7 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Kasmir (2017:7) laporan keuangan merupakan “laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini atau dalam suatu periode tertentu”.
Selanjutnya, Muhardi (2015:1) berpendapat sebagai berikut:
Laporan keuangan dapat diibaratkan sebuah peta yang berguna bagi pihak - pihak yang sedang melakukan perjalanan. Dengan melihat peta yang ada, maka pihak yang sedang melakukan perjalanan tersebut dapat mencapai tujuan akhir dengan cara yang tepat dan tidak tersesat ditengah perjalanan.
Selain itu, laporan keuangan menurut Harahap (2016:105), yaitu:
Laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha atau perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu, laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Disamping sebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban atau accountability, sekaligus menggambarkan indikator kesuksesan dalam mencapai tujuannya.
Berdasarkan penjelasan menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan saat ini atau dalam suatu periode tertentu yang berguna bagi para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan.
2.1.2 Sifat Laporan Keuangan
Sifat laporan keuangan menurut Kasmir (2017:11), yaitu:
1. Bersifat historis, artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa yang suda lewat dari masa sekarang. Misalnya laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua atau beberapa tahun ke belakang (tahun atau periode sebelumnya).
2. Bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian- sebagian (tidak lengkap) tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan.
2.1.3 Tujuan Laporan Keuangan
Prastowo (2015:3) “tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
Tujuan laporan keuangan menurut Bahril (2016:134), yaitu:
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan- keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dapat dipercayakan kepada pihak manajemen.
Kasmir (2017:11) laporan keuangan bertujuan sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tentang informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalah satu periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8. Informasi kauangan lainnya.
Berdasarkan penjelasan menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan yang bermanfaat dalam membuat keputusan- keputusan ekonomi. Informasi yang diberikan merupakan informasi yang menyangkut kinerja, posisi keuangan, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan.
2.1.4 Jenis-jenis Laporan Keuangan
Jenis-jenis laporan keuangan menurut Brigham dan Houston (2013:45), yaitu:
1. Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan menggambarkan posisi suatu perusahaan pada suatu titik tertentu. Laporan posisi keuangan dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebelah kiri untuk menyajikan aset yang dimiliki perusahaan. Sisi sebelah kanan menyajikan kewajiban dan ekuitas perusahaan yang mencerminkan klaim terhadap aset.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan yang merangkap pendapatan dan beban perusahaan selama suatu periode akuntansi, biasanya satu kuartal atau satu tahun. Penjualan bersih disajikan pada bagian atas laporan, sedangkan laba bersih tersedia bagi pemegang saham biasa. Laba dan dividen per saham disajikan pada bagian bawah laporan. Laba per saham laporan laba rugi, EPS biasanya merupakan pos terpenting bagi pemegang saham.
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal merekonsiliasi saldo awal dan akhir semua akun yang ada dalam seksi ekuitas pemegang saham pada posisi keuangan. Beberapa perusahaan menyajikan laporan saldo laba, sering kali dikombinasikan dengan laporan laba - rugi yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir akun saldo laba.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang melaporkan dampak aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan suatu perusahaan pada arus kas sepanjang periode akuntansi.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya.
Kasmir (2017:28) jenis-jenis laporan keuangan terdiri dari:
1. Balance sheet (Neraca)
Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu.
2. Income Statement (Laporan Laba Rugi)
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita perusahaan.
3. Laporan Perubahaan Modal
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini juga menjelaskan
perubahaan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahaan modal perushaan.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan arus kas masuk dan arus kas keluar diperusahaan. Arus kas masuk berupa pinjaman atau pendapatan dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biaya- biaya yang telah dikeluarkan perusahaan.
5. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab dan penyebabnya.
Berdasarkan penjelasan menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis laporan keuangan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
2.1.5 Pengguna Laporan Keuangan
Pengguna laporan keuangan menurut Martani (2014:34), yaitu:
1. Investor
Menilai entitas dan kemampuan entitas membayar dividen di masa mendatang. Investor dapat memutuskan untuk membeli atau menjual saham entitas.
