• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Penggunaan Media Prototipe Pada Mata Pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Garut.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Penggunaan Media Prototipe Pada Mata Pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Garut."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BANGUNAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

NEGERI 2 GARUT

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di Departemen

Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI

Oleh

Nanda Nashiha Ihsani

1106272

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

KONSTRUKSI BANGUNAN DI SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 GARUT

Oleh

Nanda Nashiha Ihsani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Nanda Nashiha Ihsani 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

NANDA NASHIHA IHSANI (1106272)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PROTOTIPE PADA

MATA PELAJARAN MENGGAMBAR KONSTRUKSI

BANGUNAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

NEGERI 2 GARUT

Disetujui dan disahkan oleh :

Mengetahui : Pembimbing I,

Drs. Nandan Supriatna, M.Pd. NIP. 196012241991011001

Ketua Departemen

Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI,

Drs. Odih Supratman, ST., M.T. NIP. 196208091991011002

Pembimbing II,

(4)

ABSTRAK

Efektivitas Penggunaan Media Prototipe Pada Mata Pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Garut

Nanda Nashiha Ihsani (1106272)

Prototipe adalah media yang berfungsi sebagai peraga dari benda yang besar dan kemudian diskalakan dalam bentuk yang proporsional. Penelitian ini menggunakan prototipe sebagai media ajar pada pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan (MKB) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 (SMKN 2) Garut. Prototipe diharapkan dapat merangsang peserta didik untuk berimajinasi membayangkan objek yang akan digambar. Prototipe digunakan sebagai media ajar pada pelajaran MKB karena beberapa kendala peserta didik dalam menggambar salah satunyaadalah sulit membayangkan objek gambar. Oleh karena itu, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah 1)Mengetahui hasil belajar peserta didik terhadap pembelajaran MKB dengan menggunakan media prototipe,2) Mengetahui perbedaan pembelajaran dengan menggunakan media prototipe dan pembelajaran tanpa media prototipe.Penelitian ini menggunakan metode quasi prototipe yang berarti membagi sampel menjadi dua kelas yaitu kelas non prototipe dan kelas prototipe. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah tes yang terdiri atas pretest-postest dan lembar observasi. Sampel penelitian dalam penelitian ini berjumlah 49peserta didik. Populasi pada penelitian berjumlah 71 peserta didikyang terdiri atas kelas XI Teknik Gambar Bangunan SMKN 2 Garut.Kesimpulan penelitian adalah penggunaan media prototipe sebagai kegiatan penunjang pembelajaran efektif untuk digunakan pada proses pembelajaran MKB. Nilai efektif ini dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik dan kondisi dalam kelas saat penggunaan prototipe.

(5)

ABSTRACT

Effectiveness of Using Prototype Media in Building Construction Drawing Lesson in SMKN 2 Garut

Nanda Nashiha Ihsani (1106272)

Prototype is media as model of large objects and then be scaled in the form of a proportionate. This research using the prototype as media learning in lesson of building drawing construction (MKB) in SMKN 2 Garut. Prototype be expected to create the students to imagine the object. Prototype use as media learning lesson MKB because some trouble of students in drawing one of them is imagine the object. Therefore, objectives in this research are; 1) to know of learning outcome on lesson MKB with using prototype, 2) to know of differences lesson with using prototype (experiment clases) and without prototype (control clases). This research use quasi experimental method where the sample divideto two classes there are control class and experiment classes. Instrument who use to collect data is test of pretest and posttest. Amount of sample in this research is 49 students and total of population in this research is 71 students of XI Technic drafting classin SMKN 2 Garut. This research conclusion the media prototype in learn activities is more effective to use on MKB (Building Drawing Construction) learning.

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

A. Tinjauan Mengenai Efektivitas ... Error! Bookmark not defined. B. Tinjauan Mengenai Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. C. Tinjauan Mengenai Media Pembelajaran Error! Bookmark not defined. D. Tinjauan Mengenai Prototipe ... Error! Bookmark not defined. E. Tinjauan Mengenai Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined. F. Tinjauan Mengenai Pelajaran MKB ... Error! Bookmark not defined. G. Penelitian yang Relavan ... Error! Bookmark not defined. H. Anggapan Dasar ... Error! Bookmark not defined. I. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

(7)

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. D. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. G. Menyajikan data Statistik ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. C. Pembahasan Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pemilihan Media Menurut Sifat Tugas Pembelajaran ... 16

Tabel 2.2 Pemilihan Media Menurut Sifat Respon Pembelajaran ... 17

Tabel 2.3 Pemilihan Media Menurut Konteks Pembelajaran ... 18

Tabel 2.4Pemilihan Media Menurut Isi Pelajaran... 19

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian ... 28

Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian ... 29

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 32

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 36

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda ... 37

Tabel 3.6 Daftar Hasil Uji Homogenitas Varian ... 46

Tabel 4.1 Hasil Belajar Peserta didik ... 50

Tabel 4.2 Persentase Indikator soal ... 52

Tabel 4.3 N-Gain Non prototipe ... 54

Tabel 4.4 N-Gain Prototipe ... 55

Tabel 4.5 Hasil Uji T Data Prestest ... 56

Tabel 4.6 Hasil Uji Data Posttest ... 57

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Pradigma Penelitian ... 39

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian ... 41

Gambar 4.1 Hasil Nilai Rata-rata ... 51

Gambar 4.2 Persentasi Indikator Soal ... 53

Gambar 4.3 Nilai Gain Peserta Didik ... 54

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 1.1 Perhitungan Validitas Lampiran 1.2 Perhitungan Realibilitas Lampiran 1.3 Perhitungan Taraf Kesukaran Lampiran 1.4 Perhitungan Daya Pembeda Lampiran 1.5 Perhitungan Uji Normalitas Lampiran 1.6 Rata-Rata Uji

