TUGAS AKHIR
” PUSAT KEBUGARAN TUBUH DI SURABAYA”
untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1)
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
Diajukan oleh :
ARIE CHARLES DE FRETES
0651010005
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ” VETERAN”
TUGAS AKHIR
PUSAT KEBUGARAN TUBUH DI SURABAYA
Dipersiapkan dan disusun oleh :
ARIE CHARLES de FRETES
0651010005
Telah dipertahankan didepan tim penguji Pada tanggal : 18 November 2011
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana (S-1)
Tanggal : 27 November 2011
Ir. Naniek Ratni JAR., M.Kes NIP. 19590729 198603 2 00 1
Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Pembimbing Utama
Ir. Syaifuddin Zuhri, MT. NIP. 19621019 199403 1 00 1
Pembimbing Pendamping
Muhammad Pranoto S., ST, MT. NPTY. 3 7312 06 0215 1
Penguji
Ir. Eva El viana, MT. NPTY. 3 6604 94 0032 1
Dr. Ir. Pancawati Dewi, MT NPTY. 3 6705 94 0033 1
BERITA ACARA SIDANG LISAN TUGAS AKHIR
PERIODE I SEMESTER GASAL 2011-2012
Telah dilaksanakan sidang lisan Tugas Akhir, Atas Nama Arie Charles de Fretes dengan
judul Pusat Kebugaran Tubuh di Surabaya, pada :
Hari / tanggal : Jumat, 18 Oktober 2011
Jam : 08.00 – 10.00 WIB
Tempat : Ruang Studio Tugas Akhir
Dengan
Dosen Penguji I : Dr. Ir. Pancawati Dewi, MT.
Dosen Penguji II : Ir. Eva Elviana, MT.
Dosen Penguji III : Ir. Muchlisiniyati Safeyah, MT.
Moderator : Ir. Syaifuddin Zuhri, MT
Notulen : Dwie Rhukmanasari B (0751010053)
Proses tanya jawab
Dosen Penguji I : Dr . Ir . Pancawati Dewi, MT.
Tanya : Tolong dijelaskandefinisi tempat kebugaran?!
Jawab : kebugaran adalah dimana cara seseorang menjadi bugar kembali.
Tanya : Dengan cara apa?
Jawab : Dengan cara SPA, sauna, fitnes, renang, areobik.
Tanya : Kenapa kolam renang menjadi area publik? Dan posisinya apa dalam
pusat kebugaran?
Tanya : Tahapan apa yang seharusnya dipakai dalam pusat kebugaran?
Jawab : Tahapan yang dipakai dalam Pusat Kebugaran ada 3 yakni Olahraga
Pemanasan untuk peregangan otot, olahraga inti, dan olahraga pendinginan
untuk merelaksasikan pikiran dan tubuh agar manfaat fisik,psikis dan sosial
dapat tercapai.
Tanya : Loading dock untuk siapa? Kemana?
Jawab : Untuk karyawan di area servis agar dapat melakukan pekerjaannya
menaikkan dan menurunkan barang-barang dari ruang fitness, aerobik, dan
futsal
Saran : Organisasi anda kurang jelas, dan keadaan foto pada portofolio anda juga
kurang jelas, tolong diperbaiki lagi.
Jawab : iya bu, terimakasih atas saran-sarannya.
Dosen Penguji II : Ir. Eva Elviana, MT.
Tanya : Bagaimana anda menyusun pola ruang, apa ada pola khusus?
Jawab : Pola ruang didasari oleh pengguna fasilitas yang berada dalam pusat kebugaran,
disini saya menggunakan pola ruang menyebar dimana pengguna berangkat dari
satu titik (lobi) menuju ke fasilitas-fasilitas yang dituju.
Tanya : Dasar pemikirannya apa? Apakah berdasarkan tahap pendinginan?
Jawab : Dasar pemikirannya berupa tahap-tahap yang digunakan dalam pusat kebugaran
contoh pemanasan, olahraga inti dan berakhir di olahraga pendinginan (relaksasi)
Tanya : Mengapa anda memilih lokasi di Surabaya bagian barat?
Tanya : Apakah ada pertimbangan lain?
Jawab : Karena lokasinya strategis.
Saran : Kawasan Surabaya Barat merupakan dalam tahap perkembangan.
Tanya : Apa perbedaan sport club yang anda buat dengan yang lain?
Jawab : Perbedaan yang pertama jelas fasilitasnya lebih lengkap dibanding pusat
kebugaran lain yang hanya menampung beberapa fasilitas saja, dilihat dari
aspek-aspek jarak,waktu dan tujuan, dengan adanya fasilitas-fasilitas
tersebut para pengguna bangunan dapat lebih mudah menjangkaunya.
Tanya : Apa pertimbangan anda menyediakan lapangan futsal?
Jawab : Karena di tempat kebugaran lain tidak tersedia fasilitas ini.
Tanya : Bagaimana jaraknya dengan sport club yang lain?
Jawab : Jaraknya cukup jauh bu.
Tanya : Apa upaya rancangan sebagai lendmark?
Jawab : Fasilitasnya bu.
Tanya : Dari sisi tampilannya bagaimana?
Jawab : Dibuat berbeda dengan bangunan sekitarnya
Tanya : Apa sistem penghawaan pada ruang fitnes?
Jawab : Memakai Penghawaan buatan dengan adanya AC split, blower, dan jendela
yang cukup agar terjadi pertukaran udara yang baik.
Tanya : Untuk sistem penghawaan pada lapangan futsal?
Jawab : Memakai kipas angin dan dibantu dengan adanya ventilasi yang berupa
kisi-kisi
Jawab : Untuk menghalangi sinar matahari secara langsung
Tanya : Apa yang anda lakukan untuk meredam suara dan getaran pada lapangan
futsal?
Jawab : Untuk meredam suara digunakan rumput sintetis pada lantai lapangan futsal
sedangkan untuk getarannya digunakan jaring-jaring yang membatasi bola
untuk membentur tembok pada lapangan futsal.
Dosen Penguji III : Ir. Muchlisiniyati Safeyah, MT.
Tanya : Lokasi sitenya dimana?
Jawab : Di jalan R. Abdul Wahab Siamin
Tanya : Dimana itu jalan R. Abdul Wahab Siamin?
Jawab : Di Surabaya bagian barat
Tanya : Bagaimana dalam menyikapi aturan bangunan? KDB dan KLB?
Jawab : Dimana Koefisien Dasar Bangunan adalah 60% artinya Bangunan yang
terbangun minimal 60% dari luas lahan. Koefisien Lantai Bangunan
maksimal 3 lantai.
Tanya : Apakah itu 60%? Mengapa 45%?
Jawab : Tidak 60% melainkan 45% dimana 15% nya digunakan sebagai ruang
terbuka dengan adanya joging track dan tanaman perdu.
Tanya : Mengapa GSBnya mundur jauh?
Jawab : Supaya orang bisa lebih melihat bangunan saya bu.
Tanya : Apa yang bisa dilihat dari tampak depan?
Tanya : Apa yang anda berikan untuk memunculkan kesan pusat kebugaran ini?
Jawab : Apabila hanya dilihat sekilas tidak akan nampak bahwa bangunan ini
merupakan sebuah pusat kebugaran, akan tetapi bila di lihat dan
diperhatikan dengan seksama pada fasad cukup menunjukkan bahwa sebuah
bentuk yang melambangkan six pack yang cenderung dengan bentuk tubuh
yang diinginkan banyak orang.
Tanya : Konsep sirkulasinya apa?
Jawab : Menyebar
Tanya : ceritakan awal mula orang masuk!
Jawab : Pertama masuk menuju drop off, kemudian apabila pengunjung mau parkir
bisa menuju ke parkir ground floor, untuk masuk ke dalam bangunan ada
beberapa akses melalui lift dan tangga darurat, yang terhubung ke lobby dan
bisa langsung ke lantai 2 dan 3, kemudian tangga pada bagian belakang
groundfloor yang menuju langsng kekolam renang.
Tanya : Mengapa menempatkan akses keatas di belakang?
Jawab : Supaya tidak kejauhan.
Tanya : dari konsep six pack apa yang kamu terjemahkan pada bangunan
Jawab : Ada 2 yaitu meliputi luar bangunan dan dalam bangunan. Dari luar bangunan
dengan adanya pengaplikasian otot abdominus (six pack) dilihat dari tampak
depan, samping kiri dan kanan bangunan, dan dari dalam dengan adanya
pengaplikasian bentuk organisasi ruangnya yang merupakan susunan dari otot
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas segala nikmat dan karunia Tuhan Yesus Kristus
atas semua berkat-Nya, sehingga penyusunan Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Pusat Kebugar an Tubuh di Surabaya” ini dapat terselesaikan dengan baik,
guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik
(S-1) Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur di Surabaya.
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini juga tidak
terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Bersama ini dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Naniek Ratni JAR., M.Kes selaku dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Perancanaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Dr. Ir. Pancawati Dewi, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
3. Ir. Syaifuddin Zuhri, MT., selaku Dosen Wali dan Pembimbing I yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan bimbingannya didalam penyusunan Tugas
Akhir ini.
