EKSPLORASI GEN NRPS (NONRIBOSOMAL PEPTIDE SYNTHETASE) DARI BAKTERI ENDOFIT PADA AKAR TUMBUHAN OBAT (Ageratum
conyzoides L. DAN Vetiveria zizanioides L.)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Sains
oleh:
Sandy Ahmad Herdiansyah
NIM 1105084
PROGRAM STUDI BIOLOGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM
EKSPLORASI GEN NRPS (NONRIBOSOMAL PEPTIDE SYNTHETASE) DARI BAKTERI ENDOFIT PADA AKAR TUMBUHAN OBAT (Ageratum
conyzoides L. DAN Vetiveria zizanioides L.)
Oleh:
Sandy Ahmad Herdiansyah 1105084
Sebuah skripsi yang diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Sandy Ahmad Herdiansyah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Hak Cipta dilindungi undang-undang
LEMBAR PENGESAHAN
Eksplorasi Gen NRPS (Nonribosomal Peptide Synthetase) dari Bakteri Endofit pada Akar Tumbuhan Obat (Ageratum conyzoides L. dan Vetiveria
zizanioides L.)
Oleh
Sandy Ahmad Herdiansyah 1105084
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I
Dr. Hj. Any Fitriani, M.Si. NIP. 196502021991032001
Pembimbing II
Dra. R. Kusdianti, M.Si NIP. 196402261989032004
Mengetahui,
Kepala Departemen Pendidikan Biologi
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
ABSTRAK
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
ABSTRACT
Study to analyze nonribosomal peptide synthetase (NRPS) gene diversity on bacterial endophyte isolates from roots of Vetiveria zizanioides and Ageratum conyzoides has been conducted. The aim of the research is to study the presence and diversity of NRPS gene on nine bacterial endophytes from root of medicinal plant. The bacterial DNA chromosomes has been isolated and amplified by PCR methods using primer which targeting adenilation domain of NRPS gene. The amplified segments were sequenced and analyzed in silico with bioinformatics methods. The 700 bp length DNA segment have been amplified on seven bacterial endophyte isolates of plant root. Bioinformatics analysis of the DNA sequence showed that all of the amplicon were coding NRPS enzymes that contain conservative domains of AFD superfamily. Sequence motif that determine NRPS substrates detected from three sequences of bacterial endophyte. Phylogenetic studies indicates that NRPS genes from V. zizanioides endophytes were grouping with NRPS from Gammaproteobacteria group, otherwise NRPS genes from A. conyzoides were grouping with NRPS genes from Firmicutes Group. Study indicates that NRPS genes of bacterial endophytes from each host plants evolved separately.
v
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar belakang ... 1
B. Rumusan masalah ... 3
C. Batasan masalah ... 3
D. Tujuan ... 3
E. Manfaat ... 3
BAB II BAKTERI ENDOFIT, KOMPLEKS ENZIM NRPS, DAN METODE MOLEKULER DETEKSI GEN ... 6
A. Bakteri Endofit... 5
B. Kompleks Enzim NRPS ... 10
C. Ageratum conyzoides ... 12
D. Vetiveria zizanioides ... 14
E. Metode Molekuler dalam Analisis Gen ... 17
1. Elektroforesis Gel ... 17
2. Kuantifikasi DNA ... 20
3. Isolasi Segmen Tertentu pada DNA ... 22
4. Sikuensing ... 28
vi
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
A. Desain Penelitian ... 30
B. Populasi dan Sampel ... 30
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 30
D. Alat dan Bahan ... 30
E. Langkah Kerja ... 30
1. Tahap Persiapan ... 30
2. Isolasi DNA Kromosom ... 31
3. Pengukuran Konsentrasi dan Kemurnian DNA ... 32
4. Elektroforesis DNA ... 32
5. Amplifikasi DNA ... 33
6. Sikuensing DNA ... 33
7. Analisis Data Bioinformatika ... 34
F. Alur Penelitian ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Kualitas dan Kuantitas Sampel DNA ... 36
B. Amplifikasi Gen NRPS ... 38
C. Pensejajaran Sikuens DNA ... 39
D. Analisis Domain Konservatif ... 42
E. Prediksi Substrat Enzim NRPS ... 44
F. Pohon Filogenetik ... 46
BAB V PENUTUP ... 51
A. Kesimpulan ... 51
B. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 52
vii
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Karakteristik buffer TAE dan TBE ... 20
4.1. Konsentrasi dan kemurnian sampel DNA bakteri endofit ... 37
4.2. Hasil analisis homologi amplikon bakteri endofit ... 40
4.3. Hasil deteksi domain spesifik sikuen bakteri endofit ... 43
viii
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Proses kolonisasi bakteri endofit pada jaringan akar dan xilem ... 7
2.2. Contoh senyawa yang dihasilkan bakteri endofit pada tumbuhan ... 8
2.3. Proses pembentukan peptida nonribosom pada enzim NRPS ... 11
2.4. Ageratum conyzoides ... 13
2.5. Vetiveria zizanioides ... 15
2.6. Skema ilustrasi susunan elektroforesis horizontal ... 18
2.7. Elektroforegram marker pada berbagai konsentrasi ... 19
2.8. Gambaran reaksi molekul DNA pada PCR ... 23
2.9. Grafik hubungan suhu dan waktu pada siklus PCR ... 24
2.10. Grafik pembacaan sikuens DNA. ... 29
4.1. Elektroforegram sampel DNA kromosom bakteri endofit ... 36
4.2. Elektroforegram amplikon PCR gen NRPS ... 38
4.3. Daerah domain adenilasi target primer A3F – A7R ... 39
4.4. Diagram hasil analisis CDS pada sikuen bakteri endofit ... 42
1
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagai negara dengan iklim tropis, Indonesia memiliki wilayah dengan
biodiversitas yang tinggi. Faktor lingkungan sangat mendukung tumbuhnya
berbagai jenis tumbuhan yang tersebar di wilayah Indonesia. Banyak jenis
tumbuhan tersebut memiliki nilai etnobotani, menunjukkan tingginya potensi
sumber daya hayati nusantara. Penggunaan tersebut tidak terlepas dari keberadaan
senyawa bioaktif yang dimiliki oleh tumbuhan. Berbagai senyawa bioaktif yang
dimiliki oleh tumbuhan telah banyak diekstraksi, diidentifikasi dan dikaji
keefektifannya dalam menangani penyakit dan penyebabnya. Cara tersebut
menunjukkan tren baru pemanfaatan senyawa bioaktif dalam pengembangan obat
- obatan (Keller & Nugraha, 2011).