Lampiran 1.7 Hasil Belajar Peserta didik Lampiran 1.8 Hasil N-Gain

Lampiran 2

Lembar Observasi Lembar Judgment Expert

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Prototipe Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Non prototipe Jawaban Soal Postest-Pretest Peserta didik

Lampiran 3

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman menunjukan banyak perubahan dalam kehidupan yang dipengaruhi oleh teknologi. Hal tersebut dapat dilihat melalui berkembangnya alat-alat canggih seperti gadget, kendaraan ringan, alat-alat rumah tangga, alat olahraga dan lain sebagainya yang mampu memudahkan semua urusan manusia. Disadari atau tidak, perkembangan teknologi yang semakin pesat seperti saat ini dapat terjadi karena pendidikan. Suatu negara menjadi negara yang maju dan mampu bersaing dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi karena pendidikan yang berstandar tinggi. Oleh karena itu, pendidikan dan model pembelajaran terus diteliti dan dikembangkan guna membuahkan generasi penerus bangsa yang religius, edukatif, ilmiah, dan sesuai dengan harapan bangsa.

Usaha dalam mewujudkan visi pendidikan dapat diraih dengan memberikan pelayanan terbaik dalam mendidik peserta didik. Hal tersebut dapat didukung oleh Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdikan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sejalan dengan undang-undang No. 20 tahun 2003, Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan dasar dan menengah, mengenai visi pendidikan menjelaskan bahwa visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

(12)

memahami terlebih dahulu makna dari pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, serta pembentukan sikap dan kepercayaan diri pada peserta didik. Agar materi pelajaran mudah diterima oleh peserta didik, maka perlu digunakan beberapa prinsip pengelolaan kelas, penentuan metode belajar, serta penggunaan media pembelajaran yang efektif, dan efisien.

Membahas mengenai pembelajaran, objek didik perlu ditentukan agar tepat sasaran. Penentuan sasaran ajar tersebut mempertimbangkan beberapa aspek diantaranya usia peserta didik, pemahaman peserta didik, dan jenjang pendidikan yang sudah dilalui peserta didik. Seperti dicantumkan pada undang-undang No 20 tahun 2003 pasal 14 tentang jalur, jenjang dan jenis pendidikan umum yaitu,

“Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah,

dan pendidikan tinggi”. Sejalan dengan undang-undang No 20 tahun 2003 pasal

14, pada pasal 18 tentang pendidikan menengah, dicantumkan bahwa “Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau bentuk lain yang sederajat

(13)

SMKN 2 Garut merupakan salah satu sekolah kejuruan yang membuka bidang studi keahlian teknologi dan rekayasa. Adapun program studi keahlian yang terdapat di SMKN 2 Garut salah satunya adalah program keahlian Teknik Gambar Bangunan (TGB). Pelajaran produktif yang ada pada program keahlian TGB terdiri atas Rencana Anggaran Biaya (RAB), Konstruksi Bangunan (KB), Menggambar Konstruksi Bangunan (MKB), interior eksterior, gambar teknik, mekanika teknik, ilmu ukur tanah, simulasi digital, dan autocad. Pelajaran– pelajaran kejuruan pada program keahlian TGB tersebut menekankan pada gambar dan estetika menggambar bangunan. Oleh karena itu, mata pelajaran konstruksi bangunan dibagi menjadi dua yaitu KB dan MKB. Pada pelajaran KB, peserta didik diajarkan teori konstruksi bangunan sedangkan pada pelajaran MKB peserta didik dilatih cara dan teknik menggambar bangunan.

Menggambar memerlukan pemahaman yang baik mengenai objek gambar agar peserta didik dapat menggambar dengan baik dan benar. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa peserta didik akan menemukan kesulitan dan hambatan berbeda-beda dalam menggambar. Berdasarkan hasil belajar MKB di kelas dan hasil diskusi dengan guru pamong mata pelajaran MKB di SMKN 2 Garut, 60% peserta didik mengalami kesulitan dalam menggambar bagian bangunan karena belum memahami konstruksi seutuhnya, sedangkan pada pelajaran teori, waktu yang tersedia cukup singkat dan tidak sesuai dengan tugas pada pelajaran menggambar. Hal tersebut terjadi karena berbagai faktor diantaranya karena fasilitas menggambar yang disediakan sekolah kurang memadai sehingga peserta didik menghabiskan banyak waktu untuk bergantian menggunakan alat gambar. Permasalahan lainnya yang sering muncul pada pelajaran MKB adalah peserta didik yang tidak begitu tertarik pada saat penyampaian teori di kelas bahkan sebagian peserta didik mengantuk saat guru menerangkan sehingga gambar yang dibuat tidak memenuhi standar kompetensi dasar yang sudah disusun. Permasalahan tersebut biasanya dapat diatasi dengan memberi inovasi pada media ajar, model pembelajaran dan lain sebagainya.

(14)

hlm.75), “Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media

merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan”. Oleh karena itu,

memilih media yang tepat merupakan hal yang penting untuk dilakukan sebagai persiapan mengajar.

Menyorot pada mata pelajaran MKB, maka media yang dibutuhkan oleh peserta didik adalah media yang dapat membantu peserta didik berimajinasi membayangkan objek yang akan di gambar. Sebagaimana diungkapkan oleh

Khamdan Kurniawan dkk (2015), “Alat peraga adalah suatu alat, biasanya tidak

dalam bentuk perangkat (set) yang digunakan dapat membantu memudahkan

memahami konsep secara tidak langsung”.Berdasarkan latar belakang yang

dikemukakan, penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian sebagai pengembangan inovasi media ajar dalam penguasaan materi pada mata pelajaran MKB untuk peserta didik SMK yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Media Prototipe Pada Mata Pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Di

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Garut”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

1) Identifikasi Masalah

Penulis perlu mengidentifikasi permasalah-permasalahan yang timbul dalam penelitian ini, agar menjadi jelas dan terarah. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Visi pendidikan nasional, yaitu terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah belum dapat dicapai.

2. Alat menggambar yang digunakan peserta didik dan merupakan fasilitas dari sekolah belum memadai.

3. Optimalisasi penggunaan media pembelajaran MKB masih perlu di kembangkan.

(15)

sedangkan menggambar merupakan modal untuk peserta didik di bangku SMK bekerja setelah lulus.

5. Perlu adanya media pembelajaran yang merangsang peserta didik untuk membayangkan objek gambar.

6. Suasana belajar dalam kelas tidak selamanya menyenangkan atau membosankan, sehingga ketidakstabilan seperti rasa kantuk kerap kali muncul dan membuyarkan konsentrasi peserta didik.

2. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan yang penulis miliki, penulis perlu menyederhanakan permasalahan yang telah dirumuskan. Berdasarkan hal tersebut, maka aspek yang diungkap dalam penelitian ini dibatasi yaitu dengan media prototipe dalam menjelaskan materi menggambar denah, tampak, potongan yang dianggap sulit oleh peserta didik ini memberikan hasil belajar yang baik dalam menyerap materi pelajaran atau sebaliknya, serta penelitian ini hanya pada mata pelajaran MKB dengan kompetensi dasar menerapkan kaidah gambar proyeksi dalam membuat dan menyajikan gambar proyeksi bangunan (gbr.situasi,denah,potongan,tampak) sesuai kaidah gambar teknik sesuai sesuai kaidah gambar teknik dengan silabus yang dipakai pada tahun ajaran 2014/2015 di program keahlian Teknik Gambar Bangunan (TGB) SMK Negeri 2Garut.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar peserta didik SMKN 2 Garut pada mata pelajaran MKB dengan menggunakan media prototipe?

(16)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai pada rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui hasil belajar peserta didik terhadap pembelajaran MKB dengan menggunakan media prototipe.

2. Mengetahui perbedaan pembelajaran di kelas yang menggunakan prototipe dengan yang tidak menggunakan prototipe.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan diantaranya : 1. Bagi peserta didik, penerapan media prototipe pada pembelajaran MKB diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada peserta didik untuk belajar aktif, mengoptimalkan pembelajaran di dalam dan di luar kelas dan dapat meningkatkan hasil belajar.

2. Bagi pendidik, sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan dan memperbaiki proses pembelajaran dengan mengoptimalkan penggunaan media prototipe sebagai media pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik.

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif penggunaan media pembelajaran pada sekolah tersebut.

4. Bagi peneliti, memperoleh pengalaman langsung dalam mengaplikasikan ilmu dan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media prototipe dalam pembelajaran.

E. Sistematika Penulisan

Agar penelitian ini dapat dipahami dengan mudah oleh berbagai pihak yang berkepentingan, maka penelitian ini dibagi menjadi lima bab yang tersusun berdasarkan struktur organisasi penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

(17)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisi tentang kajian pustaka secara teoritis yaitu tentang teori-teori yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian ini dan hipotesis. Melalui kajian pustaka dari teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan bagian yang bersifat prosedural. Bab metode penelitian berisi tentang desain penelitian, waktu dan lokasi penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan analisis data.

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Menyajikan uji coba alat pengumpulan data, hasil pengolahan data dan penafsiran data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis-jenis metode penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan tingkat kealamiahan objek yang diteliti. Sugiono (2014, hlm. 9) mengatakan

bahwa, “Berdasarkan tujuan, metode penelitian dapat diklasifikasikan menjadi

penelitian dasar (basic research), penelitian terapan (apliaed reasearch) dan penelitian pengembangan (research and development). Selanjutnya berdasarkan tingkat kealamiahan, metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi metode penelitian prototipe, survey dan naturalistik”. Tujuan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan media prototipe pada mata pelajaran MKB di SMKN 2 Garut. Agar tujuan dalam penelitian dapat tercapai dengan lancar, diperlukan adanya metode yang tepat. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2014):

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan, untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini dibutuhkan suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal” (hlm. 6).

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode quasi prototipe dengan pendekatan kuantitatif yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka), dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

(19)

Tabel 3.1 Pelakuan Kelas Prototipe-Non Prototipe

Pretest Perlakuan Postest

Kelas Prototipe O1-1 X O2-1

Kelas Non Prototipe O1-2 O2-2

Keterangan:

O1-1 : Pretest kelas Prototipe O1-2 : Pretest kelas Non Prototipe O2-1 : Postest kelas Prototipe O2-2 : Postest kelas Non Prototipe X : Perlakuan terhadap kelas

Peserta didik kelas XI TGB di SMKN 2 Garut terbagi ke dalam tiga kelas dengan kemampuan peserta didik yang berbeda-beda di setiap kelasnya. Diantara tiga kelas yang terdapat pada kelas XI TGB, ketiganya memiliki hasil belajar yang berbeda dalam mata pelajaran MKB sehingga terdapat kesulitan untuk menerapkan media prototipe pada ketiga kelas ini. Oleh karena itu, desain yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi eksperimen. Untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka digunakanlah desain eksperimen quasi tidak ekuivalen (quasi eksperimental nonquivalent control group design) yang berarti kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Kelas yang digunakan sebagai untuk penelitian ini adalah kelas XI TGB yang terdiri atas tiga kelas dan jumlah populasi sebanyak 71 peserta didik. Peserta didik akan dibagi ke dalam dua kelompok atau yang berarti diambil dua kelas untuk sampel. Kelompok pertama akan diberikan penerapan media prototipe dan kelompok yang lain tidak diberi penerapan media prototipe.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

(20)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Sugiyono (2014, hlm. 40) mengungkapkan, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sejalan dengan pendapat Sugiono, Sudjana (2005, hlm. 6) memaparkan, “Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya dinamakan populasi. Sedangkan sebagian yang diambil dari populasi disebut sampel. Adapun populasi yang belajar pelajaran MKB di SMKN2 Garut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian Kelas Jumlah Peserta didik

XI TGB 1 25

XI TGB 2 21

XI TGB 3 25

JUMLAH 71

Sumber: Dokumen SMKN 2 Garut

2. Sampel Penelitian

Menurut Riduwan (2011, hlm. 56) yang menyatakan bahwa “Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan

dapat mewakili seluruh populasi”. Pendapat serupa dipaparkan oleh Sugiyono

(2014, hlm. 118), bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karaketeristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel dalam penelitian ini diambil kelas

(21)

D. Instrumen Penelitian

1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 60) mengemukakan bahwa: “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Dinamakan variabel karena memiliki variasi. Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervariasi maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau obyek yang bervariasi. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Variabel X

X1 : Kelas Eksperimen X2 : Kelas Kontrol 2. Variabel Y : Hasil Belajar

Hasil belajar ini menunjukkan efektivitas penggunaan media prototipe, dalam hal ini efektivitas dilihat dari ketercapaian nilai hasil belajar peserta didik terhadap KKM.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006, hlm. 136) adalah “alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah”. Sejalan dengan pendapat

tersebut, Sugiono (2016, hlm. 148) menyatakan bahwa, “instrumen penelitian

adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial

yang diamati”. Penelitian ini menggunakan dua instrumen. Instrumen pretest dan postest

Pretest diberikan kepada peserta didik sebelum memulai pembelajaran

(22)

3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Setalah menentukan jenis instrumen, langkah selanjutnya adalah menyusun pertanyaan-pertanyaan. Penyusunan pertanyaan diawali dengan membuat kisi-kisi instrumen. Suharismi Arikunto (2010) memaparkan bahwa:

(23)

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

“Efektivitas Penggunaan Media Prototipe dalam Mata Pelajaran MKB Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Garut”

VARIABEL ASPEK INDIKATOR No Soal Instrument

Efektivitas

1. Menghitung luas, ukuran, dan tinggi elevasi denah 2. Mengetahui jenis kloset yang digunakan dan jumlah

pintu dan jendela yang terlihat dari denah

3. Mengetahui bagian yang terlihat dari potongan melintang 4. Memahami tujuan dari denah sehingga dapat mengetahui

tampak depan, belakang dan samping 5. Mengetahui Karakteristik dari tampak

6. Dapat Membedakan tampak depan, belakang dan samping

7. Mengetahui jenis atap dan pintu yang terlihat melalui tampak dan denah

8. Mengetahui dan memahami pengertian dan bagian dari potongan

(24)

4. Pengujian Instrumen Penelitian

a. Validitas Instrumen

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. seperti yang

diungkapkan oleh Arikunto (2010, hlm. 211) bahwa “Validitas adalah ukuran

yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian ini penulis mengadakan pengujian validitas soal dengan cara analisis butir soal. Pengujian validitas alat ukur, membutuhkan hasil dari perhitungan korelasinya yaitu dengan persamaan:

= √{ ∑ − ∑∑ − ∑ . ∑}{ ∑ − ∑ } (Sugiyono, 2014, hlm.255) Keterangan :

rXY = Koefisien korelasi

∑XY = Jumlah perkalian antara skor suatu butir dengan skor normal

∑x = Jumlah skor total dari seluruh responden dalam menjawab 1 soal yang diperiksa validitasnya

∑Y = Jumlah total seluruh responden dalam menjawab seluruh soal pada instrument tersebut

N = Jumlah responden uji coba

Setelah harga rxy diperoleh, kemudian didistribusikan ke dalam uji t dengan rumus :

ℎ� = �√�− √ −�

(Sugiyono, 2014, hlm. 255)

Keterangan :

(25)

Hasil thitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harga ttabel pada taraf kepercayaan 5 % dengan derajat kebebasan (dk) = n - 2. Kriteria pengujian item adalah jika thitung>ttabel maka suatu item dikatakan valid, apabila thitung < ttabel berarti tidak valid.

