• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN PEMANFAATAN FASILITAS PENDIDIKAN TERHADAP MUTU LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH DASAR NEGERI DI-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH TENGAH KOTA TASIKMALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN PEMANFAATAN FASILITAS PENDIDIKAN TERHADAP MUTU LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH DASAR NEGERI DI-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH TENGAH KOTA TASIKMALAYA."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH

DAN PEMANFAATAN FASILITAS PENDIDIKANTERHADAP MUTU

LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH DASAR NEGERI DI-UPT DINAS

PENDIDIKAN WILAYAH TENGAH KOTA TASIKMALAYA

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar

Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

IDA TURSIDA

1308128

PROGRAM STUDI ADMINSTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH

DAN PEMANFAATAN FASILITAS PENDIDIKANTERHADAP MUTU

LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH DASAR NEGERI DI-UPT DINAS

PENDIDIKAN WILAYAH TENGAH KOTA TASIKMALAYA

Oleh

Ida Tursida

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Administrasi Pendidikan

SPs UPI

© Ida Tursida 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

IDA TURSIDA

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN

PEMANFAATAN FASILITAS PENDIDIKAN

TERHADAP MUTU LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH DASAR DI-UPT

WILAYAH TENGAH KOTA TASIKMALAYA

Disetujui Dan Disahkan Oleh:

Pembimbing

Dr. Endang Herawan, M.Pd.

NIP 196008101986031001

Mengetahui

Ketua Program Studi

Administrasi Pendidikan SPs UPI

(4)

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA

SEKOLAH DASAR NEGERI DAN PEMANFAATAN

FASILITAS PENDIDIKAN TERHADAP MUTU LAYANAN

AKADEMIK PADA SEKOLAH DASAR NEGERI se UPT

DINAS PENDIDIKAN WILAYAH TENGAH KOTA

TASIKMALAYA

(IDA TURSIDA)

ABSTRAK

Mutu layanan akademik merupakan faktor yang sangat perlu mendapat perhatian

khusus, karena mutu layanan akademik merupakan wujud yang nyata dalam

pelayanan kegiatan proses pembelajaran. Faktor

faktor yang mempengaruhi

mutu layanan akademik yaitu kepemimpinan visioner kepala sekolah dan

pemanfaatan fasilitas pendidikan. Masalah dalam penelitian ini yaitu seberapa

besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dasar negeri dan

pemanfaatan fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan pada Sekolah Dasar

Negeri se UPT Dinas pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya. Tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui : Kepemimpinan visioner kepala sekolah

dasar negeri, pemanfaatan fasilitas pendidikan, mutu layanan akademik, pengaruh

kepemimpinan visioner kepala sekolah dasar negeri terhadap mutu layanan

akademik, pengaruh pemanfaatan fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan

akademik dan pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dasar negeri dan

pemanfaatan fasilitas pendidikan secara simultan terhadap mutu layanan

akademik pada Sekolah Dasar Negeri se UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah

Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ,yaitu

survey dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui analisis deskriptif

Populasi penelitian ini sebanyak 49 kepala sekolah 499 guru sekolah dasar negeri

Jumlah sampel yang diambil sebanyak 144 jumlah guru. Tekhnik pengambilan

sampel menggunakan tekhnik Proportionate Random Sampling. Pengumpulan

data dengan mengunakan angket tertutup dengan 5 skala penilaian (Likert).Hasil

penelitian kepemimpinan visioner kepala sekolah pada sekolah dasar negeri se

UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya, berada pada katagori

sangat tinggi,pemanfaatan fasilitas pendidikan pada sekolah dasar negeri se UPT

Dinas Pendidikan Wilayah Tenga Kota Tasikmalaya,berada pada katagori sangat

tinggi dan mutu layanan akademik pada sekolah dasar negeri se UPT Dinas

Pendidikan Wilayah Tenaga Kota Tasikmalaya,berada pada katagori sangat

tinggi. Selain itu, pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dasar negeri

terhadap mutu layanan akademik sedang, pengaruh pemanfatan fasilitas

pendidikan terhadap mutu layan akademik barada pada katagori kuat, dan

pengaruh kepeimpinan visioner kepala sekolah dan pemanfaatan fasilitas

pendidikan terhadap mutu layanan akademik berada pada katagori sangat

kuat.Rekomendasi yang di sarankan untuk peningkatan kepemimpinan visioner

yaitu rumusan visi dan misi sekolah disosialisasikan secara intens. Untuk

meningkatkan pemanfaatan fasilitas pendidikan digunakan secara afektif dan

efisien. Mutu layanan akademik ditingkatkan dengan mengadopsi pendekatan

(5)

THE INFLUENCE OF STATE ELEMENTARY SCHOOL PRINCIPLES

VISIONARY LEADERSHIP AND THE USAGE OF EDUCATIONAL

FACILITY TOWARD THE QUALITY OF ACADEMIC SERVICE AT

STATE ELEMENTARY SCHOOL IN UPT DINAS PENDIDIKAN

WILAYAH TENGAH TASIKMALAYA MUNICIPALITY.

(IDA TURSIDA)

ABSTRACT

The quality of academic service is a factor that needs to be speciallyconsidered,

since it is the real existence of the service of learning process activity. Many

factors influence the quality of academic service. Factors that influence the quality

of academic service are the principal’s visionary leadership and the use of

educational facilities. The problem of this study is how much the influence of the

principal’s visionary leadership and the use of educational facilities toward the

quality of service in elementary schools in all UPT DinasPendidikan Wilayah

Tengah Kota Tasikmalaya. The aim of this study is to know: the principal’s

visionary leadership, the use of educational facilities, the quality of academic

services, the influence of the principal’s visionary leadership in elementary school

toward the quality of academic services, the influence of the use of educational

facilities toward the quality of academic services and the influence of the

principal’s visionary leadership and the use of educational facilities

simultaneously toward the quality of academic services in elementary schools in

all UPT DinasPendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.The method used in

this study is survey with quantitative approach through descriptive analysis. The

population of this study is 49 principals and 499 teachers of all elementary

schools in UPT DinasPendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya. The sample

used is 144 teachers. The technique used to collect sample is Proportionate

Random Sampling. The data collection use closed-questionnaire with 5

assessments scale (Likert).The result of this study shows that both the principal’s

visionary leadership and the use of educational facilities in all elementary school

in UPT DinasPendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya is at very high

category, and the quality of academic services in all elementary school in UPT

DinasPendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya is at very high category as

well.Besides, the influence of the principal’s visionary leadership toward the

quality of academic services is at moderate category, the influence of the use of

educational facilities toward the quality of academic services is at strong category,

and the influence of the principal’s visionary leadership and the use of educational

facilities toward the quality of academic services is at very strong category.The

suggested recommendation for the improvement of visionary leadership is the

formulation of the school vision and mission is socialized intensively and used as

slogan and jargon. To improve the use of educational facilities so that affectively

and efficientlyused. The quality of academic services increased by adopting Total

(6)

DAFTAR ISI

Hlm

PERNYATAAN

……….………...

ABSTRAK

………

KATA PENGANTAR

……….……….

UCAPAN TERIMA KASIH

…..……….

DAFTAR ISI

……….

DAFTAR TABEL

………

DAFTAR GAMBAR

………

DAFTAR GRAFIK

…...………

I

ii

iv

v

vii

x

xii

xiii

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Penelitian ………..…….

B.

Identifikasi dan Perumusan Masalah ……..………...

C.

Tujuan Penelitian ………...…….

D.

Manfaat Penelitian

………..……

E.

Struktur Organisasi Tesis ………...…….

1

14

18

20

21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A.

Kajian Pustaka ………...………..

1.