4. Muhammad Pranoto S, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan bimbingannya didalam penyusunan Tugas
Akhir ini.
5. Dian Agustin, ST., MT., selaku koordinator LAB Tugas Akhir.
6. Ir. Eva Elviana, MT., Dr. Ir. Pancawati Dewi, MT., Ir. Muchlisiniyati Safeyah,
MT., selaku Dosen Penguji pada Sidang Komprenhensif Tugas Akhir.
7. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
8. Kedua Orang Tua saya yang selalu memberikan semangat, kasih sayang, dan
dukungan baik moril maupun material, serta dukungan doa-doanya, sehingga
saya dapat melalui semua dan dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan
9. Sahabat-sahabat terbaiku, Boni, Agung, Ganis, Aan, Sufi, Gundul lutfi, si Bos.
Semangat buat raih cita-cita kita!! ( Tim Yahud mantabe)
10.Teman-teman di studio TA.
11.Teman-teman Arch’04, Arch’05, Arch’07, Arch’08.
12.Pihak-pihak lain yang telah memberikan bantuan, pengarahan, dan
dukungannya.
Dalam kesempatan ini penulis juga memohon maaf apabila terdapat
banyak kekurangan maupun kesalahan dalam menyusun laporan ini. Oleh karena
itu, penulis membuka diri untuk menerima kritik dan saran guna adanya perbaikan
yang berarti agar hasil yang tercapai dapat lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.
Surabaya, Juni 2011
DAFTAR ISI
Bab II Tinjauan Obyek Rancangan 2.1. Tinjauan Umum Perancangan ... 8
2.1.1. Pengertian Judul Proyek Tugas Akhir ... 8
2.1.2. Studi Literatur ... 8
2.1.3. Studi Kasus ... 13
2.1.4 Analisa Hasil Studi ... 25
2.2. Tinjauan Khusus Perancangan ... 26
2.2.1. Lingkup Pelayanan ... 26
2.2.2. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang ... 26
2.2.3. Perhitungan Luas Ruang ... 26
Bab III Tinjauan Lokasi Perancangan
3.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi ... 32
3.2. Penetapan Lokasi ... 34
3.3. Kondisi Fisik Lokasi ... 37
3.3.1. Eksisting Site ... 37
3.3.2. Aksesibilitas ... 39
3.3.3. Potensi Lingkungan/Site ... 40
3.3.4. Infrastruktur Kota ... 41
3.3.5. Peraturan Bangunan Setempat ... 43
Bab IV Analisa Perancangan 4.1. Analisa Ruang ... 44
4.1.1. Organisasi Ruang ... 44
4.1.2. Hubungan Ruang ... 46
4.1.3. Pola Sirkulasi Dalam Ruang ... 46
4.1.4. Diagram Abstrak ... 47
4.2. Analisa Site ... 47
4.2.1. Analisa Aksesibilitas ... 47
4.2.2. Analisa Iklim ... 48
4.2.3. Analisa Kondisi Lingkungan ... 52
4.2.4. Analisa Zoning ... 52
4.3. Analisa Bentuk dan Tampilan... 53
4.3.1. Bentuk Geometri Dasar ... 53
4.3.2. Analisa Tampilan ... 54
Bab V Konsep Perancangan 5.1. Konsep Tapak ... 58
5.1.1. Konsep Zoning ... 58
5.1.2. Konsep Bentukan Massa ... 58
5.1.3. Konsep Orientasi Massa Bangunan ... 60
5.2. Konsep Tampilan Bangunan
5.2.1. Konsep Bentukan ... 61
5.2.2. Konsep Fasade... 62
5.3. Konsep Ruang Dalam... 63
BAB VI Aplikasi Rancangan 6.1. Aplikasi Tapak ... 64
6.1.1. Aplikasi Zoning ... 64
6.1.2. Aplikasi Bentukan Massa ... 65
6.1.3. Aplikasi Orientasi Massa Bangunan ... 65
6.1.4. Aplikasi Entrance ... 66
6.2. Konsep Tampilan Bangunan... 68
6.2.1. Aplikasi Bentukan ... 68
6.2.2. Aplikasi Fasade ... 69
6.3. Aplikasi Ruang Dalam ... 70
Daftar Pustaka ... 71
DAF TAR GAMBAR
Gambar 2.1. Gerakan Senam ... 10
Gambar 2.2. Jarak Bebas Manusia ... 10
Gambar 2.3. Gerakan Bersepeda ... 11
Gambar 2.4. Gerakan Memperkuat Otot ... 11
Gambar 2.5. Ruang Sauna ... 12
Gambar 2.6. Jarak Bebas ... 12
Gambar 2.7. Ukuran Sauna ... 12
Gambar 2.8. Tampak Atlas Sport ... 15
Gambar 2.9. Sketsa Tampak... 15
Gambar 2.10. Lobby ... 16
Gambar 2.11. Kolam Renang ... 17
Gambar 2.12. Ruang Senam ... 17
Gambar 2.13. Denah R. Senam ... 17
Gambar 2.14. Ruang Tennis Meja ... 18
Gambar 2.15. Ukuran Meja ... 18
Gambar 2.16. Ruang Squash ... 18
Gambar 2.17. Denah Ruang Squash ... 18
Gambar 2.18. Ruang Squash ... 19
Gambar 2.19. Ruang Fitness ... 19
Gambar 2.20. Denah Ruang Fitness ... 19
Gambar 2.21. Taman Mansion ... 22
Gambar 2.22. Sketsa Tampak Taman Mansion... 23
Gambar 2.23. Resepsionis ... 24
Gambar 2.24. Kolam Renang ... 24
Gambar 2.25. Ruang Tenis Meja ... 25
Gambar 3.1. Peta Batas Wilayah ... 32
Gambar 3.2. Peta Lokasi Peruntukan Kecamatan Dukuh Pakis ... 35
Gambar 3.3. Peta Lokasi Site secara Mikro Jalan Abdul Wahab Siamin ... 35
Gambar 3.5. Peta Garis Lokasi Jl. Abdul Wahab Siamin, Dukuh Pakis ... 37
Gambar 3.6. Foto Keadaan Tanah di lokasi Jl. Abdul Wahab Siamin ... 38
Gambar 3.7. Foto Keadaan Vegetasi di lokasi Jl. Abdul Wahab Siamin ... 39
Gambar 3.8. Foto Keadaan Jalan ... 39
Gambar 3.9. Foto Tampilan GOCI Mall ... 40
Gambar 3.10. Foto Perumahan Monaco ... 40
Gambar 3.11. Foto Tampilan Ruko ... 41
Gambar 3.12. Foto Tampilan Mc Donalds ... 41
Gambar 3.13. Jaringan Listrik ... 42
Gambar 3.14 Kondisi Persampahan... 43
Gambar 4.1. Sketsa alur sirkulasi menuju Site ... 48
Gambar 4.2. Ilustrasi Wind Break... 50
Gambar 4.3. Kisi-kisi untuk mengurangi radiasi panas matahari... 51
Gambar 4.4. Lokasi Site, Orientasi massa bangunan ... 52
Gambar 4.5. Zoning dalam Site ... 52
Gambar 4.6. Transformasi bentukan massa ... 53
Gambar 4.7. Analisa Tampilan ... 54
Gambar 4.8. Sketsa Tampilan bagian depan bangunan ... 55
Gambar 4.9. Sketsa Tampilan bagian belakang bangunan ... 55
Gambar 5.1. Otot-otot Perut ... 57
Gambar 5.2. Zoning ... 58
Gambar 5.3. Konsep Bentuk ... 59
Gambar 5.4. Aplikasi Konsep Otot Rectus Abdominus ... 59
Gambar 5.5. Aplikasi Konsep Otot Transverse Abdominus ... 59
Gambar 5.6. Aplikasi Konsep Tulang Iga ... 60
Gambar 5.7. Konsep untuk mengurangi terpaan sinar matahari ... 60
Gambar 5.8. Konsep Entrance ... 61
Gambar 5.9. Konsep Bentukan ... 62
Gambar 5.10. Konsep Fasad... 62
Gambar 5.11. Salah satu motif Interior ... 63
Gambar 6.2. Site Plan ... 65
Gambar 6.3. Tampak Bangunan ... 65
Gambar 6.4. ACP pada Tampak Bangunan ... 66
Gambar 6.5. Polycarbonat pada Kolam Renang ... 66
Gambar 6.6. In & Out serta Open Space di depan Site... 67
Gambar 6.7. Drop Off & Parkir Groundfloor ... 67
Gambar 6.8. Aplikasi Bentukan ... 68
Gambar 6.9. Aplikasi Fasade ... 69
Gambar 6.11. Aplikasi Interior Fitnes ... 70
DAF TAR TABEL
Tabel 1.1. Jumlah Anggota Pusat Kebugaran Tubuh Di Surabaya ... 1
Tabel 1.2. Rata-rata Pendapatan RT/bln di Surabaya Tahun 2007 ... 3
Tabel 2.1. Keterangan ukuran Jarak R. Senam ... 10
Tabel 2.2 Keterangan Ukuran Ruang Fitness... 11
Tabel 2.3 Keterangan Ukuran Jarak Dalam Ruang Sauna ... 12
Tabel 2.4. Aktifitas pemakai bangunan di Atlas Sport Club ... 13
Tabel 2.5. Besaran ruang Olah Raga pada Atlas Sport Club ... 14
Tabel 2.6. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang ... 26
Tabel 2.7. Perhitungan luas ruang pada Pusat Kebugaran Tubuh ... 26
DAFTAR BAGAN/SKEMA/DIAGRAM
Diagram 1.1. Bagan Tahapan Rancangan ... 6
Skema 2.1 Hubungan antar ruang pada Atlas Sport Club lantai 1 ... 14
Skema 2.2 Hubungan antar ruang pada Atlas Sport Club lantai 2 ... 15
Skema 2.3. Struktur Organisasi ... 20
Skema 2.4. Hubungan antar ruang pada Taman Mansion Sport Club lantai 1 .. 21
Skema 2.5. Hubungan antar Ruang lantai 2 ... 22
Diagram 4.1. Organisasi Ruang Lt.1 ... 45
Diagram 4.2. Organisasi Ruang Lt.2 ... 45
Diagram 4.3. Organisasi Ruang Lt.3 ... 45
Diagram 4.4. Hubungan Ruang Lt.1 ... 46
Diagram 4.5. Hubungan Ruang Lt.2 ... 46
Diagram 4.6. Hubungan Ruang Lt.3 ... 46
Diagram 4.7. Diagram Abstrak ... 47
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu fenomena yang sedang menjamur di kalangan masyarakat di
Surabaya adalah menghabiskan waktu luang mereka, baik di tempat kebugaran
atau tempat-tempat hiburan lain. Hal itu didukung oleh suasana pada tempat
kebugaran yang membuat mereka merasa lebih rileks dan sehat, entah itu sekedar
berkumpul dengan teman, atau untuk menjamu klien dan relasi bisnis mereka.
