• Tidak ada hasil yang ditemukan

PTK IPA Kelas 5 SD Semester 1 Alat Pernapasan Model Picture and Picture

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PTK IPA Kelas 5 SD Semester 1 Alat Pernapasan Model Picture and Picture"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PTK IPA Kelas 5 SD Semester 1 Alat Pernapasan Model

Picture and Picture

B

AB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

IPA berasal dari bahasa asing “science” berasal dari kata lain “scientia” yang berarti saya tahu. Kata science sebenarnya semula berarti ilmu pengetahuan yang meliputi baik ilmu pengetahuan sosial (social science) maupun ilmu pengetahuan alam (natural science). Lama kelamaan, bila seseorang mengatakan “science” maka yang dimaksud adalah “natural science” atau dalam bahasa Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA sendiri terdiri dari ilmu-ilmu fisik (physical science) yang antara lain adalah ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu astronomi dan geofisika, serta ilmu-ilmu biologi (life science).

Untuk mengidentifikasi IPA dengan kata-kata atau kalimat yang singkat tidak mudah, karena sering kurang dapat menggambarkan secara lengkap pengertian IPA tersebut. Menurut H. W. Fowler “IPA adalah pengetahuan alam yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi”. Menurut Robert B. Sund “IPA adalah sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses”, dalam definisi ini IPA mengandung dua unsur yaitu sebagai sekumpulan pengetahuan dan sebagai suatu proses untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan tersebut. Dari definisi tersebut syarat-syarat IPA adalah obyektif, sistematik, mengandung metode tertentu yaitu metode ilmiah. Dalam perkembangan jaman yang semakin pesat ini, pembelajaran IPA sangat penting karena pada hakikatnya IPA adalah produk proses dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. Banyak orang berpendapat bahwa menguasai IPA sangat penting, karena dalam pembelajaran IPA siswa diberi kesempatan dan bekal untuk memproses IPA dan menerapkannya dalam kehidupan sehari –hari melalui cara – cara yang benar dan mengikuti etika keilmuan dan etika yang berlaku dalam masyarakat.

(2)

untuk dapat mengambil keputusan, baik ketika merencanakan maupun ketika melaksanakan pembelajaran, termasuk memecahkan masalah – masalah yang ditemukan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Dalam melaksanakan pembelajaran unsur terpenting adalah merangsang dan mengarahkan siswa untuk belajar. Mengajar tidak lebih dari sekedar menolong para siswa untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, sikap, serta idealisme dan apresiasi yang menjurus kepada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa.

Dalam pembelajaran IPA di SD, mengajar yang baik menurut Gagne meliputi delapan langkah yang sering disebut kejadian – kejadian instruksional (instruksional events) meliputi mengaktifkan siswa, memberitahu pelajar tentang tujuan-tujuan belajar, mengarahkan perhatian, merangsang ingatan, menyediakan bimbingan belajar, meningkatkan retensi, membantu transfer belajar, mengeluarkan pendapat, memberi umpan balik.

Dengan langkah – langkah tersebut diharapkan k0ualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar lebih meningkat. Bagi kita kalangan pendidikan untuk dapat menyiapkan generasi masyarakat yang bermodal literasi (melek) sains, yaitu masyarakat yang mampu membuka kepekaan diri, mencermati, menyaring, mengaplikasikan, serta turut serta berkontribusi bagi perkembangan sains (teknologi) itu sendiri untuk peningkatan kesejahteraan dan kemaslahatan masyarakat. Literasi sains amat penting bagi kehidupan saat ini. Sains dengan karakteristik dan metodologi keilmuannya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadi peradaban modern. Menurut Carin (1997), masyarakat yang bermodal literasi sains dan teknologi mesti memiliki pemahaman terhadap aspek-aspek sains dan teknologi yang berarti dan sesuai dengan perkembangan mental kognitif mereka, dapat menemukan sains secara menyenangkan dan menghargainya, menggunakan pengetahuan sains dan teknologi untuk memenuhi dan menikmati kehidupannya.