Jumlah responden yang diuji sebanyak 25, derajat kebebasan (dk) = n - 2 = 25 – 2 = 23 sehingga diperoleh ttabel = 0,505. Hasil perhitungan uji validitas dari 20 item soal terhadap 25 responden pada butir soal nomor 1 adalah sebagai berikut:

Didapatkan hasil jawaban responden sebagai berikut: X (skor soal 1) : 12 Langkah selanjutnya, untuk mengetahui validitas dari soal, dicari nilai thitung

ℎ� = �√�−

(26)

dapat digunakan untuk penelitian. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 1.1.

b. Reliabilitas Instrument

Arikunto (2010, hlm. 221) menerangkan bahwa “Reliabilitas menunjuk

pada suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul

data karena instrumen tersebut sudah baik”. Tujuan dilakukan uji reliabilitas adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistensy) hasil tes. Indeks reliabilitas bada pada rentang 0 – 1. Apabila hasil yang di dapatsemakin mendekati angka 1 maka instrumen semakin reliabel. Tingkat reliabilitas item dapat diketahui dengan menggunakanformula Kuder-Richardson 20 (KR-20), yaitu dikenakan pada skor dikotomi dari tes yang seolah-olah dibagi-bagi menjadi belahan sebanyak aitemnya. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :

− = −∑ (Arikunto, 2006, hlm. 98) Keterangan :

KR-20 = Realibilitas tes secara keseluruhan

p = Proporsi subyek yang menjawab item dengan benar q = Proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (1-p)

∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q n = Banyaknya item

S = Standar deviasi dari tes

(27)

Hasil perhitungan koefisien seluruh item yang dinyatakan dengan KR-20 adalah 0,87 yang berarti instrumen yang digunakan adalah reliabel. Perhitungan uji reliabilitas lebih detail disajikan dalam lampiran 1.2.

c. Uji Tingkat Kesukaran

Suryabrata (1987, hlm. 60) berpendapat, “kegunaan sesuatu soal dalam tes sebagian besar tergantung kepada kesesuaian taraf kesukaran soal itu bagi

kelompok yang dimaksudkan untuk dites”. Pada tes ini, uji tingkat kesukaran

dilakukan untuk mengetahui mengetahui perbandingan antara soal yang dianggap sulit dan mudah oleh responden yang selanutnya akan diterapkan untuk penelitian. Pada tes ini, perhitungan uji taraf kesukaran menggunakan rumusan sebagai berikut:

� =B (Suryabrata, 1997, hlm. 12) Keterangan:

P = tingkat kesukaran

B = peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar T = jumlah seluruh peserta didik peserta tes.

Kriteria untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik sehingga perlu dilakukan revisi, digunakan kriteria seperti pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran

No. Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi

1 0,70 TK ≤ 1,00 Mudah

2 0,30 TK ≤ 0,70 Sedang

3 0,00 ≤ TK ≤ 0,30 Sukar

Arikunto (2006: 214) 16 soal yang sudah valid dan kemudian di uji tingkat kesukarannya ternyata menghasilkan 10 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan 6 soal dengan tingkat kesukaran mudah. Berikut ini adalah perhitungantingkatkesukaran butir soal nomor 1:

(28)

Berdasarkan tabel 3.3 menganai kriteria tingkat kesukaran, hasil tingkat kesukaran 0,48 masuk dalam rentang 0,30 TK ≤ 0,70 yang berarti soal tersebut memiliki tingkat kesukaran sedang. Selanjutnya perhitungan seluruh butir soal terlampir dalam lampiran 1.3.

d. Uji Daya Pembeda

Uji daya pembeda suatu soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara peserta didik yang dapat menjawab soal dengan peserta didik yang tidak dapat menjawab soal. Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

� = − = � − � (Arikunto, 2006, hlm. 218) Keterangan:

D = indeks diskriminasi (daya pembeda) JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Sebagai acuan untuk mengklasifikasikan data hasil penelitian, maka digunakan kriteria seperti pada tabel 3.4.

Tabel 3.5Klasifikasi Daya Pembeda

No. Rentang Nilai D Klasifikasi

(29)

nilai D untuk uji daya pembeda masuk dalam kelompok kecil. Pada kelompok kecil, seluruh responden dibagi dua sama besar berdasarkan nilai tertinggi sampai terendah. Selanjutnya perhitungan dapat dilakukan sebgai berikut:

� =� −� = − = ,

Nilai D = 0,48 berada pada rentang 0,4 < D ≤ 0,70 dan masuk dalam klasifikasi daya pembeda baik. Hasil perhitungan selengkapnya disajikan dalam lampiran 1.4.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian menurut Sugiono (2014, hlm. 193) yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan realibilitas instrumen sedangkan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan dalam mengumpulkan data. Metode pengumpulan data yang dipilih untuk suatu penelitian dalam setiap variabel tergantung pada faktor jenis data dan ciri responden. Seperti yang diungkapkan oleh W. Gulo (2002, hlm. 115), suatu variabel dapat mempergunakan dua metode atau lebih, yang pertama adalah metode silang, dan yang lain adalah untuk kontrol silang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes.

