• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUSAT KEBUGARAN TUBUH DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PUSAT KEBUGARAN TUBUH DI SURABAYA."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

” PUSAT KEBUGARAN TUBUH DI SURABAYA”

untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

Diajukan oleh :

ARIE CHARLES DE FRETES

0651010005

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ” VETERAN”

(2)

TUGAS AKHIR

PUSAT KEBUGARAN TUBUH DI SURABAYA

Dipersiapkan dan disusun oleh :

ARIE CHARLES de FRETES

0651010005

Telah dipertahankan didepan tim penguji Pada tanggal : 18 November 2011

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana (S-1)

Tanggal : 27 November 2011

Ir. Naniek Ratni JAR., M.Kes NIP. 19590729 198603 2 00 1

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Pembimbing Utama

Ir. Syaifuddin Zuhri, MT. NIP. 19621019 199403 1 00 1

Pembimbing Pendamping

Muhammad Pranoto S., ST, MT. NPTY. 3 7312 06 0215 1

Penguji

Ir. Eva El viana, MT. NPTY. 3 6604 94 0032 1

Dr. Ir. Pancawati Dewi, MT NPTY. 3 6705 94 0033 1

(3)

BERITA ACARA SIDANG LISAN TUGAS AKHIR

PERIODE I SEMESTER GASAL 2011-2012

Telah dilaksanakan sidang lisan Tugas Akhir, Atas Nama Arie Charles de Fretes dengan

judul Pusat Kebugaran Tubuh di Surabaya, pada :

Hari / tanggal : Jumat, 18 Oktober 2011

Jam : 08.00 – 10.00 WIB

Tempat : Ruang Studio Tugas Akhir

Dengan

Dosen Penguji I : Dr. Ir. Pancawati Dewi, MT.

Dosen Penguji II : Ir. Eva Elviana, MT.

Dosen Penguji III : Ir. Muchlisiniyati Safeyah, MT.

Moderator : Ir. Syaifuddin Zuhri, MT

Notulen : Dwie Rhukmanasari B (0751010053)

Proses tanya jawab

Dosen Penguji I : Dr . Ir . Pancawati Dewi, MT.

Tanya : Tolong dijelaskandefinisi tempat kebugaran?!

Jawab : kebugaran adalah dimana cara seseorang menjadi bugar kembali.

Tanya : Dengan cara apa?

Jawab : Dengan cara SPA, sauna, fitnes, renang, areobik.

Tanya : Kenapa kolam renang menjadi area publik? Dan posisinya apa dalam

pusat kebugaran?

(4)

Tanya : Tahapan apa yang seharusnya dipakai dalam pusat kebugaran?

Jawab : Tahapan yang dipakai dalam Pusat Kebugaran ada 3 yakni Olahraga

Pemanasan untuk peregangan otot, olahraga inti, dan olahraga pendinginan

untuk merelaksasikan pikiran dan tubuh agar manfaat fisik,psikis dan sosial

dapat tercapai.

Tanya : Loading dock untuk siapa? Kemana?

Jawab : Untuk karyawan di area servis agar dapat melakukan pekerjaannya

menaikkan dan menurunkan barang-barang dari ruang fitness, aerobik, dan

futsal

Saran : Organisasi anda kurang jelas, dan keadaan foto pada portofolio anda juga

kurang jelas, tolong diperbaiki lagi.

Jawab : iya bu, terimakasih atas saran-sarannya.

Dosen Penguji II : Ir. Eva Elviana, MT.

Tanya : Bagaimana anda menyusun pola ruang, apa ada pola khusus?

Jawab : Pola ruang didasari oleh pengguna fasilitas yang berada dalam pusat kebugaran,

disini saya menggunakan pola ruang menyebar dimana pengguna berangkat dari

satu titik (lobi) menuju ke fasilitas-fasilitas yang dituju.

Tanya : Dasar pemikirannya apa? Apakah berdasarkan tahap pendinginan?

Jawab : Dasar pemikirannya berupa tahap-tahap yang digunakan dalam pusat kebugaran

contoh pemanasan, olahraga inti dan berakhir di olahraga pendinginan (relaksasi)

Tanya : Mengapa anda memilih lokasi di Surabaya bagian barat?

(5)

Tanya : Apakah ada pertimbangan lain?

Jawab : Karena lokasinya strategis.

Saran : Kawasan Surabaya Barat merupakan dalam tahap perkembangan.

Tanya : Apa perbedaan sport club yang anda buat dengan yang lain?

Jawab : Perbedaan yang pertama jelas fasilitasnya lebih lengkap dibanding pusat

kebugaran lain yang hanya menampung beberapa fasilitas saja, dilihat dari

aspek-aspek jarak,waktu dan tujuan, dengan adanya fasilitas-fasilitas

tersebut para pengguna bangunan dapat lebih mudah menjangkaunya.

Tanya : Apa pertimbangan anda menyediakan lapangan futsal?

Jawab : Karena di tempat kebugaran lain tidak tersedia fasilitas ini.

Tanya : Bagaimana jaraknya dengan sport club yang lain?

Jawab : Jaraknya cukup jauh bu.

Tanya : Apa upaya rancangan sebagai lendmark?

Jawab : Fasilitasnya bu.

Tanya : Dari sisi tampilannya bagaimana?

Jawab : Dibuat berbeda dengan bangunan sekitarnya

Tanya : Apa sistem penghawaan pada ruang fitnes?

Jawab : Memakai Penghawaan buatan dengan adanya AC split, blower, dan jendela

yang cukup agar terjadi pertukaran udara yang baik.

Tanya : Untuk sistem penghawaan pada lapangan futsal?

Jawab : Memakai kipas angin dan dibantu dengan adanya ventilasi yang berupa

kisi-kisi

(6)

Jawab : Untuk menghalangi sinar matahari secara langsung

Tanya : Apa yang anda lakukan untuk meredam suara dan getaran pada lapangan

futsal?

Jawab : Untuk meredam suara digunakan rumput sintetis pada lantai lapangan futsal

sedangkan untuk getarannya digunakan jaring-jaring yang membatasi bola

untuk membentur tembok pada lapangan futsal.

Dosen Penguji III : Ir. Muchlisiniyati Safeyah, MT.

Tanya : Lokasi sitenya dimana?

Jawab : Di jalan R. Abdul Wahab Siamin

Tanya : Dimana itu jalan R. Abdul Wahab Siamin?

Jawab : Di Surabaya bagian barat

Tanya : Bagaimana dalam menyikapi aturan bangunan? KDB dan KLB?

Jawab : Dimana Koefisien Dasar Bangunan adalah 60% artinya Bangunan yang

terbangun minimal 60% dari luas lahan. Koefisien Lantai Bangunan

maksimal 3 lantai.

Tanya : Apakah itu 60%? Mengapa 45%?

Jawab : Tidak 60% melainkan 45% dimana 15% nya digunakan sebagai ruang

terbuka dengan adanya joging track dan tanaman perdu.

Tanya : Mengapa GSBnya mundur jauh?

Jawab : Supaya orang bisa lebih melihat bangunan saya bu.

Tanya : Apa yang bisa dilihat dari tampak depan?

(7)

Tanya : Apa yang anda berikan untuk memunculkan kesan pusat kebugaran ini?

Jawab : Apabila hanya dilihat sekilas tidak akan nampak bahwa bangunan ini

merupakan sebuah pusat kebugaran, akan tetapi bila di lihat dan

diperhatikan dengan seksama pada fasad cukup menunjukkan bahwa sebuah

bentuk yang melambangkan six pack yang cenderung dengan bentuk tubuh

yang diinginkan banyak orang.

Tanya : Konsep sirkulasinya apa?

Jawab : Menyebar

Tanya : ceritakan awal mula orang masuk!

Jawab : Pertama masuk menuju drop off, kemudian apabila pengunjung mau parkir

bisa menuju ke parkir ground floor, untuk masuk ke dalam bangunan ada

beberapa akses melalui lift dan tangga darurat, yang terhubung ke lobby dan

bisa langsung ke lantai 2 dan 3, kemudian tangga pada bagian belakang

groundfloor yang menuju langsng kekolam renang.

Tanya : Mengapa menempatkan akses keatas di belakang?

Jawab : Supaya tidak kejauhan.

Tanya : dari konsep six pack apa yang kamu terjemahkan pada bangunan

Jawab : Ada 2 yaitu meliputi luar bangunan dan dalam bangunan. Dari luar bangunan

dengan adanya pengaplikasian otot abdominus (six pack) dilihat dari tampak

depan, samping kiri dan kanan bangunan, dan dari dalam dengan adanya

pengaplikasian bentuk organisasi ruangnya yang merupakan susunan dari otot

(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas segala nikmat dan karunia Tuhan Yesus Kristus

atas semua berkat-Nya, sehingga penyusunan Laporan Tugas Akhir yang berjudul

“Pusat Kebugar an Tubuh di Surabaya” ini dapat terselesaikan dengan baik,

guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik

(S-1) Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur di Surabaya.

Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini juga tidak

terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Bersama ini dengan segala

kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir. Naniek Ratni JAR., M.Kes selaku dekan Fakultas Teknik Sipil dan

Perancanaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Dr. Ir. Pancawati Dewi, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas

Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur.

3. Ir. Syaifuddin Zuhri, MT., selaku Dosen Wali dan Pembimbing I yang telah

menyediakan waktu, tenaga dan bimbingannya didalam penyusunan Tugas

Akhir ini.

