• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK: Studi Penelitian Tindakan di Kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Waled.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK: Studi Penelitian Tindakan di Kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Waled."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA PADA

PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK

(Studi Penelitian Tindakan di Kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Waled)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh Dodo Widayat

0906109

PROGRAM PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA PADA

PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK

(Studi Penelitian Tindakan di Kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Waled)

Oleh Dodo Widayat

0906109

Karya Ilmiah Yang Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

©dodowidayat 2015

Universitas Pendidikan Indonesia 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN DODO WIDAYAT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA PADA

PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK

(Studi Penelitian Tindakan di Kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Waled)

disetujui dan disahkan oleh dosen pembimbing : Pembimbing I

Dr. H. Yunyun Yudiana, M.Pd NIP.19650614 199001 1 001

Pembimbing II

Dr. Helmy Firmansyah, M.Pd NIP. 19791228 200501 1 002

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK

MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK (Studi Penelitian Tindakan di Kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1

Waled) Pembimbing I Dr. H. Yunyun Yudiana, M.Pd Pembimbing II Dr. Helmy Firmansyah, M.Pd

Oleh Dodo Widayat

0906109

Penelitian ini diangkat berdasarkan hambatan yang muncul di lapangan. Bahwa penerapan model pembelajaran secara langsung, peneliti kira kurang efektif untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran aktivitas ritmik.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran inkuiri dalam mengembangkan kreativitas siswa di pembelajaran aktivitas ritmik di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Waled Cirebon. Sampel dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Waled Cirebon.

Instrument yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan kuisioner angket mengenai kreativitas. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau classroom action research. Dalam penggunaan metode ini peneliti menggunakan dua siklus. Dalam setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan.

Selanjutnya untuk variabel bebas adalah model pembelajaran inkuiri dan variable terikatnya adalah kreativitas gerakan aktivitas ritmik siswa. Untuk populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA 2 SMAN 1 Waled. Dari analisis data didapat data awal 49,5% tindakan satu sebanyak 56,4%. Tindakan dua meningkat menjadi 64,8%. Tindakan tiga meningkat hingga 67,6%. Dari Tindakan empat meningkat 76,07%.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penerapan model pembelajaran inkuiri dalam aktivitas senam ritmik dapat memberikan peningkatan yang siginifikan pada kreativitas siswa di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Waled.

(5)

ABSTRACT

Implementation Inquiry Learning Model To Develop A Creativity Learning Student Rhythmic Activity (Action Research Study in Class XI IPA 2 SMA Negeri 1 Waled) Counselor I Dr. H. Yunyun Yudiana, M.Pd Counselor II Dr. Helmy Firmansyah, M.Pd

By Dodo Widayat

0906109

This research is motivated by low creativity student learning a rhythmic activity in Class IX Science 2 SMAN 1 Waled.

the way to solve this problem in this research is applied by modificate the inquiry learning model in a rythmic activity.

The Methode that used Namely Classroom Action Research. In use this method Researcher use two cycle method.

In every cycle consists of two action. The instrument used is Time Active learning students. The free Variables Research is a inquiry learning model and direct learning model. While the dependent variable is creativity learning student rhythmic.

The Research Methods Used Research Methods Classroom Action Research. The population in this research is the students of Class XI Science 2 SMAN 1 Waled Cirebon City. From the first data obtained One action data analys as much as 56,4%. The act of two action increased up Being 64,8%. in the Three action increased Up 67,6%. and the fourth actions is Increased 76,07%.

From the results of this research findings concluded, that the modification tools Form inquiry learning model, can increase to develop creativity rhythmic activity learning of of Class XI Science 2 SMAN 1 Waled Cirebon City.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C.Rumusan Masalah ... 6

D.Tujuan Penelitian ... 6

E. Batasan Masalah ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

G.Definisi Istilah ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.LANDASAN TEORITIS 1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 9

2. Model Pembelajaran ... 14

3. Model Pembelajaran Inkuiri ... 16

4. Karakteristik Pembelajaran Inkuiri ... 18

5. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri ... 19

6. Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri... 21

7. Kreativitas ... 22

(7)

vi

B. KERANGKA BERFIKIR ... 30

C. HIPOTESIS TINDAKAN ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 32

B.Desain Penelitian ... 33

C.Metode Penelitian ... 35

D.Langkah-Langkah Tindakan... 37

E. Instrument Penelitian ... 40

F. Uji Coba Angket ... 43

G.Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Awal Penelitian ... 50

B.Deskripsi Awal Pembelajaran ... 50

C.Analisis Observasi Awal ... 51

D.Hasil Pelaksanaan ... 53

E. Hasil Penelitian ... 56

F. Diskusi Penemuan ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 62

B.Saran ... 62

(8)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Surat Keputusan Jurusan ... 65

B. Surat Penelitian Jurusan ... 71

C. Surat Balasan dari sekolah ... 72

D. Angket ... 73

E. Reabilitas Angket ... 78

F. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 79

G. Uji Validitas dan Reabilitas Angket... 84

H. Nilai tabel siswa ... 89

I. Uji Normalitas ... 94

J. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian... 95

(9)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel. 2.1 Contoh Gerakan Aktivitas Ritmik sumber google.com/gerakan senam

kreatif ritmik

Tabel 3.1 Jumlah Peserta didik

Tabel 3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Tabel 3.3 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Tabel 3.4 Kisi-kisi Tentang Kreativitas dalam pembelajaran aktivitas ritmik Di

kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Waled

Tabel 3.5 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Angket Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Aktivitas Ritmik

