• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Proses Pembelajaran Matematika Kelompok Belajar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Ngatman S851102026

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Proses Pembelajaran Matematika Kelompok Belajar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Ngatman S851102026"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELOMPOK BELAJAR PAKET C HARAPAN KECAMATAN

GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika

OLEH : NGATMAN

S851102026

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI TESIS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Tesis yang berjudul: “EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN

MATEMATIKA KELOMPOK BELAJAR PAKET C HARAPAN

KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN ini adalah karya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunaan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan perundang-undangan (Permendiknas, No. 17 Tahun 2010).

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(4)
(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan yang Maha Pemurah, yang telah

melimpahkan segala kenikmatan kepada penulis, sehingga penulisan tesis yang

berjudul “EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA

KELOMPOK BELAJAR PAKET C HARAPAN KECAMATAN GEMOLONG

KABUPATEN SRAGEN “ ini dapat terselesaikan dengan baik.

Berbagai pihak telah membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan

tesis ini. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS., Direktur Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian dan

kesempatan belajar yang seluas-luasnya untuk menyelesaikan tesis ini.

2. Prof. Dr. Okid Parama Astirin, M.S., Asisten Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian

dan kesempatan belajar yang seluas-luasnya untuk menyelesaikan tesis ini.

3. Prof. Dr. Budiyono, M.Sc., Ketua Program Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selalu memberi

dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

4. Dr. Mardiyana, M.Si., Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan

arahan secara ikhlas dan sabar sehingga tesis ini tersusun dengan baik.

5. Dra. Mania Roswitha, M.Si., Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan arahan secara ikhlas dan sabar sehingga tesis ini tersusun

dengan baik.

6. Sahri,S.Pd., Kepala Penyelenggara Kejar Paket C yang telah memberikan

informasi awal dan mengijinkan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

7. Nurhadi, SE, Guru matematika Kejar Paket C yang telah memberikan

informasi dan berbagai bantuan sehingga tesis ini dapat tersusun.

8. Bapak Ngatimin pemilik rumah sebagai tempat untuk pembelajaran Kejar

(6)

commit to user

9. Kusmiyati, S.Pd istriku tercinta yang dengan setia mendampingi untuk

pengumpulan data demi tersusunnya tesis ini.

10.Nanda Firda Salsabila anakku tersayang yang membantu mendokumentasikan

atau merekam wawancara dengan berbagai informan.

11.Seluruh warga belajar Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong yang

dengan ikhlas memberikan informasi sesuai dengan keadaan di lapangan.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan kemajuan ilmu

pendidikan pada umumnya.

Surakarta, Juli 2012

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Pendidik dan siswa kelas X Kejar Paket C ………. 74

Lampiran 2. Pedoman wawancara untuk Kepala Sekolah dalam

pelakasanaan kurikulum Kejar Paket C Harapan ... 77

Lampiran 3. Pedoman wawancara untuk guru atau tutor dalampelaksanaan

kurikulum Kejar Paket C Harapan ... 78

Lampiran 4. Pedoman wawancara untuk siswa dalam proses

pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan ………….. 79

Lampiran 5. Pedoman wawancara untuk guru dalam proses

pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan ………….. 81

Lampiran 6. Pedoman supervisi Kepala Sekolah pada pelaksanaan

kurikulum Kejar Paket C Harapan ... 83

Lampiran 7. Pedoman observasi kelas terhadap guru atau tutor dalam

proses pembelajaran Kejar Paket C Harapan ... 85

Lampiran 8. Pedoman daftar nilai Kejar Paket C ... 89

Lampiran 9. Transkrip hasil wawancara untuk Kepala Sekolah

dalam pelakasanaan kurikulum Kejar Paket C Harapan ... 90

Lampiran 10. Transkrip hasil wawancara untuk guru dalam

pelakasanaan kurikulum Kejar Paket C Harapan ... 93

Lampiran 11. Transkrip hasil wawancara untuk siswa ke-1 dalam

proses pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan …... 95

Lampiran 12. Transkrip hasil wawancara untuk siswa ke-2 dalam proses

pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan ………….. 97

Lampiran 13. Transkrip hasil wawancara untuk siswa ke-3 dalam proses

pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan ………….. 99

Lampiran 14. Transkrip hasil wawancara untuk guru dalam proses

pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan ……... 101

Lampiran 15. Transkrip hasil observasi kelas ke-1 terhadap guru atau tutor

(8)

commit to user

Lampiran 16. Transkrip hasil observasi kelas ke-2 terhadap guru atau tutor

dalam proses pembelajaran Kejar Paket C Harapan ... 108

Lampiran 17. Transkrip hasil observasi kelas ke-3 terhadap guru atau tutor dalam proses pembelajaran Kejar Paket C Harapan ... 112

Lampiran 18. Transkrip hasil supervisi kepala sekolah dalam pelaksanaan kurikulum dalam proses pembelajaran Kejar Paket C Harapan ... 116

Lampiran 19. Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Matematika Kejar Paket C Harapan ... 118

Lampiran 20. Struktur Kurikulum Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong... 133

Lampiran 21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika (RPP) ke -1 Kejar Paket C Harapan ... 134

Lampiran 22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika (RPP) ke-2 Kejar Paket C Harapan ... 136

Lampiran 23. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika (RPP) ke-3 Kejar Paket C Harapan ... 140.

Lampiran 24. Perijinan Penelitian ……….. 142

Lampiran 25. Surat Keterangan telah melakukan Penelitian ………... 143

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Ngatman. 2012. S851102026. Evaluasi Proses Pembelajaran Matematika Kelompok Belajar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen, Pembimbing I: Dr. Mardiyana, M.Si, Pembimbing II: Dra. Mania Roswitha, M.Si. Program Studi Matematika, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mendiskripsikan 1) Proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong, 2) Pelaksanaan kurikulum di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong, 3) Kendala-kendala dalam proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong, 4) Untuk memberikan rekomendasi solusi terhadap kendala yang muncul pada proses pembelajaran matematika Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong.

Penelitian ini adalah penelitian evaluatif dengan pendekatan deskritif kualitatif. Sumber informasi dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, siswa atau warga belajar, guru atau tutor Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi kelas dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik alur yang meliputi pengumpulan data, penyajian data, reduksi data dan penarikan kesimpulan.

Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: 1) proses pembelajaran matematika di kelas Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong belum berlangsung kondusif, guru atau tutor menggunakan metode yang monoton sehingga siswa merasa jenuh, 2) pelaksanaan kurikulum di Kejar Paket C Harapan telah sesuai dengan ketentuan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan, 3) kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran antara lain kebanyakan siswa membawa anak-anak mereka ke dalam kelas, guru jarang mengikuti workshop model pembelajaran, tidak tersedia buku pegangan siswa.

Rekomendasi atas kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran adalah: 1) menganjurkan siswa agar tidak membawa anak-anak ke dalam kelas, 2) mengikutkan guru dalam workshop model pembelajaran, 3) pengadaan buku pegangan siswa secara bertahap.

(10)

commit to user

Ngatman. 2012. S851102026. Evaluation Process of Mathematics Learning C-Package Learning Group Harapan in the district of Gemolong Sragen, Supervisor I: Dr. Mardiyana, M.Si, Supervisor II: Dra. Mania Roswitha, M.Sc. Mathematical Studies Program, Graduate School of the Sebelas Maret University Surakarta.

