• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

perpustakaan.upi.edu

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP

DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh:

Noval Hadian Putra

1100563

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

perpustakaan.upi.edu

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP

DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

Oleh:

Noval Hadian Putra

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Noval Hadian Putra Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

(3)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

NOVAL HADIAN PUTRA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK

PASUNDAN 3 BANDUNG

Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing

Dr. Janah Sojanah, M.Si NIP. 195712191984032002

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI

(4)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK

PASUNDAN 3 BANDUNG

Oleh:

Noval Hadian Putra 1100563

SKRIPSI

untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran ini, telah disetujui oleh Pembimbing pada tanggal seperti tertera di bawah

ini,

Bandung, Oktober 2015

Nama Tanda Tangan

Penguji 1: Dr. Budi Santoso, M.Si ……….

Penguji 2: Dr. H. Suwatno, M.Si ……….

Penguji 3: Drs. Uep Tatang Sontani, M.Pd ……….

Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

(5)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatakan gelar akademik sarjana, baik di Universitas Pendidikan Indonesia maupun diperguruan tinggi lain.

2. Skripsi ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing.

3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguh-sungguhnya, dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai norma yang berlaku diperguruan tinggi ini.

Bandung, Oktober 2015

(6)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP

DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

Oleh:

Noval Hadian Putra 1100563

Skripsi ini dibimbing oleh: Dr. Janah Sojanah, M.Si

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah belum optimalnyadisiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung.Hal tersebut ditandai dengan fluktuasi ketidakhadiran guru serta masih adanya kinerja guru yang dinilai belum maksimal yang disebabkan oleh belum optimalnyakepemimpinan kepala sekolah.Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X) dan disiplin kerja guru (Y). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai efektivitas gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah, memperoleh gambaran mengenai tingkat disiplin kerja guru, dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh darigaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanatory survey. Teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran angket dengan model skala

likert, yang dianalisis menggunakan regresi sederhana. Populasinya yaitu 45orang

guru di SMK Pasundan 3 Bandung. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji regresi linier sederhana.Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan informasi bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah berada pada kategori cukup efektif dan disiplin kerja guru berada pada kategori tinggi. Selanjutnya, data yang diperoleh berpola linier. Dari hasil uji hipotesis diperoleh bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh positif terhadap disiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung.

(7)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF HEADMASTER TRANSFORMATIONAL

LEADERSHIP ON WORK DISCIPLINE IN SMK PASUNDAN 3

BANDUNG

By:

Noval Hadian Putra 1100563

This paper is guided by: Dr. Janah Sojanah, M.Si

An issue examined in this study is having not optimal work discipline of the teachers in Pasundan 3 Bandung vocational school. It is characterized by teacher absenteeism fluctuations and the persistence of teachers’ performance who rated yet maximally. It is caused by have not implemented head master leadership. This study consists of two variables: the headmaster transformational leadership style (X) and teachers discipline work (Y). The aim of this study is to obtain an overview of the effectiveness transformational leadership style of headmaster, get an illustration of teachers work discipline level, and to determine whether there is influence of transformational leadership style of the headmaster to teachers' work discipline. The method used in this research is explanatory survey method. Data collection techniques by distributing a questionnaire with Likert scale model, which analyzed using simple regression. The population is 45 teachers in Pasundan 3 Bandung vocational school. The data analysis technique used is simple linear regression test. Based on the research results, obtained information that the transformational leadership style of the headmaster is in the category of quite effective and disciplined in the category of teachers working high. Furthermore, the data obtained linear patterned. From the results of hypothesis testing showed that transformational leadership style of the headmaster has positive effect on the teachers’ work disciplines of Pasundan 3 Bandung vocational school.

(8)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... 8 BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORIError! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Konsep Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala sekolahError! Bookmark not 2.1.1.1 Definisi Kepemimpinan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.2 Fungsi Kepemimpinan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.3 Teori-teori Kepemimpinan . Error! Bookmark not defined. 2.1.1.4 Pengertian Kepala Sekolah . Error! Bookmark not defined. 2.1.1.5 Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

(9)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

perpustakaan.upi.edu

2.1.2.5 Fungsi Disiplin ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin ... Error!

Bookmark not defined.

2.1.2.6 Indikator Disiplin ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Kajian Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Partisipan ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4.1.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.4.1.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Prosedur Penelitian... Error! Bookmark not defined.

3.5.1 Operasional Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional

Kepala Sekolah ... Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Operasional Variabel Disiplin Kerja GuruError! Bookmark not defined. 3.6 Uji Asumsi ... Error! Bookmark not defined.

(10)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

perpustakaan.upi.edu

4.1.1 Pembahasan Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1.1 Deskripsi Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala

Sekolah (Variabel X) ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1.2 Deskripsi Variabel Disiplin Kerja Guru (Variabel Y) . Error!

Bookmark not defined.

4.1.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data Error! Bookmark not defined. 4.1.2.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Analisis Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala SekolahError! Bookmark not 4.2.2 Analisis Disiplin Kerja Guru ... Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Disiplin Kerja Guru di

SMK Pasundan 3 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASIError! Bookmark not defined. 5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

(11)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Jumlah Guru Tahun Ajaran 2010/2011-2013/2014 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1.2 Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru di SMK Pasundan 3 Bandung ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.1Partisipan berdasarkan Status Guru ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.2Hasil Uji Validitas Variabel X (Kepemimpinan Transformasional

Kepala Sekolah) ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.3Hasil Uji Validitas Variabel Y (Disiplin Kerja Guru) . Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.4Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.5 Operasional Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional

Kepala Sekolah ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.6 Operasional Variabel Disiplin Kerja ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.7 Ukuran Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Rekapitulasi Skor Kriterium ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.2Rekapitulasi Tanggapan Responden Variabel Gaya Kepemimpinan

Transformasional Kepala Sekolah ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.3Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Pengaruh

(12)

v

Tabel 4.4Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Motivasi

Inspirasional ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Simulasi

Intelektual ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.6 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator

Pertimbangan Pribadi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.7 Rekapitulasi Tanggapan Responden Variabel Disiplin Kerja Guru ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.8 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Frekuensi

Kehadiran... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.9 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Tingkat

Kewaspadaan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.10 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Ketaatan

pada Standar Kerja ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.11 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Ketaatan

pada Peraturan Kerja ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.12 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator

(13)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Data Kehadiran Guru SMK Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010-2013/2014 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Pengaruh Gaya Kepemimpinan

Transformasional terhadap Disiplin Kerja ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.3 Model Hubungan Kausalitas ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.1 Rekapitulasi Perhitungan Data Variabel Gaya Kepemimpinan

(14)
(15)

8

DAFTAR LAMPIRAN

(16)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi ini, tantangan yang saat ini sedang dihadapi bangsa Indonesia adalah tuntutan akan kualitas sumber daya manusia yang lebih kompetitif, agar bisa bersaing dengan negara-negara lain. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan peningkatan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan. Mengingat bahwa pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Melalui pendidikan maka seseorang akan menjadi pribadi yang kaya akan pengetahuan. Dengan kekayaan tersebut maka seseorang akan mampu membawa suatu bangsa untuk bersaing dengan bangsa lain.

Menyadari hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik, diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(17)

2

SMK Pasundan 3 Bandung yang merupakan objek dari penelitian ini memiliki beberapa guru PNS atau DPK (Guru yang Dipekerjakan), GTY (Guru Tetap Yayasan) serta GTT (Guru Tidak Tetap). Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah data guru di SMK Pasundan 3 Bandung dari tahun ajaran 2010/2011 hingga tahun 2013/2014.

Tabel 1.1 Data Jumlah Guru

Tahun Ajaran 2010/2011-2013/2014

No Tahun Ajaran Jumlah guru Jumlah

Keseluruhan Keterangan

PNS GTY GTT

1 2010/2011 5 9 31 45

3 Turun

2 2011/2012 4 8 30 42

3 2012/2013 4 8 30 42 Tetap

4 2013/2014 4 8 33 45 3 Naik

Sumber: Tata Usaha SMK Pasundan 3 Bandung.

Berdasarkan data jumlah guru SMK Pasundan 3 Bandung dapat dilihat bahwa pada tahun ajaran 2010/2011 jumlah guru PNS sebanyak 5 orang, sedangkan Guru Tetap Yayasan (GTY) sebanyak 9 orang, serta jumlah Guru Tidak Tetap (GTT) sebanyak 31 orang. Tahun ajaran 2011/2011 jumlah guru PNS mengalami penurunan sebanyak 1 orang menjadi 4 orang guru PNS, begitu pula untuk jumlah Guru Tetap Yayasan (GTY) mengalami penurunan sebanyak 1 orang menjadi 8 orang, serta jumlah Guru Tidak Tetap (GTT) mengalami penurunan sebanyak 1 orang menjadi 30 orang. Penurunan jumlah guru ini terjadi disebabkan guru yang bersangkutan sudah tidak lagi produktif untuk bekerja. Di tahun ajaran 2012/2013, jumlah guru baik PNS, GTY dan GTT tidak mengalami perubahan yang berarti. Serta tahun ajaran 2013/2014 hanya mengalami Kenaikan pada jumlah guru GTT saja sebanyak 3 orang yakni jumlah keseluruhan guru GTT menjadi 33 orang. Kenaikan jumlah Guru Tidak Tetap di tahun ajaran 2013/2014 terjadi karena SMK Pasundan 3 Bandung membutuhkan tenaga kerja tambahan setelah sebelumnya beberapa guru sudah dipensiunkan dan juga telah diangkat menjadi guru tetap di sekolah induknya.

(18)

3

kedisiplinan sangatlah penting, karena dengan kedisiplinan yang baik maka tujuan yang telah ditetapkan oleh sekolah dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Maka dari itu, kedisiplinan dalam organisasi pendidikan atau sekolah harus mendapat perhatian secara serius, terutama kedisiplinan dari seorang guru.

Fenomena yang terjadi di SMK Pasundan 3 Bandung adalah masih belum optimalnya tingkat disiplin kerja para guru. Hal ini diperkuat oleh data yang telah penulis peroleh di SMK Pasundan 3 Bandung yang dapat dilihat dari persentase data absen guru selama kurun waktu lima tahun terakhir dari jumlah guru sebanyak 45 orang yaitu sebagai berikut:

Sumber: Tata Usaha SMK Pasundan 3 Bandung (Data sudah diolah)

Gambar 1.1

Data Kehadiran Guru SMK Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010-2013/2014

Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa kehadiran guru pada tahun ajaran 2009/2010 sebesar 92% sehingga jumlah ketidakhadiran guru pada tahun ajaran 2009/2010 sebesar 8%. Sedangkan pada tahun ajaran 2010/2011 persentase kehadiran guru menurun sebesar 3% menjadi 89% dan jumlah ketidakhadiran meningkat menjadi 11%. Pada tahun ajaran 2011/2012 jumlah kehadiran mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 2% sehingga persentase kehadiran guru pada tahun ajaran 2011/2012 ini sebesar 91% dan jumlah ketidakhadiran guru menjadi 9%. Tahun 2012/2013 jumlah kehadiran mengalami penurunan kembali dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 6% sehingga persentase kehadiran menjadi 85% dan ketidakhadiran menjadi sebesar 15%. Serta pada tahun ajaran 2013/2014 jumlah kehadiran guru meningkat sebesar 5% dari tahun sebelumnya menjadi 90%, sehingga presentase ketidakhadiran guru menjadi sebesar 10%.

