• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROBLEMATIKA SISTEM PEMBAYARAN APLIKASI DANA SEBAGAI E-WALLET DI INDONESIA BERDASARKAN PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/40/PBI/2016 DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROBLEMATIKA SISTEM PEMBAYARAN APLIKASI DANA SEBAGAI E-WALLET DI INDONESIA BERDASARKAN PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/40/PBI/2016 DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH SKRIPSI"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/40/PBI/2016 DAN KOMPILASI

HUKUM EKONOMI SYARIAH

SKRIPSI

Oleh :

Yuni Maulidatul Mukarromah NIM. S20182038

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS SYARIAH

2023

(2)

PROBLEMATIKA SISTEM PEMBAYARAN APLIKASI DANA SEBAGAI E-WALLET DI INDONESIA BERDASARKAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/40/PBI/2016 DAN KOMPILASI

HUKUM EKONOMI SYARIAH

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Hukum (S.H) Fakultas Syariah

Program Studi Hukum Ekonomi Syariah

Oleh :

Yuni Maulidatul Mukarromah NIM. S20182038

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS SYARIAH

2023

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv MOTTO

 ِّْيَهَع ُ َّ َ اَللّ َّقاَش اًًِّهَسُي َّقاَش ٍَْي َٔ َّ َاَللّ ُِ َّراَض اًَِهْسُي َّراَض ٍَْي

“Barang siapa yang memberi kemudlaratan kepada seorang muslim, maka Allah akan memberi kemudlaratan kepadanya. Dan barang siapa yang menyulitkan

seorang muslim, maka Allah akan menyusahkan dia”

(HR. Abu Dawud no.3635, At Tirmidzi no.1940 dan dihasankan oleh Imam At Tirmidzi)

(6)

v

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan keberkahan dan kesehatan kepada Penulis. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umat manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang lebih beradab. Dalam penyusunan skripsi ini, Peneliti mempersembahkan kepada orang-orang yang senantiasa memberikan dukungan serta doa untuk tetap semangat mengerjakan skripsi dan menggapai cita-cita, diantaranya kepada:

1. Ayahanda Muhammad Chusaeni dan Ibunda Latifah tercinta, yang sejak peneliti lahirkan tak henti-hentinya memberikan yang terbaik kepada peneliti walau dalam keadaan apapun serta doanya yang selalu terus mengiringi masa depan peneliti.

2. Kakak-kakakku Inayatul Munawaroh dan Ikhwan Hidayatullah yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada peneliti dengan penuh kesabaran.

3. Keponakanku Mohammad Adelard Jibril, Mikaila Jemma An-Nahrawi, dan Muhammad Aydin Kalief Hidayatullah yang selalu menghibur peneliti dikala jenuh dan bosan.

4. Sahabatku tersayang Faiqotul Mahmuda, Lilik Ismatur Rohmah, Silviana Adiyanto, Windi Aprilia Anggraini, Nadia Rohma Safitri yang selalu memberikan dukungan, doa dan menemani peneliti serta saran-saran yang membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

(7)

vi

5. Teman-teman angkatan 2018 khususnya “HES4” yang sedari MABA hingga dengan saat-saat terakhir berkuliah di Fakultas Syariah Universitas Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah banyak memberikan kenangan dan cerita semasa menjadi mahasiswa, serta teman-teman KKN Posko 31 yang juga telah memberikan kenangan dan pengalaman.

6. Kepada Lim JaeBom, Mark Tuan, Jackson Wang, Park Jinyoung, Choi Youngjae, Bambam dan Kim Yugyeom sebagai anggota group GOT7 serta Kim Namjoon, Kim Seokjin, Min Yoongi, Jung Hoseok, Park Jimin, Kim Taehyung dan Jeon Jungkook sebagai anggota group BTS, yang secara tidak langsung telah memberikan banyak dukungan dan inspirasi kepada peneliti melalui karya-karyanya.

7. Dan yang terakhir untuk diri sendiri, terima kasih sudah bisa bertahan dan bersabar dalam menghadapi situasi apapun walapun di depan nanti pasti ada rintangan yang benar-benar harus dihadapi.

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Segenap puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat terselesaikan dengan lancar.

Skripsi ini berjudul “Problematika Sistem Pembayaran Aplikasi DANA Sebagai E-Wallet Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah” yang disusun guna memperoleh gelar Sarjana Hukum, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

Selesainya proses penelitian dan penulisan skripsi ini penulis peroleh karena dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., M.M selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan fasilitas dalam proses perkuliahan.

2. Bapak Prof. Dr. M.Noor Harisuddin, M. Fil., Selaku Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan arahan dan bimbingan pada mahasiswa Fakultas Syariah.

3. Bapak Dr. H. Ahmad Junaidi, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq

(9)

viii

Jember yang telah memberikan bimbingan dalam program perkuliahan dan membantu penerimaan judul penelitian penulis.

4. Bapak Dr. Martoyo, S.H.I., M.H selaku dosen pembimbing skripsi Peneliti yang bersedia meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan koreksi dalam menyusun skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen pengajar beserta staf di Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada seluruh mahasiswa.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan pemberian kritik dan saran yang nantinya akan membantu penulis dalam melakukan perbaikan penulisan. Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi manfaat untuk sleuruh pembaca dengan menambah ilmu pengetahuan pembaca.

Jember, 5 Desember 2022

Yuni Maulidatul Mukarromah

(10)

ix ABSTRAK

Yuni Maulidatul Mukarromah, 2022: Problematika Sistem Pembayaran Aplikasi DANA Sebagai E-Wallet di Indonesia Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.

Kata kunci: Sistem Pembayaran, E-Wallet, Aplikasi DANA

Saat ini aplikasi e-wallet banyak digunakan oleh masyarakat dalam melakukan suatu transaksi, khususnya transaksi berbasis elektronik. Salah satu aplikasi e-wallet tersebut yaitu aplikasi DANA. Selain memiliki beberapa keunggulan, aplikasi DANA ternyata juga memiliki kelemahan dimana adanya suatu permasalahan yang keluhkan penggunanya dalam menggunakan aplikasi DANA, seperti gagalnya melakukan transaksi dan berkurangnya saldo tanpa adanya persetujuan dari pengguna DANA.

Fokus penelitian ini adalah: 1) Bagaimana sistem pembayaran Aplikasi DANA sebagai e-wallet di Indonesia? 2) Bagaimana analisis sistem pembayaran Aplikasi DANA sebagai e-wallet di Indonesia berdasarkan PBI No.18/40/PBI/2016? 3) Bagaimana analisis sistem pembayaran Aplikasi DANA sebagai e-wallet di Indonesia berdasarkan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah?

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui dan menganalisis sistem pembayaran Aplikasi DANA sebagai e-wallet di Indonesia. 2) Untuk mengetahui dan menganalisis sistem pembayaran Aplikasi DANA sebagai e- wallet di Indonesia berdasarkan PBI No.18/40/PBI/2016. 3) Untuk mengetahui dan menganalisis sistem pembayaran Aplikasi DANA sebagai e-wallet di Indonesia berdasarkan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.

Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan empiris dengan jenis penelitian lapangan (field research). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah jenis analisis deskriptif. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber.

Hasil penelitian ini adalah: 1) Bahwa sistem pembayaran pada layanan aplikasi DANA, pengguna harus menyimpan saldo terlebih dahulu dengan melakukan pengisian saldo (top up), Baru kemudian pengguna dapat melakukan transaksi pada aplikasi DANA. Namun ternyata masih banyaknya pengguna DANA yang mengalami problem dalam bertransaksi pada aplikasi DANA akan tetapi oleh pihak DANA tidak segera menindak lanjuti laporan yang dikirimkan penggunanya. 2) Bahwa analisis sistem pembayaran aplikasi DANA berdasarkan Peraturan Bank Indonesia nomor 18/40/PBI/2016 sudah sesuai dengan yang tercantum dalam pasal 2, namun masih belum memenuhi semua aturan dalam pasal 21 yang menjelaskan mengenai diwajibkannya penyelenggara untuk segera melaksanakan pengembalian dana (refund) kepada pengguna Dompet Elektronik.