Tabel 3.7 Hasil Uji Reabilitas Angket Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Aktivitas Ritmik

Tabel 4.1 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dalam setiap Tindakan dalam

Penelitian Tindakan Kelas XI IPA 2 SMAN 1 Waled Cirebon

Tabel. 4.5 Ringkasan Hasil Penelitian Peningkatan Kreativitas Kelas XI IPA 2

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

x

DAFTAR BAGAN

Diagram 4.1 Hasil Tindakan Penelitian Peningkatan Kreativitas Pembelajaran

Aktivitas Ritmik Siswa Kelas XI IPA 2 SMAN 1 Waled Cirebon

(12)

DIAGRAM

Diagram 4.1 Hasil Tindakan Penelitian ... 55

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu usaha sadar serta konsep yang terpadu dari

sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan melaksanakan fungsi-fungsi

tertentu dalam rangka membantu anak didik agar menjadi manusia terdidik dan

mampu mengembangkan potensi yang dimiliki setiap individu. Hal ini dilandasi

menurut pendapat para ahli mengenai pengertian pendidikan yang dikemukakan

oleh Juliantine (2012, hlm 7) mengatakan bahwa:

Pendidikan adalah untuk mengembangkan individu menjadi individu-individu yang kreatif, berdaya cipta, dan yang dapat menemukan atau discover. Serta pendidikan sebagai proses menolong, membimbing, mengarahkan dan mendorong individu

Dari pembahasan di atas, tujuan pendidikan berkaitan erat dengan hal

ingin dicapai dalam program pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan nasional

berhubungan dengan filsafat negara yang dianut. Pendidikan merupakan suatu

proses pembinaan yang berlangsung seumur hidup, disebutkan dalam

Undang-Undang sistem nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan

nasional bertujuan untuk meningkatkan prestasi peserta didik agar menjadi

manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, demokratis dan bertanggung jawab.

Sekolah merupakan salah satu tempat berlangsungnya kegiatan

pendidikan. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan di sekolah diharapkan lebih dari

sekedar belajar. Kegiatan pembelajaran atau pengajaran merupakan bagian

kegiatan yang paling pokok di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah.

Berhasil atau tidaknya proses pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung

kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa di sekolah.

Dalam hal lain sekolah sebagai berlangsungnya tempat dalam proses

(14)

2

transformasi melalui berbagai macam interaksi yang bersifat edukasi. Oleh karena

itu, dalam kegiatan pembelajaran banyak dikombinasikan dan disusun

berdasarkan materi, media atau fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Salah satu mata pelajaran di sekolah adalah pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang di terapkan di

sekolah sesuai dengan kurikulum terbaru kementrian pendidikan dan kebudayaan

Indonesia. Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang menekankan pada

suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang

dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka

memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan,

dan pembentukan watak. Pada hakikatnya kita ketahui bersama pendidikan

jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk

menghasilkan perubahan progresif dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,

mental, serta emosional. Tujuan pendidikan jasmani di sekolah selalu mencakup

tiga aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Hal ini sesuai dengan

yang dikemukakan oleh Juliantine (2012, hlm 7-8) menjelaskan bahwa:

Tujuan yang harus dikembangkan dalam diri siswa sebagai individu utuh yang sedang tumbuh dan berkembang, dimana tujuan pendidikan itu adalah pengembangan seluruh potensi yang dimiliki siswa baik yang melibatkan dimensi kognitif, afektif, psikomotor maupun sosial dalam pengertian yang lebih luas

Pada pembahasan di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa

pendidikan jasmani hakikatnya adalah pendidikan yang berjalan melalui aktifitas

jasmani atau aktifitas gerak. Pendidikan jasmani diajarkan di sekolah untuk

senada satu tujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotor sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. menurut William

dalam Abduljabar (2010, hlm. 3) mengungkapkan bahwa “pendidikan jasmani

(15)

3

Sehubungan dengan pembahasan di atas, Kurikulum yang terdapat dalam

mata pelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar meliputi materi permainan

dan olahraga. Materi permainan dan olahraga diantaranya meliputi: olahraga

tradisional, permainan bola besar, permainan bola kecil, eksplorasi gerak,

keterampilan lokomotor non-lokomotor serta manipulatif, atletik, renang, sepak

bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, bela diri serta

aktivitas lainnya (BSNP, 2006, hlm 703). Dalam kesempatan penelitian ini,

penulis mendapat masalah dalam pembelajaran aktivitas ritmik.