ABSTRACT

This study aims to evaluate and describe 1) The mathematics learning process in C-Package learning Group (C- Package L.G) PKBM Harapan in the district of Gemolong, 2) The implementation of the curriculum in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong, 3) The constraints in the process of mathematics learning in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong, 4) To provide recommendation of solutions of problems that arise in the process of mathematics learning in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong.

The study was an evaluative research by description qualitative. The sources of information in this study are the Head of School, students, a teacher or tutor in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong . The techniques use of data collections are interviews, classroom observation and documentation. The data analysis technique is a technique that includes data flow, the presentation of data, data reduction and drawing conclusions.

From the analysis of data we can conclude that: 1) the process of mathematics learning in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong is not conducive, teacher or tutor use methods that are tedious so that students feel bored, 2) the implementation of curriculum in in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong has satisfied with the Curriculum of Education Equalize, 3) the constraints encountered in the process of learning, among others, most students bring their children in the classroom, teachers are rarely follow the workshop of teaching models, there is no student handbook.

Recommendations on the obstacles encountered in the learning process are: 1) encourage the students for not bringing their children in the classroom, 2) 2) to include teachers in the workshop of learning model, 3) the procurement of student handbook gradually.

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERNYATAAN … ………. ii

HALAMAN PENGESAHAN …...……… iii

HALAMAN PERSETUJUAN ……….………. iv

KATA PENGANTAR ………... v

DAFTAR LAMPIRAN ………...………. vii

ABSTRAK ………...………. ix

ABSTRACT ………... x

DAFTAR ISI ……….. xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……… 7

C. Tujuan Penelitian ………. 7

D. Manfaat Penelitian ………... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengertian Evaluasi Program ………... 9

2. Pengertian Belajar ……….. 10

3. Pendidikan Kesetaraan ………... 12

4. Proses Pembelajaran Matematika di Kejar Paket C ………... 14

5. Indikator dan Komponen Evaluasi Proses Pembelajaran Matematika Kejar Paket C …………...……….…… 21

6. Langkah Pemberian Rekomendasi Hambatan Yang Dihadapi …. 24 B. Penelitian Yang Relevan ……….. 25

C. Kerangka Pemikiran ………. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………. 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian ……….. 30

(12)

commit to user

D. Subyek Penelitian ………. 32

E. Teknik Pengumpulan Data ………... 33

F. Teknik Analisis Data ………. 37

G. Uji Keabsahan Data ……… 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Obyek Penelitian ………. 39

B. Diskripsi Hasil Penelitian ……….. 40

C. Pembahasan ………... 59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……… 69

B. Implikasi ……….…... 71

C. Saran ……….…. 72

DAFTAR PUSTAKA

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sektor penting yang berperan aktif dalam

meningkatkan pembangunan bangsa. Pendidikan mengandung makna yang

esensial sebagai proses memanusiakan manusia sebagai pribadi, anggota

keluarga, anggota masyarakat dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini

mengandung arti bahwa pendidikan memiliki keterkaitan dengan berbagai

upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara utuh. Usaha

pendidikan diwujudkan dalam kegiatan pengembangan seluruh potensi

manusia kearah yang lebih dewasa dan fungsional sehingga secara aktif dan

kreatif dapat melahirkan sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan

jaman dalam kehidupan.

Kebodohan seringkali disebut-sebut sebagai penyumbang terbesar

terjadinya kemiskinan dan keterbelakangan bangsa ini. Memang tidak

dipungkiri bahwa kurangnya pengetahuan seseorang yang diakibatkan oleh

kurangnya pendidikan menjadikan mereka tidak bisa menerima perkembangan

ilmu dan teknologi. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat sesuai dengan

perkembangan tuntutan tugas kehidupannya, dan perkembangan masyarakat

yang semakin luas, semakin global bahkan semakin kompleks. Oleh karena itu

setiap individu harus memiliki kemampuan belajar sepanjang hayat untuk

dapat menerima dan mengikuti setiap perkembangan limu pengetahuan dan

teknologi. Pendidikan sepanjang hayat harus selalu dilakukan secara terus

menerus sehingga dapat meningkatkan kecakapan hidupnya.

Menurut Thannasis Karalis and Dimitris Vergidis (2004) bahwa :

“For the purposes of this law, the term ‘Lifelong Education’ refers

to educational programmes of all kinds and duration, addressed to holders of higher education degrees or persons over 25 years old, holders of secondary education certificates, aiming at broadening their educational and pro-fessional choices, providing training and contributing to the enrichment,renewal and modernization of their knowledge and skills. Lifelong EducationProgrammes may provide

(14)

commit to user

(Untuk tujuan UU ini, 'Pendidikan seumur hidup' istilah mengacu pada

program pendidikan dari segala jenis dan durasi, ditujukan kepada pemegang

pendidikan derajat tinggi atau orang lebih dari 25 tahun, pemegang sertifikat

pendidikan sekunder, dengan tujuan memperluas pendidikan mereka dan

pilihan profesional, memberikan pelatihan dan memberikan kontribusi bagi

pengayaan, pembaharuan dan modernisasi pengetahuan dan keterampilan.

Pendidikan seumur hidup memberikan pendidikan tambahan).

Pendidikan merupakan sebuah proses yang dilakukan secara

bertanggung jawab untuk membimbing paserta didik dari semula tidak tahu

menjadi tahu, dari semula tidak mengerti menjadi mengerti, hingga mencapai

tingkat kedewasaan berpikir. Sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri yaitu

untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Sehingga

diharapkan dengan pendidikan mampu menghasilkan manusia yang

menguasai ilmu pengetahuan dan terampil, berbudi pekerti luhur,

berkepribadian kuat, berakhlak mulia, disiplin, kerja keras, aktif dan kreatif,

mandiri, dan mampu menghadapi serta menyelesaikan segala permasalahan

hidup.

Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang interaktif

komunikatif antara peserta didik dan pengajar untuk mencapai tujuan belajar

yang diharapkan. Dari sisi kognitif keberhasilan proses pembelajaran pada

umumnya dapat dilihat dan diamati serta diukur dari prestasi belajar peserta

didik terhadap materi yang diajarkan. Dari sisi afektif dapat pula dilihat dari

perilaku peserta didik, seberapa banyak ilmu yang telah diterima

diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Sedangkan dari sisi psikomotor

keberhasilan proses pembelajaran itu dapat dilihat keterampilan peserta didik

dalam memecahkan masalah yang diberikan sebagai evaluasi.

Menurut Yana Wardhana (2007:14), hingga saat ini sektor pendidikan

di Indonesia masih menghadapi masalah mutu atau kualitas pendidikan yang

rendah. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya mutu lulusan di hampir semua

jenjang pendidikan formal. Beberapa indikator yang sering disebut, misalnya :

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

peserta didik dalam memahami bahan ajar yang diberikan, (3) rendahnya

tingkat keterkaitan dan kesesuaian antara lulusan yang ada dengan kebutuhan

akan tenaga kerja dalam masyarakat.

Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pendidikan mengakibatkan

semakin meningkatnya angka kemiskinan dan kebodohan. Tidak jarang

masyarakat yang mengalami buta huruf sebagai konsekuensi dari kurangnya

pendidikan bagi mereka. Untuk mengurangi masalah tersebut perlu adanya

layanan pendidikan yang dapat menyentuh masyarakat hingga lapisan bawah,

dimana pendidikan tidak hanya memusatkan pada jalur pendidikan formal

saja, melainkan melalui jalur pendidikan lain yaitu pendidikan non formal dan

pendidikan informal.

