• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 Contoh PTK SD Kelas 4 IPA Sudah Jadi Langsung Pakai | Dokumen Sekolah BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "4 Contoh PTK SD Kelas 4 IPA Sudah Jadi Langsung Pakai | Dokumen Sekolah BAB II"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPA 1. Pengertian IPA

Pembelajaran adalah proses pencarian pengetahuan dari suatu subjek atau kemampuan dengan belajar pengalaman atau perintah (Sugiono, 2000:78). Proses pembelajaran secara keseluruhan dari awal sampai akhir kegiatan harus dapat membangkitkan aktivitas siswa sebagai subyek dalam pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran IPA.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta – fakta, konsep – konsep, atau prinsip – prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut di dalam kehidupan sehari – hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari – hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah – masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. (

2. Tujuan IPA Diajarkan di Sekolah Dasar

Mata Pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep – konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

(2)

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7. Memperolah bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya

3. Ruang Lingkup mata pelajaran IPA untuk Sekolah Dasar

Ruang lingkup mata pelajarn IPA untuk SD meliputi aspek – aspek sebagai berikut :

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan

2. Benda/materi, sifat – sifat dan kegunaannya, meliputi : cair, padat dan gas 3. Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana

4. Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda –benda langit lainnya

B. Metode Diskusi

1. Pengertian Metode Diskusi

Yang dimaksud dengan metode diskusi adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa di dalam kelompok ( 3-7 orang ) untuk mengadakan perbincangan secara ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau mencari berbagai alternative pemecahan terhadap suatu masalah.

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Moedjiono Cs 1991/1992 dalam buku SBM, tujuan metode diskusi yaitu untuk mengembangkan pikiran yang kritis, sikap demokratis, pengembangan rasio emosional siswa dan secara lebih terperinci disebutkan sebagai berikut :

1) Mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan

2) Mengembangkan sikap positif terhadap sekolah, para guru, dan bidang studi yang dipelajari

3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan konsep diri (self-concepts) yang lebih positif

4) Meningkatkan keberhasilan siswa dalam menemukan pendapat 5) Mengembangkan sikap terhadap isu – isu kontroversial

2. Kebaikan dan Kelemahan Metode Diskusi

Kebaikan Metode Diskusi yaitu sebagai berikut :

(3)

2) Setiap siswa mendapat kesempatan yang sama secara terbuka untuk

mengemukakan pendapatnya, sehingga memungkinkan adanya keterlibatan secara intelektual, mental dan sosioemosional dalam proses belajar

3) Setiap siswa dapat ditumbuh kembangkan cara berfikir yang kritis, demokratis dan ilmiah serta sikap social/kerja sama

4) Dapat menumbuhkan keberanian berbicara sehingga mempunyai kepercayaan diri dan sikap toleransi

5) Setiap siswa dapat menguji tingkat penguasaan pengetahuan, menguji pandangan terhadap nilai tertentu dan melatih mengambil keputusan secara tepat terhadap masalah – masalah yang dihadapi

6) Dapat membantu siswa yang kurang dapat memahami penjelasan guru dikelas, sehingga dikelompok bisa memperolah keterangan dari teman sebaya

Kelemahan metode diskusi yaitu sebagai berikut :

1) Berhasil tidaknya/tercapai tidaknya tujuan belajar sulit diramalkan karena

tergantung pada kepemimpinan ketua kelompok dan anggota – anggotanya dalam peran serta proses belajar

2) Menyita waktu yang cukup banyak, sehingga bahan pelajaran masih banyak maka kurang tepat

3) Kecenderungan siswa ramai, maka perlu tempat yang khusus sehingga tidak mengganggu kelas lain

4) Dapat didomonir oleh siswa yang menonjol dan yang tidak pandai bicara menjadi pasif/minder dan hanya menyetujui saja terhadap hasil diskusi

5) Apabila siswa belum memiliki pengetahuan dasar terhadap bahan yang didiskusikan maka akan merasa sulit dan hanya jadi penonton saja

6) Guru sering enggan menggunakan metodde diskusi, karena kurang menyadari manfaatnya disamping sulit mengatur/pengelola kelas dan menyita waktu yang cukup banyak

3. Jenis – jenis diskusi dan peranan guru :

Jenis diskusi dan peranan guru dalam memimpin diskusi yang dikemukakan oleh Moedjiono Cs dalam buku metode diskusi P2 LPTK Jakarta adalah sebagai berikut :

Jenis – jenis diskusi :

1) Whole Group, kelas merupakan satu kelompok diskusi, duduk setengah melingkar dengan dipimpin oleh guru

(4)

3) Panel, kelas dibagi menjadi kelompok kecil (3-5) orang yang mendiskusikan suatu pokok tertentu, dengan duduk didepan kelas yang dipimpin oleh seorang moderator.

4) Syndicate Group, kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3-5 siswa, yang tiap kelompok ditugasi membahas sub – sub topic(aspek tertentu) yang berbeda dari topic yang sama

5) Brain Storming Group, setiap siswa diberi kesempatan secara bebas untuk menyumbangkan ide-ide yang dirasa tepat terhadap persoalan yang dilontarkan guru atau untuk memberi masukan-masukan, sehingga terbina rasa percaya diri dan menghormati pendapat teman lain

6) Symposium, beberapa siswa (kelompok) membahas tentang berbagai aspek dari satu pokok tertentu dan membacakan di muka kelas secara singkat (10-15) kemudian disanggah oleh kelompok penyanggah dan juga siswa-siwwa yang lain 7) Kolokium, guru dalam menyajikan pokok pelajaran tertentu dapat mengundang

satu atau lebih nara sumber, duduk di depan kelas, yang secar langsung siswa dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan

8) Informal Debate, kelas dibagi dua kelompok yang sama besar, sama pandainya untuk memperdebatkab suatu problem tertentu

9) Fish Bowl, sekelompok siswa sebagai inti, duduk secara melingkar mendiskusikan suatu pokok tertentu, dan siswa-siswa yang lain melingkari kelompok inti itu untuk mendengarkan dan bila ingin mengemukakan pendapat maka ia masuk duduk pada kursi yang disediakan dalam kelompok inti itu. Apabila sudah dipersilahkan bicara oleh pemimpin diskusi maka baru bicara dan setelah selesai ia meninggalkan tempat duduk itu

Peranan guru sebagai pemimpin diskusi : 1) Iniating

Menyarankan gagasan baru, atau cara baru didalam melihat masalah yang sedang didiskusikan

2) Seeking Information

Meminta fakta yang relevan atau informasi yang otoritatif tentang topik diskusi 3) Giving Information

Memberi fakta yang relevan atau menghubungkan pokok diskusi dengan pengalaman pribadi peserta

4) Giving Opinion

Memberi pendapat tentang pokok yang dipertimbangkan kelompok, bisa bentuk menantang consensus atau sikap “nrimo” kelompok

5) Clarifying

Merumuskan kembali pernyataan seseorang, memperjelas pernyataan seseorang anggota

(5)

Mengembangkan pernyataan seseorang, memperjelas pernyataan seseorang anggota

7) Controlling

Meyakinkan bahwa giliran berbicara merata, meyakinkan bahwa anggota yang perlu bicara, memperoleh giliran bicara

8) Encouraging

Bersikap preseptif dan responsive terhadap pernyataan serta buah pikiran anggota 9) Setting Standart

Memberi atau meminta kelompok menetapkan kriteria untuk menilai urutan anggota atau cara berbuat dadakam diskusi (misalnya, mencari consensus lain atuaran mainnya dengan brain storming)

10) Harmonizing

Menurunkan kadar ketegangan, misalnya dengan memberi kesempatan dua pihak yang berselisih pendapat untuk melacaki posisi masing-masing

11) Reliefing Tension

Mencoba melakukan tindakan penyembuhan setelah mengetahui sebab-sebab ketegangan dan frustasi

12) Coordinating

Menyimpulkan gagasan-gagasan pokok yang muncul didalam diskusi, membantu kelompok mengembangkan gagasan-gagasan didalam diskusi

13) Crientating

Menetapakan dimana kelompok tengah berada dan kemana kelompok harus pergi (secara konseptual)

14) Testing

Memeriksa pendapat serta perasaan kelompok tenteng arah yang seharusnya ditempuhbdiskusi

15) Consensus Testing

Memeriksa tingkatan kesepakatan kelompok, menghindarkan divergensi pandangan yang tidak perlu

16) Summarizing

Merangkum semua yang telah dikemukakan, mengorganisir gagasan-gagasan dan informasi yang dikemukakan

4. Langkah – langkah Penerapan Metode Diskusi  Pertama :

- Sebelum diskusi guru terlebih dahulu memilih dan menentukan topic masalah yang akan didiskusikan

- Guru merancang/menentukan jenis diskusi yang akan diterapkan serta mengorganisir kelas dengan membagi siswa kedalam kelompok atau hanya menjadi satu kelompok untuk diskusi kelas

(6)

- Pada waktu kegiatan akan dimulai, guru membentuk kelompok diskusi, memilih ketua, sekretaris, mengatur ruang, dsb

- Guru mengemukakan topic masalah, garis-garis besar jalannya diskusi, sasaran diskusi