Aktivitas ritmik dalam pembelajaran disekolah diharapkan mampu

menghasilkan hasil belajar berupa kognitif, afektif dan psikomotor, mengacu pada

pendapat Bloom dan kawan-kawan tentang tiga kategori atau domain, yaitu

kognitif, afektif dan psikomotor (dalam Makmun, 2007, hlm. 26). Berkaitan

dengan hal di atas, penulis menemukan beberapa kendala maupun permasalahan

yang timbul ketika pembelajaran aktivitas ritmik di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1

Waled. Dalam lapangan ketika guru menerapkan model pembelajaran langsung,

siswa terlihat mengikuti gerakan tersebut dengan kurang semangat. Adapun

gerakan yang di ajarkan oleh guru yakni berupa langkah kaki, ayunan tangan

hingga kombinasi gerakan yang diiringi musik. Padahal guru sudah

menyampaikan gerakan dengan jelas dan semangat. Namun yang terjadi malah

siswa malas dan bergerak minim. Hal ini menggugah guru untuk menelaah

kesalahan atau penyebab yang menimbulkan hal tersebut.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi diatas, ada beberapa alternatif

pemecahan masalah, antara lain dengan merekayasa proses pembelajaran. Dalam

proses belajar mengajar disekolah terdapat berbagai macam pendekatan, metode,

strategi dan model yang dapat diaplikasikan untuk merekayasa proses

pembelajaran. Adapun pengertian model pembelajaran menurut Joyce dan Weil

(dalam Rusman, 2012, hlm. 133) bahwa “Model pembelajaran adalah suatu

rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana

pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan

(16)

4

Terdapat berbagai macam model pembelajaran yang dapat diaplikasikan

dalam pembelajaran senam ritmik, antara lain adalah model pembelajaran inkuiri,

kooperatif, direct atau bahkan peer teaching. Dari beberepa model pembelajaran,

guru lebih dekat pada model pembelajaran inkuiri. Dimana saat ini menjadi model

pembelajaran inkuiri dianggap cocok dengan kurikulum 2013. Dimana

mengedepankan proses pembelajaran yang bersifat ilmiah, sehingga didalamnya

terdapat proses pemikiran oleh masing-masing siswa, yang selanjutnya dianalisis

hingga akhirnya mendapat kesimpulan yang bersifat ilmiah.

Model pembelajaran inkuiri diciptakan oleh Suchman pada tahun 1962,

dengan alasan ingin memberikan perhatian dalam membantu siswa menyelidiki

secara independen, namun dalam satu cara yang teratur (Juliantine, 2013:93).

Model pembelajaran inkuiri mendorong siswa untuk selalu mencari informasi

sebanyak mungkin mengenai materi yang sedang dipelajarinya, dan mampu

menyimpulkannya berdasarkan hasil-hasil temuan siswa dengan alasan yang

bersifat ilmiah. Selanjutnya Juliantine (2013, hlm. 93) menjelaskan bahwa:

Secara sederhana, inkuiri dapat diartikan sebagai sebuah pencarian kebenaran, informasi, atau pengetahuan, atau juga dapat diartikan bahwa inkuiri adalah mencari informasi dengan menyusun sejumlah pertanyaan untuk dapat diaplikasikan sebagai jawaban pengetahuan

Dalam model pembelajaran inkuiri, siswa berpikir dan bergerak

berdasarkan susunan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Susunan pertanyaan

yang dipersiapkan oleh guru merupakan karakteristik model pembelajaran inkuiri.

Juliantine (2013, hlm. 96) menjelaskan bahwa:

Karakteristik dari model pembelajaran inkuiri adalah guru bukannya menunjukan dan menceritakan pada siswa bagaimana untuk bergerak, tetapi guru menggunakan serangkaian pertanyaan untuk memunculkan keterikatan siswa pada domain psikomotor dan kognitif.

Domain psikomotor, domain afektif dan domain kognitif adalah domain

yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani disekolah,

model pembelajaran inkuiri diharapkan mampu mengembangkan ketiga domain

(17)

5

bahwa tujuan digunakannya model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan

jasmani adalah untuk mengembangkan pemikiran siswa, memecahkan masalah

dan memberi kebebasan pada siswa untuk bereksplorasi.

Dari pemaparan model pembelajaran inkuiri yang diterapkan dalam

pembelajaran ritmik, tentu akan dibandingkan dengan model pembelajaran

konvensional atau langsung yang diterapkan oleh guru sebelumnya. Sehingga kita

dapat menggambarkan hasil yang dapat dicapai oleh peserta didik yang dimana

dalam kesempatan penelitian ini, penulis akan membahas mengenai tingkat

kreativitas siswa dalam melakukan gerakan aktivitas ritmik.

Model pembelajaran manakah yang dapat memberikan tingkat kreativitas

anak berkembang atau lebih meningkat dibandingkan sebelumnya. Hal ini

merupakan tantangan bagi penulis untuk dapat menemukan jawaban dari

permasalahan yang penulis paparkan sebelumnya. Dengan harapan akan diketahui

model pembelajaran mana yang dapat memberikan tingkat kreativitas yang baik

dalam mempelajari aktivitas ritmik. Sehubungan dengan hal tersebut penulis menerapkan judul dalam penelitian tindakan kelas ini yakni “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada

Pembelajaran Aktivitas Ritmik (Studi Penelitian Tindakan Di Kelas XI IPA-2

SMA Negeri 1 Waled)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan observasi yang dilakukan, peneliti mengidentifikasi adanya

beberapa permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran di Kelas XI IPA-2 SMA

Negeri 1 Waled diantaranya:

1. Siswa kurang berminat dalam mengikuti aktivitas ritmik dikarenakan

pembelajaran yang diberikan monoton.

2. Akibat pembelajaran monoton siswa melakukan gerakan aktivitas ritmik

dengan seadanya.

