iv
ABSTRAK
AKTIVITAS ANTIMIKROBA INFUSA BUNGA ROSELLA
(Hibiscus sadariffa L) TERHADAP Escherichia coli SECARA IN
VITRO
Ayundari D, 2013 Pembimbing I : dr. Djaja Rusmana, Msi
Pembimbing II: Dra. Endang Evacuasiany, APT, Ms, AFK
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan di negara berkembang seperti Indonesia, karena angka morbiditas dan mortalitas-nya tinggi. Diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-13 di semua umur, sedangkan sebagai penyakit menular diare merupakan penyebab kematian ke-3 setelah tuberculosis dan pneumonia. Bunga rosella mengandung zat flavonoid gosipetin, saponin, dan, asam organik yang memiliki aktivitas antimikroba.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antimikroba infusa bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Escherichia coli. Aktivitas antimikroba ini dilihat dari hasil uji sensitivitas antibiotik (disk diffusion Kirby Bauer),
Minimum Inhibitory Concentration (MIC) dan tes Minimal Bactericidal Concentration (MBC). Metode penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian
eksperimental sungguhan dengan pengamatan hasil uji sensitivitas antibiotik, MIC dan MBC.
Hasil yang didapatkan dari uji sensitivitas antibiotic tidak didapatkan zona inhibisi dibandingkan dengan cakram antibiotik ampisilin sebagai pembanding. Hasil tes MIC didapatkan tabung yang jernih hingga konsentrasi 25 mg/cc dan MBC pada konsentrasi 50 mg/cc tidak terdapat pertumbuhan bakteri, sedangkan pada konsentrasi 25 mg/cc terdapat pertumbuhan bakteri. Maka dapat disimpulkan bahwa bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) memiliki aktivitas antimikroba terhadap Escherichia coli secara in vitro, bersifat bakteriostatik pada konsentrasi 25 mg/cc dan bersifat bakterisidal pada konsentrasi 50 mg/cc.
v
ABSTRACT
ANTIMICROBIAL ACTIVITY ROSELLA FLOWERS (Hibiscus
Sabdariffa L) INFUSION AGAINTS Escherichia coli IN VITRO
Ayundari Diandra, 2013 Mentor I : dr.Djaja Rusmana, Msi
Mentor II : Dra.Endang Evacuasiany, APT, Ms, AFK
Diarrhea still remains a health issue in developing countriessuch as Indonesia, due to its high rates of morbidity and mortality. Diarrhea isthe 13th leading cause of death of all ages. Meanwhile, compared to other infectious diseases, diarrhea is ranked number 3 as the leading cause of death after tuberculosis and pneumonia. Rosella contains gosypetin flavonoids, saponin, and organic acid that act as antimicrobial agents.
The purpose of this study was to determine the antimicrobial activity of the infusionof rosella flowers (Hibiscus Sabdariffa L) against Escherichia coli in an antibiotic sensitivity test(disk diffution Kirby Bauer),the MIC (minimum inhibitory concentration) and the antimicrobial activity through MBC (minimal bactericidal concentration) test. This study was conducted through atrue experimental laboratory observations method of antibiotic sensitivity test, the MIC (minimum inhibitory concentration) and MBC (minimum bactericidal concentration).
The result of the antibiotic sensitivity test shows that there was no zone of inhibition obtained. The MIC (minimum inhibitory concentration) test obtained the existence of clear tube to a concentration of 25 mg/cc, and MBC (minimum bactericidal concentration) test obtained the absence of bacterial grow that a concentration of 50 mg/cc, and bacterial growth emerged at the concentration of 25 mg/cc.
