• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi bimbingan karir bagi siswa smalb kelas xii tunagrahita ringan di SLBN 2 lombok barat tahun ajaran 2021/2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Implementasi bimbingan karir bagi siswa smalb kelas xii tunagrahita ringan di SLBN 2 lombok barat tahun ajaran 2021/2022"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMALB KELAS XII TUNAGRAHITA RINGAN DI SLBN 2 LOMBOK

BARAT TAHUN AJARAN 2021/2022

Oleh:

Baiq Wardiana Salwa NIM: 180303068

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2022

(2)

IMPLEMENTASI BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMALB KELAS XII TUNAGRAHITA RINGAN DI SLBN 2 LOMBOK

BARAT TAHUN AJARAN 2021/2022 SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram

Untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Baiq Wardiana Salwa NIM: 180303068

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2022

(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi Baiq Wardiana Salwa, NIM 180303068 dengan Judul Implementasi Bimbingan Karir Bagi Siswa SMALB Kelas Xii Tunagrahita Ringan Di SLBN 2 Lombok Barat Tahun Ajaran 2021/2022

Disetujui pada tanggal, 18 September 2022

Pembimbing I

Mira Mareta, MA.

NIP. 197511072002122001

Pembimbing II

Syamsul Hadi, M.Pd.

NIP. 199005182019031007

(4)

NOTA DINAS PEMBIMBING

Mataram,18 September 2022 Hal : Ujian Skripsi

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Di Mataram

Dengan hormat, telah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, kami berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama Mahasiswa/i : Baiq Wardiana Salwa

Jurusan/Prodi : Bimbingan Konseling Islam (BKI)

Judul : Implementasi Bimbingan Karir Bagi Siswa SMALB Kelas Xii Tunagrahita Ringan Di SLBN 2 Lombok Barat Tahun Ajaran 2021/2022

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram.

Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera di- munaqasyah-kan.

Pembimbing I Pembimbing II

Mira Mareta, MA. Syamsul Hadi, M.Pd.

NIP. 197511072002122001 NIP. 199005182019031007

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Baiq Wardiana Salwa NIM : 180303068

Jurusan : Bimbingan Konseling Islam (BKI) Fakultas : Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Implementasi Bimbingan Karir Bagi Siswa SMALB Kelas Xii Tunagrahita Ringan Di SLBN 2 Lombok Barat Tahun Ajaran 2021/2022 ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Jika saya terbukti melakukan plagiat tulisan/karya orang lain, siap menerima sanksi yang telah ditentukan oleh lembaga.

Mataram,18 September 2022 Saya yang menyatakan

Baiq Wardiana Salwa

(6)

PENGESAHAN

Skripsi oleh: Baiq Wardiana Salwa, NIM 180303068 dengan judul Implementasi Bimbingan Karir Bagi Siswa SMALB Kelas Xii

Tunagrahita Ringan Di SLBN 2 Lombok Barat Tahun Ajaran 2021/2022 telah dipertahankan di depan dewan penguji jurusan Bimbingan Konseling Islam (BKI) UIN M ataram untuk meraih gelar Sarjana Sosial.

Dewan Penguji

Mira Mareta, MA. ( )

(Ketua Sidang/Pem. I)

Syamsul Hadi, M. Pd. ( )

Ketua Sidang/Pem. II

( )

(Penguji I)

( )

(Penguji II)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Dr. Muhammad. Saleh, M.A NIP: 197209121998031001

(7)

MOTTO

(QS. Al-Insyarah:5)

(8)

PERSEMBAHAN

orang tua ku ibu Nurhasanah dan Bapakku lalu Suhardi, saudaraku lalu furqon afandi, untuk keluarga besar, untuk almamaterku semua guru dan dosenku, utuk sahabatku wanda aura nuria yang telah menemani saya dari awal berjuang

di bangku kuliah sampai hingga saat ini .

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Shalawat beriring salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Implementasi Bimbingan Karir Bagi Siswa SMALB Kelas Xii Tunagrahita Ringan Di SLBN 2 Lombok Barat Tahun Ajaran 2021/2022

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu:

1. Yang paling pertama dan paling utama adalah ucapan terimakasih kepada Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Mira Mareta, MA. sebagai pembimbing 1 dan Bapak Syamsul Hadi, M.PD. Sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi dan korelasi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan ditenggah kesibukanya menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.

3. Ibu Dr. Siti Nurul Yaqinah, M.Ag. sebagai penguji I dan Ibu Baiq Arwindy Prayona, MA. sebagai penguji II yang telah memberikan arahan dan masukan demi perbaikan pada penyusunan skripsi ini 4. Prof. Dr. H. Mahsun Tahir, M.Ag. selaku rektor UIN Mataram yang

telah memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberikan bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa selesai.

5. Dr. Muhammad Saleh, M.A selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

(10)

6. Ibu Mira Mareta sebagai ketua jurusan Bimbingan Konseling Islam (BKI)

7. Bapak/ibu dosen UIN Mataram yang telah memberikan wawasan ilmu pengetahuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di UIN Mataram.

8. Kepala sekolah SLBN 2 Lombok Barat yang telah memberikan izin dan bimbingan peneliti untuk melakukan penelitian di lembaga yang dipimpin.

9. Kepada sahabat-sahabat saya Wanda Aura Nuria, Ferlina Atika Ningrum, Intan Febriana Lestari, dan teman-teman seperjuangan di jurusan Bimbingan dan Konseling Islam khususnya kelas BK IC yang telah membersamai saya selama ini.

Akhirnya penulis ikut doakan semoga amal kebaikan pihak-pihak sebagaimana yang tercantum diatas mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.Penulis menyadari bahwa skripsi ini tentunya mempunyai banyak kekurangan.Oleh karena itu, saran dari pembaca sangat penulis harapkan.Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman.

Mataram, 18 September 2022 Penulis

Baiq Wardiana Salwa

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN LOGO ...iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

NOTA DINAS PEMBIMBING ... v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

HALAMAN PENGESAHAN ... vii

HALAMAN MOTTO ...viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

HALAMAN KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 5

E. Telaah Pustaka ... 6

F. Kerangka Teori ... 8

G. Metodelogi Penelitian ... 22

H. Sistematika Pembahasan... 27

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 29

A. Gambaran Umum SLBN 2 Lombok Barat ... 29

B. Bentuk-Bentuk Layanan dalam Bimbingan Karir ... 33

C. Prinsip-Prinsip Bimbingan Karir ... 34

(12)

D. Tahapan Bimbingan Karier Bagi Siswa Tunagrahita di

SLBN 2 Lombok Barat ... 35

BAB III PEMBAHASAN ... 46

A. Tahapan Bimbingan Karier Bagi Siswa Tunagrahita di SLBN 2 Lombok Barat. ... 46

B. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Proses Bimbingan Karier Bagi Siswa Tunagrahita SMALB di SLBN 2 Lombok Barat ... 51

BAB IV PENUTUP ... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

IMPLEMENTASI BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMALB KELAS XII TUNAGRAHITA RINGAN DI SLBN 2 LOMBOK

BARAT TAHUN AJARAN 2021/2022 Oleh

Baiq Wardiana Salwa NIM: 180303068

ABSTRAK

Tunagrahita adalah suatu kondisi anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan intelegensia dan ketidakcakapan dalam komunikasi sosial., sehingga perlu untuk di bimbig demi karier di masa depan, sehingga SLBN 2 Lombok barat merupaka salah satu sekolah yang melayani pendidikan bagi ana-anak yang memiliki kekurangan, salah satunya bagi anak tunagrahita. Terdapat beberapa anak tunagrahita yang mampu bersaing di dunia kerja dengan orang normal lainnya jika ia mendapatkan bimbingan dalam pengembangan potensinya, sehingga penulis ingin meneliti lebih dalam tentang bimbingan karier bagi anak tuagrahita stud penelitia pada SMALB Lombok Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahhui tahapan bimbingan karier bagi tunagrahita dan untuk mengetahhui faktor pendukung dan penghambat dalam proses bimbingan karier bagi siswa tunagrahita SMALB di SLBN 2 Lombok Barat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yakni observasi,wawancara dan dokumentasi, dengan subjek penelitian adalah 5 siswa dan untuk informan terdapat 8 guru dan 3 wali murid. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tahapan bimbingan karier bagi siswa tunagrahita di SLBN 2 Lombok Barat yang terlaksana pada kegiata mengenal dan memahami diri dan pemahaman tentang lingkungan sekitar. Dengan melalui proses bimbingan karier dengan menggunakan pendekatan individual. Faktor pendukung dan penghambat dalam proses bimbingan karier bagi siswa tunagrahita SMALB di SLBN 2 Lombok Barat, faktor pendukung sebagai berikut (a) fasilitas sarana dan prasarana, (b) kerja sama sekolah dengan dunia usaha.