3. Kreativitas siswa tidak berkembang karena pembelajaran terpusat pada guru.

4. Model pembelajaran langsung yang diterapkan sebelumnya tidak memberikan

(18)

6

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, serta dengan

indentifikasi permasalahan yang terdapat dalam proses pembelajaran saat ini,

maka rumusan masalah penelitiannya adalah sebagai berikut:

Apakah model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kreativitas siswa

dalam pembelajaran aktivitas ritmik pada siswa kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1

Waled ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui sejauh

mana model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam

pembelajaran aktivitas ritmik pada siswa kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Waled.

E. Batasan Masalah

Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil yang signifikan dari

permasalahan penelitian yang timbul. Berangkat dari tujuan penelitian maka

peneliti membatasi ruang penelitian agar dapat terfokus dan jelas pada suatu

masalah. Adapun pembatasan masalah di antaranya:

1. Untuk mengetahui Apakah ada pengaruh dari model pembelajaran inkuiri

terhadap hasil belajar aktivitas ritmik terhadap kreativitas siswa di kelas XI

IPA-2 SMA Negeri 1 Waled.

2. Populasi dan sampel penelitian ini adalah kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1

Waled.

3. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan pada pembelajaran aktivitas

ritmik

4. Modifikasi dalam penelitian tindakan kelas ini model pembelajaran inkuiri

(19)

7

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dibedakan menjadi 3 kategori yaitu manfaat

bagi siswa, manfaat bagi guru, dan manfaat bagi sekolah.

1. Manfaat bagi siswa

a. Memberikan pengalaman gerak pada anak sehingga semakin banyak jenis

dan bentuk aktivitas ritmik yang dilakukan anak maka anak akan semakin

kaya pengalaman geraknya.

b. Merangsang dan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak.

c. Menyalurkan kelebihan atau bakat pada anak.

d. Memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani.

e. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan pada anak, terutama untuk

memenuhi rasa ingin tahu anak.

f. Mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

g. Menanamkan rasa percaya diri, kerjasama, rasa sosial, dan saling

tolong-menolong.

2. Manfaat bagi guru

a. Memberi alternatif baru dalam metode pembelajaran aktivitas ritmik yang

diterapkan oleh guru.

b. Menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang menyenangkan.

c. Memberi wawasan baru aktivitas ritmik dengan modifikasi pembelajaran.

d. Bagi guru sebagai wacana baru untuk memperoleh informasi ilmiah tentang

inovasi model pembelajaran penjasorkes di Sekolah.

3. Manfaat bagi sekolah

a. Meningkatkan kualitas sekolah dengan meningkatnya prestasi belajar siswa.

b. Sebagai masukan yang positif dalam upaya proses belajar dan

(20)

8

G. Definisi Istilah

Untuk menghindari salah pengertian dalam penafsiran judul dan isi

skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang dianggap

penting dengan demikian ada kesamaan pendapat dalam memberikan penafsiran,

yaitu:

1. Modifikasi adalah cara merubah bentuk sebuah barang dari yang kurang

menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya, serta

menampilkan bentuk yang lebih bagus dari aslinya.

2. Pembelajaran menurut Corey (1986, hlm 195) yang dikutip oleh Sagala

(2005, hlm 61) pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan

seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan dia turut serta

dalam tingkah laku tertentu, pembelajaran merupakan subyek khusus dalam

pendidikan.

3. Belajar menurut Gagne dan Berliner dalam Achmad Rifa,i RC, dkk

(2009, hlm 82), belajar merupakan proses dimana suatu organisme

mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.

4. Model pembelajaran inkuiri menurut Juliantine: “inkuiri dapat diartikan

sebagai sebuah pencarian kebenaran, informasi, atau pengetahuan, atau juga

dapat diartikan bahwa inkuiri adalah mencari informasi dengan menyusun

(21)

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Waled Tahun

ajaran 2014/2015. Subjek penelitiannya dilakukan pada peserta didik kelas XI

IPA-2 SMA Negeri 1 Waled sebanyak 40 peserta didik. Sudjana (2000, hlm. 6)

mengemukakan bahwa:

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.

Menurut Sudjana (2000, hlm 6) sampel adalah “sebagian yang diambil dari

populasi”. Sugyono (2005, hlm 91) mengatakan juga sampel adalah “Bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah wakil dari populasi yang diambil

datanya dan kemudian data tersebut diolah dan diteliti. Adapun yang menjadi

sampel dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1

Waled yang berjumlah 40 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 11 orang dan siswa

perempuan 29 orang.

Tabel 3.1 Jumlah Peserta didik

No Jenis kelamin Jumlah

1 Laki-Laki 11

2 Perempuan 29

(22)

33

B. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini pada dasarnya terdiri dari empat

komponen yaitu: rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Adapun alur

tindakanya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Alur Siklus PTK, Subroto Toto (2014, hlm 65)

1. Prosedur Tindakan

Penelitian tindakan kelas terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan

(planning), tindakan (action), pengamatan (observing), refleksi (reflection), (Agus

Kristiyanto, 2010, hlm 55). Adapun langkah yang dilakukan oleh guru dalam

penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:

a. Perencanaan (planning)

Dalam tahap perencanaan ini meliputi pengenalan pembelajaran dengan

menyiapkan model pembelajaran inkuiri terhadap kreativitas aktivitas ritmik.

b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Pelaksanaan tindakan merupakan suatu kegiatan dilaksanakannya skenario

(23)

34

c. Pengamatan (observing)

Observer mengamati pelaksanaan tindakan untuk mengetahui sejauh mana efek

pembelajaran dalam meningkatkan pembelajaran yang dapat dilihat dari

kreativitas siswa dalam melakukan aktivitas pembelajaran ritmik.

d. Refleksi (reflection)

Refleksi merupakan suatu kegiatan perenungan secara kritis apa yang terjadi

selama pelaksanaan pembelajaran di kelas.