- Siswa-siswa melaksanakan kegiatan diskusi dikelompoknya masing-masing yang dipimpin oleh ketua kelompok sebagai pengatur lalu lintas percakapan - Guru berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lainnya untuk memonitor

jalannya diskusi

- Tiap kelompok menyusun laporan yang akan disampaikan pada diskusi kelas atau disampaikan kepada guru

- Hasil laporan tiap kelompok pada diskusi kelas ditanggapi oleh kelompok-kelompok lain dan guru memberikan komentar, ulasan dan bersama-sama siswa membuat kesimpulan akhir

- Tiap siswa mencatat hasil akhir diskusi kelas, sedangkan guru mengumpulkan hasil diskusi dari tiap kelompok

 Ketiga

- Guru menutup kegiatan diskusi dengan memberikan tugas-tugas lanjutan dan meberikan evaluasi tentang jalannya diskusi tersebut

C. Metode Demonstrasi

Kata metode demonstrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu metha yang berarti melalui atau melewati dan trodos yang berarti jalan atau cerita. Dalam bahasa inggris dijumpai istilah method yang berarti metode, ikhtiar, cara, jalan. Jadi metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu sebagai bahan perbandingan, dikutip dari pendapat Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M.Sc. Ed dalam bukunya yang berjudul dasar dan teknik interaksi belajar mengajar yang menyatakan bahwa metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.

Dalam bukunya SBM, Ps. Wadi Raharja mengungkapkan tentang metode demonstrasi adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran di mana guru atau narasumber / orang lain dengan sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan / langkah proses yang disertai penjelasan, ilustrasi seperlunya dan siswa mengamati dengan seksama.

Kebaikan Metode Demonstrasi

(7)

b. Dapat memperkecil kemungkinan terjadinya pemahaman yang salah terhadap bahan pelajaran dibandingkan dengan mendengarkan ceramah dari guru.

c. Siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dengan secara langsung mengamati peragaan dalam demonstrasi.

d. Dapat mempermudah pemusatan perhatian siswa, karena secara khusus dituntut mengamati secara seksama.

e. Mendorong keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum diketahui selama kegiatan demonstrasi berjalan.

Kelemahan Metode Demonstrasi :

a. Memerlukan waktu yang cukup lama.

b. Memerlukan waktu persiapan yang matang, teliti dan cermat. c. Memerlukan peralatan yang memadai.

d. Belum tentu semua dapat mendemonstrasikan ulang setelah menyaksikan peragaan guru.

e. Tidak semua bahan pelajaran dari berbagai bidang studi tepat di demonstrasikan. D. Alat Peraga

Menurut Waluya (2006), ditinjau dari fungsinya, media/alat peraga dapat: (a) memberikan motivasi belajar, (b) memberikan variasi dalam pembelajaran, (c) mempengaruhi daya abstraksi, (d) memperkenalkan, memperbaiki, dan meningkatkan pemahaman konsep dan prinsip.

Pemanfaatan media/alat peraga yang dilakukan secara secara benar akan memberikankemudahan bagi peserta didik untuk membangun sendiri pengetahaun yang sedang dipelajarinya. Apabila peserta dapat memahami secara tuntas materi pokok tertentu, maka kemampuan tersebut merupakan modal dasar untuk mempelajai materi pokok lain yang berhubungan dengan materi pokok tersebut. Hal ini akan memberikan semangat baru, motivasi baru dan rasa senang bagi peserta didikmempelajari matematika. Oleh karena semangat dan motovasi yang tumbuh dari diri peserta didiksendiri diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

(8)

geometri memiliki satu atau beberapa atribut. Setiap atribut yang dimiliki oleh objek geometri tersebut harus dihadirkan pada alat peraga sebagai model objek geometri tersebut. Apabila alat peraga yang disediakan guru belum memuat atribut yang sama dengan atribut yang dimiliki oleh objek geometri, maka alat peraga tersebut belum efektif bahkan masih bisa menimbulkan miskonsepsi. Ini berarti bahwa mengembangan media / alat peraga harus dilakukan secara cermat. Hasil pengembangan alat media/alat peraga oleh seseorang yang tidak memiliki pemahaman konsep/prinsip pada materi pokok tertentu akan diragukan keefektivannya.

Selain itu Brunner dalam Hawa (2008) menegaskan bahwa proses internalisasi dalam belajar akan terjadi dengan sungguh-sungguh (artinya proses belajar terjadi secara optimal), apabila pengatahuan yang sedang dipelajari oleh peserta didik tersebut dipelajari melalui 3(tiga ) tahap yaitu Enaktif, Ikonik dan Symbolik (EIS).

