Dian Widiyanti, 2013
PENGARUH TEMAN SEBAYA SEBAGAI SUMBER
KOGNITIF TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
MATA PELAJARAN KOMPETENSI KEJURUAN
DI SMK NEGERI 9 GARUT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh
DIAN WIDIYANTI
0808322
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH TEMAN SEBAYA SEBAGAI SUMBER KOGNITIF TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN
KOMPETENSI KEJURUAN DI SMK NEGERI 9 GARUT
Dian Widiyanti 0808322
Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I
Ir. Hj. Rochany Natawidjana, MT NIP. 19561012 198503 2 001
Pembimbing II
Drs. Ahmad Anwar Yusa NIP. 19530531 198601 1 001
Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil
Dian Widiyanti, 2013
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Teman Sebaya Sebagai Sumber Kognitif Terhadap Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran
Kompetensi Kejuruan Di SMK Negeri 9 Garut ini sepenuhnya karya saya
sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Februari 2013 Yang membuat pernyataan,
ABSTRAK
PENGARUH TEMAN SEBAYA SEBAGAI SUMBER KOGNITIF TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN
KOMPETENSI KEJURUAN DI SMK NEGERI 9 GARUT
DIAN WIDIYANTI : NIM. 0808322
Penelitian ini memaparkan pengaruh teman sebaya sebagai sumber kognitif terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran kompetensi kejuruan di SMKN 9 Garut. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran fungsi teman sebaya sebagai motivator dalam ranah kognitif pada mata pelajaran kompetensi kejuruan semester satu, mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan semester satu, dan mengetahui besarnya pengaruh teman sebaya sebagai sumber kognitif terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran kompetensi kejuruan semester satu. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode asosiatif. Teknik pengumpulan data untuk variabel X (Teman Sebaya) dan variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) adalah menggunakan angket. Sampel yang digunakan adalah siswa SMKN 9 Garut Jurusan Teknik Gambar Bangunan Kelas X sebanyak 65 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran mengenai teman sebaya sebagai sumber kognitif tergolong pada kriteria baik dan motivasi belajar siswa mata pelajaran kompetensi kejuruan semester satu tergolong pada kriteria sedang. Pengaruh teman sebaya sebagai sumber kognitif terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran kompetensi kejuruan di SMKN 9 Garut diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 22,879% sedangkan 77,121% motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor lain yaitu cita-cita siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa dan guru.
Dian Widiyanti, 2013
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PEERS AS SOURCES OF COGNITIVE THINKING
DEVELOPMENT TO STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION ON THE
VOCATIONAL COMPETENCIES SUBJECTS IN SMKN 9 GARUT
DIAN WIDIYANTI : NIM. 0808322
This study describes the influence of peers as sources of cognitive thinking development to students’ motivation, in the vocational competencies subjects in SMKN 9 Garut. The purposes of this study are to obtain an overview of peer functions as motivators in improving the cognitive competencies in vocational subjects during the first semester, to determine students’ motivation in vocational competencies subjects in the first semester, and to know the influence of peers as sources of motivation to study cognitive competencies in vocational subjects in the first semester. The method used in this study is associative method. Data collection techniques for X (Peers) and Y (Student Motivation) variables use questionnaire. The samples used were 65 students of SMKN 9 Garut, Department Architecture, Class X. The results of this study have shown an overview of peers as sources of cognitive thinking development is in the level of good criteria, students motivation to study vocational competencies subjects are classified on the mediocre criteria. The influence of peers as sources in cognitive thinking development to student motivation in learning vocational competencies subjects in SMKN 9 Garut has obtained coefficient of determination equals to 22.879%, whereas 77.121% of students’ motivation are influenced by other factors, namely the ideas of the students, the students’ abilities, the conditions of the students, the students and teachers environmental conditions.
