commit to user
DI SURAKARTA
Tugas Akhir
Diajukan untuk melengkapi Tugas-Tugas dan persyaratan guna Mencapai Gelar Ahli Madya Pada Program D-3 Bisnis Internasional Fakultas
Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
ASWITIA NOVRIANI F3109013
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
commit to user
commit to user
v
“There’s no secret ingredients, the secret to be special, you just have to believe that you’re special “
(Kungfu panda)
“Apabila kamu mempunyai suatu masalah yang sulit dipecahkan cobalah untuk menyederhanakannya, tapi jangan sampai kamu menganggapnya remeh suatu
masalah” (Albert Einstein)
“Dont be afraid of the space between your dream and reality. If you can dream it,you can make it so”
(Walt Disney)
“Menjadi dewasa adalah sebuah pilihan, jika kamu ingin berhasil maka bersikaplah dewasa dalam menghadapi semua masalah agar masa depan mu tertata dengan rapi”
(Penulis)
“Sometimes, in life you don’t always feel likes a winner, but that doesn’t mean that you not win”
(Lady Gaga)
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia (mendapat) pahala dari(kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari
(kejahatan) yang diperbuatnya. (Merekaberdoa), ‘Ya Tuhan Kami,janganlah engkau menghukum kami jika kaMI lupa atau kami melakukan kesalahan.
Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami , Ampunilah kami, dan Rahmatilah kami. Engkaulah Pelindung
commit to user
vi
Dengan penuh rasa syukur, kuucapkan terima kasihku, dan Ku persembahkan karya ku ini kepada :
1. Mama dan Papa tercinta, yang sudah
membimbing ku dari kecil hingga sedewasa ini 2. Kedua adikku, Icha Agamazh dan Fazri
Agamazh
3. Keluarga besar ku
4. Teman-teman dan Sahabat-sahabat ku 5. Teman-teman Bisnis Internasional 6. Almamater ku
commit to user
vii
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang dilimpahkan pada kita semua, meskipun dengan waktu yang terbatas akhirnya penulis mampu menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul “PROSEDUR EKSPOR PADA PT.BATIK DANAR HADI DI
SURAKARTA”.
Penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis dengan rendah hati menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu hingga tersusunnya tugas akhir ini,khususnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ketua Progam dan Sekretaris Progam D III Bisnis Internasionalsitas Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Supriyono, M,Si selaku pembimbing yang dengan arif dan kesabarannya telah banyak memberikan pengarahan, petunjuk, nasehat, bimbingan hingga tersusunnya laporan Tugas Akhir ini.
4. Seluruh staf dan karyawan Progam Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan bantuan administratif kepada penulis.
5. Manager Eksport PT.Batik Danar Hadi di Surakarta, Bapak Burhan yang telah berkenan memberikan ijin magang kerja dan penelitian untuk penulisan laporan Tugas Akhir ini.
6. Bapak siswadi, staf bagian ekspor pada PT. Batik Danar Hadi yang sudah memberikan segala informasi yang diperlukan penulis.
7. Staf bagian dokumen ekspor Bapak Gyarto dan Mas Fajar yang telah memberikan data, bimbingan serta arahan yang berguna bagi penulis
commit to user
viii
membantu hingga terselesainya penulisan Tugas Akhir ini.
10.Teman-Teman khususnya seangkatan yang secara kompak telah saling mendukung suksesnya studi kita
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan Tugas Akhir ini.
Surakarta, Juli 2012
commit to user
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I. PENDAHULUAN
C. Ketentuan Pembayaran Ekspor ... 15
D. Jenis-Jenis Pembayaran Ekspor ... 19
E. Prosedur Ekspor ... 32
F. Tahap-Tahap Pelaksanaan Ekspor ... 42
commit to user
x
A. Gambaran Umum Perusahaan ... 52
1. Sejarah Berdirinya PT. Batik Danar Hadi ... 52
2. Lokasi PT. Batik Danar Hadi Surakarta ... 55
1. Proses Terjadinya Kontrak Dagang Ekspor (Sales Contract Process) yang Dilakukan PT. Batik Danar Hadi di Surakar ... 65
2. Prosedur Ekspor PT. Batik Danar Hadi di Surakarta ... 65
3. Hambatan-Hambatan yang Dihadapi PT. Batik Danar Hadi Di konveksi ... 71
4. Cara PT. Batik Danar Hadi Mengatasi Hambatan tersebut …...73
BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan ... 77
B. Saran-Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 81
commit to user
xi 1. Tabel 1.1
Presentase Nilai Ekspor Jawa Tengah terhadap Total Ekpor
Indonesia ... 2
2. Tabel 1.2
commit to user
xii 1. Gambar 2.1
L/C Opening Process ... 24
2. Gambar 3.1
Struktur Organisasi Ekspor ... 56
3. Gambar 3.2
Batik Tulis ... 59
4. Gambar 3.3
Batik Cap ... 60
5. Gambar 3.4
Batik Spray ... 62
6. Gambar 3.5
commit to user
xiii 1. Surat Pernyataan
2. Surat Keterangan Magang 3. Shipping Instruction 4. Invoice
5. Packing List
6. Pemberitahuan Ekspor Barang 7. Bill of Lading ( B/L )
8. Certificate of Origin ( COO ) 9. Nota Pelayanan Ekspor 10.Nota Kredit
11.Realisasi Order
12.Volume Penjualan Ekspor
13.Contoh Email Penawaran Produk 14.Contoh Email Buyer
commit to user
ii ABSTRAKSI
PROSEDUR EKPOR PADA PT BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA
ASWITIA NOVRIANI
F3109013
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memperoleh gambaran nyata dan pemahaman yang lebih mendalam tentang prosedur ekspor yang telah dilakukan suatu instansi yang bergerak dalam ekspor impor untuk memperlancar kegiatan ekspor barang dalam dunia perdagangan internasional.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisa secara mendalam dengan memfokuskan pada suatu masalah. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan observasi secara langsung dengan pihak divisi ekspor PT Batik Danar Hadi Surakarta, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku maupun sumber lainnya.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses ekspor yg dilakukan PT Batik Danar Hadi di Surakarta dilakukan melalui 4 tahap proses yaitu : Sales Contract Process, Letter of Credit Process, Cargo Shipment Process, dan Shipping Document
Negotiation Process. Permasalahan yang timbul atau hambatan-hambatan yang dihadapi
oleh PT Batik Danar Hadi terjadi dalam proses kontrak dagang ekspor atau Sales Contract Process, adalah mengenai inquiry atau pesanan dari buyer. Selama ini kapasitas produksi perusahaan hanya bisa memenuhi pasar domestik saja, sedangkan untuk pasar ekspor dengan permintaan yang cukup banyak perusahaan tidak dapat memenuhi pesanan dari buyer, maka perusahaan menjalin hubungan dengan pengrajin-pengrajin batik rumahan untuk memenuhi kapasitas produksi yang di butuhkan perusahaan.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini sebaiknya PT Batik Danar Hadi dalam melancarkan kegiatan ekspornya, menambah pengrajin batik atau supplier yang bekerja khusus dalam memproduksi kain batik yang diekspor. Pemilihan calon pengrajin batik atau supplier tersebut, dilakukan terhadap kemahiran kinerja pengrajin tersebut dalam memproduksi kain batik cap dan kain batik ekspor yang bermutu dan berkualitas baik.
commit to user
iii ABSTRACT
THE PROCEDURE OF EXPORT IN PT. DANAR HADI IN SURAKARTA
ASWITIA NOVRIANI
F3109013
The objective of this Final Project is to obtain a real description and more in-depth understanding about the procedure of export that had been done by an institution operating in export import to smooth the activity of exporting goods in international trading.
The research method used was case study, taking a certain object to be analyzed in in-depth manner by focusing on a problem. The data used were primary and secondary data. The primary data was collected using interview and direct observation with export division of PT. Batik Danar Hadi Surakarta, while the secondary on was obtained from book or other resources.
From the result of research, it could be concluded that the export process the PT. Batik Danar Hadi in Surakarta undertook passed through 4 process stages: Sales Contract Process, Letter of Credit Process, Cargo Shipment Process, and Shipping
Document Negotiation Process. The problems emerging or the obstacles faced in PT.