E. Prosedur Penelitian

1. Pradigma Penelitian

(30)

Kelas yang menerima

Variabel X Variabel Y

Hasil Belajar Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Aspek yang diungkap:

1. Perbandingan hasil belajar kelas ekperimen dan kontrol.

2. gambaran proses belajar peserta didik dalam pembelajaran di kelas prototipe dan non prototipe

LATAR BELAKANG

Masih kurangnya pemahaman peserta didik terhadap materi mata pelajaran MKB yang diajarkan guru

GAGASAN

1. Mengetahui hasil belajar peserta didik mengenai materi pembelajaran di kelas

2. Mengetahui efektifitas penggunaan media prototipe pada peserta didik.

TUJUAN PENELITIAN

PENGARUH PENELITIAN

(31)

2. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah atau urutan-urutan yang dilalui atau dikerjakan dalam suatu penelitian. Berikut ini adalah tahapan prosedur penelitian:

1. mendefinisikan dan merumuskan masalah 2. melakukan studi kepustakaan

3. merumuskan hipotesis

4. menentukan model atau desain penelitian 5. mengumpulkan data

6. mengolah dan menyajikan informasi 7. menganalisis dan mengapresiasikan data 8. membuat kesimpulan

9. membuat laporan

(32)

Pungujian uji coba

Ya

Tidak Mulai

Uji Validitas dan Realibilitas

Pengujian Instrumen

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Ya

Uji Normalitas Uji Homogenitas

(33)

F. Analisis Data

Teknik analisis data dengan metode kuantitatif yaitu dengan diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan pada bab 1. Sebagaimana disebutkan oleh Sugiono (2014, hlm. 207), dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. kegiatan dalam analisis data adalah:

1. Mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden; 2. Mentabulasi data berdasarkan variabel dari selurpuh responden; 3. Menyajikan data tiap variabel yang diteliti;

4. Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah; dan 5. Melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

G. Menyajikan data Statistik

Teknik anasis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Penelitian ini dianalisis dengan statistik dekskriptif, yang berarti penyajian data dalam penelitian ini berupa tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desi, presentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi dan perhitungan prosentasi.

Pada penelitian ini, kerena menggunakan desain quasi experimental, maka terdapat dua kali analisis. Analisis yang pertama adalah menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen (O1 : O2). Analisis yang kedua adalah menguji hipotesis yang diujikan. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah tes untuk dua sampel. Pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan perbedaan antara kelas kontrol dan eksperimen. Jika kelas kontrol mendapatkan hasil yang sama dengan kelas eksperimen, maka penerapan media prototipe ini tidak efektif, tetapi jika kelas eksperimen lebih besar dari kontrol, maka penerapan media prototipe efektif.

(34)

realibilitas, uji taraf kesukaran, dan uji daya pembeda. Sedangkan untuk instrumen lembar observasi uji yang digunakan adalah judgment ekspert. Adapun uji untuk pengolahan data yaitu dengan perhitungan N-Gain, uji kecenderungan, uji normalitas, uji homogenitas, dan uji T. Uji-uji dalam pengolahan data ini ditentukan berdasarkan teknik pengumpulan data penelitian.

1. N-Gain

Gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep peserta didik setelah pembelajaran dilakukan guru.Skor gain diperoleh dari selisih skor tes awal dan tes akhir. Rumus untuk menghitung nilai gain sebagai berikut:

G = Sf – Si Keterangan:

G = gain

Sf = skor tes awal (pretest) Si = skor tes akhir (posttest)

Skor N-Gain didapatkan dari perhitungan selisih antara nilai pretest dan postest. Gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

<g> =(<Sf>- <Si>)/100-<Sf>)/n ... (Hake, 1999, hlm. 65)

Keterangan:

= rata-rata gain yang dinormalisasi

� = rata-rata gain aktual

� = gain maksimum yang mungkin terjadi = rata-rata skor tes akhir (posttest)

� = rata-rata skor tes awal (prestest)

Tinggi rendahnya N-gain setelah itu diinterpretensikan dengan klasifikasi sebagai berikut:

jika g ≥ 0,7, maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori tinggi,

(35)

2. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Kenormalan data diuji dapat dilakukan dengan menggunakan distribusi Chi-kuadrat. Langkah-langkah yang digunakan dalam menguji normalitas distribusi frekuensi berdasarkan Chi-Kuadrat (� adalah sebagai berikut:

a) Mencari skor terbesar dan terkecil b) Menentukan nilai rentang (R)

R= skor max - skor min

c) Menentukan banyaknya kelas (K)

k = + , log

d) Menentukan panjang kelas interval (i)

� = = ...(Riduwan, 2009, hlm. 121) e) Membuat tabel distribusi frekuensi

f) Menghitung rata-rata (Mean)

�̅ =∑ ���

g) Mencari simpangan baku (standar deviasi)

= √ . ∑ � �� −

h) Membuat daftar distribusi frekuensi yang diharapkan dengan cara :

1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

2. Menghitung nilai Z skor untuk batas kelas interval dengan rumus:

� =�� − �̅

3. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas.