DAFTAR ISI
C.Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ... 3
1. Pembatasan Masalah ... 3
2. Perumusan Masalah... 3
D.Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Struktur Organisasi Penulisan ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ... 6
a. Latar Belakang Timbulnya Kelompok Teman Sebaya ... 9
b. Macam-Macam Kelompok Teman Sebaya ... 9
c. Fungsi Teman Sebaya ... 10
d. Pengaruh Kelompok Teman Sebaya ... 13
3. Kognitif ... 13
4. Motivasi Belajar ... 14
a. Macam-Macam Motivasi ... 14
b. Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 16
c. Ciri-Ciri Motivasi Belajar ... 17
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dalam Belajar . 17 5. Mata pelajaran Kompetensi Kejuruan ... 18
B. Anggapan Dasar ... 21
vi
D.Variabel dan Paradigma Penelitian ... 24
1. Variabel Penelitian ... 24
2. Paradigma Penelitian ... 25
E. Populasi dan Sampel ... 27
1. Populasi ... 27
2. Sampel ... 27
F. Teknik Pengumpulan Data dan Kisi-kisi Instrumen ... 28
1. Teknik Pengumpulan Data ... 28
2. Kisi-kisi Instrumen ... 29
G.Uji Coba Instrumen ... 29
1. Uji Validitas Instrumen ... 30
2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 32
H.Teknik Analisis Data ... 34
1. Gambaran Tentang Variabel X ... 41
2. Gambaran Tentang Variabel Y ... 41
B. Uji Persyaratan Analisis ... 48
1. Uji T-Skor ... 48
2. Uji Normalitas ... 49
C.Uji Hipotesis ... 50
D.Pembahasan Hasil Penelitian ... 52
1. Gambaran Teman Sebaya sebagai Sumber Kognitif ... 52
2. Gambaran Motivasi Belajar Siswa ... 53
3. Pengaruh Teman Sebaya sebagai Sumber Kognitif Terhadap Motivasi Belajar Siswa ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56
B.Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA
viii
Dian Widiyanti, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Siswa SMK Negeri 9 Garut Jurusan TGB yang
Sedang Menempuh Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan Semester
Satu Tahun Ajaran 2012/2013 ... 27
Tabel 3.2 Jumlah Sampel yang Diambil untuk Penelitian ... 27
Tabel 3.3 Skala Likert ... 29
Tabel 3.4 Jumlah Item Angket Uji Coba ... 30
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel X ... 31
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 32
Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Reliabilitas ... 33
Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ... 34
Tabel 3.9 Jumlah Item yang Sahih ... 34
Tabel 3.10 Kriteria Kecenderungan ... 38
Tabel 3.11 Interpretasi Koefisien Korelasi nilai r ... 39
Tabel 4.1 Deskripsi Per Indikator Variabel X ... 42
Tabel 4.2 Hasil Uji Kecenderungan Variabel X ... 43
Tabel 4.3 Deskripsi Per Indikator Variabel Y ... 45
Tabel 4.4 Hasil Uji Kecenderungan Variabel Y ... 47
Tabel 4.5 Hasil T-Skor ... 48
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis ... 51
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Hubungan Variabel X dan Y ... 25
Gambar 2 Paradigma Penelitian ... 26
Gambar 3 Diagram Batang Deskripsi Variabel X Per Indikator ... 42
Gambar 4 Grafik Frekuensi Variabel X ... 43
Gambar 5 Persentase Uji Kecenderungan Variabel X ... 44
Gambar 6 Diagram Batang Deskripsi Variabel Y Per Indikator ... 45
Gambar 7 Diagram Batang Deskripsi Aspek Variabel Y ... 46
Gambar 8 Grafik Frekuensi Variabel Y ... 47
Gambar 9 Persentase Uji Kecenderungan Variabel Y ... 48
Gambar 10 Grafik Normalitas Variabel X ... 49
x
Dian Widiyanti, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat - Surat Lampiran 2 Instrumen
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu faktor eksternal yang dapat menunjang proses belajar berjalan dengan lancar adalah lingkungan sosial. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada disekeliling manusia yang dapat mempengaruhi tingkah laku baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan sosial meliputi keluarga, teman, guru dan masyarakat sekitar. Teman merupakan lingkungan sosial pertama anak atau remaja untuk belajar berinteraksi dengan orang lain selain anggota keluarganya. Pada masa remaja hubungan dengan teman sebaya lebih dekat ketimbang dengan keluarganya sendiri, hal ini dikarenakan remaja lebih sering berada di luar rumah untuk menghabiskan waktunya, yaitu dengan kegiatan sekolah, kegiatan ekstrakulikuler maupun bermain dengan teman sebayanya.
Kelompok teman sebaya merupakan sekelompok anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang hampir sama. Mu’tadin dalam Handayani (2009:10) menjelaskan bahwa “teman sebaya adalah kelompok orang-orang yang seumur dan mempunyai kelompok sosial yang sama, seperti teman sekolah”. Kelompok teman sebaya mempunyai fungsi dalam proses belajar untuk meningkatkan kemampuan kognitifnya yaitu sebagai sumber informasi, sebagai teman berdiskusi untuk menyelesaikan masalah dalam proses belajar, sebagai tempat untuk belajar berkelompok, mengemukakan pendapat dan untuk meningkatkan kemampuan dalam penalaran.
Menurut Surakhmad (2003:14) waktu belajar dapat dilakukan dengan berinteraksi sosial dengan temannya dengan cara sebagai berikut :
“Dalam proses berinteraksi sosial dengan teman sebaya sangat mungkin dapat mempengaruhi hal-hal yang positif, bertukar fikiran, berbagi info ataupun pendapat. Hal ini sangat baik dalam memberikan perubahan dalam hasil belajar siswa”.