Berbagai wahana untuk meningkatkan kemapuan belajar peserta didik

telah dilakukan oleh pemerintah sebagai pemegang otoritas kebijakan

pendidikan. Pendidikan dapat diperoleh di berbagai lembaga formal, non

formal dan informal. Pendidikan melalui lembaga formal telah dibentangkan

secara luas oleh pemerintah, bahkan pemerintah mengeluarkan kebijakan

wajib belajar 9 tahun sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan

bangsa Indonesia. Dengan kebijakan ini diharapkan setiap warga negara

Indonesia memiliki pendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Menengah

Pertama (SMP). Dengan bekal pendidikan SMP ini diharapkan setiap warga

negara Indonesia mampu menghadapi tantangan jaman yang semakin global .

Melalu pendidikan non formal pemerintah menggulirkan program Pendidikan

Luar Sekolah sehingga sekarang banyak dijumpai kelompok-kelompok belajar

(Kejar) Paket A setara dengan Sekolah Dasar (SD), Kejar paket B setara

dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Kejar Paket C setara dengan

Sekolah Menengah Atas (SMA). Melalui pendidikan informal semakin

menjamurnya lembaga-lembaga pendidikan keterampilan, kursus-kursus

berbagai bidang sehingga warga Negara dapat memilih dan menikmati

pendidikan secara layak sesuai dengan kondisi masing-masing.

Setiap jalur pendidikan baik formal, non formal maupun informal pada

(16)

commit to user

yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun demikian masing-masing jalur

tersebut memiliki tugas dan ciri khas tertentu. Pada jalur Pendidikan Luar

Sekolah, dianut prinsip belajar sepanjang hayat yang berarti setiap warga

masyarakat dirangsang untuk terus belajar walaupun dengan cara, waktu,

tempat dan tingkat yang berbeda-beda, keleluasaan untuk memilih sangat

terbuka sesuai keadaan masyarakat sendiri.

Kennet R. Howe, 1992, mengemukakan bahwa :

“The principle of equal educational opportunity serves to

justify demanding of public education something short of full equality: it demands only equality of opportunities, which it is then the responsibility of school children or their parents to act on. In this way, the concept of freedom is built into the concept of equal educational opportunity”

(Prinsip kesempatan pendidikan kesetaraan berfungsi untuk memberikan

kesempatan yang merupakan tuntutan dari suatu pendidikan masyarakat yang

singkat dari persamaan yang penuh, itu hanya menuntut kesetaraan

kesempatan, yang kemudian menjadi tanggung jawab sekolah anak-anak atau

orang tua mereka untuk bertindak. Dengan cara ini, konsep kebebasan

dibangun ke dalam konsep kesempatan pendidikan kesetaraan).

Kejar Paket C dirancang untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi

warga masyarakat yang telah menuntaskan belajar Paket B, Kejar Paket C ini

tidak mempertimbangkan usia warga belajar, dengan titik berat pendidikan

ditekankan pada penguasaan keterampilan yang dapat diandalkan sebagai

bekal untuk mencari nafkah, walaupun paradigma baru sekarang ini Kejar

Paket C diperuntukkan bagi peserta didik yang tidak lulus UN dan akan

melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi (PT).

Melihat kondisi di lapangan, bahwa pada kenyataannya program kelas

kejar paket C masih dipandang sebagai pendidikan kelas dua oleh masyarakat,

sehingga banyak peserta didik yang merasa rendah diri, terutama bila peserta

didik akan melanjutkan pendidikan ke sekolah formal , sekolah tersebut tidak

mau menerima lulusan dari kejar paket C ini. Dikancah persaingan tenaga

kerja pun lulusan Kejar Paket ini belum mendapatkan tempat sesuai dengan

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan mulai dari

Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT), tak terkecuali

pada Kejar Paket C. Pada dasarnya pendidikan matematika bertujuan untuk

melatih siswa agar mampu berpikir logis, kritis, teliti dan cermat. Dengan

mempelajari matematika diharapkan kemampuan peserta didik dapat terasah

nalarnya, tidak gampang terpengaruh oleh suasana yang kurang baik. Tetapi

mereka dapat menerima informasi dengan baik, menganalisa informasi itu dan

akhirnya dapat mengambil kesimpulan terhadap masalah yang terjadi. Namun

sayangnya matematika hingga saat ini masih menjadi mata pelajaran yang

menakutkan bagi peserta didik, sehingga timbul permasalahan baru dalam

pendidikan matematika antara lain banyak peserta didik yang kurang senang

dan takut untuk belajar matematika dan bahkan ingin menjauh untuk

menghindar dari pelajaran matematika. Hal ini tidak hanya terjadi pada

sekolah formal saja bahkan di Kejar Paket C mengalami hal yang sama.

E. Baker, B. McGraw, & P. Peterson (2003), mengemukakan bahwa :

“ The implemented curriculum concerns both what mathematics is taught and how mathematics is taught. One of the ideas about the implemented curriculum acknowledges that what teachers teach may or may not be consistent with what is intended in the curriculum. The implemented curriculum then can be evaluated in terms of what teachers actually do in the classroom with respect to the curriculum. Evaluating the implemented curriculum includes examining the congruity between the instruction to students and the goals also called fidelity of implementation” .

(Kurikulum yang dilaksanakan menyangkut matematika apa yang diajarkan

dan bagaimana mengajarkannya. Salah satu ide tentang kurikulum

diimplementasikan mengakui bahwa guru mengajarkan apa yang mungkin

atau tidak mungkin konsisten dengan apa yang dimaksud dengan kurikulum.

Kurikulum yang dilaksanakan kemudian dapat dievaluasi dalam hal apa yang

sebenarnya oleh para guru dalam kelas dengan mengacu kepada kurikulum.

diajarkan dan bagaimana matematika yang diajarkan. Salah satu ide tentang

kurikulum diimplementasikan mengakui bahwa guru mengajarkan apa yang

mungkin atau mungkin tidak konsisten dengan apa yang dimaksudkan dalam

(18)

commit to user

kesesuaian diantara instruksi kepada para siswa dan tujuan disebut juga

kesetiaan terhadap implementasi).

Peserta didik di Kejar Paket C sangat sulit memahami dan menguasai

konsep matematika dengan baik, hal ini dapat dilihat dari ketidakmampuan

dan ketidakmandirian mereka dalam mengerjakan soal-soal matematika yang

diberikan oleh guru. Kesulitan tersebut menjadi terus bertambah karena

kurangnya motivasi peserta didik, keluarga dan lingkungan sekitar, sehingga

pembelajaran matematika di Kejar Paket C kurang optimal. Beragam motivasi

untuk mengikuti Kejar paket C juga mengakibatkan beragam karakterikstik

siswa, siswa dengan motivasi mencari ijazah untuk bekerja tentu akan berbeda

dengan siswa yang motivasinya untuk melanjutkan pendidikan.

Dalam pembelajaran matematika banyak guru yang mengeluh

kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung bagi terciptanya

pembelajaran matematika yang lebih baik. Hal ini terlihat dari sarana kelas

yang apa adanya, bahkan kelas Kejar Paket C PKBM (Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat) Harapan Kecamatan Gemolong sering meminjam di rumah–

rumah penduduk untuk proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran

matematika guru memegang peranan yang sentral. Dengan keterbatasan sarana

dan prasarana yang ada bagaimana guru dapat melakukan inovasi dan

kreatifitas sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan peserta

didik. Perbedaan intelektual dan penguasaan materi peserta didik dari sekolah

formal dan non formal juga harus diperhatikan, kurikulum yang digunakan

pun berbeda, proses pembelajaran juag harus berbeda. Dengan demikian pada

Kejar Paket C ini dibutuhkan guru yang profesional dalam bidangnya dalam

mengajarkan konsep-konsep matematika pada peserta didik, karena memang

peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda dengan siswa di sekolah

formal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dikemukakan

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

1. Bagaimanakah proses pembelajaran matematika Kejar Paket C setara

SMA di PKBM Harapan Kecamatan Gemolong ?