(36)

yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

5. Menentukan frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n).

i) Mencari Chi-Kuadrat hitung (�

� = ∑�= − ... (Riduwan, 2009, hlm. 124)

j) Membandingkan � hitung dengan � tabel

k) Dengan membandingkan � hitung dengan � tabel untuk dan derajat kebebasan (dk)=k-1 dengan pengujian kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika � hitung≥� tabel berarti distribusi data tidak normal, sebaliknya jika

hitung≤ � tabel berarti data distribusi normal.

Apabila data berdistribusi normal maka menggunakan analisis statistik parametrik. Dalam analisis statistik parametrik ada pengujian persyaratan analisis yaitu uji linieritas regresi, uji korelasi menggunakan pearsonproduct momen, koefisien determinasi (KD) dan pengujian hipotesis.

Hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat diperoleh harga Chi-Kuadrat (2) kelas eksperimen = 7,909 pada pretest dan 2,892 pada postest. Nilai Chi-Kuadrat (2) yang didapat dikonsultasikan pada tabel � dengan dk = k - 1= 6-1 = 5. Dari tabel distribusi 2 diperoleh 2(95%)(6) = 11,070. Kriteria pengujiannya sebagai berikut ini.

Jika 2hitung ≥2 tabel, artinya distribusi data tidak normal. Jika 2 hitung <2 tabel, artinya distribusi data normal.

(37)

3. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians dari populasi yang beragam menjadi satu ragam atau ada kesamaan dan layak untuk diteliti. Langkah yang ditempuh untuk melakukan uji homogenitas adalah sebgai berikut:

1) Menentukan variasi data

2) Menentukan derajat kebebasan (dk)

dk1 = n1– 1 dan dk2 = n2– 1 3) Menghitung nilai tingkat homogenitas (F)

Fhitung = �

Keterangan :

Sb2 = varian terbesar Sk2 = varian terkecil

4) Menentukan nilai uji homogenitas tabel. Jika Fhitung < Ftabel, maka data berdistribusi homogen.

Tabel 3.6Daftar Hasil Uji Homogenitas Varian

Data Kelas N Varians Fhitung Ftabel Ket.

Pretest Prototipe 25 81,36 0,277 2,080 Homogen

Non prototipe 21 293,48

Posttest Prototipe 25 48,83 0,519 2,080 Homogen

Non prototipe 21 94,11

N-Gain Prototipe 25 0,0149 0,502 2,080 Homogen

Non prototipe 21 0,0298

(38)

4. Uji-t (t-Test)

Uji T digunakan untuk mengetahui perbedaan dari dua data yang didapat, yaitu data dari kelas Prototipe dan kelas non prototipe. Agar dapat menguji hipotesis dari kedua rumus ini maka peneliti menetapkan hipotesis. Jika hasil uji yang diperoleh dari penelitian berbeda dari hasil yang diharapkan, maka hipotesis ditolak. Adapun sebaliknya, jika hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan, maka hipotesis diterima. Terdapat dua macam kekeliruan yang dapat terjadi. Sudjana (2005, hlm. 220) menyebutkan, kekeliruan tersebut adalah:

Kekeliruan tipe I: ialah menolak hipotesis yang seharusnya diterima Kekeliruan tipe II: ialah menerima hipotesis yang seharusnya ditolak Agar penelitian dapat dilakukan, maka kekeliruan tersebut dinyatakan sebagai peluang. Pengujian hipotesis akan menghasilkan kesimpulan penerimaan atau penolakan hipotesis. Perumusan hipotesis yang mengandung pengertian sama atau tidak memiliki perbedaan disebut hipotesisi nol (Ho) sedangkan hipotesis yang yang mengandung pengertian tidak sama, lebih besar, atau lebih kecil disebut hipotesisi alternatif (Ha). Pasangan Ho dan Ha dalam Sudjana (2005, hlm. 223) dirumuskan sebagai berikut:

Ho:� = � Ha:� ≠ �

Adapun kriteria untuk hipotesis efektif atau tidak pada penelitian ini dapat dtentukan jika diketahui � adalah kelas non prototipe dan � adalah kelas Prototipe maka:

Ho:� =� : “tidak terdapat peningkatan pada hasil belajar peserta didik dengan diterapkannya media prototipe ”;

Ha : � <� : “terdapat peningkatan pada hasil belajar peserta didik dengan diterapkannya media prototipe”.

Penelitian ini, mencari tahu mengenai peningkatan hasil belajar yang berarti pengujian hipotesisnya adalah uji satu pihak (one tile test) kiri. Perumusan Ho dan Ha pada uji satu pihak kiri adalah:

atau Ho:� = � Ha:� > �

atau

(39)

Ho:� = � Ha:� < �

Langkah yang ditempuh untuk melakukan uji ini adalah jika � = � , tidak diketahui, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

= ̅ − ̅

+ ... (Sudjana, 2005, hlm. 239)

Kriteria pengujian pada rumus di atas adalah:

Jika thitung ≤ - ttabel dimana ttabel didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 - 2) peluang (1 –α) maka Ho ditolak.

Jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka Ho diterima.