2. Karyawan
Kemampuan memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
3. Pemberian jaminan
Kemampuan membayar utang dan bunga yang akan memengaruhi keputusan apakah akan memberikan pinjaman.
4. Pemasok dan kreditur lain
Kemampuan entitas membayar liabilitas pada saat jatuh tempo.
5. Pelanggan
Kemampuan entitas menjamin kelangsungan hidupnya.
6. Pemerintah
Menilai bagaimana alokasi sumber daya.
7. Masyarakat
Menilai trend dan perkembangan kemakmuran entitas.
2.2 Analisis Laporan Keuangan
2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Hery (2016:112), analisis laporan keuangan adalah “suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya dan menelaah masing- masing dari unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri”.
Sementara itu, analisis laporan keuangan menurut Subramanyam (2016:4), yaitu:
Analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analitik untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat pada firasat, tebakan dan intuisi dalam pengambilan keputusan, serta mengurangi ketidak pastian analisis bisnis.
Analisis laporan keuangan menurut Kasmir (2017:66), yaitu:
Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, maka perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan adanya kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, akan tergambar kinerja manajemen selama ini.
Berdasarkan penjelasan menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami oleh berbagai pihak, hasil analisis laporan keuangan berisi informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan.
2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Tujuan analisis laporan keuangan menurut Munawir (2014:31), yaitu:
Tujuan analisa laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil.
Sementara itu, tujuan analisis laporan keuangan menurut Kasmir (2017:68), yaitu:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
Tujuan analisis laporan keuangan menurut Hery (2016:491), yaitu:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu, baik aset, liabilitas, ekuitas maupun hasil usaha yang telah disepakati selama beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan perusahaan yang menjadi keunggulan perusahaan.
4. Untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan di masa mendatang, khususnya yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen.
6. Sebagai perbandingan dengan perusahaan sejenis, terutama mengenai hasil yang telah dicapai.
Berdasarkan penjelasan menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan analisis laporan keuangan adalah memberikan informasi yang lebih mendalam terhadap laporan keuangan perusahaan sehinga dapat dipahami situasi dan kondisi kinerja keuangan perusahaan.
2.2.3 Metode Analisis Laporan Keuangan
Munawir (2014:36) terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan, yaitu:
1. Analisis Horizontal
Analisis horizontal merupakan analisis dengan mengadakan
pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode ini disebut juga metode analisis dinamis.
2. Analisis Vertikal
Analisis vertikal merupakan analisis laporan keuangan yang hanya meliputi satu periode saja dengan membandingkan antara pos yang satu dengan yang lainnya sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Metode ini disebut juga sebagai metode analisis statis.
Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penulisan laporan akhir ini penulis menggunakan metode analisis horizontal, yaitu dengan membandingkan laporan posisi keuangan PT. Samudera Perkasa Palembang tahun 2019, 2020, dan 2021.
2.2.4 Teknik Analisis Laporan Keuangan
Munawir (2014:36) teknik analisis yang dapat digunakan dalam analisis laporan keuangan, yaitu:
1. Analisis perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. Laporan ini menunjukkan:
a. Data absolute atau jumlah – jumlah dalam rupiah.
b. Kenaikkan atau penurunan dalam jumlah rupiah.
c. Kenaikkan atau penurunan dalam persentase.
d. Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio.
e. Presentase dari total.
2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase (trend percentage analysis), adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau turun.
3. Laporan dengan persentase perkomponen atau commom size statement, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing – masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah perjualannya.
4. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber – sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab – sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
5. Analisis sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis), adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab – sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber – sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.
6. Analisis rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos – pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
7. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis) adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab – sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba dianggarkan untuk periode tertentu.
8. Analisis break-even adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penulisan laporan akhir ini penulis menggunakan teknik analisis sumber dan penggunaan modal kerja untuk mengetahui sumber-sumber dan penggunaan modal kerja PT. Samudera Perkasa Palembang.
2.3 Modal Kerja
2.3.1 Pengertian Modal Kerja
Modal Kerja menurut Fahmi (2016:100), yaitu:
Investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek kas, sekuritas, persediaan, dan piutang. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang dapat memenuhi kewajiban-kewajiban perusahaan sehingga tidak lagi meminjam uang dari pihak lain seperti bank dan hanya perlu meningkatkan kualitas dari perusahaan tersebut dengan menarik para investor agar tertarik menanamkan saham mereka sehingga perputaran modal kerja, kas, dan persediaan mengalami peningkatan atau profit.
Tiga macam konsep modal kerja menurut Riyanto (2016:57), yaitu:
1. Konsep kuantitatif
Konsep kuantitatif adalah konsep yang mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dari unsur-unsur aktiva lancar, dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula, atau aktiva dimana dana yang tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam kurun waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep kuantitatif adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar.
2. Konsep kualitatif
Konsep kualitatif adalah konsep modal kerja ini hanya dikaitkan dengan besarnya jumlah aktiva lancar saja, maka pada konsep ini modal kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar atau utang lancar yang harus dibayar. Dengan demikian modal kerja menurut konsep kualitatif ini sebagian dari aset lancar yang benar-benar digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan tanpa mengganggu
likuiditasnya, yaitu merupakan kelebihan dari aktiva lancar di atas utang lancarnya.
3. Konsep fungsional
Konsep fungsional adalah konsep modal kerja yang mendasarkan pada fungsi dari dana yang menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang dihasilkan perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan dan ada sebagian dana lain yang digunakan selama periode tersebut tetapi tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan current income.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam aktiva lancar yang seharusnya tetap dalam perusahaan sehingga operasional dan tujuan akhir perusahaan untuk menghasilkan laba akan tercapai dan optimal.
2.3.2 Jenis-jenis Modal Kerja
Jenis-jenis modal kerja menurut Kasmir (2017:251), yaitu:
1. Modal Kerja Kotor (Gross Working Capital)
Modal kerja kotor (gross working capital) yaitu semua komponen yang ada di aktiva lancar secara keseluruhan dan sering disebut modal kerja.
Artinya kas, bank, surat-surat berharga, piutang, sediaan, dan aktiva lancar lainnya. Nilai total komponen aktiva lancar tersebut menjadi jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan.
2. Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)
Modal kerja bersih (net working capital) merupakan seluruh komponen aktiva lancar dikurangi dengan seluruh total kewajiban lancar (utang jangka pendek). Utang lancar meliputi utang dagang, utang wesel, utang bank jangka pendek (satu tahun), utang pajak utang gaji, utang lancar lainnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis modal kerja terdiri dari modal kerja kotor dan modal kerja bersih. Modal kerja kotor adalah semua komponen di aktiva lancar secara keseluruhan seperti kas, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya, sedangkan modal kerja bersih merupakan seluruh komponen aktiva lancar dikurangi dengan seluruh total kewajiban lancar (utang jangka pendek).
2.3.3 Faktor-faktor yang memengaruhi Modal Kerja
Kasmir (2017:254) ada beberapa faktor yang memengaruhi modal kerja, yaitu:
1. Jenis Perusahaan
Jenis kegiatan perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu:
perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan nonjasa (industri).
Kebutuhan modal dalam perusahaan industri lebih besar dibandingkan dengan perusahaan jasa, Di perusahaan industri, investasi dalam bidang kas, piutang, dan sediaan relatif lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa. Oleh karena itu, jenis kegiatan perusahaan sangat menentukan kebutuhan akan modal kerjanya.
2. Syarat Kredit
Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara mencicil (angsuran) juga sangat memengaruhi modal kerja. Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara dan salah satunya adalah melalui penjualan secara kredit.
3. Waktu Produksi
Untuk waktu produksi, artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan.
Demikian pula sebaliknya semakin pendek waktu 20 yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang, maka semakin kecil modal kerja yang dibutuhkan.
