• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Kontribusi Pengalaman Mengajar, Kompetensi Profesional, dan Kompetensi Pedagogik Terhadap Kepemimpinan dalam Pembelajaran Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Kontribusi Pengalaman Mengajar, Kompetensi Profesional, dan Kompetensi Pedagogik Terhadap Kepemimpinan dalam Pembelajaran Sekolah Dasar"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN : 2964-6774 (ONLINE) | VOLUME 1 NO. 2 2022 95

Kontribusi Pengalaman Mengajar, Kompetensi Profesional, dan Kompetensi Pedagogik Terhadap Kepemimpinan dalam Pembelajaran Sekolah Dasar

Dwi Semi Sayekti1*, Supriyoko2, Yuli Prihatni3

1,2,3Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta, Indonesia

*Corresponding Author e-mail: dwisemisayekti@gmail.com

1. Abstract

The educators can lead students from several angles, one of them is from behind, in accordance with the leadership trilogy of Tut Wuri Handayani. There are several factors that contribute to this, including teaching experience, professional competence, and pedagogical competence. The purpose of this study was to determine the contribution of teaching experience, professional competence, and pedagogical competence to the leadership of Tut Wuri Handayani in the teaching of elementary school teachers in Tempuran Districts simultaneously and partially. This research is quantitative research.

The population in this study were 246 elementary school teachers in Tempuran district, Magelang, and the sample of this study was only taken by 50 respondents of elementary school teachers in Tempuran district, Magelang District who used the Issac & Michael formula. To analyze the research data using multiple linear regression analysis and partial correlation. The variable teaching experience, professional competence, and pedagogical competence simultaneously have a significant positive effect on tut wuri handayani leadership in learning for elementary school teachers in Tempuran District, Magelang.

The partial test results of variable X1 have no significant positive effect on the variable Y, variable X2 has no significant positive effect on the variable Y and variable X3 has a significantly positive effect on the variable Y. The shape of the effect is positive that there

(2)

ISSN : 2964-6774 (ONLINE) | VOLUME 1 NO. 2 2022 96

is a tendency that is directly proportional between the independent variables with respect to the dependent variable.

Keywords: Teaching experience, professional competence, pedagogical competence, tut wuri handayani leadership

2. Pendahuluan

Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Mendidik adalah menuntun atau mengarahkan peserta didik agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan mencapai tujuannya menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa. Peran guru yang diinginkan ialah seorang guru menjadi teladan bagi anak didiknya lalu dapat mengarahkan dan menuntun dengan benar tanpa adanya paksaan, dan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

Kompetensi pedagodik merupakan suatu kompetensi yang harus dimiliki guru yang berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengajar. Kompetensi kepribadian berkaitan dengan tingkat laku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpantul dalam perilaku sehari-hari. Selanjutnya kompetensi sosial merupakan kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial. Kompetensi profesional adalah kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Keempat kompetensi tersebut sesuasi dengan apa yang diharapkan Ki Hadjar Dewantara terhadap guru dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karna itu, setiap pendidik haruslah memahami dan mengerti bagaimana peran dan hakekat pendidik dalam hal ini adalah guru, sehingga menjadi pendidik yang berjiwa kepemimpinan ing ngarso sung tuladho, ing madya mangun karso dan tut wuri handayani. Peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian kontribusi pengalaman mengajar kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran guru SD.

Kepemimpinan diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola- pola, interaksi, hubungan kerja sama antar peran, kedudukan dari satu jabatan administratif, dan persuasif, dan persepsi dari lain- lain tentang

(3)

ISSN : 2964-6774 (ONLINE) | VOLUME 1 NO. 2 2022 97

legitimasi pengaruh. (Wahjosumidjo, 2005:17). Kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain, atau seni memengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok (Thoha, 2010: 9).

Tut wuri handayani (yang dibelakang mendukung terhadap program yang telah ditetapkan). Jika dalam masyarakat, rakyat dapat bermakna menjadi bawahan, sekaligus atasan atau pejabat. Dalam hal ini rakyat sebagai bawahan patuh pada kebijakan- kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Jika dalam dunia pendidikan, kepala sekolah dapat memediatori secara baik kepada staf, karyawan atau guru untuk memberi pelayanan secara maksimal kepada anak didiknya. Untuk pendidik sendiri, dapat memberikan kebebasan pada anak didiknya untuk melakukan kegiatan dalam praktik pembelajaran tentu sesuai dengan langkah-langkah kerja yang telah ditetapkan agar tujuan praktik pembelajaran dapat berjalana dengan baik dan mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan harapan. Pendidik hanya bertugas mengawasi dan mengarahkan peserta didik apabila ada anak didiknya yang berlaku diluar jalur yang telah ditetapkan.