2. Bagaimanakah pelaksanaan kurikulum Kejar Paket C setara SMA di

PKBM Harapan Kecamatan Gemolong ?

3. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam proses pembalajaran

matematika di Kejar Paket C setara SMA PKBM Harapan Kecamatan

Gemolong ?

4. Solusi apa saja yang telah dilakukan oleh penyelenggara Kejar Paket C

PKBM Harapan Kecamatan Gemolong ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas, tujuan

penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C

PKBM Harapan Kecamatan Gemolong.

2. Untuk melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran matematika di

Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong.

3. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam proses pembelajaran

matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong.

4. Untuk memberikan rekomendasi solusi terhadap kendala yang muncul

pada proses pembelajaran matematika Kejar Paket C PKBM Harapan

Kecamatan Gemolong.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika sehingaa peserta

didik dapat meningkat pemahaman terhadap materi yang disampaikan.

2. Dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik khususnya di Kejar

Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong.

3. Dapat meningkatkan kesadaran adanya Kejar Paket C setara SMA PKBM

(20)

commit to user

4. Dapat memberikan umpan balik kepada para guru dalam proses

pembelajaran matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan

Gemolong.

5. Dapat memberikan sumbangan yang positif dalam usaha meningkatkan

mutu pembelajaran matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dikemukakan mengenai kajian teori, kerangka

berpikir. Kajian teori yang akan dipaparkan mengenai pengertian belajar,

pendidikan kesetaraan, program kejar Paket C di PKBM Harapan Kecamatan

Gemolong, teori evaluasi proses pembelajaran matematika di pendidikan

nonformal. Kerangka berpikir berisi konsep yang akan digunakan untuk

menjawab masalah yang akan diteliti, disusun berdasarkan teoritis dan kajian

hasil penelitian yang telah dikemukakan.

A. Kajian Teori

1. Pengertian Evaluasi Program

Evaluasi program sering disalah artikan, dianggap sebagai kegiatan

untuk mencari kesalahan dan kelemahan program, seseorang atau

kelompok yang melaksanakan program (Djuju Sudjana:2006). Evaluasi

program diadakan bukan untuk menetapkan baik-buruknya suatu program

karena kegiatan tersebut termasuk dalam kategori keputusan.

Syamsu Mappa dalam Duju Sudjana (2006) mendefinisikan

evaluasi program pendidikan luar sekolah sebagai kegiatan yang dilakukan

untuk menetapkan keberhasilan dan kegagalan suatu program pendidikan.

Sejalan dengan pengertian diatas, Mugiadi (1980) menjelaskan bahwa

evaluasi program adalah upaya untuk mengumpulkan informasi mengenai

suatu program, kegiatan, atau proyek. Informasi tersebut berguna bagi

pengambilan keputusa, antara lain untuk memperbaiki program,

menyempurnakan program lanjutan, menghentikan suatu program, atau

menyebarluaskan gagasan yang mendasarisuatu program atau kegiatan.

Berdasarkan berbagai pengertian sebagaimana dikemukakan di atas

maka evaluasi program dapat didefinisikan sebagai kegiatan sistematis

untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data

(22)

commit to user

adalah fakta, keterangan, atau informasi yang darinya dapat ditarik

generalisasi.

Pengertian evaluasi program sebagaimana disampaikan di atas

menunjukkan adanya keterkaitan dengan penelitian. Artinya bahwa

evaluasi program dan penelitian memliki hubungan erat antara keduanya.

Untuk mengetahui tingkat ketercapaian pelaksanaan program perlu

dilakukan penelitian evaluasi pelaksanaan program kurikulum, begitu pula

untuk mengetahui ketercapaian tujuan proses pembelajaran matematika

pada Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong.

2. Pengertian Belajar

Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat

dari pengalaman dan latihan. Hilgard dalam Wina Sanjaya (2006:110)

mengungkapkan : “ learning is the process by which an activity originates

or changed through training prosedurs ( wether in the laboratory or in the

natural environment) as distinguished from changes by factors not

atributable to training.” Bagi Hilgrad belajar itu adalah proses perubahan

melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan dalam laboratorium

maupun dalam lingkungan alamiah.

Djamarah (2002:13) menyimpulkan bahwa belajar adalah

serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksinya dengan

lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.

Wina Sanjaya (2006:105) mengemukakan belajar adalah proses

berpikir. Belajar berpikir menekankan kepada proses mencari dan

mengemukakan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan

lingkungan. Dalam pembelajaran berpikir proses pendidikan tidak hanya

menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi yang

diutamakan adalah kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuannya

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia.

Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif

individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan

prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Manusia hidup

dan bekerja menurut apa yang telah dipelajari. Belajar itu bukan sekedar

pengalaman. Belajar adalah proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu

belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan

berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

Belajar merupakan hal yang kompleks. Dari segi warga belajar

dialami sebagai suatu proses. Warga belajar mengalami proses mental

dalam menghadapi bahan ajar. Belajar merupakan proses internal yang

kompleks, yaitu seluruh mental meliputi ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku manusia

yang terjadi secara sadar dan disengaja oleh setiap manusia. Perubahan

tingkah laku ini secara permanen dan bukan hasil dari kematangan dan

keadaan sementara. Belajar itu adalah suatu proses yang sangat komplek,

dimana siswa atau warga belajar menjalani pengalaman edukatif.

Pengalaman edukatif dan perubahan tingkah laku tersebut secara optimal.

Belajar adalah usaha mengubah tingkah laku.

Berdasarkan beberapa pengertian belajar sebagaimana dikemukakan

di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian proses dasar

dari perkembangan hidup manusia untuk mencari dan menemukan

pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan.

Bertolak dari pengertian belajar tersebut di atas, maka penulis akan

menelaah mengenai Kejar Paket C yang merupakan bagian dari program

pemerintah untuk menyukseskan program pendidikan dasar 12 tahun yang

akan berjalan, yang juga merupakan wujud nyata dari pelaksanaan UUD

1945 yang tercantum dalam alinea ke - 4 yang berbunyi “Mencerdaskan

kehidupan bangsa” dalam arti memberantas kebodohan menuju keluarga

(24)

commit to user 3. Pendidikan Kesetaraan

a. Pengertian Pendidikan Kesetaraan

Definisi mengenai setara adalah sepadan dalam civil effect, ukuran,

pengaruh, fungsi, dan kedudukan sebagaimana tercantum dalam

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003.

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pada pasal 26 ayat (3) dan penjelasannya bahwa

pendidikan kesetaraan adalah program pendidikan non formal yang

menyelenggarakan pendidikan umum setara SD/MI, SMP/MTs dan

SMA/MA yang mencakup program Paket A, Paket B dan Paket C.

Pendidikan kesetaraan meliputi Program Paket A setara SD, Paket B

stara SMP dan Paket C setara SMA ditujukan bagi peserta didik yang

berasal dari masyarakat yang kurang beruntung, tidak pernah sekolah,

putus sekolah, serta usia produktif yang ingin meningkatkan

pengetahuan dan kecakapan hidup. Oleh karena itu pendidikan non

formal memberikan kesempatan kepada masyarakat yang tidak pernah

mengenyam pendidikan formal.

