• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persediaan Bahan Baku dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) untuk Meminimalisir Biaya Persediaan pada PT. Toya Indo Manunggal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Persediaan Bahan Baku dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) untuk Meminimalisir Biaya Persediaan pada PT. Toya Indo Manunggal"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5458 - 5464

5458

p-ISSN : 2528-3561 e-ISSN : 2541-1934

Persediaan Bahan Baku dengan Metode Economic Order Quantity untuk Meminimalisir Biaya Persediaan

pada PT. Toya Indo Manunggal

Khurul Ainy1*, Ade Momon2, Mohammad Al-Farizi Fian Saputra3

1,2Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia

*Koresponden email: [email protected]

Diterima: 13 Februari 2023 Disetujui: 21 Februari 2023

Abstract

PT. Toya Indo Manunggal is included in the chemical industry. This company has problems with inventory costs and raw material control, because it often experiences out-of-stock using sales to stop.

So the company needs to install a policy on the supply of basic materials so that expenses can be minimized and do not run out of stock. To minimize these expenses, companies can use Economic Order Quantity (EOQ) analysis. This EOQ model can minimize if there is an out of stock so that the production process is not disrupted and the company can spend on inventory costs sparingly. The purpose of this study is to use the EOQ method to determine how much raw materials need to be re-ordered, how much safety equipment is needed, and how much needs to be purchased. If the data is intended to show that PT. Toya Indo Manunggal made a purchase with as many as 22 times on each order with a total of 115 kempu. The total cost for one message is Rp. 802.100.000. The safety stock that needs to be placed in the inventory is 12 kempu. The reorder point for raw materials is 271 kempu.

Keywords materials, inventory costs, EOQ, reorder point, safety stock, PT. Toya Indo Manunggal

Abstrak

PT. Toya Indo Manunggal termasuk bidang industri kimia. Perusahaan ini memiliki permasalahan pada biaya persediaan dan pengendalian bahan baku, sebab sering mengalami kehabisan stok hingga menyebabkan penjualan menjadi berhenti. Maka perusahaan perlu menetapkan kebijakan pada persediaan bahan dasar agar pengeluaran dapat diminimalisir dan tidak mengalami kehabisan stok.

Untuk meminimalisir pengeluaran tersebut, perusahaan dapat menggunakan analisis Economic Order Quantitiy (EOQ). Model EOQ ini dapat meminimalisir jika terjadi kehabisan stok sehingga proses produksi tidak terganggu serta perusahaan dapat mengeluarkan biaya persediaan dengan hemat. Tujuan dari penelitian ini adalah menggunakan metode eoq untuk mengetahui berapa banyak bahan baku yang perlu dipesan ulang, berapa banyak perlengkapan keselamatan yang dibutuhkan, dan berapa banyak yang perlu dibeli. Jika data tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa PT. Toya Indo Manunggal melakukan pembelian dengan sebanyak 22 kali pada setiap pemesanan dengan jumlah 115 kempu.

Jumlah biaya untuk sekali pesan sebanyak Rp. 802.100.000. Persediaan pengaman yang perlu ditempatkan di tempat persediaan yaitu 12 kempu. Titik pemesanan kembali pada bahan baku yaitu sebanyak 271 kempu.

Kata kunci: Bahan baku, biaya persediaan, EOQ, persediaan pengaman, titik pemesanan kembali, PT.

Toya Indo Manunggal

1. Pendahuluan

Banyaknya perindustrian yang berada di Indonesia pada saat ini diperlukannya sistem yang baik, agar perusahaan dapat bertahan dalam persaingan di perindustrian maka perlu melakukan pengendalian persediaan [1]. Pengendalian persediaan menjadi faktor penentu pada suatu perusahaan, karena kegagalan melakukannya dapat menimbulkan masalah bagi pelanggan berupa barang atau jasa yang cacat [2].

