• Tidak ada hasil yang ditemukan

8 Contoh PTK SD Kelas 4 Matematika Sudah Jadi Tinggal Edit | Dokumen Sekolah PTK MTK KLS 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "8 Contoh PTK SD Kelas 4 Matematika Sudah Jadi Tinggal Edit | Dokumen Sekolah PTK MTK KLS 4"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Berdasarkan teori tersebut konsekuensi bagi peneliti adalah guru harus benar-benar paham bahwa perlunya pemahaman konsep kepada peserta didik dalam proses pembelajaran. Pengalaman yang telah diperoleh siswa merupakan jembatan untuk memperoleh pengetahuan yang akan disampaikan dengan materi yang relevan sehingga pengetahuan siswa tidak terputus, siswa dapat menerapkan kaidah matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Di Sekolah Dasar diutamakan agar siswa mengenal, memahami serta mahir menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan praktek kehidupan sehari-hari. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Pandangan bahwa siswa akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara ilmiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali siswa memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Akibatnya, siswa menjadi kurang termotivasi untuk memahami pelajaran matematika, disebabkan karena pembelajaran matematika yang diberikan hanyalah bersifat hafalan dan bukan penalaran.

(2)

2012/2013, masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan yaitu 70. Dari 22 siswa hanya 4 siswa yang mencapai ketuntasan belajar dalam kegitan pra siklus berarti masih ada 18 siswa atau 82% siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan rata-rata kelas 59.

Hasil belajar siswa yang maksimal dalam mencapai tujuan telah ditetapkan merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi peneliti. Namun apa yang terjadi pada siswa kelas IV semester 1 pada Sekolah Dasar Negeri 4 Suru Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2012/2013 sangat menyedihkan, maka peneliti berusaha melaksanakan perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan peneliti adalah menerapkan Metode Group Investigation, Media Gambar dan Contextual Teaching and Learning, dengan harapan setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal, yaitu dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal guna melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan tes formatif dan refleksi pembelajaran, peneliti berdiskusi dengan teman sejawat sebagai mitra dalam penelitian, serta berkonsultasi dengan supervisor, diperoleh kekurangan-kekurangan sebagai berikut:

a. Faktor siswa

1) Kurang disiplin dalam diskusi kelompok 2) Minat siswa terhadap pelajaran masih kurang

3) Siswa kurang memiliki rasa ingin tahu dalam pemecahan masalah 4) Perhatian siswa belum terfokus pada suatu masalah

5) Siswa menjadi kurang termotivasi untuk memahami pelajaran b. Faktor guru

1) Belum membangun pemahaman siswa dari pengalaman baru berdasarkan pada pengetahuan awal

(3)

3) Dalam pembelajaran siswa sebagai penerima pengetahuan, belum dikemas menjadi proses mengkonstruksi

2. Analisis Masalah

Proses pemerikasaan siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar dapat dilakukan melalui diagnosa kesulitan belajar. Melalui kegiatan diagnosis itulah guru akan mengetahui siswa-siswa mana yang perlu mendapat bantuan. Untuk itu peneliti melakukan perbaikan pembelajaran yang ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar yang ditunjukkan dari hasil belajar siswa tentang satuan berat yang tidak mencapai kriteria ketuntasan belajar. Disamping itu peneliti juga mengupayakan agar hasil belajar secara umum agar rata-ratanya meningkat.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti mengunakan media gambar sehingga siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat menangkap tujuan pembelajaran lebih mudah dan cepat.

Berdasarkan hasil dari proses pembelajaran, refleksi pembelajaran, diskusi dan hasil konsultasi dari supervisor diperoleh hal-hal yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa tentang satuan berat pada siswa kelas IV semester 1 pada Sekolah Dasar Negeri 4 Suru Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2012/2013 bahwa analisis masalah pembelajaran yang perlu diungkap adalah sebagai berikut:

a. Penggunaan Metode Group Investigation, Media Gambar dan Contextual Teaching and Learning dapat mengenal satuan berat. b. Melalui penggunaan Metode Group Investigation, Media Gambar dan

Contextual Teaching and Learning diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang satuan berat dan hubungannya.

Masalah tersebut diatas muncul karena adanya 3 faktor yang tejadi pada waktu proses pembelajaran berlangsung dari siklus I dilanjutkan siklus II dan siklus III sebagai berikut:

(4)

b. Rencana pembelajaran yang telah disusun belum sesuai dengan panduan pembuatan rencana pembelajaran.

c. Guru kurang memperhatikan pentingnya media pembelajaran guna memperjelas informasi dari kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil kolaborasi dengan teman sejawat dan konsultasi dengan supervisor, dalam proses pembelajaran perlu menerapkan Metode Group Investigation, Media Gambar dan Contextual Teaching and Learning yang sesuai dengan kompetensi dasar yang akan disampaikan. Melalui cara tersebut siswa akan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran lebih lanjut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan analisis masalah tesebut diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: “Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV tentang satuan berat melalui Metode Group Investigation, Media Gambar dan Contextual Teaching and Learning pada semester 1 tahun pelajaran 2012/2013?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan penelitian yang akan dicapai adalah:

1. Mendeskripsikan Penerapan Metode Group Investigation, Media Gambar dan Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran Matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV semester 1 tentang satuan berat.

2. Mendeskripsikan Metode Group Investigation, Media Gambar dan Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran Matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV semester 1 tentang satuan berat. 3. Mendeskripsikan dampak penggunaan Metode Group Investigation, Media

(5)

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini akan memberikan manfaat berarti bagi perorangan maupun institusi dibawah ini:

1. Manfaat bagi Guru:

a. Meningkatkan kualitas guru dalam mengelola proses pembelajaran dan membawa siswa pada pengalaman belajar yang bermakna.

b. Meningkatkan motivasi kinerja guru terhadap hasil belajar siswa c. Memacu kreatifitas dan kredibilitas guru dalam melaksanakan

tugasnya.

d. Guru dapat melakukan penilaian terhadap siswa untuk 3 ranah sekaligus, yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif.

2. Manfaat bagi Siswa:

a. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran

b. Terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, atau sebaliknya.

c. Meningkatkan prestasi belajar dalam menempuh tes formatif dan dalam ulangan umum semester tahun pelajaran 2012/2013.

3. Manfaat bagi Sekolah:

(6)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Matematika di Sekolah Dasar

Menurut Depdiknas (2004:75) Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam Matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

Berdasarkan teori tersebut konsekuensi bagi peneliti adalah guru harus benar-benar paham bahwa perlunya pemahaman konsep kepada peserta didik dalam proses pembelajaran. Pengalaman yang telah diperoleh siswa merupakan jembatan untuk memperoleh pengetahuan yang akan disampaikan dengan materi yang relevan sehingga pengetahuan siswa tidak terputus, siswa dapat menerapkan kaidah Matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Fungsi dan Tujuan

Menurut Udin S Winataputra (2004:1.25) Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangn dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model Matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

(7)

Satuan Berat

Menurut Muchtar A. Karim (2005:6.3) .satuan berat adalah satuan yang digunakan untuk mengukur masa atau banyak suatu benda / barang.satuan berat ada yang berupa satuan pokok dan satuan turunan.

B. Metode Group Investigation

1. Hakikat Metode Group Investigation

Pembelajaran tipe Group Investigation (GI) merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Group Investigation

Menurut Udin S. Winaputra, 2001:75 dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu:

a. Penelitian (Enquiri)

Adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut.

b. Pengetahuan (Knowledge)

Adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung.

c. Dinamika Kelompok (The Dynamic of the Learning Group)

Menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melalui proses saling beragumentasi.

(8)

b. Kerjasama kelompok dapat membangkitkan semangat untuk berani dalam mengemukakan pendapat

c. Berbagi informasi dengan anggota kelompok lainnya dalam membahas materi pembelajaran

4. Kelemahan Group Investigation, antara lain:

a. Memilih sendiri anggota kelompoknya (siswa yang pandai memilih siswa yang pandai pula)

b. Tidak semua anggota kelompok berpartisipasi dalam mencari jawaban

Langkah-langkah Group Investigation:

1) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen 2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

3) Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/ tugas yang berbeda dari kelompok lain.

4) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan.

5) Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok

6) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan. 7) Evaluasi

8) Penutup

C. Media Pembelajaran a. Pengertian

(9)

1) Menurut Schramm dalam Udin S. Winataputra (2004:5.4) media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

2) Menurut Briggs dalam Udin S. Winataputra (2004:5.4) media adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide dan sebagainya.

3) Menurut NEA dalam Udin S. Winataputra (2004:5.4) media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengan termasuk teknologi perangkat kerasnya.

b. Media Gambar Diam / Mati (Still Picture)

Gambar diam / mati adalah gambar-gambar yang disajikan secara fotografik misalnya tentang gambar manusia, hewan, tumbuhan, tempat atau objek lainnya yang ada kaitannya dengan bahan / materi pembelajaran yang akan disampaikan pada siswa.

c. Keuntungan Mengguakan Media Gambar

1) Media ini dapat menterjemahkan ide / gagasan yang sifatnya abstrak menjadi realistik

2) Banyak tersedia dalam buku-buku termasuk buku teks, majalah, surat kabar, kalender dan sebagainya.

3) Mudah menggunakannya

4) Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua pelajaran d. Langkah-langkah Kegiatan

1) Guru menyiapkan gambar-gambar tentang persegi panjang sesuai pada lembar kerja siswa

2) Guru memberikan pertanyaan lisan kepada siswa mengenai pengertian pecahan dan dilanjutkan tentang mengenal pecahan sederhana. Beberapa siswa diminta untuk mengemukakan pendapatnya, apabila siswa belum memahami pecahan guru mengarahkan pemahaman siswa dengan menunjukkan salah satu gambar persegi panjang yang dipotong dua dan dipotong empat.

(10)

4) Guru menyiapkan gambar yang lain, salah satu siswa ditunjuk ke depan untuk menceritakan gambar secara berurutan hingga akhir. e. Fungsi Media Pembelajaran

Memperhatikan pentingnya media pembelajaran dalam proses pembelajaran menurut Udin S. Winataputra (2004:5.9), maka tidak ada alasan apabila kita menginginkan berhasil harus menggunakan media. Adapun fungsi media pembelajaran sebagai berikut:

1) Sarana bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif 2) Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan

proses pembelajaran.

3) Mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran selalu harus melihat tujuan pembelajaran

4) Siswa dapat menangkap tujuan pembelajaran lebih cepat dan mudah 5) Mengurangi terjadinya penyakit verbalisme

6) Hasil belajar siswa akan tahan lama mengendap sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai tinggi.

D. Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Contextual Teaching and Learning

a. Pengertian Contextual Teaching and Learning

(11)

b. Fokus Contextual Teaching and Learning

Pembelajaran kontekstual menempatkan siswa di dalam konteks bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari dan sekaligus memperhatikan faktor kebutuhan individual siswa dan peranan guru. Sehubungan dengan itu maka pendekatan pengajaran kontekstual harus menekankan pada hal-hal sebagai berikut:

1) Belajar Berbasis Masalah (Problem-Based Learning), yaitu suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.

2) Pengajaran Autentik (Authentic Instruction) yaitu pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa mempelajari konteks bermakna.

3) Belajar Berbasis Inkuiri (Inquiry-Based Learning) yang membutuhkan strategi pengajaran yang mengikuti metodologi sains dan menyediakan kesempatan untuk pembelajaran bermakna.

4) Belajar Berbasis Proyek/Tugas (Project-Based Learning) yang membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif di mana lingkungan belajar siswa (kelas) didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya.

5) Belajar Berbasis Kerja (Work-Based Learning) yang memerlukan suatu pendekatan pengajaran yang memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari materi pelajaran berbasis sekolah dan bagaimana materi tersebut dipergunakan kembali di tempat kerja.

(12)

jasa-layanan masyarakat dengan suatu struktur berbasis sekolah untuk merefleksikan jasa-layanan tersebut.

7) Belajar Kooperatif (Cooperative Learning) yang memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan.

c. Penerapan Contextual Teaching and Learning

Penerapan pendekatan kontekstual ini dalam pembelajaran di kelas dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya. 2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik 3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya

4) Ciptakan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok-kelompok) 5) Hadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran

6) Lakukan refleksi diakhir pertemuan

7) Lakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara

(13)

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan ada tahap-tahap yang perlu diungkap atau ditulis, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi sebagai berikut:

A. Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas IV semester 1 pada Sekolah Dasar Negeri 4 Suru Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Waktu Penelitian

No Hari dan Tanggal Mata

Pelajaran Waktu Kegiatan 1. Rabu, 26 September 2012 Matematika 08.55 - 10.10 Siklus I 2. Rabu, 4 Oktober 2012 Matematika 08.55 - 10.10 Siklus II 3 Rabu, 11 Oktober 2012 Matematika 08.55 - 10.10 Siklus III

3. Mata Pelajaran

Yang menjadi objek penelitian adalah mata pelajaran Matematika dengan kompetensi dasar satuan berat.

4. Karakteristik Siswa

Siswa kelas IV semester 1 pada Sekolah Dasar Negeri 4 Suru Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2012/2013 berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Adapun karakteristik siswa yang dapat peneliti paparkan adalah sebagai berikut: a) Mayoritas Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 4 Suru adalah anak

petani.

b) Kurangnya sarana dan prasarana siswa dalam belajar, misalnya tidak memiliki buku pelajaran

c) Rendahnya minat dan motivasi siswa terhadap mata pelajaran Matematika.

(14)

B. Deskripsi Per Siklus

Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari tiga siklus. Langkah-langkah setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Siklus I

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi masalah

b. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran dengan indikator hubungan antar satuan berat.

c. Memilih dan menentukan pendekatan serta metode Group Investigation.

d. Membuat dan merancang lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru beserta indikatornya.

e. Merancang dan menyusun evaluasi 2. Pelaksanaan

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan indikator hubungan antar satuan berat yang melibatkan guru dan teman sejawat sebagai pengamat dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.

b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok c. Tiap-tiap kelompok mengerjakan tugas secara diskusi.

d. Perwakilan tiap-tiap kelompok diminta melaporkan hasil diskusi di depan kelas.

e. Guru bersama siswa melakukan refleksi di akhir pertemuan untuk membahas hasil kerja kelompok secara klasikal

f. Melaksanakan evaluasi.

3. Pengamatan

(15)

tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru beserta indikatornya. Adapun aspek-aspek yang diamati adalah sebagai berikut:

a. Perilaku guru, observer mengamati jalannya pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan (aktivitas) guru berupa persiapan, membuka pelajaran, memotivasi, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan urutan materi, penerapan group Investigation, penggunaan alat peraga, bimbingan siswa mengalami kesulitan belajar, kesesuaian alokasi waktu, pelaksanaan evaluasi, mengakhiri pelajaran (terlampir).

b. Observer mengamati hasil yang telah dicapai siswa, setelah dilaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran melalui instrumen pengamatan aktifitas siswa selama dalam pembelajaran berupa perhatian siswa terhadap materi, keberanian siswa dalam bertanya, semangat siswa dalam mengikuti pelajaran, kemampuan siswa serta kesungguhan siswa pada peraturan, keaktifan siswa di kelas (terlampir).

4. Refleksi

Dari hasil observasi peneliti bersama teman sejawat mengadakan diskusi untuk mengetahui kebaikan dan kekurangan pada saat berlangsungnya proses perbaikan pembelajaran. Data yang diperoleh digunakan sebagai dasar bagi peneliti untuk mengevaluasi guru dan siswa selama perbaikan pembelajaran. Hasil evaluasi digunakan untuk merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II yang difokuskan pada penggunaan media gambar.