Usulan tugas akhir ini membahas tentang Pusat Kebugaran yang mampu
mewadahi aktifitas anggotanya. Bisnis kebugaran kini bersaing semakin ketat. Hal
ini merupakan refleksi dari berkembangnya gaya hidup masyarakat untuk
meningkatkan kesehatan. Peluang tersebut cukup mampu ditangkap para pebisnis
lokal.
Maraknya pusat-pusat kebugaran di kota-kota besar telah menyebabkan
bisnis kebugaran mengalami persaingan yang sangat ketat. Di Jakarta masyarakat
dimanjakan dengan beragamnya pusat-pusat kebugaran yang hadir di mal-mal
maupun di pusat-pusat perkantoran. Pusat-pusat kebugaran di Kota Surabaya juga
mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Meskipun tidak sepesat di
Jakarta, namun bisnis kebugaran di Kota Surabaya juga mengalami persaingan
yang cukup ketat.
Tabel 1.1. Jumlah Anggota Pusat Kebugaran Tubuh Di Surabaya
Nama pusat dalam pusat kebugar an
tubuh
J umlah member keselur uhan
wilayah
Fitness First 2005 400 orang ±900 orang Ngagel
Celebrity Fitness 2006 250 orang ±500 orang Perumahan Galaxy Mall
sumber: Pusat Kebugaran dan Kecantikan Wanita di Surabaya oleh Anik Juniwati, Universitas Kristen Petra
Saat ini di Surabaya telah banyak usaha jasa sejenis yang ditawarkan ke
konsumen, tetapi belum ada tempat yang dapat menampung semua aktifitas
tersebut dalam satu tempat. Biasanya tempat usaha tersebut berdiri sendiri-sendiri.
Untuk pelayanan kebugaran orang biasanya datang ke sport center, sedangkan
untuk mendapat pelayanan perawatan tubuh (spa) orang datang ke salon-salon,
dan untuk hiburan dan refreshing mereka biasanya ke bioskop, cafe, atau tempat
karaoke.
Sebenamya ketiga aktifitas tersebut memiliki kaitan yang cukup erat,
dimana orang tidak hanya butuh olah raga fisik, tetapi mereka juga butuh
perawatan tubuh dan hiburan untuk menghilangkan rasa penat dan stres akibat
padatnya pekerjaan mereka dan tempat untuk refreshing bersama keluarga. Oleh
karena itu usaha ini sangat memungkinkan untuk dijalankan dan memiliki masa
depan yang baik mengingat masyarakat semakin selektif dan kritis dalam
menentukan tempat yang dapat memberikan manfaat yang besar bagi mereka.
Usaha ini membidik pelanggan, khususnya para kalangan masyarakat yang
membutuhkan tempat untuk menghilangkan stress, menyegarkan tubuh, dan
tempat bersantai. Kriteria yang ditarget adalah masyarakat kelas menengah ke atas
dengan tingkat penghasilan di atas Rp 4-6 juta sebulan. Hal ini dilihat dari
pembagian kelas sosial yang disertai dengan pengelompokan berdasarkan daya
beli atau penghasilan individu yang disandang masing-masing kelas.
Ciri-ciri pasar Fitness High Class ini berdasarkan segmentasi dibagi menjadi
tiga faktor, yaitu faktor geografis, faktor demografis, dan faktor psikografis.
Untuk faktor geografis fitness high class membidik masyarakat yang ada di
seluruh Surabaya, khususnya yang mempunyai perumahan di daerah Surabaya
Hill, dan Darmo Harapan, karena di wilayah ini terdapat banyak sekali perumahan
kalangan menengah ke atas bila dibandingkan dengan wilayah Surabaya lainnya.
Sedangkan untuk faktor demografi segmen Fitness High Class adalah
masyarakat yang mempunyai tingkat pendapatan diatas Rp 4-6 juta dan
merupakan golongan menengah ke atas. Hal ini juga ditambah dengan faktor usia
dan pekerjaan, usia di sini mulai dari anak-anak hingga pada dewasa dapat
menjadi konsumen dari usaha ini. Untuk pekerjaan adalah mereka yang
mempunyai jabatan sebagai manajer dalam sebuah perusahaan.
Kebutuhan pasar dikelompokkan menurut gaya hidup serta kebiasaan yang
ada. Dalam faktor ini pasar club fitness adalah konsumen yang memiliki gaya
hidup cukup mewah dan suka menikmati hiburan, kebugaran, perawatan tubuh
dan orang-orang yang ingin mencari olahraga dan hiburan alternatif dalam satu
tempat.
Tabel 1.2. Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga perbulan di Surabaya Tahun 2007
Sumber Kasali : 2007:212-21
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dengan
jumlah responden 5.216, terdapat 23,29% rumah tangga yang mempunyai
pendapatan di atas Rp. 1.250.000,- yaitu sebanyak 1.215 rumah tangga. Jadi
Fitness High Class menguasai pasar sebesar 20% sebanyak 243 rumah tangga.
Golongan Kelas Rata-r ata Penghasilan
Keluar ga Per bulan
Disamping pertumbuhan ekonomi yang semakin baik, pergeseran populasi
juga sangat mempengaruhi munculnya tempat-tempat tersebut. Sekarang ini
jumlah anak-anak muda lebih banyak dibandingkan jumlah orang tua,
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2001 Provinsi Jawa Timur
jumlah penduduk umur 0-14 tahun sekitar 25,30%, penduduk umur 15-64 tahun
sekitar 67,42%, sedangkan penduduk umur 65 tahun ke atas sekitar 6,34%. Dari
data di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk di Provinsi Jawa Timur
mayoritas di usia produktif antara umur 15-64 tahun.
Karena jumlah penduduk di Provinsi Jawa Timur mayoritas pada usia
produktif menyebabkan sekarang ini banyak sekali bermunculan tempat-tempat
penyegaran/refreshing, kebugaran, dan hiburan yang sejenis untuk menampung
minat anak-anak muda jaman sekarang yang sangat menyukai tempat-tempat
seperti itu.
Ini dibuktikan dengan banyaknya pengunjung yang datang ke tempat-tempat
penyegaran/refreshing, kebugaran, dan hiburan tersebut setiap harinya,
pengunjung yang datang akan meningkat jumlahnya terutama pada hari Sabtu,
dan Minggu. Hal tersebut merupakan salah satu bukti bahwa tempat-tempat
tersebut sudah mulai dijadikan oleh masyarakat Surabaya sebagai tempat tujuan
penyegaran/refreshing, menjaga kebugaran, dan tempat untuk mendapatkan
hiburan.
1.2. Maksud dan Tujuan Perancangan
Maksud dari perancangan Pusat Kebugaran Tubuh ini adalah untuk
menyediakan wadah sebagai tempat untuk melatih dan mengolah tubuh bagi
semua kalangan dengan berbagai kelebihan fasilitas lain daripada pusat kebugaran
yang telah ada di Surabaya ini khususnya. Dari maksud diatas maka tujuan
perancangan adalah :
a. Merancang pusat kebugaran tubuh yang memiliki fasilitas lebih lengkap
(kolam renang, fitnes, aerobik, futsal dan joging track) dibandingkan pusat
kebugaran lain.
c. Meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani melalui pusat
kebugaran dari peralatan olah raga, fasilitas dan pelayanannya.
d. Dapat mengembangkan usaha dalam bidang kesehatan.
1.3. Batasan dan Asumsi
1.3.1. Batasan
Untuk menghindari permasalahan yang ada agar tidak melebar, sehingga
dapat merambat pada masalah – masalah yang tidak perlu dibahas maka perlu
adanya batasan – batasan yang melingkupi permasalahan yang ada didalam ruang
lingkup pembahasan pada Pusat Kebugaran Tubuh di Surabaya, yang meliputi :
• Perencanaan dan perancangan arsitektur lebih di titik beratkan pada perancangan fisik dan fungsi bangunan.
• Sistem struktur dan utilitas tidak dibahas secara detail tetapi dipakai sebagai bahan pertimbangan.
• Penentuan lokasi sesuai dengan tata guna lahan yang telah ditentukan dalam master plan kota Surabaya dan rencana detail tata ruang kota.
1.3.2. Asumsi
Pada Pusat Kebugaran Tubuh ini terdapat beberapa asumsi, yaitu :
• Waktu operasional Pusat Kebugaran ini dimulai pukul 07.00 – 21.00 WIB, khusus untuk futsal sampai pukul 23.00 WIB.
• Untuk Fitnes, Aerobik dan Kolam Renang, ada 7 shift dimana tiap shift lamanya 2 jam.
• Untuk Futsal ada 8 shift dimana tiap shift lamanya 2 jam.
1.4. Tahapan Per ancangan
Sub bab Tahapan Rancangan disini menjelaskan secara skematik tentang
urutan yang dilakukan penyusun dalam menyusun laporan mulai dari tahap
pemilihan judul sampai dengan laporan selesai untuk kemudian diaplikasikan
Diagram 1. 1. Bagan Tahapan Rancangan
1.5. Sistematika Lapor an
Untuk mendapatkan pengertian dan pemahaman yang sama tentang Pusat
Kebugaran Tubuh di Surabaya ini, maka penyajian laporan ini menggunakan
sistematika sebagai berikut :
BAB I :
Pendahuluan, yang menjabarkan mengenai latar belakang pemilihan judul proyek
tugas akhir, maksud dan tujuan, ruang lingkup perancangan, metode perancangan,
sistematika laporan.
Pengumpulan data
Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah
Rumusan Konsep
Aplikasi Perancangan Gambar
Judul “ Pusat Kebugaran Tubuh di Surabaya”
Data Lapangan / Empirik
Data Literatur / Studi kasus
Data Site / Lokasi
Analisa Study
kasus Analisa Tema Analisa Site
BAB II :
Tinjauan proyek, menjabarkan tentang Pengertian Judul, Studi Kasus yang
berkaitan dengan proyek dimana menyangkut tentang aspek kualitas dan kuantitas
serta persyaratan proyek. Tinjauan khusus obyek rancangan membahas batasan
dan asumsi, lingkup pelayanan, aktifitas dan kebutuhan ruang, serta
pengelompokan ruang.
BAB III :
Tinjauan Lokasi perancangan yang menjabarkan tentang, latar belakang pemilihan
lokasi, penetapan lokasi, keadaan fisik lokasi, aksesibilitas, potensi bangunan
sekitar dan infrastruktur kota.
BAB IV :
Analisa Perancangan, menjabarkan analisa perancangan dimana didalamnya
terdapat tema yang diinginkan dalam rancangan.
BAB V :
Konsep Perancangan, pada tahap ini, pendekatan–pendekatan dalam perancangan
akan mulai direalisasikan. Dengan pendekatan desain, hasil akhir dari
perancangan diharapkan akan sesuai dengan gambaran pada bab awal.
BAB VI :
Aplikasi Rancangan, akan tervisualisasi dengan bentuk gambar denah, tampak,
potongan, lay out plan, site plan, serta maket sebagai bentukan 3 dimensi dari
BAB II
TINJ AUAN OBYEK PERANCANGAN
2.1. Tinjauan Umum
2.1.1. Penger tian J udul Pr oyek Tugas Ak hir
Proyek ini adalah Pusat Kebugaran Tubuhdi Surabaya. Mengandung kata–
kata yang artinya adalah sebagai berikut :
Menurut (Poerwodharminta,1987), disimpulkan bahwa Pusat Kebugaran
Tubuh di Surabaya adalah suatu bentuk pelatihan yang mempunyai tujuan
khusus yaitu dapat memberikan kesehatan jasmani maupun rohani yang
diwadahi oleh suatu bangunan dan yang didirikan di kota Surabaya
2.1.2. Studi Liter atur
2.1.2.1. Definisi/Penger tian Kebugar an Tubuh
Kebugaran adalah keadaan tubuh berada dalam kondisi yang fit dan sehat.
Untuk menjadi keadaan tersebut dapat di lakukan dengan berolahraga dan
rekreasi.
Terdapat 4 komponen yang termasuk latihan kebugaran untuk mendapatkan
vitalitas tubuh dan kesegaran jasmani yaitu :
1. Ketahanan jantung dan peredaran darah
Merupakan komponen utama dalam usaha untuk mengembalikan
kesegaran fisik tubuh. Alat yang dapat menunjang ketahanan jantung
berupa SU 70 Computerized Exercise Bike, alat ini mampu menahan
beban pemakai sampai 181 kg dan dilengkapi dengan display digital
denyut jantung
2. Kekuatan
Merupakan kemampuan maksimal seseorang dalam mengangkat beban
untuk menguatkan otot yang dilakukan dengan cara latihan beban
Cabble Crossove
Alat ini berfungsi untuk membentuk otot-otot pada lengan termasuk
biceps dan triceps, bias juga untuk membantu mengoptimalkan
pembentukan otot dada bagian dalam dan luar. Cara kerjanya dengan
menarik kabel yang belakangnya diberi pemberat yang disesuaikan
dengan kemampuan.
3. Ketahanan otot
Ketahanan otot sangat erat hubungannya dengan kekuatan, untuk
melakukan suatu kontraksi dalam waktu yang lama, latihan ini dilakukan
dengan latihan beban ringan. Latihan ini dapat dilakukan dengan alat
Leg Curl/Leg Extension. Alat ini berfungsi membentuk otot-otot betis
4. Kelenturan
Dibutuhkan tubuh untuk mencegah terjadinya cidera dan menjaga tulang
rangka tubuh agar tetap tegak. Latihan yang harus dilakukan untuk
memelihara kelenturan tersebut adalah pergerakan sendi secara teratur
dan kontinyu. Olahraga yang dapat menjaga kelenuran tubuh adalah
renang dan senam.
2.1.2.2. Ber olah Raga
Banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan kebugaran
misalnya dengan melakukan massage, mandi uap (sauna) dan berolah raga.
Berolah raga adalah salah sati alternatif paling efektif dan aman untuk
memperoleh kebugaran, sebab olahraga mempunyai multi manfaat antara
lain adalah sebagai berikut :
• Manfaat Fisik : meningkatkan komponen tubuh agar lebih bugar.
• Manfaat Psikis : tahan terhadap setres dan lebih mampu berkonsentrasi.
• Manfaat Sosial : menambah rasa percaya diri. Olahraga dapat di kategorikan menjadi 2 bagian yaitu :
1 Olahraga Kompetisi
Olah Raga kompetisi adalah olah raga dimana terdapat sistem
yang mempertemukan setiap peserta dengan peserta lainnya secara
lengkap. Sebagai contoh, dalam suatu turnamen Futsal dengan 5 peserta,
setiap peserta akan bertemu/bertanding dengan 5 peserta lainnya.
2 Olahraga Permainan
Olahraga permainan adalah olahraga yang dilakukan dengan tujuan
memainkan suatu benda atau alat yang sifatnya menyenangkan hati.
2.1.2.3. Standar t alat dan Lapangan.
A. Ruang Senam atau Dansa
• Berdiri tegak.
• Berdiri tegak merentang kedua tangan
• Berdiri tegak dengan kedua tangan diatas
Tabel 2.1. Keterangan ukuran Jarak R. Senam
Inci (in) Sent imet er (cm)
A 65 – 80 165,1 – 203,2
B 61 – 88 154,9 – 223,5
C 31 – 37 78,7 – 94,0
D 29 – 41 73,7 – 104,1
E 3 – 6 7,6 – 15,2
F 144 365,8
G 120 304,8
B. Ruang Fitness
Terdapat berbagai macam bentuk dan ukuran yang berbeda tergantung
dari alat fitness itu sendiri.
Tabel 2.2 Keterangan Ukuran Ruang Fitness
Inci (in) Sent imet er (cm)
C. Ruang Sauna
Untuk ruang sauna 3 ruang dapat diisi satu sampai lina orang dengan
posisi :
• Duduk tegak
• Duduk bersandar
• Tidur
Gambar 2.5. Ruang Sauna Gambar 2.6. Jarak Bebas
Tabel 2.3 Keterangan Ukuran Jarak Dalam Ruang Sauna
2.1.3. Studi Kasus
2.1.3.1. Atlas Spor t Club Surabaya
A. Lokasi Atlas Sport Centre ini terletak di jalan Dharmahusada Indah
Barat III/64-66 (dikawasan Perumahan Dharmahusada Indah Surabaya).
