1 BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Gempabumi adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi, yang
disebabkan oleh pergerakan kerak bumi. Gempabumi terjadi akibat tidak
kuatnya kerak bumi untuk menahan tekanan pergerakan lempeng yang terjadi,
sehingga timbulah sebuah getaran di wilayah tersebut. (Sri Mulyaningsih,
2010).
Indonesia mengalami tidak sedikit bencana alam, termasuk gempabumi.
Gempabumi hebat terjadi di Nangro Aceh Darusalam pada tanggal 26
Desember 2004, yang memicu terjadinya gelombang Tsunami sehingga
wilayah Aceh hanya tersisa puing-puing bangunan yang telah rusak parah,
serta banyaknya korban yang luka-luka maupun meninggal dunia. Bencana
gempabumi terus muncul diberbagai wilayah hampir di seluruh Indonesia.
Setelah Gempabumi di Aceh, banyak Gempa-gempa yang terjadi di wilayah
lain. Salah satunya adalah Gempabumi yang terjadi di Daerah Istimewa
Yogyakarta dan sekitarnya pada pertengahan tahun 2006.
Bencana gempabumi yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta juga
berdampak di daerah sekitarnya. Kabupaten Klaten terkena dampak bencana
gempabumi tahun 2006. Dampak yang ditimbulkan salah satunya kerusakan
rumah di Kabupaten Klaten. Sumber dari Tim Teknis Nasional Rehabilitasi
Jawa Tengah, pada peta jumlah rumah rusak menunjukan Kecamatan Tulung
termasuk dalam daerah yang terkena dampak gempabumi.
Kesiapsiagaan adalah tindakan dalam rangka mengantisipasi suatu
bencana untuk memastikan bahwa tindakan yang dilakukan dapat dilaksanakan
secara tepat dan efektif pada saat dan setelah terjadi bencana. Dengan kata lain,
kesiapsiagan dapat mencegah dan bahkan melakukan ancang-ancang saat
terjadinya suatu bencana (Khrisna S. Pribadi, dkk, 2008). Bencana dapat
diartikan sebagai sebuah kejadian atau peristiwa yang dipengaruhi oleh
faktor-faktor tertentu yang akibat atau dampaknya mengalami kerusakan, atau korban
dalam berbagai segi. Adapun jenis bencana tersebut ada dua, yakni bencana
alam dan bencana sosial. Pentingnya ilmu pengetahuan atau wawasan
mengenai berbagai bencana pada masyarakat awam jelas sangat diperlukan
bagi kesejahteraan hidup bersama. Tidak ada kata terlambat untuk mencari
tahu tentang bahaya sebuah bencana. Dianjurkan untuk masyarakat sejak usia
dini sudah sepantasnya mendapatkan pendidikan mengenai bencana.
Pendidikan merupakan media yang tepat untuk menyalurkan wawasan atau
pengetahuan mengenai bencana kepada masyarakat sejak usia dini. Usia remaja
adalah usia dimana seorang anak bertransisi menjadi pribadi yang lebih
bijaksana, lebih matang. Dimasa pertumbuhan remaja mulai tumbuh rasa ingin
tahu yang tinggi. Dirasa sangat tepat jika penelitian ini menjadikan remaja
sebagai obyek dari siap tidaknya mereka terhadap bencana, terutama bencana
Sekolah Menengah Pertama merupakan wadah dimana remaja-remaja
menimba ilmu. Diharapkan melalui penelitian ini dapat menyimpulkan
kesiapsiagaan mereka, khususnya kelas VII terhadap bencana gempabumi di
Klaten. Kesiapsiagaan lebih ditujukan untuk menghadapi kondisi sesaat setelah
bencana dan upaya pemulihan kembali ke kondisi normal. Upaya-upaya yang
dapat dilakukan pada tahapan kesiapsiagaan diantaranya mempersiapkan diri
untuk melakukan pertolongan pertama setelah terjadi bencana, bagaimana
melakukan koordinasi dalam kondisi tanggap darurat, serta bagaimana
melakukan evakuasi dari daerah yang terkena bencana ke daerah yang aman.
