• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

8

Dalam kajian teori ini akan dipaparkan ulasan mengenai metode demonstrasi, pengertian metode demonstrasi, tujuan demonstrasi, kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi, langkah-langkah metode demonstrasi. Serta akan dipaparkan juga mengenai pengertian minat, faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat, fungsi minat dan jenis-jenis minat. Dipaparkan juga pengertian hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

1.1.1 Metode Demonstrasi 1.1.1.1 Pengertian Metode

Metode berasal dari Bahasa Yunani "Methodos" yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat diperlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru.

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nana Sudjana (2005:

76) “Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.

Menurut M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.

Menurut Gerlach dan Elly (1971:14) metode pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana yang sistematis untuk menyampaikan informasi.

(2)

Mengacu pada pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.

1.1.1.2 Metode Demonstrasi

Menurut Sumantri dan Permana (2001: 48) yaitu suatu bentuk proses belajar mengajar dengan memperagakan atau menunjukkan sesuatu atau bentuk tiruan sebagai bahan ajar. Menurut Putra (2004: 21), metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan untuk mempertunjukkan proses tertentu. Kemudian metode demostrasi menurut Yamin (2007: 33) adalah suatu cara melaksanakan kegiatan dengan menggunakan alat dengan cara tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya.

Menurut Djamarah (2005), metode demonstrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Menambahkan lagi Roestiyah (2008), metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur/atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati mendengar ataupun merasakan proses yang dipertunjukkan guru tersebut.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seseorang instruktur atau guru memperlihatkan suatu proses tindakan atau situasi benda tertentu yang sedang digunakan untuk mempelajari materi pelajaran baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan.

1.1.1.3 Tujuan Penggunaan Metode Demonstrasi

Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi menurut Roestiyah (2008:83) adalah untuk memperjelas pengertian konsep, dan memperlihatkan (meneladani) cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu. Ditinjau dari sudut tujuan penggunaannya dapat dikatakan bahwa metode demonstrasi bukan metode yang dapat diimplementasikan dalam proses belajar mengajar secara

(3)

independen. Melihat kenyataan tersebut, maka metode demonstrasi ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk:

1) Memberikan ketrampilan tertentu,

2) Penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas,

3) Menghindari verbalisme, menbantu peserta didik dalam memahami dengan jelas, jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab lebih menarik.

Menurut Syaiful Sagala (2011:211) tujuan pengajaran menggunakan metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara pencapaiannya, dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajaran kelas.

Dengan melihat uraian diatas bahwa metode demonstrasi bertujuan untuk memberikan gambaran atau memperlihatkan suatu proses terjadinya suatu peristiwa sesuai dengan materi ajar agar peserta didik dengan mudah untuk memahaminya.

1.1.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

Setiap metode yang digunakan untuk pembelajar terdapat kelebihan dan kekurangannya, begitu juga dengan metode demonstrasi. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010:91), metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekurangan, sebagai berikut :

a. Kelebihan Metode Demonstrasi

1) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, sehingga menghindari verbalisme.

2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.

3) Proses pengajaran lebih menarik.

4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencobanya

melakukannya sendiri.

b. Kekurangan Metode Demonstrasi

1) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.

2) Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.

(4)

3) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.

1.1.1.5 Langkah-Langkah Metode Demonstrasi

Menurut Syaiful Bahri dan Aswan (2010: 101) langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi adalah sebagai berikut

1. Persiapan

Menciptakan kondisi belajar siswa untuk melaksanakan demonstrasi dengan:

 Menyediakan alat-alat demonstrasi

 Mengatur tempat duduk siswa 2. Pelaksanaan

Mengajukan masalah kepada siswa (Ceramah).

Melaksanakan demonstrasi:

 Menjelaskan dan mendemonstrasikan suatu prosedur atau proses.

 Usahakan seluruh siswa dapat mengikuti atau mengamati demonstrasi dengan baik.

