kesatuan

sosial yang dikoordinasikan secara

sadar dengan sebuah batasan yang reaktif dapat

diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan.

Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai

keseluruhan maupun sebagai kelompok sangat

tergantung pada mutu kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi

yang bersangkutan maupun pola kepemimpinan yang akan

diterapkan

Dalam pengelolaan sumber daya manusia,

satu hal penting bagi kelangsungan kemampuan

kerja yang tinggi dari para karyawan adalah kemampuan dari pemimpin organisasi didalam meletakkan dasar-

dasar pembinaan dan penentuan arah sasaran

organisasi. Tanpa pemimpin yang baik dan

paham terhadap pola tugas dan sasaran organisasi akan sulit

diharapkan kinerja karyawan yang optimal

(3)

Pendahuluan

Sarana kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas merupakan

salah satu contoh pelaksanaan organisasi

dengan tujuan untuk melayani masyarakat, terutama dalam bidang kesehatan. Aset terpenting

yang dimiliki sarana kesehatan tentu saja adalah sumber daya manusia yang memadai,

baik secara kualitatif ataupun kuantitatif

Sumber daya manusia adalah aset yang dimiliki

oleh sebuah organisasi termasuk rumah sakit yang perlu dikelola secara

efektif agar memberikan nilai tambah. Untuk mengelola sumber daya

manusia menjadi aset organisasi seperti rumah

sakit diperlukan kepemimpinan yang efektif begitu juga untuk meningkatkan mutu, salah

satunya perlu meningkatkan ’leadership’

atau kepemimpinan.

Kepemipinan sebagai salah satu

indikator kualitas sumber daya

manusia merupakan faktor

yang sangat menentukan keberhasilan suatu

organisasi seperti rumah sakit.

(4)

Kepemimpinan

kepemimpinan adalah suatu proses dimana individu mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan umum.

Kepemimpinan mempunyai sebuah kekuasaan yang luar biasa dan kepemimpinan bisa membuat perbedaan antara

sukses dan kegagalan dalam hal apa saja yang dikerjakan baik bagi diri sendiri maupun kelompok

(5)

Teori Kepemimpinan

Teori Ciri Kepribadian Kepemimpinan

Terdapat enam karakter yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin adalah ambisi dan semangat, hasrat untuk memimpin, kejujuran dan integritas, kepercayaan diri, kecerdasan dan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan

Teori Perilaku Kepemimpinan

Perbedaan antara teori ciri dan teori perilaku, dalam penerapan, terletak pada asumsi yang mendasari.

Seandainya teori ciri itu sahih (valid), maka kepemimpinan pada dasarnya dibawa sejak lahir. Di lain pihak, seandainya terdapat perilaku spesifik yang menjadi ciri khas pemimpin, maka kita dapat mengajarkan kepemimpinan, kita dapat merancang program-program yang menanamkan pola perilaku ini ke dalam individu yang berhasrat menjadi pemimpin yang efektif

(6)

Peranan Kepemimpinan

Peranan pengambilan keputusan

Seseorang yang mendapat kepercayaan untuk menduduki jabatan pemimpin dituntut memiliki dalam hal pengambilan keputusan yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi. Ada tiga proses dalam pengambilan keputusan, yaitu:

1. Inteligence activity, yaitu proses penelitian situasi dan kondisi dengan wawasan yang inteligent.

2. Design activity, yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan pemahaman dan menganalisis kemungkinan pemecahan masalah serta tindakan lebih lanjut, jadi ada perencanaan pola kegiatan.

3. Choice activity, yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak alternatife atau kemungkinan pemecahan masalah.

Ada enam cara yang digunakan untuk sampai pada suatu keputusan yaitu:

1. memohon petunjuk kepada yang Maha Kuasa.

2. Memohon restu dan petunjuk dari orang- orang bijaksana (semakin tua penasihat tersebut, makin baik atau arif petuah- petuahnya).

3. Mendasarkan diri pada firasat dan intuisi sendiri.

4. Menggunakan akal sehat.

5. Mendasarkan diri pada daya pikir yang logis (logika)

6. Menggunakan cara-cara penyelesaian ilmiah (yaitu disertai penelitian, dan faktual, analisis, verifikasi, bukti-bukti).

(7)

Peranan

Bagian dari sistem administrasi

Bagian dari sistem administrasi

Dilaksanakan secara terus-

menerus dan berkesinambungan.

Dilaksanakan secara terus-

menerus dan berkesinambungan.