Mehmet Bilir (2007) mengemukakan bahwa :

Non-formal education covers the education-training system that provides life occupation opportunities to those who have never taken formal education, or to those who are at any level of formal education or have left formal education.

(Pendidikan non formal meliputi sistem pendidikan-pelatihan yang

memberikan kedudukan kehidupan kesempatan kepada mereka yang

tidak pernah mengambil pendidikan formal, atau mereka yang pada

setiap tingkat pendidikan formal atau telah meninggalkan pendidikan

formal).

b. Kelompok Belajar (Kejar ) Paket

Kejar Paket adalah sistem pembelajaran yang digunakan untuk

belajar jarak jauh untuk mengatasi kebodohan. Suatu contoh adalah

warga belajar harus menamatkan pendidikan SMA untuk meneruskan

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

pemerintah atau swasta yang meminimalkan pendidikan SMA bahkan

bagi anak-anak yang masih remaja dan dewasa yang dulu putus

sekolah atau belum mencapai tingkat SMA karena suatu kendala baik

fisik, demografi, maupun ekonomi melalui Kejar Paket C ini mereka

berhak memperoleh pengajaran dan pendidikan yang layak untuk

meneruskan jenjang yang lebih tinggi, seperti tercantum dalam UUD

1945 Pasal 31 ayat 1 bahwa “Setiap warga negara berhak mendapatkan

pendidikan”.

Bertumpu pada contoh tersebut berarti pendidikan SMA dan

setara sungguh sangat diharapkan oleh negara guna menyukseskan

program pemerintah “Mencerdaskan kehidupan bangsa”. Ini

merupakan manajemen pendidikan nasional. Sistem pembelajaran ini

biasanya berlangsung di daerah-daerah yang utamanya warga

masyarakat yang jauh dari pusat pendidikan, sehingga dengan sulitnya

pusat pendidikan tersebut, maka warga cukup dibekali pendidikan

sekolah dasar saja, jadi jika mereka mencari pekerjaan mendapatkan

kendala karena hanya berbekal pendidikan sekolah dasar dan

menengah saja. Untuk mengatasi kendala-kendala yang tidak diingikan

yang karena tidak mempunyai ijazah SMA, maka Kejar Paket C ini

muncul dan berusaha mengatasi kendala-kendala yang terjadi.

Dalam penyelenggaraan sistem pembelajaran yang telah

diberikan kewenangannya kepada daerah yang kemudian dipantau dari

pusat, tentu akan berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi daerah

tersebut. Pada dasarnya daerah mempunyai tanggung jawab penuh

kepadanya yaitu daerah itu sendiri, maka tepatlah pemerintah

membuka paket belajar agar warga masyarakat mendapat kesempatan

belajar.

Dengan demikian adanya Kejar Paket C bukan untuk kecurangan

-kecurangan dalam mencari status pendidikan SMA, banyak yang

dibicarakan bahwa Kejar Paket C hanyalah sebuah kursus dan ada pula

(26)

commit to user

tinggal bayar lalu dapat ijazah tanpa adanya pembelajaran. Itu semua

adalah anggapan yang salah dalam dunia pendidikan, Kejar Paket C

adalah program pemerintah. Kejar Paket C akan memberikan nilai

lebih bagi perkembangan dunia pendidikan, guna mencerdaskan

kehidupan bangsa. Calon siswa atau warga belajar yang mengikuti

Kejar Paket C juga harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, jika

tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan calon siswa atau warga

belajar tersebut tidak dapat diterima.

4. Proses Pembelajaran Matematika di Kejar Paket C

Matematika timbul oleh pola pikir manusia, yang berhubungan

dengan ide, proses, dan penalaran. Matematika terdiri atas empat kawasan.

yaitu: aritmatika, aljabar, geometri dan analisis. Matematika adalah bahasa

simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-

hubungan kuantitatis dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah

untuk memudahkan berpikir. Belajar matematika dapat membantu serta

melatih siswa untuk mengasah fungsi otak kiri. Mengasah fungsi otak kiri,

yaitu bahwa dengan belajar matematika dapat melatih siswa berpikir logis,

analitis, kritis, detail, runtut, runtun, sistematis, serta memahami adanya

kemungkinan terjadi dan menilai sesuatu bukti.

Matematika adalah alat yang dapat memperjelas dan

menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi

atau generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan masalah. Hal inilah

sehingga menjadikan matematika, paling tidak membantu manusia secara

individu melaksanakan studi dibanyak bidang dan berhasil memecahkan

permasalahan kehidupan. Matematika yang abstrak dikuasai sejak SD agar

siswa sudah terlatih untuk berpikir sistematik seperti yang terdapat dalam

matematika.

Menurut Wina Sanjaya (2006:133) pembelajaran harus berorientasi

pada aktivitas siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan siswa

sebagai subyek belajar. Oleh karena itu, proses pendidikan bukan hanya

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dimiliki peserta didik.

5. Pelaksanaan Program Paket C Setara SMA PKBM Harapan Kecamatan

Gemolong

Dalam pelaksanaan penyelenggaraan program Kejar Paket C, perlu

memperhatikan aspek-aspek atau komponen yang menjadi penentu

keberhasilan program paket C, komponen yang dimaksud adalah: warga

belajar, pengajar / pendidik, penyelenggara, kurikulum, sarana belajar,

proses belajar, tempat belajar, evaluasi, dana belajar, dan hasil belajar.

Komponen-komponen tersebut dideskripsikan dibawah ini:

1) Siswa / Warga Belajar

Warga belajar program paket C adalah warga masyarakat yang

memenuhi persyaratan :

a) Lulus Paket B setara SLTP.

b) Lulus SLTP (SMP dan MTs).

c) Putus SLTA (SMA dan Madrasah Aliyah).

Warga belajar program paket C mempunyai hak untuk :

a) Mengikuti kegiatan belajar.

b) Mendapatkan bahan belajar.

c) Melaksanakan kegiatan belajar mandiri, tutorial secara

berkelompok dan klasikal.

d) Memperoleh bimbingan ketrampilan.

e) Memperoleh bimbingan untuk usaha mandiri baik secara pribadi

maupun secara berkelompok.

f) Mengikuti evaluasi, penilaian hasil belajar dan pengujian.

g) Memperoleh kesempatan mengikuti ujian persamaan SMA,

memperoleh ijazah kesetaraan bagi yang telah lulus, dan

memperoleh penghargaan untuk bisa melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi, dan memperoleh penghargaan (civil

effect) setara SMA dalam pekerjaan.

(28)

commit to user

haknya sebagai warga negara yang berhak mendapatkan

pendidikan sebagai hak asasinya.

Disamping hak-haknya sebagai warga belajar yang perlu mendapat

perhatian dari berbagai pihak yang terkait dalam penyelenggaraan

program paket C, warga belajar mempunyai kewajiban yang perlu

dipenuhi. Kewajiban itu diantaranya:

(1) Memenuhi persyaratan sebagai warga belajar.

(2) Mengikuti kegiatan belajar yang telah ditentukan dan disepakati

bersama.

(3) Membiayai kegiatan pendidikan sesuai dengan kesepakatan yang

telah ditetapkan.

(4) Mentaati ketentuan yang ditetapkan dalam pelaksanaan kegiatan

belajar, evaluasi, dan pengujian baik untuk pelajaran pada

kurikulum SMA maupun pelajaran keterampilan.