2. Rancangan Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus dilakukan sesuai

dengan perubahan yang ingin dicapai. Siklus berikutnya dilakukan penelitian

terhadap prestasi belajar siswa melalui pemberian evaluasi. Siklus akan dikatakan

berhasil apabila penelitian telah mencapai target sesuai indikator kinerja.

Langkah-langkah dalam siklus ini terdiri dari:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini dilakukan persiapan yang berhubungan dengan

penerapan modifikasi model pembelajaran, seperti identifikasi masalah,

pembuatan rencana pembelajaran, pembuatan lembar pengamatan siswa dan

guru, penyediaan alat yang akan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan kegiatan dilaksanakannya skenario

pembelajaran yang telah direncanakan. Adapun tindakan yang dilakukan oleh

guru adalah merancang skenario pembelajaran ritmik dengan penerapan model

pembelajaran inkuiri.

c. Pengamatan

Pengamatan adalah suatu kegiatan mengamati jalannya pelaksanaan

(24)

35

penerapan model pembelajaran inkuiri. Pengumpulan data pada tahap ini meliputi

data nilai hasil belajar siswa dan data observasi.

d. Refleksi

Refleksi berkenaan dengan proses dan dampak yang akan dilakukan.

Dengan data observasi, guru dapat merefleksi apakah dengan model pembelajaran

inkuiri dapat memberikan hasil yang lebih baik untuk peningkatan kreativitas

anak. Hasil dari refleksi adalah diadakannya perbaikan terhadap perencanaan yang

telah dilaksanakan, yang akan digunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada

siklus selanjutnya.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

tindakan kelas (PTK) atau class room action research. Sebagai cara untuk

menjawab permasalahan yang ada, yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersama Arikunto (2008, hlm 3). Penelitian tindakan kelas

merupakan suatu bentuk penelitian reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan

tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas

secara profesional. Hal ini sesuai dengan pendapat Hopkins dalam Wiraatmaja,

(2008, hlm. 11) mengemukakan bahwa:

Penelitian tindakan merupakan penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substansif, di mana suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sehingga stabil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Berdasarkan uraian di atas, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan

penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru

sekaligus sebagai peneliti dari penyusunan suatu perencanaan pembelajaran

(25)

36

untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang akan dilakukan oleh pendidik

guru. Secara sederhana Mulyasa (2009, hlm 10) menjelaskan penelitian tindakan

kelas adalah “Penelitian tindakan atau action research yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta

didik”.

Tujuan utama PTK adalah mengembangkan keterampilan proses

pembelajaran, bukan untuk memperoleh ilmu baru dari penelitian tindakan yang

dilakukannya atau mencapai pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.

Melalui PTK guru akan lebih banyak memperoleh pengalaman tentang praktik

pembelajaran secara efektif. Selain itu, terdapat beberapa manfaat yang dapat

diperoleh dari PTK yaitu:

1. sebagai inovasi pendidikan, dengan PTK guru menjadi lebih berani mandiri

dan ditopang rasa percaya diri sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani

mengambil prakarsa yang dapat memberikan manfaat perbaikan.

2. hasil PTK dapat diajarkan sumber masukan dalam rangka melakukan

pengembangan kurikulum.

3. PTK dapat membantu guru untuk lebih memahami hakikat pendidikan secara

empirik.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta

didik dengan memberikan semuan tindakan treatment yang sengaja dimunculkan

dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

D. Langkah-langkah Tindakan

Berikut peneliti jabarkan terkait mengenai alur siklus dalam penelitian

(26)

37

Bagan 3.1 Langkah-langkah Pengambilan dan Pengolahan Data Populasi

Sampel

Treatment Model Pembelajaran Inkuiri

Uji coba angket

Pengisian angket

Pengumpulan data

Analisis data

(27)

38

Tabel 3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

1. Siklus I

Perencanaan a. Permasalahan diidentifikasi melalui pengambilan data hasil

ulangan dan pengamatan aktivitas belajar siswa.

b. Merancang skenario pembelajaran dengan penerapan modifikasi

model pembelajaran, rencana pembelajaran, dan lembar

pengamatan.

c. Menyusun alat evaluasi untuk mengukur peningkatan kreativitas

anak dari segi psikomotorik.

d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati ketrampilan siswa

dan lembar observasi untuk mengamati kinerja guru.

