• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREVALENSI KELAINAN BENTUK KAKI (FLAT FOOT) PADA ANAK USIA 6 - 12 TAHUN DI KOTA SURAKARTA Prevalensi Kelainan Bentuk Kaki (Flat Foot) Pada Anak Usia 6 - 12 Tahun Di Kota Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PREVALENSI KELAINAN BENTUK KAKI (FLAT FOOT) PADA ANAK USIA 6 - 12 TAHUN DI KOTA SURAKARTA Prevalensi Kelainan Bentuk Kaki (Flat Foot) Pada Anak Usia 6 - 12 Tahun Di Kota Surakarta."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PREVALENSI KELAINAN BENTUK KAKI (FLAT FOOT) PADA ANAK USIA 6 - 12 TAHUN DI KOTA SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi

Disusun Oleh : SETERIYO WARDANIE

J 110 080 007

PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)

ABSTRAK

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FIOSTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SURAKARTA SKRIPSI, 3 JULI 2013 SETERIYO WARDANIE J110080007

“PREVALENSI KELAINAN BENTUK KAKI (FLAT FOOT) PADA ANAK USIA 6 - 12 TAHUN DI KOTA SURAKARTA”

( dibimbing oleh Isnaini Herawati, SST.Ft, M.Sc dan , Wahyuni SST.Ft. M.Kes ) V bab, 22 halaman

(4)

A. Latar Belakang Masalah

Anak memiliki karakteristik yang unik dan berbeda antara anak satu dengan yang lain.

Seorang anak memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Setiap anak memiliki

cara-cara tersendiri dalam melakukan interaksi dan berekspresi. Memiliki anak yang normal

baik di lihat dari fisik, mental, kognitif dan perilaku merupakan harapan dari semua orang

tua. Tetapi pada kenyataannya banyak anak yang mengalami keterbatasan yang diperoleh

sejak dalam kandungan, setelah lahir ataupun dalam pertumbuhannya menjadi dewasa

(Kamarul, 2007). Salah satu kondisi yang tidak normal adalah kelainan bentuk kaki.

Kelainan bentuk kaki (kaki ceper atau Flat foot) adalah suatu kelaian pada kaki dimana

lengkungan kaki sebelah dalam (arcus medialis) tidak terbentuk atau menghilang saat anak

berdiri (Harjanto, 2009). Salah satu kondisi yang tidak normal adalah kelainan bentuk kaki.

Kelainan bentuk kaki (kaki ceper atau Flat foot) adalah suatu kelaian pada kaki dimana

lengkungan kaki sebelah dalam (arcus medialis) tidak terbentuk atau menghilang saat anak

berdiri (Harjanto, 2009). Menurut Evans (2008) jumlah populasi anak di dunia yang

mengalami flat foot sekitar 20-30% anak. Prevelensi anak dengan kelainan bentuk kaki di

Taiwan pada tahun 2006 dari 18.006 anak usia 6-12 tahun yang mengalami kaki datar sekitar

2499 atau 13,88% anak, dan kaki dengan arkus tinggi sekitar 237 atau 1,32% anak (Li-wei

chou et al., 2006). Menurut Pande ketut, (2012) hasil survey yang dilakuakan di SDN

Coblong 2 Bandung diperoleh 6 dari 33 siswa (18%) memiliki kecenderungan Flatfoot.

Kelaian bentuk kaki (Flatfoot) dalam jangka panjang akan menyebabkan nyeri pada

telapak kaki, pergelangan kaki dan lutut, selain itu juga akan menyebabkan trauma akut yang

berulang hingga terjadinya deformitas pada kaki. Selain itu cara mendiagnosa lainnya adalah

melihat cara berjalan anak karena obesitas, tibia varum, genu valgum, torsi pada tibia dan

(5)

2004). Melihat dari permasalahan diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian untuk

mengetahui prevelensi kelainan bentuk kaki pada anak usia 6-12 tahun di Kota Surakarta.

B. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui prevelensi kelaian bentuk kaki pada anak usia 6-12 tahun di Kota Surakarta.

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan

dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi tentang suatua keadaan secara

objektif. Metode penelitan diskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan

yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh

langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan atau analisa data, membuat kesimpulan, dan

laporan.

B. Waktu danTempat Penelitian

Tempat pelaksaanaan pengambilan responden adalah SD Muhammadiyah1 Ketelan dan SD

Muhammadiyah 4 Surakarta. Penelitian ini telah dilaksanakan pada 26 Maret 2013.

A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum

Penelitian telah dilakukan pada Siswa- Siswi SD Muhammadiyah 1 Ketelan

Surakarta pada tanggal 26 Febuari 2013. SDM 1 Ketelan terletak di daerah

Mangkunegaran yang merupakan lokasi perkotaan yang memiliki jumlah 786 siswa.

Penelitian ini juga telah dilakukan di SD Muhammadiyah 4 Kandang Sapi Kecamatan

(6)

memiliki jumlah 319 siswa. Dalam penelitian ini didapatkan subjek yang memenuhi

kriteria inklusi sebagai responden penelitian sebayak 1089 siswa.

2. Hasil Penelitian

[image:6.612.139.472.204.326.2]

a. Karakteristik responden berdasarkan umur.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Umur. Usia Jumlah (n) Persentase (%)

6 – 7 195 18

8 – 9 402 37

10 – 11 251 23

>12 241 22

Total 1089 100

Sumber: Data primer diolah 2013

b. Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Responden Responden

Frekuensi Persentase

Laki- Laki 589 54.1 %

Perempuan 500 45.9 %

Jumlah 1089 100 Sumber: Data primer diolah 2013

c. Karakteristik responden berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan IMT

Indeks Massa Tubuh

Responden

Jumlah Presentase(%) Sangat kurus 466 42,7

Kurus 174 15,9

[image:6.612.172.442.580.704.2]
(7)

Gemuk Sangat Gemuk 26 33 2,3 3,0

Jumlah 1089 100

Sumber: Data primer diolah 2013

[image:7.612.168.445.72.149.2]

d. Karakteristik Responden berdasarka Hasil Pengukuran wet foot print test

Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Hasil Pengukuran wet foot print test

wet foot print test Responden

Frekuensi Persentase

Flat Foot 299 27.5 %

Normal 790 72.5 %

Jumlah 1089 100 Sumber: Data primer diolah 2013

e. Karakteristik Responden berdasarkan Indek Massa Tubuh dan flatfoot

Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan indek massa tubuh dan flatfoot.

Hasilwet foot print test IMT

Hasil pengukuran Flat foot Normal Sangat Kurus 140 326

Kurus Normal Gemuk Sangat Gemuk 51 88 10 10 123 302 16 23

Jumlah 299 790

Berdasarkan tabel 4.5 karakteristik responden berdasarkan Hasil pengukuran

Wet Test pada siswa yang terkena flat foot terbanyak adalah dengan indek masa tubuh

[image:7.612.174.435.429.597.2]
(8)

B. Pembahasan

1. Deskripsi Subyek

Dalam penelitian ini diperoleh subyek berjumlah 1089 orang. Subyek berusia

6-12 tahun menemukan bahwa 299 responden mengalami flatfoot dan 790 responden

memiliki arkus normal. Menurut Michel (2005), sebuah kondisi kaki di mana lengkungan

punggung kaki rata sehingga keseluruhan permukaan telapak kaki menyentuh tanah.

Kondisi ini disebabkan tiadanya arkus atau lengkungan pada telapak kaki.

Angka kejadian Flatfoot yang diperoleh sebanyak 299 responden atau 27,5 %

yang terdiri dari responden yang berjenis kelamin laki – laki sebanyak 134 orang dan

berjenis kelamin perempuan sebanyak 165 orang. Responden yang mengalami flatfoot

terbanyak memiliki indeks massa tubuh sangat kurus berjumlah 140 orang atau 47%.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa deskriptif dari total sampel 1089 siswa didapatkan

prevelensi 299 siswa mengalami flat foot dan 790 siswa memiliki arkus normal.