Menurut Gagnon dan Collay, dalam Tasfirani (2008), menyatakan bahwa Question merupakan bagian pokok dalam pembelajaran kontruktivis (PK). Dalam PK pertanyaan haruslah yang mampu mempengaruhi, mengilhami, atau menyatupadukan pemikiran peserta didik selama proses pembelajaran. Pertanyaan dapat ditempatkan pada semua elemen dari PK. Pertanyaan dapat digunakan untuk memperkenalkan situasi, menyusun, pengelompokan, menset, mendukung pembelajaran aktif, menunjukkan/ memperagakan dengan cepat dan tepat, dan mendorong refleksi.

E. Prestasi Belajar

Seperti yang peneliti kutip dari internet dengan alamat http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/

(9)

dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.” Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.” Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

(10)

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

- Kecerdasan/intelegensi

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalany perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.” Slameto (1995:56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.” Muhibbin (1999:135) berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.” Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.

- Bakat

(11)

Menurut Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan indivedu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.” Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.

- Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (1996:24) minat adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.” Kemudian Sardiman (1992:76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.” Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

(12)

Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan Sardiman (1992:77) mengatakan bahwa “motivasi adalah menggerakkan siswa untuk

melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu.”

Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif.

2. Faktor Ekstern. Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”

(13)

kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Dalam hal ini Hasbullah (1994:46) mengatakan: “Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.” Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.

- Keadaan Sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar. - Lingkungan Masyarakat

(14)

anak-anak yang rajin belajar, maka anak-anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anak-anakpun dapat terpengaruh pula. Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

F. Bagian – bagian Rangka

Tulang – tulang yang tersusun teratur membentuk rangka. Agar tulang yang bersambungan dengan tulang lain dapat digerakkan, diperlukan suatu penghubung. Penghubung antartulang disebut sendi. Bagian yang dapat menggerakkan rangka disebut otot. Tulang terbesar dalam tubuh adalah tulang paha di paha, dan yang terkecil adalah stapes tulang di telinga tengah. Dalam orang dewasa, tulang terdiri dari sekitar 30-40% dari berat total tubuh, dan setengah dari berat ini adalah air.

Bayi yang baru lahir mempunyai lebihdari 300 bagian tulang yang kebanyakan adalah tulang rawan.Namun, setelah dewasa jumlah tulang makin berkurang yaitu tinggal 206 dan tulang menjadi keras. Hal ini disebabkan terjadinya penyatuan tulang, misalnya penyatuan tulang ubun – ubun bayi. Tulang manusia dewasa terbentuk dari sel hidup yang dikelilingi oleh mineral (kebanyakan kalsium dan fosfat) dan zat lentur yang disebut kolagen. Sel adalah bagian terkecil yang menyusun makhluk hidup.

Bagian – bagian rangka manusia yaitu : a. Rangka kepala (tengkorak)

Tulang – tulang yang membentuk rangka kepala antara lain tulang dahi, tulang hidung, rahang atas, rahang bawah, dan tulang pipi. Rangka kepala bagian depan membentuk dasar wajah manusia dan bagian belakang membentuk batok kepala. Tulang – tulang yang membentuk wajah adalah tulang dahi, tulang hidung, tulang pipi, tulang rahang atas, dan tulang rahang bawah.

b. Rangka badan

(15)

Pada bagian depan, tulang – tulang rusuk melekat ketulang dada. Tulang rusuk dan tulang dada membentuk rongga dada. Di atas rongga dada terdapat rangka bahu (pundak). Bahu dibentuk oleh tulang selangka dan tulang belikat. Di bagian bawah, terdapat rangka panggul (gelang panggul), yang dibentuk oleh tulang pinggul dan tulang kemaluan.

c. Rangka anggota gerak

Referensi

Dokumen terkait

selaku Kepala Sekolah dan rekan- rekan guru SD Negeri 4 Suru Kec.Geyer Kabupaten Grobogan yang banyak membantu penulis merumuskan masalah serta pemecahannya..

Keadaan ini menimbulkan adanya pembelajaran yang tidak mampu membawa materi pelajaran kepada dunia nyata yang dihadapi anak sehari- hari. Akibatnya, siswa menjadi

Manakah diantara nama - nama tulang diatas yang termasuk rangka kepala, rangka badan, dan rangka anggota gerak. Tulislah nama tulang tersebut pada kolom

Tulang – tulang yang membentuk rangka kepala antara lain tulang dahi, tulang hidung, rahang atas, rahang bawah, dan tulang pipi.. Rangka kepala bagian depan membentuk dasar

Tulang – tulang yang membentuk rangka kepala antara lain tulang dahi, tulang hidung, rahang atas, rahang bawah, dan tulang pipi.. Rangka kepala bagian depan membentuk dasar

Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan pembicaraan

Metode diskusi kelompok jenis syndicate group pada hakikatnya adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dimana guru membagi kelas dalam beberapa kelompok yang

Metode Diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana Guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan