(Studi Deskr iptif Tingkat Pengetahuan Masyar akat Sur abaya
Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyar akat Ver si SME Tower
di Televisi)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fisip UPN ”Veteran”
J awa Timur
Disusun Oleh :
Selvi Agustin Mar iadi 0643310408
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA 2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Judul : Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat Versi SME Tower di Televisi
Nama : Selvi Agustin Mariadi
NPM : 0643310408
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Telah Disetujui untuk Mengikuti Seminar Proposal, oleh:
Pembimbing Utama
Juwito, S. Sos, Msi
NPT. 367049500361
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Nama : Selvi Agustin Mariadi
NPM : 0643310408
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Telah Disetujui untuk Mengikuti Seminar Proposal, oleh:
Pembimbing Utama
Juwito, S. Sos, Msi
NPT. 367049500361
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Juwito, S. Sos, Msi NPT. 367049500361
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Judul : Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat Versi SME Tower di Televisi
Nama : Selvi Agustin Mariadi
NPM : 0643310408
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Telah Disetujui untuk Mengikuti Ujian Skripsi, oleh:
Pembimbing Utama
Juwito, S. Sos, Msi
NPT. 367049500361
Mengetahui
Dekan
Oleh
Selvi Agustin Mariadi 0643310408
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 26 J uli 2012
Menyetujui
Pembimbing Utama Tim Penguji
1. Ketua
J uwito, S.Sos, MSi J uwito, S.Sos, MSi
NPT. 367049500361 NPT. 367049500361
2. Sekr etaris
Dr s. Syaifuddin Zuhr i, MSi NPT. 370069400351
3. Anggota
Dr s. Kusnarto, Msi
NIP. 195808011984021001
Mengetahui
Dekan
Dra. Ec. Hj. Supar wati, MSi NIP. 1955 0718198302 2001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan karunianya-Nya, sehingga penulisan dapat menyelesaikan skripsi
ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan bisa
terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Perkenankan
pada kesempatan ini, penulis menyampikan ucapan terimakasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu guna mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini,
dengan rasa hormat yang mendalam penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto MP selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur
2. Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Juwito, S. Sos. MSi., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur, sekaligus selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu
guna memberi pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Semua dosen dan staff dosen Universitas Pembangunan Nasioanal ”Veteran”
Jawa Timur.
ii
5. Orang tuaku, dengan kesabarannya telah memberikan bantuan baik materiil
maupun moril, serta do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan
sampai ke jenjang perguruan tinggi.
6. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. karenanya,
segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna sempurnanya dari penulisan
skripsi ini. Penulis berharap, skripsi ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi acuan
bagi peneliti lain yang tertarik untuk penelitian selanjutnya.
Surabaya, Juli 2012
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Daftar Isi
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... iii
Daftar Tabel ... vi
Daftar Gambar ... viii
Abstraksi ... ix
Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 8
Bab II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 9
2.1.1. Komunikasi Massa ... 9
2.1.1.1.Pengertian Komunikasi Massa ... 9
2.1.1.2.Media Komunikasi Massa ... 11
2.1.2. Media Televisi ... 12
2.1.2.1.Pengertian Media Televisi ... 12
2.1.2.2.Televisi Sebagai Media Periklanan ... 13
2.1.3. Periklanan ... 15
2.1.4. Unsur-Unsur Iklan ... 16
iv
2.1.6. Pesan Iklan ... 20
2.1.7. Iklan Layanan Masyrakat ... 21
2.1.8. Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat ... 23
2.1.9. Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat Versi SME Tower .. 24
2.1.10.Tingkat Pengetahuan ... 24
2.1.11.Masyarakat Surabaya Sebagai Khlayak ... 26
2.1.12.Produk Dalam Negeri ... 27
2.1.13.Teori S-O-R ... 28
2.2. Kerangka Berpikir ... 31
Bab III Metode Penelitian 3.1. Pendekatan Penelitian ... 34
3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34
3.2.1. Definisi Operasional ... 34
3.2.2. Pengukuran Variabel ... 35
3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 37
3.3.1. Populasi ... 37
3.3.2. Sampel ... 38
3.3.3. Teknik Penarikan Sampel ... 38
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.5. Teknik Analisis Data ... 39
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 45
4.1.1. Gambaran Umum Surabaya ... 45
4.2. Penyajian Data dan Analisa ... 42
4.2.1. Identitas Responden ... 42
4.2.2. Informasi Tentang Media ... 45
4.2.3. Tingkat Pengetahuan Pemirsa Terhadap Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat ”SME Tower”. ... 48
4.2.4. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pengetahuan Iklan Layanan Masyrakat “SME Tower” ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
5.1. Kesimpulan ... 65
5.2. Saran ... 65
Daftar Pustaka
Kuesioner
vi
Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 43
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 44
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 44
Tabel 4.5 Pernyataan Responden Mengenai Pernah Tidaknya Menonton Iklan Layanan Masyarakat ”SME Tower” ... 46
Tabel 4.6 Frekuensi Menonton Iklan Layanan Masyarakat ”SME Tower” 46
Tabel 4.7 Durasi Menonton Iklan Layanan Masyarakat SME Tower ... 47
Tabel 4.8 Pengetahuan Tentang Upaya Pemberdayaan UKM Dengan Didirikan SME Tower ... 48
Tabel 4.9 Pengetahuan Mengenai Adanya Anjuran Untuk Menggunakan Produk Dalam Negeri ... 50
Tabel 4.10 P e n g e t a h u a n M e n g e n a i Adanya Anjuran Untuk Merekomendasikan Barang Produk Dalam Negeri ... 51
Tabel 4.11 Pengetahuan Mengenai Mengetahui SME Tower Menjual Produk Asli Indonesia ... 53
Tabel 4.12 Pengetahuan Responden Mengetahui SME Tower Mempermudah Untuk Berbelanja Produk Asli Indonesia ... 54
Tabel 4.13 Pengetahuan Mengenai Mengetahui SME Tower Berisikan Paviliun 32 Provinsi ... 54
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Tabel 4.14 Pengetahuan Mengenai Adanya Anjuran Bangga Terhadap
Barang Produk Dalam Negeri ... 57
Tabel 4.15 Pengetahuan Mengetahui Didirikannya SME Tower Berupaya
Untuk Memperkenalkan Produk Dalam Negeri ... 59
Tabel 4.16 Pengetahuan Mengetahui Adanya Himbauan Untuk Mencintai
Produk Dalam Negeri ... 61
Tabel 4.17 Rekapitulasi Jawaban Responden Berdasarkan Kategori
Mengenai Tingkat Pengetahuan Pemirsa Terhadap Isi Pesan
Iklan Layanan Masyarakat “SME Tower” ... 62
viii
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir Penelitian ... 33
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ... 68
Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden ... 71
Lampiran 3 Output SPSS ... 73
ix
Televisi (Studi Deskr iptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Sur abaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat Ver si SME Tower di Televisi)
Iklan layanan masyrakat versi SME Tower dibuat karena banyaknya masyrakat Indonesia yang enggan membeli dan menggunakan barang produksi
dalam negeri. Indonesia masih dihadapkan pada problem besar berupa tingginya
serbuan barang-barang impor. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Layanan Masyarakat Versi SME Tower di televisi
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang berusia 17-59 tahun dan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode non
probability sampling dengan teknik accidental sampling. Pengumpulan data untuk
penelitian disini menggunakan dua pendekatan yaitu data primer dan data sekunder. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi
Dari hasil pengujian didapatkan hasil tingkat pengetahuan para responden terhadap isi pesan iklan layanan masyarakat SME Tower adalah tinggi.