4. Muhammad Pranoto S, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

menyediakan waktu, tenaga dan bimbingannya didalam penyusunan Tugas

Akhir ini.

5. Dian Agustin, ST., MT., selaku koordinator LAB Tugas Akhir.

6. Ir. Eva Elviana, MT., Dr. Ir. Pancawati Dewi, MT., Ir. Muchlisiniyati Safeyah,

MT., selaku Dosen Penguji pada Sidang Komprenhensif Tugas Akhir.

7. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

8. Kedua Orang Tua saya yang selalu memberikan semangat, kasih sayang, dan

dukungan baik moril maupun material, serta dukungan doa-doanya, sehingga

saya dapat melalui semua dan dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan

(10)

9. Sahabat-sahabat terbaiku, Boni, Agung, Ganis, Aan, Sufi, Gundul lutfi, si Bos.

Semangat buat raih cita-cita kita!! ( Tim Yahud mantabe)

10.Teman-teman di studio TA.

11.Teman-teman Arch’04, Arch’05, Arch’07, Arch’08.

12.Pihak-pihak lain yang telah memberikan bantuan, pengarahan, dan

dukungannya.

Dalam kesempatan ini penulis juga memohon maaf apabila terdapat

banyak kekurangan maupun kesalahan dalam menyusun laporan ini. Oleh karena

itu, penulis membuka diri untuk menerima kritik dan saran guna adanya perbaikan

yang berarti agar hasil yang tercapai dapat lebih baik lagi.

Akhir kata, semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang

membacanya.

Surabaya, Juni 2011

(11)

DAFTAR ISI

Bab II Tinjauan Obyek Rancangan 2.1. Tinjauan Umum Perancangan ... 8

2.1.1. Pengertian Judul Proyek Tugas Akhir ... 8

2.1.2. Studi Literatur ... 8

2.1.3. Studi Kasus ... 13

2.1.4 Analisa Hasil Studi ... 25

2.2. Tinjauan Khusus Perancangan ... 26

2.2.1. Lingkup Pelayanan ... 26

2.2.2. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang ... 26

2.2.3. Perhitungan Luas Ruang ... 26

(12)

Bab III Tinjauan Lokasi Perancangan

3.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi ... 32

3.2. Penetapan Lokasi ... 34

3.3. Kondisi Fisik Lokasi ... 37

3.3.1. Eksisting Site ... 37

3.3.2. Aksesibilitas ... 39

3.3.3. Potensi Lingkungan/Site ... 40

3.3.4. Infrastruktur Kota ... 41

3.3.5. Peraturan Bangunan Setempat ... 43

Bab IV Analisa Perancangan 4.1. Analisa Ruang ... 44

4.1.1. Organisasi Ruang ... 44

4.1.2. Hubungan Ruang ... 46

4.1.3. Pola Sirkulasi Dalam Ruang ... 46

4.1.4. Diagram Abstrak ... 47

4.2. Analisa Site ... 47

4.2.1. Analisa Aksesibilitas ... 47

4.2.2. Analisa Iklim ... 48

4.2.3. Analisa Kondisi Lingkungan ... 52

4.2.4. Analisa Zoning ... 52

4.3. Analisa Bentuk dan Tampilan... 53

4.3.1. Bentuk Geometri Dasar ... 53

4.3.2. Analisa Tampilan ... 54

Bab V Konsep Perancangan 5.1. Konsep Tapak ... 58

5.1.1. Konsep Zoning ... 58

5.1.2. Konsep Bentukan Massa ... 58

5.1.3. Konsep Orientasi Massa Bangunan ... 60

(13)

5.2. Konsep Tampilan Bangunan

5.2.1. Konsep Bentukan ... 61

5.2.2. Konsep Fasade... 62

5.3. Konsep Ruang Dalam... 63

BAB VI Aplikasi Rancangan 6.1. Aplikasi Tapak ... 64

6.1.1. Aplikasi Zoning ... 64

6.1.2. Aplikasi Bentukan Massa ... 65

6.1.3. Aplikasi Orientasi Massa Bangunan ... 65

6.1.4. Aplikasi Entrance ... 66

6.2. Konsep Tampilan Bangunan... 68

6.2.1. Aplikasi Bentukan ... 68

6.2.2. Aplikasi Fasade ... 69

6.3. Aplikasi Ruang Dalam ... 70

Daftar Pustaka ... 71

(14)

DAF TAR GAMBAR

Gambar 2.1. Gerakan Senam ... 10

Gambar 2.2. Jarak Bebas Manusia ... 10

Gambar 2.3. Gerakan Bersepeda ... 11

Gambar 2.4. Gerakan Memperkuat Otot ... 11

Gambar 2.5. Ruang Sauna ... 12

Gambar 2.6. Jarak Bebas ... 12

Gambar 2.7. Ukuran Sauna ... 12

Gambar 2.8. Tampak Atlas Sport ... 15

Gambar 2.9. Sketsa Tampak... 15

Gambar 2.10. Lobby ... 16

Gambar 2.11. Kolam Renang ... 17

Gambar 2.12. Ruang Senam ... 17

Gambar 2.13. Denah R. Senam ... 17

Gambar 2.14. Ruang Tennis Meja ... 18

Gambar 2.15. Ukuran Meja ... 18

Gambar 2.16. Ruang Squash ... 18

Gambar 2.17. Denah Ruang Squash ... 18

Gambar 2.18. Ruang Squash ... 19

Gambar 2.19. Ruang Fitness ... 19

Gambar 2.20. Denah Ruang Fitness ... 19

Gambar 2.21. Taman Mansion ... 22

Gambar 2.22. Sketsa Tampak Taman Mansion... 23

Gambar 2.23. Resepsionis ... 24

Gambar 2.24. Kolam Renang ... 24

Gambar 2.25. Ruang Tenis Meja ... 25

Gambar 3.1. Peta Batas Wilayah ... 32

Gambar 3.2. Peta Lokasi Peruntukan Kecamatan Dukuh Pakis ... 35

Gambar 3.3. Peta Lokasi Site secara Mikro Jalan Abdul Wahab Siamin ... 35

(15)

Gambar 3.5. Peta Garis Lokasi Jl. Abdul Wahab Siamin, Dukuh Pakis ... 37

Gambar 3.6. Foto Keadaan Tanah di lokasi Jl. Abdul Wahab Siamin ... 38

Gambar 3.7. Foto Keadaan Vegetasi di lokasi Jl. Abdul Wahab Siamin ... 39

Gambar 3.8. Foto Keadaan Jalan ... 39

Gambar 3.9. Foto Tampilan GOCI Mall ... 40

Gambar 3.10. Foto Perumahan Monaco ... 40

Gambar 3.11. Foto Tampilan Ruko ... 41

Gambar 3.12. Foto Tampilan Mc Donalds ... 41

Gambar 3.13. Jaringan Listrik ... 42

Gambar 3.14 Kondisi Persampahan... 43

Gambar 4.1. Sketsa alur sirkulasi menuju Site ... 48

Gambar 4.2. Ilustrasi Wind Break... 50

Gambar 4.3. Kisi-kisi untuk mengurangi radiasi panas matahari... 51

Gambar 4.4. Lokasi Site, Orientasi massa bangunan ... 52

Gambar 4.5. Zoning dalam Site ... 52

Gambar 4.6. Transformasi bentukan massa ... 53

Gambar 4.7. Analisa Tampilan ... 54

Gambar 4.8. Sketsa Tampilan bagian depan bangunan ... 55

Gambar 4.9. Sketsa Tampilan bagian belakang bangunan ... 55

Gambar 5.1. Otot-otot Perut ... 57

Gambar 5.2. Zoning ... 58

Gambar 5.3. Konsep Bentuk ... 59

Gambar 5.4. Aplikasi Konsep Otot Rectus Abdominus ... 59

Gambar 5.5. Aplikasi Konsep Otot Transverse Abdominus ... 59

Gambar 5.6. Aplikasi Konsep Tulang Iga ... 60

Gambar 5.7. Konsep untuk mengurangi terpaan sinar matahari ... 60

Gambar 5.8. Konsep Entrance ... 61

Gambar 5.9. Konsep Bentukan ... 62

Gambar 5.10. Konsep Fasad... 62

Gambar 5.11. Salah satu motif Interior ... 63

(16)

Gambar 6.2. Site Plan ... 65

Gambar 6.3. Tampak Bangunan ... 65

Gambar 6.4. ACP pada Tampak Bangunan ... 66

Gambar 6.5. Polycarbonat pada Kolam Renang ... 66

Gambar 6.6. In & Out serta Open Space di depan Site... 67

Gambar 6.7. Drop Off & Parkir Groundfloor ... 67

Gambar 6.8. Aplikasi Bentukan ... 68

Gambar 6.9. Aplikasi Fasade ... 69

Gambar 6.11. Aplikasi Interior Fitnes ... 70

(17)

DAF TAR TABEL

Tabel 1.1. Jumlah Anggota Pusat Kebugaran Tubuh Di Surabaya ... 1

Tabel 1.2. Rata-rata Pendapatan RT/bln di Surabaya Tahun 2007 ... 3

Tabel 2.1. Keterangan ukuran Jarak R. Senam ... 10

Tabel 2.2 Keterangan Ukuran Ruang Fitness... 11

Tabel 2.3 Keterangan Ukuran Jarak Dalam Ruang Sauna ... 12

Tabel 2.4. Aktifitas pemakai bangunan di Atlas Sport Club ... 13

Tabel 2.5. Besaran ruang Olah Raga pada Atlas Sport Club ... 14

Tabel 2.6. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang ... 26

Tabel 2.7. Perhitungan luas ruang pada Pusat Kebugaran Tubuh ... 26

(18)