3) Bahwa analisis sistem pembayaran aplikasi DANA berdasarkan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah termasuk dalam pasal yang berhubungan dengan akad wadi‟ah untuk transaksi top up saldo, jual beli untuk transaksi pembelian produk dan sewa (ijarah) untuk transaksi pelayanan jasa.

(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Istilah ... 7

F. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 13

A. Penelitian Terdahulu ... 13

B. Kerangka Konseptual ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 52

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ... 52

(12)

xi

B. Subjek Penelitian ... 53

C. Teknik Pengumpulan Data ... 54

D. Analisis Data ... 55

E. Keabsahan Data ... 57

F. Tahap-Tahap Penelitian ... 57

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 59

A. Gambaran Objek Penelitian ... 59

B. Penyajian Data dan Analisis ... 70

C. Pembahasan Temuan ... 95

BAB V PENUTUP ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 106 LAMPIRAN-LAMPIRAN

MATRIK PENELITIAN

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN PERMOHONAN IZIN PENELITIAN DOKUMENTASI

BIODATA PENELITI

(13)

xii

DAFTAR TABEL

2.1 Perbandingan Penelitian dengan Terdahulu ... 23

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

4.1 Logo Aplikasi DANA ... 60

4.2 Skema Transaksi Pengisian Saldo ... 71

4.3 Skema Transaksi Pengisian Saldo Melalui Internet Banking ... 72

4.4 Skema Transaksi Transfer Saldo ke Bank ... 76

4.5 Skema Transaksi Transfer Saldo ke Sesama Pengguna DANA ... 78

4.6 Skema Transaksi Pembelian Pulsa/Paket Data ... 80

4.7 Skema Transaksi Pembayaran Melalui QRIS ... 82

4.8 Skema Penarikan Saldo DANA Bisnis ... 85

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang dalam perekonomian harus melakukan tindakan yang dikenal sebagai transaksi, yang terdiri dari dua pihak yang berjauhan satu sama lain. Transaksi didefinisikan sebagai salah satu metode dimana penjual dan pembeli gunakan dalam hubungannya dengan penggunaan komoditas atau alat. Metode perdagangan yang sebelumnya digunakan untuk bertukar komoditas fisik telah berkembang dari waktu ke waktu untuk menggunakan nilai elektronik dan menjadi transaksi elektronik. Pasal 1 angka 2 Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik menyatakan bahwa Transaksi Elektronik adalah transaksi yang dilakukan secara resmi oleh komputer, jaringan komputer, atau perangkat elektronik lainnya.1

Pembayaran elektronik diatur oleh Peraturan Bank Indonesia No.20/06/PBI/2018 tentang pembayaran elektronik, yang mendefinisikan pembayaran elektronik sebagai metode pembayaran yang mencakup beberapa komponen dengan mengeluarkannya secara elektronik pada server media atau chip berdasarkan nilai dana awal yang disimpan dengan penyelenggara dan bukan merupakan simpanan yang dimaksud dalam undang-undang tentang

1 Sekretariat Negara Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, pasal 1 angka 2.

(16)

perbankan.2 Dalam melakukan proses transaksi, terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 diantaranya yaitu pratransaksi, otorisasi, kliring, penyelesaian akhir (setelmen), dan pascatransaksi.3

Dalam tahap pratransaksi hal yang dimaksud kegiatan awal yang harus ada dalam melakukan transaksi yaitu dilakukan saat memulai proses transaksi seperti penyediaan informasi sumber dana dan penyediaan infrastruktur. Kemudian dalam tahap otorisasi yaitu tahap persetujuan atas transaksi yang dilakukan dengan cara verifikasi identitas, validasi data dan memastikan kecukupan sumber dana. Selanjutnya pada tahap kliring yaitu tata cara yang dilakukan setelah transaksi pembayaran dan meliputi rekonsiliasi, verifikasi, dan penghitungan hak dan kewajiban para pihak..

Kemudian dalam tahap penyelesaian akhir (setelmen) merupakan tahap akhir dari proses dan dapat dilaksanakan dengan mendebet dan mengkredit rekening keuangan masing-masing untuk hak dan tanggung jawab masing- masing keuangan. Dalam tahap akhir yaitu pascatransaksi yang adalah kegiatan yang dilakukan setelah penyelesaian akhir (settlement) tercapai, seperti saat faktur dikeluarkan untuk transaksi yang diselesaikan.

Majelis Ulama Indonesia juga menerbitkan Fatwa DSN-MUI Nomor 116 Tahun 2017 tentang penggunaan uang elektronik dalam transaksi yaitu

2 Pasal 1 angka 3 Peraturan Bank Indonesia No.20/06/PBI/2018 tentang Uang Elektronik.

3 Pasal 2 ayat (2) Peraturan Bank Indonesia N0.18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran.

(17)

ribawi, gharar, maysir, tadlis, risywah, dan israf, serta transaksi yang melibatkan barang terlarang atau haram.4

Salah satu indikasi bagaimana hal-hal telah berubah di era digital ini adalah penciptaan dompet elektronik (E-Wallet). E-Wallet adalah layanan pembayaran elektronik yang digunakan untuk sistem pembayaran lain yang menggunakan kartu pembayaran elektronik atau uang elektronik dan juga dapat digunakan untuk menyimpan dana untuk membayar barang, sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 18/40/PBI/2016 tentang Pelaksanaan Pemrosesan Transaksi Pembayaran.5 Banyak orang menggunakan aplikasi dompet digital (E-Wallet) saat ini karena nyaman dan kelebihannya yang melimpah misalnya lebih praktis dan cepat dibandingan dengan pembayaran tunai.

Seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa pertaman, uang elektronik diberikan kepada penerbit, kemudian ditransfer secara digital ke server media atau chip, Aplikasi DANA merupakan salah satu media tersebut. Aplikasi DANA merupakan aplikasi keuangan digital dan sistem pembayaran yang menggunakan uang elketronik, cek elektronik, transfer uang elektronik, serta metode pembayaran lainnya yang berbasis teknologi seluler dengan menggunakan Perangkat Telekomunikasi dan memanfaatkan izin dari Bank Indonesia mengenai uang elektronik, dompet elektronik, transfer dana, dan

4 Fatwa DSN-MUI Nomor 116/DSN-MUI/IX/2017 tentang Uang Elektronik Syariah.

5 Pasal 1 angka 7 Peraturan Bank Indonesia No.18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran.

(18)

LKD (Layanan Keuangan Digital.6 Aplikasi DANA merupakan pihak ketiga (payment gateway) sebab dalam sebuah transaksi elektronik terdapat Pembeli (pengguna DANA) adalah pihak pertama, dan penjual (yang bekerja dengan Aplikasi DANA) adalah pihak kedua.

Dari banyaknya keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan Pembayaran Elektronik pada layanan transaksi aplikasi DANA, tidak melepas kemungkinan adanya kekurangan dalam praktik layanan transaksi aplikasi DANA yang sering kali mengalami gangguan server sehingga menimbulkan permasalahan di masyarakat, seperti ketika pengguna DANA melakukan salah satu layanan transaksi yaitu pada transfer dana lalu saldo milik pengguna DANA sudah terpotong akan tetapi transaksi transfer dana tersebut tidak berhasil selama proses majelis akad sedang berlangsung. Dan saat pengguna DANA melakukan top up saldo dan berhasil masuk dalam dompet digital akun DANA, namun kemudian saldo miliknya tiba-tiba berkurang dengan riwayat status transaksi yang berisi keterangan bahwa pembayaran digunakan untuk membayar tagihan berlagganan aplikasi, padahal pengguna tersebut tidak memiliki langganan aplikasi apapun.

Jika dilihat dari contoh permasalahan tersebut bahwasanya ada beberapa masalah yang disebabkan karena tidak adanya tahapan transaksi pembayaran sebagaimana yang sudah tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia, baik salah satu tahap maupun keseluruhan tahapan transaksi pembayaran. Dan dari masalah tersebut juga dapat dicurigai adanya unsur

6 Syarat dan Ketentuan Aplikasi DANA, Diaksesmelalui situs: https://www.dana.id/terms pada tanggal 27 Februari 2022.

(19)

gharar terhadap aplikasi DANA karena tidak adanya kejelasan transaksi bagi

pengguna DANA dan mengakibatkan keuntungan bagi pihak lain. Al-qur‟an dengan tegas menolak hadirnya gharar dalam kegiatan perekonomian dengan menyatakan bahwa para pihak dalam transaksi keuangan tidak berhak untuk menzalimi satu sama lain, karena gharar membangun ketidakadilan.7

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis ingin membahasnya lebih jauh mengenai pambayaran elektronik pada Aplikasi DANA dari segi Hukum Islamnya, sehingga penulis menuangkannya dalam sebuah judul skripsi yang berjudul “Problematika Sistem Pembayaran Aplikasi DANA Sebagai e-Wallet Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah”.

B. Fokus Penelitian

Fokus pada penelitian memberikan informasi untuk penelitian dan pengumpulan data, memungkinkan penelitian untuk fokus pada pemahaman masalah, yang merupakan tujuan utamanya. Karena fokus penelitian, informasi sekunder tertentu dapat diinterpretasikan sesuai dengan kontek masalah, sehingga krisis saat ini lebih jelas terkait. Fokus penelitian dibahas secara jelas, singkat, rinci, sepsifik yang tekankan dalam format kalimat tanya.

Penulis memutuskan subjek penelitian berdasarkan latar belakang yang telah dinyatakan sebelumnya sebagai berikut:

7 Sijarul Arifin, Gharardan Risiko dalam Transaksi Keuangan, Jurnal TSAQAFAH Vol.6 No.2 (Oktober, 2010), hlm.316-127.

(20)

1. Bagaimana sistem pembayaran Aplikasi DANA sebagai e-Wallet di Indonesia?

2. Bagaimana analisis sistem pembayaran Aplikasi DANA sebagai e-Wallet di Indonesia berdasarkan PBI No.18/40/PBI/2016?

3. Bagaimana analisis sistem pembayaran Aplikasi DANA sebagai e-Wallet di Indonesia berdasarkan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis sistem pembayaran Aplikasi DANA sebagai e-Wallet di Indonesia.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis sistem pembayaran Aplikasi DANA sebagai e-Wallet di Indonesia berdasarkan PBI No.18/40/PBI/2016.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis sistem pembayaran Aplikasi DANA sebagai e-Wallet di Indonesia berdasarkan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pengembangan pengetahuan terkait sistem pembayaran Aplikasi DANA sebagai e-Wallet ini dapat digunakan untuk mengarahkan pelaksanaan berbagai jenis transaksi pembayaran berbasis elektronik sehingga penelitian ini dapat diharapkan akan berguna bagi masyarakat, dan juga Penulis sendiri sebagai pengguna agar lebih gesit dalam mengkaji

(21)

berbagai sistem pembayaran elektronik pada masa era globalisasi ini yang sudah mengalami kemajuan dibidang teknologi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pengguna DANA, diharapkan untuk memahami dan mengerti lebih dalam penelitian ini mengenai sistem transkasi elektronik agar terhindar dari problematika yang sebelumnya sudah terjadi.

b. Bagi pihak DANA, agar lebih mengoptimalkan kinerja fungsi Aplikasi DANA sebagai media e-wallet guna mempernyaman penggunanya agar terhindar dari problematika yang sebelumnya sudah terjadi.

c. Bagi masyarakat, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang cukup kepada masyarakat umum tentang sistem pembayaran elektronik dan informasi yang benar tentangnya.

E. Definisi Istilah

Adanya definisi istilah digunakan untuk memastikan bahwa informasi disampaikan pekada pembaca sejelas munkin sekaligus menghindari kesalahpahaman pada makna istilah setiap pembahasan. Maka dari itu berikut ini rincian yang harus dijelaskan oleh peneliti dalam judul penelitian

“Problematika Sistem Pembayaran Aplikasi Dana Sebagai Media E-Wallet Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah”

(22)

1. Problematika

Kata "problematika" berasal dari kata bahasa Inggris

"problematica," yang menyiratkan kesulitan. Sebuah masalah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah masalah yang tidak dapat diselesaikan dan sebagai sesuatu yang dapat menyebabkan bencana.8 Disamping itu, pengertian masalah itu sendiri merupakan kendala atau masalah pribadi yang harus diselesaikan maksudnya masalah ketidaksepakatan antara apa yang diyakini benar dan sesuatu yang harus dilakukan dengan hati-hati untuk mecapai hasil yang terbaik.

Menurut Syukir, ia menegaskan bahwa masalah ini adalah konflik antara harapan dan kenyataan yang mungkin atau mungkin tidak penting dan yang dapat dicapai.9

Berdasarkan informasi yang disajikan disini dapat diartikan bahwa problem adalah situasi yang sering mendorong diskusi dan memerlukan tindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, mencegah ketegangan antara harapan dan kenyataan.

2. Sistem pembayaran

Sistem Pembayaran adalah sistem yang perannya sebanding dengan Undang-Undang, organisasi, dan tata cara yang digunakan untuk menyampaikan uang guna memenuhi tuntutan ekonomi yang meningkat, menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, pasal 1 angka 6. Sistem pembayaran adalah sistem

8 Debdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 2002), hlm. 276.

9 Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islami, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), hlm.65.

(23)

yang memungkinkan transfer beberapa unit uang dari satu bisnis ke bisnis lainnya.10

3. E-Wallet

E-Wallet adalah layanan yang bersifat elektronik dan memiliki

fungsi menyimpan data serta informasi pembayaran. E-wallet memungkinkan pengguna untuk menyimpan uang untuk transaksi keuangan online dan offline.11

4. Aplikasi DANA

Aplikasi DANA merupakan aplikasi keuangan digital dan layanan sistem pembayaran yang berbasis mobile dengan menggunakan Perangkat Telekomunikasi dan untuk menggunakan Uang Elektronik, Dompet Elektronik, Transfer Dana, serta layanan pendukung lainnya yang berbasis Uang Elektronik, Dompet Elektronik, Transfer Dana, dan layanan Keuangan Digital (LKD), harus memperoleh izin dari Bank Indonesia.12

5. Peraturan Bank Indonesia No.18/40/PBI/2016

Dalam rangka pelaksanaan pemrosesan transaksi pembayaran, Peraturan Bank Indonesia No. 18/40/PBI/2016 mendorong perkembangan sistem dan teknologi informasi, khususnya yang terhubung dengan teknologi finansial (fintech).

10 Pasal 1 angka 6 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia.

11 Alifian Asmaaysi, Apa Itu E-Wallet? Pengertian, Jenis, dan Kelebihan, diakses melalui https://m.bisnis.com/ pada tanggal 7 Juni 2022.

12 Syarat dan ketentuan Aplikasi DANA, Diakses melalui situs: https://www.dana.id/terms pada tanggal 27 Februari 2022.

(24)

Dalam aturan ini, Bank Indonesia membahas operator terkait pelaksanaan pemrosesan transaksi pembayaran, termasuk perizinan dan persetujuan. kewajiban yang terlibat dalam pemrosesan transaksi, pembayaran tersebut untuk klaim. modifikasi pada kerangka peraturan penyedia layanan untuk pembatasan, denda, pembayaran, dan pengawasan.

6. Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Penyusunan Undang-Undang Ekonomi Syariah, khususnya dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Keadilan Agama dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara, dan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, bahwa Hakim pengadilan Agama dapat menggunakan ini sebagai pedoman dan landasan hukum ketika sedang mengambil keputusan dan menimbang masalah.13 Arahan ini sangat penting mengingat operasi ekonomi syariah Indonesia yang semakin lazim, yang diatur oleh berbagai peraturan perundang-undangan, terutama Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Undang-Undang Perbankan dan Undang-Undang No. 19 Tahun 1998 yang mengubah Undang-Undang No. 7 Tahun 1992.