(3)

berpengaruh adalah faktor guru, buku pelajaran, managemen sekolah, besarnya kelas, dan faktor keluarga. Faktor-faktor tersebut termasuk permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran. Sedangkan masalah yang dialami penulis dalam pembelajarannya walaupun sudah berusaha sebaik- baiknya ternyata hasilnya belum memuaskan, hal ini terlihat dalam tes yang diberikan guru pada materi pokok organ pernapasan manusia artinya pembelajaran yang penulis laksanakan belum tuntas. Oleh sebab itu perlu diadakan perbaikan.

Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran penulis mencoba mengupayakan / mencari jalan keluar untuk perbaikan pembelajaran IPA yang diwujudkan dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan diberi judul “Upaya Peningkatan Pembelajaran IPA Materi Alat Pernapasan Manusia Melalui Media Gambar Siswa Kelas V Semester 1 SDN TEGOWANU 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Laporan ini disusun berdasarkan catatan ketika merancang kegiatan perbaikan selama pelaksanaan, observasi, dan diskusi pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam dua siklus PTK untuk pelajaran IPA.

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas dan dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas v semester 1 SDN TEGOWANU 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak mata pelajaran IPA dengan kompetensi dasar “Mengidentifikasi Fungsi Organ Pernapasan Manusia dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan”,identifikasi masalah yang ditemukan antara lain :

- Rendahnya penguasaan materi IPA dengan kompetensi dasar “Mengidentifikasi Fungsi Organ

(4)

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dianalisis penyebab rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran IPA yang diajarkan oleh guru dengan Kompetensi Dasar “ Mengidentikasi Fungsi Organ Pernapasan dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan “ di kelas V semester 1 antara lain: Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), agar hasil belajar yang dilaksanakan mengalami peningkatan sesuai dengan yang kita harapkan. Adapun masalah yang menjadi fokus perbaikan adalah “ Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan pembelajaran materi organ pernapasan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan” pada siswa kelas V semester 1 di SDN Tegowanu 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2012/2013.

C. Tujuan Penelitian

(5)

3. Untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia siswa kelas V semester 1 SDN Tegowanu 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2012/2013, dengan menggunakan media gambar alat pernapasan manusia.

D. Manfaat Penelitian

Perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru sangat besar manfaatnya baik bagi peserta

didik/siswa, guru, maupun bagi sekolah. Penulis dalam hal ini akan menguraikan manfaat perbaikan tersebut secara umum dan secara khusus.

Manfaat Secara Umum

1. Bagi siswa :

a. Meningkatkan motivasi belajar b. Meningkatkan prestasi belajar

c. Menumbuhkan rasa senang terhadap pelajaran IPA

d. Model bagi para siswa dalam bersikap kritis terhadap hasil belajarnya 2. Bagi guru :

a. Membantu guru memperbaiki pelajaran

b. Membantu guru berkembang secara professional c. Meningkatkan rasa percaya diri guru

d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan 3. Bagi sekolah :

a. Meningkatkan kualitas pendidikan

b. Pengelolaan kegiatan sekolah secara keseluruhan

c. Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif untuk memajukan sekolah

Manfaat Secara Khusus

1. Bagi siswa

a. Meningkatkan rasa percaya diri siswa

(6)

c. Pembelajaran berlangsung komunikatif karena keaktifan siswa dalam pembelajaran alat pernapasan manusia menggunakan prinsip motivasi yang didasarkan pada teori Expectasy Value menurut teori ini motivasi dapat dilihat dari usaha siswa.

2. Bagi guru

a. Menimbulkan rasa puas karena telah melaaksanakan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas yang dikelolanya

3. Bagi sekolah

Terciptanya suasana kerja yang kondusif, karena dalam setiap kesempatan dapat digunakan untuk membahas usaha –usaha dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pembelajaran IPA

(7)

(scientific inquiry). Raka Joni mengutip Marzano (1992) bahwa titik pusat hakikat belajar, pengetahuan pemahaman terwujud dalam bentuk pemberian makna oleh siswa kepada pengalaman melalui berbagai keterampilan kognitif di dalam mengolah informasi yang diperolehnya melalui alat indera.

