• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyuluhan Pemanfaatan Hidroponik Pada Perkarangan Sempit Di Kecamatan Ingin Jaya Aceh Besar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Penyuluhan Pemanfaatan Hidroponik Pada Perkarangan Sempit Di Kecamatan Ingin Jaya Aceh Besar"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Desember 2022 pISSN 2685-0303

261

Penyuluhan Pemanfaatan Hidroponik Pada Perkarangan Sempit Di Kecamatan Ingin Jaya Aceh Besar

Rahmiati1*, Rahmah Hayati2, Savitri3, Ainal Mardhiah4, Sri Fitri5

1*,2,3

Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Abulyatama Aceh, Jl.

Blang Bintang Lama Km 8,5 Lampoh Keudee, Aceh Besar 23372, Indonesia

4,5 Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Abulyatama Aceh, Jl. Blang Bintang Lama Km 8,5 Lampoh Keudee, Aceh Besar 23372, Indonesia

*Email korespondensi: rahmiati_agroteknologi@abulyatama.ac.id ABSTRACT

Hydroponics is a farming activity from utilizing water without using the soil with an emphasis on meeting the nutritional needs of the plants. The water requirement for hydroponics was less than the water requirement for cultivation with the soil.

The land was used no need of large but the nutrients in the plants. The hydroponic system was most a profitable, to crop production was higher, more secure from pests and diseases, the plants grow faster, and the fertilizers more efficiently, if a plant was not growth, it could be easily replaced with new plants, and the plants was provide sustainable results. However, there were still to areas in Indonesia, especially in Aceh that have not used the hydroponics in narrow yards to grow their agricultural crops. Based on the results of the evaluation, the hydroponic systems were extension activities in narrow yards, the results and benefits were obtained, including being able to increase the understanding of the local community about hydroponic farming systems on narrow land. This service activity was smoothly, because of various supporters, especially the participation of participants to quite enthusiastic and actively participated in this socialization activity.

Keywords: Hydroponics, grounds, cultivation, plants, Aceh.

ABSTRAK

Hidroponik merupakan kegiatan bercocok tanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit dari pada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Lahan yang digunakan juga tidak perlu terlalu luas namun nutrisi pada tanaman terpenuhi. Penggunaan sistem hidroponik lebih menguntungkan, produksi tanaman lebih tinggi, lebih terjamin dari hama dan penyakit, tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih hemat, bila ada tanaman yang mati, bisa dengan mudah diganti dengan tanaman baru, dan tanaman memberikan hasil yang berkelanjutan. Namun masih ada beberapa wilayah di Indonesia khususnya di Aceh yang belum memanfaatkan hidroponik pada perkarangan sempit untuk menanan tanaman pertaniannya. Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan penyuluhan sistem hidroponik pada perkarangan sempit diperoleh hasil dan manfaat, diantaranya adalah mampu meningkatkan

(2)

262

pemahaman masyarakat setempat tentang sistem pertanian secara hidroponik dilahan sempit. Kegiatan pengabdian ini berjalan dengan lancar, karena adanya berbagai pendukung terutama partipasi peserta yang cukup antusias dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosialisasi ini.

Kata Kunci: Hidroponik, perkarangan, budidaya, tanaman, Aceh.

PENDAHULUAN

Berkurangnya lahan pertanian yang terus-menerus terjadi akibat bertambahnya penduduk mengakibatkan terjadinya pengalih fungsi lahan yang menyebabkan berkurangnya lahan pertanian. Pemanfaatan lahan perkaragan sempit untuk bercocok tanam bisa membantu untuk memulihkan kondisi pertanian di tengah masyarakat perkotaan, pada lahan sempit bercocok tanam bisa dilakukan dengan menggunkan sistem hidropnik.

Rochintaniawati (2016) menyatakan bahwa hidroponik adalah bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tumbuhnya, dimana tanaman dapat di tanam dalam pot atau wadah lainnya dengan menggunakan air dan atau bahan-bahan porus lainnya, seperti kerikil, pecahan genting, pasir, pecahan batu ambang, dan lain sebagainya sebagai media tanamnya.