DAFTAR BAGAN/SKEMA/DIAGRAM

Diagram 1.1. Bagan Tahapan Rancangan ... 6

Skema 2.1 Hubungan antar ruang pada Atlas Sport Club lantai 1 ... 14

Skema 2.2 Hubungan antar ruang pada Atlas Sport Club lantai 2 ... 15

Skema 2.3. Struktur Organisasi ... 20

Skema 2.4. Hubungan antar ruang pada Taman Mansion Sport Club lantai 1 .. 21

Skema 2.5. Hubungan antar Ruang lantai 2 ... 22

Diagram 4.1. Organisasi Ruang Lt.1 ... 45

Diagram 4.2. Organisasi Ruang Lt.2 ... 45

Diagram 4.3. Organisasi Ruang Lt.3 ... 45

Diagram 4.4. Hubungan Ruang Lt.1 ... 46

Diagram 4.5. Hubungan Ruang Lt.2 ... 46

Diagram 4.6. Hubungan Ruang Lt.3 ... 46

Diagram 4.7. Diagram Abstrak ... 47

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu fenomena yang sedang menjamur di kalangan masyarakat di

Surabaya adalah menghabiskan waktu luang mereka, baik di tempat kebugaran

atau tempat-tempat hiburan lain. Hal itu didukung oleh suasana pada tempat

kebugaran yang membuat mereka merasa lebih rileks dan sehat, entah itu sekedar

berkumpul dengan teman, atau untuk menjamu klien dan relasi bisnis mereka.

Usulan tugas akhir ini membahas tentang Pusat Kebugaran yang mampu

mewadahi aktifitas anggotanya. Bisnis kebugaran kini bersaing semakin ketat. Hal

ini merupakan refleksi dari berkembangnya gaya hidup masyarakat untuk

meningkatkan kesehatan. Peluang tersebut cukup mampu ditangkap para pebisnis

lokal.

Maraknya pusat-pusat kebugaran di kota-kota besar telah menyebabkan

bisnis kebugaran mengalami persaingan yang sangat ketat. Di Jakarta masyarakat

dimanjakan dengan beragamnya pusat-pusat kebugaran yang hadir di mal-mal

maupun di pusat-pusat perkantoran. Pusat-pusat kebugaran di Kota Surabaya juga

mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Meskipun tidak sepesat di

Jakarta, namun bisnis kebugaran di Kota Surabaya juga mengalami persaingan

yang cukup ketat.

Tabel 1.1. Jumlah Anggota Pusat Kebugaran Tubuh Di Surabaya

Nama pusat dalam pusat kebugar an

tubuh

J umlah member keselur uhan

wilayah

(20)

Fitness First 2005 400 orang ±900 orang Ngagel

Celebrity Fitness 2006 250 orang ±500 orang Perumahan Galaxy Mall

sumber: Pusat Kebugaran dan Kecantikan Wanita di Surabaya oleh Anik Juniwati, Universitas Kristen Petra

Saat ini di Surabaya telah banyak usaha jasa sejenis yang ditawarkan ke

konsumen, tetapi belum ada tempat yang dapat menampung semua aktifitas

tersebut dalam satu tempat. Biasanya tempat usaha tersebut berdiri sendiri-sendiri.

Untuk pelayanan kebugaran orang biasanya datang ke sport center, sedangkan

untuk mendapat pelayanan perawatan tubuh (spa) orang datang ke salon-salon,

dan untuk hiburan dan refreshing mereka biasanya ke bioskop, cafe, atau tempat

karaoke.

Sebenamya ketiga aktifitas tersebut memiliki kaitan yang cukup erat,

dimana orang tidak hanya butuh olah raga fisik, tetapi mereka juga butuh

perawatan tubuh dan hiburan untuk menghilangkan rasa penat dan stres akibat

padatnya pekerjaan mereka dan tempat untuk refreshing bersama keluarga. Oleh

karena itu usaha ini sangat memungkinkan untuk dijalankan dan memiliki masa

depan yang baik mengingat masyarakat semakin selektif dan kritis dalam

menentukan tempat yang dapat memberikan manfaat yang besar bagi mereka.

Usaha ini membidik pelanggan, khususnya para kalangan masyarakat yang

membutuhkan tempat untuk menghilangkan stress, menyegarkan tubuh, dan

tempat bersantai. Kriteria yang ditarget adalah masyarakat kelas menengah ke atas

dengan tingkat penghasilan di atas Rp 4-6 juta sebulan. Hal ini dilihat dari

pembagian kelas sosial yang disertai dengan pengelompokan berdasarkan daya

beli atau penghasilan individu yang disandang masing-masing kelas.

Ciri-ciri pasar Fitness High Class ini berdasarkan segmentasi dibagi menjadi

tiga faktor, yaitu faktor geografis, faktor demografis, dan faktor psikografis.

Untuk faktor geografis fitness high class membidik masyarakat yang ada di

seluruh Surabaya, khususnya yang mempunyai perumahan di daerah Surabaya

(21)

Hill, dan Darmo Harapan, karena di wilayah ini terdapat banyak sekali perumahan

kalangan menengah ke atas bila dibandingkan dengan wilayah Surabaya lainnya.

Sedangkan untuk faktor demografi segmen Fitness High Class adalah

masyarakat yang mempunyai tingkat pendapatan diatas Rp 4-6 juta dan

merupakan golongan menengah ke atas. Hal ini juga ditambah dengan faktor usia

dan pekerjaan, usia di sini mulai dari anak-anak hingga pada dewasa dapat

menjadi konsumen dari usaha ini. Untuk pekerjaan adalah mereka yang

mempunyai jabatan sebagai manajer dalam sebuah perusahaan.

Kebutuhan pasar dikelompokkan menurut gaya hidup serta kebiasaan yang

ada. Dalam faktor ini pasar club fitness adalah konsumen yang memiliki gaya

hidup cukup mewah dan suka menikmati hiburan, kebugaran, perawatan tubuh

dan orang-orang yang ingin mencari olahraga dan hiburan alternatif dalam satu

tempat.

Tabel 1.2. Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga perbulan di Surabaya Tahun 2007

Sumber Kasali : 2007:212-21

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dengan

jumlah responden 5.216, terdapat 23,29% rumah tangga yang mempunyai

pendapatan di atas Rp. 1.250.000,- yaitu sebanyak 1.215 rumah tangga. Jadi

Fitness High Class menguasai pasar sebesar 20% sebanyak 243 rumah tangga.

Golongan Kelas Rata-r ata Penghasilan

Keluar ga Per bulan

(22)

Disamping pertumbuhan ekonomi yang semakin baik, pergeseran populasi

juga sangat mempengaruhi munculnya tempat-tempat tersebut. Sekarang ini

jumlah anak-anak muda lebih banyak dibandingkan jumlah orang tua,

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2001 Provinsi Jawa Timur

jumlah penduduk umur 0-14 tahun sekitar 25,30%, penduduk umur 15-64 tahun

sekitar 67,42%, sedangkan penduduk umur 65 tahun ke atas sekitar 6,34%. Dari

data di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk di Provinsi Jawa Timur

mayoritas di usia produktif antara umur 15-64 tahun.

Karena jumlah penduduk di Provinsi Jawa Timur mayoritas pada usia

produktif menyebabkan sekarang ini banyak sekali bermunculan tempat-tempat

penyegaran/refreshing, kebugaran, dan hiburan yang sejenis untuk menampung

minat anak-anak muda jaman sekarang yang sangat menyukai tempat-tempat

seperti itu.

Ini dibuktikan dengan banyaknya pengunjung yang datang ke tempat-tempat

penyegaran/refreshing, kebugaran, dan hiburan tersebut setiap harinya,

pengunjung yang datang akan meningkat jumlahnya terutama pada hari Sabtu,

dan Minggu. Hal tersebut merupakan salah satu bukti bahwa tempat-tempat

tersebut sudah mulai dijadikan oleh masyarakat Surabaya sebagai tempat tujuan

penyegaran/refreshing, menjaga kebugaran, dan tempat untuk mendapatkan

hiburan.

1.2. Maksud dan Tujuan Perancangan

Maksud dari perancangan Pusat Kebugaran Tubuh ini adalah untuk

menyediakan wadah sebagai tempat untuk melatih dan mengolah tubuh bagi

semua kalangan dengan berbagai kelebihan fasilitas lain daripada pusat kebugaran

yang telah ada di Surabaya ini khususnya. Dari maksud diatas maka tujuan

perancangan adalah :

a. Merancang pusat kebugaran tubuh yang memiliki fasilitas lebih lengkap

(kolam renang, fitnes, aerobik, futsal dan joging track) dibandingkan pusat

kebugaran lain.

(23)

c. Meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani melalui pusat

kebugaran dari peralatan olah raga, fasilitas dan pelayanannya.

d. Dapat mengembangkan usaha dalam bidang kesehatan.

1.3. Batasan dan Asumsi

1.3.1. Batasan

Untuk menghindari permasalahan yang ada agar tidak melebar, sehingga

dapat merambat pada masalah – masalah yang tidak perlu dibahas maka perlu

adanya batasan – batasan yang melingkupi permasalahan yang ada didalam ruang

lingkup pembahasan pada Pusat Kebugaran Tubuh di Surabaya, yang meliputi :

• Perencanaan dan perancangan arsitektur lebih di titik beratkan pada perancangan fisik dan fungsi bangunan.

• Sistem struktur dan utilitas tidak dibahas secara detail tetapi dipakai sebagai bahan pertimbangan.

• Penentuan lokasi sesuai dengan tata guna lahan yang telah ditentukan dalam master plan kota Surabaya dan rencana detail tata ruang kota.

1.3.2. Asumsi

Pada Pusat Kebugaran Tubuh ini terdapat beberapa asumsi, yaitu :

• Waktu operasional Pusat Kebugaran ini dimulai pukul 07.00 – 21.00 WIB, khusus untuk futsal sampai pukul 23.00 WIB.

• Untuk Fitnes, Aerobik dan Kolam Renang, ada 7 shift dimana tiap shift lamanya 2 jam.

• Untuk Futsal ada 8 shift dimana tiap shift lamanya 2 jam.

1.4. Tahapan Per ancangan

Sub bab Tahapan Rancangan disini menjelaskan secara skematik tentang

urutan yang dilakukan penyusun dalam menyusun laporan mulai dari tahap

pemilihan judul sampai dengan laporan selesai untuk kemudian diaplikasikan

(24)

Diagram 1. 1. Bagan Tahapan Rancangan

1.5. Sistematika Lapor an

Untuk mendapatkan pengertian dan pemahaman yang sama tentang Pusat

Kebugaran Tubuh di Surabaya ini, maka penyajian laporan ini menggunakan

sistematika sebagai berikut :

BAB I :

Pendahuluan, yang menjabarkan mengenai latar belakang pemilihan judul proyek

tugas akhir, maksud dan tujuan, ruang lingkup perancangan, metode perancangan,

sistematika laporan.

Pengumpulan data

Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah

Rumusan Konsep

Aplikasi Perancangan Gambar

Judul “ Pusat Kebugaran Tubuh di Surabaya”

Data Lapangan / Empirik

Data Literatur / Studi kasus

Data Site / Lokasi

Analisa Study

kasus Analisa Tema Analisa Site

(25)

BAB II :

Tinjauan proyek, menjabarkan tentang Pengertian Judul, Studi Kasus yang

berkaitan dengan proyek dimana menyangkut tentang aspek kualitas dan kuantitas

serta persyaratan proyek. Tinjauan khusus obyek rancangan membahas batasan

dan asumsi, lingkup pelayanan, aktifitas dan kebutuhan ruang, serta

pengelompokan ruang.

BAB III :

Tinjauan Lokasi perancangan yang menjabarkan tentang, latar belakang pemilihan

lokasi, penetapan lokasi, keadaan fisik lokasi, aksesibilitas, potensi bangunan

sekitar dan infrastruktur kota.

BAB IV :

Analisa Perancangan, menjabarkan analisa perancangan dimana didalamnya

terdapat tema yang diinginkan dalam rancangan.

BAB V :

Konsep Perancangan, pada tahap ini, pendekatan–pendekatan dalam perancangan

akan mulai direalisasikan. Dengan pendekatan desain, hasil akhir dari

perancangan diharapkan akan sesuai dengan gambaran pada bab awal.

BAB VI :

Aplikasi Rancangan, akan tervisualisasi dengan bentuk gambar denah, tampak,

potongan, lay out plan, site plan, serta maket sebagai bentukan 3 dimensi dari

(26)

BAB II

TINJ AUAN OBYEK PERANCANGAN

2.1. Tinjauan Umum

2.1.1. Penger tian J udul Pr oyek Tugas Ak hir

Proyek ini adalah Pusat Kebugaran Tubuhdi Surabaya. Mengandung kata–

kata yang artinya adalah sebagai berikut :

Menurut (Poerwodharminta,1987), disimpulkan bahwa Pusat Kebugaran

Tubuh di Surabaya adalah suatu bentuk pelatihan yang mempunyai tujuan

khusus yaitu dapat memberikan kesehatan jasmani maupun rohani yang

diwadahi oleh suatu bangunan dan yang didirikan di kota Surabaya

2.1.2. Studi Liter atur

2.1.2.1. Definisi/Penger tian Kebugar an Tubuh

Kebugaran adalah keadaan tubuh berada dalam kondisi yang fit dan sehat.

Untuk menjadi keadaan tersebut dapat di lakukan dengan berolahraga dan

rekreasi.

Terdapat 4 komponen yang termasuk latihan kebugaran untuk mendapatkan

vitalitas tubuh dan kesegaran jasmani yaitu :

1. Ketahanan jantung dan peredaran darah

Merupakan komponen utama dalam usaha untuk mengembalikan

kesegaran fisik tubuh. Alat yang dapat menunjang ketahanan jantung

berupa SU 70 Computerized Exercise Bike, alat ini mampu menahan

beban pemakai sampai 181 kg dan dilengkapi dengan display digital

denyut jantung

2. Kekuatan

Merupakan kemampuan maksimal seseorang dalam mengangkat beban

untuk menguatkan otot yang dilakukan dengan cara latihan beban

(27)

Cabble Crossove

Alat ini berfungsi untuk membentuk otot-otot pada lengan termasuk

biceps dan triceps, bias juga untuk membantu mengoptimalkan

pembentukan otot dada bagian dalam dan luar. Cara kerjanya dengan

menarik kabel yang belakangnya diberi pemberat yang disesuaikan

dengan kemampuan.

3. Ketahanan otot

Ketahanan otot sangat erat hubungannya dengan kekuatan, untuk

melakukan suatu kontraksi dalam waktu yang lama, latihan ini dilakukan

dengan latihan beban ringan. Latihan ini dapat dilakukan dengan alat

Leg Curl/Leg Extension. Alat ini berfungsi membentuk otot-otot betis

4. Kelenturan

Dibutuhkan tubuh untuk mencegah terjadinya cidera dan menjaga tulang

rangka tubuh agar tetap tegak. Latihan yang harus dilakukan untuk

memelihara kelenturan tersebut adalah pergerakan sendi secara teratur

dan kontinyu. Olahraga yang dapat menjaga kelenuran tubuh adalah

renang dan senam.

2.1.2.2. Ber olah Raga

Banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan kebugaran

misalnya dengan melakukan massage, mandi uap (sauna) dan berolah raga.

Berolah raga adalah salah sati alternatif paling efektif dan aman untuk

memperoleh kebugaran, sebab olahraga mempunyai multi manfaat antara

lain adalah sebagai berikut :

• Manfaat Fisik : meningkatkan komponen tubuh agar lebih bugar.

• Manfaat Psikis : tahan terhadap setres dan lebih mampu berkonsentrasi.

• Manfaat Sosial : menambah rasa percaya diri. Olahraga dapat di kategorikan menjadi 2 bagian yaitu :

1 Olahraga Kompetisi

Olah Raga kompetisi adalah olah raga dimana terdapat sistem

(28)

yang mempertemukan setiap peserta dengan peserta lainnya secara

lengkap. Sebagai contoh, dalam suatu turnamen Futsal dengan 5 peserta,

setiap peserta akan bertemu/bertanding dengan 5 peserta lainnya.

2 Olahraga Permainan

Olahraga permainan adalah olahraga yang dilakukan dengan tujuan

memainkan suatu benda atau alat yang sifatnya menyenangkan hati.

2.1.2.3. Standar t alat dan Lapangan.

A. Ruang Senam atau Dansa

• Berdiri tegak.

• Berdiri tegak merentang kedua tangan

• Berdiri tegak dengan kedua tangan diatas

Tabel 2.1. Keterangan ukuran Jarak R. Senam

Inci (in) Sent imet er (cm)

A 65 – 80 165,1 – 203,2

B 61 – 88 154,9 – 223,5

C 31 – 37 78,7 – 94,0

D 29 – 41 73,7 – 104,1

(29)

E 3 – 6 7,6 – 15,2

F 144 365,8

G 120 304,8

B. Ruang Fitness

Terdapat berbagai macam bentuk dan ukuran yang berbeda tergantung

dari alat fitness itu sendiri.

Tabel 2.2 Keterangan Ukuran Ruang Fitness

Inci (in) Sent imet er (cm)

(30)

C. Ruang Sauna

Untuk ruang sauna 3 ruang dapat diisi satu sampai lina orang dengan

posisi :

• Duduk tegak

• Duduk bersandar

• Tidur

Gambar 2.5. Ruang Sauna Gambar 2.6. Jarak Bebas

(31)

Tabel 2.3 Keterangan Ukuran Jarak Dalam Ruang Sauna

2.1.3. Studi Kasus

2.1.3.1. Atlas Spor t Club Surabaya

A. Lokasi Atlas Sport Centre ini terletak di jalan Dharmahusada Indah

Barat III/64-66 (dikawasan Perumahan Dharmahusada Indah Surabaya).

B. Fungsi dari bangunan ini adalah sebagai tempat untuk melakukan olah

raga sekaligus sebagai tempat hiburan.

C. Jumlah bangunan satu massa (Single Building) dengan ketinggian 2

lantai.

