• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Takrir dalam Meningkatkan Hafalan Surah Pendek Santri di TPA Miftahul Jannah Kota Kapur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Penerapan Metode Takrir dalam Meningkatkan Hafalan Surah Pendek Santri di TPA Miftahul Jannah Kota Kapur"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Copyright 2022. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). 203

Penerapan Metode Takrir dalam Meningkatkan Hafalan Surah Pendek Santri di TPA Miftahul Jannah Kota Kapur

Rudini1*

IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung*1

*1email: rudinidani20@gmail.com

Abstract Artikel Info

The Quran is the main guide for Muslims. Studying and reading it is worth worship. Therefore, to maintain and maintain the authenticity of the verses of the Quran, Muslims do memorization. One of the processes of memorizing the verses of the Quran is carried out at the TPA education level, especially the Miftahul Jannah TPA, Kota Kapur. However, the problem found in the process of memorizing short suras at TPA Miftahul Jannah is that there are students who have difficulty memorizing.

Therefore, the tikrar method is applied in the memorization process. The research method in examining the application of the takrir method in improving the memorization of short surahs at the Miftahul Jannah TPA is using a qualitative method. Data collection techniques using interviews, observation, and documentation. The results of this study indicate that the application of Takrir method at Miftahul Jannah TPA Kota Kapur with the following steps:

a) Determine the letter, b) The teacher gives examples of reading or demonstrates the reading, c) Reads together and repeatedly. d) Provide the right simulation, deposit memorization, e) Evaluation and f) Game.

Keywords : Takrir Method, Improve Memorization

Received:

August 11. 2022 Revised:

October 16, 2022 Accepted:

November 18, 2022 Published:

December 05, 2022

Abstrak

Bagi umat Islam, Al-Quran adalah acuan sekaligus pedoman kehidupan yang mengatur segala perbuatan baik individu maupun berkelompok. Mempelajari dan membacanya bernilai ibadah. Oleh karena itu, untuk memelihara dan menjaga keotentikan ayat Al-Quran umat musli melakukan penghafalan. Proses penghafalan ayat Al-Quran salah satunya di lakukan di Jenjang pendidikan TPA, khususnya TPA Miftahul Jannah Kota Kapur.

Namun, problem yang di temukan dalam proses hafalan surah-surah pendek di TPA Miftahul Jannah yaitu

(2)

Copyright 2022. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). 204

terdapat santri yang kesulitan menghafal. Oleh karena itu, di terapkanlah metode tikrar dalam prose penghafalannya.

Metode penelitian dalam meneliti tentang penerapan metode takrir dalam meningkatkan hafalan surah-surah pendek di TPA Miftahul Jannah yaitu menggunakan metode kualitatif. Tehnik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil dari pelitian ini menunjukan bahwa, penerapan metode Takrir di TPA Miftahul Jannah Kota Kapur dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Menentukan surat, b) Guru mencontohkan bacaan atau memperagakan bacaan, c) Membaca bersama-sama dan berulang-ulang.

d) Memberikan simulasi yang tepat, setor hafalan, e) Evaluasi dan f) Permainan.

Kata Kunci : Metode Takrir, Meningkatkan Hafalan

A. Pendahuluan

Salah satu cara agar peserta didik menjadi pribadi yang dewasa yaitu melalui pendidikan. Pendidikan menjadikan peserta didik menjadi pribadi yang berkarakter. Pendidikan juga merupakan proses yang dilakukan oleh peserta didik di bawah bimbingan pendidik dalam menuju perkembangan jasmani dan rohani agar agar menjadi insan kamil, sempurna secara pisik, sifat,perasaan serta perbuatan (Neolaka

& Neolaka, 2015). Namun, realita yang terjadi yaitu pendidikan saat ini belum seperti yang diharapkan. Pendidikan masih menjadi persoalan sosial yang menyengsarakan dan masih jauh dari realitas sosial.(Tilaar, 1998) Bahkan, terdapat kesenjangan antara yang kaya

dan yang msikin dalam memperoleh kesempatan mengenyam pendidikan.

Berdasarkan Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional, pendidikan bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik serta mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berketuhanan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”(Undang-Undang, 2003).