Akar wangi (Vetiveria zizanioides) dan babadotan (Ageratum conyzoides)
merupakan tumbuhan yang memiliki nilai etnobotani dengan pemanfaatan sebagai
tumbuhan obat oleh masyarakat Indonesia, khususnya dalam penanganan luka.
Akar wangi dan babadotan memiliki banyak jenis metabolit sekunder yang
terakumulasi pada berbagai bagian organ. Beberapa jenis metabolit sekundernya
pun diproduksi sebagai minyak esensial pada kedua jenis tumbuhan (Amadi et al.,
2012 ; Maffei, 2002). Kelompok senyawa bioaktif yang disintesis oleh kedua
tumbuhan meliputi kelompok senyawa fenol, terpenoid, alkaloid, dan flavonoid.
Variasi senyawa yang tinggi menyebabkan tingginya potensi penggunaan kedua
tumbuhan sebagai sumber daya biologis senyawa aktif yang fungsional (Keller &
Nugraha, 2011).
Senyawa bioaktif yang berada pada tumbuhan tidak hanya dihasilkan oleh
tumbuhan itu sendiri. Beberapa mikroorganisme endofit yang hidup dalam
tumbuhan menghasilkan berbagai jenis senyawa aktif yang terakumulasi pada
jaringan tumbuhan. Senyawa hasil sintesis bakteri endofit tersebut memiliki
fungsi yang bermacam – macam, diantaranya sebagai senyawa antibakteri,
antifungal, dan fitohormon. Berbagai jenis senyawa bioaktif telah diisolasi dari
mikroorganisme endofit pada tumbuhan. Namun, keragaman jenis senyawa
2
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
bioaktif yang dapat diproduksi oleh mikroorganisme sangat tinggi sehingga
diperkirakan masih banyak jenis senyawa aktif yang belum tereksplorasi
(Clardy et al., 2006). Keragaman senyawa hasil sintesis mikroorganisme
menunjukkankan potensi mikroorganisme sebagai sumber senyawa bioaktif
dengan fungsi spesifik, diantaranya adalah senyawa antibakteri dan antifungal
(Gunatilaka, 2006)
Eksplorasi senyawa aktif juga dilakukan dengan mempelajari jalur biosintesis
dari senyawa yang dihasilkan mikroorganisme. Kelompok senyawa poliketida
dan peptida nonribosom, atau hibrida antara keduanya merupakan kelompok
senyawa bioaktif yang memiliki aktivitas antibakteri. Kompleks enzim
multimodular Polyketide Synthase (PKS) dan Non Ribosomal Peptide Synthase
(NRPS) merupakan kelompok enzim yang terlibat dalam sintesis kelompok
senyawa aktif poliketida dan peptida nonribosom (Fishbach & Walsch, 2006).
Studi molekuler saat ini banyak berfokus pada pencarian gen yang
mengekspresikan enzim NRPS dan PKS, serta mempelajari evolusi dan
keragaman dari enzim tersebut. Studi juga memprediksi senyawa aktif yang dapat
disintesis oleh enzim yang dihasilkan. Hal tersebut dilakukan karena kedua gen
tersebut memiliki potensi yang besar bagi perkembangan senyawa antibiotik
generasi berikutnya (Amoutzias et al., 2008).
Kompleks enzim pada sistem NRPS mikroorganisme terdiri dari banyak
modul yang rangkaiannya dapat bermacam - macam pada tiap jenis bakteri,
sehingga variasi dari produk peptida nonribosom yang dihasilkan sangat beragam.
Selain itu, substrat asam amino yang digunakan oleh enzim NRPS dalam
mensintesis peptida non ribosom tidak terbatas pada yang digunakan dalam sistem
sintesis protein ribosom. Sintesis protein pada ribosom hanya menggunakan 20
jenis substrat asam amino, sementara enzim NRPS dapat menggunakan 20 asam
amino berikut jenis asam amino yang lain misalnya ornithin dan asetilsteamin.
Kelebihan tersebut menyebabkan kompleks enzim NRPS digunakan oleh
mikroorganisme untuk mensintesis senyawa bioaktif yang bervariasi (Konz &
Marahiel, 1999).
Berdasarkan beberapa penelitian, bakteri endofit yang memiliki karakteristik
3
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
kompleks enzim NRPS (Neilan et al., 1999 ; Okoro et al., 2009 ; Zhang et al.,
2009) Tumbuhan obat seperti V. zizanioides dan A. conyzoides merupakan habitat
bagi bakteri endofit yang mengkolonisasi jaringan akar tumbuhan. Bakteri endofit
pada tumbuhan obat banyak terdeteksi memiliki gen yang mengekspresikan
kelompok enzim NRPS dan PKS (Miller et al., 2012). Isolat bakteri endofit akar
tumbuhan A. conyzoides dan V. zizanioides diprediksi memiliki gen NRPS yang
berperan dalam produksi senyawa bioaktif, terutama isolat bakteri endofit yang
memiliki aktivitas antibakteri. Untuk mempelajari potensi genetik isolat bakteri
endofit pada kedua akar tumbuhan, perlu dilakukan deteksi gen biosintesis
senyawa aktif, khususnya gen NRPS dengan metode molekuler. Oleh karena itu,
perlu dilakukan studi untuk mempelajari gen NRPS pada bakteri endofit akar
A.conyzoides dan V. zizanioides.
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana keragaman gen NRPS pada bakteri endofit akar tumbuhan obat (V. zizanioides dan A. conyzoides) ?”
C. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan ruang lingkup penelitian, pembatasan dilakukan pada
parameter :
1. Sampel yang digunakan yaitu lima isolat bakteri endofit akar V. zizanioides dan
empat isolat bakteri endofit A. conyzoides.
2. Analisis yang dilakukan adalah analisis homologi sikuen dan kekerabatan
sikuen NRPS berdasarkan hasil komparasi sikuen dari isolat bakteri yang
terdeteksi memiliki gen tersebut.
3. Primer yang digunakan untuk deteksi gen NRPS adalah pasangan primer
forward – reverse A3F dan A7R (Ayuso-Sacido & Genilloud, 2003).
D. Tujuan
Tujuan dari penelitian yaitu menganalisis keragaman gen NRPS pada bakteri
4
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015 E. Manfaat
1. Memberikan informasi isolat bakteri endofit akar V. zizanioides dan A.
conyzoides yang memiliki gen NRPS.
2. Memberikan informasi mengenai keragaman gen NRPS dari isolat bakteri
endofit V. zizanioides L. dan A. conyzoides.
3. Sebagai pustaka dalam pengembangan penelitian selanjutnya, dalam
pengembangan produk antibiotik dari metabolit sekunder dengan bantuan gen
NRPS yang disintesis dari bakteri endofit.
4. Sebagai tambahan ilmu khususnya dalam bidang mikrobiologi dan biologi
30
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif membahas secara sistematik suatu fakta dan karakteristik pada populasi
tertentu secara faktual dan akurat (Isaac & William, 1971)
B. Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel pada penelitian adalah isolat biakan murni bakteri
endofit akar tumbuhan Ageratum conyzoides L. dan Vetiveria zizanioides L yang
berjumlah sembilan buah. Sampel merupakan hasil isolasi yang dilakukan pada
penelitian sebelumnya (Permatasari, 2011).
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan selama bulan Maret hingga September 2015 di
Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Riset Bioteknologi, Departemen
Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
D. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian merupakan yang tersedia di
Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Riset Bioteknologi Departemen
Pendidikan Biologi UPI. Daftar alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini
dijabarkan secara rinci pada Lampiran 1.
E. Langkah Kerja
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi pembuatan medium, sterilisasi alat dan bahan, dan
subkultur bakteri. Medium tumbuh yang digunakan adalah Luria Bertani (LB)
agar dan LB cair yang telah disterilisasi sebelum penggunaan. Sterilisasi
menggunakan alat autoclave pada suhu 121oC selama 15 menit.
31
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
Subkultur bakteri dilakukan dalam laminar air flow dengan peralatan yang
telah disterilisasi. Sembilan isolat bakteri yang diawetkan pada medium cryo
ditumbuhkan pada medium LB agar steril . Setiap biakan murni diinkubasi pada
suhu 37o C selama 24 jam lalu dipindahkan ke dalam kulkas 4o C. Isolat bakteri ini
digunakan sebagai stok dan disubkultur ke medium agar yang baru pada saat
persiapan isolasi DNA.
2. Isolasi DNA Kromosom
Untuk preparasi isolasi DNA kromosom bakteri, sembilan isolat bakteri
endofit ditumbuhkan selama 18 jam pada medium LB cair. Isolasi DNA dilakukan
dengan metode Wilson (1997). Sebanyak 1,5 ml kultur dipindahkan ke dalam
tabung mikro dan disentrifugasi selama 2 menit pada 10.000 rpm untuk
mendapatkan pelet sel bakteri. Pemisahan sel pelet bakteri dari supernatan
medium terus dilakukan hingga jumlah sel mencapai ± 100 µl. Medium lalu
dibuang sampai habis, dan pelet diresuspensi pada 567 µl TE.
Pelet yang tersuspensi pada TE ditambahkan deterjen 10% SDS sebanyak 30
µl dan proteinase K sebanyak 3 µl. Campuran diinkubasi selama 1 jam pada suhu
37o C. Setelah inkubasi, ditambahkan 100 µl 5 M NaCl, dan 80 µl larutan CTAB.
