• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA MAKASSAR"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA MAKASSAR

SUMARNI 105720373512

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2016

(2)

SUMARNI 105720373512

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen

Universitas Muhammadiyah Makassar

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2016

i

(3)
(4)
(5)

v

kepada penulis selama menjalankan kewajiban menuntut ilmu dan penyelesaian tugas akhir. Tak lupa shalawat beriring salam kepada Baginda Rasulullah SAW. Sebagai panutan dalam menerangi jalan kehidupan.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Strata-1 (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar, yang mengangkat masalah “Analisis Pengendalian Piutang Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota MAakassar”

Selama melakukan penelitian dan penulisan laporan, penulis memperoleh bantuan moril dan material dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih, yang tidak terhingga terutama kepada ayahanda Eppe dan Ibunda Hj.Jumasiah tercinta yang telah memberikan segala pengorbanannya, do’a yang tak henti-hentinya, cinta, motivasi, saran dan dukungan baik moril dan material dalam kehidupan penulis, juga saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE, MM selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ayahanda Dr. H. Mahmud Nuhung, MA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

(6)

vi

5. Ayahanda Muh.Nur Rasyid, SE, MM selaku Pembimbing II.

6. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dan staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Seluruh teman-teman seperjuangan manajemen 4 angkatan 2012. Terima kasih untuk waktu serta kebersamaan yang telah kalian bagi kepada penulis baik dalam waktu perkuliahan maupun pada saat penyelesaian skripsi ini.

8. Seluruh keluargaku, terima kasih atas semangat yang telah diberikan selama proses penyelesaian skripsi ini.

9. Seluruh pihak yang tak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu. Hal ini tidak mengarungi rasa terima kasihku atas segalan bantuannya.

Akhirnya, Skripsi ini selesai semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis maupun pada orang lain/instansi yang terkait, Insya Allah. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa memberikan pahala yang setimpal kepada Bapak, Ibu serta Saudara (i) atas segala bantuannya kepada penulis. Amin Ya Rabbal Alamin.

Makassar, Juli 2016

Penulis

(7)

vii

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRAK……… iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR………. ix

DAFTAR TABEL……….. x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Masalah ... 3

D. Mamfaat Penelitian ... 3

BAB II TIN JAUAN PUSTAKA ... 4

A. Pengertian Piutang... 4

B. Manajemen Piutang ... 9

C. Proses Terjadinya Piutang ... 11

D. Pengendalian Piutang ... 12

E. Pengertian Piutang Dagang ... 16

F. Pengertian Pengendalian ... 20

G. Kerangka Pikir ... 22

H. Hipotesis... 23

(8)

viii

A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 24

B. Metode Pengumpulan Data ... 23

C. Jenis dan Sumber Data ... 25

D. Defenisi Operasional Variabel ... 25

E. Metode Analisis ... 26

BAB IV GAMBAR UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah singkat PDAM Kota Makassar……… . 29

B. Visi dan Misi PDAM Kota Makassar………. 31

C. Struktur organisasi PDAM Kota Makassar dan Uraian tugas….. 33

D. Susunan organisasi………. 35

E. Uraian tugas……….. 38

BAB V HASIL PENELITIAN A. Proses Pengendalian Piutang………... 48

B. Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan dan Pengeluaran Kas….. 50

C. Kebijaksanaan Pengendalian Tunggakan Piutang………. 61

D. Analisis Ratio Piutang Perusahaan ………. 64

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan……… 68

B. Saran ………69 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(9)

ix

(10)

ix

A. Gambar 2.1 ……… 22

B. Gambar 4.1………. 37

vi

(11)

x

B. Tabel II………. 59

C. Tabel III……….... 60

D. Tabel IV……… 63

E. Tabel V……… 65

F. Tabel VI……… 66

G. Tabel VII……… 67

vii

(12)

1

A. Latar Belakang

Sebagaimana diketahui bahwa ada dua faktor yang sangat berpengaruh dalam perusahaan, yaitu faktor yang bersumber dari luar perusahaan (eksteren) seperti pengaruh lingkungan, perubahan, peraturan pemerintah, pengaruh ekonomi, perubahan sosial dan budaya. Dan faktor yang bersumber dari dalam perusahaan itu sendiri (interen) seperti produktivitas karyawan rendah, manajemen yang belum mengelola perusahaan secara efisien dan sebagainya.

Dalam hal inilah sering dijumpai dalam perusahaan. Kesalahan yang sering terjadi dalam manajemen itu umumnya mempunyai karena tidak adanya perencanaan yang matang serta pengawasan yang tegas dalam menentukan dan melaksanakan kebijaksanaan perusahaan. Atas dasar inilah dibutuhkan perencanaan yang sistimatik baik bersifat jangka pendek maupun jangka panjang yang dapat dijadikan sebagai dasar dan pedoman untuk bertindak pada masa kini dan akan datang.

Di dalam perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit berarti perusahaan mengadakan piutang. Semaking besar porporsi dan jumlah kredit, semakin besar pada piutang yang dimiliki perusahaan. Apabila para pelanggan tidak merubah kebiasaan dalam melunasi hutang mereka, maka akan timbul piutang bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) besar kecilnya piutang

(13)

yang dimiliki oleh perusahaan akan mempengaruhi kondisi perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Dalam kondisi perekonomian dewasa ini kebijaksanaan perkreditan tidak dapat diklaim oleh perusahaan. Tetapi dengan peningkatan kredit, berarti perusahaan harus menanggung beban investasi pada piutang yang semakin besar, plus peningkatan piutang yang tak tertagih.

Dalam kaitannya dengan uraian tersebut di atas, maka Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar adalah merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi air minum. Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, perusahaan melakukan sistem penjualan tunai yang sasarannya adalah peningkatan penjualan guna mencapai profit margin. Di samping itu perusahaan menggunakan penjualan secara kredit, misalnya pemasangan baru.

PDAM Kota Makassar dalam penjualan air terdapat jumlah piutang yang tertunggak. Sehingga untuk mengatasi jumlah piutang yang tertunggak dalam penjualan air bersih maka perlunya perusahaan memperbaiki manajemen piutang agar piutang yang tertunggak dalam perusahaan dapat ditekan dalam penyaluran air bersih.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka penulis memfokuskan penulisan ini dengan Judul "Analisis Pengendalian Piutang Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar".

(14)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan, sebagai berikut

“Apakah pengendalian piutang yang dilakukan oleh perusahaan daerah air minum (PDAM) kota Makassar dapat meningkatkan pendapatan perusahaan”.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengendalian piutang yang dilakukan oleh Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar dalam memperoleh pendapatan yang diharapkan

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan kepada perusahaan, khususnya dalam pengendalian piutang dalam meningkatkan aktivitas usaha untuk memperoleh pendapatan.

2. Sebagai bahan acuan, bagi pihak - pihak yang mengadakan penelitian lanjutan untuk masalah yang sama.

3. Sebagai salah satu persyaratan guna menyelesaikan studi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar dan memperoleh gelar sarjana ekonomi

(15)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Piutang

Sebagaimana kita ketahui bahwa terjadinya piutang berarti penjualan barang secara kredit, oleh Moekijat (1999:125) Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka perencanaan tujuan melalui kegiatan orang lain.

Dari definisi tersebut di atas, maka penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa management adalah merupakan suatu proses kegiatan dan usaha manusia untuk mencapai tujuan dengan melalui suatu kerja sama dengan orang lain. Maka melihat batasan pengertian management, maka yang memegang peranan adalah faktor-faktor tenaga kerja, dalam hal mana disebabkan karena faktor manusia sebagai tenaga kerja yang mempunyai dan memiliki akal dan pikiran, perencanaan serta kehendak. Disimpulkan bahwa unsur management menurut penguraian di atas sifatnya universil. Oleh karena di berikan penguraian menurut M. Manullang, (1997:

12), sebagai berikut manajer adalah orang yang mencapai hasil tertentu melalui orang lain atau dengan kata lain manager adalah orang yang mempunyai keahlian untuk menggerakkan orang untuk melakukan pekerjaan tertentu, untuk menghasilkan sesuatu tujuan tertentu.