2
Dian Widiyanti, 2013
prestasi yang tinggi dalam belajar seseorang harus memiliki motivasi yang tinggi. Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk melakukan suatu perubahan tingkah laku demi mencapai suatu tujuan yaitu hasil belajar.
Mata pelajaran kompetensi kejuruan merupakan mata pelajaran produktif yang wajib dikuasai oleh siswa yang mengambil Jurusan Teknik Gambar Bangunan (TGB). Dalam mata pelajaran kompetensi kejuruan ini siswa diberikan keahlian dalam menggambar pondasi, menggambar konstruksi lantai dan menggambar dinding bangunan secara manual, serta mengatur tata letak gambar manual. Motivasi diperlukan dalam kegiatan belajar kompetensi kejuruan, karena dengan adanya motivasi siswa akan giat dan tekun dalam melakukan kegiatan menggambar. Dalam proses menggambar secara manual diperlukan ketelitian dan kesungguhan, sehingga mendapatkan hasil yang optimal.
Di SMK Negeri 9 Garut untuk siswa kelas X jurusan Teknik Gambar Bangunan (TGB) memiliki tingkat usia yang relatif sama. Interaksi sosial yang dijalin dengan teman sebayanya cukup baik. Namun dalam proses belajar, terdapat kesenjangan diantara siswa yaitu terdapat kelompok-kelompok siswa yang berbeda dalam hal motivasi. Di kelas X jurusan TGB ini terdapat kelompok teman sebaya yang memiliki motivasi yang tinggi dan kelompok teman sebaya yang memiliki motivasi rendah. Perbedaan kesenjangan diantara kelompok teman sebaya ini terlihat dalam proses belajar dan dalam mengerjakan serta mengumpulkan tugas yang diberikan guru. Ada beberapa siswa yang mengerjakan bahkan mengumpulkan tugas tepat pada waktunya sedangkan yang lainnya memang mengerjakan namun lebih banyak mengobrol dengan temannya sehingga tugasnya tidak selesai dan tidak dikumpulkan tepat pada waktunya. Adapun siswa yang tidak mengerjakan dan mengumpulkan tugas. Mereka yang bergaul dengan kelompok teman yang malas kemungkinan akan terbawa malas juga tergantung bagaimana siswa itu bisa mengendalikan ego malasnya, sebaliknya mereka yang bergaul dengan kelompok yang rajin kemungkinan akan terbawa rajin juga.
3
Sumber Kognitif terhadap Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan di SMKN 9 Garut”.
B. Identifikasi Masalah
Menurut Nana Sudjana (1989:99) “identifikasi menjelaskan aspek-aspek masalah yang bisa muncul dari tema atau judul yang telah dipilih maka identifikasi masalah merupakan pengungkapan dari berbagai masalah yang akan timbul dan diteliti lebih lanjut”. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Adanya beberapa siswa yang tidak mengikuti proses kegiatan belajar di kelas. 2. Adanya beberapa siswa yang tidak mengumpulkan tugas pada waktu yang
telah ditentukan.
3. Adanya sekitar 40% siswa memiliki motivasi belajar yang masih tergolong rendah pada mata pelajaran Kompetensi Kejuruan.
4. Teman sebaya dapat mempengaruhi proses belajar.
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya faktor-faktor yang berkaitan dengan permasalahan yang ada pada penelitian ini, maka pembatasan masalahnya adalah : a. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Kompetensi Kejuruan semester
satu tahun pelajaran 2012/2013.
b. Siswa kelas X akhir semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 yang mengambil Jurusan TGB dan mengikuti mata pelajaran Kompetensi Kejuruan.
c. Fungsi teman sebaya sebagai motivator dibatasi pada ranah kognitif.
2. Perumusan Masalah
4
Dian Widiyanti, 2013
a. Bagaimana fungsi teman sebaya sebagai motivator dalam ranah kognitif untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Kompetensi Kejuruan semester satu?
b. Bagaimana motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Kompetensi Kejuruan semester satu?
c. Seberapa besar pengaruh teman sebaya sebagai sumber kognitif terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran Kompetensi Kejuruan semester satu?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :
1. Memperoleh gambaran fungsi teman sebaya sebagai motivator dalam ranah kognitif pada mata pelajaran kompetensi kejuruan semester satu.
2. Mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan semester satu.
3. Mengetahui besarnya pengaruh teman sebaya sebagai sumber kognitif terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran kompetensi kejuruan semester satu.
E. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar kompetensi kejuruan serta mampu menjadi motivator teman yang lainnya.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sebagai masukan positif pada peningkatan mutu, proses dan hasil pembelajaran pada mata pelajaran kompetensi kejuruan di SMKN 9 Garut.
F. Struktur Organisasi Penulisan
5
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini penulis mengungkap latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Pada bagian ini dibahas tentang landasan teoritis dan empiris yang mendasari variabel-variabel dalam penelitian sebagai tolak ukur berpikir dalam penelitian ini, anggapan dasar, dan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bagian ini dibahas mengenai metode penelitian yang meliputi lokasi penelitian, metode penelitian yang digunakan, definisi operasional, variabel dan paradigma penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan kisi-kisi instrumen penelitian, dan analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini menyajikan hasil pengolahan data, dan pembahasan atau analisis temuan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dian Widiyanti, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 9 Garut yang beralamatkan di Jalan Raya Bayongbong Km.07 Desa Panembong Tlp. (0262) 4772522 Garut.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat dibuktikan, ditemukan dan dikembangkan sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
Jenis metode penelitian dibedakan menjadi 3 metode berdasarkan tujuannya. Menurut Sugiyono (2012:4) “berdasarkan tujuan, metode penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar (basic research), penelitian terapan (applied research) dan penelitian pengembangan (research and development)”.
Sedangkan menurut tingkat eksplanasinya, Sugiyono (2012:35) berpendapat ada 3, yaitu :
1. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan pada sampel yang lain dan mencari hubungan variabel dengan variabel yang lain.
2. Penelitian komparatif, yaitu penelitian yang bersifat membandingkan satu
variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau dalam yang berbeda.
3. Penelitian hubungan (asosiatif), yaitu penelitian yang bersifat menanyakan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Melalui penelitian ini akan dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu fenomena.
24
Metode asosiatif digunakan untuk meneliti masalah-masalah yang terjadi akibat adanya dua variabel yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya yaitu teman sebaya sebagai sumber kognitif terhadap motivasi belajar siswa.
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya salah tafsir dalam penelitian ini, maka diperlukan adanya suatu definisi operasional agar tercipta persepsi yang sama dengan peneliti.
1. Teman Sebaya
Sekelompok anak atau remaja yang memiliki kesaaman pada tingkat usia, kelompok sosial dan minat serta kemauan-kemauan yang sama.
2. Motivasi Belajar Siswa
Suatu dorongan dari dalam dan luar individu yang dilakukan untuk melakukan suatu perubahan tingkah laku demi mencapai suatu tujuan yaitu hasil belajar.
3. Kognitif
Proses intelektual yang meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh suatu informasi untuk kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2012:38). Variabel dapat dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu :
a. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Pada penelitian ini yang merupakan variabel independen (bebas) yaitu teman sebaya dengan notasi huruf X.
25
Dian Widiyanti, 2013
menjadi tolak ukur atau indikator keberhasilan variabel bebas. Pada penelitian ini yang merupakan variabel dependen (terikat) yaitu motivasi belajar siswa dengan notasi huruf Y.
Hubungan variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Hubungan Variabel X dan Y
2. Paradigma Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:42) paradigman penelitian adalah “pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti”. Karena pada penelitian ini terdiri dari satu variabel independen dan satu variabel dependen, maka bentuk paradigma penelitiannya adalah sebagai berikut :
Variabel X Teman Sebaya
26
Gambar 2. Paradigma Penelitian
Ket : Lingkup Penelitian
Siswa kelas X Jurusan TGB SMK N 9 Garut yang sedang menempuh mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Semester Satu tahun ajaran 2012/2013
Variabel X : Teman Sebaya
Aspek yang diungkap : Fungsi teman sebaya sebagai sumber kognitif :
1. Berbagi informasi dan pengetahuan,
2. Membangun komunikasi timbal balik dengan adanya diskusi,
3. Untuk meningkatkan kemampuan penalaran
Variabel Y : Motivasi Belajar Siswa
Aspek yang diungkap : 1. Motivasi Intrinsik 2. Motivasi Ekstrinsik
HASIL PENELITIAN
27
Dian Widiyanti, 2013
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2012:80) berpendapat bahwa populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas X Jurusan Teknik Gambar Bangunan (TGB) SMK Negeri 9 Garut yang sedang menempuh Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan Semester Satu Tahun Ajaran 2012/2013.
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Siswa SMK Negeri 9 Garut Jurusan TGB yang
sedang menempuh Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan Semester Satu
Tahun Ajaran 2012/2013
Kelas Jumlah Siswa
X TGB 1 32 orang
X TGB 2 33 orang
Jumlah Populasi 65 orang
Sumber : SMK N 9 Garut
2. Sampel
Arikunto dalam Riduwan & Engkus (2011:39) mengatakan “Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”.
Mengingat jumlah populasi pada penelitian ini tidak terlalu banyak maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel total. Semua objek diambil sebagai responden. Hal ini berlandaskan pada pendapat Arikunto (2006:134) “apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua”. Dari pendapat diatas, maka penelitian ini menggunakan penelitian populasi yaitu sebanyak 65 orang siswa.