4. Tingkat Perputaran Persediaan
Pengaruh tingkat perputaran sediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi perusahaan. Semakin kecil atau rendah tingkat perputaran, kebutuhan modal kerja semakin tinggi, demikian pula sebaliknya.
Dengan demikian dibutuhkan perputaran sediaan yang cukup tinggi agar memperkecil risiko kerugian akibat penurunan harga serta mampu menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan sediaan.
2.3.4 Sumber Modal Kerja
Munawir (2014:120) modal kerja dapat berasal dari berbagai sumber, yaitu:
1. Hasil Operasi Perusahaan
Jumlah net income yang Nampak dalam laporan perhitungan laba rugi ditambah dengan depresiasi dan amortisasi, jumlah ini menujukkan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan. Jadi, jumlah modal kerja dari hasil operasi perusahaan dapat dihitung dengan menganalisa laporan laba rugi perusahaan.
2. Keuntungan dari penjualan surat berharga
Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek adalah salah satu unsur aktiva lancar yang segera dapat dijual dan akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan.
3. Penjualan aktiva tetap investasi jangka panjang dan aktiva lancar lainnya.
4. Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana dari pemilik, hutang hipotik, obligasi dan saham dapat dikeluarkan oleh perusahaan apabila diperlukan sejumlah modal kerja.
5. Pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya Pinjaman jangka pendek seperti kredit bank bagi beberapa perusahaan merupkan sumber aktiva.
6. Kredit dari supplier atau trade creditor.
Sementara itu, menurut Harahap (2016:287) sumber-sumber modal kerja, yaitu:
1. Pertambahan utang, misalnya dengan penjualan obligasi yang menyebabkan dana masuk ke perusahaan.
2. Pertambahan modal, misalnya penjualan saham akan menambah kas perusahaan.
3. Penurunan aset, misalnya penjualan aset akan menambah dana masuk ke perusahaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sumber modal kerja berasal dari laba atau pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode tertentu. Pertambahan modal, misalnya dengan penjualan saham yang menyebabkan kas perusahaan bertambah.
2.3.5 Penggunaan Modal Kerja
Harahap (2016:287) penggunaan modal kerja, yaitu:
1. Penurunan utang, misalnya penggunaan dan untuk membayar utang.
2. Penurunan modal, misalnya pembelian treasury stock.
3. Penambahan aset, misalnya pembelian atau perolehan aset.
Sementara itu, menurut Kasmir (2017:259) ada beberapa penggunaan modal kerja perusahaan, yaitu:
1. Pengeluaran untuk gaji, upah, dan biaya operasi perusahaan lainnya, perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar gaji, upah, biaya operasi lainnya yang digunakan untuk menunjang penjualan.
2. Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan adalah pada sejumlah bahan baku yang dibeli yang akan digunakan untuk proses produksi dan pembelian barang dagangan untuk dijual kembali.
3. Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga, atau kerugian lainnya adalah pada saat perusahaan menjual surat-surat berharga, namun mengalami kerugian. Hal ini akan mengurangi modal kerja dan segera ditutupi.
4. Pembentukan dana merupakan pemisahan aktiva lancar untuk tujuan tertentu dalam jangka panjang, misalnya pembentukan dana pensiun, dana ekspansi, atau dana pelunasan obligasi.
5. Pembelian aktiva tetap seperti tanah, bangunan, kendaraan, dan mesin.
Pembelian ini akan mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar dan timbulnya utang lancar.
6. Pembayaran utang jangka panjang adalah adanya pembayaran utang jangka yang sudah jatuh tempo seperti pelunasan obligasi, hipotek, dan utang bank jangka panjang.
7. Pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar adalah perusahaan menarik kembali saham-saham yang sudah beredar dengan alasan tertentu dengan cara membeli kembali, baik untuk sementara waktu maupun selamanya.
8. Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi adalah pemilik perusahaan mengambil barang atau uang yang digunakan untuk kepentingan pribadi, termasuk dalam hal ini adanya pengambilan keuntungan atau pembayaran dividen oleh perusahaan.