Pelaksanaan a. Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran

aktivitas ritmik dengan model pembelajaran inkuiri.

b. Guru menilai keterampilan siswa

Pengamatan a. Guru mengamati siswa dalam pelaksanaan aktivitas ritmik dengan

model pembelajaran inkuri.

b. Guru mengumpulkan hasil pengamatan.

c. Guru menganalisis data hasil pengamatan

Refleksi a. Guru membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan

pembelajaran siklus ke - 1.

b. Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada

pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus I dengan guru maupun

(28)

39

Tabel 3.3 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

2. Siklus II

Perencanaan a) Merancang tindakan siklus II.

b) Merancang skenario pembelajaran dengan penerapan modifikasi model

pembelajaran inkuiri.

c) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur peningkatan kreativitas anak.

d) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati situasi dan kondisi

selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan

oleh peneliti yang bertindak sebagai guru dan guru mitra atau observer

secara kolaborasi untuk mengamati kegiatan secara keseluruhan.

e) Merancang perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan siklus I

Pelaksanaan a. Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran ritmik

menggunakan model pembelajaran inkuiri.

b. Guru memberikan penjelasan teknik pembelajaran.

c. Guru menilai ketrampilan siswa

Pengamatan a. Guru mengamati kretivitas siswa ketika pelaksanaan pembelajaran aktivitas

ritmik.

b. Guru mengumpulkan hasil pengamatan keterampilan

c. Guru menganalisis data hasil siklus II serta hasil observasi.

Refleksi a. Guru membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran

siklus II.

b. Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada

pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus II.

c. Mengumpulkan data dan membuat kesimpulan hasil pelaksanaan tindakan

siklus I dan siklus II bersama teman sejawat.

(29)

40

E. Instrument Penelitian

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang

disebut instrumen. Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket sebagai alat

pengumpul datanya. Sehubungan dengan angket atau kuesioner dijelaskan oleh

Arikunto (2002, hlm 124) bahwa: “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.” Angket dalam penelitian ini

terdiri dari tiga bagian yang dijabarkan melalui variabel, komponen, dan indikator

butir pernyataan yang dibuat merupakan gambaran mengenai kreativitas siswa

dalam pembelajaran aktivitas ritmik.

Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.

Angket ini bersifat tertutup, artinya angket ini disusun dengan pernyataan terbatas,

tegas, kongkrit, dan lengkap sehingga responden hanya memilih alternatif

jawaban yang tersedia. Jawaban yang dikemukakan oleh responden didasarkan

pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya.

Dalam mengidentifikasi perubahan perilaku dan pribadi seseorang dalam

menjawab setiap pernyataan dari setiap butir soal yang disajikan, terlebih dahulu

diketahui secara tepat (valid) dan dapat dipercaya (reliabel) dari alat pengumpulan

datanya. Karena, kecermatan penilaian dalam mempertimbangkan dan mengambil

keputusan tergantung kepada tingkat ketepatan, kepercayaan, keobyektifan, dan

kereprestantifan informasi yang didukung oleh data yang diperoleh di lapangan.

Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:

1. Melakukan spesifikasi data. Maksudnya untuk menjabarkan ruang lingkup

masalah yang akan diukur secara terperinci. Untuk lebih jelas dan

memudahkan penyusunan spesifikasi data tersebut, maka penulis tuangkan

(30)
[image:30.595.113.515.219.727.2]

41

Tabel 3.4

Kisi-kisi Tentang Kreativitas dalam pembelajaran aktivitas ritmik

Di kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Waled

Sub Variabel Aspek Indikator Butir

Soal Aspek yang dikembangkan dalam kreativitas Fleksibelitas

Menghasilkan gagasan atau jawaban

dari pertanyaan yang bervariasi 5

Dapat melihat suatu masalah dari sudut

pandang yang berbeda-beda 5

Mencari banyak alternatif atau arah

yang berbeda-beda 5

Originalitas

Mampu melahirkan ungkapan yang baru

dan unik 5

Memikirkan cara yang tidak lazim

dalam menyelesaikan masalah 5

Berusaha membuat penyelesaian suatu

masalah 5

Elaborasi

Senang mencari cara atau metode yang

praktis dalam belajar 5

Kritis dalam memeriksa hasil pekerjaan 5

Menguraikan permasalahan secara

terperinci. 5

Fluency

Mengenali dasar dari permasalahan 5

Mampu memberikan respon terhadap

permasalahan 5

Mencetuskan banyak jawaban dalam

(31)

42

Jumlah 60

2. Penyusunan Angket

Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi

tersebut di atas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pertanyaan

atau soal dalam angket. Butir-butir pertanyaan atau soal tersebut dibuat dalam

bentuk pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia.

Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis

menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut: Kategori untuk setiap butir

pernyataan positif, yaitu Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Antara Setuju dan Tidak

Setuju = 3, Tidak Setuju = 2 dan Sangat Tidak Setuju = 1. Kategori untuk setiap

butir pernyataan negatif, yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3,

Tidak Setuju = 4 dan Sangat Tidak Setuju = 5. Kategori penyekoran tampak

[image:31.595.149.471.481.637.2]

dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.5 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif

Sangat Setuju

Setuju

Antara Setuju dan Tidak Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1 1 2 3 4 5

Perlu dijelaskan bahwa dalam menyusun pernyataan-pernyataan agar

responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka

pernyataan-pernyataan itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan

(32)

43

1. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya. 2. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh

responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. 3. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif.

4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.

5. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.

Dari uraian tersebut, maka dalam menyusun pernyataan dalam angket ini

harus bersifat jelas, ringkas dan tegas. Pernyataan-pernyataan angket penelitian ini

dapat dilihat pada Lampiran.

F. Uji Coba Angket

Angket yang telah disusun harus diuji untuk mengukur tingkat

validitasnya dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba

angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan

sebagai pengumpul data dalam penelitian ini. Angket tersebut Sebelum para

sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai

cara-cara pengisiannya.

1. Menentukan Validitas Instrumen

Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas

instrumen tersebut adalah sebagai berikut:

a. Data yang diperoleh dari hasil uji coba dikumpulkan dan dipisahkan antara

skor tertinggi dan terendah

b. Menentukan 50% responden yang memperoleh skor tinggi dan 50% yang

memperoleh skor rendah.

c. Kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor tinggi disebut

kelompok atas. Sedangkan kelompok yang terdiri dari responden yang

memperoleh skor rendah disebut kelompok bawah.

(33)

44

e. Mencari simpangan baku (S) setiap butir pernyataan

f. Mencari nilai thitung untuk setiap butir pernyataan

g. dengan rumus sebagai berikut:

2 2 2 1 2 1 2 1 n S n S X X t    Keterangan:

S : Simpangan baku n : Jumlah Sampel

X1 : Rata-rata Kelompok atas

X2 : Rata-rata Kelompok bawah

Dalam menentukan valid tidaknya sebuah butir pernyataan tes dilakukan

pendekatan signifikansi, yaitu jika thitung lebih besar dari ttabel dengan α = 0.05 dan

derajat kebebasan (dk = n – 2 ), maka dinyatakan pernyataan tersebut dapat

digunakan sebagai alat pengumpul data, tetapi jika sebaliknya, jika thitung lebih

kecil dari ttabel maka pernyataan tersebut tidak signifikan, dengan kata lain

pernyataan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data.

2. Menentukan Reliabilitas Instrumen

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen, penulis melakukan

pendekatan sebagai berikut:

a. Membagi butir pernyataan menjadi dua bagian pernyataan yang bernomor

ganjil dan bernomor genap.

b. Skor dari butir pernyataan yang bernomor ganjil dikelompokkan menjadi

variabel X dan skor dari butir-butir pernyataan yang bernomor genap

dijadikan variabel Y.

c. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor genap

(34)

45

rumus korelasi Person Product Moment dalam Arikunto (2003: 72) adalah

sebagai berikut:

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi yang dicari

XY: Jumlah perkalian skor x dan skor y X : Jumlah skor x

Y : Jumlah skor y

n : Jumlah banyaknya soal

d. Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus dari

Arikunto (2003: 93) Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

rii : Koefisien yang dicari

2. r : Dua kali koefisien korelasi 1 + r : Satu tambah koefisien korelasi

e. Menguji signifikansi korelasi

f. Dari hasil penghitungan korelasi Pearson Product Moment dimasukkan ke

dalam rumus Spearman Brown, kemudian untuk menentukan nilai thitung, nilai

rseluruh item tes yang dihasilkan dimasukkan ke dalam rumus yang

dikembangkan oleh Sudjana. Dengan taraf nyata 0.05 dan dk : (n – 2). Apabila

rhitung lebih besar dari rtabel maka instrumen penelitian dapat dipercaya atau

reliabel. Dan jika uji signifikansi korelasi menunjukkan thitung lebih besar dari

n XY – (X) (Y)

rxy =

(n (X2) – (X)2 ) (n (Y2) – (Y)2 )

2. r xy

rii =

(35)

46

ttabel pada taraf nyata 0.05 dan dk = n - 2. Maka instrumen mempunyai

[image:35.595.147.474.259.741.2]

reliabilitas yang signifikan.

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Angket Kreativitas Siswa Pada

Pembelajaran Aktivitas Ritmik

Indikator Korelasi Person Product (r hitung)

Angka kritis

(R TABEL) keterangan

P1 1,689271987 1,313 V

P2 1,092573694 1,313 TV

P3 0,807255417 1,313 TV

P4 2,308898978 1,313 V

P5 -1,37269717 1,313 V

P6 0,313658855 1,313 TV

P7 0,681438517 1,313 TV

P8 1,606590201 1,313 V

P9 1,67587993 1,313 V

P10 0,343262957 1,313 TV

P11 0,89707511 1,313 TV

P12 0,312749257 1,313 TV

P13 1,389301526 1,313 V

P14 2,326490478 1,313 V

P15 2,54933862 1,313 V

P16 -1,470298534 1,313 V

P17 2,305689205 1,313 V

P18 0,81249739 1,313 TV

P19 -0,77043138 1,313 TV

(36)

47

P21 0,533520566 1,313 TV

P22 0,705657493 1,313 TV

P23 1,627188353 1,313 V

P24 2,936684095 1,313 V

P25 0,480993391 1,313 TV

P26 1,583585838 1,313 V

P27 0 1,313 TV

P28 -1,25361347 1,313 TV

P29 -0,834535216 1,313 TV

P30 2,064782966 1,313 V

P31 1,26886968 1,313 V

[image:36.595.150.475.138.393.2]

P32 1,882562469 1,313 V

Tabel 3.7 Hasil Uji Reabilitas Angket Kreativitas Siswa Pada

(37)

48

Berdasarkan data hitungan di atas terkait mengenai reabilitas, setelah

diperoleh harga r1 hitung, selanjutnya untuk dapat diputuskan instrument reliabel

atau tidak, harga tersebut dikonsultasikan dengan harga r tabel. Dengan n=40 taraf

kesalahan 5% diperoleh 0,312. Karena r1 hitung lebih besar dari r tabel untuk

taraf kesalahan 5%. 0,988>0,312 maka dapat disimpulkan instrumen kreativitas

senam ritmik dalam mengikuti kegiatan tersebut reliabel dan dapat dipergunakan

untuk penelitian.