Keywords : Tingkat Pengetahuan, Iklan Layanan Masyarakat
ABSTRACT
Selvi Agustin Mariadi, 0643310408, Level of Public Knowledge About Public Service SME Tower Ver sion (Study Description Level of Public Knowledge About Public Service SME Tower Version On Television)
SME version of the community service advertisements Tower was made because the number of Indonesian society are reluctant to purchase and use of domestically produced goods. Indonesia still faced with the problem of a high rush of imported goods. Objectives to be achieved in this study was to determine the level of public knowledge about the content of advertising messages Surabaya Public Service in Television Tower SME Version
The population in this study were people aged 17-59 years old Surabaya and sampling techniques in the study were non-probability sampling method with accidental sampling technique. Data collection for research here using two approaches, namely the primary data and secondary data. Methods of data analysis in this study using a frequency table
Results of the test results obtained respondents' level of knowledge of the content of public service advertising messages SME Tower is high.
Keyword : Level Of Public Knowladge, publick service
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Setiap hari terdapat ratusan tampilan iklan baik di televisi, radio, surat
kabar, majalah atau media yang lainnya. Ada iklan yang menarik, kurang
menarik, atau bahkan sama sekali tidak menarik sehingga pemirsa tidak akan
ingat akan iklan yang tidak menarik tersebut. Nampaknya iklan dipercaya
sebagai cara untuk mendongkrak penjualan oleh kebanyakan pengusaha yang
punya anggaran besar untuk kegiatan promosi. Berbagai hal mengenai
dimensi iklan seperti bagaimana merancang pesan, membujuk, memilih
media dan lain-lain (Sutisna, 2003:275).
Iklan di media massa dapat digunakan untuk menciptakan citra merek
dan daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan atau merek. Keuntungan lain
dari iklan melalui media massa adalah kemampuannya menarik perhatian
konsumen terutama produk yang iklannya populer atau sangat dikenal
masyarakat (Morrisan, 2007:14-15). Iklan sendiri merupakan struktur
informasi dan susunan komunikasi nonpersonal yang biasanya dibiayai oleh
produsen dan bersifat persuasive, tentang produk-produk (barang, jasa dan
gagasan) oleh sponsor yang teridentifikasi melalui berbagai macam media.
Sedangkan yang disebut media periklanan adalah suatu metode komunikasi
umum yang membawa pesan periklanan melalui televisi, radio, koran,
majalah, iklan luar rumah (out of home) atau iklan luar ruang (outdoor)
(Shimp, 2003:504).
Produsen memerlukan media massa dalam kegiatan periklanan
sebagai salah satu sarana untuk menyampaikan pesan tentang produk yang
mereka hasilkan kepada audience sasaran mengenai kehebatan produk
mereka (Sutisna, 2003:276). Televisi sebagai salah satu bentuk media massa
menjadi pilihan para produsen untuk mengiklankan produk mereka, hal ini
dikarenakan televisi dipandang lebih efektif dalam menyampaikan pesan dan
mempengaruhi masyarakat bila dibandingkan dengan media massa lainnya
(Radio, Surat Kabar, Majalah, Buku, dan lain sebagainya) Televisi menjadi
media utama penayangan iklan, karena kelebihan yang dimiliki televisi yaitu
tampilan audio visual, warna, sifat kebaruan dan ilusi kedekatan khalayak
dengan obyek yang ditayangkan. Selain itu jam tayang televisi
memungkinkan penerpaan iklan secara simultan pada khalayak, sehingga
televisi dipandang menjadi sumber informasi utama masyarakat saat ini,
khususnya dalam hal produk konsumsi terbaru (Effendy, 2003:177).
Berdasarkan tujuannya, iklan terbagi atas iklan komersial dan iklan
layanan masyarakat. Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan ekonomi seperti peningkatan penjualan, sedangkan
iklan layanan masyarakat digunakan untuk menyampaikan informasi,
mempersuasi atau mendidik khalayak dimana tujuan akhir bukan untuk
mendapatkan keuntungan ekonomi melainkan keuntungan sosial yaitu
munculnya penambahan pengetahuan, kesadaran sikap dan perubahan
perilaku masyarakat terhadap masalah yang diiklankan serta mendapatkan
citra baik di mata masyarakat (Widyatama, 2007:104).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
3
Seringkali saat ini masyrakat melihat iklan-iklan layanan masyarakat
yang ditujukan kepada masyarakat sebagai salah satu usaha
memasyarakatkan gagasan-gagasan sosial, yang isi pesannya berasal dari
golongan atau instansi tertentu (pemerintah maupun kelompok), contohnya
iklan program kepndudukan, iklan anti narkoba ataupun iklan tentang pajak
dan sebagainya. Akhir-akhir ini salah satu iklan layanan yang masyrakat
yang sering tampil di televisi adalah iklan layanan masyarakat mengenai
pembelian dan penggunaan barang produksi dalam negeri.
Iklan layanan masyrakat versi Small and Medium Enterprises (SME)
Tower dibuat karena banyaknya masyrakat Indonesia yang enggan membeli
dan menggunakan barang produksi dalam negeri. Indonesia masih
dihadapkan pada problem besar berupa tingginya serbuan barang-barang
impor. Di saat yang sama, harapan terdongkraknya penggunaan
produk-produk domestik melalui penerapan regulasi dan program stimulan seperti
kampanye program cinta produk dalam negeri seperti mengalami mati suri
(http://www.lkpp.go.id/v2/contentlist-detail.php?mid=3556899059&id=6
294860568).
Tingginya serbuan impor, terlihat dari tingginya prosentase
pertumbuhan nilai impor dibanding ekspor. Data terakhir Badan Pusat
Statistik (BPS) mencatat, sepanjang semester I/2010, impor non migas
tumbuh 46,52% atau setara USD 46,77 Miliar dari total impor yang
meningkat 51,99% setara USD 62,89 miliar dibanding periode yang sama
setara USD59,36 miliar dari total ekspor 44,83% atau USD72,52 miliar
(http://www.lkpp.go.id/v2/contentlist-detail.php?mid=3556899059&id=6294
860568).
Pemerintah sendiri untuk telah berupaya mendorong pertumbuhan
barang dalam negeri seperti halnya Departemen Perindustrian (Depperin)
tanggal 12 Mei 2009 lalu menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian
(Permenperin) Nomor 49/M-IND/PER/5/2009 tentang Pedoman Penggunaan
Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menyusul
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2009 tentang Penggunaan Produk
Dalam Negeri dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Pengadaan
barang dan jasa pemerintah wajib menggunakan produk dalam negeri jika
nilai proyek pengadaannya mencapai Rp 5 miliar ke atas. Sebelumnya,
pengadaan barang ini tidak pernah diatur seperti itu. Langkah ini diharapkan
mampu mendorong industri dalam negeri dalam memasok produk
berkualitas di pasar domestik (
http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-print-list.asp?ContentId=733).
