• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PERILAKU SOSIAL ATLET CABANG OLAHRAGA BELA DIRI, CABANG OLAHRAGA PERMAINAN DAN CABANG OLAHRAGA KONSENTRASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL PERILAKU SOSIAL ATLET CABANG OLAHRAGA BELA DIRI, CABANG OLAHRAGA PERMAINAN DAN CABANG OLAHRAGA KONSENTRASI."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL PERILAKU SOSIAL ATLET CABANG OLAHRAGA BELA DIRI, CABANG OLAHRAGA PERMAINAN DAN CABANG OLAHRAGA KONSENTRASI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh

LAELI RIZKI HERMAWATI 0901030

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

PROFIL PERILAKU SOSIAL ATLET CABANG OLAHRAGA BELA DIRI, CABANG OLAHRAGA PERMAINAN DAN CABANG OLAHRAGA KONSENTRASI

Oleh :

Laeli Rizki Hermawati 0901030

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas PendidikanOlahragadanKesehatan

© Laeli Rizki Hermawati Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : LAELI RIZKI HERMAWATI NIM : 0901030

JUDUL : PROFIL PERILAKU SOSIAL ATLET CABANG OLAHRAGA BELA DIRI, CABANG OLAHRAGA PERMAINAN DAN CABANG OLAHRAGA

KONSENTRASI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Dr. Hj. Nina Sutresna, M.Pd.

NIP. 196412151989012001

Pembimbing II,

Sagitarius, M.Pd.

NIP. 1196911132001121001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan,

Dr. R. Boyke Mulyana, M.Pd.

(4)

ABSTRAK

PROFIL PERILAKU SOSIAL ATLET CABANG OLAHRAGA BELA DIRI, CABANG OLAHRAGA PERMAINAN DAN CABANG OLAHRAGA

KONSENTRASI

Pembimbing I : Dr. Hj. Nina Sutresna, M.Pd. Pembimbing II : Sagitarius, M.Pd.

Laeli Rizki Hermawati* 2014

Pada dasarnya lingkungan dimana individu atau seseorang berada dan beradaptasi, dapat memberi dampak terhadap perilaku sosial seseorang. Bagi seorang atlet, lingkungan olahraga yang ditekuninya dapat memberi dampak bagi perilaku sosialnya. Perilaku sosial merupakan salah satu hal penting yang dimiliki oleh individu dalam beradaptasi di lingkungan sosialnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil perilaku sosial atlet cabang olahraga bela diri, cabang olahraga permainan dan cabang olahraga konsentrasi. Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah angket atau kuesioner dengan menggunakan skala Likert untuk mengukur mengenai gejala atau fenomena sosial terhadap sekelompok individu. Angket disebarkan kepada 45 sampel terdiri dari 15 sampel atlet cabang olahraga bela diri, 15 sampel atlet cabang olahraga permainan dan 15 sampel atlet cabang olahraga konsentrasi.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari profil perilaku sosial yang diteliti, atlet cabang olahraga bela diri lebih menonjol dalam nilai kedisiplinan, sedangkan atlet cabang olahraga permainan dan atlet cabang olahraga konsentrasi memiliki perilaku sosial yang baik sekali, terlihat dari perolehan nilai yang hampir sama dalam ketiga nilai yang diteliti yaitu disiplin, kerja sama dan sportivitas.

(5)

THE PROFILES OF SOCIAL BEHAVIOR OF SELF-DEFENSE, GAME, AND

CONCENTRATION ATHLETES

Supervisor I : Dr. Hj. Nina Sutresna, M.Pd. Supervisor II : Sagitarius, M.Pd.

Basically, the environment where the individual or person lives and adapts, gives impact on one's social behavior. Likewise sport environment which persevered by an athlete also can influence him/her social behavior. Social behavior is one of the important things that are must owned by the individual in adapting to their social environment.

The purpose of this study was to determine the profile of the social behavior of self-defense, game, and concentration athletes. To answer these problems, the research has been conducted by using descriptive methods. The instrument used was a questionnaire or a Likert scale questionnaire to measure the social phenomenon or symptom of group or some individuals. Questionnaires were distributed to 45 samples consisted of samples from 15 self-defense athletes, 15 game athletes and 15 concentration athletes.

Based on the results of the processing and analysis of data, the results of this study has pointed out that the social behavior of the profiles studied, self-defense athletes has higher the value of discipline, while games athletes and concentration athletes have immense social behavior. It was shown from three values studied which are discipline, cooperation, and sportiveness indicated almost equivalent.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 9

A. Kajian Teoretis ... 9

1. Hakikat Perilaku Sosial ... 9

1.1. Definisi Perilaku Sosial ... 9

1.2. Variabel/Indikator Perilaku Sosial ... 11

1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sosial ... 14

(7)