Siklus II

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi masalah siklus I

b. Meyusun rencana perbaikan pembelajaran dengan indikator mengenal hubungan antar satuan berat .

(16)

d. Membuat dan merancang lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru beserta indikatornya.

e. Merancang dan menyusun evaluasi 2. Pelaksanaan

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan indikator mengenal pecahan sederhana yang melibatkan guru dan teman sejawat sebagai pengamat dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Guru menyiapkan gambar-gambar tentang hubungan antar satuan berat sesuai pada lembar kerja siswa depan untuk menceritakan gambar secara berurutan hingga akhir. e.

3. Pengamatan

Pada tahap pengamatan perbaikan pembelajaran tentang satuan beratdi kelas IV dilakukan dengan menggunakan lembar observasi tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru beserta indikatornya. Adapun aspek-aspek yang diamati adalah sebagai berikut:

(17)

pengamatan aktifitas siswa selama dalam pembelajaran berupa perhatian siswa terhadap materi, keberanian siswa dalam bertanya, semangat siswa dalam mengikuti pelajaran, kemampuan siswa serta kesungguhan siswa pada peraturan, keaktifan siswa di kelas (terlampir).

4. Refleksi

Dari hasil observasi peneliti bersama teman sejawat mengadakan refleksi untuk mengetahui kebaikan dan kekurangan pada saat berlangsungnya proses perbaikan pembelajaran. Secara umum hampir semua aspek yang menjadi fokus pengamatan baik pada perbaikan pembelajaran siklus I maupun pada perbaikan pembelajaran siklus II.

Data yang diperoleh digunakan sebagai dasar bagi peneliti untuk mengevaluasi guru dan siswa selama perbaikan pembelajaran. Selanjutnya hasil evaluasi dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaiakan pada Siklus III.

Siklus III

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi masalah siklus I dan siklus II

b. Meyusun rencana perbaikan pembelajaran dengan indikator mengenal hubungan antar satuan berat.

c. Memilih dan menentukan media visual yang tepat yaitu Contextual Teaching and Learning yang sesuai dengan indikator hubungan antar satuan berat.

d. Membuat dan merancang lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru beserta indikatornya.

e. Merancang dan menyusun evaluasi 2. Pelaksanaan

(18)

a. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya. b. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan lembar kerja

c. Menciptakan sifat ingin tahu dengan bertanya

d. Menciptakan masyarakat belajar dengan jalan membentuk kelompok-kelompok dalam pembelajaran.

e. Menghadirkan seorang model sebagai contoh pembelajaran dengan menyampaikan hasil kerja kelompok.

f. Guru bersama siswa melakukan refleksi di akhir pertemuan untuk membahas hasil kerja kelompok secara klasikal

g. Melaksanakan evaluasi tentang satuan berat. 3. Pengamatan

Pada tahap pengamatan perbaikan pembelajaran tentang hubungan antar satuan berat di kelas IV dilakukan dengan menggunakan lembar observasi tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru beserta indikatornya. Adapun aspek-aspek yang diamati adalah sebagai berikut:

a. Observer mengamati jalannya pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan (aktivitas) guru berupa persiapan, membuka pelajaran, mengaitkan pengalaman belajar, memotivasi siswa, penyajian sesuai dengan urutan materi, penggunaan alat peraga, bimbingan siswa mengalami kesulitan belajar, kesesuaian alokasi waktu, pelaksanaan evaluasi, mengakhiri pelajaran (terlampir).

b. Observer mengamati hasil yang telah dicapai siswa, setelah dilaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran melalui instrument pengamatan aktifitas siswa selama dalam pembelajaran berupa perhatian siswa terhadap materi, keberanian siswa dalam bertanya, semangat siswa dalam mengikuti pelajaran, kemampuan siswa serta kesungguhan siswa pada peraturan, keaktifan siswa di kelas (terlampir).

(19)

Dari hasil observasi peneliti bersama teman sejawat mengadakan refleksi untuk mengetahui kebaikan dan kekurangan pada saat berlangsungnya proses perbaikan pembelajaran. Secara umum hampir semua aspek yang menjadi fokus pengamatan baik pada perbaikan pembelajaran siklus I , siklus II maupun pada perbaikan pembelajaran siklus III .

Data yang diperoleh digunakan sebagai dasar bagi peneliti untuk mengevaluasi guru dan siswa selama perbaikan pembelajaran. Selanjutnya hasil evaluasi dipergunakan sebagai dasar untuk menyusun laporan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(20)

A. Deskripsi Per Siklus

Pelaksanaan Siklus I

Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan efektifitas hasil belajar siswa, maka peneliti mengembangkan rencana Penelitian Tindakan Kelas. Dalam penelitian ini terdiri dari tiga siklus yang masing–masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

1. Proses Perencanaan

a. Mengidentifikasi masalah. Dalam mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah ini, penulis berkolaborasi dengan beberapa teman sejawat dan supervisor untuk mengungkap dan memperjelas permasalahan yang penulis hadapi untuk dicarikan jalan pemecahan yang tepat, sampai diperoleh hasil yang memuaskan.

b. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran dengan indikator mengenal pecahan sederhana dengan menitik beratkan pada penerapan Pendekatan group investigation.

c. Membuat dan merancang lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru beserta indikatornya sebagai panduan bagi observer dalam mengobservasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dalam penerapan Pendekatan group investigation.

d. Merancang dan menyusun evaluasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam memahami materi pelajaran.