Gerakan cinta produk dalam negeri telah banyak dilangsungkan
seperti halnya yang terjadi pada beberapa kota di Indonesia, salah satunya
adalah Gerakan Beli Indonesia yang sipimpin oleh H Heppy Trenggono. H
Heppy Trenggono mengajak segenap bangsa Indonesia agar mencintai
produk dalam negeri (DN) dengan membeli produk buatan asli Indonesia,
sehingga ekonomi rakyat tumbuh dan mampu menghadapi produk asing.
Heppy bersama ratusan pengusaha dalam negeri telah mengadakan Kongres
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
5
Kebangkitan Ekonomi Indonesia di Solo, akhir Juni 2012 yang telah
mendeklarasikan Gerakan Beli Indonesia. Grakannya tersebut dimaksudkan
menumbuhkan kesadaran dan karakter bangsa Indonesia dalam menghadapai
serbuan produk asing di era perdagangan bebas ASEAN dan China
(CAFTA), seperti sekitar 80 persen pasar tekstil, 80 persen pasar farmasi
dan 92 persen industri teknologi telah dikuasai asing.
Pemerintah juga saat ini telah membangun sebuah gedung yang diberi
nama Small and Medium Enterprises (SME) Tower. Gedung SME Tower
merupakan sebuah gedung yang terletak di Jalan Gatot Subroto Jakarta yang
berada dibawah pengelolaan Lembaga Layanan Pemasaran (LLP-KUKM).
Gedung SME Tower digunakan untuk pameran produk Indonesia.
Ditargetkan 32 provinsi menempati paviliun yang disediakan pengelola
SME Tower. Pada bangunan utama juga memiliki sebuah ruang
serbagunadisebut Nareswara di lantai 4 yang memiliki kapasitas sampai 1000
orang, dan memiliki fasilitas lain seperti ruang rapat kecil, pusat bisnis
dan ruang bisnis (http://www.smescoindonesia.com/smesco/).
Penelitian ini memiliki relevansi dimana dengan adanya iklan
mengenai gedung SME Tower diharapkan dapat meningkatkan kecintaan
masyarakat terhadap barang produk dalam negeri selain itu mengadakan
penelitian di Surabaya hal tersebut karena dengan adanya iklan mengenai
gedung SME Tower di Jakarta dapat menjadi motivasi oleh daerah-daerah
lain untuk mempromosikan dan mengembangkan produk asli daerah
Pengetahuan khalayak terhadap acara yang ditayangkan merupakan
aspek yang menentukan keberhasilan dalam mensosialisasikan isi sebuah
pesan. Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu misalnya
derajat, kelas, taraf, pendidikan dan pengetahuan. Tingkat pada tingkat
pengetahuan disini adalah variabel pengetahuan adalah konsep yang
merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi dari efek
komunikasi massa, yang diklasifikasikan ke dalam efek kognitif terjadi bila
ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi oleh
khalayak.
Pengertian yang lain menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan adalah
suatu konsep yang merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi,
yang diklasifikasikan ke dalam efek kognitif. Dari efek kognitif itulah terjadi
bila ada perubahan pada apa yang ia ketahui, dipahami atau dipersepsi oleh
khalayak serta juga terkait dengan pentrasmisian pengetahuan
(Rakhmat, 2001;67).
Teori yang digunakan adalah teori S-O-R yang menyatakan bahwa
pemberitaan di media massa adalah suatu hal yang penting bagi khalayak.
Demikian halnya dengan gencarnya penayangan iklan layanan masyarakat
versi ”SME Tower”. Pengetahuan yang terkandung dari iklan layanan
masyrakat SME Tower ini terdiri dari kalimat–kalimat atau kata–kata dari
iklan tersebut, gambaran figur atau peraganya, penonjolan pesan–pesannya,
serta manfaat yang dapat digunakan sehingga terjadilah suatu perubahan
sikap kognitif (menjadi lebih tahu) tentang isi pesan iklan layanan
masyarakat SME Tower serta berbagai hal–hal yang masih terkait dalam
iklan tersebut.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
7
Adapun isi pesan yang ingin disampaikan iklan layanan masyarakat
versi SME Tower adalah Upaya pemberdayaan UKM dengan didirikan SME
Tower, anjuran untuk menggunakan produk dalam negeri, anjuran untuk
merekomendasikan barang produk dalam negeri, SME Tower menjual
produk asli Indonesia, SME Tower berisikan SME Tower mempermudah
untuk berbelanja produk asli Indonesia, SME Tower berisikan Paviliun 32
Provinsi, anjuran untuk membeli produk dalam negeri, anjuran bangga
terhadap barang produk dalam negeri, SME Tower berupaya untuk
memperkenalkan produk dalam negeri, dan himbauan untuk mencintai
produk dalam negeri.
Objek dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang
berusia minimal 17 tahun hal ini dikarenakan pada usia 17 tahun seseorang
telah matang secara kognitif dan para pemirsa bisa bersifat lebih bijak lagi
menanggapi suatu permasalahan yang ada disekitarnya. Surabaya dijadikan
tempat dalam penelitian ini karena sebagai salah satu kota metropolitan
terbesar di Indonesia banyak sekali mengadakan pemeran-pameran mengenai
produk asli Indonesia seperti halnya Pameran Peningkatan Penggunaan
Produk Dalam Negeri (P3DN) yang kedua dilaksanakan di Surabaya pada
11-15 April 2012, Peserta pameran berasal dari 276 perusahaan dan asosiasi
industri, terdiri atas kelompok industri kecil menengah 93 perusahaan,
elektronika dan telekomunikasi 50 perusahaan, logam dan petrokimia 32
perusahaan, industri agro 61 perusahaan dan industri mesin dan alat
transportasi 68 perusahaan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini mengambil judul
Masyarakat Versi SME Tower (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan
Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat Versi
SME Tower di Televisi)".
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah disampaikan
sebelumnya, perumusan masalahnya adalah: “Bagaimanakah tingkat
pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Layanan
Masyarakat Versi SME Tower di televisi?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian yang
ingin dicapai adalah, untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat
Surabaya tentang isi pesan iklan Layanan Masyarakat Versi SME Tower di
televisi.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan guna baik secara teoritis
dan praktis.
1. Kegunaan teoritis yaitu dapat menambah wacana dan memberikan
informasi serta sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu
komunikasi sebagai bahan masukan atau referensi untuk penelitian
selanjutnya.
2. Kegunaan praktis yaitu dapat memberikan masukan pada pihak Dinas
Perdagangan untuk meningkatkan upaya untuk menaikan penjualan
produk asli Indonesia.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Komunikasi Massa
2.1.1.1.Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) disini ialah komunikasi
melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai
sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum
dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop Effendy,
2003:79). Pendapat lain dikemukakan oleh Rakhmad (2002, 189) yang
menyebutkan komunikasi masa adalah jenis komunikasi yang digunakan
kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym melalui
media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima
secara serentak dan sesaat.
Komunikasi massa menyiarkan infomasi, gagasan dan sikap
kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan
menggunakan media. Melakukan kegiatan komunikasi massa jauh lebih
sukar daripada komunikasi antar pribadi. Seorang komunikator yang
menyampaikan pesan kepada ribuan pribadi yang berbeda pada saat yang
sama, tidak akan bisa menyesuaikan harapannya untuk memperoleh
tanggapan mereka secara pribadi. Suatu pendekatan yang bisa
massa yang mahir adalah seseorang yang berhasil menemukan metode
yang tepat untuk menyiarkan pesannya guna membina empati dengan
jumlah terbanyak diantara komunikannya. Meskipun jumlah komunikan
bisa mencapai jutaan, kontak yang fundamental adalah antara dua orang,
benak komunikator harus mengenai setiap komunikan. Komunikasi massa
yang berhasil ialah kontak pribadi dengan pribadi yang diulangi ribuan
kali secara serentak (Effendy, 2003:80).