Batik Danar Hadi occurred in export trading contract process or Sales Contract Process concerned the inquiry or buyer’s order. So far the company ‘s production capacity could meet the domestic market’s demand only, not the export market; therefore the company established relationship with batik home industry to meet the production capacity the company needed.
The recommendation given based on this research was that PT Batik Danar Hadi in smoothing its export activity increased the number of batik crafters or suppliers that worked specially in producing batik cloth to be exported. The selection of potential batik crafter or supplier was done for the crafter performance in producing high quality stamped batik cloth and exported batik cloth.
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perdagangan atau Perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa
atau keduanya. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.
Perdagangan atau pertukaran barang melewati batas suatu Negara terjadi karena
kebutuhan barang atau jasa yang tidak terdapat pada suatu Negara atau Negara tersebut
dapat memperoleh barang atau jasa yang lebih murah dan lebih baik mutunya dari
Negara lain. Pelaksanaan perdagangan lintas Negara atau sering disebut ekpor impor
berbeda dengan perdagangan dalam negeri. Perbedaan tersebut antara lain dalam hal
peraturan kepabean, standar mutu produk, ukuran takaran, dan timbangan serta peraturan
perdagangan luar negri yang ditetapkan oleh pemerintah setempat.
Ekspor barang pada hakekatnya dapat ditimbulkan karena adanya kebutuhan
untuk mengirim barang yang dihasilkan di suatu tempat dan dijual ke tempat lain.
Kegiatan ekspor mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting, baik bagi
perkembangan industri itu sendiri maupun bagi pemerintah. Manfaat yang bisa diperoleh
dengan adanya perdagangan internasional bagi suatu Negara akan mendorong Negara
commit to user
2
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional Negara. Bagi Indonesia, transaksi
ekspor sangat penting untuk menambah cadangan devisa dan mengurangi tingkat
pengangguran karena meningkatnya produktivitas dan lapangan pekerjaan.
Peran ekspor bagi suatu Negara, ekspor merupakan salah satu sumber devisa
yang sangat dibutuhkan oleh negara atau daerah yang perekonomiannya bersifat terbuka
seperti di Indonesia, karena memungkinkan peningkatan jumlah produksi yang
mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga diharapkan dapat memberikan andil yang
besar terhadap pertumbuhan dan stabilitas perekonomian Negara Indonesia. Prosedur
ekspor adalah serangkaian pekerjaan yang saling berhubungan menurut waktu dan cara
tertentu dalam menjual barang dan jasa yang diselenggarakan Negara asing sesuai
dengan ketentuan pemerintah. Berikut ini adalah tabel total ekspor Indonesia dalam
jangka waktu lima tahun.
Tabel 1.1
Indonesia Jawa Tengah Presentase (%)
2006 100.798,6 3.114,7 3,09
2007 1 14.100,9 3.469,7 3,04
2008 1 37.020,4 3.272,2 2,39
2009 1 16.510,0 3.066,5 2,63
commit to user
3
Pertumbuhan ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia terutama dari
Jawa Tengah ke Eropa mulai merangkak naik. Secara keseluruhan pada kuartal pertama
2012 ini tercatat ada kenaikan sekitar lima persen. Produksi tekstil Indonesia masih
menguasai pasar domestik. Bahkan nilai penjualan ekspor jauh lebih besar dibandingkan
nilaI penjualan domestik. Ekspor tekstil Indonesia pada 2010 mencapai US$ 10,9
miliar, naik 10,7% dibandingkan ekspor tekstil 2009 sebesar US$ 9,3 miliar.
Ekspor dari Indonesia salah satunya adalah barang tekstil. Barang tekstil yang
diekspor dari Indonesia antara lain berbagai macam jenis produk batik. Diantara
pengusaha industry kerajinan tersebut banyak yang telah mampu mengelola
perusahaannya secara professional sehingga dapat menjual barang-barang hasil
kerajinannya keluar negri dengan mengekspor sendiri maupun menggunakan jasa
perusahaan lain. PT BATIK DANAR HADI yang berada di Surakarta. Perusahaan ini
menjual produknya ke dalam negri maupun ke luar negri. Perusahaan ini telah
menjalankan usaha ekspornya selama belasan tahun. Negara yang menjadi tempat tujuan
ekspor dari perusahaan ini antara lain; Jepang, USA, Canada, Greece dan lain-lain.
Sedangkan dalam negri antara lain kota-kota besar yang berada di Indonesia. Berikut ini
commit to user
4 Tabel 1.2
Volume Penjualan Ekspor PT. Batik Danar Hadi Surakarta Tahun 2007 – 2011
(Sumber : PT. Batik Danar Hadi Divisi Ekspor)
Berdasarkan pengalaman, sekitar 80% transaksi bisnis ekspor impor dilakukan
melalui korespondensi, sisanya melalui negosiasi tatap muka atau secara lisan.
Kesepakatan lisan lazimnya dituangkan dalam bentuk “minutes” atau notulen.
Himpunan dari kesepakatan lisan tersebut dirumuskan dalam bentuk “Memorandom of Understanding” (MOU) atau kesepakatan bersama. Kesepakatan bersama ini lazim
disebut dengan “Persetujuan Prinsip” dengan menjadi landasan bagi penyusun kontrak
dagang ekspor. (Amir M.S,2002).
Transaksi ekspor dapat terjadi baik melalui proses korespondensi maupun
melalui negosiasi tatap muka. Namun kedua cara itu akhirnya dirumuskan secara tertulis dalam bentuk kontrak dagang ekspor atau lazim disebut “export sales’s contract”.
Kendatipun kontrak dagang secara lisan juga sah secara hukum, namun kontrak dagang
ekspor dianjurkan supaya dikukuhkan dalam bentuk tertulis. Seperti diketahui dalam
perdagangan ekspor-impor,antara eksportir dan importir berjauhan secara geografis,
commit to user
5
berbeda bahasa, kebiasaan dan hukum antara kedua negara juga berbeda. Karena itu
perdagangan ekspor-impor termasuk kegiatan yang mengandung resiko tinggi. Bila
terjadi penyimpangan maupun pembatalan kontrak akan lebih mudah dibuktikan bila ada
kontrak tertulis.
Perdagangan ekspor-impor lazim juga disebut sebagai perdagangan dokumen
karena hampir seluruh aktivitasnya dibuktikan atau dipresentasikan dalam bentuk
dokumen. Penawaran dilakukan dalam bentuk tertulis. Bukti pengiriman barang juga
dalam bentuk dokumen yang disebut “Bill of Lading”. Pembayaran juga lazim dalam
bentuk dokumen yang disebut “Letter of Credit”. Tidak hanya “Bill of Lading “ atau “Letter of Credit” saja , pengiriman barang juga membutuhkan beberapa dokumen
penting lainya.
Berdasarkan uraian diatas, dan juga hasil dari kegiatan magang kerja yang telah
dijalani selama kurang lebih 1 bulan. Penulis mengambil judul “ PROSEDUR
EKSPOR PT. BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA ”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah prosedur ekspor di PT. Batik Danar Hadi Surakarta ?
2. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi PT. Batik Danar Hadi dalam
melakukan proses produksi dan proses ekspor ?
3. Bagaimanakah PT. Batik Danar Hadi mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi
commit to user
6 C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prosedur ekspor yang dilakukan PT. Batik Danar Hadi di
Surakarta.
2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi PT.Batik Danar Hadi di Surakarta
dalam melakukan proses produksi dan proses ekspor.
3. Untuk mengetahui PT. Batik Danar Hadi dalam mengatasi hambatan-hambatan
tersebut.
D. Kegunaan Penelitian
Selain mempunyai tujuan penelitian, penelitian ini juga mempunyai manfaat
sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan atau PT. Batik Danar Hadi
Memberikan informasi atau masukan-masukan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan aktivitas ekspor yang dapat digunakan sebagai salah satu
bahan evaluasi dengan perusahaan dalam mengambil kebijaksanaan untuk
meningkatkan aktivitas ekspor dan pengembangan usaha.
2. Bagi Mahasiswa dan pembaca lainnya
Merupakan tambahan referensi, bacaan dan informasi bagi mahasiswa yang
commit to user
7 E. Metode Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah membahas tentang Prosedur Ekspor yang
dilakukan PT Batik Danar Hadi di Surakarta. PT Batik Danar Hadi adalah
perusahaan yang bergerak di bidang industry dan perdagangan batik melalui kantor
pusatnya di Surakarta dan cabang-cabangnya. Divisi ekspor perusahaan ini
beralamatkan di Jalan Slamet Riyadi 205 SOLO. Waktu penelitian/ magang dimulai
tanggal 15 Januari 2012 sampai 15 Februari 2012.
2. Jenis dan Alat Pengumpul Data
a. Data primer
Merupakan pengamatan secara langsung tentang kegiatan yang berlangsung
di PT Batik Danar Hadi Divisi Ekspor sehingga penulis mendapatkan keterangan
yang jelas tentang data yang dibutuhkan untuk mendukung topik permasalahan
pada tugas akhir ini. Misalkan data tentang jam kerja karyawan pada PT Batik
Danar Hadi di Surakarta Divisi Ekspor.
b. Data Sekunder
Merupakan data pendukung yang diperoleh dari publikasi lain yang sudah
ada di PT Batik Danar Hadi yang berkaitan dengan penelitian. Misalkan data
tentang dokumen ekspor dan volume penjualan ekspor PT Batik Danar Hadi.
commit to user
8 c. Wawancara
Pelaksanaan wawancara yang dilakukan pada waktu magang kerja dengan
staf karyawan PT Batik Danar Hadi Divisi Ekspor dilakukan secara langsung
pada waktu jam kerja pada saat persiapan dokumen yang diperlukan yang sesuai
dalam kesepakatan kontrak dagang.
d. Observasi
Dalam penelitian ini, penulis melihat secara langsung mengenai kegiatan
commit to user
9 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sistem Kegiatan Ekspor
Kegiatan ekspor impor didasari atas kondisi bahwa tidak ada suatu negara yang
benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi.
Setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda baik sumber daya alam, iklim,
geografis, struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan tersebut menyebabkan
perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan
kuantitas produk. Adanya interdependensi kebutuhan itulah yang menyebabkan adanya
perdagangan internasional. Masing-masing negara memiliki keunggulan dan
kekurangan. Komoditas yang dihasilkan suatu negara mungkin juga belum dapat dipakai
langsung karena berupa bahan mentah yang memerlukan pengolahan lebih lanjut. Bahan
mentah tersebut selanjutnya mungkin dibutuhkan negara lain sebagai bahan baku
pabriknya.
Transaksi perdagangan luar negeri yang biasa dikenal dengan istilah ekspor dan
impor pada hakikatnya adalah transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari kegiatan
membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat tinggal
commit to user
10
dan darat ini tidak jarang menimbulkan berbagai masalah yang kompleks antara
pengusaha- pengusaha yang mempunyai perbedaan bahasa, budaya, adat istiadat dan
cara yang berbeda beda. Siswanto Sutojo menyimpulkan ciri- ciri khusus dari kegiatan
ekspor yaitu:
1. Antara penjual (eksportir) dan pembeli (importir) komoditas yang diperdagangkan
dipisahkan oleh batas teritorial kenegaraan.
2. Terdapat perbedaan mata uang antara negara pembeli dan penjual. Seringkali
pembayaran transaksi perdagangan dilakukan dengan mempergunakan mata uang
asing misalnya dolar Amerika, poundsterling Inggris ataupun yen Jepang.
3. Antara pembeli dan penjual belum terjalin hubungan lama dan akrab. Pengetahuan
masing-masing pihak yang bertransaksi tentang kualifikasi mitra dagang mereka
termasuk kemampuan membayar atau kemampuan untuk memasok komoditas
sesuai dengan kontrak penjualan sangat minim.
4. Seringkali terdapat perbedaan kebijaksanan pemerintah negara pembeli dan penjual
dibidang perdagangan internasional, moneter lalu lintas devisa, labeling, embargo
atau perpajakan.
5. Antara pembeli dan penjual kadang-kadang terdapat perbedaan tingkat penguasaan
teknik dan terminologi transaksi perdagangan internasional serta bahasa asing yang
commit to user
11
Perdagangan atau Perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa
atau keduanya. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.
Perdagangan atau pertukaran barang melewati batas suatu Negara terjadi karena
kebutuhan barang atau jasa yang tidak terdapat pada suatu Negara atau Negara tersebut
dapat memperoleh barang atau jasa yang lebih murah dan lebih baik mutunya dari
Negara lain. Pelaksanaan perdagangan lintas Negara atau sering disebut ekpor impor
berbeda dengan perdagangan dalam negeri. Perbedaan tersebut antara lain dalam hal
peraturan kepabean, standar mutu produk, ukuran takaran, dan timbangan serta peraturan
perdagangan luar negri yang ditetapkan oleh pemerintah setempat.
Pada hakekatnya ekspor barang dapat ditimbulkan karena adanya kebutuhan
untuk mengirim barang yang dihasilkan di suatu tempat dan dijual ke tempat lain.
Prosedur ekspor adalah serangkaian pekerjaan yang saling berhubungan menurut waktu
dan cara tertentu dalam menjual barang dan jasa yang diselenggarakan kepada Negara
asing sesuai dengan ketentuan pemerintah. Kegiatan ekspor mempunyai nilai ekonomi
yang sangat penting, baik bagi perkembangan industri itu sendiri maupun bagi
pemerintah. Manfaat yang bisa diperoleh dengan adanya perdagangan internasional bagi
suatu Negara akan mendorong Negara tersebut untuk memacu transaksi ekspor ke luar
negri sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional
commit to user
12
Kegiatan ekspor dapat membantu pemasukan devisa negara yang merupakan
salah satu sumber dana untuk pembangunan, sementara dari kegiatan impor dapat
diperoleh bahan baku dan barang modal yang diperlukan dalam pembangunan.
Perdagangan antar negara bermanfaat mendorong produksi dalam negri agar dapat
bersaing dipasaran Internasional dan untuk memicu transaksi ekspor keluar negri
sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional negara.
Kegiatan ekspor juga dapat memicu suatu negara untuk lebih cepat tanggap dalam
menanggapi kemajuan perdagangan di pasar Internasional.
Secara umum ekspor mempunyai arti suatu kegiatan mengeluarkan barang
dari daerah pabean sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Daerah pabean itu
sendiri merupakan wilayah suatu negara yang meliputi wilayah darat, laut dan udara,
serta tempat-tempat tertentu dalam Zona Ekonomi Exclusive. Dibawah ini merupakan
definisi ekspor :
Ekspor adalah mengeluarkan barang-barang dari peredaran dalam masyarakat dan
mengirimkan barang tersebut ke luar negri sesuai ketentuan pemerintah dan
mengharapkan pembayaran dalam valuta asing. (Amir M.S,2000:100)
Ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada
bangsa lain atau negara asing, dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta
asing, serta melakukan komunikasi dengan memakai bahasa asing.
Pemerintah mengawasi setiap jual beli antar negara dan memberikan peraturan
commit to user
13
lain dengan jual beli di dalam negri karena pemerintah mengatur semua kegiatan ekspor
impornya yaitu dengan adanya pajak bea dan cukai yang dikenakan terhadap barang
ekspor, standar mutu produk, peraturan kepabeanan, prosedur ekspor, dan adanya
larangan dan batasaan-batasan terhadap barang ekspor dan impor.
B. Dokumen Ekspor
Menurut Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI)
dokumen-dokumen yang diperlukan dalam melakukan kegiatan ekspor adalah sebagai berikut :
1. Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB )
Dokumen pabean yang digunakan untuk pemberitahuan pelaksanaan ekspor
barang yang isinya antara lain jenis barang ekspor, identitas eksportir, nama
importer, NPWP, izin khusus ekspor barang, Karantina, no HS, berat barang ,
Negara tujuan ,propinsi asal barang , cara penyerahan barang (FOB, CIF, dll),
merek dan nomor kemasan dan lain-lain.
2. Commercial Invoice/ Faktur
Merupakan nota perincian tentang keterangan barang-barang yang dijual dan
harga dari barang-barang tersebut. Commercial Invoice oleh penjual ditujukan
kepada pembeli yang nama dan alamatnya sesuai dengan yang tercantum dalam L/C
dan ditandatangani oleh yang berhak menandatangani.