2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran

a. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja kelompok.

b. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan lembar kerja

(21)

kelompok-d. Siswa bersama grup nya dengan menyampaikan hasil kerja.

e. Guru bersama siswa melakukan refleksi di akhir pertemuan untuk membahas hasil kerja kelompok secara klasikal

f. Melaksanakan evaluasi tentang satuan berat. 3. Proses Pengamatan

a. Observer mencatat temuan pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran

b. Observer mengamati proses perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dalam penerapan Pendekatan Group Investigation. c. Hasil pengamatan teman sejawat terhadap peneliti saat proses

perbaikan pembelajaran diperoleh temuan sebagai berikut:

1) Sebelum kegiatan inti peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran

2) Bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar masih secara umum belum menyeluruh pada siswa mengalami kesulitan belajar.

3) Dalam pembelajaran guru tidak menyesuaikan alokasi waktu d. Hasil pengamatan teman sejawat terhadap siswa dalam mengikuti

proses perbaikan pembelajaran diperoleh temuan sebagai berikut: 1) Perhatian siswa terhadap materi pelajaran masih kurang

2) Keberanian siswa dalam bertanya masih kurang, terlihat waktu bertanya siswa tampak malu-malu

3) Tidak semangat siswa dalam mengikuti pelajaran

4. Proses Refleksi

Setelah selesai melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I ini dan berdasarkan hasil pengamatan atas tindakan perbaikan pembelajaran atas di peroleh hasil refleksi sebagai berikut:

(22)

b. Guru menerangkan terlalu cepat, sehingga siswa tidak dapat mendengarkan dengan jelas

c. Belum semua anak beraktivitas dalam berpendapat

d. Langkah-langkah dalam pembelajaran belum sesuai dengan penerapan Pendekatan Group Investigation.

d. Guru tidak memberi bimbingan secara khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar secara langsung.

Secara umum pelaksanaan sudah berjalan dengan baik, namun ada kekurangan yaitu tidak menggunakan media pembelajaran secara optimal.

Pelaksanaan Siklus II

Berdasarkan hasil dan refleksi terhadap perbaikan pembelajaran siklus I yang selanjutnya berdiskusi dengan teman sejawat dan berkonsultasi dengan supervisor serta mengkaji beberapa teori pembelajaran Matematika kelas IV di Sekolah Dasar, maka peneliti mengembangkan rencana perbaikan pembelajaran siklus II berupa prosedur kerja yang dilaksanakan di dalam kelas yang terdiri dari perencanaan, pelaksaan tindakan, pengamatan dan refleksi. 1. Proses Perencanaan

a. Perencaan tindakan pada siklus II didasarkan atas hasil refleksi pada siklus I. Dalam perencaan ini penulis berkolaborasi dengan teman sejawat dan supervisor untuk mengungkap dan memperjelas permasalahan yang penulis temui untuk dicarikan jalan pemecahan yang tepat, sampai diperoleh hasil yang memuaskan.

b. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran dengan mengenal satuan berat dengan menitik beratkan pada penggunaan media gambar.

c. Memilih dan menentukan media visual yang tepat yaitu media gambar yang sesuai dengan indikator .

(23)

e. Merancang dan menyusun evaluasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam memahami materi pelajaran.

2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan indikator satuan berat yang melibatkan guru dan teman sejawat sebagai pengamat dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Guru menyiapkan gambar-gambar satuan berat sesuai pada lembar kerja siswa

b. Guru memberikan pertanyaan lisan kepada siswa mengenai pengertian pecahan dan dilanjutkan tentang satuan berat. Beberapa siswa diminta untuk mengemukakan pendapatnya, apabila siswa belum memahami pecahan guru mengarahkan pemahaman siswa dengan menunjukkan salah satu gambar satuan berat.

c. Guru meminta salah satu siswa untuk menceritakan isi.

d. Guru menyiapkan gambar yang lain, salah satu siswa ditunjuk ke depan untuk menceritakan gambar secara berurutan hingga akhir. 3. Pengamatan

a. Observer mengamati proses perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dalam penggunaan media gambar

b. Observer mencatat temuan pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran

c. Hasil pengamatan teman sejawat terhadap peneliti saat proses perbaikan pembelajaran diperoleh temuan sebagai berikut:

1) Pada kegiatan awal peneliti telah mempersiapkan rencana pembelajaran dan dalam membuka pelajaran sesuai dengan materi 2) Pada kegiatan inti dalam penggunaan media sudah variatif

3) Bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar sudah menyeluruh

4) Pelaksanaan evaluasi sudah berjalan baik dan mengakhiri pelajaran dengan penjelasan

(24)

d. Hasil pengamatan teman sejawat terhadap siswa dalam mengikuti proses perbaikan pembelajaran diperoleh temuan sebagai berikut: 1) Perhatian siswa terhadap materi pelajaran sudah baik

2) Keberanian siswa dalam bertanya sudah baik, hal in terlihat setiap ada pertanyaan siswa siap menjawab dengan cepat tanpa ragu-ragu 3) Keaktifan dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran sudah

baik. 4. Proses Refleksi

Setelah selesai melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus II dan pengamatan atas tindakan pembelajaran di dalam kelas dan dilanjutkan dengan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan dalam kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Dengan menggunakan media pembelajaran yang optimal memudahkan siswa dalam menerima penjelasan guru tentang mengenal pecahan sederhana

b. Secara umum pelaksanaan sudah berjalan dengan baik, maka perbaikan pembelajaran siklus II dinyatakan berhasil, sebab hasil belajar siswa tentang mengenal pecahan sederhana semua siswa sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal.