80% 82% 84% 86% 88% 90% 92% 94%

(19)

4

(20)

5

Tabel 1.2

Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru di SMK Pasundan 3 Bandung

No. Uraian

2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014

1. PERENCANAAN

Sumber: Tata Usaha SMK Pasundan 3 Bandung. (Data sudah diolah)

Dari data penilaian kinerjadiatas, dapat dilihat bahwa pencapaian kinerja guru dalam

realisasinya belum sesuai dengan target yang direncanakan. Seperti dalam “Pembuatan RPP”

pada tahun ajaran 2009/2010 realisasi pencapaiannya sebesar 93% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 7%, kemudian mengalami penurunan sebesar 3% pada tahun ajaran 2010/2011 menjadi 90% sehingga presentase ketidaktercapaian menjadi 10%, mengalami penurunan kembali sebesar 3% pada tahun ajaran 2011/2012 menjadi 87% sehingga presentase ketidaktercapaian menjadi sebesar 13%, kemudian mengalami kenaikan sebesar 3% pada tahun ajaran 2012/2013 menjadi 90% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 10%, dan mengalami kenaikan lagi sebesar 10% pada tahun ajaran 2013/2014 menjadi 100%. Jadi, dalam aspek “Pembuatan RPP” presentase paling tinggi terjadi pada tahun ajaran 2013/2014 yaitu sebesar 100% dan presentase paling rendah terjadi pada tahun 2011/2012 yaitu sebesar 87% dengan presentase ketidaktercapaiannya sebesar 13%. Kemudian dalam

(21)

6

dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 15%, kemudian mengalami kenaikan sebesar 2% pada tahun 2010/2011 menjadi 87% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 13%, pada tahun 2011/2012 presentase pencapaian tetap sebesar 87% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar13%, selanjutnya mengalami kenaikan sebesar 3% pada tahun 2012/2013 menjadi 90% sehingga presentase ketidaktercapaian sebesar 10%, dan mengalami penurunan sebesar 5% pada tahun 2013/2014 menjadi 85% dengan presentase

ketidaktercapaian sebesar 15%. Jadi, dalam aspek “Penyelesaian RPP” presentase paling

tinggi terjadi pada tahun 2012/2013 yaitu sebesar 90% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 10%, dan presentase paling rendah terjadi pada tahun 2009/2010 dan 2013/2014 yaitu sebesar 85% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 15%.

Dalam aspek “Evaluasi RPP” pada tahun 2009/2010 mencapai presentase 85%

dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 15%, kemudian mengalami penurunan sebesar 3% pada tahun 2010/2011 menjadi 82% sehingga presentase ketidaktercapaian menjadi sebesar 18%, mengalami penurunan kembali sebesar 2% pada tahun 2011/2012 menjadi 80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20%, mengalami penurunan lagi sebesar 5% pada tahun 2012/2013 menjadi 75% sehingga presentase ketidaktercapaian sebesar 25%, dan mengalami penurunan lagi sebesar 10% pada tahun 2013/2014 menjadi 65% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 35%. Jadi, dalam aspek “Evaluasi RPP” presentase paling tinggi terjadi pada tahun 2009/2010 yaitu sebesar 85% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 15% dan presentase paling rendah terjadi pada tahun 2013/2014 yaitu sebesar 65% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 35%.

Dalam aspek “Kehadiran” pada tahun 2009/2010 mencapai presentase 92% dengan

presentase ketidaktercapaian sebesar 8%, kemudian mengalami penurunan sebesar 3% pada tahun 2010/2011 menjadi 89% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 11%, mengalami kenaikan sebesar 2% pada tahun 2011/2012 menjadi 91% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 9%, mengalami penurunan sebesar 6% pada tahun 2012/2013 menjadi 85% sehingga presentase ketidaktercapaian sebesar 15%, kemudian mengalami kenaikan sebesar 5% pada tahun 2013/2014 menjadi 90% dengan presentase

ketidaktercapaian sebesar 10%. Jadi, dalam aspek “Kehadiran” presentase paling tinggi

terjadi pada tahun 2009/2010 yaitu sebesar 92% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 8% dan presentase paling rendah terjadi pada tahun 2012/2013 yaitu sebesar 85% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 15%.

Dalam aspek “Presensi Piket” pada tahun 2009/2010 mencapai presentase 85%

(22)

7

5% pada tahun 2010/2011 menjadi 80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20%. Kemudian pada tahun 2011/2012 presentase tetap 80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20%, mengalami penurunan lagi sebesar 5% pada tahun 2012/2013 menjadi 75% sehingga presentase ketidaktercapaian sebesar 25%, dan pada tahun 2013/2014 presentase

tetap 75% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 25%. Jadi, dalam aspek “Presensi Piket” presentase paling tinggi terjadi pada tahun 2009/2010 yaitu sebesar 85% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 15% dan presentase paling rendah terjadi pada tahun 2012/2013 dan 2013/2014 yaitu sebesar 75% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 25%.

Pada aspek “Ikut Serta Rapat” pada tahun 2009/2010 mencapai presentase 85% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 15%, kemudian mengalami penurunan sebesar 5% pada tahun 2010/2011 menjadi 80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20%. Kemudian pada tahun 2011/2012 presentase tetap 80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20%, mengalami penurunan lagi sebesar 10% pada tahun 2012/2013 menjadi 70% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 30%, dan mengalami penurunan lagi sebesar 5% pada tahun 2013/2014 menjadi 65% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 35%. Jadi,

dalam aspek “Ikut Serta Rapat” presentase paling tinggi terjadi pada tahun 2009/2010 yaitu

sebesar 85% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 15% dan presentase paling rendah terjadi pada tahun 2013/2014 yaitu sebesar 65% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 35%.

Kemudian dalam aspek “Tanggung Jawab” pada tahun 2009/2010 mencapai

presentase 75% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 25%, mengalami kenaikan sebesar 5% pada tahun 2010/2011 menjadi 80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20%. Pada tahun 2011/2012 presentase menurun sebesar 10% menjadi 70% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 30%, tahun 2012/2013 presentase tetap 70% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 30%, dan mengalami kenaikan lagi sebesar 5% pada tahun 2013/2014 menjadi 75% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 25%. Jadi, dalam

aspek “Tanggung Jawab” presentase paling tinggi terjadi pada tahun 2010/2011 yaitu sebesar

80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20% dan presentase paling rendah terjadi pada tahun 2011/2012 dan 2012/2013 yaitu sebesar 70% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 30%.

Dalam aspek “Prakarsa” pada tahun 2009/2010 mencapai presentase 80% dengan

(23)

8

2011/2012 presentase menurun sebesar 5% menjadi 70% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 30%, tahun 2012/2013 presentase tetap 70% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 30%, dan mengalami kenaikan lagi sebesar 10% pada tahun 2013/2014 menjadi 80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20%. Jadi, dalam aspek

“Prakarsa” presentase paling tinggi terjadi pada tahun 2009/2010 dan 2013/2014 yaitu sebesar 80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20% dan presentase paling rendah terjadi pada tahun 2011/2012 dan 2012/2013 yaitu sebesar 70% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 30%.

Dalam aspek “Kepemimpinan” pada tahun 2009/2010 mencapai presentase 80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20%, mengalami kenaikan sebesar 5% pada tahun 2010/2011 menjadi 85% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 15%. Pada tahun 2011/2012 presentase mengalami kenaikan sebesar 5% menjadi 90% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 10%, tahun 2012/2013 presentase tetap 90% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 10%, dan mengalami penurunan lagi sebesar 5% pada tahun 2013/2014 menjadi 85% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 15%. Jadi, dalam aspek

“Kepemimpinan” presentase paling tinggi terjadi pada tahun 2011/2012 dan 2012/2013 yaitu

sebesar 90% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 10% dan presentase paling rendah terjadi pada tahun 2009/2010 yaitu sebesar 80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20%. Dari data tersebut, disiplin kerja pegawai terhadap organisasi masih belum optimal. Hal tersebut terlihat dari adanya pencapaian kerja yang hanya mencapai presentase 65% dari perencanaan target sebesar 100%.

Disiplin kerja dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Menurut Singodimedjo dalam Sutrisno (2010, hlm. 89), menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin adalah sebagai berikut:

(1) Besar kecilnya pemberian kompensasi;

(2) Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam organisasi; (3) Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan; (4) Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan;

(5) Ada tidaknya pengawasan pimpinan; (6) Ada tidaknya perhatian kepada karyawan;

(7) Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.

(24)

9

SMK Pasundan 3 Bandung adalah efektif tidaknya gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang di terapkan.

Gaya kepemimpinan transformasionalkepala sekolah di SMK Pasundan 3 Bandungbelum sepenuhnya optimal. Mengingat bahwa kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap aktivitas dan keberlangsungan sekolah, sehingga kepemimpinan merupakan salah satu kunci bagi keberhasilan sekolah.

Kepala sekolah sebagai pemimpin transformasional harus memiliki visi yang jelas, memiliki gambaran tentang bagaimana sekolah di masa depan ketika semua tujuan dan sasarannya telah tercapai. Fokus kepemimpinan transformasional kepala sekolah adalah komitmen dan kapasitas sumberdaya manusia di sekolah. Komitmen dan kapasitas yang semakin bertambah, dapat menghasilkan usaha dan produktivitas yang lebih besar, sehingga akan menjadi outcome yang diharapkan bagi sekolah. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah melibatkan usaha untuk melampaui kepentingan dirinya sendiri menuju usaha bersama demi tujuan kemajuan sekolah. Sehingga apabila kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat berjalan dengan efektif, maka dapat berdampak baik juga terhadap disiplin kerja guru.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, yang menjadi kajian utama penelitian adalah pengaruh gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung, dengan asumsi bahwa tingkat disiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 ini masih belum optimal.

(25)

10

Berdasarkan pemaparan diatas, permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini dapat dirumuskan kedalam pertanyaansebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaranmengenai efektivitas gaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah di SMK Pasundan 3 Bandung?

2. Bagaimana gambaran tingkat disiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung? 3. Seberapa besar pengaruh efektivitas gaya kepemimpinan transformasional Kepala

Sekolah terhadap tingkat disiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung?

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut permasalahan ini dengan mengadakan penelitian yang berjudul: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Disiplin Kerja Guru di

SMK Pasundan 3 Bandung.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang gaya kepemipinan transformasional Kepala Sekolah terhadap disiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung.

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh gambaran mengenai efektivitasgaya kepemimpinan

transformasional Kepala Sekolah di SMK Pasundan 3 Bandung.

2. Untuk memperoleh gambaran tingkat disiplin kerja gurudi SMK Pasundan 3 Bandung.

3. Memperoleh gambaran seberapa besar pengaruh efektivitasgaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolahterhadap tingkatdisiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun beberapa kegunaan apabila tujuan yang telah di jelaskan di atas dapat tercapai, yaitu sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

(26)

11

2. Kegunaan Praktis

Hasil dari penenlitian ini diharapkan mampu menjadi masukan bagi organisasi baik swasta maupun pemerintah dalam upaya untuk meningkatkan disiplin kerja pegawai melalui analisa efektif tidaknya gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan.

3. Memberikan sumbangan pemikiran kepada pihak sekolah SMK Pasundan 3 Bandung tentang bagaimana cara meningkatkan disiplin kerja guru.

(27)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Desain Penelitian

Sebelum mengadakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan metode apa yang digunakan. Hal ini penting karena dengan adanya metode yang jelas dalam suatu penelitian akan memudahkan bagi peneliti untuk dapat memecahkan permasalahan dalam suatu penelitian.

Penelitian ini menggunakan Metode Survey Eksplanasi (Explanatory

Survey Method).Metode Explanatory Survey merupakan metode penelitian yang

dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data yang diambil dari sampel dari populasi tersebut, sehingga ditemukan deskripsi dan hubungan-hubungan antar variabel.Metode ini dibatasi pada pengertian survey sampel yang bertujuan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (testing research). Menurut Faisal (2007, hlm. 18) dijelaskan“Penelitian eksplanasi yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk menemukan dan mengembangkan teori, sehingga hasil atau produk penelitiannya dapat menjelaskan kenapa atau mengapa (variabel anteseden apa saja yang mempengaruhi) terjadinya suatu gejala atau kenyataan sosial tertentu”.

Konsekuensi metode survey eksplanasi ini adalah diperlukannya operasionalisasi variabel-variabel yang lebih mendasar kepada indikator-indikatornya (ciri-cirinya). Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini akan digunakan statistika yang tepat untuk tujuan hubungan sebab akibat, yaitu dengan menggunakan Model Struktural. Menurut Rasyid dalam Ating Somantri dan Sambas Ali M(2006, hlm. 161) “Model ini akan mengungkapkan besarnya pengaruh variabel-variabel penyebab terhadap variabel akibat”.

(28)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

perpustakaan.upi.edu

(29)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung.

1.2 Partisipan

Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru di SMK Pasundan 3 Bandung yang berjumlah 45 orang. Setelah dilakukan penyebaran, angket pun terkumpul seluruhnya atau 100%. Jadi, responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMK Pasundan 3 Bandungsebanyak 45 orang.

Tabel 3.1

Partisipan berdasarkan Status Guru

No. Status Guru Jumlah Responden

Orang

Presentase %

1. PNS 4 9

2. GTY 8 18

3. GTT 33 73

Jumlah 45 100

Sumber: Data responden angket 2015

Data diatas menunjukan status 45 responden guru di SMK Pasundan 3 Bandung, sebanyak 4 orang (9%) responden sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), 8 orang (18%) responden sebagai Guru Tetap Yayasan (GTY), dan 33 orang (73%) Guru Tidak Tetap (GTT). Hal ini menunjukan bahwa status guru di SMK Pasundan 3 Bandung didominasi oleh Guru Tidak Tetap (GTT).

3.3 Populasi Penelitian

(30)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dari pendapat di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa populasi merupakan wilayah keseluruhan yang memiliki ciri untuk dijadikan objek atau subjek penelitian untuk dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulan.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sensus atau menggunakan seluruh populasi yaitu sebanyak 45 orang sebagai subjek penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Burhan Bungin (2010, hlm. 101) yaitu:

“Tidak semua penelitian menggunakan sampel sebagai sasaran penelitian, pada penelitian tertentu dengan skala kecil yang hanya memerlukan beberapa orang sebagai objek penelitian, ataupun beberapa penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap objek atau populasi kecil, biasanya penggunaan sampel tidak diperlukan. Hal tersebut karena keseluruhan objek penelitian dapat dijangkau oleh peneliti. Dalam istilah penelitian kuantitatif, objek penelitian yang kecil ini disebut sebagai sampel total atau sensus, yaitu keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel penelitian”.

Berdasarkan beberapa definisi populasi di atas, populasi yang penulis gunakan sebagai objek penelitian adalah seluruh guru yang berjumlah 45 orang. Mengingat ukuran populasi dari penelitian ini hanya sebanyak 45 orang, maka untuk penentuan jumlah populasinya dianggap mencukupi maka yang dijadikan ukuran sampelnya lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

3.4 Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan didalam penelitian ini adalah kuesioner/angket. Dimana kuesioner atau dikenal angket merupakan teknik pengumpulan data secara tertulis dimana objek akan mengisi secara langsung pertanyaan tertulis yang sudah disediakan dan disusun sedemikian rupa. Adapun langkah-langkah penyusunan angket yaitu sebagai berikut:

1. Menyusun kisi-kisi daftar pertanyaan/pernyataan

Yaitu merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Terdapat lima alternative jawaban dan setiap alternative jawaban disesuaikan dengan pernyataan.

2. Menetapkan skala penilaian angket

Alat ukur yang digunakan adalah skala Likert. Dimana mempunyai lima alternatif jawaban dengan ukuran ordinal.

(31)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sebelum mengumpulkan data yang sebenarnya dilakukan uji coba angket terlebih dahulu. Dilakukan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan item angket.