3. Bill of Lading (B/L)
B/L merupakan dokumen pengapalan surat yang membuktikan bahwa barang
commit to user
14
4. Airway Bill
Airway Bill adalah tanda terima barang dikirim melalui udara untuk orang
dan alamat tertentu.
5. Packing List
Dokumen ini menjelaskan tentang isi barang yang dipak, dibungkus atau
diikat dalam peti, kaleng, atau kardus dan sebagainya. Yang berfungsi untuk
memudahkan pemeriksaan oleh Bea dan Cukai.
6. Surat Keterangan asal (SKA)
Surat keterangan yang menyatakan asal barang yang diekspor atau surat yang
menyatakan bahwa barang yang diekspor tersebut benar-benar dibuat di Negara
Indonesia.
7. Inspection Certificate
Sertifikat ini memuat tentang keadaan barang yang dibuat independent
surveyor, juru pemeriksa barang atau badan resmi yang disahkan oleh pemerintah
dan dikenal oleh dunia perdagangan internasional. Sertifikat ini memberikan
jaminan : mutu dan jumlah barang, ukuran dan berat barang, keadaan barang,
pembungkusan dan pengepakan, banyaknya satuan isi masing-masing pengepakan
harga barang.
8. Marine and Air Certificate
Asuransi ini merupakan persetujuan dimana pihak penanggung berjanji akan
commit to user
15
importer bertanggung jawab atas asuransi barang-barang sedangkan dalam kontrak
CIF eksportir yang menutup biaya asuransi.
9. Certificate of Quality
Sertifikat ini merupakan surat keterangan yang menyatakan tentang mutu
barang yang diekspor. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Badan Peneliti yang disahkan
oleh pemerintah suatu Negara dan wajib dimiliki oleh setiap eksportir untuk
keperluan perdagangan.
10.Manufacturer’s Quality Control
Sertifikat mutu ini memberikan penjelasan tentang baru tidaknya barang dan
apakah sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Sertifikat ini dibuat oleh
pabrik pembuat atau suatu lembaga resmi baik swasta maupun pemerintah.
11.Consular Invoice
Yakni invoice yang dikeluarkan oleh kedutaan (consult). Yang berhak
menandatangani adalah konsul perdagangan Negara pembeli.
12. Wesel
Merupakan alat pembayaran, perintah yang tidak bersyarat dalam bentuk
tertulis oleh seseorang kepada orang lain ditandatangani oleh orang yang menarik
(drawer) dan mengharuskan pihak si tertarik (drawee) untuk membayar pada saat
diminta atau pada waktu tertentu.
C. Ketentuan Pembayaran Ekspor
Proses pembayaran transaksi perdagangan ekspor tidak lepas dari peranan pihak
commit to user
16
perbankan. Oleh sebab itu perbankan memiliki peranan penting dalam membantu
kelangsungan proses pembayaran transaksi perdagangan ekspor (Sarjianto dan Samodro
R.B, 2007).
Peranan bank dalam proses transaksi pembayaran ekspor adalah dapat
memperlancar transaksi ekspor impor guna memberikan keuntungan baik negara
pengimpor maupun pengekspor sehingga dalam mekanismenya mengacu pada peraturan
dan ketentuan-ketentuan yang berlaku secara intern. Peraturan dan ketentuan-ketentuan
secara internasional tersebut antara lain :
1. Uniform Customs and Practise for Documentary Credits The International
Chamber of Commerce. Publication Number : 500 (UCPDC:600). Yang berlaku
mulai 1 Januari 1993.
2. International Chamber of Commerce Uniform Rules for bank to bank Rembusement
Under Decomentary Credit. Publication No. 515 (URR 515). Ketentuan seragam
antar bank rembusement yang diterbitkan ICC (International Chamber of
Commerce) berlaku sejak 1 Januari 1996.
3. International Chamber of Commerce Uniform Rules for collection (URC : 522)
Publication No.522. Ketentuan seragam dalam transaksi bisnis internasional yang
menyangkut documentary collection (inkaso). Yang berlaku mulai 1 Januari 1996.
4. INCOTERMS : 2000 (International Commercial Term) Publication No.560.
Ketentuan seragam dalam hal penyerahan barang dan pembayaran serta perpindahan
tanggung jawab resiko dalam transaksi internasional yang berlaku sejak 1 Januari
commit to user
17
5. IKPI (Iktisar Ketentuan Perbankan Indonesia) berisi ketentuan yang di keluarkan
oleh bank Indonesia khususnya jilid III , tentang transaksi devisa dan perdagangan
internasional.
Untuk mengantisipasi berbagai kendala dalam transaksi perdagangan
internasional maka peranan bank sangat diperlukan diseluruh dunia. Perbankan
melakukan hubungan kerjasama (korespondensi) untuk menjalankan fungsi basic
sebagai mediator lalu lintas pembayaran dan dokumen dalam transaksi perdagangan
internasional. Hubungan antar bank tersebut dibedakan menjadi dua yaitu (Sarjianto dan
Samodro R.B , 2007) :
a. Hubungan antar bank bersifat Non Depository Correspondent
Hubungan antar bank sebagai lembaga mediasi lalu lintas pembayaran dan dokumen
transaksi perdagangan internasional didasarkan pada agency arrengment. Proses
tersebut dapat dilakukan dengan cara yaitu :
1)Menetapkan kantor yang sudah memiliki hubungan.
2)Pertukaran dokumen kontrak antar bank, seperti:
a) Contoh tanda tangan pejabat bank
b) Teller (tested telex)
c) Specimen form atau surat-surat berharga
d) SWIFT (Society Worlwide Interbank of Financial Telecomunication)
3) Berdasarkan jenis transaksi yang dilakukan.
1)Berdasarkan jenis mata uang yang digunakan.
commit to user
18
b. Hubungan antar Bank bersifat Depository Correspondent
Hubungan antar bank sebagai lembaga mediasi lalu lintas pembayaran
dan dokumen transaksi perdagangan internasional yang bersifat korespondensi
biasa di tingkatkan menjadi korespodensi dengann adanya rekening Koran yang
dimiliki masing-masing bank antara lain :
1). Nostro Account
Nostro Account adalah rekening Koran bank nasional dalam bentuk mata
uang asing yang di buka di Negara lain.
2). Vasto Account
Vasto Account adalah rekening Koran dalam bentuk mata uang nasional di
bank nasional yang di buka atau dimiliki oleh bank-bank luar negeri.
“setelah mengetahui dan memahami hubungan perbankan sebagai lembaga
mediasi dalam lalu lintas pembayaran transaksi perdagangan internasional, selanjutnya berbicara tentang sistem pembayaran ekspor”.
Sistem pembayaran ekspor adalah metode pembayaran dalam transaksi
perdagangan ekspor. Sistem pembayaran ekspor secara otomatis tidak terlepas dari
proses transaksi yang didalamnya terdapat tata cara penyelesaian pembayaran
ekspor-impor, antara lain (Sarjianto dan Samodro R.B , 2007) :
1) Letter of Credits (L/C)
2) Non L/C
commit to user
19
b)Open Account (Perhitungan Kemudian)
c)Collection Draft (Wesel Inkaso)
d)Consignment (Konsinyasi)
e)Cara pembayaran lain-lain
D. Jenis-Jenis Pembayaran Ekspor
Untuk meminimalisasi resiko yang ditimbulkan dalam transaksi pembayaran
perdagangan ekspor maka diperlukanlah pengetahuan dan pemahaman ekspor dalam
transaksi pembayaran ekspor sehingga kedua belah pihak terhindar dari resiko kerugian
dengan melalui suatu kebijakan yaitu suatu perjanjian jual beli (Sales Contract). Sistem
perdagangan ekspor-impor secara otomatis tidak lepas dari proses transaksi yang di
dalamnya terdapat tata cara penyelesaian pembayaran ekspor-impor, antara lain (Amir
M.S,2000) :
1. Letter Of Credits (L/C)
L/C adalah institusi berupa jaminan yang diterbitkan oleh bank atas
permintaan nasabahnya (aplicant) untuk membayar sejumlah uang kepada penerima
L/C (beneficiary) atas penyerahan seperangkat dokumen sesuai dengan syarat dan
kondisi yang diminta dalam L/C (publikasi ICC No.600). Sistem pembayaran ini
lebih mendekati kesempurnaan dan dapat memilihara kepentingan kedua belah
pihak, dengan maksud :
a.Kepada penjual dipastikan akan adanya pembayaran bilamana
commit to user
20
b.Kepada pembeli dipastikan bahwa pembayaran hanya akan dilakukan oleh bank
bila sesuai dengan syarat-syarat L/C.
