• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Mas - Kecamatan Ubud - Kabupaten Gas.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Mas - Kecamatan Ubud - Kabupaten Gas."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD PERIODE

XIII TAHUN 2016

DESA/KELURAHAN : MAS KECAMATAN : UBUD KABUPATEN/KOTA : GIANYAR

NAMA MAHASISWA : A A ISTRI PUTRI DWIJAYANTI

FAKULTAS/PS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK / ILMU KOMUNIKASI

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)
(3)

iii Kata Pengantar

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Kegiatan KKN PPM Periode XIII Unud 2016 KK Dampingan tepat pada waktunya. Laporan ini memuat tentang identitas serta permasalahan dari keluarga dampingan, realisasi pemecahan masalah dan kegiatan yang dilakukan mahasiswa sebagai pendamping keluarga yang telah terpilih dengan salah satu syarat adalah sebagai keluarga yang kurang mampu. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ir. Ni Nyoman Ari Mayadewi, MP selaku Dosen Pembimbing Lapangan di Desa Mas atas bimbingannya dalam menyelesaikan program.

2. I Wayan Gede Darmayuda selaku Kepala Desa Mas atas bimbingan yang telah diberikan.

3. I Wayan Dana selaku Kepala Keluarga KK Dampingan penulis atas kesempatan yang diberikan untuk didampingi selama program berjalan.

4. Serta semua pihak yang terkait dan rekan-rekan mahasiswa KKN PPM Universitas Udayana Periode XIII Tahun 2016 di Desa Mas yang telah memberikan bantuan moral dan material dalam menyelesaikan program serta penyusunan laporan.

Laporan ini disusun dalam rangka mendekatkan diri kepada masyarakat, bagaimana calon sarjana yang nantinya dapat lebih peka dalam menghadapi permasalahan yang terjadi pada lingkungan sosial masyarakat. Dengan ini diharapkan kaum intelektual tidak hanya berkutat dalam suasana kampus saja, tetapi juga memiliki rasa empati yang tinggi terhadap masyarakat.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu dengan rendah hati penulis menghargai segala saran dan kritik yang konstruktif dalam rangka penyempurnaan lebih lanjut.Semoga laporan ini dapat memberikan sumbangan bagi masyarakat desa dalam meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat khususnya di Desa Mas.

Desa Mas, Agustus 2016

(4)

iv DAFTAR ISI

Cover ………. i

Halaman Pengesahan……... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi………..……… iv

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN... 1

1.1 Profil Keluarga Dampingan... 2

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ... 4

1.2.1 Pendapatan Keluarga ... 4

1.2.2 Pengeluaran Keluarga ………... 6

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH... 8

2.1 Permasalahan Keluarga ... 8

2.1.1 Masalah Psikologi akibat Keterbatasan Sosial (Cacat Fisik)……….……….…. 9

2.1.2 Masalah Kesehatan Keluarga……….. 10

2.1.3 Masalah Perekonomian Keluarga………...… 11

2.2 Masalah Prioritas………..….… 12

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ... 13

(5)

v 3.1.1 Penerapan Metode Pendekatan Motivasi melalui KAP “Komunikasi

Antar Pribadi” ………... 13

3.1.2 Perbaikan Kesehatan Keluargadan Penyaluran Bantuan Bapak I Wayan Dana kepada Yayasan Penyandang Cacat Fisik………..…15

3.1.3 Perbaikan Ekonomi Keluarga melalui Penanaman Soft Skill Enterpreneurship dan Pemanfaatan Teknologi Berbasis New Media Kepada Kedua Anak I Wayan Dana……….16