D. Aktifitas dan Fasilitas

Tabel 2.4. Aktifitas yang menyangkut bagi pemakai bangunan di Atlas Sport Club

NO. FASILITAS PEMAKAI

BANGUNAN AKTIFITAS

1. Kolam renang tertutup 2. Sauna

3. Indoor Joging Track 4. Aerobic

5. Tennis meja 6. Fitnnes 7. Squash

1. Pengunjung 1. Berenang

2. Menghangatkan badan 3. Berlari

4. Senam

(32)

2. Cafetaria 4. Menyaring air kolam 5. Menyimpan barang 6. Memarkir kendaraan

E. Besaran Ruang Olah Raga

Tabel 2.5. Besaran ruang Olah Raga pada Atlas Sport Club

FASILITAS BESARAN KAPASITAS Ruang Aerobic ± 262 m2 60 orang (per orang = 4,3 m2)

F. Tampilan / Bentuk massa bangunan

• Hubungan antar ruang

(33)

Skema 2.2 Hubungan antar ruang pada Atlas Sport Club lantai 2

• Model

Model bangunan Atlas Sport Club ini memanjang yang menyerupai bentuk

persegi panjang.

Bentukan Atlas Sport Club menggunakan konsep gaya Tropis Modern :

- Bentukan geometris yang dipadu dengan atap sosoran.

- Bentukan bangunan tanpa ornamen.

- Bentukan bangunan yang simplifikasi.

• Penyelidikan Detail Tampilan

Tampilan Atlas Sport Club bersifat semi terbuka hal ini tampak jelas pada

bagian dinding yaitu dinding lantai 2 yang didesain dengan bahan kaca dan

dikombinasi dengan kolom-kolom beton.

(34)

G. Stuktur Bangunan

Atlas Sport Club menggunakan struktur rangka beton dengan ketinggian 2 lantai.

• Pondasi menggunakan pondasi beton.

• Bahan / Material

- Dinding menggunakan batu bata yang diplester dan difinising cat.

- Untuk dinding musik room menggunakan kayu sebagai peredam.

- Untuk dinding aerobik dan fitness menggunakan bahan kaca.

- Untuk atap kolam renang menggunakan material beton (atap dak).

- Untuk fasilitas lain menggunakan atap genteng.

H. Suasana Ruang Dalam

• Lobby

Suasana Lobby yang didesain akrab dengan lingkungan hal ini terlihat

dengan adanya tanaman dalam interior.

• Kolam Renang

Kolam renang indoor mempunyai kesan pribadi / privat dan tenang. Fasilitas

kolam renang yang ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu kolam renang

dewasa, kolam renang anak-anak dan kolam berendam air panas, ini

dimaksudkan agar menjaga keselamatan anak-anak dan anak-anak dapat

berenang dengan nyaman sebab kedalaman antara kolam renang orang

dewasa dan kolam renang anak-anak berbeda. Untuk memberikan kesan

(35)

mewah alami, maka lantai disekitar kolam didesain menggunakan beton

tekstur, lantai dasar kolam renang didesain dengan bahan porselin putih

sehingga menciptakan kesan bersih

• Ruang Aerobik

Lantai aerobik didesain dengan menggunakan motif anyaman sehingga

menarik.

Dinding aerobik didesain sebagian dari kaca untuk memasukkan

pemandangan dari luar ke dalam dan pemanfaatan sinar cahaya matahari

sehingga memberi nuansa segar.

Gambar 2.11. Kolam Renang

(36)

• Ruang Tennis Meja

Plafon pada ruang tennis meja terbuat dari lapisan kayu memberi kesan

alami.

• Ruang Squash

Pada dinding ruang squash terdapat garis horisontal berwarna merah

sehingga memberi kesan luas dan lebar pada ruangan.

• Kafe

Pada ruang kafe tempat makanan didesain dengan bahan kaca hal ini

berguna untuk memberi daya tarik bagi pengunjung sebab pengunjung dapat

melihat secara langsung makanan yang disajikan. Nuansa yang dihadirkan

dalam ruangan ini yaitu bernuansa santai.

Gambar 2.14. Ruang Tennis Meja Gambar 2.15. Ukuran Meja

(37)

• Ruang Fitness

Lantai fitness dirancang dengan menggunakan karpet, dinding sebagian

menggunakan kaca yang menghadap kearah kolam renang, dan ditunjang

dengan peralatan fitness digital, penghawaan AC memberikan kesan mewah

dan eksekutif.

Gambar 2.18. Cafe

(38)

• Struktur Organisasi

Skema 2.3. Struktur Organisasi

I. Kesimpulan

Fasilitas yang digunakan sudah cukup memadai karena semua fasilitas yang

diperlukan tersedia di Atlas Sport Centre. Aktifitas disesuaikan dengan

fungsi dari nama bangunan tersebut yaitu Pusat Kebugaran Olah Raga jadi

aktifitasnya juga berhubungan dengan olah raga.

2.1.3.2. Taman Mansion Spor t Club Nir wana Eksekutif Sur abaya

A. Lokasi Taman Sport Mansion Club Nirwana terletak di jalan Raya

Wonorejo Permai (di Kawasan Perumahan Nirwana Eksekutif

Surabaya).

B. Fungsi dari bangunan ini untuk melakukan kegiatan olah raga dan

tempat penjualan rumah Nirwana Eksekutif karena adanya kantor

(39)

C. Jumlah bangunan satu massa (single building) dengan ketinggian 2

lantai.

D. Fasilitas yang disediakan

• Olah Raga

- Ruang Fitness ± 90 m2 25 alat

- Ruang Aerobik ± 130 m2 ± 30 orang

- Ruang Tennis Meja ± 40 m2 1 meja

- Ruang Squash ± 62,4 m2 1 lapangan

- Lapangan Tennis ± 1186 m2 2 lapangan

- Kolam Renang ± 300 m2 asumsi

• Perkantoran

- Ruang kantor cabang real estate

- Ruang kantor cabang bank

- Ruang pengelola

E. Tampilan / Bentuk Massa Bangunan

• Hubungan antar ruang

(40)

Skema 2.5. Hubungan antar Ruang lantai 2

• Model

Model bangunan Taman Mansion ini geometri yang menyerupai bentuk

kubus.

Bentukan Taman Mansion menggunakan konsep gaya Kolonial, tampak

pada tampilan sosok bangunan yang dihiasi dengan ornamen-ornamen,

adanya sistem kaki, badan dan kepala, skala pintu masuk di luar skala

manusia manambah kesan megah.

(41)

• Penyelesaian Detail Tampilan

Tampilan Taman Mansion terfokus pada 4 kolom yang mempertegas

bahwa bangunan ini mencerminkan untuk menghadirkan nuansa

kolonial, selain itu adanya bukaan atau jendela yang berukuran besar

serta banyak terdapat ornamen-ornamen.

F. Tampilan / Bentuk Massa Bangunan

Struktur pada Taman Mansion sport Club menggunakan struktur rangka

beton.

Dinding terbuat dari susunan batu bata yang diplester dengan finishing cat

warna putih. Untuk pondasi menggunakan pondasi beton sedang untuk atap

menggunakan atap genteng.

G. Suasana Ruang Dalam

• Resepsi pada Hall Utama

Suasana pada Hall utama terkesan megah dengan pola keseimbangan

simetris serta adanya tangga yang menghubungkan lantai 1 dengan lantai

2 yang berbentuk menyerupai huruf X.

(42)

• Kolam Renang

Nuansa kolam renang yang terasa alami karena terdapat pohon-pohon

yang mengelilingi kolam serta adanya patung yang menambah nuansa

seni yang tinggi.

• Ruang Tennis Meja

Nuansa kolonial nampak pada ruang tennis meja karena pintu dan

jendela pada ruangan ini berskala besar serta didukung oleh bentuk

kusen yang dipadu dengan bentuk setengah lingkaran, selain itu jarak

antara plafon dengan lantai yang cukup tinggi.

Gambar 2.23. Resepsionis

(43)

H. Kesimpulan

• Kelebihan dari Taman Mansion Sport Club yaitu ukuran jendela yang besar karena bernuansa kolonial membuat sirkulasi udara menjadi bebas

dan lancar.

• Kekurangannya yaitu fasilitas yang disediakan kurang lengkap dibanding dengan Atlas Sport Club.

2.1.4. Analisa Hasil Studi

Dari hasil studi literatur dan studi kasus, persyaratan pokok proyek yang

harus dipenuhi antara lain :

• Penghawaan buatan, untuk mengontrol suhu dan kelembaban relative yang sesuai dengan persyaratan ruang dan kebutuhan suhu yang

diperlukan.

• Ventilasi udara, untuk mengatur keluar masuknya udara (sirkulasi) segar sehingga kestabilan proporsi komposisi udara di dalam ruang terjaga.

• Penerangan buatan, untuk memberikan penerangan pada ruang privat yang selalu tertutup tidak bolah ada bukaan yang terlalu besar.

Memberikan penerangan yang sesuai dengan syarat penglihatan dan

tidak tergantung pada keadaan cuaca juga mudah dikontrol.

• Keamanan, pencegahan kerusakan dan kehilangan. Dapat dilakukan secara manual maupun mekanis-elektris.

(44)

• Organisasi ruang dan sirkulasi, penataan ruang berdasarkan kelompok-kelompok kegiatan untuk kemudahan sirkulasi dan keamanan.

2.2. Tinjauan Khusus Per ancangan

2.2.1. Lingkup Pelayanan

Ruang lingkup pelayanan dalam Pusat Kebugaran Tubuh ini meliputi warga

Surabaya dan sekitarnya khususnya bagi golongan menengah ke atas.

