• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN SISTEM MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) PADA DEPARTEMEN WAREHOUSE DI PT GRAHA BUMI HIJAU TAHUN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN SISTEM MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) PADA DEPARTEMEN WAREHOUSE DI PT GRAHA BUMI HIJAU TAHUN 2019"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERAPAN SISTEM MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) PADA DEPARTEMEN WAREHOUSE

DI PT GRAHA BUMI HIJAU TAHUN 2019

AHMAD FIRDAUS1 WIJI SAFITRI, SMB.,M.M2 Ahmadfirdauspohan96@gmail.com : Wiji.safitri09@gmail.com

ABSTRACK

Persediaan bahan baku merupakan salah satu faktor penting dalam proses produksi. Kekurangan bahan baku akan berakibat pada terhambatnya proses produksi, sebaliknya kelebihan bahan baku akan berakibat pada membengkaknya biaya penyimpanan dan biaya lainnya. Melalui pengendalian persediaan yang optimal, perusahaan dapat menentukan kuantitas pemesanan yang tepat dengan meminimalkan biaya persediaan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis Perencanaan persediaan bahan baku yang diterapkan oleh PT. Graha Bumi Hijau Pada Tahun 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja daripada suatu proses produksi material mentah menjadi bahan jadi yang bernilai jual tinggi, agar dapat terlaksana dengan tepat waktu dan dengan jumlah material yang tepat. Perencanaan kebutuhan material dibuat agar dalam pelaksanaan pekerjaan, penggunaan material menjadi efisien dan efektif sehingga tidak terjadi masalah karena kekosongan material pada saat dibutuhkan.

Penelitian ini dilaksanakan dengan membuat master production schedule (MPS) atau jadwal induk produksi kemudian membuat catatan ketersediaan material dilanjutkan dengan

membuat bill of material (BOM) atau struktur produk dari engine dan melakukan perhitungan peramalan permintaan menggunakan metode penghitungan data.

Kata kunci : Peramalan, Material Requirement Planning (MRP

PENDAHULUAN Latar Belakang

Perusahaan di era globalisasi saat ini harus mampu mempersiapkan diri secara lebih baik, karena dalam era perdagangan tanpa batas tersebut mengakibatkan persaingan menjadi semakin ketat, sehingga faktor keuangan, pemasaran, produksi dan sumber daya manusia merupakan faktor penentu dalam memenangkan persaingan, Untuk mampu

bersaing dan menguasai pasar, maka suatu perusahaan harus memiliki keunggulan dibandingkan pesaing-pesaingnya dalam memenuhi permintaan konsumen. Salah satu cara untuk dapat memenuhi permintaan konsumen secara memuaskan adalah dengan menghasilkan produk yang tepat waktu, Dalam melaksanakan produksi yang tepat waktu, perusahaan harus mampu mengoptimumkan persediaan bahan baku yang dimiliki.

(2)

Dengan adanya pengelolaan atas persediaan bahan baku yang terencana dengan baik, maka perusahaan akan dapat

menghindari ketidaktersediaan bahan baku yang dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.

Selain itu perusahaan juga dapat menghindari penumpukan bahan baku di gudang secara berlebihan, dan meminimumkan biaya-biaya persediaan seperti biaya penyimpanan (holding costs), biaya pemesanan (ordering costs) dan biaya kekurangan atas bahan baku (stock out costs). Perusahaan harus menginvestasikan sejumlah uang untuk setiap persediaan bahan baku yang disimpan di gudang ( Asrori.H,)( 2010 )

Persediaan bahan baku yang berlebihan akan mengakibatkan tertahannya modal dan menimbulkan biaya-biaya persediaan, sedangkan persediaan bahan baku yang terlalu sedikit akan menghambat kelancaran proses produksi yang dapat berdampak terhadap hilangnya kepercayaan konsumen. Oleh karena itu perusahaan ha rus dapat mempertahankan suatu jumlah persediaan bahan baku yang optimum agar dapat menjamin kelancaran produksi dalam

jumlah dan mutu yang tepat serta dengan biaya yang seefisien mungkin (Penindra dan I made Indrayana (2015)

Perusahaan dalam upaya mengendalikan persediaan bahan baku yang optimum memerlukan suatu sistem perencanaan persediaan bahan baku yang tepat. Salah satu sistem perencanaan bahan baku yang dapat digunakan adalah sistem Material Requirements Planning (MRP). Sistem MRP merupakan suatu metode yang digunakan untuk menghitung bahan baku yang permintaannya tergantung pada permintaan produk akhir yang diterima perusahaan.

