• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

'

'

I

i

I

I

~

ABSTRAK

RISNA MIRA BELLA SARAGIH. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2011 .

Masalah dalam penelitian ini adala

h kemampuan pemecahan masalah siswa rendah dan siswa tidak terbiasa melakukan penyelesaian masalah dengan berbagai prosedur. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ( 1) perbedaan peningkatan pemecahan masalah siswa. (2) Mengetahui pola jawaban yang dibuat siswa dalam menyelesaikan masalah pada masing-masing pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Populasi penelitian ini siswa kelas VII SMP di Kota Medan yang terakreditasi tahun 2010. Instrumen yang digunakan tes pemecahan masalah matematika. Instrumen tersebut dinyatakan telah memenuhi syarat validitas isi, serta koefisien reliabilitas sebesar 0,95. Analisis data dilakukan dengan uji t dan

Mann Withney. Hasil utama dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan

peningkatan kemampuan pemecahan masa1ah siswa yang memperoleh p embelajaran dengan pendekatan matematika realistik dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan biasa. Pola jawaban siswa pada pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik memperoleh lebih baik dibandingkan dengan pola jawaban siswa pada pembelajaran dengan pendekatan biasa. Saran untuk guru adalah ( l) pembelaj aran dengan pendekatan matematika realistik merupakan salah satu altematif bagi guru matematika dalam menyajikan materi pelajaran matematika. (2) p embeJajaran dengan pendekatan matematika rea1istik hendaknya diterapkan pada materi yang esensial menyangkut benda-benda yang real disekitar tempat belajar, agar siswa lebih cepat memahami pelajaran yang sedang dipelajari. (3) Dalam setiap pembelajaran guru sebaiknya menciptakan suasana belajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan-gagasan matematika dalam bahasa dan cara mereka sendiri, sehingga dalam belajar matematika siswa menjadi berani beragumentasi, lebih percaya dan kreatif. Kepada penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian ini dapat dilengkapi dengan mene liti aspek lain secara terperinci yang belum terjangkau dalam penelitian ini.

(2)

1

I

f

I

ABSTRACT

RISNA MIRA BELLA SARAGIH. Improving Mathematics Problem Solving Ability Students Through Realistic Matehmatics Approach. Thesis, Medan: Study Programs Postgraduate Mathematics Education State University of Medan,

2011.

The problem in this research is low student problem solving skills and students are not accustomed to solving problems with various procedures. This study aimed to determine (1 ) the differences increase students' problem solving. (2) Determine the pattern of answers that the students in solving problems in each lesson. This research is a quasi-experiment. Population research student in seventh junior high school in Medan accredited in 2010. Instruments used in math problem solving tests. Those instruments have been declared eligible content validity, and reliability coefficient of 0.95. Analysis was performed with t test and Mann Withney. The main result of this research is the difference increasing problem-solving abilities of students who obtain realistic mathematics learning approach with students who get regular learning approach. The pattern of responses of the students in learning mathematics with a realistic approach to obtain better results compared to the pattern of responses of the students in learning with the usual approach. Suggestions for further research should study this may be supplemented by examining other aspects in detail that has not been reached in this study. Suggestions for teachers are (1) learning with realistic mathematics approach is one alternative for teachers of mathematics in presenting the subject matter of mathematics. (2) learning math realistic approach should be applied to the essential material regarding the real objects around the place to learn, to make students more quickly understand the lessons being learned. (3) In every Jesson the teacher should create a learning atmosphere that gives the opportunity for students to express mathematical ideas in their own language and ways, so in

mathematics learning to be brave argued, more confident and creative. To study further this research should be equipped with a detailed study of other aspects that have not been reached in this study.

(3)

~!0·

6 7 /

Sf5r

PENINGKA T A

.. N K:!,:

A.fv1PU AN

P EMEC'AH AN

~ v l ASA LA H

l\1ATEMATIKA SISWA

f"r1ELALlH

PENUEK :-\TAl\

11. 1 ·4 'rr:'~~< .1A T 11 K .., A '1117 A~ - ~~-""~V

r) lY'I-.. J. ~ t_~:.Jl1..a .J. . . t:u.~ J .,, ,,:_,_.- [ ~ ~'-· · ·

---··---

..

--~- ·

\

t·MIUK

PLHPUSTAKAAN

UNIMED

TESiS

-

z

?

ME DAN

(4)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN

MA TEMA TIKA REALISTIK

Disusun dan diajukan oleh

RISNA MIRA BELLA SARAGIH

~:081 18 87 3 0055

Telah Dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis Pada Tanggal 7 Maret 2011 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Pembimbing I,

Prof. Dr. Sabat Saragib, M.Pd

NIP.l96102051988031003

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Prof. Dr. Sabat Saragib, M.Pd

NIP.196102051988031003

Menyetujui Tim Pembimbing

Mengetabui:

Medan, 7 Maret 2011

Pembimbing II,

Dr. lzwita ewi M.Pd

(5)

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

VJli\N TESIS

MAGISTER

PENDIDJKAN

NO. NAMA

1.

Prof. Dr. Sabat Saragih, M.Pd

NIP.1961 02051988031003

2.

Dr. Izwita Dewi, M.Pd

NIP. 196207061989032001

3.

Dr. Hasratuddin, M.Pd

NIP. 196312311991031030

Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd

NIP.196007051986011001

5.

P rof. Dr. Siman, M.Pd

~.195501081980031007

Tanda Tangan

Ec

-~---11

%rr~~

(6)

Lembar Pengesahan Tesis

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN

MA TEMATIKA REALISTIK

Pemblmbing 1,

TESIS

Oleb:

RISNA MIRA BELLA SARAGIH

NI~:081188730055

Medan, 7 Maret 2011 Menyetujui

Tim Pembimbing

Pembimblng 11,

.b

Prof, Dr. Sabat Saragib, M.Pd NIP.196102051988031003

Dr, lzwit Dewl M,Pd

~

NIP.196 07061989032001

Mengetabui:

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

(7)

Pemyataan Tidak Melakukan Plagiat dan Memalsukan Data

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama

NIM

Angkatan

Prodi

Judul Tesis

RISNA MIRA BELLA SARAGIH

081188730055

XIV

Pendidikan Matematika

Peningkatan Pemecahan Masalah Siswa Melalui Pendekatan

Matematika Realistik

dengan ini menyatakan bahwa:

1. benar tesis saya adalah karya saya sendiri, bukan dikerjakan orang lain;

2. saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan tesis saya;

3. saya tidak ada merobah atau memalsukan data penelitian saya.

