SKRIPSI
Oleh :
SITI KHOIRUL HANIFAH
0911010060/FE/IE
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
(BPR) DI SURABAYA
Disusun oleh :
SITI KHOIRUL HANIFAH 0911010060 / FE / EP
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 31 Mei 2013
Pembimbing : Tim Penguji
Pembimbing Utama Ketua
Ir. Hamidah Hendrarini, Msi Dr. Ririt Iriani, SE, ME, Ak Sekretaris
Drs. Ec. H. M. Taufiq, MM Anggota
Drs. Ec. Arief Bachtiar, Msi
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur
Bismillahirrahmanirrohim.
Alhamdulillahhirabbil ‘aallamin. Puji Syukur dipanjatkan kepada Allah SWT
sang pencipta dan pemberi nafas hidup pada seluruh makhluk. Tak ada daya kekuatan
melainkan hanya dari Allah SWT semata yang telah memberikan anugerah,
kelancaran, kekuatan lahir bathin dan kesabaran serta limpahan rahmat dan hidayah
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “
ANALISA BEBERAPA VARIABEL YANG MEMPE NGARUHI J UMLAH
TABUNGAN MASYARAKAT PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT
(BPR) DI SURABAYA “.
Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan maksud untuk melengkapi
persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam penelitian ini hingga selesainya skripsi penulis telah banyak mendapat
bimbingan, bantuan, kesempatan serta pengorbanan baik moril maupun materil dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati
ini.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP, selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. Wiwin P. MT selaku Dosen wali yang mana telah
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
5. Ir. Hamidah Hendrarini, Msi selaku dosen pembimbing yang mana ikhlas
telah memberikan waktu dan pemikiran selama berlangsungnya masa
bimbingan tugas akhir ini.
6. Bapak dan Ibu dosen pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah membekali kami dengan
pengetahuan-pengetahuan yang sangat berguna dan berharga.
7. Pimpinan dan staf instansi Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Timur
dan Bank Indonesia Cabang Surabaya, yang telah memberikan ijin dan
data-data untuk mengadakan penelitia dalam penyusunan skripsi ini.
8. Yang senantiasa mendoakan aku Bunda dan (ALM) Ayah ku tercinta tak lupa
juga kakak ku yang telah memberikan dorongan dan bantuan materiil dan
kamu berikan.
10.Teman-temanku IESP angkatan tahun 2009, yang telah memberikan
sumbangan informasi, waktu, dan lain-lain. Semoga kebersamaan kita akan
menjadi kenangan yang tak akan pernah terlupakan untuk selamanya.
11.Dan semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah banyak membantu penulis dalam memudahkan penyusunan skripsi ini,
saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya.
Semoga Allah SWT berkenan dan memberikan balasan, limpahan rahmat,
serta karunianya-Nya, atas segala amal kebaikan serta bantuan yang telah diberikan.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi segenap pembaca dan
penulis pribadi. Oleh karena itu demi kebaikkan kesempurnaan penulisan skripsi ini,
segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang
hati.
Wassalamualaikum Wr. Wb
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
ABSTRAKSI ... xii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Perumusan Masalah ... 6
1.3.Tujuan Penelitian ... 6
1.4.Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 8
2.1.Hasil Penelitian Terdahulu ... 8
2.2.Landasan Teori ... 11
2.2.1 Pengertian Bank... 11
2.2.1.1 Perbankan dan Bank Pekreditan Rakyat (BPR) ... 12
2.2.1.2 Kewajiban Bank ... 14
2.2.1.3 Fungsi Bank... 15
2.2.1.4 Peranan Bank dan Lembaga Bukan Bank ... 17
2.2.1.5 Jenis dan Macam Bank ... 19
2.2.2.2 Jenis-jenis Tabungan ... 29
2.2.2.2 Dorongan Menabung di Bank ... 31
2.2.3 Pengertian, Jenis dan Fungsi Deposito ... 32
2.2.3.1 Pengertian Deposito ... 32
2.2.3.2 Jenis-jenis Deposito ... 34
2.2.3.3 Fungsi Deposito ... 35
2.2.3.4 Deposito Berjangka ... 35
2.2.3.5 Manfaat Menabung Dalam Bentuk Deposito Berjangka ... 36
2.2.4 Pengertian Inflasi ... 37
2.2.4.1 Penggolongan Inflasi ... 37
2.2.4.2 Efek Akibat Inflasi ... 41
2.2.4.3 Cara Mencegah Inflasi ... 42
2.2.4.4 Pengaruh Inflasi ... 43
2.2.4.5 Hubungan Inflasi Dengan Jumlah Tabungan Masyarakat ... 44
2.2.5 Tingkat Suku Bunga ... 44
Tabungan Masyarakat ... 46
2.2.6 Pengertian Jumlah Kantor Bank ... 47
2.2.6.1 Jenis-jenis Kantor Bank ... 48
2.2.6.4 Hubungan Jumlah Kantor Bank Dengan Jumlah Tabungan Masyarakat... 49
2.3 Kerangka Pikir ... 50
2.4 Hipotesis ... 52
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 53
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 53
3.2 Teknik Pengumpulan Sampel ... 55
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 55
3.3.1 Jenis Data ... 55
3.3.2 Sumber Data ... 56
3.3.3 Metode Pengumpulan Data ... 56
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 56
3.4.1 Teknik Analisis ... 56
3.4.2 Uji Hipotesis ... 58
4.1.2 Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ... 67
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 70
4.2.1 Perkembangan Jumlah Tabungan dan deposito ... 70
4.2.2 Perkembangan Inflasi ... 71
4.2.3 Perkembangan Tingkat Suku Bunga ... 72
4.2.4 Perkembangan Jumlah Kantor Bank ... 73
4.3 Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik ... 74
4.3.1 Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 79
4.3.2 Uji Hipotesis Secara Simultan ... 82
4.3.3 Uji Hipotesis Secara Parsial... 86
4.3.4 Pembahasan ... 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97
5.1 Kesimpulan ... 97
5.2 Saran ... 98
DAFTAR PUSTAKA
GAMBAR 3 : Kurva Kerangka Pikir ... 51
GAMBAR 4 : Kurva Ditribusi Penolakan / Penerimaan Hipotesis Secara Simultan... 59
GAMBAR 5 : Kurva Ditribusi Penolakan / Penerimaan Hipotesis Secara Parsial ... 61
GAMBAR 6 : Kurva Durbin Watson... 63
GAMBAR 7 : Kurva Statistik Durbin Watson Untuk Jumlah Tabungan ... 76
GAMBAR 8: Kurva Statistik Durbin Watson Untuk Deposito ... 76
GAMBAR 9 : Kurva Distribusi Penolakan / Penerimaan Hipotesis Secara Simultan Y1 ... 83
GAMBAR 10: Kurva Distribusi Penolakan / Penerimaan Hipotesis Secara Simultan Y2 ... 85
GAMBAR 11:Kurva Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Variabel Tingkat Inflasi (X1) Terhadap Tabungan(Y1) ... 87
GAMBAR 12:Kurva Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Variabel Tingkat Suku Bunga (X2) Terhadap Tabungan (Y1) ... 88
GAMBAR 13:Kurva Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Variabel Jumlah Kantor Bank (X3) Terhadap Tabungan (Y1)... 90
1997-2002 ... 71
TABEL 3 : Perkembangan Inflasi Tahun 1997-2002 ... 72
TABEL 4 : Perkembangan Tingkat Suku Bunga Tahun 1997-2002 ... 73
TABEL 5 : Perkembangan Jumlah Kantor Bank Tahun 1997-2002 ... 74
TABEL 6 : Tes Multikolinier ... 77
TABEL 7 : Tes Heterokedastisitas Dengan Korelasi Rank Spearman Korelasi ... 78
TABEL 8 : Analisis Varian (ANOVA)... 82
LAMPIRAN 2: Variables Entered/Removed Y1
LAMPIRAN 2: Model Summary Y1
LAMPIRAN 2: ANOVA Y1
