• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PERINGATAN DI PERLINTASAN KERETA API (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat Peringatan Di Perlintasan Kereta Api di Tele

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PERINGATAN DI PERLINTASAN KERETA API (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat Peringatan Di Perlintasan Kereta Api di Tele"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

Di Perlintasan Ker eta Api di Televisi)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh Gelar

Sarjana pada Fisip UPN “Veteran” Jawa Timur

Disusun Oleh :

HANI KUSUMO HARTORO NPM : 0743010345

YAYASAN KESEJ AHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Hani Kusumo Har tono, 0743010345, Tingka t Pengetahuan Masyar akat Sur abaya Tentang Ik lan Layanan Masyar aka t Per ingatan di Per linta san Ker eta Api (Studi Deskr iptif Tingkat Pengetahuan Masyar akat Surabaya Tentang Ik lan Layanan Masyar akat Per ingatan di Per lintasan Ker eta di Televisi)

Iklan adalah proses penyampaian pesan atau informasi kepada sebagian atau seluruh khalayak dengan menggunakan media. Permasalahan yang sering terjadi saat ini banyaknya kecelakaan yang terjadi di perlintasan kereta api di Indonesia. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan layanan masyarakat peringatan di perlintasan kereta api di televisi

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang berusia lebih dari 17-59 tahun dan Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode non probability sampling dengan teknik accidental sampling.

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi

Dari hasil pengujian didapatkan hasil tingkat pengetahuan para responden terhadap isi pesan iklan layanan masyarakat tentang peringatan di perlintasan kereta api adalah tinggi. Tingginya tingkat pengetahuan yang dimiliki responden menunjukan keberhasilan pemerintah dalam menyampaikan pesan melalui iklan layanan masyarakat.

Keyword : Tingkat Pengetahuan, iklan layanan masyarakat ABSTRACT

Hani Kusumo Har tono, 0743010345, Level of Public Knowledge About Public Ser vice Sur abaya War nings at Railroad Cr ossing (Descr iptive Study Exchange Surabaya Public Knowledge Public Ser vice Ads About War nings on RailwayCr ossing on Television)

Advertising is the process of delivering a message or information to some or all audiences by using media. Problems that often occur when this number of accidents that occur on railway crossings in Indonesia. Objectives to be achieved in this study was to determine how the level of public knowledge about the contents of the message Surabaya public service ads warning at railroad crossings on television.

The population in this study are Surabaya people over the age of 17-59 years and sampling techniques in the study were non-probability sampling method with accidental sampling technique. Methods of data analysis in this study using a frequency table.

(3)

melimpahkan karunianya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini atas bantuan dari beberapa pihak. Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis dengan menyampikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu guna mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini.

Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Juwito, S. Sos., MSi., Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(4)

Jawa Timur.

6. Orang tuaku tercinta, yang telah memberikan bantuan baik materiil maupun moril, serta do’a.

7. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya..

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk mendalaminya di masa yang akan datang.

Surabaya, Januari 2012

(5)

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 10

2.1.1. Komunikasi Masa... 10

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi Massa ... 10

2.1.1.2. Media Komunikasi Massa ... 12

2.1.2. Media Televisi ... 13

2.1.2.1. Pengertian Media Televisi... 13

2.1.2.2. Televisi Sebagai Media Periklanan ... 14

(6)

2.1.4. Unsur-unsur Iklan... 17

2.1.3. Masyarakat Surabaya Sebagai Khalayak ... 27

2.1.4. Teori SOR ... 31

2.2. Kerangka Berfikir ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ... 37

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 37

3.2.1. Definisi Operasional ... 37

3.2.2. Pengukuran Variabel ... 39

3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 41

3.3.1. Populasi ... 41

3.3.2. Sampel ... 41

3.3.3. Teknik Penarikan Sampel ... 42

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.5. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 45

4.2. Penyajian Data dan Analisis Data ... 46

4.2.1. Karakteristik Responden ... 46

4.2.2. Pernyataan Tentang Media ... 49

(7)

5.1. Kesimpulan ... 71 5.2. Saran ... 72

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan... 44

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 45

Tabel 4.5. Menonton Tayangan Iklan Layanan Masyarakat Jampersal Di Televisi ... 45

Tabel 4.6. Frekuensi Menonton Iklan Layanan Masyarakat Jampersal Di Televisi ... 46

Tabel 4.7. Memberikan Kemudahan Pembiayaan Ibu Hamil Yang Belum Memiliki Jampersal ... 48

Tabel 4.8. Mengakses Dengan Mudah Pemeriksaan Persalinan ... 50

Tabel 4.9. Mengakses Dengan Mudah Pertolongan Persalinan ... 51

Tabel 4.10. Mengakses Dengan Mudah Pemeriksaan Nifas ... 52

Tabel 4.11. Mengakses dengan mudah Keluarga Berencana (KB) oleh Tenaga Kesehatan ... 53

Tabel 4.12. Menurunkan Angka Kematian Ibu Dan Bayi ... 57

Tabel 4.13. Bayi Lahir Sehat Dan Ibu Selamat ... 59

Tabel 4.14. Meningkatkan KB Pasca Persalinan ... 60

Tabel 4.15. Jaminan Pelayanan Pemeriksaan Ibu Hamil ... 61

Tabel 4.16. Jaminan Pelayanan Persalinan... 62

Tabel 4.17. Jaminan Pelayanan Pasca Persalinan ... 64

(9)

Halaman

(10)
(11)

1.1. Latar Belakang Masalah

Iklan adalah proses penyampaian pesan atau informasi kepada sebagian atau seluruh khalayak dengan menggunakan media. Menurut Wibowo (2003:5) iklan atau periklanan didefinisikan sebagai kegiatan berpromosi atau berkampanye melalui media massa. Iklan dianggap sebagai teknik penyampaian pesan yang efektif dalam menjual dan menawarkan suatu produk. Oleh karenanya dalam aktivitas perpindahan informasi tentang produk yang diiklankan pada khalayak tentunya harus mengandung daya tarik setelah pemirsa atau khalayak ketahui sehingga mampu menggugah perasaan, maka untuk menampilkan kekuatan iklan tidak hanya sekedar menampilkan pesan verbal tetapi juga harus menampilkan pesan non verbal yang mendukung iklan.

(12)

biasa dan berbeda. Iklan yang sama dengan sebagian besar iklan lainnya tidak akan mampu menembus kerumunan iklan kompetitif dan tidak akan dapat menarik perhatian konsumen. Untuk membuat iklan yang baik, perancang iklan harus memperhatikan ada atau tidaknya penggunaan model iklan baik pria, wanita maupun anak-anak untuk menarik perhatian.

Salah satu media untuk menyampaikan pesan berupa iklan adalah

televisi, Televisi sebagai salah satu bentuk media massa menjadi pilihan para

produsen untuk mengiklankan produk mereka, hal ini dikarenakan televisi

dipandang lebih efektif dalam menyampaikan pesan dan mempengaruhi

masyarakat bila dibandingkan dengan media massa lainnya (Radio, Surat

Kabar, Majalah, Buku, dan lain sebagainya) Televisi menjadi media utama

penayangan iklan, karena kelebihan yang dimiliki televisi yaitu tampilan

audio visual, warna, sifat kebaruan dan ilusi kedekatan khalayak dengan

obyek yang ditayangkan. Selain itu jam tayang televisi memungkinkan

penerpaan iklan secara simultan pada khalayak, sehingga televisi dipandang

menjadi sumber informasi utama masyarakat saat ini, khususnya dalam hal

produk konsumsi terbaru (Effendy, 2003:177).

Berdasarkan tujuannya, iklan terbagi atas iklan komersial dan iklan

layanan masyarakat. Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan untuk

mendapatkan keuntungan ekonomi seperti peningkatan penjualan, sedangkan

iklan layanan masyarakat digunakan untuk menyampaikan informasi,

mempersuasi atau mendidik khalayak dimana tujuan akhir bukan untuk

(13)

munculnya penambahan pengetahuan, kesadaran sikap dan perubahan

perilaku masyarakat terhadap masalah yang diiklankan serta mendapatkan

citra baik di mata masyarakat (Widyatama, 2007:104).