Olahraga Konsentrasi ... 19

2.1. Definisi Olahraga Bela Diri ... 19

2.2. Definisi Olahraga Permainan ... 24

2.3. Definisi Olahraga Konsentrasi ... 26

3. Karakteristik Olahraga Bela Diri, Olahraga Permainan dan Olahraga Konsentrasi ... 29

B. Asumsi Dasar ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

1. Populasi Penelitian ... 33

2. Sampel Penelitian ... 36

B. Prosedur Penelitian ... 38

C. Desain Penelitian ... 40

D. Metode Penelitian ... 40

E. Definisi Operasional ... 42

F. Instrumen Penelitian ... 44

G. Proses Pengembangan Instrumen ... 44

1. Uji Coba Instrumen ... 45

2. Uji Validitas Instrumen ... 45

3. Uji Reliabilitas Instrumen ... 45

H. Teknik Pengumpulan Data ... 46

I. Prosedur Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN DATA ... 50

A. Pengolahan dan Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian ... 50

(8)

C. Analisis Temuan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Cabang Olahraga Pelatcab Kota Bandung ... 34 3.2 Kisi-kisi Angket Perilaku Sosial ... 47 3.3 Bobot Nilai Tiap Pernyataan ... 48 4.1 Hasil Pengelompokkan Butir Pernyataan Mengenai Profil Perilaku

Sosial Atlet Cabang Olahraga Bela Diri, Cabang Olahraga Permainan dan Cabang Olahraga Konsentrasi ... 53 4.2 Hasil Penelitian Sub Variabel Mengenai Profil Perilaku Sosial Atlet

Cabang Olahraga Bela Diri ... 53 4.3 Hasil Penelitian Sub Variabel Mengenai Profil Perilaku Sosial Atlet

Cabang Olahraga Permainan ... 55 4.4 Hasil Penelitian Sub Variabel Mengenai Profil Perilaku Sosial Atlet

Cabang Olahraga Konsentrasi ... 56 4.5 Standar Lima Penyebaran Nilai ... 58 4.6 Kualitas Angket Profil Perilaku Sosial Atlet Cabang Olahraga Bela

Diri ... 59 4.7 Kualitas Angket Profil Perilaku Sosial Atlet Cabang Olahraga Bela

Diri Sub Variabel Disiplin ... 60 4.8 Kualitas Angket Profil Perilaku Sosial Atlet Cabang Olahraga Bela

(10)

4.9 Kualitas Angket Profil Perilaku Sosial Atlet Cabang Olahraga Bela Diri Sub Variabel Sportivitas ... 62 4.10 Kualitas Angket Profil Perilaku Sosial Atlet Cabang Olahraga

Permainan ... 63 4.11 Kualitas Angket Profil Perilaku Sosial Atlet Cabang Olahraga

Permainan Sub Variabel Disiplin ... 64 4.12 Kualitas Angket Profil Perilaku Sosial Atlet Cabang Olahraga

Permainan Sub Variabel Kerja Sama ... 65 4.13 Kualitas Angket Profil Perilaku Sosial Atlet Cabang Olahraga

Permainan Sub Variabel Sportivitas ... 66 4.14 Kualitas Angket Profil Perilaku Sosial Atlet Cabang Olahraga

Konsentrasi ... 67 4.15 Kualitas Angket Profil Perilaku Sosial Atlet Cabang Olahraga

Konsentrasi Sub Variabel Disiplin ... 68 4.16 Kualitas Angket Profil Perilaku Sosial Atlet Cabang Olahraga

Konsentrasi Sub Variabel Kerja Sama ... 69 4.17 Kualitas Angket Profil Perilaku Sosial Atlet Cabang Olahraga

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

(12)

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1 Persentase Sub Variabel Perilaku Sosial Atlet Cabang Olahraga Bela Diri ... 54 4.2 Persentase Sub Variabel Perilaku Sosial Atlet Cabang Olahraga

Permainan ... 55 4.3 Persentase Sub Variabel Perilaku Sosial Atlet Cabang Olahraga

Konsentrasi ... 57 4.4 Persentase Perbandingan Profil Perilaku Sosial Atlet Cabang Olahraga

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga menjadi salah satu aktivitas yang banyak dilakukan oleh manusia demi menjaga dan meningkatkan kebugaran tubuh. Olahraga sudah menjadi kebutuhan dan gaya hidup manusia saat ini. Menurut Kemal dan Supandi mengenai

pengertian olahraga yang dikutip oleh Lutan, dkk (2010: 101) bahwa: „Olahraga adalah usaha mengolah, melatih raga/tubuh manusia untuk menjadi sehat dan kuat‟.

Dari sudut pandang Ilmu Faal Olahraga menurut Giriwijoyo (2007: 31) “olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya, sesuai dengan

tujuannya melakukan olahraga.” Dari pengertian tersebut, olahraga merupakan

kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan secara rutin selain dapat menjaga atau meningkatkan kemampuan fungsi-fungsi organ tubuh, olahraga juga dapat melatih jiwa atau rohani.

(14)

2

menjadi lebih baik. Sedangkan olahraga prestasi tidak hanya untuk menjaga atau meningkatkan kebugaran tubuh, olahraga prestasi bertujuan untuk mendapatkan prestasi dari setiap cabang olahraga yang ditekuni oleh individu. Seperti yang

dikemukakan oleh Lutan, dkk (2010: 103), bahwa: “Kegiatan olahraga yang

dilakukan dan dikelola secara professional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga merupakan olahraga prestasi”. Individu yang menekuni salah satu cabang olahraga untuk tujuan prestasi dituntut memiliki keterampilan yang lebih baik dan menguasai setiap teknik pada cabang olahraga yang ditekuni.

Olahraga prestasi bukan hanya olahraga untuk kesenangan saja atau untuk menjaga kebugaran tubuh, tetapi individu yang menekuni olahraga prestasi dituntut untuk memperoleh prestasi yang baik. Tidak semua atlet mampu memperoleh prestasi yang baik, ada beberapa kriteria atlet yang mampu menghasilkan prestasi seperti yang dijelaskan oleh Lutan, dkk (2010: 81), yaitu:

a) memiliki fisik yang prima, b) menguasai teknik yang sempurna, c) memiliki karakteristik psikologis dan moral yang diperlukan oleh cabang olahraga yang ditekuninya, d) cocok untuk cabang olahraga yang dilakukannya; dan e) sudah berpengalaman berlatih dan bertanding bertahun-tahun.

Dari pernyataan tersebut, dapat terlihat bahwa pembinaan atlet tidak hanya terfokus pada latihan fisik dan teknik saja, tetapi karakteristik psikologis dan moral dapat mempengaruhi prestasi seorang atlet. Setiap cabang olahraga memiliki karakteristik yang berbeda, mulai dari aktivitas gerak tubuh, peraturan yang digunakan dalam cabang olahraga dan secara psikologi serta perilaku atlet yang ditimbulkan dari setiap cabang olahraga akan membentuk karakteristik yang berbeda. Seperti cabang olahraga bela diri, cabang olahraga permainan dan cabang olahraga konsentrasi yang memiliki karakteristik yang sangat berbeda.

(15)

3

body contact dan memiliki strategi untuk menyerang dan bertahan untuk

mendapatkan poin dengan cara menendang atau memukul lawan ke arah ulu hati dan kepala, dapat mempengaruhi perilaku sosial individu yang menekuni cabang olahraga beladiri menjadi lebih keras, agresif dan mempunyai keberanian yang tinggi. Seperti yang diungkapkan Gunarsa (2008: 10) bahwa:

Pada olahraga yang keras seperti tinju atau taekwondo, maka ciri agresivitas haruslah dimiliki. Agresivitas disini tentunya tidak diartikan sebagai bentuk serangan yang kejam atau destruktif, tetapi dikaitkan erat dengan ciri khas olahraga itu sendiri yaitu olahraga bela diri yang memang membutuhkan sikap agresif.

Berbeda halnya dengan cabang olahraga permainan yang dimainkan atau dipertandingkan secara perseorangan seperti bulutangkis, tenis dan tenis meja. Olahraga ini membutuhkan intelegensi yang tinggi dimana selama pertandingan seorang pemain harus menggunakan strategi dan taktik untuk mengalahkan lawan atau memenangkan pertandingan.

Cabang olahraga lain yang cukup unik adalah panahan, biliar dan menembak. Makna unik tersebut dikarenakan olahraga ini membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi untuk mendapatkan hasil yang baik pada saat membidik sasaran. Seperti yang dijelaskan oleh Hidayat (2008: 205), yaitu:

Konsentrasi sangat dibutuhkan terutama untuk cabang olahraga yang menuntut konsentrasi tinggi seperti panahan, menembak atau catur. Sebab olahraga panahan atau menembak menuntut ketepatan, ketelitian, konsistensi, dan keajegan setiap tindakan dari setiap anak panah atau peluru yang ditembakkan. Ketiga cabang olahraga tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dan membawa dampak yang berbeda terhadap atlet yang menekuni cabang olahraga tersebut. Sehingga tidak heran bila setiap atlet memiliki perilaku yang berbeda sesuai dengan dampak dari cabang olahraga yang ditekuninya.

(16)

4

dibawa sejak lahir tetapi banyak faktor yang dapat membentuk atau mempengaruhi tingkah laku seseorang. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh rangsangan yang ditimbulkan dari lingkungannya. Lingkungan tempat seseorang beradaptasi bukan hanya mempengaruhi perilakunya saja tetapi dapat berpengaruh terhadap pola pikir individu tersebut. Pada umumnya ada dua faktor yang dapat mempengaruhi perilaku sosial individu yaitu faktor genetika dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku sosial seseorang diantaranya keluarga, sekolah, dan teman sebaya.

Dalam aktivitas olahraga, banyak nilai positif yang dapat mempengaruhi perilaku sosial atlet. Nilai positif yang didapatkan dari aktivitas olahraga akan membawa dampak yang baik bagi individu saat berinteraksi dengan masyarakat dilingkungan tempat individu beradaptasi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan

oleh Sutresna, dkk (2011: 21), bahwa: “Kegiatan olahraga yang terencana, teratur,

dan terarah dapat membantu memperlancar proses penyesuaian diri dalam kelompok, mengembangkan sifat sosial yang diharapkan seperti kejujuran, sportivitas, dan

kepribadian yang dikehendaki masyarakat”. Berdasarkan pernyataan tersebut,

dampak positif dari kegiatan olahraga dapat memudahkan individu berinteraksi dengan masyarakat dan diterima dilingkungan sosialnya. Pada umumnya, nilai-nilai sosial yang didapatkan oleh individu dari kegiatan olahraga yaitu disiplin, kerja sama dan sportivitas.

(17)

5

dikemukakan oleh Sutresna, dkk (2011: 23), bahwa: “Sportivitas itu dapat dijabarkan

menjadi kejujuran, bermain bersih, disiplin diri, kerelaan berkorban, rendah hati dan

sifat terpuji lainnya”. Sportivitas yang dimiliki atlet biasanya dapat terlihat pada saat

atlet melakukan pertandingan dan pada saat atlet mengalami kekalahan. Bila atlet memiliki sportivitas yang tinggi, atlet tersebut bisa menerima kekalahannya dan berusaha memperbaiki kesalahannya tersebut.

Permasalahan ini penting untuk dibahas, karena berdasarkan pengamatan penulis ketiga cabang olahraga tersebut yaitu cabang olahraga bela diri, cabang olahraga permainan dan cabang olahraga konsentrasi memiliki perbedaan mengenai perilaku sosialnya pada saat berinteraksi dengan orang lain. Saat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, atlet cabang olahraga permainan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sedangkan, ketiga cabang olahraga tersebut mengajarkan kerja sama antar atlet agar tejalin hubungan yang baik dengan sesama atlet. Dalam cabang olahraga bela diri yang terlihat individual, kerja sama pun dapat terjalin dalam cabang olahraga ini. Dalam pertandingan, atlet dan pelatih dituntut kerja sama dan sikap saling menghargai. Atlet berusaha mengikuti instruksi pelatih saat pertandingan dan atlet harus menghargai dan mematuhi instruksi tersebut demi memperoleh kemenangan. Selain itu, sikap disiplin dan sportivitas dari ketiga cabang olahraga tersebut tidak terlihat sangat berbeda pada ketiga cabang olahraga tersebut. Karena saat berinteraksi dengan orang lain dilingkungannya, tidak menunjukkan sikap yang negatif atau yang merugikan orang lain.

Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

mengenai “profil perilaku sosial atlet cabang olahraga bela diri, cabang olahraga permainan dan cabang olahraga konsentrasi” untuk mengetahui lebih pasti bagaimana

(18)

6

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan pada bahasan sebelumnya, bahwa perilaku sosial dapat dipengaruhi oleh kegiatan olahraga yang ditekuni oleh individu.

Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana profil perilaku sosial atlet cabang olahraga bela diri? 2. Bagaimana profil perilaku sosial atlet cabang olahraga permainan? 3. Bagaimana profil perilaku sosial atlet cabang olahrga konsentrasi?

4. Apakah terdapat perbedaan perilaku sosial antar cabang olahraga beladiri, cabang olahraga permainan dan cabang olahraga konsentrasi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di ungkapkan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil perilaku sosial atlet cabang olahraga beladiri, cabang olahraga permainan dan cabang olahraga konsentrasi. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui profil perilaku sosial atlet cabang olahraga bela diri. 2. Untuk mengetahui profil perilaku sosial atlet cabang olahraga permainan. 3. Untuk mengetahui profil perilaku sosial atlet cabang olahrga konsentrasi.

4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan perilaku sosial antar cabang olahraga bela diri, cabang olahraga permainan dan cabang olahraga konsentrasi.

D. Manfaat Penelitian

(19)

7

1. Bagi Pelatih

Penelitian ini diharapkan dapat mendorong pelatih untuk memahami kondisi perilaku sosial atlet yang mereka bina, sehingga pelatih bisa lebih peka terhadap situasi atau kondisi yang dialami oleh atletnya. Serta dapat mendorong pelatih untuk lebih kreatif dalam menyusun program latihan sesuai prinsip individualisme bahwa setiap individu memiliki perilaku yang berbeda dan mempunyai keunikan yang berbeda pula sehingga atlet lebih bersemangat dalam berlatih.

2. Bagi Atlet

Atlet diharapkan dapat mengatasi emosinya dalam berinteraksi sosial kepada lingkungan sekitarnya. Serta dapat memahami kondisi dirinya sendiri dan kondisi teman-temannya. Penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan perilaku sosialnya kearah lebih baik sehingga dapat mengurangi sikap-sikap negatif dalam berperilaku. 3. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui apa saja pengaruh cabang olahraga tersebut terhadap perilaku sosial atlet sehingga saat prakteknya di lapangan peneliti mampu mengatasi perilaku sosial atlet. Serta peneliti dapat memahami bahwa perilaku sosial dapat terbentuk melalui olahraga dan mendorong peneliti untuk memahami perilaku sosial setiap individu tidaklah sama.

4. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam kepentingan perkembangan kepelatihan olahraga.

E. Struktur Organisasi Skripsi

(20)

8

1. Pada BAB I tentang pendahuluan dipaparkan mengenai: latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

2. Pada BAB II tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian akan dipaparkan mengenai: hakikat perilaku sosial, definisi perilaku sosial, variabel/indikator perilaku sosial, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial, perilaku sosial dan olahraga, hakikat olahraga bela diri, hakikat olahraga permainan, hakikat olahraga konsentrasi, definisi cabang olahraga bela diri, definisi cabang olahraga permainan, definisi cabang olahraga konsentrasi, karakteristik cabang olahraga bela diri, karakteristik cabang olahraga permainan, karakteristik cabang olahraga konsentrasi, asumsi dasar dan hipotesis.

3. Pada BAB III tentang metode penelitian akan dipaparkan secara rinci mengenai komponen yang ada dalam metode penelitian yaitu: lokasi, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.

4. Pada BAB IV tentang hasil penelitian dan pembahasan akan dipaparkan mengenai pengolahan dan analisi uji coba instrumen penelitian dan pengolahan atau analisis data dan pembahasan analisis.

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi dan sampel merupakan dua komponen yang begitu penting dalam melakukan penelitian. Penelitian tidak akan berhasil bila tidak ada sampel dari suatu populasi yang dapat menunjang untuk sebuah penelitian. Penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh hasil dan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti oleh seorang peneliti. Hasil ini dapat diperoleh dari data yang didapatkan dari suatu populasi yang ditentukan oleh seorang peneliti sesuai dengan masalah yang ingin diketahui hasilnya.

1. Populasi Penelitian

Dalam penelitian, seorang peneliti harus menentukan populasi sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti agar data yang diperoleh dari suatu populasi dapat memperoleh hasil yang sesuai. Sehingga suatu populasi yang digunakan untuk penelitian harus memiliki kualitas dan karakteristik, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013: 80) bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam menentukan populasi, seorang peneliti harus menentukan populasi yang memiliki karakter sesuai dengan masalah yang akan diteliti sehingga hasil yang diperoleh merupakan data yang akurat.

(22)
(23)

35

(24)

36

2. Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis tidak menggunakan seluruh atlet yang terdapat dalam populasi tersebut. Mengenai sampel yang akan digunakan dalam penelitian menurut Arikunto (2006: 109), yaitu: “Sebagian atau wakil populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”. Sesuai dengan masalah yang dikaji, penulis telah menentukan sampel dari populasi tersebut. Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2013: 85), bahwa: “Purposive sampling adalah teknik dengan pertimbangan tertentu”. Peneliti menggunakan teknik tersebut karena tidak semua atlet yang terdapat dalam populasi tersebut menjadi sampel dalam penelitian ini dan hanya cabang olahraga tertentu yang menjadi sampel penelitian. Cabang olahraga yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu cabang olahraga bela diri, cabang olahraga permainan dan cabang olahraga konsentrasi.

Alasan peneliti memilih cabang olahraga bela diri, cabang olahraga konsentrasi dan cabang olahraga permainan sebagai sampel, adalah:

1. Memiliki karakteristik dan keunikan yang berbeda dari ketiga cabang olahraga tersebut, seperti cara memainkannya, peralatan yang digunakan dalam kegiatan cabang olahraga tersebut, peraturan dalam permainan maupun dalam pertandingan dan perbedaan perilaku individu yang menekuni ketiga cabang olahraga tersebut dalam berinteraksi dengan masyarakat dilingkungan tempatnya beradaptasi.

(25)

37

konsentrasi mewakili variabel sportivitas, karena cabang olahraga konsentrasi selain menuntut konsentrasi yang tinggi tetapi sportivitas seperti nilai kejujuran sangat penting dan dibutuhkan dalam cabang olahraga konsentrasi.

3. Cabang olahraga bela diri, cabang olahraga permainan dan cabang olahraga konsentrasi adalah cabang olahraga yang dimainkan secara perseorangan (single) dan ganda (double), akan tetapi cabang olahraga bela diri merupakan olahraga

body contact sehingga atlet berhadapan langsung dengan lawan, sedangkan

cabang olahraga permainan seperti tenis, tenis meja dan bulu tangkis dimainkan secara tunggal dan ganda tanpa adanya kontak fisik dengan lawan, dan cabang olahraga konsentrasi tanpa adanya kontak fisik dan tanpa berhadapan langsung dengan lawan, atlet cabang olahraga konsentrasi hanya fokus pada target atau sasaran yang ada dihadapannya.

Mengenai jumlah sampel penelitian, peneliti berpedoman pada pendapat Arikunto (2006: 112), sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian yang populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antar 10%-15%, atau 20%-25% atau lebih…

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 45 orang terdiri dari 15 atlet yang mengikuti cabang olahraga bela diri sampel diambil dari olahraga taekwondo, tinju dan pencak silat, dan 15 atlet yang mengikuti cabang olahraga permainan sampel diambil dari olahraga bulutangkis, tenis dan tenis meja, serta 15 atlet yang mengikuti cabang olahraga konsentrasi sampel diambil dari olahraga panahan, menembak dan biliar.

B. PROSEDUR PENELITIAN

(26)

38

mempermudah penulis dalam melakukan kegiatan penelitian dan menjadi pedoman bagi penulis. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu:

1. Persiapan tahap awal dalam melakukan penelitian ini adalah menentukan masalah yang akan dikaji.

2. Merumuskan masalah yang akan diteliti. 3. Membuat asumsi atau anggapan dasar.

4. Menentukan populasi dan sampel yang akan digunakan untuk penelitian.

5. Menentukan alat pengumpul data atau instrumen yang digunakan dalam penelitian .

6. Penyusunan instrumen penelitian berupa angket.

7. Pengolahan dan analisis uji coba instrumen penelitian, sebagai berikut: a. Uji coba instrumen penelitian pada responden di luar sampel penelitian. b. Menguji validitas dan reliabilitas instrumen.

8. Pengumpulan data penelitian, sebagai berikut:

a. Penyebaran instrumen penelitian yaitu angket kepada sampel penelitian.

b. Pemberian skor pada setiap jawaban dari item pernyataan berdasarkan pedoman penilaian instrumen penelitian yang telah ditentukan.

9. Pengolahan data penelitian.

10. Pembahasan hasil penelitian meliputi penyusunan laporan dari hasil penelitian dan membuat pembahasan terhadap hasil penelitian.

11. Penyusunan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi penelitian.

(27)

39

Gambar 3.

Langkah-langkah penelitian

Memilih masalah yang akan dikaji

Merumuskan masalah

Membuat asumsi dasar

Menentukan populasi

Menentukan dan menyusun instrumen Menentukan sampel

Mengumpulkan dan mengolah data

Menganalisis data penelitian

Menarik kesimpulan KEL. A

Atlet Cabor Bela Diri

KEL. B

Atlet Cabor Permainan

KEL. C

Atlet Cabor Konsentrasi

(28)

40

C. DESAIN PENELITIAN

Dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel yang penulis teliti yaitu atlet cabang olahraga bela diri, atlet cabang olahraga permainan dan atlet cabang olahraga konsentrasi. Desain penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1, sebagai berikut:

Gambar 3.2

Desain penelitian

Keterangan :

X = atlet cabang olahraga bela diri Y = atlet cabang olahraga permainan Z = atlet cabang olahraga konsentrasi P = perilaku sosial

D. METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara yang bertujuan untuk memperoleh data dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya, metode penelitian menggunakan cara ilmiah untuk memperoleh data, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013: 2), yaitu:

X

Y

Z

(29)

41

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Berdasarkan rumusan masalah yang akan diteliti maka penulis perlu menentukan suatu metode yang akan digunakan sesuai dengan permasalahan tersebut, metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Arikunto (2009: 234) mengenai deskriptif, yaitu: “Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya saat penelitian dilakukan”. Penelitian deskriptif ini hanya bertujuan untuk memperoleh data atau informasi mengenai keadaan saat penelitian dilakukan dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang diteliti.

Adapun langkah-langkah penelitian dengan menggunakan metode deskriptif menurut Sukardi (2007: 158), yaitu:

1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif.

2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas. 3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian

4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.

5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.

(30)

42

7. Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.

8. Membuat laporan penelitian.

E. DEFINISI OPERASIONAL

Agar pembaca tidak mengalami kesulitan dalam memahami isi dari penelitian ini, penulis membuat batasan istilah untuk menghindari adanya kekeliruan istilah dalam penelitian ini. Penulis memberikan batasan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini, sebagai berikut:

1. Profil Perilaku Sosial

Profil menurut Sugono (2008: 1104) yaitu grafik yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus.

Definisi perilaku yang dikemukakan oleh Sugono (2008: 1056) adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Sedangkan kata sosial menurut Ahmadi (2003: 243) adalah hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dalam bentuknya yang berlain-lainan. Perilaku sosial dapat diartikan sebagai tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan yang terjadi saat berinteraksi dengan individu lain di dalam lingkungannya.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan perilaku sosial adalah reaksi atau tanggapan atlet, dimana reaksi tersebut telah terbentuk dari cabang olahraga yang ditekuninya. Reaksi atau tanggapan tersebut timbul ketika adanya rangsangan dari individu lain saat berinteraksi di dalam lingkungannya.

2. Atlet Cabang Olahraga Bela Diri

(31)

43

Bela diri merupakan seni atau suatu cara yang muncul untuk mempertahankan atau membela diri.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan atlet cabang olahraga bela diri adalah atlet olahraga taekwondo, tinju dan pencak silat putra dan putri yang mengikuti pembinaan dan latihan di Pelatcab Kota Bandung.

3. Atlet Cabang Olahraga Permainan

Atlet menurut Sugono (2008: 98), yaitu olahragawan, terutama yang mengikuti perlombaan atau pertandigan (kekuatan, ketangkasan dan kecepatan).