Jika temyata di kemudian hari diketahui saya telah melakukan salah satu hal di atas, maka

saya bersedia dikenai sanksi yang berlaku berupa pencopotan gelar saya.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Diketahui oleh

i ii,

Syarifuddin, M.Sc, Ph.D

NIP. 19591122 198601 1 001

I

Medan, 18 Februari 2011

· Saya yang membuat pemyataan,

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim,

Alhamdulillahirobbilalamin, puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat

Allah SWT, karena berkat karunia dan izin-Nya peneliti dapat menyelesaikan

penulisan tesis dengan judul "Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik

Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa".

Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus dan pemghargaan

yang setingi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dengan

keikhlasan dan ketulusan baik langsung maupun tidak langsung sampai

terselesainya tesis ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan setimpal atas

kebaikan tersebut. Terima kasih dan penghargaan khususnya peneliti sampaikan

kepada:

I. Prof. Dr. Sahat Saragih, MPd. selaku dosen pembimbing I sekaligus Ketua

Prodi Pendidikan Matematika PPs Unimed Medan.

2. Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II.

3. Dr. Hasratudin, M.Pd. selaku Penguji sekaligus Sekretaris Prodi

Pendidikan Matematika PPs Unimed Medan.

4. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd dan Prof. Dr. Siman, M.Pd selaku

narasumber/penguji yang telah banyak memberi masukan untuk perbaikan

tesis ini.

5. Kepala Sekolah SMP Al-Azhar Medan beserta dewan guru. Kepala

Sekolah SMP Budisatrya beserta dewan guru yang telah membantu

kelancaran proses penelitian.

(9)

6. Orangtuaku yang telah menukarkan seluruh jiwanya demi kebahagian

anaknya, Supatma Wati dan Risman Saragih. Adik-adikku Dini Fauzi

Lestari, Nurul Kumala Sari, Azizah Laily yang menghadirkan sketsa indah

dalam hidupku.

7. Sahabat seperjuangan Leni Agustina Daulay dan Yumira Simamora yang

menghadirkan ukhuwah sejati. Rekan-rekan satu angkatan dari Program

Studi Pendidikan Matematika yang telah banyak memberikan bantuan dan

dorongan dalam penyelesaian tesis ini.

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, penulis berharap semoga

tesis ini dapat memberikan sumbangan dan manfaat bagi para pembaca, sehingga

dapat memperkaya khasanah penelitian-penelitian sebelumnya, dan dapat

memberi inspirasi untuk penelitian lebih lanjut.

Medan, Maret 201 1

Penulis

Risna Mira Bella Saragih

(10)

DAFTARISI

Hal ABSTRAK .... ... .. ... ... .

ABSTRACT... ... ... ii

KATA PENGANTAR ··· Ill DAFT AR lSI ... ... v

DAFT ART ABEL.. ... ... Vll DAFTAR GAM BAR... ... X DAFT AR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... .. 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 Identifikasi Masalah ... . Pembatasan Masalah ... . Rumusan Masalah ... .. Tujuan Penelitian ... . Manfaat Penelitian ... . 11 11 12 12 13 1.7 Definisi Operasional... ... 14

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pemecahan Masalah Matematika... 15

2.2 Pola Jawaban Siswa 20 2.3 Pendekatan Matematika Realistik... 22

2.4 Teori Belajar yang Mendukung PMR... 32

2.5 Pendekatan Biasa... 37

2.6 Teori Be!ajar yang Mendukung Pendekatan Biasa... 39

2.7 Hasil Penelitian Yang Relevan... ... ... 45

2.8 Kerangka Konseptual... .... ... ... ... ... ... . .. . .. ... .. .. 46

2.9 Hipotesis Penelitian... 49

BAB III METODE DAN PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... . 50

(11)

3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7

Populasi dan Sampel penelitian ... . Disain penelitian ... . Variabel Penelitian ... ... ... .... . Prosedur Penelitian ... . Teknik Pengumpulan Data ... . Teknik Analisis Data ... .

50 52 53 55 57 70 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil Penelitian... 77

4.2

4.3

4. 1.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sebelum Pembelajaran... 78 4.1.2 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

Setelah Pembelajaran.. ... ... ... ... 83 4.1.3 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Setelah Pembelejaran... ... ... ... 88 4.1.4 Hasil Penelitian Pola Jawaban Siswa Tentang Tes

Pemecahan Masalah... ... ... ... ... 96 4.1.5 Pengelolaan Pembelaran dengan Pendekatan

Matematika realistik ... . Pembahasan Hasil Penelitian ... .

124 126 4.2.1 Faktor Pembelajaran... 127 4.2.2 Peningkatan Pemecahan Masalah Siswa... 135 4.2.3 Pola Jawaban Siswa Terkait dengan Tes Pemecahan

Masalah ... 139 Keterbatasan Penelitian ... . 143 BAB V KESI MPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan... 145 B. Implikasi. ... 146

C I~

DAFT AR PUST AKA... ... 149

LAMPIRAN 153

(12)

Tabel

2. 1 2.2

DAFTAR TABEL

Halaman

Alur Pemecahan Masalah Menggunakan Matematika ... . Langkah-langkah Pendekatan Matematika Realistik. ... .

19

29

2.2 Perbedaan Pedagogik Antara Pendekatan Matematika

3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6. 3.7 3.8 3.9 3.10

Realistik Dengan Pendekatan Biasa ... . Rekapitulasi SMP Swasta di Kota Medan Tahun

Pelajaran 2010/20 11 ... ... .... ... . . Rancangan Penelitian ... . Tabel Weiner Tentang Keterkaitan antara variabel bebas dan variabel terikat. ... . Kisi-kisi Tes Pemecahan masalah ... . Pedoman Penskoran Tes Pemecahan masalah ... . Rangkuman Hasil Validasi Perangkat Pembelajara ... . Rangkuman Hasil Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... . Analisis Validitas Soal Pemecahan Masalah ... . Analisis Reliabilitas Soal ... . Rangkuman Hasil Perhitungan Daya Beda Soal Pemecahan Masalah ... ... ... .

43 51 53 54 58 59 61 63 65 67 68 3.11 Rangkuman Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

Pemecahan Masalah... ... ... 69 3. I 2 Keterkaitan An tara Rumusan Masalah, Hipotesis, Data,

Alat Uj i dan Uji Statistik... 76 4.1 Data Hasil Pretest ... 78 4.2 Hasil Uji Normalitas Pretest ... . 80 4.3 Uji Perbedaan Rata-Rata Pretes Kemampuan Memahami

Masalah.... ... ... ... 80

[image:12.523.40.470.91.605.2]
(13)

4.4 4.5

Uji Perbedaan Rata-Rata Pretes Kemampuan Perencanaan ... .