Dari beberapa definisi tersebut di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa manajemen adalah suatu proses kegiatan/usaha

(16)

penyampaian tugas tertentu melalui kerja sama dengan orang-orang lain. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, nampaknya banyak kunci pengawasan adalah proses kerja

sama yang baik diantara para pegawai atau pada karyawan masing-masing.

Kalau menurut Moekijat, (1999:151), memberikan batasan mengenai manajemen sebagai berikut Manajemen adalah proses di mana pimpinan ingin mengetahui apakah bawahan sudah melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya.

Dalam hubungan dengan penjelasan tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa setiap pekerjaan yang dilimpahkan diikuti dengan saksama, sehingga apa yang telah diberikan padanya atau pada masing-masing karyawan. Dari definisi ini dapat juga dijelaskan mengenai tentang kewenangan terhadap pelaksanaan tugas dengan diawasi secara tidak langsung apa yang ia kerjakan sesuai perintah apakah bisa diselesaikan atau tidak.

Setiap karyawan mempunyai job dalam struktur organisasi tersendiri, maka olehnya itu tentu mempunyai pembagian tugas dan pembatasan hak dari masing- masing karyawan. Dan untuk lebih efisiensinya terhadap tugas yang dilimpahkan perlu memperhatikan apa yang telah digariskan oleh struktur organisasi perusahaan itu sendiri.

Dalam rangka upaya untuk memperbesar volume penjualan perusahaan pada umumnya, khususnya perusahaan yang berskala besar menjual produknya dengan kredit. Penjualan kredit ini tidak segera menghasilkan uang kas, melainkan menimbulkan piutang langganan akan piutang dagang. Pada saatnya nanti akan jatuh

(17)

tempo yang menimbulkan aliran kas masuk yang biasa disebut cash inflow yang berasal dari pengumpulan piutang yang tertagih.

Untuk lebih jelasnya tentang pahaman piutang, maka akan dikemukakan beberapa pengertian. Menurut Zaki Baridwan (2001: 94), pengertian piutang dagang adalah Piutang dagang menujukkan piutang yang timbul dari penjualan barang- barang atau jasa-jasa yang normal, biasanya piutang dagang akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun dan dikelompokkan ke dalam aktiva lancar.

Selanjutnya J.D.Wilson dan J.B. Campbell yang dikutip oleh Mulyadi (2000:

418) mendefinisikan piutang yaitu yang dimaksud dengan piutang (recevable) bukan hanya piutang para langganan, tetapi meliputi piutang para pegawai, wesel tagih, piutang klaim, biaya transpor, piutang klaim asuransi, saldo debet perkiraan lain.

Namun piutang para langganan merupakan yang terpenting dalam totalnya.

Dari pengertian di atas, termasuk kemponen piutang dagang adalah tagihan- tagihan yang akan dilunasi dengan uang. Oleh karena itu mengirim (penitipan) atau penjualan barang dalam bentuk konsinyasi tidak dapat dicatat sebagai piutang sampai pada saat barang tersebut terjual. Sedangkan piutang yang timbul dari angsuran akan dipisahkan menjadi aktiva lancar, dan hal ini tergantung pada jangka waktu angsuran tersebut.

Piutang yang terjadi akibat penjualan barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tidak termasuk dalam kelompom piutang dagang, melainkan di kelompokkan sendiri dengan sebutan piutang bukan dagang.

(18)

Sebagaimana disebutkan dalam uraian di atas bahwa, piutang yang terjadi akibat transaksi penjualan barang dan jasa secara kredit, atau terjadi karena kegiatan lain seperti memberian pinjaman. Dalam hubungan ini, Soemarsono SR, (2001, 331) menyatakan, sebagai berikut :

1. Piutang dagang atau piutang usaha, yaitu piutang yang berasal dari penjualan kredit barang-barang dan jasa-jasa yang merupakan kegiatan utama perusahaan.

2. Piutang yang selain piutang dagang atau piutang usaha seperti piutang pegawai, piutang bunga, piutang dari perusahaan afiliasi dan piutang persero dan lain-lain.

Mengenai piutang dagang, Al Haryono Yusuf (1998:72) memberikan pengertian yaitu Piutang dagang adalah tagihan-tagihan kepada perorarangan atau organisasi timbul dari penjualan barang-barang dan jasa-jasa secara kredit tanpa disertai dengan suatu perjanjian secara tertulis yang formil.

Apabila pengertian terakhir ini diperhatikan dengan saksama, menujukkan bahwa piutang pada dasarnya adalah suatu tuntutan keuangan kepada pihak lain.

Dalam pengertian piutang ini. Ikatan Akuntansi Indonesia (1994, 32) memberi

pandangan sebagai berikut : 1. Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua katagori, yaitu

piutang usaha yang meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Piutang yang

(19)

timbul dari transaksi dikatagorikan usaha tersebut digolongkan dalam katagori piutang lain-lain.

2. Piutang yang diperkuat dengan promes disebut wesel tagih.

Dari beberapa pengertian piutang tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa piutang merupakan aktiva lancar perusahaan yang meliputi hal-hal, sebagai berikut :

1) Penjualan barang dan jasa secara kredit 2) Wessel tagih

3) Piutang klaim biaya transfer 4) Pinjaman kepada pegawai

5) Pinjaman kepada perusahaan lain.

Penjualan barang dan jasa banyak dilakukan dengan cara kredit, sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang dan jasa diterimanya uang (hasil penjualan).

Dalam tenggang waktu tersebut penjual mempunyai tagihan kepada pembeli. Salin tagihan dapat tercipta dari penjualan barang dan jasa, tagihan dapat juga terjadi dari berbagai kegiatan lain seperti memberikan pinjaman kepada karyawan, membayar uang muka kepada akan perusahaan atau dapat terjadi dari penjual-an aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi dalam perusahaan serta pengakuan akuntansi karena dasar waktu (acrrual basis).

Sebagai akibat diberikannya pinjaman, adlah timbulnya tuntutan kepada pihak lain, sebagaimana dikemukakan oleh Zaki Baridwan (2001: 931), yaitu tagihan

(20)

disini dimaksudkan dengan klaim perusahaan atau uang, barang - barang dan jasa jasa kepada pihak-pihak lain.

Piutang sesungguhnya merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam siklus perputaran modal kerja yang berawal dari keinventory, piutang dan kembali menjadi kas.

Dalam keadaan yang normal, penjualan pada umumnya dilakukan dengan cara kredit, piutang mempunyai tingkat likwiditas (kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-nya yang segera harus dipenuhi.

B. Manajemen Piutang

Piutang disini adalah timbul karena adamya transaksi penjualan secara kredit oleh perusahaan kepada para langganannya. Penjualan kredit yang pada akhirnya akan menimbulkan hak penagihan atau piutang kepada langganan sangat erat hubungannya dengan persyaratan kredit yang diberikan. Sekaligus pengumpulan piutang tidak tepat pada waktu yang sudah ditetapkan namun sebagian besar dari piutang tersebut akan terkumpul dalam jangka waktu yang kurang dan satu tahun.

Dengan atasan itulah maka piutang dimasukkan sebagai salah satu komponen aktiva lancar perusahaan.

Pos piutang dalam neraca biasanya merupakan bagian cukup besar dari aktiva lancar dan oleh karenanya perlu mendapat perhatian yang cukup serius agar perkiraan piutang ini dapat dihitung dengan cara yang seefisien mungkin. Karena piutang yang tidak dapat ditagih merupakan faktor yang akan merugikan perusahaan.

(21)

Dengan kata lain tidak tertagihnya piutang dari langganan, adalah tanggung jawab bersama di antara fungsionaris perusahaan. Untuk mengantisipasi timbulnya kerugian akibat tidak tertagih piutang, maka sebelum perusahaan memberikan pinjaman atau menambah pinjaman sebelumnya, pihak perusahaan terlebih dahulu mengadakan evaluasi tentang keadaan atau kemampuan ekonomis calon pembeli.

Dengan demikian, untuk mengantisipasi akan adanya pencatatan yang dapat menimbulkan kerugian perusahaan perusahaan biasanya kurang tepatnya pencatatan yang dilaksanakan pada bagian pembukuan, sehingga ada kekeliruan yang bisa terjadi menimbulkan kerugian perusahaan, di samping itu karena koordinasi yang kurang bagian pemasaran dan pembelian artinya kros cek antara pemasukan dengan pengeluaran barang kurang akurat. Pencatatan yang di haruskan akurat yang tidak boleh diabaikan oleh pihak perusahaan, agar segala kekeliruan dapat berkurang akan berdampak pada perusahaan yang bisa terhindar dari segala kerugian yang dialami.