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan 165 orang,

karakteristik responden berdasarkan umur terbanyak adalah umur 9 tahun, karakteristik

responden berdasarkan indek massa tubuh terbanyak adalah sangat kurus 140 orang atau

47% dan karakteristik responden berdasarkan tinggi badan adalah 100-120 cm. Dan

prevelensi kelainan bentuk kaki dari 1089 siswa, 299 mengalami flat foot dan 790 memiliki

(9)

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Masyarakat terutama orang tuadiharapkan dapat memantau permukaan kaki pada

anak supaya tidak terjadi keluhan nyeri pada anak bisa dihindari dan bagi pihak sekolah

untuk menyediakan latihan penguatan otot kaki pada waktu pelajaran olahraga bagi siswa

yang mengalami kelaian bentuk kaki.

2. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini masih dapat dikembangkan lagi dengan memberikan perlakuan

kepada sampel, memperpanjang waktu penelitian dan menggunakan alat ukur lain agar

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Echarri JJ, Forriol F. The development in footprint morphologyin 1851 Congolese children from urban and rural areas, andthe relationship between this and wearing shoes. J PediatrOrthop B. 2003;12:141–146

Fallen Evant.(2008). Health A to Z. Aetna InteliHealth(R).2007-12-18. http://www.intelihealth.com/IH/ihtIH/WS/9339/25652.html.Retrieved 2008-05-27. “Unlike a flexible flatfoot, a rigid flatfoot is often the result of a significant problem affecting the structure or alignment of the bones that make up the foot’s arch.”

Harahap, Tagor Alvin.2006. Proporsi dan gambaran flat foot pada penderita Artritis reumatoid dan faktor-faktor yang berhubungan. Tesis. Jakarta:UI

Harris, J Edwinet,.al.2004. Diagnosa and treatment of pediatric Flat Foot.Journal of foot & Ankle Surgery.Volume 43. Nomer 6. November/Desember 2004

Kamarul I. 2007.Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kelainan Tumbuh Kembang Anak. Dalam Materi Seminar Sehari Tumbuh Kembang Anak Akedemi Siti Hajar-Medan; RSAB Harapan Kita. Jakarta.

Lin CJ, Lai KA, Kuan TS, Chou YL. Correlating factors andclinical significance of flexible flatfoot in preschool children.J Pediatr Orthop. 2001;21:378–382

Li-Wei Chou et al,.2009.The prevalence of four common pathomecanical foot Deformities in primary School Students in Taichung Country.Mid Taiwan Journal Med.2009;14:1-9

Michael,S.2005. Diagnosa and Treatment of adult flatfoot.Journal of foot & Ankle surgery.Volume 44.Nomer 2. March/April 2005

Pfeiffer M, Rainer Kotz, Thomas Ledl, Gertrude Hauser and Maria Sluga.(2006). Prevelence of flat foot in Preschool-Aged Children.J Pediatrics. 2006;228;634

Rose GK, Welton EA, Marshall T. The diagnosis of flat foot inthe child.J Bone Joint Surg Br. 1985;67:71–78

Gambar

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Umur.
Tabel 4.4  Karakteristik Responden berdasarkan Hasil Pengukuran wet foot print test

Referensi

Dokumen terkait

23 PEMANFAATAN PROGRAM GEOGEBRA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII. Adi

ARIMA sangat baik ketepatannya untuk peramalan jangka pendek, yang tidak membentuk suatu model struktural baik itu persamaan tunggal atau simultan yang bebasis kepada teori

Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang –undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi

Untuk mendapatkan vektor prioritas, setiap baris dari kolum untuk peminatan akan rata-rata kan dan vektor prioritas alternative untuk sub-kriteria sertifikasi didapatkan seperti

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor manakah yang menjadi prioritas utama konsumen terhadap kualitas pelayanan pada Restoran Quick Chicken Sengkaling dan

Agar dapat bekerja tanpa menggunakan sikat ( brush ), arus searah yang diperlukan untuk membangkitkan medan magnet diberikan pada bagian yang tidak berputar

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti maka diperoleh bahwa disposisi/sikap pelaksana yang sudah cukup baik karena pada dasarnya pegawai sudah dapat mengerti dan

Konversi data merupakan suatu cara untuk mengganti/ merubah/ mengonversi suatu data yang bertipe data tertentu ke jenis tipe data lain, misalnya data string akan diproses sebagai