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian
Kelas Sampel
X TGB 1 32 orang
X TGB 2 33 orang
28
F. Teknik Pengumpulan Data dan Kisi-Kisi Instrumen
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut : a. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan cara pencatatan data yang dibutuhkan secara langsung di tempat penelitian. Dalam hal ini digunakan untuk pencarian data tentang populasi penelitian, yaitu jumlah siswa program keahlian TGB SMK Negeri 9 Garut pada tahun ajaran 2012/2013 yang mengikuti mata pelajaran kompetensi kejuruan dan mencatat kehadiran serta hasil belajar yang dicapai oleh setiap siswa.
b. Teknik Angket
Menurut Arikunto (2002:128) “angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Pengumpulan data dengan teknik angket ini digunakan penulis untuk mengungkap data dari variabel X (Teman Sebaya) dan data dari variabel Y (Motivasi Belajar Siswa).
Pada penelitian ini, jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup. Menurut Riduwan (2009:72) “jenis angket tertutup dalam arti angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa, sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberi tanda silang atau checklist”.
Jawaban setiap item instrumen menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut :
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
29 Dalam penelitian ini angketnya berupa checklist disetiap butir pertanyaan dengan skala likert yang digunakan dengan bobot nilai dibawah ini :
Tabel 3.3 Skala Likert
Item Pertanyaan Bobot Skor
SS S TS STS
Positif 5 4 2 1
Negatif 1 2 4 5
Ket: SS=Sangat Setuju, S=Setuju, TS=Tidak Setuju, STS=Sangat Tidak Setuju
2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Kisi-kisi penelitian merupakan langkah awal yang dilakukan untuk menyusun instrumen penelitian. Langkah-langkah dalam penyusunannya adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan variabel dan aspek-aspek yang diteliti.
b. Menentukan indikator-indikator yang diteliti berdasarkan aspek-aspek yang diungkap.
c. Mentransformasikan sub indikator menjadi kuesioner.
d. Menyusun item pertanyaan dan alternatif dengan singkat dan jelas.
Menurut Arikunto (1993:135) ”instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yang penting yaitu valid dan reliabel. Untuk mengetahui hal tersebut, instrumen penelitian harus diuji coba terhadap subjek yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan sampel penelitian”.
G. Uji Coba Instrumen Penelitian
30
Uji coba angket dilakukan terhadap siswa SMKN 9 Garut Jurusan Teknik Gambar Bangunan kelas X yang mengikuti mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Semester Satu yang berjumlah 15 responden dari populasi sebanyak 65 responden. Alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data variabel X dan variabel Y adalah angket. Penyebaran jumlah item angket uji coba dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4 Jumlah Item Angket Uji Coba
No Variabel Jumlah Item Angket
1. Teman Sebaya (Variabel X) 30
2. Motivasi Belajar Siswa (Variabel Y) 32
Total 62
1. Uji Validitas Instrumen
Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Instrumen yang valid dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Maka untuk mengetahui ketepatan data digunakan teknik uji validitas.
Tahap-tahap yang dilakukan untuk uji validitas instrumen angket adalah sebagai berikut :
a . Memberi nomor pada angket yang masuk
b . Memberi skor pada setiap item sesuai dengan bobot yang telah ditentukan c . Mengkorelasikan skor item instrumen dengan menggunakan rumus
Pearson Product Moment pada instrumen tersebut.
31
Dian Widiyanti, 2013
d. Menghitung harga t hitung
Harga r hitung yang sudah diperoleh kemudian didistribusikan dengan
menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :
t hitung =
(Riduwan, 2009:98)
Kriteria pengujian validitas dilakukan pada taraf kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan, dk = n - 2 = 15 – 2 = 13, didapat ttabel = 1,771 (didapat dari tabel
distribusi t).
Hasil perhitungan uji validitas dari 30 item angket untuk variabel X (Teman Sebaya) terdapat 7 item yang tidak valid. Sebagai contoh data hasil penelitian untuk angket item no.1 variabel X (Teman Sebaya) diperoleh r = 0,504, setelah itu nilai r didistribusikan ke dalam rumus uji t dengan taraf signifikan α = 0,05, diperoleh t hitung = 2,103. Ternyata thitung > ttabel dengan demikian harga tersebut
signifikan sehingga item no.1 dapat dinyatakan Valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Untuk nomer item lainnya dihitung dengan cara yang sama secara tabularis yang terlampir pada lampiran 3.3. Untuk item angket yang tidak valid akan dihapus/dibuang, sehingga pada angket variabel X menggunakan 23 item.