Bila komunikasi massa diperbandingkan dengan sistem
komunikasi interpersonal, secara teknis tidak dapat menunjukan empat
tanda pokok dari komunikasi massa yakni (1) gersifat langsung, artinya
harus melewati media teknis, (2) bersifat terbuka, artinya ditunjukan pada
publik yang tidak terbatas dan anonim, (4) mempunyai publik yang secara
geografis tersebar. Karena perberdaan teknis maka sistem komunikasi
massa juga mempunyai karakteristik psikologis yang khas dibandingkan
dengan sistem komunikasi interpersonal. Ini tampak pada pengendalian
arus informasi, umpan balik, stimulasi alat indera, dan proporsi unsur isi
dengan hubungan (Rakhmad, 2002:189).
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
komunikasi massa ialah jenis komunikasi yang digunakan kepada
sejumlah khalayak yang tersebar melalui media massa modern yang
meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas dan memiliki
karakteristik berbeda dengan komunikasi interpersonal.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
11
2.1.1.2.Media Komunikasi Massa
Produk komunikasi massa kini secara khas dihasilkan oleh
organisasi-organisasi yang merupakan bisnis kompleks yang
mempekerjakan sejumlah besar orang. Tidak lagi cukup untuk berusaha
membuatkan teori mengenai komunikasi massa pda tingkatan penerima
individual sebagai sebuah pemroses informasi, pada tingkat khalayak
sebagai anggota kelompok, atau bahkan pada tingkat khalayak sebagai
anggota kelompok, atau bahkan pda tingkat individu-individu yang terkait
melalui komunikasi interpersonal. (Winarso, 2005:122).
Media massa merupakan sumber kekuatan sebagai alat kontrol
manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan
sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya yang lain. Media merupakan
lokasi (atau forum) yang semakin berperan untuk menampilkan
peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun
internasional. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan
kebudayaan bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan
simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya
hidup dan norma-norma. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja
bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial tetapi
juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan
nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa media
komunikas massa adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan
informasi secara luas kepada khalayak luas.
2.1.2. Media Televisi
2.1.2.1.Pengertian Media Televisi
Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih
lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang
digunakan untuk ngobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi
banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku
masyarakat dan televisi dapat menjadi candu. (Morrisan, 2004:1).
Televisi merupakan bagian media massa elektronik yang paling
akhir kehadirannya, meskipun demikian TV dinilai sebagai media massa
yang paling efektif saat ini dan banyak menarik simpati kalangan
masyarakat luas karena perkembangan teknologinya begitu cepat. Hal ini
disebabkan oleh sifat audio visualnya yang tidak lain penayangannya yang
mempunyai jangkauan yang relatif tidak terbatas dengan modal audio
visual yang dimiliki siaran televisi sangat komunikatif dalam memberikan
pesannya. Karena itulah televisi sangat bermanfaat sebagai upaya
pembentukan sikap perilaku dan sekaligus perubahan pola berpikir.
Pengaruh televisi lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabar,
hal ini karena kekuatan audio visual televisi yang menyentuh segi-segi
kejiwaan pemirsa (Kasali, 1992).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
13
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
media televisi merupakan media massa yang paling efektif saat ini dan
banyak menarik simpati kalangan masyarakat luas karena teknologinya
yang lebih canggih
2.1.2.2.Televisi Sebagai Media Periklanan
Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih
lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang
digunakan untuk ngobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi
banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku
masyarakat dan televisi dapat menjadi candu. (Morrisan, 2004:1).
Pada dasarnya media televisi bersifat transistory atau hanya sekilas
dan penyampai pesannya dibatasi oleh durasi (jam, menit dan detik).
Pesan dari televisi tidak dapat diulang kecuali bila direkam. Disisi lain,
pesan di televisi memiliki kelebihan tersendiri karena tidak hanya
didengar tetapi jiga dapat dilihat dalam gambar yang bergerak (audio
visual). Televisi merupakan media yang paling disukai oleh para
pengiklan. Hal tersebut disebabkan keistimewaan televisi yang
mempunyai unsur audio dan visual. Sehingga para pengiklan percaya
bahwa televisi mampu menambah daya tarik iklan dibanding media lain.
Televisi juga diyakini sangat berorientasi mengingatkan khalayak sasaran
Penggunaan televisi sebagai media beriklan bukanlah sebuah ruang
kosong yang hampa makna, tetapi merupakan sederet penanda (signifiers)
yang membawa bersamanya sederet penanda atau makna (signifieds),
menyangkut gaya hidup, karakter manusia, nilai kepemimpinan, hingga
wajah realitas sosial masyarakat. (http://www.kompas.co.id).
Periklanan dipandang sebagai media yang paling lazim digunakan
suatu perusahaan (khususnya produk konsumsi/consumer goods) untuk
mengarahkan komunikasi yang persuasif pada konsumen. Iklan ditujukan
untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap
dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek.
Tujuan ini bermuara pada upaya mempengaruhi perilaku konsumen dalam
membeli. Meskipun tidak secara langsung berdampak pada pembelian,
iklan menjadi sarana untuk membantu pemasaran yang efektif dalam
menjalin komunikasi antara perusahaan ke konsumen dan sebagai upaya
perusahaan dalam menghadapi pesaing. Kemampuan ini muncul karena
adanya suatu produk yang dihasilkan suatu perusahaan. Bagaimanapun
bagusnya suatu produk, jika dirahasiakan dari konsumen maka tidak ada
gunanya. Konsumen yang tidak mengetahui keberadaan suatu produk
tidak akan menghargai produk tersebut.
Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa televisi
sangat efektif sebagai media periklanan karena dapat menjangkau
khalayak lebih banyak daripada media lainnya karena bersifat audio dan
visual.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
15
2.1.3. Periklanan
Periklanan adalah suatu pesan yang berisi penawaran suatu produk
yang ditujukan kepada masyarakat untuk menarik minat masyarakat
melalui suatu media. Iklan bertujuan menarik minat konsumen untuk
membeli. Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan
bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix).
Sehingga secara ringkas, iklan didefinisikan sebagai pesan yang
menawarkan suatu produk yang ditunjukkan kepada masyarakat lewat
suatu media serta tidak boleh menipu atau membohongi khalayak pemirsa
iklan televisi, setidaknya mereka mencantumkan komposisi bahan, nama
perusahaan yang memproduksi serta dimana mereka dapat membeli
(Kasali, 1992: 173).
Beberapa ahli telah mengemukakan pengertian dari iklan
diantaranya adalah (Widyatama, 2007:15) :
1. Dunn dan Barban (1978) yang menuliskan bahwa iklan merupakan
bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat
media dengan membayar ruang yang dipakainya untuk menyampaikan
pesan yang bersifat membujuk (persuasif) kepada konsumen oleh
perusahaan, lembaga non komersial, maupun pribadi yang
berkepentingan.
