BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan diri
dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dengan kata lain sumber daya manusia
merupakan bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai kedudukan
yang semakin penting. Meskipun berada atau sedang menuju masyarakat yang berorientasi kerja (work oriented), yang memandang kerja adalah sesuatu yang mulia, tidaklah berarti mengabaikan manusia yang melaksanakan pekerjaan
tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan semakin kuatnya permintaan untuk
memperhatikan aspek manusia dan bukan hanya aspek teknologi dalam setiap usaha yang dijalankan. Sumber daya manusia sebagai kunci utama yang memberi kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memberikan kepastian
bahwa pelaksanaan fungsi dan kegiatan organisasi dilaksanakan secara efektif dan adil bagi kepentingan individu, organisasi dan masyarakat. Dalam mencapai
Kinerja karyawan (prestasi kerja) merupakan hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya Mangkunegara (2010:67). Kinerja karyawan seharusnya mendapatkan perhatian yang serius dari
pimpinan perusahaan, mengingat kinerja karyawan akan menjadi sumber utama dari kinerja perusahaan atau organisasi. Dengan kata lain maju atau tidaknya suatu
perusahaan akan sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan atau organisasi yang bersumber dari kinerja individu. Kinerja karyawan harus dikelola agar senantiasa terjaga pada posisi yang optimal. Kinerja yang baik dipengaruhi oleh tingkat
kemampuan yang baik. Kemampuan seseorang dipengaruhi atas jenis pekerjaan dan keterampilan melakukannya. Oleh karena itu seorang karyawan harus dapat
meningkatkan kemampuan dan keterampilannya.
Rendahnya kinerja karyawan merupakan salah satu permasalahan yang banyak dijumpai di dalam perusahaan. Rendahnya kinerja karyawan akan
berdampak kurang baik bagi perkembangan perusahaan. Permasalahan ini juga dialami PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Tanah Itam Ulu
Tabel 1.1
Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Tanah Itam Ulu
Bagian
Jumlah Karyawan
Kinerja berbasis KPI (Key Performance Indicator)
Target Karyawan
(orang) Capaian Karyawan (orang) 100% < 81% 81%-90% >90%
Sumber: Internal Bagian Sumber Daya Manusia/Umum PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Tanah Itam Ulu, Data diolah 2012
Dari Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa setiap karyawan yang bekerja pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Tanah Itam Ulu mempunyai
kinerja yang berbeda-beda. Dimana dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa dari
kinerja sangat baik. Unit Kebun Tanah Itam Ulu telah menilai kinerja karyawan
dengan menggunakan KPI (Key Performance Indicator) yang berbeda-beda diantara seluruh bagian yang ada. KPI (Key Performance Indicator) merupakan indikator yang memberikan informasi sampai sejauh mana karyawan telah
berhasil mewujudkan target kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Kemampuan komunikasi dinyatakan sebagai kecakapan atau kesanggupan
penyampaian pesan, gagasan atau pikiran kepada orang lain dengan tujuan orang lain tersebut memahami apa yang dimaksudkan dengan baik, secara langsung lisan atau tidak langsung. Komunikasi harus menjadi perhatian khusus karena
komunikasi merupakan suatu alat untuk memperlancar terciptanya tujuan perusahaan.
Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Tanah Itam Ulu terdapat rantai komunikasi antara karyawan dengan manajer. Adapun rantai komunikasi di Unit Kebun Tanah Itam Ulu adalah karyawan menyampaikan
keluhan kepada mandor, kemudian mandor kepada asisten afdeling, dilanjutkan kepada askep (asisten kepala), lalu askep tersebut yang akan menyampaikan
keluhan kepada manajer. Hal ini menjadi permasalahan di Unit Kebun Tanah Itam Ulu karena setiap keluhan tidak bisa secara langsung disampaikan kepada manajer melainkan harus melalui beberapa orang. Kemampuan berkomunikasi karyawan
juga mengalami hambatan disebabkan oleh rantai komunikasi tersebut antara lain: sering terjadi kesalahpahaman dalam penyampaian pesan (informasi) ataupun
Kecerdasan emosional dapat dinyatakan sebagai kemampuan seseorang
dalam menggunakan atau mengelola emosi baik pada diri sendiri maupun ketika berhadapan dengan orang lain, dan menggunakannya secara efektif untuk memotivasi diri dan bertahan pada tekanan, serta mengendalikan diri untuk
mencapai hubungan yang produktif. Berbeda dengan pemahaman negatif masyarakat tentang emosi yang lebih mengarah pada emosionalitas sebaliknya
pengertian emosi dalam lingkup kecerdasan emosi lebih mengarah pada kemampuan yang bersifat positif.
Dalam berkomunikasi pada kebanyakan perusahaan perkebunan termasuk
pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Tanah Itam Ulu dalam hubungan kerja antara atasan dan bawahan adalah ketegasan. Ketegasan dapat
terlihat pada saat seseorang memberikan perintah, menegur kesalahan, memberikan hukuman. Hal ini yang akan menyebabkan naiknya emosi karyawan baik pada tingkat lebih rendah maupun tingkat lebih tinggi. Pada tingkat lebih
tinggi karyawan terbiasa dengan tindakan seperti, marah berlebihan, sering menghardik, termasuk memberikan hukuman pada bawahannya. Pada tingkat
lebih rendah, karyawan terbiasa untuk takut, dendam dan salah paham terhadap atasannya. Fenomena seperti ini tentunya sangat membutuhkan kecerdasan emosi yang lebih baik bagi karyawan di perusahaan perkebunan agar mereka dapat tetap
berkinerja baik.
Pada kenyataannya kecerdasan emosional tidak hanya dapat dipahami saja
Berdasarkan fenomena dan latar belakang permasalahan diatas maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kemampuan
Komunikasi dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Tanah Itam Ulu”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah kemampuan komunikasi dan kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Perkebunan
Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Tanah Itam Ulu?
2. Apakah kemampuan komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)
Unit Kebun Tanah Itam Ulu?
3. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Tanah Itam Ulu?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis:
1. Pengaruh kemampuan komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit
Kebun Tanah Itam Ulu.
3. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan pada PT.
Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Tanah Itam Ulu.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan, penelitian ini akan menjadi bahan masukan bagi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Tanah Itam Ulu
dalam menilai kinerja para karyawan yang berkaitan dengan kemampuan
komunikasi dan kecerdasan emosional.
2. Menambah khazanah penelitian ilmiah bagi Program Studi Imu
Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Bagi Peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya mengenai pengaruh
kemampuan komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan.