PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA PADA
PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK
(Studi Penelitian Tindakan di Kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Waled)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh Dodo Widayat
0906109
PROGRAM PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA PADA
PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK
(Studi Penelitian Tindakan di Kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Waled)
Oleh Dodo Widayat
0906109
Karya Ilmiah Yang Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi
©dodowidayat 2015
Universitas Pendidikan Indonesia 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.
LEMBAR PENGESAHAN DODO WIDAYAT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA PADA
PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK
(Studi Penelitian Tindakan di Kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Waled)
disetujui dan disahkan oleh dosen pembimbing : Pembimbing I
Dr. H. Yunyun Yudiana, M.Pd NIP.19650614 199001 1 001
Pembimbing II
Dr. Helmy Firmansyah, M.Pd NIP. 19791228 200501 1 002
Mengetahui Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK
MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK (Studi Penelitian Tindakan di Kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1
Waled) Pembimbing I Dr. H. Yunyun Yudiana, M.Pd Pembimbing II Dr. Helmy Firmansyah, M.Pd
Oleh Dodo Widayat
0906109
Penelitian ini diangkat berdasarkan hambatan yang muncul di lapangan. Bahwa penerapan model pembelajaran secara langsung, peneliti kira kurang efektif untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran aktivitas ritmik.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran inkuiri dalam mengembangkan kreativitas siswa di pembelajaran aktivitas ritmik di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Waled Cirebon. Sampel dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Waled Cirebon.
Instrument yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan kuisioner angket mengenai kreativitas. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau classroom action research. Dalam penggunaan metode ini peneliti menggunakan dua siklus. Dalam setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan.
Selanjutnya untuk variabel bebas adalah model pembelajaran inkuiri dan variable terikatnya adalah kreativitas gerakan aktivitas ritmik siswa. Untuk populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA 2 SMAN 1 Waled. Dari analisis data didapat data awal 49,5% tindakan satu sebanyak 56,4%. Tindakan dua meningkat menjadi 64,8%. Tindakan tiga meningkat hingga 67,6%. Dari Tindakan empat meningkat 76,07%.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penerapan model pembelajaran inkuiri dalam aktivitas senam ritmik dapat memberikan peningkatan yang siginifikan pada kreativitas siswa di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Waled.
ABSTRACT
Implementation Inquiry Learning Model To Develop A Creativity Learning Student Rhythmic Activity (Action Research Study in Class XI IPA 2 SMA Negeri 1 Waled) Counselor I Dr. H. Yunyun Yudiana, M.Pd Counselor II Dr. Helmy Firmansyah, M.Pd
By Dodo Widayat
0906109
This research is motivated by low creativity student learning a rhythmic activity in Class IX Science 2 SMAN 1 Waled.
the way to solve this problem in this research is applied by modificate the inquiry learning model in a rythmic activity.
The Methode that used Namely Classroom Action Research. In use this method Researcher use two cycle method.
In every cycle consists of two action. The instrument used is Time Active learning students. The free Variables Research is a inquiry learning model and direct learning model. While the dependent variable is creativity learning student rhythmic.
The Research Methods Used Research Methods Classroom Action Research. The population in this research is the students of Class XI Science 2 SMAN 1 Waled Cirebon City. From the first data obtained One action data analys as much as 56,4%. The act of two action increased up Being 64,8%. in the Three action increased Up 67,6%. and the fourth actions is Increased 76,07%.
From the results of this research findings concluded, that the modification tools Form inquiry learning model, can increase to develop creativity rhythmic activity learning of of Class XI Science 2 SMAN 1 Waled Cirebon City.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR BAGAN ... x
DAFTAR DIAGRAM ... xi
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B.Identifikasi Masalah Penelitian ... 5
C.Rumusan Masalah ... 6
D.Tujuan Penelitian ... 6
E. Batasan Masalah ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 7
G.Definisi Istilah ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.LANDASAN TEORITIS 1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 9
2. Model Pembelajaran ... 14
3. Model Pembelajaran Inkuiri ... 16
4. Karakteristik Pembelajaran Inkuiri ... 18
5. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri ... 19
6. Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri... 21
7. Kreativitas ... 22
vi
B. KERANGKA BERFIKIR ... 30
C. HIPOTESIS TINDAKAN ... 31
BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 32
B.Desain Penelitian ... 33
C.Metode Penelitian ... 35
D.Langkah-Langkah Tindakan... 37
E. Instrument Penelitian ... 40
F. Uji Coba Angket ... 43
G.Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Awal Penelitian ... 50
B.Deskripsi Awal Pembelajaran ... 50
C.Analisis Observasi Awal ... 51
D.Hasil Pelaksanaan ... 53
E. Hasil Penelitian ... 56
F. Diskusi Penemuan ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 62