Dalam praktek penyelenggaraan pendidikan, proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di sekolah dengan didukung oleh komponen utamanya yaitu guru dan siswa. Belajar dan mengajar merupakan dua kegiatan

(3)

Copyright 2022. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). 205

yang saling menghubungkan satu sama lain. Mengajar merupakan tugas utama guru sebagai sentralisasi pendidikan.

Sedangkan tugas siswa yaitu belajar dengan sungguh-sungguh. Jadi, belajar dapat didefinisikan sebagai proses perubahan pada diri siswa baik perubahan secara pengetahuan, tingkah laku, maupun pengalaman (Khasani &

Muntholi’ah, n.d.).

Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor itu pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor dari dalam dan dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan, yang tersebut berupa ketidakdisiplinan siswa.

Jadi, dapat dipahami bahwa sebab keberhasilan dalam proses belajar, sasarannya adalah individu sebagai subyek belajar. Sehubungan dengan hal tersebut, Slameto mengatakan bahwa, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan baik perubahan pada tingkah laku, pengetahuan, maupun pengalaman yang baru (Slameto, 2010).

Proses pelaksanaan pendidikan agar tercapai tujuan pengajaran yang dilakukan oleh guru membutuhkan

metode yang tepat seperti yang dirumuskan dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional.

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Ramayulis bahwa, metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan dan harus dikuasai oleh pendidik sebagai upaya menyampaikan materi ajar dalam kegiatan pengajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang termuat dalam kurikulum yang telah ditetapkan (Ramayulis & Revisi, 2010). Metode berkedudukan sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran dan juga sebagai alat untuk mencapai tujuan (Zain, 2020). Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar, maka semakin efektif pencapaian tujuan dalam pembelajaran (Sutikno & Fathurrohman, 2007).

Pemilihan metode yang tepat dapat mempengaruhi tujuan yang dicapai, karena metode juga mempunyai kedudukan yang signifikan dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Winarno Surachmad menegaskan bahwa, penggunaan metode yang tidak tepat akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan dari pengajaran.

Pengajaran seperti ini menyebabkan

(4)

Copyright 2022. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). 206

merosotnya kualitas pendidikan di Indonesia. Bahkan akan menimbulkan berbagai masalah ketidakdisiplianan siswa, kurangnya minat siswa dalam belajar, dan tidak adanya perhatian dan kesungguhan bagi siswa dalam belajar.

Sehingga mengakibatkan turunnya prestasi belajar (Winarno, 1989).

Demikian pula upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan santri dalam menghafal al-Quran. Agar hafalan atau ayat dapat bertahan lama dalam memori, harus melakukan pengulangan secara terus menerus. Untuk itulah, metode tikrar merupakan salah satu metode yang tepat dalam meningkatkan hal tersebut.

Membiasakan anak TPA untuk dapat menghafal al-Quran pada juz 30 bukanlah hal yang mudah, diperlukan adanya suatu metode yang tepat digunakan untuk mengajarkan al-Quran bagi anak usia tersebut. Penggunaan metode yang tepat dapat mempengaruhi keberhasilan anak dalam menghafal al- Quran, khususnya surah-surah pendek.

Berdasarkan hasil pengamatan di TPA Miftahul Jannah Desa Kota Kapur kemampuan santri dalam menghafal surat-surat pendek dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya sebagai

berikut: a) kurangnya semangat dan motivasi santri dalam menghafal, b) sikap acuh orangtua terhadap proses dalam pendidikan anaknya, c) guru tidak dapat memberikan motivasi kepada santrinya,.

Berdasarkan statement di atas, maka peneliti melakukan penelitian tentang “Penerapan Metode Tikrar Dalam Meningkatkan kemampuan Menghafal Surat-Surat Pendek Santri Di TPA Miftahul Jannah Kota Kapur”.

Adapun penelitian terdahulu yang terkait dengan penerapan metode tikrar di antaranya: penelitian yang di lakukan oleh Murdiono dan Dina Mardiana dengan judul “Implementasi Metode Takrir Dalam Meningkatkan Kopetensi Literasi Al-Quran Di Pondok Pesantren Al-Izzah Kota Batu”. Hasil dari penelitian ini yaitu Penerapan metode takrir untuk meningkat kompetensi literasi al-Quran berlangsung selama 45 menit. Kemudian di lakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan baca Quran santri. Penelitian lainnya terkait dengan penerapan metode takrir yaitu penelitian yang di lakukan oleh Mughni Najib Berjudul “Implementasi Metode Takrir Dalam Menghafal Al-Quran Bagi Santri Pondok Pesantren Punggul

(5)

Copyright 2022. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). 207

Nganjuk”. Penelitian ini menunjukan bahwa penerapan metode takrir di pondok pesantren Punggul naganjuk sudah cukup baik, hal tersebut di lihat dari hafalan santri yang bisa mencapai target hafalan setengah juz setiap bulan.

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini yaitu menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dahn dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2021).

Dalam suatu penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data merupakan faktor penting untuk keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan cara mengumpulkan data dari sumbernya.

Oleh karena itu, Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut, yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.

Kemudian data-data yang berasal dari observasi, wawancara, dan dokumentasi

tersebut dianalisa, disajikan, dan ditarik suatu kesimpulan sehingga di peroleh jawaban terkait dengan “penerapan metode tikrar dalam meningkatkan hafal surah-surah pendek santri di TPA Miftahul Jannah Kota Kapur”.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Proses Penerapan Metode Tikrar Dalam Meningkatkan Hafalan Surah-Surah Pendek Santri di TPA Miftahul Jannah Kota Kapur

Ada beberapa tahap yang dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan santri menghafal surat-surat pendek dengan menggunakan metode tikrar, diantaranya sebagai berikut:

a. Menentukan surah

Langkah pertama dalam meningkatkan hafalan santri di TPA Miftahul Jannah Desa Kota Kapur menggunakan metode tikrar yakni menentukan surat apa yang menjadi obyek hafalan santri. Hal ini berfungsi untuk mempermudahkan santri dalam menghafalkannya.

b. Memperagakan Bacaan

Langkah kedua dalam

meningkatkan hafalan santri di TPA Miftahul Jannah Kota Kapur menggunakan metode tikrar yakni

(6)

Copyright 2022. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). 208

memberikan contoh kepada santri bagaimana cara membaca yang baik dan benar sehingga santri telah mempunyai gambarannya. Hal ini berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi santri dalam membaca yang baik sesuai dengan makhorijul huruf, tajwid serta pengucapannya.

Selain itu, bacaan yang dibacakan oleh guru dapat memberikan kemudahan bagi santri dalam beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:

1) Memberikan kemudahan bagi santri dalam membaca surat yang menjadi obyek hafalannya,

2) Memberikan kemudahan bagi santri dalam mengenal makhorijul hurufnya

sebagaimana yang

seharusnya. Sehingga santri tidak asal-asalan dalam membacanya,

3) Memberikan kemudahan bagi santri dalam mengaplikasikan hukum tajwid ke dalam bacaannya, khususnya hukum nun mati yang telah dipelajari.

4) Memberikan kemudahan bagi santri dalam mengingat-

ingat kembali bacaan yang telah dibacakan.

c. Membaca Bersama-sama dan Berulang-ulang

Langkah ketiga dalam meningkatkan hafalan santri di TPA Miftahul Jannah Kota Kapur menggunakan metode tikrar yakni dengan cara mengulang bacaan dengan cara berulang-ulang. Bacaan yang diucapkan secara berulang-ulang dapat membantu dalam meningkatkan konsentrasinya dalam belajar.

Pengulangan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, yakni sebagai berikut: dilakukan secara bersama di dalam kelas ketika proses pembelajaran berlangsung, bergiliran secara individual. Semakin sering mengulang- ulang bacaan tersebut maka semakin baik daya kualitas hafalan dan daya ingat terhadap bacaan tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara berikut ini, diantaranya sebagai berikut:

1) Guru menyuruh para santri untuk membaca bersama- sama secara berulang-ulang sebanyak tiga kali

2) Guru menyimakkan bacaan santri jika terdapat kesalahan

(7)

Copyright 2022. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). 209

maka guru akan

memperbaiki bacaannya

3) Guru memberikan

kesempatan kepada para santri untuk membacakan surat yang telah dibacakan 4) Guru menunjukkan salah

satu santri untuk membacakan surat yang telah dibacakan dan santri yang lain mendengar serta memperhatikan bacaannya.

