• Tidak ada hasil yang ditemukan

Destination Branding Sentra Industri Kulit Sukaragang Sebagai Kawasan Wisata Favorit Kabupaten Garut.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Destination Branding Sentra Industri Kulit Sukaragang Sebagai Kawasan Wisata Favorit Kabupaten Garut."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Sukaregang adalah sentra penyamakan kulit di Kabupaten Garut. Kulit-kulit

Sukaregang merupakan yang terbaik di Jawa Barat yang memasok kulit ke kota-kota

lain. Kini Sukaregang mengembangkan usahanya menjadi sentra kerajinan.

Kerajinan berbahan dasar kulit yang berkualitas dan memiliki harga yang kompetitif.

Produk-produk olahan kulit di kota Garut memiliki kualitas berstandar ekspor.

Kualitas produknya sangat potensial untuk menarik wisatawan baik untuk berbelanja

kebutuhan fashion atau membeli souvenir sebagai oleh-oleh. Namun potensi-potensi

yang ada di Sentra Industri Kulit di Sukaregang ini perlu dimaksimalkan. Sebagai

kawasan wisata belanja Sukaregang tidak memiliki diferensiasi dengan tempat lain

yang menyebabkan wisatawan yang mengunjungi Sukaregang kurang mendapatkan

pengalaman berwisata terhadap Sukaregang. Oleh karena itu diperlukan perancangan

desain komunikasi visual berupa branding yang dapat menciptakan diferensiasi dan

menunjukkan kelebihan-kelebihan Sukaregang. Perancangan branding, khususnya

destination branding diharapkan akan memberikan pengalaman berwisata yang khas

di Sukaregang kepada wisatawan. Melalui perancangan branding ini diharapkan

Sukaregang akan lebih khas dan dikenal, sehingga Sentra Industri Kulit Sukaregang

sdapat menjadi kawasan wisata yang menjadi kawasan wisata Kabupaten Garut yang

(2)

ABSTRACT

Sukaregang is a tannery centre in Garut. Sukaregang’s leathers are the best leather in

West Java. This city supplies leathers to other cities. Nowdays, Sukaregang expands

its bussines into the centre of crafts. The crafts are made of high quality leathers and

they have competitive prices. Garut’s leather products have export quality standards.

The quality of the products are very potential to attract tourists to shop fashion needs

or souvenirs as gifts. However, the existing potentials in Sukaregang Leather

Industry Centre needs to be maximized. As the shopping tourism, Sukaregang has no

different from other places. It makes tourists, who visit Sukaregang, have less

destination experience of Sukaregang. Therefore, Visual Communication Design in

the form of branding is needed to create differentiations and to show superiorities of

Sukaregang. Designing brand, especially a destination branding, is expected to give a

unique destination experience to the tourists of Sukaregang. Designing brand of

Sukaregang is expected to make Sukaregang more distinctive and well known. Thus

Sentra Sukaregang Leather Industry can be the most favorite Garut’s tourism spot in

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ...ii

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI ...iii

PERNYATATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ...iv

KATA PENGANTAR...v

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR DIAGRAM DAN TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR ...xi

ABSTRAK ...xv

ABSTRACT ...xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup...2

1.2.1 Permasalahan...2

1.2.2 Ruang Lingkup...2

1.3 Tujuan Perancangan...2

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data...2

1.5 Skema Perancangan...4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Pariwisata ...5

2.2 Teori Branding ...6

2.2.1 Destination Branding ...7

2.3 Teori Pemasaran ...10

2.3.1 Promosi ...12

2.3.2 Pemasaran Pariwisata ...12

2.4 Teori Desain ...14

2.4.1 Logo ...14

(4)