Sedangkan faktor penghambat bimbingan Karier di SLBN 2 Lombok Barat sebagai berikut (a) faktor kecerdasan IQ anak tunagrahita dibawah rata- rata,kurangnya konsentrasi (b) kurangnya motivasi.

Kata kunci: Bimbingan, Karier, Tunagrahita Ringan, Implementasi, Siswa.

(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setiap orang tua mengharapkan kehadiran seorang anak. Orang tua mengharapkan anak yang sempurna tanpa memiliki kekurangan.

Namun kenyataannya, tidak ada manusia yang tidak memiliki kekurangan. Manusia diciptakan oleh Sang Maha Pencipta dengan keunikan masing-masing. Setiap orang tidak ingin dilahirkan di dunia ini dalam keadaan menyandang kelainan maupun memiliki kecacatan.

Kelahiran seorang anak berkebutuhan khusus (ABK) tidak mengenal seseorang itu berasal dari keluarga yang kaya, keluarga berpendidikan, keluarga miskin, keluarga yang taat beragama atau tidak.1

Perkembangan fisik mempunyai pengaruh langsung terhadap anak karena menentukan hal-hal yang dapat dilakukan oleh anak secara tidak langsung baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. Perkembangan fisik yang normal memungkinkan anak menyesuaikan anak menyesuaikan diri pada situasi yang ada dengan tautan sosial usianya, sedangkan perkembangan fisik yang menyimpang akan menghambat penyesuaian diri anak tersebut.

Anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang membutuhkan layanan pendidikan secara khusus dan berbeda dengan anak normal pada umumnya, karena memiliki kekurangan secara permanen atau temporer sebaagai akibat dari kelainan secara fisik, mental, atau gabungannya atau kondisi emosi. Apabila anak berkebutuhan khusus mendapatkan layanan pendidikan secara tepat, potensi mereka akan dapat berkembang secara optimal.2

Amanat hak atas pendidikan bagi penyandang kelainan atau ketunaan diterapkan dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 32 disebutkan bahwa:

1Dinie Ratri Desiningrum, Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus (Yogyakarta :Psikosain,2016),hlm. 1-2

2 Safrudin Aziz, Pendidikan Seks Anak Bekebutuhan Khusus, (Yogyakarta:

PenerbitGava Media, 2015) hlm. 49-50

(15)

bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental dan sosial.

Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus yang disediakan dalam tiga macam lembaga pendidikan, yaitu sekolah luar biasa (SLB), sekolah dasar luar biasa (SDLB), dan pendidikan terpadu.

SLB, sebagai lembagan pendidikan khusus tertua, menampung anak dengan jenis kelainan yang sama sehingga ada SLB Tunanetra, SLB Tunarungu, SLB Tunagrahita, SLB Tunadaksah, SLB Tunalaras, dan SLB Tunaganda.3

Anak yang dikategorikan memiliki kelainan dalam aspek fisik meliputi kelainan indera penglihatan (Tunanetra), kelainan indera pendengaran (Tunarungu), kelainan kemampuan berbicara (Tunawicara) dan kelainan fungsi anggota tubuh (Tunadaksa). Anak yang memiliki kelainan dalam bidang sosial adalah anak yang mempunyai kesulitan dalam menyesuaikan perilakunya terhadap lingkungan sekitar, anak yang termasuk dalam kelompok ini dikenal dengan sebutan Tunalaras.4 Anak yang memiliki kelainan dalam aspek mental meliputi anak yang memiliki kemampuan mental lebih (supranatural) yang dikenal sebagai anak berbakat atau anak unggul, dan anak yang memiliki kemampuan sangat rendah (subnormal) yang dikenal sebagai anak Tunagrahita.

Tunagrahita adalah suatu kondisi anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan intelegensia dan ketidakcakapan dalam komunikasi sosial. Anak berkebutuhan khusus ini juga sering dikenal dengan istilah terbelakang mental karena keterbatasan kecerdasannya. Akibatnya anak berkebutuhan khusus Tunagrahita ini sukar untuk mengikuti pendidikan di sekolah biasa.

Anak Tunagrahita adalah anak yang memiliki IQ di bawah 70, jumlah penyandang Tunagrahita adalah 2,3% atau 1,92% anak usia sekolah menyandang Tunagrahita dengan perbandingan laki-laki 60% dan perempuan 40% atau 3:21. Pada data pokok Sekolah Luar Biasa terlihat dari kelompok usia sekolah, jumlah penduduk di Indonesia

3 Jati Rinarki Atmaja, Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2018), hlm. 3.

4 Ibid, hlm. 3.

(16)

yang menyandang kelainan adalah 48.100.548 orang, jadi estimasi jumlah penduduk di Indonesia yang menyandang Tunagrahita adalah 2% x 48.100.548 orang = 962.011 orang.5

Seorang psikolog dalam mengklasifikasikan anak Tunagrahita mengarah kepada aspek indeks mental intelegensinya indikasihnya dapat dilihat angka hasil tes kecerdasan, seperti IQ 0-25 dikategorikan Idiot, IQ 25- 50 dikaregorikan imbesil, dan IQ 50-75 kategori debil atau moron. Seorang pedagogik dalam mengklasifikasikan anak Tunagrahita didasarkan pada penilaian program pendidikan yang disajikan pada anak, dari penilaian tersebut dapat dikelompokkan menjadi anak Tunagrahita mampu didik (IQ 68-52), anak Tunagrahita mampu latih (IQ 51-36), anak Tunagrahita mampu rawat (IQ 39- 25).6

Pada umumnya masyarakat kurang mengacuhkan anak Tunagrahita, bahkan tidak dapat membedakannya dari orang gila.

Orang tua biasanya tidak memiliki gambaran mengenai masa depan anaknya yang Tunagrahita. Mereka tidak mengetahui layanan yang dibutuhkan oleh anaknya yang tersedia dimasyarakat. Jika anak berkebutuhan khusus Tunagrahita ini mendapatkan layanan yang baik dan perlakuan yang baik serta lingkungan yang kondusif, maka mereka akan menunjukkan ketekunan dan rasa empati serta simpatik.

Bimbingan Karier yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam, perencanaan pengembangan, dan penyelesaian-penyelesaian masalah karier seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan penyelesaian masalah-masalah karier yang dihadapi.