5) Guru membagikan santri ke dalam dua kelompok besar, yakni kelompok laki-laki dan perempuan. Setelah itu, guru dapat memberikan instruksi kepada santri laki-laki terlebih dahulu untuk membaca surat yang telah dibacakan oleh guru secara bersama-sama sebanyak tiga kali dan santri perempuan mendengarkannya. Setelah selesai, maka santri perempuan yang membaca dan santri laki-laki pula yang menyimakkan bacaan santri perempuan.

d. Memberikan Simulasi yang Tepat

Kegiatan menghafal al-Quran bukanlah suatu pekerjaan yang mudah.

Akan tetapi, bukan tidak mungkin untuk dilaksanakan. Hal ini tentunya menuntut peran orang di sekitar. Baik itu peran guru maupun orangtua dalam proses pembelajarannya.

Pada dasarnya, aktivitas belajar mengandung tahapan-tahapan yang saling berkaitan dengan satu dan yang lain secara berurutan dan fungsional, yakni sebagai berikut:(Rahmat, 2021)

1) Tahapan perhatian

Pada tahap ini, santri memusatkan perhatiannya pada obyek materi pembelajaran. Pada umumnya, dalam memusatkan perhatian santri membutuhkan simulasi yang lebih menonjol dan menarik bagi mereka. Untuk itu, guru harus dapat memberikan metode yang tepat dalam meningkatkan perhatian santri sehingga dapat memberikan kemudahan dalam melajutnya ketahap selanjutnya.

Dalam meningkatkan konsentrasi belajar santri maka dibutuhkan keahlian guru dalam menguasai kelas sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan

(8)

Copyright 2022. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). 210

dapat memberikan semangat dan motivasi santri mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik dan benar. Selain itu, konsentrasi belajar santri juga dapat ditingkatkan dengan cara menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan.

2) Tahap penyimpanan dalam ingatan

Pada tahap ini, informasi- informasi yang diterima oleh santri disajikan, ditangkap, diproses dan kemudian disimpan ke dalam memori. Proses ini dipengaruhi oleh faktor dalam diri santri.

Karena, pada dasarnya tiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Hal tersebut tergantung pada modalitas belajar masing-masing santri.

Dalam meningkatkan kemampuan otak menyimpan atau mengingatkan kembali apa yang telah dipelajari dibutuhkan ketekunan dan kedisiplinan santri dalam mengulanginya. semakin sering mengulang-ulang suatu materi dalam pelajaran, maka akan semakin kuat tersimpan dalam ingatan.

3) Tahap reproduksi

Pada tahap ini, semua informasi-informasi yang diterima baik itu dalam bentuk simbiolis maupun lainnya yang tersimpan dalam memori akan diproduksi dan dimunculkan kembali. Sulit atau mudahnya pemunculan tersebut tidak hanya tergantung pada strategi yang digunakan. Tapi juga bergantung pada proses penyerapannya informasi tersebut.

Aktivitas memunculkan kembali apa yang telah diperoleh atau dipelajari dipengaruhi oleh seberapa seringnya mengulang- ulang kembali materi yang telah dipelajari. Oleh karena itu, lancar atau tidaknya setoran hafalan seorang penghafal dipengaruhi oleh sering atau tidaknya mengulang-ulang kembali apa yang telah dipelajari atau dihafalnya.