Beberapa manfaat dari sistem MRP antara lain: untuk menghitung kebutuhan bahan baku yang diperlukan dalam penyelesaian produk akhir, untuk menentukan komponen-komponen yang harus dibuat atau dibeli, dan untuk menentukan berapa jumlah bahan baku yang dibutuhkan dan waktu penyediaannya Ruauw,E.

2011 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara memperkirakan kebutuhan bahan baku periode akan datang pada PT. Graha Bumi Hijau ? 2. Bagaimana melakukan perencanaan

dan pengendalian bahan baku pada PT. Graha Bumi Hijau ?

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Persediaan

Manajemen persediaan merupakan sistem- sistem untuk mengelola persediaan. Bagaimana barang-barang persediaan dapat diklasifikasikan dan seberapa akurat catatan persediaan dapat dijaga. Kemudian, kita

(3)

akan mengamati kontrol persediaan dalam sektor pelayanan. Manajer operasi diseluruh dunia telah menyadari bahwa manajemen persediaan yang baik sangatlah penting. Di satu sisi, sebuah perusahaan dapat mengurangi biaya dengan mengurangi persediaan.

Di sisi lain, produksi dapat berhenti dan pelanggan menjadi tidak puas ketika sebuah barang tidak tersedia. Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan. Anda tidak akan pernah mencapai sebuah strategi berbiaya rendah tanpa manajemen persediaan yang baik (Heizer & Render, 2014:512).

Keakuratan Catatan Persediaan Keakuratan catatan persediaan adalah prasyarat bagi manajemen persediaan, penjadwalan, produksi dan pada akhirnya penjualan. Keakuratan bisa dipertahankan dengan sistem priodik atau perpetual. Sistem priodik memerlukan persediaan secara teratur (priodik) untuk menentukan kuantitas persediaan ditangan. Beberapa peritel kecil dan dimana fasilitas persediaan yang dikelola oleh penjual barang (penjual barang memeriksa kuantitas persediaan di tangan dan 8 menyediakannya kembali seperlunya) menggunakan sistem priodik. Meskipun demikian kelemahan sistem priodik adalah kurangnya pengendalian antara tinjauan dan perlunya membawa persediaan tambahan untuk melindunginya dari kekurangan persediaan.

Variasi dari sistem periodik adalah sistem dua tempat sampah. Dalam praktiknya, manajer toko akan

mempersiapkan dua wadah (masing masing wadah dengan persediaan yang cukup untuk memenuhi permintaan sepanjang waktu yang diperlukan untuk menerima pesanan lainnya) dan menempatkan pesanan ketika wadah kosong.

Alternatif lainnya adalah persediaan perpetual menelusuri penerimaan dan pengurangan persediaan secara berkelanjutan. Penerimaan persediaan biasanya dicatat di departemen penerimaan dalam beberapa cara setengah otomatis, seperti melalui pembaca kode batang (barcode), dan pengeluaran persediaan dicatat saat barang meninggalkan ruang penyimpanan atau di perusahaan ritel dicatat di kasir penjualan. Terlepas dari sistem persediaan yang ada, keakuratan catatan penjualan membutuhkan penyimpanan catatan persediaan masuk dan keluar yang baik, termasuk keamanan yang baik. Ruang penyimpanan yang tertata dengan baik, akses terbatas, tata graha yang baik serta tempat penyimpanan yang bisa menyimpan dalam jumlah yang tetap. Dalam fasilitas penyimpanan manufaktur ataupun ritel dimana wadah, 9 rak dan bagian penyimpanan

diberi label secara akurat. Keputusan penting mengenai pemesanan, penjadwalan, dan pengiriman hanya dibuat ketika perusahaan mengetahui persediaan apa saja yang ada ditangan (Heizer &

Render, 2014:515)

(4)

Pada perusahaan manufaktur setiap manajemen perusahaan harus memiliki kompetensi yang baik agar dapat mengelola dan mengadakan persediaan yang efektif guna menciptakan alur kerja operasional yang efektif dan efisien.

Persediaan (inventory) adalah sejumlah bahan atau barang yang tersedia untuk digunakan sewaktu–waktu dimasa yang akan datang. Persediaan ditujukan agar proses produksi suatu perusahaan dapat berlangsung secara fleksibel. (Pantos, 2010 dalam Rachmat, 2012).

Persediaan ialah “Persediaan secara umum ditujukan untuk barang-barang yang dimiliki perusahaan dagang, baik berupa usaha grosir maupun ritel ketika barang- barang tersebut telah dibeli dalam kondisi siap untuk dijual” (Stice, 2011 dalam Rachmat, 2012).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan barang yang disimpan dalam perusahaan yang akan dikelola kemudian dijual dan mempengaruhi biaya dalam proses penyimpanan barang tersebut.