(5) Saling belajar membelajarkan sesama warga belajar untuk tujuan

mencapai keberhasilan bersama.

2) Guru/Tutor/Pendidik ( Pengajar / Pelatih / Instruktur)

Dalam penyelenggaraan Program Kejar Paket C harus tersedia tenaga

pendidik yaitu pengajar untuk mata pelajaran yang sesuai dengan

kurikulum SMA, pelatih instruktur untuk kegiatan

belajar/keterampilan dan kegiatan usaha. Untuk tenaga pengajar,

persyaratannya adalah :

a) Guru SMA atau Madrasah Aliyah (diutamakan).

b) Guru SLTP (SMP dan Madrasah Tsanawiyah) yang memenuhi

syarat.

c) Bukan sebagai guru tetapi memiliki latar belakang pendidikan

setingkat DIII/S I pada bidang studi yang sesuai dengan mata

pelajaran yang akan diberikan dan mempunyai Akta IV.

d) Bukan sebagai guru tetapi memiliki latar pendidikan S1/S2 pada

bidang studi dengan mata pelajaran yang akan diberikan tetapi

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Persyaratan bagi pelatih/instruktur keterampilan dan usaha adalah :

a) Ahli dalam bidangnya.

b) Pekerja atau pengusaha dalam bidangnya.

c) Pelatih / instruktur pada perusahaan / bengkel kerja.

d) Pelatih / instruktur pada lembaga kursus / pelatihan.

Dalam upaya pengadaan tenaga pendidik dalam hal ini pengajar atau

pelatih/instruktur, perlu ditetapkan standar pendidikan dan

kompetensinya, sistem rekrutmen, pendidikan dan pelatihan,

pembinaan, pemberian penghargaan, pengenaan sanksi, dan

pengawasannya.

3) Kepala Sekolah/Kepala Penyelenggara

Penyelenggaraan program Kejar Paket C sebagai salah satu bentuk

penyelenggaraan pendidikan berkelanjutan dalam spektrum pendidikan

untuk semua, maka prinsip “dari masyarakat, oleh masyarakat, dan

untuk masyarakat” sangat perlu untuk dikedepankan. Tidak saja

menjadi moto, tetapi menjadi suatu kondisi obyektif yang dinamis

sebagai wujud dari kesadaran kolektif bahwa, pendidikan menjadi

tanggung jawab bersama, antara pemerintah, masyarakat, dan

keluarga. Dasar pemikiran inilah yang membuat ruang yang luas bagi

masyarakat untuk mengambil peran aktif sebagai penyelenggara

Program Kejar Paket C. Peran pemerintah lebih menempatkan diri

sebagai fasilitator dan pengayom. Namun demikian pemerintah tetap

mempunyai kewajiban untuk menjamin terselenggaranya, program

Kejar Paket C, dan menjamin mutu penyelenggaraan Kejar Paket C.

Masyarakat yang dimaksud dan yang bisa menyelenggarakan program

paket C adalah :

a) Lembaga Swadaya Masyarakat.

b) Lembaga kursus.

c) Pondok pesantren.

d) Yayasan, badan hukum dan badan usaha.

(30)

commit to user

f) Lembaga kemasyarakatan, lembaga pendidikan.

g) Sanggar Kegiatan Belajar.

h) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat.

4) Kurikulum

Kurikulum dikembangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan meliputi :

1. Kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama dan Akhlak Mulia.

2. Kelompok mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan

kepribadian.

3. Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

4. Kelompok mata pelajaramn Etika.

5. Kelompok mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan.

Isi kurikulum tingkat satuan pendidikan meliputi 10 mata pelajaran

yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi

peserta didik pada satuan pendidikan. Kesepuluh mata pelajaran

tersebut meliputi :

1. Pendidikan Agama.

2. Pendidikan Kewarganegaraan.

3. Bahasa.

4. Matematika.

5. Ilmu Pengetahuan Alam.

6. Ilmu Pengetahuan Sosial.

7. Seni dan Budaya.

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

9. Keterampilan.

10.Muatan Lokal.

Kurikulum kesetaraan mengembangkan kecakapan hidup yang terdiri

atas : kecakapan pribadi, kecakapan intelektual, kecakapan sosial dan

kecakapan vokasional.

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Dalam penyelenggaraan program Paket C, perlu disediakan saran

belajar yang cukup. Sarana belajar yang dimaksud adalah :

a) Juknis Kurikulum.

b) Buku pegangan guru/tutor/pengajar/nara sumber teknis.

c) Buku-buku pelajaran SMA.

d) Modul pelajaran Paket C.

e) Buku/Modul keterampilan.

f) Bahan dan peralatan untuk belajar keterampilan.

g) Sarana, belajar penunjang baik cetak maupun non cetak.

6) Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan yang sangat penting dan tidak boleh

diabaikan. Kegiatan evaluasi pada penyelenggaraan program Paket C

mengikuti kegiatan evaluasi yang dilaksanakan di SMA. Kegiatan

evaluasi yang perlu dilakukan adalah :

a) Evaluasi harian oleh pengajar.

b) Evaluasi Semesteran.

c) Evaluasi untuk penentuan kenaikan kelas.

d) Evaluasi hasil belajar tahap akhir untuk menentukan lulusan.

e) Ujian keterampilan.

7) Tempat Belajar

Tersedianya tempat belajar sangat diperlukan untuk menjamin

kelancaran dan ketenagaan kegiatan belajar-mengajar pada setiap

tempat belajar perlu memiliki ruang kelas untuk kegiatan belajar,

ruang untuk belajar keterampilan, ruang praktek, dan raung lain yang

mendukung terselenggaranya proses belajar - mengajar. Tempat

belajar dapat diusahakan menggunakan gedung sekolah, gedung

kursus, dan bangunan lain milik penyelenggara atau milik masyarakat.

8) Dana Belajar

Dana penyelenggaraan program paket C, bersumber dari pemerintah

dan dari masyarakat termasuk swadaya warga belajar. Pemerintah

(32)

commit to user

program Paket C, seperti yang selama ini disediakan untuk

penyelenggaraan Paket B. Setidak-tidaknya pemerintah menyediakan

dana stimulan untuk menarik dana swadaya masyarakat. Beberapa

komponen pendanaan yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah

dan masyarakat adalah keperluan :

a) Pengadaan sarana belajar (buku modul).

b) Pelatihan tenaga pendidik.

c) Pengadaan dana belajar.

d) Honorarium tenaga pengajar/ dan pelatih.

e) Honorarium penyelenggara.

f) Pengadaan bahan dan peralatan keterampilan.

g) Evaluasi dan ujian.

h) Monitoring dan evaluasi program.

9) Hasil Belajar

Hasil belajar yang akan dicapai dari penyelenggara program Paket

C adalah warga belajar yang telah menyelesaikan Paket C, memiliki

pengetahuan yang luas, memiliki keterampilan, memiliki sikap yang

baik. Sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang /tingkat yang

lebih tinggi. Bukti keberhasilan yang menjadi fokus perhatian dari

penyelenggaraan program Paket C adalah siswa atau warga belajar

yang telah menyelesaikan program Paket C dengan dimilikinya ijazah

Kejar Paket C.

Warga belajar yang menyelesaikan Paket C memperoleh ijazah

yang memiliki kedudukan yang sama dengan ijazah SMA, dan dapat

digunakan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi baik negeri maupun

swasta, serta dapat mendaftar sebagai CPNS atau bekerja di

instansi-instansi baik negeri maupun swasta.