4) Tahap motivasi

Penerapan metode tikrar dalam meningkatkan hafalan santri dilakukan dengan memberikan simulasi tepat terhadap kemampuan santri dapat dilakukan dengan beberapa tindakan,

(9)

Copyright 2022. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). 211

diantaranya sebagai berikut: 1) Guru bertanya kepada santri apakah sudah ada yang dapat menghafal surah yang dibacakan tersebut, jika sudah ada. Maka guru akan mempersilahan santri tersebut membacanya di depan teman-temannya; 2) Guru memberikan apresiasi kepada para santri yang mampu menghafal surah yang baru dibacakan tersebut sehingga memberikan semangat kepada santri yang belum mampu menghafal dengan baik dan benar.

e. Setor hafalan

Dalam meningkatkan kemampuan santri menghafal surat-surat pendek menggunakan metode tikrar di TPA Miftahul Jannah Kota Kapur dilakukan dengan cara menyetor hafalan yang dihafal. Kegiatan ini dapat memberikan beberapa manfaat terhadap santri, diantaranya meningkatkan semangat santri dalam menghafal lebih giat lagi, karena jika tidak hafal akan diketahui oleh temannya. Selain itu, kegiatan menyetor hafalan ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan santri dalam menghafal, karena dengan adanya guru menyimak

bacaan santri secara langsung atau face to face maka bacaan yang kurang tepat dapat dibetulkan sehingga tidak adaya kesalahan baik dalam pengucapan maupun tajwidnya.

f. Evaluasi

Langkah keenam dalam meningkatkan hafalan santri menggunakan metode tikrar di TPA Miftahul Jannah Kota Kapur yakni dengan melakukan evaluasi terhadap hasil setoran hafalan santri.

Evaluasi sangat dibutuhkan oleh guru dalam meningkatkan hafalan santri menggunakan metode tikrar, karena dengan adanya evaluasi guru dapat mengidentifikasikan kemampuan santri sesuai dengan hasil setoran yang dilakukan oleh santri. Selain itu, guru dapat langsung menemukan kekurangan- kekurangan dalam tiap proses dalam pembelajarannya dan menemukan jalan keluar dari permasalahan sehingga dapat diselesaikan dengan segera.

Penilaian hasil setoran santri dalam menghafal surat-surat pendek dikatogarikan dengan memperhatikan indikator-indikator berikut ini, yakni sebagai berikut: 1) Ketepatan dalam makhorijul huruf, 2) Penerapan ilmu

(10)

Copyright 2022. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). 212

tajwid, 3) Kefasihan dalam membaca dan 4) Kelancaran dalam membaca.

Berdasarkan hal tersebut, maka penilaian hasil setoran hafalan santri di bagi menjadi 4 katogeri, yakni sebagai berikut: 1) Sangat lancar. Hafalan dikategorikan sangat lancar, jika santri mampu menghafal dengan bacaan yang baik dan sempurna, baik dari segi pengucapan makhorijul hurufnya dan penerapan tajwidnya khususnya hukum nun mati atau tanwin. Selain itu, santri juga mampu menghafal surat-surat pendek sesuai urutan ayatnya. Standar hafalan santri dikatakan lancar apabila santri dapat menghafal dengan baik dan benar, sesuai dengan urutan ayat di dalam suratnya dan tidak membutuhkan bimbingan guru yang menyimakkan bacaan ketika sedang menyetor hafalan;

2) Lancar. Hafalan dikategorikan lancar, jika santri mampu menghafal dengan baik meskipun terhadap beberapa kesalahan kecil. Misalnya, santri belum mahir dalam pegucapan makhorijul hurufnya dan mampu menghafal sesuai urutan suratnya dan tidak terbata-bata tanpa harus dituntun oleh guru. Standar hafalan santri dapat dikatakan lancar apabila santri dapat menghafal dengan baik dan benar, sehingga tidak

membutuhkan bimbingan guru dalam menyetorkan hafalannya. Guru hanya perlu menyimakkan bacaannya dan membetulkannya jika terdapat kesalahan; 3) Cukup lancar. Hafalan dikategorikan cukup lancar jika santri menghafal dengan terbata-bata. Akan tetapi masih dapat dimaklumi. Dalam artian masih bisa ditoleransikan. Santri dapat menghafal sesuai dengan urutan ayatnya dengan bimbingan guru. Guru dapat memberikan kesempatan kepada santri untuk melancarkan kembali hafalannya. Ketika hafalannya sudah lancar, maka guru meminta santri tersebut untuk menyetor kembali hafalannya. Jika belum hafal dan belum lancar, maka guru meminta santri tersebut untuk menyetor hafalannya pada pertemuan selanjutnya. Standar hafalan santri yang dikatakan cukup lancar itu yakni santri mampu menghafal dengan baik. Meskipun terdapat beberapa kekurangan dalam hafalannya sehingga membutuhkan bimbingan oleh guru yang menyimakkan bacaannya; 4) Kurang lancar. Hafalan dikategorikan kurang lancar jika santri belum dapat menghafal dengan baik dan sempurna. Misalnya, santri tidak dapat menghafal sesuai dengan ayat-ayatnya, terbalik dan

(11)

Copyright 2022. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). 213

terbata-bata membutuhkan bimbingan guru dalam membaca hafalannya.

Standar hafalan santri dikatakan tidak lancar jika santri tidak dapat membaca surat-surat pendek dengan baik dan benar, masih terbata-bata dan terbalik.

Santri sangat membutuhkan bantuan guru dalam meneruskan bacaannya.

g. Permainan

Langkah ketujuh dalam meningkatkan hafalan santri dengan menggunakan metode takrir adalah permainan. Hal ini berfungsi untuk memberikan simulasi dalam meningkatkan hafalan santri. Karena pada dasarnya permainan merupakan cara yang paling efektif untuk belajar.

Ada beberapa perkembangan anak yang dapat dicapai melalui permainan, diantaranya yakni: a) Nilai diri dan kepercayaan diri, b) Kepercayaan, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap sesama, c) Hubungan interpersonal dan keterampilan berkomunikasi yang efektif, d) Kemampuan untuk berpikir atau bersikap secara mandiri dan mengembangkan kontrol diri, e) Keterampilan untuk mengemukakan gagasan dan perasaannya, f) Pemahaman dan pengelolaam informasi tentang

lingkungan fisik dan sosialnya, g) Pemerolehan dan penggunaan keterampilan untuk memecahkan masalah dan h) Rasa ingin tahu tentang dunia sekitarnya dan rasa nyaman dalam belajar dan bereksplorasi.

Permainan berfungsi untuk meningkatkan motivasi dan semangat santri dalam menghafal sehingga santri dapat lebih termotivasi untuk menghafal dengan giat. Ada beberapa permainan yang digunakan oleh guru, yakni sebagai berikut: tebak ayat surat, tebak nama surat dan tebak arti.

Ada beberapa permainan yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan hafalan santri, yakni sebagai berikut:

1) Tebak ayat surat

Permainan tebak ayat berfungsi untuk meningkatkan motivasi santri dalam mengikuti pelajaran. Karena, sebagaimana telah diketahui permainan memberikan kesan yang baik bagi anak dalam proses pembelajaran.

Jadi, permainan tebak ayat merupakan salah satu simulasi yang diberikan oleh guru kepada santri agar semakin giat dan termotivasi untuk menghafal al- Quran

(12)

Copyright 2022. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). 214

Guru dapat memberikan simulasi melalui permainan tebak ayat surat sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan santri dalam menghafal surat-surat pendek dengan menggunakan metode tikrar sehingga dapat

menambahkan dan

mempertajamkan ingatan santri terhadap apa yang telah dihapalnya dengan cara yang menyenangkan dan menarik perhatian santri.

2) Tebak nama surat

Permainan tebak nama surat tidak jauh berbeda dengan permainan tebak ayat surat. Hanya saja, pada permainan ini guru mengarahkan santri untuk dapat lebih fokus terhadap proses pembelajarannya. Karena, pada permainan tebak nama surat ini seluruh santri dapat berpartisipasi dalam setiap permainannya.

Permainan ini dilakukan dengan acak, yakni seluruh anggota kelompok dapat menebak nama surat pada kelompok lainnya dengan syarat harus dalam menyelesaikan seluruh pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Misalnya, kelompok dua berhasil

menebak nama surat pada kelompok tiga. Nah, kelompok tiga harus dapat membacakan secara keseluruhan ayat dalam surat tersebut sampai seterusnya. Jika kelompok tersebut tidak dapat menyelesaikannya, maka guru akan mengajak seluruh santri untuk membacakan surat tersebut secara bersama-sama.

Permainan tebak nama surat merupakan salah satu cara dalam memberikan simulasi terhadap motivasi dan semangat santri mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga memberikan pengaruh secara langsung terhadap kemampuan santri dalam menghafal surat-surat pendek.

3) Tebak arti

Permainan menebak arti seluruh santri memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan. Permainan ini dapat disebutkan permainan cepat tepat. Karena, guru akan membacakan salah satu ayat dalam surat dan santri dapat menebaknya.

Santri paling cepat dan benarlah yang mendapatkan nilai.

Permainan tebak arti

(13)

Copyright 2022. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). 215

membutuhkan konsentari yang penuh agar santri dapat mengikuti permainan dengan maksimal.

2. Hasil Penerapan Metode Takrir Dalam Meningkatkan Hafalan Surah-Surah Pendek Santri Di TPA Miftahul Jannah Kota Kapur

Penggunaan metode tikrar dalam meningkatkan hafalan santri khususnya di TPA Miftahul Jannah Kota Kapur merupakan langkah yang tepat. Adapun hasil penggunaan metode tikrar dalam meningkatkan hafalan surat-surat pendek santri khususnya di TPA Miftahun Jannah Desa Kota Kapur adalah sebagai berikut:

a. Menguatkan Ingatan

Mengulang-ulang hafalan tentunya dapat menguatkan hafalan seorang penghafal al-Quran sehingga kegiatan mengulang-ulang bacaan tersebut merupakan suatu hal yang harus dilakukan oleh seorang penghafal.

Begitu juga dengan santri-santri di TPA Miftahul Jannah Kota Kapur.

Bacaan yang diulang-ulang oleh santri secara terus menerus secara rutin dan berkelanjutan dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ingatan santri. Santri yang rajin dan

mengulang bacaan secara disiplin tentunya akan memiliki ingatan yang kuat dan tidak mudah lupa terhadap apa yang telah dihapalnya.

1. Melancarkan Bacaan Kegiatan mengulang-ulang bacaan tentunya memberikan dampak yang signifikan terhadap kemampuan santri dalam membaca al-Quran. Semakin sering kejadian mengulang dan membaca tersebut maka kemampuan santri dalam membaca al-Quran pun akan semakin meningkat. Selain itu, agar hafalan tersebut dapat bertahan lama dalam memori maka harus melakukan kegiatan pengulang secara terus menerus secara berkelanjutan.

Kemampuan seorang santri dalam membaca juga dipengaruhi oleh volume santri dalam mengulang-ulang bacaannya. Semakin sering santri mengulang-ulang bacaan khususnya surat-surat pilihan. Maka akan semakin baik, lancar dan benar bacaan santri tersebut.

b. Memperbagus Tajwid

Dalam penerapannya, guru-guru di TPA Miftahul Jannah Kota Kapur akan melakukan kegiatan menyimakkan bacaan santri ketika santri akan

melakukan penyetoran

(14)

Copyright 2022. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). 216

hafalannya.kegiatan menyimakkan bacaan santri memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan santri dalam memperbagus bacaan santri sesuai dengan tajwidnya khususnya dapat mengaplikasikan hukum nun mati atau tanwin dalam bacaannya.

Kegiatan menyimakkan bacaan santri merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan hafalan santri. Selain itu, ketika kegiatan menyetor hafallan dilakukan juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan santri dalam menghafal atau meningkatkan hafalannya, karena pada saat menyetor hafalan kepada guru secara langsung akan memberikan pengaruh secara langsung kepada santri untuk lebih baik dalam membaca dan menghafal secara totalitas. Karena, pada dasarnya menyetor hafalan, jika terjadi kesalahan maka guru segera memperbaiki bacaan yang salah tersebut.

Hal itulah yang memberikan santri rasa tanggung jawab dalam meningkatkat hafalan atau memperbaguskan hafalannya.

c. Menambah Hafalan

Metode tikrar merupakan salah satu cara menghafal al-Quran dengan

mengulang hafalan baik yang sudah menambah maupun sudah tidak menambah yang sudah diperdengarkan kepada instruktur atau guru. Mentikrar yang benar adalah mendahulukan hafalan yang baru kemudian diikuti dengan hafalan yang lama. Maksudnya, hafalan yang baru adalah hafalan yang butuh selalu untuk diingatkan.