Selain dengan menggunakan angket, untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam membahas permasalahan penelitian ini maka penulis menggunakan beberapa alat yang dapat digunakan sebagai pengumpul data sebagai berikut:

1. Kuesioner (angket), yaitu salah satu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengajukan pernyataan tertulis melalui sebuah daftar pernyataan yang sudah disusun secara terstruktur. Angket diberikan kepada guru yang menjadi populasi penelitian, dengan isi pernyataan yang diajukan oleh peneliti berkaitan dengan tujuan penelitian. Angket ini digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang terdiri dari pernyataan mengenai karakteristik responden, pengalaman dan opini responden mengenai kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan disiplin kerja guru yang berlangsung pada saat itu.

2. Studi dokumentasi, yaitu penulis mengumpulkan data dari dokumen yang diberikan instansi yang diteliti.

3. Studi kepustakaan, yaitu dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan, acuan atau landasan teoritis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini merupakan studi yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku dan pemilihan teori-teori yang terdapat hubungannya dengan masalah dibahas.

3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian

3.4.1.1Uji Validitas

Alat ukur (instrumen) yang digunakan dalam penelitian harus tepat (valid). Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tepat tidaknya angket-angket yang disebarkan kepada responden.

Pengujian validitas instrumen menggunakan formula koefisien korelasi Product

Moment dari Karl Pearson dalam Sambas Ali M (2010, hlm. 26), yaitu :

Keterangan:

(32)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

X : Skor pertama, dalam hal ini X merupakan skor-skor pada item ke-i yang akan diuji validitasnya.

Y : Skor kedua, dala hal ini Y merupakan jumlah skor yang diperolehtiap responden.

∑X : Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y : Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 : Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑Y2

: Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y N : Banyaknya responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya repsonden untuk uji coba instrument sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitar 20-30 orang responden.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db)=n–2.

(33)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Uji coba angket dilakukan terhadap 20 orang responden, yaitu 20 orang guru di SMK Pasundan 1 Cimahi. Data angket yang terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya. Jumlah item angket yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Variabel X (Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah)

No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,67 0,444 Valid

2 0,57 0,444 Valid

3 0,78 0,444 Valid

4 0,74 0,444 Valid

5 0,62 0,444 Valid

6 0,45 0,444 Valid

7 0,76 0,444 Valid

8 0,68 0,444 Valid

9 0,67 0,444 Valid

10 0,57 0,444 Valid

11 0,49 0,444 Valid

12 0,58 0,444 Valid

13 0,56 0,444 Valid

14 0,51 0,444 Valid

15 0,84 0,444 Valid

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Disiplin Kerja Guru)

No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,53 0,444 Valid

2 0,59 0,444 Valid

3 0,60 0,444 Valid

4 0,45 0,444 Valid

5 0,38 0,444 Valid

6 0,79 0,444 Valid

(34)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

8 0,84 0,444 Valid

9 0,83 0,444 Valid

10 0,58 0,444 Valid

11 0,20 0,444 Valid

12 0,79 0,444 Valid

13 0,59 0,444 Valid

14 0,94 0,444 Valid

15 0,82 0,444 Valid

Sumber: Hasil uji coba angket

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan terhadap variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X) dengan 15 item dinyatakan valid 15 item, sehingga angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel Kepemimpinan Transformasioinal Kepala Sekolah adalah sebanyak 15 item. Selanjutnya uji validitas pada variabel Disiplin Kerja Guru (Y) dengan 15item dinyatakan valid sebanyak 15 item, sehingga angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel Disiplin Kerja Guru sebanyak 15 item.

3.4.1.2Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas instrumen. Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31), menyatakan bahwa:

“Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya, jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen)diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.”

Sugiyono (2010, hlm. 137), juga menyatakan bahwa: “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

(35)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Koefisien Alfa ( ) dari Cronbach dalam Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31), yaitu:

=

Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut:

=

Keterangan:

= Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha

K = Banyaknya bulir soal

∑ = Jumlah varians bulir = Varians total

N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian seperti yang dijabarkan oleh Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31-35), adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa.

(36)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

9. Selanjutnya nilai diatas dibandingkan dengan pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk = n - 2)

10. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya:

a. Jika nilai > nilai , maka instrumen dinyatakan reliabel. b. Jika nilai < nilai , maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.

(37)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y

No. Variabel Hasil Keterangan

rhitung rtabel

1 Gaya Kepemimpinan

Transformasional Kepala Sekolah (X)

1,071 0,444 Reliabel

2 Disiplin Kerja Guru (Y) 1,070 0,444 Reliabel

Sumber: Hasil uji coba angket

Hasil uji reliabilitas variabel X dan Variabel Y menunjukan bahwa kedua variabel tersebut dinyatakan reliabel karena nilai rhitung > rtabel. Sebagaimana terlihat pada tabel diatas, menunjukan bahwa kedua variabel yang dinyatakan reliabel. Dengan hasil kedua pengujian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa instrumen dinyatakan valid dan reliabel, sehingga penelitian dapat dilanjutkan. Artinya bahwa tidak ada hal yang menjadi kendala terjadinya kegagalan penelitian disebabkan instrumen yang belum teruji kevalidannya dan kereliabilitasnya.

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Penelitian ini mengkaji dua variabel yaitu gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X) sebagai variabel independen atau variabel bebas, dan disiplin kerja guru (Y) sebagai variabel dependen atau variabel terikat.