Mutu Layanan Akademik dalam Konteks Administrasi

Pendidikan

…...………..………....

a.

Pengertian Mutu

……...………..

b.

Pengertian Layanan

………...

...

c.

Pengertian Layanan Akademik

…………...

...

d.

Pengertian Mutu Layanan

………...

...

e.

Pengertian Manajemen Mutu Layanan

…………..

f.

Pengertian Mutu Layanan Akademik ……….

g.

Bentuk

bentuk Layanan ………...

h.

Indikator Mutu Layanan………..

2.

Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah

a.

Pengertian Kepemimpinan

…..………

b.

Pengertian Kepempinan Visioner ...

c.

Dimensi Kepemimpinan Visioner

………..

d.

Peran Kepemimpinan ……….

e.

Konsep Visi ………..

f.

Karakteristik Unsur Visi ………

g.

Tujuan Visi ……….

h.

Urgensi Kepemimpinan Visioner …..

i.

Karakteristik Kepemimpinan Visioner ……..

3.

Fasilitas Pendidikan

…...

...

a.

Pengertian Fasilitas

…...………..

.

b.

Fasilitas Pendidikan

……...……

c.

Manajemen Fasilitas Pendidikan ………

d.

Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan di Sekolah …….

(7)

B.

Kerangka Pemikiran

………....

C.

Hipotesis Penelitian ……….………

60

61

68

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ……….…………

1.

Lokasi Penelitian ………...

2.

Populasi ……….

3.

Sampel ………...

B.

Desain Penelitian

…...………

.

C.

Metode Penelitian

………

...

………

D.

Definisi Operasional ………...

1.

Mutu Layanan Akademik ……….

2.

Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah

……….

3.

Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan ……….

E.

Instrumen Penelitian

…...………...

F.

Pengujian Validitas dan Realiabilitas ……….

1.

Uji Validitas Instrumen ………

2.

Uji Realiabilitas Instrumen ………..

G.

Tekhnik Pengumpulan Data

………...

...

H.

Analisis Data ………..

69

69

69

71

73

74

75

75

75

76

76

82

82

84

85

87

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Penelitian ………….………..

1.

Deskriptif Data …………...………..

a.

Deskripsi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah

b.

Deskripsi Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan ...

c.

Deskripsi Mutu Layanan Akademik ………...

2.

Pengujian Analisis ………...………

a.

Uji Normalitas Data ………....

b.

Uji Linieritas ………...

3.

Uji

Hipotesis ………

a.

Pengaruh

kepemimpinan

Visioner

Kepala

Sekolah

……...……….

b.

Pengaruh

Pemanfaatan

Fasilitas

Pendidikan

…...

...

c.

Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala sekolah

dasar negeri dan Pemanfatan Fasilitas Pendidikan

terhadap

Mutu

Layanan

Akademik

……...

...

B.

Pembahasan Hasil Penelitian ……….….

1.

Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah pada

Sekolah dasar Negeri di UPT Dinas Pendidikan

Wilayag Tengah Kota Tasikmalaya ...

2.

Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan pada Sekolah Dasar

Negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah

Kota Tasikmalaya ……….

3.

Mutu Layanan Akademik pada Sekolah Dsara Negeri

pada UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota

(8)

Tasikmalaya ……….

4.

Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah

Terhadap Mutu Layanan Akademik pada Sekolah

Dasar Negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah

Tengah Kota Tasikmalaya

………

5.

Pengaruh Pemanfaatan fasilitas pendidikan Terhadap

Mutu Layanan Akademik pada Sekolah Dasar Negeri

di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota

Tasikmalaya………...

6.

Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah

dan Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan terhadap Mutu

Layanan Akademik di Sekolah Dasar Negeri se UPT

Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya..

115

117

119

120

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.

Kesimpulan ……….

B.

Saran

………..

124

125

DAFTAR PUSTAKA

……….………..

LAMPIRAN-LAMPIRAN

………..………

RIWAYAT HIDUP

………...

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel

Hlm

1.1

1,2

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

4.8

4.9

4.10

4.11

4.13

Data KKM Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2012/2013

……...

.

Kondisi Fasilitas Pendidikan SDN se UPT Dinas Pendidikan

Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya

…...………

Populasi

…………...

...

Sampel Penelitian

……...

...

Skala Likert

………...

...

Skala Likert

…...………...

Skala Likert

………...

Kisi

Kisi Instrumen Penelitian

…...………...

Katagori Penilaian Persentase Skor Tanggapan Responden……….

Panduan Menginterpresentasikan Indeks Kesukaran ...

Deskripsi Kepemimpinan Visioner Kepala ...

Deskripsi Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan...

Deskripsi Mutu Layanan Akademik ...

Hasil Uji Normalitas Data Y ...

Hasil Uji Normalitas Data X

1

...

Hasil Uji Normalitas Data X

2

...

Hasil Uji Data Y terhadap X

1

...

Hasil Uji Linieritas Y terhadap X

2

...

Rekafitulasi Hasil Uji Linieritas Data Y terhadap X

1

dan X

2

...

Persamaan Regresi X

1

terhadap Y ...

Persamaan Regresi X

1

dan X

2

terhadap Y ...

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Hlm

1.1

2.1

2.2

2.3

3.1

4.1

4.2

4.3

4.4

Identifikasi Masalah Penelitian ...

Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan ...

Hubungan antara Aspek Mutu Layanan Pendidikan ...

Kerangka Berpikir ...

Desain Penelitian ...

...

Diagra

m batang Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah ……..

Diagram batang Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan ………..

Diagram batang Mutu Layanan Akademik ………...

Hasil koefisien korelasi antar variabel bebas dan terikat ……….

(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik

Hlm

4.1

4.2

4.3

Normalitas data Y ...

Normalitas data X

1

...

Normalitas data X

2

...

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan

masyarakat. Untuk itu diperlukan upaya-upaya untuk menyelenggarakan

pendidikan secara baik, tertata dan sistematis sehingga proses yang terjadi di

dalam organisasi pendidikan seperti sekolah dapat menjadi suatu sumbangan

besar bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Dalam hubungan ini

sekolah sebagai suatu institusi yang melaksanakan proses pendidikan dalam

tatanan mikro menempati posisi penting, karena di lembaga inilah setiap anggota

masyarakat dapat mengikuti proses pendidikan dengan tujuan mempersiapkan

mereka dengan berbagai ilmu dan keterampilan agar lebih mampu berperan dalam

kehidupan masyarakat.

Untuk menjamin supaya tercapainya mutu pendidikan yang terselenggara

disekolah, pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah

menetapkan Standart Pelayanan Minimal Pendidikan Sekolah Dasar. Yang

dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun

2013. Standart Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan dasar merupakan tolak ukur

kinerja pelayanan dasar, sekaligus sebagai acuan dalam perencanaan program dan

penganggaran pencapaian target masing-masing daerah kabupaten/kota.

Engkoswara (2002: hlm 55) memberikan definisi sekolah sebagai berikut:

Sekolah adalah lembaga pendidikan yang diselenggarakan dalam waktu

yang sangat teratur, program yang sangat kaya dan sistematik, dilakukan

oleh tenaga kependidikan yang professional dalam bidangnya dan

dilengkapi dengan fasilitas yang memadai.

Sekolah merupakan salah satu lembaga penyelenggara pendidikan yang

turut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini dikarenakan majunya

suatu bangsa ditentukan oleh pendidikan, maka dari itu pendidikan dapat

dikatakan sebagai pondasi dari suatu bangsa. “Hasil studi menunjukkan bahwa

tingkat kemajuan pembangunan suatu bangsa amat erat kaitanya dengan tingkat

pendidikan bangsa itu. Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu bangsa juga dapat

(13)

tingkat pendidikan bangsa itu, makin tinggi pula tingkat kemakmuran mereka”

(Alma,2003: hlm 43).

Dilihat dari sisi penyelenggaranya, pendidikan termasuk katagori layanan

jasa (service) yang dilaksanakan oleh lembaga penyelenggara pendidikan atau

satuan pendidikan bagi dan untuk kepentingan masyarakat (Sudarya: 2007: hlm

20). Pendidikan harus diorientasikan pada peningkatan mutu layanan agar tercipta

proses pendidikan yang menyenangkan dan memuaskan sehingga mendorong

peserta didik untuk semangat belajar yang pada akhirnya diharapkan dapat

menghasilkan output pendidikan yang bermutu. Undang-Undang N0. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Mengamatkan “Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.” Salah satu implikasi penting dari

rumusanPendidikan tersebut adalah perlunya peningkatan mutu pendidikan dalam

berbagai aspek, jenis, jenjang dan satuan pendidikan yang terhimpun dalam

system pendidikan nasional.

Sekolah merupakan lembaga yang menyelenggarakan pendidikan dalam

skala mikro. Berbicara tentang sekolah tidak akan terlepas dari pembicaraan

tentang sebuah sistem. Sekolah sebagai sebuah sistem merupakan organisasi yang

terdiri dari input, proses, dan autput. Sebagai yang dikemukakan oleh Hoy &

Miskel (2008: hlm 18) bahwa: “school are social sytems that take resources such

as labour, student, and money, from the enivironment and sunject these input to

an educational transformational process to produce ang educated student and

graduateds”.

Sekolah sebagai suatu sistem sosial mengambil sumber daya sebagai

input yang mencakup karyawan (kepala sekolah,guru, dan tenaga kependidikan),

siswa dan uang (dana) dari lingkungan dan input subjek ini selanjutnya akan

mengalami proses tranformasi pendidikan untuk menghasilkan siswa dan lulusan

yang terpelajar dan berpendidikan. Dalam proses pendidikan, didalamnya

terdapat aktivitas guru dalam mengajar, peran serta siswa dalam belajar, system

(14)

merupakan faktor penentu yang dioptimalkan fungsinya agar kualitas pendidikan

dapat ditingkatkan.

Dari pengertian di atas dapat menunjukkan bahwa sekolah merupakan

suatu lembaga pendidikan yang penuh dengan keteraturan dengan system yang

jelas serta adanya diferensisasi peran dengan berbagai fasilitas yang disediakan

untuk aktivitasnya. Dengan demikian, sekolah mempunyai struktur yang formal

dengan batasan-batasan system yang jelas sehingga tampak sebagai suatu system

yang berinteraksi dengan lingkungan, baik lingkungan dekat maupun lingkungan

jauh (remote environment).

Tuntutan agar peningkatan mutu sekolah tidak hanya mengandalkan pada

perbaikan dan peningkatan mutu input dan aotput, akan tetapi juga

memperhatikan mutu proses yang digerakkan oleh kekuatan manajerial dan

kepeimpinan pengelola pendidikan, yaitu kepala sekolah dan guru.

Ada beberapa hal yang perlu dikelola dengan baik pada sebuah sekolah

diantaranya sumber daya manusia, sumber belajar, fasilitas dan berbagai unsur

lainnya, semua unsur tersebut merupakan bidang garapan administrasi pendidikan.

Unsur-unsur tersebut dijalankan melalui fungsi kegiatan, yakni perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut memerlukan

suatu proses, minimal meliputi perilaku manusia dalam berorganisasi sesuai

dengan budaya yang berlaku sabagai alat komunikasi (Suhardan dan

Suharto,2009: hlm 11). Apabila unsur-unsur tersebut dapat dikelola dengan baik

,tentunya akan menciptakan layanan yang bermutu sehingga siswa merasa puas.

Menuerut Parasuraman et al (Komariah dan Triatna,2005: hlm 16) mutu layanan

dapat didefinisikan sebagai “perbedaan yang ekstern antara harapan dan keinginan

pelanggan dan persepsi mereka “.

Untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, sekolah dasar sebagai institusi

pendidikan harus mampu memberikan layanan akademik yang bermutu. Mutu

layanan akademik merupakan hasil perbandingan anatara harapan siswa dengan

kinerja sekolah dasar dalam memberikan layanan yang berhubunagn dengan

akademik.

Layanan akademik yang dimaksud meliputi layanan proses belajar

(15)

yang disediakan oleh sekolah dasar, layanan administrasi yang berhubungan

dengan akademik. Bermutu tidaknya akademik pada sebuah sekolah dasar

tergantung pada persepsi siswa kerena siswalah yang akan memberikan penilaian

terhadap apa yang diharapkannya dengan apa yang diterimanya.Sebagaimana hal

ini diungkapkan oleh Sallis (2011: hlm 7) bahwa “Mutu dalam persep

si diukur

dari kepuasaan pelanggan atau pengguna, meningkatkannya minat, harapan dan

kepuasaan pelanggan.

Kondisi Mutu layanan yang ada saat ini sudah cukup baik dimana semua

komponen yang ada disekolah semua berusaha untuk mewujudkan harapan dan

keinginan siswa dan orang tua. Guru sudah mampu memberikan pembelajaran

yang baik, menarik dan menyenangkan, guru sudah mampu mempergunakan alat

peraga pada setiap pembelajaran, guru mampu melayani setiap keperluan yang

dibutuhkan oleh siswanya, sarana prasarana yang memadai dan dapat

digunakan,pelayanan administrasi yang cepat sesuai dengan kebutuhan siswa dan

pimpinan yang berusaha untuk selalu bisa memenuhi semua kebutuhan yang

diperlukan oleh sekolah .Namun ada bebrapa kendala yang dihadapi oleh sekolah

misalnya jadwal yang bentrok namun masih bisa diatasi dengan baik.

Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah

adalah seseorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah. Bahkan

lebih jauh studi tersebut menyimpulkan bahwa “keberha

silan sekolah adalah

keberhasilan kepala sekolah…’. Beberapa kepala sekolah dilukiskan sebagai

orang yang memiliki harapan yang tinggi bagi para staf dan para siswa, kepala

sekolah adalah mereka yang banyak mengetahui tugas-tugas mereka dan yang

menentukan irama bagi sekolah mereka.

Visi harus dimiliki oleh semua praktisi pendidikan sekolah terutama

kepala sekolah, yang akan mengkomunikasikan lebih lanjut kepada guru dan

tenaga kependidikan.

Visi yang dimiliki kepala sekolah merupakan antisipasi bagi perubahan

pendidikan yang sekarang telah dialami pendidikan kita baik perubahan atas

kemajuan IPTEK maupun perubahan pada pola hidup dan budaya. Apa bila tidak

(16)

diri dengan sekolah lain yang lebih maju di tingkatan lokal apalagi dipercaturan

dunia.

Golleman et al (2006), mengemukakan bahwa kepemimpinan visioner

memiliki dampak paling positif terhadap iklim emosi sehingga bisa

menggerakkan orang lain kearah impian bersama. Menurutnya dari keenam gaya

kepemimpinan, menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kepemimpinan visioner

inilah yang paling efektif, karena terus mengingatkan orang akan tujuan yang

lebih besar kepada pekerjaan sehari-hari. Para karyawan mengerti bahwa tujuan

bersama itu selaras dengan minat terbaik mereka. Hasilnya adalah kerja yang

menggugah.

