• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Dimensi-dimensi Organizational Citizenship Behavior (Altruism, Conscientiousness, Sportsmanship, Courtesy, Civil Virtue) Pada Petugas Pemadam Kebakaran Bagian Operasional Kodya Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Dimensi-dimensi Organizational Citizenship Behavior (Altruism, Conscientiousness, Sportsmanship, Courtesy, Civil Virtue) Pada Petugas Pemadam Kebakaran Bagian Operasional Kodya Bandung."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah “Studi Deskriptif Mengenai Dimensi-Dimensi Organizational Citizenship Behavior (Altruism, Conscientiousness, Sportsmanship, Courtesy, Civic Virtue) Pada Petugas Pemadam Pemadam Kebakaran Bagian Operasional Kodya Bandung”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai dimensi yang dominan yang dimiliki oleh petugas pemadam kebakaran bagian operasional serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dan subjek penelitian terdiri dari 120 petugas pemadam kebakaran bagian operasional.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik survey, dan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti dari alat ukur Organizational Citizenship Behavior dari Podsakoff, MacKenzie, Moorman, dan Fetter dalam Organ, 2006. Kuesioner terdiri dari 48 item disertai dengan data penunjang yang berisi 16 pertanyaan dengan nilai validasi berkisar antara 0,300-0,732 dan nilai reliabilitas 0,952.

Berdasarkan pengolahan data secara statistik, maka diperoleh hasil bahwa sebagian besar dari keseluruhan responden yaitu sebanyak 80,8% petugas pemadam kebakaran bagian operasional memiliki dimensi OCB courtesy dan sebanyak 70% memiliki dimensi OCB altruism dan masing-masing separuhnya menunjukkan perilaku sportsmanship, conscientiousness, serta civic virtue. OCB dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari morale (fairness, satisfaction, affective commitment, leader consideration) dan personality. Faktor eksternal terdiri dari karakteristik tugas (task autonomy, task significance, task feedback, task variety, task interdependence), karakteristik kelompok, karakteristik organisasi, dan perilaku kepemimpinan.

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

LEMBAR ORISINALITAS iii

ABSTRAK iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI viii

DAFTAR BAGAN xii

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………..1

1.2 Identifikasi Masalah………7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………7

1.3.1. Maksud Penelitian……….7

1.3.2. Tujuan Penelitian………...7

1.4 Kegunaan Penelitian………8

1.4.1. Kegunaan Teoritis………...8

1.4.2. Kegunaan Praktis………...8

1.5 Kerangka Pemikiran………8

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Organisasi………..22

2.2 Organizational Citizenship Behavior (OCB)……….23

2.2.1. Pengertian OCB………23

2.2.2. Dimensi OCB………...24

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mendasari Munculnya OCB………25

2.2.4.Pengaruh OCB Terhadap Evaluasi dan Penilaian Unjuk Kerja………...45

2.2.5. Manfaat OCB Terhadap Organisasi/Perusahaan………..48

2.3 Big Five Personality Trait………..51

2.3.1. Extraversion……….52

2.3.2. Agreeableness………..54

2.3.3. Conscientiousness………56

2.3.4. Neuroticism………..58

2.3.5. Openness to Experience………...60

2.4 Dewasa Awal……….62

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian……….68

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………69

3.2.1. Variabel Penelitian………...69

3.2.2. Definisi Operasional……….69

(4)

x Universitas Kristen Maranatha

3.3.1. Alat Ukur OCB……….70

3.3.2. Prosedur Pengisian………...71

3.3.3. Cara Penilaian………..72

3.3.4. Data Pribadi dan Data Penunjang………73

3.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur………..73

3.4.1. Validitas Alat Ukur………..73

3.4.2. Reliabilitas Alat Ukur………..75

3.5 Populasi Sasaran, Karakteristik Populasi dan Teknik Penarikan Sampel………76

3.5.1. Populasi Sasaran………...76

3.5.2. Karakteristik Populasi………..76

3.5.3. Teknik Penarikan Sampel……….77

3.6 Teknik Analisa Data………...77

BAB IV. PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden………78

4.2 Hasil Penelitian………..79

4.2.1. Hasil Pengolahan Data………79

4.3 Pembahasan………...82

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………...100

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA………..102

DAFTAR RUJUKAN………..103

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1. Kerangka Pemikiran……….20

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Penyebaran Item Alat Ukur OCB………..70

Tabel 3.2. Skor Jawaban Alat Ukur OCB………..72

Tabel 3.3. Kriteria Validitas………...75

Tabel 3.4. Kriteria Reliabilitas………...76

Tabel 4.1. Lama Bekerja Responden……….78

Tabel 4.2. Usia Responden………78

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : KISI-KISI ALAT UKUR OCB LAMPIRAN 2 : KATA PENGANTAR ALAT UKUR

LAMPIRAN 3 : ANGKET IDENTITAS DAN DATA PENUNJANG LAMPIRAN 4 : KUESIONER OCB

LAMPIRAN 5 : VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR LAMPIRAN 6 : SKOR MENTAH

