• Tidak ada hasil yang ditemukan

S KOR 0901030 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S KOR 0901030 Chapter1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga menjadi salah satu aktivitas yang banyak dilakukan oleh manusia

demi menjaga dan meningkatkan kebugaran tubuh. Olahraga sudah menjadi

kebutuhan dan gaya hidup manusia saat ini. Menurut Kemal dan Supandi mengenai

pengertian olahraga yang dikutip oleh Lutan, dkk (2010: 101) bahwa: „Olahraga adalah usaha mengolah, melatih raga/tubuh manusia untuk menjadi sehat dan kuat‟.

Dari sudut pandang Ilmu Faal Olahraga menurut Giriwijoyo (2007: 31) “olahraga

adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang

dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya, sesuai dengan

tujuannya melakukan olahraga.” Dari pengertian tersebut, olahraga merupakan

kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan secara rutin selain dapat menjaga atau

meningkatkan kemampuan fungsi-fungsi organ tubuh, olahraga juga dapat melatih

jiwa atau rohani.

Berdasarkan tujuannya, olahraga dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu

olahraga untuk pendidikan, olahraga untuk kesehatan, olahraga untuk rekreasi dan

olahraga prestasi. Olahraga dengan tujuan untuk pendidikan melibatkan aktivitas

gerak tubuh untuk tujuan mendidik yang identik dengan kegiatan pendidikan jasmani

yang dilakukan di sekolah. Olahraga untuk kesehatan umumnya dilakukan oleh

masyarakat yang bertujuan untuk memelihara kesehatan tubuh. Olahraga untuk

kesehatan dapat dilakukan secara massal dan gerakannya mudah untuk dilakukan

seperti senam kebugaran jasmani yang banyak dilakukan oleh masyarakat. Olahraga

rekreasi umumnya dilakukan oleh masyarakat di saat waktu senggang dan bertujuan

untuk memperoleh kepuasan seperti rasa senang dan bahagia. Sehingga seseorang

yang melakukan aktivitas olahraga, selain dapat menjaga kebugaran tubuh dampak

(2)

menjadi lebih baik. Sedangkan olahraga prestasi tidak hanya untuk menjaga atau

meningkatkan kebugaran tubuh, olahraga prestasi bertujuan untuk mendapatkan

prestasi dari setiap cabang olahraga yang ditekuni oleh individu. Seperti yang

dikemukakan oleh Lutan, dkk (2010: 103), bahwa: “Kegiatan olahraga yang

dilakukan dan dikelola secara professional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi

optimal pada cabang-cabang olahraga merupakan olahraga prestasi”. Individu yang

menekuni salah satu cabang olahraga untuk tujuan prestasi dituntut memiliki

keterampilan yang lebih baik dan menguasai setiap teknik pada cabang olahraga yang

ditekuni.

Olahraga prestasi bukan hanya olahraga untuk kesenangan saja atau untuk

menjaga kebugaran tubuh, tetapi individu yang menekuni olahraga prestasi dituntut

untuk memperoleh prestasi yang baik. Tidak semua atlet mampu memperoleh prestasi

yang baik, ada beberapa kriteria atlet yang mampu menghasilkan prestasi seperti yang

dijelaskan oleh Lutan, dkk (2010: 81), yaitu:

a) memiliki fisik yang prima, b) menguasai teknik yang sempurna, c) memiliki karakteristik psikologis dan moral yang diperlukan oleh cabang olahraga yang ditekuninya, d) cocok untuk cabang olahraga yang dilakukannya; dan e) sudah berpengalaman berlatih dan bertanding bertahun-tahun.

Dari pernyataan tersebut, dapat terlihat bahwa pembinaan atlet tidak hanya

terfokus pada latihan fisik dan teknik saja, tetapi karakteristik psikologis dan moral

dapat mempengaruhi prestasi seorang atlet. Setiap cabang olahraga memiliki

karakteristik yang berbeda, mulai dari aktivitas gerak tubuh, peraturan yang

digunakan dalam cabang olahraga dan secara psikologi serta perilaku atlet yang

ditimbulkan dari setiap cabang olahraga akan membentuk karakteristik yang berbeda.