B. Fungsi dari bangunan ini adalah sebagai tempat untuk melakukan olah
raga sekaligus sebagai tempat hiburan.
C. Jumlah bangunan satu massa (Single Building) dengan ketinggian 2
lantai.
D. Aktifitas dan Fasilitas
Tabel 2.4. Aktifitas yang menyangkut bagi pemakai bangunan di Atlas Sport Club
NO. FASILITAS PEMAKAI
BANGUNAN AKTIFITAS
1. Kolam renang tertutup 2. Sauna
3. Indoor Joging Track 4. Aerobic
5. Tennis meja 6. Fitnnes 7. Squash
1. Pengunjung 1. Berenang
2. Menghangatkan badan 3. Berlari
4. Senam
2. Cafetaria 4. Menyaring air kolam 5. Menyimpan barang 6. Memarkir kendaraan
E. Besaran Ruang Olah Raga
Tabel 2.5. Besaran ruang Olah Raga pada Atlas Sport Club
FASILITAS BESARAN KAPASITAS Ruang Aerobic ± 262 m2 60 orang (per orang = 4,3 m2)
F. Tampilan / Bentuk massa bangunan
• Hubungan antar ruang
Skema 2.2 Hubungan antar ruang pada Atlas Sport Club lantai 2
• Model
Model bangunan Atlas Sport Club ini memanjang yang menyerupai bentuk
persegi panjang.
Bentukan Atlas Sport Club menggunakan konsep gaya Tropis Modern :
- Bentukan geometris yang dipadu dengan atap sosoran.
- Bentukan bangunan tanpa ornamen.
- Bentukan bangunan yang simplifikasi.
• Penyelidikan Detail Tampilan
Tampilan Atlas Sport Club bersifat semi terbuka hal ini tampak jelas pada
bagian dinding yaitu dinding lantai 2 yang didesain dengan bahan kaca dan
dikombinasi dengan kolom-kolom beton.
G. Stuktur Bangunan
• Atlas Sport Club menggunakan struktur rangka beton dengan ketinggian 2 lantai.
• Pondasi menggunakan pondasi beton.
• Bahan / Material
- Dinding menggunakan batu bata yang diplester dan difinising cat.
- Untuk dinding musik room menggunakan kayu sebagai peredam.
- Untuk dinding aerobik dan fitness menggunakan bahan kaca.
- Untuk atap kolam renang menggunakan material beton (atap dak).
- Untuk fasilitas lain menggunakan atap genteng.
H. Suasana Ruang Dalam
• Lobby
Suasana Lobby yang didesain akrab dengan lingkungan hal ini terlihat
dengan adanya tanaman dalam interior.
• Kolam Renang
Kolam renang indoor mempunyai kesan pribadi / privat dan tenang. Fasilitas
kolam renang yang ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu kolam renang
dewasa, kolam renang anak-anak dan kolam berendam air panas, ini
dimaksudkan agar menjaga keselamatan anak-anak dan anak-anak dapat
berenang dengan nyaman sebab kedalaman antara kolam renang orang
dewasa dan kolam renang anak-anak berbeda. Untuk memberikan kesan
mewah alami, maka lantai disekitar kolam didesain menggunakan beton
tekstur, lantai dasar kolam renang didesain dengan bahan porselin putih
sehingga menciptakan kesan bersih
• Ruang Aerobik
Lantai aerobik didesain dengan menggunakan motif anyaman sehingga
menarik.
Dinding aerobik didesain sebagian dari kaca untuk memasukkan
pemandangan dari luar ke dalam dan pemanfaatan sinar cahaya matahari
sehingga memberi nuansa segar.
Gambar 2.11. Kolam Renang
• Ruang Tennis Meja
Plafon pada ruang tennis meja terbuat dari lapisan kayu memberi kesan
alami.
• Ruang Squash
Pada dinding ruang squash terdapat garis horisontal berwarna merah
sehingga memberi kesan luas dan lebar pada ruangan.
• Kafe
Pada ruang kafe tempat makanan didesain dengan bahan kaca hal ini
berguna untuk memberi daya tarik bagi pengunjung sebab pengunjung dapat
melihat secara langsung makanan yang disajikan. Nuansa yang dihadirkan
dalam ruangan ini yaitu bernuansa santai.
Gambar 2.14. Ruang Tennis Meja Gambar 2.15. Ukuran Meja
• Ruang Fitness
Lantai fitness dirancang dengan menggunakan karpet, dinding sebagian
menggunakan kaca yang menghadap kearah kolam renang, dan ditunjang
dengan peralatan fitness digital, penghawaan AC memberikan kesan mewah
dan eksekutif.
Gambar 2.18. Cafe
• Struktur Organisasi
Skema 2.3. Struktur Organisasi
I. Kesimpulan
Fasilitas yang digunakan sudah cukup memadai karena semua fasilitas yang
diperlukan tersedia di Atlas Sport Centre. Aktifitas disesuaikan dengan
fungsi dari nama bangunan tersebut yaitu Pusat Kebugaran Olah Raga jadi
aktifitasnya juga berhubungan dengan olah raga.
2.1.3.2. Taman Mansion Spor t Club Nir wana Eksekutif Sur abaya
A. Lokasi Taman Sport Mansion Club Nirwana terletak di jalan Raya
Wonorejo Permai (di Kawasan Perumahan Nirwana Eksekutif
Surabaya).
B. Fungsi dari bangunan ini untuk melakukan kegiatan olah raga dan
tempat penjualan rumah Nirwana Eksekutif karena adanya kantor
C. Jumlah bangunan satu massa (single building) dengan ketinggian 2
lantai.
D. Fasilitas yang disediakan
• Olah Raga
- Ruang Fitness ± 90 m2 25 alat
- Ruang Aerobik ± 130 m2 ± 30 orang
- Ruang Tennis Meja ± 40 m2 1 meja
- Ruang Squash ± 62,4 m2 1 lapangan
- Lapangan Tennis ± 1186 m2 2 lapangan
- Kolam Renang ± 300 m2 asumsi
• Perkantoran
- Ruang kantor cabang real estate
- Ruang kantor cabang bank
- Ruang pengelola
E. Tampilan / Bentuk Massa Bangunan
• Hubungan antar ruang
Skema 2.5. Hubungan antar Ruang lantai 2
• Model
Model bangunan Taman Mansion ini geometri yang menyerupai bentuk
kubus.
Bentukan Taman Mansion menggunakan konsep gaya Kolonial, tampak
pada tampilan sosok bangunan yang dihiasi dengan ornamen-ornamen,
adanya sistem kaki, badan dan kepala, skala pintu masuk di luar skala
manusia manambah kesan megah.
• Penyelesaian Detail Tampilan
Tampilan Taman Mansion terfokus pada 4 kolom yang mempertegas
bahwa bangunan ini mencerminkan untuk menghadirkan nuansa
kolonial, selain itu adanya bukaan atau jendela yang berukuran besar
serta banyak terdapat ornamen-ornamen.
F. Tampilan / Bentuk Massa Bangunan
Struktur pada Taman Mansion sport Club menggunakan struktur rangka
beton.
Dinding terbuat dari susunan batu bata yang diplester dengan finishing cat
warna putih. Untuk pondasi menggunakan pondasi beton sedang untuk atap
menggunakan atap genteng.
G. Suasana Ruang Dalam
• Resepsi pada Hall Utama
Suasana pada Hall utama terkesan megah dengan pola keseimbangan
simetris serta adanya tangga yang menghubungkan lantai 1 dengan lantai
2 yang berbentuk menyerupai huruf X.
• Kolam Renang
Nuansa kolam renang yang terasa alami karena terdapat pohon-pohon
yang mengelilingi kolam serta adanya patung yang menambah nuansa
seni yang tinggi.
• Ruang Tennis Meja
Nuansa kolonial nampak pada ruang tennis meja karena pintu dan
jendela pada ruangan ini berskala besar serta didukung oleh bentuk
kusen yang dipadu dengan bentuk setengah lingkaran, selain itu jarak
antara plafon dengan lantai yang cukup tinggi.
Gambar 2.23. Resepsionis
H. Kesimpulan
• Kelebihan dari Taman Mansion Sport Club yaitu ukuran jendela yang besar karena bernuansa kolonial membuat sirkulasi udara menjadi bebas
dan lancar.
• Kekurangannya yaitu fasilitas yang disediakan kurang lengkap dibanding dengan Atlas Sport Club.
2.1.4. Analisa Hasil Studi
Dari hasil studi literatur dan studi kasus, persyaratan pokok proyek yang
harus dipenuhi antara lain :
• Penghawaan buatan, untuk mengontrol suhu dan kelembaban relative yang sesuai dengan persyaratan ruang dan kebutuhan suhu yang
diperlukan.
• Ventilasi udara, untuk mengatur keluar masuknya udara (sirkulasi) segar sehingga kestabilan proporsi komposisi udara di dalam ruang terjaga.
• Penerangan buatan, untuk memberikan penerangan pada ruang privat yang selalu tertutup tidak bolah ada bukaan yang terlalu besar.