Kebutuhan pada pengendalian persediaan pada dasarnya muncul dikarenakan adanya masalah yang di alami oleh perusahaan yang terjadinya akibat kelebihan atau kekurangan persediaan [3]. Kelebihan atau kekurangan persediaan pada perusahaan akan berdampak buruk pada keuangan perusahaan, seperti halnya terjadinya masalah perputaran uang atau modal, terganggunya proses produksi yang gagal mempengaruhi tujuan produksi sesuai dengan permintaan konsumen, dan biaya penyimpanan yang lebih tinggi jika terjadi kelebihan persediaan dan mengeluarkan biaya lebih jika terjadinya out of stock atau kehabisan stok yang dapat merugikan perusahaan [4]-[5].

(2)

Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5458 - 5464

5459

e-ISSN : 2541-1934

Salah satu strategi yang perlu dilakukan untuk mengembangkan perusahaan yaitu dengan melakukan perencanaan dan pengendalian bahan yang tepat, dengan ketepatan pada produksi dapat mengendalikan dana untuk menghindari gangguan dan memastikan bahwa dana yang dihemat untuk persediaan material tidak diperlukan. Tujuan utama perusahaan memiliki persediaan agar perusahaan dapat menekankan pengeluaran seminimal mungkin dengan kinerja serta keuntungan perusahaan lebih optimal, selain itu perusahaan harus menentukan tingkat persediaan yang optimal untuk memastikan tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan bahan baku selama proses produksi [6][7][8][9].

Tidak diragukan lagi bahwa persediaan pada perusahaan sewaktu-waktu akan habis, dimana akan menghambat proses produksi yang efisien. Akibatnya, pelaku usaha perlu merencanakan dengan matang agar tidak kehabisan bahan baku atau terlalu banyak sehingga menimbulkan kerugian di kemudian hari.

Untuk menjamin keberlangsungan perusahaan, proses produksi harus berjalan lancar dan penjualan bebas dari segala kendala. Dengan cara ini, bisnis dapat memaksimalkan keuntungan.[10][11][12].

PT. Toya Indo Manunggal merupakan perusahaan yang memproduksi dan menyuplai bahan-bahan kimia kepada perusahaan industri. PT. Toya Indo Manunggal sangat mementingkan kualitas pada produknya. Sehingga perusahaan ini berusaha agar memiliki kualitas yang baik pada produk yang mereka jual. Selain itu, PT. Toya Indo Manunggal juga memfokuskan pada kelancaran produksinya. Tapi seringkali perusahaan mengalami kendala terhadap stok yang habis dan tidak mempunyai persediaan pengaman.

Untuk meminimumkan pengeluaran denga demikian biaya persediaan dapat menggunakan analisis

“Economic Order Quantity” (EOQ). EOQ adalah suatu cara untuk mendapatkan jumlah pesanan ekonomis dengan biaya yang minimum. Metode EOQ (Economic Order Quantity) termasuk pada metode pengendalian persediaan atau paling banyak digunakan karena perhitungannya mudah dan sangat praktis diantara metode lainnya. Selain itu, metode ini dapat mengurangi terjadinya kehabisan stok, mengurangi biaya terhadap penyimpanan menghemat ruangan, dan mampu menyelesaikan jika terjadi masalah terhadap penumpukan bahan baku [13] [14] [15].

2. Metode Penelitian

Data studi kasus dikumpulkan dalam penelitian ini melalui pengamatan untuk melihat permasalahan apa yang terjadi pada perusahaan tersebut dan membantu menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan metode yang sudah didapat. Permasalahan ini mengenai pengeluaran yang akan di minimalisir agar proses produksi pada PT. Toya Indo Manunggal berjalan dengan lancar.

Tahapan pengolahan data yaitu dimulai dengan mengumpulkan data permintaan bahan baku asam sulfat pada tahun 2021, data ordering cost, data carrying cost, dan waktu pemesanan (lead time). Untuk menentukan total inventory cost yang optimal yaitu dengan menggunakan metode EOQ. Safety stock digunakan agar tidak terjadi kehabisan bahan baku, reorder point digunakan agar mengetahui kapan bahan baku dapat dipesan kembali.