B.Saran ... 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Surat Keputusan Jurusan ... 65
B. Surat Penelitian Jurusan ... 71
C. Surat Balasan dari sekolah ... 72
D. Angket ... 73
E. Reabilitas Angket ... 78
F. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 79
G. Uji Validitas dan Reabilitas Angket... 84
H. Nilai tabel siswa ... 89
I. Uji Normalitas ... 94
J. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian... 95
viii
DAFTAR TABEL
Tabel. 2.1 Contoh Gerakan Aktivitas Ritmik sumber google.com/gerakan senam
kreatif ritmik
Tabel 3.1 Jumlah Peserta didik
Tabel 3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.3 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.4 Kisi-kisi Tentang Kreativitas dalam pembelajaran aktivitas ritmik Di
kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Waled
Tabel 3.5 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Angket Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran
Aktivitas Ritmik
Tabel 3.7 Hasil Uji Reabilitas Angket Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran
Aktivitas Ritmik
Tabel 4.1 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dalam setiap Tindakan dalam
Penelitian Tindakan Kelas XI IPA 2 SMAN 1 Waled Cirebon
Tabel. 4.5 Ringkasan Hasil Penelitian Peningkatan Kreativitas Kelas XI IPA 2
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR BAGAN
Diagram 4.1 Hasil Tindakan Penelitian Peningkatan Kreativitas Pembelajaran
Aktivitas Ritmik Siswa Kelas XI IPA 2 SMAN 1 Waled Cirebon
DIAGRAM
Diagram 4.1 Hasil Tindakan Penelitian ... 55
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu usaha sadar serta konsep yang terpadu dari
sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan melaksanakan fungsi-fungsi
tertentu dalam rangka membantu anak didik agar menjadi manusia terdidik dan
mampu mengembangkan potensi yang dimiliki setiap individu. Hal ini dilandasi
menurut pendapat para ahli mengenai pengertian pendidikan yang dikemukakan
oleh Juliantine (2012, hlm 7) mengatakan bahwa:
Pendidikan adalah untuk mengembangkan individu menjadi individu-individu yang kreatif, berdaya cipta, dan yang dapat menemukan atau discover. Serta pendidikan sebagai proses menolong, membimbing, mengarahkan dan mendorong individu
Dari pembahasan di atas, tujuan pendidikan berkaitan erat dengan hal
ingin dicapai dalam program pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan nasional
berhubungan dengan filsafat negara yang dianut. Pendidikan merupakan suatu
proses pembinaan yang berlangsung seumur hidup, disebutkan dalam
Undang-Undang sistem nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan
nasional bertujuan untuk meningkatkan prestasi peserta didik agar menjadi
manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, demokratis dan bertanggung jawab.
Sekolah merupakan salah satu tempat berlangsungnya kegiatan
pendidikan. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan di sekolah diharapkan lebih dari
sekedar belajar. Kegiatan pembelajaran atau pengajaran merupakan bagian
kegiatan yang paling pokok di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah.
Berhasil atau tidaknya proses pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung
kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa di sekolah.
Dalam hal lain sekolah sebagai berlangsungnya tempat dalam proses
2
transformasi melalui berbagai macam interaksi yang bersifat edukasi. Oleh karena
itu, dalam kegiatan pembelajaran banyak dikombinasikan dan disusun
berdasarkan materi, media atau fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Salah satu mata pelajaran di sekolah adalah pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang di terapkan di
sekolah sesuai dengan kurikulum terbaru kementrian pendidikan dan kebudayaan
Indonesia. Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang menekankan pada
suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang
dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka
memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan,
dan pembentukan watak. Pada hakikatnya kita ketahui bersama pendidikan
jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk
menghasilkan perubahan progresif dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,
mental, serta emosional. Tujuan pendidikan jasmani di sekolah selalu mencakup
tiga aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Juliantine (2012, hlm 7-8) menjelaskan bahwa:
Tujuan yang harus dikembangkan dalam diri siswa sebagai individu utuh yang sedang tumbuh dan berkembang, dimana tujuan pendidikan itu adalah pengembangan seluruh potensi yang dimiliki siswa baik yang melibatkan dimensi kognitif, afektif, psikomotor maupun sosial dalam pengertian yang lebih luas
Pada pembahasan di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
pendidikan jasmani hakikatnya adalah pendidikan yang berjalan melalui aktifitas
jasmani atau aktifitas gerak. Pendidikan jasmani diajarkan di sekolah untuk
senada satu tujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. menurut William
dalam Abduljabar (2010, hlm. 3) mengungkapkan bahwa “pendidikan jasmani
3
Sehubungan dengan pembahasan di atas, Kurikulum yang terdapat dalam
mata pelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar meliputi materi permainan
dan olahraga. Materi permainan dan olahraga diantaranya meliputi: olahraga
tradisional, permainan bola besar, permainan bola kecil, eksplorasi gerak,
keterampilan lokomotor non-lokomotor serta manipulatif, atletik, renang, sepak
bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, bela diri serta
aktivitas lainnya (BSNP, 2006, hlm 703). Dalam kesempatan penelitian ini,
penulis mendapat masalah dalam pembelajaran aktivitas ritmik.