Memberikan penerangan yang sesuai dengan syarat penglihatan dan
tidak tergantung pada keadaan cuaca juga mudah dikontrol.
• Keamanan, pencegahan kerusakan dan kehilangan. Dapat dilakukan secara manual maupun mekanis-elektris.
• Organisasi ruang dan sirkulasi, penataan ruang berdasarkan kelompok-kelompok kegiatan untuk kemudahan sirkulasi dan keamanan.
2.2. Tinjauan Khusus Per ancangan
2.2.1. Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pelayanan dalam Pusat Kebugaran Tubuh ini meliputi warga
Surabaya dan sekitarnya khususnya bagi golongan menengah ke atas.
2.2.2. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang
Tabel 2.6. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang
No. Aktifitas / Kegiatan Pelaku Fasilitas 1 Sarana Olah Raga 3 Sarana Penunjang
• Administrasi
2.2.3. Per hitungan Luas Ruang
Tabel 2.7. Perhitungan luas ruang pada Pusat Kebugaran Tubuh
KOLAM RENANG
8.R. Ganti, toilet & loker
5. Duduk/Lobby (N)
4. Warmfooth pria (N)
5. Warmfooth wanita (N)
6. Fresh air
14.Toilet wanita (N)
cafe (A)
10.Toilet wanita (N)
AREA PARKIR
J umlah luasan yang dibutuhkan keselur uhan bangunan ± 17.249,7 m2
Keterangan : (N) NAD : Architects data, by Ernst Neufert, 1980
(H) HSRBD : Hand book of sport and recreational building design.
(T) TSS : time sever standart for building types, by Joseph de chiara and John Hanlock callender, 1974
(A) Asumsi
2.2.4. Pr ogram r uang
Dalam Pemograman ruang terdapat beberapa jenis ruang, yaitu :
• Ruang Olah Raga meliputi : a. Lapangan Futsal
b. Kolam renang
c. Ruang Fitness
d. Ruang Sauna
• Ruang non Olah Raga meliputi : a. Ruang pengelola
b. ATM centre
c. Lobby
d. Ruang Kafe
BAB III
TINJ AUAN LOKASI PERANCANGAN
3.1. Latar Belakang Lokasi
Pemilihan lokasi proyek Pusat Kebugaran Tubuh di Surabaya ini dilatar
belakangi oleh banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam mendukung
keberlangsungan proyek kedepan. Berikut adalah beberapa faktor yang menjadi
pertimbangan penetapan pemilihan lokasi dimana lokasi berada di kawasan
perumahan elite. Letak kota Surabaya yaitu 07° 21’ Lintang Selatan dan 112° 54’
Bujur Timur. Kota Surabaya dibagi menjadi lima kawasan yaitu : Surabaya Utara,
Surabaya Timur, Surabaya Pusat, Surabaya Selatan, dan Surabaya Barat. Dengan
luas seluruhnya 326,36 Km². Dengan ketinggian 3-6 meter di atas permukaan laut
(dataran rendah), kecuali di bagian selatan terdapat dua bukit landai di daerah
Lidah dan Gayungan dengan ketinggian 25-50 meter di atas permukaan laut.
Batas-batas Kecamatan Dukuh Pakis terdiri dari :
• Sebelah Utara : Kecamatan Dukuh Kupang
• Sebelah Timur : Kecamatan Wonokromo
• Sebelah Selatan : Kelurahan Gunungsari
• Sebelah Barat : Kelurahan Pradah Kali Kendal
Aspek-aspek pengembangan Kota Surabaya :
• Surabaya Pusat
Pada Surabaya Pusat, lahan yang ada digunakan sebagai fasilitas
perdagangan, fasilitas umum, kantor pemerintahan. Pada daerah tersebut
aksesibilitas baik, tetapi dengan tingkat kemacetan yang sangat macet.
Infrastruktur pada daerah tersebut dapat dikategorikan baik.
• Surabaya Utara
Pada Surabaya Utara, lahan yang ada digunakan sebagai fasilitas
perdagangan, industri, dan pergudangan. Aksesibilitas dapat dikatakan baik, tetapi
dengan tingkat kemacetan yang sangat macet. Infrastruktur pada daerah tersebut
dapat dikategorikan baik.
• Surabaya Selatan
Pada Surabaya Selatan, lahan yang ada digunakan sebagai fasilitas
perdagangan dan hiburan. Aksesibilitas dapat dikatakan baik, dengan tingkat
kemacetan yang cukup. Infrastruktur pada daerah tersebut dapat dikategorikan
baik.
• Surabaya Timur
Pada Surabaya Timur, lahan yang ada digunakan sebagai fasilitas umum.
Aksesibilitas dapat dikatakan cukup, dengan tingkat kemacetan yang macet.
Infrastruktur pada daerah tersebut dapat dikategorikan masih kurang.
• Surabaya Barat
Pada Surabaya Barat, lahan yang ada digunakan sebagai fasilitas
perdagangan dan fasilitas umum. Aksesibilitas dapat dikatakan baik, dengan
tingkat kemacetan yang cukup macet. Infrastruktur pada daerah tersebut dapat
dikategorikan baik.
Berdasarkan penggolongan dan pembagian fungsi dari masing-masing
wilayah Kota Surabaya, dan ketentuan lokasi Pusat Kebugaran maka daerah
yang. tepat yaitu pada daerah Surabaya Selatan. Hal tersebut berdasarkan atas
karakteristik site atau kriteria yang dipakai sebagai dasar pemilihan alternatif
site di Surabaya Selatan adalah:
• Aspek Pencapaian.Kemudahan pencapaian lokasi baik dari dalam maupun dari luar kota, memberikan nilai lebih karena masyarakat cenderung
menyukai tempat yang mudah dijangkau baik oleh kendaraan pribadi
maupun angkutan umum. Akan lebih baik bila lokasi bisa dicapai dari segala
arah.
• Aspek Penetuan Lokasi berdasarkan RDTRK
• Faktor ini cukup penting karena.pembangunan proyek disuatu tempat tidak bisa lepas dari kesesuaian dengan Master Plan Surabaya 2002 Kotamadya
Surabaya dan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Surabaya
sehingga tercapai sasaran dan tujuan pengembangan kota yang terencana
dan terpadu.
3.2. Penetapan Lokasi
Tapak yang dipilih untuk Pusat Kebugaran Tubuh di Surabaya yaitu
berada di Jalan Abdul Wahab Siamin dengan kriteria, menurut RDTRK
Surabaya Unit Pengembangan Satelit, adalah :
• Koridor Abdul Wahab Siamin dominasi penggunanya adalah sebagai kawasan perdangan dan jasa komersial.
• Pola perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa yang cenderung vertikal dalam bentuk ruko, mal, plasa, serta hotel berbintang.
• Kondisi jalan bukan jalan protokol, tetapi temasuk jalan yang sering dilalui kendaraan dimana akses menuju ke jalan ini mudah yaitu melalui jalan
protokol Mayjen Sungkono.
• Sisi terbuka tapak, yaitu mengarah ke jalan Abdul Wahab Siamin itu.sendiri, dan jalan Mayjend Sungkono
• Akses jalan mudah dilalui, karena terdapat jalan tol untuk pengunjung dari luar kota Surabaya, dan jalan protokol Mayjend Sungkono; selain itu juga
• Utilitas dapat ditangani dengan baik karena sarana dan prasarana sudah tersedia.
Gambar 3.3. Peta Lokasi Site secara Mikro Jalan Abdul Wahab Siamin ( Sumber : Dinas Pemetaan, Cipta Karya, 2008 )
• Persebaran pengusaha muda
Karena lingkup pelayanan proyek adalah untuk pengusaha muda, maka hal
pertama yang menjadi pertimbangan pemilihan lokasi adalah mengetahui
persebaran pengusaha muda di Surabaya. Wilayah-wilayah mana saja yang
banyak terdapat pengusaha muda, atau wilayah-wilayah mana saja yang
paling didominasi dengan banyaknya pengusaha muda yang berada disana
dibandingkan wilayah lainnya. Maka Lokasi yang dipilih adalah lokasi yang
mampu meraup atau setidaknya menjadi sentral dari wilayah-wilayah yang
banyak didominasi oleh pengusaha muda, atau lokasi yang dekat dengan
wilayah persebaran mereka.
• Aksesibilitas
Pengusaha muda termasuk dalam masyarakat kelas menengah keatas yang
selalu mempunyai kemudahan fasilitas kendaraan pribadi sebagai sarana
transportasinya. Mereka selalu berada di tempat-tempat yang mempunyai
fasilitas yang dibutuhkan, sarana transportasi yang digunakan biasanya
tidaklah menjadi penting. Karena sebagian besar dari mereka mempunyai
alat kendaraan pribadi. Maka yang menjadi pertimbangan disini adalah
bagaimana kemudahan aksesibilitas bagi mereka dalam mencapai lokasi
yang dituju melalui sarana transportasi yang sering mereka gunakan,
terutama kendaraan pribadi. Jadi lokasi mudah di jangkau oleh kendaraan
pribadi.
• Luas lahan
Dari asumsi perhitungan luasan ruang pada bab sebelumnya didapatkan hasil
total luasan yang cukup besar untuk pendirian proyek tersebut. Maka disini
perlu dicari site yang memiliki luasan yang mampu menampung kebutuhan
luasan proyek. Terjangkau jaringan listrik, terdapat sumber air bersih dan
3.3. Kondisi Fisik Lokasi
3.3.1. Existing Site
Berikut akan dijelaskan mengenai kondisi eksisting site yang ada di jalan
Abdul Wahab Siamin berdasarkan, :
A. Ukuran Site
-
Gambar 3.4. Foto Eksisting Site
B. Kemiringan Site
Kondisi topografi pada area site sebagian merupakan area perbukitan dan
sebagian merupakan daerah yang relatif datar. Topografi yang cenderung
berbukit ini, salah satu contohnya dapat dilihat pada keberadaan fasilitas
olah raga golf. Dengan demikian, kondisinya dapat difungsikan juga sebagai
daerah resapan yang cukup potensial. Topografi yang cenderung berbukit ini
mempunyai ketinggian ± 20-25 m di atas permukaan laut, dengan ketinggian
rata-rata berkisar antara 10-25 m diatas permukaan laut. Untuk topografi
yang relatif datar, dapat terlihat dari adanya genangan yang terjadi pada
musim hujan sebagai salah satu luapan saluran Gunungsari.
C. Kondisi Tanah
Pada umumnya, kemampuan tanah di wilayah perencanaan bersifat
impermeable ( tidak kedap air ). Daerah resapan di wilayah perencanaan
adalah Yani Golf, disekitar tanah kosong dan makam. Kedalaman efektif
tanahnya lebih dari 90 m, dengan demikian karakteristik tanah cenderung
berbutir halus dengan tingkat kesuburan sedang.
D. Vegetasi
Jenis tanaman yang ada di sekitar site adalah tanaman pelindung, tanaman
hias dan pohon palem yang rata-rata digunakan di sekitar bangunan.
3.3.2. Aksesibilitas
A. Transportasi menuju lokasi site sangat mudah dicapai baik dari arah
barat maupun arah timur dengan keadaan jalan yang baik.
B. Dilalui oleh sarana tansportasi umum yang lengkap disekitar lokasi.
C. Untuk pejalan kaki pencapaian ke lokasi juga tidak terlalu jauh dari area
jalan raya utama.
3.3.3. Potensi Lingkungan/Site
Potensi bangunan di sekitar site akan memberikan dampak terhadap
perancangan bangunan, berikut beberapa bangunan yang perlu diketahui, :
Gambar 3.7. Foto Keadaan Vegetasi di lokasi Jl. Abdul Wahab Siamin, Dukuh Pakis
Gambar 3.8. Foto Keadaan Jalan di lokasi dan alur aksesibiltas menuju
A. Terdapat pusat perbelanjaan di samping area Site, yakni GOCI Mall,
tampilan bangunan yang modern dengan permainan Aluminium Clayding
berwarna cerah dan material kaca, ingin menampilkan kesan masif dan
suasana yang simply di kawasan kelas menengah ke atas.
B. Dekat dengan kawasan perumahan kelas menengah ke atas, yakni
Perumahan Villa Bukit Mas, Monaco.
C. Terdapat area Ruko/ pertokoan yang memiliki tampilan Arsitektur
Klasik yang menawarkan fasilitas perdagangan dan jasa dengan konsep
yang modern dan high-class.
Gambar 3.9. Foto Tampilan GOCI Mall
D. Terdapat fasilitas Resto fast-food yaitu Mc Donalds yang berada di area
depan site, tampilan resto yang modern minimalis semakin
mencerminkan area site yang dikhusukan bagi kalangan kelas menengah
keatas yang strategis
3.3.4. Infr astr uktur Kota
A. Jaringan Listrik
Jenis jaringan listrik yang terdapat di wilayah perencanaan yaitu :
• Saluran Udara Tegangan Tinggi ( SUTT ) Meliputi kawasan Bukit Mas.
• Saluran Udara Tegangan Menengah ( SUTM ) Disepanjang jalan-jalan utama Mayjen Sungkono
• Saluran Udara Tegnagan Rendah ( SUTR ) Seluruh area yang dilayanai prasarana listrik.
Gambar 3.11. Foto Tampilan Ruko
Konsumsi listrik pada wilayah site cukup besar dikarenakan banyaknya
fasilitas umum serta penyebaran kawasan perdagangan dan jasa yang
terdapat di wilayah perencanaan.
B. Jaringan Air Bersih
Pelayanan air bersih untuk wilayah distrik ini dikelola oleh PDAM dengan
jaringan yang sudah menjangkau keseluruhan wilayah tersebut. Penduduk di
perumahan kampung yang belum terdistribusi jaringan PDAM
menggunakan air sumur.
C. Jaringan Telepon
Jaringan telepon di wilayah ini berpusat di Darmo dan Tandes. Pemanfaatan
fasilitas komunikasi yang telah ada dimanfaatkan sampai tahun 2010 dengan
peningkatan dan perluasan jaringan instalansi bagi pelanggan baru.
D. Pembuangan Sampah
Sampah yang banyak dihasilkan berada di area ruas jalan protokol Mayjen
Sungkono dan Gunung Sari serta sekitarnya. Alur pembuangan sampah
yang terjadi adalah, dari sumber sampah dibawa ke TPS oleh swadaya
masyarakat dari sini ditransfer menuju lahan pembuangan akhir yang
menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah divisi Dinas Kebersihan Kota
Surabaya.
E. Pembuangan Limbah
Sistem pembungan limbah utuk area rumah tangga dialirkan ke sungai,
sedang untuk area permukiman dialirkan ke septic tank.
3.3.5. Per atur an Bangunan Setempat
Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai ketentuan peraturan bangunan
di sekitar site adalah :
• GSB : 3 – 6 m
• KDB : 60 % 60:100×16800 m2 = 10080 m2
• KLB : 3 Lantai untuk area perdagangan dan hiburan
• KDH (Koefisien Daerah Hijau ) : 30% fasilitas umum
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
4.1. Analisa Ruang
4.1.1. Or ganisasi r uang
Dari pemrograman ruang berdasarkan kebutuhan yang telah
dilakukan di bab 2 sebelumnya, telah ditemukan ruang-ruang dengan
perbedaan fungsi, kebutuhan, aktivitas yang terjadi di dalamnya, dan juga
perbedaan pengguna yang direncanakan hadir dalam perancangan proyek.
Dari beragam jenis ruang-ruang yang ada tersebut, perlu dilakukan sebuah
pengorganisasian ruang agar ruang-ruang tersebut dapat hadir dengan
perancangan yang lebih terarah, teratur, terencana dan tidak abstrak
penempatannya sehingga secara pasti untuk mempermudah pengguna dalam
menggunakan ruang-ruang tersebut nantinya.
Ruang-ruang yang hadir dalam perencanaan berdasarkan
pemrograman kebutuhan ruang yang telah dilakukan, adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Program Ruang
Kolam Renang
Diagram 4.1. Organisasi Ruang Lt.1
Diagram 4.2. Organisasi Ruang Lt.2
Lift & Tangga
Hall Lap. Futsal
Lap. Futsal
4.1.2. Hubungan Ruang
Hubungan ruang-ruang yang ada disetiap fasilitas harus
memperhatikan dari segi fungsi ruang, karena hal ini akan berpengaruh
pada tata letak untuk tiap-tiap ruangan yang ada.
4.1.3. Pola Sirkulasi dalam Ruang
Sirkulasi dan pencapaian dalam ruang sangat berkaitan dalam
penyusunan tiap fasilitas di dalam tapak. Pola sirkulasi yang baik tanpa
menghilangkan privasi dan kepentingan umum sangat mempengaruhi
kenyamanan dari pengguna ruang. Sirkulasi yang di gunakan disini
menggunakan sirkulasi radial yaitu sirkulasi yang memiliki jalan-jalan
lurus yang berkembang atau berhenti pada sebuah pusat, dengan Hall
sebagai pusatnya.
Diagram 4.4. Hubungan Ruang Lt.1
Diagram 4.5. Hubungan Ruang Lt.2
4.1.4. Diagram Abstr ak
Gambaran rancangan penataan hubungan antar ruang secara
abstrak bisa terlihat, namun masih belum terdapat dimensi serta
penempatan ruang yang ada. Tatanan abstrak tersebut sebagai berikut:
4.2. Analisa Site
4.2.1. Analisa Ak sesibilitas
Pencapaian site lokasi dari daerah sekitarnya ditentukan berdasarkan
pertimbangan terhadap :
• Keleluasaan pengamatan untuk berorientasi terhadap obyek
• Ruang yang memiliki potensi sebagai titik pandang pengamat untuk mengenali obyek.
• Sudut pandang.
• Kecepatan maksimum kendaraan pada lalu lintas yang ada.
Gambar 4.1. Sketsa alur sirkulasi menuju Site ( sumber : dokumen pribadi, 2011 )
Pencapaian site lokasi menuju jalan Abdul Wahid Siamin diatas
dapat dilihat dengan garis putus-putus. Dari empat pertimbangan yang ada
dalam menentukan entrance, maka area yang paling tepat adalah pada sisi
timur dan utara site yang berhadapan dengan jalan raya dan lahan kosong
yang tersisa sebelum gedung Mc Donalds. Sedang untuk sisi selatan dan
barat berbatasan dengan area publik gedung lain.
4.2.2. Analisa Ik lim
Pada wilayah perencanaan Unit Distrik Wonosari, kondisi
klimatologi yang ada kurang lebih sama dengan wilayah lain yang ada di
Surabaya. Berikut data klimatologi yang akan dijelaskan, :
• Temperatur udara berkisar antara 26,2º C – 31,3 º C.
• Curah hujan pada bulan Desember sebesar 414 mm selama 23 hari hujan, sedang bulan Agustus sebesar 9 mm selama 3 hari hujan.
• Kelembaban berkisar antara 64% - 85 %.
• Untuk angin, pada musim hujan, bertiup dari arah barat laut – tenggara, untuk musim kemarau, dari arah tenggara – barat laut.
Salah satu permasalahan mendisain bangunan adalah iklim di sekitar
tapak, berupa angin, cahaya matahari, hujan. Untuk mengatasi masalah
tersebut di dalam menciptakan kondisi yang nyaman (comfort conditional)
baik penghuni di dalam bangunan. Climatic design adalah salah satu cara
untuk mengurangi efek yang di timbulkan pada iklim yang sangat
berpengaruh terhadap bangunan, dengan mengambil metode-metode yang
benar agar tercipta kondisi yang nyaman. Untuk menciptakan tingkat
kenyamanan yang paling baik adalah melalui penciptaan bangunan dengan
mengambil metode ilmiah untuk menekankan terhadap kualifikasi yang
dinyatakan terhadap kenyamanan bangunan, serta kualitas ruang dan
ketahanan bangunan terhadap panas (summer) dan dingin (winter).
Lahan yang berada di kota Surabaya ini di pengaruhi oleh iklim
tropis yang memiliki intensitas matahari dan curah hujan yag cukup tinggi.
Sehingga iklim yang berada pada lokasi site perlu dipertimbangkan sebagai
tolak ukur perencanaan, terutama dalam hal kenyamanan bangunan serta
arah hadap bangunan. Analisa iklim di pertimbangan terhadap :
• Orientasi bangunan terhadap sinar matahari dengan prinsip meminimalkan sinar radiasi matahari dan memaksimalkan pembuangan
panas yang berlebihan yang masuk ke dalam bangunan.
• Dengan memanfaatkan angin yang dapat digunakan untuk
penghamburan panas yang berlebihan dengan angin yang bertiup dari
tenggara-barat daya. Sehingga arah hadap bangunan cenderung agak
dicondongkan kearah barat laut agar mendapatkan angin yang cukup
besar. Ruang-ruang yang menerima hembusan angin diutamakan pada
fasilitas utama.
Pergerakan angin juga mempengaruhi sistem masa bangunan. Angin
ada yang bersifat makro yaitu angin yang mempengaruhi musim di
indonesia dan ada yang bersifat mikro yaitu angin lokal. Udara yang
bergerak atau angin berpotensi baik untuk bangunan sebagai penghawaan
alami dalam ruangan. Angin musim kemarau bertiup dari arah tenggara, dan
angin musim hujan bertiup dari arah barat daya. Pada arah tersebut
diusahakan terdapat bukaan yang mencukupi untuk angin dapat masuk.
Namun perlu diperhatikan pada kondisi site terlebih dahulu untuk
menciptakan bukaan pada arah datang angin. Apakah angin tersebut baik
untuk ruang atau justru memperburuk kondisi ruang. Untuk mengatasi
datangnya angin yang berdampak buruk perlu diberikan penyelesaian
dengan menggunakan Wind Break.
Adapun cara yang dipakai di dalam pengolah bangunan terhadap
iklim, yaitu:
• Kontrol pada bangunan
• Bangunan sebaiknya terbuka dengan jalan yang cukup antara masa bangunan untuk menjamin sirkulasi udara yang baik.
• Orientasi bangunan utara, selatan untuk mencegah pemanasan fascade yang lebih besar.
• Lebar bangunan untuk mendapatkan ventilasi silang “cross ventilation”
• Ruang yang mengelilingi bangunan di beri peneduh ( vegetasi / shading ) tanpa mengganggu sirkulasi udara.
• Penyaluran air hujan, atap dan halaman.
Untuk mengatasi panas maka perlu adanya pengaturan posisi pada
ruang-ruang yang tidak terlalu berpengaruh terhadap kondisi panas, misal
perletakan ruang MEE (Mechanical Electrical Equipment). Selain itu perlu
adanya pemberian kisi-kisi dan pemberian pepohonan yang cukup agar
dapat mengurangi radiasi matahari.
4.2.3. Analisan Kondisi Lingkungan
Gambar 4.4. Lokasi Site, Orientasi massa bangunan pada sisi utara dan timur dan kebisingan
( sumber : dokumen pribadi, 2011 )
4.2.4. Analisa Zoning
Merupakan pengelompokan dari zona-zona kebutuhan ruang yang
disesuaikan dengan jenis, sifat dan fungsi ruang. Berikut adalah analisa
Zoning
Gambar 4.5. Zoning dalam Site
• Area publik, didalamnya terdapat beberapa ruang yaitu: Lobi, Ruang Sauna, Kolam Renang, Joging Track
U
SITE
Lahan Kosong
Makam Pahlawan
GOCI
Lahan Kosong Lahan
• Area semi publik, area ini terdapat pada belakang bangunan. Pada area ini terdapat Office & Cafe.
• Area service terdapat Parkir, Loading Dock, & gudang penyimpanan.
4.3. Analisa Bentuk Dan Tampilan
4.3.1. Bentuk Geometr i Dasa r ( Tipologi )
Setelah kita mendapat hasil dari analisa beberapa faktor terhadap
site, kemudian kita menggabungkan atau mengadaptasikan antara hasil dari
analisa site tersebut dengan diagram abstrak atau hubungan antar ruang yang
telah direncanakan. Keduanya ditempatkan untuk saling menyesuaikan demi
mendapatkan hasil perencanaan yang terbaik.
Bentukan dasar dari bagunan Pusat Kebugaran Tubuh di Surabaya
ini adalah persegi. Bentukan persegi ini ditata berulang sehingga
menyesuaikan dengan bentuk otot abdominis yang membentuk enam kotak
(Six Pack). Berikut adalah proses bentukan yang terjadi.
Gambar 4.6. Transformasi bentukan massa
Dengan mengikuti bentukan diatas, diharapkan dicapai sirkulasi
diharapkan masyarakat awam akan langsung mengerti fungsi dari bangunan
tersebut.
4.3.2. Analisa Tampilan
Dikarenakan suhu udara Surabaya yang panas, maka diperlukan
penyesuaian pada bagunan untuk mengurangi panas agar tidak terlalu
banyak masuk ke bangunan.
Misalkan dengan pemberian vegetasi, sosoran dan kisi-kisi yang
cukup untuk mengurangi terpaan sinar matahari secara langsung, namun
tanpa menghilangkannya sama sekali.
Dilihat dari studi kasus dimana kebanyakan bentuk fasade
merupakan bentuk persegi panjang dan lempeng.
Taman Sport Mansion Club Nirwana Atlas Sport Club
Dengan melihat dari studi kasus di Atlas Sport Club dan Taman Sport
Mansion Club Nirwana menerapkan untuk pengaplikasian
lempeng-lempeng dan bentukan persegi juga segitiga yang di terapkan pada bagian
depan bangunan,
Gambar 4.8. Sketsa Tampilan bagian depan pangunan
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
Dalam sebuah proses perancangan, diperlukan adanya analisa dan
pembuatan konsep yang didasari atas hasil analisa yang di dalamnya terdapat
penyelesaian – penyelesaian terhadap permasalahan yang ada tersebut. Dalam bab
ini akan dijelaskan mengenai analisa dan konsep rancangan yang diambil untuk
diterapkan pada Pusat Kebugaran Tubuh di Surabaya ini.
Tema rancangan yang diambil adalah Six Pack, dimana istilah Six Pack
mempunyai pengertian khusus yaitu: bentuk otot yang menyerupai susunan enam
kotak pada bagian perut atau abdominal yang mempunyai definisi dan ketajaman
yang jelas dan simetris, sehingga tubuh dapat sesuai dengan apa yang di
cita-citakan atau di inginkan.
Dari Tema diatas ditentukan pula Konsep Rancangan, yakni Metafora.
Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Architecture”; “Suatu
cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga
dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam
pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek dengan subyek lain,
mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain.”
Ada tiga kategori dari metafora yaitu :
• Intangible Metaphor
Those in which the metaphorical departure for the creation is a concept, an
idea, a human condition, or a particular quality (individuality, naturalnees,
community, tradition, culture).
• Tangible Metaphors
Those in which the metaphorical departure stems strictly from some visual or
material character (a house as a castle, the roof of a temple as the sky).
• Combined Metaphors
Those in which the conceptual and the visual overlap as ingredients of the
point of departure, and the visual is excuse to detect the virtue, the qualities an