2.4.3 Display ...15

2.4.4 Environmental Graphic ...16

2.4.5 Layout ...17

2.4.6 Teori Warna ...18

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data dan Fakta ...19

3.1.1 Perusahaan terkait mandatori ...19

3.1.2 Perusahaan terkait media partner ...24

3.1.3 Data hasil observasi ...28

3.1.4 Data wawancara ...34

3.1.5 Data kuesioner ...40

3.1.6 Kesimpulan hasil kuesioner ...50

3.1.7 Tinjauan kasus sejenis ...50

3.2 Analisis terhadap permasalahan ...55

3.2.1 Analisis berdasarkan teori pariwisata ...55

3.2.2 Analisis berdasarkan teori branding dan destination branding ...55

3.2.3 Analisis berdasarkan teori pemasaran ...56

3.2.4 Analisis berdasarkan teori desain ...57

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi ...59

4.2 Konsep Kreatif ...59

4.2.1 Konsep Visual ...60

4.2.2 Konsep Warna ...60

4.2.3 Konsep Verbal ...60

4.2.4 Tipografi ...61

4.3 Konsep Media ...63

4.3.1 Media Primer ...63

4.3.2 Media Sekunder ...65

4.3.3 Rincian Anggaran Biaya ...66

(5)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...106

5.2 Saran ...106

5.2.1 Saran bagi pihak terkait ...106

5.2.2 Saran bagi desainer komunikasi visual ...107

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISTILAH

LAMPIRAN

DATA PENULIS

(6)

DAFTAR DIAGRAM DAN TABEL

Diagram 1.1 Skema Perancangan ...4

Diagram 2.1. Piramida Brand Awareness ...8

Diagram 3.1 Jenis Kelamin Responden ...41

Diagram 3.2 Usia Responden ...41

Diagram 3.3 Tingkat Pendidikan Responden ...42

Diagram 3.4 Pekerjaan Responden ...42

Diagram 3.5 Penghasilan Responden ...43

Diagram 3.6 Hal yang menarik kunjungan wisatawan ...43

Diagram 3.7 Biaya yang dikeluarkan untuk berbelanja di kawasan wisata belanja ..44

Diagram 3.8 Kecenderungan untuk berbelanja di kawasan wisata belanja ...45

Diagram 3.9 Hal terpenting dalam berbelanja di kawasan wisata belanja ...45

Diagram 3.10 Pengetahuan masyarakat mengenai Sentra Industri Kerajinan kulit Sukaregang ...46

Diagram 3.11 Informasi mengenai sentra industri kulit Sukaregang ...46

Diagram 3.12 Ketertarikan terhadap Sentra Industri Kulit Sukaregang ...47

Diagram 3.13 Hal yang menarik minat masyarakat mengunjungi Sukaregang ...47

Diagram 3.14 Kesesuaian Harga dengan Kualitas Produk Sukaregang ...48

Diagram 3.15 Desain Produk di Sentra Industri Kulit Sukaregang ...49

Diagram 3.16 Kebanggaan menggunakan produk kulit Sukaregang ...49

Tabel 4.1 Rincian Biaya Renovasi ...66

Tabel 4.2 Rincian Biaya Promosi ...67

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat ...19

Gambar 3.2 Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Garut ...20

Gambar 3.3 Logo PT. Dynea Indria & Lem Fox ...21

Gambar 3.4 Logo Tama cokelat ...24

Gambar 3.5 Logo Cipaganti ...25

Gambar 3.6 Toko-toko kerajinan kulit di Sukaregang ...29

Gambar 3.7 Suasana di Sukaregang Leather Center ...29

Gambar 3.8 Produk-produk kerajinan kulit Sukaregang...30

Gambar 3.9 Bahan baku jaket yang dipajang untuk dipilih pembeli ...31

Gambar 3.10 Proses pembuatan jaket kulit ...32

Gambar 3.11 Media promosi kerajinan kulit Sukaregang di jalan Nagrek ...32

Gambar 3.12 Media promosi tempat & produk Garut lain yang ada di jalan Nagrek ...33

Gambar 3.13 Sampul Pariwisata Garut Cover (kiri), salah satu halaman isi (kanan) ...33

Gambar 3.14 Sampul Buku Pariwisata Garut (atas), salah satu halaman isi (bawah) ...34