Seringkali saat ini masyrakat melihat iklan-iklan layanan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat sebagai salah satu usaha memasyarakatkan gagasan-gagasan sosial, yang isi pesannya berasal dari golongan atau instansi tertentu (pemerintah maupun kelompok), contohnya iklan program kepndudukan, iklan anti narkoba ataupun iklan tentang pajak dan sebagainya. Akhir-akhir ini salah satu iklan layanan yang masyrakat yang sering tampil di televisi adalah iklan layanan masyrakat mengenai peringatan di lintasan kereta api.

Sosialisasi terhadap Undang-undang Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian terus digencarkan pemerintah. Tak hanya kepada masyarakat sebagai objek, tetapi juga bagi para penyidik baik dari unsur kepolisian maupun unsur Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di bidang perkeretaapian, salah satu upayanya adalah iklan layanan masyrakat mengenai peringatan dan keamanan di lintasan kereta api dibuat bertujuan untuk mengingatkan masyrakat agar berhati-hati ketika melalui lintasan kereta api apalagi ketika peringatan kereta api berbunyi.

Iklan layanan masyrakat mengenai peringatan dan keamanan di perlintasan kereta api dibuat karena banyaknya kecelakaan di perlintasan

kereta api. Kereta api sendiri merupakan

(14)

sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel sedangkan perlintasan kereta api sendiri merupakan perempatan, persimpangan, persilangan, atau perpotongan sebidang antara jalan untuk kereta api dengan jalan umum atau jalan khusus (kendaraan) baik berpintu ataupun tidak berpintu. Hal ini artinya perlintasan merupakan suatu tempat atau titik bertemunya kereta api denga kendaraan lain. Perlintasan sebidang antara rel kereta api dengan jalan raya bagi pengguna jalan merupakan lokasi yang paling berbahaya. Sebab setiap kecelakaan lalu lintas ditempat pertemuan dua moda perhubungan darat tersebut, selalu menimbulkan korban.

(15)

Data di kepolisian dalam 5 tahun terakhir, di seluruh Indonesia terjadi 42 kecelakaan lalu lintas di perlintasan. 36 kali diperlintasan tanpa palang pintu dan 16 kali di perlintasan berpalang namun lalai ditutup. Seluruh kecelakaan tersebut mengakibatkan 218 korban tewas dan lebih dari 500 orang mengalami luka-luka. Sementara dalam semester pertama tahun 2006, dari 8 peristiwa kecelakaan di perlintasan menelan sekitar 50 orang tewas dan belasan lainnya luka-luka (http://www.indosiar.com/fokus/28692/function .require). Di perlintasan kereta api Surabaya sendiri pada tahun 2008 4 kali kecelakaan di perlintasan kereta api. Dari kejadian sebanyak itu, korban tercatat ada 4 orang, 2 korban luka-luka dan 2 orang luka parah,. Kemudian pada tahun 2009, di perlintasan terjadi 17 kali kecelakaan. , sebanyak 6 korban luka-luka dan 11 orang luka parah dan pada tahun 2010 terjadi 47 kecelakaan dengan 38 orang luka parah dan 9 orang luka-luka (http://eprints.upnjatim.ac.id/298/1/file_1.pdf).

Banyaknya kecelakaan di perlintasan kereta api disebabkan oleh

beberapa hal diantaranya. Perilaku pengguna jalan, Rendahnya disiplin

pengguna jalan (pengemudi) banyak sekali ragamnya. Salah satunya

menerobos pintu perlintasan yang sedang bekerja disaat kereta api akan

lewat. Kondisi perlintasan sebidang yang kurang mendukung. Kondisi

perlintasan sebidang dan aspek geometri jalan juga akan berdampak pada

kecelakaan di perlintasan sebidang. Penataan ruang, banyak tanah PT kereta

api yang sudah dimanfaatkan oleh segelintir orang. Persoalan ini lebih rumit

(16)

bersertifikat. Hal ini akan menimbulkan persoalan dikemudian hari di dalam

melakukan penataan karena mengganggu keamanan pandangan melihat yang

menjadi salah satu permasalahan keselamatan di perlintasan kereta api.

Faktor lain, kelalaian penjaga, kelelahan masinis, sistem, kurangnya fasilitas

dan perlintasan sebidang tidak. Kekurang-lengkapan fasilitas pada perlintasan

sebidang misalnya rambu, marka, kelengkapan prasarana yang hilang akibat

pencurian ataupun perusakan (Balitbang Prov, 2007).

Pengetahuan khalayak terhadap iklan yang ditayangkan merupakan

aspek yang menentukan keberhasilan dalam mensosialisasikan isi sebuah

pesan. Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu misalnya

derajat, kelas, taraf, pendidikan dan pengetahuan. Tingkat pada tingkat

pengetahuan disini adalah variabel pengetahuan adalah konsep yang

merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi dari efek

komunikasi massa, yang diklasifikasikan ke dalam efek kognitif terjadi bila

ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami/ dipersepsi oleh khalayak.

Pengertian yang lain menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan adalah suatu

konsep yang merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi, yang

diklasifikasikan ke dalam efek kognitif. Dari efek kognitif itulah terjadi bila

ada perubahan pada apa yang ia ketahui, dipahami atau dipersepsi oleh

khalayak serta juga terkait dengan pentrasmisian pengetahuan

(Rakhmat, 2001;67).

Pengetahuan yang terkandung dari iklan layanan masyrakat peringatan

(17)

tersebut, gambaran figur atau peraganya, penonjolan pesan–pesannya, serta

manfaat yang dapat digunakan sehingga terjadilah suatu perubahan sikap

kognitif (menjadi lebih tahu) tentang isi pesan iklan layanan masyarakat

peringatan di lintasan kereta api serta berbagai hal–hal yang masih terkait

dalam iklan tersebut.

Adapun isi pesan yang ingin disampaikan iklan layanan masyrakat

peringatan di lintasan kereta api adalah Kewajiban pengendara

mendahulukan kereta api yang lewat, setiap pengemudi kendaraan bermotor

atau tidak bermotor wajib berhenti di belakang marka melintang berupa tanda

garis melintang untuk menunggu kereta api melintas, menghentikan

kendaraan sejenak sebelum melewati perlintasan, menengok ke kiri dan ke

kanan untuk memastikan tidak ada kereta api yang akan melintas, anjuran

berhenti ketika mendengar sirine perlintasan kereta api berbunyi tanpa

menunggu palang pintu menutup, kewajiban mengurangi kecepatan

kendaraan sewaktu melihat rambu peringatan adanya peringatan, tidak

mendahului kendaraan lain di perlintasan, tidak menerobos perlintasan saat

pintu perlintasan ditutup, peringatan agar bersabar ketika melewati

perlintasan kereta api jalur ganda karena ada kemungkinan untuk lewatnya

kereta api kembali. kewajiban tidak menerobos perlintasan kereta api jalur

ganda walupun kereta api telah lewat karena ada kemungkinan untuk

lewatnya kereta api kembali. Apakah anda mengetahui bahwa perlintasan

kereta api bukan merupakan alat pengaman namun alat bantu untuk

(18)

Peneliti memilih Surabaya dalam penelitian ini, alasan dipilihnya

Surabaya dalam penelitian ini karena Surabaya yang merupakan daerah

operasional 8 di Jawa Timur masih banyak terdapat perlintasan yang tidak

dijaga yakni sebanyak lebih dari 70% perlintasan kereta api di Daerah

operasional VIII Surabaya, belum dilengkapi dengan palang pintu serta

petugas jaga sehingga membutuhkan kewaspadaan dari masyrakatnya setiap

melintasi perlintasan kereta api, dan diketahui di Daerah operasional 8

Surabaya terjadi peningkatan jumlah kecelakaan selama tahun 2008 hingga

2010 dari 4 kasus menjadi 47 kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah para

pemirsa yang berusia diatas 17 tahun keatas. Dipilihnya pemirsa yang berusia diatas 17 tahun keatas sebagai responden karena dianggap pada usia tersebut para pemirsa bisa bersifat lebih bijak lagi menanggapi suatu permasalahan yang ada disekitarnya.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut di atas maka

peneliti tertarik untuk mengambil judul ”TINGKAT PENGETAHUAN

MASYARAKAT SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN

LAYANAN MASYRAKAT PERINGATAN DI PERLINTASAN KERETA

API DI TELEVISI ’’

1.2. Rumusan Masalah

(19)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui bagaimanakah tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan layanan masyarakat peringatan di perlintasan kereta api di televisi.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan guna baik secara teoritis dan praktis.