Keberhasilan dan Kegagalan

1. Deskripsi kesiapan menerima pelajaran

Dari hasil observasi “Kesiapan menerima pelajaran” diperoleh gambaran pada waktu proses pembelajaran siklus I, kesiapan siswa dalam menerima pelajaran relatif masih kurang. Hal ini dipengaruhi karena siswa kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan.

2. Proses pembelajaran

(25)

a. Belum semua anak beraktivitas dalam berpendapat

b. Dalam pembelajaran guru kurang memotivasi siswa sehingga siswa cenderung pasif.

c. Guru menerangkan terlalu cepat, sehingga siswa tidak dapat mendengarkan dengan jelas.

d. Dalam pembelajaran kurang mengunakan media yang memadai

e. Guru belum memberikan bimbingan secara khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar secara langsung.

Pelaksanaan Siklus III

Berdasarkan hasil dan refleksi terhadap perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II yang selanjutnya berdiskusi dengan teman sejawat dan berkonsultasi dengan supervisor serta mengkaji beberapa teori pembelajaran Matematika kelas IV di Sekolah Dasar, maka peneliti mengembangkan rencana perbaikan pembelajaran siklus III berupa prosedur kerja yang dilaksanakan di dalam kelas yang terdiri dari perencanaan, pelaksaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

1. Proses Perencanaan

a. Perencaan tindakan pada siklus III didasarkan atas hasil refleksi pada siklus I dan II. Dalam perencaan ini penulis berkolaborasi dengan teman sejawat dan supervisor untuk mengungkap dan memperjelas permasalahan yang penulis temui untuk dicarikan jalan pemecahan yang tepat, sampai diperoleh hasil yang memuaskan.

b. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran dengan mengenal satuan berat dengan menitik beratkan pada penggunaan metode Contextual Teaching and Learning .

c. Memilih dan menentukan media yang sesuai dengan indikator mengenal satuan berat.

(26)

e. Merancang dan menyusun evaluasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam memahami materi pelajaran.

2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan indikator mengenal mengenal satuan berat yang melibatkan guru dan teman sejawat sebagai pengamat dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya. b. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan lembar kerja

c. Menciptakan sifat ingin tahu dengan bertanya

d. Menciptakan masyarakat belajar dengan jalan membentuk kelompok-kelompok dalam pembelajaran.

e. Menghadirkan seorang model sebagai contoh pembelajaran dengan menyampaikan hasil kerja kelompok.

f. Guru bersama siswa melakukan refleksi di akhir pertemuan untuk membahas hasil kerja kelompok secara klasikal

g. Melaksanakan evaluasi 3. Pengamatan

a. Observer mengamati proses perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dalam penggunaan media gambar

b. Observer mencatat temuan pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran

c. Hasil pengamatan teman sejawat terhadap peneliti saat proses perbaikan pembelajaran diperoleh temuan sebagai berikut:

1) Pada kegiatan awal peneliti telah mempersiapkan rencana pembelajaran dan dalam membuka pelajaran sesuai dengan materi 2) Pada kegiatan inti dalam penggunaan metode sudah baik.

3) Bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar sudah menyeluruh

(27)

5) Pembelajaran diakhiri dengan penjelasan

d. Hasil pengamatan teman sejawat terhadap siswa dalam mengikuti proses perbaikan pembelajaran diperoleh temuan sebagai berikut: 1) Perhatian siswa terhadap materi pelajaran sudah baik

2) Keberanian siswa dalam bertanya sudah baik, hal in terlihat setiap ada pertanyaan siswa siap menjawab dengan cepat tanpa ragu-ragu 3) Keaktifan dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran sudah

baik.

4. Proses Refleksi

Setelah selesai melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus III dan pengamatan atas tindakan pembelajaran di dalam kelas dan dilanjutkan dengan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan dalam kegiatan perbaikan pembelajaran siklus III diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang optimal memudahkan siswa dalam menerima penjelasan guru tentang satuan berat.

b. Secara umum pelaksanaan sudah berjalan dengan baik, maka perbaikan pembelajaran siklus III dinyatakan berhasil, sebab hasil belajar siswa tentang satuan berat semua siswa sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal.

Keberhasilan dan Kegagalan

1. Deskripsi kesiapan menerima pelajaran

Dari hasil observasi “Kesiapan menerima pelajaran” diperoleh gambaran pada waktu proses pembelajaran siklus I dan II, kesiapan siswa dalam menerima pelajaran relatif masih kurang.Hal itu disebabkan semangat yang kurang.