Mengulang yang baik bukanlah Cuma mengulang-ulang yang lancar.

Melainkan yang tidak putus dan dilakukan secara terus menerus dan hafalan yang diulang-ulang dikelompokkan menjadi dua katogeri, yakni hafalan yang baru dan hafalan yang lama.

Salah satu cara yang sangat penting dalam meningkatkan hafalan adalah dengan cara mengulang-ulang bacaan. Karena, pada dasarnya dengan seringnya mengulang-ulang bacaan sangat efektip dalam mematangkan dan menguatkan hafalan. Jadi, metode tikrar merupakan salah satu metode yang tepat dalam meningkatkan hafalan santri dalam menghafal al-Quran khususnya di TPA Miftahun Jannah Desa Kota kapur.

Diterapkannya metode tikrar memberikan dampak yang signifikan tahapan hafalan santri.

(15)

Copyright 2022. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). 217

D. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Proses penerapan metode tikrar oleh guru dalam meningkatkan hafalan surat-surat pendek santri di TPA Miftahun Jannah Desa Kota Kapur adalah sebagai berikut: a) Menentukan surat, b) Guru mencontohkan bacaan atau memperagakan bacaan, c) Membaca bersama-sama dan berulang-ulang. d) Memberikan simulasi yang tepat, setor hafalan, e) Evaluasi dan f) Permainan.

2. Hasil penerapan metode tikrar dalam meningkatkan hafalan surah-surah pendek santri di TPA Miftahun Jannah Kota Kapur adalah sebagai berikut: a) Menguatkan ingatan, b) Melancarkan bacaan, c) Memperbagus tajwid dan d) Menambah hafalan.

E. Daftar Pustaka

Khasani, A., & Muntholi’ah, M. P.

(n.d.). Asas-Asas Pembelajaran.

Moleong, L. J. (2021). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.

Neolaka, I. A., & Neolaka, G. A. A.

(2015). Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri Sendiri Menuju Perubahan Hidup: Edisi Pertama. Kencana.

Rahmat, P. S. (2021). Psikologi pendidikan. Bumi Aksara.

Ramayulis, I. P. I., & Revisi, E. (2010).

Cet. 8. Jakarta: Kalam Mulia.

Slameto, B. (2010). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sutikno, S., & Fathurrohman, P. (2007).

Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: PT Refika Aditama.

Tilaar, H. A. R. (1998). Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Perspektif Abad 21. IndonesiaTera.

Undang-Undang, R. I. (2003). No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 9.

Winarno, S. (1989). Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung, Jamars.

Zain, A. (2020). Strategi Belajar Mengajar.

Referensi

Dokumen terkait

4.2.2 Kepadatan dan Kepadatan Relatif Populasi Cacing Tanah Berdasarkan penelitian, dapat diketahui bahwa kepadatan cacing tanah yang terdapat pada perkebunan apel semiorganik

Berdasarkan Gambar 3a terlihat lapisan yang dipanaskan pada suhu 100  C memiliki permukaan yang sangat kasar dengan porositas yang besar, karena masih mengandung air dan

Film Mega Event yang selanjutnya disebut dengan Indonesia Bertutur adalah sebuah mega festival yang menampilkan ekosistem pemanfaatann kekayaan intelektual budaya bangsa (warisan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Desa Motongkad Utara belum memiliki fasilitas sistem penyediaan air bersih sehingga diperlukan adanya perencanaan sistem

Memfokuskan evaluasi suatu program pendidikan, berarti menentukan secara spesifik, apa dan bagaimana evaluasi akan dilaksanakan, memfokuskannya hanya pada beberapa variabel penting

Emulgator yang baik memiliki beberapa kriteria yaitu dapat berfungsi sebagai surfaktan yang mampu menurunkan tegangan muka, mampu meningkatkan viskositas

Penggunaan PCT sebagai penanda pembeda antara infeksi bakteri dan non bakteri pada penelitian ini cukup baik, tetapi rentang nilai PCT yang cukup lebar di kelompok

Dari data yang diperoleh, maka dapat diketahui bahwa kemampuan berkomunikasi siswa dikelas eksperimen dan kemampuan berkomunikasi siswa dikelas kontrol berbeda, dimana