1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah wacana dan memberikan informasi serta sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi sebagai bahan masukan atau referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

(20)

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teor i 2.1.1. Komunikasi Massa

2.1.1.1.Penger tian Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication) disini ialah komunikasi

melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai

sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum

dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop

(Effendy, 2003:79). Pendapat lain dikemukakan oleh Rakhmad (2002,

189) yang menyebutkan komunikasi masa adalah jenis komunikasi yang

digunakan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan

anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama

dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Komunikasi massa menyiarkan infomasi, gagasan dan sikap

kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan

menggunakan media. Melakukan kegiatan komunikasi massa jauh lebih

sukar daripada komunikasi antar pribadi. Seorang komunikator yang

menyampaikan pesan kepada ribuan pribadi yang berbeda pada saat yang

sama, tidak akan bisa menyesuaikan harapannya untuk memperoleh

tanggapan mereka secara pribadi. Suatu pendekatan yang bisa

(21)

massa yang mahir adalah seseorang yang berhasil menemukan metode

yang tepat untuk menyiarkan pesannya guna membina empati dengan

jumlah terbanyak diantara komunikannya. Meskipun jumlah komunikan

bisa mencapai jutaan, kontak yang fundamental adalah antara dua orang,

benak komunikator harus mengenai setiap komunikan. Komunikasi massa

yang berhasil ialah kontak pribadi dengan pribadi yang diulangi ribuan

kali secara serentak (Effendy, 2003:80).

Bila komunikasi massa diperbandingkan dengan sistem

komunikasi interpersonal, secara teknis tidak dapat menunjukan empat

tanda pokok dari komunikasi massa yakni (1) gersifat langsung, artinya

harus melewati media teknis, (2) bersifat terbuka, artinya ditunjukan pada

publik yang tidak terbatas dan anonim, (4) mempunyai publik yang secara

geografis tersebar. Karena perberdaan teknis maka sistem komunikasi

massa juga mempunyai karakteristik psikologis yang khas dibandingkan

dengan sistem komunikasi interpersonal. Ini tampak pada pengendalian

arus informasi, umpan balik, stimulasi alat indera, dan proporsi unsur isi

dengan hubungan (Rakhmad, 2002:189).

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

komunikasi massa ialah jenis komunikasi yang digunakan kepada

sejumlah khalayak yang tersebar melalui media massa modern yang

meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas dan memiliki

(22)

2.1.1.2.Media Komunikasi Massa

Produk komunikasi massa kini secara khas dihasilkan oleh organisasi-organisasi yang merupakan bisnis kompleks yang mempekerjakan sejumlah besar orang. Tidak lagi cukup untuk berusaha membuatkan teori mengenai komunikasi massa pda tingkatan penerima individual sebagai sebuah pemroses informasi, pada tingkat khalayak sebagai anggota kelompok, atau bahkan pada tingkat khalayak sebagai anggota kelompok, atau bahkan pda tingkat individu-individu yang terkait melalui komunikasi interpersonal. (Winarso, 2005:122).

(23)

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa media komunikas massa adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi secara luas kepada khalayak luas.

2.1.2. Media Televisi

2.1.2.1.Penger tian Media Televisi

Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu. (Morrisan, 2004:1).

Televisi merupakan bagian media massa elektronik yang paling

akhir kehadirannya, meskipun demikian TV dinilai sebagai media massa

yang paling efektif saat ini dan banyak menarik simpati kalangan

masyarakat luas karena perkembangan teknologinya begitu cepat. Hal ini

disebabkan oleh sifat audio visualnya yang tidak lain penayangannya yang

mempunyai jangkauan yang relatif tidak terbatas dengan modal audio

visual yang dimiliki siaran televisi sangat komunikatif dalam memberikan

pesannya. Karena itulah televisi sangat bermanfaat sebagai upaya

pembentukan sikap perilaku dan sekaligus perubahan pola berpikir.

Pengaruh televisi lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabar,

hal ini karena kekuatan audio visual televisi yang menyentuh segi-segi

(24)

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

media televisi merupakan media massa yang paling efektif saat ini dan

banyak menarik simpati kalangan masyarakat luas karena teknologinya

yang lebih canggih

2.1.2.2.Televisi Sebagai Media Per iklanan

Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu. (Morrisan, 2004:1).

(25)

Penggunaan televisi sebagai media beriklan bukanlah sebuah ruang kosong yang hampa makna, tetapi merupakan sederet penanda (signifiers)

yang membawa bersamanya sederet penanda atau makna (signifieds), menyangkut gaya hidup, karakter manusia, nilai kepemimpinan, hingga wajah realitas sosial masyarakat. (http://www.kompas.co.id).

Periklanan dipandang sebagai media yang paling lazim digunakan suatu perusahaan (khususnya produk konsumsi/consumer goods) untuk mengarahkan komunikasi yang persuasif pada konsumen. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek. Tujuan ini bermuara pada upaya mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli. Meskipun tidak secara langsung berdampak pada pembelian, iklan menjadi sarana untuk membantu pemasaran yang efektif dalam menjalin komunikasi antara perusahaan ke konsumen dan sebagai upaya perusahaan dalam menghadapi pesaing. Kemampuan ini muncul karena adanya suatu produk yang dihasilkan suatu perusahaan. Bagaimanapun bagusnya suatu produk, jika dirahasiakan dari konsumen maka tidak ada gunanya. Konsumen yang tidak mengetahui keberadaan suatu produk tidak akan menghargai produk tersebut.

(26)

2.1.3. Per ik lanan

Periklanan adalah suatu pesan yang berisi penawaran suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat untuk menarik minat masyarakat melalui suatu media. Iklan bertujuan menarik minat konsumen untuk membeli. Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Sehingga secara ringkas, iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukkan kepada masyarakat lewat suatu media serta tidak boleh menipu atau membohongi khalayak pemirsa iklan televisi, setidaknya mereka mencantumkan komposisi bahan, nama perusahaan yang memproduksi serta dimana mereka dapat membeli (Kasali, 1992: 173).

Beberapa ahli telah mengemukakan pengertian dari iklan diantaranya adalah (Widyatama, 2007:15) :

1.Dunn dan Barban (1978) yang menuliskan bahwa iklan merupakan bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat media dengan membayar ruang yang dipakainya untuk menyampaikan pesan yang bersifat membujuk (persuasif) kepada konsumen oleh perusahaan, lembaga non komersial, maupun pribadi yang berkepentingan.

(27)

komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif.

Periklanan biasanya mengandung enam elemen. Pertama, periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar. Kedua, selain pesan yang harus diampaikan harus dibayar, dalam iklan juga terjadi identifikasi sponsor. Upaya membujuk dan mempengaruhi konsumen merupakan elemen ketiga dalam definisi periklanan. Keempat, periklanan memerlukan elemen media massa sebagai media penyampai pesan. Sifat non personal merupakan elemen kelima dalam definisi periklanan, dan elemen keenam adalah audiens. Berdasarkan keenam elemen tersebut, Wells, Burnett dan Moriarty (1998) dalam Sutisna (2003:276) mendefinisikan periklanan sebagai “Advertising is paid non personal communication from an identified sponsor using mass media to

persuade or influence an audience”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa periklanan adalah bentuk penyajian pesan yang dilakukan oleh komunikator secara non personal melalui media untuk ditujukan pada komunikan dengan cara membayar.