Sampel diinkubasi pada suhu 65o C selama 10 menit supaya CTAB dapat bekerja
mengikat debris protein dan polisakarida. Lalu ditambahkan larutan kloroform
isoamil alkohol (24 : 1) dan disentrifugasi pada 15.000 rpm selama 5 menit. Fasa
atas yang jernih dipindahkan ke dalam tabung mikro yang baru. Tabung yang
mengandung supernatan lalu ditambahkan ethanol absolut dan disentrifugasi pada
15.000 rpm selama 5 menit untuk mengendapkan DNA. Supernatan dibuang dan
pelet DNA lalu dicuci dengan menggunakan ethanol 70%, disentifugasi selama
15. 000 rpm selama 5 menit. Pelet DNA lalu dikeringkan pada oven, dan
diresuspensi dengan menggunakan pelarut TE sebanyak 50 µl. Selanjutnya
kualitas dan kuantitas DNA diukur dengan metode spektrofotometri dan
elektroforesis.
32
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
3. Pengukuran Konsentrasi dan Kemurnian DNA
Pengukuran konsentrasi dan kemurnian DNA dilakukan berdasarkan
Sambrook & Russel (2001). Konsentrasi DNA hasil isolasi ditentukan pengukuran
absorbansi DNA untuk panjang gelombang 260 nm dengan menggunakan
spektrofotometer. Konsentrasi DNA yang diperoleh menentukan volume DNA
yang mesti dimasukkan pada tahap PCR. Parameter yang dihitung selain
konsentrasi yaitu kemurnian DNA. Angka kemurnian DNA didapat dengan
menghitung rasio absorbansi pada panjang gelombang 260 dan 280 nm.
Berdasarkan Sambrook et al. (2001), rumus yang digunakan dalam menghitung
kedua parameter adalah sebagai berikut :
(i) Konsentrasi DNA = A260 x faktor pengenceran x 50 (ng/ µl)
(ii) Kemurnian DNA = A260 / A280
4. Elektroforesis DNA
Elektroforesis dilakukan dengan menggunakan alat elektroforesis gel mini.
Dalam penelitian ini elektroforesis digunakan untuk mengecek kualitas DNA
kromosom dan pengecekan amplikon hasil PCR. Langkah kerja dilakukan
berdasarkan Sambrook & Russel (2001) dengan konsentrasi gel berdasarkan
Ayuso-Sacido dan Genilloud (2005). Proses elektroforesis dilakukan pada 1% gel
agarose. Gel agarose dilarutkan dengan konsentrasi 1 % pada buffer TBE 0,5X
dan dihomogenkan dengan pemanasan pada microwave. Gel agarose dalam
kondisi hangat dituangkan pada cetakan yang telah dilengkapi sisir, untuk
membentuk sumur elektroforesis. Gel yang telah dituang dibiarkan hingga
memadat.
Cetakan gel yang telah memadat diletakkan pada kolom elektroforesis.
Kolom elektroforesis telah diisi dengan buffer TBE 0,5X sehingga gel terendam
dengan buffer TBE. Masing – masing sampel amplikon sebanyak 2 µl
dicampurkan dengan 1 µl loading dye lalu dimasukkan ke dalam sumur
elektroforesis yang tersedia.. Sampel dielektroforesis dengan tegangan 80 volt
selama 40 menit.
Visualisasi hasil elektroforesis menggunakan bahan etidium bromida yang
33
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
Gel yang berisi pita DNA direndam selama 5 menit pada ethidium bromida
dengan konsentrasi 0,5 µg/ml. Gel dibilas selama 3 menit dengan menggunakan
aquades untuk membersihkan kelebihan ethidium bromida. Gel diamati dibawah
sinar UV, lalu didokumentasikan.
5. Amplifikasi DNA
Proses amplifikasi DNA dilakukan dengan metode PCR. Langkah pertama
yang dilakukan adalah mencampurkan bahan PCR dengan volume akhir 50 µl
untuk satu reaksi. Bahan yang digunakan merupakan bagian dari kit DreamTaq
Green Fermentas. Konsentrasi akhir dari setiap bahan adalah 1x Dreamtaq Green
Polymerase; 0,5 µM primer forward; 0,5 µM primer reverse. Jumlah DNA yang
digunakan untuk setiap sampel adalah 200 ng. Primer yang digunakan merupakan
pasangan primer A7F – A3R untuk deteksi gen NRPS (Ayuso – Sacido &
Genilloud, 2004).
PCR dilakukan dengan alat Mastercycler Personal Machine (Eppendorf,
Jerman). Kondisi PCR yang cocok dalam mengamplifikasi gen target dengan
menggunakan pasangan primer A3F – A7R dioptimasi. Kondisi optimum proses
amplifikasi dengan menggunakan primer A3F – A7R yang diperoleh yaitu tahap
predenaturasi awal dengan suhu 95o C selama 5 menit, tahap predenaturasi dengan
suhu 95o C selama 30 detik, tahap annealing dengan suhu 51,5o C selama 1 menit,
tahap elongasi suhu 72o C selama 1 menit 30 detik, tahap elongasi suhu 72o C
selama 10 menit, diakhiri penurunan suhu hingga suhu penyimpanan. Tahap
denaturasi, annealing, dan elongasi diprogram untuk melakukan siklus berulang
sebanyak 35 kali.