2. Wright (1978) menyatakan bahwa iklan merupakan sebentuk
penyampaian pesan sebagaimana kegiatan komunikasi lainnya. Secara
komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat
pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan serta
gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi
yang persuasif.
Periklanan biasanya mengandung enam elemen. Pertama,
periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar. Kedua, selain pesan
yang harus diampaikan harus dibayar, dalam iklan juga terjadi identifikasi
sponsor. Upaya membujuk dan mempengaruhi konsumen merupakan
elemen ketiga dalam definisi periklanan. Keempat, periklanan memerlukan
elemen media massa sebagai media penyampai pesan. Sifat non personal
merupakan elemen kelima dalam definisi periklanan, dan elemen keenam
adalah audiens. Berdasarkan keenam elemen tersebut, Wells, Burnett dan
Moriarty (1998) dalam Sutisna (2003:276) mendefinisikan periklanan
sebagai “Advertising is paid non personal communication from an
identified sponsor using mass media to persuade or influence an audience”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa periklanan
adalah bentuk penyajian pesan yang dilakukan oleh komunikator secara
non personal melalui media untuk ditujukan pada komunikan dengan cara
membayar.
2.1.4. Unsur-Unsur Iklan
Setiap iklan memiliki beberapa unsur-unsur iklan, unsur-unsur
dalam iklan adalah sebagai berikut (Effendy, 1993:178).:
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
17
a. Talent
Salah satu unsur terpenting dalam iklan di televisi adalah model iklan
yang berperan dalam menyampaikan pesan terhadap produk.
b. Props
Merupakan alat peraga dengan tujuan untuk menjelaskan gambar yang
digunakan oleh talent atau model dalam menyampaikan pesan dari
suatu produk.
c. Setting
Lokasi atau tempat pada saat pengambilan gambar sedang berlangsung
yang dilengkapi dengan lampu (lighting) serta didukung dengan model
sebagai penyempurnaan dalam pembuatan iklan.
d. Audio
Cara yang dipergunakan dalam menyampaikan pesan secara cepat
adalah dengan menggunakan unsur musik atau audio dengan tujuan
agar menarik perhatian pemirsanya seperti adanya dialog yang
diperankan oleh model.
e. Visual
Gambar-gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan mendalam,
tampak pada televisi tidak berasal dari bahan yang mempunyai wujud
sehingga dapat diperhatikan sebuah obyek dalam berbagai jarak dan
berbagai sudut pengambilan gambar.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa suatu iklan
iklan. Unsur-unsur iklan yang dimaksud adalah video, suara, model,
peraga, latar, pencahayaan, grafik dan kecepatan. Semua komponen iklan
tersebut harus lengkap guna memperoleh hasil yang optimal, karena
dengan kurangnya salah satu komponen akan membuat iklan tersebut tidak
menarik.
2.1.5. Kelebihan dan Kekur angan Televisi Sebagai Media Periklanan
Televisi
Televisi sebagai media periklanan memiliki beberapa kelebihan
diantaranya adalah sebagai berikut (Morissan, 2004) :
1. Daya J angkau Luas, Harga pesawat televisi yang semakin murah dan
daya jangkau siaran yang semakin luas menyebabkan banyak orang
yang sudah dapat menikmati televisi. Siaran televisi ini sudah
dinikmati oleh berbagai kelompok masyrakat. Daya jangkau yang luas
ini memungkinkan pemasar memperkenalkan dan mempromosikan
produk barunya secara serentak dalam wilayah yang luas bahkan ke
seluruh wilayah suatu negara
2. Selektivitas dan Fleksibilitas, Televisi sering dikritik sebagai media
yang tidak selektif dalam menjangkau audiennya sehingga sering
dianggap sebagai media lebih cocok untuk produk konsumsi massal.
Televisi dianggap sebagai media yang sulit untuk menjangkau segmen
khusus atau tertentu.
3. Fokus Perhatian, Siaran iklan televisi akan selalu menjadi pusat
perhatian audience pada saat iklan itu ditayangkan. Jika audien tidak
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
19
menekan remote controlnya untuk melihat program stasiun televisi lain
maka ia hanya menyaksikan tayangan iklan televisi satu persatu.
4. Kreativitas dan Efek, Televisi merupakan media iklan yang paling
efektif karena menunjukan cara bekerja pada saat digunakan.
5. Pr estise, Perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi
biasanya akan menjadi dikenal banyak orang. Baik perusahaan yang
memproduksi barang tersebut maupun barangnya itu sendiri akan
menerima status khusus dari masyrakat.
6. Waktu Ter tentu, Suatu produk dapat diiklankan di televisi pada
sewaktu-waktu tertentu ketika pembeli potensialnya berada di depan
televisi.
Selain kelebihan juga terdapat beberapa kelemahan menggunakan
media televisi sebagai media periklanan:
1. Biaya Mahal, Walaupun televisi diakui sebagai media yang efisien
dalam menjangkau audien dalam jumlah besar namun televisi
merupakan media paling mahal untuk beriklan.
2. Infor masi Terbatas,Dengan durasi iklan yang rata-rata hanya 30
detik dalam sekali tayang maka pemasang iklan tidak memiliki banyak
waktu untuk secara leluasa memberikan informasi yang lengkap.
3. Selektifitas Ter batas, Walaupun televisi menyediakan selektivitas
audien melalui program-program yang ditayangkannya dan juga
paling tepat bagi pemilik iklan yang ingin membidik konsumen yang
sangat khusus atau spesifik jumlah yang sangat sedikit.
4. Penghindaran. Kelemahahan lain siaran iklan televisi adalah
kecenderungan audien untuk menghindari pada saat iklan ditayangkan.
5. Tempat Ter batas, Tidak seperti media cetak, stasiun televisi tidak
dapat seenaknya memperpanjang waktu siaran iklan dalam suatu
program.
2.1.6. Pesan Iklan
Untuk menampilkan pesan iklan yang mampu membujuk, mampu
membangkitkan dan mempertahankan ingatan konsumen akan produk
yang ditawarkan, memerlukan daya tarik bagi audiens sasaran. Daya tarik
iklan sangat penting karena akan meningkatkan keberhasilan komunikasi
denga audiens (Sutisna, 2003:278).
Terdapat beberapa tipe pesan iklan yang ditampilkan untuk
menimbulkan daya tarik rasional, sehingga mendapat perhatian dari
kosnumen, yang selanjutnya konsumen memproses pesan tersebut. Berikut
ini beberapa jenis tipe penampilan iklan untuk menimbulkan daya tarik
rasional (Sutisna, 2003:278):
1. Faktual. Daya tarik tipe ini umumnya berhubungan dnegan
pengambulan keputusan high involvement, yaitu penerimaan
dimotivasi untuk dapat memproses informasi. Iklan yang menampilkan
sisi manfaat produk dan keunggulan produk sekaligus menampilkan
argumentasi yang masuk akal, termasuk ke dalam tipe daya tarik
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
21
faktual. Dengan demikian berarti iklan seharusnya dirancang
sedemikian rupa agar konsumen secara rasional tertarik dengan pesan
iklan yang disampaikan.
2. Potongan Kehidupan. Pesan iklan yang menampilkan potongan
kehidupan sangat banyak ditampilkan di televisi. Pengaruh yang ingin
diperoleh dari penampilan iklan potongan kehidupan yaitu agar terjadi
proses peniruan perilaku dari penonton.