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel X
32
Sedangkan untuk variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) dari 32 item terdapat 5 item yang tidak valid. Sebagai contoh data hasil penelitian untuk angket item no.1 variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) diperoleh r = 0,521, setelah itu nilai r didistribusikan ke dalam rumus uji t dengan taraf signifikan α = 0,05, diperoleh t hitung = 2,199. Ternyata thitung > ttabel dengan demikian harga tersebut signifikan
sehingga item no.1 dapat dinyatakan Valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Untuk nomer item lainnya dihitung dengan cara yang sama secara tabularis yang terlampir pada lampiran 3.4. Untuk item angket yang tidak valid akan dihapus/dibuang, sehingga pada angket variabel Y menggunakan 27 item.
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Y
Jumlah Item Angket Uji Coba 32 item Item Valid ( V ) 27 item Item Tidak Valid ( TV) 5 item
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. “Ungkapan yang mengatakan bahwa instrumen harus reliabel sebenarnya mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya”. Arikunto (2002:155). Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha adalah sebagai berikut :
a. Menghitung varians skor tiap-tiap item
=
(Riduwan, 2009: 115)
b. Menghitung varians semua item
33
Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Reliabilitas
Interval Koefisien Reliabilitas Tingkat Hubungan 0. 80 < r11≤ 1,00 Sangat tinggi
0. 60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi
0. 40 < r11 ≤ 0,60 Cukup
0. 20 < r11≤ 0,40 Rendah
0. 00 < r11 ≤ 0,20 Sangat rendah
Uji reliabilitas dilakukan pada item yang sudah dinyatakan valid. Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas bahwa pada 23 item variabel X yang sudah valid diperoleh r11 = 0,883. Selanjutnya nilai r11 dikonsultasikan dengan
34
nilai r11 diatas berada pada indeks korelasi 0,80 – 1,00 termasuk dalam kategori
reliabilitas sangat tinggi.
Sedangkan untuk hasil uji reliabilitas bahwa pada 27 item variabel Y yang sudah valid diperoleh r11 = 0,953. Selanjutnya nilai r11 dikonsultasikan dengan
pedoman kriteria penafsiran, dapat diketahui bahwa untuk variabel Y ternyata nilai r11 diatas berada pada indeks korelasi 0,80 – 1,00 termasuk dalam kategori
reliabilitas sangat tinggi.
Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
Variabel r 11 Keterangan
X (Teman Sebaya) 0.883 Reliabilitas sangat tinggi Y (Motivasi Belajar Siswa) 0.953 Reliabilitas sangat tinggi
Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas menghasilkan 23 item variabel X dan 27 item variabel Y yang memenuhi kriteria valid dan reliabel. Maka item tersebut dapat digunakan langsung sebagai instrumen penelitian yang disebarkan kepada 65 responden.
Tabel 3.9 Jumlah Item Angket yang Sahih
Variabel Jumlah Item Angket
Teman Sebaya (X) 23
Motivasi Belajar Siswa (Y) 27
Total 50
H. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan cara pendekatan statistik yang ditujukan untuk menarik kesimpulan berdasarkan pada sejumlah sampel terhadap suatu populasi. Kesimpulan yang diharapkan dinyatakan dalam suatu hipotesis. Secara garis besar teknik analisis data meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
a. Persiapan, kegiatan dalam langkah persiapan ini meliputi : 1) Mengecek kelengkapan data angket
2) Menyebarkan angket kepada responden
3) Mengecek jumlah angket yang kembali dari responden
35
Dian Widiyanti, 2013
b. Tabulasi, kegiatan tabulasi ini adalah : 1) Memberi skor pada tiap item jawaban
2) Menjumlahkan skor yang didapat dari setiap variabel
c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Adapun prosedur yang ditempuh dalam mengawali data ini adalah sebagai berikut :
1) Memeriksa jumlah angket yang dikembalikan dan memriksa jawabannya serta kebenaran pengisiannya
2) Memberi kode/tanda setelah memeriksa jawaban angket 3) Memberi skor pada lembar jawaban angket
4) Mengontrol data dengan uji statistik
5) Menguji hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data
d. Data mentah yang diperoleh dari penyebaran angket variabel X yaitu teman sebaya dan variabel Y yaitu motivasi belajar siswa.
1. Konversi T-Skor
Konversi T-Skor digunakan untuk membandingkan dua sebaran skor yang berbeda sehingga menghasilkan skor baku. Analisis data yang digunakan adalah mengkonversikan nilai atau hasil yang diperoleh dari tiap responden. Hal ini dilakukan karena skala jumlah nomor item antara variabel X dan variabel Y berbeda. Pada penelitian ini variabel X dan Y menggunakan skala penilai dimulai dari 1 s/d 5, tetapi jumlah soalnya berbeda yaitu pada variabel X sebanyak 23 soal dan variabel Y sebanyak 27 soal, maka untuk membandingkan dua sebaran skor yang berbeda dilakukan konversi dari skor mentah menjadi skor baku. Berikut ini langkah-langkah perhitungan konversi T-Skor.