LAMPIRAN 7 : SKOR STANDART LAMPIRAN 8 : HASIL PENELITIAN LAMPIRAN 9 : DISTRIBUSI FREKUENSI LAMPIRAN 10 : HASIL TABULASI SILANG

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peristiwa kebakaran merupakan salah satu musibah yang banyak menelan

kerugian secara materi dan tidak jarang pula menimbulkan korban jiwa. Kebakaran dapat terjadi setiap saat, dimana saja dan kapan saja. Kebakaran terjadi

karena kelalaian, kekurang hati-hatian, ketidaktahuan bahkan karena disengaja. Pengaruh yang ditimbulkan oleh kebakaran yaitu dapat berupa hilangnya jiwa,

harta benda, kesedihan keluarga, hilangnya kesempatan memperoleh pekerjaan, timbulnya rasa was-was dan sebagainya.

Dengan adanya berbagai kejadian yang menimpa warga masyarakat akan

bahaya kebakaran, maka dibentuklah biro khusus yaitu petugas pemadam kebakaran. Dinas pemadam kebakaran terdiri dari beberapa bidang yaitu, bidang

sekretariat, bidang pengendalian operasional, bidang penyuluhan, bidang pencegahan dan bidang sarana/perlengkapan (sumber: rencana strategis dinas kebakaran kota bandung 2009-2013).

Petugas pemadam kebakaran harus selalu siaga dalam setiap kesempatan apabila terjadi suatu peristiwa kebakaran, mereka harus selalu memenuhi

(10)

2 Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pemadaman Kebakaran bagian operasional bahwa Dinas kebakaran memiliki petugas

pemadam kebakaran bagian operasional yang berjumlah 120 orang dengan 24 jam masa penetapan bekerja mereka, setelah 24 jam petugas pemadam kebakaran libur 2 hari kemudian petugas kembali bekerja selama 24 jam lagi. Terdapat 3

kelompok (pleton) yang bertugas secara bergantian. Petugas pemadam kebakaran tidak memiliki hari libur selain ketika mereka tidak mendapat jadwal jaga. Hari

libur, hari raya, atau pada saat hari libur nasional lainnya mereka tetap harus bertugas.

Tugas utama dari petugas pemadam kebakaran bagian operasional adalah pencegahan, penanggulangan kebakaran dan bencana lainnya. Adapun job description umum dari petugas pemadam kebakaran bagian operasional adalah melaksanakan pengecekan anggota, kehadiran anggota dan apel pagi, melaksanakan pengecekan dan merawat perlengkapan serta mobil unit sesuai

dengan lembar serah terima harian, mengkoordinasikan serta melaksanakan tugas-tugas operasional pemadaman, melaksanakan perintah dari Komando Tim, melaksanakan strategi pemadaman api, melaporkan kegiatan yang dilakukan saat

pemadaman api berlangsung serta kondisi mobil unit dan perlengkapannya.

Dalam praktek kerjanya ternyata kegiatan petugas pemadam kebakaran

(11)

3 Universitas Kristen Maranatha dari Dinas kebakaran dapat tercapai. Tujuan dari operasional adalah menciptakan rasa aman dari bahaya kebakaran, dan meminimalisasikan jumlah materiil dan

korban jiwa. Tindakan yang dilakukan sesuai keharusan dalam job description disebut perilaku in-role, sedangkan perilaku lain yang bertujuan untuk menguntungkan organisasi dan perilaku tersebut melebihi peran yang diharapkan

dalam job description, disebut sebagai perilaku extra-role. Salah satu bentuk dari perilaku extra-role dikenal sebagai organizational citizenship behavior.

Organizational citizenship behavior (OCB) yaitu perilaku individu yang dilakukan atas kehendaknya sendiri (discretionary), meskipun tidak berkaitan

secara langsung atau secara eksplisit memiliki nilai imbalan, dan apabila dilakukan secara bersamaan akan berdampak meningkatnya fungsi organisasi secara efektif dan efisien (Organ, 1988 : 3, dalam Organ 2006 : 3). Organizational

citizenship behavior (OCB) merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi perilaku karyawan sehingga dia dapat disebut sebagai “anggota yang baik” (Sloat,1999 dalam Organ, 2006). Karyawan yang baik (good citizens)

cenderung menampilkan OCB. Organisasi tidak akan berhasil dengan baik atau tidak dapat bertahan tanpa ada anggota-anggota yang bertindak sebagai “good citizens” (Markoczy dan Xin, 2002 dalam http://www.goldmark.org/livia/).

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 5 petugas pemadam kebakaran

bagian operasional, petugas pemadam kebakaran yang baik adalah yang tidak hanya memenuhi job description sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP) dan sekedar mentaati peraturan dinas kebakaran, tetapi melakukannya lebih

(12)

4 Universitas Kristen Maranatha membantu rekan kerja yang mengalami kesulitan menggunakan peralatan pemadaman kebakaran. Memiliki inisiatif seperti memandu rekan kerja baru,

cepat tanggap dalam melihat rekan kerja yang kesulitan. Apabila para petugas pemadam kebakaran bagian operasional memiliki sikap-sikap tersebut maka akan meningkatkan mutu pelayanan Dinas kebakaran di Kodya Bandung. Dengan

demikian Dinas kebakaran merasa puas terhadap pelayanan petugas pemadam kebakaran bagian operasional sehingga petugas pemadam kebakaran bagian

operasional tetap mendapatkan kepercayaan dari Dinas kebakaran. Para petugas pemadam kebakaran bagian operasional jika mempunyai perilaku OCB akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi Dinas kebakaran.

Petugas pemadam kebakaran bagian operasional sering melakukan aktivitas-aktivitas di luar tugas utamanya (extra-role). Salah satunya adalah kerja

sama dan kerelaan petugas pemadam kebakaran untuk menolong rekan di luar plottingnya. Seperti, menolong masyarakat yang bunuh diri, menolong orang/masyarakat masuk ke dalam sumur, pengamanan seperti kunjungan tamu negara/Wapres, dan konser musik. Salah satu dari petugas pemadam kebakaran mengungkapkan, seperti permasalahan yang sering terjadi pada saat mereka

menolong orang yang bunuh diri, serta masuk ke dalam sumur. Petugas pemadam kebakaran yang ada di plotting tersebut tidak sanggup menangani dengan cepat untuk mencegah agar tidak ada korban jiwa. Untuk melakukannya dibutuhkan tenaga dari beberapa pasukan pemadam kebakaran bagian operasional lainnya, sehingga diperlukan tambahan dari petugas pemadam kebakaran di luar area

(13)

5 Universitas Kristen Maranatha saat itu bertugas di pleton dua dan pleton tiga. Petugas pemadam kebakaran di pleton dua dan pleton tiga cepat tanggap jika terjadi peristiwa tersebut. Mereka

tanpa diminta akan membantu rekan kerjanya.

Berdasarkan informasi yang telah diberikan oleh 15 petugas pemadam kebakaran bagian operasional, bahwa disaat mereka bertugas dilapangan ada

beberapa hambatan yang dihadapinya yaitu fasilitas di jalan yang menghalangi seperti portal, polisi tidur, dan minimnya masalah air baku untuk pemadaman

apabila terjadi kebakaran. Sulitnya dalam menangani strategi pemadaman juga menjadi salah satu hambatan bagi petugas pemadam kebakaran. Petugas pemadam

kebakaran harus bisa memprediksi kemungkinan dalam menyebarnya api dengan cara mencegah pelebaran api dan harus segera dipadamkan dari berbagai area sehingga api tidak meluas. Strategi lokasi kebakaran juga menjadi hambatan

selanjutnya bagi petugas pemadam kebakaran. Petugas pemadam kebakaran harus mengetahui bagaimana cara dalam membuka pintu, jendela, serta sampai cara

menyemprot supaya tidak mengenai pemadam lainnya. Hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi karena dinas kebakaran bagian operasional rutin mengadakan evaluasi mengenai hasil kerja mereka dan melakukan perbaikan bila

ada kekurangan atau kesalahan yang telah dilakukan petugas pemadam kebakaran pada hari itu.

Kinerja tim atau kelompok kerja pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. Berdasarkan wawancara terhadap tiga petugas pemadam kebakaran bagian operasional bahwa sebagian dari para petugas

(14)

6 Universitas Kristen Maranatha yang malas yang hanya bekerja jika dalam keadaan darurat, dan ada tim yang inisiatif. Ada yang merasa kerja sama dalam kelompok erat serta ada yang merasa

kurang adanya kerja sama dalam kelompok seperti, tidak sejalan dengan proses strategi pemadaman api. Akan tetapi, hal tersebut tidak terlalu signifikan dalam berjalannya koordinasi antara tim satu dengan lainnya sebab akan dilakukan

pembinaan apabila terjadi hal demikian.

Untuk meningkatkan profesionalisme dan meningkatkan sumber daya

manusia aparat petugas pemadam kebakaran kodya bandung, maka diberikan pusat pendidikan dan pelatihan. Petugas pemadam kebakaran harus menguasai

Ilmu Pengetahuan yang berbasiskan teknologi kebakaran, teknologi gedung, teknologi bencana dan lainnya.