3. Demonstrasi. Teknik yang hampir sama yang digunakan untuk
menyelesaikan maslah yang sering dihadapi kosnumen yaitu
demonstrasi. Pesan iklan yang ditampilkan menggambarkan
kemampuan produk secara instrumenal mampu menyelesaikan
masalah.
4. Iklan Perbandingan. Iklan perbandingan adalah iklan yang berusaha
membandingkan keunggulan produk yang ditawarkan dengan produk
lain sejenis.
Berdasarkan penjelasam diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pesan iklan ditampilkan bertujuan untuk ditampilkan untuk
menimbulkan daya tarik rasional, sehingga mendapat perhatian dari
konsumen.
2.1.7. Iklan Layanan Masyrakat
Dewasa ini di dunia bisnis, iklan layanan masyarakat juga telah
ditempatkan secara khusus karena dapat digunakan untuk mendukung
layanan masyarakat dapat menjadi sasaran antara yang membantu
lancarnya keuntungan ekonomi. Logikanya, dengan citra baik di tengah
masyarakat yang telah didapat oleh perusahaan, pada akhirnya juga akan
mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih, membeli dan
menggunakan produk. Sehingga keuntungan bisnis yang ingin diraih
dalam iklan ini terjadi secara tidak langsung. Hal ini dapat terjadi
mengingat keputusan dan perilaku konsumen banyak pula dipengaruhi
oleh seberapa besar citra baik perusahaan tersebut secara sosial di mata
konsumennya (Widyatama, 2007:107).
Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan untuk
menyampaikan informasi, mempersuasi atau mendidik khalayak dimana
tujuan akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan
keuntungan sosial. Keuntungan sosial yang dimaksud adalah munculnya
penambahan pengetahuan, kesadaran sikap dan perubahan perilaku
masyarakat terhadap masalah yang diiklankan, serta mendapatkan citra
baik di mata masyarakat. (Widyatama, 2007:104).
Secara normatif bertambahnya pengetahuan, dimilikinya kesadaran
sikap dan perbuahan perilaku masyarakat tersebut sangat penting bagi
kualitas kehidupan masyarakat itu sendiri. Sebab masyarakat akan
terbangun dan digiring pada situasi ke arah keadaan yang baik. Umumnya,
materi pesan yang disampaikan dalam iklan jenis ini berupa
informasi-Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
23
informasi publik untuk menggugah khalayak melakukan sesuatu kebaikan
yang normatif sifatnya.
Selain mendatangkan kebaikan dan peningkatan kualitas hidup
masyarakat, bertambahnya pengetahuan masyarakat dan munculnya
kesadaran sikap serta perilaku sebagaimana inti pesan juga dapat
menguntungkan pengiklan itu sendiri, selain mendapatkan citra baik di
tengah masyarakat. (Widyatama, 2007:105).
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diterik kesimpulan
bahwa iklan layanan masyrakat adalah iklan yang menyajikan pesan-pesan
sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat
terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang
bisa mengancam keselarasan dan kehidupan umum
2.1.8. Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat
Menurut dewan periklanan di Amerika Serikat yang mensponsori
ILM ada beberapa kriteria isi pesan yang digunakan untuk menentukan
sebuah iklan tersebut adalah iklan layanan masyarakat
(http://repository.amikom.ac.id):
1. Tidak komersil (contoh: iklan pemakaian helm dalam berkendara)
2. Tidak bersifat keagamaan.
3. Tidak bersifat politis.
4. Berwawasan nasional
6. Diajukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima.
7. Dapat diiklankan.
8. Mempunyai dampak dan kepentingan tinggi sehingga patut
memperoleh dukungan media lokal maupun nasional.
2.1.9. Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat Versi SME Tower
Sebuah iklan tidak akan ada tanpa adanya pesan. tanpa pesan, iklan
tidak akan berwujud. Bila di media cetak, ia hanya ruang kosong tanpa
tulisan, gambaran atau bentuk apapun.
Dalam iklan layanan masyarakat versi SME Tower di media
televisi berisikan tentang :
1. Upaya pemberdayaan UKM dengan didirikan SME Tower
2. Anjuran untuk menggunakan produk dalam negeri
3. Anjuran untuk merekomendasikan barang produk dalam negeri
4. SME Tower menjual produk asli Indonesia
5. SME Tower mempermudah untuk berbelanja produk asli Indonesia
6. SME Tower berisikan Paviliun 32 Provinsi
7. Anjuran bangga terhadap barang produk dalam negeri
8. SME Tower berupaya untuk memperkenalkan produk dalam negeri
9. Himbauan untuk mencintai produk dalam negeri
2.1.10.Tingkat Pengetahuan
Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu misalnya
derajat, kelas, taraf, pendidikan dan pengetahuan. Tingkat pada tingkat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
25
pengetahuan disini adalah variabel pengetahuan adalah konsep yang
merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi dari efek
komunikasi massa, yang diklasifikasikan ke dalam efek kognitif terjadi
bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami/dipersepsi oleh
khalayak (Rakhmat, 2004:219). Efek ini berkaitan dengan transmisi
pengetahuan, ketrampilan, kepercyaan atau informasi (Rakhmat 2004:
219). Efek kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran sehingga
khalayak yang semula tidak tahu, yang tidak mengerti, yang tidak bingung
menjadi merasa jelas. (Effendi, 2003:318).
Sedangkan dalam kamus umum bahasa Indonesia pengetahuan
berasal dari kata tahu ”dimana” arti pengetahuan itu sendiri adalah segala
apa yang diketahui yang berkenaan dengan sesuatu hal. Definisi tingkat
pengetahuan mengacu pada apakah seseorang cukup intens mengetahui
informasi dari suatu isu tertentu, sehingga ia dapat secara jelas menindak
lanjuti informasi yang telah diketahui (Eriyanto, 2000:238).
Pada penelitian ini tingkat pengetahuan yang ingin dilihat adalah
sejauh mana komunikan menerima dan mengingat pesan dari komunikator
dapat ditangkap melalui panca indera tentang sebuah iklan yang
diungkapkan melalui penggunaan kata-kata.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa tingkat pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah
2.1.11.Masyarakat Sur abaya Sebagai Khlayak
Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan
sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penonton
dan pemirsa sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang
lebih ditekankan, khalayak media ini memiliki beberapa karakteristik yaitu
memiliki jumlah yang besar, bersifat heterogen, menyebar dan anonym,
serta mempunyai kelemahan dalam ikatan organisasi sosial sehingga tidak
konsisten dan komposisinya dapat berubah dengan cepat (Mc.Quail,
1994:201).
Pemirsa televisi adalah massa dan memiliki perbedaan jenis
kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta kerangka acuan dan lapangan
pengalaman. Mereka adalah sasaran komunikasi massa melalui media
televisi siaran. Komunikasi dapat dikatakan efektif, jika pemirsa terpikat
perhatiannya, tertarik terus minatnya, mengerti, tergerak hatinya dan
melakukan aktifitas apa yang diinginkan pembicara. (Effendy, 2000:84).