Menghitung rata-rata ( X ) a. Dari tabel data mentah diperoleh :
X = ΣX
n (Suprian AS, 2001:67)
Keterangan X = rata-rata ΣX = jumlah harga
36
b. Menentukan simpangan baku
SD =
Keterangan :
SD = standar deviasi
Xi - X = selisih antara skor Xi dengan rata-rata (Suprian AS, 2001:67) c. Mengkonversikan data mentah ke dalam T-Skor
Konversi T-Skor : T – Skor = Keterangan :
SD = standar deviasi
Xi - X = selisih antara skor Xi dengan rata-rata (Suprian AS, 2001:67)
2. Uji Normalitas
Perhitungan uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul berdistribusi normal atau tidak. Hal ini dilakukan untuk menentukan jenis metode statistik yang digunakan pada langkah berikutnya. Jika data tersebut berdistribusi normal, digunakan metode statistik parametrik. Sedangkan jika data tersebut berdistribusi tidak normal maka digunakan statistik non parametrik. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut :
a. Mencari skor terbesar dan terkecil b. Mencari nilai rentangan (R)
R = Skor terbesar – Skor terkecil (Riduwan, 2009:121) c. Menentukan banyaknya kelas (BK) dengan aturan Sturgess yaitu :
BK = 1 + ( 3,3) log n (Riduwan, 2009:121)
d. Mencari nilai panjang kelas (i) dengan rumus :
37
f. Mencari skor rata-rata (means) dengan rumus sebagai berikut :
= (Sudjana, 2002:67)
g. Menentukan harga simpangan baku atau Standard deviasi (SD) dengan cara menarik harga akar positif dari rumus varians untuk data sampel yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi.
S =
(Sudjana, 2002:94)
Keterangan :
fi = Frekuensi kelas interval Xi = Nilai tengah kelas interval n = Jumlah sampel
h. Membuat tabel distribusi untuk harga-harga yang diperlukan dalam uji chi kuadrat, dengan langkah sebagai berikut :
(1) Menentukan batas interval, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5. (2) Menghitung nilai Z-skor untuk batas kelas interval dengan rumus :
38
(4) Menentukan luas tiap kelas interval dengan cara menggunakan angka-angka O – Z yaitu angka baris pertama dikurangi dengan baris kedua. Angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.
(5) Mencari frekuensi yang diharapakan (fe) dengan mengalikan luas interval dengan jumlah responden (n)
(6) Menghitung Chi-Kuadrat (X2hitung) dengan rumus :
(Riduwan, 2009:124)
(7) Membandingkan harga X2 hitung dengan harga X2 tabel pada taraf
kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk = k – 1), dimana k = kelas interval,
Kriteria pengujian normalitas adalah sebagai berikut : Jika X2hitung < X2tabel berarti distribusi data normal
Jika X2hitung > X2tabel berarti tidak normal.
3. Uji Kecenderungan
Perhitungan uji kecenderungan dilakukan untuk mengetahui gambaran umum kecenderungan suatu data berdasarkan kriteria melalui skala penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam perhitungan uji kecenderungan ini yaitu dengan cara menaksir rata-rata skor yang diperoleh dibandingkan dengan skor ideal untuk selanjutnya interval skor yang didapatkan kemudian dikategorikan dalam interpretasi tertentu. Rumus yang digunakan dalam klasifikasi skor adalah sebagai berikut :
39
Dian Widiyanti, 2013
4. Uji Koefisien Korelasi
Riduwan (2009:222) berpendapat bahwa “Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan kuat lemahnya hubungan antara variabel yang dianalisis”. Sebagai perhitungannya digunakan korelasi Product Pearson sebagai berikut :
r = (Riduwan, 2009:222)
Keterangan :
r hitung
= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan
X = Skor tiap item dari tiap responden
Y = Skor total dari seluruh item dari tiap responden ΣX = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden
ΣY = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden N = Jumlah responden
Sebagai pedoman kriteria penafsiran makna koefisien korelasi yang didapat dengan menggunakan teknik tolak ukur seperti yang digunakan, yaitu :
Tabel 3.11 Interpretasi Koefisien Korelasi nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.800 – 1.000 Sangat Kuat
Setelah koefisien korelasi didapatkan, maka perlu untuk meyakinkan hubungan antara variabel X dan variabel Y dengan menguji hipotesisnya.