Perpu lain, unit yang digunakan dalam pertumbuhan ekonomi syariah, digantikan oleh undang-undang ini.

13 Peraturan Mahkamah Agung RI No.2 tahun 2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.

(25)

Bahwa skripsi yang berjudul “Problematika Sistem Pembayaran Aplikasi DANA Sebagai E-Wallet Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 Dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah”

maksudnya yaitu apakah dalam penerapan pembayaran aplikasi DANA sebagai E-Wallet sudah sesuai dengan sistem pembayaran yang ada dalam aplikasi DANA serta berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berusaha membantu penulisan sambil menghindari topik yang tidak terkait dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, sistematika karya ilmiah ini dibagi menjadi 5 bab yang memiliki hubungan kuat dan keterkaitan antara satu hal dengan hal lainnya.

Bab satu, adalah bab yang bertindak sebagai pengantar secara umum, oleh karena itu memberikan ringkasan umum tentang subjek penulisan karya ilmiah ini. Latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi kata dibahas dalam bab ini.

Bab dua, membahas tentang kajian kepustakaan mengenai kajian terdahulu dan literatur yang berkaitan dengan “Problematika Sistem Pembayaran Aplikasi Dana Sebagai Media E-Wallet Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016”. Pada bab dua ini berfungsi sebagai landasan teori penelitian.

(26)

Bab tiga, menjelaskan metodologi dan jenis penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data, keabsahan data, dan tahapan penelitian untuk memberikan hasil penelitian sebaik mungkin.

Bab empat, meliputi temuan dari analisis dan pembahasan fokus utama masalah penelitian, khususnya sistem pembayaran DANA sebagai media E-Wallet berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.18/40/PBI/2016, pelaksanaan pembayaran aplikasi DANA sebagai media E-Wallet berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.18/40/PBI/2016, dan konsekuensi hukum sistem pembayaran DANA sebagai media e-Wallet berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.18/40/PBI/2016.

Bab lima, kesimpulan penelitian disajikan pada bab ini yang juga memuat saran dan rekomendasi penuli untuk mengatasi masalah disajikan sebagai saran atau faktor bagi pihak yang terhubung.

(27)

13 BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana penelitian ini yang dilakukan berbeda dari penelitian sebelumnya tentang penggunaan dompet digital dan uang elektronik, penulis mencantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu diantaranya:

1. Cashback Uang Elektronik OVO Sebagai Alat Pembayaran Perspektif Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia No: 116/DSN- MUI/IX/2017 tentang Uang Elektronik Syariah dan Fiqh Muamalah.14

Latar belakang penelitian ini yaitu uang elektronik OVO, yang sangat diminati oleh konsumen, masih belum ada pada aturan khusus yang akan membatasi penggunaannya atau keuntungan yang terkait dengan transaksi yang dilakukan dengannya. Ada banyak aliran pemikiran yang berbeda tentang hal ini, sehingga banyak orang berdebat dan bertanya apakah keuntungan pengembalian dari penggunaan uang elektronik OVO legal atau tidak.

Pertanyaan penelitian berikut dibahas dalam penelitian ini: (1) Bagaimana metode pemberian cashback dalam transaksi pembayaran menggunakan Uang Elektronik OVO di Lippo Plaza Jember? (2) Apa yang dibahas dalam Fatwa DSN-MUI NO:116/DSN-MUI/IX/2017 tentang Uang

14 Putri Ajeng Sekarsari, “Cashback Uang Elektronik OVO Sebagai Alat Pembayaran Perspektif Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia No: 116/DSN-MUI/IX/2017 tentang Uang Elektronik Syariah dan Fiqh Muamalah” (Skripsi, IAIN Jember, 2019).

(28)

Elektronik Syariah dalam perjanjian yang dibuat antara penerbit dengan pemegang Uang Elektronik OVO? (3) Bagaimana seharusnya pengembalian uang elektronik OVO dalam transaksi pembayaran ditafsirkan berdasarkan Fatwa DSN-MUI NO:16/DSN-MUI/IX/2017 tentang Uang Elektronik Syariah?

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan menggunakan jenis penelitian yang disebut studi lapangan (field research). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, interview/ wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan menggunakan metode Tringulasi Sumber.

Kesimpulan penelitian adalah sebagai berikut: 1) Setiap pedagang memilih jumlah cashback, yang dinyatakan sebagai persentase. 2) Kontrak qardh digunakan antara penerbit uang elektronik OVO dan pengguna (piutang). 3) Karena cashback termasuk dalam kategori riba, maka peraturan perundang-undangan tersebut haram karena merupakan manfaat piutang yang diperoleh pengguna OVO dari transaksi.

Adapun persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang Aplikasi e-Wallet. Namun, perbedaannya jelas dalam pokok bahasan, yaitu penelitian ini membahas mengenai cashback yang digunakan sebagai alat pembayaran sedangkan penelitian selanjutnya membahas terkait problematika yang dialami pengguna DANA.

(29)

2. Analisis Pandangan Penggunaan Uang Elektronik (E-Money) T-Cash Sebagai Alat Transaksi Pada Pelanggan Telkomsel (Tinjauan Ekonomi Keuang Islam).15

Latar belakang penelitian ini adalah Bank Indonesia yang telah mencanagkan pada 14 agustus 2014, sebuah inisiatif nasional yang disebut Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) diluncurkan untuk mendorong masyarakat membatasi transkasi tunai atau beralih ke masyarakat tanpa uang tunai. Di bidang metode pembayaran non-tunai mendukung gagasan perlindungan konsumen juga. Meskipun e-money berkembang sangat pesat, akan tetapi minat masyarakat untuk memanfaarkannya masih terbatas. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat masih menggunakan uang tunai dan belum banyak informasi yang tersedia pada aplikasi yang memungkinkan pembayaran menggunakan system e-money. Sehingga untuk memastikan penggunaan uang elektronik terus berlanjut, maka kesadaran masyarakat mengenai e- money perlu lebih ditingkatkan.

Topik kajian peneliti adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana pengertian e-money dalam kajian Ekonomi Keuangan Syariah? 2) Bagaimana perasaan pelanggan Telkomsel dalam menggunakan e-money t-cash sebagai sarana perdagangan yang sesuai dengan ekonomi keuangan syariah? 3) Apakah ada kendala dalam memanfaatkan produk t-cash e- money sebagai alat transaksi?

15 Aliyya La Aba Wastakbaru, “Analisis Pandangan Penggunaan Uang Elektronik (E- Money) T-Cash Sebagai Alat Transaksi Pada Pelanggan Telkomsel (Tinjauan Ekonomi Keuangan Islam)”, (Skripsi, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2018).

(30)

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kualititaf dengan menggunakan metode deskriptif.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi penggunaan populasi dan sampel, wawancara, observasi, dan lokasi penelitian yaitu di Kota Banda Aceh. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik penalaran deduktif.

Dengan menggunakan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia 116/DSN-MUI/IX/2017, kesimpulan penelitian ini bertujuan untuk membujuk konsumen agar memanfaatkan layanan pembayaran uang elektronik t-cash dalam kegiatan sehari-hari. Jika dimanfaatkan dalam kehidupan nyata, uang elektroik dapat diterbitkn dengan mekanisme prinsip Sharf, dan AKAD Ijarah dan wakalah dapat digunakan untuk memuat e-money. Hukum syariah berlaku untuk semua transaksi e- money yang tidak melibatkan maysir, riba, atau mendorong israf (belanja berlebihan), serta transaksi dengan tujuan yang jelas melanggar hukum, tidak bermoral, berbahaya, atau tirani.

Adapun persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang e-wallet. Hanya saja terdapat perbedaan diantara penelitian terdahulu dengan penelitian penulis yaitu terletak pada objek penelitiannya yakni dalam penelitian ini peneliti mengangkat objek penelitian pada Penggunaan T-Cash, sedangkan dalam penelitian penulis objek penelitian yang diambil adalah problematika sistem pembayaran yang dialami pengguna DANA.

(31)

3. Analisis Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Penerimaan Dan Penggunaan Aplikasi Dompet Digital Indonesia (DANA) (Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma).16

Latar belakang dalam penelitian ini yaitu untuk mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana persepsi risiko, utilitas, dan emosi positif dapat mempengaruhi diterima atau tidaknya aplikasi DANA dan digunakan sebagai pembayaran seluler yang dapat digunakan untuk memungkinkan kegiatan masyarakat. Seiring dengan banyaknya prospek dan keunggulannya, dunia digital juga menimbulkan risiko signifikan yang harus diperhitungkan untuk kredibilitas organisasi dan kontinuitas komersial. Akan sangat penting bagi akuntan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan; mereka harus bertanggung jawab atas manajemen risiko, manajemen rantai nilai, dan keputusan investasi TI.

Pertanyaan penelitian berikut dibahas dalam penelitian ini: 1) Apakah perceived riks mempengaruhi niat perilaku untuk memanfaatkan teknologi dalam kaitannya dengan penggunaan aplikasi DANA? 2) Apakah perceived usefulness mempengaruhi niat perilaku untuk menggunakan teknologi dalam kaitannya dengan aplikasi DANA? 3) Apakah suasana hati yang menyenangkan mempengaruhi niat perilaku untuk menggunakan teknologi dalam kaitannya dengan aplikasi DANA?

4) Apakah suasana hati yang baik mempengaruhi persepsi bahaya menggunakan aplikasi DANA? 5) Apakah suasana hati yang

16 Felistin Cindy, “Analisis Mahasiswa Akuntansi Terhadap Penerimaan Dan Penggunaan Aplikasi Dompet Digital Indonesia (DANA) (Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma”, (Skripsi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2020).

(32)

menyenangkan mempengaruhi persepsi utilitas aplikasi DANA? 6) Apakah perceived utility mempengaruhi perceived risk yang terkait dengan penggunaan aplikasi DANA?

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan teknik survei yang menggunakan pendekatan kuesioner dalam bentuk online melalui google form pada pengguna aplikasi DANA pada

mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Pendekatan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan penilaian model pengukuran (outlaine models).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Mahasiswa program studi akuntansi Universitas Sanata Dharma dapat mengajukan permohonan DANA. Pernyataan ini didukung oleh hipotesis fundamental H2, H3, dan H5. Ada kebutuhan untuk memanfaatkan aplikasi DANA begitu orang menyadari kelebihannya. Keinginan untuk memanfaatkan aplikasi DANA terjadi ketika seseorang merasa puas atau memiliki pendapat yang baik terhadap aplikasi DANA. Terlepas dari risikonya, masyarakat akan tetap menggunakan aplikasi DANA jika merasa aman atau puas menggunakannya.

Mereka menggunakan aplikasi DANA meskipun masih terasa berbahaya, emosi yang baik atau tujuan subjektif tidak terpengaruh oleh risiko subjektif. Saat menggunakan teknologi tertentu dan menghargai kelebihannya, orang sering mengabaikan kekurangannya. Hipotesis non-

(33)

konservatif khususnya H1, H4, dan H6 digunakan untuk membuat kesimpulan ini.

Penelitian ini memiliki persamaan karena keduanya mencakup E- Wallet, yaitu aplikasi DANA. Namun, ada beberapa perbedaan dalam

penelitian ini juga seperti, penelitian ini menggunakan semacam penelitian kuantitatif menggunakan metodologi survei yang menggunakan formulir online yang dibuat dengan Google Formulir. Sementara itu, jenis penelitian selanjutnya menggunakan penelitian lapangan (field research) bersama dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi.

4. Tinjauan Sistem Transaksi OVO menurut Hukum Islam (Studi Kasus Di OVO Booth Malang Town Square).17

Latar belakang dalam penelitian ini yaitu Perkembangan teknologi yang paling mutakhir untuk mengatasi masalah pembayaran dan transfer data adalah sistem pembayaran elektronik (e-payment). Platform bernama OVO memungkinkan untuk transaksi elektronik. Menurut teori, segala sesuatu dalam hukum Islam harus dijelaskan dan tidak boleh rancu.

Namun seperti yang disebutkan diatas, produk OVO memiliki sitem penukaran mata uang yang tidak jelas sehingga sulit untuk memahami proses transaksi dan menyebabkan sistem pembayaran dianggap cacat atau tidak dapat digunakan.

17 Muhammad Ihsan Habibi, “Tinjauan Sistem Transaksi OVO menurut Hukum Islam (Studi Kasus Di OVO Booth Malang Town Square)”, (Skripsi, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2019).

(34)

Fokus penelitian yang diambil oleh peneliti yaitu: 1) Bagaimana sistem transaksi di aplikasi OVO di Malang Town Square? 2) Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap sistem transaksi pada aplikasi OVO di Malang Town Square?

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif dan jenis penelitian yang digunakan yaitu yuridis empiris. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan strategi untuk dokumentasi, dan wawancara. Pendekatan triangulasi adalah yang digunakan dalam analisis validitas data penelitian ini.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Transaksi konsumen ke OVO, transaksi merchant ke OVO, dan transaksi konsumen-ke-merchant adalah tiga kategori di mana sistem transaksi OVO dapat diklasifikasikan.

Di sisi lain, sistem transaksi OVO sesuai dengan hukum Islam dan memiliki beberapa variasi hukum tergantung dari Jenis kontrak yang digunakan, yaitu: Mekanisme transaksi dalam prosedur top up menggunakan kontrak wadiah yang mengikat secara hukum, sistem transaksi cashback menggunakan kontrak jual yang juga diperbolehkan secara hukum, transaksi di Paylater menggunakan kontrak qardh yang juga diperbolehkan secara hukum, dan sistem transaksi ketika pemilik uang/konsumen berbelanja di merchant menggunakan ijarah.

Adapun persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang e-wallet. Sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada objek

(35)

penelitiannya yakni dalam penelitian ini mengangkat objek penelitian pada sistem transaksi OVO, sedangkan dalam penelitian selanjutnya objek penelitian yang diambil adalah problematika sistem pembayaran yang dialami pengguna DANA.

5. Penggunaan T-Cash Dalam Transaski Pembayaran Elektronik Perspektif Hukum Islam.18

Latar belakang dalam penelitian ini adalah Telkomsel cash yang merupakan layanan keuangan digital Telkomsel berupa uang elektronik (e-money) yang memungkinkan pengguna melakukan berbagai transaksi dan memberikan beberapa keuntungan. Akan tetapi dari banyaknya keuntungan yang didapatkan dalam menggunakan transaksi elektronik, masih terdapat batasan pada sistem yang mungkin mengganggu pengguna, yaitu T-cash yang dimiliki pengguna tidak dapat digunakan secara private, dan hanya dapat digunakan di merchant-merchant khusus T-cash, dan jika nomor registrasi terblokir atau jika sudah lama tidak digunakan maka saldo yang didalamnya akan ikut hangus.

Pertanyaan penelitian peneliti adalah: 1) Bagaimana penerapan penggunaan T-cash dalam transaksi pembayaran elektronik?, dan 2) Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap fungsi T-cash dalam sistem pembayaran elektronik?

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan munggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan jenis

18 Rizki Lucia Tiyani, “Penggunaan T-Cash Dalam Transaksi Pembayaran Elektronik Perspektif Hukum Islam”, (Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, 2018).

(36)

penelitian dalam penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research). Metode

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara/ interview, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan yaitu dengan menggunakan cara berfikir deduktif.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah dalam dunia keuangan, uang elektronik telah berkembang menjadi simbol bagi setiap benda yang dapat diubah menjadi uang. Penggunaan Telkomsel Cash dalam sistem pembayaran elektronik diperbolehkan apabila kedua belah pihak sepakat, sesuai dengan Fatwa No: 116/DSN-MUI/IX/2017 tentang Uang Elektronik Syariah yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, karena uang elektronik menawarkan keamanan dan kemudahan saat melakukan transfer dana.