LAMPIRAN 3 : Coefficients Y1
LAMPIRAN 3 : Coefficient Correlations Y1
LAMPIRAN 4 : Collinearity Diagnostics Y1
LAMPIRAN 4 : Residuals Statistics Y1
LAMPIRAN 5 : Correlations Y1
LAMPIRAN 6 : Variables Entered/Removed Y2
LAMPIRAN 6 : Model Summary Y2
LAMPIRAN 6 : ANOVA Y2
LAMPIRAN 7 : Coefficients Y2
LAMPIRAN 7 : Coefficient Correlations Y2
LAMPIRAN 8 : Collinearity Diagnostics Y2
LAMPIRAN 8 : Residuals Statistics Y2
LAMPIRAN 9 : Correlations Y2
LAMPIRAN 10 : Tabel Durbin – Watson
LAMPIRAN 11 : Tabel Pengujian F
Siti Khoirul Hanifah
ABSTRAK
Zaman era globalisasi saat ini, baik itu di Negara-negra maju maupun Negara sedang berkembang. Sektor perbankan sangat besar mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu Negara di manapun berada, hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan sistem keuangan selalu menggunakan jasa bank. Begitu pentingnya dunia perbankan , karena fungsi bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital, salah satunya untuk tempat investasi dalam bentuk tabungan,deposito, dan jasa keuangan lainnya. Usaha bank untuk menghimpun dana tidak lepas dari besarnya kepercayaan nasabah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh, baik itu secara simultan maupun parsial terhadap Tingkat Inflasi (X1), Tingkat Suku Bunga (X2), dan Jumlah Kantor Bank (X3) terhadap Jumlah Tabungan Masyarakat pada Bank BPR di Surabaya.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data skunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur dan Bank Indonesia Cabang Surabaya selama 15 tahun mulai 1997 – 2002. Data yang dianalisis menggunakan Regresi Linier Berganda yaitu suatu analisis untuk mengetahui masing-masing dari variabel bebas (X) yang terdiri dari Inflasi,Tingkat Suku Bunga,dan Jumlah Kantor Bank terhadap variabel terikat (Y) Jumlah Tabungan Masyarakat (Y1), dan Deposito (Y2).
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis secara simultan variabel bebas yaitu, Inflasi (X1), Tingka Suku Bunga (X2), dan Jumlah kantor Bank (X3) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya Jumlah Tabungan (Y1) dan Deposito (Y2), dengan hasil F hitung = 11,90789 > F tabel = 3,29 untuk Y1 dan F hitung = 28,38347 > F tabel = 3,29 untuk Y2. Untuk pengujian hipotesis secara parsial, berdasarkan hasil analisis variabel yang berpengaruh secara sigifikan adalah Jumlah Kantor Bank (X3) terhadap Jumlah Kantor bank (Y1), dengan t hitung = 4,029 > t tabel = 2,201. Sedangkan yang berpengaruh secara signifikan terhadap Deposito (Y2) adalah Inflasi (X1) dan Jumlah kantor Bank (X2) dengan t hitung = 2,810 > t tabel = 2,201 untuk X1 dan t hitung = 5,457 > t tabel = 2,201.
Siti Khoirul Hanifah
ABSTRAK
Zaman era globalisasi saat ini, baik itu di Negara-negara maju maupun Negara sedang berkembang. Sektor perbankan sangat besar mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu Negara di manapun berada, hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan sistem keuangan selalu menggunakan jasa bank. Begitu pentingnya dunia perbankan , karena fungsi bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital, salah satunya untuk tempat investasi dalam bentuk tabungan,deposito, dan jasa keuangan lainnya. Usaha bank untuk menghimpun dana tidak lepas dari besarnya kepercayaan nasabah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh, baik itu secara simultan maupun parsial terhadap Tingkat Inflasi (X1), Tingkat Suku Bunga (X2), dan Jumlah Kantor Bank (X3) terhadap Jumlah Tabungan Masyarakat pada Bank BPR di Surabaya.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data skunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur dan Bank Indonesia Cabang Surabaya selama 15 tahun mulai 1997 – 2011. Data yang dianalisis menggunakan Regresi Linier Berganda yaitu suatu analisis untuk mengetahui masing-masing dari variabel bebas (X) yang terdiri dari Inflasi,Tingkat Suku Bunga,dan Jumlah Kantor Bank terhadap variabel terikat (Y) Jumlah Tabungan Masyarakat (Y1), dan Deposito (Y2).
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis secara simultan variabel bebas yaitu, Inflasi (X1), Tingka Suku Bunga (X2), dan Jumlah kantor Bank (X3) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya Jumlah Tabungan (Y1) dan Deposito (Y2), dengan hasil F hitung = 11,90789 > F tabel = 3,29 untuk Y1 dan F hitung = 28,38347 > F tabel = 3,29 untuk Y2. Untuk pengujian hipotesis secara parsial, berdasarkan hasil analisis variabel yang berpengaruh secara sigifikan adalah Jumlah Kantor Bank (X3) terhadap Jumlah Kantor bank (Y1), dengan t hitung = 4,029 > t tabel = 2,201. Sedangkan yang berpengaruh secara signifikan terhadap Deposito (Y2) adalah Inflasi (X1) dan Jumlah kantor Bank (X2) dengan t hitung = 2,810 > t tabel = 2,201 untuk X1 dan t hitung = 5,457 > t tabel = 2,201.
Dalam era globalisasi di zaman saat ini, pembangunan sektor keuangan harus
ditingkatkan, diperluas dan diarahkan untuk memperbesar kemampuan sumber dana
dalam negeri bagi pembiayaan pembangunan nasional. Sumber dana berfungsi
sebagai pelengkap yang diperoleh dengan syarat lunak, tidak memberatkan dan tanpa
ikatan politik. Upaya menghimpun dana masyarakat terus ditingkatkan dan diarahkan
untuk menyediakan dana bagi pembangunan melalui lembaga keuangan yang efisien
dan dipercaya oleh masyarakat serta dapat menjangkau segenap lapisan masyarakat.
(GBHN, 1993 – 1998 : 51).
Sektor perbankan memiliki peranan penting sebagai lembaga intermediasi dan
penunjang sistem pembayaran merupakan factor yang sangat menentukan dalam
proses penyesuaian yang dimaksud. Sehubungan dengan itu diperlukan
penyempurnaan terhadap sistem nasional yang bukan hanya mencakup upanya
penyehatan bank secara individu melainkan juga penyehatan sistem perbankan secara
menyeluruh. Upaya penyehatan perbankan secara nasional menjadi tanggung jawab
bersama antara pemerintah, bank itu sendiri dan masyarakat. Adanya tanggung jawab
bersama tersebut dapat membantu memelihara tingkat kesehatan perbankan nasional
sehingga dapat berperan secara maksimal dalam perekonomian nasional.
Begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa bank
Anggapan ini ternyata tidak salah karena fungsi bank sangat vital misalnya dalam hal
penciptaan uang , mengedarkan uang, menyediakan uang untuk menunjang usaha,
dan tempat mengamankan uang,serta melakukan tempat investasi dan jasa keuangan
lainnya.
Menurut Undang-Undang No 10 Tahun 1998, yang dimaksud dengan bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyaraka dalam bentuk simpanan
dan meyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan
taraf hidup orang banyak. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk
simpanan , maksudnya dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau
berinvestasi bagi masyarakat . Tujuan utama masyarakat menyimpan uang biasanya
adalah untuk keamanan uang dan untuk melakukan investasi dengan harapan
,memperoleh bunga dan hasil simpanannya.
Sedangkan menyalurkan dana kepada masyarakat, maksudnya adalah bank
memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang mengajukan permohonan,
dengan kata lain bank menyediakan dana bagi mayarakat yang membutuhkannya.
(Kasmir, 2003: 1-3)
Simpanan tabungan (saving deposito) merupakan simpanan yang paling
popular di kalangan masyarakat umum. Sesuai dengan perkembangan zaman dewasa
ini, kegiatan menabung sudah beralih dari rumah kepada lembaga keuangan seperti
bank. Menabung di bank bukan saja menghindarkan dari resiko kehilangan atau
kerusakan, akan tetapi juga memperoleh penghasilan dan bunga. Dengan demikian
Pengertian tabungan itu sendiri menurut Undang-Undang perbankan Nomor 10
Tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek dan alat
lainnya yang dipersamakan dengan itu. (kasmir, 2003: 83)
Pengertian deposito menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. (Kasmir, 2012 : 102)
Pada sektor pebankan di Surabaya mengenai jumlah tabungan masyarakat pada
bank-bank BPR terhadap sektor perbankan itu sebagai faktor pendukung untuk suatu
perbandingan, dalam artian bahwa apabila kinerja dalam bank tersebut baik,
mengenai sarana dan prasarana serta fasilitas dan pelayanan yang diberikan pihak
bank kepada pihak nasabah, maka itu akan memberi dampak atau pengaruh yang
positif juga bagi sektor perbankan di Surabaya maupun tingkat propinsi yaitu Jawa
Timur, sehinga banyak masyarakat yang mempercayai pihak bank untuk menyimpan
dananya.
Banyak orang yang masih belum mengetahui bahwa BPR yang kantornya
tersebar mulai dari kota hingga desa telah mengembangkan produk tabungan yang
mampu menyentuh sektor informal dan ibu rumah tangga. Menabung di BPR juga
dapat dilakukan dengan jumlah setoran kecil dalam bentuk uang receh. Uang receh
selama ini mungkin sering dibiarkan tercecer di rumah karena nilainya sangat kecil,
manfaat uang receh yang sangat dibutuhkan sebagai alat transaksi di lingkungan
usaha eceran seperti di pasar tradisional, warung, toko pracangan, dan lain-lain.
Jumlah kantor bank berkaitan dengan kemudahan fasilitas yang ditawarkan
pada masyarakat untuk meraih minat masyarakat pada bank harus dikembangkan
jaringan kantor cabang yang cukup luas yang dapat menjangkau seluruh lapisan
masyarakat.
Dalam meningkatkan suatu dana dalam negeri sebagai sumber dana untuk
pembangunan, perlu diupayakan melalui pengerahan dana dari masyarakat melalui
lembaga-lembaga keuangan dan perbankan , dengan cara memberikan kebebasan
dalam hal memberikan tingkat bunga, sehingga dengan demikian lebih banyak
menarik masyarakat dalam menempatkan dananya di dunia perbankan. Demikian
pula dibidang pasar modal, dilaksanakan penyempurnaan yang berkaitan dengan
perdagangan efek, dan memberikan fasilitas pajak bagi masyarakat pembeli obligasi.
Tindakan tersebut dimaksudkan, agar bank-bank lebih dalam mengerah dana dari
masyarakat, sehingga pembangunan ekonomi dapat dibiayai tanpa menimbulkan
pengaruh inflator. (Harijanto, 1996 : 38)
Disatu pihak tingginya suku bunga dapat merangsang jumlah tabungan dan hal
ini berarti dana masyarakat meningkat, tetapi di lain pihak bagi para pengusaha dalam
negeri hal ini menunjukkan semakin mahalnya sumber dana perbankan sehingga
investasi swasta dapat menjadi sedikit tersendat.
Pemerintah diharapkan dapat mengendalikan berbagai masalah ekonomi yang
komulatif selalu mengalami peningkatan, fluktuasi nilai mata uang terhadap mata
uang asing dan berbagai masalah lainnya yang berkaitan dengan jumlah uang yang
beredar di masyarakat. Sektor perbankan dituntut kemampuannya untuk dapat
menentukan suku bunga pada tingkat dimana terjadi keseimbangan pemerintah dan
penawaran akan uang.
Inflasi merupakan masalah ekonomi yang dominan di samping masalah
pengangguran yang sudah sejak lama di hadapi masyarakat di seluruh dunia. investasi
atau penanaman modal itu merupakan penanaman modal atau pengguna uang bagi
peningkatan kapasitas sistem produksi atau peningkatan asset dengan harapan modal
yang ditanamkan akan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya di masa
mendatang.
Mengingat pentingnya peranan perbankan dalam pembangunan, maka oleh
karena itu diperlukan suatu rangsangan serta kemudahan dalam pengolahan
perbankan di Jawa Timur khususnya Surabaya. Selain itu untuk mendorong gairah
menabung masyarakat karena dana masyarakat mempunyai arti penting dalam
pembangunan. Sehingga perlu dilakukan penelitian.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dalam rencana penelitian ini perlu
untuk meneliti bahwa beberapa faktor inflasi, suku bunga, dan jumlah kantor bank
berpengaruh terhadap jumlah tabungan mayarakat dan deposito pada bank-bank BPR
1.2 Per umusa n Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah tingkat inflasi, suku bunga dan jumlah kantor bank berpangaruh
terhadap jumlah tabungan masyarakat dan deposito pada bank BPR di
Surabaya ?
2. Faktor manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap jumlah tabungan
masyarakat dan deposito pada bank BPR di Surabaya ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi, suku bunga, dan jumlah kantor
bank terhadap jumlah tabungan masyarakat dan deposito pada bank BPR di
Surabaya
2. Untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan pengaruhnya terhadap
jumlah tabungan masyarakat dan deposito pada bank BPR di Surabaya
1.4 Ma nfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, antara lain :
1. Sebagai penelitian diharapkan dapat memberikan suatu tambahan informasi
pengetahuan, serta memberikan masukan-masukan kepada seluruh mahasiswa
UPN “VETERAN” Jawa Timur, khususnya pada mahasiswa fakultas
2. Sebagai referensi penelitian yang selanjutnya, dan sebagai bahan masukan
terutama bagi pembaca yang ingin mengetahui perbandingan faktor tingkat
inflasi, tingkat suku bunga, dan jumlah kantor bank tabungan terhadap jumlah
tabungan masyarakat dan deposito pada bank-bank di Surabaya.
3. Sebagai informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk bahan-bahan
masukan dalam mengambil suatu kebijakan, khususnya dalam bidang
2.1 Hasil Penelitian Ter dahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai
sebagai bahan masukan serta pengkajian dalam penelitian ini antara lain oleh :
A. Citr a (2008)
Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Beber apa Faktor Yang
Mempengar uhi J umlah Tabungan masyar akat Pada bank Umum di
Kota Sur abaya”. Secara simultan bahwa pendapatan perkapita (X1), tingkat
inflasi (X2), dan Jumlah Kantor Bank Umum (X3) berpengruh signifikan
terhadap jumlah tabungan Masyarakat (Y). Sedangkan secara parsial
Pendapatan Perkapita (X1), dan Jumlah Kantor Bank Umum (X3)
berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap Jumlah Tabungan
Masyarakat (Y). Secara parsial Tingkat Inflasi (X2) tidak berpengaruh
signifikan terhadap Jumlah Tabungan Masyarakat (Y).