3.5.1 Operasional Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

Berdasarkan konsep Bass dan Avolio dalam Doni Juni dan Rismi Somad (2014, hlm. 237-238), dikembangkan empat indikator kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang dikenal dengan konsep “4I” yang artinya:

a. Pengaruh Idealisme (Idealized Influence atau “I” Pertama)

(38)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mengandung makna saling berbagi resiko, melalui pertimbangan atas kebutuhan yang dipimpin di atas kebutuhan pribadi, dan perilaku moral serta etis.

b. Motivasi Inspirasional (Inspirational Motivation atau “I” Kedua)

Tercermin dalam perilaku yang senantiasa menyediakan tantangan dan makna atas pekerjaan guru, staf, dan pegawai lainnya, termasuk di dalamnya adalah perilaku yang mampu mengartikulasikan ekspektasi yang jelas dan perilaku yang mampu mendemonstrasikan komitmen terhadap sasaran sekolah. Semangat ini dibangkitkan melalui antusiasme dan optimisme.

c. Simulasi Intelektual (Intellectual Simulation atau “I” Ketiga)

Kepala sekolah yang mendemonstrasikan tipe kepemimpinan, senantiasa menggali ide-ide baru dan solusi yang kreatif dari guru, staf, dan pegawai lainnya yang ada di sekolah. Ia juga selalu mendorong pendekatan baru dalam melakukan pekerjaan yang ada di sekolah.

d. Pertimbangan Pribadi (Individualized Consideration atau “I” Keempat)

(39)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5

Operasional Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

Variable Indikator Ukuran Skala No.

Item

(40)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4. Pertimbangan

3.5.2 Operasional Variabel Disiplin Kerja Guru

Disiplin pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan agar seseorang termotivasi untuk mematuhi berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Adapun indikator disiplin dalam penelitian ini menurut Bedjo Siswanto (2005, hlm. 291), yaitu:

(1) Frekuensi kehadiran

Frekuensi kehadiran adalah salah satu indikator dalam mengukur tingkat kedisiplinan. Kedisiplinan guru dalam penelitian ini dilihat dari memahami ketentuan jam kerja, datang dan pulang tepat waktu, serta mengisi kehadiran saat datang dan pulang. Tinggi rendahnya frekuensi kehadiran akan mengindikasikan baik tidaknya kedisiplinan.

(2) Tingkat kewaspadaan

Tingkat kewaspadaan merupakan suatu tindakan yang penuh ketelitian dan kehati-hatian, serta memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan.

(3) Ketaatan pada standar kerja

Ketaatan pada standar kerja menunjukkan tingkat kedisiplinan pegawai. Pegawai yang taat pada standar kerja, akan bekerja sesuai dengan standard pedoman kerja yang ditetapkan instansi/organisasi.

(4) Ketaatan pada peraturan kerja

Hal ini dapat dilihat dari ketaatan pegawai pada peraturan kerja yang berlaku, baik peraturan kedinasan maupun peraturan yang ditetapkan oleh sekolah.

(5) Etika kerja

(41)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6

Operasional Variabel Disiplin Kerja

Variable Indikator Ukuran Skala No.

Item

b. Datang dan pulang tepat waktu.

c. Mengisi daftar hadir saat datang dan pulang.

a. Bekerja dengan teliti dan hati-hati.

b. Memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan. c. Efektif dan efisien dalam

pemakaian peralatan

(42)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

guru.

b. Menjaga lingkungan kerja.

c. Jujur dalam bekerja. d. Sopan dan santun dalam

bekerja.

Dalam melakukan analisis data, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu harus dilakukan beberapa pengujian yaitu Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan UjiLinieritas.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data.Sedangkan uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linear. Dari masing-masing pengujian akan dibahas sebagai berikut:

3.6.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketetapan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Pengujian normalitas ini harus dilakukan apabila belum ada teori yang menyatakan bahwavariabel yang diteliti adalahnormal.

Penggunaan statistik parametrik, bekerja dengan asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal,maka teknik statistik parametrik tidak dapat digunakan untuk alat analisis. Dengan demikian penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Sugiyono (2010, hlm. 69) mengatakan “Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di bawah rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya”. Uji normalitas yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Liliefors Test, karena kelebihan Liliefors Test adalah penggunaan/penghitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (powerfull) sekalipun ukuran sampel kecil (n=4). Langkah kerjanya sebagai berikut:

(43)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekeunsi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi), , fki = fi + fkisebelumnya.

5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel z: dimana nilai

z, Formula,

7. Bandingkanlah emphirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar di dalam titik observasi antara kedua proporsi tadi.

8. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.

9. Apabila Dhitung

Dtabel dengan derajat kebebasan (dk) (0,05), maka dapat dinyatakan bahwa sampel penelitian mengikuti distribusi normal.

3.6.2 Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi menurut Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006:296) adalah:

1. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:

JK reg(a) =

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b І a (JK reg(a)) dengan rumus:

[∑ ]

(44)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(a)= JK reg (a)

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(a) = JKreg (b/a)

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus: RJKres= JKres

N – 2

8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

∑ {∑ }

9. Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

10. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus: JKTC = JKres – JKE

11. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus: RJKTC = JKTC

K – 2

12. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus: RJKE = JKE

N – k

13. Mencari nilai uji F dengan rumus: F = RJKTC

RJKE

14. Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

15. Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikan 95% atau α = 5 %

16. Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.

3.6.3 Uji Homogenitas

(45)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

menggunakan bantuan Microsoft Office Excel. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai hitung X2> nilai tabel, maka H0 menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus :

 

Sumber : Ating Somantri dan Sambas Ali M(2006:294) Dimana :

Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006, hlm. 295), langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitasvarians ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan. 3. Menghitung varians gabungan.

4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai barlett.