Namun, Penggunaan T-Cash tidak sepenuhnya sesuai dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 116/DSN- MUI/IX/2017 tentang Uang Elektronik Syariah karena layanan T-Cash memiliki batasan layanan belanja, kehilangan saldo jika nomornya diblokir, dan hangus jika T-Cash tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama. Tak satu pun dari informasi ini diberikan dalam kontrak pertama ketika pengguna memutuskan apakah akan menggunakan T-cash atau tidak.

Adapun persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama membahas mengenai e-wallet. Akan tetapi perbedaan antara penelitian terdahulu

(37)

dengan penelitian penulis yaitu terletak pada objek penelitiannya yakni dalam penelitian ini peneliti mengangkat objek penelitian pada T-Cash, sedangkan dalam penelitian penulis objek penelitian yang diambil adalah problematika sistem pembayaran yang dialami pengguna DANA.

2.1 Tabel Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Persamaan Perbedaan

1. Putri Ajeng Sekarsari

Cashback Uang Elektronik OVO Sebagai Alat

Pembayaran Perspektif Fatwa Dewan Syariah Nasional- Majeli Ulama Indonesia No.116/DSN- MUI/IX/2017 Tentang Uang Elektronik Syariah Dan Fiqih

Muamalah

a. Membahas mengenai Aplikasi E- Wallet.

b. Jenis penelitian yang digunakan penelitian lapangan (field research)

a. Penelitian ini membahas mengenai cashback yang digunakan sebagai alat pembayaran sedangkan penelitian selanjutnya membahas mengenai problematika yang dialami pengguna DANA.

2. Aliyya La Aba Wastakb aru

Analisis Pandangan Penggunaan Uang Elektronik (E-Money) T- Cash Sebagai Alat

Transaksi Pada Pelanggan Telkomsel (Tinjauan Ekonomi

a. Meneliti tentang aplikasi E- Wallet.

b. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian lapangan (field research) dan

a. Penelitian ini mengangkat objek penelitian pada T-Cash, sedangkan dalam penelitian selanjutnya objek penelitian yang diambil adalah

problematika sistem pembayaran

(38)

Keuangan Islam)

penelitain kepustakaa n (library research)

yang dialami pengguna DANA.

b. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu wawancara dan observasi.

Sedangkan dalam penelitian selanjutnya teknik

pengumpulan data

menggunakan teknik

wawancara dan dokumentasi.

3. Felistin Chindy

Analisis Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Penerimaan Dan

Penggunaan Aplikai Dompet Digital Indonesia (DANA) (Studi Kasus pada

Mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma)

a. Meneliti tentang E- Wallet yaitu aplikasi DANA

a. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, sedangkan penelitian selanjutnya menggunakan jenis penelitian lapangan (field research).

b. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian ini yaitu dengan survei yang menggunakan pendekatan kuesioner dalam bentuk online melalui google form,

(39)

sedangkan penelitian selanjutnya teknik

pengumpulan dtaa

menggunakan teknik

wawancara dan dokumentasi.

4. Muham mad Ihsan Habibi

Tinjauan Sistem Transaksi

“OVO”

Berdasarkan Hukum Islam (Studi Kasus Pada OVO Booth di Malang Town Square)

a. Meneliti tentang aplikasi E- Wallet

a. Penelitian ini mengangkat objek penelitian pada sistem transaksi OVO, sedangkan dalam penelitian selanjutnya objek penelitian yang diambil adalah

problematika sitem

pembayaran yang alami pengguna DANA.

5. RIZKI Lucia Tiyani

Penggunaan T-Cash Dalam Transaksi Pembayaran Elektronik Perspektif Hukum Islam

a. Meneliti tentang aplikasi E- Wallet

a. Penelitian ini mengangkat objek penelitian pada

penggunaan T- Cash,

sedangkan dalam penelitian selanjutnya objek penelitian yang diambil adalah

problematika sistem pembayaran yang dialami pengguna

(40)

DANA.

b. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu observasi dan wawancara.

Sedangkan penelitian selanjutnya teknik

pengumpulan data

menggunakan teknik

wawancara dan dokumentasi.

B. Kerangka Konseptual

1. Konsep tentang Sistem Pembayaran a. Pengertian Sistem Pembayaran

Sistem pembayaran merupakan komponen penting dari sistem perbankan dan keuangan Suatu Negara. Kontrak, fasilitas operasional, dan sistem teknik untuk melacak, memvalidasi, dan menerima intruksi pembayaran membentuk suatu sistem pembayaran.

Sistem pembayaran pada dasarnya adalah metode yang diakui untuk mentransfer uang dari pembeli ke penjual selama transaksi tertentu. Ada banyak jenis media yang digunakan untuk mentransfer uang, mulai dari penggunaan sistem pembayaran sederhana hingga sistem kompleks yang mencakup banyak lembaga dibawah undang- undang dasar.

(41)

Sistem Pembayaran adalah sistem yang perannya sebanding dengan undang-undang, organisasi, dan metode pengiriman uang dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi yang meningkat, menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, pasal 1 angka 6.19 Untuk memastikan bahwa setiap orang mengikuti kebijakan ekonomi, istem pembayaran publik haru dapat memverifikasi bahwa transaksi uang dilakukan secara efektif dan aman.

Menurut Diana Hancock dan David B Humphrey, sistem pembayaran adalah fondasi ekonomi dan infrastruktur utama untuk perdagangan. Sistem pembayaran memungkinkan penggunaan beberapa metode pembayaran inovatif di luar barter sambil menyediakan berbagai media untuk menyesuaikan mata uang. Untuk mempromosikan perdagangan dan keterlibatan di pasar untuk produk dan layanan antara institusi dan konsumen, pasar keuangan dan ekonomi bergantung pada sistem pembayaran. Sistem pembayaran juga memungkinkan transmisi informasi mata uang, baik domestik maupun internasional, untuk investasi produktif melalui pasar keuangan.20

Sedangkan menurut Purusitawati dalam penelitian Dewani Indah Tawakalni, sistem pembayaran adalah kerangka kerja yang

19 Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia.

20 Diana Hancock and David B Humphrey b. Payment, instruments, and system: A survey.

Journal of Banking & Finance. Vol 21, issues 11-12 (Desember 1997). 1574-1575.

(42)

mencakup sejumlah komponen yang saling berhubungan, termasuk hukum, kebiasaan, prosedur, dan mekanisme pembayaran operasional yang digunakan untuk melakukan pengiriman uang internasional santara dua pemerintah di wilayah tertentu dengan menggunakan instrumen pembayaran yang telah disetujui sebagai cara pembayaran.

Dalam pembahasan ini dibahas informasi tentang organisasi dan usaha yang terkait dengan mekanisme pembayaran, seperti bank, organisasi kliring, atau organisasi terkait pembayaran lainnya serta bank sentral.21

Pembayaran elektronik menggunakan Integrated Circuit (IC), enkripi, dan jaringan komunikasi sebagai teknologi untuk informasi dan komunikasi. Saat ini, Indonesia menawarkan moblie banking, internet banking, kartu kredit dan debit, ATM, dan bentuk

pembayaran elektronik lainnya. Terlepas dari teknologi yang digunakan, setiap metode pembayaran elektronik selalu terhubung dengan rekening bank pelanggan. Berdasarkan hal tersebut, setiap instruksi pembayaran yang dilakukan melalui rekening bank pelanggan, baik melalui phone banking, internet banking, kartu debit atau kredit, maupun ATM, selalu melewati prosedur yang berwenang dan secara otomatis disetorkan ke rekening tersebut.22

21 Dewani Indah Tawakalni, Dampak Inovasi Sistem Pembayaran Non Tunai Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia, Jurnal Ilmiah. Universitas Brawijaya, 2020.