N = 40 315594

2238 348770

2350

√[ ]

=

=

=

√ =

=

= 0,977

=

=

= 0,988

r tabel pada nilai N 40 = 0,312

(38)

49

G. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Instrumen yang telah dinyatakan valid dan reliabel dalam arti instrumen

itu dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini oleh penulis

diperbanyak untuk disebarkan kepada sampel penelitian yang merupakan sumber

data dalam penelitian ini. Butir soal dalam angket yang valid dan reliable

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari penemuan beberapa kendala maupun permasalahan yang timbul

ketika pembelajaran aktivitas ritmik di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Waled.

Ketika guru menerapkan model pembelajaran langsung, siswa terlihat mengikuti

gerakan tersebut dengan kurang semangat. Adapun gerakan yang di ajarkan oleh

guru yakni berupa langkah kaki, ayunan tangan hingga kombinasi gerakan yang

diiringi musik. Padahal guru sudah menyampaikan gerakan dengan jelas dan

semangat. Namun yang terjadi malah siswa malas dan bergerak minim. Berangkat

dari permasalahan di atas, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran

inkuiri sebagai solusi sementara dari penelitian tindakan kelas ini. Dari hasil

pelaksanaan penelitian dapat peneliti simpulkan bahwa; Model pembelajaran

inkuiri dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran aktivitas ritmik

di kelas XI-IPA 2 di SMAN 1 Waled.

B. Saran

Berdasarkan dari proses penelitian, beberapa saran yang diberikan, yaitu :

1. Melihat dari antusiasme para siswa dalam mengikuti pembelajaran aktivitas

ritmik, kedepanya guru dapat menggunakan media tes kreatifitas siswa dalam

pembelajaran pendidikan jasmani.

2. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai hendaknya guru dapat melakukan

observasi lebih detail.

3. Bagi setiap guru pendidikan jasmani diharapkan dalam aktivtas ritmik dapat

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. Darajat. J.K.N. (2010). Modul Aplikasi Statistik dalam Penjas.

Bandung: FPOK UPI

Abdul Jabar, B, (2010) Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan

Jasmani. Bandung

Anni, Maulida. (2013) Efektivitas Pemanfaatan Album Vertebrta Taman Margasatwa Semarang Sebagai Sumber Belajar. Jurnal: UNS

Bahagia, Yoyo. (2010) Modul Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

Bahagia, Yoyo, Suherman Adang. (2000). Prinsip Prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jendral Pendidikan Sekolah

Juliantine, Yudiana, Y. Dkk. (2012). Belajar & pembelajaran penjas. Bandung :

Redpoint.

Juliantine, Tite. (2012) Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI.

Husdarta, H.J.S. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta.

Mahendra, Agus. (2001). Pembelajaran Senam. Jakarta: direktorat Jendral Olahraga.

Rusman, (2011). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Semiawan, C. (1995). Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Subroto, Toto (2014) Penulisan Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: FPOK UPI

Sudjana, (2005). Metode Statistik. Jakarta : Rineka Cipta.

(41)

64 Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Kesuma Karya.

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah Peserta didik
Gambar 1. Alur Siklus PTK, Subroto Toto (2014, hlm 65)
Tabel 3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.3 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
+5

Referensi

Dokumen terkait

Iklan layanan masyarakat ini dibuat dengan harapan dapat menarik para pengguna computer untuk dapat mencoba buat animasi teks Maupun animasi gambar dengan menggunakan Macromedia

Wireless Energy Transfer adalah perpindahan tenaga listrik tanpa kawat logam atau kabel, suatu proses di mana tenaga listrik dipancarkan dari suatu tempat yang terdapat

Pengamatan penelitian ini dilakukan pada gudang produk jadi yang memiliki penataan produk yang tidak teratur sehingga gudang terlihat sempit karena tidak memiliki luas gang

Aplikasinya dibuat semenarik mungkin dengan menggunakan fasilitas yang ada di Macromedia Flash MX, sehingga anak-anak akan lebih tertarik untuk mencoba dan menggunakannya. Bahkan

luas gudang produk kertas rokok, jarak antara tumpukan yang terlalu dekat pada. lebar aisle (gang) yang tidak memenuhi 3,6m

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh rebound dan assist terhadap persentase kemenangan dalam cabang

1) Merencanakan sistem informasi yang ada di perusahaan agar berjalan dengan baik. 2) Mengawasi kegiatan perusahaan dalam hal penyaluran informasi. 3) Membuat saluran LAN ( Local

Telah dilakukan penelitian pembuatan dan karakterisasi komposit karet alam/montmorillonit dengan cetiltrimetilammonium bromida (CTAB) sebagai pemodifikasi secara