2.1. Metode EOQ

Menggunakan EOQ, merupakan cara untuk mendapatkan jumlah pesanan yang rendah dengan biaya yang minimum. Apabila keseluruhan data sudah terkumpul, dilanjut dengan menghitung Economic Order Quantity (EOQ) dengan rumus di bawah ini:

𝐸𝑂𝑄 = √2 𝑆𝐷 𝐻 2.2. Penentuan Biaya Total (Total Cost)

Berikut merupakan rumus (TC) bahan baku yaitu sebagai berikut:

𝑇𝐶 =𝐷 𝑄𝑆 +𝑄

2𝐻 Keterangan :

TC = Total Cost S = Biaya Pemesanan D = Jumlah Permintaan H = Biaya Penyimpanan Q = Economic Order Quantity

(3)

Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5458 - 5464

5460

p-ISSN : 2528-3561 e-ISSN : 2541-1934

2.3. Menghitung Persediaan Pengaman (Safety Stock)

Safety inventory adalah inventaris tambahan yang harus dipersiapkan secara optimal untuk memastikan produksi tidak terganggu dan menghindari kehabisan stok.

Berikut merupakan rumus dari Safety Stock:

SS = SD × Z Keterangan:

SS = Safety Stock SD = Standar Deviasi

Z = Faktor keamanan ditentukan atas kemampuan perusahaan X = Pemakaian Sesungguhnya

𝑋̅ = Perkiraan Pemakaian N = Jumlah Data

Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung standar deviasi adalah sebagai berikut:

𝑆𝐷 = √∑(𝑋 − 𝑋̅)2 𝑁 2.4. Menghitung Pemesanan Kembali (Reorder Point)

Waktu ketika pesanan selesai tepat waktu untuk memastikan tidak ada kekurangan bahan baku dikenal sebagai Reorder Point. Rumus berikut harus digunakan untuk menentukan nilai t sebelum ROP dapat dihitung:

t = Q/D Keterangan:

t = Siklus waktu pemesanan ROP = reorder point

D = Jumlah Permintaan L = Lead Time

Reorder point ditentukan harus berdasarkan pada lead time (L). Ada dua rumus pada lead time (L) yang akan dibandingkan dengan siklus waktu pemesanan (t), yaitu :

1. Jika L < t maka reorder point dicari dengan menggunakan rumus : ROP = L x DL 2. Jika L > t maka reorder point dicari dengan menggunakan rumus : ROP = (L-t) x DL 3. Hasil dan Pembahasan

3.1. Pengumpulan Data

Tim peneliti mengandalkan data permintaan bahan baku asam sulfat di PT. Toya Indo Manunggal pada Tahun 2021.

3.2. Pengolahan Data Material dan Bahan Baku Asam Sulfat

Berikut merupakan data-data pada bahan baku Asam Sulfat yang diperlukan pada pengolahan data yaitu:

1. Data permintaan bahan baku Asam Sulfat Tahun 2021 2. Data biaya pemesanan (Ordering Cost)

3. Data biaya penyimpanan (Carrying cost) 4. Waktu Pemesanan (Lead Time)

(4)

Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5458 - 5464

5461

p-ISSN : 2528-3561 e-ISSN : 2541-1934

Tabel 1. Data pemakaian bahan baku Asam Sulfat 2021

Bulan Req. Qty (kempu)

Januari 200

Februari 220

Maret 210

April 200

Mei 218

Juni 215

Juli 195

Agustus 205

September 200

Oktober 210

November 209

Desember 202

Total 2484

Rata-rata 207

Sumber: PT. Toya Indo Manunggal (2021) Tabel 2. Biaya Pemesanan No. Jenis Biaya Biaya Pesan

1. Biaya Komunikasi Rp 1.000.000 2. Biaya Tenaga Kerja Rp 5.000.000 3. Biaya Dokumen Rp 500.000,00 4. Biaya Pengiriman Rp 12.000.000

Total Rp 18.500.000

Sumber: PT. Toya Indo Manunggal (2021) Tabel 3. Total Biaya Penyimpanan

No. Keterangan Biaya

1. Listrik Gudang Rp 2.000.000

2. Keamanan Rp 5.000.000

Total Rp 7.000.000

Sumber: PT. Toya Indo Manunggal (2021) Tabel 4. Total Biaya Persediaan 2021

No. Keterangan Biaya

1. Total Biaya

Persediaan Rp. 1.020.500.000 Total Rp. 1.020.500.000 Sumber: PT. Toya Indo Manunggal (2021) 3.3. Analisis Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Metode EOQ digunakan untuk pengolahan data pengendalian persediaan bahan baku. EOQ adalah metode untuk mendapatkan jumlah pesanan yang rendah dengan biaya rendah.

Berikut merupakan data yang dibutuhkan untuk perhitungan pada EOQ, seperti:

1. Total kebutuhan bahan baku (D) = 2.484 kempu 2. Biaya pemesanan (S) = Rp. 18.500.000

3. Biaya penyimpanan (H) = Rp. 7.000.000

Rumus berikut dapat digunakan untuk menentukan cara pembelian bahan baku yang paling hemat biaya:

(5)

Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5458 - 5464

5462

p-ISSN : 2528-3561 e-ISSN : 2541-1934

EOQ = √2 × S × D H

EOQ = √2 × 18.500.000 × 2.484 kempu Rp. 7.000.000

EOQ = 114,58 kempu ≈ 115 kempu

Sebanyak 115 kempu dihabiskan untuk bahan baku yang paling hemat biaya atau terbaik, menurut perhitungan di atas.

1. Frekuensi Pemesanan Bahan Baku

Rumus seberapa sering memesan bahan baku adalah sebagai berikut:

F = D EOQ F =2.484 kempu

115 kempu F = 21,6 kali ≈ 22 kali

Hingga 22 kali Pesanan per tahun harus digunakan untuk menghitung frekuensi pemesanan bahan baku.

2. Total Biaya Persediaan

Dengan menggunakan rumus di bawah ini, maka perusahaan dapat memperoleh hasil biaya total pembelian bahan baku dengan menggunakan metode EOQ.

TC =D QS +Q

2H TC = 2.484 kempu

115 Rp 18.500.000 +115

2 Rp 7.000.000 TC = 399.600.000 + 402.500.000

TC = Rp. 802.100.000

Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah total yang harus dikeluarkan usaha untuk membeli bahan baku adalah Rp. 802.100.000.

3. Perhitungan Safety Stock

Standar deviasi harus diketahui terlebih dahulu sebelum Safety Stock dapat dihitung. Tabel 5 menggambarkan langkah dalam proses penghitungan standar deviasi.

Tabel 5. Standar Deviasi

Bulan Kebutuhan 𝑋̅ (𝑋 − 𝑋̅) (𝑋 − 𝑋̅)2

Januari 200 207 -7 49

Februari 220 207 13 169

Maret 210 207 3 9

April 200 207 -7 49

Mei 218 207 11 121

Juni 215 207 8 64

Juli 195 207 -12 144

Agustus 205 207 -2 4

September 200 207 -7 49

Oktober 210 207 3 9

November 209 207 2 4

Desember 202 207 -5 25

Total 2484 696

Sumber: Hasil pengolahan data (2022)

Karena jumlah (𝑋 − 𝑋̅)2 diketahui dari Tabel 5, rumus berikut dapat digunakan untuk menghitung SD:

(6)

Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5458 - 5464

5463

e-ISSN : 2541-1934

𝑆𝐷 = √∑(𝑋 − 𝑋̅)2 𝑁 𝑆𝐷 = √696

12 SD = 7,62

Nilai tersebut dapat dimasukkan ke dalam rumus SS di bawah ini dengan nilai Z sebesar 95% jika telah diperoleh nilai standar deviasi. Hal ini memberikan peluang untuk menghindari kekurangan bahan baku selama masa tunggu, dan nilai Z yang diperoleh sebesar 1,64 yang berada di atas rata-rata seperti terlihat pada tabel standar deviasi normal.