Seperti cabang olahraga bela diri, cabang olahraga permainan dan cabang olahraga

konsentrasi yang memiliki karakteristik yang sangat berbeda.

Cabang olahraga bela diri, seperti taekwondo, karate, pencak silat, judo, gulat

(3)

body contact dan memiliki strategi untuk menyerang dan bertahan untuk

mendapatkan poin dengan cara menendang atau memukul lawan ke arah ulu hati dan

kepala, dapat mempengaruhi perilaku sosial individu yang menekuni cabang olahraga

beladiri menjadi lebih keras, agresif dan mempunyai keberanian yang tinggi. Seperti

yang diungkapkan Gunarsa (2008: 10) bahwa:

Pada olahraga yang keras seperti tinju atau taekwondo, maka ciri agresivitas haruslah dimiliki. Agresivitas disini tentunya tidak diartikan sebagai bentuk serangan yang kejam atau destruktif, tetapi dikaitkan erat dengan ciri khas olahraga itu sendiri yaitu olahraga bela diri yang memang membutuhkan sikap agresif.

Berbeda halnya dengan cabang olahraga permainan yang dimainkan atau

dipertandingkan secara perseorangan seperti bulutangkis, tenis dan tenis meja.

Olahraga ini membutuhkan intelegensi yang tinggi dimana selama pertandingan

seorang pemain harus menggunakan strategi dan taktik untuk mengalahkan lawan

atau memenangkan pertandingan.

Cabang olahraga lain yang cukup unik adalah panahan, biliar dan menembak.

Makna unik tersebut dikarenakan olahraga ini membutuhkan konsentrasi tingkat

tinggi untuk mendapatkan hasil yang baik pada saat membidik sasaran. Seperti yang

dijelaskan oleh Hidayat (2008: 205), yaitu:

Konsentrasi sangat dibutuhkan terutama untuk cabang olahraga yang menuntut konsentrasi tinggi seperti panahan, menembak atau catur. Sebab olahraga panahan atau menembak menuntut ketepatan, ketelitian, konsistensi, dan keajegan setiap tindakan dari setiap anak panah atau peluru yang ditembakkan.

Ketiga cabang olahraga tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dan

membawa dampak yang berbeda terhadap atlet yang menekuni cabang olahraga

tersebut. Sehingga tidak heran bila setiap atlet memiliki perilaku yang berbeda sesuai

dengan dampak dari cabang olahraga yang ditekuninya.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku sosial seseorang selain

(4)

dibawa sejak lahir tetapi banyak faktor yang dapat membentuk atau mempengaruhi

tingkah laku seseorang. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh rangsangan yang

ditimbulkan dari lingkungannya. Lingkungan tempat seseorang beradaptasi bukan

hanya mempengaruhi perilakunya saja tetapi dapat berpengaruh terhadap pola pikir

individu tersebut. Pada umumnya ada dua faktor yang dapat mempengaruhi perilaku

sosial individu yaitu faktor genetika dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang

dapat mempengaruhi perilaku sosial seseorang diantaranya keluarga, sekolah, dan

teman sebaya.

Dalam aktivitas olahraga, banyak nilai positif yang dapat mempengaruhi

perilaku sosial atlet. Nilai positif yang didapatkan dari aktivitas olahraga akan

membawa dampak yang baik bagi individu saat berinteraksi dengan masyarakat

dilingkungan tempat individu beradaptasi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan

oleh Sutresna, dkk (2011: 21), bahwa: “Kegiatan olahraga yang terencana, teratur, dan terarah dapat membantu memperlancar proses penyesuaian diri dalam kelompok,

mengembangkan sifat sosial yang diharapkan seperti kejujuran, sportivitas, dan

kepribadian yang dikehendaki masyarakat”. Berdasarkan pernyataan tersebut, dampak positif dari kegiatan olahraga dapat memudahkan individu berinteraksi

dengan masyarakat dan diterima dilingkungan sosialnya. Pada umumnya, nilai-nilai

sosial yang didapatkan oleh individu dari kegiatan olahraga yaitu disiplin, kerja sama

dan sportivitas.

Individu atau atlet selalu diajarkan untuk patuh dan taat pada peraturan atau

ketentuan dan norma-norma yang berlaku dalam kegiatan latihan. Salah satu sifat

manusia yaitu adanya ketergantungan dengan orang lain dan selalu membutuhkan

orang lain, sehingga terjalin interaksi antar individu dalam kegiatan latihan. Hal ini

yang dapat menimbulkan adanya kerja sama antar individu baik di cabang olahraga

bela diri ataupun di cabang olahraga permainan. Sedangkan sportivitas, di berbagai

cabang olahraga selalu dijunjung tinggi. Selain itu, sportivitas dalam kegiatan

(5)

dikemukakan oleh Sutresna, dkk (2011: 23), bahwa: “Sportivitas itu dapat dijabarkan

menjadi kejujuran, bermain bersih, disiplin diri, kerelaan berkorban, rendah hati dan

sifat terpuji lainnya”. Sportivitas yang dimiliki atlet biasanya dapat terlihat pada saat

atlet melakukan pertandingan dan pada saat atlet mengalami kekalahan. Bila atlet

memiliki sportivitas yang tinggi, atlet tersebut bisa menerima kekalahannya dan

berusaha memperbaiki kesalahannya tersebut.

Permasalahan ini penting untuk dibahas, karena berdasarkan pengamatan

penulis ketiga cabang olahraga tersebut yaitu cabang olahraga bela diri, cabang

olahraga permainan dan cabang olahraga konsentrasi memiliki perbedaan mengenai

perilaku sosialnya pada saat berinteraksi dengan orang lain. Saat berinteraksi dengan

lingkungan sosialnya, atlet cabang olahraga permainan lebih mudah menyesuaikan

diri dengan lingkungan. Sedangkan, ketiga cabang olahraga tersebut mengajarkan

kerja sama antar atlet agar tejalin hubungan yang baik dengan sesama atlet. Dalam

cabang olahraga bela diri yang terlihat individual, kerja sama pun dapat terjalin dalam

cabang olahraga ini. Dalam pertandingan, atlet dan pelatih dituntut kerja sama dan

sikap saling menghargai. Atlet berusaha mengikuti instruksi pelatih saat pertandingan

dan atlet harus menghargai dan mematuhi instruksi tersebut demi memperoleh

kemenangan. Selain itu, sikap disiplin dan sportivitas dari ketiga cabang olahraga

tersebut tidak terlihat sangat berbeda pada ketiga cabang olahraga tersebut. Karena

saat berinteraksi dengan orang lain dilingkungannya, tidak menunjukkan sikap yang

negatif atau yang merugikan orang lain.

Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

mengenai “profil perilaku sosial atlet cabang olahraga bela diri, cabang olahraga permainan dan cabang olahraga konsentrasi” untuk mengetahui lebih pasti bagaimana

profil perilaku sosial atlet ketiga cabang olahraga tersebut dilihat dari sikap disiplin,

(6)

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan pada bahasan

sebelumnya, bahwa perilaku sosial dapat dipengaruhi oleh kegiatan olahraga yang

ditekuni oleh individu.

Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana profil perilaku sosial atlet cabang olahraga bela diri?

2. Bagaimana profil perilaku sosial atlet cabang olahraga permainan?

3. Bagaimana profil perilaku sosial atlet cabang olahrga konsentrasi?

4. Apakah terdapat perbedaan perilaku sosial antar cabang olahraga beladiri, cabang

olahraga permainan dan cabang olahraga konsentrasi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di ungkapkan di atas, maka yang

menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil perilaku sosial atlet

cabang olahraga beladiri, cabang olahraga permainan dan cabang olahraga

konsentrasi. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui profil perilaku sosial atlet cabang olahraga bela diri.

2. Untuk mengetahui profil perilaku sosial atlet cabang olahraga permainan.

3. Untuk mengetahui profil perilaku sosial atlet cabang olahrga konsentrasi.

4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan perilaku sosial antar cabang

olahraga bela diri, cabang olahraga permainan dan cabang olahraga konsentrasi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah

(7)

1. Bagi Pelatih

Penelitian ini diharapkan dapat mendorong pelatih untuk memahami kondisi

perilaku sosial atlet yang mereka bina, sehingga pelatih bisa lebih peka terhadap

situasi atau kondisi yang dialami oleh atletnya. Serta dapat mendorong pelatih untuk

lebih kreatif dalam menyusun program latihan sesuai prinsip individualisme bahwa

setiap individu memiliki perilaku yang berbeda dan mempunyai keunikan yang

berbeda pula sehingga atlet lebih bersemangat dalam berlatih.

2. Bagi Atlet

Atlet diharapkan dapat mengatasi emosinya dalam berinteraksi sosial kepada

lingkungan sekitarnya. Serta dapat memahami kondisi dirinya sendiri dan kondisi

teman-temannya. Penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan perilaku sosialnya

kearah lebih baik sehingga dapat mengurangi sikap-sikap negatif dalam berperilaku.

3. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui apa saja pengaruh cabang olahraga tersebut terhadap

perilaku sosial atlet sehingga saat prakteknya di lapangan peneliti mampu mengatasi

perilaku sosial atlet. Serta peneliti dapat memahami bahwa perilaku sosial dapat

terbentuk melalui olahraga dan mendorong peneliti untuk memahami perilaku sosial

setiap individu tidaklah sama.

4. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam kepentingan perkembangan

kepelatihan olahraga.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memaparkan urutan dalam penyusunan

(8)

1. Pada BAB I tentang pendahuluan dipaparkan mengenai: latar belakang

penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat

penelitian.

2. Pada BAB II tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian

akan dipaparkan mengenai: hakikat perilaku sosial, definisi perilaku sosial,

variabel/indikator perilaku sosial, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

sosial, perilaku sosial dan olahraga, hakikat olahraga bela diri, hakikat olahraga

permainan, hakikat olahraga konsentrasi, definisi cabang olahraga bela diri,

definisi cabang olahraga permainan, definisi cabang olahraga konsentrasi,

karakteristik cabang olahraga bela diri, karakteristik cabang olahraga permainan,

karakteristik cabang olahraga konsentrasi, asumsi dasar dan hipotesis.

3. Pada BAB III tentang metode penelitian akan dipaparkan secara rinci mengenai

komponen yang ada dalam metode penelitian yaitu: lokasi, populasi dan sampel

penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen

penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan

analisis data.

4. Pada BAB IV tentang hasil penelitian dan pembahasan akan dipaparkan

mengenai pengolahan dan analisi uji coba instrumen penelitian dan pengolahan

atau analisis data dan pembahasan analisis.

5. Pada BAB V tentang kesimpulan dan saran akan dipaparkan mengenai

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, untuk dapat melakukan pembaharuan program pendidikan, termasuk di dalamnya adalah program pembelajaran kegiatan evaluasi terhadap program yang sedang maupun

Peneliti kedua, Virly Shiva Laviani dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita melalui Model Problem Based Learning (. Penelitian Tindakan

Jika 3 bulan pertama investasi tersebut dapat memberikan tingkat bunga 15%p.a dan 9 bulan berikutnya memberikan tingkat bunga 13%p.a.Berapakah total uang

Contradiction Statement Question Declarative Mood Declarative Mood Interrogative Mood The American All right.. But you’ve got to

Salah satu pekerjaan yang dilakukan manusia yang membutuhkan waktu yang cukup lama dan tenaga yang banyak adalah membuang sampah atau membakar sampahuntuk mendapatkan lingkungan

30% of patients with clinical stage I pure testicular teratoma treated with primary. Retroperitoneal Lymph Node

Classroom observation was the first data collection techniques used in.

Upaya untuk menciptakan iklim organisasi yang kondusif, dapat diarahkan dengan terwujudnya kerjasama kerja yang serasi, sehingga dapat mewujudkan kinerja yang