6. Sikuensing DNA
Gen target yang teramplifikasi dari sampel lalu disiapkan untuk proses
sikuensing. Sebanyak 40 µl masing – masing amplikon dikirimkan ke Macrogen
inc. Korea untuk disikuensing dengan mesin Sequencer BigDye Applied
34
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
7. Analisis Data Bioinformatika
Sikuen NRPS yang didapatkan setelah proses sikuensing di-contig. Sikuen
lalu dibandingkan dengan data yang tersedia pada database bank gen pada
National Center for Biotechnology Information (NCBI) untuk mendapatkan
sikuen yang paling homolog dengan sikuen amplikon. Analisis homologi tersebut
dilakukan dengan perangkat lunak BLASTX (www.ncbi.nlm.nih.gov/BLAST/).
Seluruh sikuen ditranslasikan menjadi bentuk asam amino dengan pemilihan
reading frame berdasarkan kecocokan hasil BLASTX. Beberapa sikuen gen
NRPS bakteri dan sikuen gen NRPS dari fungi sebagai outgroup diambil dari
database untuk pembuatan pohon filogenetik. Pensejajaran untuk setiap sikuen
gen dilakukan dengan perangkat lunak Clustal X. Hasil pensejajaran dijadikan
data untuk pembuatan pohon filogenetik dengan bantuan perangkat lunak MEGA
versi 5.0. Pada penelitian ini dicari juga domain konservatif pada urutan asam
amino yang diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak CDS
(Marchler-Bauer et al., 2015). Selain itu, sikuen isolat bakteri dianalisis secara in silico
untuk memprediksi substrat yang digunakannya dengan menggunakan program
online NRPSpredictor yang tersedia pada laman
35
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015 F. Alur penelitian
Penyusunan Proposal
Tahap Persiapan
Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan
Sterilisasi alat dan medium yang akan
digunakan
Tahap Penelitian
Subkultur bakteri endofit
Isolasi DNA kromosom bakteri endofit
Pengukuran konsentrasi dan kemurnian DNA
Sekuensing
Analisis Data Bioinformatika
Penyusunan Skipsi Amplifikasi Gen NRPS
51 Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Gen NRPS terdeteksi dimiliki oleh tujuh dari sembilan isolat bakteri endofit
akar tumbuhan V. zizanioides dan A. conyzoides. Isolat bakteri endofit tersebut
diantaranya adalah isolat M, O, dan H dari V. zizanioides dan isolat I13, I14, B14,
dan B15 dari A. conyzoides. Analisis menunjukkan ketujuh sikuen yang diperoleh
merupakan bagian domain adenilasi yang termasuk kelompok Superfamili AFD I.
Berdasarkan studi filogenetik, gen NRPS isolat bakteri yang diperoleh dari V.
zizanioides memiliki kekerabatan terdekat dengan gen pada kelompok
Gammaproteobacteria sementara gen NRPS isolat bakteri endofit A. conyzoides
berkerabat dekat dengan gen pada kelompok Firmicutes. Hal tersebut
menunjukkan keragaman yang berbeda antara gen NRPS bakteri endofit yang
berhabitat di akar tanaman V. zizanioides dan A. conyzoides
B. Saran
Dengan hasil penelitian yang diperoleh, terdapat beberapa saran untuk
mengembangkan penelitian terkait untuk menambah wawasan dan pengetahuan
diantaranya yaitu perlu adanya penelitian yang menganalisis klaster gen NRPS
secara utuh hingga ke tingkat modul sehingga jalur biosintesis metabolit sekunder
dapat ditinjau, membuka jalan untuk melanjutkan hingga tingkat ekspresi enzim
52
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Amadi, B.A., Duru, M.K.C. dan Agomuo, E.N. (2012). Chemical profiles of leaf, stem, root, and flower of Ageratum conyzoides. Asian Jurnal of Plant
Science and Research 2 (4) : 428 – 432
Amoutzias, G.D., Peer, Y.V.dan Mossialos, D. (2008). Evolution and taxonomic distributon of nonribosomal peptide and polyketide synthases. Future
Microbiol. 3 (3) : 361 – 370
Ayuso-Sacido, A. dan Genilloud, O. (2005). New PCR primers for the screening of NRPS and PKS-I systems in actinomycetes : detection and distribution of these biosynthetic gene sequences in major taxonomic groups.
Microbial Ecology 49, hlm. 10 – 24
BPOM RI. 2008. Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat
Citeureup. Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia
Barrill, P. dan Nates, S. (2012). Introduction to agarose and polyacrilamide gel electrophoresis matrices with respect to their detection sensitivities. Dalam Magdeldin, Sameh (Penyunting), Gel Electrophoresis – Principles and Basic (hlm. 3 - 14). Rijeka : InTech.
Caboche, S., Leclere, V., Pupin, M., Kucherov, G. dan Jacques, P. (2010). Diversity of monomers in nonribosomal peptides : towards the prediction of origin and biological activity. Journal of Bacteriology 192 (19) : 5143 – 5150
Cane, David E., Walsh, C.T., dan Kosla, C. (1998). Harnessing the biosynthetic code : combinations, permutations, and mutations. Science 282, hlm. 63 - 68
Chi, F., Shen, S., Cheng, H., Jing, Y., Yanni, Y.G. dan Dazzo, F.B. (2005). Ascending migration o endophytic microbia, from roots to leave inside rice plants and assessment of benefit to rice growth physiology. Applied
and Environmental Microbiology 71 (11) : 7271 – 7278
Cipollini, D., Risby, C.M., dan Barto, E.K. (2012). Microbes as targets and mediators of allelopathy in plants. J. Chem. Ecol. 38 : 714 - 727
53
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
Clardy, J., Fischbach, M. A., dan Walsh, C.T. (2006). New antibiotics from bacterial natural products. Nature Biotechnology 24, hlm.1541 – 1550
Claverie, J. dan Notredame, C. (2007). Bionformatics for Dummies, Second
Edition. Indianapolis : Wiley Publishing Inc.