B. Senja (2012)
Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Beberapa Faktor Yang
Mempengar uhi Tabungan Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank BPR
Di Kabupaten Sidoar jo”. Secara keseluruhan variabel bebas yaitu
Tingkat Suku Bunga (X4) berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap
investasi Jumlah Tabungan, dan Deposito (Y). Sedangkan secara parsial
Variabel bebas pendapatan perkapita (X1) Jumlah Penduduk (X2), Tingkat
Inflasi (X3), dan Tingkat Suku Bunga (X4) berpengaruh secara simulatan dan
nyata terhadap Jumlah Tabungan, dan Deposito (Y).
C. Ahmad Hidayat Dalimunte (2004)
Dalam jurnal yang berjudul “Deter minan Yang Mempengar uhi Tabungan
di Indonesia”. Secara simultan keempat variabel independen yaitu
pertumbuhan ekonomi (X2), tingkat suku bunga (X1), Pengeluaran
pemerintah (X3) dan pendapatan perkapita (X4) sangat mempengaruhi tingkat
Tabungan di Indonesia. Sedangakan secara parsial tingkat suku bunga (X1)
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Variabel pertumbuhan ekonomi
(X2) berpengaruh positif dan signifikan dengan koefisien regresi 0,342 ceteris
paribus. Variabel pengeluaran pemerintah (X3) yang seharusnya positif tetapi
hasil regresi menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh negatif dan
signifikan dengan koefisien regresi sebesar -0, 676 ceteris paribus. Variabel
pendapatan perkapita (X4) berpengaruh positif dengan koefisien regresi
0,0014 ceteris paribus.
D. Wahyu Winoyo (2002)
Dalam jurnal yang berjudul “Analisis Faktor -Faktor Yang Mempengar uhi
Tabungan Masyar akat Pada Bank Umum di Indonesia Sebelum dan
menggunakan Model Penyesuaian Parsial, ditemukan bahwa variabel PDB
Perkapita memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap tabungan
masyarakat dengan koefisien jangka pendek sebesar 0,125587 dan jangka
panjang sebesar 3,068786. Variabel Inflasi memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap tabungan masyarakat dengan angka koefisien jangka
pendek sebesar 2010,015 dan jangka panjang sebesar 49115,8. Variabel suku
bunga dan utang luar negeri pemerintah tidak memiliki pengaruh terhadap
besarnya tabungan masyarakat. Begitu pula dengan krisis ekonomi (dummy)
yang tidak signifikan pada a = 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang nyata terhadap tabungan masyarakat pada bank
umum antara sebelum dan sesudah krisis ekonomi.
E. Muchtolifah (2007)
Dalam jurnal yang berjudul “Analisis Beber apa Faktor Yang
Mempengar uhi J umlah Tabungan Masyarakat Pada Bank Umum Di
Kota Sur abaya”. Secara simultan pendapatan perkapita (X1), tingkat inflasi
(X2), dan jumlah kantor bank umum (X3) berpengaruh signifikan terhadap
terhadap Jumlah Tabungan Masyarakat (Y) sebagai variabel terikat.
Sedangkan secara parsial pendapatan perkapita (X1) dan jumlah kantor bank
umum(X3) berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap jumlah
tabungan masyarakat. Sedangkan tingkat inflasi (X2) tidak berpengaruh
Penelitian yang dilakukan peneliti pada kesempatan kali ini berbeda dengan
penelitian-penelitian sebelumnya. Perbedaannya terletak pada variabel yang
dilakukan digunakan adalah Tingkat Inflasi (X1), Tingkat Suku Bunga (X2), dan
Jumlah Kantor Bank (X3) sedangkan variabel Y adalah Jumlah Tabungan
Masyarakat dan dilakukan pada tahun dan tempat yang berbeda.
2.2 Landasan Teor i
2.2.1 Penger tian bank
Bank sering dikaitkan dengan pelayanan kebutuhan pembiayaan serta
melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian dengan
melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan. Tetapi, definisi bank
yang diberikan oleh para peneliti buku tidak selalu sama. Biasanya tampak pada tugas
dan usaha bank.
Menurut Iswar dono (1996 : 50) dalam bukunya Uang dan Bank
mengemukakan, bank adalah tempat penitipan atau penyimpan uang, bank
memberikan surat atau selembar kertas dalam bentuk rekening surat deposito
berjangka atau tabungan.
Menurut Stuar t dalam Suyatno, dkk (1997 : 1), bank adalah suatu badan
yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan orang lain maupun
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2.2.1.1 Per bankan dan Bank Pekr editan Rakyat (BPR)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank merupakan lembaga perantara
keuangan sebagai prasarana pendukung yang amat vital untuk menunjang kelancaran
dalam sistem perekonomian. Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang paling
penting peranannya dalam masyarakat adalah lembaga keuangan yang usaha
pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lalu lintas pembayaran dan peredaran
uang. (Sinungan, 1995 :112)
Sementara itu, pengertian atau definisi perbankan, bank, dan Bank Perkreditan
Rakyat sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.10 tahun 1998 tentang
Perbankan sebagai berikut:
a. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank yang
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
b. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
c. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bentuk hukum BPR dapat berupa Perusahaan Daerah (PD), Koperasi, dan
Perseroan Terbatas (PT). UU No. 10 Tahun 1998 juga menyebutkan bahwa kegiatan
usaha yang dapat dilakukan BPR meliputi:
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
b. memberikan kredit;
c. menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia;
d. menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain. dan
menyebutkan juga bahwa BPR dilarang melakukan kegiatan :
a. menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran;
c. melakukan penyertaan modal; serta
d. melakukan usaha perasuransian.
Sebagai badan usaha yang mengelola dana masyarakat, BPR memiliki
tanggung jawab publik dan harus dapat memberikan dan menyajikan laporan
keuangan yang berkualitas yang akan menjadi salah satu sumber informasi yang
penting dalam pengambilan keputusan serta sebagai bentuk pertanggungjawaban
manajemen atas aktivitas yang dilakukan dalam periode tertentu. Laporan keuangan
yang berkualitas dapat memberikan informasi yang akurat dan komprehensif bagi
seluruh pihak yang berkepentingan dan mencerminkan kinerja BPR secara utuh.
Salah satu pihak yang paling berkepentingan atas laporan yang dibuat BPR adalah
Bank Indonesia terutama dalam menjalankan fungsi pengawasan.
2.2.1.2 Kewajiba n Bank
Beberapa aturan sudah ditetapkan langsung dan pemerintah maupun melalui
Bank Indonesia terutama mengenai perbankan, bardasarkan Undang-Undang No 7
tahun 1992 tentang perbankan, bank memiliki beberapa kewajiban yang harus
dilaksanakan, yaitu :
1. Setiap bank diwajibkan memelihara kepentingan likuiditas dan solvabilitas
dengan perbandingan tertentu menurut ketentuan umum yang ditetapkan Bank
2. Bank wajib memberikan kepada Bank Indonesia segala keterangan dan bahan
mengenai usahanya menurut cara yang ditentukan oleh Bank Indonesia.
3. Setiap bank wajib atas permintaan Bank Indonesia atau petugas yang ditunjuk
oleh Bank Indonesia untuk memberikan kesempatan bagi pemeriksaan buku
dan berkas-berkas yang ada padanya guna penyelidikan dan kebenaran dan
bahan-bahan yang telah diberikannya itu dan seterusnya untuk memberikan
segala bantuan dalam pelaksanaan pemeriksaan buku dan berkas-berkas
tersebut. (Kasmir, 2003 : 20)
2.2.1.3 Fungsi bank
Secara lebih spesifik fungsi bank dapat sebagai agent of trust, agent of
development, dan agen of services (Susilo, Triandaru dan Santoso, 2006)
1. Agent Of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah Trust atau kepercayaan, baik dalam
hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau
menitipkan dananya dibank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan.
Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank,
uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan juga
percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik lagi
simpanan dananya dibank. Pihak bank sendiri akan mahu menempatkan atau
kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan
pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman dengan baik, debitur
akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan
juga bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan
pinjaman beserta kewajiiban lainnya pada saat jatuh tempo.
2. Agent of development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan
sektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling
mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja
dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank
sebagai penghimpun dan penyaluran dana sangat diperlukan untuk kelancaran
kegiatan perekonomian disektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan
masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan
jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, konsumsi selalu
berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi,
konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian
masyarakat.
3. Agent Of Services
Di samping melakukan kegiatan menghimpun dan penyaluran dana, bank juga
memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat.
Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan
berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian
jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.
Ketiga fungsi bank diatas diharapkan dapat memberikan gambaran yang
menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga bank
tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan atau financial
intermediary.
2.2.1.4 Peranan Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peran yang sangat
penting dalam sistem keuangan, antara lain :
1. Pengalihan asset (Asset Transmulation)
Merupakan bank dan lembaga keuangan bukan bank akan memberikan
pinjaman pada pihak yang membutuhkan dana, dalam jangka waktu tertentu yang
telah disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh dan pemilik dana yaitu
unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik
dana.
2. Transaksi (Transaction)
Merupakan bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai
kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa.
jadi, maupun dalam transaksi barang mentah dan setengah jadi dalam proses
produksi. Misalnya saja, tabungan, deposito dan sebagainya.
3. Likuiditas (Liquidity)
Merupakan unit-unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya
dalam bentuk-bentuk produk berupa giro, tabungan, deposito dan sebagainya.
Produk-produk tersebut masing-masing punya tingkat likuiditas yang
berbeda-beda. Untuk kepentingan likuiditas para pemilik dana dapat menempatkan
dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. Dengan demikian,
lembaga keuangan memberikan fasilitas pengelolaan likuiditas kepada pihak yang
mengalami surplus likuiditas.
4. Efisiensi (Efficiency)
Merupakan bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat menurunkan biaya
transaksi dengan jangkauan pelayanan. Disini hanya memperlancar dan
mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan. Adanya informasi yang
tidak simetris antara peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif. Peran
lembaga perantara keuangan manjadi penting untuk memecahkan masalah
2.2.1.5 J enis dan macam bank
Jenis atau bentuk bank bermacam-macam, tergantung pada cara
penggolongan. Penggolongan dapat dilakukan berdasarkan antara lain :
1. Dilihat dari segi fungsinya
Menurut Kasmir (2002 : 7) dalam praktiknya bank dibagi dalam
beberapa jenis. Jika ditinjau dari segi fungsinya bank dikelompokkan menjadi
3 jenis yaitu :
a. Bank Sentral
Merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
dunia perbankan dan dunia keuangan disuatu Negara. Disetiap Negara hanya
ada satu bank sentral yang dibantu oleh cabang-cabangnya
b. Bank Umum
Merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa perbankan dan
melayani segenap lapisan masyarakat baik masyarakat perorangan maupun
lembaga-lembaga lainnya.
c. Bank Perkreditan Rakyat
Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensioal dan
atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya, jasa-jasa perbankan yang
ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau
2. Dilihat dari segi kepemilikan
Maksudnya ini adalah siapa-siapa saja yang memiliki bank tersebut.
Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasa saham yang
dimiliki bank yang bersangkutan, antara lain :
a. Bank Milik Pemerintah
Adalah bank yang akte pendirian maupun modal bank sepenuhnya dimiliki
oleh pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki
oleh pemerintah pula. Contoh :
- Bank Negara Indonesia (BNI)
- Bank Rakyat Indonesia (BRI)
- Bank Tabungan Negara (BTN)
- Bank Mandiri
Disamping itu juga, terdapat pula bank pemerintah daerah (BPD), antara lain :
- BPD DKI Jakarta
- BPD Jawa Barat
- BPD Jawa Timur
- BPD Jawa Tengah
b. Bank Milik Swasta Nasional
Adalah bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta
- Bank Niaga
- Bank Central Asia (BCA)
- Bank Danamon
- Bank Muammalat
c. Bank Milik Koperasi
Adalah bank yang kepemilikan saham-sahamnya dimiliki oleh perusahaan
yang berbadan hukum koperasi. Contoh bank jenis ini adalah Bank Umum
Koperasi Indonesia (Bank Bukopin).
d. Bank Milik Asing
Adalah bank yang kepemilikannya 100% oleh pihak asing (luar negeri) di
Indonesia. Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri,
baik itu milik swasta maupun milik pemerintah asing. Contoh bank asing,
antara lain :
- City Bank
- American Express Bank
- Inter Pasific Bank
- Bank Of Tokyo
e. Bank Milik Campuran
Adalah bank yang sahamnya dimiliki oleh dua belah pihak yaitu dari dalam
negeri dan dari luar negeri. Artinya, kepemilikan saham bank campuran
saham secara mayoritas dipegang oleh Warga Negara Indonesia (WNI).
Contoh bank milik campuran, antara lain :
- Bank Finconesia
- Bank Merincorp
- Bank Sakura Swardana
3. Dilihat dari segi status
Artinya, jenis ini dilihat dari segi kemampuannya melayani masyarakat,
terutama BPR. Status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam
melayani masyarakat, baik dari segi jumlah produk, modal maupun dan segi
kualias pelayanan. Jenis bank dilihat dari segi status, antara lain sebagai
berikut :
a. Bank Devisa
Adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang
berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Contoh transaksi
keluar negeri adalah transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, travel
lerschequer, pembukaan dan pembayaran letter of credit (L/C) dan transaksi
luar negeri lainnya.
b. Bank Non Devisa
Adalah bank yang belum mempunyai izin untuk melakukan transaksi sebagai
bank swasta, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya pada
4. Dilihat dari segi cara menentukan harga
Dalam menentukan harga, baik harga jual maupun harga beli saat ini
bank terbagi kedalam 2 kelompok besar, yaitu :
a. Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensionsal (Barat)
Merupakan mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah
bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari
sejarah bangsa Indonesia dimana asal mula bank Indonesia dibawa kolonial
Belanda .
b. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah (Islam)
Bagi bank yang berdasarkan prinsip Syariah dalam penentuan harga
produknya sangat berbeda dengan bank yang berdasarkan Prinsip
Konvensional. Bank berdasarkan Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian
berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan
dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.
(Kasmir, 2004 : 17 - 24)
2.2.1.6 Resiko Usaha Bank
Resiko usaha atau bussines risk bank merupakan ketidakpastian mengenai
suatu hasil yang diperkirakan atau diharapkan akan diterima. Semakin tidak pasti
hasil yang diperoleh suatu bank, semakin besar kemungkinan resiko yang dihadapi
investor dan semakin tinggi pula premi resiko atau bunga yang diinginkan oleh
1. Risiko kredit
Resiko kredit (Defaultt Risk) merupakan suatu resiko akibat kegagalan
atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang
diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditentukan.
2. Risiko penanaman dalam sekuritas (Investment Risk)
Merupakan keadaan struktur pasar dimana sekuritas tersebut
diperdagangkan.
3. Risiko liquiditas (Liquidity Risk)
Risiko yang mungkin dihadapi oleh bank untuk memenuhi kebutuhan
likuiditasnya dalam rangka untuk memenuhi permintaan kredit dan semua
penarikan dana oleh penabung pada suatu waktu.
Sumber dana ini merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai
operasinya dan sumber dana ini seperti : simpanan tabungan, simpanan giro,
dan simpanan deposito.
2.2.1.7 Sumber Dana Bank
Sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam rangka membiayai
kegiatan operasinya. Dana untuk membiayai operasi suatu bank, dapat diperoleh dari
berbagai sumber. Sumber dana yang dapat dipilih disesuaikan dengan penggunaan
dana. Sumber-sumber dana yang ada dapat diperoleh dari sumber modal sendiri atau
Secara garis besar sumber dana bank dapat di peroleh dari:
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya
adalah dana yang diperoleh dari dana bank salah satu jenis dana yang bersumber
dari bank itu sendiri adalah modal setor dari para pemegang saham. Dana sendiri
adalah dana yang berasal dari para pemegang saham bank atau pemilik saham.
Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari:
a. Setoran modal dari pemegang saham yaitu merupakan modal dari para
pemegang saham lama atau pemgang saham yang baru. Dana yang
disetor secara efektif oleh para pemegang saham pada waktu bank berdiri.
Pada umumnya modal setoran pertama dari pemilik bank sebagian
digunakan untuk sarana perkantoran, pengadaan peralatan kantor dan
promosi untuk menarik minat masyarakat.
b. Cadangan laba, yaitu merupakan laba yang setiap tahun di cadangkan
oleh bank dan sementara waktu belum digunakan. Cadangan laba yaitu
sebagian dari laba bank yang disisihkan dalam bentuk cadangan modal
dan cadangan lainnya yang akan dipergunakan untuk menutupi timbulnya
resiko di kemudian hari. Cadangan ini dapat diperbesar apabila bagian
untuk cadangan tersebut ditingkatkan atau bank mampu meningkatkan
labanya.
c. Laba bank yang belum di bagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum
Semakin besar modal yang dimiliki oleh suatu bank, berarti kepercayaan
masyarakat bertambah baik dan bank tersebut akan diakui oleh bank-bank lain
baik di dalam maupun di luar negeri sebagai bank yang posisinya kuat.
2. Dana yang bersumber dari masyarakat luas :
Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi
bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai
operasinya dari sumber dana ini. Adapun Dana masyarakat adalah dana-dana
yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang
diperoleh dari bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan
yang dimiliki oleh bank.
Untuk memperoleh dana dari masyarakat luas bank dapat menggunakan tiga
macam jenis simpanan (rekening). Masing-masing jenis simpanan memiliki
keunggulan tersendiri, sehingga bank harus pandai dalam menyiasati pemilihan
sumber dana. Sumber dana yang dimaksud adalah:
1) Simpanan giro
2) Simpanan tabungan
3) Simpanan deposito.
3. Dana yang bersumber dari lembaga lain
Dalam praktiknya sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami
kesulitan dalam pencarian sumber dana sendiri dan masyarakat. Dana yang
diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau membayar
1) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan kredit yang
diberikan bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan
likuiditas. Kredit likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan
sektor-sektor usaha tertentu.
2) Pinjaman antar bank (Call Money). Biasanya pinjaman ini di berikan
kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring
dan tidak mampu untuk membayar kekalahannya. Pinjaman ini bersifat
jangka pendek dengan bunga yang relative tinggi jika dibandingkan
dengan pinjaman lainnya.
3) Pinjaman dari bank-bank luar negeri. Merupakan pinjaman yang diperoleh
oleh perbankan dari pihak luar negeri.
4) Surat berharga pasar uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan
menerbitkan SBPU kemudian diperjual belikan kepada pihak yang
berminat, baik perusahaan keuangan maupun nonkeuangan. SBPU
diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga sehingga
masyarakat tertarik untuk membelinya.
2.2.2 Penger tian Tabungan Masyar akat
Adapun pengertian dari beberapa penulisan mengenai tabungan, antara lain :
1. Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dan tingkat bunga. Makin tinggi
tingkat bunga, makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung.
terdorong untuk mengurangi pengeluaran untuk konsumsi, guna menambah
tabungan. (Nopirin, 1992 : 70)
2. Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan No 10 tahun 1998
adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek bilyet
giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. (Kasmir, 2002 : 74)
3. Tabungan (Saving) adalah sisa dari pendapatan yang tidak dibelanjakan oleh
konsuman, atau secara matematis dapat dituliskan S = Y – C, dimana : S
(tabungan), Y (Pendapatan), C (Konsumsi). (Suparmono, 2004 : 43)
2.2.2.1 Alat Penar ik Tabungan
Ada beberapa alat untuk melakukan suatu penarikan didalam tabungan, hal ini
tergantung bank masing-masing mahu menggunakan sarana yang mereka inginkan.
Alat ini dapat digunakan sendiri-sendiri atau secara bersama-sama. Alat-alat yang
dimaksud, antara lain :
a. Buku Tabungan
Yaitu buku dipegang oleh nasabah, dimana berisi catatan saldo
tabungan, penarikan, dan pembebanan-pembebanan yang mungkin terjadi.
Buku ini digunakan pada saat penarikan, sehingga langsung dapat mengurangi
b. Slip Penarikan
Merupakan formulir penarikan dimana nasabah cukup menulis nama,
nomor rekening, jumlah uang serta tanda tangan nasabah untuk menarik
sejumlah uang . Slip penarikan ini biasanya digunakan bersamaan jumlah
tabungan.
c. Kwitansi
Adalah bukti penarikan yang dikeluarkan oleh bank yang fungsinya
sama dengan slip penarikan, dimana tertulis nama penarik, nomor penarik,
jumlah uang dan tanda tangan penarik. Alat ini juga dapat digunakan secara
bersamaan dengan buku tabungan.
d. Kartu yang terbuat dari plastik
Yaitu sejenis kartu kredit yang terbuat dari plastik yang dapat
digunakan untuk menarik sejumlah uang tunai dan tabungannya, baik bank
maupun dimesin Automated Teller Machine (ATM). (Ksmir, 2002 : 74-75)
2.2.2.2 J enis-J enis Tabungan
Dalam praktik perbankan di Indonesia dewasa ini terdapat beberapa
jenis-jenis tabungan. Perbadaaan Janis tabungan ini hanya terlatak dari pada fasilitas yang
1. Tabanas
Merupakan bentuk tabungan yang tidak terkait oleh jangka waktu
dengan penyetoran atau pengambilan.
Ada beberapa jenis bentuk tabungan, seperti :
- Tabungan Umum
Merupakan tabungan yang berlaku bagi perorangan dilaksanakan
secara sendiri-sendiri oleh penabung yang bersangkutan. Misalnya untuk
membantu program oleh pemerintah dalam rangka pembangunan.
- Tabungan Pemuda
Merupakan tabungan khusus yang dilaksanakan secara kolektif melalui
organisasi pemuda.
- Tabungan Pelajar
Merupakan tabungan yang dikhususkan bagi untuk siswa atau pelajar
melalui pihak sekolah.
- Tabungan Pramuka
Merupakan tabungan yang khusus diberikan untuk para anggota atau
dalam organisasi pramuka.
2. Taska
Merupakan tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa. Kegunaan
taska ini adalah tabungan anda akan diasuransikan untuk suatu perencanaan
3. Tabungan Lainnya
Merupakan tabungan selain tabanas dan taska. Tabungan ini dilakukan
oleh masing-masing bank dengan ketentuan-ketentuan yang diatur oleh Bank
Indonesia. (Kasmir, 2002 : 75-76)
2.2.2.3 Dorongan Untuk Menabung di Bank
Dorongan masyarakat untuk menabung dibank sangat erat kaitan dengan suatu
pendapatan atau enghasilan yang mereka terima setiap bulannya, yang setelah
dikurangi oleh pengeluaran.
Masyarakat yang mempunyai pendapatan, yaitu yang lebih cenderung untuk
menabungkan uangnya di bank agar untuk satu-satunya memperoleh bunga dan
jumlah uang yang mereka tabung setiap bulannya. Adapun hasrat masyarakat untuk
menyimpan uangnya di bank yaitu, antara lain :
1. Adanya tingkat suku bunga yang menarik atau menguntungkan .
Dengan menyimpan uang di bank, masyarakat akan mendapatkan suatu
tingkat bunga atau suatu keuntungan setiap akan menabung di bank, dari pada
membiarkan uangnya dalam artian menganggur dirumah atau ditabung
dirumah tanpa memperoleh keuntungan sama sekali.
2. Uang yang disimpan di bank terjamin keamanannya.
Bank akan bertanggung jawab penuh kepada setiap nasabah didalam
uang di bank berarti bank tersebut telah memperoleh suatu kepercayaan dari
masyarakat.
3. Belajar hidup hemat
Dengan menabug, masyarakat akan lebih dapat mengontrol pengeluaran.
Khususnya pengeluaran yang tidak terlalu penting, sehingga masyarakat dapat
berencana kedepan untuk berpola hemat dalam pengeluaran guna untuk
memperoleh manfaat atau kebahagiaan dimasa yang datang.
Artinya bahwa jika jangka waktu deposito tersebut telah berakhir, maka
deposan tidak perlu harus datang ke bank lagi, akan tetapi bank secara otomatis akan
memperpanjang jangka waktu deposito tersebut. Perpanjangan demikian harus
diperjanjikan pada saat pembukaan deposito. Atas perpanjangan deposito tersebut
tidak perlu diterbitkan bilyet deposito baru, namun demikian pada bilyet deposito
tersebut telah dicetak tulisan “Perpanjangan Secara Otomatis”. Atas perpanjangan
tersebut bank tetep harus memberikan informasi kepada Deposan bahwa depositonya
telah diperpanjang.
2.2.3 Penger tian, J enis dan Fungsi Deposito
2.2.3.1 Penger tian Deposito
Deposito merupakan salah satu tempat bagi nasabah untuk melakukan investasi
dalam bentuk surat-surat berharga. Pemilik deposito tersebut deposan. Kepada setiap
diberikan merupakan bunga yang tertinggi dibandingkan dengan simpanan atau
tabungan.
Keuntungan bagi bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah bank
tersebut leluasa menggunakan kembali dana tersebut untuk keperluan penyaluran
kredit. (Kasmir, 2000 :93)
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 10 Tahun 1998 tentang
pengertian deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
dalam jangka waktu tertentu menurut penjanjian antara nasabah penyimpan dengan
bank. (Kasmir, 2000 :93)
Penarikan deposito hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu maksudnya
adalah jika nasabah deposan menyimpan uangnya untuk jangka waktu 3 bulan, maka
uang tersebut baru dicairkan setelah jangka waktu tersebut berakhir dan sering
disebut tanggal jatuh tempo. Untuk mencairkan deposito yang dimiliki deposan dapat
menggunakan bilyet deposito atau sertifikat deposito.
Dalam hal ini deposito merupakan sarana investasi jangka menengah dimana
masyarakat dapat menentukan seendiri jatuh tempo yang diinginkan.Penentuan
jangka waktu sangat penting dalam investasi ini. Bila masyarakat sudah cukup
memiliki dana dan ingin mendapatkan beberapa bunga tetap selama jangka waktu
tertentu , produk deposito dapat menjadi pilihan. Tapi bila kebijakan investasi yang
memungkinkan. Anda mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi dengan resiko
yang tetap terukur.
2.2.3.2 J enis-J enis Deposito
Deposito atau dana yang bersumber dari masyarakat ini, pada dasarnya
dibedakan menurut sifat dan ketentuan yang mengatur dana tersebut. Adapun dana
yang berasal dari simpanan masyarakat ini terdiri dari berbagai jenis yaitu :
1. Deposito berjangka (Time Deposit)
Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan menurut
jangka waktu tertentu. Deposito diterbitkan atas nama baik perseorangan /
lembaga. Pencairan bunga deposito dapat dilakukan setiap bulan atau setelah
jatuh tempo sesuai jangka waktunya, baik tunai maupun non tunai.
2. Sertfikat Deposito
Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2,3,5,dan
12 bulan sertifikat deposito diterbitkan atas dalam bentuk sertifikat. Artinya
didalam sertifikat deposito tidak tertulis nama seseorang atau badan hukum
tertentu. Disamping itu sertifikat deposito dapat diperjual belikan pada pihak
lain. Pencairan bunga dilakukan dimuka, tiap bulan atau jatuh tempo, baik
3. Deposit On Call
Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling
lama kurang dari 1 bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah
yang besar (tergantung bank yang beersangkutan). Pencairan bunga dapat
dilakukan pada saat pencairan Deposit on Call dan sebelum Deposit on Call
dicairkan terlebih dahulu 3 hari sebelumnya nasabah sudah memberitahukan
bank penerbit. Besarnya bunga ditentukan dengan negoisasi terlebih dahulu
antara pihak bank dengan nasabah. (Kasmir, 2002 : 94)
2.2.3.3 Fungsi Deposito
Fungsi deposito secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Sebagai alat pengaman kekayaan. Deposito memberikan rasa aman kepada
pihak-pihak yang memiliki kekayaan dalam bentuk uang.
2. Bila deposito meningkat, hal ini menunjukkan bahwa dunia perbankan dapat
berpindah dalam mempertemukan pihak-pihak yang membutuhkan dana
dengan pihak-pihak yang kelebihan dana, sehingga dana tersebut dapat
digunakan secara produktif. (Sinungan, 2000 : 6)
2.2.3.4 Deposito Ber jangka
Pengertian deposito menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah
simpana yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito biasanya
bervariasi mulai dari 1, 2, 3, 6, 12, 18 sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka
diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga. Artinya di dalam bilyet
deposito tercantum nama seseorang atau lembaga. (Kasmir, 2012 : 102-103)
2.2.3.5 Manfaa t Menabung dalam Bentuk Deposito Ber jangka
Beberapa manfaat masyarakat dalam menetapkan dananya dalam bentuk
deposito berjangka adalah :
1. Tingkat suku bunga yang menarik dan menguntungkan.
2. Resiko simpanan deposito berjangka relatif kecil.
3. Fasilitas yang memuaskan nasabah.
4. Mempermudah nasabah dalam lalu lintas pembayaran.
5. Mengajarkan nasabah untuk hidup hemat.
6. Sewaktu-waktu dapat diambil, walaupun penarikan deposito hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara deposan
dengan pihak bank, maka bank dapat membayar kembali simpanan tersebut
saat setelah beberapa syarat terpenuhi (biasanya dikenakan denda) tetapi
untuk membayar deposit on call tidak dikenakan denda.
7. Adanya perpanjangan jangka waktu pada saat jatuh tempo secara otomatis.
2.2.4 Penger tian Inflasi
Ada beberapa mengenai defenisi tentang apa itu inflasi, yaitu antara lain :
1. Inflasi merupakan proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara
terus menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu
naik dengan persentase yang sama, mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut
tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat kenaikan harga umum barang
secara terus menerus selama suatu periode tertentu. (Boediono, 2001 :25)
2. Inflasi merupakan suatu permasalahan ekonomi yang terjadi, baik itu
dinegara-naegar maju ataupun dinegara-negara berkembang, seperti dinegara
kita Indonesia. (Suparmono, 2004 :128)
2.2.4.1 Penggolongan Inflasi
1. Penggolongan inflasi menur ut par ah tidaknya inflasi :
a) Inflasi ringan yaitu inflasi yang terjadi dibawah angka 10% pertahun.
b) Infasi sedang yaitu inflasi yang terjadi dibawah angka 10% - 30%
pertahun.
c) Inflasi berat yaitu inflasi yang terjadi diantara angka 30%-100%
pertahun.
d) Inflasi hiper inflasi yaitu inflasi yang terjadi diatas angka 100%
2. Penggolongam inflasi menur ut penyebabnya :
Penggolongan kedua ini adalah atas dasar sebab masalah awal dari inflasi.