Uji Perbedaan Rata-Rata Pretes Kemampuan Melakukan

81

Perhitungan ... ... ... ... .... . 81

4.6 Uji Perbedaan Rata-Rata Pretes Kemampuan Memeriksa Kembali... ... 82

4.7 Uji Homogenitas pretest aspek keseluruhan ... 83

4.8 Data Hasil Postest ... 83

4.9 Hasil Uj i Normalitas Postest ... 85

4.10 Uj i Perbedaan Rata-Rata Postest Kemampuan Memahami Masalah... ... 85

4.11 Uji Perbedaan Rata-Rata Postest Kemampuan Perencanaan ... 4.12 Uji perbedaan Rata-Rata Postest Kemampuan Melakukan 86 Perhitungan ... ... 86

4.13 Uj i Perbedaan Rata-Rata Pretes Kemampuan Memeriksa Kembali ... ... 87

4.14 Uji Homogenitas Pretest Keseluruhan Langkah... 87

4.15 Data Hasil Peningkatan Pemecahan Masalah... 88

4.16 Nilai Rataan Gain Temormalisasi dan Kategorinya ... 88

4.17 Uji Normalitas Peningkatan Pemecahan Masalah ... 90

4.18 Uji Homogenitas Peningkatan Perencanaan ... 90

4.19 Uji Homogenitas Peningkatan Kemampuan Me1akukan Perhitungan... 91

4.20 Uji Homogenitas Peningkatan Keseluruhan Aspek ... 91

4.21 Uji Perbedaan Rata-Rata Peningkatan Kemampuan Memahami Masalah... 92

4.22 Uji Perbedaan Rata-Rata Peningkatan Kemampuan Perencanaan ... .. ... ... ... 93

4.23 Uji Perbedaan Rata-Rata Peningkatan Kemampuan Melakukan perhitungan ... ... . 94

4.24 Uji Perbedaan Rata-Rata Peningkatan Kemampuan

(14)

Memeriksa Kembali ... .. ... 95 4.25 Uji Perbedaan Rata-Rata Peningkatan Keseluruhan Aspek ... 95 4.26 Pola Jawaban Siswa di Kelas Eksperimen dan Kontrol ... II 0 4.27 Rangkuman Pola Jawaban Siswa Pada Skor Tertinggi Kelas 123

Eksperimen dan Kontrol ... ... . 4.28 Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran dengan

Pendekatan Matematika Realistik... ... ... 124 4.29 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Beda ... 135

z

?

a3

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gam bar Halaman

2.1 Alur pemecahan masalah menggunakan matematika... . 19

3.1 Tahapan Alur Kerja Penelitian... 56

4. I Skor Rata-rata Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... ... 79

4.2 Skor Rata-rata Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... . 84

4.3 Deskripsi Peni ngkatan Pemecahan Masalah Kelas Berdasarkan Gain Ternormalisasi ... . 89

4.4 Pola Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Untuk Butir Soal Nom or 1 .. ... ... ... ... ... ... .. ... ... .. 98

4.5 Pola Jawaban Siswa Kelas Kontrol Untuk Butir Soal Nomor I ... 99

4.6 Pola Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Untuk Butir Soal Nomor 2... I 01 4. 7 Pol a Jawaban Siswa Kelas Kontrol Untuk Butir Soal Nomor 2 ... ... I 02 4.8 Pola Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Untuk Butir Soal Nomor 3... 104

4.9 Pola Jawaban Siswa Kelas Kontrol Untuk Butir Soal Nomor 3... 105 4.10 Pol a Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Untuk Butir

Soal Nom or 4 ... ... .. .... ... ... ... ... ... ... .. ... I 07 4. I I Pola Jawaban Siswa Kelas Kontrol Untuk Butir

Soal Nom or 4 .. ... ... ... ... ... ... ... .... I 07 4.1 2 Pola Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Untuk

Butir Soal Nomor 5 ... ... I 09 4. I 3 Pola Jawaban Siswa Kelas Kontrol Untuk Butir

Soal Nomor 5... ... ... I I 0

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal am an

LAMPIRAN A

A. I Kisi-Kisi lnstrumen Tes Pemecahan Masalah... 154

A.2 Pedoman Penskoran Penyelesaian Tes Pemecahan Masalah... ... 155

A.3 Tes Pemecahan Masalah.... ... ... 156

A.4 Kunci (Aitematit) Jawaban Tes Pemecahan Masalah... 160

LAMPIRAN 8 8 .1 Rencana Pelekasanaan Pembelajaran (RPP) Pendekatan Matematika Realistik ... . B.2 Rencana Pelekasanaan Pembelajaran (RPP) Pendekatan Biasa ... :... 202

8.3 Lembar Aktivitas Siswa... 214

LAMPIRAN C C. I Jadwal Kegiatan Penelitian... 246

C.2 Rincian Pelaksanaan Kegiatan Oi Sekolah 8udisatrya... 246

C.3 Rincian Pelaksanaan Kegiatan Oi Sekolah AI-Azhar... 247

C.4 Oaftar rekapitulasi akreditasi... 248

LAMPIRAN 0 D. I Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 250

0.2 Hasil Validasi LA S... 256

0.3 Hasil Validasi Tes Pemecahan Masalah... 263

(17)

LAMPIRAN E

E. I Perhitungan Validitas, Reliabilitas, Daya beda dan Tingkat Kesukaran

dengan Program Excel... ... ... ... ... .. ... ... .. ... 268

E.2 Perhitungan Validitas, Reliabilitas dengan SPSS 17,00. ... ... 278

E.3 Deskripsi Hasil Pretest Kelas Eksperimen... 279

E.4 Deskripsi Hasi l Pretest Kelas Kontrol... ... 282

E.5 Deskripsi Hasil Postest Kelas Eksperimen ... ... 285

E.6 Deskripsi Hasil Postest Kelas Kontrol ... 288

E. 7 Deskripsi Hasil Gain Kelas Eksperimen ... 291

E.8 Deskripsi Hasil Gain Kelas Kontrol... 294

E.9 Pengolahan data pretest Kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik kelas eksperimen ... ... ... ... ... ... .... .. ... . .. ... ... .. ... ... ... . ... .... 297

E. I 0 Pengolahan data pretest Kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan biasa kelas kontrol ... 299

E. I I Pengolahan data postest Kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik kelas kontrol ... 303

E. l2 Pengolahan data postest Kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan biasa kelas kontrol... 305

E.l3 Pengolahan data gain Kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan biasa kelas eksperimen... 307

E.14 Pengolahan data gain Kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan biasa kelas kontrol... 309

E.I 5 Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran... 315

LAMPIRAN F F.l Dokumentasi Selama Penelitian ... 351

F.2 Riwayat Hidup Penulis... ... 352

F.3 Surat-Surat.. ... ... ... 353

(18)

BABI

PENDAHULUAN

l.l Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan pelajaran yang penting, banyak aktivitas yang

dilakukan manusia berhubungan dengan matematika, sebagaimana pendapat Niss

(Hadi, 2005) yang menyatakan bahwa:

Salah satu alasan utama diberikan matematika kepada siswa-siswa di sekolah adalah untuk memberikan kepada individu pengetahuan yang dapat membantu mereka mengatasi berbagai hal dalam kehidupan, seperti pendidikan atau pekerjaan, kehiduapan pribadi, kehidupan sosial, dan kehidupan sebagai warga Negara.