Seperti yang diungkapkan Covey dalam Alma (2009; hlm 241)

mengatakan pemimpin di abad 21 yang berhasil adalah pemimpin yang

mempunyai visi, keberanian serta kerendahan hati untuk terus menerus belajar

dan mengasah kecakapan emosinya. Karakteristik pemimpin visioner adalah (1)

Berwawasan ke masa depan, (2) Berani bertindak dalam meraih tujuan, penuh

percaya diri, tidak peragu dan selalu siap menghadapi risiko, (3) Mampu

menggalang orang lain untuk kerja keras dan kerjasama dalam menggapai tujuan,

menjadi teladan yang konsisten menunjukkan nilai-nilai kepemimpinanya

memberi umpam balik yang positif, selalu menghargai kerja keras dan prestasi,

(4) Mampu merumuskan visi yang jelas, inspirasional dan menggugah, mengelola

mimpi menjadi kenyataan, mengajak orang lain untuk berubah, (5) Mampu

mengelola visi ke dalam aksi,menjelaskan dengan baik maksud visi kepada orang

lain, dan secara pribadi sangat komitmen terhadap visi tersebut, (6) Berpegang

erat pada niali-nilai spiritual yang diyakini, (7) Membangun hubungan

(relationship) secara efektif, memberi penghargaan dan respek, dan (8) Inovatif

dan proaktif dalam menemukan ‘dunia baru’.

Selain kepemimpinan kepala sekolah mutu layanan juga ditentukan pula

oleh pemanfaatan fasilitas pendidikan. Seperti yang di kemukakan oleh Alma

(2005,45) mengatakan “layanan dilihat dalam berbagai bidang, mulai dari layanan

dalam bentuk fisik bangunan sampai layanan berbagai fasilitas dan guru yang

(17)

Fasilitas pendidikan merupakan salah satu factor (input) yang dapat

menentukan mutu layanan pembelajaran. Fasilitas pendidikan adalah segala

sesuatu yang dapat menunjang dan memudahkan proses pendidikan, berupa lahan

bangunan, perpustakaan, laboratorium, tempat ibadah, media pembelajaran, dan

berbagai perlengkapan yang mendukung terlaksananya proses pendidikan. Oleh

karena itu, untuk terlaksananya proses pendidikan dapat berlangsung secara

efektif dan efisien (Sagala, 2010: hlm 117).

Kemudian Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Standart

Nasional Pendidikan Pasal 9 menyatakan bahwa “ Setiap satuan pendidikan wajib

memiliki sarana prasarana yang meliputi ruang belajar, tempat berolahraga,

tempat ibadah, perpustakaan, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi,

dan tempat berekreasi serta sumber daya belajar lain, yang diperlukan untuk

menunjang proses pembelajaran,termasuk penggunaan tekhnologi informasi dan

komunikasi.” Artinya, bahwa keterse

diaan fasilitas pendidikan merupakan bagian

penting untuk terselenggaranya proses belajar mengajar. Karena tanpa adanya

dukungan sarana prasarana akan menimbulkan kesulitan-kesulitn yang akan

dialami baik olah guru,dan staf dalam memberikan pelayanan maupun siswa

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Untuk mencapai layanan pembelajaran sekolah dasar yang bermutu perlu

didukung oleh sarana fasilitas pendidikan yang lengkap dan memadai serta

dengan pemanfaatanya secara efektif dan efisien. Penyediaan fasilitas pendidkan

pemanfaatanya terkait dengan pengelolaan fasilitas yang merupakan tugas dan

fungsi kepala sekolah.

Dalam rangka meningkatkan layanan akademik, masih banyak

permasalahan yang terjadi dilapangan. Secara umum masalah yang dihadapi

sekolah antara lain: (1) team working sekolah yang lemah yaitu sebagai pejabat

sekolah sulit berkoordinasi dengan para guru dan personal lainnya dalam

melakasanakan strategi sekolah, (2) kurangnya partisifasi masyarakat terhadap

pembangunan penedidikan didaerahnya, (3) kurangnya fasililitas dan kelengkapan

belajar mengajar dikelas, (4) didaerah rendahnya kualitas sumber daya manusia

dari masyarakat sekitar sekolah rata-rata tingkat pendidikan masih rendah, (5)

(18)

sehingga hampir tidak ada waktu luang untuk bersama-sama memikirkan

kemajuan sekolah di sekitarnya (Sagala,2010: hlm 39).

Disamping itu, permasalahan lain yang menjadi isu utama adalah

mengenai rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Hal ini dapat diketahui

Dari beberapa kajian berikut.

Rendahnya kualitas pendidikan Indonesia ditunjukkan data Balitbang

(2003) dalam

http://edukasi.kompasiana.comyang diakses tanggal 2 juli 2013,

bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang

mendapat pangakuan dunia dalam katagori The Primary Years Program (PYP)

Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah yang menjadi

pengakuan dunia dalam katagori The Midldle Years Program (MYP) dan dari

8.036 sekolah SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan

dunia dalam katagori The Diploma Program (DP).

Selain itu pada Koran kompas, Rabu 23 Maret 2010 menyatakan bahwa

sampai saat ini 88% sekolah di Indonesia mulai SD sampai dengan SMA/SMK

belum memenuhi mutu standart layanan minimal karena layanan dimulai dari

guru, bangunan sekolah, fasilitas perpustakaan dan labolatorium, buku-buku

pelajaran dan pengayaan, serta buku referensi masih minim. Pada jenjang SD baru

3.29% dari 146.904 yang termasuk katagori sekolah standart nasional, 51,7%

katagori standart minimal dan 44.84% di bawah standar pendidikan minimal.

Kepala sekolah sekolah dasar atau madrasah merupakan pimpinan

tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinannya akan sangat berpengaruh bahkan

sangat menentukan terhadap kemajuan sekolah. Oleh karena itu, pada pendidikan

modern, kepemimpinan kepala sekolah perlu mendapat perhatian secara serius.

Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada kepemimpinan

kepala sekolah. Karena kepala sekolah sebagai pemimpin di lembaganya, maka

dia harus mampu membawa lembaganya kearah tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan, kepala sekolah harus mampu melihat adanya perubahan dan mampu

melihat masa depan dalam kehidupan globalisasi yang lebih baik.

Akademik pada hakekatnya memberikan layanan baik mengelola dan

melihat sumber daya pendidikan seperti guru, tenaga administrasi, siswa,

(19)

pendidikan. Pengertian layanan akademik dalam kurikulum pembelajaran adalah

upaya sistematis pendidikan untuk memfasilitasi peserta didik menguasai isi

kurikulum melalui proses pembelajaran sehingga mereka mampu mencapai

kompetensi standart yang di terapkan. Jenis layanan akademik dalam kurikulum

pembelajaran terdiri dari: 1) Layanan tatap muka, 2) Layanan tugas terstuktur, 3)

Layanan tugas mandiri, 4) Layanan individual diluar kelas, 5) Pemantapan, try

aut, dan program pamong, serta 6) Kegiatan pembelajaran lainya yang relevan.

Kualitas merupakan kesesuaian produk dengan pelayanan yang diharapkan oleh

pelanggan atau stakeholders sehingga dalam penerimaan produk tersebut tidak

ada kecacatan yang nantinya membuat pelanggan atau stakeholders kecewa atau

rugi.

Kualitas pelayanan akademik merupakan perbandingan antara pelayanan

akademik yang dirasakan pelanggan atau stakeholders dengan kualitas pelayanan

akademik yang diharapkan pelanggan atau stakeholders. Jika layanan akademik

yang dirasakan sama atau melebihi kualitas pelayanan yang diharapkan maka

pelayanan dikatakan berkualitas dapat pula diartikan sebagai kesesuaian dengan

pencapaian pendidikan dan kompetensi pendidikan tingkat menengah pertama

yang berkaitan dengan keseluruhan aktivitas yang dihasilkan dari produk dan

layanan akademik sesuai dengan janji atau promosi yang direncanakan atau

ditetapkan.

Menurut Kotter(2008: hlm 464) mengungkapkan bahwa “ tingkat

kepuasaan seorang pelanggan atau pemakai jasa setelah membandingkan

kenyataan dari kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan dan persepsinya

terhadap jasa tersebut”. Selanjutnya dijelaskan juaga abahwa kesenjangan yang

dirasakan oleh pelanggan akan selalu di nilai proses perbandingan yang

berkelanjutan antara harapan dengan kenyataan yang di berikan (Kotter:2008 :

hlm 439).

Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai agent of

change ,diharapkan dapat merubah kognitif, afektif, maupun psikomotorik peserta

didik. Dengan kata lain persaingan sekolah harus di orientasikan pada

(20)

untuk meningkatkan mutu layanan akademik harus dikelola secara efektif dan

efisien.

Sementara itu observasi awal yang penulis lakukan terhadap kondisi

Sekolah Dasar pada sekolah dasar negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah

Tengah Kota Tasikmalaya Menemukan data KKM seperti berikut :

Tabel 1.1

Data KKM Sekolah Dasar

Tahun Ajaran 2012/2013

KKM

JUMLAH SDN

PERSENTASE

>

75

5

18,12

75

8

25,80

<

75

16

51,61

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat KKM siswa di sekolah dasar

negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya, secara

keseluruhan sudah cukup bagus hal ini dibuktikan dengan hanya 18,12% yang

memiliki KKM di bawah 75. Sedangkan sebagian besar Sekolah Dasar yang ada

di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya sedah di atas 75%.

Banyak factor yang menentukan layanan mutu akademik sekolah dasar

negeri. Sebagai sebuah sistem, sekolah dasar terdiri dari beberapa komponen yaitu

komponen input, proses dan autput. Mutu layanan sangat berkaitan dengan proses

pendidikan. Tanpa adanya proses pelayanan yang bermutu tidak akan diperoleh

produk layanan yang bermutu, ini berarti tidak akan ada kepuasaan pada

pelanggan.

Selanjutnya menurut Alma (2005 : hlm 45) mengatakan “L

ayanan ini

dapat dilihat dalam berbagai bidang, mulai dari layanan dalam bentuk fisik

bangunan, sampai layanan berbagai fasilitas dan guru yang bermutu…Semuanya

akan bermuara kepada sasaran memuaskan konsumen.”

Fasilitas pendidikan merupakan salah satu faktor (input) yang dapat

menentukan mutu layanan pembelajaran. Fasilitas adalah segala sesuatu yang

dapat menunjang dan memudahkan proses pendidikan, berupa lahan, bangunan,

(21)

perlengkapan yang mendudkung terlaksanakan proses pendidikan. Oleh karena

itu, untuk terlaksananya proses pendidikan di sekolah dengan baik diperlukan

sejumlah sarana prasarana, dan perlengkapan fasilitas sekolah yang memadai,

sehingga proses pendidikan dapat berlangsung secara efektif dab efisien

(Sagala,2010:hlm 117).

Dalam Undang

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisiten

Pendidikan Nasional disebutkan bahwa “Pendidik dan tenaga pendidik berhak

memperoleh kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana , dan fasilitas

belajar untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.”

Untuk mencapai layanan akademi ksekolah dasar negeri yang bermutu

perlu didukung oleh fasilitas pendidikan yang lengkap dan memadai disertai

dengan pemanfaatannya secara efektif dan efisien. Penyediaan fasilitas pendidikan

dan pemanfaatanya terkait dengan pengelolaan fasilitas yang merupakan tugas dan

fungsi kepala sekolah. Lunenburg and Irby (2006: hlm 264) menytakan

“Pengelolaan fasilitas sekolah termasuk dalam tugas utama dari kepala sekolah.

Kepala sekolah harus menerima tanggung jawab ini karena mereka mendapatkan

control yang lebih besar dan lebih akuntabel.”

Adapun kondisi pendidikan yang dimiliki oleh Sekolah Dasar Negeri di

UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya seperti tabel di bawah

ini:

Tabel 1.2

Kondisi Fasilitas Pendidikan

(SDN di UPT se Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya)

No Nama Sekolah

Kondisi Ruang Kelas Kondisi Ruang TU Kondisi Ruang Lab/Kom Kondisi Alat Peraga Kondisi Ruang UKS Kondisi Ruang Perpustak aan Kondisi Ruang Guru Kondisi Ruang WC

A B C A B C A B C A B C A B C A B C A B C A B C

1 Nagarawangi I 6 1 1 1 1 1 1 1

2 Nagarawangi II 6 1 1 1 1 1 1 1

3 Nagarawangi

III 6 1 1 1 1 1 1 1

4 Gunung Pereng

(22)

No Nama Sekolah Kondisi Ruang Kelas Kondisi Ruang TU Kondisi Ruang Lab/Kom Kondisi Alat Peraga Kondisi Ruang UKS Kondisi Ruang Perpustak aan Kondisi Ruang Guru Kondisi Ruang WC

A B C A B C A B A B C A B C A B A B C A

5 Gunung Pereng

II 6 1 1 1 1 1 1 1

6 Gunung Pereng

III 6 1 1 1 1 1 1 1

7 Gunung Pereng

IV 12 1 1 1 1 1 1 1

8 Cieunteung I 6 1 1 1 1 1 1 1

9 Cieunteung II 6 1 1 1 1 1 1 1

10 Cieunteung III 6 1 1 1 1 1 1 1

11 Cieunteung IV 6 1 1 1 1 1 1 1

12 Cieunteung

Gede 6 1 1 1 1 1 1 1

13 Argasari I 6 1 1 1 1 1 1 1

14 Layungsari 6 1 1 1 1 1 1 1

15 Tuguraja I 6 1 1 1 1 1 1 1

16 Tuguraja II 6 1 1 1 1 1 1 1

17 Tuguraja IV 6 1 1 1 1 1 1 1

18 Tugu I 6 1 1 1 1 1 1 1

19 Tugu II 6 1 1 1 1 1 1 1

20 Tugu III 6 1 1 1 1 1 1 1

21 Gunungpereng

V 6 1 1 1 1 1 1 1

22 Sukarame 1 1 1 1 1 1

23 Argasari II 6 1 1 1 1 1 1 1

24 Tuguraja III 6 1 1 1 1 1 1 1

25 Tugu IV 6 1 1 1 1 1 1 1

26 GunungKonen

g 6 1 1 1 1 1 1 1

27 Citapen 12 1 1 1 1 1 1 1

(23)

29 Galunggung 30 1 1 1 1 1 1 1

No Nama Sekolah

Kondisi Ruang

Kelas

Kondisi Ruang

TU

Kondisi Ruang Lab/Kom

Kondisi Alat Peraga

Kondisi Ruang

UKS

Kondisi Ruang Perpustak

aan

Kondisi Ruang

Guru

Kondisi Ruang WC

A B C A B C A B A B C A B C A B A B C A

30 Pengadilan II 6 1 1 1 1 1 1 1

31 Pengadilan III 6 1 1 1 1 1 1 1

32 Pengadilan IV 6 1 1 1 1 1 1 1

33 Kahuripan II 6 1 1 1 1 1 1 1

34 Sukasari 12 1 1 1 1 1 1 1

35 Dadaha 12 1 1 1 1 1 1 1

36 Cikalang I 6 1 1 1 1 1 1 1

37 Cikalang II 6 1 1 1 1 1 1 1

38 Lengkong 6 1 1 1 1 1 1 1

39 Sukasari III 6 1 1 1 1 1 1 1

40 Tarumanegara 6 1 1 1 1 1 1 1

41 Cilolohan II 6 1 1 1 1 1 1 1

42 Tawangsari 6 1 1 1 1 1 1 1

43 Kahuripan IV 6 1 1 1 1 1 1 1

44 Lengkongsari 12 1 1 1 1 1 1 1

45 Sukasari IV 6 1 1 1 1 1 1 1

46 Cilolohan I 6 1 1 1 1 1 1 1

47 Sindanggalih 12 1 1 1 1 1 1 1

48 Nyantong 6 1 1 1 1 1 1 1

49 BbknGoyang 6 1 1 1 1 1 1 1

Sumber : UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.

Keterangan :

A : Baik

B : Rusak Ringan

(24)

Dilihat dari data di atas dapat di ketahuai bahwa fasiltas yang ada di

sekolah dasar negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota

Tasikmalaya, Pada umumnya sudah sangat baik . Hal ini ditunjukkan dengan

keadaan fasilitas pendidikan dalam keadaan baik, hanya fasilitas kondisi wc yang

masih ada yang kurang baik tapi itupun hanya mencapai kurang dari 6,12%.

Untuk Ruang guru, ruang TU, Ruang Perpustakaan, Ruang Laboratorium, Alat

Peraga dan Ruang UKS pada umumnya sudah sangat baik.

Aktifitas mengatur sumber daya untuk menunjang berlangsungnya proses

pendidikan yang bermutu memerlukan pengelolaan atau administrasi pendidikan

secara professional, terorganisasi dan terencana. Oleh karena itu peran

kepemimpinan visioner kepala sekolah sangat penting.

Kepala sekolah adalah tenaga edukatif yang mendapatkan tugas untuk

mengatur dan mengelola organisasi sekolah dasar negeri supaya tercipta suasana

sekolah dasar yang kondusif sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara

efektif dan efisien. Sekolah dasar sebagai organisasi yang komplek, yang terdiri

dari komponen

komponen yang saling berinteraksi secara dinamis memerlukan

penangganan secara professional agar supaya segenap sumber daya yang dimiliki

oleh sekolah tersebut dapat dimanfatkan dan diarahkan untuk mencapai \tujuan.

Sebagai pemimpin, Kepala sekolah dasar negeri memiliki posisi yang

sangat sentral dalam menciptakan dan mengendalikan mutu pendidikan sekolah

dasar yang dipimpinnya. Demikian sentralnya peran kepemimpinan visioner

kepala sekolah dasae negeri dalam menggerakkan sekolah dasar mencapai tujuan.

Oleh karena itu, untuk menjalankan tugas dan fungsinya diperlukan kemampuan

kepala sekolah.

Terkait dengan mutu layanan akademik sekolah dasar negeri, tugas kepala

sekolah dasar untuk melakukan pembinaan terhadap para guru dan tenaga

kependidikan dalam meningkatkan kinerja dan pelayanan terhadap siswa, dan

penyediaan berbagai sarana prsarana pendidikan di sekolah dasar pada dasarnya

(25)

Berdasarkan uraian di atas studi ini akan meneliti “Pengaruh

Kepemimpinan Visioner dan Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan Terhadap

Mutu Layanan Akademik di Sekolah Dasar Negeri di UPT Dinas Pendidikan

Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya

”.

Berdasarkan telaah kepustakaan, berikut dikemukakan

penelitian-penelitaan terdahulu yang relevan dengan variable-variabel yang akan diteliti.

Asep Moh Ridwan (2013) dalam penelitiannya tentang Pengaruh Kepemimpinan

Visioner Kepala Madrasah dan Pemanfataan Fasilitas Pendidikan Terhadap mutu

layanan Akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama

sama

kepemimpinan visioner dan fasilitas pendidikan memberikan kontribusi sebesar

83,03%.

Paulina Ega (2013) dalam penelitianya tentang Pengaruh Kinerja dan

Pemanfaatan Fasilitas Belajar Terhadap Mutu Layanan Akademik pada Sekolah

Menengah Pertama Se-Bandung Raya. Hasil temuan dari penelitian ini

menunjukkan bahwa kinerja guru pada SMP Se- Bandung Utara berada pada

katagori tinggi, pemanfaatan fasilitas belajar pada SMP Se-Bandung Utara berada

pada katagori tinggi dan mutu layanan akademik pada SMP Se-Bandung Utara

berada pada katagori tinggi. Selain itu, terdapat pengaruh kinerja mengajar guru

terhadap mutu layanan akademik berada pada katagori tinggi,terdapat pengaruh

pemanfaatan fasilitas belajar terhadap mutu layanan akademik berada pada

katagori tinggi serta terdapat pengaruh kinerja mengajar guru dan pemanfaatan

fasilitas belajar terhadap mutu layanan akademik berada pada katagori tinggi.

B.

Identifikasi dan Perumusan Masalah

1.

Identifikasi Masalah.

Menurut Sudarya dalam jurnal Pendidikan Dasar (8 Oktober 2007)

mengatakan, mutu menjadi faktor kunci keberlangsungan suatu kegiatan dalam

bidang industri dan bisnis, maupun dalam bidang pendidikan. Dalam konsep mutu

yang terkandung dalam TQM, ada dua kegiatan yaitu mutu yang berhubungan

(26)

Peningkatan mutu pembelajaran atau mutu sekolah tertuju pada mutu

lulusan. Merupakan suatu yang mustahil, pendidikan atau sekolah menghasilkan

mutu lulusan yang bermutu, jika tidak melalui proses pembelajaran yang bermutu

pula. Dan hal yang mustahil pula, terjadi proses pembelajaran yang bermutu juga

jika tidak di dukung oleh faktor-faktor penunjang proses pembelajaran yang

bermutu . Proses pembelajaran yang bermutu harus didukung oleh personalia,

seperti administrator, guru, konselor, dan tata usaha yang bermutu professional.

Hal tersebut didukung pula oleh sarana prasarana penddidikan, fasilitas, media,

serta sumber belajar yang memadai, baik mutu ataupun jumlahnya, dan biaya

yang mencukupi, manajemen yang tepat serta lingkungan yang mendukung (Nana

Syaodih :2006: hlm 6).

Sejalan dengan konsep ini dalam dunia pendidikan dikenal dengan mutu

layanan akademik. Menurut Alma (2013: hlm 135) mengemukakan bahwa:

Mutu akademik adalah muara dari proses pendidikan, manusia, alat,

kurikulum, dan fasilitas yang tercermin pada mutu mengajar guru,mutu

pelajaran, dan mutu hasil belajar, sehingga dapat membentuk seperangkat

kemampuan.

Pendapat selanjutnya dikemukakan oleh Mugatroyd dan Morgan (1994:

hlm 47-48) mutu layanan memiliki definisi yang mencakup tiga hal yaitu: (1)

Jaminan mutu (Quality Assurance), yaitu mutu yang mengacu pada penetapan

standart, metode yang tepat dan persyaratan yang ditentukan oleh suatu lembaga,

(2) Kontrak konfirmasi (Contract Confirmance) yaitu kontrak yang berupa mutu

standarnya telah ditentukan selama pembentukan negosiasi kontrak dan (3) Mutu

konsumen (consumen driven quality), mengacu pada orang-orang yang menerima

pelayanan sesuai dengan keinginan layanan atau pelayanan tersebut berpihak

kepada mereka.

Menurut Miller dalam Jurnal Administrasi Pendidikan, mengatakan bahwa

(27)

relevan(relevance of curriculum content), (2) proses pembelajaran (teaching

learning process), (3) majalah dinding (walfare), (4) kualitas anggota sekolah

(quqlity of school members), (5) bingbingan terhadap siswa (student advisement),

(6) administrasi akademik (academic administration), (7) kemampuan keuangan

(financial capabilities), (8) jaringan (networking), dan (9) mutu lulusan (quqlity of

graduates).

Pendapat lain di kemukakan oleh Nana, Novi, dan Ahman (2006: hlm 7)

bahwa:

Terjadi proses pendidikan yang bermutu, ada beberapa faktor yang

menunjang diantaranya, (1) adanya personalia yang terdiri dari

administrator, guru, konseler, dan tata usaha yang bermutu dan

professional, (2) adanya sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas, media

serta sumber belajar yang memadai, baik kualitas maupun kuantitasnnya,

(3) biaya yang mencukupi, (4) manajemen yang tepat, (5) lingkungan yang

mendukung.

Dari pendapat para ahli, penulis berpendapat bahwa faktor yang

mempengaruhi mutu layanan akademik adalah (1) kepemimpinan kepala

sekolah,(2) fasilitas, (3) kurikulum, (4) tata usaha, (5) manajemen yang tepat,, (6)

(28)

Kedelapan faktor yang mempengaruhi mutu layanan akademik diatas

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1

Identifikasi Masalah Penelitian

Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mutu layanan akademik

penelitian ini hanya akan dibatasi pada dua variable yaitu kepemimpinan kepala

sekolah dan fasilitas pendidikan. Hal ini dikarenakan permasalahan yang

ditemukan di lapangan berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah dan

fasilitas pendidikan, sebagaimana yang telah diungkapkan pada latar belakang

penelitian.

Masyaraka t

Kepemimpina n Kepala Guru

Mutu Layanan Akademik Media

serta Sumber

Fasilitas Pendidika

Tata Usaha Manajeme

n yang

(29)

2.

Perumusan Masalah

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini supaya tidak meluas ,

maka permasalahannya perlu dibatasi dalam bentu rumusan masalah.. Menurut

Sugioyono (2009: hlm 35) “Rumusan masalah adalah sustu pertanyaan yang akan

dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”. Berdasarkan permasalahan

diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.

Bagaimana kepemimpinan visioner kepala sekolah pada sekolah dasar

negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya?

b.

Bagaimana fasilitas pendidikan pada sekolah dasar negeri di UPT Dinas

Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya?

c.

Bagaimana layanan mutu akademik pada sekolah dasar negeri di UPT Dinas

Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya?

d.

Seberapa besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dasar

terhadapa mutu layanan akademik pada sekolah dasar negeri di UPT Dinas

Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya?

e.

Seberapa besar fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan akademik pada

sekolah dasar negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota

Tasikmalaya?

f.

Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah visioner dan

fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan akademik pada sekolah dasar

negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya?

C.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, penelitian ini bertujuan

untuk:

a.

Terdiskripsikannya kepemimpinan visioner kepala sekolah di Sekolah Dasar

Negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.

b.

Terdeskripsikannya pemanfaatan fasilitas pendidikan di Sekolah Dasar

Negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilaya Tengah Kota Tasikmalaya.

c.

Terdeskripsikannya mutu layanan akademik di Sekolah Dasar Negeri di

(30)

d.

Teranalisanya pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah terhadap

mutu layanan akademik di Sekolah Dasar Negeri di UPT Dinas Pendidikan

Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.

e.

Teranalisanya pengaruh Pemanfaatan fasilitas pendidikan terhadap mutu

layanan akademik di Sekolah Dasar Negeri di UPT Dinas Pendidikan

Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.

f.

Teranalisanya pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dan

pemanfaatan fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan akademik di

Sekolah dasar Negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota

Tasikmalaya.

Adapun tujuan umum dan tujuan khusus penelitian ini, adalah:

1.

Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh

informasi mengenai pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dan fasilitas

pendidikan terhadap mutu layanan akademik di sekolah dasar yang berada di.

sekolah dasar negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota

Tasikmalaya

2.

Tujuan khusus

Secara khusus Penelitian ini bertujuan untuk:

1.

Memperoleh gambaran tentang kepemimpinan visioner kepala sekolah pada

sekolah dasar negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota

Tasikmalaya.

2.

Memperoleh gambaran pemanfaatan fasilitas pendidikan sekolah dasar

negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.

3.

Memperoleh gambaran tentang mutu layanan akademik pada sekolah dasar

negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.

4.

Menganalisa seberapa besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala

sekolah terhadap mutu layanan akademik pada sekolah dasar di kecamatan

(31)

5.

Menganalisa sebarapa besar pengaruh fasilitas pendidikan terhadap mutu

layanan akademik pada sekolah dasar negeri di UPT Dinas Pendidikan

Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.

6.

Menganalisa seberapa besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala

sekolah dan fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan akademik pada

sekolah dasar negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota

Tasikmalaya.

D.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi peneliti

maupun bagi semua pihak pengembang ilmu pengetahuan. Secara terperinci

kegunaan penelitian ini adalah:

1.

Manfaat Teoritis

Secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi

indicator-indikator kepemimpinan visioner kepala sekolah, fasilitas pendidikan

dan mutu layanan akademik yang sebenarnya pada sekolah dasar negeri di UPT

Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.

2.

Manfaat Praktis

Secara praktis manfaat penelitian ini adalah:

a.

Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan yang

lebih luas khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi praktisi pendidikan.

b.

Memberikan informasi mengenai layanan akademik yang didukung oleh

kepemimpinan visioner kepala sekolah dan fasilitas pendidikan.

c.

Menambah ilmu pengetahuan bagi praktisi pendidikan bahwa mutu layanan

akademik dapat dipengaruhi oleh kepemimpinan visioner kepala sekolah

dan fasilitas pendidikan.

d.

Memberikan masukan kepada sekolah dasar negeri yang ada di UPT Dinas

(32)

E.

Struktur Organisasi Tesis

Struktur organisasi tesis berisi urutan penulisan dari setiap bab dalam tesis

yang ditulis secara sistematis, terdiri dari 5 bab yang diawali dari bab 1 samapai

bab terakhir. Secara isi dari setiap bab akan dijelaskan sebagai berikut ini:

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini berisi latar belakang penelitian yang

membahas mengenai alasan penelitian, pentingnya masalah itu diteliti dan

pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti, identifikasi

masalah dan perumusan masalah membahas mengenai rumusan dan analisis

masalah serta identifikasi variabel-variabel penelitian, tujuan penelitian

menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai, manfaat penelitian

memaparkan kegunaan penelitian baik secara teoritis maupun praktis, struktur

organisasi tesis memperhatikan susunan pokok bahasan didalam tesis.

Bab II Kajian Pustaka,kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian, dalam

bab ini berisi kajian pustaka yang mendudkung penelitian, kerangka pemikiran

menggambarkan rumusan hipotesis dengan mengkaji hubungan antara teoritis

dengan variable-variabel penelitian, hipotesis penelitian merupakan jawaban

sementara yang dirumuskan dalam penelitian.

Bab III Metode Penelitian, dalam bab ini berisi lokasi dan subjek

populasi/sampel penelitian yang menjadi sasaran dalam penelitian, desain

penelitian menggambarkan bentuk variabel- variabel penelitian, metode penelitian

menjabarkan metode apa yang sesuai dengan penelitian yang sedang dilakukan,

definisi operasional dirumuskan untuk melahirkan satu indicator-indikator dari

setiap variabel, instrument peneliti berupa angket, tes dll, proses pengembanagan

instrument berkaitan dengan uji realibilitas dan validitas, tekhnik pengumpulan

data membahas mengenai tekhnik yang dipilih untuk memperoleh informasi atau

data dan analisis data tugasnya melaporkan secara rinci tahap-tahap analisis data.

Bab IV Hasil peneliti dan Pembahasan, dalan bab ini berisi pengolahan

atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah

yang diangkat oleh para peneliti dan pembahasan atau temuan analisis

memaparkan temuan yang berkaitan dengan teori yang telah dibahas pada bab II.

Bab V Kesimpulan dan Saran, dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Lokasi, Populasi dan Sampel

1.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tempat dimana penelitian dilakukan kareana tanpa

adanya lokasi penelitian , penelitian ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

Berdasarkan judul penelitian, maka lokasi atau tempat penelitian ini yaitu sekolah

dasar negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.

2.

Populasi

Populasi adalah objek utama dalam penelitian. Populasi ini memiliki

jumlah yang besar dan bersifat umum. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan

oleh Sugiyono (2009: hlm 80) bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas : objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpu

lannya”. Sementara Riduan (2010: hlm 276) mengatakan populasi adalah

berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya. Dari pendapat di atas ditarik

kesimpulan bahwa populasi merupakan subjek atau objek yang berada didalam

satu wilayah penelitian dimana subjek dan objek tersebut memenuhi persyaratan

yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Berdasarkan pengertian diatas, yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh guru yang ada di Sekolah Dasar Negeri di UPT Dinas Pendidikan

Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya. Jumlah Sekolah Dasar yang ada 49 sekolah

dengan 49 orang kepala sekolah, dan jumlah guru 499 orang guru.Mengapa

mengambil sumber data guru tidak siswa dikarenakan guru sudah cukup untuk

mewakili sebgai sumber data dan siswa sekolah dasar belum mampu mencerna

tentang isi pertanyaan. Adapun uraian data selengkapnya seperti tertera dalam

(34)
[image:34.595.124.505.101.758.2]

Tabel 3.1

Populasi

No.

Nama SD

Jumlah

Kepala

Sekolah

Jumlah

Guru

Jumlah

1

SDN Nagarawangi I

1

13

14

2

SDN Nagarawangi II

1

12

13

3

SDN Nagarawangi III

1

13

14

4

SDN Gunung Pereng I

1

10

11

5

SDN Gunung Pereng II

1

11

12

6

SDN Gunung Pereng III

1

9

10

7

SDN Gunung Pereng IV

1

6

7

8

SDN Cieunteung I

1

6

7

9

SDN Cieunteung II

1

7

8

10

SDN Cieunteung III

1

7

8

11

SDN Cieunteung IV

1

7

8

12

SDN Cieunteunggede

1

8

9

13

SDN Argasari I

1

9

10

14

SDN Layungsari

1

8

9

15

SDN Tuguraja I

1

8

8

16

SDN Tuguraja II

1

9

10

17

SDN Tuguraja IV

1

6

7

18

SDN Tugu I

1

10

11

19

SDN Tugu II

1

12

13

20

SDN Tugu III

1

11

12

21

SDN Gunungpereng V

1

6

7

22

SDN Sukarame

1

6

7

23

SDN Argasari II

1

8

9

24

SDN Tuguraja III

1

13

14

25

SDN Tugu IV

1

7

8

26

SDN Gunungkoneng

1

8

9

27

SDN Citapen

1

17

18

28

SDN Pe ngadilan I

1

15

17

29

SDN Galunggung

1

30

31

30

SDN Pengadilan 2

1

10

11

31

SDN Pengadilan 3

1

8

9

32

SDN Pengadilan 4

1

9

10

33

SDN Kahuripan 2

1

6

7

34

SDN Sukasari

1

7

8

35

SDN Dadaha 2

1

12

13

36

SDN Cikalang 1

1

9

10

37

SDN Cikalang 2

1

9

10

38

SDN Lengkong

1

20

21

(35)

40

SDN Tarumanagara

1

7

8

41

SDN Cilolohan 2

1

10

11

42

SDN Tawangsari

1

9

10

43

SDN Kahuripan 4

1

7

8

44

SDN Lengkongsari

1

8

9

45

SDN Sukasari 4

1

9

10

46

SDN Cilolohan 1

1

8

9

47

SDN Sindanggalih

1

22

23

48

SDN Nyantong

1

10

11

49

SDN Babakan Goyang

1

10

11

Jumlah

49

499

548

3.

Sampel

Penelitian ini tidak meneliti seluruh populasi yang diteliti, dikarenakan

keterbatasan waktu,biaya dan tenaga. Oleh kareana itu penelitian ini merupakan

penelitian dengan sampel. Menurut Sugiyono (2006: hlm 91) mengatakan

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.”

Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data

penelitian. Seperti yang diungkapkan oleh Arikunto (2010: hlm 174) bahwa

“sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dikarenakan populasi

dalam penelitian ini jumlahnya cukup besar dan hetorogen, maka tekhnik

pengambilan sampel menggunakan tekhnik Proporationate Random Sampling

[image:35.595.122.506.84.271.2]

(Akdon dan Hadi, 2005: hlm 108).

Tabel 3.2

Sampel Penelitian

No.

Nama SD

Populasi

Guru

Jumlah Sampel Guru

25% x Jumlah Guru

1

SDN Nagarawangi I

13

4

2

SDN Nagarawangi II

12

3

3

SDN Nagarawangi III

13

4

4

SDN Gunung Pereng I

10

3

5

SDN Gunung Pereng II

11

3

6

SDN Gunung Pereng II I

9

3

7

SDN Gunung Pereng IV

6

2

8

SDN Cieunteng I

6

2

9

SDN Cieunteung II

7

2

(36)

11

SDN Cieunteung IV

7

2

12

SDN Cieunteunggede

8

2

13

SDN Argasari I

9

3

14

SDN Layungsari

8

2

15

SDN Tuguraja I

7

2

16

SDN Tuguraja II

9

3

17

SDN Tuguraja IV

6

2

18

SDN Tugu I

10

3

19

SDN Tugu II

12

3

20

SDN Tugu III

11

3

21

SDN Gunungpereng V

6

2

22

SDN Sukarame

6

2

23

SDN Argasari II

8

2

24

SDN Tuguraja III

13

4

25

SDN Tugu IV

7

2

26

SDN Gunungkoneng

8

3

27

SDN Citapen

17

5

28

SDN Pe ngadilan I

16

4

29

SDN Galunggung

30

8

30

SDN Pengadilan 2

10

3

31

SDN Pengadilan 3

8

2

32

SDN Pengadilan 4

9

3

33

SDN Kahuripan 2

6

2

34

SDN Sukasari

16

3

35

SDN Dadaha 2

12

4

36

SDN Cikalang 1

9

3

37

SDN Cikalang 2

9

3

38

SDN Lengkong

20

5

39

SDN Sukasari 3

7

2

40

SDN Tarumanagara

7

2

41

SDN Cilolohan 2

10

3

42

SDN Tawangsari

9

3

43

SDN Kahuripan 4

7

2

44

SDN Lengkongsari

8

2

45

SDN Sukasari 4

9

3

46

SDN Cilolohan 1

8

2

47

SDN Sindanggalih

22

6

Gambar

Tabel   Hlm
Tabel 1.1 Data KKM Sekolah Dasar
Tabel 1.2 Kondisi Fasilitas Pendidikan
Gambar 1.1 Identifikasi Masalah Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

[r]

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (1) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2013 tentang Penetapan

Untuk pengereman motor induksi satu fasa pada Tugas Akhir ini menggunakan pengereman dinamik (dynamic braking) yang efektif dilakukan dengan cara menginjeksikan arus dari

Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015.

Siapa yang merekomendasikan saya tentang Grand Keude Kupie Uleekareng.. dan

Pada menu ini terdapat daftar admin yang berhak mengakses menu Administrator seperti ditunjukkan dalam Gambar 4.3.. Gambar 4.3 Halaman

bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme, perlu diberikan akses kepada pegawai dan/atau

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus, dengan anugerah-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul Pengaruh Penambahan Bentonit