Dengan penyelenggaran program paket C yang dikelola dengan

baik, diharapkan memberi makna, nilai tambah bagi meningkatnya

minat dan gairah belajar masyarakat untuk meningkatkan mutu

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

menyelenggarakan pendidikan sebagai wujud nyata, mencerdaskan

kehidupan bangsa.

5. Komponen Evaluasi Proses pembelajaran Matematika Kejar Paket C

Evaluasi proses pembelajaran matematika pada Kejar Paket C

dilakukan dengan cara melakukan pengamatan, wawancara dan angket.

Adapun komponen yang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran meliputi :

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP,

meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

a. Pembelajaran Tatap Muka

1) Kegiatan pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, pendidik:

i) menyiapkan kondisi pembelajaran agar peserta didik terlibat

baik secara psikis maupun fisik sehingga siap mengikuti proses

pembelajaran,

ii) mencatat kehadiran peserta didik,

iii) menyampaikan tujuan pembelajaran atau SK dan KD yang

akan dicapai,

iv) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan

sesuai silabus,

v) mengajukan pertanyaan berkenaan dengan pengetahuan yang

sudah dimiliki peserta didik untuk mengaitkan dengan materi

yang akan dipelajari.

2) Kegiatan inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran

untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat

dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Kegiatan inti

(34)

commit to user

didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi.

a) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, pendidik:

i) membimbing peserta didik untuk mendemonstrasikan

pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan topik/tema yang

akan dipelajari,

ii) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan

mendalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dari

berbagai sumber belajar dengan memanfaatkan alam dan

lingkungan sekitar sebagai sumber belajar,

iii) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, metode

pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain,

iv) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta

antara peserta didik dengan pendidik, lingkungan, dan

sumber belajar lainnya,

v) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran,

vi) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di

laboratorium, studio, atau lapangan.

2) Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, pendidik:

a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang

beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna,

b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,

dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara

lisan maupun tertulis,

c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,

memecahkan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut,

d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk

meningkatkan prestasi belajar,

f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang

dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual

maupun kelompok,

g) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja

individual maupun kelompok,

h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen,

festival, serta produk yang dihasilkan.

3) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, pendidik:

a) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk

lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan

peserta didik,

b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan

elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,

c) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk

memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,

d) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman

yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar,

c. Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup, pendidik:

1) bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/

kesimpulan pelajaran,

2) bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan,

3) melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan,

4) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran,

(36)

commit to user

pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan

konseling, atau memberikan tugas terstruktur baik secara

individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar

peserta didik,

6) memotivasi peserta didik untuk mendalami materi

pembelajaran melalui kegiatan belajar mandiri,

7) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

2. Aktivitas penyelenggara

Komponen dan indikator keberhasilan yang diteliti berkaitan dengan

aktivitas penyelenggara adalah :

a. Memiliki struktur kurikulum paket C untuk mata pelajaran

matematika.

b. Kurikulum mata pelajaran matematika dikembangkan sesuai

dengan Standar Isi Kesetaraan.

c. Memiliki silabus mata pelajaran matematika pada program paket C

setara SMA.

d. Silabus mata pelajaran matematika disusun oleh tim pengembang

kurikulum.

e. Silabus mata pelajaran matematika telah didokumentasikan .

f. Penyelenggara melaksanakana evaluasi pelaksanaan kurikulum

pembelajaran matematika di Kejar Paket C Harapan.

6. Langkah pemberian rekomendasi atas hambatan yang dihadapi.

Untuk memberikan rekomendasi solusi atas kendala yang dihadapi

atau ditemukan dalam proses pembelajaran matematika kelompok belajar

Paket C harapan dilakukan dengan langkah-langkah :

a. Mengidentifikasi masalah yang ditemukan.

b. Menganalisis masalah yang ditemukan.

c. Mengusulkan alternatif pemecahan masalah yang ditemukan kepada

penyelenggara kelompok belajar paket C Harapan Kecamatan

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

B. Penelitian Yang Relevan

Berikut ini disampaikan beberapa peneltian yang relevan dengan

penelitian yang penulis lakukan antara lain :

1. Penelitian yang dilakukan oleh E. Baker, B. McGraw, & P. Peterson

(2003) dengan judul “Evaluation of Mathematics Education Programs”

disimpulkan bahwa :

Evaluating mathematics education programs can be discussed and conducted in three levels, the evaluation process in each level should reflect the ultimate goal, to improve and maximize students’ learning. Put another way, students’ learning of important mathematics should be an important source of information when evaluating a mathematics education program.

(Mengevaluasi program pendidikan matematika dapat didiskusikan dan

dilakukan di tiga tingkatan, proses evaluasi di setiap tingkat harus

mencerminkan tujuan utama, untuk meningkatkan dan memaksimalkan

belajar siswa. Dengan kata lain, pembelajaran siswa dari pentingnya

matematika harus menjadi sumber informasi yang penting ketika

mengevaluasi program pendidikan matematika).

Kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah keduanya

menganalisa atau mengevaluasi program pendidikan matematika.

Perbedaannya adalah penulis akan mengevaluasi proses pembelajaran

matematika pada Kejar Paket C.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Xin Liang dan Qiong Zhou (2009) dengan

judul “Students’ Experiences of Mathematics Learning in Technology

Integrated Classrooms” disimpulkan bahwa :

The results indicated that the feature of learning by playing

encouraged student self-exploration. The diverse

communication channels interacted with students in a much more direct and private manner. The repeated instruction and

immediate assessment promoted students’ autonomy,

(38)

commit to user

(Hasil penelitian menunjukkan bahwa mendatang pembelajaran dengan

siswa bermain, mendorong eksplorasi diri. Beragam saluran komunikasi

untuk berinteraksi dengan siswa dalam jarak yang lebih jauh dapat

langsung dan secara pribadi. Instruksi ulang dan penilaian segera

dipromosikan merupakan otonomi siswa, mendorong siawa terlibat dan

memlihara belajar mandiri).

Kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah keduanya

menganalisa pembelajaran matematika. Perbedaannya adalah penulis akan

mengevaluasi apakah pada proses pembelajaran Kejar Paket C telah

dilakukan kegiatan untuk mengekplorasi kemampuan siswa.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Bagus Nugroho (2010) dengan judul

“Analisis Perubahan Kurikulum SMA Mata Pelajaran Matematika di

Kabupaten Karanganyar“diperoleh hasil bahwa SMA di Kabupatan

Karanganyar belum siap menerima perubahan kurikulum mata pelajaran

matematika, sehingga pembelajaran matematika tidak dapat berjalan

dengan maksimal. Solusi yang direkomendasikan adalah melakukan

sosialisasi lebih intensif ke sekolah-sekolah. Kesamaan dengan penelitian

yang akan penulis lakukan adalah keduanya menganalisa atau

mengevaluasi proses pembelajaran matematika. Perbedaannya adalah

penulis akan menggali lebih dalam apakah di kelompok belajar paket C ini

telah diterapkan kurikulum sesuai dengan kurikulum pendidikan

kesetaraan yang ditetapkan oleh pemerintah.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Malik Ibrahim (2006) yang berjudul “

Evaluasi Program Fasilitator Desa Intensif di Kabupaten Kendal”

disimpulkan bahwa masing-masing desa intensif telah melaksanakan 3

jenis progam PNF Yaitu Kejar Paket B, Kejar Paket C dan PAUD,

Pelaksanaan program fasilitator di desa intensif Kabupaten Kendal apabila

dikaitkan dengan indikator keberhasilan program, pada umumnya dapat

dikatan berhasil. Kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan

adalah keduanya menganalisa atau mengevaluasi program di Pendidikan

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

kelompok belajar paket C tentang proses pembelajaran matematika dan

pelaksanaan kurikulum pendidikan kesetaraan.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Hasbi (2006) dengan judul “

Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Hidup Dalam

Bidang Pendidikan Luar Sekolah” disimpulkan bahwa tingkat kebutuhan

masyarakat terhadap program PBKH cukup tinggi, dukungan terhadap

penyelenggaraan program PBKH cukup memadai, Peserta didik telah

mencapai kecakapan hidup yang baik dari aspek social skills dan

vocational skills. Kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan

adalah keduanya menganalisa atau mengevaluasi program di Pendidikan

Non Formal. Perbedaannya adalah penulis akan menggali lebih dalam di

kelompok belajar paket C tentang proses pembelajaran matematika dan

pelaksanaan kurikulum pendidikan kesetaraan.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran pada dasarnya merupakan arahan penalaran untuk

dapat sampai pada penemuan sementara atas masalah yang dirumuskan.