Compant, S., Clement, C. dan Sessitch, A. (2010). Plant growth-promoting bacteria in the rhizo- and endosphere of plants : their role, colonization, mechanisms involved and prospect for utilization. Soil Biology &
Biochemistry 42 : 669 – 678
Conqruist, A. (1981). An Integrated System of Classification of Flowering Plants. New York : Columbia University Press
Dafforn, M.R. (1996). Know Your Hedge : Environmental Concerns About
Vetiveria zizanioides. Washington DC : Office of International Affairs,
National Academy of Sciences.
Fauziah, N. (2012). Potensi Bakteri Simbion Endorizosfer Ageratum Conyzoides
L. Sebagai Antagonis Terhadap Mikroorganisme Patogen pada Manusia.
(Skripsi). Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Fewer, D.P., Rouhiainen L., Jokela, J., Wahlsten, M.,Laakso, K., Wang, H. dan Sivonen, K. (2007). Recurrent adenylation domain replacement in the microcystin synthetase gene cluster. BMC Evolutionary Biology 7(183) doi: 10.1186/1471-2148-7-183
Finking, R. dan Marahiel, M.A. (2004). Biosynthesis of nonribosomal peptides.
Annu.Rev.Microbiol.58, hlm. 453 – 488
Fishbach, M.A. dan Walsh, C.T. (2006). Assembly-line enzymology for polyketide and nonribosomal peptide antibiotics : logic, machinery, and mechanisms. Chem. Rev. 106, hlm. 3468 – 3496
Fitriany, A., Ihsan, F., Hamdiyati, Y. dan Maemunah. (2015). Antibacteria activity of Shewanella and Pseudomonas as endophytic bacteria from the root of Ageratum conyzoides L. Asian Journal of Applied Sciences 3 (3). ISSN : 2321-0893
54
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
Franca, L.T.C, Carrilho, E., dan Kist, T.B.L. (2002). A review of DNA sequencing techniques. Quarterly Review of Biophysics 35 (2), hlm. 169 -200
Gallagher, Sean R. (2004). Quantitation of DNA and RNA with absorption and fluorescence spectroscopy. Curr. Protoc. Mol. Biol. 66: A.3D.1-A.3D.12
Giudice, L.D., Massardo, D.R., Pontieri, P., Bertea, C.M., Mombello, D., Carata, E., Tredici, S.M., Tala, A., Mucciarelli, M., Groudeva, V.I., Stefano, M., Vigliotta, G., Maffei, Massimo E. dan Alfano, P. (2008). The microbial community of vetiver root and its involvement into essential oil biogenesis. Environmental Microbiology 10 (10) : 2824 - 2841
Grunenwald, H.. (2003). Optimization of polymerase chain reaction. Dalam Bartlett, J. M.S. dan Stirling, D. (Penyunting), PCR Protocols, Second
Edition (hlm. 89 - 100). New York : Humana Press.
Gunatilaka, A.A.L. (2006). Natural products from plant- associated microorganisms: distribution, structural diversity, bioactivity, and implications of their occurence. J. Nat. Prod. 69(3), hlm. 509 – 526
Harnpicharncai P., Thongaram T., Sriprang, R., Champreda, V., Tanapongpopat, S. dan Eurwilaichitr, L. (2007). An efficient purification and fractionation of genomic from soil by modified troughing method. Letters in Applied
Microbiology 45 : 387 – 391
Isaac, S. dan Michael W.B. 1971. Handbook in Research nd Evaluation. San Diego, California : Edits Publisher
Joshi, M. dan Deshpande, J.D. (2010). Polymerase chain reaction : methods, principles, and application. International Journal of Biomedical Research 1 (5), hlm. 81 – 97
Karan, S.K., Pal, D., Mishra, S.K. dan Mondal, A. (2013). Antihyperglycaemic effect of Vetiveria zizanioides (L.) Nash root extract in alloxan induced diabetic rats. Asian Journal of Chemistry 25 (3) : 1555 – 1557
55
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
Kohli, R.K., Batish, D.R., Singh, H.P. dan Dogra, K.S. (2006). Status, invasiveness and environmental threats of three tropical American invasive weeds (Parthenium hysteophorus L., Ageratum conyzoides L., Lantana
camara L.) in India. Biological Invasions 8 (7) : 1501 - 1510
Konz, D. dan Marahiel, M.A. (1999). How do peptide synthetae generate structural diversity. Chemistry & Biology 8 (2) : 39 - 48
Lodewyckx, C., Vangronsveld, J., Porteous, F., Moore, E.R.B., Taghavi, S., Mezgeay, M. dan Lelie, D. (2002). Endophytic bacteria and their potential application. Critical Reviews in Plant Sciences 21 (6) : 583 – 606
Luo, C., Liu, X., Zhou, H.,Wang, X. dan Z. Chen. Identification of four NRPS gene clusters in Bacillus subtilis 916 for four families of lipopeptides biosynthesis and evaluation of their intricate functions to the typical phenotypic features. Appl. Environ. Microbiol. doi: 10.1128/AEM.02921-14
Maffei, M. (2002). Vetiveria : The Genus Vetiveria. New York : Taylor & Francis
Magazine, B.C., Nayak, V., dan Pradeep A.N. (2014). Analgesic effect of methanolic extract of Vetiveria zizanioides in wistar rats. Journal of Drug
Discovery and Therapeutics 2 (14) : 1 – 3
Marahiel, M.A. (1997). Protein templates for the biosynthesis of peptide antibiotics. Chemistry and Biology 4, hlm. 561 – 567
Marchler-Bauer A., Derbyshire Myra K., Gonzales N.R., Lu, S., Chitsaz, F., Geer, R.C., He, J., Gwadz, M., Hurwitz, D.I., Lanczycki, C.J., Lu, F., Marchler, G.H., Song, J.S., Thanki, Z.W., Yamashita, R.A., Zhang, D., Zheng, C.