SLBN 2 Lombok Barat merupakan salah satu sekolah yang melayani pendidikan bagi anak-anak yang memiliki kekurangan, salah satunya bagi anak Tunagrahita ringan. Dari data yang di dapatkan terdapat terdapat 73 siswa SDLB, dan 24 siswa SMPLB dan terdapat 4 siswa SMALB.7

Dari observasi yang dilakukan penelit terdapat lulusan dari SLBN 2 Lombok Barat ada yang melanjutkan pendidikannya di

5 Ibid, hlm. 98-99.

6 Ibid, hlm. 100.

7 Dokumetasi, SLBN 2 Lombok Barat, 20 Juli 2022

(17)

bangku kuliah yaitu Tuti Citra Dewi kemudian ada yang bekerja di dealer Honda, ada yang bekerja sebagai supir yaitu Hunain Fiki seorang penyandang Tunagrahita lulusan dari SLBN 2 Lombok Barat yang dipekerjakan dan ada yang menjadi guru honorer di SLBN 2 Lombok Barat.8 Dan ada juga yang membuka usaha studio photo tepatnya di Peringgerate Lombok Tenggah. Dilihat dari hal tersebut berarti seorang penyandang Tunagrahita mampu bersaing di dunia kerja dengan orang normal lainnya jika ia mendapatkan bimbingan dalam mengembangkan potensinya. Berdasarkan hal tersebut, penulis

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan permasalahan yang akan menjadi objek atau kajian penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana Tahapan Bimbingan Karier Bagi Siswa Tunagrahita Di SLBN 2 Lombok Barat ?

2. Apa Saja Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Proses Bimbingan Karier Bagi Siswa Tunagrahita SMALB Di SLBN 2 Lombok Barat ?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk Mengetahui Tahapan Bimbingan Karier Bagi Siswa Tunagrahita Di SLBN 2 Lombok Barat.

b. Untuk Mengetahui Apa Saja Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Proses Bimbingan Karier Bagi Siswa Tunagrahita SMALB Di SLBN 2 Lombok Barat.

2. Manfaat Penelitian

Dalam buku metodelogi penelitian dijelaskan bahwa

8 Observasi, SLBN 2 Lombok Barat, Tanggal 20 Juli 2022

(18)

sehingga memiliki dampak positif baik ditinjau dari segi teoritis maupun peraktis.9

a. Maanfaat teoritis

Secara teoritis diharapkan manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai bimbingan karier bagi anak tunagrahita.

b. Secara peraktis

1) Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai tahapan bimbingan karir bagi anak tunagrahita tingkat SMALB DI SLBN 2 Lobar

2) Bagi lembaga SLBN 2 Lobar, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi pihak SLBN 2 Lobar serta untuk mengembangkan program bimbingan karir bagi siswa siswi SMALB Lombok Barat

D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup

Untuk menghindari pembahasan yang keluar dari fokus penelitian, maka cukupan dan bahasan dalam penelitian ini hanya akan membahas hal hal yang terkait denggan fokus penelitian yang sudah di kemukakan sebelumnya mengenai upaya mencetak siswa yang berkompeten dengan menerapkan pengembanggan minat dan bakat kepada siswa/siswi SLBN 2 Lombok Barat, sehingga penelitian ini bisa berfokus pada fokus penelitian saja. Berdasarkan fokus penelitian diatas, akan yang akan menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah siswa SLBN 2 Lombok Barat.

2. Setting Penelitian

Sedangkan setting atau lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah siswa SLBN 2 Lombok barat . peneliti tertarik meneliti di SLBN 2 Lombok Barat , karena secara geografis lokasi penelitian lokasi penelitian memang dekat dengan peneliti dan sesuai dengan judul yang peneliti ambil, sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.

9 Metodelogi penelitian

(19)

E. Telaah Pustaka

Berdasarkan tema yang diangkat adalah implementasi bimbingan karier bagi siswa SMALB kelas XII tunagrahita ringan di ini telah banyak dikaji, akan tetapi selalu ada hal yang membedakan, ini semua dalam batas wajar. Akan ada beberapa hal yang harus peneliti lakukan dalam penelitian dan menggambil rujukan dari : 1. Skripsi yang ditulis oleh fajar solechah pada tahun 2018 yang

Bagi Siswa Tunagrahita Di Sekolah Luar Biasa Negeri keterampilan voksional batik kepada siswa tunagrahita menggunakan metode pendekatan kelompok dan metode pendekatan idividual. Yang termasuk metode pendekatan kelompok ialah Achivement motivation traning, behaviour modification techniques, groupguedience and counseling, dan karier.10

Bedanya denggan penulis yakni penelitian ini ditempat dan tahun yang berbeda kemudian penelitian fajar lebih menekankan bimbinggan karier melalui keterampilan vaksional batik sedangkan peneliti lebih kepada tahapan serta faktor pendukung dan faktor penghambat pemberian bimbinggan karier kepada anak tunagrahita.

2. Skripsi yang ditulis oleh Rina Badriyah pada tahun 2018 yang profesionalisme Kerja Di Yunit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Balai Lat

merupakan salah satu layanan bimbingan yang diberikan oleh UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung, yang berusaha memberikan bantuan kepada peserta didik untuk memecahkan masalah penyesuaian diri dan pemecahan masalah karir yang dihadapi. Bimbingan Karir yang diterapkan di UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung mampu meningkatkan profesionalisme

10 Fajar Solechan, Bimbingan Karier Melalui Keterampilan Voksional Batik Bagi Siswa Tunagrahita Di Sekolah Luar Biasa Negeri Tamanwinagun Kebumen, Skripsi Sarjana, Jurusan Dakwah Bimbingan Dan Konseling Islam, IAIN Purwokerto,2018

(20)

kerja peserta didik. Dengan mengikuti pelatihan kerja di UPTD BLK Bandar Lampung, menambah kemampuan atau keterampilan peserta didik sehingga peserta didik dapat memulai usaha mandiri dan dapat memaksimalkan pekerjaan yang sedang ditekuninya.

Bimbingan Karir yang diberikan mampu meningkatkan kepercayaan diri para peserta didik menjadi lebih aktif, menjadi pribadi yang mandiri, dan mampu mengambil suatu keputusan.11

Bedanya dengan penulis yakni ditempat dan tahun yang berbeda kemudian penelitian Rina Badriyah berfokus pada kemampuan profesionalisme kerja di yunit pelaksana teknik dinas UPTD balai latihan kerja dan yang menjadi objek penelitian adalah peserta didik yang memiliki kemampuan normal sedangkan penulis berfokus pada pengembangan minat dan bakat bagi anak yang memiliki keterbatasan intelektual dibawah rata rata (Tunagrahita).

3. Skripsi yang ditulis oleh Hesty Suryani Setyoningsih pada tahun

a. Pengunaan media bimbingan karir meliputi, media berbasis manusia meliputi guru kelas yang memberikan ketrampilan- ketrampilan kepada peserta didik. Media cetakan meliputi alat peraga/gambar, alat peraga/ gambar bertujuan untuk mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disampaikan. Media proyeksi diam yaitu projektor digunakan untuk mempermudah dalam memberikan contoh kepada peserta didik. Kegiatan ekstrakulikuler meliputi taekwondo, tata boga, kentongan, menari, menyanyi, dan pramuka. Selain itu anak kelas dasar juga diberikan bimbingan sosial, seperti bagaimana cara mengurus dirinya sendiri, dan bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain serta bimbingan kelompok.

b. Proses pemilihan media bimbingan karir dilakukan oleh guru pembimbing atau guru kelasnya. Hal tersebut dikarenakan guru

11 Rina Badriyah, Bimbingan Karier Dalam Meningkatkan Kemampuan Profesionalisme Keja DiYunit Pelaksana Teknik Dinas UPTD Balai Latihan Kerja Bandar Lampung, Skripsi Uin Raden Intan Lampung, 2018

(21)

kelas lebih mengetahui tentang kemampuan dan bakat yang dimiliki oleh peserta didiknya.12

Bedanya dengan penulis adalah berbeda tempat dan waktu serta objek yang akan diteliti, skripsi Hesty Suryani Setyoningsih meneliti anak tunagrahita ringgan untuk anak sekolah dasar SDLB sedangkan peneliti berfokus pada anak tunagrahita ringan sekolah menengah atas SMALB.