Kepastian pembayaran itu tergantung dengan bentuk dan jenis L/C,
karena pihak bank hanya melihat dan berkepentingan dalam dokumen saja dan tidak
terlibat dalam barang-barang.
1)Jenis – Jenis Letter Of Credit
a) Revocable Letter Of Credits
Revocable Letter Of Credits adalah suatu L/C yang dapat diubah atau
dibatalkan setiap saat secara sepihak tanpa pemberitahuan atau persetujuan
pihak lain yang terkait.
b) Irrevocable Letter Of Credits
Irrevocable Letter Of Credits adalah suatu L/C yang tidak dapat diubah
atau dibatalkan secara sepihak tanpa pemberitahuan atau persetujuan pihak
lain yang terkait.
c) Confirmed Letter Of Credits
Confirmed Letter Of Credits adalah suatu L/C yang merupakan jaminan
pembayaran yang dilakukan lebih dari satu bank beneficiary, sehingga
hanya issuing bank yang bertanggung jawab pembayarannya.
d) Clean Letter Of Credits
Clean Letter Of Credits adalah L/C yang didalamnya tidak dicantumkan
commit to user
21
dokumen–dokumen lainnya, bahkan pengambilan uang dari kredit yang tersedia dapat dilakukan dengan penyerahan kuitansi biasa.
e) Back to back Letter Of Credits
Back to back Letter Of Credits adalah suatu L/C yang dibuka atas dasar
L/C lain atau pembukaan suatu L/C dengan jaminan (Master L/C).
f) Red Clause Letter Of Credits
Red Clause Letter Of Credits suatu L/C yang memuat syarat bahwa
beneficiary (eksportir) di perkenakan untuk menarik sejumlah uang muka
(advance payment).
g) Revolving Letter Of Credits
Revolving Letter Of Credits suatu L/C yang dapat dipergunakan beberapa
kali secara otomatis sesuai dengan jadwal yang ditentukan dalam jangka
waktu tertentu selama berlakunya L/C dan biasanya bersifat commulative
atau non commulative.
h) Documentary Letter Of Credits
Documentary Letter Of Credits penarikan wesel harus dilengkapi dengan
dokumen –dokumen lain sebagaimana disebut dalam syarat-syarat dari L/C itu.
2)Dokumen – dokumen dalam Letter of Credit
a) Draft (Bill of Exchange)
Draft (Bill of Exchange) adalah suatu perintah tertulis tanpa syarat yang
commit to user
22
melakukan pembayaran pada waktu surat itu ditujukan kepadanya atau
pada waktu tertentu.
b) Bill of Lading
Bill of Lading adalah dokumen yang diterbitkan maskapai pelayaran yang
merupakan tanda terima penyerahan barang, tanda bukti kontrak
pengangkutan barang, dan tanda bukti atau hak atas kepemilikan barang
(Document of Title)
c) Airwaybill
Airwaybill adalah dokumen yang diterbitkan maskapai udara yang
merupakan bukti pengangkutan barang.
d) Invoice (Commercial Invoice)
Invoice (Commercial Invoice) adalah dokumen yang dikeluarkan oleh
eksportir mengenai keadaan barang, jumlah, kualitas, harga, syarat – syarat
pembayaran.
e) Packing List
Packing List adalah suatu daftar barang yang dibuat dan ditandatangani
oleh eksportir dengan menyebut perincian barangnya (pieces, peti, colli,
karung atau ball), juga mencantumkan berat kotor dan berat bersih
tergantung dengan jenis barangnya, tetapi tanpa mencantumkan harga.
f) Policy Insurance
Policy Insurance adalah dokumen asuransi atas barang yang dikirim yang
commit to user
23
meminta asuransi serta kepada siapa permintaan ganti rugi (claim)
dibayarkan.
g) Certificate of Origin
Certificate of Origin adalah suatu sertifikat yang dikeluarkan oleh badan
tertentu yang menjelaskan mengenai Negara asal barang , di Indonesia
sertifikat ini diterbitkan oleh kantor Disperindag.
h) Certificate of Fumagation
Certificate of Fumagation adalah suatu sertifikat yang dikeluarkan oleh
badan tertentu atau instansi tertentu yang menjelaskan mengenai tindakan
anti hama atas ruangan kapal atau tumpukan barang tertentu yang telah
dilakukan.
i) Certificate of Inspection
Certificate of Inspection adalah suatu sertifikat yang dikeluarkan oleh
badan tertentu atau orang tertentu (pemeriksa barang) yang menjelaskan
mengenai hasil pemeriksaan barang pada saat pemuatan.
3)Proses Pembukaan Letter of Credit (L/C)
Eksportir dan importir harus dapat memahami proses aplikasi pembukaan
L/C terlebih dahulu , hal ini diperlukan karena dapat menambah pengetahuan
dan pemahaman eksportir dan importir dalam hal sistem pembayaran transaksi
perdagangan internasional.
Apabila eksportir dan importir kurang pengetahuan dan pemahaman
commit to user
24
terjadi kesalah pahaman yang dapat menghambat proses perdagangan
internasional.
a) Importir (applicant) meminta kepada bank devisanya untuk membuka
sebuah L/C sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi hutangnya
kepada eksportir, sejumlah yang telah disepakati dalam sale’s contract dan
sesuai dengan syarat – syarat pencairan yang disebut dalam sale’s contract
commit to user
25
nama eksportir (beneficiary) atau orang atau badan usaha lain yang
ditentukan eksportir, sesuai dalam sale’s contract.
b) Opening bank adalah bank devisa yang diminta importir (applicant)
membuka L/C. Opening bank inilah yang bertanggung jawab melakukan
pembayaran atas L/C itu kepada eksportir (beneficiary). Opening bank
setelah menyelesaikan jaminan dana L/C dengan importir, kemudian
melakukan pmbukaan L/C melalui bank korespondennya di Negara
eksportir. Pembukaan L/C dilakukan dengan surat, kawat, telex, faxsimili,
atau media elektronik lainnya yang sah. Penegasan pembukaan L/C dalam
bentuk tertulis itu disebut L/C Confirmation. Kemudian diteruskan oleh
opening bank kepada bank korespondennya untuk disampaikan kepada
penerima, yaitu eksportir yang disebut dalam surat itu. Bank koresponden
yang diminta opening bank untuk menyampaikan amanat pembukaan L/C
disebut advising bank.
c) Advising bank setelah meneliti keabsahan amanat pembukaan L/C yang
diterimanya dari opening bank meneruskan amanat pembukaan L/C itu
kepada eksportir yang berhak menerima dengan surat pengantar dari
advising bank. Surat pengantar itu disebut L/C Advice, Bila advising bank
diminta dengan tertulis oleh opening bank untuk turut menjamin
pembayaran atas L/C tersebut, maka advising bank juga disebut sebagai
commit to user
26
4) Kebaikan dan Kelemahan Penggunaan L/C
a) Kebaikan penggunaan L/C
1. Penjual (eksportir)dapat lebih menggantungkan kepercayaan pada L/C
yang dikeluarkan dari Issuing bank.
2. Penjual (eksportir) menerima pembayaran segera dari bank pembayar
bilamana semua dokumen yang sesuai dengan syarat L/C yang
diserahkan pada bank pembayar walaupun pembeli (importir) belum
menerima dokumen-dokumen tersebut.
3. Penjual (eksportir) dapat menggunakan L/C untuk pembiayaan
selanjutnya seperti bak to back L/C dan sebagainya.
4. Pembeli (importir) biasanya tidak diharuskan menyediakan dana
sampai barang impor tiba untuk ditebus.
5. Pembeli (importir)dapat menggunakan hak pemilikan untuk
dokumen-dokumen berdasarkan L/C untuk memperoleh pembiayaan selanjutnya.