3.2 Jadwal Kegiatan ...18

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA ...21

4.1Pelaksanaan ...21

4.1.1Waktu ... 22

4.1.2Lokasi ... 22

4.2 Hasil ... 22

4.3Kendala... 23

BAB V PENUTUP……….... 25

5.1 Kesimpulan………... 25

5.2 Rekomendasi……… 26

(6)
(7)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

Salah satu kegiatan dalam KKN PPM Universitas Udayana di Tahun 2016 ini adalah Program Keluarga Dampingan atau lebih dikenal dengan sebutan KK Dampingan. Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) merupakan salah satu wujud pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. KKN PPM merupakan wujud nyata dari pembelajaran terhadap mahasiswa untuk menerapkan segala ilmu yang sudah didapatkan selama belajar di perguruan tinggi. KKN PPM merupakan bentuk pendidikan yang penting untuk melatih mahasiswa untuk hidup di tengah-tengah masyarakat, menerapkan pengalaman dan ilmunya untuk mengatasi segala masalah pembangunan di masyarakat dan masalah-masalah inilah yang akan di identifikasi yang kemudian disusun untuk dijadikan progam dari kerja KKN PPM.

(8)

1.1.1 Profil Keluarga Dampingan

Salah satu kegiatan KKN PPM adalah program KK dampingan.Program ini merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa peserta KKN PPM untuk mendampingi salah satu keluarga yang termasuk dalam keluarga Berkecukupan yang tersebar di beberapa dusun.Pada periode KKN PPM angkatan XIII ini penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga yang ada di Banjar Kumbuh, Desa Mas, Gianyar yang bernama Bapak I Wayan Dana.

Berikut adalah lampiran daftar identitas anggota keluarga Bapak I Wayan Dana yang dapat dilihat dari table 1.

(9)

pekarangan yang terdiri dari 7 KK. Bapak Wayan Dana mendapatkan bagian tanah untuk dijadikan rumah tinggal berempat adalah seluas 11 x 20 meter. Tempat tinggal tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh keluarga Pak Dana dengan pembagian yang sudah disepakati bersama oleh pemilik pekarangan rumah yang terdiri dari 7 KK tersebut.

Bapak I Wayan Danamerupakan seorang Kepala Keluarga yang memiliki keterbatasan fisik (cacat) dari kecil dikarenakan sakit polio yang menyerang kakinya.Dalam kesehariannya, Bapak Dana tidak dapat beraktifitas normal seperti orang selayaknya dan tulang punggung dalam keluarga ini bentumpu pada Ni Nyoman Murni selaku istri dari Bapak I Wayan Dana. Ibu Ni Nyoman Murni saat ini tengah berperan sebagai pencari nafkah keluarga dengan profesinya sebagai tukang amplas patung di salah satu art shop di Ubud. Sehari-hari Bapak Dana hanya berdiam diri dirumah, karena keterbatasannya tidak dapat melangkah dengan normal. Jika ia ingin bepergian keluar rumah, ia dibantu oleh sang istri yang setia mengantarkan Bapak I Wayan Dana bepergian menjalankan hobi pesantiannya. Kedua anaknya sudah tamat dari SMA dan kini salah satunya sudah bekerja tetap namun anaknya yang kedua masih dalam masa training untuk mencari pekerjaan tetap di salah satu restaurant.I Wayan Dana tinggal bersama keluarga besarnya didalam satu tempat yang sama. Jadi ketika istri dan anaknya bekerja hingga sore hari, ia dibantu oleh saudara-saudaranya yang tinggal bersama disana untuk melakukan aktifitas rumah yang tidak bisa dilakukannya seorang diri.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga

Sebagai seorang istri yang mencari nafkah dalam keluarga, Ibu Ni Nyoman Murni yang bekerja sebagai tukang amplas patung dalam sebuah art shoptersebut memiliki pendapatan yangkurang lebih dapat mencukupi

(10)

sore dengan pendapatan yang diperolehnya per hari sebesar Rp. 20.000,-. Jika diakumulasikan pendapatan yang diperolah Ibu Murni sebagai tulang punggung keluarga per bulannya adalah sebesar Rp. 620.000,-.Pendapatan dalam keluarga ini tidak hanya bersumber dari Ibu Murni selaku tulang punggung keluarga yang menggantikan posisi Bapak Wayan Dana saja, melainkan pendapatan tambahan juga berasal dari kedua orang anaknya yang kini sudah bekerja.

Anaknya yang pertama bekerja sebagai seorang karyawan di sebuah laundry dengan pendapatan tiap bulannya yang berkisar Rp. 1.000.000,-. Anak laki-lakinya yang kedua belum memiliki pendapatan karena masih menjalani training dalam sebuah restaurant yang belum menghasilkan pendapatan yang tetap. Pendapatan tersebut mencukupi perekonomian sehari-hari dari keluarga Bapak I Wayan Dana, meskipun Bapak Dana sendiri sebagai seorang Kepala Keluarga tidak dapat bekerja mencari nafkah sebagaimana mestinya.Disamping itu, untuk menambah penghasilan keluarganya, Bapak I Wayan Dana sesekali membantu istrinya bekerja untuk mengamplas patung dirumah jika ada orderan lebih. Dan juga Bapak Wayan Dana kadang membuat jajanan bali untuk dijual oleh istrinya di tempat kerja guna menambah penghasilan keluarga sambil ia duduk dirumah karena tidak dapat melangkah dengan normal keluar dari kalangan rumahnya.

(11)

1.2.2 Pengeluaran Keluarga 1. Kebutuhan Sehari-hari

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga Pak Wayan Dana yang terdiri dari 4 orang anggota keluarga ini menganggarkan biaya makan sebesar Rp.50.000,- per hari. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi secara rutinitas oleh keluarga Pak Dana dengan pendapatan dari Istri dan Anak-anaknya yang menopang perekonomian keluarga tiap harinya, namun untuk keperluan dadakan lainnya terkadang keluarga ini mengalami keterbatan untuk memenuhinya. Untuk pengeluaran rutinitas kebutuhannya seperti listrik, keluarga Pak Wayan Dana mengeluarkan uang tiap bulannya sebanyak Rp. 70.000,- dan air yang menggunakan air sumur biasanya hanya dibayar Rp. 20.000,- setiap kurang lebih 4 bulan sekali. Karena keluarga ini sifatnya menggunakan satu pekarangan yang terdiri dari 7 KK, sehingga untuk pembayaran air dilakukan secara iuran per kepala keluarga saja.

2. Kesehatan

(12)

keluarga ada yang jatuh sakit, jaminan kesehatan itu tidak dapat berfungsi atau dimanfaatkan dengan maksimal oleh keluarga Pak Dana.

3. Sosial dan Budaya

(13)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permasalahan Keluarga

Jika dilihat secara keseluruhan pada rutinitasnya perekonomian keluarga Bapak Wayan Dana dapat dikatakan sudahmencukupi kebutuhan rumah tangganya sehari-hari, namun terkadang ia mengalami hambatan ketika istrinya tidak mendapatkan orderan dalam jangka waktu yang lama. Karena gaji istrinya terkadang tidak tetap (tergantung besarnya jumlah orderan dalam sebulan).Namun, hal tersebut tidaklah menjadi prioritas masalah utama dalam keluarga ini. Itu dapat terbukti dengan pernyataan langsung dari Bapak Dana yang merasa bahwa dalam segi kebutuhan sehari-hari ia selalu bersyukur sejauh ini masih mampu untuk mengatasinya. Hanya saja, titik permasalahan yang dialami oleh keluarga ini khususnya Pak Dana sendiri adalah dari segi keterbatasan fisik yang membuat ia pribadi menyesali keberadaan dirinya yang tidak dapat berbuat apa-apa atau beraktifitas normal selayaknya Kepala Keluarga yang seaharusnya memiliki tanggung jawab penuh terhadap keluarga.

Adapun prioritas masalah dalam keluarga I Wayan Dana ini dapa saya golongkan menjadi beberapa uraian sbagai berikut :

(14)

Masalahini berat bagi diri pribadi Bapak I Wayan Dana karena ia merasa lepas tanggung jawab terhadap keluarga kecilnya. Ia merasa tidak bebas dalam menjalankan aktifitasnya karena ia tidak dapat bergerak jauh tanpa bantuan orang lain. Dalam keluarga ini tulang punggung terletak pada Istri dan anak perempuannya yang pertama itu saja yang baru memiliki pendapatan tetap. Itu merupakan inti permasalahan dalam keluarga ini yang merasa kurang sempurna karena salah satu dari anggota keluarga tidak dapat beraktifitas dengan normal dan jangkauan keluarga terhadap orang-orang yang dapat memberikan bantuan berupa support moral dari lingkungan maupun bantuan alat masih belum dimanfaatkan secara maksimal oleh keluarga ini, sehingga keluarga ini hanya mengandalkan saja apa yang ada disekitarnya.