9. Penggunaan lainnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja digunakan untuk pembayaran utang, pembelian aktiva tetap seperti tanah, bangunan, kendaraan, dan mesin, membayar gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainnya.
2.3.6 Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Penyajian laporan sumber dan penggunaan modal kerja menurut Munawir (2014:129), sebagai berikut:
1. Menyusun Neraca yang Diperbandingan
Penyajian laporan tentang perubahan modal kerja memerlukan adanya analisa tentang kenaikan dan penurunan dalam pos - pos yang tercantum dalam neraca yang diperbandingkan antara dua saat tertentu (comparative balance sheet), hal ini menunjukkan perubahan - perubahan yang terjadi dalam pos-pos elemen modal kerja tersebut.
2. Menyusun Laporan Perubahan Modal
Dalam laporan perubahan modal dapat menunjukkan perubahan yang terjadi untuk setiap jenis atau elemen modal kerja (perubahan masing- masing pos aktiva lancar dan hutang lancar) dan perubahan modal kerja secara total. Bagian ini menggambarkan kenaikan atau penurunan setiap elemen aktiva lancar, hutang lancar serta perubahan total modal kerja
dalam suatu periode tertentu.
3. Menyusun Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Menunjukkan sumber dan penggunaan modal kerja atau sebab - sebab terjadinya perubahan modal kerja. Bagian ini menggambarkan sumber - sumber tertentu dari mana modal kerja diperoleh serta sebagai penggunaan dari modal kerja tersebut.
2.4 Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
2.4.1 Pengertian Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Kasmir (2017:248), analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah
“analisis yang berhubungan dengan sumber-sumber dana dan penggunaan dana yang berkaitan dengan modal kerja perusahaan”. Sementara itu, menurut Riyanto (2016:248), analisis sumber dan pengunaan modal kerja merupakan “alat analisis financial manager, di samping alat financial lainnya yang digunakan untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan bagaimana kebutuhan tersebut dibelanjai”.
Selain itu, menurut Munawir (2014:113) berpendapat sebagai berikut:
Dalam melaporkan sumber dan penggunaan dana sering terdapat perbedaan tentang pengertian “dana” atau “find”. Pengertian yang pertama dana diartikan modal kerja, baik dalam arti modal kerja bruto maupun modal kerja netto, sehingga dengan demikian laporan sumber dan penggunaan modal kerja dan perubahaan unsure-unsur modal kerja selama periode yang bersangkutan. Pengertian yang kedua, dana diartikan sama dengan kas, dengan demikian laporan sumber dan penggunaan kas selama satu periode yang bersangkutan
Berdasarkan penjelasan menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis sumber dan penggunaan modal kerja merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber dan penggunaan modal kerja beserta penyebab adanya perubahan modal kerja dalam periode tertentu.
2.4.2 Tujuan Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Kasmir (2017:248), tujuan dari analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah “untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut dibelanjai sebagai langkah pertama dalam analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah penyusunan laporan perubahan neraca yang disusun atas dasar dua neraca dari dua saat waktu”.
Perputaran Kas = Pendapatan
Kas rata-rata x 1 kali
Perputaran Piutang = Pendapatan
Piutang rata-rata x 1 kali 2.4.3 Analisis Kebutuhan Modal Kerja
Riyanto (2016:64), terdapat dua faktor mengenai besar kecilnya kebutuhan modal kerja, yaitu:
1. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode-periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamanya proses produksi, lamanya barang jadi disimpan di gudang dan jangka waktu penerimaan piutang
2. Pengeluaran kas rata-rata setiap harinya merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap harinya untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan biaya-biaya lainnya.