6. Pembeli (importir) merasa terjamin sehingga banknya akan menolak
pembayaran kepada penjual (eksportir) kecuali penjual (eksportir)
telah memenuhi persyaratan L/C yang telah diminta oleh pembeli
(importir)kepada banknya seperti ditentukan dalam L/C.
b) Kelemahan Penggunan L/C
1. Banyaknya biaya – biaya yang dikenakan dalam penanganan L/C.
2. Banyaknya waktu yang digunakan dalam memproses surat-surat yang
commit to user
27
3. Bank – bank hanya berkepentingan dalam dokumen saja dan tidak dalam barang-barang.
4. Pembeli (importir) tidak mendapat jaminan bahwa barang-barang yang
dipesan dengan barang tertentu adalah yang sebenarnya yang
dikapalkan.
2. Non Letter of Credit
a.Advance Payment (Pembayaran di Muka)
“Advance Payment adalah pembeli (importir) yang membayar dimuka
(pay in advance) kepada penjual (eksportir) sebelum barang-barang dikirim
oleh penjual tersebut melalui bank dimana eksportir berdomisili. Sehingga
dengan adanya pembayaran di muka tersebut eksportir mempunyai
barang-barang maupun uang. Itu berarti importir memberikan kredit kepada eksportir
untuk mengirimkan barang pesanan. Proses selanjutnya eksportir mengirimkan
barang kepada importir pada final destination yang telah dirujuk dan hak milik
barang yang telah dibuat atas nama importir sesuai dengan kontrak formal
maupun informal tergantung pada tingkat kepercayaan importir terhadap
eksportir. Sistem pembayaran ini biasanya dilakukan importir untuk
mempercepat pengiriman barang dan menghindari pajak bank ( Roselyne Hutabarat,1992)”.
Faktor pendorong penggunaan Advance Payment, antara lain :
1) Kepercayaan importir yang penuh terhadap eksportir bahwa ia akan
commit to user
28
2) Keyakinan importir bahwa Negara eksportir tidak akan melarang ekspor
barang yang bersangkutan setelah adanya pembayaran.
3) Keyakinan importir bahwa Pemerintah di Negara importir mengizinkan
adanya pembayaran di muka, kebayakan Negara tidak mengizinkan.
4) Bahwa importirmempunyai likuiditas yang cukup atau dapat memperoleh
modal kerja melalui fasilitas ekspor.
Resiko pembayaran dengan Advance Payment, antara lain :
1) Adanya kemungkinan ketidaksesuaian barang yang diproses dengan barang
yang akan dikirim, meliputi spesialisasi produk, standar, jumlah, mutu, dan
jadwal pengiriman barang yang disepakati.
2) Adanya kemungkinan eksportir sama sekali tidak mengirimkan barang
yang dipesannya.
“Namun importir dapat memperkecil resiko pembayaran dengan advance
payment apabila sebelum melakukan pembayaran,terlebih dahulu untuk
mendapatkan kepastian pembayaran dengan cara mencari informasi tentang
kredibilitas eksportir. Akan lebih aman lagi jika importir meminta eksportir
untuk mendapatkan jaminan bank yang valid, yang menyatakan ganti rugi
kepada importir bilamana eksportir ingkar janji (Sarjianto dan Samodro R.B, 1997)”.
b.Open Account (Perhitungan Kemudian)
“Sistem pembayaran ini adalah kebalikan dari sistem Advance Payment.
commit to user
29
mendapat fasilitas kredit atau penangguhan pembayaran adalah importir (Roselyne Hutabarat,1992)”
Dengan kata lain, cara pembayaran ini disebut open account karena
belum dilakukan pembayaran apa-apa oleh importir kepada eksportir sebelum
barang-barang dikapalkan atau tiba dan diterima importir atau sebelum waktu
tertentu yang telah disepakati. Selanjutnya , dalam invoice tersebut eksportir
akan mencantumkan tanggal atau waktu tertentu importir harus melakukan
pembayaran dan pemberian discount harga bagi pembayaran yang dilakukan
sebelum jatuh tempo.
Dalam transaksi dengan menggunakan open account terdapat
resiko-resiko sebagai berikut :
1) Eksportir tidak mendapat perlindungan atau kepastian apakah importir akan
membayar.
2) Karena tidak ada bukti dalam hal importir tidak membayar, eksportir sulit
membuktikan di pengadilan bahwa ia mempunyai tagihan kepada importir.
3) Penyelesaian-penyelesaian perselisihan akan menimbulkan ongkos bagi
eksportir terutama bila ia harus datang ke tempat importir.
Berikut ini adalah jaminan yang mungkin dapat diperoleh eksportir
dengan syarat-syarat pembayaran open account, antara lain :
1) Pengetahuan bahwa pembeli mempunyai nama tau reputasi baik.
2) Pengetahuan bahwa keadaan ekonomi dan politik Negara pembeli stabil.
commit to user
30
c.Collection Draft (Wesel Inkaso)
Sistem pembayaran ini lebih besar kekuatannya dari “open account”
sebab eksportir mempunyai hak dalam pengawasan barang-barangsampai draft
atau weselnya di aksep atau dibayar. Eksportir atau si penarik wesel (drawer)
mengapalkan barang-barang ekspornya yang ditujukan kepada importir dan
sementara itu dokumen-dokumenkepemilikan atau penguasaan atas pengiriman
barang-barang tersebut secara langsung atau melalui banknya di dalam negeri
dikirim ke bank importir di luar negeri yang merupakan pihak tertarik dari
wesel yangbersangkutan (drawee).
Dokumen-dokumen tersebut dapat diserahkan kepada importir atas dasar
1) D/P (Document against Payment)
D/P (Document against Payment) adalah penyerahan dokumen kepada
importir dilakukan apabila importir telah membayar.
2) D/A (Document against Acceptance)
D/A (Document against Acceptance) adalah penyerahan dokumen kepada
importir apabila importir telah mengaksep wesel yang bersangkutan.
Keuntungan importir melakukan pembayaran dengan collection draft,
antara lain :
a) Importir tidak perlu menyetor sejumlah uang untuk menjamin
pembukaan L/C.
commit to user
31
c) Importir tidak perlu membayar sebelum menerima
dokumen-dokumen pemilikan barang.
Kerugian eksportir karena menanggung resiko, antara lain :
a) Resiko ekonomi dan politik Negara importir.
b) Importir membatalkan transaksi.
c) Importir mengulur-ulur waktu pembayaran.
d) Tidak tersedianya foreign exchange (devisa) di Negara tersebut.
d.Consignment (Konsinyasi)
Consignment adalah pengiriman barang-barang ekspor pada importir di
luar negeri di mana barang-barang tersebut dikirim oleh eksportir sebagai
titipan untuk dijualkan oleh importir dengan harga yang ditetapkan oleh
eksportir. Barang-barang tsersebut dikumpulkan dan dijual oleh importir yang
merupakan agen dari eksportir tersebut dan segera setelah barang-barang
tersebut terjual maka pembayarannya akan dilakukan kepada eksportir.
Bilamana barang-barang tersebut tidak terjual, maka akan dikembalikan kepada
eksportir.
Dalam sistem konsinyasi ini eksportir tetap memegang hak milik atas
barang, sedang importir hanya merupakan pihak yang dititipi barang untuk
dijual. Dengan demikian maka eksportirlah yang memegang resiko yang
mungkin terjadi, yaitu :
1) Modal terlalu lama tertimbun pada barang yang diperdagangkan.
commit to user
32
3) Eksportir dapat menjadi korban kenakalan importir yang melaporkan barng
telah terjual pada saat harga belum naik, padahal pada saat tersebut barang
belum dijual, sehingga hasil ekspor yang diterima eksportir tidak sesuai
dengan yang seharusnya diterima.
4) Bila importir tidak membayar, tidak ada bukti yang diperoleh eksportir
menuntut importir di pengadilan.
E. Prosedur Ekspor
Persiapan utama yang harus dimiliki oleh mereka yang ingin masuk
dalam dunia ekspor adalah persiapan mental. Apakah kita sebagai pengusaha
(entrepreneur) ataukah sebagai pengelola usaha (manajemen), ataukah hanya
sebagai karyawan biasa, persiapan utama yang harus kita miliki adalah
keberanian dan kemampuan mengambil keputusan untuk mengekspor atau
mengimpor. Tanpa keberanian mengambil keputusan maka bagaimanapun
besarnya suatu perusahaan, bagaimanapun tingginya daya saing komoditi yang
dihasilkan, betapapun banyaknya fasilitas yang diberikan pemerintah, dapat
dipastikan tidak akan pernah menjadi eksportir ataupun importir.