2.2.2. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang

Tabel 2.6. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang

No. Aktifitas / Kegiatan Pelaku Fasilitas 1 Sarana Olah Raga 3 Sarana Penunjang

• Administrasi

2.2.3. Per hitungan Luas Ruang

Tabel 2.7. Perhitungan luas ruang pada Pusat Kebugaran Tubuh

(45)

KOLAM RENANG

8.R. Ganti, toilet & loker

(46)

5. Duduk/Lobby (N)

4. Warmfooth pria (N)

5. Warmfooth wanita (N)

6. Fresh air

14.Toilet wanita (N)

(47)

cafe (A)

10.Toilet wanita (N)

(48)

AREA PARKIR

J umlah luasan yang dibutuhkan keselur uhan bangunan ± 17.249,7 m2

Keterangan : (N) NAD : Architects data, by Ernst Neufert, 1980

(H) HSRBD : Hand book of sport and recreational building design.

(T) TSS : time sever standart for building types, by Joseph de chiara and John Hanlock callender, 1974

(A) Asumsi

2.2.4. Pr ogram r uang

Dalam Pemograman ruang terdapat beberapa jenis ruang, yaitu :

• Ruang Olah Raga meliputi : a. Lapangan Futsal

b. Kolam renang

c. Ruang Fitness

d. Ruang Sauna

(49)

• Ruang non Olah Raga meliputi : a. Ruang pengelola

b. ATM centre

c. Lobby

d. Ruang Kafe

(50)

BAB III

TINJ AUAN LOKASI PERANCANGAN

3.1. Latar Belakang Lokasi

Pemilihan lokasi proyek Pusat Kebugaran Tubuh di Surabaya ini dilatar

belakangi oleh banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam mendukung

keberlangsungan proyek kedepan. Berikut adalah beberapa faktor yang menjadi

pertimbangan penetapan pemilihan lokasi dimana lokasi berada di kawasan

perumahan elite. Letak kota Surabaya yaitu 07° 21’ Lintang Selatan dan 112° 54’

Bujur Timur. Kota Surabaya dibagi menjadi lima kawasan yaitu : Surabaya Utara,

Surabaya Timur, Surabaya Pusat, Surabaya Selatan, dan Surabaya Barat. Dengan

luas seluruhnya 326,36 Km². Dengan ketinggian 3-6 meter di atas permukaan laut

(dataran rendah), kecuali di bagian selatan terdapat dua bukit landai di daerah

Lidah dan Gayungan dengan ketinggian 25-50 meter di atas permukaan laut.

Batas-batas Kecamatan Dukuh Pakis terdiri dari :

• Sebelah Utara : Kecamatan Dukuh Kupang

• Sebelah Timur : Kecamatan Wonokromo

• Sebelah Selatan : Kelurahan Gunungsari

• Sebelah Barat : Kelurahan Pradah Kali Kendal

(51)

Aspek-aspek pengembangan Kota Surabaya :

• Surabaya Pusat

Pada Surabaya Pusat, lahan yang ada digunakan sebagai fasilitas

perdagangan, fasilitas umum, kantor pemerintahan. Pada daerah tersebut

aksesibilitas baik, tetapi dengan tingkat kemacetan yang sangat macet.

Infrastruktur pada daerah tersebut dapat dikategorikan baik.

• Surabaya Utara

Pada Surabaya Utara, lahan yang ada digunakan sebagai fasilitas

perdagangan, industri, dan pergudangan. Aksesibilitas dapat dikatakan baik, tetapi

dengan tingkat kemacetan yang sangat macet. Infrastruktur pada daerah tersebut

dapat dikategorikan baik.

• Surabaya Selatan

Pada Surabaya Selatan, lahan yang ada digunakan sebagai fasilitas

perdagangan dan hiburan. Aksesibilitas dapat dikatakan baik, dengan tingkat

kemacetan yang cukup. Infrastruktur pada daerah tersebut dapat dikategorikan

baik.

• Surabaya Timur

Pada Surabaya Timur, lahan yang ada digunakan sebagai fasilitas umum.

Aksesibilitas dapat dikatakan cukup, dengan tingkat kemacetan yang macet.

Infrastruktur pada daerah tersebut dapat dikategorikan masih kurang.

• Surabaya Barat

Pada Surabaya Barat, lahan yang ada digunakan sebagai fasilitas

perdagangan dan fasilitas umum. Aksesibilitas dapat dikatakan baik, dengan

tingkat kemacetan yang cukup macet. Infrastruktur pada daerah tersebut dapat

dikategorikan baik.

Berdasarkan penggolongan dan pembagian fungsi dari masing-masing

wilayah Kota Surabaya, dan ketentuan lokasi Pusat Kebugaran maka daerah

yang. tepat yaitu pada daerah Surabaya Selatan. Hal tersebut berdasarkan atas

(52)

karakteristik site atau kriteria yang dipakai sebagai dasar pemilihan alternatif

site di Surabaya Selatan adalah:

• Aspek Pencapaian.Kemudahan pencapaian lokasi baik dari dalam maupun dari luar kota, memberikan nilai lebih karena masyarakat cenderung

menyukai tempat yang mudah dijangkau baik oleh kendaraan pribadi

maupun angkutan umum. Akan lebih baik bila lokasi bisa dicapai dari segala

arah.

• Aspek Penetuan Lokasi berdasarkan RDTRK

• Faktor ini cukup penting karena.pembangunan proyek disuatu tempat tidak bisa lepas dari kesesuaian dengan Master Plan Surabaya 2002 Kotamadya

Surabaya dan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Surabaya

sehingga tercapai sasaran dan tujuan pengembangan kota yang terencana

dan terpadu.

3.2. Penetapan Lokasi

Tapak yang dipilih untuk Pusat Kebugaran Tubuh di Surabaya yaitu

berada di Jalan Abdul Wahab Siamin dengan kriteria, menurut RDTRK

Surabaya Unit Pengembangan Satelit, adalah :

• Koridor Abdul Wahab Siamin dominasi penggunanya adalah sebagai kawasan perdangan dan jasa komersial.

• Pola perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa yang cenderung vertikal dalam bentuk ruko, mal, plasa, serta hotel berbintang.

• Kondisi jalan bukan jalan protokol, tetapi temasuk jalan yang sering dilalui kendaraan dimana akses menuju ke jalan ini mudah yaitu melalui jalan

protokol Mayjen Sungkono.

• Sisi terbuka tapak, yaitu mengarah ke jalan Abdul Wahab Siamin itu.sendiri, dan jalan Mayjend Sungkono

• Akses jalan mudah dilalui, karena terdapat jalan tol untuk pengunjung dari luar kota Surabaya, dan jalan protokol Mayjend Sungkono; selain itu juga

(53)

• Utilitas dapat ditangani dengan baik karena sarana dan prasarana sudah tersedia.

Gambar 3.3. Peta Lokasi Site secara Mikro Jalan Abdul Wahab Siamin ( Sumber : Dinas Pemetaan, Cipta Karya, 2008 )

(54)

• Persebaran pengusaha muda

Karena lingkup pelayanan proyek adalah untuk pengusaha muda, maka hal

pertama yang menjadi pertimbangan pemilihan lokasi adalah mengetahui

persebaran pengusaha muda di Surabaya. Wilayah-wilayah mana saja yang

banyak terdapat pengusaha muda, atau wilayah-wilayah mana saja yang

paling didominasi dengan banyaknya pengusaha muda yang berada disana

dibandingkan wilayah lainnya. Maka Lokasi yang dipilih adalah lokasi yang

mampu meraup atau setidaknya menjadi sentral dari wilayah-wilayah yang

banyak didominasi oleh pengusaha muda, atau lokasi yang dekat dengan

wilayah persebaran mereka.

• Aksesibilitas

Pengusaha muda termasuk dalam masyarakat kelas menengah keatas yang

selalu mempunyai kemudahan fasilitas kendaraan pribadi sebagai sarana

transportasinya. Mereka selalu berada di tempat-tempat yang mempunyai

fasilitas yang dibutuhkan, sarana transportasi yang digunakan biasanya

tidaklah menjadi penting. Karena sebagian besar dari mereka mempunyai

alat kendaraan pribadi. Maka yang menjadi pertimbangan disini adalah

bagaimana kemudahan aksesibilitas bagi mereka dalam mencapai lokasi

yang dituju melalui sarana transportasi yang sering mereka gunakan,

terutama kendaraan pribadi. Jadi lokasi mudah di jangkau oleh kendaraan

pribadi.

• Luas lahan

Dari asumsi perhitungan luasan ruang pada bab sebelumnya didapatkan hasil

total luasan yang cukup besar untuk pendirian proyek tersebut. Maka disini

perlu dicari site yang memiliki luasan yang mampu menampung kebutuhan

luasan proyek. Terjangkau jaringan listrik, terdapat sumber air bersih dan

(55)

3.3. Kondisi Fisik Lokasi

3.3.1. Existing Site

Berikut akan dijelaskan mengenai kondisi eksisting site yang ada di jalan

Abdul Wahab Siamin berdasarkan, :

A. Ukuran Site

-

Gambar 3.4. Foto Eksisting Site

(56)

B. Kemiringan Site

Kondisi topografi pada area site sebagian merupakan area perbukitan dan

sebagian merupakan daerah yang relatif datar. Topografi yang cenderung

berbukit ini, salah satu contohnya dapat dilihat pada keberadaan fasilitas

olah raga golf. Dengan demikian, kondisinya dapat difungsikan juga sebagai

daerah resapan yang cukup potensial. Topografi yang cenderung berbukit ini

mempunyai ketinggian ± 20-25 m di atas permukaan laut, dengan ketinggian

rata-rata berkisar antara 10-25 m diatas permukaan laut. Untuk topografi

yang relatif datar, dapat terlihat dari adanya genangan yang terjadi pada

musim hujan sebagai salah satu luapan saluran Gunungsari.