Berdasarkan wawancara dengan 10 petugas pemadam kebakaran bagian

operasional, terdapat beberapa perilaku dalam OCB yang dapat membantu tercapainya visi misi serta tercapainya target untuk meminimalisasikan kerugian

harta dan nyawa yaitu berinisiatif untuk menolong rekan kerjanya yang kesulitan, membantu anggota baru yang belum berpengalaman, mencegah terjadinya kerusakan perkakas dan barang lain dengan menggunakan kain taplak basah atau

dari bahan lain yang tahan api dengan cara menutupi barang-barang tersebut (alturism), menghadapi masyarakat saar mengalami kepanikan tanpa serta tidak

mengeluh saat diberi tanggapan negatif dari masyarakat (sportsmanship), datang lebih awal daripada jam kerja yang telah ditentukan (conscientiousness), serta membantu mencari solusi masalah pekerjaan rekannya, selain itu bersikap santun

(15)

7 Universitas Kristen Maranatha dinas kebakaran itu sendiri dengan cara memberikan usulan-usulan dalam rapat evaluasi untuk menyempurnakan sistem organisasi serta memberi informasi untuk

perkembangan dinas kebakaran (civic virtue).

Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai gambaran organizational citizenship behavior pada petugas pemadam kebakaran bagian operasional Kodya Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diketahui gambaran organizational citizenship behavior pada petugas pemadam kebakaran bagian operasional Kodya Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini dilakukan adalah untuk memperoleh gambaran

mengenai organizational citizenship behavior pada petugas pemadam kebakaran bagian operasional Kodya Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

(16)

8 Universitas Kristen Maranatha 1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan pada ilmu psikologi, khususnya psikologi industri dan organisasi tentang OCB.

2. Memberikan informasi tambahan kepada peneliti lain yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai OCB.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Sebagai bahan masukan bagi tim bidang operasional mengenai

gambaran organizational citizenship behavior pada petugas pemadam kebakaran bagian operasional, agar dapat digunakan untuk mengembangkan diri agar terus meningkatkan efektivitas dinas

pemadam kebakaran.

2. Memberikan informasi mengenai gambaran organizational citizenship behavior pada petugas pemadam kebakaran bagian operasional, agar informasi ini dapat dimanfaatkan petugas pemadam kebakaran bagian operasional untuk menampilkan OCB sehingga dapat meningkatkan efisiensi serta fungsi dinas kebakaran.

1.5 Kerangka Pemikiran

Bagian operasional dinas kebakaran merupakan bagian yang secara langsung turun di lapangan dalam bekerja. Hal ini dikarenakan bagian operasional

(17)

9 Universitas Kristen Maranatha operasional berjumlah 120 orang yang terdiri dari 3 kelompok (pleton). Tugas yang harus dilaksanakan bagian operasional tidaklah mudah dibutuhkan kerja

sama tim serta adanya inisiatif dari masing-masing individu untuk melaksanakan tugas tersebut.

Tugas yang harus dilakukan oleh petugas pemadam kebakaran bagian

operasional telah tercantum secara eksplisit dalam job description. Job description secara umum dari petugas pemadam kebakaran bagian operasional adalah

melaksanakan pengecekan anggota, kehadiran anggota dan apel pagi, melaksanakan pengecekan dan merawat perlengkapan serta mobil unit sesuai

dengan lembar serah terima harian, mengkoordinasikan serta melaksanakan tugas-tugas operasional pemadaman, melaksanakan perintah dari Komando Tim, melaksanakan strategi pemadaman api, melaporkan kegiatan yang dilakukan saat

pemadaman api berlangsung serta kondisi mobil unit dan perlengkapannya sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP).

Untuk dapat mewujudkan tujuan dari operasional yaitu menciptakan rasa aman dari bahaya kebakaran, dan meminimalisasikan jumlah materiil dan korban jiwa, diharapkan petugas pemadam kebakaran bagian operasional dapat berbuat

lebih dari yang tertulis di dalam job description.

Perilaku yang tidak tertulis secara formal untuk dilakukan, namun dapat

mempengaruhi efisiensi dan efektifitas fungsi organisasi disebut sebagai Organizational Citizenship Behaviour (OCB). Menurut Organ (1988), OCB merupakan perilaku individu yang dilakukan atas kehendaknya sendiri

(18)

10 Universitas Kristen Maranatha formal apabila dilakukan secara bersamaan akan berdampak pada meningkatnya efisiensi serta efektifitas dari fungsi organisasi. Perilaku OCB ini ditujukan kepada

seseorang secara langsung tanpa diarahkan oleh job description, atau dengan kata lain OCB adalah perilaku yang dilakukan secara spontan.

OCB diperlukan untuk menunjang keefektifitasan perusahaan dalam kegiatan tugas operasional pemadam kebakaran di Kodya Bandung. Selain itu OCB dapat melihat pekerja yang benar-benar mempunyai komitmen terhadap organisasinya dan menghasilkan kinerja organisasi yang stabil (Organ, 2006). Dampak dari OCB apabila dilakukan oleh petugas pemadam kebakaran bagian operasional antara lain adalah tugas operasional dapat terselesaikan dengan baik apabila timbul kerjasama antar petugas pemadam kebakaran bagian operasional yang terjalin dengan dasar saling peduli dan saling menolong.

Perilaku OCB memiliki 5 dimensi yaitu Altruism, Conscientiousness, Sportsmanship, Courtesy, dan Civic Virtue (Poddssakoff, MacKenzie, Moorman, dan Fetter, 1990, dalam Organ 2006:81). Altruism adalah perilaku individu yang dilakukan atas kehendaknya sendiri, bertujuan untuk membantu rekan kerja yang nampak sedang mengalami kesulitan dalam menghadapi masalah yang terkait

dengan organisasi. Dimensi ini dapat terlihat ketika petugas pemadam kebakaran bagian operasional tanpa adanya paksaan atau tidak berkaitan dengan tanggung

(19)

11 Universitas Kristen Maranatha Conscientiousness yaitu perilaku yang melebihi persyaratan minimal dari peraturan dalam hal kehadiran, kepatuhan terhadap peraturan dan waktu istirahat,

dan sebagainya dan perilaku tersebut dilakukan atas kehendaknya sendiri. Pada petugas pemadam kebakaran bagian operasional perilaku ini dapat ditunjukkan dengan datang lebih awal daripada jam kerja yang telah ditentukan, pulang lebih

lama agar tugas benar-benar terselesaikan agar tidak membebani petugas pemadam kebakaran lainnya yang bertugas pada di area yang sama pada shift berikutnya.

Sportsmanship yaitu kesediaan petugas pemadam kebakaran bagian operasional yang dilakukan atas kehendaknya sendiri untuk mentoleransi kondisi-kondisi yang kurang ideal tanpa mengeluh, berkecil hati (sedih), marah dan merasa sakit hati karena sesuatu yang benar-benar terjadi. Dimensi ini dapat

dilihat salah satunya ketika banyak peralatan yang rusak dan menghambat petugas pemadam kebakaran untuk melakukan tugasnya. Apabila petugas pemadam

kebakaran mempunyai sportsmanship tinggi ia akan berusaha mencari solusi dengan cepat, tanpa mengeluh dan tidak melampiaskan kekesalan.

Courtesy yaitu perilaku yang dilakukan atas kehendaknya sendiri, dilakukan guna menghindari terjadinya masalah kerja dengan petugas pemadam kebakaran yang lain. Perilaku petugas pemadam kebakaran dengan tidak saling

(20)

12 Universitas Kristen Maranatha dapat dilihat apakah petugas pemadam kebakaran bagian operasional memiliki dimensi courtesy yang tinggi.

Civic virtue adalah perilaku yang dilakukan atas kehendaknya sendiri dengan menunjukkan rasa tanggung jawab dan kesediaan berpartisipasi serta peduli terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Bersikap loyal membela nama

baik Dinas kebakaran dengan bersedia diminta tolong oleh staff operasional untuk mem-fotocopy yang bukan bagian dari tugas pemadam kebakaran bagian

operasional, perilaku tersebut menunjukkan dimensi civic virtue pada diri petugas pemadam kebakaran.

Organizational citizenship behavior yang dimiliki setiap petugas pemadam kebakaran bagian operasional dapat berbeda-beda. Hal ini dikarenakan adanya faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi OCB dalam diri individu. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya OCB adalah karakteristik individu yang merupakan faktor internal serta beberapa faktor

eksternal yaitu karakteristik tugas, karakteristik kelompok, karakteristik organisasi, perilaku kepemimpinan (Organ, 2006). Pada faktor karakteristik individu tercakup mencakup personality dan morale.

Faktor internal personality pertama adalah openness to experience. Kepribadian openness, merupakan kepribadian dimana seseorang mempunyai rasa

(21)

13 Universitas Kristen Maranatha dengan kata lain cepat tanggap dengan lingkungannya. Petugas pemadam kebakaran bisa cepat tanggap terhadap kebutuhan operasional dan cepat tanggap

terhadap permasalahan di lapangan. Akan tetapi trait ini tidak memiliki relasi yang dapat dijelaskan secara tepat dengan OCB (Organ, 2006).

Faktor kedua adalah conscientiousness, yaitu trait dapat diandalkan, terencana, disiplin diri, dan ketekunan. Petugas pemadam kebakaran dengan trait conscientiousness menonjol akan berpotensi menampilkan perilaku OCB yang tinggi pada dimensi conscientiousness dan civic virtue. Bila petugas pemadam kebakaran berhati-hati (counscientious) pada peraturan dinas kebakaran, seperti

memiliki ketetapan waktu, riwayat absensi yang baik dan taat pada peraturan maka akan berpotensi meningkatkan dimensi conscientiousness. Apabila dilakukan untuk kepentingan perusahaan seyogyanya juga meningkatkan dimensi

civic virtue, petugas pemadam kebakaran melakukannya karena memiliki rasa tanggung jawab terhadap dinas kebakaran.

Faktor ketiga yaitu ekstraversion, yaitu karakter bersemangat, mencari stimulasi, menikmati kebersamaan dengan orang lain, senang bicara, dan responsif terhadap lingkungan, namun trait ini tidak berelasi secara langsung dengan OCB. Petugas pemadam kebakaran dengan trait ini mudah bersahabat dengan rekan-rekannya dan cenderung memiliki suasana hati yang positif

(22)

14 Universitas Kristen Maranatha Faktor keempat agreeableness berupa kepribadian yang bersahabat, disenangi oleh orang, dan juga mudah menjalin relasi yang hangat dengan orang

lain. Petugas pemadam kebakaran yang bersahabat dengan mudah menawarkan bantuan kepada temannya yang nampak membutuhkan bantuan serta dapat mengkompromikan kepentingannya dengan kepentingan orang lain demi tetap

terjalinnya relasi yang hangat dengan temannya. Misalkan jika ada rekannya yang belum selesai mengerjakan tugas operasionalnya di saat jam istirahat sudah tiba,

maka petugas pemadam kebakaran dengan agreeableness tinggi akan membantu rekannya tersebut dan merelakan jam istirahatnya terpotong agar dapat istirahat

bersama. Trait ini dapat meningkatkan OCB pada dimensi altruism, courtesy, dan sportsmanship.

Traits terakhir dari personality adalah neuroticism (emotional stability), yaitu kecenderungan memiliki emosional yang negatif seperti kecemasan, kemarahan, perasaan bersalah, dan terpaku pada masalahnya sendiri. Petugas

pemadam kebakaran yang mempunyai emosi yang tidak stabil akan terpaku pada masalahnya sendiri, dengan demikian dapat mengurangi peluang munculnya OCB. Namun emotional stability tidak berelasi secara langsung dengan OCB (Organ, 2006).

Karakteristik individu yang dimaksud sebagai morale oleh Organ (2006) adalah kesatuan dari aspek-aspek sikap kerja (satisfaction, fairness, affective commitment dan leader consideration). Morale merupakan motivator dasar yang tercermin di dalam sikap kerja seseorang dalam organisasi. Apabila petugas

(23)

15 Universitas Kristen Maranatha pemadam kebakaran akan memiliki kepuasan kerja (satisfaction), maka kinerja yang diperlihatkan akan mengalami peningkatan dan cenderung konsisten. Morale

juga memuat affective commitment yang mengarah kepada keterikatan emosional, identifikasi, dan juga keterlibatan seseorang terhadap organisasi. Morale dapat meningkatkan kinerja seseorang. Leader consideration merupakan pertimbangan pemimpin terhadap sikap kerja seseorang. Team leader akan melihat sikap kerja para petugas pemadam kebakaran apakah menguntungkan dinas kebakaran atau

tidak, dengan pertimbangannya team leader dapat memberikan reward atau punishment terhadap karyawannya.

Faktor eksternal pertama yang dapat mempengaruhi OCB disaat individu melakukan tugas adalah karakteristik tugas, terdiri dari task autonomy, task significance, task identity, task variety, task interdependence, task feedback, dan , intrisincally satisfying task. Task autonomy merupakan derajat keleluasaan dan kebebasan bertindak yang dimiliki individu dalam melaksanakan tugas, untuk

menjadwalkan tugas dan menentukan prosedur yang akan digunakannya (Hackman and Lawler, 1971 dalam Organ, 2006). Apabila petugas pemadam kebakaran merasa memiliki tanggung jawab dengan adanya keleluasaan untuk

melaksanakan tugasnya dan menentukan prosedur maka dapat meningkatkan OCB pada dimensi civic virtue.

Task identity merupakan derajat kebutuhan bahwa penyelesaian suatu pekerjaan dapat diidentifikasi sebagai hasil kerja secara keseluruhan. Task variety adalah derajat kebutuhan bahwa penyelesaian suatu pekerjaan membutuhkan

(24)

16 Universitas Kristen Maranatha persepsi akan rasa berarti dari pekerjaannya (Hackman and Oldham, 1976 dalam Organ, 2006).

Task feedback adalah derajat kejelasan dan diperolehnya informasi secara langsung mengenai seberapa efektif seseorang melakukan pekerjaannya (Hackman and Oldham, 1976 dalam Organ, 2006). Umpan balik yang diberikan

team leader akan membangkitkan self evaluation bagi petugas pemadam kebakaran serta bermanfaat sebagai sumber motivasi agar petugas pemadam

kebakaran menampilkan kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang.

Task interdependence ialah sejauh mana seorang anggota tim membutuhkan informasi, bahan dan dukungan dari anggota tim yang lain untuk dapat melaksanakan pekerjaannya (Van derVegt et all, 2003 dalam Organ, 2006). Apabila petugas pemadam kebakaran membutuhkan keterlibatan kerjasama

rekannya dalam mengerjakan tugas di dalam satu tim maka dapat meningkatkan cohesiveness di dalam timnya sehingga dapat meningkatkan OCB.

Intristically satisfying tasks sehingga berpotensi memunculkan OCB. Hal ini membuat karyawan lebih termotivasi untuk mengeluarkan usaha yang lebih besar agar dapat mencapai tujuan dari tugasnya (Kerr & Jermier, 1978 dalam

Organ, 2006). Petugas pemadam kebakaran yang mempersepsi bahwa hasil kerjanya akan memuaskan apabila ia juga mengerjakan setiap detail pekerjaan

sesuai dengan SOP, maka ia akan termotivasi untuk berusaha mengerjakan setiap pekerjaannya dengan sungguh-sungguh, hal ini dapat meningkatkan OCB.

Faktor eksternal kedua adalah karakteristik kelompok. Ada beberapa

(25)

17 Universitas Kristen Maranatha kelompok yang pertama adalah group cohesiveness merupakan afinitas anggota kelompok dengan anggota yang lain dan keinginan karyawan untuk menjadi

bagian dari kelompok tersebut (George and Bettenhausen, 1990 dalam Organ, 2006). Karyawan yang memiliki group cohesiveness akan memunculkan kesediaan untuk membantu, memunculkan sportsmanship dan loyalty kepada karyawan lain serta mampu mempertahankan kelompoknya dari ancaman dan kritik dari pihak diluar kelompok.

Karakteristik kelompok yang kedua ialah team member exchange (TMX) merupakan proses timbal balik dalam kelompok. TMX merepresentasikan

persepsi individu secara keseluruhan terhadap anggota yang lain. Pada TMX yang rendah kaitan timbal balik hanya sekedar untuk menyelesaikan tugas, sementara pada TMX yang tinggi melibatkan kaitan timbal balik lebih dari yang diperlukan

dari hanya sekedar menyelesaikan suatu tugas (Leden, Wayne, and Sparrowe 2000 dalam Organ, 2006).

Group potency adalah karakteristik kelompok selanjutnya. Group potency merupakan collective belief bahwa kelompok dapat menjadi efektif (Guzzo et all, 1993 dalam Organ, 2006). Kirkman dan Rosen (1999 dalam Organ, 2006)

menggambarkannya sebagai tingkat self efficacy dari kelompok tersebut. Ketika petugas pemadam kebakaran percaya kebersamaan kelompoknya dapat

(26)

18 Universitas Kristen Maranatha Karakteristik kelompok selanjutnya adalah perceived team support yang merupakan tingkat keyakinan seorang karyawan sampai sejauh mana

kelompoknya itu mendukungnya dengan cara menghargai kontribusi dan peduli akan kesejahteraannya, maka semakin cenderung untuk memperlihatkan perilaku serupa pada karyawan yang lain.

Karakteristik organisasi merupakan faktor eksternal ketiga yang dapat memengaruhi OCB baik secara positif maupun berpengaruh secara negatif. Pada organisasi yang menerapkan formalisasi dan infleksibilitas tinggi, berarti organisasi tersebut memiliki peraturan yang formal dan baku, serta menerapkan

aturan tersebut secara kaku, tidak fleksibel. Kondisi tersebut dapat menghambat munculnya OCB tetapi dapat pula memicu OCB. Formalisasi dapat meningkatkan persepsi petugas pemadam kebakaran bagian operasional terhadap „fairness‟ dari

prosedur, karena aturan yang formal memberikan gambaran yang jernih tentang ekspektasi organisasi tersebut apabila karyawan memiliki affective commitment dan rasa percaya yang tinggi pada pemimpin. Infleksibilitas memberikan indikasi bahwa setiap petugas pemadam kebakaran bagian operasional Kodya Bandung diharapkan untuk menjalankan aturan yang sama, dengan demikian akan

meningkatkan kepuasan, komitmen dan mengurangi ketidakjelasan dan konflik peran. Sementara infleksibilitas ditemukan mempunyai pengaruh negatif secara

langsung terhadap altruism dari karyawan, dan formalisasi dari organisasi ditemukan mempunyai pengaruh negatif yang langsung terhadap civic virtue dari karyawan. Penetapan peraturan dan prosedur yang sama terhadap sejumlah

(27)

19 Universitas Kristen Maranatha Faktor eksternal keempat yang dapat mempengaruhi OCB ialah perilaku kepemimpinan. Pemimpin yang mempunyai kaitan yang berkualitas tinggi dengan

anggotanya, seperti mengembangkan mutual trust, support, loyalty maka anggotanya akan termotivasi untuk membangun relasi yang berkualitas tinggi juga dengan rekan-rekannya. Apabila pemimpin mempunyai tanggung jawab moral

untuk melayani, bukan hanya bagi kebutuhan petugas pemadam kebakaran tetapi juga bagi kebutuhan karyawan dan lingkungannya, maka pemimpin dalam hal ini

telah bertindak sebagai mentor yang baik dalam menyediakan dukungan bagi pengikutnya (Donaldson, 2000 dalam Organ, 2006). Keteladanan dari pemimpin

(28)

20 Universitas Kristen Maranatha

1.1 Skema Kerangka Pikir

Altruism Conscientiousness Pemadam Kebakaran bagian operasional di Dinas Kebakaran Kodya Bandung