2.1.4. Unsur -Unsur Iklan

Setiap iklan memiliki beberapa unsur-unsur iklan, unsur-unsur

(28)

a.Talent

Salah satu unsur terpenting dalam iklan di televisi adalah model iklan

yang berperan dalam menyampaikan pesan terhadap produk. Talent

dalam iklan layanan masyarakat peringatan di perlintasan kereta api

adalah dua orang dalam mobil yang sedang membicarakan masalah

perarturan di perlintasan kereta api

b.Props

Merupakan alat peraga dengan tujuan untuk menjelaskan gambar yang

digunakan oleh talent atau model dalam menyampaikan pesan dari suatu

produk. Props dalam dalam iklan layanan masyarakat peringatan di

perlintasan kereta api adalah mobil dan palang pintu kereta api

c. Setting

Lokasi atau tempat pada saat pengambilan gambar sedang berlangsung

yang dilengkapi dengan lampu (lighting) serta didukung dengan model

sebagai penyempurnaan dalam pembuatan iklan. Setting dalam iklan

layanan masyarakat peringatan di perlintasan kereta api adalah di

perlibtasan kereta api

d.Audio

Cara yang dipergunakan dalam menyampaikan pesan secara cepat

adalah dengan menggunakan unsur musik atau audio dengan tujuan agar

menarik perhatian pemirsanya seperti adanya dialog yang diperankan

(29)

perlintasan kereta api adalah suara sirine peringatan perlintasan kereta

api

e. Visual

Gambar-gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan mendalam,

tampak pada televisi tidak berasal dari bahan yang mempunyai wujud

sehingga dapat diperhatikan sebuah obyek dalam berbagai jarak dan

berbagai sudut pengambilan gambar. Visual dalam iklan layanan

masyarakat peringatan di perlintasan kereta api kereta api yang bergerak

lewat melintasai perlintasan kereta api

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa suatu iklan

akan berhasil apabila memenuhi unsur-unsur yang menjadi komponen

iklan. Unsur-unsur iklan yang dimaksud adalah video, suara, model,

peraga, latar, pencahayaan, grafik dan kecepatan. Semua komponen iklan

tersebut harus lengkap guna memperoleh hasil yang optimal, karena

dengan kurangnya salah satu komponen akan membuat iklan tersebut tidak

menarik.

2.1.5. Kelebihan dan Kek urangan Televisi Sebagai Media Per ik lanan Televisi

Televisi sebagai media periklanan memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah sebagai berikut (Morissan, 2004) :

(30)

oleh berbagai kelompok masyrakat. Daya jangkau yang luas ini memungkinkan pemasar memperkenalkan dan mempromosikan produk barunya secara serentak dalam wilayah yang luas bahkan ke seluruh wilayah suatu negara

2.Selek tivitas dan Flek sibilitas, Televisi sering dikritik sebagai media yang tidak selektif dalam menjangkau audiennya sehingga sering dianggap sebagai media lebih cocok untuk produk konsumsi massal. Televisi dianggap sebagai media yang sulit untuk menjangkau segmen khusus atau tertentu.

3.Fok us Per hatian, Siaran iklan televisi akan selalu menjadi pusat perhatian audience pada saat iklan itu ditayangkan. Jika audien tidak menekan remote controlnya untuk melihat program stasiun televisi lain maka ia hanya menyaksikan tayangan iklan televisi satu persatu

4.Kr eativitas dan Efek , Televisi merupakan media iklan yang paling efektif karena menunjukan cara bekerja pada saat digunakan.

5.Pr estise, Perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi biasanya akan menjadi dikenal banyak orang. Baik perusahaan yang memproduksi barang tersebut maupun barangnya itu sendiri akan menerima status khusus dari masyrakat.

(31)

Selain kelebihan juga terdapat beberapa kelemahan menggunakan media televisi sebagai media periklanan:

1.Biaya Mahal, Walaupun televisi diakui sebagai media yang efisien dalam menjangkau audien dalam jumlah besar namun televisi merupakan media paling mahal untuk beriklan.

2.Infor masi Terbatas,Dengan durasi iklan yang rata-rata hanya 30 detik dalam sekali tayang maka pemasang iklan tidak memiliki banyak waktu untuk secara leluasa memberikan informasi yang lengkap.

3.Selek tifitas Ter batas, Walaupun televisi menyediakan selektivitas audien melalui program-program yang ditayangkannya dan juga melalui waktu siarannya namun iklan televisi bukanlah pilihan yang paling tepat bagi pemilik iklan yang ingin membidik konsumen yang sangat khusus atau spesifik jumlah yang sangat sedikit.

4.Penghindar an. Kelemahahan lain siaran iklan televisi adalah kecenderungan audien untuk menghindari pada saat iklan ditayangkan. 5.Tempat Terbatas, Tidak seperti media cetak, stasiun televisi tidak

dapat seenaknya memperpanjang waktu siaran iklan dalam suatu program.

2.1.6. Pesan Ik lan

(32)

iklan sangat penting karena akan meningkatkan keberhasilan komunikasi denga audiens (Sutisna, 2003:278).

Terdapat beberapa tipe pesan iklan yang ditampilkan untuk menimbulkan daya tarik rasional, sehingga mendapat perhatian dari kosnumen, yang selanjutnya konsumen memproses pesan tersebut. Berikut ini beberapa jenis tipe penampilan iklan untuk menimbulkan daya tarik rasional (Sutisna, 2003:278):

1. Faktual. Daya tarik tipe ini umumnya berhubungan dnegan pengambulan keputusan high involvement, yaitu penerimaan dimotivasi untuk dapat memproses informasi. Iklan yang menampilkan sisi manfaat produk dan keunggulan produk sekaligus menampilkan argumentasi yang masuk akal, termasuk ke dalam tipe daya tarik faktual. Dengan demikian berarti iklan seharusnya dirancang sedemikian rupa agar konsumen secara rasional tertarik dengan pesan iklan yang disampaikan.

2. Potongan Kehidupan. Pesan iklan yang menampilkan potongan kehidupan sangat banyak ditampilkan di televisi. Pengaruh yang ingin diperoleh dari penampilan iklan potongan kehidupan yaitu agar terjadi proses peniruan perilaku dari penonton.

(33)

kemampuan produk secara instrumenal mampu menyelesaikan masalah.

4. Iklan Perbandingan. Iklan perbandingan adalah iklan yang berusaha membandingkan keunggulan produk yang ditawarkan dengan produk lain sejenis.

Berdasarkan penjelasam diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pesan iklan ditampilkan bertujuan untuk ditampilkan untuk menimbulkan daya tarik rasional, sehingga mendapat perhatian dari konsumen.

2.1.7. Iklan Layanan Masyr akat

(34)

Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan untuk menyampaikan informasi, mempersuasi atau mendidik khalayak dimana tujuan akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan sosial. Keuntungan sosial yang dimaksud adalah munculnya penambahan pengetahuan, kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang diiklankan, serta mendapatkan citra baik di mata masyarakat. (Widyatama, 2007:104).

Secara normatif bertambahnya pengetahuan, dimilikinya kesadaran sikap dan perbuahan perilaku masyarakat tersebut sangat penting bagi kualitas kehidupan masyarakat itu sendiri. Sebab masyarakat akan terbangun dan digiring pada situasi ke arah keadaan yang baik. Umumnya, materi pesan yang disampaikan dalam iklan jenis ini berupa informasi-informasi publik untuk menggugah khalayak melakukan sesuatu kebaikan yang normatif sifatnya.