Jadi persiapan utama yang harus ada ialah keberanian dalam mengambil
keputusan go internasional. Persiapan lain yang perlu dilakukan pada umumnya
dapat dibagi menjadi empat kelompok persiapan yaitu:
1. Proses Ekspor
Sebagai calon eksportir maupun importir yang akan berhubungan
commit to user
33
ditempuh dalam melakukan transaksi. Langkah-langkah yang perlu diketahui
itu misalnya dimana kita bisa mendapatkan nama dan alamat calom pembeli,
bagaimana cara memilih media promosi, bagaimana cara mengajukan
penawaran barang, bagaimana caranya mengapalkan barang, mengurus
pembayaran barang, menyusun kontrak dagang, membuat kalkulasi ekspor
maupun impor dan sebagainya. Dengan mengetahui proses ekspor ini, kita
akan mempunyai gambaran umum tentang jalannya suatu transaksi maupun
impor. Bertitik tolak dari pengetahuan dasar ini, kelak kita akan terdorong
untuk lebih mendalami substansi tahapan-tahapan selanjutnya.
2. Strategi Ekspor
Tujuan utama dari setiap usaha bisnis adalah mencari laba. Untuk
mencapai tujuan tersebut khususnya dalam bidang ekspor diperlukan
kebijakan-kebijakan tertentu yang bertujuan memungkinkan perusahan
memperoleh keuntungan. Sebelum memulai ekspor atau impor, kita harus
bisa menetapkan kebijakan-kebijakan untuk mencapai laba tersebut.
Kebijakan itu misalnya menyangkut penentuan pasar yang akan menjadi
sasaran bagi komoditi ekspor kita, segmen pasar yang akan dimasuki,
kebijakan harga, sistem promosi, pelayanan purna jual, dan langkah-langkah
strategis lainnya.
3. Peraturan Ekspor
Selaku eksportir dan importir kita berkewajiban mempelajari
commit to user
34
dikeluarkan oleh pemerintah negara pengekspor ataupun oleh negara
pengimpor. Begitu pula peraturan yang dikeluarkan oleh badan-badan
internasional dalam bidang bisnis seperti Kamar Dagang Internasional,
World Trade Organization (WTO) seperti ketentuan tentang Letter of Credit
(UCPDC-600), INCOTERMS 2000, Anti Dumping and Countervailling
Duties, The Hugue Rules-Carriage by Sea Act Rules, Reconcilliation and
Arbitration Rules dan lain-lain.
4. Prosedur Ekspor-Impor
Sebelum memulai ekspor dan impor, kita harus mengetahui prosedur
ekspor-impor. Yang dimaksud dengan prosedur ekspor-impor adalah tata
cara yang harus ditempuh dalam memenuhi ketentuan peraturan pemerintah
serta kelaziman yang berlaku dalam pelaksanaan suatu transaksi ekspor dan
impor. Prosedur yang dimaksud misalnya tata cara pemeriksaan barang
sebelum pengapalan oleh surveyor, tata cara penyelesaian pembayaran Pajak
Ekspor dan Pajak Ekspor Tambahan (PE/ PET), tata cara pengisian formulir
dan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) atau Pemberitahuan Ekspor
Barang Tertentu (PEBT).
Berikut ini merupakan prosedur ekspor yang diambil melalui situs depperin
commit to user
35 a. Pemberitahuan Ekspor
1) Ekspor barang wajib PEB
Bahwa setiap barang ekspor menggunakan dokumen Pemberitahuan
Ekspor Barang (PEB) yang dapat dibuat dengan mengisi formulir
atau dikirim melalui media elektronik.
2) Tidak diperlukan PEB/ Dikecualikan dari Pembuatan PEB
Dikecualikan dari pembuatan PEB, ekspor barang tersebut di bawah
ini :
a) Barang penumpang dan barang awak sarana pengangkut
dengan menggunakan Deklarasi Pabean
b) Barang pelintas batas yang menggunakan Pemberitahuan
Pabean sesuai ketentuan perjanjian perdagangan pelintas batas
c) Barang dan atau kendaraan bermotor yang diekspor kembali
dengan menggunakan dokumen yang diatur dalam ketentuan
Kepabeanan Internasional (ATA CARNET, TRIPTIEK ATAU
CPD CARNET)
d) Barang kiriman melalui PT (Persero) Pos Indonesia dengan
menggunakan Declaration En Douane (CN 23).
b.Prosedur Pemeriksaan Pabean atas Barang Ekspor
Terhadap barang ekspor hanya dilakukan penelitian dokumen. Dalam
commit to user
36
1. Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai
Terhadap barang ekspor yang :
a. Berdasarkan petunjuk kuat akan terjadi pelanggaran atau telah
terjadi pelanggaran ketentuan di bidang ekspor
b. Berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pajak terdapat
petunjuk kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi
pelanggaran ketentuan di bidang perpajakan dalam kaitannya
dengan restitusi PPN dan PPn BM, atau
c. Akan dimasukkan kembali ke dalam Daerah Pabean (re-impor)
Pemeriksaan dapat dilaksanakan dikawasan pabean, gudang
eksportir, atau tempat lain yang digunakan eksportir untuk
menyimpan barang ekspor.
2. Surveyor
Terhadap barang ekspor yang seluruhnya atau sebagian berasal dari
barang impor yang mendapatkan fasilitas pembebasan Bea Masuk,
penangguhan pembayaran PPN / PPn BM, dan pengembalian Bea
Masuk serta pembayaran pendahuluan PPN/PPn BM. Pemeriksaan
dilaksanakan di tempat yang ditunjuk oleh eksportir di luar
Kawasan Pabean.
c. Pengajuan PEB
Eksportir atau kuasanya mengisi PEB dengan lengkap dan benar dan
commit to user
37
1. LPS-E dalam hal barang ekspor wajib diperiksa oleh Surveyor
2. Copy Surat Tanda Bukti Setor (STBS) atau copy Surat Sanggup
Bayar (SSB) dalam hal barang ekspor dikenakan pungutan ekspor
3. Copy invoice dan copy packing list;
4. Copy dokumen pelengkap pabean lainnya yang diwajibkan sebagai
pemenuhan ketentuan kepabeanan di bidang ekspor.
5. Pelunasan Pungutan Negara Dalam Rangka Ekspor (PNDRE). PEB
untuk barang yang terutang PNDRE terlebih dahulu diajukan ke
Bank Devisa untuk pelunasannya.
d.Pemasukan Barang Ekspor ke Kawasan Pabean
1. Pemasukan barang ekspor ke Kawasan Pabean atau ke Tempat
Penimbunan Sementara dilakukan dengan menggunakan PEB atau
dokumen pelengkap pabean dalam hal pelaksanaan ekspor
dilakukan dengan PEB Berkala.
2. Atas barang ekspor yang diperiksa Surveyor, selain disertai dengan
PEB juga harus dilampiri CTPS.
3. Dalam hal pengangkutan barang ekspor dilakukan dengan
menggunakan peti kemas Less Container Load (LCL), seluruh PEB
dari barang ekspor dalam peti kemas yang bersangkutan harus
diajukan secara bersamaan dan diberitahukan oleh konsolidator
commit to user
38 e. Pendaftaran PEB
Pejabat Bea dan Cukai membukukan PEB ke dalam Buku Catatan
Pabean dan memberi nomor dan tanggal pendaftaran.
f. Penelitian Dokumen
Pejabat Bea dan Cukai melakukan penelitian dokumen terhadap PEB
bersangkutan, yang meliputi :
1. Kelengkapan dokumen pelengkap pabeannya, berupa dokumen
seperti tersebut pada butir 1 di atas
2. Kebenaran pengisian PEB
3. Kebenaran penghitungan pungutan negara yang tercantum dalam
bukti pelunasan PNDRE
g.Persetujuan Muat
Dalam hal penelitian dokumen kedapatan sesuai, pejabat Bea dan Cukai
memberikan persetujuan muat pada PEB tersebut dengan
mencantumkan nama tempat, tanggal, tanda tangan, nama terang, NIP
serta cap dinas pada PEB yang bersangkutan.
h.Pembetulan/ Perubahan
1. Dalam hal penelitian dokumen tidak sesuai, PEB dikembalikan
kepada eksportir untuk diadakan pembetulan/perubahan.