From these results, it was concluded that the infusion of rosella flower (Hibiscus sabdariffa L) has antimicrobial activity against Escherichia coli in vitro,it’s bacteriostatic at the concentration of 25 mg/cc and it’s bactericidal at the concentration of 50 mg/cc.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
PERNYATAAN MAHASISWA ... iii
ABSTRAK ... iv
1.7 Lokasi dan Waktu penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) ... 4
2.1.1 Taksonomi ... 4
2.1.2 Morfologi Tanaman ... 5
viii
2.1.4 Penggunaan Secara Empiris ... 5
2.1.5 Kandungan Kimia Hibiscus sabdariffa ... 6
2.2 Escherichia coli ... 9
2.2.1 Taksonomi Escherichia coli ... 9
2.2.2 Morfologi Escherichia coli ... 10
2.2.3 Identifikasi Escherichia coli ... 10
2.2.4 Struktur Antigen ... 11
2.2.5 Kontrol Laboratorium Terhadap Terapi Antimikroba ... 13
2.3 Antibiotik ... 15
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian ... 21
3.1.1 Alat Penelitian ... 21
3.1.2 Bahan Penelitian ... 22
3.2 Metode Penelitian... 22
3.2.1 Desain Penelitian ... 22
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi konsepsional variable ... 22
3.3.1 Variabel Penelitian ... 22
3.3.2 Definisi Konsepsional variabel ... 23
3.4 ProsedurKerja ... 23
3.4.1 Langkah-langkah pelaksanaan penelitian ... 23
ix
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 29
4.1.1 Uji Pendahuluan ... 29
4.1.2 Pengamatan Uji Sensitivitas Antibiotik ... 29
4.1.3 Pengamatan Minimun Inhibitory Concentration (MIC) ... 30
4.1.4 Pengamatan Minimum Bactericidal Concentration (MBC) ... 30
4.2 Pembahasan ... 31
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 33
5.2 Saran ... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 34
LAMPIRAN ... 37
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Uji sensitivitas Antibiotik ...29
Tabel 4.2 Hasil Uji MIC………...30
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar2.1 Bunga Rosella ... 4
Gambar2.2 Struktur Kimia Delfinidin-3-sambubiosida, Sianidin-3-sambubiosida, Asam Protokatekuat, Gosipetin dan Hibisetin ... 8
Gambar2.3 Escherichia coli Batang Gram Negatif ... 9
Gambar2.4 Struktur Bakteri Escherichia coli ... 10
Gambar 2.5 Uji Kepekaan Dilusi ... 14
Gambar 2.6 Klasifikasi Obat yang Bekerja Pada Sintesis Dinding Bakteri ... 16
Gambar 2.7 Pola Penyebab Kematian Semua Umur, Riskesdas 2007 ... 19
Gambar 3.1 Pewarnaan Gram ... 25
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran-1 Prosedur Penelitian ... 37
Gambar L.1 Pembiakan pada medium Mc Conkey...37
Gambar L.2 Pewarnaan gram...37
Lampiran-2 Hasil Penelitian ... 38
Gambar L.3 Uji Sensitivitas Antibiotik ... 38
Gambar L.4 MBC (minimum bactericid concentration) ... 38
Gambar L.5 MIC (minimum inhibitory concentration) ... 38
Gambar L.6 Uji Sensitivitas Antibiotik ... 39
Gambar L. 7 MBC (minimum bactericid concentration) ... 39
Gambar L.8 MIC (minimum inhibitory concentration) ... 39
Gambar L.9 Uji Sensitivitas Antibiotik ... 40
Gambar L.10 MBC (minimum bactericid concentration) ... 40
Gambar L.11 MIC (minimum inhibitory concentration) ... 40
Lampiran-3 Uji Pendahuluan ... 41
Gambar L.12 Uji Sensitivitas Antibiotik ... 41
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan di negara Indonesia karena
angka morbiditas dan mortalitasnya tinggi. Survei morbiditas oleh Sub Direktorat
Pemerintah Republik Indonesia menyatakan bahwa angka kejadian diare pada
tahun 2000 sampai dengan tahun 2010 cenderung mengalami kenaikan. Pada
tahun 2000 jumlah penyakit diare sebanyak 301 per 1000 penduduk, tahun 2006
naik menjadi 423 per 1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411 per 1000
penduduk. Kejadian luar biasa diare juga masih tinggi (Agtini, 2011).
Kelompok umur penderita diare tersebar pada semua kelompok umur.
Prevalensi tertinggi pada balita (1-4 tahun). Prevalensi diare juga lebih banyak di
daerah pedesaan dan ekonomi rendah. Diare menjadi penyebab kematian ke-13
untuk kategori semua umur, sedangkan untuk kategori penyakit menular
menduduki peringkat ke-3 setelah tuberkulosis dan pneumonia (Agtini, 2011).
Escherichia coli menjadi bakteri penyebab diare pada anak-anak di rumah sakit,
yaitu sebanyak 25,1 % (Gerlin,2006).
Penggunaan obat antibiotik sebagai pengobatan terhadap Escherichia coli
dapat menimbulkan efek samping dan resistensi, sehingga sebagai alternatif dapat
digunakan obat tradisional. Penggunaan obat tradisional sampai sekarang semakin
luas di kalangan masyarakat. Obat tradisional yang saat ini banyak dikonsumsi di
masyarakat adalah bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) dengan cara diseduh
dengan air panas. Secara empiris, bunga rosella digunakan sebagai antidiare
(antibakteri) dikarenakan adanya kandungan gosipetin,asam organik dan saponin.