C. Kondisi Tanah

Pada umumnya, kemampuan tanah di wilayah perencanaan bersifat

impermeable ( tidak kedap air ). Daerah resapan di wilayah perencanaan

adalah Yani Golf, disekitar tanah kosong dan makam. Kedalaman efektif

tanahnya lebih dari 90 m, dengan demikian karakteristik tanah cenderung

berbutir halus dengan tingkat kesuburan sedang.

D. Vegetasi

Jenis tanaman yang ada di sekitar site adalah tanaman pelindung, tanaman

hias dan pohon palem yang rata-rata digunakan di sekitar bangunan.

(57)

3.3.2. Aksesibilitas

A. Transportasi menuju lokasi site sangat mudah dicapai baik dari arah

barat maupun arah timur dengan keadaan jalan yang baik.

B. Dilalui oleh sarana tansportasi umum yang lengkap disekitar lokasi.

C. Untuk pejalan kaki pencapaian ke lokasi juga tidak terlalu jauh dari area

jalan raya utama.

3.3.3. Potensi Lingkungan/Site

Potensi bangunan di sekitar site akan memberikan dampak terhadap

perancangan bangunan, berikut beberapa bangunan yang perlu diketahui, :

Gambar 3.7. Foto Keadaan Vegetasi di lokasi Jl. Abdul Wahab Siamin, Dukuh Pakis

Gambar 3.8. Foto Keadaan Jalan di lokasi dan alur aksesibiltas menuju

(58)

A. Terdapat pusat perbelanjaan di samping area Site, yakni GOCI Mall,

tampilan bangunan yang modern dengan permainan Aluminium Clayding

berwarna cerah dan material kaca, ingin menampilkan kesan masif dan

suasana yang simply di kawasan kelas menengah ke atas.

B. Dekat dengan kawasan perumahan kelas menengah ke atas, yakni

Perumahan Villa Bukit Mas, Monaco.

C. Terdapat area Ruko/ pertokoan yang memiliki tampilan Arsitektur

Klasik yang menawarkan fasilitas perdagangan dan jasa dengan konsep

yang modern dan high-class.

Gambar 3.9. Foto Tampilan GOCI Mall

(59)

D. Terdapat fasilitas Resto fast-food yaitu Mc Donalds yang berada di area

depan site, tampilan resto yang modern minimalis semakin

mencerminkan area site yang dikhusukan bagi kalangan kelas menengah

keatas yang strategis

3.3.4. Infr astr uktur Kota

A. Jaringan Listrik

Jenis jaringan listrik yang terdapat di wilayah perencanaan yaitu :

• Saluran Udara Tegangan Tinggi ( SUTT ) Meliputi kawasan Bukit Mas.

• Saluran Udara Tegangan Menengah ( SUTM ) Disepanjang jalan-jalan utama Mayjen Sungkono

• Saluran Udara Tegnagan Rendah ( SUTR ) Seluruh area yang dilayanai prasarana listrik.

Gambar 3.11. Foto Tampilan Ruko

(60)

Konsumsi listrik pada wilayah site cukup besar dikarenakan banyaknya

fasilitas umum serta penyebaran kawasan perdagangan dan jasa yang

terdapat di wilayah perencanaan.

B. Jaringan Air Bersih

Pelayanan air bersih untuk wilayah distrik ini dikelola oleh PDAM dengan

jaringan yang sudah menjangkau keseluruhan wilayah tersebut. Penduduk di

perumahan kampung yang belum terdistribusi jaringan PDAM

menggunakan air sumur.

C. Jaringan Telepon

Jaringan telepon di wilayah ini berpusat di Darmo dan Tandes. Pemanfaatan

fasilitas komunikasi yang telah ada dimanfaatkan sampai tahun 2010 dengan

peningkatan dan perluasan jaringan instalansi bagi pelanggan baru.

D. Pembuangan Sampah

Sampah yang banyak dihasilkan berada di area ruas jalan protokol Mayjen

Sungkono dan Gunung Sari serta sekitarnya. Alur pembuangan sampah

yang terjadi adalah, dari sumber sampah dibawa ke TPS oleh swadaya

masyarakat dari sini ditransfer menuju lahan pembuangan akhir yang

menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah divisi Dinas Kebersihan Kota

Surabaya.

(61)

E. Pembuangan Limbah

Sistem pembungan limbah utuk area rumah tangga dialirkan ke sungai,

sedang untuk area permukiman dialirkan ke septic tank.

3.3.5. Per atur an Bangunan Setempat

Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai ketentuan peraturan bangunan

di sekitar site adalah :

• GSB : 3 – 6 m

• KDB : 60 % 60:100×16800 m2 = 10080 m2

• KLB : 3 Lantai untuk area perdagangan dan hiburan

• KDH (Koefisien Daerah Hijau ) : 30% fasilitas umum

(62)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1. Analisa Ruang

4.1.1. Or ganisasi r uang

Dari pemrograman ruang berdasarkan kebutuhan yang telah

dilakukan di bab 2 sebelumnya, telah ditemukan ruang-ruang dengan

perbedaan fungsi, kebutuhan, aktivitas yang terjadi di dalamnya, dan juga

perbedaan pengguna yang direncanakan hadir dalam perancangan proyek.

Dari beragam jenis ruang-ruang yang ada tersebut, perlu dilakukan sebuah

pengorganisasian ruang agar ruang-ruang tersebut dapat hadir dengan

perancangan yang lebih terarah, teratur, terencana dan tidak abstrak

penempatannya sehingga secara pasti untuk mempermudah pengguna dalam

menggunakan ruang-ruang tersebut nantinya.

Ruang-ruang yang hadir dalam perencanaan berdasarkan

pemrograman kebutuhan ruang yang telah dilakukan, adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Program Ruang

(63)

Kolam Renang

Diagram 4.1. Organisasi Ruang Lt.1

Diagram 4.2. Organisasi Ruang Lt.2

Lift & Tangga

Hall Lap. Futsal

Lap. Futsal

(64)

4.1.2. Hubungan Ruang

Hubungan ruang-ruang yang ada disetiap fasilitas harus

memperhatikan dari segi fungsi ruang, karena hal ini akan berpengaruh

pada tata letak untuk tiap-tiap ruangan yang ada.

4.1.3. Pola Sirkulasi dalam Ruang

Sirkulasi dan pencapaian dalam ruang sangat berkaitan dalam

penyusunan tiap fasilitas di dalam tapak. Pola sirkulasi yang baik tanpa

menghilangkan privasi dan kepentingan umum sangat mempengaruhi

kenyamanan dari pengguna ruang. Sirkulasi yang di gunakan disini

menggunakan sirkulasi radial yaitu sirkulasi yang memiliki jalan-jalan

lurus yang berkembang atau berhenti pada sebuah pusat, dengan Hall

sebagai pusatnya.

Diagram 4.4. Hubungan Ruang Lt.1

Diagram 4.5. Hubungan Ruang Lt.2

(65)

4.1.4. Diagram Abstr ak

Gambaran rancangan penataan hubungan antar ruang secara

abstrak bisa terlihat, namun masih belum terdapat dimensi serta

penempatan ruang yang ada. Tatanan abstrak tersebut sebagai berikut:

4.2. Analisa Site

4.2.1. Analisa Ak sesibilitas

Pencapaian site lokasi dari daerah sekitarnya ditentukan berdasarkan

pertimbangan terhadap :

• Keleluasaan pengamatan untuk berorientasi terhadap obyek

• Ruang yang memiliki potensi sebagai titik pandang pengamat untuk mengenali obyek.

• Sudut pandang.

• Kecepatan maksimum kendaraan pada lalu lintas yang ada.

(66)

Gambar 4.1. Sketsa alur sirkulasi menuju Site ( sumber : dokumen pribadi, 2011 )

Pencapaian site lokasi menuju jalan Abdul Wahid Siamin diatas

dapat dilihat dengan garis putus-putus. Dari empat pertimbangan yang ada

dalam menentukan entrance, maka area yang paling tepat adalah pada sisi

timur dan utara site yang berhadapan dengan jalan raya dan lahan kosong

yang tersisa sebelum gedung Mc Donalds. Sedang untuk sisi selatan dan

barat berbatasan dengan area publik gedung lain.

4.2.2. Analisa Ik lim

Pada wilayah perencanaan Unit Distrik Wonosari, kondisi

klimatologi yang ada kurang lebih sama dengan wilayah lain yang ada di

Surabaya. Berikut data klimatologi yang akan dijelaskan, :

• Temperatur udara berkisar antara 26,2º C – 31,3 º C.

• Curah hujan pada bulan Desember sebesar 414 mm selama 23 hari hujan, sedang bulan Agustus sebesar 9 mm selama 3 hari hujan.

• Kelembaban berkisar antara 64% - 85 %.

(67)

• Untuk angin, pada musim hujan, bertiup dari arah barat laut – tenggara, untuk musim kemarau, dari arah tenggara – barat laut.