2. Pembetulan atau perubahan isi PEB dapat dilakukan sebelum atau
sesudah persetujuan muat diberikan oleh pejabat Bea dan Cukai dari
commit to user
39 i. Pemuatan
Pemuatan barang ekspor ke atas sarana pengangkut dilaksanakan setelah
mendapat persetujuan muat dari pejabat Bea dan Cukai.
j. Pengangkutan
1. Pengangkut yang sarana pengangkutnya meninggalkan kawasan
pabean dengan tujuan ke luar daerah pabean, wajib
memberitahukan barang yang diangkutnya dengan menggunakan
pemberitahuan berupa manifes (outward manifest) barang ekspor
yang diangkutnya kepada pejabat Bea dan Cukai di kantor pabean
paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak keberangkatan
sarana pengangkut.
2. Barang ekspor yang diangkuit lanjut ke tempat lain dalam daerah
pabean wajib diberitahukan oleh pengangkutnya kepada pejabat
Bea dan Cukai di kantor tempat transit dengan menggunakan copy
PEB barang ekspor yang bersangkutan dan daftar Rekapitulasi PEB
yang telah ditandasahkan oleh pejabat Bea dan Cukai di tempat
pemuatan.
3. Barang ekspor yang diangkut dalam daerah pabean melalui luar
daerah pabean, sebelum sarana pengangkut meninggalkan tempat
pemuatan, mengajukan pemberitahuan pengangkutan barang asal
daerah pabean dari satu tempat lain melalui luar daerah pabean
commit to user
40
k. Tata Cara Pemerikasaan Fisik Barang oleh Surveyor
1. Pemeriksaan barang dilakukan oleh surveyor setelah adanya
Permintaan Pemeriksaan Barang Ekspor (PPBE) dari eksportir .
2. PPBE diajukan oleh eksportir paling lama 3 (tiga) hari kerja
sebelum pemeriksaan.
3. Pemeriksaan meliputi : a) jenis barang, b) jumlah barang, c) spesifikasi teknis,
d) klasifikasi barang berdasarkan HS, e) jenis kemasan,
f) merek kemasan,
g) harga satuan dan harga total; dan
h) pemenuhan ketentuan di bidang ekspor.
4. Terhadap barang yang telah dilakukan pemeriksaan, surveyor
memasang Tanda Pengenal Surveyor (TPS) dan menuangkan hasil
pemeriksaan barang ke dalam LPS-E.
5. LPS-E diterbitkan dalam rangkap 5 (lima) :
a) Lembar 1 (satu) untuk keperluan eksportir;
b) Lembar 2 (dua) untuk Kantor Pabean tempat pemuatan;
c) Lembar 3 (tiga) untuk instansi yang memberikan fasilitas
commit to user
41 l. Fasilitas PEB Berkala
1. PEB berkala adalah PEB yang diajukan untuk seluruh transaksi
ekspor dalam periode waktu tertentu
2. Eksportir dapat memberitahukan ekspor barang yang dilaksanakan
dalam periode waktu yang ditetapkan dengan menggunakan PEB
berkala
3. Penggunaan PEB Berkala, dilakukan setelah mendapat persetujuan
dari direktur jenderal atau pejabat yang ditunjuknya.
4. Persetujuan dapat diberikan dalam hal eksportir mempunyai reputasi
yang baik dan :
a) Frekuensi ekspornya tinggi
b) Jadwal sarana pengangkut barang ekspor tersebut tidak menentu
c) Lokasi pemuatan barang ekspor tersebut jauh dari kantor pabean
dan/ atau bank devisa
d) Barang yang bersangkutan diekspor melalui saluran pipa atau
jaringan transmisi atau
e) Berdasarkan pertimbangan direktur jenderal atau pejabat yang
ditunjuknya, pengeksporan barang perlu menggunakan PEB
Berkala.
m. Sanksi Administrasi
1. Dalam hal pembetulan atau perubahan isi PEB sebagai akibat
commit to user
42
dikenai sanksi administrasi berupa denda paling banyak Rp
10.000.000 (sepuluh juta rupiah) dan paling sedikit Rp 1.000.000
(satu juta rupiah).
2. Eksportir yang tidak melaporkan pembatalan ekspornya dikenakan
sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp 5.000.000 (lima juta
rupiah).
3. Eksportir yang tidak menyelenggarakan pembukuan dan
menyimpan surat-menyurat yang bertalian dengan ekspor dan
perbuatan tersebut tidak menyebabkan kerugian keuangan negara
dikenai sanksi administrasi Rp 5.000.000 (lima juta rupiah).
4. Pengangkut yang tidak mengajukan pemberitahuan barang yang
diangkut dikenai sanksi administrasi sebesar Rp 5.000.000 (lima
juta rupiah).
F. Tahap-Tahap Pelaksanaan Ekspor
1. Sales Contract Process
a. Eksportir mempromosikan komoditas yang akan diekspornya melalui
media promosi seperti pameran dagang, iklan di koran, majalah, radio,
maupun televisi, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, atau
melalui badan-badan khusus urusan promosi ekspor. Tujuan promosi
adalah untuk menarik minat calon importir terhadap komoditas yang
commit to user
43
b. Importir yang berminat, mengirimkan surat permintaan harga atau
Letter of Inquiry kepada eksportir. Letter of Inquiry lazimnya berisikan
permintaan penawaran harga dengan memberitahukan mutu barang yang
diinginkan, kuantum yang ingin dibeli, harga satuan dan total harga
dalam valuta asing (US$ atau lainnya), waktu pengiriman (shipment
date), dan nama pelabuhan tujuan yang diingini.
c. Eksportir memenuhi permintaan importir dengan mengirimkan surat
penawaran harga yang lazim disebut dengan Offersheet. Offersheet
berisikan keterangan sesuai permintaan importir, seperti uraian barang,
mutu, kuantum, waktu penyerahan, harga dan tempat penyerahan
barang, syarat pembayaran, waktu pengapalan, cara pengepakan barang,
brosur, dan bila perlu contoh barang yang ditawarkan.
d. Importir, setelah mempelajari dengan saksama offersheet dari eksportir,
menempatkan surat pesanan dalam bentuk ordersheet atau purchase
order kepada eksportir.
e. Eksportir menyiapkan kontrak jual beli ekspor (sale's contract) sesuai
dengan data dari offer sheet dan order sheet ditambah dengan
keterangan seperti force majeur clause, klaim, syarat pengapalan seperti
shipment, transshipment, dan lain-lain. Kontrak tersebut ditandatangani
oleh eksportir dan dikirimkan kepada importir untuk ditandatangani pula
sebagai tanda persetujuan atas sale's contract itu. Lazimnya sale's
commit to user
44
f. Importir mempelajari sale's contract dengan saksama, dan bila dapat
menyetujuinya kemudian ia menandatangani dan mengembalikannya
kepada eksportir. Satu original copy ditahan oleh importir sebagai
dokumen asli transaksi yang lazim disebut sebagai sale's confirmation.
Kedua sale's confirmation copy yang asli ini mempunyai kekuatan
hukum yang sama.
2. L/C Opening Process
a.Importir meminta kepada bank devisanya untuk membuka sebuah Letter
of Credit (L/C) sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi
hutangnya kepada eksportir, sejumlah yang disepakati dalam sale's
contract dan sesuai dengan syarat-syarat pencairan yang disebut dalam
sales contract. L/C yang dibuka adalah untuk dan atas nama eksportir
atau orang atau badan usaha lain yang ditentukan eksportir, sesuai
kesepakatan dalam sale's contract. Bank devisa yang diminta eksportir
membuka L/C itu disebut opening bank. Opening bank inilah yang
bertanggung jawab melakukan pembayaran atas L/C itu kepada
eksportir penerima L/C. Importir yang meminta pembukaan L/C disebut
applicant.
b.Opening bank setelah menyelesaikan jaminan dana L/C dengan importir,
melakukan pembukaan L/C melalui bank korespondennya di negara
eksportir. Pembukaan L/C dilakukan dengan surat, kawat, teleks,