(28)

Dari hasil observasi proses pembelajaran diperoleh kekurangaktifan siswa dalam proses pembelajaran disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

a. Belum semua anak beraktivitas dalam berpendapat

b. Dalam pembelajaran guru kurang memotivasi siswa sehingga siswa cenderung pasif.

c. Guru menerangkan terlalu cepat, sehingga siswa tidak dapat mendengarkan dengan jelas.

d. Dalam pembelajaran tidak mengunakan media yang memadai

e. Guru belum memberikan bimbingan secara khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar secara langsung

f. Guru kurang memfasilitatori siswa

B. HASIL PENELITIAN

1. Hasil Evaluasi Sebelum Perbaikan Pembelajaran Tabel 1

(29)

2 50 7 32%

3 60 10 45%

4 70 2 9%

5 80 2 9%

6 90 0 0%

7 100 0 0%

Jumlah 22 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasi evaluasi mata pelajaran Matematika dengan Kompetensi satuan berat kelas IV semester 1 SD Negeri 4 Suru Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan, sebelum kegiatan perbaikan pembelajaran dari 22 siswa yang mendapat nilai 40 sebanyak 1 orang siswa, nilai 50 sebanyak 7 orang siswa, nilai 60 sebanyak 10 orang siswa, nilai 70 sebanyak 2 orang siswa dan yang mendapat nilai 80 sebanyak 2 orang siswa.

Apabila hasil evaluasi kegiatan sebelum perbaikan pembelajaran tersebut disajikan dalam diagram, maka akan terlihat seperti gambar 1 berikut:

Gambar 1 : Grafik Hasil Evaluasi Matematika Semester 1 tentang “satuan berat”.

Dari hasil belajar seperti gambar 1 menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah Kriteri Ketuntasan Minimal dan nilai tertinggi 80, maka peneliti berupaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan Penelitian Tindakan Kelas.

(30)

Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I diperoleh hasil meningkat, pemahaman siswa kompetensi dasar mengenal pecahan sederhana sudah ada peningkatan, hasil perbaikan pembelajaran siklus I disajikan pada tabel 2 berikut:

Tabel 2

Tabulasi Frekuensi Hasil Evaluasi Belajar Perbaikan Siklus I

No Rentang Nilai Jumlah Prosentase

1 50 3 14%

2 60 9 41%

3 70 6 27%

4 80 2 9%

5 90 2 9%

6 100 0 0%

Jumlah 22 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasi evaluasi mata pelajaran Matematika dengan Kompetensi Dasar satuan berat kelas IV semester 1 SD Negeri 4 Suru Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan, siklus I kegiatan perbaikan pembelajaran dari 22 siswa yang mendapat nillai 50 sebanyak 3 orang siswa, nilai 60 sebanyak 9 orang siswa, nilai 70 sebanyak 6 orang siswa, nilai 80 sebanyak 2 orang siswa dan yang mendapat nilai 90 sebanyak 2 orang siswa dan nilai 100 tidak ada.

(31)

Gambar 2 : Grafik Hasil Evaluasi Matematika Semester 1 tentang “satuan berat”.

Dari hasil belajar seperti gambar 2 menunjukkan bahwa sudah banyak siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal, namun nilai yang diharapkan masih rendah, maka peneliti berupaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan Penelitian Tindakan Kelas.

3. Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II

Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I diperoleh hasil meningkat, pemahaman siswa kompetensi dasar mengenal pecahan sederhana sudah ada peningkatan, hasil perbaikan pembelajaran siklus II disajikan pada tabel 3 berikut:

Tabel 3

Tabulasi Frekuensi Hasil Evaluasi Belajar Perbaikan Siklus II

No Rentang Nilai Jumlah Prosentase

1 60 5 23%

2 70 7 32%

3 80 7 32%

4 90 1 4%

5 100 2 9%

Jumlah 20 100%

(32)

22 siswa yang mendapat nilai sebanyak 5 orang siswa, nilai 70 sebanyak 7 orang siswa, nilai 80 sebanyak 7 orang siswa, nilai 90 sebanyak 1 orang siswa dan yang mendapat nilai 100 sebanyak 2 orang siswa dan nilai 94,2-100,0 sebanyak 2 orang siswa.

Apabila hasil evaluasi kegiatan sebelum perbaikan pembelajaran tersebut disajikan dalam diagram, maka akan terlihat seperti gambar 3 berikut:

Dari hasil belajar seperti gambar 1 menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah Kriteri Ketuntasan Minimal dan nilai tertinggi 100, hal ini menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran siklus II dengan menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar.Meskipun demikian perbaiakan pembelajaran dilanjutkan Siklus III.

4. Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus III

Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus III diperoleh hasil meningkat, pemahaman siswa kompetensi dasar mengenal satuan berat sudah ada peningkatan, hasil perbaikan pembelajaran siklus III disajikan pada tabel 3 berikut:

Tabel 4

(33)

2 60 0 0%

3 70 8 36%

4 80 9 41%

5 90 1 5%

6 100 4 18%

Jumlah 22 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasi evaluasi mata pelajaran Matematika dengan Kompetensi Dasar mengenal satuan berat kelas IV semester 1 SD Negeri 4 Suru Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan, pada siklus III dari 22 siswa yang mendapat nilai 50 tidak ada, nilai 60tidak ada, nilai 70 sebanyak 8 orang siswa, nilai 80 sebanyak 9 orang siswa ,yang mendapat nilai 90 sebanyak 1 orang siswa dan nilai 100 sebanyak 4 orang siswa.