Gambar 3.15 Data Kunjungan Wisata Januari – Maret 2012 ...40

Gambar 3.16 Cihampelas Bandung ...51

Gambar 3.17 Cibaduyut Bandung ...52

Gambar 3.18 Penelusuran Google mengenai Sukaregang ...53

(8)

Gambar 3.20 Penelusuran gambar Google mengenai Sukaregang ...54

Gambar 3.21 Penelusuran gambar Google mengenai Cibaduyut ...54

Gambar 3.22 Penelusuran gambar Google mengenai Cihampelas ...55

Gambar 4.1 Logo Sukaregang Shopping Street ...69

Gambar 4.2 Logo grid ...69

Gambar 4.3 Logo Sukaregang Shopping Street - hitam-putih ...70

Gambar 4.4 Logo Sukaregang Shopping Street – grayscale ...70

Gambar 4.5 Maskot Sukaregang Shopping Street ...71

Gambar 4.6 Maskot Baba ...71

Gambar 4.7 Maskot Bubu ...72

Gambar 4.8 Maskot Bebe ...72

Gambar 4.9 Kostum maskot event Tahun Baru ...73

Gambar 4.10 Kostum maskot event Tahun Baru Imlek ...73

Gambar 4.11 Kostum maskot event 17 Agustus ...74

Gambar 4.12 Kostum maskot event Puasa – Idul fitri ...74

Gambar 4.13 Kostum maskot event Natal ...75

Gambar 4.14 Timeline penggunaan maskot ...75

Gambar 4.15 Eksterior Bangunan Sukaregang sebelum dilakukan perancangan branding ...76

Gambar 4.16 Eksterior Bangunan Sukaregang setelah dilakukan perancangan branding ...76

Gambar 4.17 Perbandingan ukuran Welcome sign dengan manusia ...77

Gambar 4.18 Perbandingan ukuran Welcome sign dengan Kendaraan ...77

(9)

Gambar 4.20 Perbandingan Signage dengan kendaraan ...78

Gambar 4.21 Pictogram ...79

Gambar 4.22 Pengaplikasian Signage ...80

Gambar 4.23 Brosur ...81

Gambar 4.24 Brosur + voucher ...82

Gambar 4.25 Flyer berseri ...83

Gambar 4.26 Flyer ...83

Gambar 4.27 Stiker Bis ...84

Gambar 4.28 Aplikasi Stiker Bis ...84

Gambar 4.29 Banner tema umum ...85

Gambar 4.30 Banner tema Puasa - Idul fitri ...86

Gambar 4.31 Banner tema tahun baru ...87

Gambar 4.32 Banner tema tantangan ...88

Gambar 4.33 Tampilan Website 1 Sukaregang (home) ...89

Gambar 4.34 Tampilan Website 2 (produk) ...90

Gambar 4.35 Tampilan Website 3 (detail produk - jaket) ...90

Gambar 4.36 Tampilan Website 4 (arena) ...91

Gambar 4.37 Tampilan Website 5 (detail arena – adu panco) ...91

Gambar 4.38 Tampilan Website 6 (maskot) ...92

Gambar 4.39 Tampilan Website 7 (detail maskot - baba) ...92

Gambar 4.40 Bumper animation website ...93

Gambar 4.41 Tampilan terakhir bumper animation website ...94

Gambar 4.42 Baliho ...95

(10)

Gambar 4.44 Iklan pada Koran Pikiran Rakyat ...97

Gambar 4.45 Wayfinding (Banner) ...98

Gambar 4.46 Penerapan banner (wayfinding)...99

Gambar 4.47 x-Banner ...100

Gambar 4.48 Timeline Promosi ...101

Gambar 4.49 Merchandise Sukaregang ...102

Gambar 4.50 Ilustrasi desain mug ...103

Gambar 4.51 Aplikasi desain mug ...103

Gambar 4.52 Desain Stiker ...104

Gambar 4.53 Desain pin ...104

Gambar 4.54 Desain kaos ...105

Gambar 4.55 Desain cover ban serep ...106

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang

memiliki potensi-potensi pariwisata yang menarik. Berada sekitar 63 km dari kota

Bandung, Kabupaten Garut merupakan salah satu tempat strategis untuk dijadikan

alternatif tempat wisata.