F. Kerangka Teori Pada awalnya

berpendapat bahwa bimbingan vokasional dilaksanakan, pertama dengan mengadakan studi terhadap individu, yang kedua dengan mengadakan survey jabatan, dan terakhir dengan menjodohkan atau mencocokkan individu dengan jabatan. Ketiga Proses ini disebut teori sifat dan faktor (traith and factor theory) yang menjadi landasan dasar dari beberapa program konseling karier.13

Pendekatan sifat dan faktor cukup lama bertahan dari keseluruhan teori Bimbingan Karier. Secara sederhana dapat diartikan bahwa yang dimaksud dengan menjodohkan atau mencocokkan sifat- sifat individual dengan suatu jabatan yang spesifik, kemudian memecahkan masalah penyelusuran karier. Teori sifat dan faktor disusun diawal dari studi terhadap perbedaan individual dan dikembangkan erat kaitannya dengan gerakan testing dan psikometrik.14

Jadi berdasarkan teori sifat dan faktor yang dikemukakan parson bahwasanya bimbingan vokasional dilaksanakan dalam tiga proses dimana dalam proses ketiga yaitu dengan menjodohkan atau mencocokkan individu dengan jabatan. Yang dimana di SLBN 2 Lombok Barat anak-anak Tunagrahita yang sebagaimana kita ketahui mereka mempunyai IQ dibawah rata-rata itu ditujukan ke bidang keterampilan yang sesuai dengan sifat atau kemampuan mereka. Jadi dicocokkan antara kemampuan anak Tunagrahita dengan keterampilan

12

Anak Tuna Grahita Ri Skripsi IAIN Purwokerto 2018.

13 Dewa Ketut Sukardi, Tes Dalam Konseling Karir, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994),hlm.39.

14 Dewa Ketut Sukardi, Tes Dalam Konseling Karir, hlm. 39.

(22)

yang akan diajarkan dan dipelajari sebagai bekal mereka setelah lulus dari SLBN 2 Lombok Barat.

1. Bimbingan Karir

Secarah harfiah kata bimbingan berasal dari bahasa Inggris yaitu guidance dengan kata dasar guide yang berarti menunjukkan, menuntun atau mengemudi. Bimbingan merupakan upaya memfasilitasi individu agar memperoleh pemahaman tentang penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Lingkungan yang dimaksud ialah lingkungan dimana individu itu tumbuh dan berkembang, baik di sekolah, keluarga maupun masyarakat yang lebih luas.15

Bernar & Fullmer dalam buku Prayitno tentang bimbingan mengemukakan bahwa bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan realisasi pribadi setiap individu. 16 Djumhur dan Moh. Surya di dalam buku Bambang Ismaya memberikan pandangannya tentang bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis kepada individu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.17

Menurut Prayitno dan Erman Amti bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sara yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.18

Dari beberapa makna mengenai bimbingan di atas maka penulis menyimpulkan bahwa bimbingan adalah tindakan memberikan bantuan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau sekelompok orang agar dapat mengembangkan potensinya dengan memanfaatkan kekuatan individu ke arah yang lebih baik.

15 Rasimin & Muhamad Hamdi, Bimbingan dan Konseling Kelompok.

(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2018), hlm. 4.

16 Prayitno & Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, hlm. 94.

17 Bambang Ismaya, Bimbingan & Konseling Studi, Karier dan Keluarga, ( Bandung: PT. Refika Aditama, 2015), hlm. 6.

18 Prayitno & Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta 2013), hlm. 99.

(23)

Carieer, lebih menekankan aspek bahwa seseorang melakukan pekerjaan tidak sebatas memperoleh upah, dan selama jam kerja saja, tetapi lebih memandang pekerjaan sebagai suatu panggilan hidup. Healy mengemukakan bahwa karier dapat di as the sequence of major position occupied by a person throughout his, or her preoccupational, occupational and post- ocucupational life.19 (Sebagai suatu urutan posisi yang diduduki oleh seseorang sebelum ia bekerja, saat bekerja, dan setelah bekerja). Kedua pengertian ini menunjukkan bahwa karier seseorang terjadi sejak masa belajar, bekerja, dan saat pensiun.

Karier berasal dari bahasa inggris carier yang memiliki kesamaan dengan kata employment, job, dan occupation.

Semuanya menunjuk pada pengertian pekerjaan, namun berbeda aspek. Employment, lebih menekankan aspek bahwa seseorang mengerjakan pekerjaan hanya sebatas memperoleh imbalan ekonomis. Ocupation menekankan pada aspek bahwa seseorang merasa terlibat dalam pekerjannya tetapi hanya sebatas jam kerja.

Sedangkan carieer, lebih menekankan aspek bahwa seseorang melakukan pekerjaan tidak sebatas memperoleh upah, dan selama jam kerja saja, tetapi lebih memandang pekerjaan sebagai suatu panggilan hidup.

Karier adalah pekerjaan, profesi. Seseorang akan bekerja dengan senang hati dan penuh kegembiraan apabila apa yang dikerjkan itu memang sesuai dengan keadaan dirinya, kemampuannya dan minatnya. Sedangkan, Healy mengemukakan bahwa karier dapat di as the sequence of major position occupied by a person throughout his, or her preoccupational, occupational and post- ocucupational life.20 (Sebagai suatu urutan posisi yang diduduki oleh seseorang sebelum ia bekerja, saat bekerja, dan setelah bekerja). Meski berbeda kedua pengertian ini menunjukkan bahwa karier seseorang terjadi sejak masa belajar, bekerja, dan saat pensiun.

19 Asep Suryana & Suryadi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ikhlas Beramal, 2012), hlm. 167.

20 Wingkel & Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Yogyakarta: Media Abadi, 2005), hlm. 623.

(24)

Dari berbagai definisi mengenai istilah dari bimbingan dan karir maka dapat diartikan Bimbingan Karir merupakan bimbingan untuk membantu individu dalam, perencanaan pengembangan, dan penyelesaian-penyelesaian masalah karier seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan penyelesaian masalah-masalah karier yang dihadapi. 21

Bimbingan Karier yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam, perencanaan pengembangan, dan penyelesaian- penyelesaian masalah karier seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan penyelesaian masalah- masalah karier yang dihadapi.22

Bimbingan Karier merupakan upaya bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya,dan mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk kehidupannya yang diharapkan. Lebih lanjut dengan layanan Bimbingan Karier, individu mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya sehingga mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.23

Bimbingan Karier adalah merupakan salah satu aspek dari bimbingan dan konseling dalam artian bahwa seseorang akan bekerjaan dengan senang hati dan penuh kegembiraan apabila apa yang dikerjakanitu memang sesuai dengan keadaan dirinya, kemampuannya dan minatnya. Sebaliknya apabila seseorang bekerja tidak sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya maka dapat dipastikan ia akan kurang bergairah dalam bekerja, kurang senang, dan kurang tekun, diperlukan adanya kesesuaian tuntutan

21 Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT.

Refika Aditama, 2007), hlm. 16.

22 Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2007), hlm.

23 Syamsu Yusuf LN & Juntika Nurhisan, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 11-12.

(25)

dari pekerjaan atau jabatan apa yang terdapat pada diri individu yang bersangkutan. Untuk mengarah kehal tersebut, diperlukan Bimbingan Karier secara baik dan hal tersebut merupakan salah satu tugas pembimbing untuk mengarahkannya.