Keuntungan bercocok tanam sistem hidroponik yaitu kebersihan tanaman lebih mudah dijaga, tidak perlu melakukan pengolahan lahan dan pengendalian gulma, media tanam steril, penggunaan air dan pupuk sangat efisien, tanaman dapat dibudidayakan terus tanpa tergantung musim, dapat dilakukan pada lahan yang sempit, serta terlindung dari hujan dan matahari langsung (Silvina dan Syafrinal 2008). Sedangkan menurut Rochintaniawati (2016), bercocok tanam secara hidroponik dapat memberikan keuntungan, antara lain: tanaman terjamin kebebasannya dari hama dan penyakit, produksi tanaman lebih tinggi, tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih efisien, tanaman memberikan hasil yang kontinu, lebih mudah dikerjakan tanpa membutuhkan tenaga kasar, tanaman dapat tumbuh pada tempat yang semestinya tidak cocok, tidak ada resiko sebagai ketergantungan terhadap kondisi alam setempat, dan dapat dilakukan pada tempat-tempat yang luasnya terbatas.

Surtinah (2016) menjelaskan bahwa sistem budidaya hidroponik sangat bergantung pada air, dan air yang digunakan adalah air yang sudah diberi nutrisi lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada umumnya instalasi hidroponik dirakit dengan kemiringan tertentu, sehingga air dapat mengalir yang kecepatannya sesuai dengan kemiringan. Bersamaan dengan mengalirnya air maka kebutuhan oksigen pada media tanam akan tercukupi.

Hidroponik saat ini menjadi trend di kalangan masyarakat karena selain mudah untuk proses penanamannya, perawatannya juga tidak susah, walaupun menggunakan air, air yang digunakan tidak sebanyak tanaman yang ada di tanah, sehingga lebih efisien, apalagi kalau daerah tersebut yang memiliki pasokan air terbatas. Dengan demikian hidroponik sangat layak untuk dibudidayakan dan semakin disosialisasikan ke semua kalangan masyarakat terutama di daerah perkotaan (Satya et al. 2017).

Keuntungan dari bercocok tanam menggunakan sistem hidroponik adalah tidak membutuhkan tanah, pertumbuhan tanaman akan lebih cepat, tidak perlu melakukan penyiraman tanaman seperti bercocok tanam pada umumnya, tenaga yang dibutuhkan lebih sedikit. Proses panen tanaman menggunakan hidroponik lebih mudah

(3)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Desember 2022 pISSN 2685-0303

263 dibandingkan dengan metode bercocok tanam yang menggunakan tanah. Hasil panen dari metode hidroponik cenderung lebih banyak dan lebih menghemat tempat serta buah dan sayur yang dihasilkan menjadi lebih steril karena bebas dari pestisida ataupun herbisida berbahaya, resiko tanaman terserang hama serta penyakit akan lebih kecil.

Tanaman yang tumbuh subur mengunakan metode hidroponik pada umumnya sayur dan buah. Contoh tanaman hidroponik yang bisa tumbuh subur yaitu sawi hijau, selada hijau, buncis, pare, pakcoy, bayam dan strawberry. Media yang bisa dimanfaatkan untuk menanam dengan cara hidroponik ini adalah botol plastik, pipa paralon dan masih banyak lagi lainnya. Alat dan cara yang digunakan untuk membuat tanaman hidroponik cukup mudah dan terjangkau (Sulaeman 2009 dalam Roosany et al. 2014).

Dalam upaya mendukung perkembangan pertanian di tengah perkotaan dan juga sejalan dengan permasalahan yang ada pada Ibu – Ibu di Kecamatan Ingin Jaya Aceh Besar yaitu keterbatasan lahan yang ada di perkotaan sehingga menjadi kendala untuk kegiatan bercocok tanam.