2.1.3 Masalah Kesehatan Keluarga

(15)

danhingga sekarang ia sudah tidak dapat mengembalikannya seperti semula lagi.

2.1.4 Masalah Perekonomian Keluarga

Masalah perekonomian merupakan salah satu masalah yang memerlukan penanganan secara lanjut dalam keluarga Bapak Wayan Dana. Pendapatan perbulanyang masih tergolong rendah ditengah kondisi keluarga yang tidak dapat berjalan sempurna seperti selayaknya ini kadang membuat istri dari Pak Dana tidak dapat memenuhi kebutuhan yang datangnya secara mendadak karena penghasilannya pun tidak tetap per bulan meskipun ada penghasilan anak pertamanya yang dapat. Melihat kebutuhan keluarga yangharus dipenuhi tiap bulannya, keluarga Pak Wayan Dana mengatakan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan berupa alat bantu untuk kelancarannya berjalan. Karena fokus utama dalam perekonomiannya tidak tertuju pada hal itu, melainkan ia menganggarkan pendapatannya untuk kebutuhan sehari-hari saja.Selain itu, pengeluaran tak terduga yang menelan jumlah cukup besar membuatkeluarga ini merasa kesulitan dalam mengatur pengeluaran perbulannya. Mengingat yang hanya memberikan penghasilan dalam keluarga ini berpaku pada Istri dan anak perempuannya saja dan itupun tidak menentu tiap bulannya, karena penghasilan mereka bergantung pada seberapa besar jumlah orderan yang ada di tiap bulannya.

2.2 Masalah Prioritas

Prioritas masalah yang diambil adalah dalam keluarga ini adalah sebagai berikut : 1. Masalah Psikologi keluarga akibat KeterbatasanSosial (Cacat Fisik)

yang dialami oleh Kepala Keluarga

(16)

informasi mengenai kesehatan dan asuransi kesehatan yang diperoleh tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal)

(17)

BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1 Program

3.1.1 Penerapan Metode Pendekatan Motivasi melalui KAP “Komunikasi Antar Pribadi”

Melihat permasalahan utama dari keluarga Pak Wayan Dana akibat keterbatasan tersebut, maka saya selaku mahasiswa jurusan ilmu komunikasi ingin menerapkan salah satu program dengan menggunakan metode KAP atau dikenal dengan Komunikasi Antar Pribadi untuk masuk ke dalam ranah psikologi keluarga secara lebih dekat, agar dapat membangun kembali rasa percaya diri khususnya Bapak Dana itu sendiri dalam menjalani kesehariannya bersama keluarga ditengah keterbatasan yang harus dihadapinya. Program ini selalu saya terapkan ditengah kunjungan KK Dampingan yang dilakukan di setiap minggunya. Motivasi sangat diperlukan oleh keluarga I Wayan Dana, mengingat permasalahan yang dihadapinya tidak dapat diselesaikan dengan materi. Melainkan dengan bantuan secara personal lewat bagaimana kita mampu menjadi problem solver di setiap permasalahan yang dihadapi keluarga ini.

(18)

baik. Keluarga ini menjadi lebih terbuka dan mampu untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dengan baik. Karena sebelumnya keluarga ini terkenal sangat introvet atau menutup diri. Sehingga informasi mengenai wawasan umum diluar desa nya jarang didapatkan oleh mereka mengingat keterbatasan jangkauan mereka, meskipun kedua orang anaknya sudah berpendidikan hingga SMA, namun semangat mereka untuk melihat keluar untuk mencari pekerjaan masih belum sepenuhnya dapat mereka rasakan sehingga mereka masih berkutat dalam zona nyaman atau lingkungan yang itu-itu saja. Program penerapan metode ini berhasil dilakukan untuk memotivasi keluarga dengan menyuntikkan ilmu-ilmu atau wawasan baru diluar sepengetahuan yang mereka dapatkan selama ini.