Banyak orang berpendapat bahwa sains memberikan kesempatan bagi orang yang mau belajar berbuat, berpikir dan bertindak seperti ilmuwan (scientist). Dengan demikian, belajar memproses sains dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari melalui cara-cara yang benar dan mengikuti etika keilmuwan dan etika yang berlaku dalam masyarakat.

Pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Alam (sains) sangat bermanfaat dalam kehidupan masyarakat melalui teknologi, karena teknologi sangat erat hubungannya dengan bekerja ilmiah. Bekerja ilmiah sesungguhnya adalah perluasan dari metode ilmiah. Di Indonesia metode ilmiah sudah ditekankan dalam IPA sejak kurikulum 1975. Selanjutnya dalam kurikulum 1994, lingkup proses dan konsep diintegrasikan dalam setiap rumusan tujuan pembelajaran (umum) yang harus diukur pencapaiannya.

B. Pengertian IPA

Menurut H. W. Fowler “IPA adalah pengetahuan alam yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi”. Menurut Robert B. Sund “IPA adalah sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses”.

Pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta, siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

(8)

dimiliki seorang guru adalah tentang pemahaman dan penguasaan terhadap pendekatan pembelajaran. Menurut Herawati Susilo (1998) mengemukakan bahwa pendekatan berifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi, dan keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi.

Berdasarkan kurikulum 2004, IPA seharusnya dibelajarkan secara inkuiri ilmiah (scientivic inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.

C. Media dalam Pembelajaran IPA

1. Pengertian Media

Menurut Heinich dkk. (1996), media (jamak)/medium (tunggal) secara umum adalah saluran komunikasi, yaitu segala sesuatu yang membawa informasi dari sumber informasi untuk disampaikan kepada penerima informasi. Contohnya adalah film, televisi, diagram, materi pembelajaran, komputer, dan instruktur. Media dipandang sebagai media instruksional apabila membawa pesan yang mengandung tujuan instruksional.

Sedangkan tujuan penggunaan media secara umum adalah untuk memfasilitasi komunikasi. Dalam pembelajaran tujuan penggunaan media antara lain untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas pembelajaran, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, memberikan arahan tentang tujuan yang akan dicapai, menyediakan evaluasi mandiri, member rangsangan kepada guru untuk kreatif, menyampaikan materi pembelajaran, membantu pelajar yang memiliki kekhususan tertentu.

2. Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran

(9)

Format media adalah bentuk fisik yang berisi pesan untuk disampaikan atau ditunjukkan, misalnya berupa clip charts, slide, audio, film, video, atau komputer multi media, yang dapat bersifat visual tidak bergerak, visual bergerak, kata-kata yang tercetak, atau kata-kata yang disampaikan secara lisan.

3. Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Adapun manfaat media pembelajaran antara lain :

- Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

- Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, dan

memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran yang lebih baik.

- Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan

kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.

- Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,

tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. 4. Jenis Media Pembelajaran

Ada beberapa jenis media pembelajaran menurut Heinich yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran antara lain :

- Media tidak diproyeksikan (non projected media) seperti objek nyata, model, bahan tercetak,

(10)

Lambang-lambang tersebut dicerna, disimak oleh para siswa sebagai penerima pesan yang disampaikan guru. Menurut Schramm, klasifikasi media ada dua jenis,yaitu media sederhana (papan tulis, gambar, poster, peta) dan media canggih (radio, film, televise, komputer). Jadi, gambar merupakan media visual sederhana, adapun keunggulan dan kelemahannya adalah

Keunggulannya antara lain

- Media ini dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi konkret

- Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, surat kabar, kalender, dan sebagainya

- Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain

- Tidak mahal, bahkan mungkin tanpa mengeluarkan biaya

- Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua tema

Sedangkan kelemahannya adalah

- Terkadang ukuran gambar terlalu kecil jika digunakan pada kelas besar

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subjek Penelitian

a. Tempat Perbaikan Pembelajaran

Nama Sekolah : SDN Tegowanu 2 Alamat : SDN Tegowanu 2

(11)

Jumlah Siswa : 27

Perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam proses berdaur yang terdiri dari 4 tahap yaitu - Melakukan perencanaan (planning)

- Melakukan tindakan (acting)

- Mengamati (observasi)

- Refleksi (reflecting)

Hasil refleksi yang dilakukan penulis dijadikan pedoman untuk melakukan perbaikan selanjutnya, jika tindakan yang dilakukan dianggap belum berhasil, perbaikan dapat dilaksanakan beberapa kali sampai pembelajaran tercapai dengan baik dan hasil nilainya meningkat serta memuaskan.

 Informasi tentang observer

Prosedur pelaksanaan PTK dilaksanakan dalam tiga siklus perbaikan. Dalam pelaksanaannya peneliti dibantu oleh :

Nama : Mukaromah Jabatan : Guru Kelas

Tugas : Mengobservasi kegiatan perbaikan pembelajaran

(12)

 Prosedur umum pembelajaran

Menurut Dagne dan Briggs (dalam Runa Ristata dan Prayitno, 2006 : 47) menyebutkan bahwa prosedur pembelajaran ada 9 kegiatan :

 Prosedur umum perbaikan pembelajaran

- Mengidentifikasi masalah, menganalisis masalah, merumuskan masalah, dan merumuskan

hipotesa.

- Merumuskan cara pemecahan atau tindakan perbaikan.

- Merancang scenario tindakan perbaikan yang dikemas dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran

(13)

Perencanaan Kegiatan

Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti menyiapkan rencana pembelajaran yang dilengkapi dengan skenario tindakan. Skenario tindakan ini berisi langkah-langkah yang harus ditempuh guru dan siswa.

Pelaksanaan Kegiatan

a) Pra Kegiatan

Guru membuat RPP, LKS, dan soal evaluasi

b) Kegiatan Awal

 Guru mengadakan apersepsi untuk mengarahkan perhatian siswa pada materi pelajaran dengan

Tanya jawab.

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c) Kegiatan Inti

 Guru memberikan perbaikan dan pengayaan.

 Guru memberikan pekerjaan rumah.

(14)

Pada akhir pembelajaran guru mengadakan tes formatif secara tertulis untuk mengetahui tingkat pemahaman anak terhadap materi yang disampaikan tadi. Ternyata ketuntasan belajar baru mencapai 25,9 %.

Pengamatan Kegiatan

Pengamatan kegiatan dilakukan oleh guru dan dibantu oleh teman sejawat. Ternyata dengan hanya menggunakan metode ceramah tidak dapat memotivasi siswa, banyak siswa yang kurang aktif dan merasa bosan.

Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, guru seharusnya melakukan refleksi diri. Pada waktu guru memberikan pelajaran dengan metode ceramah, banyak siswa yang kurang aktif untuk mengikutinya, ada yang diam saja, ada yang tidak berpendapat, bahkan ada yang mengantuk. Setelah melihat hasil tes formatif yang nilainya rendah, guru akan mengubah strategi pembelajaran dengan menggunakan media gambar dan diskusi, dengan harapan keaktifan dan pemahaman anak menjadi meningkat.

2. Rencana perbaikan untuk siklus berikutnya :

 Guru akan menggunakan media gambar untuk memotivasi siswa agar pemahaman siswa

meningkat.

PERBAIKAN SIKLUS I

Mata Pelajaran : IPA

(15)

Media : Gambar alat pernapasan manusia Hari/ Tgl : Senin/ 1 Oktober 2012

Pengamat : Mukaromah

1. Skenario Pelaksanaan

Perencanaan Kegiatan

Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti menyiapkan rencana pembelajaran yang dilengkapi dengan scenario tindakan. Skenario tindakan ini berisi langkah-langkah yang harus ditempuh guru dan siswa.

Pelaksanaan Kegiatan

a) Pra Kegiatan

Guru membuat RPP, LKS, dan soal evaluasi

b) Kegiatan Awal

 Guru mengadakan apersepsi untuk mengarahkan perhatian siswa pada materi pelajaran dengan

Tanya jawab.