Berdasarkan penelitian sebelumnya dengan uji in vitro ditemukan bahwa ekstrak
bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) bersifat antimikroba terhadap Escherichia
coli, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus (Rostinawati, 2009).
Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
menggunakan infusa dari bunga rosella dan melihat aktivitas antimikrobanya
2
1.2 Identifikasi Masalah
Apakah infusa bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) memiliki aktivitas antimikroba terhadap Escherichia coli dengan metode Kirby Bauer secara
in vitro.
Apakah terdapat aktivitas antimikroba dari infusa bunga rosella (Hibiscus
sabdariffa L) dengan metode MIC (minimum inhibitory concentration)
terhadap Escherichia coli.
Mengetahui sifat aktivitas antimikroba infusa bunga rosella (Hibiscus
sabdariffa L) dengan metode MBC (minimal bactericidal concentration).
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud
Mengetahui aktivitas antimikroba infusa bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L)
terhadap Escherichia coli secara in vitro.
1.3.2 Tujuan
Mengetahui aktivitas antimikroba infusa bunga rosella (Hibiscus
sabdariffa L) terhadap Escherichia coli dengan metode Kirby Bauer.
Mengetahui MIC (minimum inhibitory concentration) terhadap
Escherichia coli.
Mengetahui sifat aktivitas antimikroba dengan metode MBC (minimal
bactericidal concentration).
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Menambah pengetahuan farmakologi tanaman obat khususnya aktivitas infusa
bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) sebagai antimikroba.
1.4.2 Manfaat Praktis
Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa herba infusa bunga rosella
(Hibiscus sabdariffa L) dapat digunakan menjadi terapi alternatif herbal terhadap
3
1.5 Landasan Teori
Penggunaan antibiotik dapat menyebabkan efek samping sehingga perlu
digunakan pengobatan alternatif lain. Aktivitas antimikroba pada ekstrak bunga
Rosella (Hibiscus sabdariffa L) disebabkan karena adanya kandungan seperti
flavonoid (gosipetin), saponin, dan asam organik. Kandungan tersebut diduga
memiliki aktivitas yang kompleks terhadap dinding bakteri (Suganda, 2010).
Gosipetin adalah flavonoid yang terkandung dalam bunga rosella. Aktivitas
antibakteri dari gosipetin yang diisolasi dari bunga rosella diduga dikarenakan
aktivitas polyphenolic nature dari flavonoid gosipetin. Gosipetin membuat
peningkatan permeabilitas membran plasma sehingga adanya kebocoran ion pada
dinding bakteri (Mahadevan, et al, 2007). Saponin menstimulasi terjadinya
apoptosis awal pada dinding sel dengan cara membentuk kolesterol–saponin
kompleks sehingga terjadi lisis sel. Saponin diduga menggangu permeabilitas dari
membran luar bakteri (Arabski, et al 2012). Asam-asam organik seperti asam
sitrat, asam malat, asat tartat dan asam laktat memiliki mekanisme kerja yang
membuat senyawa antibakteri mudah masuk ke dalam sel (Strarford, 2000).
1.6 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental laboratorium sungguhan
dengan pengamatan hasil uji sensitivitas antibiotik (Kirby Bauer), MIC (minimum
inhibitory concentration), dan MBC (minimal bactericidal concentration).
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi : Laboratorium mikrobiologi dan farmakologi
Universitas Kristen Maranatha
33
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Tidak didapatkan zona inhibisi pada infusa bunga rosella terhadap
Escherichia coli dengan metode Kirby Bauer
MIC infusa bunga rosella terhadap Escherichia coli 25 mg/ml.
MBC infusa bunga rosella pada konsentrasi 50 mg/ml bersifat bakterisidal
dan pada konsetrasi 25 mg/ml bersifat bakteriostatik
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran sebagai
berikut :
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek bakterisidal infusa bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) terhadap bakteri lainnya.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perbandingan efek infusa dengan ekstrak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L).
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek infusa bunga rosella
(Hibiscus sabdariffa L) pada hewan coba.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perbandingan kerja
34
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, S. A., Hakin, E. H., & Makmur, L. 2012. Tumbuh-tumbuhan obat di
Indonesia. ITB.
Agoes, G. 2007. Seri farmasi industri Teknologi Bahan Alam. Bandung: ITB.