3.1.2 Perbaikan Kesehatan Keluargadan Penyaluran Bantuan Bapak I Wayan Dana kepada Yayasan Penyandang Cacat Fisik

(19)

memperoleh layanan kesehatan terkait masalah kesehatan yang dialami keluarga Pak Wayan Dana.

Kegiatan lainnya yang dapat dilakukan yaitu dengan membantu untuk menyalurkan kondisi keluarga dan kesehatan Bapak Wayan Dana kepada yayasan cacat fisik yang terdapat di Desa Mas khususnya, untuk dapat membawa Pak Wayan Dana pada tempat dimana ia tidak hanya berdiam diri dirumah saja, melainkan ia mendapatkan perhatian secara khusus dan pelatihan soft skill khusus bagi orang-orang penyandang cacat fisik sepertinya. Jadi secara tidak langsung, hal tersebut dapat membuka jalan untuk Pak Wayan Dana agar dapat berkembang dan menghasilkan sesuai yang sederhana namun sekiranya memiliki manfaat baginya untuk menghibur diri dan keluarganya juga senang melihatnya dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dibandingkan hanya berdiam diri saja berhari-hari dirumah tanpa pernah tau bagaimana kehidupan orang yang mengalami kejadian sana diluar sana yang mampu bangkit dan berkembang untuk melatih softskill membuat prakarya yang dapat mendatangkan penghasilan takterduga.

3.1.3 Perbaikan Ekonomi Keluarga melalui Penanaman Soft Skill Enterpreneurship dan Pemanfaatan Teknologi Berbasis New Media Kepada Kedua Anak I Wayan Dana

(20)

istrinya di tempat kerjanya. Jadi, secara tidak langsung, ada kesinambungan antara hobi yang dimiliki anak keduanya dengan usaha jajanan bali yangdibuatoleh bapak I Wayan Dana dirumah sembari mengisi waktu luang.

Penulis ingin menanamkan jiwa wirausaha tersebut untuk terus dikembangkan oleh Bapak I Wayan Dana dan Anak keduanya dapat memanfaatkan hobinya dalam IT untuk mempublikasikan atau membuatkan akun media sosial untuk melakukan promosi usaha jajan bali yang dibuat oleh Bapak I Wayan Dana. Melalui publikasi yang sederhana lewat pemanfaatan media sosial tersebut, keluarga I Wayan Dana akan mendapatkan penghasilan tambahan untuk menutupi kekurangan dalam hal ekonomi keluarganya. Kebetulan juga anak keduanya masih training di salah satu restaurant yang terletak di Ubud, jadi sekaligus ia dapat membantu Bapak Wayan Dana untuk membuat jajanan bali agar mereka dapat menghasilkan tambahan yang lumayan membantu kebutuhan yang tak terduga datangnya.Perbaikan permasalahan ekonomi dalam keluarga Pak Wayan Dana dilakukan dengan harapan dapat menambah pendapatan yang diperoleh dalam keluarga Pak Wayan Dana. Sehingga nantinya kebutuhan sehari-hari maupun yang tak terduga dapat terpenuhi dengan seimbang.

(21)

2 Minggu, 24 Juli 2016

Berkunjung ke KK dampingan

Berbincang-bincang dengan KK dampingan untuk lebih mengakrabkan diri dan mensosialisasikan maksud dari program KK dampingan Mahasiswa KKN Universitas Udayana.

3 Selasa, 26 Juli 2016

Berkunjung ke KK dampingan

Berkunjung ke rumah KK dampingan untuk melihat kegiatan dan memulai penerapan metode pendekatan motivasi melalui KAP “Komunikasi Antar Pribadi” 4 Rabu, 27 Juli

2016

Berkunjung ke KK dampingan

Bersosialisasi dan mendata profil keluarga KK dampingan dan membantu menyapu halaman.