Selain mendatangkan kebaikan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat, bertambahnya pengetahuan masyarakat dan munculnya kesadaran sikap serta perilaku sebagaimana inti pesan juga dapat menguntungkan pengiklan itu sendiri, selain mendapatkan citra baik di tengah masyarakat. (Widyatama, 2007:105).

(35)

terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam keselarasan dan kehidupan umum

2.1.8. Isi Pesan Ik lan Layanan Masyar akat

Menurut dewan periklanan di Amerika Serikat yang mensponsori ILM ada beberapa kriteria isi pesan yang digunakan untuk menentukan sebuah iklan tersebut adalah iklan layanan masyarakat (http://repository.amikom.ac.id):

1. Tidak komersil (contoh: iklan pemakaian helm dalam berkendara) 2. Tidak bersifat keagamaan.

3. Tidak bersifat politis. 4. Berwawasan nasional

5. Diperuntukkan untuk semua lapisan masyarakat.

6. Diajukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima. 7. Dapat diiklankan.

8. Mempunyai dampak dan kepentingan tinggi sehingga patut memperoleh dukungan media lokal maupun nasional.

2.1.9. Isi Pesan Ik lan Layanan Masyar akat Per lintasan Ker eta Api

Sebuah iklan tidak akan ada tanpa adanya pesan. tanpa pesan, iklan tidak akan berwujud. Bila di media cetak, ia hanya ruang kosong tanpa tulisan, gambaran atau bentuk apapun.

(36)

1. Kewajiban pengendara mendahulukan kereta api yang lewat.

2. Setiap pengemudi kendaraan bermotor atau tidak bermotor wajib berhenti

di belakang marka melintang berupa tanda garis melintang untuk

menunggu kereta api melintas.

3. Menghentikan kendaraan sejenak sebelum melewati perlintasan,

menengok ke kiri dan ke kanan untuk memastikan tidak ada kereta api

yang akan melintas.

4. Talent dalam iklan layanan masyarakat peringatan perlintasan kereta api

ada dua orang dalam mobil yang sedang membicarakan masalah

perarturan di perlintasan kereta api.

5. Setting dalam iklan layanan masyarakat peringatan di perlintasan kereta

api adalah di sebuah perlintasan kereta api.

6. Anjuran berhenti ketika mendengar sirine perlintasan kereta api berbunyi

tanpa menunggu palang pintu menutup.

7. Kewajiban mengurangi kecepatan kendaraan sewaktu melihat rambu

peringatan adanya peringatan.

8. Tidak mendahului kendaraan lain di perlintasan.

9. Tidak menerobos perlintasan saat pintu perlintasan ditutup.

10.Peringatan agar bersabar ketika melewati perlintasan kereta api jalur

ganda karena ada kemungkinan untuk lewatnya kereta api kembali.

11.Kewajiban tidak menerobos perlintasan kereta api jalur ganda walupun kereta api telah lewat karena ada kemungkinan untuk lewatnya kereta api

(37)

12.Apakah anda mengetahui bahwa perlintasan kereta api bukan merupakan alat pengaman namun alat bantu untuk memperlancar jalannya kereta api

2.1.10.Tingkat Pengetahuan

Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu misalnya derajat, kelas, taraf, pendidikan dan pengetahuan. Tingkat pada tingkat pengetahuan disini adalah variabel pengetahuan adalah konsep yang merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi dari efek komunikasi massa, yang diklasifikasikan ke dalam efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami/ dipersepsi oleh khalayak (Rakhmat, 2004:219). Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercyaan atau informasi (Rakhmat 2004: 219). Efek kognitif berhubungan dengan pikiran/penalaran sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tidak mengerti, yang tidak bingung menjadi merasa jelas. (Effendi, 2003:318).

Sedangkan dalam kamus umum bahasa Indonesia pengetahuan berasal dari kata tahu ”dimana” arti pengetahuan itu sendiri adalah segala apa yang diketahui yang berkenaan dengan sesuatu hal. Definisi tingkat pengetahuan mengacu pada apakah seseorang cukup intens mengetahui informasi dari suatu isu tertentu, sehingga ia dapat secara jelas menindak lanjuti informasi yang telah diketahui (Eriyanto, 2000:238).

(38)

komunikator dapat ditangkap melalui panca indera tentang sebuah iklan yang diungkapkan melalui penggunaan kata-kata.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

2.1.11.Masyar akat Sur abaya Sebagai Khlayak

Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan

sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penonton

dan pemirsa sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang

lebih ditekankan, khalayak media ini memiliki beberapa karakteristik

yaitu memiliki jumlah yang besar, bersifat heterogen, menyebar dan

anonym, serta mempunyai kelemahan dalam ikatan organisasi sosial

sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat berubah dengan cepat

(Mc.Quail, 1994:201).

Pemirsa televisi adalah massa dan memiliki perbedaan jenis

kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta kerangka acuan dan lapangan

pengalaman. Mereka adalah sasaran komunikasi massa melalui media

televisi siaran. Komunikasi dapat dikatakan efektif, jika pemirsa terpikat

perhatiannya, tertarik terus minatnya, mengerti, tergerak hatinya dan

melakukan aktifitas apa yang diinginkan pembicara. (Effendy, 2000: 84).

Siaran televisi dengan sifatnya yang audio visual (suara dan

gambar) dapat diikuti secara bersamaan oleh semua lapisan masyarakat

(39)

huruf atau tidak dapat membaca sekalipun, dapat mengikuti dan mencerna

siaran televisi sesuai dengan kemampuan mereka. Dalam setiap proses

komunikasi, pesannya selalu ditujukan kepada pihak tertentu sebagai

komunikan yang disampaikan oleh komunikator. Masyarakat Surabaya

merupakan masyrakat yang heterogen mengkode atau menanda pesan

dalam sebuah tayangan melalui nilai-nilai, pengetahuan dan pengalaman

pribadinya, sehingga sangat mungkin terjadi penerimaan yang berlainan.

2.1.12.Kecelakaan Di Per lintasan Ker eta Api

Kereta api merupakan sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel sedangkan perlintasan kereta api sendiri merupakan perempatan, persimpangan, persilangan, atau perpotongan sebidang antara jalan untuk kereta api dengan jalan umum atau jalan khusus (kendaraan) baik berpintu ataupun tidak berpintu. Hal ini artinya perlintasan merupakan suatu tempat atau titik bertemunya kereta api denga kendaraan lain. Perlintasan sebidang antara rel kereta api dengan jalan raya bagi pengguna jalan merupakan lokasi yang paling berbahaya. Sebab setiap kecelakaan lalu lintas ditempat pertemuan dua moda perhubungan darat tersebut, selalu menimbulkan korban.

(40)

itu hanya 1.145 pintu perlintasan yang dijaga selebihnya 7.420 pintu perlintasan tidak dijaga, minimnya perlintasan kereta yang dijaga membuat maraknya kecelakaan yang terjadi di perlintasan lereta api (www.lontar.ui.ac.id). Berdasarkan data yang dihimpun Ipoljatim, jumlah perlintasan kereta api yang tak memiliki palang pintu di wilayah Daerah operasional VIII Surabaya mencapai 306 buah. untuk wilayah Jawa Timur, tercatat palang perlintasan kereta api yang bersifat resmi dan dijaga terdapat 179. sedangkan untuk palang pintu resmi tapi tak dijaga ada 477 buah, dan palang pintu liar dan tidak dijaga terdapat sekitar 126 titik (http://infopoljatim.com/seputar-jatim/early-warning-system-pencegah-ecelakaan-ka)

Data di kepolisian dalam 5 tahun terakhir, di seluruh Indonesia terjadi 42 kecelakaan lalu lintas di perlintasan. 36 kali diperlintasan tanpa palang pintu dan 16 kali di perlintasan berpalang namun lalai ditutup. Seluruh kecelakaan tersebut mengakibatkan 218 korban tewas dan lebih dari 500 orang mengalami luka-luka. Sementara dalam semester pertama tahun 2006, dari 8 peristiwa kecelakaan di perlintasan menelan sekitar 50

orang tewas dan belasan lainnya luka-luka

(41)

luka-luka dan 11 orang luka-luka parah dan pada tahun 2010 terjadi 47 kecelakaan dengan 38 orang luka parah dan 9 orang luka-luka (http://eprints.upnjatim.ac.id/298/1/file_1.pdf).