Siaran televisi dengan sifatnya yang audio visual (suara dan
gambar) dapat diikuti secara bersamaan oleh semua lapisan masyarakat
dimanapun sesuai dengan kemampuan mereka. Bahkan orang-orang buta
huruf atau tidak dapat membaca sekalipun, dapat mengikuti dan mencerna
siaran televisi sesuai dengan kemampuan mereka. Dalam setiap proses
komunikasi, pesannya selalu ditujukan kepada pihak tertentu sebagai
komunikan yang disampaikan oleh komunikator. Masyarakat Surabaya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
27
merupakan masyrakat yang heterogen mengkode atau menanda pesan
dalam sebuah tayangan melalui nilai-nilai, pengetahuan dan pengalaman
pribadinya, sehingga sangat mungkin terjadi penerimaan yang berlainan.
2.1.12.Pr oduk Dalam Neger i
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya
alamnya, negara kepulauan yang menghubungkan dari Sabang sampai
Merauke. Dari pulau–pulau tersebutlah menghasilkan banyak sumber daya
alam karena di setiap pulau berbeda akan kekayaan sumber daya alamnya.
Namun, penyebaran penduduk di Indonesia belum merata khususnya di
Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua, penduduknya tidak sepadat di
Jawa. Program transmigrasi pun banyak dilakukan oleh pihak pemerintah
untuk masyarakatnya, guna untuk pemerataan penduduk.
Hasil atau produk Indonesia pun sebenarnya kaya dan
menghasilkan produk–produk yang berkualitas. Tentu yang seharusnya
produk Indonesia itu menjadi tuan rumahnya di negeri sendiri. Namun,
banyaknya monopoli dunia, produk luar negeri lebih memegang peranan
pasar sehingga menjadikan minat masyarakat cenderung ke produk luar
negeri.
Indonesia mengalami kendala mengenai produk dalam negeri yang
kalah saing dengan luar negeri yang seharusnya bisa menjadi tuan rumah
Indonesia yaitu kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemakaian
produk local karena kebanyakan dari masyarakat Indonesia lebih banyak
mewah yang terjadi apabila memakai produk luar. Yang terjadi di
Indonesia, apabila memakai produk luar itu berkesan elegan dan mewah
karena harganya yang cenderung lebih tinggi dan kualitas yang dijanjikan
telah bagus dan menyebar di seluruh dunia.
Keuntungan dari produk negeri bagi masyarakat Indonesia yaitu
menambah kecintaan masyarakat terhadap tanah air Indonesia karena
dengan membeli produk lokal atau dalam negeri berarti sama saja dengan
bangga memakai produk lokal dan mencintai bangsanya sendiri. Selain itu
Indonesia juga bertambah kaya dengan produknya yang laris di pasaran
dan dapat mensejahterakan pekerja Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai
anak bangsa Indonesia seharusnya mampu mengembangkan dan mengolah
sumber daya alam menjadi lebih berguna untuk bangsa Indonesia agar kita
tidak selamanya dijajah oleh negara lain, baik secara langsung maupun
tidak. Karena pada kenyataannya negara Indonesia itu kaya akan aneka
ragam budaya dan sumber daya yang dapat menghasilkan produk lokal
yang baik sehingga masyarakat seharusnya bisa menggunakan yang
seharusnya digunakan. Jadi, produk dalam negeri sangat memungkinkan
untuk menjadi tuan rumah di negerinya sendiri, dengan mengadakan
penyuluhan-penyuluhan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
cinta tanah air (http://parapenuliskreatif.com/tag/produk-dalam-negeri/).
2.1.13.Teori S-O-R
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response
ini, berasal dari kajian psikologi. Tidak mengherankan apabila kemudian
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
29
menjadi salah satu teori komunikasi, sebab obyek material dari psikologi
dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi
komponen-komponen; sikap, opini, prilaku, kognisi dan konasi (Effendy,
2003:115). Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu,
teori ini menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima
sebagai akibat dari komunikasi. Dampak atau pengaruh yang terjadi
merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu (Sendjaja,
1999:71). Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk
apa pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus.
Unsur-unsur dalam model ini adalah:
a. Pesan (Stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator
kepada komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa
tanda dan lambang.
b. Komunikan (Organism), merupakan keadaan komunikan di saat
menerima pesan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator diterima
sebagai informasi, dan komunikan akan memperhatikan informasi
yang disampaikan komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa
komunikan akan memperhatikan setiap pesan yang disampaikan
melalui tanda dan lambang. Selanjutnya, komunikan mencoba untuk
mengartikan dan memahami setiap pesan yang disampaikan oleh
komunikator.
c. Efek (response), merupakan dampak dari pada komunikasi. Efek dari
konatif. Efek kognitif merupakan efek yang ditimbulkan setelah
adanya komunikasi. Efek kognitif berarti bahwa setiap informasi
menjadi bahan pengetahuan bagi komunikan (Effendi, 2003:118)
Suatu stimulus dalam situasi tertentu dapat berupa objek dalam
lingkungan, suatu pola penginderaan atau pengalaman atau kombinasi dari
ketiganya. Sifat khas stimulus adalah konsep yang komplek, yang berbeda
dari satu situasi dengan situasi yang lain dan akan mempengaruhi
pemahaman kita tentang fenomena yang dijelaskan. Sedangkan organisme
yang menjadi perantara stimulus dan respon merupakan konsep kotak
hitam yang hanya diamati dalam artian perilaku yang dihasilkan. Karena
itu kita hanya mengamati perilaku eksternal dan menganggapnya sebagai
manifestasi dari keadaan internal organisme tersebut. Sedangkan R
merupakan response tertentu terhadap peristiwa/ stimulus. Menurut
Stimulus–Response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar sebagai berikut :
Gambar 2.1. Model Teori S-O-R (Effendy, 2003:255)
Menurut gambar dari model di atas menunjukkan bahwa stimulus
atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan
mungkin diterima atau mungkin saja terjadi penolakan. Dalam tahapan
Response
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
31
berikutnya bila komunikan menerima stimulus atau pesan yang
disampaikan maka akan memperhatikan. Proses selanjutnya komunikan
tersebut mengerti dari pesan yang telah disampaikan. Dan proses terakhir
adalah kesediaan diri komunikan untuk mengubah sikap yang menandakan
keberhasilan dalam proses komunikasi (Effendy, 2003:56).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan muncul dari
adanya proses berfikir dan pemahaman individu terhadap obyek, dengan
adanya proses tersebut maka menimbulkan kesadaran individu terhadap
obyek. Proses berfikir tersebut menunjuk pada kegiatan yang melibatkan
penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti obyek dan peristiwa
(Rakhmat,1999:68). Pada tahap ini individu akan membuka memorinya,
sesuai dengan pengalamannya terhadap obyek, lalu ia memberi makna
pada menara tersebut dengan nama Eiffel Tower. Pada tahap ini, ia sadar
terhadap obyek yang dihadapinya tersebut. Dan pada tahap terakhir, ia
menyimpan kedalam ingatannya dan dijadikan pengetahuan. Proses
selanjutnya, timbulah perasaan suka atau tidak suka terhadap obyek.
Individu akan menyeleksi atau memilih, dan dari pilihan tersebut
diyakininya. Setelah itu ia akan membeli atau menggunakan sebagai hasil
dari keputusannya (Effendy, 2003:256).