Aktivitas ritmik dalam pembelajaran disekolah diharapkan mampu
menghasilkan hasil belajar berupa kognitif, afektif dan psikomotor, mengacu pada
pendapat Bloom dan kawan-kawan tentang tiga kategori atau domain, yaitu
kognitif, afektif dan psikomotor (dalam Makmun, 2007, hlm. 26). Berkaitan
dengan hal di atas, penulis menemukan beberapa kendala maupun permasalahan
yang timbul ketika pembelajaran aktivitas ritmik di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1
Waled. Dalam lapangan ketika guru menerapkan model pembelajaran langsung,
siswa terlihat mengikuti gerakan tersebut dengan kurang semangat. Adapun
gerakan yang di ajarkan oleh guru yakni berupa langkah kaki, ayunan tangan
hingga kombinasi gerakan yang diiringi musik. Padahal guru sudah
menyampaikan gerakan dengan jelas dan semangat. Namun yang terjadi malah
siswa malas dan bergerak minim. Hal ini menggugah guru untuk menelaah
kesalahan atau penyebab yang menimbulkan hal tersebut.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi diatas, ada beberapa alternatif
pemecahan masalah, antara lain dengan merekayasa proses pembelajaran. Dalam
proses belajar mengajar disekolah terdapat berbagai macam pendekatan, metode,
strategi dan model yang dapat diaplikasikan untuk merekayasa proses
pembelajaran. Adapun pengertian model pembelajaran menurut Joyce dan Weil
(dalam Rusman, 2012, hlm. 133) bahwa “Model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
4
Terdapat berbagai macam model pembelajaran yang dapat diaplikasikan
dalam pembelajaran senam ritmik, antara lain adalah model pembelajaran inkuiri,
kooperatif, direct atau bahkan peer teaching. Dari beberepa model pembelajaran,
guru lebih dekat pada model pembelajaran inkuiri. Dimana saat ini menjadi model
pembelajaran inkuiri dianggap cocok dengan kurikulum 2013. Dimana
mengedepankan proses pembelajaran yang bersifat ilmiah, sehingga didalamnya
terdapat proses pemikiran oleh masing-masing siswa, yang selanjutnya dianalisis
hingga akhirnya mendapat kesimpulan yang bersifat ilmiah.
Model pembelajaran inkuiri diciptakan oleh Suchman pada tahun 1962,
dengan alasan ingin memberikan perhatian dalam membantu siswa menyelidiki
secara independen, namun dalam satu cara yang teratur (Juliantine, 2013:93).
Model pembelajaran inkuiri mendorong siswa untuk selalu mencari informasi
sebanyak mungkin mengenai materi yang sedang dipelajarinya, dan mampu
menyimpulkannya berdasarkan hasil-hasil temuan siswa dengan alasan yang
bersifat ilmiah. Selanjutnya Juliantine (2013, hlm. 93) menjelaskan bahwa:
Secara sederhana, inkuiri dapat diartikan sebagai sebuah pencarian kebenaran, informasi, atau pengetahuan, atau juga dapat diartikan bahwa inkuiri adalah mencari informasi dengan menyusun sejumlah pertanyaan untuk dapat diaplikasikan sebagai jawaban pengetahuan
Dalam model pembelajaran inkuiri, siswa berpikir dan bergerak
berdasarkan susunan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Susunan pertanyaan
yang dipersiapkan oleh guru merupakan karakteristik model pembelajaran inkuiri.
Juliantine (2013, hlm. 96) menjelaskan bahwa:
Karakteristik dari model pembelajaran inkuiri adalah guru bukannya menunjukan dan menceritakan pada siswa bagaimana untuk bergerak, tetapi guru menggunakan serangkaian pertanyaan untuk memunculkan keterikatan siswa pada domain psikomotor dan kognitif.
Domain psikomotor, domain afektif dan domain kognitif adalah domain
yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani disekolah,
model pembelajaran inkuiri diharapkan mampu mengembangkan ketiga domain
5
bahwa tujuan digunakannya model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan
jasmani adalah untuk mengembangkan pemikiran siswa, memecahkan masalah
dan memberi kebebasan pada siswa untuk bereksplorasi.
Dari pemaparan model pembelajaran inkuiri yang diterapkan dalam
pembelajaran ritmik, tentu akan dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional atau langsung yang diterapkan oleh guru sebelumnya. Sehingga kita
dapat menggambarkan hasil yang dapat dicapai oleh peserta didik yang dimana
dalam kesempatan penelitian ini, penulis akan membahas mengenai tingkat
kreativitas siswa dalam melakukan gerakan aktivitas ritmik.
Model pembelajaran manakah yang dapat memberikan tingkat kreativitas
anak berkembang atau lebih meningkat dibandingkan sebelumnya. Hal ini
merupakan tantangan bagi penulis untuk dapat menemukan jawaban dari
permasalahan yang penulis paparkan sebelumnya. Dengan harapan akan diketahui
model pembelajaran mana yang dapat memberikan tingkat kreativitas yang baik
dalam mempelajari aktivitas ritmik. Sehubungan dengan hal tersebut penulis menerapkan judul dalam penelitian tindakan kelas ini yakni “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada
Pembelajaran Aktivitas Ritmik (Studi Penelitian Tindakan Di Kelas XI IPA-2
SMA Negeri 1 Waled)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan observasi yang dilakukan, peneliti mengidentifikasi adanya
beberapa permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran di Kelas XI IPA-2 SMA
Negeri 1 Waled diantaranya:
1. Siswa kurang berminat dalam mengikuti aktivitas ritmik dikarenakan
pembelajaran yang diberikan monoton.
2. Akibat pembelajaran monoton siswa melakukan gerakan aktivitas ritmik
dengan seadanya.
3. Kreativitas siswa tidak berkembang karena pembelajaran terpusat pada guru.
4. Model pembelajaran langsung yang diterapkan sebelumnya tidak memberikan
6
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, serta dengan
indentifikasi permasalahan yang terdapat dalam proses pembelajaran saat ini,
maka rumusan masalah penelitiannya adalah sebagai berikut:
Apakah model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kreativitas siswa
dalam pembelajaran aktivitas ritmik pada siswa kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1
Waled ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam
pembelajaran aktivitas ritmik pada siswa kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Waled.
E. Batasan Masalah
Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil yang signifikan dari
permasalahan penelitian yang timbul. Berangkat dari tujuan penelitian maka
peneliti membatasi ruang penelitian agar dapat terfokus dan jelas pada suatu
masalah. Adapun pembatasan masalah di antaranya:
1. Untuk mengetahui Apakah ada pengaruh dari model pembelajaran inkuiri
terhadap hasil belajar aktivitas ritmik terhadap kreativitas siswa di kelas XI
IPA-2 SMA Negeri 1 Waled.
2. Populasi dan sampel penelitian ini adalah kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1
Waled.
3. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan pada pembelajaran aktivitas
ritmik
4. Modifikasi dalam penelitian tindakan kelas ini model pembelajaran inkuiri
7
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dibedakan menjadi 3 kategori yaitu manfaat
bagi siswa, manfaat bagi guru, dan manfaat bagi sekolah.
1. Manfaat bagi siswa
a. Memberikan pengalaman gerak pada anak sehingga semakin banyak jenis
dan bentuk aktivitas ritmik yang dilakukan anak maka anak akan semakin
kaya pengalaman geraknya.
b. Merangsang dan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
c. Menyalurkan kelebihan atau bakat pada anak.
d. Memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani.
e. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan pada anak, terutama untuk
memenuhi rasa ingin tahu anak.
f. Mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
g. Menanamkan rasa percaya diri, kerjasama, rasa sosial, dan saling
tolong-menolong.
2. Manfaat bagi guru
a. Memberi alternatif baru dalam metode pembelajaran aktivitas ritmik yang
diterapkan oleh guru.
b. Menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang menyenangkan.
c. Memberi wawasan baru aktivitas ritmik dengan modifikasi pembelajaran.
d. Bagi guru sebagai wacana baru untuk memperoleh informasi ilmiah tentang
inovasi model pembelajaran penjasorkes di Sekolah.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Meningkatkan kualitas sekolah dengan meningkatnya prestasi belajar siswa.
b. Sebagai masukan yang positif dalam upaya proses belajar dan
8
G. Definisi Istilah
Untuk menghindari salah pengertian dalam penafsiran judul dan isi
skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang dianggap
penting dengan demikian ada kesamaan pendapat dalam memberikan penafsiran,
yaitu:
1. Modifikasi adalah cara merubah bentuk sebuah barang dari yang kurang
menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya, serta
menampilkan bentuk yang lebih bagus dari aslinya.
2. Pembelajaran menurut Corey (1986, hlm 195) yang dikutip oleh Sagala
(2005, hlm 61) pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan dia turut serta
dalam tingkah laku tertentu, pembelajaran merupakan subyek khusus dalam
pendidikan.
3. Belajar menurut Gagne dan Berliner dalam Achmad Rifa,i RC, dkk
(2009, hlm 82), belajar merupakan proses dimana suatu organisme
mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.
4. Model pembelajaran inkuiri menurut Juliantine: “inkuiri dapat diartikan
sebagai sebuah pencarian kebenaran, informasi, atau pengetahuan, atau juga
dapat diartikan bahwa inkuiri adalah mencari informasi dengan menyusun
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Waled Tahun
ajaran 2014/2015. Subjek penelitiannya dilakukan pada peserta didik kelas XI
IPA-2 SMA Negeri 1 Waled sebanyak 40 peserta didik. Sudjana (2000, hlm. 6)
mengemukakan bahwa:
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.
Menurut Sudjana (2000, hlm 6) sampel adalah “sebagian yang diambil dari
populasi”. Sugyono (2005, hlm 91) mengatakan juga sampel adalah “Bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah wakil dari populasi yang diambil
datanya dan kemudian data tersebut diolah dan diteliti. Adapun yang menjadi
sampel dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1
Waled yang berjumlah 40 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 11 orang dan siswa
perempuan 29 orang.