Faktor Eksternal :

 Karakteristik tugas (task autonomy, task variety, task significance, task feedback, task interdependence)  Karakteristik kelompok (group

cohesive, team member exchange, group potency, perceived team support)

 Karakteristik organisasi  Perilaku kepemimpinan

Organizational Citizenship Behavior Petugas pemadam kebakaran Civic virtue Courtesy Sportsmanship Faktor Internal :

Personality (ekstraversion, openness, agreeableness, conscientiousness, neuroticism) Morale (satisfaction, fairness,

(29)

21 Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi Penelitian

1. Petugas pemadam kebakaran bagian operasional Kodya Bandung memiliki

dimensi OCB (altruism, conscientiousness, sportsmanship, courtesy, civic virtue) dengan tingkat yang bervariasi.

2. Faktor internal (personality, morale) yang ada di dalam diri petugas pemadam

kebakaran bagian operasional Kodya Bandung akan memengaruhi tingkat dimensi OCB.

(30)

95 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengumpulan data terhadap 120

responden petugas pemadam kebakaran bagian operasional di Dinas kebakaran,

maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kebanyakan petugas pemadam kebakaran bagian operasional menunjukkan

perilaku OCB pada dimensi courtesy dan altruism yang lebih sering

dibandingkan dengan dimensi sportsmanship, conscientiousness dan civic

virtue.

2. Faktor-faktor yang nampak mempengaruhi OCB yang dimiliki petugas

pemadam kebakaran yaitu karakteristik tugas (task significance, task

interdependence, task feedback, dan task autonomy), karakteristik kelompok

(team member exchange, group cohesive, perceived team support, dan group

potency), karakteristik organisasi, perilaku kepemimpinan, serta personality

openness.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

1. Penelitian ini khas bagi Dinas Kebakaran dengan karakteristik responden

yang khas pula dan hasilnya adalah bahwa berdasarkan hasil penelitian,

(31)

96 Universitas Kristen Maranatha operasional pemadam kebakaran, sehingga disarankan untuk melakukan

penelitian lebih lanjut pada petugas pemadam kebakaran ditempat lainnya.

2. Agar dapat mengadakan penelitian-penelitian dengan desain penelitian yang

lebih bervariasi, misalnya studi korelasi untuk membahas organizational

citizenship behavior agar dapat mengetahui hubungan apa saja yang dapat

terjadi antara OCB dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sehingga

hasil penelitian yang didapatkan dapat lebih mendalam serta menyeluruh

mengenai OCB pada seseorang.

5.2.2 Saran Praktis

1. Bagi kepala bidang operasional, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai

kontribusi sebagai dasar untuk mempertahankan kinerja tim pemadam

kebakaran di lapangan, karena dapat membantu mengembangkan OCB

(altruism, conscientiousness, sportsmanship, courtesy, dan civic virtue) yang

dimiliki petugas pemadam kebakaran.

2. Bagi petugas pemadam kebakaran dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam

menilai performansi kerja.

(32)

97 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Friendenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing : Design, Analysis and Use. Boston. Allyn and Bacon.

Gulo, W. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Hurlock, Elizabeth B. 1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Gramedia.

Nazir, Moh. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Organ, Dennis W., Podsakoff, Philip M., Mackenzie, Scott B. 2006. Organizational Citizenship Behavior: It’s Nature, Antecedents, and Consequences. California: Sage Publications, Inc.

(33)

98 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Anna, Yuliana. 2009. Studi Deskriptif mengenai Organizational Citizenship Behavior pada Karyawan Divisi Perencanaan & Divisi Operasi PT “X” Kota Purwakarta. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

http://webcache.googleusercontent.com

http://bandung.detik.com

www.wikipedia.org/wiki/pemadam_kebakaran

Referensi

Dokumen terkait

kasus kronis) di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, sedangkan sampel adalah masyarakat yang ada di desa endemis.. filariasis (terdapat kasus kronis)

Hal ini dikarenakan pada daerah tertentu, terdapat bahan dan material yang dibutuhkan untuk suatu jenis pekerjaan maka harga bahan tersebut akan lebih rendah atau lebih

tujuan organisasi yang telah ditetapkan kinerja organisasi atau perusahaan akan dipengaruhi oleh kinerja individu, apabila kinerja individu baik maka akan berdampak baik pula

memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapa mertua mereka atau anak- anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara

Tampilan antarmuka dalam sistem pakar berbasis web untuk pembagian harta warisan menurut hukum Islam terdiri dari:. Antarmuka Beranda

Dari Tabel 4.2 menunjukkan bahwa master akan mengolah data input , mencacah, menam- pilkan printout nomor antrian pada LCD, menerima data panggil pada masing-masing lo- ket/ slave

Peserta didik diberikan pekerjaan rumah mempersiapkan diri untuk materi siklus kegiatan ekonomi 4 sektor.. Peserta didik diberikan

[r]