2.1.13.Teor i S-O-R

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini, berasal dari kajian psikologi. Tidak mengherankan apabila kemudian menjadi salah satu teori komunikasi, sebab obyek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen; sikap, opini, prilaku, kognisi dan konasi (Effendy, 2003:115). Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu, teori ini menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari komunikasi. Dampak atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu (Sendjaja, 1999:71). Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus. Unsur-unsur dalam model ini adalah :

a. Pesan (Stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa tanda dan lambang.

(42)

komunikan akan memperhatikan setiap pesan yang disampaikan melalui tanda dan lambang. Selanjutnya, komunikan mencoba untuk mengartikan dan memahami setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator.

c. Efek(response), merupakan dampak dari pada komunikasi. Efek dari komunikasi adalah perubahan sikap, yaitu: sikap afektif,kognitif, dan konatif. Efek kognitif merupakan efek yang ditimbulkan setelah adanya komunikasi. Efek kognitif berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan bagi komunikan (Effendi, 2003:118)

(43)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar sebagai berikut :

Gambar 2.1.: Model Teor i S-O-R (Effendy, 2003:255)

Menurut gambar dari model di atas menunjukkan bahwa stimulus atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin saja terjadi penolakan. Dalam tahapan berikutnya bila komunikan menerima stimulus atau pesan yang disampaikan maka akan memperhatikan. Proses selanjutnya komunikan tersebut mengerti dari pesan yang telah disampaikan. Dan proses terakhir adalah kesediaan diri komunikan untuk mengubah sikap yang menandakan keberhasilan dalam proses komunikasi (Effendy, 2003:56).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan muncul dari adanya proses berfikir dan pemahaman individu terhadap obyek, dengan adanya proses tersebut maka menimbulkan kesadaran individu terhadap obyek. Proses berfikir tersebut menunjuk pada kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti obyek dan peristiwa (Rakhmat,1999:68). Pada tahap ini individu akan membuka memorinya, sesuai dengan pengalamannya terhadap obyek, lalu ia memberi makna pada menara tersebut dengan nama Eiffel Tower. Pada tahap ini, ia sadar terhadap obyek yang dihadapinya tersebut. Dan pada tahap terakhir, ia menyimpan kedalam ingatannya dan dijadikan pengetahuan. Proses

Stimulus Organisme :

● Perhatian

● Pengertian

● Penerimaan

(44)

selanjutnya, timbulah perasaan suka atau tidak suka terhadap obyek. Individu akan menyeleksi atau memilih, dan dari pilihan tersebut diyakininya. Setelah itu ia akan membeli atau menggunakan sebagai hasil dari keputusannya (Effendy,2003:256).

2.2. Ker angka Berpikir

Demi memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi dan berita, banyak sekali iklan-iklan yang dilempar di pasaran baik itu iklan standar maupun iklan layanan masyarakat. Pada iklan standar sudah umum karena masyarakat selalu membutuhkan produk-produk baru dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dalam iklan layanan masyarakat yang dibuat oleh pemerintah hanya menonjolkan isi pesan dari iklan layanan masyarakat tersebut.

Banyak kalangan praktisi periklanan sendiri berusaha menciptakan

iklan yang menarik serta efektif. Menurut Shimp (2003:416) iklan yang

efektif biasanya kreatif yakni bisa membedakan dirinya dengan iklan-iklan

yang sedang-sedang saja atau iklan yang tidak biasa dan berbeda. Iklan yang

sama dengan sebagian besar iklan lainnya tidak akan mampu menembus

kerumunan iklan kompetitif dan tidak akan dapat menarik perhatian

konsumen.

Untuk membuat iklan yang baik, perancang iklan harus

memperhatikan ada atau tidaknya penggunaan model iklan baik pria, wanita

maupun anak-anak untuk menarik perhatian. Sebagai usaha untuk

mendapatkan atau menarik perhatian khalayak terhadap iklan maka

(45)

Pemasangan iklan di televisi ditujukan untuk meningkatkan

pengetahuan khalayak akan isi pesan iklan yang ditayangkan. Salah satu

faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor

psikologis, faktor yang disebabkan oleh psikologi antara lain disebabkan oleh

khalayak. Sehingga untuk mengukur keberhasilan iklan bergantung pada

sikap khalayak terhadap pesan yang diberikannya.

Periklanan ditunjukkan kepada khalayak massal, sehingga diperlukan

media massa di dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat. Untuk

mengkomunikasikan iklan kepada masyarakat, pengiklan memilih televisi

sebagai media periklanan. Pemilihan televisi sebagi media periklanan karena

televisi memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan media massa

lainnya. Kelebihan-kelebihan televisi adalah daya jangkau yang besar dan

sifatnya yang audio visual.

Iklan yang bersifat non profit yang tidak mencari keuntungan akibat dari pemasangannya. Iklan peringatan di perlintasan kereta api yang isinya adapun isi pesan yang ingin disampaikan iklan layanan masyrakat peringatan di lintasan kereta api adalah mengingatkan masyrakat agar berhati-hati ketika melalui lintasan kereta api apalagi ketika peringatan kereta api berbunyi dan tidak terburu-buru untuk melintasi perlintasan kereta api walaupun kereta api sudah lewat karena ada kemungkinan rel tersebut rel jalur ganda yang memungkinkan kereta api lewat secara hampir bersamaan.

(46)

tertentu, sehingga ia dapat secara jelas mengambil sikap terhadap masalah tersebut (Eriyanto, 1990 : 239).

Gambar 2.2. Ker angka Ber pikir Penelitian Stimulus :

Isi pesan iklan layanan masyarakat peringatan di perlintasan kereta api

- Kewaspadaan masyarakat saat melewati perlintasan kereta api

- Kewajiban pengendara mendahulukan kereta api yang lewat.

- Setiap pengemudi kendaraan bermotor atau tidak bermotor wajib berhenti di belakang marka melintang berupa tanda garis melintang untuk menunggu kereta api melintas.

- Menghentikan kendaraan sejenak sebelum melewati perlintasan, menengok ke kiri dan ke kanan untuk memastikan tidak ada kereta api yang akan melintas.

- Talent dalam iklan layanan masyarakat peringatan perlintasan kereta api ada dua orang dalam mobil yang sedang membicarakan masalah perarturan di perlintasan kereta api.

- Setting dalam iklan layanan masyarakat peringatan di perlintasan kereta api adalah di sebuah perlintasan kereta api.

- Anjuran berhenti ketika mendengar sirine perlintasan kereta api berbunyi tanpa menunggu palang pintu menutup.

- Kewajiban mengurangi kecepatan kendaraan sewaktu melihat rambu peringatan adanya peringatan.

- Tidak mendahului kendaraan lain di perlintasan.

- Tidak menerobos perlintasan saat pintu perlintasan ditutup.

- Peringatan agar bersabar ketika melewati perlintasan kereta api jalur ganda karena ada kemungkinan untuk lewatnya kereta api kembali.

- Kewajiban tidak menerobos perlintasan kereta api jalur ganda walupun kereta api telah lewat karena ada kemungkinan untuk lewatnya kereta api kembali.

(47)

3.1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, dimana dalam pendekatan deskriptif kuantitatif akan dapat menginterpretasikan secara rinci tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan layanan masyarakat perlintasan kereta api di televisi. Dengan menggunakan tabel dan akan dianalisis sehingga hasil pengetahuan masyarakat Surabaya yang dilakukan peneliti dapat menghasilkan uraian yang mendalam tentang hasil pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan peneliti.