Hal senada diungkapkan oleh Ismail (2003: 15) yang menyatakan bahwa: Matematika sebagai salah satu bidang studi, diberikannya pelajaran matematika di setiap jenjang pendidikan dengan bobot yang kuat menunjukkan bahwa salah satu bidang studi di sekolah kedudukan - pelajaran matematika di sekolah sangat penting.

Pentingnya pendidikan matematika tidak sejalan dengan kualitas pendidikan

matematika yang sesungguhnya. Marpaung (2004) menyatakan kualitas

pendidikan matematika Indonesia dalam skala Nasional masih rendah, begitu pula

Hadi (2005) walaupun sekolah-sekolah di tanah air sudah mempunyai pengalaman

cukup lama dalam menerapkan mata pelajaran matematika, ternyata hasil yang

dicapai masih jauh dari memuaskan.

Di antara kemampuan matematika s1swa yang sangat penting untuk

dikembangkan di kalangan siswa adalah kemampuan memecahkan masalah.

Sesuai dengan pendapat NCTM (2000) kemampuan pemecahan masalah

merupakan fokus dari pembelajaran matematika. Tidak saja kemampuan untuk

(19)

2

memecah.kan masalah menjadi alasan untuk mempelajari matematika, tetapi

karena kemampuan pemecahan masalah memberikan suatu konteks dimana

konsep-konsep dan kecakapan-kecakapan dapat dipelajari.

Menurut Soedjadi seperti dikutip Saragih (2007) tujuan pendidikan

matematika yang bersifat material adalah memberi tekanan pada penerapan

matematika serta kemampuan memecah.kan masalah, begitu pula Walle (2006:4)

menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah harus dipandang sebagai

sarana siswa mengembangkan ide-ide matematik. Suryadi (2000) menyatakan

kemampuan pemecahan masalah merupakan kegiatan yang sangat penting dalam

pembelajaran matematika, hal senada juga dikemukakan Sagala (2009) bahwa

menerapkan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran penting, karena

selain para siswa mencoba menjawab pertanyaan atau memecah.kan

masalah-masalah mereka, mereka juga termotivasi untuk bekerja keras.

Hudojo (2003) menjelaskan bahwa mengajar matematika untuk

menyelesaikan masalah-masalah memungkinkan siswa menjadi lebih analitis di

dalam mengambil keputusan di dalam kehidupan, dengan perkataan lain, hila

siswa dilatih untuk menyelesaikan masalah maka siswa tersebut akan mampu

mengambil keputusan sebab siswa tersebut telah memiliki keterampilan tentang

bagaimana mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis informasi dan

menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang telah diperolehnya.

Pendapat Hudojo diperkuat oleh Jihad (2006) yang menyatakan bahwa

kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu bagian dari standar

(20)

3

siswa dituntut dapat menunjukkan kemampuan strategik untuk membuat atau

merumuskan, menafsirkan dan menyelesaikan model matematika dalam

pemecahan masalah.

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah sikap siswa. Menurut Sriyanto

(2004) pelajaran matematika di sekolah sering kali menjadi momok, siswa

mengganggap matematika pelajaran yang sulit, anggapan tersebut tidak terlepas

dari persepsi yang berkembang dalam masyarakat tentang matematika merupakan ilmu yang abstrak, penuh dengan lambang-lambang dan rumus-rumus yang

membingungkan, yang muncul atas pengalaman kurang menyenangkan ketika

belajar matematika di sekolah. Akibatnya pelajaran matematika tidak dipandang

secara objektif lagi, Hal senada dikemukakan Fauzan (2001) mayoritas siswa

berpikir bahwa matematika pelajaran yang sulit disebabkan topik yang diajarkan

guru sangat jauh dari kehidupan sehari-hari. Begitu pula pendapat yang

dikemukan Zulkardi (2006) timbulnya sikap negatif siswa terhadap matematika

karena kebanyakan guru matematika mengajarkaan matematika dengan metode

yang tidak menarik, guru menerangkan dan siswa mencatat, menurutnya

pendekatan pengajaran matematika di Indonesia masih menggunakan pendekatan

trad_itional yang menekankan proses latihan, prosedural serta menggunakan rumus

dan algoritma sehingga siswa dilatih mengeijakan soal seperti mesin.

Konsekuensinya adalah jika siswa diiberikan soal yang beda dengan soal latihan

mereka akan membuat kesalahan. Siswa tidak terbiasa memecahkan masalah yang

(21)

4

Selain itu juga aktivitas pembelajaran juga perlu diperhatikan, Sriyanto

(2006) menyatakan bahwa selama ini aktivitas pembelajaran matematika di

sekolah Indonesia sejauh ini masih didominasi oleh pembelajaran konvensional

dengan paradigma guru mengajar. Siswa diposisikan sebagai obyek, siswa

dianggap tidak tahu atau belum tahu apa-apa, sementara guru memposisikan diri

sebagai yang mempunyai pengetahuan, otoritas tertinggi adalah guru. Materi

pembelajaran matematika diberikan dalam bentuk jadi, cara itu terbukti tidak

berhasil membuat siswa memahami dengan baik apa yang mereka pelajari.

Menurut Hadi (2010):

aktivitas pembelajaran matematika yang selama ini berlangsung di sekolah temyata sangat jauh dari hakikat pendidikan yang sesungguhnya, yaitu pendidikan yang menjadikan siswa sebagai manusia yang memiliki kemampuan belajar untuk mengembangkan potensi dirinya dan mengembangkan pengetahuan lebih lanjut untuk kepentingan dirinya sendiri.

Dari uraian di atas, menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah

matematika merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan kognitif

siswa dan mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Hasil belajar

matematika siswa SMP Al-Azhar Medan sampai saat ini masih belum

memperlihatkan hasil yang baik. Sebagai contoh terlihat dari jawaban siswa

tentang suatu soal yang mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa di kelas VIII SMP Al-Azhar Medan kelas VIII C tahun pelajaran 2008/2009

sebagai berikut: Amir, Budi dan Citra memiliki uang yang sarna banyak.

Tentukan banyaknya uang Amir yang harus diberikan kepada Citra dan Budi

sehingga uang Budi menjadi Rp. 7000,00 lebih banyak dari uang Amir, sedangkan

(22)

5

Dari 25 siswa, yang tidak menjawab sebanyak 16 orang, 9 orang lainnya

menjawab dengan memisalkan uang Amir, budi dan Citra dengan nominal rupiah

tertentu. Berikut sampel dari jawaban siswa dari 9 orang yang menjawab soal di

atas.