Kerugian piutang yang tidak tertagih, merupakan persoalan yang timbul setelah terjadinya ternsaksi penjualan barang dan jasa hal ini sering diketahui dalam

jangka waktu yang relatif lama.

Untuk mengantisipasi terjadinya resiko kerugian seperti diterangkan di atas, maka perlu menentukan standar besar kecilnya pemberian pinjaman kepada langganan. Dalam menentukan standar ini.

(22)

C. Proses Terjadinya Piutang

Pada hakekatnya piutang yang terjadi sebagian akibat adanya transaksi jual beli, sehingga dapat terjadi piutang, hal ini diperlukan persetujuan antara penjualan dengan pembeli untuk merinci kewajiban yang resmi dan mengatur prosedur yang akan dijalankan.

Apabila perusahaan menerima pesanan, maka dibuat suatu catatan yang segera dikirim kepada bagian penjualan untuk mencek kredit. Jika bagian penjualan menolak mengisi pesanan atau menolak penjualan, maka pada umumnya pegawai yang bersangkutan tidak menerima pesanan atau menolak mengisinya. Prosedur ini memberikan informasi kepada bagian penjualan sebelum penjualan dilaksanakan, tentang kelayakan kredit pembeli dan apakah dapat diterima pembeli. Jika penjualan telah disetujui, maka segera akan dilaksanakan pengiriman dan faktur dicap stempel untuk memberitahukan kepada pembeli, supaya membayar pada kasir jika penjualan kredit tersebut disyaratkan adanya uang muka sebagai pembayaran angsuran pertama dari rangkaian pembayaran kredit.

Menurut J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham (1998, 406), fungsi yang dilaksanakan oleh bagian penjualan adalah menyelesaikan persoalan :

1. Mencek kredit 2. Memberi pinjaman 3. Menanggung resiko".

Dalam melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, J.Fred Weston dan Eugene F.

Brigham (1998, 406), menyatakan bahwa Penjualan dapat memilih berbagai

(23)

kombinasi fungsi dengan merubah peraturan dalam persetujuan, misalnya perusahaan berukuran kecil atau menengah dapat menghindari dibentuknya departemen kredit.

Pelayanan penjualan mungkin sekali lebih murah daripada departemen yang mempunyai kelebihan kapasitas untuk melayani volume kredit perusahaan. Demikian juga jika perusahaan menggunakan ahli bukan kredit sebagai partime untuk melaksanakan pengecekan kredit akan dapat mengakibatkan kerugian yang berkelebihan karena orang kurang cukup pendidikannya/training serta pengalaman yang dimilikinya.

Apa yang telah dikemukakan di atas yang sebenarnya merupakan sebuah contoh sederhana dari rangkaian prosedur terjadinya piutang. Pada dasarnya prosedur merupakan rangkaian kegiatan administrasi yang biasanya melibatkan beberapa orang yang bertujuan untuk mencapai keseragaman di dalam melaksanakan kegiatan (transaksi) yang sering terjadi melalui prosedur yang baik, sehingga data dapat dikumpulkan dengan baik, tercatat dengan baik dan dapat disampaikan kepada yang melakukannya. Di dalam prosedur ini terkandung tiga aspek, yaitu pembuatan faktur, penerimaan pengiriman dari langganan dan penerbitan laporan keuangan.

D. Pengendalian Piutang

Sebagaimana diketahui, piutang merupakan salah satu bagian penting dalam harta lancar perusahaan. Oleh karena itu tidak dapat dipungkiri bahwa pengendalian piutang merupakan suatu perangkat alat yang perlu dilaksanakan dengan sebaik- baiknya, karena piutang yang tidak dapat ditagih merupakan faktor yang akan

(24)

merugikan perusahaan. Dengan kata lain resiko tidak tertagihnya piutang dari para langganan tetap, adalah tanggung jawab bersama di antara fungsionaris perusahaan.

Untuk mengantisipasi timbulnya kerugian akibat tidak tertagihnya piutang, maka sebelum perusahaan memberikan pijaman atau menambah pinjaman sebelumnya, pihak perusahaan terlebih dahulu mengadakan evaluasi tentang keadaan atau

kemampuan ekonomis calon pembeli yang dapat disesuaikan dengan keadaan.

Ada dua hal kemungkinan dapat menimbulkan kerugian piutang, yaitu akibat dari kecerobohan atau kekurangan hati-hatian perusahaan pada saat terjadi apabila transaksi penjualan barang dan jasa dapat terjadi kerugian karena keinginan buruk pembeli dengan sengaja menyia-menyiakan kepercayaan yang diberikan perusahaan (produsen/penjual). Dan untuk kemungkinan kedua yang mengarah pada kerugian piutang, yang tidak boleh diabaikan oleh pihak perusahaan, musibah yang menimpa para pelanggan seperti bencana alam, perampokkan dan lain-lain. Masalah kedua ini selain mengakibatkan kegurian piutang, juga akan mempengaruhi seluruh kebijaksanaan perusahaan.

Kerugian piutang yang tidak tertagih, merupakan persoalan timbul setelah terjadinya transaksi penjualan barang dan jasa, dan hal ini sering diketahui dalam jangka waktu yang relatif lama. Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan kebijakan penjualan kredit yang dilaksanakan oleh perusahaan yang bersangkutan.

Apabila perusahaan menurunkan standar pemberian pinjamannya, maka penjualan akan meingkat yang berarti pula meningkatnya piutang. Meningkatnya

(25)

piutang perusahaan selain dapat meningkatkan keuntungan, juga perusahaan harus menanggung beban investasi piutang yang besar.Dalam hubungan ini Bambang Riyanto (2003: 76) lebih lanjut mengemukakan 5 hal yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang, yaitu :

1. Syarat pembayaran penjualan kredit 2. Volume penjualan kredit

3. Ketentuan tentang pembatasan kredit

4. Kebijaksanaan dalam mengumpulkan modal 5. Kebijaksanaan membayar dari langganan".

a. Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit bersifat tidak tetap (sewaktu-waktu ketat dan sewaktu-waktu lunak). Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat, berarti perusahaan lebih mementingkan kredit dari pada pertimbangan profitabilitas.

b. Volume penjualan kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan akan memperbesar investasi dalam piutang. Dengan demikian untuk memperbesar penjualan kredit dalam setiap tahun, berarti perusahaan menyediakan investasi piutang yang lebih besar pula, dan demikian halnya dengan masalah profitabilitas. Akan tetapi perusahaan juga diharapkan dengan masalah resiko, dalam arti bahwa makin besar

(26)

piutang, juga makin besar resiko kerugian akibat tidak tertagihnya piutang tersebut.

c. Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dalam penjualan kredit, perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau plafon kredit yang diberikan kepada para pelanggan. makin besar plafon pinjaman yang ditetapkan untuk setiap pelanggan berarti makin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang, demikian pula ketentuan mengenai siapa yang diberikan pinjaman. Makin selektif langganan yang dapat diberikan kredit atau pinjaman akan dapat memperbaiki besarnya investasi dalam piutang. Dengan demikian maka pembatasan pinjaman disini adalah bersifat kuantitatif dan kualitatif.

d. Kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang

Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan di dalam hal pengumpulan piutangnya secara aktif dan pasif. Perusahaan yang secara aktif menagih piutang memiliki pengeluaran uang untuk aktivitas pengumpulan piutang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan pasif.

e. Kebijaksanaan membayar dari pelanggan

Ada kebiasaan dari sebagian pelanggan dalam membayar pinjamannya menggunakan kesempatan dengan alasan menunda pembayaran merasa ada keuntungan.

(27)

E. Pengertian Piutang Dagang

Salah satu faktor yang menunjang suksesnya perusahaan dalam mencapai tujuannya adalah menyangkut penjualan suatu produk dari suatu produsen ke konsumen. Selanjutnya Gunawan Adisaputro (1999: 61), mengemukakan piutang adalah salah satu bentuk investasi, dia tidak berbeda dengan investasi lain seperti investasi yang berwujud dana kas dan bank.

Menurut Farid Jahidin (1998: 29) piutang adalah juga disebut piutang dagang adalah tagihan pada pihak lain (pada kreditur atau pelanggan) sebagai akibat dari penjualan barang kredit (on Account) atau karena memberikan pinjaman kepada pengawai, kepada pejabat perusahaan, atau anak perusahaan dan lain-lain sebagainya.

Dari definisi tersebut di atad dapat dijelaskan bahwa piutang adalah tagihan kepada pihak lain (para kreditur) atau pihak lain sebagai akibat dari penjualan barang secara kredit, atau karena pemberian pinjaman kepada pihak lain. Sebagai salah satu bentuk investasi, maka dapat disebut piutang dagang :

a. Menyerap sejumlah dana modal kerja

b. Mempunyai usia tertentu sesuai dengan keterkaitannya

c. Perlu dimotori tingkat efisiensi pengolahannya dari waktu ke waktu.

d. Mempengaruhi tingkat resiko perusahaan secara keseluruhan.

Sebagai salah satu bentuk kekayaan piutang dagang masuk sebagai unsur aktiva lancar. Dengan demikian piutang memiliki waktu perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun. Piutang dagang sebagai investasi akan memberikan manfaat tertentu bagi perusahaan.

(28)

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh untuk dapat melakukan penjualan kredit antara lain :

1. Merupakan upaya untuk meningkatkan omzet penjualan

2. Dengan meningkatkan volume penjualan, maka keuntungan diharapkan akan meningkat. Dengan demikian, kredit ini mempunyai akibat yang positif dari segi penilaian investasi.

3. Dengan adanya hubungan hutang piutang, maka hubungan dagangan antara perusahaan dengan para pembeli menjadi lebih erat, sehingga kredit menjamin kontinutas hubungannya.

4. Pada usaha jenis usaha tertentu, seperti produsen rumah murah dan perdagangan kendaraan bagi penjual.

Kalau Gunawan Adisaputro, (1999 : 25) berbagai jenis beban biaya yang timbul karena perusahaan menjual dengan kredit antara lain :

1. Beban biaya modal piutang sebagai salah satu bentuk investasi yang menyerap sebagai dari modal perusahaan yang tersedia.

2. Selain benan biaya maka piutang juga akan menimbulkan jenis biaya lain

yaitu-biaya administrasi piutang terdiri dari : a. Biaya organisasi atau unit kerja yang diserahi tugas mengelola piutang

yaitu gajian dan jaminan sosial lain bagi petugas penagihan dan pengadministrasian piutang.

(29)

b. Biaya penagihan piutang. Piutang agar dibayar pada waktunya perlu dilakukan usaha untuk menagih berupa biaya telpon, surat menyurat, telegram atau biaya perjalanan.

3. Piutang tidak seluruhnya dapat ditagih, karena debitur lari atau bangkrut.

Terdapat piutang macet atau tak dapat tertagih sama sekali. Sehingga mengakibatkan tak tertagih (beddebets) sehingga dibentuk cadangan piutang ragu-ragu yang dibantu lewat penyisihan sebagian dan keuntungan penjualan.

Selanjutnya, karena piutang dapat memberikan tambahan keuntungan tetapi juga mengakibatkan tumbuhnya kerugian, maka perlu dibuat suatu kebijaksanaan yang jelas mengatur tentang masalah itu. Menurut Gunawan Adisaputra (1999: 25), sebagai langkah yang perlu dipersiapkan antara lain meliputi :

1. Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus ditugaskan untuk mengurusi piutang. Tugas pokok dari unit ini meluputi :

a. Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit.

b. Menyeleksi para calon debitur

c. Membukukan transaksi kredit yang terjadi.

d. Melakukan penagihan piutang

e. Membuka mutasi/kredit atau piutang.

f. Menyusun dan mengklasifikasikan piutang out standing menurut usianya masing-masing.

g. Menyusun dan memperkirakan arus masuk dari piutang

(30)

h. Membuat laporan tentang pengelolaan piutang bagi pengambilan kebijaksanaan tentang piutang.

2. Digariskan kebijaksanaan piutang yang jelas untuk dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang kebijaksanaan itu meliputi : a. Penentuan flafon kredit untuk berbagai jenis atau tingkatan debitur

langganan b. Penentuan jangka waktu kredit.

c. Pedoman melakukan seleksi calon debitur berdasarkan 5 C atau 3 R.

d. Penentuan jumlah piutang ragu - ragu maksimal yang dapat dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang ragu - ragu.

e. Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk mengadministrasikan piutang.

3. Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang.

Berdasarkan |kriteria yang dapat digunakan sebagai indikasi.

a. Tingkat penjualan piutang yang rumusnya, adalah : Penjualan Kredit Netto (satahun)

Piutang ragu-ragu (Awal dan akhir tahun Prosentase piutang yang tak tertagih sebenarnya.

Tingkat ini perlu dibandingkan dengan rata-rata piutang tak tertagih untuk industri ataupun usaha lain yang sejenis. Selama tingkat prosentase ini relatif sebanding maka efisiensi pengelolaan piutang oleh perusahaan masih dapat

(31)

dianggap dalam batas kewajaran. Bilamana prosentase ini melebihi industri atau usaha lain yang sejenis, maka perlu dilakukan penganalisaan khusus untuk mengetahui sebab-sebabnya secara jelas, usia piutang rata-rata.

F. Pengertian Pengendalian

Dalam istilah internal kontrol yang diterjemahkan sebagai pengendalian atau pengawasan intern yang merupakan istilah yang sudah umum dan banyak dipergunakan dalam berbagai pengertian. Dalam hal pengendalian dan pengawasan dipergunakan secara bergantian dengan asumsi bahwa kedua istilah tersebut pada dasarnya adalah sama, namun dalam pengertian ada perbedaan pendapat.

Pada tahun 1996 The Committe on auditing prosedures dalam suatu laporan khusus yang telah mendefinisikan pengendalian intern (internal control) alih bahasa oleh Tjitjin Fneic Tjendera (1996: 121), menyatakan bahwa pengendalian intern mencakup rencana organisasi dan semua metode serta tindakan yang dipergunakan dalam perusahaan untuk mengamankan harta, mengecek kecermatan dan keandalan dari data akuntansinya, memajukan efisiensi operasi dan memastikan pemanfaatan dan kebijaksanaan yang telah di tetapkan oleh manajemen perusahaan.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa suatu pengendalian intern bukan saja terbatas pada hal-hal yang langsung berhubungan dengan fungsi- fungsi departemen akuntansi keuangan. Jadi pada dasarnya pengendalian intern dapat dibadi dalam arti yang sempit dan arti yang luas menyangkut mengenai pengawasan intern.

(32)

Selanjutnya Pengawasan intern dalam arti sempit menurut Hadori Yunus (1997: 87) sama dengan internal Check yang diterjemahkan sebagai berikut internal check merupakan sistem dan prosedur yang secara otomatis saling memeriksa catatan dalam akuntansi yang dilakukan oleh suatu bagian atau fungsi lain dalam suatu organisai.

Lebih lanjut Hadori Yunus (1997: 89) memberikan pengertian pengendalian dalam arti yang luas diterjemahkan, sebagai berikut internal control adalah segala rencana dan peralatan yang ada dalam suatu organisasi untuk mengusai harta kekayaan perusahaan, mengecek ketelitian dan membantu management dalam pengambilan keputusan serta menjaga agar kebijaksanaan itu tidak di selewengkan.

Dalam pengertian internal check ketelitian data akuntansi dapat diciptakan dengan mengadakan perbandingan (crose check) angka-angka yang dicatat pada bagian yang berlainan tetapi hasilnya harus sama.

Menurut Agoes (2004:75), pengendalian intern terdiri dari beberapa indikator yang saling terkait berikut ini:

a. Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, memengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.

b. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.

(33)

c. Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.