Kemudian, menurut Riyanto (2016:64), terdapat beberapa rumus yang digunakan untuk menganalisis kebutuhan modal kerja, yaitu:
1. Kecepatan Perputaran Operasi Ratio ini digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan telah dipergunakan dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa kali operating assets berputar dalam periode tertentu:
a. Perputaran Kas (Cash Turnover)
Merupakan kemampuan dana yang telah tertanam dalam kas berputar pada periode tertentu, jumlah kas yang ada dalam perusahaan hendaknya tidak kurang dari 5% sampai 10% dari jumlah aktiva lancarnya. Efisiennya penggunaan kas ditunjukkan dengan semakin tingginya cash turnover, namun nilai kas yang besar menunjukkan terjadinya idle money pada perusahaan.
b. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
Merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar pada saat periode tertentu. Rendahnya modal kerja yang tertanaman pada piutang ditunjukkan dengan semakin tingginya tingkat receivable turnover yang berarti bahwa adanya over investment dalam akun piutang. Standar umum perputaran piutang yaitu 7,2 kali artinya adalah seluruh piutang dapat ditagih dalam 7,2 kali atau 50 hari.
Lamanya Perputaran Persediaan = 360
Perputaran Persediaan
Kecepatan Perputaran Modal Kerja = Lamanya Perputaran Modal Kerja Keseluruhan360
Lamanya Modal Kerja = Lamanya perputaran kas + Lamanya perputaran piutang + Lamanya perputaran persediaan
Perputaran Persediaan = Harga pokok penjualan
Persediaan rata-rata x 1 kali
Lamanya Perputaran Kas = 360
Perputaran Kas
Lamanya Perputaran Piutang = 360
Perputaran Piutang
c. Perputaran Persediaan
Untuk menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli atau dijual kembali.
2. Lamanya Perputaran Tiap-Tiap Unsur Modal Kerja
Lamanya perputaran tiap-tiap unsur modal kerja merupakan periode rata- rata yang diperlukan untuk mengumpulkan tiap-tiap unsur modal dalam suatu periode:
a. Lamanya Perputaran Kas
Merupakan periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan kas dalam satu periode. Standar pengumpulan kas 15 hari.
b. Lamanya Perputaran Piutang
Periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang menjadi kas dalam suatu periodenya. Standar umum pengumpulan piutang yaitu 60 hari atau 7,2 kali.
c. Lamanya Perputaran Persediaan
Untuk menunjukkan beberapa lama persediaan tersimpan di dalam gudang perusahaan.
3. Lamanya Modal Kerja Keseluruhan
Adanya waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan seluruh modal kerja dalam satu periode.
4. Kecepatan Perputaran Modal Kerja Keseluruhan
Merupakan jumlah lamanya perputaran modal kerja yang jika turnover modal kerja rendah yang berarti terdapat kelebihan modal kerja yang mungkin dapat disebabkan oleh rendahnya inventory turnover, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar. Semakin lama periode perputaran maka akan mengakibatkan jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin besar.
Modal Kerja yang Tersedia = Aktiva lancar – Hutang lancar Kebutuhan Modal Kerja = Pendapatan
Kecepatan Perputaran Modal Kerja Keseluruhan
Selisih Modal Kerja = Kebutuhan modal kerja – Modal kerja yang tersedia 5. Kebutuhan Modal Kerja
Merupakan tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan modal kerja dalam suatu periode tertentu yang dicantumkan dalam rupiah. Besar kecilnya jumlah kebutuhan modal kerja tergantung dari berbagai faktor yang terdapat dalam suatu perusahaan.
6. Modal kerja yang Tersedia
Merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan modal kerja yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dengan cara mengurangi aktiva lancar dengan hutang lancar.
7. Kekurangan/Kelebihan (Selisih) Modal Kerja
Merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan modal kerja dengan mengurangi kebutuhan modal kerja dengan modal kerja yang tersedia.
Standar industri yang digunakan pada rumus di atas menurut Kasmir (2017:143) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Standar Industri Kebutuhan Modal Kerja
No. Keterangan Standar Industri
1. Perputaran Kas 10 kali
2. Perputaran Piutang 15 kali
3. Perputaran Persediaan 20 kali 4. Lamanya Perputaran Kas 15 hari 5. Lamanya Perputaran Piutang 60 hari 6. Lamanya Perputaran Persediaan 19 hari 7. Perputaran Modal Kerja 6 kali
Sumber: Kasmir. 2017. Analisis Laporan Keuangan