Bersosialisasi dengan KK dampingan lebih dalam melalui metode KAP tersebut untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh keluarga dampingan

6 Minggu, 31 Juli 2016

Membantu mencari solusi atas masalah

Keluarga

Memberi informasi mengenai kesehatan dan manfaat jaminan kesehatan masyarakat (JAMKESMAS) milik keluarga Pak Wayan Dana.

7 Senin, 1 Agustus 2016

Berkunjung ke KK dampingan

Membantu Ibu Murni untuk

membersihkan pekarangan rumah

8 Selasa, 2

Agustus

2016

Membantu mencari solusi atas masalah

Keluarga

Mendampingi KK Dampingan dengan memberikan motivasi psikologi kepada Bapak Wayan Dana, Ibu Murni dan kedua anaknya sekaligus berkumpul bersama untuk berbincang-bincang

(22)

10 Minggu, 7 Agustus 2016

Membantu mencari solusi atas masalah

Keluarga

Bertemu dengan Yayasan Penyandang Cacat Fisik untuk merekomendasikan Bapak I Wayan Dana agar terdata atau mendapatkan perhatian berupa bantuan motivasi secara langsung maupun tidak langsung dampingan dan membantu Pak Wayan Dana membersihkan alat-alat sarana upakara dirumahnya

12 Jumat, 12 Agustus 2016

Berkunjung ke KK dampingan

Sharing bersama kedua anaknya mengenai pengenalan terkait teknologi berbasis new media

13 Sabtu, 13 Agustus 2016

Membantu mencari solusi atas masalah

Keluarga

Memberikan rekomendasi peluang mengembangkan usaha jajanan bali kepada Bapak I Wayan Dana dan Ibu Murni

14 Selasa, 16 Agustus 2016

Berkunjung ke KK dampingan

Mendampingi KK Dampingan sambil berbincang-bincang bersama

15 Rabu, 17 Agustus 2016

Berkunjung ke KK dampingan

Memberikan informasi tentang pemanfaatan akun media sosial untuk berjualan jajanan bali kepada anak keduanya

16 Jumat, 19 Agustus 2016

Membantu mencari solusi atas masalah

Keluarga

Memberikan informasi mengenai apa saja bantuan yang diberikan oleh pemerintah dan yayasan kepada warga yang mengalami keterbatasan seperti Bapak I Wayan Dana

17 Senin, 22 Agustus 2016

Berkunjung ke KK dampingan

(23)

18 Selasa, 23 Agustus 2016

Berkunjung ke KK

Dampingan

(24)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan kegiatan KK dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM XIII di Desa Mas. Jadwal kunjungan ke keluarga dampingan dilakukan minimal dua hari sekali atau minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Pelaksanaan kunjungan ke KK Dampingan di keluarga Pak Wayan Dana telah dilaksanakan sebanyak 17 kali.Kegiatan kunjungan ke keluarga Bapak Wayan ini biasanya dilakukan pada sore hari karena pada jam-jam efektif seluruh anggota keluarga ini masih melakukan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

4.1.1Waktu

Adapun waktu yang digunakan untuk kegiatan KK dampingan ini adalah termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Pada kesempatan kali ini penulis berkunjung sebanyak 17 kali kepada keluarga dampingan. Adapun biasanya setiap kunjungan dilakukan minimal selama 1 hingga 5 jam. 4.1.2Lokasi

(25)

4.2 Hasil

Adapun hasil yang diharapkan setelah dilakukan pendampingan terhadap keluarga Bapak Wayan Dana yang utama adalah meningkatkan rasa percaya diri khususnya Bapak I Wayan Dana dalam menghadapi keterbatasannya dengan menjalankan keseharian atau hobinya pesantian ditengah keterbatasan yang menghadangnya. Meskipun ia yang seharusnya memikul beban keluarga namun setidaknya ia dapat termotivasi untuk dapat mengimbangi istrinya lewat bantuan usaha jajanan bali sederhana yang dapat dilakukan oleh Pak Dana dirumahnya.