6. Menghitung nilai.

7. Menentukan nilai dan titik kritis. 8. Membuat kesimpulan.

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Teknik Analisis Data Deskriptif

(46)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merujuk kepada tujuan penelitian yang sudah di rumuskan, yaitu (1) untuk melihat bagaimana gambaran variabel variabel yang diteliti (2) untuk melihat ada tidaknya pengaruh terhadap variabel yang diteliti. Berdasarkan tujuan tersebut maka teknik analisis data yang digunakan adalah dengan teknik analisis data deskriptif yaitu untuk menganalisis gambaran variabel.

Secara khusus analisis data deskriptif yang digunakan adalah dengan menghitung ukuran pemusatan dan penyebaran data yang telah diperoleh, kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.

Adapun langkah kerja analisis data deskriptif yaitu:

a) Membuat tabel perhitungan dan menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. b) Tentukan ukuran variabel yang akan digambarkan. Menurut teori, ukuran variabel

kepemimpinan transformasional dan disiplin kerja adalah tingkatannya, oleh karena variabel kepemimpinan transformasional dan disiplin kerja dapat digambarkan tingkatannya, yaitu kepemimpinan transformasional (tidak efektif, kurang efektif, cukup efektif, efektif, sangat efektif) dan disiplin kerja (sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi).

c) Membuat tabel distribusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan nilai tengah pada option instrumen yang sudah ditentukan, dan membagi dua sama banyak option instrumen berdasarkan nilai tengah.

2. Memasangkan ukuran variabel dengan kelompok option instrumen yang sudah ditentukan.

Tabel 3.7

Ukuran Variabel Penelitian

Ukuran Variabel Penelitian

X Y

Tidak Efektif Sangat Rendah

Kurang Efektif Rendah

Cukup Efektif Sedang

Efektif Tinggi

(47)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3. Menghitung banyaknya frekuensi masing-masing option yang dipilih oleh responden, yaitu dengan melakukan tally terhadap data yang diperoleh untuk dikelompokan pada kategori atau ukuran yang sudah ditentukan.

4. Menghitung persentase perolehan data untuk masing-masing kategori, yaitu hasil bagi frekuensi pada masing-masing kategori dengan jumlah responden, dikali seratus persen.

5. Memberikan penafsiran hasil pada point 4 sesuai dengan tabel distribusi frekuensi.

3.7.2 Teknik Analisis Data Inferensial

Selanjutnya dilakukan pengujian teknik analisis inferensial yaitu digunakan sebagai alat untuk menarik kesimpulan terdapat pengaruh atau tidaknya antar variabel yang diteliti.

Dalam penelitian ini analisis data inferensial yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Analisis regresi sederhana ini digunakan karena tujuan penelitian hendak mengkaji ada atau tidaknya pengaruh antar variabel dan jenis data yang diperoleh berbentuk ordinal.

Langkah kerja analisis data inferensial (analisis regresi) yaitu:

a) Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban responden, meneliti

konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan kuesioner sehingga data siap diproses. b) Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan skor yang diperoleh responden.

c) Menghitung jumlah skor yang diperoleh oleh masing-masing responden. d) Menghitung nilai koefisien regresi.

e) Menghitung nilai uji statistik F.

f) Menentukan titik kritis atau nilai tabel r atau nilai tabel F, pada derajat bebas (db = N- k - 1) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05.

g) Membandingkan nilai hitung r atau nilai hitung F dengan nilai r atau nilai F yang terdapat dalam tabel.

(48)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3.8 Pengujian Hipotesis

Meyakinkan adanya pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) perlu dilakukan uji hipotesis atau uji signifikansi. Uji hipotesis akan membawa pada kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis.

Pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Merumuskan Hipotesis Statistik

H0 : β = 0 artinya tidak terdapat pengaruhpositifdari gaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah terhadap disiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung.

H1 : β ≠ 0 artinya terdapat pengaruhpositifdarigaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah terhadap disiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung.

b. Menentukan statistik uji F, dengan rumus: Mencari Fhitung dengan rumus:

Fhitung =

c. Mencari Ftabel dengan rumus : Ftabel = F

d. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel

Gambar

Tabel 1.1 Data Jumlah Guru
Gambar 1.1 Data Kehadiran Guru SMK Pasundan 3 Bandung
Tabel 1.2 Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru di SMK Pasundan 3 Bandung
Tabel 3.1 Partisipan berdasarkan Status Guru
+6

Referensi

Dokumen terkait

Teknik analisis data yang digunakan peneliti, dilakukan dalam beberapa langkah yaitu: (1) membuat catatan jawaban pada langkah-langkah yang benar; (2) membuat catatan

PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan. telah membuat partisipan tidak hanya menjadi

Dalam Penulisan Ilmiah ini titik break even untuk bulan Februari 2005 dicapai apabila volume penjualan perusahaan mencapai angka 853,30 bungkus atau sebesar 11.092.900 dan Margin

- Novel IPN yaitu polimer yang terdiri dari dua atau lebih jaringan polimer.. yang sebagian molekulnya bertautan tetapi salah satunya

Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara biaya periklanan dengan volume penjualan yaitu dengan menggunakan regresi linear sederhana, koefisien korelasi,

Sihotang, S.H., 2016, Pembuatan Komposit Interpenetrasi Jaringan Polimer antara Poliuretan Karet Alam SIR-10 Dengan Penambahan Montmorillonit Sebagai Bahan Pengisi, Medan

Dari analisa tersebut diperoleh hasil bahwa konsumen merasa puas terhadap lokasi, suasana, fasilitas, produk, harga, dan pelayanan di Kidz Station cabang

Implementasi Pembelajaran Terpadu Tipe Shared Untuk M eningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan M otivasi Belajar Siswa SM K Pada Topik Limbah Di Lingkungan Kerja..