Berorientasi pada masa depan

Berorientasi pada masa depan

Mampu menyelesaikan masalah

Mampu menyelesaikan masalah

Mempunyai tujuan Mempunyai tujuan

Bersifat mampu kelola Bersifat mampu kelola

(8)

Pola Kepemimpinan

pada Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan layaknya sebuah organisasi membutuhkan pemimpin. Tantangan dan

kesempatan yang menanti sarana kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas dapat berubah dengan cepat. Pola kepemimpinan merupakan kekuatan yang sangat besar untuk menghadapinya. Teori kepemimpinan yang

paling banyak digunakan dewasa ini adalah yang berdasarkan teori situasional

(9)

Teori Kepemimpinan Situasional

berkembang berdasarkan pemikiran bahwa tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang efektif untuk

semua situasi. Kekuatan yang ada pada diri pemimpin dan yang dimiliki oleh kelompok

(hubungan interpersonal di antara keduanya) serta lingkungan (orientasi tugas) akan ikut menentukan gaya kepemimpinan seseorang jika ia berhubungan dengan stafnya. Kepemimpinan situasional

merupakan teori kontijensi yang memusatkan

perhatian pada para pengikut. Kepemimpinan yang berhasil dicapai dengan memilih gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tergantung pada tingkat kesiapan (readiness) dan kedewasaan para pengikut.

(10)

Teori Kepemimpinan Situasional

Teori ini mengidentifikasikan empat perilaku pemimpin spesifik, mulai dari yang sangat direktif sampai yang sangat bebas. Perilaku yang efektif tergantung pada kemampuan dan motivasi pengikut. Maka SLT

mengatakan jika para pengikut tidak mampu dan tidak ingin melaksanakan tugas, pemimpin perlu memberikan arahan yang khusus dan jelas. Jika para pengikut tidak mampu dan ingin, pemimpin perlu memaparkan orientasi tugas yang tinggi untuk mengkompensasikan

kekurangmampuan para pengikut dan orientasi

hubungan yang tinggi untuk membuat para pengikut menyesuaikan diri dengan keinginan pemimpin. Jika pengikut mampu dan tidak ingin maka pemimpin perlu menggunakan gaya yang mendukung dan partisipatif dan jika karyawan mampu dan ingin, para pemimpin tidak

perlu berbuat banyak.

(11)

Gaya Kepemimpinan

Directing

(mengarahkan) Coaching (melatih)

Suporting

(mendukung) Delegating

(menugaskan)

(12)
(13)

LANDASAN HUKUM

1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan

Departemen Kesehatan

UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Permenkes RI No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang rekam medis pada Bab VI pasal 15 yaitu Pengelolaan RM dilaksanakan sesuai dengan organisasi dan tata kerja sarana pelayanan kesehatan.

(14)

Jenis Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum (RSU)

Rumah Sakit Khusus (RSK)

KLASIFIKASI RS menurut struktur

organisasi dan kemampuan pelayanan medik :

RSU Kelas A, Kelas B, Kelas C dan Kelas D

RSK Kelas A, Kelas B dan Kelas C

(15)
(16)

VISI, MISI, NILAI DASAR, TUJUAN, DAN MOTTO RUMAH SAKIT

A.   VISI

Menjadi rumah sakit pilihan yang unggul dalam

pelayanan, pendidikan dan penelitian dalam bidang kesehatan.

B.   MISI

1. Memberikan pelayanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat luas berbasis ilmu pengetahuan dan

teknologi terkini;

2. Berkontribusi kepada negara dengan memberikan pelayanan kesehatan dan mengembangkan tenaga kesehatan yang profesional

3. Menyediakan wahana pendidikan dan pusat penelitian yang berkualitas;

4. Secara konsisten membangun tata kelola organisasi, sumber daya dan budaya organisasi yang kuat dan

mandiri.

(17)

NILAI DASAR

Dengan memperhatikan Visi dan Misi RSAJ, dirumuskan

delapan nilai dasar yang perlu melandasi sikap kerja sehari- hari bagi semua warga RSAJ:

Kristiani - menjadi terang atau cahaya penyelenggaraan organisasi, terwujud dalam iman yang kuat, persaudaraan sejati, pelayanan kasih, membela kehidupan, dan bersedia berkurban untuk sesama.

Unggul - memiliki kecerdasan mental, spiritual dan emosional secara terpadu, berbudi luhur, dan penuh daya juang.

Profesional - menempatkan kepemimpinan dan manajemen  secara transparan, akuntabel, responsible, mandiri dan adil.

Peduli - komunitas  yang tanggap terhadap kebutuhan

sekitarnya, memiliki kepekaan sosial, berbela rasa, dan lebih berpihak kepada yang lemah dan miskin.

Sinergi - mengutamakan kerjasama dalam tim demi terciptanya nilai lebih.

Inovasi - memiliki terobosan  pembaharuan dalam

mengimbangi pengembangan pengetahuan, teknologi dan ketrampilan

D.   TUJUAN

Memberikan pelayanan kesehatan berkualitas bagi

masyarakat luas berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi terkini;

E.   MOTTO

“BERSATU MENGABDI SESAMA, ANDAL LAYAN PEDULI HATI“

(18)

Yayasan Atma Jaya

• Badan Penyelenggara Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

• Rumah Sakit Atma Jaya, yang didirikan pada tanggal 1 Juni I960, dengan Akta No. 3

(19)

Dewan Pengawas

• Dibentuk oleh Yayasan dan bertanggung jawab kepada Yayasan.

• Terdiri dari : 6 orang, dengan satu orang di antaranya sebagai Ketua merangkap anggota.

• Masa jabatan : 4 tahun, dan dapat diangkat kembali untuk 1 periode yang sama.

(20)

Direksi

• Diangkat, diberhentikan & bertanggung jawab kepada Yayasan.

• Terdiri dari : 4 (empat) orang Direktur.

• Masa jabatan Direksi RSAJ adalah 4 tahun

• Persyaratan: integritas, dedikasi , mampu

melaksanakan perbuatan hukum, tidak pernah

dihukum, berpengalaman 5 tahun, dll.

(21)

Tugas dan Wewenang Direksi

Tugas Pokok Direksi

• memimpin dan mengelola RSAJ

• bersama Komite Medik dan Komite Keperawatan : mengupayakan pemeliharaan dan pengembangan layanan medis yang profesional, bermutu, aman dan dapat dipertanggungjawabkan dan layak menjadi sarana pendidikan dan layanan

kesehatan.

• bersama Dekanat FK dan pimpinan fakultas ilmu kesehatan lain :

mengembangkan sarana, untuk proses pembelajaran mahasiswa klinik serta pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi agar dapat memenuhi persyaratan akreditasi sebagai Rumah Sakit pendidikan.

• penghayatan nilai Kristiani dan pengembangan etos kerja yang andal dan budaya organisasi berlandaskan nilai dasar RSAJ.

(22)

Rapat Direksi

• Diadakan secara berkala atau setiap waktu jika ada permintaan dari Direktur Utama

• Dipimpin oleh Direktur Utama

• Melakukan rapat koordinasi dengan Dekanat FKUAJ sebagai mitra

(23)

SATUAN PEMERIKSAAN INTERNAL (SPI)

• Struktur Non Organisasi

• Dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Direksi RSAJ.

• Dipimpin oleh seorang Kepala.

• Terdiri dari 2 (dua) bagian:

kinerja pelayanan rumah sakit kinerja keuangan rumah sakit.

• Tugas : mengawasi, memberi saran, mengevaluasi kinerja pelayanan & kinerja keuangan RSAJ

(24)

Komite Rumah Sakit

• Dibentuk dan bertanggung jawab kepada Direksi RSAJ, setelah mendapat pertimbangan dari Dewan Pengawas.

• Tujuan : memberikan pelayanan RSAJ yang terpadu dan bermutu prima sesuai dengan visi, misi dan nilai-nilai RSAJ.

• Komite Rumah Sakit di dalam RSAJ terdiri dari:

 Komite Medik;

 Komite Keperawatan;

 Komite Mutu dan Keselamatan Pasien;

 Komite Etik dan Hukum;

 Komite Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI);

 Komite Farmasi dan Terapi;

 Komite Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS);

 Komite Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Rumah Sakit (K3LRS)

(25)

Komite Medik RSAJ

• Organisasi non struktural yang dibentuk di Rumah Sakit dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama

• Dalam menjalankan tugas dan fungsinya melibatkan Mitra Bestari untuk mengambil keputusan profesional.

• Terdiri dari pengurus Komite Medik dan anggota Komite Medik yang terbagi dalam Sub-Komite.

(26)

Komite Keperawatan

• Organisasi profesional keperawatan yang bertanggung jawab kepada Direksi dalam hal pembinaan dan

peningkatan mutu profesional tenaga keperawatan

• Dalam menjalankan tugas dan fungsinya melibatkan Mitra Bestari untuk mengambil keputusan professional

• Terdiri dari pengurus Komite Keperawatan dan anggota Komite Keperawatan yang terbagi dalam Sub-Komite.

(27)

Komite Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit

• Bertanggung jawab atas kebijaksanaan peningkatan mutu berkesinambungan, pemantauan dan pengawasan

pelaksanaannya

• Bertanggung jawab atas pelayanan pasien yang aman

• Meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan tindakan yang seharusnya dilakukan.

(28)

Komite Etik dan Hukum

• Bertanggung jawab membina kesadaran etis dan kesadaran hukum segenap warga RSAJ

• Memberikan konsultasi kepada Direksi berkaitan dengan masalah etis dan hukum yang terkait dengan pelayanan RSAJ.

(29)

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Bertanggung jawab melakukan pencegahan dan

pengendalian infeksi di lingkungan Rumah Sakit melalui upaya identifikasi dan penurunan risiko penularan atau

transmisi infeksi di antara pasien, staf, profesional kesehatan, mahasiswa, dan pengunjung.

(30)

Komite Farmasi dan Terapi

• Menentukan kebijakan pemilihan, penggunaan obat serta evaluasinya.

• Berperan dan bertanggung jawab memberikan tambahan pengetahuan baru yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan di RSAJ.

(31)

Komite Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)

Meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan masyarakat, agar mampu dan mandiri menjaga kesehatan, mempercepat

kesembuhan dan rehabilitasi, melalui pelaksanaan upaya

kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui pembelajaran, sesuai sosial budaya, serta didukung kebijakan publik yang

berwawasan kesehatan.

(32)

Komite Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Rumah Sakit (K3LRS)

Membuat kebijakan untuk meminimalkan risiko dan kerugian terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja, pasien, dan

pengunjung serta masyarakat dan juga meminimalisasi adanya dampak cemaran di lingkungan RS Atma Jaya.

(33)

Rapat Koordinasi

• Dilakukan Atas permintaan Dekan FKUAJ atau dekan fakultas ilmu kesehatan lainnya di lingkungan Unika

• Terdiri dari : Direksi RSAJ, Dekanat FKUAJ atau dekenat fakultas ilmu kesehatan lainnya di dalam Unika sebagai mitra untuk membahas

strategis mengenai pengembangan RSAJ sebagai Rumah Sakit Pendidikan

• Mengundang anggota Pengurus Yayasan, anggota Dewan Pengawas Rumah Sakit dan/atau pihak lain yang diundang oleh Direksi RSAJ.

• Rapat koordinasi dipimpin oleh Direktur Utama RSAJ.

• Berita Acara Rapat yang ditandatangani oleh Direktur Utama RSAJ dan Dekan FKUAJ.

(34)

KESIMPULAN

Peran kepemimpinan memegang peranan yang sangat

menentukan dalam mencapai tujuan suatu organisasi kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas.

Terdapat banyak sekali teori tentang gaya kepemimpinan, salah satunya teori situasional, yang terdiri atas empat pola

kepemimpinan yaitu directing, coaching, supporting, dan delegation.

Pada sarana kesehatan peran kepemimpinan yang terbaik adalah yang sesuai dengan keadaan pada saran kesehatan tersebut.

KESIMPULAN

(35)

Terimakasih

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan sinergis peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan harus melibatkan organisasi pembinaan profesi guru, seperti Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru

yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam

Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari dikoordinasikan oleh bidang Tembak Sasaran serta bertanggung jawab kepada Ketua Umum. Tugas Pokok dan Fungsi Komisi Pembinaan

a) Subbagwas intern adalah unsur pembantu pimpinan dan staf pada Rumah Sakit Bhayangkara Makassar yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Karumkit. b) Subbagwas intern

Peningkatan kinerja akan terjadi jika organisasi bergerak dari pendekatan berorientasi kontrol tradisional terhadap manajemen tenaga kerja, yang terletak di perintah

Bertanggung jawab penuh terhadap kepala puskesmas atas peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang dilakukan di puskesmas  Tugas.

Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, memberikan persetujuan atas strategi rumah sakit dan program yang terkait dengan pendidikan para profesional kesehatan

Pemimpin di perguruan tinggi adalah semua orang yang bertanggung jawab dalam proses peningkatan mutu pada pendidikan tinggi dan satuan organisasi kelembagaan.. Pada tingkat