METODE PELAKSANAAN

Adapun metode pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai berikut:

1. Kegiatan pengabdian dilakukan dengan mengundang masyarakat setempat ke balai desa untuk mengikuti Penyuluaha Pemanfaatan Sistem Hidroponik Pada Perkarangan Sempit.

2. Memberikan materi dengan presentasi di depan petani untuk menyapaikan informasi tentang penyuluhan yang dilakukan.

3. Kegiatan ini juga mengajak masyarakat agar dapat menanam secara hidroponik, serta meningkatkan kreatifitas masyarakat untuk mengambangkan usahataninya agar lebih optimal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dilakukan dengan tema Penyuluhan pemanfaatan sistem hidroponik pada perkarangan lahan sempit melalui metode hidroponik kepada kelompok Ibu – Ibu melalui beberapa rangkaian acara mulai dari pemaparan materi hingga diskusi bersama.

(4)

264

Pertama, penyuluhan sistem hidroponik dilakukan dengan menyampaikan tentang sistem hidroponik yang akan diaplikasikan pada pekarangan lahan sempit. Pengertian hidroponik harus terlebih dahulu di sampaikan kepada para peserta yang ikut dalam program PKM bertujuan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teknik hidroponik dalam bercocok tanam dan menjadi salah satu upaya mengatasi permasalahan keterbatasan lahan di kota untuk bercocok tanam.

Kedua, setelah para peserta memahami apa yang dimaksud dengan sistem hidroponik, selanjutnya menjelaskan tentang bagaimana sistem hidroponik tesebut, sehingga bisa menjadi satu pilihan dalam bercocok tanam. Bercocok tanam menggunakan sistem hidroponik memiliki banyak keunggulan seperti tidak membutuhkan lahan yang luas, tidak membutuhkan banyak air, relatif tidak menghasilkan polusi terhadap lingkungan, memberikan hasil yang lebih cepat sehat, mudah dalam memanen, bebas dari serangan OPT. Maka dari itu sistem hidroponik bisa menjadi salah satu alternatif untuk bercocok tanam pada lahan sempit.

Ketiga, selanjutnya menjelaskan tanaman apa saja yang bisa Pada sistem hidropnik, diantaranya terdapat beberapa jenis sayuran dan buah-buahan yang sangat bagus untuk ditanam menggunakan sistem hidroponik diantaranya yaitu selada, seledri, tomat, mentimun, sawi, bayam, pakcoy, cabai, buncis, pare, dan strawberry. Setelah peserta mengetahui jenis-jenis tanaman apa saja yang dapat ditanam secara hidroponik, kami berhadap pada peserta bisa milih tanaman apa yang mereka sukai untuk di tanaman pada lahan perkarangan sempit.

Keempat, menyampaikan bagaimana cara pembuatan dan cara bercocok tanam dengan hidroponik tesebut agar peserta paham tentang penggunaan hidropnik yang besar dan tepat. Terdapat beberapa media tanam yang biasa digunakan dalam sistem hidroponik, yaitu: rockwool, spons, coconut Coir (sabut kelapa), sekam bakar. perlite, vermikulit, Lightweight Expanded Clay Aggregate (LECA), pasir. Wood fibre (serbuk

(5)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Desember 2022 pISSN 2685-0303

265 kayu), Gravel (kerikil). Brick shards (pecahan bata), kapas, gabus atau styrofoam. Kita bisa memilih media yang mana yang akan kita gunakan untuk sistem hidropik yang akan dilakukan. Untuk penanaman pada hidroponik benihnya harus di semai terlebih dahulu baru dipindah tanam.