Apabila hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus III tersebut disajikan dalam diagram, maka akan terlihat seperti gambar 4 berikut:

(34)

Berdasarkan tabel 1, 2, 3, dan 4 hasil perolehan data mata pelajaran Matematika dengan Kompetensi Dasar mengenal satuan berat kelas IV semester 1 SD Negeri 4 Suru Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2012 / 2013 ternyata ada peningkatan ketuntasan hasil belajar dari sebelum perbaikan pembelajaran, siklus I, siklus II sampai siklus III. Dalam kegiatan pembelajaran sebelum diadakan perbaikan pembelajaran 4 orang siswa dari 22 siswa dengan ketuntasan 18% siklus I ada 10 orang siswa dari 22 siswa mencapai nilai tuntas (45%), pada perbaikan pembelajaran siklus II ada 17 siswa dari 22 siswa mencapai nilai tuntas 77% dan pada perbaikan pembelajaran siklus III ada 22 siswa dari 22 siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (100%).

Apabila hasil perolehan data tersebut disajikan dalam tabel maka dapat dilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 5

Peningkatan Hasil Evaluasi Perbaikan

Sebelum Perbaikan, Siklus I, Siklus II dan Siklus III

No Uraian Pra siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Tuntas 4 18% 10 45% 17 77% 2 100%

2 Belum

Tuntas 18 82% 12 55% 5 33% -

Dengan melihat data di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Sebelum perbaikan pembelajaran siswa yang tuntas hanya 4 siswa dari 22 siswa (18%).

b. Pada siklus I siswa yang tuntas 10 siswa dari 22 siswa (45%). c. Pada siklus II siswa yang tuntas 17 siswa dari 22 siswa (77%). d. Pada siklus III siswa yang tuntas 22 siswa dari 22 siswa (100%).

Sedangkan siswa yang belum tuntas sebagai berikut:

(35)

b. Pada siklus I 12 siswa dari 22 siswa yang belum tuntas (55%). c. Pada siklus II 5 siswa dari 22 siswa yang belum tuntas (33%). d. Pada siklus III tidak ada siswa yang belum tuntas (0%).

Bila ketuntasan hasil belajar dalam bentuk diagram, maka dapat dilihat pada diagram 5 di berikut ini:

C. Pembahasan dari Setiap Siklus

Berdasarkan hasil pengolahan data, temuan dan refleksi maka dapat dibahas sebagai berikut:

1. Siklus I

Sebelum perbaikan pembelajaran siswa yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata 70 ada 4 siswa atau 18%

2. Siklus II

Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I dengan metode group investigation siswa yang tuntas belajar dengan rata-rata 70 keatas ada 10 siswa atau 45%

3. Siklus III

(36)

dibuktikan dengan data tes formatif pada siklus II, pada siklus II meningkat menjadi 17 siswa atau 77%.

Dengan uraian diatas dapat disimpulkan melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning Kompetensi Dasar satuan berat sederhana di SD Negeri 4 Suru Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan ternyata menunjukkan hasil yang meningkat dibuktikan dengan data tes formatif pada siklus III, pada siklus II 17 siswa ( 77 % ) meningkat menjadi 22 siswa atau 100% pada siklus III.

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil perbaikan pembelajaran siklus I maupun siklus II yang telah dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas dapat disimpulkan:

1. Dengan penerapan Pendekatan Group Investigation, media gamabar, Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang satuan berat.

2. Dengan media gambar dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa tentang satuan berat, hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi belajar siswa bahwa nilai rata-rata dari pra siklus sampai perbaikan pembelajaran siklus III mengalami peningkatan yaitu dari 59 menjadi 80,4 dan mencapai ketuntasan belajar 100%.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut ada beberapa hal yang sebaiknya dilaksanakan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut:

(38)

ketrampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajaran yang mandiri.

2. Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran merupakan suatu sarana bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif dan merupaka bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa dapat optimal.

C. Tindak Lanjut

(39)

DAFTAR PUSTAKA

A.Karim, Muhtar. (2005). Pendidikan Matematika II. Jakarta: Universitas Terbuka.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Mikarsa, Hera Lestari, dkk. (2005). Pendidikan Anak di Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nasution, Noehi. (2004). Pendidikan Matematika di Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka

Suciati,dkk. (2005). Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka

Sutarno, Nono. (2006). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka

(40)

Gambar

Gambar 1 :Grafik  Hasil  Evaluasi  Matematika  Semester  1 tentang“satuan berat”.
Tabel 2
Gambar 2 :Grafik  Hasil  Evaluasi  Matematika  Semester 1 tentang
Tabel 4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini disusun berdasarkan perbaikan pembelajaran yang telah peneliti laksanakan di kelas IV SD Negeri Tunggu, Kecamatan Penawangan, Kabupaten

Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang

Yang dimaksud dengan metode diskusi adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa di dalam kelompok ( 3- 7 orang ) untuk

Perbaikan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus.Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan

Metode yang akan digunakan adalah metode ceramah dan metode diskusi dengan alat peraga gambar hitam putih bagian – bagian rangka.. Guru memberi salam pembuka

Prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Tunggu Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan dalam pembelajaran IPA tentang bagian – bagian rangka dengan menggunakan metode

menjelaskan bagian – bagian rangka manusia.” Sehingga guru mengambil langkah perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan metode diskusi sebagai

Bunga tidak lengkap ( tidak sempurna ), yaitu bunga yang tidak memiliki salah satu bagian kelopak bunga, mahkota bunga, putik atau benang sari.. Bunga yang memiliki tangkai,