Agtini, M. D. 2011, juni. Morbiditas dan mortalitas diare pasa balita di Indonesia,tahun 2007-2010. Buletin jendela data dan informasi
kesehatan,volume 2,triwulan 2,2011, 1-3.
Al Hashimi, A. 2012. Antioxidant and antibacterial activities of Hibiscus
sabdariffa L. extracts. iraq: Food Science and Biotechnology Department,
Agriculture College, Basrah University.
Andrea gerlin, T. 2006. a simple solution. pp. 42-45.
Arabski, M., Wegierek-ciuk, A., Czerwonka, G., Lankoff, A., & Kaca, W. 2012. Effects of Saponins against Clinical E. coli Strains and Eukaryotic Cell Line. Journal of Biomedicine and Biotechnology, 6.
Ayuningrat, E., Purwaningsih, S., & Salamah, E. 2007. Penapisan Awal Komponen Bioaktif F Dari Kijing Taiwan (Anodonta woodiana Lea.)Sebagai Senyawa Antioksidan. Buletin Teknologi Hasil Perikanan
VOL XI Nomor 2, 119-133.
Brunton, L. L., Lazo, j. S., & Parker, K. L. 2006. Goodman Gilman the
pharmacological Basisi of therapeutic eleventh edition. New york:
McGraw-hill.
Cowan. 1992. Plant products as antimicrobial agents. Clin Microbiol, 564-582.
Cushnie, T.P Tim and Lamb, J Andrew. 2005. Antimicrobial Activity of
Flavonoids. s.l. : International Journal of Antimicrobial Agent, Vol. 26
Eriska nofriani, d. s. (2009.). Antibacterial Activity Test of 70% Ekstrak Etanol Of Rossele Flower Purple (Hibiscus Sabdarrrifa L) Againts Salmonella Thyphi In Vitro And Its Chomatography Profile.
Escobin, R., & Brink, M. 2013. Retrieved 11 22, 2013, from PROCEA (plant
resourcess for south-east asia):
35
Fauci, A. S., Jameson, J. L., Kasper, D. L., Longo, D. L., Hausen, S. L., & Loscalzo, J. 2008. Harrison's principles of internal medicine. The McGraw-Hill Companies, Inc.
Finkel, R., Clark, M. A., & Cubeddu, L. X. 2009. Lippincott's Illustrated Reviews:
Pharmacology, 4th Edition. Lippincott Williams & Wilkins.
Forbes, B. A., Sahm, D. F., & Weissfeld, A. S. 2002. Diagnostic Microbiology
eleven edition. Missour: Mosby.
Goldman, L., & Ausiello, D. 2007. Goldman: cecil medicine 23rd edition. philadelphia: Saunder Elsevier .
Jawetz, m. a. 2010. Medical Microbiology. atlanta: McGraw-Hill companies.
Kayser, F. H., Bienz, K. A., Eckert, J., & Zinkernagel, M. R. 2005. Medical
Microbiology. Thieme.
Kenneth J.ryan, C. R. 2010. Sherris medical microbiology fifth Edition. united states: The McGraw-Hill Companies,Inc.
Krasaekoopt W, K. 2005. Antimicrobial properties of Thai traditional flower vegetable extracts. Au J tech, 71-74.
Madappa, T. 2012, Desember 11. Retrieved 10 21, 2013, from medscape: http://emedicine.medscape.com/article/217485-workup
Mahadevan, N., Shivali, & Kamboj, P. 2007. Hibiscus sabdariffa Linn -An
overview. india: Department of Pharmacgnosy ISF college of pharmacy.
Moon, Sun Hee., et all. 2013 . Antimicrobial Effect of 7-o-Butylnaringenin,a Novel Flavonoid, and Various Natural Flavonoid against Helicobacter
pylori Strains. International Journal Of Environmental Research and
Public Health
Nester, E. W., Denise, A. G., Junior, E. R., & Martha, N. T. 2009. Microbiology A
Human Perspective 6th ed. New york: McGraw-Hill.
Prescot, H. 2002. Laboratory Exercise In Microbiology Fifth Edition. The McGraw−Hill Companies.
Kementrian kesehatan RI, D. J. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan .
36
Stratford. 2000. Traditional preservatives-organic acids. London: Cademic press.
Suganda, A. G. 2010. Serial Data Ilmiah Terkini Tumbuhan Obat. jakarta: Direktorat OAI,Deputi II,Badan POM RI.
Thornton, p. D. n.d. ChEBI The Database and Ontology of Chemical Entities of
Biological Interest. Retrieved from http://www.ebi.ac.uk/chebi/searchId.do?chebiId=CHEBI:16400