Kepemimpinan Tut Wuri Handayani menekankan seorang pemimpin harus mampu menyediakan kesempatan untuk berkembang bagi yang dipimpinnya. Seseorang memenuhi syarat untuk menjadi seorang pemimpin ketika dia mampu mengedepankan orang lain terlebih dahulu. Keberhasilan seseorang memimpin terkait dengan keberhasilan dia membuat orang-orang yang dipimpinnya berhasil. Secara hakiki seorang pemimpin adalah seseorang yang memegang kendali untuk membuat orang lain mendapatkan kendali. Kewenangan yang dimiliki pada hakekatnya adalah kewenangan untuk memungkinkan orang lain memiliki kendali atas pekerjaan dan kehidupannya.

Dengan demikian, kepemimpinan yang berasaskan nilai-nilai “Tut Wuri Handayani”

adalah kepemimpinan yang memiliki kriteria sebagai berikut: a. Selalu memberikan dorongan dan kebebasan agar bawahan mau berprakarsa, berinisiatif dan memiliki kepercayaan diri untuk berkarya dan berkreatifitas. b. Selalu mengikuti aktifitas pengikutnya dengan cermat dan teliti, waspada, dan tepat waktunya. Memberikan koreksi dan pengarahan apabila terjadi kesalahan dan penyimpangan.

(4)

ISSN : 2964-6774 (ONLINE) | VOLUME 1 NO. 2 2022 98

Kemampuan seorang guru dalam mengajar merupakan salah satu persyaratan utama agar mampu mengantarkan peserta didik mencapai hasil belajar yang baik. Sardiman mendefisinikan bahwa mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik (Sardiman, 2014: 47). Menurut Sedarmayanti “Pengalaman merupakan faktor utama dalam perkembangan seseorang, sedangkan pengalaman hanya mungkin diperoleh dalam hubungan lingkungannya” (Sedarmayanti, 2009:75). Pengalaman merupakan factor utama dalam perkembangan seseorang dalam hal ini berarti bahwa jiwa dan kemampuan seseorang akan lebih mapan jika orang tersebut telah merasakan kesadaran yang sebenarnya.

Seorang guru yang profesional harus memiliki seperangkat pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan standar yang berlaku. Semakin banyak jam mengajar dan semakin lama guru mengajar maka semakin banyak pula pengalaman yang didapatkan guru tersebut. Sehingga dengan pengalaman mengajar guru dapat meningkatkan pencapaian standar kompetensi professional guru. Bagi seorang guru pengalaman mengajar dapat memberikan pemahaman dalam melaksanakan tugas kerja untuk kedepannya, karena setidaknya guru sudah pernah melakukan pekerjaan itu sehingga ia akan tahu tentang pekerjaan yang akan dihadapi. Setiap pengalaman yang diperoleh seseorang akan membantunya memberikan ketrampilan dan pengetahuan khusus sesuai dengan pekerjaan yang digelutinya. Seseorang yang melakukan jenis pekerjaan tertentu secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang cukup lama akan menjadikan dirinya cukup terampil dalam pekerjaan tersebut.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman siswa dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis (Suprihatiningrum,2013:101). Kompetensi Pedagogik adalah “Kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara mendalam dan penyelengaraan pembelajaran yang mendidik”. ( Majmudin, 2008).

Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Mutakin. 2015 dengan judul Pengaruh

(5)

ISSN : 2964-6774 (ONLINE) | VOLUME 1 NO. 2 2022 99

Kompetensi, Kompensasi, dan Latar Belakang Terhadap Kinerja Guru. Jurnal Formatif.

Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Kompetensi guru memberikan pengaruh 42,55%

terhadap kinerja guru; 2) Latar belakang guru secara total memberikan pengaruh sebesar 2,35% terhadap peningkatan kinerja guru; dan 3) Kompetensi dan latar belakang guru secara bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 44,9% terhadap kinerja guru Matematika SD di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

Nurmalasari, 2016 dengan judul Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru terhadap Kinerja Guru SMK Bisnis Manajemen di Kabupaten Klaten. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Tidak ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru akuntansi SMK bisnis manajemen di Kabupaten Klaten (β = 0,843, sig= 0,402); (2) Ada pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru akunansi SMK bisnis manajemen di Kabupaten (β = 5,595, sig= 0,000); (3) Tidak ada pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja guru akunansi SMK bisnis manajemen di Kabupaten (β =0,643, sig= 0,522); (4) Ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi pedagogik, dan kompetensi profesional guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMK bisnis manajemen di Kabupaten Klaten (F = 33,584, sig = 0,000).