22 Muhammad Sofyan Abidin, “Dampak kebijakan E-Money di Indonesia sebagai Alat Sistem Pembayaran Baru”, (Januari, 2015), hlm.10

(43)

b. Jenis Sistem Pembayaran

Secara umum, ada dua jenis sistem pembayaran, yaitu:

1) Sistem pembayaran tunai

Mata uang, dalam bentuk uang kertas dan koin, digunakan sebagai alat tukar dalam sistem pembayaran tunai.

2) Sistem pembayaran non tunai

Sistem pembayaran yang menggunakan uang elektronik berbasis kartu, seperti cek, Bilyet Giro, dan Nota Debit berbasis server, seperti E-Wallet yang hanya dapat diakses melalui aplikasi di smartphone, adalah beberapa instrumen yang digunakan dalam sistem pembayaran non-tunai.

Ada dua jenis pembayaran non-tunai. Pertama, transaksi besar yang bersifat penting dan mendesak. Transaksi antar bank, transaksi pasar keuangan, atau transaksi dengan ticket size senilai lebih dari Rp1 miliar adalah contoh transaksi penting dan mendesak. Fasilitas yang mendukung transaksi tersebut disebut Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS).

Kedua, transaksi ritel yang memiliki karakteristik bernilai kecil dan meliputi transaksi antar individu dengan nilai ticket size dibawah Rp1 miliar. Infrastruktur yang digunakan untuk

(44)

memfasilitasi transaksi ini disebut Sistem Kliring Nasoinal Bank Indonesia (SKNBI).23

2. Konsep tentang Pengaturan Sistem Pembayaran

a. Sistem Pembayaran dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia memiliki kekuasaan untuk memberlakukan penggunaan metode pembayaran tersebut dalam rangka mengendalikan dan memelihara kelancaran sistem pembayaran.

Kewenangan Bank Indonesia dalam fase sistem pembayaran adalah memberikan keamanan dan efisiensi kepada pengguna.

Pada prinsipnya, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 yaitu dalam Pasal 2 ayat (2).

Bahwa pratransaksi, otorisasi, kliring, penyelesaian akhir (setelmen), dan pascatransaki adalah lima langkah pemroesan dalam sitem pembayaran.

Pertama, sehubungan dengan pratransaksi yaitu langkah pertama adalah pemilihan pelanggan, aktivasi kartu, personalisasi kartu, dan penyediaan infrastruktur seperti terminal atau reader.

Kedua, yaitu tahap otorisasi adalah alat yang digunakan untuk memantau transaksi setelah selesai. Ini mencakup informasi tentang

23 Sistem Pembayaran & Penyelenggaraan Uang Rupiah, diakses melalui:

https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/sistem-pembayaran/default.aspx pada 13 April 2022.

(45)

pembayaran transaksi, identifikasi pihak yang terlibat, dan pemeriksaan keakuratan jumlah yang ditukarkan.

Ketiga, yang dimaksud dengan kliring adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi tertentu dengan tujuan untuk melindungi privasi dan menegakkan kepercayaan antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu transaksi pembelian sesuatu..

Keempat, proses penyelesaian akhir (setelmen) adalah upaya penyelesaian yang memenuhi semua kewajiban keuangan semua pihak yang terlibat dalam transaksi untuk pembayaran.

Kelima, yaitu pada tahap akhir adalah pascatransaksi yang merupakan bagian dari penyelesaian akhir transaksi pembayaran, berupa pencetakan faktur untuk transaksi yang telah selesai.

Penyelenggara E-Wallet diwajibkan untuk melakukan pengembalian dana (refund) kepada pengguna E-Wallet sesegera mungkin dpada saat yang ada permintaan pengembalia dana (refund) atas pembatalan transaksi pembayaran. Penyelenggara E-Wallet harus memiliki proses untuk memastikan bahwa pengembalian dana diberikan. Hasil pengembalian dana harus dikirim secepat mungkin ke akun yang digunakan untuk menyelesaikan transaksi pembayaran.

Jika E-Wallet yang memberikan pengembalian dana (refund) penyelenggara dapat mendekteksi lebih banyak dana sebagai hasil dari pengembalian tersebut, maka jumalh maksimum dana yang dapat disimpan dalam E-Wallet dapat dilampaui.

(46)

Untuk penyelenggara E-Wallet non-bank, semua dana disimpan di dompet elektronik 100% (seratus persen) di rekening tabungan di bank komersial.

Setiap penyelenggara harus mengelola risiko secara efektif dan konsisten sambil menciptakan sistem pembayaran, serta menjaga pesyaratan keamanan informai sistem. Sebagai pemilik bisnis atau perusahaan penyedia produk atau layanan, sebagai pelaku usaha atau penyelenggara perusahaan penyedia produk atau layanan, harus menyadari resiko yang mungkin timbul akibat kesalahan perangkat lunak atau kesalahan manusia.

Penyelenggara dompet elektronik harus mengikuti konsep perlindungan konsumen sesuai dengan Pasal 24 Peraturan Bank Indonesia 18/40/PBI/2016, meliputi:

1) Pengguna harus diberikan informasi yang cukup mengenai E- Wallet yang dimaksud, termasuk proses pengembalian dana.

2) Memiliki dan menerapkan sistem untuk menangani masalah pelanggan.

Hal ini cukup penting untuk mengurangi jumlah kesalahan yang dilakukan oleh setiap konsumen yang menggunakan layanan untuk mendapatkan kembali haknya. Setiap penyelenggara E-Wallet harus memiliki departemen layanan pelanggan untuk menangani keluhan dan masalah konsumen, serta untuk mengurangi keluhan

(47)

finansial yang diderita kibat kegagalan sisetem yang disebabkan oleh perusahaan dompet elektronik.

b. Sistem Pembayaran dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah 1) Wadi‟ah

a) Pengertian Wadi‟ah

Menurut pasal 20 ayat 17 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Wadi'ah adalah simpanan keuangan yang didirikan antara pemilik dan penerima, yang sama-sama dipercaya untuk menyimpan uang di tempat yang aman.

Dalam hal wadi'ah, hal ini dicirikan sebagai akad yang dilakukan oleh kedua belah pihak, mereka yang melakukan komoditi kepada orang lain agar barang-barang tersebut terawat dengan baik. Dalam bahasa, wadi'ah menunjukkan titipan (amanah).

Kata wadi'ah digunakan untuk menggambarkan proses peningkatan kekayaan, pangkat, atau amanat seseorang dalam ensiklopedia hukum Islam. Wadi'ah, di sisi lain, adalah harta yang telah diberikan kepada mereka yang ingin memanfaatkannya secara gratis. Wadi'ah juga mengacu pada sesuatu yang diserahkan kepada seseorang dengan harapan akan aman dan kembali tanpa rusak.24

24 Ahmad Dahlan, Bank Syariah: Teknik, Praktik, Kritik, Yogyakarta: Teras, 2012, 124- 125.

(48)

Dengan demikian, wadi'ah adalah perjanjian titipan antara pemilik uang atau barang dengan pihak yang menerima titipan tersebut, dengan pengertian bahwa pihak pertama sewaktu-waktu dapat menarik titipan tersebut dan bahwa pihak yang dipercayakan akan bertanggung jawab untuk memberikan asuransi atas pengembalian barang yang dipercayakan tersebut.

b) Dasar hukum Wadi‟ah i. Al-Qur‟an

آَِهَْْأ َٗنِئ ِتَُسَيَلأا ْأ ُّدَإُت ٌَْا ْىُك ُزُيْأَي َ َّاَللّ ٌَِّئ

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.”

(QR. An-Nisa‟ (4): 58).

َّّب َر َ َّاَللّ ِكَّتَيْنا َٔ ,َُّتََُيَأ ًٍَُْت ْؤا ِٖذَّنا ِّدَإُيْهَف اًضْعَب ْىُكُضْعَب ٍَِيَأ ٌِْا َف

Artinya: “Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya.” (QS. Al-Baqarah (2):

283).

ii. Al-Hadist

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sampaikanlah amanat kepada yang

(49)

berhak menerimanya dan jangan membalas khianat kepada orang yang telah mengkhiananti.” (HR. Abu Daud).