Salah satu permasalahan mendisain bangunan adalah iklim di sekitar

tapak, berupa angin, cahaya matahari, hujan. Untuk mengatasi masalah

tersebut di dalam menciptakan kondisi yang nyaman (comfort conditional)

baik penghuni di dalam bangunan. Climatic design adalah salah satu cara

untuk mengurangi efek yang di timbulkan pada iklim yang sangat

berpengaruh terhadap bangunan, dengan mengambil metode-metode yang

benar agar tercipta kondisi yang nyaman. Untuk menciptakan tingkat

kenyamanan yang paling baik adalah melalui penciptaan bangunan dengan

mengambil metode ilmiah untuk menekankan terhadap kualifikasi yang

dinyatakan terhadap kenyamanan bangunan, serta kualitas ruang dan

ketahanan bangunan terhadap panas (summer) dan dingin (winter).

Lahan yang berada di kota Surabaya ini di pengaruhi oleh iklim

tropis yang memiliki intensitas matahari dan curah hujan yag cukup tinggi.

Sehingga iklim yang berada pada lokasi site perlu dipertimbangkan sebagai

tolak ukur perencanaan, terutama dalam hal kenyamanan bangunan serta

arah hadap bangunan. Analisa iklim di pertimbangan terhadap :

• Orientasi bangunan terhadap sinar matahari dengan prinsip meminimalkan sinar radiasi matahari dan memaksimalkan pembuangan

panas yang berlebihan yang masuk ke dalam bangunan.

• Dengan memanfaatkan angin yang dapat digunakan untuk

penghamburan panas yang berlebihan dengan angin yang bertiup dari

tenggara-barat daya. Sehingga arah hadap bangunan cenderung agak

dicondongkan kearah barat laut agar mendapatkan angin yang cukup

besar. Ruang-ruang yang menerima hembusan angin diutamakan pada

fasilitas utama.

(68)

Pergerakan angin juga mempengaruhi sistem masa bangunan. Angin

ada yang bersifat makro yaitu angin yang mempengaruhi musim di

indonesia dan ada yang bersifat mikro yaitu angin lokal. Udara yang

bergerak atau angin berpotensi baik untuk bangunan sebagai penghawaan

alami dalam ruangan. Angin musim kemarau bertiup dari arah tenggara, dan

angin musim hujan bertiup dari arah barat daya. Pada arah tersebut

diusahakan terdapat bukaan yang mencukupi untuk angin dapat masuk.

Namun perlu diperhatikan pada kondisi site terlebih dahulu untuk

menciptakan bukaan pada arah datang angin. Apakah angin tersebut baik

untuk ruang atau justru memperburuk kondisi ruang. Untuk mengatasi

datangnya angin yang berdampak buruk perlu diberikan penyelesaian

dengan menggunakan Wind Break.

(69)

Adapun cara yang dipakai di dalam pengolah bangunan terhadap

iklim, yaitu:

• Kontrol pada bangunan

• Bangunan sebaiknya terbuka dengan jalan yang cukup antara masa bangunan untuk menjamin sirkulasi udara yang baik.

• Orientasi bangunan utara, selatan untuk mencegah pemanasan fascade yang lebih besar.

• Lebar bangunan untuk mendapatkan ventilasi silang “cross ventilation”

• Ruang yang mengelilingi bangunan di beri peneduh ( vegetasi / shading ) tanpa mengganggu sirkulasi udara.

• Penyaluran air hujan, atap dan halaman.

Untuk mengatasi panas maka perlu adanya pengaturan posisi pada

ruang-ruang yang tidak terlalu berpengaruh terhadap kondisi panas, misal

perletakan ruang MEE (Mechanical Electrical Equipment). Selain itu perlu

adanya pemberian kisi-kisi dan pemberian pepohonan yang cukup agar

dapat mengurangi radiasi matahari.

(70)

4.2.3. Analisan Kondisi Lingkungan

Gambar 4.4. Lokasi Site, Orientasi massa bangunan pada sisi utara dan timur dan kebisingan

( sumber : dokumen pribadi, 2011 )

4.2.4. Analisa Zoning

Merupakan pengelompokan dari zona-zona kebutuhan ruang yang

disesuaikan dengan jenis, sifat dan fungsi ruang. Berikut adalah analisa

Zoning

Gambar 4.5. Zoning dalam Site

• Area publik, didalamnya terdapat beberapa ruang yaitu: Lobi, Ruang Sauna, Kolam Renang, Joging Track

U

SITE

Lahan Kosong

Makam Pahlawan

GOCI

Lahan Kosong Lahan

(71)

• Area semi publik, area ini terdapat pada belakang bangunan. Pada area ini terdapat Office & Cafe.

• Area service terdapat Parkir, Loading Dock, & gudang penyimpanan.

4.3. Analisa Bentuk Dan Tampilan

4.3.1. Bentuk Geometr i Dasa r ( Tipologi )

Setelah kita mendapat hasil dari analisa beberapa faktor terhadap

site, kemudian kita menggabungkan atau mengadaptasikan antara hasil dari

analisa site tersebut dengan diagram abstrak atau hubungan antar ruang yang

telah direncanakan. Keduanya ditempatkan untuk saling menyesuaikan demi

mendapatkan hasil perencanaan yang terbaik.

Bentukan dasar dari bagunan Pusat Kebugaran Tubuh di Surabaya

ini adalah persegi. Bentukan persegi ini ditata berulang sehingga

menyesuaikan dengan bentuk otot abdominis yang membentuk enam kotak

(Six Pack). Berikut adalah proses bentukan yang terjadi.

Gambar 4.6. Transformasi bentukan massa

Dengan mengikuti bentukan diatas, diharapkan dicapai sirkulasi

(72)

diharapkan masyarakat awam akan langsung mengerti fungsi dari bangunan

tersebut.

4.3.2. Analisa Tampilan

Dikarenakan suhu udara Surabaya yang panas, maka diperlukan

penyesuaian pada bagunan untuk mengurangi panas agar tidak terlalu

banyak masuk ke bangunan.

Misalkan dengan pemberian vegetasi, sosoran dan kisi-kisi yang

cukup untuk mengurangi terpaan sinar matahari secara langsung, namun

tanpa menghilangkannya sama sekali.

Dilihat dari studi kasus dimana kebanyakan bentuk fasade

merupakan bentuk persegi panjang dan lempeng.

Taman Sport Mansion Club Nirwana Atlas Sport Club

(73)

Dengan melihat dari studi kasus di Atlas Sport Club dan Taman Sport

Mansion Club Nirwana menerapkan untuk pengaplikasian

lempeng-lempeng dan bentukan persegi juga segitiga yang di terapkan pada bagian

depan bangunan,

Gambar 4.8. Sketsa Tampilan bagian depan pangunan

(74)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

Dalam sebuah proses perancangan, diperlukan adanya analisa dan

pembuatan konsep yang didasari atas hasil analisa yang di dalamnya terdapat

penyelesaian – penyelesaian terhadap permasalahan yang ada tersebut. Dalam bab

ini akan dijelaskan mengenai analisa dan konsep rancangan yang diambil untuk

diterapkan pada Pusat Kebugaran Tubuh di Surabaya ini.

Tema rancangan yang diambil adalah Six Pack, dimana istilah Six Pack

mempunyai pengertian khusus yaitu: bentuk otot yang menyerupai susunan enam

kotak pada bagian perut atau abdominal yang mempunyai definisi dan ketajaman

yang jelas dan simetris, sehingga tubuh dapat sesuai dengan apa yang di

cita-citakan atau di inginkan.

Dari Tema diatas ditentukan pula Konsep Rancangan, yakni Metafora.

Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Architecture”; “Suatu

cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga

dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam

pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek dengan subyek lain,

mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain.”

Ada tiga kategori dari metafora yaitu :

Intangible Metaphor

Those in which the metaphorical departure for the creation is a concept, an

idea, a human condition, or a particular quality (individuality, naturalnees,

community, tradition, culture).

Tangible Metaphors

Those in which the metaphorical departure stems strictly from some visual or

material character (a house as a castle, the roof of a temple as the sky).

Combined Metaphors

Those in which the conceptual and the visual overlap as ingredients of the

point of departure, and the visual is excuse to detect the virtue, the qualities an

Gambar

Gambar 2.5. Ruang Sauna
Tabel 2.3 Keterangan Ukuran Jarak Dalam Ruang Sauna
Gambar 2.8. Tampak Atlas Sport
Gambar 2.10. Lobby
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan 10 jurnal nasional dan internasional yang sudah di-review dimana dapat disimpulkan bahwasanya Natural Language Processing dapat diimplementasikan dalam

Selain itu terdapat suatu sifat yang mendasar dan penting, bahwa suatu fungsi png kontinu pada suatu interval tertutup terbatas mempunyai nilai maksimum dan

Cetak langsung adalah proses pembuatan tablet yang dilakukan dengan mencetak langsung bahan atau campuran serbuk, yang terdiri dari bahan obat dan bahan pembantu

Sebesar AS$259.086.292,20 (dua ratus lima puluh sembilan juta delapan puluh enam ribu dua ratus sembilan puluh dua koma dua nol dolar Amerika Serikat) atau 47,08% dari Laba

Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah Hari Besar Islam berpengaruh Terhadap Komoditas Utama

Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Skizofrenia berdasarkan pekerjaan Dari tabel 6 pada hasil penelitian diketahui bahwa ditemukan lebih banyak anggota keluarga

Dengan demikian dapat saya simpulkan piutang murabahah adalah tagihan yang timbul dari transaksi perjanjian jual beli antara bank dan nasabah bank dimana bank

pada saat itu yang sebelumnya sebagai teller, penyebab adanya kekurangan uang pada brankas PT Bank Mega Syariah Unit sibolga adalah dikarenakan adanya