Sutarmi, 2016 dengan judul Pengaruh Pengalaman Mengajar, Penguasaan Media Pembelajaran, dan Produktivitas Mengajar terhadap Kinerja Guru SD di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) terdapat pengaruh positif dan signifikan dari pengalaman mengajar, penguasaan media pembelajaran, dan produktivitas mengajar terhadap kinerja guru sebesar 47,3%; 2) terdapat pengaruh positif dan signifikan pengalaman mengajar terhadap kinerja guru sebesar 23,2%; 3) terdapat pengaruh positif dan signifikan penguasaan media pembelajaran terhadap kinerja guru sebesar 8,7%; 4) terdapat pengaruh positif dan signifikan produktivitas mengajar terhadap kinerja guru sebesar 15,4%.

3. Metode

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian korelasional asosiatif, yaitu suatu

(6)

ISSN : 2964-6774 (ONLINE) | VOLUME 1 NO. 2 2022 100

penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.(Singarimbun & Sofian, 2009: 1). Penelitian ini dilakukan terhadap guru SD. Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif dengan pendekatan kuantitatif.

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang. Lokasi penelitian adalah di SD Negeri dan swasta yang terdapat di Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang yang berjumlah 25 SD Negeri dan swasta. Waktu Penelitian : Bulan Juli sampai Oktober 2019. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh guru SD negeri dan swasta Se-Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang yang berjumlah 246 orang guru.

Perhitungan jumlah populasi dilakukan dengan menggunakan rumus Issac & Michael.

Berdasarkan perhitungan diperoleh jumlah sampel 150. Jumlah Sekolah Dasar Negeri dan Swasta yang ada di kecamatan Tempuran Sebanyak 25. Penarikan sampel dilakukan melalui Area Random Sampling. Penelitian ini adalah penelitian payung. Berdasarkan penelitian payung, peneliti mengambil sampel dari Jumlah populasi sebanyak 246, sampel yang diambil 50 responden.

Instrumen yang digunakan untuk mengungkapkan data dalam penelitian ini adalah angket yang bersifat tertutup. Instrumen diuji cobakan secara bersama-sama sesuai dengan penelitian payung. Dari data uji coba ini kemudian dianalisis, data yang lolos dalam uji instrument ini akan digunakan dalam langkah selanjutnya, sedangkan data yang tidak lolos akan gugur. Uji coba dilakuan pada responden di sekolah dasar Kecamatan Tempuran sebanyak 30 Orang. Uji instrument tersebut meliputi : Uji Validitas dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Uji Reliabilitas dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Kompetensi Profesional diperoleh nilai Cronbach Alpha = 0,920; pada variabel Kompetensi Pedagogik diperoleh nilai Cronbach Alpha = 0,923; dan pada variabel Kepemimpinan Tut Wuri Handayani diperoleh nilai Cronbach Alpha = 0,858. Ketiga variabel tersebut memiliki nilai Cronbach Alpha yang lebih dari 0,7, sehingga dinyatakan reliabel dan layak dijadikan sebagai alat ukur.

Teknik analisis data untuk mencapai hasil analisis mencakup uji prasyarat analisis dan

(7)

ISSN : 2964-6774 (ONLINE) | VOLUME 1 NO. 2 2022 101

uji hipotesis dengan mengunakan serangkaian analisis sebagai berikut: Analisis Deskriptif, Uji Prasyarat Analisis. Uji Normalitas dengan rumus Kolmogorov-Smirnov, Interptretasi uji normalitas adalah data dikatakan berdistribusi normal apabila memiliki nilai signifikan lebih besar 0,05 (Sig. > 0,05). Sebaliknya, apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 pada (P < 0,05), maka data dikatakan berdistribusi tidak normal.

Uji Linieritas untuk mengetahui apakah ada hubungan yang linier antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji linieritas dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5%. Jika harga Fhitung < Ftabel berarti variabel bebas adalah linier terhadap variabel terikat, sedangkan Jika harga Fhitung >

Ftabel berarti variabel bebas adalah tidak linier terhadap variabel terikat.