Kabupaten Garut juga memiliki sentra penyamakan kulit terbaik di Jawa

Barat yang memasok kebutuhan kulit ke kota-kota lain. Kini sentra penyamakan kulit

tersebut mengembangkan usahanya menjadi sentra kerajinan. Kerajinan berbahan

dasar kulit yang berkualitas dan memiliki harga yang kompetitif. Sentra industri kulit

yang terkenal di Kabupaten Garut adalah Sentra Industri Kulit Sukaregang yang juga

merupakan tempat wisata belanja produk-produk olahan kulit.

Produk-produk olahan kulit di kota Garut memiliki kualitas berstandar

ekspor. Kualitas produknya sangat potensial untuk menarik wisatawan baik untuk

berbelanja kebutuhan fashion atau membeli souvenir sebagai oleh-oleh. Namun

potensi-potensi yang ada di Sentra Industri Kulit di Sukaregang ini perlu

dimaksimalkan. Menurut informasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Garut, ada tiga kawasan favorit yang paling banyak dikunjungi wisatawan

yaitu Cipanas, Papandayan dan Cangkuang.

Dibandingkan tempat wisata belanja sejenis di kota lain, yaitu Cibaduyut

Bandung, Sentra Industri Kulit Sukaregang ini kurang terkenal. Meskipun

sebenarnya jika dilihat dari jenis dan kualitas produknya Sentra Industri Kulit

Sukaregang ini dapat bersaing dengan Cibaduyut. Apabila Sentra Industri Kulit ini

dikenal masyarakat luas dan menjadi salah satu tempat wisata favorit di Kabupaten

Garut hal tersebut dapat menambah pemasukan daerah di bidang pariwisata, yang

secara umum akan membuat Garut lebih maju.

Berdasarkan hasil survey juga diketahui bahwa pengunjung lebih tertarik

(12)

Sayangnya potensi-potensi yang dimiliki Sukaregang yang dapat menjadi suatu

belum dieksplorasi menjadi sebuah keunikan berwisata. Ditambah minimnya

informasi menyebabkan Sukaregang kurang populer sebagai kawasan pariwisata di

Garut.

Oleh karena itu diperlukan perancangan desain komunikasi visual yang tepat

diharapkan akan menjadikan Sentra Industri Kulit Sukaregang sebagai kawasan

wisata yang menjadi kawasan wisata favorit Kabupaten Garut.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

1.2.1 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan pokok permasalahan yaitu : Bagaimana cara menjadikan Sentra Industri

Kulit Sukaregang menjadi salah satu destinasi berwisata favorit di Kabupaten Garut

melalui perancangan DKV?

1.2.2 Ruang Lingkup

Perancangan DKV Sukaregang ditujukkan kepada konsumen di Jawa Barat.

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, tujuan dari

perancangan yang ingin dicapai antara lain adalah menjadikan Sukaregang sebagai

salah satu tujuan wisata favorit di Kabupaten Garut.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data, digunakan teknik observasi, wawancara

terstruktur, kuesioner, dan studi pustaka.

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan langsung, berikut lingkungan fisiknya dan

pengamatan terhadap suatu kegiatan yang sedang berjalan di area Sentra

(13)

pengambilan dokumentasi lokasi sebagai data untuk membantu penulis dalam

perancangan desain komunikasi visual Sentra Industri Kulit Sukaregang.

2. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan

dengan pihak yang dianggap kompeten guna mendapatkan data yang akurat.

Menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Pada tahap ini

penulis mewawancarai langsung kepada narasumber, diantaranya :

 Bapak Agus Koswara selaku Kasi informasi & komunikasi bidang pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut

 Bapak H. Yusuf Sopyan selaku pemilik toko ASTIGA di Sentra Industri Kulit Sukaregang

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan

daftar pertanyaan tertulis kepada responden. Kuesioner dibagikan kepada 100 orang

responden untuk mengetahui bagaiman strategi promosi yang tepat dan perancangan

desain komunikasi visual yang akan dilakukan di Sentra Industri Kulit Sukaregang.

4. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan

mempelajari buku-buku ataupun literatur seperti buku-buku pedoman yang

sudah ada, koran, media lainnya yang berhubungan dengan permasalahan

perancangan. Juga dapat melalui literatur dari internet yang benar, terpadu,

(14)

1.5 Skema Perancangan

Diagram 1.1 Skema Perancangan

LATAR BELAKANG MASALAH

Potensi-potensi yang dimiliki Sukaregang belum dieksplorasi menjadi sebuah

keunikan berwisata. Minimnya informasi menyebabkan Sukaregang kurang populer

sebagai kawasan pariwisata di Garut.

PERUMUSAN MASALAH

Bagaimana cara menjadikan Sentra Industri Kulit Sukaregang menjadi salah satu tujuan berwisata favorit di Kabupaten Garut melalui perancangan DKV?

Observasi Teori Grafis (layout, logo, maskot, wisatawan & orang luar kota Garut

ANALISIS MASALAH

Sukaregang sudah dikenal sebagai kawasan wisata, tetapi tidak menjadi tujuan berwisata favorit di Kabupaten Garut

KONSEP KOMUNIKASI

Menggugah emosi wisatawan untuk berpetualang menemukan

kerajinan kulit terbaik khas Sukaregang

TUJUAN PERANCANGAN

Menjadikan Sukaregang sebagai salah satu tujuan berwisata favorit di Kabupaten Garut.

KONSEP KREATIF

Memberikan pengalaman berwisata belanja yang berbeda melalui tema dan arena yang hanya ada di Sukaregang

-Visual

Mendesain Sukaregang menjadi kawasan wisata belanja dengan gaya desain bertema cowboy

KONSEP MEDIA

Website

(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan serangkaian proses perancangan destination branding

Sukaregang, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian mengenai destination

branding Sukaregang Shopping Street adalah sebagai berikut:

1. Dengan membuat branding dapat menciptakan identitas visual yang menarik,

sehingga menciptakan difesensiasi diferensiasi pada Sukaregang sebagai

kawasan wisata belanja kerajinan kulit dengan kawasan wisata belanja lain.

2. Menciptakan atraksi dan daya tari dengan melalui perancangan DKV menjadi

salah satu faktor untuk menjadikan Sukaregang lebih diminati wisatawan.

3. Pembuatan informasi dan promosi yang menarik, terintegritas, efektif dan

efisien akan membuat Sukaregang lebih populer di kalangan wisatawan.

Pembuatan destination branding ini dapat menjadi salah satu cara untuk

membuat masyarakat lebih mengenal dan berminat untuk mengunjungi Sukaregang,

sehingga Sukaregang dapat menjadi kawasan wisata belanja favorit di Jawa Barat.

5.2 Saran

5.2.1 Saran bagi Pihak Terkait

Untuk pelaku usaha di Sukaregang sebaiknya bekerja sama dalam hal

promosi dengan asosiasi-asosiasi terkait untuk mengefektifkan promosi Sukaregang.

Dibutuhkan kesadaran untuk lebih menghargai desain tidak hanya asal memasang

banner, spanduk atau mempromosikan dengan informasi yang seadanya tanpa

(16)

Selain inisiatif dari pelaku usaha, diperlukan pula kerjasama oleh pihak-pihak

terkait, baik pelaku usaha di Sukaregang, dinas pariwisata dan sponsor untuk

membangun Sukaregang. Dengan adanya kerjasama dapat lebih mengefisienkan

proses menjadikan Sukaregang sebagai kawasan wisata favorit di Jawa Barat.

5.2.2 Saran bagi Desainer Komunikasi Visual

Saran bagi Desainer Komunikasi Visual terutama bagi yang ingin lebih

mengebangkan perancangan branding Sukaregang Shopping Street. Disarankan

untuk melanjutkan perancangan branding yang telah dirancang dan

mengembangkannya untuk tahun-tahun selanjutnya, seperti memberikan tema dan

menambah arena permainan yang menarik. Selain itu, disarankan untuk merancang

kampanye bagi pelaku usaha Sukaregang agar lebih atraktif dalam melayani dan

memiliki minat untuk terus mengembangkan usahanya dengan lebih berkonsep

(17)

DAFTAR PUSTAKA

A. B. Susanto dan Himawan Wijanarko. 2004. Power Branding: Membangun Merek

Unggul dan Organisasi Pendukungnya. Jakarta: Quantum Bisnis &

Manajemen

Athaliah Bernice Cindy. 2012. Perancangan DKV Bandara Internasional Husein

Sastra Negara. Bandung: Universitas Kristen Maranatha

Freddy Rangkuti. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated

Marketing. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Gelder, S.V.. 2005. Global Brand Strategy. London: Kogan Page

Lynch, Kevin. 1960. Marketing Management Analysis, Planning, Implementation

and Control. Jakarta: PT. Prehallindo

Oka A. Yoeti. 1996. Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa

R. G.. Soekadijo. 1996. Anatomi Pariwisata. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Sumbo Tinarbuko. 2008. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra

Surianto Rustan. 2008. Layout Dasar dan Penerapannya. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama

(18)

http://www.cipaganti.co.id (diakses pada 11 Desember 2012 pukul 11.05 WIB)

http://www.desainstudio.com/2010/01/jenis-jenis-logo.html (diakses pada 18

September 2012 pukul 20.15 WIB)

http://www.lem-fox.com (diakses pada 20 September 2012 pukul 16.05 WIB)

http://www.tamacokelat.com (diakses pada 11 Desember 2012 pukul 10.24 WIB)

Londre, Larry Steven (2009), Marketing, the Marketing Mix (4P’s), and the

Nine P’s, Marketing, IMC, Advertising, Promotion, Media and More.

http://www.londremarketing.com/documents/NinePs12242009.pdf (diakses pada

29 Agustus 2012 pukul 13.00 WIB)

Londre, Larry Steven (2009), Segmentation, Targeting and Positioning (STP)

http://www.londremarketing.com/documents/STP03262010.pdf (diakses pada

19 September 2012 pukul 19.23 WIB)

thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00127-DS%20Bab%204.pdf (diakses pada 19

Referensi

Dokumen terkait

margaritifer sebelum dan selama sterilisasi; (4) Aktivitas harian di kandang pemeliharaan setelah sterilisasi; (5) Ketersediaan dan frekuensi pemberian pakan; (6)

Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penelitian terhadap 34 responden yang mengalami Morning Sickness sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang

Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen lain tersebut, laporan keuangan konsolidasi tahun 2006 yang kami sebut di

Saifullah, S.H., M.Hum, selaku dosen wali selama penulis menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Pembimbing yang telah memberikan

Alasan : Keahlian tenaga teknis pada tabel personil dan bukti yang dilampirkan tidak sesuai, tidak ada bukti scan peralatan yang digunakan. Rama Sentosa Persada Evaluasi Administrasi

Tujuannya yaitu untuk memberikan konsep alam yang nyata terhadap siswa; pemilihan dan penggunaan media pembelajaran disesuaikan dengan materi pembelajaran berbasis lingkungan

Hasil perbandingan alat dapat diketahui bahwa alat ekstraktor-evaporator zat warna alami skala UMKM mampu bekerja sesuai yang diharapkan dan terbukti dapat

Berdasarkan hasil pengujian toksisitas subakut tepung glukomanan selama 28 hari, didapatkan bahwa pada pemberian dosis 250 mg/kg BB tikus (setara dengan 2.43 g/60kg