Bimbingan Karier adalah suatu proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja di luar dirinya, mempertemukan gambaran diri tersebut dengan dunia kerja itu untuk pada akhirnya dapat memilih bidang pekerjaan, memasukinya dan membina karier dalam bidang tersebut.

Bimbingan Karier juga merupakan hal terpenting dalam membimbing, baik siswa tingkat menengah maupun tingkat perguruan tinggi yang beriorientasi kepada dunia kerja, yang telah kelulusannya dapat langsung ke dunia kerja, baik di instansi- instansi maupun perusahaan. Oleh karena itu, peranan bimbingan konseling bertujuan meningkatkan siswa siswi baik tingkat menengah maupun tingkat perguruan tinggi didalam orientasi kariernya, jadi Bimbingan Karier merupakan hal terpenting di dalam meningkatkan studi kariernya.24

Dari beberapa pengertian diatas maka menurut penulis Bimbingan Karier merupakan suatu proses pemberian bantuan oleh seorang ahli kepada seseorang atau sekelompok orang dalam merencanakan, memilih lapangan pekerjaan dan mengembangkan jenjang kariernya.

Secara umum, tujuan Bimbingan Karier dan konseling adalah sebagai berikut:

a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.

b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karier yang menunjang kematangan kompetensi kerja.

c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah

24 Bambang Ismaya, Bimbingan & Konseling Studi, Karier dan Keluarga, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2015), hlm. 8.

(26)

diri, asalkan bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.

d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasaipelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.

e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karier dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.

f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran- peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.

g. Mengenal keterampilan, minat, dan bakat. Keberhasilan atau kenyaman dalam suatu karier amat dipengaruhi oleh minat dan bakat yang dimiliki. Oleh karena itu, setiap orang harus memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.

h. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karier.

Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam pengembangan diri, diantaranya pemecahan masalah pribadi dan kehidupan sosial, penanganan masalah belajar, pengembangan karier dan kegiatan- kegiatan yang tercakup dalam ekstrakulikuler. Pengembangan diri pada sekolah di tempat ia menempuh pendidikan, terutama ditujukan untuk Bimbingan Karier dan pengembangan kreativitas peserta didik.25

Ada beberapa cara Penyelenggaraan bimbingan karir salah satunya Bimbingan Karier dilaksanakan dalam bentuk pengajaran unit. Jika hal tersebut yang ditempuh maka kegiatan Bimbingan Karier dirancanakan dan diprogramkan oleh sekolah. Dalam hal

25 Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2019), hlm.117-118.

(27)

ini, beban tidak diberikan kepada guru-guru lain karena petugas bimbingan yang akan memberikan Bimbingan Karier tersebut.

Fungsi Bimbingan Karier Bimbingan Karier ini perlu dan penting untuk diberikan pada para siswa, baik SMP maupun SMA dengan alasan sebagai berikut :

a. Para siswa tingkat SMA pada akhir semester dua perlu menjalani pemilihan program studi atau penjurusan, apakah memilih program AI, A2, A3 dan A4. Kenyataan menunjukkan bahwa program A5 secarah praktis belum atau tidak dapat telah adanya batas tertentu dalam pengambilan program karena ada persaratan yang terkait dengan prestasi akademik dari siswa yang bersangkutan. Penjurusan itu jelas akan menentukan masa depan siswa. Dalam pemilihan ini, diperlukan kecermatan, serta perhitungan yang matang dan tepat. Oleh karena itu, siswa memerlukan adanya bimbingan.

b. Kenyataannya tidak menunjukkan bahwa tidak semua siswa yang tamat dari SMA akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Siswa yang akan langsung terjun ke dunia kerja tentu memerlukan Bimbingan Karier ini agar siswa dapat bekerja dengan senang dan baik.

c. Siswa SMA merupakan angkatan kerja yang potensial.

Merekalah yang menentukan bagaimana keadaan Negara yang akan datang. Mereka merupakan sumber daya manusia dalam pembangunan. Oleh karena itu, diperlukan persiapan yang sebaik-baiknya untuk menghadapi masa depan, serta menyiapkan dengan baik pekerjaan-pekerjaan atau jabatan- jabatan yang sesuai dengan potensi-potensi yang ada pada diri mereka. Untuk mempersiapkan hal tersebut, diperlukan Bimbingan Karier.

d. Pada kenyataannya, para siswa SMA sedang berada dalam masa remaja yang merupakan masalah peralihan dari masa kanak- kanak ke masa dewasa.

Pada umumnya, mereka belum dapat mandiri sehingga sehingga masih memerlukan bantuan dari orang lain untuk menuju kemandirian. Sehubungan dengan itu, mereka memerlukan

(28)

bimbingan, termasuk Bimbingan Karier untuk menyiapkan kemandirian dalam hal pekerjaan

Dalam membimbing terdapat metode yang dilakukan, dimana metode adalah suatu kerangka dan dasa-dasar pemikiran yang menggunakan cara-cara khusus meuju suatu tujuan.

a. Metode idividual

Merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang secara langsung. dengan cara ini pemberian bantuan bantuan dilaksanakan secara face to face relationship (hubungan muka dengan muka atau hubungan empat mata) antara pembimbing dengan individu. Menurut Tohirin ada beberapa metode dalam bimbingan individu diantaranya adalah:

1) Konseling diektif

Koseling yang menggunakan metode ini, dalam prosesnya yang paling berperan adalah konselor. Dalam prakteknya konselor berusaha mengarahkan klien sesuai dengan masalahnya. Selain itu, konselor juga memberikan saran, anjuran, dan nasihat (motivasi) kepada klien

2) Konseling Non-Direktif

Dengan teknik ini seorang klien diberikan peranan utama dalam bidang interaksi dalam bimbingan, seorang pembimbing hanya menampung pembicaraanya yang berperan aktif adalah klien itu sendiri dalam ini adalah anak. Pelayanan bimbingan dengan teknik konseling non- direktif lebih difokuskan pada anak yang bermasalah.

3) Konseling efektif

Yaitu teknik bimbingan yang digunakan secara kombinasi atau bergantian menurut keperluannya. Agar bimbingan berhasil secara efektif, tentu harus melihat masalah yang dihadapi siswa (anak) dalam situasi bimbingan.

b. Metode kelompok

Metode bimbingan kelompok yaitu metode yang dipergunakan dalam membantu memecahkan masalah-masalah

(29)

yang dihadapi oleh beberapa orang anak (siswa). Cara ini dapat dipergunakan untuk membantu memecahkan masalah-masalah individu. Adapun jenis metode bimbingan kelompok antara lain:

1) Metode ceramah

Metode ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswa. Dalam melaksanakan ceramah untuk menjelaskan uraiaannya, guru dapat menggunakan alat-alat pembantu seperti gambar tetapi metode utama berhubungan guru dengan siswa adalah berbicara. Dari penjelasan tersebut bahwa metode ceramah ini mampu membangun meningkatkan belajar anak. Khususnya anak tunagrahita, karena dengan metode ini guru penghubung langsung dengan anak, ketika guru memberikan penjelasan anak dapat belajar menghargai guru yang sedang berbicara didepan kelas.

2) Tanya jawab

Suatu teknik bimbingan yang berbentuk pertanyaan- pertanyaan yang diberikan kepada siswa dan telah tersusun sedemikian rupa sehingga pengelaman dan pengetahuan siswa yang sudah ada dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

3) Eksperimen

Suatu teknik bimbingan siswa dapat menambah pengetahuan atau keterampilan melalui pengalaman langsung dari kegiatan yang dilaksanakan.

4) Kegiatan kelompok

Kegiatan kelompok merupakan teknik yang baik, karena kelompok memberikan kesempatan kepada individu (anak) untuk berpatisipasi secara baik. Kegiatan ini dapat mendorong anak saling membantu sehingga relasi sosial positif dapt dikembangkan dengan baik. Kegiatan kelompok yang bisa digunakan oleh anak misalnya bermain bersama, melaksanakan kebersihan bersama, dan keterampilan seni bersama.

(30)

2. Tunagrahita

a. Pengertian tunagrahita

Menurut Jati Rinarki Atmaja di dalam bukunya, Tunagrahita adalah suatu kondisi anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan intelegensia dan ketidakcakapan dalam komunikasi sosial.

Anak berkebutuhan khusus ini juga sering dikenal dengan istilah terbelakang mental karena keterbatasan kecerdasannya.

Akibatnya anak berkebutuhan khusus Tunagrahita ini sukar untuk mengikuti pendidikan di sekolah biasa.

Menurut Sutjihatih Somantri Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata.

Dalam kepustakaan bahasa asing digunakan istilah- istilah mental retardation, mentaly retarded, mental defective, dan lain- lain. Istilah tersebut sesungguhnya memiliki arti yang sama yang menjelaskan kondisi anak yang kecerdasannya jauh di bawah rata-rata ditandai oleh keterbatasan intelegensia dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial. 26

Untuk memahami anak Tunagrahita atau terbelakang mental ada baiknya memahami terlebih dahulu konsep mental age (MA). Mental age adalah kemampuan mental yang dimiliki oleh seorang anak pada usia tertentu.

Sebagai contoh anak mempunyai usia enam tahun akan mempunyai kemampuan yang sepadan dengan kemampuan anak usia enam tahun pada umumnya. Jika seorang anak memiliki MA lebih tinggi dari umumnya (Cronology Age), maka anak tersebut memiliki kemampuan mental atau kecerdasan di atas rata-rata. Sebaliknya jika MA seorang anak lebih renda dari pada umumnya, maka anak tersebut memiliki kemampuan kecerdasan dibawah rata-rata.

Anak Tunagrahita selalu memiliki MA yang lebih rendah daripada CA secarah jelas. Oleh karena itu MA yang sedikit

26 Sutijihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2018), hlm. 103.

(31)

saja kurangnya dari CA tidak termasuk Tunagrahita. MA dipandang sebagai indeks dari perkembangan kognitif seorang anak.27

Menurut Asman dan Elkins dalam buku Safrudin Aziz tentang Tunagrahita yaitu Tunagrahita merupakan sebutan bagi mereka yang mengalami keterbelakangan mental, feeble mindedness (lemah pikiran), mental subnormality, cacat mental, deficit mental, bodoh, dungu, pandir (imbecil), tolol (moron), oligofrenia (oligophrenia), mampu didik (educable), mampu latih (trainable), ketergantungan penuh (totally dependent) atau butuh rawat, mental subnormal, deficit mental, deficit kognitif, cacat mental, defisiensi mental, serta gangguan intelektual.

Menurut Jati Rinarki Atmaja di dalam bukunya, Tunagrahita adalah suatu kondisi anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan intelegensia dan ketidakcakapan dalam komunikasi sosial.

Anak berkebutuhan khusus ini juga sering dikenal dengan istilah terbelakang mental karena keterbatasan kecerdasannya. Akibatnya anak berkebutuhan khusus Tunagrahita ini sukar untuk mengikuti pendidikan di sekolah biasa.

Menurut Sutjihatih Somantri Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Dalam kepustakaan bahasa asing digunakan istilah- istilah mental retardation, mentaly retarded, mental defective, dan lain- lain.

Istilah tersebut sesungguhnya memiliki arti yang sama yang menjelaskan kondisi anak yang kecerdasannya jauh di bawah rata-rata ditandai oleh keterbatasan intelegensia dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial.

Anak Tunagrahita atau dikenal juga dengan istilah terbelakang mental merupakan anak-anak penyebabnya keterbatasan kecerdasannya mengakibatkan dirinya sukar

27 Sutijihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, hlm. 104.

(32)

untuk mengikuti program pendidikan di sekolah biasa secara klasikal oleh karena itu anak terbelakang mental membutuhkan layanan pendidikan secarah khusus yakni disesuaikan dengan kemampuan anak tersebut.

Tunagrahita didasarkan pada tipe kelainan fisiknya, seperti tipe mongoloid, microcephalon, cretinism dan lain- lain. Seorang pekerja sosial dalam mengklasifikasikan anak Tunagrahita berdasarkan perilakunya pada orang lain sehingga untuk berat ringannya ke-Tunagrahitaan dilihat dari tingkat penyesuaiannya, seperti tidak bergantung, semi bergantung, atau sama sekali bergantung pada orang lain.

Seorang konselor mengklasifikasikan anak Tunagrahita dalam hal ini pada aspek penguatan keluarga dalam bentuk perhatian serta pengasuhan yang mampu membuat si anak berkembang secara optimal dengan memilih sebuah lingkungan yang tepat agar mampu menoptimalkan kemampuan anak Tunagrahita.

b. Klasifikasi Tunagrahita

1) Tunagrhita ringan merupakan tunagrahita yang mempunyai kemampuan akademik paling baik dibandingkan dengan tunagrahita ringan lainnya. Kalau yang biasa kita ketahui anak yang mengalami keterbelakangan mental mempunyai sebutan anak seribu wajah yang berarti mempunyai wajah mirip sesama penderita keterbelakangan mental, berbeda dengan anak tunagrahita ringan, masih banyak diantara mereka yang tidak termasuk kedalam anak seribu wajah, bahkan terlihat seperti anak normal pada umumnya. Untuk beberapa anak tunagrahita ringan, ada yang dapat belajar dengan cukup baik hanya saja sulit sekali untuk memahami permasalahan yang cukup rumit.

Karakteristik anak tunagrahita ringan ditandai dengan kemampuan intelektual yang rendah tetapi masih dapat menerima pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan mereka. Untuk bentuk fisik anak tunagrahita ringan, banyak diantara mereka yang mempunyai wajah

(33)

mirip sebagai sesama anak tunagrahita ringan, tetapi tidak jarang anak- anak tunagrhita ringan memiliki wajah seperti anak- anak normal ( berbeda dengan anak penyandang tunagrahita ringan).

Anak tunagrahita ringan dapat mendengar dan berbicara dengan cukup baik, mereka juga dapat memahami apa yang disampaikan orang lain, serta dapat melakukan arahan dari orang lain. Hal ini terlihat ketika dalam proses pembelajaran disekolah, ketika diminta guru untuk menyebutkan angka 1-10 anak- anak tersebut mampu melakukan perintah guru dikelasnya. Selain itu, anak tunagrahita ringan merupakan seorang anak yang memiliki banyak kelebihan dan kemampuan, mereka mampu dididik dan dilatih. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya anak tunagrahita ringan yang dapat hidup mandiri, mereka dapat menulis, membaca, berhitung, bahkan pekerjaan seperi menjahit dan berdagang.

2) Tunagrahita sedang

Tunagrahita Sedang (Mampu Latih) Tingkat kecerdasan IQ berkisar 30 50 dapat belajar keterampilan sekolah untuk tujuan fungsional, mampu melakukan keterampilan mengurus diri sendiri, mampu beradaptasi sosial di lingkungan terdekat, bisa melakukan kegiatan rutin dengan pengawasan tepat. karakteristik dari dari anak tunagrahita sedang adalah mereka mampu membedakan yang berbahaya dan tidak berbahaya, tidak tergolong idiot

dapat belajar keterampilan dasar akademik, mengenal nomor dua angka bahkan lebih, perkembangan bahasa sangat terbatas, bentuk badan yang buruk dan ekspresi muka yang kosong.

3) Anak Tunagrahita berat dan Sangat Berat (Mampu Rawat) Tingkat kecerdasan IQ mereka kurang dari 30 hampir tidak memiliki kemampuan untuk dilatih mengurus diri sendiri. Ada yang masih mampu dilatih mengurus diri

(34)

sendiri, berkomunikasi secara sederhanaa dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sangat terbatas.

anak tunagrahita berat hidupnya bergantung pada orang dan bantuan orang lain. mereka tidak dapat memelihara diri sendir, tidak dapat membedakan bahaya, berbicara dan berbahasa terlambat, selalu mengeluarkan air liur, dan tatapannya kosong.

Seorang psikolog dalam mengklasifikasikan anak Tunagrahita mengarah kepada aspek indeks mental intelegensianya, indikasinya dapat dilihat angka hasil tes kecerdasan, seperti IQ 0-25 dikategorikan Idiot, IQ 25-50 dikaregorikan imbesil, dan IQ 50-75 kategori debil atau moron.

Seorang pedagogik dalam mengklasifikasikan anak Tunagrahita didasarkan pada penilaian program pendidikan yang disajikan pada anak, dari penilaian tersebut dapat dikelompokkan menjadi anak Tunagrahita mampu didik, anak Tunagrahita mampu latih, anak Tunagrahita mampu rawat. 28

Berikut ini adalah pengklasifikasian anak Tunagrahita untuk keperluan pembelajaran menurut American Association On Mental Retardation dalam Special Education in Ontario School.29

a. Educable, anak Tunagrahita educable ini mempunyai kemampuan akademik setara pada anak kelas 5 sekolah dasar.

Tunagrahita mampu didik educable metally retarded, ini mempunyai IQ dalam kisaran 50- 73.

b. Trainable, anak Tunagrahita trainable mempunyai kemampuan dalam mengurus diri sendiri, pertahanan diri dan penyesuaian sosial. Sangat terbatas kemampuannya untuk mendapatkan pendidikan secara akademik. Tunagrahita mampu dilatih trainable mentally retarded.

c. Custodial, anak Tunagrahita custodial ini butuh perawatan secara baik.

28 Jati Rinarki Atmaja, Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus, hlm. 100.

29 Jati Rinarki Atmaja, Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus, hlm. 102.

(35)

Depedent or profoundly mentally retarded ini memiliki IQ di bawah 25 anak ini mendapatkan latihan yang terus menerus dengan pelayanan khusus. Dalam hal ini guru atau terapi melatih anak tentang dasar-dasar cara menolong diri sendiri dan kemampuan yang bersifat komunikatif. Hal ini biasanya memerlukan pengawasan dan dukungan yang berkesinambungan

Beberapa pilihan karir yang dapat disesuaikan dengan tingkat kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki oleh anak tunagrahita, yaitu sebagai berikut :

a. Anak Tunagrahita mampu didik IQ 68-52 adalah anak Tunagrahita yang tidak mampu mengikuti pada program sekolah biasa, tetapi ia masih memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pendidikan walaupun hasilnya tidak maksimal. Kemampuan yang dapat dikembangkan pada anak Tunagrahita mampu didik antara lain, membaca, menulis, mengeja, berhitung, menyesuaikan diri dan tidak menggantungkan diri pada orang lain, keterampilan yang sederhana untuk kepentingan kerja dikemudian hari.

Kesimpulannya anak Tunagrahita mampu didik secara minimal dalam bidang-bidang akademik, sosial dan pekerjaan.

b. Anak Tunagrahita mampu latih IQ 51-36 adalah anak Tunagrahita yang memiliki kecerdasan sedemikian rendahnya sehingga tidak mungkin mengikuti program yang diperuntukan bagi anak Tunagrahita mampu didik. Oleh karena itu, beberapa kemampuan anak Tunagrahita mampuh latih yang perlu diberdayakan, yaitu belajar mengurus diri sendiri, misalnya makan, pakaian, tidur atau mandi sendiri, belajar menyesuaikan diri di lingkungan rumah atau sekitarnya, mempelajari kegunaan ekonomi dirumah, dibengkel kerja atau lembaga khusus.

Kesimpulannya anak Tunagrahita mampu latih berarti anak Tunagrahita hanya dapat dilatih untuk mengurus diri sendiri melalui aktivitas kehidupan sehari-hari, serta melakukan fungsi sosial kemasyarakatan menurut kemampuannya.

c. Anak Tunagrahita mampu rawat IQ 39-25 adalah anak Tunagrahita yang memiliki kecerdasan sangat rendah sehingga ia tidak mampu mengurus diri sendiri atau sosialisasi. Untuk

(36)

mengurus kebutuhan diri sendiri sangat membutuhkan orang lain. Dengan kata lain anak Tunagrahita mampu rawat adalah anak Tunagrahita yang membutuhkan perawatan sepenuhnya sepanjang hidupnya, karena ia tidak mampu terus hidup tanpa batuan orang lain.30

G. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena lebih menekankan pada makna proses dari pada hasil suatu aktivitas. Oleh sebab itu untuk melakukan penelitian seseorang dapat menggunakan metode penelitian tersebut sesuai dengan masalah, tujuan, kegunaan dan kemampuan yang dimilikinya.

Menurut bagman dan Taylor dan Sudarto mendefinisikan metodelogi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang prilaku yang di amati.

1. Pendekatan penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif denggan pendekatan fenomenologi, yaitu peneliti melihat gejala- gejala atau fenomena-fenomena yang terjadi di lapanggan.

Menurut Creswel dalam Mushlisin fenomenologi merupakan studi yang mendeskripsikan pemaknaan hidup dari sejumlah individu terhadap pengalaman hidup yang mereka alami terkait dengan fenomena yang ada.

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan informasi yang lebih jelas, lengkap, serta memungkinkan dan mudah bagipeneliti untuk melakukan penelitian observasi. Oleh karena itu, maka peneliti menetapkan lokasi penelitian adalah tepat dimana penelitian akan dilakukan. Dalam hal ini lokasi penelitian bertepatan di SLBN 2 Lombok Barat yang beralamat di Jln H.L.Angrat.BA,Gapuk,Gerung, Kabupaten Lombok Barat

30 Jati Rinarki Atmaja, Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus, hlm. 100.

(37)

3. Sumber data

Berdasarkan cara pengumpulannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama dilokasi penelitian dan objek penelitian. Dalam penelitian ini, data primer yang digunakan adalah orang yang berpenggaruh dalam peroses perolehan data atau bisa disebut key member yang memegang konci data dari penelitian ini, karena informrn benar- benare tahu dan terlibat di SLBN 2 Lombok Barat, melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Dengan demikian pengumpulan data primer merupakan bagian integral dari proses penelitian ekonomi yang digunakan untuk mengambil keputusan.31

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber data kedua atau sumber sekunder dari data-data yang kita butuhkan.32 Data sekunder meliputi data-data penunjang dari data primer yang didapatkan dari perpustakaan atau laporan-laporan peneliti terdahulu, dan yang berasal dari berbagai macam literature yang berkaitan dengan tema penelitian yang dilakukan. Data-data yang diperoleh tersebut dianalisis menggunakan metode deskriptif analitik yang berarti data yang diperoleh dideskripsikan untuk kemudian dianalisis sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.33 Pada penelitian ini, yang menjadi data skunder diperoleh dari buku- buku literatur tentang Bimbingan Karier Bagi Anak Tunagrahita , jurnal- jurnal yang terkait dan literatur lainnya.

4. Teknik penggumpulan data

Tehnik penggumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui tehnik penggumpulan data, maka peneliti tidak akan dapat data yang memenuhi standar.