Ibnu Umar berkata bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda, “Tiada kesempurnaan iman bagi setiap orang yang tidak beramanah, tiada shalat bagi yang tidak bersuci”. (HR. Thabrani).

Menerima titipan bagi seseorang yang dikenal amanah dan mampu menjaga titipan adalah sunnah, karena hal itu memiliki nilai pahala yang besar, sebagaimana yang tercantum dalam hadist Nabi:

ّْي ِخَأ ٌِ َْٕع يِف ُدْبَعْنا ٌَ اَك اَي ِدْبَعْنا ٌِ َْٕع يِف ُالله َٔ

Artinya: “Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.”

Selain itu, manusia masih perlu melakukan interaksi sosial dengan orang lain. Namun, makruh untuk menerima titipan bagi mereka yang tidak yakin mampu menjaga titipan.

Salah satu hukum wadi‟ah adalah jika wadi‟ah hilang atau musnah di tempat pemberiannya dan orang tersebut tidak melakukan kelalaian, maka ia tidak menaggungnya. Hal ini karena penerima titipan adalah orang yang dipercaya, dan orang yang dipercaya tidak dikenakan tanggungan selama hukumnya tidak dilanggar.

(50)

Dalam hadist yang di dalamnya ada sisi kedha’ifan bahwa Nabi bersabda:

ِّْيَهَع ٌَاًََض َلََف ًتَعْيِد َٔ َدِع َْٔأ ٍَْي

Artimya: “barang siapa dititipi suatu titipan maka ia tidak dikenai tanggungan.” (HR. Ibnu Majah)

c) Rukun dan Syarat Wadi‟ah

Berikut ini adalah rukun-rukun yang harus dipenuhi saat menjalankan usaha dengan menggunakan prinsip wadi'ah:25

i. Barang titipan ii. Pemilik barang iii. Penerima titipan iv. Ijab Qobul.

d) Macam-macam Wadi‟ah i. Wadi‟ah yad Amanah

Wadi‟ah yad Amanah merupakan Setiap kehilangan atau kerusakan pada uang atau barang yang ditempatkan selama dalam tahanannya harus dilaporkan dan tidak boleh disebabkan oleh kecerobohan atau kelalaian dalam menyimpan barang yang disimpan. Biaya penitipan dapat dibebankan kepada orang yang bersangkutan sebagai biaya untuk menjaga barang titipan.

25 Wiroso, Penghimpun Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, Jakarta: PT Grasindo, 2005, 20.

(51)

Menurut konsep wadi'ah yad amanah, penerima titipan diwajibkan untuk melindungi barang-barang dan tidak dapat memanfaatkannya sendiri. Selain itu, barang yang disimpan harus diletakkan secara terpisah untuk setiap barang yang dipercayakan daripada digabungkan dengan barang lain.

ii. Wadi‟ah yad Dhamamah

Wadi‟ah yad dhamamah merupakan penitipan barang dimana pihak penyimpan memiliki tanggungjawab atas setiap kerugian atau kehilangan harta yang dititipkan.

Artinya, penitip juga merupakan penjemin keamanan barang yang dititipkan. Hal ini dapat diartikan bahwa penerima titipan dapat menggunakan atau mengeksploitasi barang yang ditempatkan untuk tujuan ekonomi tertentu, selama ia setuju untuk mengembalikan barang yang dipercayakan secara utuh atas permintaan deposan. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, yang menuntut agar barang-barang yang dipercayakan harus dimanfaatkan secara bermanfaat.

Dalam prinsip ini, penyimpanan diperbolehkan untuk menggabungkan barang yang dipercayakan dengan barang lain yang dipercayakan sebelum menggunakannya untuk tujuan produktif untuk menuai manfaat dari

(52)

penggunaannya dan bertanggung jawab penuh atas segala bahaya yang terkait dengan barang yang dipercayakan.

2) Jual Beli (Bai‟)

a) Pengertian Jual Beli (Bai‟)

Pasal 20 ayat 2 Penyusunan Hukum Ekonomi Syariah, secara khusus, menyatakan bahwa Bai' adalah jual beli antar produk atau penukaran barang dengan uang.

Secara bahasa, jual beli (

عيبلا

) merupakan masdar dar

عاي

عيبي

yang artinya memiliki dan membeli. Sedangkan secara syara‟, Pengalihan hak milik dengan imbalan sesuai dengan ketentuannya dikenal dengan istilah jual beli.26

Menurut pendapat dari Syeh Zakaria al-Anshari jual beli yang dikutip oleh Akhmad Farroh Hasan bahwa mentransfer satu barang ke barang lain adalah apa yang diperlukan untuk membeli dan menjual. Sehingga jelas bahwa jual beli adalah kesepakatan sukarela antara dua orang untuk menukar barang atau produk dengan nilai yang dibenarkan secara syara‟ dalam aturan.27

b) Dasar Hukum Jual Beli (Bai‟) i. Al-Qur‟an

ْىُكِّب َّر ٍِّْي َلَْضَف ا ُْٕغَتْبَت ٌَْأ ٌحاَُُج ْىُكْيَهَع َسْيَن

26 Syaikhu, Ariyadi dan Normili, FIKIH MUAMALAH: Memahami Konsep dan Dialektika Kontemporer, Yogyakarta: K-Media, 2020, 44.

27 Akhmad Farroh Hasan, Fiqh Muammalah dari Klasik hingga Kontemporer (Teori dan Praktet), Malang: UIN-Maliki Malang Press, 29.

(53)

Artinya: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu.” (QS. Al- Baqarah (2): 198)

ْيَب ْىُكَنا َْٕيَأ ا ًْٕهُكْأَت َلَ ا َُُْٕياَء ٍَْيِذَّنا آَُّيَأَي ٌَ ُْٕكَتََْأ َّلَِئ ِمِطَبْناِب ْىُكَُ

ْىُكُِّْي ٍضا َزَت ٍَْع ًة َزَجِت

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.” (QS. An- Nisa‟ (4) : 29)

c) Syarat dan Rukun Jual Beli (Bai‟)

Ijab dan qabul yang diwakili dengan cara jual beli atau saling memberi adalah landasan jual beli, menurut ulama Hanafiah. Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) khususnya pasal 56 menyatakan bahwa berikut ini adalah landasan jual beli:

i. Pihak kontraktual (penjual dan pembeli). Orang yang berkarakter harus menjadi individu yang cerdas dan unik agar bisa lolos.

ii. Pihak yang berakad (penjual dan pembeli). Syarat orang yang berakad adalah harus berakal dan orang yang berbeda.

iii. Objek (barang yang dibeli). Syarat dari barang yang diperjualbelikan yaitu penjual menyanggupi mengadakan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan hukum yuridis empiris/yuridis sosiologis dengan jenis penelitian lapangan (field research). Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik wawancara terstruktur (interview), dengan sumber

Menurut Peraturan Bank Indonesia No.18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran menimbang bahwa perkembangan teknologi dan sistem informasi terus

Teknik analisis data yang digunakan pada Bank Mandiri Syariah adalahdengan menggunakan pendekatan RGEC sesuai dengan peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan (field research) yang menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik

Bahan pewarna pada sediaan pewarna rambut oksidatif Penggunaan untuk mewarnai bulu mata atau alis tidak diizinkan Konsentrasi maksimum yang digunakan pada rambut setelah

Hal itu dapat dilihat ketika mencit pada kelompok 1 memiliki aktivitas lebih rendah dibandingakan mencit 2 pada kelompok yang sama yang diberi stimulan kafein dan

Berbagai keunggulan cara aktivasi kimiawi dibandingkan dengan aktivasi fisik diantaranya adalah (1) pada proses aktivasi kimiawi, di dalam penyiapannya sudah terdapat zat