Uang Budi : Uang Amir : Uang Citra

5000 5000 : 5000

Uang Budi = 8000 karena diberi Amir Rp 3000, Rp 8000 - Rp. 5000 = Rp.

3000.

·-Uang Citra= Rp.6000 karena diberi Amir = Rp.l 000

Perbandingan uang Budi : Uang Amir : Uang Citra

8000 1000 :6000

Uang yang diberikan Amir ke Citra= Rp. l 000

Uang yang diberikan Amir ke Budi = Rp. 3000.

Dari jawaban siswa terlihat bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa

rendah, siswa kurang memahami masalah, terlihat dari jawaban siswa yang

langsung pemisalan uang Budi, Amir dan Citra dengan Rp. 5000. Selain itu

rencana penyelesaian yang dilakukan siswa tidak terarah sehingga proses

perhitungan be_lum memperlihatkan jawaban yang benar. Siswa juga tidak

melakukan pemeriksaan atas jawaban akhir yang telah didapat, padahal jika hal

ini dilakukan memungki ~an bagi siswa untuk meninjau kembali jawaban yang

telah dibuat.

Soal berikut merupakan contoh kasus kemampuan pemecahan masalah siswa

(23)

6

-, 2008/2009. Dalam kegiatan praktikum Biologi, siswa kelas VIII A menggunakan

kelinci sebagai objek percobaan. Mereka perlu mengetahui berat hewan ini.

Pengukuran berat kelinci dilakukan dengan cara meletakkan kelinci dan 2 buah

anak timbangan 4 ons di satu lengan. Sedangkan lengan neraca yang lain diisi 3

buah anak timbangan 8 ons. Hal ini menyebabkan neraca dalam keadaan

setimbang. Tentukan berat kelinci tersebut dan jelaskan bagaimana caramu

menentukan berat kelinci itu.

Soal tersebut diberikan kepada 30 siswa, II orang di antaranya tidak

menjawab soal tersebut, 16 orang menjawab dengan jawaban yang salah dan 3

orang menjawab dengan benar. Berikut merupakan contohjawaban 16 siswa yang

salah.

Berat kelinci + 4 ons = 8 ons

Berat kelinci = 8 ons - 4 ons

Berat kelinci = 4 ons.

Darijawaban siswa terlihat bahwa siswa belum memahami masalah. Terlihat

dari siswa mengabaikan informasi pada lengan timbangan yang lain yaitu 3 buah

anak timbangan 8 kg, selain itu siswa belum dapat merencanakan penyelesaian, tidak merubah inforynasi yang relevan dengan bahasa matematika sehingga

perhitungan yang dilakukan siswa tidak mengarah pada j awaban yang benar.

Pengecekan atas jawaban yang diperoleh diabaikan siswa. padahal jika siswa

melakukan hal ini memungkinkan siswa untuk meninj au kembali jawaban yang

(24)

7

Kasus di atas diperkuat Saragih seperti dikutip Saragih (2007) yang

menyatakan bahwa siswa kelas II SMP mengalami kusulitan untuk menjawab

pertanyaan berikut: Seorang petani membeli 12 kg pupuk urea seharga Rp. 4500.

Berapa rupiah uang yang diperlukan jika ia membeli sebanyak 72 kg? . Kondisi

senada juga teJjadi pada hasil tes standar no. 27 PPPG matematika Yogjakarta

tahun 2003 sebagai berikut: Jika dari kedua bola diketahui jari-jari bola besar 3

kali jari-jari bola kecil, maka dibandingkan dengan bola kecil. Volume bola besar

adalah .... Kali volume bola kecil. Dengan option jawaban a. 3, b. 6, c. 9, d. 27.

Dari 512 responden, hanya 17,00 % siswa yang menjawab benar D, 20,67%

menjawab C, dan 28, 339 % menjawab A.

Rendahnya hasil belajar matematika siswa tidak terlepas dari peran guru

dalam mengelola pembelajaran. Menurut Marpaung (2004) guru cenderung

memindahkan pengetahuan yang dimilki ke pikiran siswa, mementingkan hasil

dari pada proses, mengajarkan secara urut halaman per halaman tanpa membahas

keterkaitan antara konsep-konsep atau masalah. Hal yang sama dikemukakan oleh

Hadi (2010) yang menyatakan:

(25)

8

Menyikapi pennasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran

matematika di sekolah, terutama yang berkaitan dengan pentingnya kemampuan

pemecahan masalah dan sikap siswa yang akhimya mengakibatkan rendahnya

basil belajar matematika. Perlu dicari solusi pendekatan pembelajaran yang dapat

mengakomodassi peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika.

NCTM (Walle, 2006:6) menyarankan refonnasi pembelajaran matematika:

mengubah kelas dari sekedar kumpulan siswa menjadi komunitas matematika, menjauhkan otoritas guru untuk memutuskan suatu kebenaran, mementingkan pemahaman daripada hanya mengingat prosedur. Mementingkan membuat dugaan, penemuan, pemecahan masalah dan menjauhkan dari tekanan pada penemuanjawaban secara mekanis, mengaitkan matematika ide-ide dan aplikassinya dan tidak memperlakukan matematika sebagai kumpulan konsep dan prosedur yang terasingkan.

Hal senada juga dikemukakan Saragih (2007) yang menyatakan merubah

paradigma mengajar menjadi paradigma belajar. Begitu pula pendapat Zarnroni

(Hadi, 201 0) tentang paradigma baru pendidikan matematika, ia meyatakan bahwa

paradigma baru pendidikan lebih menekankan pada peserta didik sebagai manusia yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang. Siswa harus aktif dalam pencarian dan pengembangan pengetahuan. Kebenaran ilmu tidak terbatas pada apa yang disampaikan oleh guru. Guru harus mengubah perannya, tidak lagi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indoktriner, tetapi menjadi fasilitator yang membimbing siswa ke arah pembentukan pengetahuan oleh diri mereka sendiri. Melalui paradigma baru tersebut diharapkan di kdas siswa aktif dalam belajar, aktif

berdiskusi, berani menyampaikan gagasan dan menerima gagasan dari orang lain, dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi

Untuk merealisasikan refonnasi pembelajaran matematika seperti yang

dikemukakan di atas, menurut Saragih (2007) diperlukan suatu pengembangan

materi pembelajaran matematika yang dekat dengan kehidupan siswa, sesuai

(26)

9

pembelajaran yang tidak hanya berujung pada tes akhir. Pendekatan matematika

realistik (PMR) memiliki dua filosofi yaitu matematika dekat dengan anak-anak

dan relevan dengan situasi kehidupan setiap hari. Namun demikian kata 'realistis'

merujuk bukan hanya untuk koneksi dengan dunia nyata, tetapi juga mengacu

pada situasi masalah yang nyata dalam siswa pikiran. Filosofi kedua, gagasan

matematika sebagai aktivitas manusia, (Zulkardi, 2006). Dari filosofi PMR

tersebut jelas bahwa PMR merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang

sesuai dengan reformasi pembelajaran matematika yang diinginkan. Menurut

Zulkardi (2006) PMR adalah:

Pendekatan pengajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang real bagi siswa, menekankan ketrampilan procees of doing mathematics,

berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan ternan sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri (student inventing sebagai kebalikan dari teacher telling) dan pada akhimya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok. Pada pendekatan ini peran guru tak lebih dari seorang fasilitator, moderator atau evaluator sementara siswa berfikir, mengkomunikasikan reasoningnya, melatih nuansa demokrasi dengan menghargai pendapat orang lain.