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c) Kegiatan Inti

 Eksplorasi, guru :

- Menjelaskan peta konsep tentang alat pernapasan manusia dengan menggunakan media gambar.

(16)

 Guru memberikan perbaikan dan pengayaan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan media gambar alat pernapasan manusia dan diskusi. Dalam kegiatan diskusi anak dibagi menjadi 4 kelompok dan diberi LKS .

Dalam diskusi kelompok, guru memberikan bimbingan secara kelompok atau perorangan, sehingga setiap siswa dapat ikut berpartisipasi dalam mengerjakan LKS. Ternyata keaktifan siswa meningkat, soal-soal LKS banyak yang dapat dijawab.

Observasi Kegiatan

Pada pembelajaran siklus I (satu) ini, terdapat peningkatan keaktifan siswa yang semula 25,9 % menjadi 59,25 %. Hal ini dikarenakan dalam diskusi kelompok dalam pengerjaan LKS, siswa diharuskan untuk menjawab soal dengan pemahaman yang dimilikinya. Dalam hal ini guru dapat mengetahui pemahaman siswa terhadap materi.

Refleksi

Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran pada akhir siklus I (satu) ini, guru melakukan refleksi diri. Ternyata dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa. Namun demikian guru belum puas dengan hasil pada siklus pertama ini. Guru perlu memperbaiki proses pembelajaran.

2. Adapunrencana perbaikan selanjutnya adalah

 Guru akan memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam berdiskusi.

 Guru akan memberikan LKS kepada kelompok yang lebih menantang untuk didiskusikan.

 Guru akan menggunakan metode demonstrasi dan menggunakan media gambar.

 Guru akan memberikan penguatan terhadap keberhasilan siswa .

Perbaikan Siklus II

Mata Pelajaran : IPA

Materi Pokok : Alat Pernapasan Pada Manusia

(17)

Media : Gambar alat pernapasan manusia Hari/ Tgl : Senin/ 8 Oktober 2012

Pengamat : Mukaromah

3. Skenario Pelaksanaan

Perencanaan Kegiatan

Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti menyiapkan rencana pembelajaran yang dilengkapi dengan skenario tindakan. Skenario tindakan ini berisi langkah-langkah yang harus ditempuh guru dan siswa.

Pelaksanaan Kegiatan

e) Pra Kegiatan

Guru membuat RPP, LKS, dan soal evaluasi

f) Kegiatan Awal

 Guru mengadakan apersepsi untuk mengarahkan perhatian siswa pada materi pelajaran dengan

Tanya jawab.

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

g) Kegiatan Inti

 Eksplorasi, guru :

- Menjelaskan peta konsep tentang alat pernapasan manusia dengan menggunakan media gambar.

- Melakukan demonstrasi dengan menggunakan pipa kecil bercabang tiga (PKBT), sedotan dan

(18)

h) Kegiatan Akhir

 Guru memberikan tes akhir.

 Guru memberikan perbaikan dan pengayaan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan media gambar alat pernapasan manusia dan demonstrasi dan diskusi. Dalam kegiatan diskusi anak diberi LKS .

Dalam diskusi kelompok, guru memberikan bimbingan secara kelompok atau perorangan, sehingga setiap siswa dapat ikut berpartisipasi dalam mengerjakan LKS. Ternyata keaktifan siswa meningkat, soal-soal LKS banyak yang dapat dijawab.

Observasi Kegiatan

Pada pembelajaran siklus II (dua) ini, terdapat peningkatan keaktifan siswa yang semula 59,25 % menjadi 96,26 %. Hal ini dikarenakan dalam demonstrasi guru dapat menjelaskan cara manusia bernapas. Dalam diskusi kelompok dalam pengerjaan LKS, siswa diharuskan untuk menjawab soal dengan pemahaman yang dimilikinya, kemudian kegiatan dalam diskusi ditambah satu kegiatan yaitu setiap kelompok dengan perwakilan kelompoknya menunjukkan bagian-bagian alat pernapasan dengan menggunakan tubuhnya. Dalam hal ini guru dapat mengetahui pemahaman siswa terhadap materi, jadi dapat dikatakan perbaikan pembelajaran siklus II berhasil.

Refleksi

Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran pada akhir siklus II (dua) ini, guru melakukan refleksi diri. Ternyata dengan menggunakan metode ceramah disertai demonstrasi dan diskusi dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa.

(19)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dari 27 siswa ternyata terdapat 20 siswa yang penguasaan materinya masih dibawah 65%, maka perlu diadakan perbaikan untuk siklus ke I.

Berikut data nilai pra siklus yang diperoleh siswa:

40 40 70 80 50 40 40

40 50 40 100 70 50 40

70 50 100 70 70 40 100

40 50 40 40 40 40

Tabel 1: Nilai Pra Siklus

(20)

1 40 - 49 13

2 50 - 59 5

3 60 - 69

-4 70 - 69 5

5 80 - 89 1

6 90 -100 3

JUMLAH 27

Dari data diatas dapat disajikan pada diagram sebagai berikut:

Diagram 1: Nilai Pra Siklus

Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada pelaksanaan pembelajaran pra siklus, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa adalah sebagai berikut:

- Nilai terendah : 40

- Nilai tertinggi : 100

- Nilai Rata-rata : 55,56

- Ketuntasan belajar mencapai : 33.3%

Dengan demikian masih sangat perlu dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I

Deskripsi per Siklus 1. Siklus I

o Perencanaan

(21)

dengan materi pelajaran sudah ada kemanjuan, akan tetapi karena belum dapat menuntaskan hasil belajar, maka perlu dilanjutkan perbaikan pembelajaran pada siklus II

o Pelaksanaan

Perbaikan pembelajaran Siklus I dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober

2012 pada kelas V SD Negri Tegowanu 2 Kecamatan Karangawen

Kabupaten Demak. Adapun hasilnya sebagai berikut:

40 40 80 80 80 70 50

40 70 50 100 80 80 50

70 70 100 90 80 80 100

70 50 40 40 50 50

Tabel 2: Nilai Siklus I

No Nilai Jumlah siswa

1 40 - 49 5

2 50 - 59 6

3 60 - 69

-4 70 - 69 5

5 80 - 89 7

6 90 -100 4

JUMLAH 27

Berdasarkan tabel diatas dapat disajikan pada diagram sebagai berikut:

(22)

Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa adalah sebagai berikut:

- Nilai terendah : 40

- Nilai tertinggi : 100

- Nilai Rata-rata : 66,67

- Ketuntasan belajar mencapai : 59,26%

Dengan demikian masih sangat perlu dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II

o Pengamatan

Selama kegiatan pembelajaran, peneliti diamati teman sejawat. Hal yang diamati adalah sebagai berikut:

1. Guru

a. Mengadakan tanya jawab sebagai apersepsi

b. Menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran

c. Pemberian contoh materi

d. Pemberian soal

e. Pelaksanaan tutor sebaya

f. Membimbing kerja kelompok siswa

g. Mengoreksi, menilai, mengoreksi hasil analisis tes

2. Siswa

a. Menjelaskan penjelasan dari guru tentang Alat pernapasan manusia.

b. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

c. Tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran

d. Melaksanakan kerja kelompok

e. Mengerjakan tes formatif

f. Mencatat rangkuman

(23)

Setelah melakukan Kegiatan Belajar Mengajar IPA dengan kompetensi dasar mengidentifikasikan alat pernapasan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan pada meteri pokok alat pernapasan manusia, sebagian besar siswa masih belum mampu menguasai materi tersebut.

Penggunaan metode pembelajaran diskusi membuat siswa aktif selama proses pembelajaran. Hal ini terbukti setelah diadakan tesformatif, terdapat 59,26% siswa yang mencapai nilai diatas KKM. Penggunaan model pembelajaran diskusi sudah berjalan dengan baik, tetapi perlu ditingkatkan. Hal itu dapat dijadikan sebagai bahan untuk ditindak lanjuti pada perbaikan pembelajaran siklus II yang akan dilaksanakan berikutnya.

2. Siklus II

o Perencanaan

Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II dengan menekankan pada penggunaan metode diskusi dengan menggunakan gambar alat pernapasan manusia yang sesuai dengan materi pelajaran sudah mendapatkan hasil yang memuaskan, sehingga tidak perlu lagi mengadakan perbaikan pembelajaran.

o Pelaksanaan

Perbaikan pembelajaran Siklus I dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober

2012 kelas V SD Negeri Tegowanu 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten

Demak. Adapun hasilnya sebagai berikut:

70 70 80 80 80 70 90

70 100 70 90 100 70 90

80 80 100 100 100 80 100

(24)

Tabel 3: Nilai Siklus II

No Nilai Jumlah siswa

1 40 - 49

-2 50 - 59 1

3 60 - 69

-4 70 - 69 6

5 80 - 89 11

6 90 -100 9

JUMLAH 27

Berdasarkan tabel diatas dapat disajikan pada diagram sebagai berikut:

Diagram 3: Nilai Siklus II

Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa adalah sebagai berikut:

- Nilai terendah : 50

- Nilai tertinggi : 100

- Nilai Rata-rata : 82,2

- Ketuntasan belajar mencapai : 96,3%

Dengan demikian tidak perlu dilaksanakan perbaikan pembelajaran.

o Pengamatan

Selama kegiatan pembelajaran, peneliti diamati teman sejawat. Hal yang diamati adalah sebagai berikut:

(25)

a. Mengadakan tanya jawab sebagai apersepsi

b. Menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran

c. Pemberian contoh materi

d. Pemberian soal

e. Pelaksanaan tutor sebaya

f. Membimbing kerja kelompok siswa

g. Mengoreksi, menilai, mengoreksi hasil analisis tes

2. Siswa

a. Menjelaskan penjelasan dari guru tentang Alat pernapasan manusia.

b. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

c. Tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran

d. Melaksanakan kerja kelompok

e. Mengerjakan tes formatif

f. Mencatat rangkuman

o Refleksi

Setelah melakukan Kegiatan Belajar Mengajar IPA dengan kompetensi Dasar Mengidentifikasikan alat pernapasan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan pada meteri pokok alat pernapasan manusia, sebagian besar siswa menunjukkan peningkatan pemahaman yang cukup signifikan. Hal ini terbukti setelah diadakan tesformatif pada siklus II, sebagian siswa mendapat nilai 70 keatas, dari 27 siswa, 26 siswa mendapat nilai 65 keatas.

Untuk mengetahui nilai perolehan nilai keseluruhan, maka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4: Nilai Pra siklus, Siklus I, siklus II

No Nilai Pra siklus Siklus I Siklus II

1 40 - 49 13 5

-2 50 - 59 5 6 1

3 60 - 69 - -

(26)

5 80 - 89 1 7 11

6 90 -100 3 4 9

JUMLAH 27 27 27

Berdasarkan tabel diatas dapat disajikan pada diagram sebagai berikut:

Diagram 4: Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

B. Pembahasan

1. Pra Siklus

Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada pelaksanaan pembelajaran pra siklus, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa adalah sebagai berikut:

- Nilai terendah : 40

- Nilai tertinggi : 100

- Nilai Rata-rata : 55,56

- Ketuntasan belajar mencapai : 33.3%

Hal itu disebabkan karena dalam menyampaikan materi pelajaran media yang digunakan kurang lengkap. Dengan demikian pembelajaran pada pra siklus masih sangat perlu diadakan perbaikan pembelajaran.

2. Siklus I

Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa adalah sebagai berikut:

- Nilai terendah : 40

- Nilai tertinggi : 100

- Nilai Rata-rata : 66,67

(27)

Dari analisis data hasil nilai prestasi belajar yang seperti tersebut diatas, maka diketahui bahwa ada kenaikan sebesar 25,96% dari perolehan nilai pada pra siklus. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan perbaikan sudah menggunakan materi prasyarat, sehingga pemahaman siswa lebih meningkat. Akan tetapi masih ada 11 siswa yang belum berhasil, maka dilanjutkan pada siklus II.