Tidak hanya itu, anak laki-lakinya juga harus termotivasi merasa lebih jengah terhadap kondisi keluarganya, sehingga ia dapat mengembangkan soft skillnya dalam mencari pekerjaan dan membantu publikasi usaha kecil Bapaknya dalam menambah pendapatan keluarga. Selain hal tersebut, hasil yang diharapkan tidak lain adalah adanya respon aktif dari pihak-pihak yayasan penyandang cacat untuk melakukan pelatihan soft skill secara langsung kepada objek penyandang cacat dan bantuan real yang mendidik bukan memanjakan. Terakhir adalah, terciptanya perekonomian keluarga secara seimbang antara pendapatan dengan pengeluarannya yang harus disesuaikan dengan kondisi kebutuhan vital keluarga.

4.3 Kendala

(26)
(27)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Masalah yang dihadapi oleh keluarga Bapak I Wayan Dana tidak jauh berbeda dengan masalah yang dihadapi keluarga prasejahtera pada umumnya. Namun, pada kesempatan ini penulis menitik beratkan pada masalah psikologi keluarga yang merasa keterbatasan tersebut menghambat Kepala Keluarga untuk menjalankan kewajiban yang sebagaimana mestinya. Melihat penghasilan keluarga Pak Wayan Dana yang tidak menentu maka penulis memberikan rekomendasi dan usulan kepada pihak yang terkait untuk dapat memberikan perhatian yang spesifik terhadap orang-orang yang menyandang cacat fisik dengan kondisi keluarga yang berkecukupan seperti ini. Selain itu penulis juga memberikan informasi terkait dengan pentingnya kesehatan dan asuransi kesehatan yang telah dimiliki untuk dapat dimaksimalkan penggunaannya.

Hal ini bertujuan untuk mencegah penularan penyakit dari lingkungan kepada anggota keluarga dan memperbaiki sudut pandang tentang kesehatan kepada keluarga ini. Agar tidak terulang kembali seperti penyakit yang dihidap oleh Bapak I Wayan Dana yang mengalami penanganan terlambat. Semoga kedepannya keluarga ini lebih merasa awareterhadap lingkungan diluar dari zona nyaman mereka. Sehingga

mereka dapat berkembang ke arah yang lebih maju dari sebelumnya meskipun ditengah keterbatasan yang dimiliki oleh kepala keluarga, namun mereka tetap bisa merasakan kesempurnaan melalui slogan take and give dalam keluarga.

5.2 Rekomendasi

(28)
(29)

LAMPIRAN

Gambar Ibu Bapak Keluar I Wayan Dana Gambar Kondisi Rumah Bapak I Wayan Dana

(30)

Gambar Warung Kecil-kecilan yang dirancang Bu Murni sebagai Pekerjaan Sampingan untuk Menjual Jajanan Bali yang di Buat oleh Bapak I Wayan Dana

Gambar

Gambar Ibu Bapak Keluar I Wayan Dana
Gambar Warung Kecil-kecilan yang dirancang Bu Murni sebagai Pekerjaan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Di UPT Puskesmas Girisubo tahun 2015 Sudah berjalan dengan baik, namun masih

8 Mempersiapkan mesin potong Setup Preparation (before) 9 Attaching roll Auxiliary operation 10 Memotong kompon roll Essential operation.. 12

yang digunakan dalam proses membuat batik Blora, serta konsumen yang. datang ke pusat pengrajin

Studi Optimalisasi Potensi Ekonomi dan Penerimaan Daerah.. Salatiga: Fakultas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian katarak adalah umur, tingkat pendidikan, penghasilan, pekerjaan, dan riwayat

Uang barang adalah alat tukar yang memiliki nilai komoditas atau bisa diperjualbelikan apabila barang tersebut digunakan bukan sebagai

Jaminan yaitu pengetahuan, kesopanan, dan kemampuan para karyawan perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para konsumen kepada perusahaan. Hal ini meliputi

As a marketing manager We would like to introduce this product with a vision of achieving the top position in the flour market in future.. Keeping this perspective in mind the product