Pendapat tersebut diperkuat oleh Sugiman, dkk. (2009) yang menyatakan

bahwa prinsip dalam PMR adalah mendorong siswa untuk menggali berbagai

gagasan matematik dan mengkontruksi pengetahuannya sehingga mengaitkan

pemecahan masalah matematika siswa. Zulkardi (2006) menyatakan pada

pembelajaran dengan PMR siswa diajak mengeijakan soal-soal dengan

menggunakan langkah-langkah sendiri, siswa dapat menggunakan cara yang

ditemukan sendiri, yang bahkan sangat berbeda dengan cara yang dipakai oleh

(27)

10

Beberapa penelitian telah menunjukkan dampak positif dari implementasi

PMR di sekolah. Menurut Turmudi seperti dikutip tim MK.PBM (200 I: 131)

pembelajaran matematika berdasarkan pendekatan realistik telah mengubah sikap

siswa menjadi lebih tertarik terhadap matematika, dan siswa pada umumnya

menyenangkan karena cara belajarnya berbeda dan biasanya, adanya

pertanyaan-pertanyaan tambahan menambah wawasan dan lebih mudah mempelajarinya

karena persoalannya menyangkut kehidupan sehari-hari. Saragih (2007) dalam

disertasinya menemukan bahwa kemampuan berpikir logis dan kemampuan

komunikasi matematika siswa SMP yang diajar dengan PMR temyata lebih baik

dibandingkan siswa SMP yang diajar dengan cara biasa. Dernikian pula

kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan pemahaman siswa kelas III

SDPN Setia budi UPI yang diajar dengan pendekatan matematika realistik secara

signifikan lebih baik daripada siswa yang diajar dengan pendekatan biasa (Haji,

2005)

Berdasarkan hal-hal tersebut, dirasakan perlu upaya mengungkap apakah

PMR dan pendekatan biasa memiliki perbedaan kontribusi terhadap kemampuan

pemecahan masalah matematika dan sikap siswa terhadap matematika. Hal itulah

yang mendorong dilakukan suatu peneliti~ yang memfokuskan dari pada

penerapan pendekatan matematika realistik terhadap kemampuan pemecahan

masalah matematika dan sikap siswa terhadap matematika siswa sekolah

(28)

11

1.2 ldentifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan dalam pembelajaran matematika yaitu sebagai berikut:

1. Rendahnya basil belajar matematika siswa

2. Rendahnya kemampuan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

3. Siswa tidak terbiasa melakukan proses penyelesaian kasus matematika

dengan berbagai cara

4. Guru mengajar matematika dengan metode yang tidak menarik

5. Aktivitas belajar matematika bersifat monoton

6. Rendahnya minat belajar matematika

7. Siswa memiliki sikap yang negatif terhadap matematika

Pembatasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka

perlu adanya pembatasan masalah agar lebih fokus. Peneliti meneliti tentang

peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika, dan ragam pola

jawaban pendekatan pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik dan

pendekatan biasa. Dilaksanakan pada kelas VII, pokok bahasan luas bangun datar

(29)

12

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada Jatar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah maka rumusan masalah yang dikemukakan pada penelitian

ini adalah:

I. Apakah ada perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah antara

siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan matematika realistik

dibandingkan siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan biasa?

2. Bagaimana pola jawabanlkinerja yang dibuat siswa dalam menyelesaikan

masalah pada masing-masing pembelajaran?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian Jatar belakang masalah, identifikasi dan rumusan

masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

I . Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah

siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan matematika realistik

dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan biasa.

2. Mengetahui pola jawabanlkinerja yang dibuat sis~a dalam menyelesaikan

(30)

13

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan menghasilkan temuan-temuan yang merupakan

masukan berarti bagi pembaharuan kegiatan pembelajaran yang dapat

memperbaiki cara guru mengajar di kelas, khususnya dalam meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah antara lain :

Secara Teoritis

1. Memberikan informasi sejauh perbedaan peningkatan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa yang mendapat pembelajaran dengan

pendekatan matematika realistik dengan siswa yang mendapat pembelajaran

dengan pendekatan biasa.

2. Menambah khasanah dalam mencari pendekatan pembelajaran yang tepat,

guna membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

Secara Praktis

1. Menjadi acuan bagi guru matematika tentang penerapan pembelajaran dengan

pendekatan matematika realistik sebagai altematif untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah.

2. Bagi siswa, pembelajaran menggunakan pendekatan matematika realistik

diharapkan bisa mendorong siswa lebih siap dalam belajar matematika serta

(31)

14

1. 7 Definisi Operasional

Untuk memperjelas variabel-variabel, agar tidak menimbulkan perbedaan

penafsiran terhadap rumusan masalah dalam penelitian ini, berikut diberikan

defmisi operasional:

1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa adalah kemampuan

siswa menyelesaikan soal matematika yang tidak rutin ditinjau dari aspek: (a)

memaharni masalah, (b) membuat rencana penyelesaian, (c) melakukan

penyelesaian masalah, (d) memeriksa kembali.

Pola jawabanlkinerja adalah banyaknya siswa menyelesaikan soal

kemampuan pemecahan masalah berdasarkan masing-masing indikator

kemampuan pemecahan masalah.

3. Pendekatan Matematika Realistik (PMR) adalah prosedur yang digunakan

dalam membahas bahan pelajaran matematika yang memiliki karakteristik

menggunakan konteks, menggunakan model, kontribusi siswa, kegiatan

interaktif, keterkaitan materi.

Pendekatan biasa adalah prosedur dalam pembelajaran matematika sebagai

berikut: menjelaskan materi pelajaran, siswa diberikan kesempatan bertanya,

siswa mengerjakan latihan, guru dan siswa membahas latihan.

(32)

145

BABV

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan basil dan pembahasan pada bah IV dan temuan selama

pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan matematika realist&,

diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah.

Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah :

1. Terdapat perbedaan peningkatan pemecahan masalah siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik

dengan peningkatan pemecahan masalah siswa yang memperoleh

pembelajaran dengan pendekatan biasa. Peningkatan kemampuan

memahami masalah kelas eksperimen sebesar 0,51 dengan kategori

sedang, sedangkan kelas kontrol sebesar 0,28 dengan kategori rendah.

Peningkatan kemampuan merencanakan penyelesaian kelas eksperimen

sebesar 0,54 dengan kategori sedang, sedangkan kelas kontrol sebesar

0,33 dengan kategori sedang. Peningkatan kemampuan melakukan

perhitungan kelas eksperimen sebesar 0,47 dengan kategori sedang,

sedangkan kelas kontrol sebesar 0,28 dengan kategori r:endah.

Peningkatan kemampuan memeriksa kembali kelas eksperimen sebesar

0,44 dengan kategori sedang, sedangkan kelas kontrol sebesar 0,22

dengan kategori rendah.

MILIK PEftPUSTAKAAN

(33)

146

Peningkatan keseluruhan aspek pemecahan masalah kelas

eksperimen sebesar 0,5 dengan kategori sedang, sedangkan kelas

kontrol sebesar 0,28 dengan kategori rendah. Pada kesimpulannya

adalah peningkatan pemecahan masalah siswa yang memperoleh

pendekatan matematika realistik lebih tinggi dibandingkan peningkatan

pemecahan masalah siswa yang pembelajarannya dengan pendekatan

biasa.

2. Pola jawaban siswa pada pembelajaran dengan pendekatan matematika

realistik memperoleh lebih baik dibandingkan dengan pola j awaban

siswa pada pembelajaran dengan pendekatan biasa.

5.2 Implikasi

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, adapun implikasinya

adalah terhadap pemilihan pendekatan pembelajaran oleh guru matematika.

Guru matematika di sekolah menengah pertama harus mempunyai cukup

pengetahuan teoritis maupun keterampilan dalam memilih pendekatan

pembelajaran yang menghadirkan masalah kontekstual, mampu mengubah siswa

menj adi lebih aktif, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkontruksi

pengetahuannya sendiri.

Implikasi lainnya yang perlu mendapat perhatian guru adalah dengan

pendekatan matematika realistik siswa menjadi aktif mengemukakan

pendapatnya. Diskusi dalam kelompok yang terjadi menjadikan siswa yang

berkemampuan tinggi membantu siswa yang memiliki kemampuan rendah.

(34)

147

pekerjaan dari kelompok lain serta dalam diskusi terjadi refleksi atas penyelesaian

yang telah dilakukan pada masing-masing kelompok.

Dalam menyelesaikan masalah kontekstual terdapat pola jawaban pada kelas

yang pembelajarannya menggunakan pendekatan matematika realistik lebih baik

dibandingkan kelas yang pembelajarannya menggunakan pendekatan biasa. Siswa

yang pembelajarannya menggunakan pendekatan matematika realistik lebih

terampil dalam menyelesaikan masalah dibandingkan siswa yang

pembelajarannya menggunakan pendekatan biasa.

5.3 Rekomendasi

Berdasarkan implikasi dari hasil penelitian, maka disampaikan

beberapa rekomendasi yang ditujukan kepada berbagai pihak yang

berkepentingan dengan hasil penelitian ini. Rekomendasi tersebut sebagai

berikut.

1. Kepada Guru

a. Pembel~aran dengan pendekatan matematika realistik merupakan

salah satu altematif bagi guru matematika dalam menyajikan

materi pelajaran matematika.

b. Pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik hendaknya

diterapkan pada materi yang esensial menyangkut benda-benda

yang real disekitar tempat belajar, agar siswa lebih cepat

memahami pelajaran yang sedang dipelajari.

c. Dalam setiap pembelajaran guru sebaiknya menciptakan suasana

(35)

148

mengungkapkan gagasan-gagasan matematika dalam bahasa dan

cara mereka sendiri, sehingga dalam belajar matematika siswa

menjadi berani beragumentasi, lebih percaya dan kreatif.

2. Kepada peneliti Lanjutan

Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian ini dapat

dilengkapi dengan meneliti aspek lain secara terperinci yang belum

terjangkau dalam penelitian ini .

(36)

149

DAFT AR PUSTAKA

Akhmadan, W. 2010. Metode Pembelajaran Ekspositori, Latihan Praktik (Drill and Practice), Penemuan dan Inkuiri. Universitas Sriwijaya.

Arikunto, S., 2006, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Armanto, D. 2001 . Alur Pembelajaran Perkalian dan Pembagian Dua Angka dalam Pendidikan Matematika Realistik (PMR). Makalah. Disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika Realistik di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tanggall4- 15 November 2001.

Badan Akreditasi Provinsi Sumatera Utara. 2010. http: //www.ba

n-sm .or. id!prll\i nsi 1sumatcra-utara!akrcditasi/indcxlpa!!c: :\. Online. Diakses

Mei 2010.

Budiningsih, 2005. Teori-teori Be/ajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Darhim. 2003. Pengaruh Pembelajaran Matematika Kontekstual Terhadap Hasil Be/ajar dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Kelas Awal Dalam Matematika.

Disertasi tidak diterbitkan. Bandung : Program Pascasrujana UPI Bandung.

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar lsi Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas.

Dharma, S. 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta: Departemen pendidikan nasional.

Fauzan., A. 2001. " Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Tantangan dan

Harapan. " , disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Realistik di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tanggal 14- 15 November 2001.

Hadi, S .. 2005. Pendidikan Matematika Realistik dan lmplementasinya.

Banjarmasin : Tulip

Hadi, S. 2010. Paradigma Baru Pendidikan Matematika. Banjarmasin: FKIP Universitas Lambungmangkurat .

. online. diakses 3 1 Agustus 201 0

Haji. 2005. "Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika di Sekolah Dasar". Disertasi UPI Bandung.

Hake. 1999. Analyzing Change/Gain Scores, (online), (http: //\\Ww.phvs ics .

(37)

150

Hasratuddin. 2010. Meningkatkan Kemampuan Bepikir Kritis dan Kecerdasan

Emosional Siswa SMP Melalui Pendekatan Matematika Realisti. Disertasi

Tidak Dipublikasikan: Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

Hudojo, H. 1988. Mengajar Be/ajar Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Proyek Pengembangan Lembaga Pendididkan.

_ _ _ _ . 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Ismail,dkk. 2003. Kapita Selekta Pembe/ajaran Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.

Jihad, A. 2006. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa dengan Metode IMPROVE disertai Embedded test (Studi

Eksperimen di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung. Tesis Tidak

Dipublikasikan Bandung: Pascasarjana UPI Bandung.