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Var iabel 3.2.1. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan indikator-indikator dari variabel-variabel penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan tujuan melukiskan secara sistematis fakta dan karakteristik populasi secara faktual dan cermat (Rakhmat, 1999:22). Adapun definisi operasional pada penelitian ini adalah :

Tingkat Pengetahuan

(48)

adalah konsep yang merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi dari efek komunikasi massa, yang diklasifikasikan ke dalam efek kognitif. Terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami/ dipersepsi oleh khalayak (Rakhmat, 2004:219).

Pada penelitian ini tingkat pengetahuan yaitu sejauh mana komunikan menerima dan mengingat pesan dari komunikator dapat ditangkap melalui panca indera tentang sebuah iklan yang diungkapkan melalui penggunaan kata-kata. Penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan perlintasan kereta api di televisi. Adapun isi pesan iklan layanan masyarakat perlintasan kereta api sebagai berikut :

1. Kewajiban pengendara mendahulukan kereta api yang lewat.

2. Setiap pengemudi kendaraan bermotor atau tidak bermotor wajib berhenti di belakang marka melintang berupa tanda garis melintang untuk menunggu kereta api melintas.

3. Talent dalam iklan layanan masyarakat peringatan perlintasan kereta api ada dua orang dalam mobil yang sedang membicarakan masalah perarturan di perlintasan kereta api.

4. Setting dalam iklan layanan masyarakat peringatan di perlintasan kereta api adalah di sebuah perlintasan kereta api.

(49)

6. Anjuran berhenti ketika mendengar sirine perlintasan kereta api berbunyi tanpa menunggu palang pintu menutup.

7. Kewajiban mengurangi kecepatan kendaraan sewaktu melihat rambu peringatan adanya peringatan.

8. Tidak mendahului kendaraan lain di perlintasan.

9. Tidak menerobos perlintasan saat pintu perlintasan ditutup.

10.Peringatan agar bersabar ketika melewati perlintasan kereta api jalur ganda karena ada kemungkinan untuk lewatnya kereta api kembali. 11.Kewajiban tidak menerobos perlintasan kereta api jalur ganda walupun

kereta api telah lewat karena ada kemungkinan untuk lewatnya kereta api kembali.

12.Apakah anda mengetahui bahwa perlintasan kereta api bukan merupakan alat pengaman namun alat bantu untuk memperlancar jalannya kereta api.

3.2.2. Pengukuran Var iabel

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang iklan perlintasan kereta api yang ditampilkan di televisi diukur dengan alternatif pilihan yang dinyatakan dalam jumlah skor atas pertanyaan atau kuesioner yaitu :

1. Tahu skor 2 2. Tidak tahu skor 1

(50)

diinginkan

Range : batasan dari tiap tingkatan

Skor Tertinggi : perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah item pertanyaan

Skor terendah : perkalian antara nilai terendah dengan jumlah item pertanyaan

Jenjang : 3 (tinggi, sedang, rendah)

Tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan layanan masyarakat perlintasan kereta api di televisi terdiri dari 9 pertanyaan dengan penghitungan:

Jadi batasan skor dalam lebar interval tingkat pengetahuan adalah rendah, sedang, dan tinggi yaitu :

a.Jumlah skor 11 - 14 dalam kategori penilaian rendah

(51)

b.Jumlah skor 15 - 18 dalam kategori penilaian sedang

Hal ini menunjukan bahwa responden mengetahui sebagian isi pesan iklan yang ada dalam penayangan iklan layanan masyarakat peringatan di perlintasan kereta api.

c.Jumlah skor 19 - 22 dalam kategori penilaian tinggi

Hal ini menunjukan bahwa responden mengetahui isi pesan iklan yang ada dalam penayangan iklan layanan masyarakat peringatan di perlintasan kereta api.

3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penar ikan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari (Sugiyono, 203:55). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang berusia 17-59 tahun karena dianggap pada usia tersebut para pemirsa bisa bersifat lebih bijak lagi menanggapi suatu permasalahan yang ada di sekitarnya sehingga jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 2.013.082 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari masyarakat Surabaya yang memiliki karakteristik antara lain :

1.Berusia minimal 17 tahun 2.Berdomisili di Surabaya

(52)

Dengan tingkat populasi penduduk yang besar dan keberagaman penduduk kota Surabaya dapat mewakili responden secara representatif.

Berdasarkan data tersebut maka untuk mengetahui jumlah sampel maka digunakan rumus Yamane yaitu sebagai berikut :

1

d = Presisi (derajat ketelitian 10%). 1 = angka konstan

3.3.3. Tek nik Penar ikan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode non probability sampling dengan teknik accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2009:122).

3.4. Tek nik Pengumpulan Data

(53)

1.Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung langsung dari responden. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara pada responden dengan berdasarkan kuisioner yang terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang terutup dan yang terbuka.

2.Data sekunder adalah data yang tidak dapat langsung diperoleh dari lapangan. Data sekunder dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi kedua, seperti perpustakaan, pusat pengelolahan data, pusat penelitian, dan lain sebagainya. Data sekunder ini akan digunakan sebagai data penunjang untuk melakukan analisis.

3.5. Tek nik Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi yang digunakan untuk menggambarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara berdasarkan penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden.

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner selanjutnya akan diolah untuk mendiskripsikan. Pengolahan data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri dari: mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan.

(54)

Keter angan :

P : Persentase Responden F : Frekuensi Responden N : Jumlah Responden

(55)

4.1. Gambar an Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Gambar an Umum Surabaya

Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia timur. Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Kata Surabaya konon berasal dari cerita mitos pertempuran antara sura (ikan hiu) dan baya dan akhirnya menjadi kota Surabaya. Menurut Sensus Penduduk Tahun 2010, Kota Surabaya memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.765.908 jiwa. Dengan wilayah seluas 333,063 km², maka kepadatan penduduk Kota Surabaya adalah sebesar 8.304 jiwa per km (http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surabaya).

(56)

dengan Sidoarjo dan Gresik. Surabaya dibagi dalam 5 wilayah yaitu, Surabaya Barat, Surabaya Timur, Surabaya Utara, Surabaya Selatan, dan Surabaya Pusat.

4.2. Penyajian Data dan Analisa. 4.2.1. Identitas Responden.

Identitas responden yang dimaksud adalah data-data yang diperoleh berdasarkan karkateristik responden seperti : jenis kelamin, usia, pendidikan terkahir dan pekerjaan selengkapnya tertera pada tabel berikut :

Tabel 4.1

Responden Berdasarkan J enis Kelamin No J enis Kelamin F %

1 Perempuan 72 72 2 Laki -laki 28 28 Jumlah 100 100 Sumber : Kuesioner Sub I No 2

(57)

Kar akter istik Responden Ber dasar kan Usia No Usia Responden F %

1 17 - 25 Tahun 12 12 2 26 - 30 Tahun 30 30 3 31 - 35 Tahun 26 26 4 36 - 40 Tahun 18 18 5 > 40 Tahun 14 14 jumlah 100 100 Sumber : Kuesioner Sub I No 3

(58)

Tabel 4.3

Karakter istik Responden Ber dasar kan Pendidikan Ter akhir No Pendidikan Ter akhir F %

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar dari responden dalam penelitian ini berpendidikan akhir S-1 dengan jumlah sebanyak 34 orang atau sebesar 34 %, sedangkan sisanya adalah responden yang berpendidikan akhir D-3 dengan jumlah sebanyak 26 atau sebesar 26%, berpendidikan akhir SLTA sebanyak 21 orang atau sebesar 21% serta yang berpendidikan akhir S-2 sebanyak 19 atau sebesar 19%. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin tingginya derajat pendidikan dari seseorang maka akan semakin tinggi pula daya tanggap mereka terhadap isi pesan dalam iklan layanan masyarakat mengenai peringatan di perlintasan kereta api.