31Mudrajad Kuncoro,Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi (Jakarta:Erlangga,2003),hlm.8

32 Ibid, hlm, 122.

33Muhammad, Metodologi Penelitian Islam: Pendekatan Kualitatif (Jakarta : PTRaja Grafindo Persada, 2005) h. 118

(38)

Diantara tehnik penggumpulan data yang akan peneliti gunakan adalah sebagai berikut34 :

a. Observasi

Observasi atau pengamatan data yang didefinisikan sebagai perhatian yang berfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu. Observasi juga merupakan suatu penggamatan yang khusus yang di tunjukan pada satu atau beberapa fase masalah didalam rangka penelitian, dengan maksud untuk memecah persoalan yang dihadapi35.

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang di teliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian.

Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksikan secara sistematis kegiatan-

dilihat dan didengar asalkan sesuai dengan tema penelitian, semuanya dicatat dalam kegiatan observasi yang terencana secara fleksibel dan terbuka.36 Berdasarkan peran peneliti, observasi dibagi menjadi dua yaitu observasi partisipan dan observasi non-partisipan:

Observasi Partisipan, observasi partisipan adalah obsrvasi yang menjadikan peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.37

Observasi Non-Partisipan, observasi Non-Partisipan adalah observasi yang menjadikan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.38

Observasi yang diamati oleh peneliti menggunakan observasi non-partisipan, karena peneliti tidak terlibat dalam

34 Metodologi Penelitian Sosial

Nasional, 1983), hlm. 8

35 Metodologi Penelitian Kualitatif

(Bandung: ALFABETA, 2014), hlm.103

36 Ibid, hlm. 105.

37 Ibid., hlm. 106.

38 Ibid., hlm.145

(39)

kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati tetapi peneliti berperan sebagai penonton atau melihat terhadap segala aktivitas yang dilakukan oleh Guru. Adapun kegiatan yang peneliti observasi yaitu kegiatan pembelajaran dan kegiatan keterampilan . Peneliti melakukan dua kali observasi di dalam kegiatan pembelajaran ketika mata pelajaran pendidikan sejarah dan satu kegiatan keterampilan boga.

b. Wawancara

Wawancara adalah interaksi bahasa yang berlangsung antara 2 orang dalam situasi saling berhadapan antara salah seorang, yaitu melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang di teliti seputar pendapat dan keyakinanya. Adapun dalam wawancara ini melibatkan kepala sekolah, guru dan siswa Tunagrahita SLBN 2 Lombok Tenggah.

Tujuan peneliti menggunakan metode wawancara dalam penelitian ini adalah untuk mendapat data atau informasi yang benar- benar akurat langsung dari responden yakni kepala sekolah, guru dan siswa penyandang Tunagrahita SLBN 2 Lombok Barat. disamping itu juga menjalin hubunggan yang erat antara peneliti dan responden, sehingga responden tidak kaku dalam memberikan data atau informasi yang dibutuhkan peneliti.

Dalam menggunakan tehnik wawancara ini sanggat berguna bagi tehnik penggumpulan data, data yang diperoleh peneliti denggan cara wawancara secara lisan dan tatap muka langsung antara peneliti dan beberapa orang yang diwawancarai c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah notulen, rapat agenda dan lain sebagainya. Penggunaan metode dokumentasi dimaksudkan untuk mencari data mengenai dokumen-dokumen, baik dokumen yang berupa gambar atau foto, benda-benda, tulisan, dan lain sebagainya.

Data ini dikumpulkan dari sumber data yang tertulis baik yang berhubungan dengan masalah kondisi obyektif juga silsilah dan pendukung lainnya. Dan sumber data yang digunakan peneliti

(40)

dalam hal ini adalah yang dikumpulkan oleh peneliti atau petugasnya dari sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber data utama dalam penelitian ini adalah Guru SLBN 2 Lombok Barat.

5. Teknik analisis data

Dalam analisis data ini peneliti menggunakan analisis data kualitatif Dalam buku Lexy J. Moleong yang berjudul metodologi penelitian kualitatif, Bogdan dalam teknik analisis data kualitatif menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.39

Peneliti melakukan analisis data dengan mengumpulkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, serta catatan lapangan yang ditemukan dilapangan. Dengan menarik kesimpulan dari hasil analisis data, diharapkan mendpatkan data yang secara jelas, valid dan dapat dipertanggung jawabkan yang sesuai dengan focus penelitian40

6. Validitas Data

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat- tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau shahih akan mempunyai kevalidan yang tinggi.

Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.41

Validitas data bertujuan untuk membuktikan bahwa apa yang diamati peneliti sesuai apa yang sesungguhnya ada dalam kenyataan. Untuk memperoleh data yang valid dan real, kredibel, objektif serta dapat dijamin keabsahannya. Meloeng memaparkan bahwa, trianggulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk

39 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 190-191

40 Adhi Kusumastuti & Ahmad Mustamil Khoiron, Metode Penelitian Kualitatif, (Semarang: Lembaga pendidikan sukarno pressindo, 2019), hlm. 76

41 Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hlm. 211.

(41)

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Dalam melakukan validitas data peneliti hanya menggunakan trianggulasi sumber yakni dengan mengecek kebenaran data-data yang didapatkan di lokasi penelitian dengan melibatkan para guru, kepala sekolah SLBN 2 Lombok Barat dan siswa tunagrahita ringan SMALB kelas XII. yang terkait dengan masalah yang SMALB kelas Xll Tunagrahita ringan di SLBN 2 Lombok Barat Trianggulasi sumber data dapat dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber yang ada. Sedangkan Meloeng menjelaskan bahwa, trianggulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.42

H. Sistematika Pembahasan

bimbingan karir bagi siswa SMALB kelas XII Tunagrahita Ringan di beberapa bab:

BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN, berisi tentang profil SLB Negeri 2 Mataram dan hasil wawancara terkait dengan data dan temuan peneliti. Dalam hal ini penelitian menjelaskan tentang temuan yang didapatkan pada saat melakukan penelitian.

BAB III PEMBAHASAN, berisi tentang penjelasan terkait proses analisis terhadap temuan peneliti. Dalam hal ini peneliti menguraikan hasil dari pertanyaan rumusan masalah yang ada yaitu bimbingan keagamaan melalui media audiovisual dalam meningkatkan perkembangan bahasa anak tuna grahita.

BAB IV PENUTUP, berisi tentang kesimpulan dan saran

42 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

sosial, yang ditujukan kepada tecapainya masyarakat dan manusia yang makmur dan bahagia dan secara jasmaniah dan rochaniah" mendekati cita-cita negara. Oleh

Bagi mahasiswa yang melewati satu tahun dalam masa bimbingan (dibuktikan dengan masa SK Dekan bimbingan TA), maka diwajibkan membayar perpanjangan bimbingan TA sebesar 50% dari

Sampel penelitian ini berjumlah 15 ekor tikus wistar jantan ( Rattus norvegicus ) dibagi acak menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol (P 0 ) hanya dengan paparan asap rokok

Telkom menyelaraskan terlebih dahulu antara visi organisasi dengan tujuan pro- gram karena semua program kegiatan yang dilaksanakan berpusat pada visi organisasi,

Ajaran Buhdisme yang disusun melalui proses kontemplasi dan perenungan yang cukup dalam ini, secara objektif menyadari keterbatasan akal manusia itu

 Evalusi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan kegiatan bidang keluarga berencana serta pemberdayaan perempuan Unit Operator Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah di lingkup

Sangat ironis apabila gerakan modern ini menolak keberadaan tradisi klasik karena tanpa diduga banyak juga karya arsitektur modern yang terdapat unsur tradisi