Tabel 3.1 Jumlah Peserta didik
No Jenis kelamin Jumlah
1 Laki-Laki 11
2 Perempuan 29
33
B. Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini pada dasarnya terdiri dari empat
komponen yaitu: rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Adapun alur
tindakanya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1. Alur Siklus PTK, Subroto Toto (2014, hlm 65)
1. Prosedur Tindakan
Penelitian tindakan kelas terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan
(planning), tindakan (action), pengamatan (observing), refleksi (reflection), (Agus
Kristiyanto, 2010, hlm 55). Adapun langkah yang dilakukan oleh guru dalam
penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
a. Perencanaan (planning)
Dalam tahap perencanaan ini meliputi pengenalan pembelajaran dengan
menyiapkan model pembelajaran inkuiri terhadap kreativitas aktivitas ritmik.
b. Pelaksanaan Tindakan (action)
Pelaksanaan tindakan merupakan suatu kegiatan dilaksanakannya skenario
34
c. Pengamatan (observing)
Observer mengamati pelaksanaan tindakan untuk mengetahui sejauh mana efek
pembelajaran dalam meningkatkan pembelajaran yang dapat dilihat dari
kreativitas siswa dalam melakukan aktivitas pembelajaran ritmik.
d. Refleksi (reflection)
Refleksi merupakan suatu kegiatan perenungan secara kritis apa yang terjadi
selama pelaksanaan pembelajaran di kelas.
2. Rancangan Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus dilakukan sesuai
dengan perubahan yang ingin dicapai. Siklus berikutnya dilakukan penelitian
terhadap prestasi belajar siswa melalui pemberian evaluasi. Siklus akan dikatakan
berhasil apabila penelitian telah mencapai target sesuai indikator kinerja.
Langkah-langkah dalam siklus ini terdiri dari:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini dilakukan persiapan yang berhubungan dengan
penerapan modifikasi model pembelajaran, seperti identifikasi masalah,
pembuatan rencana pembelajaran, pembuatan lembar pengamatan siswa dan
guru, penyediaan alat yang akan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan kegiatan dilaksanakannya skenario
pembelajaran yang telah direncanakan. Adapun tindakan yang dilakukan oleh
guru adalah merancang skenario pembelajaran ritmik dengan penerapan model
pembelajaran inkuiri.
c. Pengamatan
Pengamatan adalah suatu kegiatan mengamati jalannya pelaksanaan
35
penerapan model pembelajaran inkuiri. Pengumpulan data pada tahap ini meliputi
data nilai hasil belajar siswa dan data observasi.
d. Refleksi
Refleksi berkenaan dengan proses dan dampak yang akan dilakukan.
Dengan data observasi, guru dapat merefleksi apakah dengan model pembelajaran
inkuiri dapat memberikan hasil yang lebih baik untuk peningkatan kreativitas
anak. Hasil dari refleksi adalah diadakannya perbaikan terhadap perencanaan yang
telah dilaksanakan, yang akan digunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada
siklus selanjutnya.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK) atau class room action research. Sebagai cara untuk
menjawab permasalahan yang ada, yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama Arikunto (2008, hlm 3). Penelitian tindakan kelas
merupakan suatu bentuk penelitian reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas
secara profesional. Hal ini sesuai dengan pendapat Hopkins dalam Wiraatmaja,
(2008, hlm. 11) mengemukakan bahwa:
Penelitian tindakan merupakan penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substansif, di mana suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sehingga stabil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
Berdasarkan uraian di atas, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru
sekaligus sebagai peneliti dari penyusunan suatu perencanaan pembelajaran
36
untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang akan dilakukan oleh pendidik
guru. Secara sederhana Mulyasa (2009, hlm 10) menjelaskan penelitian tindakan
kelas adalah “Penelitian tindakan atau action research yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta
didik”.
Tujuan utama PTK adalah mengembangkan keterampilan proses
pembelajaran, bukan untuk memperoleh ilmu baru dari penelitian tindakan yang
dilakukannya atau mencapai pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.
Melalui PTK guru akan lebih banyak memperoleh pengalaman tentang praktik
pembelajaran secara efektif. Selain itu, terdapat beberapa manfaat yang dapat
diperoleh dari PTK yaitu:
1. sebagai inovasi pendidikan, dengan PTK guru menjadi lebih berani mandiri
dan ditopang rasa percaya diri sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani
mengambil prakarsa yang dapat memberikan manfaat perbaikan.
2. hasil PTK dapat diajarkan sumber masukan dalam rangka melakukan
pengembangan kurikulum.