3. Siklus II

Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa adalah sebagai berikut:

- Nilai terendah : 50

- Nilai tertinggi : 100

- Nilai Rata-rata : 82,2

- Ketuntasan belajar mencapai : 96,3%

(28)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dengan melaksanakan perbaikan melalui Siklus I dan Siklus II, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa “Penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa”.

Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan optimal akan membantu siswa dalam proses belajar, lebih-lebih pada tingkat Sekolah Dasar. Disamping itu, penggunaan media gambar sebagai strategi pembelajaran akan sangat tepat karena media gambar merupakan media visual yang dapat dilihat dengan indra penglihatan yang digunakan untuk membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran. Dari hasil pembelajaran yang sudah dilaksanakan jelas bahwa penggunaan media yang tepat dan pemanfaatan metode yang bervariasi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran tentang alat pernapasan manusia pada siswa kelas V semester I SDN Tegowanu 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2010/2011.

Berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Perolehan nilai pra siklus yaitu sebesar 25,9 %. Hal ini disebabkan belum menggunakan media

gambar.

2. Perolehan nilau siklus I, yaitu sebesar 59,26 %. Hal ini disebabkan sudah menggunakan media

gambar dan menggunakan metode bervariasi.

3. Perolehan nilai Siklus II, yaitu sebesar 96,3 %. Hal ini disebabkan sudah diberikan materi

(29)

Berdasarkan perolehan nilai yang selalu meningkat tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

Untuk keberhasilan pembelajaran IPA terutama meningkatkan penguasaan materi oleh siswa, maka sebaiknya :

1. Bagi guru

Sebaiknya guru mau menggunakan media gambar serta menggunakan model pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran.

2. Bagi siswa

Sebaiknya siswa dalam mengikuti pelajaran harus lebih efektif, demi meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran.

3. Bagi sekolah

Sebaiknya sekolah lebih mengembangkan sarana dan prasarana pembelajaran supaya dapat meningkatkan mutu pembelajaran serta lulusan yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

(30)

Sumardi, Yosep, dkk, 2008, Konsep Dasar IPA di SD, Jakarta: Universitas Terbuka.

Rustaman, Nuryani, 2011, Materi dan Pembelajaran IPS SD, Jakarta: Universitas Terbuka. Sapriyati. Amalia, 2008, Pembelajaran IPA di SD, Jakarta:Universitas Terbuka

Wardhani IGAK, dkk, 2010, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka. Sudjana.Nana, 2009, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algersindo.

Sudjana. Nana, 2003, Teknologi Pengajaran, Bandung :Sinar Baru Algersindo.

Gambar

Tabel 2: Nilai Siklus I
Tabel 3: Nilai Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

diterapkan dalam pelajaran biologi adalah model ceramah, sehingga kurang.. melibatkan siswa secara langsung, 5) Siswa kurang aktif dalam peoses belajar. mengajar,

Yang dimaksud dengan metode diskusi adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa di dalam kelompok ( 3- 7 orang ) untuk

Hal ini berdasarkan refleksi yang dilakukan peneliti dengan kolaborator, ditemukan permasalahan yaitu guru kurang memberikan kesempatan bertanya dan menyam- paikan pendapat,

1.. kurang memuaskan dan siswa sering menganggap pelajaran IPA ssebagai mata pelajaran yang membosankan bagi mereka. Dalam melaksanakan pembelajaran seorang guru seharusnya dapat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1 prosedur penelitian tindakan kelas pada siswa kelas SD Alam Ar Rohmah terdiri dari 4 tahap yakni, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,

Selain itu, menurut pengamatan pada aspek pemberian motivasi belajar kepada siswa juga dirasakan masih kurang, hal ini dikarenakan guru masih banyak ceramah pada

Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan- penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan

Berdasarkan hasil penelitian siklus I akti- vitas siswa dalam pembelajaran bina diri dengan model pembelajaran picture and picture pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat disimpul- kan