Penentuan besarnya persediaan bahan baku merupakan masalah yang penting bagi perusahaan, karena sering kali terjadi kesalahan dalam menentukan besarnya investasi (modal yang tertanam) dalam persediaan maka akan menekan keuntungan perusahaan. Adanya persediaan bahan baku yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan perusahaan akan menambah biaya pemeliharaan dan penyimpanan. Selain itu kelebihan bahan baku akan menyebabkan penyusutan dan kualitas bahan yang tidak dapat dipertahankan, sehingga akan mengurangi keuntungan perusahaan.

Demikian pula sebaliknya, persediaan bahan baku yang terlalu kecil dalam perusahaan akan mengakibatkan kemacetan dalam produksi, sehingga perusahaan akan mengalami kerugian yang dikarenakan tidak dapat melayani permintaan pelanggan.

Menurut Prawira (2013:3), “persediaan bahan baku di perusahaan harus dapat dikontrol agar tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan”. Apabila persediaan yang dimiliki melebihi dari kebutuhan perusahaan maka akan menimbulkan berbagai biaya seperti biaya penyimpanan di gudang, biaya pemeliharaan dan dapat pula mengalami kerugian yang disebabkan oleh kerusakan bahan baku tersebut seperti misalnya berjamur, apek dan lain sebagainya. Jika persediaaan tidak mencukupi maka akan dapat menimbulkan terhambatnya produksi dari barang tersebut. Pengendalian disini dapat menjaga ketersediaannya bahan baku di gudang sehingga tidak terjadinya kelebihan maupun kekurangan yang dapat menghambat proses produksi.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif.

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2014).

Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:13) mendefinisikan objek penelitian sebagai berikut.

Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Rancangan penelitian sering pula disebut sebagai desain penelitian. Rancangan penelitian merupakan

(5)

prosedur atau langkah-langkah aplikatif penelitian yang berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian ilmiah bagi si peneliti yang bersangkutan. Rancangan penelitian harus ditetapkan secara terbuka sehingga orang lain dapat mengulang prosedur yang dilakukan untuk membuktikan kebenaran penelitian ilmiah yang telah dilakukan penelitian (Bintarti, 2015).

Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 80).

Populasi dalam penelitian ini adalah produk – produk Tissu Tessa

Sampel

Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diolah dari sejumlah populasi maka perlu dilakukan teknik pengambilan sampel yang tepat. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012, hlm. 80). Sample dalam penelitian ini adalah produk Tissu dengan periode waktu Agustus – Desember 2019.

Metode Pengumpulan Data

Dalam setiap penelitian, untuk dapat memperoleh data maka diperlukan teknik pengumpulan data. Tekhnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2012, hlm.

137). Tekhnik pengumpulan data yang digunakan pada saat penelitian yaitu :

1. Observasi Non Partisipan Terstruktur

Dimana peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, penulis hanya sebagai pengamat independent. Disebut sebagai observasi terstruktur karena observasi telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati , kapan dan dimana tempatnya sudah diketahui. Jadi observasi terstruktur

dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan menanyakan informasi terkait dengan data yang kita butuhkan kepada sumber data.

Dimana tujuan dari wawancara ini adalah dapat menjawab semua permasalahan yang telah kita rumuskan, atau permasalahan yang akan kita teliti.

3. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda- benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian,

(6)

4. dan sebagainya. (Arikunto, 2010, hlm. 201).

Selain mendapatkan dokumentasi dari subjek penelitian studi literatur pun dilakukan. Karena studi literatur merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memperoleh data dengan cara memba3ca dan mempelajari buku, artikel, karya ilmiah guna memperoleh informasi atau referensi yang berkaitan dengan penelitian.

Hasil Penelitian

Gambaran Umum Penelitian

PT. Graha Bumi Hijau ini berlokasi di Jl.

Raya Teuku Umar No. 14 Gandasari,Kec.

Cikarang Barat Bekasi, Jawa Barat.

Perusahaan ini menyediakan layanan pemotongan kertas belaka, dan pada tahun1986 perusahaan ini memutuskan untuk memproduksi kertas itu. Dalam jangka waktu yang cukup singkat PT.

Graha Bumi Hijau mulai unit bisnis baru yang berfokus sepenuhnya pada produksi jumbo roll untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar di seluruh dunia.

5.

Hal ini di perlukan dalam menjaga kualitas produk perusahaan, agar menjadi salah satu perusahaan yang berbasis kertas terkemuka di Asia Pasifik dengan menyediakan produk berkualitas tinggi dan produk-produk inovatif dan menjadi pilihan pertama bagi pelanggan.

6.

Komitmen PT Graha Bumi Hijau membuatnya berhasil mengekspor produk premium ke berbagai negara

diantaranya Australia, Korea, Timur Tengah, dan Afrika dan telah mencapai TOP BRAND selama 7 kali sebagai perusahaan yang berkembang pesat, dengan Produk tisu yang di tawarkan

7.

Seperti : Facial (adalah jenis kertas tisu digunakan untuk wajah), Toilet (kertas tisu digunakan di toilet bukan air), Napkin (kertas tisu yang di gunakan sebagai serbet di meja makan) dan Towel (kertas tisu yang digunakan di dapur (kitchen towel) dan di wastafel (handuk tangan).

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil analisa data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan analisis masalah di atas dapat simpulkan bahwa material hanya akan di datangkan apabila bulan tersebut PT. Graha Bumi Hijau memang membutuhkan material sehingga biaya pembelian yang dikeluarkan perusahaan dapat mencapai minimal dan tidak menyebabkan kapasitas material berlebih di dalam Gudang. Kondisi ini menyebabkan kelebihan persediaan (Overstock). Juga Perlu di adakan nya kembali stock opname yang lebih kritis, dalam artian segala sesuatu harus di hitung dan di rencanakan dengan betul- betul mengikuti jumlah dan alur proses yang ada untuk menghindari masalah yang sama secara berulang.

(7)

2. Oleh karena itu dapat disimpilkan dengan mulai di adakan nya penerapan sistem material requirements planning pada departemen warehouse di PT.

Graha Bumi Hijau maka persedian bahan baku dan perhitungan jumlah pembelian baru yang lebih efektif sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Selain itu mampu memangkas waktu pekerjaan terhadap barang lain sehingga menjadi lebih efisien, serta dengan pembelian baru mampu membuat tempat persediaan menjadi lebih rapih dan tertara karena tempat penyimpanan terpakai sesuai dengan kapasitasnya.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, hiharapkan agar penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan perusahaan untuk ;

1. Bagi Penulis

Untuk menerapkan ilmu yang diperoleh penulis selama kuliah manajemen

operasional. Menambah pengetahuan mengenai persediaan bahan baku di PT.

Graha Bumi Hijau

2. Bagi Perusahan

Dalam melakukan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku, perusahaan dapat melakukan permalan setiap bulannya supaya total biaya penyediaan menjadi minimum dan juga tidak terjadi penumpukan persediaan bahan baku.

DAFTAR PUSTAKA

Asvin Wahyuni, Achmad Syaichu. 2015.

Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Menggunakan Metode Material Requirement Planning (Mrp) Produk Kacang Shanghai Pada Perusahaan Gangsar Ngunut-Tulungagung. Jurnal Spektrum Industri, 2015, Vol. 13, No. 2, 115 – 228 ISSN : 1963-6590.

Asrori.H, 2010.Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kayu Sengon PT. Abhirama Kresna Dengan Metode EOQ (skripsi).Program Studi Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Darsono Nababan SISTEM PENGONTROLAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

(Studi Kasus Gundaling Farm) Jurnal ISD Vol.2 No.1 Januari - Juni 2017 pISSN : 2477- 863X eISSN: 2528-5114

Firmansyah Saleh1, Dian Dharmayanti2 PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA SISTEM

INFORMASI PESANAN DAN INVENTORY

(8)

Gede Widya Jaya Laksana1), I Gusti Agung Kade Suriadi2), I Putu Lokantara3

Penerapan MRP Pada Persediaan Material Dan Pengaruhnya

Terhadap Ketepatan Waktu Jurnal METTEK Volume 5 No 2 (2019) pp 119 – 127 ISSN 2502-0829 ojs.unud.ac.id/index.php/mettek

Gema Lestari Saragi. 2014. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Daging Dan Ayam Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ). e- Proceeding of Management : Vol.1, No.3 ISSN : 2355-9357.

Hartini, 2011 peramalan dapat bermanfaat bagi Production Planning and Inventory Control (PPIC).

Harly I. Unsulangi1 Arrazi Hasan Jan2 Ferdinand Tumewu3 ANALISIS ECONOMIC ORDER

QUANTITY (EOQ) PENGENDALIAN

PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI PADA PT. FORTUNA INTI ALAM Jurnal EMBA Vol.7 No.1 Januari 2019, Hal. 51 – 60 ISSN 2303-1174

Heizer, J., dan Render, B. 2011 . Manajemen Operasi. Edisi Kesembilan, Buku 1.

Salemba Empat, Jakarta

Iswandi, Idris. 2015. Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan

Menggunakan MRP (Material

Requirements Planning). Jurnal Teknovasi Volume 02, Nomor 1, 2015, 61 –91 ISSN : 2355-701X

Jiant Vialy dan Ida Ayu Ari Angreni. 2013.

Aplikasi Metode Mrp (Material Requirement Planning) Terhadap

Material Pasir, Semen Dan Besi Tulangan Pada Konstruksi Jalan Layang. Jurnal Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 5 Oktober 2013 Bandung, 8-9 ISSN:

1858-2559.

Juliana Puspika dan Desi Anita INVENTORY CONTROL DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI ROTI PADA PABRIK ROTI BOBO PEKANBARU JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 3 September 2013

Ketut Jayana. 2014. Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Pembuatan Meubel Menggunakan Metode Material Requirment Planning Pada Ud Jaya Utama Seririt. Vol: 4 No: 1.

Mutiara Simbar1 Theodora M.

Katiandagho2 Tommy F. Lolowang2 Jenny Baroleh2

ANALISIS

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAYU CEMPAKA PADA INDUSTRI MEBEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ (Studi Kasus Pada UD. Batu Zaman) Jurnal Ilmiah, oktober 2014

Purnomo, A. 2010. Perencanaan Produksi Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada Pengrajin Tahu dan Tempe IM Cibogo Bandung. Jurnal Logistik Bisnis Politeknik Pos Indonesia. Vol.1, No.1, 2010, ISSN: 2086-8561. Diakses Mei 2010.

(9)

Rachmat Indratjahaja, Siti Maimunah dan Nurul Qadariyanti. 2012. Pengaruh Perubahan Financial Leverage Terhadap Earning Per Share PT Holcim Indonesia Tbk. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi (JIMAFE) Volume Semester I.

Render, Barry dan Heizer, Jay. (2015).

Manajemen Operasi edisi kesebelas, Salemba Empat, Salemba Embun Patria, Jakarta .

Rizki Eka Putri, 2018. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Kain Studi Kasus CV.

Celine Production. Jurnal Equlibiria Volume 5 No.2 Tahun 2018 Print ISSN 25031546.

Renta,Nova dkk, 2013. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Rokok pada PT.Gentong Gotri Semarang Guna Meningkatkan Efisiensi Biaya Persediaan. Jurnal Universitas Diponegoro.

Ruauw,E. 2011. Pengendalian persediaan bahan baku(Contoh Pengendalian pada usaha Grenda Bakery Lianli Jurnal Manado.

Stevenson, 2011:72 Buku Operation Management

Supriyanto dan Tia Yunita Barus. 2015.

Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Menggunakan Metode Mrp (Material Requirement Planning) Dan Metode Jit (Just In Time). Jurnal Bisnis Administrasi Volume 04, Nomor 02, 2015, 101- 116.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).

Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.

Tiatra Supit, Arrazi Hasan Jan. 2015.

Analisis Persediaan Bahan Baku Pada Industri Mebel Di Desa Leilem. 2015. Jurnal EMBA 1230 Vol.3 No.1 ISSN 2303-1174.

Tuerah, M. C. 2014. Analisis

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Ikan. Tuna Pada CV. Golden KK. Jurnal EMBA. ISSN 2303- 1174. Vol.2 No.4, 524. Manado.

Referensi

Dokumen terkait

Bidang Penguatan kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengelolaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kitosan – kolagen, melihat karakterisasi optimum dari membran selulosa bakteri coating kitosan –

Pompian (2006) menyatakan bahwa regret aversion dapat menyebabkan beberapa hal yaitu, investor menjadi terlalu konservatif; terlalu antipati terhadap pasar

Accordingly, a study on the supplementation of the lay- ing hens diets with mangosteen pericarp meal ( MPM) and VE was carried out to determine their effects on egg

One of the byproduct is date fruit waste (DFW). Up to 56% of date fruit weights are left as DFW after date fruit processing to produce date oil. Our in vitro preliminary study

Pengereman regeneratif untuk mengisi baterai pada mesin arus searah tanpa sikat dilakukan dengan cara menyearahkan tegangan keluaran mesin menggunakan penyearah, lalu

Karena pukulan smash merupakan suatu teknik pukulan yang bertujuan untuk mematikan pertahanan lawan, dan juga pada saat bermain lawan sering melakukan kesalahan

Pencatatan dan pelaporan data obat di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatausahaan obat-obatan secara tertib baik