Tabel 4.4

(59)

yang bekerja sebagai pegawai swasta dengan jumlah sebanyak 26 orang atau sebesar 26%, responden yang bekerja sebagai PNS sebanyak 21 orang atau sebesar 21% serta sebanyak 19 respoden atau sebesar 19% memiliki pekerjaan selain yang disebutkan diatas. Banyaknya responden yang bekerja sebagai wiraswasta hal tersebut dikarenakan wiraswasta memiliki waktu yang lebih banyak untuk menonton siaran TV

4.2.2. Infor masi Tentang Media

(60)

Table 4.5.

Per n yataan Responden Mengenai Pernah Tidaknya Menonton Iklan Layanan Masyar akat

Per ingatan Di Per lintasan Ker eta Api

No Jawaban Jumlah Prosentase

1 Pernah 100 100

2 Tidak Pernah 0 0

Total 100 100

Sumber : Kuesioner Sub II No.1

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa seluruh responden sebanyak 100 orang atau 100% pernah menonton iklan layanan masyarakat peringatan di perlintasan kereta api dan tidak ada responden yang tidak pernah menonton iklan layanan masyarakat peringatan di perlintasan kereta api.

Informasi tentang deskripsi subjek berdasarkan frekuensi menonton iklan layanan masyarakat peringatan di perlintasan kereta api setiap harinya, dapat dilihat pada tabel dibawah berikut ini :

Tabel 4.6

Fr ekuensi Menonton Iklan Layanan Masyar akat Per ingatan Di Per lintasan Ker eta Api

No Frekuensi Jumlah Prosentase

1 2 kali 35 35

2 3 kali 32 32

3 4 kali 33 33

Total 100 100

Sumber : Kuesioner II No.3

(61)

responden atau 35%, responden yang menonton iklan layanan masyarakat peringatan di perlintasan kereta api sebanyak 3 kali dalam satu hari sebanyak 32 responden atau 32% dan responden yang menonton iklan layanan masyarakat peringatan di perlintasan kereta api sebanyak 4 kali dalam satu hari sebanyak 33 responden atau 33%.

Informasi tentang deskripsi subjek berdasarkan perhatian responden menonton iklan layanan masyarakat peringatan di perlintasan kereta api dari awal hingga akhir, dapat dilihat pada tabel dibawah berikut ini :

Tabel 4.7

Dur asi Menonton Iklan Layanan Masyar akat Per ingatan Di Per lintasan Ker eta Api

No Durasi Jumlah Prosentase

1 1-7 Detik 0 0

2 8-15 Detik 0 0

3 16-22 Detik 16 16

4 23-28 Detik 84 84

Total 100 100

Sumber : Kuesioner II No.3

(62)

4.2.3. Tingkat Pengetahuan Pemir sa Ter hadap Isi Pesan Iklan Layanan Masyar akat Tentang Per ingatan Di Per lintasan Ker eta Api.

Berdasarkan hasil penyebaran kepada 100 responden mengenai tingkat pengetahuan mengenai iklan layanan masyarakat peringatan di perlintasan kereta api didapatkan hasil. Berikut ini adalah data yang menunjukkan tingkat pengetahuan pemirsa terhadap isi pesan iklan layanan masyarakat peringatan di perlintasan kereta api di televisi dimana tingkat pengetahuan tersebut dibedakan menjadi 12 (duabelas) pertanyaan dengan perincian sebagai berikut :

1. Tingkat Pengetahuan Tentang Kewajiban Pengendar a Mendahulukan Ker eta Api Yang Lewat

Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh frekuensi mengenai tingkat pengetahuan tentang kewajiban pengendara mendahulukan kereta api yang lewat yang dapat dirinci sebagai berikut :

Tabel 4.8

Mengenai Kewajiban Pengendar a Mendahulukan Ker eta Api Yang Lewat

No Kategor i jawaban F % 1 Tidak Mengetahui 18 18

2 Mengetahui 82 82

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Sub III No 1

(63)

lewat sebanyak 18 orang atau 18%.

Banyaknya responden yang mengetahui bahwa setiap pengendara berkewajiban untuk mendahulukan kereta api yang lewat hal ini disebabkan karena responden mengerti akan pentinganya besabar dan berdisiplin di jalan raya khususnya ketika melewati bidang perlintasan kereta api hal ini disebabkan karena resiko yang disebabkan bila bertabrakan dengan kereta api sangatlah besar. Untuk responden tidak mengetahui tentang kewajiban mendahulukan kereta api yang lewat beranggapan bahwa sudah ada palang pintu yang membuat responden otomatis akan berhenti.

2. Tingkat Pengetahuan Mengenai Kewajiban Ber henti Dibelaka ng Mar ka Melintang Ber upa Tanda Gar is Melintang Untuk Menunggu Ker eta Api Melintas

Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh frekuensi mengenai tingkat pengetahuan tentang kewajiban berhenti dibelakang marka melintang berupa tanda garis melintang untuk menunggu kereta api melintas dapat dirinci sebagai berikut :

Tabel 4.9

Mengenai Kewajiban Ber henti Dibelakang Mar ka Melintang Berupa Tanda Gar is Melintang Untuk Menunggu Ker eta Api Melintas

No Kategor i jawaban F % 1 Tidak Mengetahui 11 11

2 Mengetahui 89 89

Jumlah 100 100

(64)

Berdasarkan jawaban diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengetahui kewajiban berhenti dibelakang marka melintang berupa tanda garis melintang untuk menunggu kereta api melintas yakni sebanyak 89 orang responden atau 89% dan responden yang tidak mengetahui kewajiban berhenti dibelakang marka melintang berupa tanda garis melintang untuk menunggu kereta api melintas sebanyak 11 orang atau 11%

Banyaknya responden yang mengetahui bahwa setiap pengendara berkewajiban berhenti dibelakang marka melintang berupa tanda garis melintang untuk menunggu kereta api melintas hal ini dikarenakan garis tersebut dibuat untuk melindungi responden selain itu garis marka tersebut dibuat tidak putus-putus yang menandakan bahwa pengendara harus berhenti pada situasi saat kereta api lewat, sedangkan responden yang tidak mengetahui kewajiban berhenti dibelakang marka melintang berupa tanda garis melintang untuk menunggu kereta api melintas hal ini dikarenakan responden hanya memperhatikan palang pintu kereta api untuk menandakan adanya peringatan kereta api yang akan lewat.

3. Tingkat Pengetahuan Mengenai Kewajiban Kendar aan Ber henti Sejenak Sebelum Melewati Per linta san, Menengok Ke Kir i Dan Ke Kanan Untuk Memastikan Tidak Ada Ker eta Api Yang Akan Melintas

Gambar

Gambar  2.1.: Model Teori S-O-R (Effendy, 2003:255)
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir Penelitian
Tabel 4.1
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan di atas, dibutuhkan sebuah solusi yakni sebuah aplikasi analisa biochemical ( biochemical anaysis) untuk dapat mempercepat prediksi

F hitung lebih besar dari pada F tabel (54,71> 3,92), maka hipotesis yang peneliti ajukan diterima atau konsep diri guru tentang pembelajaran benar-. benar

Indikator kinerja yang harus dicapai dalam observasi siswa adalah lebih dari sama dengan 80 sedangkan hasil observasi siswa pada siklus I mencapai 84,6 atau 85

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah ada perbedaan sikap terhadap empty nest ditinjau dari jenis kelamin orangtua. Metode penelitian yang digunakan adalah

Hasil analisis dari contoh kasus ini, jumlah tenaga kerja yang diperlukan adalah sebanyk enam orang tenaga kerja dengan tiga shift setiap harinya, dan juga memerlukan waktu

dan pajak hotel di kabupaten semarang pada tahun 2011 sampai dengan 2015. Pada tahun 2012 pertumbuhan jumlah wajib pajak

Penelitian utama diantaranya karakterisasi bahan baku, uji organoleptik, pembuatan snack bar, dan pembandingan sifat fisik, kimia, dan organoleptik snack bar

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan Laporan Akhir yang berjudul “Tinjauan Terhadap