G. Kerangka Pikir

Kerangka pikir ini dibuat untuk memberikan gambaran penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai analisis pengendalian piutang pada perusahaan daerah air minum kota Makassar.berdasarkan teori teori yang teleh dijelaskan sebelumnya,maka dapat digambarakan kerangka pikir sebagai berikut:

PDAM Makassar

Tunggakan

Piutang Dagang

Pengendalian intern

Minimalisasi piutang tak

tertagih

(34)

H. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka penulis mengajukan hipotesis, sebagai berikut :

Diduga pengendalian piutang yang dilakukan perusahaan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar sehingga perusahaan dapat berkembang dan bertumbuh.

(35)

24

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pada penulisan ini penulis memilih obyek penelitian pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi air bersih yang berlokasi di Kota Makassar.

Waktu penelitian untuk memperoleh data, maka penulis memperkirakan kurang lebih 2 bulan lamanya.yaitu pada bulan april sampai bulan juni 2016.

B. Metode Pengumpulan Data

Didalam penulisan ini, penulis mengadakan penelitian dengan menggunakan metode pustaka pengumpulan data, sebagai berikut :

1. Penelitian pustaka (library research) adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan pada berbagai pustaka dengan membaca atau mempelajari buku-buku lainnya yang erat hubungannya dengan pembahasan ini dapat mendukung pokok pembahasan.

2. Penelitian lapangan (field research) adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data yang sehubungan dengan penulisan ini. Untuk perbandingan hal tersebut maka penulis mengadakan :

(36)

a. Observasi

Tehnik observasi dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dalam proses kegiatan pengolahan data anggaran piutang pada bagian pembukuan/pencatatan daerah air minum(PDAM)Kota Makassar

b. Interview

Tehnik interview dilakukan dengan jalan wawancara secara langsung dengan pimpinan perusahaan kepala bagian pembukuan dan keuangan atas sejumlah personil yang berhubungandenganpenulisanini yang diperolehdari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar.

C. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data

 Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil perusahaan baik dalam bentuk informasi secara lisan maupun secara tertulis.

 Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang diteliti dalam bentuk angka-angka dan dapat digunakan untuk pembahasan lebih lanjut.

(37)

b. Sumber Data

 Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengadakan

pengamatan serta wawancara secara langsung dengan Pimpinan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Makassar

 Data sekunder, adalah data yang diperoleh dengan jalan

mengumpulkan dokumen-dokumen serta sumber lainnya berupa informasi lainnya terutama mengenai prosedur pembayaran yang diperoleh pada Bagian Umum Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar.

D. Definisi Operasional Variabel

NO .

Variabel Definisi Operasional Indikator

1. Piutang Menurut Zaki Baridwan (2001:94) piutang dagang adalah piutang dagang yang menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa normal biasanya piutang dagang akan dilunasi dalam waktu satu tahun dan dikelompokkan kedalam aktiva lancar

1. Pejualan barang dan jasa

2. Wesel tagih 3. Pinjaman kepada

pegawai

4. Pinjaman kepada perusahaan lain 5. Piutang klaim

biaya transfer

(38)

2. Pengendalian Menurut ahli bahasa Tjitjin Fneic Tjenderal (1996:121), menyatakan bahwa pengendalian intern mencakup rencana organisasi dan semua metode serta tindakan yang dipergunakan dalam perusahaan untuk mengamankan harta, mengecek kemacetan dan kendala dari data akutansinya, memajukan efesiensi operasi dan memastikan pemanfaatan dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan dalam perusahaan.

1. Lingkungan pengendalian 2. Aktivitas

pengendalian 3. Pemantauan

pengendalian.

E. Metode Analisis

Untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah diajukan sebelumnya, maka analisis yang digunakan, sebagai berikut :

1. Metode analisis deskriptif, yaitu menjelaskan sejauhmana kebijaksanaan perusahaan melakukan pengendalian piutang sehingga dapat meningkatkan pendapatan.

2. Metode analisis dengan rumus sebagai berikut :

(39)

Piutang rata-rata 360 Average Collection Period =

Penjualan kredit

Budget pengumpulan piutang adalah untuk membandingkan hari rata-rata dalam pengumpulan piutang dengan syarat pembayaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Penjualan Netto (Kredit) Receivable turnover =

Rata-rata Piutang

Pada rumus di atas bahwa tingkat perputaran selama periode tertentu adalah atau tingkat perputaran piutang untuk dapat diketahui dengan membagi jumlah kredit selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang.

(40)

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM Makassar) dahulu adalah “Woter Worken” suatu dinas dari “Gementee Makassar”. Dinas ini didirikan pada masa penjajahan Belanda. Instansi air minum Kota Makassar pertama kali di bangun sekitar tahun 1924, yang berlokasi di Kabupaten Gowa, tepatnya di sungai Jeneberang dengan kapasitas produksi pertama dalam debit air 50 liter/detik.

Pada zaman penjajahan Jepang Instalasi Air Minum di Kota Makassar mengalami penambahan yang dimaksud untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih masyarakat yang semakin meningkat jumlahnya, sehingga kapasitas produksi ditingkatkan menjadi 100 liter/detik. Pada tahun 1924, untuk pertama kalinya di Kota Makassar dibangun instalasi Ratulangi.

Pembangunan instalasi tersebut semula dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih khususnya untuk penduduk perkotaan.Tahun 1957, pemerintah membentuk Dinas Air Minum Kotamadya Ujung Pandang. Tahun 1976 berdasarkan Surat Keputusan Walikotamadya Ujung Pandang, Dinas Air Minum diubah statusnya menjadi Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Ujung Pandang, jadi perusahaan ini adalah perusahaan yang dikuasai oleh daerah.

29

(41)

Sejalan dengan itu, kebutuhan air bersih penduduk kota semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, untuk itu pada tahun 1977 PDAM membangun instalasi II Panaikang dengan kapasitas 500 liter/detik. Walaupun telah dibangun instalasi II, PDAM KMUP merasa perlu untuk membangun satu instalasi lagi. Pada tahun 1985 melalui paket pembangunan Perumnas Antang dibangun lagi satu instalasi baru dengan kapasitas 20 liter/detik yaitu Instalasi Antang.

Pembangunan instalasi juga dibarengi dengan laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, sehingga pada tahun 1989 kapasitas produksi instalasi Panaikang ditingkatkan menjadi 1000 liter/detik, kemudian pada tahun 1992 instalasi III Antang juga ditingkatkan menjadi 40 liter/detik.

Tahun 1993 dibangun satu instalasi lagi yaitu instalasi IV Maccini Sombala dengan kapasitas produksi 200 liter/detik.Dan perkembangan terakhir adalah pada tahun 2001 dibangun sebuah instalasi pengelolaan air bersih yaitu Instalasi V Somba Opu dengan kapasitas 1000 liter/detik. Hingga saat ini memasuki tahun 2007 terdapat dua belas instalasi yang hampir semuanya telah berganti nama, kecuali unit I Ratulangi dengan sumber air bakunya berasal dari sungai Jeneberang, serta unit II yaitu Panaikang/Panakkukang dengan sumber air bakunya berasal dari dari Sungai Lekopancing Maros.

(42)

B. Visi dan Misi PDAM Kota Makassar 1. Visi

Visi merupakan gambaran tentang keadaan ideal organisasi di masa mendatang yang memberikan penjelasan mengenai:

a. Gambaran yang nampak mengenai idealitas organisasi yang dikehendaki dimasa mendatang.

b. Tuntutan dan sekaligus tantangan yang dikonsentrasikan kedepan, sehingga tidak memperhatikan kemapanan yang telah dicapai saat ini.

c. Memperlihatkan sebuah pandangan masa depan yang realistic, oleh karenanya visi yang dirumuskan tidak memimpikan hal-hal yang mustahil, melainkan mimpi yang dapat dicapai.

d. Bentuk pemahaman terhadap peran dan citra diri PDAM sebaga sebuah lembaga milik daerah yang berfungsi melayani penyediaan salah satu kebutuhan pokok masyarakat.

e. Cerminan kepekaan perusahaan dalam memahami situasi yang ada saat ini dan perkembangannya dimasa mendatang dalam kaitannya dengan kepentingan organisasi yang akan dicapai secara idealitas.

2. Misi

Perusahaan terdepan dalam bidang pelayanan air minum, untuk mewujudkan visi tersebut PDAM telah menetapkan misinya yaitu memberikan kepuasan pelayanan air minum secara berkesinambungan kepada masyarakat sesuai standar kesehatan yang ada dengan mempertimbangkan keterjangkauan masyarakat dan berperan sebagai

(43)

penunjang otonomi daerah serta meningkatkan sumber daya manusia secara maksimal.

Penjabaran dari misi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan system pelayanan air minum yang unggl berkesinambungan memenuhi mutu yang berlaku untuk menjamin tercapainya kepuasan pelayanan kepada peanggan.

b. Mengembangkan bidang usaha sistem pelayanan air minum yang efisien, efektif dan tepat guna sehingga produk dan kinerja yang dihasilkan dapat dipasarkan dalamjangkauan masyarakat pelanggannya dengan memperhatikan undang- undang konsumen.

c. Mewujudkan penyelenggaraan perusahaan milik daerah yang dapat menunjang otonomi daerah secara maksimal.

d. Menyelesaikan aspek teknik, aspek manajemen, dan aspek kewirausahaan dalam penyelenggaraan sistem pelayanan yang berorientasi pada manfaat dan perlindungan sumber daya lingkungan.

e. Mengembangakan penelitian dan kegiatan inovatif serta peningkatan sumber daya manusia yang dapat menopan tuntutan pertumbuhan kebutuhan perusahaan daan pembangunan nasional pada umumnya.

(44)

C. Struktur Organisasi PDAM Kota Makassar dan Uraian Tugas

Organisasi merupakan suatu proses mengidentifikasi dan mengelompokkan tugas atau pekerjaan untuk diselesaikan. Menentukan dan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab serta menetapkan hubungan-hubungan untuk memungkinkan para karyawan bekerja lebih efektif dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk merealisasikan tujuan didalam suatu organisasi perlu disusun terlebih dahulu suatu organisasi, dimana dalam struktur organisasi tersebut mencakup kerangka yang menunjukkan:

a. Tanggung jawab

b. Pembagian tugas dan wewenang

c. Hubungan antara fungsi-fungsi dalam organisasi

Struktur organisasi yang dianut oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar ini adalah struktur organisasi garis (line organisasi). Struktur organisasi adalah struktur yang paling lasim dan efektif digunakan oleh perusahaan yang sederhana dan kecil.Kekuasaan tunggal, segala keputusan dan tanggung jawab berada pada pemilik atau pimpinan perusahaan dalam memberikan komando, membuat rencana ataupun melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan perusahaan.

1. Kedudukan

Kantor PDAM Kota Makassar mempunyai kedudukan yaitu:

(45)

a) PDAM adalah badan usaha milik daerah yang bergerak dibidang pelayanan air minum

b) Pengelolahan PDAM diselenggarakan atas asas ekonomi perusahaan dalam kesatuan system pembinaan ekonomi berdasarkan pancasila yang menjamin kelangsungan demokrasi serta berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

c) PDAM dipimpin oleh seseorang direktur utama dan bertanggung jawab kepada walikota melalui badan pengawas.

2. Tugas Pokok

PDAM mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengelolaan air minum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek social, kesejahteraan dan pelayanan umum.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut PDAM menyelenggarakan fungsi- fungsi sebagai berikut:

a) Penyelenggaraan perumusan kebijakan dan pelayanan umum/jasa kepada masyarakat/pelanggan dalam penyediaan air minum.

b) Perencanaan, perumusan, pengembangan, pembinaan, dan pengendalian pengelolaan pendapatan PDAM

c) Pelaksanaan pelayanan umum/social kemasyarakatan

d) Pembinaan organisasi, tatalaksana, kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana.

(46)

e) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan PDAM f) Penyelenggaran pengawasan fungsional PDAM

g) Penyelenggaraan pelayanan pengaduan pelanggan terhadap pelayanan PDAM.

h) Penyelenggaraan dan pembinaan pelaksanaan tugas unit-unit.

D. Susunan Organisasi

Susunan organisasi PDAM Kota Makassar, terdiri atas:

 Walikota

a) Dewan Pengawas b) Direksi, terdiri atas;

1) Direktur utama 2) Direktur Umum 3) Direktur Keuangan 4) Direktur Teknik

c) Direktur Umum, terdiri atas;

1. Bagian Umum dan Kepegawaian, terdiri atas:

a. Seksi Tata Usaha dan Pengelolahan Data Elektronik b. Seksi Pendayagunaan Pegawai

c. Seksi Humas dan Hukum d. Seksi Rumah Tangga

2. Bagian Perlengkapan, terdiri atas:

a. Seksi Analisa kebutuhan dan Pengadaan b. Seksi Inventarisasi Asset dan Pergudangan

(47)

d) Direktur Keuangan, terdiri atas;

1. Bagian Anggaran dan Perbendaharaan, terdiri atas:

a. Seksi Anggaran b. Seksi Perbendaharaan

2. Bagian Verifikasi dan Akuntansi, terdiri atas:

a. Seksi Verifikasi

b. Seksi Akuntansi dan Pelaporan.

e) Direktur Teknik, terdiri atas;

1. Bagian Perencanaan Teknik, terdiri atas;

a. Seksi Perencanaan dan Pemataan b. Seksi Pengawasan Teknik

2. Bagian Produksi dan Instalasi, terdiri atas:

a. Seksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) I dan II b. Seksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) III c. Seksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) IV d. Seksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) V e. Seksi Laboratorium

3. Bagian Distribusi dan Kehilangan Air, terdiri atas:

a. Seksi Pengawasan Teknik dan Operasional

b. Seksi Pengawasan Keuangan/ Asset dan Kepegawaian 4. Wilayah Pelayanan I, II, III, dan IV masing-masing terdiri atas:

a. Sekretariat

(48)

b. Urusan Pelayanan Pelanggan

c. Urusan Distribusi dan Kehilangan Air d. Urusan Baca Meter dan Penagihan

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PDAM Kota Makassar

Sumber: Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar Walikota

Direktur Umum

Direktur Tekhnik Direktur

Keuanagan

Kepala bagian

Seksi Staf

Dewan Pengawas Direktur

Utama

(49)

E. Uraian tugas

Adapun mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap personil dalam struktur organisasi PDAM akan di uraikan secara singkat sebagai berikut:

1. Walikota Makassar mempunyai tugas:

a. Menimbang, bahwa penataan organisasi perusahaan merpakan salah satu strategi untuk menciptakan efesiensi, efektifitas dan optimalisasi kinerja perusahaan guna mewujudkan pelayanan kebutuhan air bersih kepada masyarakat sesuai tuga pokok dan fungsi PDAM Kota Makassar

b. Mengingat bahwa terdapat undang-undang tentang pembentukan daerah-daerah di Sulawesi dan peraturan pemerintah tentang perubahan batas-batas daerah Kotamadya Makassar dan kabupaten-kabupaten Gowa, Maros, dan Pangkajene serta kepulauan dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dan juga terdapat perubahan nama Kota Ujung Pandang menjadi Kota Makassar khususnya Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

a) Dewan Pengawas mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap pengurusan dan pengelolaan PDAM.

2. Memberikan pertimbangan dan saran kepada Walikota diminta atau tidak diminta guna perbaikan dan pengembangan PDAM.

(50)

3. Memeriksa dan menyampaikan Rencana Strategi Bisnis (Business Plan/Coorporate Plan) dan rencana kerja anggaran tahunan PDAM yang dibuat Direksi kepada Walikota untuk mendapatkan pengesahan.

4. Menetapkan rencana kerja dan pembagian tugas para anggota menurut bidangnya sesuai dengan buku tahunan.

5. Menyelenggarakan rapat kerja sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali.

6. Merumuskan kebijaksanaan PDAM secara terarah dalam bidang perencanaan, penggunaan dana, pemanfaatan dan pengamanan air baku untuk jangka pendek dan jangka panjang.

7. Mengadakan penilaian atas prestasi kerja anggota Direksi PDAM atashasil- hasil yang telah dicapai.

8. Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Pengawas bertanggungjawab kepada Walikota.

b) Uraian Tugas Direksi, Bagian dan Seksi yaitu:

2. Direktur Utama, mempunyai tugas:

a. Penyusunan rencana kegiatan anggaran PDAM, koordinasi dan pengawasan seluruh kegiatan operasional PDAM.

b. Pembinaan kepegawaian, pengurusan dan pengolahan kekayaan PDAM serta penyelenggaraan umum dan keuangan.

c. Penyusunan rencana strategi bisnis 5 (lima) tahunan (business plan/ corporate plan) yang disahka oleh Walikota melalui usul Dewan Pengawas.

(51)

3. Direktur Umum, mempunyai tugas:

a. Penyusunan rencana kegiatan, pengendalian pengawasan penyelenggaraan administrasi umum, kepegawaiaan dan perlengkapan PDAM.

b. Penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis pengelolaan urusan ketatausahaan umum dan rumah tangga PDAM

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program pelaksanaan pendayagunaan pegawai PDAM

a) Direktur Umum, terdiri atas:

1. Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas:

a. Penyusunan rencana kerja pembinaan ketatausahaan, pengelolaan data elektronik, kearsipan, kerumah tanggaan, dan protocol/perjalanan dinas serta pengamanan kantor

b. Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dan pengembangan hubungan masyarakat untuk memperjelas kebijakan PDAM serta penyelenggaraan pelayanan pengaduan pelanggan

2. Bagian Umum dan Kepegawaian, terdiri atas:

a. Seksi Tata Usaha dan Pengolahan Data Elektronik, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

2. Mengagenda surat masuk yang ditujukan kepada Direksi atau pejabat PDAM 3. Menggandakan dan mendistribusikan surat-surat yang telah diproses Direksi 4. Melaksanakan kegiatan penyiapan bahan surat perintah perjalanan dinas

(52)

b. Seksi pendayagunaan pegawai, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya.

2. Membuat buku induk pegawai, daftar urut kepegawaian (DUK), besetting serta data lainnya

3. Mempersiapkan data atau bahan penyelesaian mengenai kependudukan hukum pegawai

c. Seksi Humas dan Hukum, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

2. Mengumpulkan dan mempersiapkan data atau bahan untuk sosialisasikebijakan

3. Mempersiapkan data atau bahan penyusunan rencana keputusan, surat keputusan dan peraturan direksi PDAM

d. Seksi rumah tangga, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

2. Mengkoordinasikan penyelenggaraan rumah tangga dengan unit atau satuan kerja PDAM

3. Mengatur penggunaan dan pemeliharaan ruang pertemuan atau aula serta peralatan kantor PDAM

3. Bagian Perlengkapan, mempunyai tugas:

a. Penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

b. Penyusunan pedoman dan petunjuk tekhnis perumusan program standarisasi

(53)

c. Penyiapan bahan dan pelaksanaan dan koordinasi penyusunan rencana kegiatan pengadaan barang dan jasa.

Bagian perlengkapan, terdiri atas:

a. Seksi analisa kebutuhan dan pengadaan, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kerja sesuai rencana pokok dan fungsinya

2. Merumuskan dan menganalisa kebutuhan barang serta menyusun rencana kebutuhan barang atau perlengkapan

3. Menyelenggarakan proses administrasi pembelian barang atau jasa PDAM b. Seksi Inventarisasi Asset dan Penggudangan, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

2. Melaksanakan inventarisasi / pencatatan / penelitian serta perhitungan penyusutan asset/ barang milik PDAM

3. Melakukan pengecetan/ penelitian dan memproses administrasi usulan 4. Melakukan koordinasi unit satuan kerja

4. Direktur Keungan, mempunyai tugas:

a. Pengkoordinasian dan pengendalian

b. Penyusunan RKAP dan penetapan besarnya modal kerja perusahaan c. Penyelenggaraan pembukuan dan pembuatan koran keuangan

d. Penyiapan rencana pembiayaan investasi dan tambahan modal perusahaan b) Direksi Keuangan, terdiri atas:

1. Bagian anggaran dan pembendaharaan , mempunyai tugas:

a. Penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

(54)

b. Penyiapan dokumen Rencana Strategi Bisnis 5 (lima) tahun (Business Plan/Corporate Plan)

c. Dalam melaksanakan tugasnya kepala bagian anggaran dan pembendaharan dibantu oleh seksi anggaran dan seksi pembendaharaan

2. Bagian anggaran dan pembendaharaan, terdiri atas:

a. Seksi anggaran, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

2. Mempersiapkan data/ bahan penyusunan naskah rencana strategi bisnis 3. Mengadakan perkiraan dan analisa terhadap penerimaan dan pengeluaran

kas secara periode.

b. Seksi Pembendaharaan, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

2. Menerima, mencatat hasil penerimaan rekening air, non air dan alat pembayaran surat berharga dengan terlebih dahulu diteliti keabsahannya 3. Melaksanakan administrasi kas surat berharga sesuai ketentuan yang berlaku 3.Bagian verifikasi dan Akuntansi, mempunyai tugas:

a. Pelaksanaan verifikasi terhadap dokumen-dokumen keuangan

b. Pelayanan kegiatan pemeriksaan oleh pihak auditor internal dan eksternal c. Pelaksanaan koordinasi penyusunan laporan keuangan secara berkala

realisasi anggaran dari Unit/satuan kerja d. Penyiapan laporan keuangan PDAM

(55)

4.Bagian Verifikasi dan Akuntansi, terdiri atas:

a. Seksi Verifikasi, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

2. Melakukan verifikasi terhadap dokumen-dokumen pertanggung jawaban pendapatan, belanja dan pembiayaan sesuai RKAP

3. Melakukan penolakan dokumen keuangan yang bertentangan dengaStandar Pengendalian Internal (SPI)

b. Seksi Akuntansi dan Pelaporan, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

2. Merencanakan dan bertanggung jawab terhadap pencatatan transaksi keuangan berupa asset, kewajiban dan ekuitas/modal

3. Melakukan posting kebuku besar terhadap transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan serta menyusun neraca saldo

5. Direktur Teknik, mempunyai tugas:

a. Penyusunan rencana kegiatan pengedalian dan pengawasan penyelenggaraan administrasi bidang prencanaan tekhnik, produksi dan instalasi, pemeliharaan serta pengendalian kehilangan air.

b. Penyiapan dan rencana pengusulan dan pelatihan tenaga teknik

c. Pengkoordinasian dan pengendalian sumber air baku, instalasi/meter produksi ddan system distribusi

(56)

d. Pelaksanaan Kuantitas, Kualitas, Kontiunitas (3K) pelayanan air kepada pelanggan

e. Penyusunan rencana dan penyiapan data air pada jaringan distribusi 1. Bagian Perencanaan Teknik, mempuyai tugas:

1. Pelaksanaan koordinasi dan perencanaan pengembangan pelanggan 2. Pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan perusahaan

3. Penataan dan pengelolaan data teknik menyangkut jaringan pipa, kontruksi bangunan sipil, mekanikal dan elektrikal

4. Dalam melaksanakan tugasnya bagian perencanaan dibantu oleh, Seksi Perencanaan dan Pemetaan, dan Seksi Pengawasan Teknik.

2. Bagian Perencanaan Teknik, terdiri atas:

Seksi Perencanaan dan Pemetaan, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

2. Melaksanakan survey, pengukuran teknis dan menentukan rencana anggaran biaya

3. Membuat gambar detail dan site plan untuk keperluan pemasangan jaringan pipa, kontruksi bangunan sipil, mekanikal dan elektrikal

4. Mengadakan pengukuran, pengecekan, penilaian, evaluasi dari setiap kegiatan pekerjaan pembangunan

5. evaluasi terhadap kegiatan pekerjaan jaringan pipa, konstruksi bangunan sipil, mekanikal dan elektrikal

(57)

3. Bagian Produksi dan Instalasi, mempunyai tugas:

a. Penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

b. Penyusunan rencana kegiatan dan pengawasan pelaksanaan tugas seksi IPA I dan II, III, IV, V dan seksi laboratorium

c. Pengendalian dan pengawasan secara berkala terhadap kuantitas (jumlah), kualitas (mutu) dan kontinuitas (berkelanjutan) produksi air minum serta penyusunan laporan produksi air secara berkala

d. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Produksi dan Instalasi dibantu oleh, Seksi IPA I dan IPA II, Seksi IPA III, Seksi IPA IV, Seksi IPA V, dan Seksi Laboratorium.

4. Bagian Produksi dan Instalasi, terdiri atas:

a. Seksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) I dan II, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

2. Merencanakan dan melaporkan kebutuhan bahan dan peralatan yang dipergunakanuntuk proses produksi untuk wilayah kerja IPA I dan II

3. Melakukan efisiensi proses produksi terhadap pemakaian bahan kimia, listrik dan bahan bakar tanpa mengurangi kuantitas, kualitas dan kontinuitas Wilayah kerja IPA I dan IPA II.

b. Seksi InstalasiPengolahan Air (IPA) III, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dengan fungsinya

2. Merencanakan dan melaporkan kebutuhan bahan dan peralatan yang digunakan untuk proses produksi untuk wilayah kerja IPA III

(58)

3. Mengatur pengoperasian distribusi air bersih termasuk pengoperasian terminal air dan pompa penguat (booster pump)

4. Membuat laporan produksi air minum secara harian, mingguan, bulanan, dan tahunan wilayah IPA III.

c. Seksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) IV, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya.

2. Merencanakan dan melaporkan kebutuhan bahan dan peralatan yang digunakan untuk proses produksi untuk wilayah kerja IPA IV.

3. Menganalisa proses produksi air pada instalasi pengolahan air secara kontinyu wilayah kerja IPA IV.

4. Menjaga dan memelihara ketesediaan air baku dan kebersihan instalasi untuk kelancaran produksi wilayah IPA IV.

d. Seksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) V, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dengan fungsinya

2. Menjaga dan memelihara ketersediaan air baku dan kebersihan instalasi untuk kelancaran produksi wilayah IPA V.

3. Mengatur pengoperasian distribusi air bersih termasuk pengoperasian terminal air dan pompa penguat (booster pump).

e. Seksi Laboratorium, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya.

2. Melakukan penelitian laboratorium secara terus menerus (periodik) terhadap kualitas air bersih dan air baku pada instalasi produksi termasuk mini plant.

(59)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Proses Pengendalian Piutang

Sebagaimana diketahui bahwa pengelolaan administrasi pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar seiring dengan ditemukan pegawai kurang memliki kemampuan untuk melindungi dan memainkan harta kekayaan perusahaan.Penyimpangan/ kesalahan dari kebijaksanaan yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar kurang akuratnya data akuntansi yang disajikan.

Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa fungsi-fungsi manajemen piutang dalam meningkatkan penerimaan kas, maka sistem pengendalian intern pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar kurang berfungsi dengan baik. Untuk membantu dalam memperbaiki kondisi perusahaan khususnya pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar, dalam hal ini perlu adanya pembinaan dengan management sistem penerimaan kas pada perusahaan dengan sistem dan prosedur yang ditetapkan pada semua kegiatan mengenai pelayanan air bersih, baik peranan dan fungsi bagian kasir atau keuangan dan sangat membantu untuk mempercepat proses tersebut.

Pengendalian penerimaan kas menumbuhkan efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan, serta akan membantu pembinaan terhadap kegiatan perusahaan, untuk itu pengetahuan tentang internal control dalam meningkatkan penerimaan kas perlu lebih dipelajari dan dihayati.

48

(60)

Jadi dalam arti luas, mengenai sistem pengendalian kas mencakup pengendalian yang bersifat akuntansi dan administratif, sebagai berikut :

1. Pengendalian akuntansi

Dalam pengelolaan usaha pelayanan air bersih di Kota Makassar semua cara serta prosedur yang terutama menyangkut dan berhubungan langsung dengan pengamanan harta untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar yang umumnya meliputi :

a. Sistem pemberian wewenang b. Sistem persetujuan

c. Pemisahan antara tugas operasional atau tugas yang berhubungan harta kekayaan dan tugas pencatatan.

2. Pengendalian administratif

Pengendalian administratif yang meliputi rencana organisasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar dan semua cara serta prosedur yang ketaatan terhadap kebijaksanaan Direktur perusahaan dan pada umumnya tidak langsung berhubungan dengan catatan keuangan perusahaan pada umumnya, meliputi :

a. Analisa statistic

b. Laporan pencatatan kegiatan

c. Program catatan karyawan dan anggota

Untuk menciptakan suasana sistem pengawasan dalam meningkatkan penerimaan kas yang baik pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar harus melakukan 3 (tiga) persyaratan, sebagai berikut :

(61)

1. Prosedur, harus ada prosedur tertentu dan prosedur ini harus dijalankan prosedur yang telah ditentukan tetapi tidak dijalankan, tidak mempunyai arti dari segi pengendalian.

2. Pelaksanaan prosedur yang telah ditetapkan itu harus dijalankan oleh orang yang cakap. Kecakapan meliputi kombinasi dari keahlian, pengetahuan, ketelitian, dan adanya wewenang.

3. Pemisahan tugas, jika seorang menjalankan beberapa prosedur yang satu sama lainnya bertentangan, sistem pengendalian kas tidak dapat berfungsi.

B. Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan dan Pengeluaran Kas 1. Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Kas

Dalam pelaksanaan pengawasan dalam penerimaan kas pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar yang mempunyai sistem dan prosedur harus dijalankan serta ditetapkan harus memperhatikan kepentingan perusahaan utamanya menyangkut wewenang dalam pelaksanaan tugas, sebagai berikut :

a. Pengendalian intern kas dan Bank

Pengendalian intern kas bank yang dilakukan oleh anggota Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar, antara lain : 1) Penerimaan dan pengeluaran kas harus dibuatkan bukti kas masuk dan

kas keluar yang disetujui oleh yang berwewenang pada perusahaan.

2) Bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran kas harus dibuatkan nomor urut cetak.

(62)

3) Bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran kas harus ditandatangani oleh yang menerima uang.

4) Bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran kas yang dibatalkan harus diberi tanda bukti sedemikian rupa sehingga tidak bisa digunakan lagi.

5) Penerimaan dan pengeluaran kas yang harus dicatat/ dibukukan dengan segera.

6) Adanya pemisahan tugas antara menerima dan yang mengeluarkan kas (kasir) dengan petugas yang menyelenggarakan pembukuan.

7) Adanya pengecekan secara berkala oleh pejabat yang berwenang atas sisa kas yang dibandingkan dengan buku catatan kasir dan buku besar perkiraan kas.

8) Adanya pembatasan sisa kas yang ada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar.

9) Adanya pemeriksaan kas secara mendadak oleh pejabat yang berwenang dari dalam perusahaan itu sendiri.

10) Adanya penyimpangan-penyimpangan uang kas di tempat yang aman.

11) Menerima R/K dari bank dan membuat rekomendasi bank secara berkala.

12) Mengadakan tindak lanjut atas pos-pos rekonsiliasi bank.

13) Berusaha memberikan informasi ke bank jika terdapat perbedaan- perbedaan yang kurang jelas antara R/K bank dengan buku harian Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar.

Gambar

TABEL II
TABEL III
TABEL IV
TABEL VI
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek penangkapan perikanan pukat cincin yang berbasis di PPP Tamperan berupa ukuran kapal dan alat tangkap, rumpon, daerah

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) desain RPP yang dapat diimplementasikan ke dalam pembelajaran materi membaca peta lingkungan dengan menggunakan

Teknik analisis yang dipergunakan adalah Partial Least Square [PLS] untuk mengetahui kausalitas antar variabel yang dianalisis.Berdasarkan hasil pengolahan data,

No Tanggal Masuk Berkas Perusahaan Nama Nama Pengusaha Alamat Perusahaan Alamat Pengusaha Modal Usaha Perusahaan Gol.. SANOLO

Dalam usaha membangunkan sektor IKS dan aktiviti keusahawanan di luar bandar, pihak kerajaan Malaysia telah memberi tumpuan yang sepenuhnya dengan melibatkan

pemberi hibah ada dua, yaitu pemberi hibah adalah Allah SWT., seperti dalam al-Qur’an surat al-Shu’ara> ’ ayat 83 yang menjelaskan bahwa Allah telah memberikan hikmah kepada

Naskah-naskah di atas merupakan naskah yang sesuai dengan kriteria data dalam penelitian filologi tradisional, yang mana data berbentuk naskah-naskah tersebut harus

Dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat dalam penerapan Covid-19 di wilayah pasar tajung bajure kota sungai penuh pendapat masyarakat berbeda-beda sebagian