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Pengujian multikolonieritas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai dari Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Model regresi pada penelitian ini dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika memiliki nilai VIF < 10 atau nilai tolerance nya > 0,10.

Uji Hipotesis Mayor (pengalaman mengajar, kompetensi professional dan kompetensi pedagogik guru secara bersama-sama berpengaruh pada kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran.

Uji Hipotesis Minor dilakukan dengan uji t statistic (t tes) dengan derajat kebebasan N-2 (Gujarati, 1995:189). Uji t statistik digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel independen apakah berkontruksi terhadap variabel dependen. Selain dengan uji t, untuk mengukur kekuatan hubungan linier antara dua variabel dapat digunakan dengan cara analisis korelasi parsial.

4. Hasil dan Pembahasan Pengalaman Mengajar (X1)

Variabel bebas pertama (X1) adalah pengalaman mengajar yang diukur menggunakan berapa lama guru mengajar dalam satuan bulan. Berdasarkan dengan data dari 50 responden, diketahui bahwa lama mengajar minimal adalah 16 bulan, lama

(8)

ISSN : 2964-6774 (ONLINE) | VOLUME 1 NO. 2 2022 102

maksimal 152 bulan, rata-rata (mean) sebesar 75,90 bulan, dan standar deviasi (SD) sebesar 37,31 bulan.

Kompetensi Profesional (X2)

Variabel bebas kedua (X2) adalah kompetensi profesional yang diukur menggunakan kuesioner dengan 25 pertanyaan. Berdasarkan dengan data yang diambil 50 responden, diketahui bahwa nilai minimal adalah 64; nilai maksimal adalah 91; rata-rata (mean) sebesar 73,94; dan standar deviasi (SD) sebesar 5,28.

Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa terdapat masing-masing 25 responden (50,0%) yang memiliki kompetensi profesional dalam kategori baik dan dalam kategori cukup, sehingga tidak terdapat responden yang berada dalam kategori kurang. Hasil ini menunjukkan bahwa kompetensi profesional pada guru SD berada dalam kategori baik dan cukup.

Kompetensi Pedagogik (X3)

Variabel bebas ketiga (X3) adalah kompetensi pedagogik yang diukur menggunakan kuesioner dengan 26 pertanyaan. Sesuai dengan data yang diambil 50 responden;

diketahui bahwa nilai minimal adalah 62; nilai maksimal adalah 94; rata-rata (mean)

(9)

ISSN : 2964-6774 (ONLINE) | VOLUME 1 NO. 2 2022 103

sebesar 75,72; dan standar deviasi (SD) sebesar 7,60. Distribusi frekuensi variabel kompetensi pedagogik dikategorikan menjadi tiga yaitu: baik, cukup, dan kurang.

Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa terdapat paling banyak 27 responden (54,0%) yang memiliki kompetensi pedagogik dalam kategori cukup; kemudian 23 responden (46,0%) dalam kategori baik; sehingga tidak terdapat responden yang berada dalam kategori kurang. Hasil ini menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik pada guru SD se-Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang berada dalam kategori cukup. Grafik distribusi frekuensi variabel kompetensi pedagogik pada guru SD adalah sebagai berikut.

Kepemimpinan Tut Wuri Handayani (Y)

Variabel terikat (Y) adalah kepemimpinan tut wuri handayani yang diukur menggunakan kuesioner dengan 24 pertanyaan. Berdasarkan dengan data yang diambil 50 responden, diketahui bahwa nilai minimal adalah 51; nilai maksimal adalah 89; rata- rata (mean) sebesar 68,22; dan standar deviasi (SD) sebesar 10,18. Distribusi frekuensi variabel kepemimpinan tut wuri handayani dikategorikan menjadi tiga yaitu: baik, cukup, dan kurang.

(10)

ISSN : 2964-6774 (ONLINE) | VOLUME 1 NO. 2 2022 104

Berdasarkan pada tabel 4 dapat diketahui bahwa terdapat paling banyak 29 responden (58,0%) yang memiliki kepemimpinan tut wuri handayani dalam kategori cukup; diikuti 21 responden (42,0%) dalam kategori baik; dan tidak terdapat responden yang berada dalam kategori kurang. Hasil ini menunjukkan bahwa kepemimpinan tut wuri handayani pada guru SD se-Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang berada dalam kategori cukup. Grafik distribusi frekuensi variabel kepemimpinan tut wuri handayani pada guru SD adalah sebagai berikut.

Uji hipotesis dalam penelitian adalah menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Sebelum melakukan analisis data untuk mencari pengaruh antar variabel yang dipakai untuk penelitian, dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi: uji normalitas, uji linieritas, dan uji multikolinieritas. Pengujian prasyarat analisis dilakukan dengan program SPSS for Windows.

Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah sampel yang diselidiki berdistribusi normal atau tidak. Kriteria pengujian normalitas adalah jika nilai taraf signifikan lebih besar 0,05 ( P > 0,05) maka data dinyatakan berdistribusi normal.

Nilai P (pvalue) pada semua variabel penelitian > 0,05 maka data untuk keempat variabel yaitu Pengalaman mengajar (P = 0,577), Kompetensi Profesional (P= 0,420), Kompetensi Pedagogik (P= 0,795) dan Kepemimpinan Tut Wuri Handayani ( P= 0,372) adalah dinyatakan berdistribusi normal.

(11)

ISSN : 2964-6774 (ONLINE) | VOLUME 1 NO. 2 2022 105

Uji Linieritas

Tujuan uji linieritas adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat linier atau tidak. Kriteria pengujian linieritas adalah jika nilai signifikasi >

0,05, maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah linier.

Hasil perhitugan uji linearitas di atas diperoleh nilai P (pvalue) pada hubungan antara kepemimpinan tut wuri handayani dan pengalaman mengajar (P= 0,175) > 0,05 maka hubungan antara variabel tersebut liniar. Nilai P pada hubungan kepemimpinan antara kepemimpinan tut wuri handayani dan kompetensi profesional (P= 0,106) > 0,05 maka hubungan antara variabel tersebut linier. Nilai P pada hubungan antara kepemimpinan tut wuri handayani dan kompetensi pedagogik (P= 0,471) > 0,05 maka hubungan antara variabel tersebut linier. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel Pengalaman Mengajar (X1), Kompetensi Profesional (X2), dan Kompetensi Pedagogik (X3) dapat dikatakan linier terhadap Kepemimpinan Tut Wuri Handayani (Y) pada Guru SD se-Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.

Hasil Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas berguna untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Cara mengetahui ada tidaknya penyimpangan uji multikolinieritas adalah dengan melihat nilai Tolerance dan VIF masing-masing variabel independen, jika nilai Tolerance > 0.10 dan nilai VIF.

(12)

ISSN : 2964-6774 (ONLINE) | VOLUME 1 NO. 2 2022 106

Hasil perhitungan uji multikolinieritas diatas diperoleh nilai tolerance pada variabel pengalaman mengajar sebesar 0,417 yang lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF 2,399 yang lebih kecil dari 10 maka tidak ada multikolinieritas. Nilai tolerance pada variabel kompetensi profesional sebesar 0,447 yang lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF sebesar 2,231 atau lebih kecil dari 10 maka tidak ada multikolinieritas. Nilai tolerance pada variabel kompetensi pedagogik sebesar 0,774 yang lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,291 atau lebih kecil dari 10 maka tidak ada multikolinieritas. Berdasarkan penjelasan diatas, nilai Tolerance pada ketiga variabel independen nilai Pengalaman Mengajar (X1); Kompetensi Profesional (X2); dan Kompetensi Pedagogik (X3) adalah diatas 0,10 dan dengan nilai VIF dibawah nilai 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

Analisis berganda dipilih karena analisis ini sesuai dengan hipotesis peneliti, yaitu menguji hubungan beberapa variabel independen pada satu variabel dependen.

(13)

ISSN : 2964-6774 (ONLINE) | VOLUME 1 NO. 2 2022 107

Berdasarkan hasil pengujian dan persamaan regresi diatas, diektahui bahwa konstanta regresi sebesar -0,532 artinya jika tidak ada pengaruh X1, X2, dan X3 terhadap Y, maka nilai Y sebesar -0,532. Variabel Pengalaman Mengajar (X1) mempunyai nilai 0,083 artinya bahwa setiap terjadi kenaikan nilai X1 sebesar 1 poin, maka nilai Kepemimpinan Tut Wuri Handayani akan mengalami peningkatan sebesar 0,083 poin dengan asumsi variabel lain tetap. Variabel Kompetensi Profesional (X2) mempunyai nilai 0,504 artinya bahwa setiap terjadi kenaikan nilai X2 sebesar 1 poin, maka nilai Kepemimpinan Tut Wuri Handayani akan mengalami peningkatan sebesar 0,504 poin dengan asumsi variabel lain tetap. Variabel Kompetensi Pedagogik (X3) mempunyai nilai 0,333 artinya bahwa setiap terjadi kenaikan nilai X2 sebesar 1 poin, maka nilai Kepemimpinan Tut Wuri Handayani akan mengalami peningkatan sebesar 0,333 poin dengan asumsi variabel lain tetap.

Uji regresi mayor pada penelitian ini adalah untuk menguji apakah ketiga variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap variabel terikat. Hipotesis mayor pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

HMAY pengalaman mengajar, kompetensi profesional, dan kompetensi pedagogik secara bersama-sama berkontribusi positif yang signifikan terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD se-Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.

Ketiga variabel bebas (X1, X2, dan X3) dikatakan memiliki pengaruh terhadap variabel bebas (Y) jika nilai Fhitung > Ftabel pada tingkat signifikansi 5% (0,05). Besaran nilai Ftabel

dengan 3 variabel bebas dan 50 responden adalah 2,794. Berikut ini adalah hasil uji regresi simultan yang diolah menggunakan program SPSS for Windows.

(14)

ISSN : 2964-6774 (ONLINE) | VOLUME 1 NO. 2 2022 108

Berdasarkan hasil hipotesis mayorpada tabel 14 diperoleh nilai Fhitung sebesar 13,142, nilai Sig.= 0,000. Nilai Fhitung (13,142) > nilai Ftabel (2,794) dan Sig. (0,000) < α (0,05), sehingga dapat diartikan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat penelitian berdasarkan variabel bebas yang diteliti. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis mayor (HMAY), yakni “Pengalaman mengajar, kompetensi profesional, dan kompetensi pedagogik secara bersama-sama berkontribusi positif yang signifikan terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD se- Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang”, adalah diterima.

Variabel bebas dikatakan memiliki pengaruh terhadap variabel bebas secara parsial jika nilai thitung > ttabel pada tingkat signifikansi 5% (0,05). Besaran nilai ttabel dengan jumlah 50 responden adalah 2,010. Hasil uji hipotesis minor / regresi parsial adalah sebagai berikut.

Kontribusi Pengalaman Mengajar (X1) terhadap Kepemimpinan Tut Wuri Handayani (Y) Guru SD. H1 pengalaman mengajar berkontribusi positif yang signifikan terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD se-Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis minor pada tabel 15 diperoleh nilai thitung (1,806) < ttabel (2,010), dan Sig. (0,077) > α (0,05), yang dapat dikatakan bahwa hipotesis pertama (H1), yakni “Pengalaman mengajar berkontribusi positif yang signifikan terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD se-Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang”, adalah ditolak.

Kontribusi Kompetensi Profesional (X2) terhadap Kepemimpinan Tut Wuri Handayani (Y) Guru SD. H1 kompetensi profesional berkontribusi positif yang signifikan terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD se-Kecamatan

(15)

ISSN : 2964-6774 (ONLINE) | VOLUME 1 NO. 2 2022 109

Tempuran, Kabupaten Magelang. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis minor pada tabel 15 diperoleh nilai thitung (1,616) < ttabel (2,010), dan Sig. (0,113) > α (0,05), yang dapat dikatakan bahwa hipotesis kedua (H2), yakni “Kompetensi profesional berkontribusi positif yang signifikan terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD se-Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang”, adalah ditolak.

Kontribusi Kompetensi Pedagogik (X3) terhadap Kepemimpinan Tut Wuri Handayani (Y) Guru SD. H1 kompetensi pedagogik berkontribusi positif yang signifikan terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD se-Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis minor pada tabel 15 diperoleh nilai thitung (2,025) > ttabel (2,010), dan nilai Sig. (0,049) < α (0,05), yang dapat dikatakan bahwa hipotesis ketiga (H3), yakni “Kompetensi pedagogik berkontribusi positif yang signifikan terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD se-Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang”, adalah diterima.

Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif. Besarnya sumbangan efektif dan sumbangan relatif dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Berdasarkan tabel 16 dapat diketahui bahwa variabel X1 (pengalaman mengajar) memberikan sumbangan efektif sebesar 18,54% dan sumbangan relatif sebesar 40,18%;

variabel X2 (kompetensi profesional) memberikan sumbangan efektif sebesar 15,28% dan sumbangan relatif sebesar 33,10%; serta variabel X3 (kompetensi pedagogik) memberikan sumbangan efektif sebesar 12,33% dan sumbangan relatif sebesar 26,73%.