Kerangka pemikiran berguna untuk mewakili teori-teori yang terlepas satu

dengan yang lain sehingga menjadi suatu rangkaian utuh mengarah pada

penemuan jawaban sementara. Kerangka pemikiran dalam teori ini dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Proses belajar merupakan proses interaksi antara tutor dengan warga

belajar dalam mencapai tujuan belajar. Belajar matematika adalah belajar

mengikuti struktur yang ada sehingga dapat berpikir secara logis dan dapat

mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa

melalui model matematika. Kelompok belajar Paket C merupakan program

pemerintah untuk menyukseskan pendidikan sehingga dicapai masyarakat

yang bebas tiga buta dan meningkat satu tingkatan sehingga modal pikir dan

daya pikir sudah lebih maju.

Pelaksanaan proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C menuntut

perubahan terhadap berbagai aspek pendidikan terutama guru, siswa dan

(40)

commit to user

perubahan tersebut menimbulkan kendala yang dihadapi siswa maupun guru

dalam pelaksanan Kurikulum, serta usaha-usaha yang dilakukan dalam

mencapai tujuan Kurikulum. Kesiapan warga belajar dan guru dalam

pelaksanaan Kurikulum juga menjadi kendala utama dalam proses

pembelajaran matematika yang mengacu pada kurikulum.

Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C terbagi menjadi

tiga bagian penting. Bagian pertama pendahuluan, pada bagian ini

guru melakukan kegiatan apersepsi, orientasi dan motivasi. Pada

bagian kedua kegiatan inti, yang meliputi kegiatan eksplorasi,

elaborasi dan konfirmasi. Bagian ketiga penutup, pada bagian ini

guru melakukan kegiatan merangkum bersama siswa, refleksi dan

tindak lanjut.

2. Pelaksanaan kurikulum di Kejar Paket C harus sesuai dengan

Kurikulum Pendidikan Kesetaraan.

Maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses

pembelajaran matematika di Kelompok Belajar Paket C Setara SMA PKBM

Harapan Kecamatan Gemolong, selanjutnya melakukan evaluasi proses

pembelajaran matematika di tempat tersebut.

Secara sistematis paradigma penelitian dapat digambarkan sebagai

[image:40.595.112.522.549.735.2]

berikut :

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian Guru

Siswa/Warga Belajar

Kurikulum

Sarana Prasarana

Peran Guru

Peran Siswa

Peran penyelenggara penyelenggara Proses

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kembali

pemecahan terhadap segala permasalahan. Uraian mengenai pertanggungjawaban

metode - metode yang digunakan melibatkan pembahasan jenis penelitian, tempat

dan waktu penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data,

prosedur penelitian.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluatif dengan

pendekatan deskriptif kualitatif itu adalah metode penelitian yang digunakan

untuk meneliti pada kondisi objek alamiah (sebagai lawannya eksperimen)

dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Sugiyono dalam Andi Prastowo

(2011:178) menjelaskan pada umumnya alasan yang dipakai ketika peneliti

menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu karena masalah kompleks,

holistic (utuh), dinamis, dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada

situasi sosial tersebut dijaring dan dikumpulkan jenis penelitian lainnya.

Sementara Bogman dan Taylor (2011:179) mengungkapkan bahwa

dasar pertimbangan yang bisa dijadikan argumen untuk menggunakan metode

penilitian kualitatif adalah sebagai berikut : (1) masalah yang diteliti mengarah

kepada keadaan-keadaan dari individu secara holistic (utuh), (2) penelitan

bertujuan untuk memahami masyarakat secara personal dan memandang

mereka sebagaimana mereka sendiri mengungkapkan pandangan dunianya, (3)

penelitian bertujuan untuk membuat dan menyusun konsep-konsep yang

hakiki, seperti indah, menderita, keyakinan, penderitaan, frustasi, harapan,

cinta, dan lain sebagainya.

Bungin dalam Andi Prastowo (2011:178) mengemukakan penelitian

yang akan dilaksanakan karena alasan-alasan berikut : (1) wilayah penelitian

pada ruang yang sempit, (2) variabel sederhana, namun rumit dalam tataran

konten (isi), (3) berada di kedalaman, (4) penelitian mempersoalkan makna,

(42)

commit to user

sangat rumit, (7) sebagai alat ukur adalah peneliti sendiri, (8) perekaman

(pengumpul) datanya peneliti dapat menggunakan alat atau tanpa alat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Belajar Paket C setara

SMA PKBM Harapan Kecamatan Gemolong tahun pelajaran 2011/2012.

Alasan pemilihan tempat tersebut adalah pertama Paket C PKBM Harapan

telah melakukan pembelajaran dari kelas X, XI dan XII dan tidak hanya

ujian saja sehingga peneliti dapat meneliti proses pembelajaran

matematika khususnya kelas X tahun pelajaran 2011/2012, kedua

pertimbangan latar belakang tempat yang dekat dengan pusat kota

sehingga tidak menimbulkan kesulitan dalam melakukan penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap. Adapun

tahap-tahap penelitian ini adalah sebagai berikut :

a

Gambar

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian commit to user
Tabel .3.1 Rincian Waktu Penelitian Tahun 2012
Tabel .3.2. Sumber data dan jenis data penelitian
Tabel .3.3. Komponen dan indikator evaluasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ GAMBARAN SIKAP KERJA DAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA OPERATOR SPBU 14.201.103 SETIA BUDI MEDAN TAHUN 2016 “

Kampus hijau tidak hanya terkait dengan tersedianya lahan hijau tetapi komitmen kampus dalam mewujudkan lingkungan kampus yang ramah lingkungan melalui beragam program dan budaya

Bangun di atas merupakan bangun yang tersusun dari susunan prisma segi empat dengan ukuran yang berbeda sehingga menciptakan elevasi dari bidang dasar hingga bidang teratas.

Berbagai metode alternatif telah banyak digunakan untuk mengurangi konsentrasi logam berat seperti merkuri yang akan dibuang ke perairan, tetapi dalam jangka panjang (lama)

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab

Hal tersebut membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Make A Macth dapat meningkatkan hasil belajar (ranah kognitif, afektif, psikomotorik) siswa kelas V SD

Artikel ilmiah dengan judul “Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui “Dice Game’s” Pada Siswa Sekolah Dasar” tahun 2008 di Jurnal Wawasan pendidikan dan Pembelajaran LPMP

Berdasarkan hal ini, tujuan yang diangkat di dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk interaksi pendidik-peserta didik, pola komunikasi yang