Kelima, Melalui hasil diskusi, didapatkan informasi bahwa masyarakat setempat umumnya masih melakukan penanaman tanaman pertanian dengan mengunakan media tanah. proses sosialisai teknik budidaya tanaman secara hidroponik berjalan sangat baik, kehadiran dan antusiasme peserta juga sangat baik, pada akhir kegiatan selalu dilaksanakan semacam postes, dan hasilnya sangat baik. Namun pemahaman dan penguasaan peserta semakin meningkat. Penggunaan masalah yang dikaitkan dengan realita kehidupan sehari-hari sangat membantu menumbuhkan motivasi masyarakat. dan diharapkan kesadaran masyarakat tani untuk menerapkan sistem hidroponik pada penanaman tanaman dapat terus meningkat.

Kesimpulan

Melalui hasil sosialisasi dan pengabdian masyarakat ini diharapkan petani dapat melakukan penanaman tanaman secara hidroponik di perkarangan rumah meskipun tidak mempunyai lahan yang luas dan bisa menhasilkan sayuran yang sehat untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu-Ibu Kecamatan Ingin Jaya yang telah berpartisipasi melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).

(6)

266

DAFTAR PUSTAKA

BSN. 2016. Sistem Pertanian Organik. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta

IFOAM. 2005. Prinsip-Prinsip Pertanian Organik. IFOAM Organik International, Germany.

Mutiarawati T. 2001. Beberapa Aspek Budidaya dalam Sistem Pertanian Organik.

Makalahdisampaikan pada Seminar Forum Komunikasi dan Kerjasama Himpunan Mahasiswa Agronomi Indonesia Koordinasi Tingkat Wilayah IV, Jawa Barat, Jatinangor 11 Agustus 2001.

Roidah I. S. 2014. Pemanfaatan Lahan Dengan Menggunakan Sistem Hidroponik. J.

Universitas Tulungagung BONOROWO 1(2): 43-50.

Roosany T. I. N, I. G. S. A. Putra, N. W. S. Astiti. 2014. Strategi Pengembangan Usaha Sayur Organik pada CV Golden Leaf Farm Bali. Jurnal Manajemen Agribisnis 2 (1): 61

Sutanto. 2002. Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan Keberlanjutan.

Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Siswandi dan Sarwono. 2013. Uji Sistem Pemberian Nutrisi dan Macam Media terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada (Latuca sativa L.) Hidroponik. J. Agronomika 8(1): 144-148.

Surtinah. 2016. Penambahan Oksigen pada Media Tanam Hidroponik terhadap Pertumbuhan Pakcoy (Brassica rapa). J. Bibiet 1(1): 27-35.

Sastro dan Rokhman. 2016. Hidroponik Sayuran di Perkotaan. BPTP Jakarta.

Wahyuningsih A, S. Fajriani dan N. Aini. 2016. Komposisi Nutrisi dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) Sistem Hidroponik. J. Produksi Tanaman 4(8): 595-601.

Referensi

Dokumen terkait

Tema acara yang dipilih adalah “Jakarta Ku Bebas Polusi”, karena target utama dari kegiatan ini adalah warga DKI Jakarta, sebagai warga dari ibu kota negara

Hasil uji coba dari penelitian pengembangan ini adalah berupa: (1) Sebuah media pembelajaran pada praktikum listrik dinamis berbasis website yang dibuat dengan

Secara umum dapat dilihat pada tabel 7, bahwa indikator evaluasi tergolong dalam kriteria tinggi dengan tingkat capaian sebesar 92.00%. hal ini didukung oleh data yang

Celah penelitian yang ditemukan adalah terdapat berbagai peubah yang telah diteliti secara empiris untuk menjelaskan kesediaan berbagi- pengetahuan, hasil pengujian peubah

ketentuan Pasal 1320 ayat (4) KUH Perdata tentang Syarat-syarat sahnya suatu perjanjian yaitu objek tersebut tidak terlarang menurut undang- undang.Adanya prinsip

Pasal 6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek memuat juga ketentuan mengenai penolakan pendaftaran merek yaitu permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jenderal

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol... Jurnal Administrasi Bisnis

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan bermanfaat untuk mengatahui bagaimana cara kreatif yang ada dibalik suatu upaya penggambaran budaya tertentu dalam media massa film,