2.2. Kerangka Berpikir
Demi memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi dan berita,
banyak sekali iklan-iklan yang dilempar di pasaran baik itu iklan standar
maupun iklan layanan masyarakat. Pada iklan standar sudah umum karena
kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dalam iklan layanan masyarakat yang
dibuat oleh pemerintah hanya menonjolkan isi pesan dari iklan layanan
masyarakat tersebut.
Banyak kalangan praktisi periklanan sendiri berusaha menciptakan
iklan yang menarik serta efektif. Menurut Shimp (2003:416) iklan yang
efektif biasanya kreatif yakni bisa membedakan dirinya dengan iklan-iklan
yang sedang-sedang saja atau iklan yang tidak biasa dan berbeda. Iklan yang
sama dengan sebagian besar iklan lainnya tidak akan mampu menembus
kerumunan iklan kompetitif dan tidak akan dapat menarik perhatian
konsumen.
Untuk membuat iklan yang baik, perancang iklan harus
memperhatikan ada atau tidaknya penggunaan model iklan baik pria, wanita
maupun anak-anak untuk menarik perhatian. Sebagai usaha untuk
mendapatkan atau menarik perhatian khalayak terhadap iklan maka
digunakan berbagai cara, salah satunya menggunakan model iklan.
Pemasangan iklan di televisi ditujukan untuk meningkatkan
pengetahuan khalayak akan isi pesan iklan yang ditayangkan. Salah satu
faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor
psikologis, faktor yang disebabkan oleh psikologi antara lain disebabkan oleh
khalayak. Sehingga untuk mengukur keberhasilan iklan bergantung pada
sikap khalayak terhadap pesan yang diberikannya.
Periklanan ditunjukkan kepada khalayak massal, sehingga diperlukan
media massa di dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat. Untuk
mengkomunikasikan iklan kepada masyarakat, pengiklan memilih televisi
sebagai media periklanan. Pemilihan televisi sebagi media periklanan karena
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
33
televisi memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan media massa
lainnya. Kelebihan-kelebihan televisi adalah daya jangkau yang besar dan
sifatnya yang audio visual.
Iklan yang bersifat non profit yang tidak mencari keuntungan akibat
dari pemasangannya. Adapun isi pesan yang ingin disampaikan iklan layanan
masyrakat versi SME Tower adalah himbauan bagi masyarakat Indonesia
untuk mencintai produkl dalam negeri dan bangga terhadap produk dalam
negeri.
Dalam hal ini, peneliti berusaha melihat tingkat pengetahuan pada
masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan layanan masyarakat versi SME
Tower. Tingkat pengetahuan yang ingin dilihat peneliti adalah mengacu
kepada apakah seseorang cukup intens mengetahui informasi dari suatu
masalah tertentu, sehingga ia dapat secara jelas mengambil sikap terhadap
masalah tersebut (Eriyanto, 1990:239).
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir Penelitian
Stimulus :
Isi pesan iklan layanan masyarakat versi SME Tower
1. Upaya pemberdayaan UKM dengan didirikan SME Tower.
2. Anjuran untuk menggunakan produk dalam negeri.
3. Anjuran untuk merekomendasikan barang produk dalam negeri.
4. SME Tower menjual produk asli Indonesia.
5. SME Tower mempermudah untuk berbelanja produk asli Indonesia.
6. SME Tower berisikan Paviliun 32 Provinsi. 7. Anjuran bangga terhadap barang produk
34
3.1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif,
dimana dalam pendekatan deskriptif kuantitatif akan dapat
menginterpretasikan secara rinci tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya
tentang isi pesan iklan layanan masyarakat versi SME Tower di televisi.
Dengan menggunakan tabel dan akan dianalisis sehingga hasil pengetahuan
masyarakat Surabaya yang dilakukan peneliti dapat menghasilkan uraian
yang mendalam tentang hasil pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang
diberikan peneliti.
3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.2.1. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan
indikator-indikator dari variabel-variabel penelitian. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan tujuan
melukiskan secara sistematis fakta dan karakteristik populasi secara
faktual dan cermat (Rakhmat, 1999:22). Adapun definisi operasional pada
penelitian ini adalah :
Tingkat Pengetahuan
Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu misalnya
derajat, kelas, taraf, pendidikan dan pengetahuan. Tingkat pengetahuan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
35
disini adalah konsep yang merupakan salah satu akibat dari perubahan
yang terjadi dari efek komunikasi massa, yang diklasifikasikan ke dalam
efek kognitif. Terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami atau dipersepsi oleh khalayak (Rakhmat, 2004:219).
Pada penelitian ini tingkat pengetahuan yaitu sejauh mana
komunikan menerima dan mengingat pesan dari komunikator dapat
ditangkap melalui panca indera tentang sebuah iklan yang diungkapkan
melalui penggunaan kata-kata. Penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan layanan
masyarakat versi SME Tower di televisi. Adapun isi pesan iklan layanan
masyarakat versi SME Tower sebagai berikut :
1. Upaya pemberdayaan UKM dengan didirikan SME Tower
2. Anjuran untuk menggunakan produk dalam negeri
3. Anjuran untuk merekomendasikan barang produk dalam negeri
4. SME Tower menjual produk asli Indonesia
5. SME Tower mempermudah untuk berbelanja produk asli Indonesia
6. SME Tower berisikan Paviliun 32 Provinsi
7. Anjuran bangga terhadap barang produk dalam negeri
8 .SME Tower berupaya untuk memperkenalkan produk dalam negeri
9 .Himbauan untuk mencintai produk dalam negeri
3.2.2. Pengukuran Variabel
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang iklan
dengan alternatif pilihan yang dinyatakan dalam jumlah skor atas
pertanyaan atau kuesioner yaitu :
1. Tahu skor 2
2. Tidak tahu skor 1
Maka selanjutnya diberikan batasan-batasan dalam menentukan
lebar interval dari pertanyaan yang akan dijawab yaitu tinggi, sedang, dan
rendah dengan menggunakan rumus :
Range : batasan dari tiap tingkatan
Skor Tertinggi : perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah item
pertanyaan.
Skor terendah : perkalian antara nilai terendah dengan jumlah item
pertanyaan.
Jenjang : 3 (tinggi, sedang, rendah)
Tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan
layanan masyarakat SME Tower di televisi terdiri dari 9 pertanyaan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
37
Jadi batasan skor dalam lebar interval tingkat pengetahuan adalah
rendah, sedang, dan tinggi yaitu :
a. Jumlah skor 9 - 12 dalam kategori penilaian rendah
Hal ini menunjukan bahwa responden kurang mengetahui isi pesan
iklan yang ada dalam penayangan iklan layanan masyarakat versi SME
Tower.
b. Jumlah skor 13 - 15 dalam kategori penilaian sedang
Hal ini menunjukan bahwa responden mengetahui sebagian isi pesan
iklan yang ada dalam penayangan iklan layanan masyarakat versi SME
Tower.
c. Jumlah skor 16 - 18 dalam kategori penilaian tinggi
Hal ini menunjukan bahwa responden mengetahui keseluruhan isi
pesan iklan yang ada dalam penayangan iklan layanan masyarakat
versi SME Tower.
3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari (Sugiyono, 203:55). Populasi
dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang berusia lebih dari
17 tahun karena dianggap pada usia tersebut para pemirsa bisa bersifat
lebih bijak lagi menanggapi suatu permasalahan yang ada disekitarnya