 Beri penjelasan yang padat, tapi singkat. Hentikan demonstrasi kemudian adakan tanya jawab

3. Evaluasi/tindak

 Beri kesempatan kepada siswa untuk tindak lanjut mencoba melakukan sendiri.

 Membuat keimpulan demonstrasi.

 Mengajukan pertanyaan kepada siswa.

Langkah-langkah metode demonstrasi secara umum adalah sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.

2. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan.

3. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan.

4. Menunjuk salah seorang peserta didik untuk mendemonstrasikan sesuai scenario yang telah disiapkan

5. Seluruh peserta didik memperhatikan demonstrasi dan menganalisanya.

6. Tiap peserta didik mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman peserta didik didemonstrasikan.

7. Guru membuat kesimpulan.

(5)

Dari kedua macam langkah-langkah di atas, secara garis besar dapat disimpulkan langkah-langkah dalam pelaksanaan metode demonstrasi sebagai berikut:

Tabel 2. Langkah-langkah Pelaksannan Metode Demonstrasi No. Tahap Pelaksanaan Kegiatan

1 Perencanaan  Merumuskan tujuan yang akan dicapai peserta didik.

 Mengkaji kesesuaian metode demonstrasi dengan tujuan yang akan dicapai.

 Mempersiapkan langkah-langkah metode demonstrasi.

 Menyiapkan peralatan yang akan digunakan.

 Memperhitungkan alokasi waktu.

 Melakukan uji coba demonstrasi

2 Pelaksanaan  Memulai demonstrasi dengan memberikan apersepsi terlebih dahulu.

 Mengadakan tanya jawab seputar materi.

 Membuat siswa berperan aktif di dalam pembelajaran.

 Mengamati siswa saat proses belajar mengajar, apakah mengikuti demonstrasi atau tidak.

3 Kegiatan Akhir  Melakukan refleksi dengan tanya jawab untuk mengetahui apakah tujuan dapat tercapai atau tidak.

 Menarik kesimpulan bersama siswa.

 Memberikan soal evaluasi.

(6)

1.1.2 Minat

1.1.2.1 Pengertian Minat

Minat belajar siswa sangat penting dalam proses belajar mengajar. Minat siswa dapat diperoleh selain dari diri pribadi siswa juga dapat diperoleh dari dorongan guru-guru, keluarga, teman, dan hal-hal lain yang membuat siswa tersebut dapat merubah tingkah laku yang positif.

Menurut Witherington (1999: 101), minat adalah kesadaran seseorang dalam sesuatu objek seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Pengetahuan atau informasi tentang seseorang atau suatu objek pasti harus ada terlebih dahulu dapat minat objek tadi.

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. (Slameto, 2003)

Menurut Heri (1998: 34) Minat adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu yang merupakan kekuatan di dalam dan tampak di luar sebagai gerak-gerik. Dalam menjalankan fungsinya minat berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Manusia memberi corak dan menentukan sesudah memilih dan mengambil keputusan. Perubahan minat memilih dan mengambil keputusan disebut keputusan kata hati.

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minatpun berkurang. (Hurlock,1999).

Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata (2002:68) definisi minat adalah

“Suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh”. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu hal diluar dirinya. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minatnya.

Menurut Sudirman (2003: 76) minat seseorang terhadap suatu objek akan lebih kelihatan apabila objek tersebut sesuai sasaran dan berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan seseorang yang bersangkutan.

(7)

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Minat merupakan kecenderungan pada seseorang yang ditandai dengan rasa senang atau ketertarikan pada objek tertentu disertai dengan adanya pemusatan perhatian kepada objek tersebut dan keinginan untuk terlibat dalam aktivitas objek tertentu, sehingga mengakibatkan seseorang memiliki keinginan untuk terlibat secara langsung dalam suatu objek atau aktivitas tertentu, karena dirasakan bermakana bagi dirinya dan ada harapan yang di tuju. Dan dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan para ahli di atas, maka dapat dimengerti bahwa terjadinya minat itu karena dorongan dari perasaan senang dan adanya perhatian terhadap sesuatu.