Secara simultan, variabel pengalaman mengajar, kompetensi profesional, dan kompetensi pedagogik memberikan sumbangan efektif sebesar 46,15% terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD se-Kecamatan

(16)

ISSN : 2964-6774 (ONLINE) | VOLUME 1 NO. 2 2022 110

Tempuran, Kabupaten Magelang, sedangkan 53,85% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

PEMBAHASAN

Kontribusi pengalaman mengajar, kompetensi profesional, dan kompetensi pedagogik secara bersama-sama terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran guru SD. Hipotesis mayor pada penelitian ini menyatakan bahwa

“Pengalaman mengajar, kompetensi profesional, dan kompetensi pedagogik secara bersama-sama berkontribusi positif yang signifikan terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD se-Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang”, adalah diterima berdasarkan nilai Fhitung (13,142) > nilai Ftabel (2,794) dan Sig.

(0,000) < α (0,05). Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan data bahwa ketiga variabel bebas memiliki sumbangan efektif total terhadap variabel terikat sebesar 46,15%, sedangkan 53,85% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kepemimpinan tut wuri handayani merupakan cara seorang guru dalam mempengaruhi peserta didik dengan karakteristik tertentu sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan melalui pemberian dukungan kepada peserta didik yang diikuti dengan memberikan dukungan serta pengawasan selama proses pembelajaran (Ki Suratman, 1980: 9). Dalam kepemimpinan tut wuri handayani, guru diharapkan memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut: a) guru selalu memberikan dorongan dan kebebasan bagi peserta didik supaya memiliki pemikiran, inisiasi, serta kepercayaan diri dalam berkarya dan berkreatifitas selama proses pembelajaran; b) guru selalu mengikuti aktivitas peserta didik secara cermat dan teliti, waspada, serta tepat waktu, namun juga memberikan koreksi dan pengarahan jika terdapat kesalahan dan penyimpangan yang dilakukan oleh peserta didik.

Kontribusi pengalaman mengajar terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD. Hipotesis minor pertama pada penelitian ini menyatakan

(17)

ISSN : 2964-6774 (ONLINE) | VOLUME 1 NO. 2 2022 111

bahwa “Pengalaman mengajar berkontribusi positif yang signifikan terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD se-Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang”, adalah ditolak berdasarkan nilai thitung (1,806) < ttabel

(2,010), dan Sig. (0,077) > α (0,05). Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutarmi (2016), yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari pengalaman mengajar terhadap kinerja Guru SD di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Pengalaman mengajar adalah masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (Permendiknas no 18 tahun 2007). Pengalaman yang telah dihadapi oleh guru akan membantunya untuk menentukan langkah-langkah tertentu yang dapat menjunjung keberhasilan dalam pembelajaran maupun tanggung jawab guru lainnya. Melalui pengalaman mengajar, guru menjadi lebih memahami hal-hal yang harus dihindari karena akan menjadi penghambat dan berujung pada kegagalan dalam menjalankan profesinya.

Kontribusi kompetensi profesional terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD. Hipotesis minor kedua pada penelitian ini menyatakan bahwa “Kompetensi profesional berkontribusi positif yang signifikan terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD se-Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang”, adalah diterima berdasarkan nilai thitung (1,616) < ttabel

(2,010), dan Sig. (0,113) > α (0,05). Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mutakin (2013), yang menyatakan bahwa kompetensi guru mempengaruhi peningkatan konerja guru di wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.

Kompetensi profesional pada guru merupakan kualitas sikap yang dimiliki oleh guru terhadap kinerja serta tingkat pengetahuan yang dimiliki untuk dapat menjalankan tugas- tugasnya (Mudlofir, 2012: 5). Dalam Permendiknas No.16 Tahun 2007, disebutkan bahwa indikator kompetensi profesional guru adalah: a) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; b) menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang

(18)

ISSN : 2964-6774 (ONLINE) | VOLUME 1 NO. 2 2022 112

diampu; c) mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; d) mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; dan e) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Kontribusi kompetensi pedagogik terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD. Hipotesis minor ketiga pada penelitian ini menyatakan bahwa “Kompetensi pedagogik berkontribusi positif yang signifikan terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD se-Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang”, adalah diterima berdasarkan nilai thitung (2,025) > ttabel

(2,010), dan nilai Sig. (0,049) < α (0,05). Hasil ini sesuai dengan penelitian dari Nurmalasari (2016), yang menyatakan bahwa ada pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru Akuntansi SMK Bisnis Manajemen di Kabupaten Klaten.