5. Koefisien Determinasi
Uji determinasi bertujuan untuk mengetahui besarnya persentase kontribusi antar variabel. Untuk menguji koefisien determinasi ini digunakan rumus :
KP = r2 x 100 % (Riduwan, 2009:139)
Keterangan:
40
r2 = kuadrat koefisien korelasi
6. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk menguji diterima atau tidak diterimanya hipotesis, yang sekaligus merupakan tanda keberartian atau tidak keberartian hubungan diantara variabel-variabel.
t = (Riduwan, 2009:139)
Keterangan :
t = nilai t
r = Nilai korelasi n = Jumlah sampel
Setelah diperoleh harga thitung kemudian dibandingkan dengan harga ttabel
dengaan dk = (n-2) taraf kepercayaan 95%. Kriteria pengujiannya, apabila thitung >
ttabel maka koefisien korelasi tersebut signifikan.
Jika thitung > ttabel, maka koefisien korelasi signifikan, Ho ditolak
Dian Widiyanti, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada dasarnya merupakan jawaban dari masalah penelitian ini yang dikemukakan. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, pengujian hipotesis dan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Gambaran umum mengenai teman sebaya di kelas X sebagai sumber kognitif dari indikator berbagi informasi dan pengetahuan, membangun komunikasi timbal balik dengan adanya diskusi dan meningkatkan kemampuan penalaran tergolong dalam kriteria baik.
2. Gambaran umum mengenai motivasi belajar siswa mata pelajaran kompetensi kejuruan semester satu tergolong dalam kriteria sedang. Beberapa siswa belum memiliki motivasi belajar yang tinggi dilihat dari indikator keinginan memperoleh ilmu, keinginan memperoleh keterampilan, pengembangan sikap untuk berhasil dan berprestasi, tekun menjalankan tugas, ulet menghadapi tantangan, mendapat pujian dan berprestasi untuk jadi yang terbaik dalam persaingan dan kompetisi.
3. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa teman sebaya sebagai sumber kognitif memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran kompetensi kejuruan di SMKN 9 Garut yaitu sebesar 22,879% sedangkan 77,121% dipengaruhi oleh faktor lain yaitu cita-cita siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, dan guru.
B. Saran-saran
57
1. Ditujukan untuk siswa
a. Motivasi belajar yang masih tergolong rendah pada siswa sebaiknya ditingkatkan dengan meningkatkan ketekunan dalam menyelesaikan tugas, mengasah diri agar memiliki keterampilan menggambar yang lebih baik lagi. Selain itu motivasi belajar juga dapat ditingkatkan dengan sering berdiskusi bersama teman sebaya untuk memecahkan suatu masalah dalam belajar. Sehingga dengan motivasi belajar yang tinggi berpengaruh terhadap hasil belajar yang didapatkan.
b. Penelitian lanjutan tentang teman sebaya sebagai sumber kognitif yang memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada kelas XI dan XII dapat diusulkan dimasa yang akan dapat agar motivasi belajar siswa semakin baik.
2. Ditujukan untuk pihak sekolah
Dian Widiyanti, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1993). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung : Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Asdi Mahasatya.
Dimyanto dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. (2005). Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung : Tarsito.
Handayani, Aprilia. (2009). Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya dengan
Perilaku Sosial Anak Di TK Lab. Percontohan UPI Tahun Ajaran
2008/2009. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia.
Harsono. (1988). Aspek-Aspek Pengaruh Dalam Coaching. Jakarta : Tambak Kusuma.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2002). Departemen Pendidikan Nasional. Prayitno, Elida. (1989). Motivasi Dalam Belajar dan Berprestasi. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Riduwan, (2009). Belajar Mudah penelitian untuk Guru-karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Riduwan dan Kuncoro, Achmad Engkos. (2011). Cara Mengunakan Dan
Memakai Path Analysis. Bandung : Alfabeta.
Santosa, S. (2004). Dinamika Kelompok. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Sardiman, A.M, (2011). Interaksi &Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. (1989). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Sudjana, Nana. (2002). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sumarni, Diah Peni. (2008). Hubungan Antara Ketergantungan Terhadap Teman
Sebaya dengan Perilaku Antisosial Pada Remaja. Skripsi S1Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Suprian.A.S. (2001). Penelitian Pendidikan. Bandung : FPTK-UPI.
Tarsidi, Didi. (2008). Peran Hubungan Teman Sebaya dalam Perkembangan
Kompetensi Sosial Anak. Tersedia :
http://www.kompas.co./kompas-cetak/0009/26/iptek/pend08.htm[16 Nopember 2012]
Uno, Hamzah B. (2011). Teori Motivasi & Pengukurannya (Analisis di Bidang
Pendidikan ). Jakarta : Bumi Aksara.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Winarno Surakhmad. (2003). Pengantar Interaksi Belajar Dasar dan Teknik
Metodologi Pengajaran. Bandung : Tarsito.