Marpaung, Y. 2004. Reformasi Pendidikan Matematika di Sekolah Dasar. Basis,

53(07-08): 21-28

Mudzakkir, H. 2006. Strategi Pembe/ajaran Think-talk-write untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematik Beragam Siswa Sekolah Menengah Pertama (Eksperimen pada Siswa Kelas II SMP di Kabupaten Garut.

Tesis Tidak Dipublikasikan.Bandung: Pascasarjana UPI Bandung.

Nasrudin. 2001. Metode Ekspositori adalah meode Pembelajaran yang Digunakan dengan Memberikan Keterangan Terlebih Dahulu.

http :/ / '~'''' .scribJ.com,doc ·: 3359685/ MetoJe-t:::kspositori-Aclalah-Mctndc- Pt;m bclajaran- Ya n!!-Di uunakan- Denl!an- Mcmbcrikan-Keteranl!an-Terlchih-Dahulu-Dctinisi. Online Diakses 6 Juli 2010

National Council of Teachers of Mathematics. 2000. Principles and Standards for

School Mathematics. NCTM: Reston VA.

NCTM

Nurkancana, W. dan Supartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Cipta

Polya. 1973. How to Solve It A New Aspect of Mathematical Method. Princeton University Press.

(38)

151

Rahayu, S. Buletin PMRI NI/Feb/2005. Pembe/ajaran Matematika dengan Pendekatan PMRI MemangBeda.

Ruseffendi . 1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Mengajar Matematika untuk Meningkatkan

CBSA. Bandung: Tarsito

- - - - . 1998. Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembe/ajaran. Bandung: Alfabeta.

Saragih, S. 2007. Mengembangkan Kemamp uan Berpikir Logis dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menegah Pertama melalui Pendekatan

Matemaatika Realistik. Disertasi Tidak. Dipublikasikan. Bandung:

Program Pascasarjana UPI Bandung .

. 2010. Menumbuhkembangkan berpikir logis dan sikap positif terhadap matematika melalui pendekatan matematika realistik.

http:

//educare.e-lk ipunla .net/ index' .php.option=com contcnt&do pdf= I &id =62.

Diakses 23 April 201 0

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Santrock. J. 2004. Educational Phychology. McGraw-Hill CompanyJnc.

Shadiq, F. 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Makalah disampaikan Pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar di PPPG Matematika. Yogyak.arta.

(- ,...---- . 2010. Bagaimana Cara Guru Memanfaatkan Faktor Sikap dalam

Pembe/ajaran Materna/ilea. fadja_p3g.wordpress.com. Online. Diakses

7 Oktober 201 0.

Sinaga, B. (1999). J;fektivitas Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem-Based Instruction) pada Kelas 1 SMU dengan Bahan Kajian

Fungsi Kuadrat. Tesis tidak. diterbitkan. Surabaya : PPS IKIP Surabaya.

Slameto. 2003. Be/ajar dan Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sobel, M. A. dan Evan M. 2003. Mengajar Matematika. Jakarta: Erlangga.

Sriyanto. 2006. Menebar Virus Pembelajaran Matematika yang Bermutu .

(39)

152

Subino. 1987. Konstruksi dan Analisis Tes (Suatu Pengantar kepada Teori dan

Pengukurannya). Jakarta: Depdikbud.

Sudjana, N.2001. Metode Statistik. Bandung: Penerbit Tarsito.

Sugiman, dkk. 2009. Mathematical Problem Solving in Mathematics Realistic.

Jumal Pendidikan Matematika PARADIKMA. Vo1.2 No. l. Edisi Juni

2009

Sumardyono. 2010. Pengerrian Dasar Problem Solving. http :// problemso lvinl!. p4tkmatcmatika. orlf,no I 0102! pengertian-dasar-prob lem-so iYinl! /. Diakses 1 Juni 20 10.

Supamo, P. 1997. Filsaf at Kontruktivisme dalam Pendidikan. Y ogyakarta: Kanisius.

. 2005. Teori Perkembanagn Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

Suryadi, D. (2000). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SLTP melalui Penerapan Metode Diskusi Kelompok. Laporan

Penelitian Tindakan Kelas. Tesis. Tidak Dipublikasikan. Bandung: Pogram

Pascasrujana UPI Bandung.

Susento. 2004. Pendekatan Matematika Realistik Paradigma Bam Basis. 53(07-08):41-49

Tacigan. D. 2006. Pemebelajaran Matematika Realsitik Jakarta Departemen Pendidikan Nasional Direktomt Jendeml Pendidikan Tinggi.

Tim MKPMB Jurusan Pendidikan Matematika. 2001. Strategi Pembelajaran

Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.

Turmudi. 2003. Model Buku Pelajaran Matematika. Departemen Pendidikan Nasional

::...--- . 2008. Landasan f'i/safat dan Teori Pembelajaran Matematika. PT. Luser Cita Pustaka.

Umar, J. dkk. 2000. Pene/itian dan Penglljian untuk Guru SLTP. Departemen Pendidikan Nasional

Usman, H. dan Akbar, R. P. S. 2008. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Ak.sara.

(40)

153

Wardhani, dkk. 2010. Pembe/ajaran Kemampuan Masalah Matematika di SMP.

Y ogyakarta: PPPPTK Matematika.

Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Jnovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Zulkardi. 2006 . "RME suatu Inovasi dalam Pendidikan Matematika di Indonesia". Makalah Refleksi dari Pelaksanaan Konferensi Matematika 17-20 Juli di ITB Diakses I

Juni 2010

Zulkardi dan Ratu, I. 2006. Mendesain Sendiri Soal Kontekstual Matematika.

Paper terseleksi dan dipublikasikan pada prosiding KN MI 3 Semarang

tahun 2006.

Gambar

Tabel Halaman

Referensi

Dokumen terkait

dan mempunyai varians yang homogen, maka pengujiannya dilakukan dengan menggunakan uji t’ namunapabilapratesdanpascatestidakmemiliki data yang normal makadigunakanuji

model pembelajaran yang membuat siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran yang membuat siswa turut berperan aktif, yaitu

Anu ngabédakeun ieu panalungtikan jeung panalungtikan nu saméméhna nya éta, lian ti nangtukeun téks adegan paguneman, prinsip jeung maksim omongan dina

 Mempraktikkan kombinasi gerak dasar jalan, lari, dan lompat dengan koordinasi yang baik dalam permainan sederhana, serta nilai kerjasama, toleransi, kejujuran, tanggung jawab, dan

Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman keudara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei).Sekali batuk dapat

[r]

Pada hari ini, Kamis tanggal Tiga puluh satu bulan Desember tahun Dua ribu lima belas, bertempat diruang Rapat Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh telah dilaksanakan Rapat

( Seratus Sembilan Puluh Sembilan Juta Lima Ratus Ribu Rupiah,- Dengan Hasil Evaluasi Penawaran Sebagai Berikut :. Administrasi : Memenuhi