Kompetensi pedagogis merupakan kemampuan seseorang pendidik dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi: a) Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan, b) Pemahaman terhadap peserta didik, c) Pengembangan kurikulum atau silabus, d) Perancangan pembelajaran, e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, f) Pemanfaatan teknologi pembelajaran, g) Evaluasi hasil belajar, h) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki (PP no 74 tahun 2008).

5. Conclusion

Pengalaman mengajar, kompetensi profesional, dan kompetesi pedagogik secara bersama-sama berkontribusi positif yang signifikan terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran guru SD se-Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.

Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan pengalaman mengajar, kompetensi profesional, dan kompetensi pedagogik secara bersama-sama mampu mempengaruhi kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD. Pengalaman mengajar tidak berkontribusi terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD se-Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. Hasil ini

(19)

ISSN : 2964-6774 (ONLINE) | VOLUME 1 NO. 2 2022 113

menunjukkan bahwa peningkatan pengalaman mengajar tidak mampu meningkatkan kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD. Kompetensi profesional tidak berkontribusi yang positif dan signifikan terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD se-Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatkan kompetensi profesional tidak dapat meningkatkan kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD. Kompetensi pedagogik berkontribusi yang positif dan signifikan terhadap kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD se-Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatkan kompetensi pedagogik dapat meningkatkan kepemimpinan tut wuri handayani dalam pembelajaran pada guru SD.

6. Daftar Pustaka

Gujarati. (1995). Basic Econometrics. Third Edition. New York: McGraw-Hill. p.809

Ki Hadjar Dewantara. (2013). Kebudayaan. Cetakan kelima. Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa. Yogyakarta.

Ki Hadjar Dewantara. (2013). Pendidikan. Cetakan kelima. Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa. Yogyakarta.

Ki Suratman. (1980). Tut Wuri Handayani, Yogyakarta, Majelis Luhur Tamansiswa

Majmudin. (2008). Kompetensi Pedagogik Guru Indonesia [OnLine]. Tersedia: Pedagogik Guru Indonesia.

Mudlofir, A. (2012). Pendidik Profesional. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mutakim, T. Z. (2015). Pengaruh Kompetensi, Kompensasi, dan Latar Belakang Terhadap Kinerja Guru. Jurnal Formatif. 3 (2). 145-156

Nurmalasari. (2016). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru terhadap Kinerja Guru SMK Bisnis Manajemen di Kabupaten Klaten. S2 Thesis, UNY.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomer 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru. Peraturan ini diterbitkan sebagai amanat dan tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

(20)

ISSN : 2964-6774 (ONLINE) | VOLUME 1 NO. 2 2022 114

Sardiman. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pres Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Singarimbun, M dan Sofian, E. (2009). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Suprihatiningrum, J. (2013). Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Surjomihardjo dan Abdurrahman, (1968) Ki Hadjar Dewantara dan Taman Siswa dalam Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: Sinar Harapan.

Sutarmi. (2016).Pengaruh Pengalaman Mengajar, Penguasaan Media Pembelajaran, dan Produktivitas Mengajar terhadap Kinerja Guru SD di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. Jurnal Wiyata Dharma Vol 4 No 1 (2016)

Thoha M. (2010). Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Wahjosumidjo. (2005). Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teori dan

Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa berdasarkan alat-alat bukti yang diajukan oleh Penggugat Intervensi sebagaimana tersebut di atas Pengadilan berpendapat bahwa Penggugat

Pariwisata  merupakan  suatu    kegiatan;  gerakan  untuk  menemukan  suatu  tempat dan masyarakat yang baru serta afiliasinya. Kegiatan multifaset yang melekat 

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan penguasaan materi guru matematika SMA/MA di sekolah yang memiliki tingkat kelulusan kurang dari 80% dalam Ujian Nasional tahun

The Translation Analysis Of Proper Names in Fantasy Film “The Hobbit = An Unexpected Journey”.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dimana situs ini berisikan tentang informasi SMU YAPPA seperti profile sekolah, fasilitas sekolah, staff sekolah dan prestasi yang telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir

Karena didalam pelaksanaan penggajiannya telah berjalan dengan sistem penggendalian intern yang diterapkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Selatan. Masalah yang

SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN MATA KULIAH PENULISAN KARYA ILMIAH. DISUSUN OLEH :

The subject of research of the study is A class second grade students‟ of MTs NU Salatiga Salatiga in the Academic Year of 2013/2014. They are selected on the basis of