Atas dasar ini kita bedakan 2 macam inflasi :
a) Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang
terlalu kuat (demand pull inflation)
Inflasi yang terjadi karena jumlah barang yang diminta secara total
(aggregate demand / AD). Melebihi jumlah barang yang ditawarkan
dalam perekonomian (Aggregate supply / AS). Dengan kata lain,
permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa tertentu selalu
mengalami peningkatan sementara, disisi lain kapasitas produksi tetap /
tidak dapat ditingkatakan.
Sumber : Suparmono, 2004, Pengantar Ekonomi Makro, Edisi pertama, Hal 129 AD1
AD2 AS
E2
Keterangan : Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan secara total oleh
suatu perekonomian ditunjukkan oleh kurva AS. Mula-mula permintaan
masyarakat terhadap barang dan jasa yang dihasilkan tersebut ditunjukkan oleh
kurva permintaan AD1, sehingga dipasar terjadi harga keseimbangan awal (P1)
dan jumlah keseimbngan awal (Y1). Karena kapasitas perekonomian tidak
mampu menghasilkan barang dan jasa melebihi penawaran awal AS dan disisi
lain pemerintah meningkat menjadi AD2, maka harga akan naik dan P1 manjadi
P2. Kenaikan permintaan inilah yang menyebabkan terjadinya inflasi dari sisi
permintaan. Kenaikan permintaan ini dapat diakibatkan oleh pertambahan
jumlah penduduk maupun semakin bertambahnya jenis dan jumlah kebutuhan
masyarakat. (Suparmono, 2004 :129)
b) Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi (cost push inflation)
Dilihat dari sisi penawaran, kenaikan harga dapat terjadi karena
turunnya jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Misalnya jumlah
produksi beras menurun pada musim tanam tentu yang disebabkan oleh
kegagalan panen. Turunnya produksi beras dan disisi lain permintaannya
Ga mbar 2 :
Cost Push Inflation Harga
S1
P2 E1 S
P1 E
D
O Y2 Y1 GDP
Sumber : Suparmono, 2004, Pengantar Ekonomi Makro, Edisi pertama, Hal 129
Keterangan : dalam kondisi normal, produksi beras ditunjukkan oleh kurva
penawaran awal (S) dengan permintaan awal (D)
Keseimbangan terjadi dititik E dengan harga keseimbangan P1 dan
jumlah keseimbangan Y1. Apabila terjadi kegagalan panen, ini akan
mengakibatkan turunnya jumlah produksi beras, sehinga kurva
penawarannya bergeser kekiri atas dan S ke S1. Kondisi ini
mengakibatkan keseimbangan bergeser dari E ke E1 dan harga naik
3. Penggolongan inflasi menur ut asalnya :
Penggolongan yang ketiga ialah berdasarkan asal dan inflasi, antara lain :
1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (Domestic Inflation)
Inflasi dari dalam negeri merupakan inflasi yang timbul misalnya
karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan percetakan uang baru,
serta adannya panen yang gagal dan sebagainya.
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (Imported inflation)
Inflasi yang berasal dari luar negeri merupakan inflasi yang timbul
Karena harga-harga diluar negeri atau Negara-negara langganan berdagang
kita. (Boediono, 2001 : 164)
2.2.4.2 Efek Akibat Inflasi
Inflasi juga akan menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat :
1. Inflasi menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap.
Pada umumnya kenaikan upah tidak secepat kenaikan harga-harga, maka
inflasi akan menurunkan upah tidaklah secepat kenaikan harga-harga, maka
inflasi akan menurunkan upah riil individu-individu yang berpendapatan
2. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang, simpanan
dibank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain
merupakan simpanan keuangan.
3. Memperburuk bagian kekayaan.
Telah ditujukan bahwa penerima pendapatan tetapakan menghadapi
kemrosotan dalam nilai riil pendapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat
keuangan kengalami penurunan dalam nilai riil kekayaan. (Sukirno,
2006:339)
2.2.4.3 Cara Mencegah Inflasi
Mencegah suatu inflasi ada tiga bentuk kebijaksanaan, antara lain :
1. Kebijakan fiskal
Dengan kebijakan fiskal itu akan mengatasi inflasi dalam bentuk mengurangi
pengeluaran pemerintah, dan kebijaksanaan ini menimbulkan efek yang cepat
dalam mengurangi pengeluaran dalam perekonomian. Kebijaksanaan ini juga
menyangkut tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara
langsung dapat mempengaruhi permintaan total, sehingga dapat
2. Kebijaksanaan moneter
Dengan kebijaksanaan moneter itu juga dapat mencegah inflasi atau
mengurangi inflasi yag dilakukan oleh pemerintah adalah untuk menurunkan
penawaran uang. Perubahan ini akan menaikkan suku bunga, dengan
kebijaksanaan moneter juga melalui pengaturan jumlah uang yang beredar,
kebijaksanaan moneter antara lain :
ˉ Diskon rate : tingkat diskonto untuk pinjaman yang diberikan bank
sentral kepada bank umum.
ˉ Politik pasar terbuka : menarik uang beredar dengan cara menjual
surat berharga.
ˉ Margin Requiment : batasan maksimum pemberian waktu.
3. Dengan dasar segi penawaran
Dengan melakukan langkah-langkah yang dapat mengurangi biaya produksi
dan menstabilkan harga seperti mengurangi pajak impor dan pajak atas bahan
mentah, melakukan penetapan harga, menggalakkan pertambahan produksi
dan menggalakkan perkembangan teknologi.
2.2.4.4 Pengar uh Inflasi
Sebenarnya siapa yang diuntungkan dan dirugikan dengan timbulnya inflasi,
sebab inflasi akan menguntungkan bagi kelompok yang memiliki uang yang lebih,
karena uang tersebut dapat di investasikan pada asset tanah, rumah dan di alokasikan
lebih cepat dan pada bentuk asset lainnya, sehingga pemilik asset akan mendapat
keuntungan dan kenaikan asset tersebut. Sebaliknya kelompok rendah akan
mengalami penurunan daya beli uang yang dimiliki, sehingga daya riil pendapatan
orang tersebut akan mengalami penurunan seiring dengan kenaikan inflasi.
(Suparmono, 2004 :138)
2.2.4.5 Hubungan Inflasi dengan J umlah Tabungan Masyar akat
Bagaimana inflasi yang dikaitkan dengan pemilik tabungan disuatu bank,
pemilik tabungan di bank juga akan mengalami kerugian apabila bunga yang diterima
dari tabungan tersebut lebih rendah dari pada laju inflasi. Nilai riil tabungan akan
terus mengalami pengurangan seiring terjadinya inflasi. Kondisi ini lebih parah lagi
apabila masyarakat menyimpan uang dirumah, disatu sisi masyarakat kehilangan
kesempatan memperoleh pendapatan bunga apabila menyimpan uangnya di bank
(atau surat berharga), disisi lain uang tersebut secara riil juga mengalami penurunan.
Dengan demikian inflasi dapat dikatakan sebagai pajak atas pendapatan sebagian
masyarakat, karena inflasi akan mengurangi pendapatan masyarakat terutama
pendapatan tetap. (Suparmono, 2004 : 139)
2.2.5 Tingkat Suku Bunga
2.2.5.1 Penger tian Tingkat Suku Bunga
Ketika selanjutnya kita memeriksa bagaimana uang mempengaruhi aktifitas