1.1.2.2 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Timbulnya Minat

Minat yang timbul dalam diri seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri (faktor intrinsik) maupun faktor yang yang berasal dari luar individu itu sendiri (faktor ekstrinsik).

Menurut Sri Rumini (1998: 121) menjelaskan bahwa minat dipengaruhi oleh faktor pekerjaan, sosial ekonom, bakat, umur, jenis kelamin, pengalaman, kepribadian dan lingkungan.

Menurut Siti Rahayu Haditomo (1998: 189) menjelaskan bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi minat seseorang yaitu:

“ (1) Faktor dari dalam (intrinsik), yaitu sifat pembawaan, dan (2) Faktor dari luar (ekstrinsik), diantaranya keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar. Minat yang terjadi dalam individu dipengaruhi dua faktor yang menentukan, yaitu faktor keinginan dari dalam dan faktor keinginan dari luar. Minat dari dalam terdiri dari tertarik atau rasa senang pada kegiatan, perhatian terhadap suatu kegiatan dan adanya aktivitas atau tindakan akibat rasa senang maupun perhatian”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara garis besar minat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri (faktor intrinsic) dan faktor yang berasal dari luar individu tersebut) faktor eksrinsic).

(8)

Faktor instrinsik terdiri atas rasa tertarik, perhatian dan aktivitas. Ketiga faktor instrinsik dari minat tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Rasa Tertarik

Menurut Suadirman (1984: 36) ketertarikan adalah proses yang dialami setiap individu tetapi sulit dijelaskan. Dzakir (1992: 216) menyampaikan, tertarik adalah suka atau senang, tetapi belum melakukan aktivitas.

Sedangkan Winkell (1983: 30) mendefinisikan rasa tertarik sebagai penilaian positif terhadap suatu objek. Berdasarkan tiga pendapat ini, disimpulkan bahwa rasa tertarik merupakan rasa yang dimiliki setiap individu dalam ungkapan suka, senang dan simrpati kepada sesuatu sebelum melakukan aktivitas, sebagai penilian positif atau suatu objek.

b. Perhatian

Perhatian didefinisikan oleh Sumadi Suryabrata (1982: 14) sebagai frekuensi dan kuantitas kesadaran yang menyertai aktivitas seseorang, sedangkan Dakir (1993: 144) mendefinisikan minat perhatian sebagai keaktifan peningkatan kesadaran seluruh jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada sesuatu, dan Bimo Walgito (2002: 98) mendefinisikan perhatian sebagai pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu objek. Berdasarkan tiga definisi tersebut, disimpulkan perhatian merupakan pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu objek, atau frekuensi dan kuantitas kesadaran peningkatan kesadaran seluruh jiwa.

c. Aktivitas

Tahap setelah siswa tertarik dan memberikan perhatian terhadap suatu objek atau kegiatan adalah bergabungnya siswa dalam kegiatan tersebut.

1.1.2.3 Fungsi Minat dalam Belajar

Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya.

(9)

Elizabeth B. Hurlock (1999) menulis tentang fungsi minat bagi kehidupan anak sebagaimana yang ditulis oleh Abdul Wahid sebagai berikut:

a) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita.

b) Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat.

c) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas.

d) Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawas eumur hidup karena minat membawa kepuasan.

Dari hasil uraian diatas, maka dapat dikaji bahwa minat sangat penting bagi siswa karena dengan adanya minat belajar, siswa dapat aktif belajar mengeksplorasi kemampuannya dan dalam pembelajaran siswa tidak mengalami tekanan atau dapat juga dikatakan siswa merasa senang dalam pembelajaran. Serta dapat disimpulka bahwa minat belajar adalah sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian yang disengaja yang melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku belajar.

1.1.2.4 Unsur-Unsur Minat 1) Unsur-unsur Minat belajar a. Perhatian

Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar. Menurut Sumadi Suryabrata “perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan.”Kemudian Wasti Sumanto berpendapat “perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu objek, atau pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas.”

Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi. Maka dari itu sebagai seorang guru harus selalu berusaha untuk menarik perhatian anak didiknya sehingga mereka mempunyai minat terhadap pelajaran yang diajarkannya.

Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar. Ia tidak segan mengorbankan waktu dan tenaga demi aktivitas

(10)

tersebut. Oleh karena itu seorang siswa yang mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, ia pasti akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar.

b. Perasaan

Unsur yang tak kalah pentingnya adalah perasaan dari anak didik terhadap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Perasaan didefinisikan “sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf.”

Tiap aktivitas dan pengalaman yang dilakukan akan selalu diliputi oleh suatu perasaan, baik perasaan senang maupun perasaan tidak senang. Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menganggap, mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu.

Yang dimaksud dengan perasaan di sini adalah perasaan senang dan perasaan tertarik. “Perasaan merupakan aktivitas psikis yang di dalamnya subjek menghayati nilai-nilai dari suatu objek.”Perasaan sebagai faktor psikis non intelektual, yang khusus berpengaruh terhadap semangat belajar. Jika seorang siswa mengadakan penilaian yang agak spontan melalui perasaannya tentang pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan penilaian yang positif maka akan timbul perasaan senang di hatinya akan tetapi jika penilaiannya negatif maka timbul perasaan tidak senang.

Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang diperkuat dengan sikap yang positif. Sedangkan perasaan tidak senang akan menghambat dalam mengajar, karena tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat dalam belajar.

c. Motif

Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan “sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan kreativitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.”Menurut Sumadi Suryabrata, motif adalah “keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencari suatu tujuan.”

(11)

Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya.

Dalam hal ini motivasi sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Dan minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu.

Ketiadaan minat terhadap suatu mata pelajaran menjadi pangkal penyebab kenapa anak didik tidak bergeming untuk mencatat apa-apa yang telah disampaikan oleh guru. Itulah sebagai pertanda bahwa anak didik tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Oleh karena itu guru harus bisa membangkitkan minat anak didik, sehingga anak didik yang pada mulanya tidak ada minat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar.

1.1.3 Hasil Belajar

1.1.3.1 Pengertian Hasil Belajar

Nana Sudjana (2010: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2009: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Benjamin S.

Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:

1. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.

2. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.

3. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

Misalnya, menggunakan prinsip.

(12)

4. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.

5. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Misalnya kemampuan menyusun suatu program.

6. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

1.1.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Keberhasilan hasil belajar yang mempunyai peran penting dalam pembelajaran perlu diupayakan semaksimal mungkin. Banyak sekali faktok-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang. Faktok-faktor tersebut bisa berasal dari dalam diri seseorang dan dari lingkungan.

Menurut Wasliman dalam Susanto (2013:12) “hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal”. Secara lebih detail, faktor- faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian siswa, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

Faktor eksternal berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang

(13)

kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.

Menurut Munadi dalam Rusman 2012 disebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal dan eksternal. Dalam faktor internal terdapat dua jenis, yaitu faktor fisiologis, dan faktor psikologis.

Sedangkan faktor eksternal faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan, dan faktor instrumental.

Faktor fisiologis. Faktor umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan yang lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran.

Faktor psikologis. Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda- beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya.

Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motivasi, kognitif, dan daya nalar siswa.

Faktor lingkungan. Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor lingkungan in meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban, dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruang yang memiliki ventilasi udara yang kurang tentunya akan berbeda suasana belajarnya dengan yang belajar di pagi hari yang udaranya masih segar dan di ruang yang cukup mendukung untuk bernafas lega.

Faktor instrumental. Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana, dan guru.

Dari kedua gagasan tersebut dapat diambil sebuah gagasan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal yang berasal dari dalam diri peserta didik seperti kecerdasan, kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan yang lelah dan capek, perhatian dan minat belajar siswa, motivasi belajar, dan sebagainya serta faktor eksternal yang merupakan faktor berasal dari luar diri peserta didik seperti lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan keluarga.

(14)

2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

Ada beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilaksanakan. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan terhadap penelitian yang dilaksanakan.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Rachmawati (2011) dalam skripsi berjudul Pengaruh Penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD N karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab.

Blora tahun pelajaran 2010/2011. Hasilnya yaitu: Metode demonstrasi terhadap hasil belajar IPA pokok bahasan Energi panas dan Energi bunyi pada siswa kelas IV SD N Karanggeneng 1 Kec kunduran kab, blora semester II Tahun Pelajaran 2010/2011. Disini kelas IV A sebagai kelas eksperimen (menggunakan treatmen metode demonstrasi) dan Kelas IV B sebagai kelas control (tanpa menggunakan treatment). Analisis perbedaan menggunakan analisis uji t, uji t ini di gunakan untuk mengetahui perbedaan nilai rata – rata kelas eksperimen dan kelas control.

Hasil analisis pada kelas eksperimen perhitungan menunjukkan bahwa nilai T hitung sebesar 3.474 dan f table sebesar 0.676, jadi T hitung > Ftabel (3.474>0.676), dan nilai probabilitas (0,001<0,05) maka Ho ditolak, jadi ada perbedaan penggunaan metode demonstrasi dengan pembelajaran tanpa menggunakan metode demonstrasi artinya metode demonstrasi berpengaruh positif dalam pembelajaran terhadap hasil belajar IPA pokok bahasan energy panas dan energy bunyi pada siswa kelas IV SD N Karanggeneng 1 Kec.

Kunduran Kab. Blora pada semester II Tahun Pelajaran 2010/2011.

Penelitian lain juga yang telah dilakukan oleh Asti (2010) dengan judul skripsinya, Penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas V paa mata pelajaran IPA. Hasilnya yaitu melalui penelitian, penulis bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negri 2 Kalimendong. Hipotesis penelian: dengan menggunakan metode demonstrasi,maka prestasi b elajar peserta didik kelas V mata pelajaran IPA semester 1 tahun pelajaran 2009/2010 di SD N Kalimendong II, pada pokok bahasan system pernapasan pada manusia dan system pencernaan pada manusia

(15)

akan meningkat. Hasil yang di peroleh dalam penelitian ini adalah terjadinya peningkatan prestasi belajar peserta didik yang signifikan. Pada siklus I kondisi awal (pre test) , prestasi belajar peserta didik termasuk dalam kategori rendah yang di tunjukkan dengan rata – rata nilai 42, sedangkan pada pembelajaran berikutnya (post test) ditunjukkan dengan nilai rata – rata 76 dan setelah di lakukan tindak lanjut, rata – rata nilai peserta didik menjadi 79. Selanjutnya pada siklus II, terjadi peningkatan prestasi belajar peserta didik yang di tunjukkan dengan rata – rata nilai 83. Dan setelah di lakukan tindak lanjut rata – rata nilai peserta didik menjadi 84 dengan mencapai ketuntasan belajar 100%. Dengan demikian metode demonstrasi dapat meningkarkan prestasi belajar peserta didik kelas V Mata Pelajaran IPA SD N 2 Kalimendong.

Rasyim (2011) dalam penelitiannya yang berjudul, Upaya meningkatkan hasil belajar IPA tentang mendeskripsikan sifat- sifat cahaya melalui metode demonstrasi menggunakan periskop di kelas V SD N 3 Kalisalak UPK Kebasen Banyumas pada semester II Tahun 2010/2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran IPA dengan metode demonstrasi menggunakan periskop hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan penelitian ini nilai rata – rata pada mata pelajaran IPA hanya 66,42. Pada siklus II nilai rata – rata menjadi 89,13 atau naik 34% dari kondisi awal. Dengan demikian hasil belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi menngunakan periskop mengalami peningkatan.

Meskipun sama-sama menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran, namun demikian, ada beberapa perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian-penelitian terdahulu. Pertama, pada penelitian yang dilakukan Rachmawati (2011), yaitu bahwa penelitian yang dilakukan dengan pendekatan eksperimen, sedangkan penelitian ini adalah penelitian PTK.

Asumsi PTK adalah untuk memperbaiki situasi pembelajaran, sedangkan eksperimen sebatas hanya untuk membandingkan metode pembelajaran yang diterapkan. Kedua, lokasi penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi yang berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu. Perbedaan lokasi penelitian memberikan pengertian bahwa masalah-masalah yang dihadapi dalam

(16)

pembelajaran tentu juga berbeda. Karena itu, metode pembelajaran yang sama, harus didekati dengan strategi pembelajaran yang berbeda. Ketiga, subyek penelitian. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Asti (2010), Rasyim (2011) dan Astuti (2011), penelitian ini mengambil subyek siswa kelas 4. Dengan demikian, secara karakteristik kognitif ada perbedaan antara subyek penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan saat ini. Keempat, materi ajar.

Dengan materi yang berbeda, tentu cara, strategi dan bagaimana menggunakan media untuk mendemonstrasikan agar materi dapat tersampaikan bisa menjadi berbeda.

2.3 Kerangka Berpikir

Dalam proses pembelajaran metode sangat berpengaruh terhadap minat belajar siswa yang dimana hal tersebut berpengaruh dengan hasil belajar siswa.

Oleh karena itu penggunaan strategi atau metode pembelajaran yang digunakan harus tepat dan mengena pada target yaitu peserta didik. Menurut peneliti metode demonstrasi sangat efisien karena dimana pembelajaran menggunakan metode demonstrasi selain tidak membuat siswa menjadi bosan juga dapat membentuk karakteristik siswa menjadi lebih aktif dalam belajar. Jika dibandikan dengan metode lain seperti ceramah, selain membuat siswa jenuh di dalam kelas siswa juga siswa tidak bias lebih aktif karena metode ceramah lebih menonjol kepada guru.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka hubungan antara metode demonstrasi dengan minat belajar serta hasil belajar siswa dapat digambarkan sebagai berikut:

(17)

Guru Siswa

Gambar 1. Alur kerangka berpikir

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir yang sebagaimana telah diuraikan, maka hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah diduga dengan penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Blotongan 02 semester II tahun pelajaran 2013/2014

Guru tidak menggunakan metode demonstrasi

dalam proses pembelajaran

Tingkat minat belajar siswa rendah dengan

bukti siswa sibuk dengan kegiatan sendiri dan hasil belajar yang rendah.

k o d d d d d d K o n d i s i A w a l Guru menggunakan

metode demonstrasi dalam proses pembelajaran mata

pelajaran IPA.

Keaktifan dan pemahaman siswa

dalam proses pembelajaran meningkat.

Minat belajar siswa meningkat dengan

bukti tingkat pemahaman yang sedikit bertambah dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Guru masih menggunakan metode demonstrasi

dalam proses pembelajaran mata

pelajaran IPA

Tindakan

Kondisi Akhir Siklus I

Siklus II Kondisi Awal

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. © Chrispianus

Sehingga dapat disimpulkan dengan pengembangan sistem E-Commerce yang dilakukan secara online 24 jam pada Mini Store RedPurple dapat meningkatkan penjualan

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Selain dari beberapa karya di atas, Fazlur Rahman pernah menulis artikel yang berjudul “Iqbal in Modern Muslim Thoght” Rahman mencoba melakukan survei terhadap

 Model penelitian tafsir yang dikembangkan oleh Quraish Shihab lebih banyak bersifat eksploratif, deskriptif, analitis dan perbandingan, yaitu model penelitian

Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang pemerintahan desa, dari 1945 sampai 2005 memberikan posisi eksistensi Desa Pakraman, mengalami pasang surut, hal

Bisnis yang bertanggung jawab secara sosial terhadap pekerjaannya memperlakukan karyawan dengan adil menganggap pekerja sebagai bagian dari tim, dan menghormati harga diri