Permainan dalam ruang lingkup olahraga yaitu sebuah kegiatan yang dibatasi oleh adanya aturan yang lengkap dan adanya perlombaan atau pertandingan diantara pemain.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan atlet cabang olahraga permainan adalah atlet olahraga bulutangkis, tenis dan tenis meja putra dan putri yang mengikuti pembinaan dan latihan di Pelatcab Kota Bandung.

4. Atlet Cabang Olahraga Konsentrasi

Atlet menurut Sugono (2008: 98), yaitu olahragawan, terutama yang mengikuti perlombaan atau pertandigan (kekuatan, ketangkasan dan kecepatan).

Dalam ruang lingkup olahraga, konsentrasi merupakan kemampuan atlet untuk tetap fokus pada sebuah pertandingan dan saat melakukan latihan.

(32)

44

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen atau alat merupakan hal yang erat kaitannya dalam penelitian. Instrumen digunakan dalam penelitian sebagai alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data dari suatu fenomena yang diamati dan diteliti oleh peneliti dan hasil data tersebut dijadikan kesimpulan untuk penelitian. Instrumen penelitian menurut Sugiyono (2013: 102), yaitu: “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Dalam peneltian ini, penulis meneliti mengenai fenomena sosial atlet di lingkungan tempat bersosialisasi.

Mengenai instrumen atau alat ukur, terdapat banyak alat ukur yang digunakan untuk melakukan penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu angket atau kuesioner. Kuesioner atau angket adalah serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diberikan kepada responden atau sampel, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013: 142), bahwa: “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Jawaban dari responden tersebut sebagai data yang akan diolah oleh penulis untuk mendapatkan hasil dan kesimpulan untuk penelitian.

Alasan penulis memilih angket sebagai instrumen dalam penelitian ini karena jumlah sampel atau responden cukup besar sehingga angket dapat dibagikan secara serentak kepada responden atau sampel.

G. PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMEN

(33)

45

1. Uji Coba Instrumen

Uji coba alat ukur perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas alat ukur tersebut yang akan digunakan untuk mengumpulkan data. Karena instrumen yang valid dan reliabel merupakan alat yang penting dalam penelitian. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013: 122), yaitu: “Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel”. Bila peneliti menggunakan alat ukur yang vaild dan reliabel, maka hasil penelitian yang diperoleh akan valid dan juga reliabel.

2. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas instrumen dilakukan dengan adanya tujuan agar alat ukur yang digunakan mempunyai tingkat ketepatan yang mutlak untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan atau harapan penulis.

Penulis menggunakan korelasi untuk menentukan validitas instrumen dalam penelitian ini. Penulis mengkorelasikan setiap item skor jawaban pernyataan responden dengan total skor seluruh resopnden. Setelah itu, nilai

r

hitung dibandingkan dengan nilai

r

tabel. Instrumen dinyatakan valid apabila nilai

r

hitung ≥

r

tabel.

3. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas pada instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat ketetapan suatu instrumen. Ketetapan yang dimaksud adalah bila instrumen digunakan beberapa kali akan menghasilkan data yang tetap dan tidak berubah.

(34)

46

R = 2 r 1 + r Keterangan:

R = reliabilitas internal seluruh instrumen

r = korelasi product moment antara belahan pertama den kedua

H. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dalam pelaksanaannya peneliti memberikan serangkaian atau kumpulan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden. Angket menurut Arikunto (2009: 10), yaitu: “Angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis”. Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk memperoleh data dari responden yang sudah ditentukan oleh penulis.

Dalam suatu penelitian, instrumen penelitian yang digunakan untuk mengambil data harus memiliki skala sehingga data yang didapatkan merupakan data yang akurat. Penulis menggunakan skala Likert dalam penelitian ini. Skala Likert ini digunakan untuk mengukur sikap atau mengukur mengenai gejala atau fenomena sosial terhadap sekelompok individu.

Dalam skala Likert, variabel-variabel yang akan diukur untuk memperoleh data diuraikan menjadi indikator variabel. Indikator ini akan dibentuk menjadi pertanyaan atau pernyataan yang akan dijawab oleh responden atau sampel dalam penelitian.

(35)

47

penulis dibentuk menjadi kisi-kisi angket seperti yang diuraikan dalam tabel 3.2. sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Angket Perilaku Sosial

Konsep Sub Variabel Indikator

Sport provides a forum to

(36)

48

dari sangat positif hingga sangat negatif. Berdasarkan uraian tersebut, penulis menyusun kategori pemberian skor sebagai berikut:

a. Untuk setiap pernyataan positif yaitu, sangat setuju memiliki skor 5, setuju memiliki skor 4, ragu-ragu memiliki skor 3, tidak setuju memiliki skor 2, dan sangat tidak stuju memiliki skor 1.

b. Untuk setiap pernyataan negatif yaitu, sangat setuju memiliki skor 1, setuju memiliki skor 2, ragu-ragu memiliki skor 3, tidak setuju memiliki skor 4, dan sangat tidak stuju memiliki skor 5.

Mengenai kategori pemberian skor tersebut, dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3.