Menjadikan siswa sebagai obyek penelitian, penulis akan mengetahui
apakah penanaman wawasan mengenai kebencanaan sejak usia dini dapat
dipahami dengan baik, sehingga mereka dapat bertindak seperti apa dalam
kesiapsiagaannya dalam menghadapi bencana gempabumi. Proses
pembelajaran juga penting keterkaitannya dengan kesiapsiagaan suatu bencana,
termasuk bencana gempabumi.
Berdasarkan tingkat kerusakan akibat bencana gempabumi, maka
diperlukan pengetahuan dan kesiapsiagaan. Kesiapsiagaan dapat dilakukan di
masyarakat ataupun sekolah yang dimana daerah tersebut merupakan daerah
yang rawan terjadinya bencana gempabumi. Penelitian ini dilakukan di SMP
Negeri 1 Tulung Klaten dengan mengambil judul HUBUNGAN
KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI DENGAN PROSES
PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII A, B, DAN E DI SMP NEGERI 1
!
Kebonarum Klaten Utara
Klaten Selatan
Sungai Belukan
Su
Sungai Dengke
ng
Sungai Pusun
Su Unversal Transverse Mercator 49 - South
WGS - 1984 LEGENDA :
Sumber :
2
1. Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1:25.000 Badan Informasi Geospasial
2. Peta Rumah Rusak Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
3. Observasi Lapangan
112°0'0"
! ! Batas Provinsi
Batas Kabupaten Batas Kecamatan Jalan Arteri Jalan Kolektor Jalan Kereta Api
A
SMP N 1 TulungSungai Rawa Jombor
Jumlah Rumah Rusak
< 2500.00 2500.01 - 5000.00 5000.01 - 7500.00 > 7500.01
B.Pembatasan Masalah
Penelitian dilakukan di Kota Klaten, tepatnya di SMP Negeri 1 Tulung
Kabupaten Klaten. Permasalahan yang difokuskan pada kesiapsiagaan bencana
gempabumi dan proses pembelajaran, serta mencari hubungan diantara
keduannya.
C.Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini antara lain, sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kesiapsiagaan bencana gempabumi siswa kelas VII A, B,
dan E di SMP Negeri 1 Tulung Klaten ?
2. Bagaimana proses pembelajaran siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial Geografi kelas VII A, B, dan E semester gasal periode 2012-2013 di
SMP Negeri 1 Tulung Klaten ?
3. Bagaimana hubungan kesiapsiagan bencana gempabumi dengan proses
pembelajaran di SMP Negeri 1 Tulung Klaten ?
D.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tingkat kesiapsiagaan bencana gempabumi siswa kelas VII A,
B, dan E di SMP Negeri 1 Tulung Klaten.
2. Mengetahui proses pembelajaran siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tulung
Klaten.
3. Mengetahui hubungan kesiapsiagan bencana gempabumi dengan proses
E.Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian lain khususnya
berkaitan tentang pengetahuan siswa mengenai kesiapsiagaan bencana
gempabumi di Sekolah, khususnya Di Kota Klaten.
b. Sebagai masukan kepada pihak sekolah yang digunakan sebagai lokasi
penelitian, terkait penerapan kebijakan sekolah dalam membentuk
sekolah siaga bencana yang didasari pengetahuan siswa mengenai
kesiapsiagaan bencana gempabumi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Meningkatkan kesadaran, kepedulian, kemampuan dalam menghadapi
resiko bencana dengan tujuan untuk meminimalisir resiko bencana.
b. Bagi Pihak Sekolah SMP Negeri 1 Tulung Klaten
Sebagai pertimbangan dalam penerapan kebijakan sekolah, terkait upaya
kesiapsiagaan bencana.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat sebagai syarat untuk meraih gelar kesarjanaan
Strata 1 pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan
menerapkan ilmu yang dipelajari selama ini, terutama terkait