3. PTK dapat membantu guru untuk lebih memahami hakikat pendidikan secara
empirik.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta
didik dengan memberikan semuan tindakan treatment yang sengaja dimunculkan
dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
D. Langkah-langkah Tindakan
Berikut peneliti jabarkan terkait mengenai alur siklus dalam penelitian
37
Bagan 3.1 Langkah-langkah Pengambilan dan Pengolahan Data Populasi
Sampel
Treatment Model Pembelajaran Inkuiri
Uji coba angket
Pengisian angket
Pengumpulan data
Analisis data
38
Tabel 3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
1. Siklus I
Perencanaan a. Permasalahan diidentifikasi melalui pengambilan data hasil
ulangan dan pengamatan aktivitas belajar siswa.
b. Merancang skenario pembelajaran dengan penerapan modifikasi
model pembelajaran, rencana pembelajaran, dan lembar
pengamatan.
c. Menyusun alat evaluasi untuk mengukur peningkatan kreativitas
anak dari segi psikomotorik.
d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati ketrampilan siswa
dan lembar observasi untuk mengamati kinerja guru.
Pelaksanaan a. Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran
aktivitas ritmik dengan model pembelajaran inkuiri.
b. Guru menilai keterampilan siswa
Pengamatan a. Guru mengamati siswa dalam pelaksanaan aktivitas ritmik dengan
model pembelajaran inkuri.
b. Guru mengumpulkan hasil pengamatan.
c. Guru menganalisis data hasil pengamatan
Refleksi a. Guru membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan
pembelajaran siklus ke - 1.
b. Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada
pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus I dengan guru maupun
39
Tabel 3.3 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
2. Siklus II
Perencanaan a) Merancang tindakan siklus II.
b) Merancang skenario pembelajaran dengan penerapan modifikasi model
pembelajaran inkuiri.
c) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur peningkatan kreativitas anak.
d) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati situasi dan kondisi
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan
oleh peneliti yang bertindak sebagai guru dan guru mitra atau observer
secara kolaborasi untuk mengamati kegiatan secara keseluruhan.
e) Merancang perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan siklus I
Pelaksanaan a. Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran ritmik
menggunakan model pembelajaran inkuiri.
b. Guru memberikan penjelasan teknik pembelajaran.
c. Guru menilai ketrampilan siswa
Pengamatan a. Guru mengamati kretivitas siswa ketika pelaksanaan pembelajaran aktivitas
ritmik.
b. Guru mengumpulkan hasil pengamatan keterampilan
c. Guru menganalisis data hasil siklus II serta hasil observasi.
Refleksi a. Guru membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran
siklus II.
b. Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada
pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus II.
c. Mengumpulkan data dan membuat kesimpulan hasil pelaksanaan tindakan
siklus I dan siklus II bersama teman sejawat.
40
E. Instrument Penelitian
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang
disebut instrumen. Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket sebagai alat
pengumpul datanya. Sehubungan dengan angket atau kuesioner dijelaskan oleh
Arikunto (2002, hlm 124) bahwa: “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.” Angket dalam penelitian ini
terdiri dari tiga bagian yang dijabarkan melalui variabel, komponen, dan indikator
butir pernyataan yang dibuat merupakan gambaran mengenai kreativitas siswa
dalam pembelajaran aktivitas ritmik.
Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.
Angket ini bersifat tertutup, artinya angket ini disusun dengan pernyataan terbatas,
tegas, kongkrit, dan lengkap sehingga responden hanya memilih alternatif
jawaban yang tersedia. Jawaban yang dikemukakan oleh responden didasarkan
pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya.
Dalam mengidentifikasi perubahan perilaku dan pribadi seseorang dalam
menjawab setiap pernyataan dari setiap butir soal yang disajikan, terlebih dahulu
diketahui secara tepat (valid) dan dapat dipercaya (reliabel) dari alat pengumpulan
datanya. Karena, kecermatan penilaian dalam mempertimbangkan dan mengambil
keputusan tergantung kepada tingkat ketepatan, kepercayaan, keobyektifan, dan
kereprestantifan informasi yang didukung oleh data yang diperoleh di lapangan.
Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:
1. Melakukan spesifikasi data. Maksudnya untuk menjabarkan ruang lingkup
masalah yang akan diukur secara terperinci. Untuk lebih jelas dan
memudahkan penyusunan spesifikasi data tersebut, maka penulis tuangkan
41
Tabel 3.4
Kisi-kisi Tentang Kreativitas dalam pembelajaran aktivitas ritmik
Di kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Waled
Sub Variabel Aspek Indikator Butir
Soal Aspek yang dikembangkan dalam kreativitas Fleksibelitas
Menghasilkan gagasan atau jawaban
dari pertanyaan yang bervariasi 5
Dapat melihat suatu masalah dari sudut
pandang yang berbeda-beda 5
Mencari banyak alternatif atau arah
yang berbeda-beda 5
Originalitas
Mampu melahirkan ungkapan yang baru
dan unik 5
Memikirkan cara yang tidak lazim
dalam menyelesaikan masalah 5
Berusaha membuat penyelesaian suatu
masalah 5
Elaborasi
Senang mencari cara atau metode yang
praktis dalam belajar 5
Kritis dalam memeriksa hasil pekerjaan 5
Menguraikan permasalahan secara
terperinci. 5
Fluency
Mengenali dasar dari permasalahan 5
Mampu memberikan respon terhadap
permasalahan 5
Mencetuskan banyak jawaban dalam
42
Jumlah 60
2. Penyusunan Angket
Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi
tersebut di atas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pertanyaan
atau soal dalam angket. Butir-butir pertanyaan atau soal tersebut dibuat dalam
bentuk pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia.
Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis
menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut: Kategori untuk setiap butir
pernyataan positif, yaitu Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Antara Setuju dan Tidak
Setuju = 3, Tidak Setuju = 2 dan Sangat Tidak Setuju = 1. Kategori untuk setiap
butir pernyataan negatif, yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3,
Tidak Setuju = 4 dan Sangat Tidak Setuju = 5. Kategori penyekoran tampak
[image:31.595.149.471.481.637.2]dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.5 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif
Sangat Setuju
Setuju
Antara Setuju dan Tidak Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1 1 2 3 4 5
Perlu dijelaskan bahwa dalam menyusun pernyataan-pernyataan agar
responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka
pernyataan-pernyataan itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan
43
1. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya. 2. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh
responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. 3. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif.
4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.
5. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.
Dari uraian tersebut, maka dalam menyusun pernyataan dalam angket ini
harus bersifat jelas, ringkas dan tegas. Pernyataan-pernyataan angket penelitian ini
dapat dilihat pada Lampiran.
F. Uji Coba Angket
Angket yang telah disusun harus diuji untuk mengukur tingkat
validitasnya dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba
angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan
sebagai pengumpul data dalam penelitian ini. Angket tersebut Sebelum para
sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai
cara-cara pengisiannya.
1. Menentukan Validitas Instrumen
Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas
instrumen tersebut adalah sebagai berikut:
a. Data yang diperoleh dari hasil uji coba dikumpulkan dan dipisahkan antara
skor tertinggi dan terendah
b. Menentukan 50% responden yang memperoleh skor tinggi dan 50% yang
memperoleh skor rendah.
c. Kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor tinggi disebut
kelompok atas. Sedangkan kelompok yang terdiri dari responden yang
memperoleh skor rendah disebut kelompok bawah.
44
e. Mencari simpangan baku (S) setiap butir pernyataan
f. Mencari nilai thitung untuk setiap butir pernyataan
g. dengan rumus sebagai berikut:
2 2 2 1 2 1 2 1 n S n S X X t Keterangan:
S : Simpangan baku n : Jumlah Sampel
X1 : Rata-rata Kelompok atas
X2 : Rata-rata Kelompok bawah
Dalam menentukan valid tidaknya sebuah butir pernyataan tes dilakukan
pendekatan signifikansi, yaitu jika thitung lebih besar dari ttabel dengan α = 0.05 dan
derajat kebebasan (dk = n – 2 ), maka dinyatakan pernyataan tersebut dapat
digunakan sebagai alat pengumpul data, tetapi jika sebaliknya, jika thitung lebih
kecil dari ttabel maka pernyataan tersebut tidak signifikan, dengan kata lain
pernyataan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data.
2. Menentukan Reliabilitas Instrumen
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen, penulis melakukan
pendekatan sebagai berikut:
a. Membagi butir pernyataan menjadi dua bagian pernyataan yang bernomor
ganjil dan bernomor genap.
b. Skor dari butir pernyataan yang bernomor ganjil dikelompokkan menjadi
variabel X dan skor dari butir-butir pernyataan yang bernomor genap
dijadikan variabel Y.
c. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor genap
45
rumus korelasi Person Product Moment dalam Arikunto (2003: 72) adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi yang dicari
XY: Jumlah perkalian skor x dan skor y X : Jumlah skor x
Y : Jumlah skor y
n : Jumlah banyaknya soal
d. Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus dari
Arikunto (2003: 93) Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
rii : Koefisien yang dicari
2. r : Dua kali koefisien korelasi 1 + r : Satu tambah koefisien korelasi
e. Menguji signifikansi korelasi
f. Dari hasil penghitungan korelasi Pearson Product Moment dimasukkan ke
dalam rumus Spearman Brown, kemudian untuk menentukan nilai thitung, nilai
rseluruh item tes yang dihasilkan dimasukkan ke dalam rumus yang
dikembangkan oleh Sudjana. Dengan taraf nyata 0.05 dan dk : (n – 2). Apabila
rhitung lebih besar dari rtabel maka instrumen penelitian dapat dipercaya atau
reliabel. Dan jika uji signifikansi korelasi menunjukkan thitung lebih besar dari
n XY – (X) (Y)
rxy =
(n (X2) – (X)2 ) (n (Y2) – (Y)2 )
2. r xy
rii =
46
ttabel pada taraf nyata 0.05 dan dk = n - 2. Maka instrumen mempunyai
[image:35.595.147.474.259.741.2]reliabilitas yang signifikan.
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Angket Kreativitas Siswa Pada
Pembelajaran Aktivitas Ritmik
Indikator Korelasi Person Product (r hitung)
Angka kritis
(R TABEL) keterangan
P1 1,689271987 1,313 V
P2 1,092573694 1,313 TV
P3 0,807255417 1,313 TV
P4 2,308898978 1,313 V
P5 -1,37269717 1,313 V
P6 0,313658855 1,313 TV
P7 0,681438517 1,313 TV
P8 1,606590201 1,313 V
P9 1,67587993 1,313 V
P10 0,343262957 1,313 TV
P11 0,89707511 1,313 TV
P12 0,312749257 1,313 TV
P13 1,389301526 1,313 V
P14 2,326490478 1,313 V
P15 2,54933862 1,313 V
P16 -1,470298534 1,313 V
P17 2,305689205 1,313 V
P18 0,81249739 1,313 TV
P19 -0,77043138 1,313 TV
47
P21 0,533520566 1,313 TV
P22 0,705657493 1,313 TV
P23 1,627188353 1,313 V
P24 2,936684095 1,313 V
P25 0,480993391 1,313 TV
P26 1,583585838 1,313 V
P27 0 1,313 TV
P28 -1,25361347 1,313 TV
P29 -0,834535216 1,313 TV
P30 2,064782966 1,313 V
P31 1,26886968 1,313 V
[image:36.595.150.475.138.393.2]P32 1,882562469 1,313 V
Tabel 3.7 Hasil Uji Reabilitas Angket Kreativitas Siswa Pada
48
Berdasarkan data hitungan di atas terkait mengenai reabilitas, setelah
diperoleh harga r1 hitung, selanjutnya untuk dapat diputuskan instrument reliabel
atau tidak, harga tersebut dikonsultasikan dengan harga r tabel. Dengan n=40 taraf
kesalahan 5% diperoleh 0,312. Karena r1 hitung lebih besar dari r tabel untuk
taraf kesalahan 5%. 0,988>0,312 maka dapat disimpulkan instrumen kreativitas
senam ritmik dalam mengikuti kegiatan tersebut reliabel dan dapat dipergunakan
untuk penelitian.
N = 40 315594
2238 348770
2350
√[ ]
=
√
=
√
=
√ =
=
= 0,977
=
=
= 0,988
r tabel pada nilai N 40 = 0,312
49
G. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Instrumen yang telah dinyatakan valid dan reliabel dalam arti instrumen
itu dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini oleh penulis
diperbanyak untuk disebarkan kepada sampel penelitian yang merupakan sumber
data dalam penelitian ini. Butir soal dalam angket yang valid dan reliable
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Dari penemuan beberapa kendala maupun permasalahan yang timbul
ketika pembelajaran aktivitas ritmik di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Waled.
Ketika guru menerapkan model pembelajaran langsung, siswa terlihat mengikuti
gerakan tersebut dengan kurang semangat. Adapun gerakan yang di ajarkan oleh
guru yakni berupa langkah kaki, ayunan tangan hingga kombinasi gerakan yang
diiringi musik. Padahal guru sudah menyampaikan gerakan dengan jelas dan
semangat. Namun yang terjadi malah siswa malas dan bergerak minim. Berangkat
dari permasalahan di atas, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran
inkuiri sebagai solusi sementara dari penelitian tindakan kelas ini. Dari hasil
pelaksanaan penelitian dapat peneliti simpulkan bahwa; Model pembelajaran
inkuiri dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran aktivitas ritmik
di kelas XI-IPA 2 di SMAN 1 Waled.
B. Saran
Berdasarkan dari proses penelitian, beberapa saran yang diberikan, yaitu :
1. Melihat dari antusiasme para siswa dalam mengikuti pembelajaran aktivitas
ritmik, kedepanya guru dapat menggunakan media tes kreatifitas siswa dalam
pembelajaran pendidikan jasmani.
2. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai hendaknya guru dapat melakukan
observasi lebih detail.
3. Bagi setiap guru pendidikan jasmani diharapkan dalam aktivtas ritmik dapat
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, B. Darajat. J.K.N. (2010). Modul Aplikasi Statistik dalam Penjas.
Bandung: FPOK UPI
Abdul Jabar, B, (2010) Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan
Jasmani. Bandung
Anni, Maulida. (2013) Efektivitas Pemanfaatan Album Vertebrta Taman Margasatwa Semarang Sebagai Sumber Belajar. Jurnal: UNS
Bahagia, Yoyo. (2010) Modul Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.
Bahagia, Yoyo, Suherman Adang. (2000). Prinsip Prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jendral Pendidikan Sekolah
Juliantine, Yudiana, Y. Dkk. (2012). Belajar & pembelajaran penjas. Bandung :
Redpoint.
Juliantine, Tite. (2012) Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI.
Husdarta, H.J.S. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta.
Mahendra, Agus. (2001). Pembelajaran Senam. Jakarta: direktorat Jendral Olahraga.
Rusman, (2011). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Semiawan, C. (1995). Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Subroto, Toto (2014) Penulisan Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: FPOK UPI
Sudjana, (2005). Metode Statistik. Jakarta : Rineka Cipta.
64 Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Kesuma Karya.