Bobot Nilai Untuk Tiap Pernyataan

Alternatif Jawaban Bobot nilai soal (Positif) Bobot nilai soal (Negatif)

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

I. PROSEDUR ANALISIS DATA

Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data dari sampel yang telah dipilih, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Adapun langkah-langkah yang digunakan oleh penulis untuk menganalisis data yang dikutip dari Sugiyono (2013: 147), sebagai berikut:

(37)

49

3. menyajikan data tiap variabel yang diteliti

4. melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah

(38)

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Perilaku sosial atlet cabang olahraga bela diri memiliki nilai disiplin yang lebih menonjol bila dibandingkan dengan nilai kerja sama dan sportivitas.

2. Perilaku sosial atlet cabang olahraga permainan memiliki perilaku sosial yang sangat baik dilihat dari nilai disiplin, kerja sama dan sportivitas.

3. Perilaku sosial atlet cabang olahraga konsentrasi memiliki perilaku sosial yang sangat baik dengan perolehan nilai yang baik sekali dari ketiga sub variabel yaitu disiplin, kerja sama dan sportivitas.

4. Dari ketiga cabang olahraga tersebut, terdapat persamaan yang dimiliki yaitu memiliki nilai disiplin yang tinggi atau baik sekali dibandingkan dengan nilai kerja sama dan sportivitas. Dan terdapat pula perbedaan yang terlihat dari nilai kerja sama dan sportivitas pada ketiga cabang olahraga tersebut.

B. SARAN

1. Bagi para pelatih diharapkan dapat memahami kondisi perilaku sosial atlet dan lebih peka terhadap situasi atau kondisi yang dialami oleh atlet sehingga pelatih dapat membentuk perilaku atlet lebih baik lagi.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. (2011). Perbandingan Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Teknis

Terhadap Hasil Belajar Permainan Bola Kecil (Studi Eksperimen di SMAN

Cikembar Kab.Sukabumi). Skripsi Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga

dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan. Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Benko, S. J. (2012). Philosophy of Tae Kwon Do. [Online].

Tersedia: http://www.itatkd.com/tkdphil.html [16 Januari 2014]

Galingging, W. (2010). Peraturan Tenis Meja 2011-2012. [Online].

Tersedia: http://www.jurnaltenismeja.com/ [16 Januari 2014]

Giriwijoyo, S. (2007). Ilmu Faal Olahraga fungsi tubuh manusia pada olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Goleman, D. (1999). Emotional Intelligence Kecerdasan Emosional Mengapa EI

lebih penting daripada IQ. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Grice, T. (1996). Bulu Tangkis: petunjuk praktek untuk pemula dan lanjut. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Gunarsa, S. D. (2008). Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

(40)

76

Ibrahim, R. (2008). Modul Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Johana, K. dan Mulyana. (2010). Olahraga Tinju. Bandung: FPOK UPI.

Komarudin dan Habibudin, T. (2009). Panahan Teknik dan Analisis. Bandung: FPOK UPI.

Lutan, R. dkk. (2010). Modul Mata Kuliah Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Mulya, A. (2011). Ensiklopedia Olahraga Indonesia. Bandung: Angkasa. Notosoejitno. (1997). Khazanah Pencak Silat. Jakarta: Infomedika.

Nurhasan, dkk. (2008). Modul Mata Kuliah Statistika. Bandung: FPOK UPI.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugono, D. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sutresna, N. dkk. (2011). Modul Sosiologi Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

United Nations. (2003). Sport for Development and Peace: Towards Achieving the

Millenium Development Goals.

[Online].

Tersedia: http://www.un.org/ [14 Februari 2014]

Gambar

Tabel 3.1
Gambar 3.1
Grafik 4.1
Tabel 3.1 Cabang Olahraga Pelatcab Kota Bandung
+5

Referensi

Dokumen terkait

Maka hasil dari pengolahan data teknik tendangan yang dominan dilakukan atlet putra dan putri dalam pertandingan cabang olahraga Taekwondo adalah teknik tendangan dollyo

Terdapat perbedaan trait personality faktor extroversion pada atlet cabang olahraga individu dan atlet cabang olahraga beregu. Artinya atlet olahraga beregu memiliki

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan data yang akurat tentang hail analisis tingkat konsentrasi atlet cabang olahraga beladiri di Pusat Pendidikan dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kedisiplinan atlet cabang olahraga tenis meja berada pada kategori disiplin berjumlah 10 orang (67%), disusul kategori

Sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan strategi regulasi emosi antara atlet cabang olahraga permainan, akurasi, beladiri di UKM Universitas Negeri

Karakteristik pada pengelompokan subjek penelitian yaitu kelompok olahraga permainan dan bela diri memiliki perbedaan yang bermakna pada usia sedangkan pada

Keterbatasan dari penelitian ini yaitu adanya perbedaan yang berrmakna pada usia subjek penelitian, secara spesifik perbedaan yang bermakna terletak pada atlet

Indeks Massa Tubuh Atlet Tinju Berdasarkan hasil penelitian bahwa kategori indeks massa tubuh atlet tinju KONI kota Makassar untuk jenis kelamin laki-laki tidak ada atlet atlet