5. Kriteria Efektifitas

Tingkat efektifitas dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut ini: P = � %

Keterangan:

P = Persentase

f0 = Jumlah skor yang muncul N = Jumlah skor total

Jika output aktual berbanding output yang ditargetkan lebih besar atau sama dengan 1 (satu), maka akan tercapai efektifitas. Sebaliknya, jika output aktual berbanding output yang ditargetkan kurang daripada 1 (satu), maka efektifitas tidak tercapai.Efektivitas dalam pembelajaran memiliki tingkat kriteria seperti yang terdapat dalm Sugiyono (2014), yaitu:

0% - 20% = sangat tidak efektif 21% - 40% = tidak efektif 41% - 60% = cukup efektif 61% - 80% = efektif

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian “Efektivitas Penggunaan Media Prototipe pada Pembelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Garut, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan media prototipe pada pelajaran MKB adalah efektif. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik pada kelas prototipe yang meningkat lebih besar dari kelas non prototipe.

2. Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara kelas non prototipe dan prototipe. Perbedaan tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil belajar pada kelas prototipe yang lebih besar, antusias peserta didik selama pembelajaran pada kelas prototipe yang lebih baik dari kelas non prototipe, keaktifan bertanya dan berdiskusi pada kelas non prototipe lebih besar dari kelas prototipe dan aktifitas dalam kelas selama pembelajaran berlangsung.

Dua kesimpulan di atas menunjukan bahwa penggunaan media prototipe pada pelajaran MKB terbukti efektif untuk menigkatkan hasil belajar. Hasil ini dapat dilihat dari ketercapaian nilai peserta didik terhadap mata pelajaran MKB yang berada pada kategori yang sangat efektif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan mengenai penelitian “Efektivitas Penggunaan Media Prototipe pada Mata Pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Garut”, penulis memberikan saran sebagai berikut:

(41)

2. Bagi guru, agar lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi ajar. Media prototipe dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar peserta didik.

3. Bagi peserta didik, diharapkan peserta didik dapat lebih aktif dalam mata pelajaran MKB khususnya pembelajaran yang melibatkan sesi tanya jawab, dan dapat mengemukakan pendapat tentang pengetahuan yang dimilikinya pada saat kegiatan belajar.

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Apriliyani, dkk. (2014). Tesis Pascasarjana Pendidikan IPS Univrsitas Lampung. Pengembangan Media Gambar Realita dalam Pembelajaran IPS di SD, 1 (1), hlm. 1-14.

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Divisi Buku Perguruan Tinggi Raja Grafindo Persada.

Arya. (2010). Teori belajar Behaviorisme. [online]. Tersedia: http://belajarpsikologi.com/teori-belajar-behaviorisme/html [15 Mei 2015). Danfar. (2009). Pengertian Efisiensi dan Efektivitas. [online]. Tersedia:

http://Dansite.wordpress.com [29 Mei 2015].

Darhim. (1994). Materi Pokok Media Pengajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dimyati dan Mujiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Kurniawan, dkk. (2015). Media Pembelajaran. Tersedia:

http://www.khamdankurniawan.wordpress.com/media-prototipe [27 April 2015].

Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Hake. (1999). Uji Normalitas Gain. [online]. Tersedia: http://wikisains.blogspot.co.id/2011/01/uj-normalitas-gain.html [11 September 2015].

Hamalik, O. (1985). Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung: CV. Sinarbaru.

Hustadi, Cecep., dan Bambang Sutjipto. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Kamus Internet. (2015).

(43)

Linda. (2011). Penggunaan Prototipe. Tersedia: https://lindaajja.wordpress.com/ [18 Oktober 2015].

Mufhidin, A. (2013). Efektivitas Penggunaan Media Edmodo Sebagai Kegiatan Penunjang Pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan di SMK Negeri 1 Majalengka. Tidak Diterbitkan.

Nursuprianah, Indahn dan Aan Ani. (2010). Pengaruh Penggunaan Alat Pereaga Lingkaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Pembelajaran Keliling dan Luas Lingkaran. 1, (2), hlm. 73-80.

Permendiknas No. 41 tahun 2007.

Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Senjaya, S. (2010). Pengertian Respon. [online]. Tersedia: http://sutisna.com/artikel-ilmu-sosial/pengertian-respon/html [05 Mei 2015]. Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. d. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherlan, A. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: FIP UPI.

Suryabrata, S. (1987). Pengembangan Tes Hasil Belajar. Jakarta: Rajawali Pers. Susilana, Rudi. dan Cepi Riyana. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan-FIP Universitas Pendidikan Indonesia.

Undang-Undang No. 20 tahun 2003.

Gambar

Tabel 3.1 Pelakuan Kelas Prototipe-Non Prototipe
Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat Hubungan Antara Masuk Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Hasil Belajar Menggambar Teknik :(2) Terdapat Hubungan

PENGARUH PEMAHAMAN SISWA TENTANG LEMBAR KERJA TERHADAP PROSES PENGGAMBARAN KUSEN PADA PROGRAM STUDI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMKN 9 GARUT.. Universitas Pendidikan Indonesia |

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN JOB SHEET DALAM PEMBELAJARAN UKUR TANAH KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIREBON. Disetujui dan

Pada jurusan teknik gambar bangunan, kompetensi kejuruan yang ada salah satunya adalah menggambar dengan perangkat lunak, dimana siswa dituntut untuk mampu mengoperasikan

Konstruksi yang digunakan pada Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Modern menggunakan pendekatan arsitektur ekologis dengan menerapakan pemilihan material

Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Memelajari Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Peserta didik

Kompetensi pedagogik guru mata pelajaran menggambar konstruksi atap yang telah dilakukan pada SMK dengan program keahlian Teknik Gambar Bangunan (TGB) se-Surabaya,

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN Bidang