Safety Stock = SD × Z

= 7,62 × 1,64

= 12,489 kempu ≈ 12 kempu

Stok pengaman bahan baku yang harus disediakan PT. Tayo Indo Manunggal ialah sebelum dilakukan pemesanan kembali yaitu sebesar 12 kempu.

4. Perhitungan Reorder Point

Sebelum menghitung ROP perlu mengetahui nilai t dengan menggunakan rumus berikut:

𝑡 =𝑄 𝐷 𝑡 = 115

2.484

t = 0,04 tahun = 0,48 bulan

Berdasarkan temuan sebelumnya, nilai T = Lead time ditentukan dengan menunggu rata-rata 10 hari, atau 0,33 bulan, hingga bahan baku yang disebutkan dalam pesan perusahaan tiba. Mengingat nilai L< t diketahui, rumus berikut dapat digunakan untuk menentukan ROP:

ROP = L × DL ROP = 0,33 × 2.484 × 0,33

ROP = 271 kempu

Hasil yang diperoleh dari perhitungan sebelumnya memastikan perusahaan tidak kehabisan bahan baku lebih dari 271 kempu.

3.4. Perbandingan

Setelah pengolahan data selesai, berikut merupakan perbandingan dari yang di keluarkan oleh perusahaan dengan setelah menggunakan metode EOQ dapat dilihat dalam Tabel 6.

Tabel 6. Perbandingan Kebijakan Perusahaan dengan Metode EOQ

No. Keterangan Kebijakan

Perusahaan

Metode EOQ 1. Pembelian rata-rata

bahan baku

207 kempu 115 kempu 2. Total Cost Rp. 1.020.500.000 Rp. 802.100.000 3. Frekuensi

Pemesanan

12 kali 22 kali

4. Safety Stock - 12 kempu

5. Reorder Point - 271 kempu

Sumber:Hasil pengolahan data (2022) 4. Kesimpulan

Pada hasil dan pembahasan diatas didapatkan hasil pada PT. Toya Indo Manunggal pada pembelian bahan baku Asam Sulfat yang diperoleh adalah 207 kempu. Sedangkan pembelian bahan baku Asam Sulfat

(7)

Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5458 - 5464

5464

p-ISSN : 2528-3561 e-ISSN : 2541-1934

agar produksi mencapai hasil yang optimal menurut perhitungan metode EOQ adalah 115 kempu. Dengan menggunakan metode EOQ, total biaya pembelian bahan baku asam sulfat dihitung sebesar Rp.

802.100.000, sedangkan total biaya PT. Toya Indo Manunggal mengenakan biaya Rp 1.020.500.000. untuk pembelian bahan baku yang dilakukan tanpa menggunakan metode EOQ. Oleh karena itu, perusahaan dapat menghemat biaya pembelian bahan baku hingga Rp 218.400.000 dengan menggunakan metode EOQ. Hasil safety stock berdasarkan EOQ sebesar 12 kempu. Susun ulang penyimpanan bahan baku agar PT. Tayo Indo Manunggal tidak mengalami kekurangan pada bahan baku yaitu sebesar 271 kempu.

5. Referensi

[1] N. Apriyani and A. Muhsin, “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity),” OPSI, vol. 10, No. 2, 2017.

[2] F. Sulaiman and Nanda, “Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Menggunakan Metode EOQ pada UD. Adi Mabel,” Jurnal Teknik dan Inovasi Mesin Otomotif, Komputer, Industri dan Elektronika, vol. 02, No. 1, pp. 1-11, 2015.

[3] A. Rufaidah and A. Fatakh, “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ ) Di PT. X,” KAIZEN, vol. 1, no. 2, 2018.

[4] A. V Langke, I. D. Palandeng, and M. M. Karuntu, “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kelapa Pada PT. Tropica Cocoprima Menggunakan Economic Order Quantity,” J. EMBA, vol. 6, no. 3, pp. 1158–1167, 2018.

[5] M. N. Sundah, A. H. Jan, and M. M. Karuntu, “Penerapan Economic Order Quantity (EOQ) Pada PT. Woloan Permai Perkasa,” J. EMBA, vol. 7, no. 4, pp. 4661–4669, 2019.