dan S.H. Bryant. (2015). CDD: NCBI’s conserved domain database. Nucleic Acids Research 43 : 222 – 226
56
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
Ming, L.C. (1999). Ageratum conyzoides : a tropical source of medicinal and agricultural products. Dalam Junick, J. (Penyunting), Perspectives on New
Crops and New Uses (hlm. 469 - 473). Alexandria : ASHS Press
Mooers, A. O. dan Heard, S.B. (1997). Inferring evolutionary process from phylogenetic tree shape. The Quaterly Review of Biology 72 (1) : 31 – 54
Mootz, H.D., Schwarzer, D. dan Marahiel, M.A. (2002). Ways of Assembling complex natural products on modular nonribosomal peptide synthetases.
Chem.Biochem. 3, hlm. 490 – 504
Neilan, B.A., Dittmann E., Rouhiainen L., Bass R.A., Schaub V., Sivonen K., dan Borner, T. (1999). Nonribosomal peptide synthesis and toxigenicity of cyanobacteria. J. Bacteriol. 181(13), hlm. 4089 – 4097
Nongkhlaw, F.M. dan Joshi, S.R. (2015). Horizontal gene transfer of the non-ribosomal peptide synthetase gene among endophyti and epiphytic bacteria associated with ethnomedicinal plants. J. Curr. Microbiol. : 0343-8651 doi : 10.1007/s00284-015-0910
Okoro, C. K., Brown, R., Jones, A. L., Andrews, B. A., Asenjo, J.A., Goodfellow, M., dan Bryan, A.T. (2009). Diversity of culturable actinomycetes in hyper-arid soils of the Atacama Desert, Chile. Antonie van Leeuwenhoek 95, hlm.121 – 133
Okunade, A. L. (2002). Ageratum conyzoides L. (Asteraceae). Fitoterapia 73 : 1 - 16
Palmer, K.L., Kos, V.N. dan Gilmore, M.S. (2010). Horizontal gene transfer and the genomics of enterococcal antibiotic resistance. Curr. Opin. Microbiol. 13(5) : 632 – 639
Parker, D.L., Lee, S., Gezsvain, K., Davis, R.E., Gruffaz, C., Meyer, J., Torpey, J.W., dan Tebo, B.M. (2014). Pyoverdine synthesis by the Mn (II) – oxidizing bacterium Pseudomonas putida GB-1. Front. Microbiol. 5 (202) : 1 -10
Permatasari. (2011). Karakterisasi dan identifikasi molekuler bakteri endofit akar
Vetiveria zizanioides L. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Matematika dan
57
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
Pimentel, M.R., Molina, G., Diosinio, A.P., Junior, M. R. M., dan Pastore, G.M. (2011). The use of endophytes to obtain bioactive compounds and their application in biotransformation process. Biotechnology Research
International, hlm. 1 – 11
Prajapati, R., Roy, S., Mishra, S., Raza, S.K. dan Thakur, L.K. (2014). Formulation development, standardization and antimicrobial activity of
Ageratum conyzoides extracts and their formulation. Int. J. Pharm. Sci. 6 :
369 – 374
Prajna, J., Richa, J., dan Dipjyoti, C. (2013). HPLC quantification of phenolic acids from Vetiveria zizanioides (L.) Nash and its antioxidant and antimicrobial activity. Hindawi Journal of Pharmaceutics : doi 0.1155/2013/270472
Preston, G.M., Haubold, B. dan Rainey, P.B. (1998). Bacteial genomics and adaptation to life on plants : implications for the evolution of pathogenicity and symbiosis. Current Opinion in Microbiology 1 : 589 – 597
Pupin, M., Smail-Tabon, M., Jacques, P., Devignes, M. dan Leclere, V. (2012). NRPS toolbox for the discovery of new nonribosomal peptides and synthetases. JOBIM : 89 – 93
Qin, S., Xing, K., Jiang, J., Xu, L. dan Li, W.. (2011). Biodiversity, bioactive natural products and biotechnological potential of plant-associated endophytic actinobacteria. Appl. Microbiol. Biotechnol. 89, hlm. 457 – 473
Quadt-Hallmann, A., Benhamou, N., dan Kloepper, J.W. (1997). Bacterial endophytes in cotton : mechanisms of entering the plants. Can. J.
Miicrobiol. 43 : 577 – 582
Rahman, M.A., Akter, N., Rashid H., Ahmed, N.U., Uddin, N. dan Islam. M.S. (2012). Analgesic and anti-inflammatory effect of whole Ageratum
conyzoides and Emilia sonchifolia alcoholic extract in animal models. Afr. Jour. Pharm. Pharmacol. 6 (20) : 1469 – 1476
58
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
Rausch, C., Weber, T., Kohlbacher, O., Wohlleben, W. dan Huson, D.H. (2005). Specitifity predition of adenylation domains on nonribosomal peptide synthetases (NRPS) using transductive support vector machines (TSVMs)
Reddy, P. R. dan Namula, R. (2012). Gel-electrophoresis and its aplications. Dalam Magdeldin, Sameh (Penyunting), Gel Electrophoresis – Principles and Basic (hlm. 3 - 14). Rijeka : InTech.
Rosenblueth, M. dan Martinez-Romero, E. (2006). Bacterial endophytes and their interactions with hosts. Mol. Plant. Microbe. Interact. 19 (8), hlm. 827 – 837
Rottig, M., Medema, M.H., Blin, K., Weber, T., Rausch, C. dan Kohlbacher,O. (2011). NRPSpredictor2 –a web server for predicting NRPS adenylation domain specifity. Nucleic Acid Research 39 : 362 – 367
Ryan, R.P., Germaine, K., Franks, A., Ryan, D.J., dan Dowlig, D.N. (2007). Bacterial endophytes : recent developments and applications. FEMS
Microbiol. Lett. 278 : 1 – 9
Saiki, R.K., Gelfand D.H., Stoffel, S., Scharf, S.J., Higuchi, R., Horn, G.T., Mullis, K.B., dan Erlich, H.A. (1988). Primer – directed enzymtic amplification of DNA with a thermostable DNA polymerase. Science 239, hlm. 487 – 491
Sambrook, J. dan Russell, D.W. (2001). Molecular Cloning: A Laboratory
Manual, 3rd Ed. Plainview, NY: Cold Spring Harbor Laboratory Press.
Sangeetha, D. dan Stella, D. (2012). Screening of antimicrobial activity of vetiver extracts againts certain pathogenic microorganisms. IJPBA 3 (1) : 197 - 203
Schmid, F. (2001). Biological Macromolecules : UV – visible spectrophotometry.
Encyclopedia of Life Sciences. New York : Macmillan Publishers
59
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
Singh, S.P., Sharma, S.K., Singh, T. dan Singh, L. (2013). Review on Vetiveria
zizanioides : a medicinal herbs. Journal of Drug Discovery and Therapeutics 1 (7) : 80 - 83
Srivastava, J., Kayastha, S., Jamil, S. dan Srivastava, V. (2008). Environmental properties of V. zizanioides (L.) Nash. Acta. Physiol. Plant 30 : 413 – 417
Strobel, G. dan Daisy, B. (2003). Bioprospecting for microbial endophytes and their natural products. Microbiol. Mol. Biol. Rev. 67 (4), hlm. 491 – 502
Taechowisan, T. dan Lumyong, S. (2003). Activity of endophytic actinomycetes from roots of Zingiber officinale and Alpinia galanga againts phytopathogenic fungi. Annals of Microbiology 53(3), hlm. 291 – 298
Taghavi, S., Barac T., Greenberg B., Borremans, B., Vangronsveld J. dan Lelie, D. (2005). Horizontal gene transfer to endogeneus bacteria from poplar improves phytoremediation of toluene. App. Environ. Microbiol. 71 (12) : 8500 – 8505
Walsh, C. T. (2007). The chemical versatility of natural-products assembly lines.
Accounts of Chemical Research 41, hlm. 4 – 10
Watson, J.D., Baker., T.A., Bell, S.P., Gann, A., Levine, M., Losick, R., dan Harrison, S.C. (2014). Molecular Biology of the Gene, Seventh Edition. New York : Cold Spring Harbor Laboratory Press.
Wilson, K. (1997). Preparation of genomic DNA from bacteria. Curr. Prot. Mol.
Biol. 59 : 2.4.1.–2.4.5.
Wyatt, M.A., Wang, W., Roux, C.M., Beasley, F.C., Heinrichs, D.E., Dunman, P.M., dan Magarvey, N.A. (2010). Staphylococcus aureus nonribosomal peptide secondary metabolites regulate virulence. Sciencexpress
doi:10.1126./science1188888
Yilmaz, M., Ozim, C., dan Gok, I. (2012). Principles of nucleic acid separation by agarose gel electrophoresis. Dalam Magdeldin, Sameh (Penyunting), Gel
60
Sandy Ahmad Herdiansyah, 2015
Yuan, M., Yu, Y., Li, H., Dong, N. dan Zhang, X. (2014). Phylogenetic diversity and biological activity of actinobacteria isolated from Chukchi shelf marine sediments in the Arctic Ocean. Mar. Drugs. 12 : 1281 – 1297
Zhang, H.W., Song, Y.C., dan Tan, R.X. (2006). Biology and chemistry of endophytes. Nat. Prod. Rep. 23, hlm. 753 – 771
Zhang, W., Zhiyong, L., Miao X., dan Zhang, F. (2009). The screening of antimicrobial bacteria with diverse novel Nonribosomal Peptide Synthetase (NRPS) genes from South China sea sponges. Mar. Biotecnol. 11, hlm. 346 – 355
Zinniel, D. K., Lambrecht, P., Harris, N.B., Feng, Z., Kuczmarski, D., Higley, P., Ishimaru, C.A., Arunakumari, A., Barletta, R.G., dan Vidaver, A.K. (2002). Isolation and characterization of endophytic colonizing bacteria from agronomics crops and prairie plants. Applied and Environmental