• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Usaha Penggemukan Sapi Potong di CV.Makmur Nugraha Boyolali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Usaha Penggemukan Sapi Potong di CV.Makmur Nugraha Boyolali."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan konsumsi daging di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, yang disebabkan karena meningkatnya jumlah penduduk dan rata-rata kualitas hidup masyarakat serta semakin tingginya kesadaran dari masyarakat untuk mengkonsumsi pangan dengan kualitas baik. Konsumsi daging sapi mencapai 34,9 persen dari jumlah konsumsi daging Nasional, dimana tahun 2012 pemerintah melakukan impor daging sapi beku 80 ribu ton dan 394 ribu ekor sapi bakalan atau setara dengan 76 ribu ton daging. Sebelumnya di tahun 2011 lalu, konsumsi daging sapi nasional mencapai 449 ribu ton. Produksi dalam negeri yang menopang konsumsi mencapai 292 ribu ton (Dirjen Peternakan, 2012).

Sapi potong merupakan komoditas peternakan yang sangat potensial, dilihat dari tingginya permintaan akan daging sapi. Namun, sejauh ini Indonesia belum mampu memenuhi semua kebutuhan daging tersebut, sehingga pemerintah melakukan impor sapi hidup maupun daging sapi dari negara lain misal Australia dan Selandia Baru. Ternak sapi potong di Indonesia memiliki arti yang sangat strategis, terutama dikaitkan dengan fungsinya sebagai penghasil daging, tenaga kerja, penghasil pupuk kandang, tabungan atau sumber rekreasi. Arti yang lebih utamanya adalah sebagai komoditas sumber pangan hewani yang bertujuan untuk mensejahterakan manusia, memenuhi kebutuhan selera konsumen dalam rangka meningkatkan kualitas hidup, dan mencerdaskan masyarakat.

Suatu usaha peternakan sapi potong juga harus dilakukan analisis usaha. Analisis usaha penggemukan sapi potong ini untuk mengetahui biaya yang telah dikeluarkan selama pemeliharaan dan keuntungan yang didapatkan setelah penjualan. Analisis usaha ini juga bertujuan untuk mengetahui layak tidaknya suatu usaha untuk dijalankan dan dikembangkan. Dalam tinjauan makro, pengembangan usaha penggemukan sapi juga merupakan salah satu

(2)

2

upaya penghematan devisa. Pengembangan usaha penggemukan sapi merupakan salah satu upaya substitusi impor.

Faktor manajemen adalah dasar dari keberhasilan usaha peternakan. Manajemen penggemukan sapi potong meliputi aspek pemilihan bakalan, manajemen pakan, manajemen perkandangan, manajemen kesehatan dan sanitasi kandang serta pengolahan limbah guna meningkatkan nilai tambah perusahaan dan mengurangi dampak pencemaran dari peternakan. Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari manajemen penggemukan sapi potong dan analisis usaha pada peternakan CV.Makmur Nugraha Boyolali. Manfaat yang diharapkan adalah sebagai sarana penambah wawasan dan pengetahuan serta dapat mengetahui secara jelas manajemen penggemukan dan analisis usaha peternakan sapi potong sehingga mahasiswa dapat mengetahui kondisi dilapangan sehingga memiliki kemampuan dalam menganalisis usahanya.

B. Tujuan KKL

1. Tujuan Umum

a. Agar mahasiswa memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja secara langsung dan dapat memecahkan permasalahan yang ada dalam kegiatan kuliah kerja lapang.

b. Meningkatkan pemahaman mahasiswa menegenai hubungan antara teori dan penerapannya sehingga dapat memberi bekal bagi mahasiswa untuk mengabdi ke masyarakat.

c. Menambah pengetahuan, ketrampilan, dan wawasan bagi setiap mahasiswa dalam dunia kerja dibidang usaha peternakan, serta mengaplikasikan teori-teori yang di dapat selama perkuliahan.

d. Diharapkan pula dengan kegiatan praktek kerja lapangan ini mahasiswa dapat mengetahui dunia kerja, menumbuhkan semangat dan jiwa wirausaha.

2. Tujuan Khusus

(3)

3

Referensi

Dokumen terkait

To determine which indicators are more dominant in influencing the interest of students, researchers distributing questionnaires to 60 students of Office Education program

Berbeda tidak nyata pada kedua parameter tersebut juga disebabkan karena kandungan unsur hara yang terdapat dalam kompos relatif sama, berasal dari bahan organik

Berdasarkan hasil sidik ragam, perlakuan waktu pemberian bokashi (B) berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 15 hari, umur 30 hari, umur 45 hari,

4. Hasil Tambang Nonmigas. Contohnya: bijih emas, bijih nekel, bijih tembaga, dan batu bara. Ekspor akan secara langsung mempengaruhi pendapatan nasional. Akan

Simpulan dari penelitian ini adalah (1) wujud kefatisan dalam wacana konsultatif pembimbingan skripsi Pada Program studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata

Dengan nilai waktu kerdam yang besar maka bunyi akan semakin.. lama bertahan dalam ruang dan ruang

Aturan asosiasi yang didapatkan tersebut dapat digunakan oleh dinas pendidikan untuk mengambil langkah-langkah perbaikan kepada sekolah-sekolah yang memiliki nilai daya

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan: 1).Dengan pemberian reward dan punishment akan mendorong karywan untuk dapat melaksanakan tugas