[6] M. Andiana, “Aplikasi Metode EOQ Dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku PT X,” Jurnal Akuntansi Maranatha, vol. 10, no. 1, pp. 30–40, 2018.

[7] M. Trihudiyatmanto, “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) (Studi Empiris Pada Cv. Jaya Gemilang Wonosobo),” J.

Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, vol. 4, no. 3, hal. 220–234, 2017.

[8] E. P. Lahu and J. S. B. Sumarauw, “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Guna Meminimalkan Biaya Persediaan Pada Dunkin Donuts Manado,” J. EMBA, vol. 5, no. 3, pp. 4175–

4184, 2017.

[9] Y. Maulana and T. Rois, “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Dalam Upaya Meminimumkan Biaya Produksi Pada CV.

Delapan-Delapan Kuningan,” IJSM, vol. 1, no. 1, 2018.

[10] R. A. Sulbahri and A. Azhari, “Pengaruh Pengendalian Persediaan Kantong Pupuk Terhadap Kelancaran Proses Produksi Pupuk NPK di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang,” J. Kompetitif, vol.

8, no. 1, 2019.

[11] R. Fitriana and L. Zanah, “Pengaruh Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku dan Perencanaan Proses Produksi Terhadap Kelancaran Proses Produksi Pada PT. Daliatex Kusuma,” Akurat| Jurnal Ilmiah Akuntansi FE UNIBBA, vol. 11, pp. 93–114, 2020.

[12] F. R. Siboro and R. H. Nasution, “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) dan Metode Min-Max,” JITEKH, vol. 8, no. 1, pp. 34–40, 2020.

[13] J. Juventia and L. P. S. Hartanti, “Analisis Persediaan Bahan Baku PT . BS dengan Metode Economic Order Quantity ( EOQ ),” Jurnal GEMA AKTUALITA, vol. 5, no. 1, pp. 55–64, 2016.

[14] I. P. C. P. Dewi, I. N. T. Herawati, and I. M. A. Wahyuni, “Analisis Pengendalian Persediaan Dengan Metode (EOQ) Economic Order Quantity Guna Optimalisasi,” J. Akuntansi Profesi, vol.

10, no. 2, pp. 54–65, 2019.

[15] A. F. Mahendra, M. Jufriyanto, and A. W. Rizqi, “Pengendalian Persediaan Bahan Baku Singkong dengan Metode EOQ (Studi kasus di UMKM Kuncoro Gresik),” J. Serambi Engineering, vol. VII, no. 3, pp. 3481–3487, 2022.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan peneliti bertujuan untuk mengetahui perbedaan perkembangan antara kecerdasan interpersonal anak yang belajar

Selain itu juga melindungi logam dasar dari korosi baik itu melindungi dengan logam dasar yang kurang mulia sseperti pelapisan seng pada baja dan terakhir adalah

prosedur pelaksanaan pemberian Kredit Kepemilikan Rumah di PT. Bank Tabungan Negara cabang pembantu Bubutan – Surabaya. 1.5.2 Bagi Pembaca. Dapat memberikan informasi yang

Penelitian selanjutnya di lakukan oleh Zahreni &amp; Pane (2012) menggunakan teori Ajzen &amp; Fisbein (1975) yang menyatakan bahwa intensi berwirausaha merupakan

Choy (1981) ketika menganalisis tari Jawa (golek), berusaha mencari jawab atas pertanyaannya ’jika seseorang men- duga bahwa bahasa dan tari dalam satu lingkup budaya yang

Setelah lama bergelut dengan region, saya menemui kendala yaitu akan cukup sulit menggunakan region bila bentuk form yang akan kita buat tidak sama dengan bentuk dasar

Kelompok Tani di Kecamatan Sungai Tabuk pengelolaan nya dilaksanakan oleh Kios Warga Tani yang merupakan salah satu kios di Kecamatan Sungai Tabuk yang dipilih

Kata  “komunikasi” merupakan asal  dari bahasa latin, communis,