UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN
SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
(
Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Sejarah
Oleh:
PUJI NURSARI
0606111
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Puji Nursari, 2013
UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
2013
Upaya Menumbuhkan Keterampilan Menulis
Cerpen Sejarah Melalui Penerapan Asesmen
Kinerja dalam Pembelajaran Sejarah
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas
XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung)
Oleh Puji Nursari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Puji Nursari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
PUJI NURSARI
UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN
SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Dra. Yani Kusmarni, M.Pd. NIP. 19660113 199001 2 002
Pembimbing II,
Yeni Kurniawati S, M.Pd NIP. 197706022003122001
Diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
Puji Nursari, 2013
UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung
Assesment Performance the Historical Shost Story in Teaching History (Classroom Action
Puji Nursari, 2013
UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Menumbuhkan Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah Melalui
Penerapan Asesmen Kinerja dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung)”. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen pada siswa melalui layanan profesional guru dalam menangani proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni, (1) guru masih terfokus pada tes tertulis (paper and pencil test) sedangkan alat ukur lainnya seperti: observasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan atau kelompok hanya dijadikan sebagai pelengkap dari tes tertulis itu sendiri, (2) belum maksimalnya penggunaan teknik penugasan dalam mengukur hasil belajar siswa, (3) pemberian tugas yang kurang memotivasi siswa dalam mengembangkan potensinya terutama keterampilan menulis, dan (4) belum digunakannya asesmen kinerja dalam pembelajaran sejarah di kelas. Hal tersebut menyebabkan peneliti merasa perlu untuk memperbaiki kondisi pembelajaran di kelas XI Bahasa 1 melalui penggunaan Asesmen kinerja dalam pembelajaran sejarah sebagai upaya untuk menumbuhkan keterampilan menulis siswa melalui penugasan membuat cerpen sejarah yang dikerjakan siswa secara kelompok dengan harapan terciptanya budaya menulis di kelas tersebut. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Melalui PTK masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran dapat dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan, sehingga diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar (learning culture) di kalangan guru-siswa di sekolah. Prosedur ataupun desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini mengacu pada model Ebbut, yang dimulai dengan identifikasi masalah, memeriksa di lapangan (Reconnaissance), perencanaan, model pembelajaran asesmen kinerja, tindakan, observasi, dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi terbuka, wawancara, dokumentasi, dan hasil tugas siswa. Penelitian ini terdiri dari empat siklus dan 4 tindakan. Hasil penelitian yang penulis peroleh menunjukan bahwa pembelajaran sejarah dengan menggunakan asesmen kinerja mampu menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa. Penggunaan assessment kinerja tersebut dapat menciptakan pembelajaran yang menarik, dinamis, serta terarah, dengan melibatkan siswa secara aktif melalui kegiatan diskusi kelompok untuk menyelesaikan lembar kerja siswa, presentasi kelas, debat, tanya jawab dan penghargaan kelompok. Pembelajaran sejarah di kelas XI Bahasa 1 ini, sebelum menggunakan asesmen kinerja cenderung monoton. Perubahan setelah digunakannya asesmen kinerja tersebut dalam pembelajaran sejarah adalah pada keterampilan menulis cerpen sejarah yang dikerjakan siswa secara kelompok yang ternyata memperlihatkan peningkatan yang cukup signifikan dari setiap siklusnya. Hal ini terbukti dari hasil penulisan cerpen sejarah yang kemudian dilakukan penilaian dengan didasarkan pada
rubric (kriteria penilaian) yang mengalami peningkatan disetiap siklusnya. Kesimpulan akhir
Puji Nursari, 2013
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 9
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 10
BAB II UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH ... 11
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Asesmen Kinerja ... 11
1. Pengertian Asesmen Kinerja ... 11
2. Tugas-tugas (Task) dalam Asesmen Kinerja ... 13
3. Kriteria penilaian (Rubric) ... 16
4. Langkah-langkah yang dilakukan guru untuk membuat tugas-tugas dalam Asesmen Kinerja ... 20
5. Kelebihan dan Kekurangan Asesmen Kinerja ... 22
B. Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah ... 24
1. Pengertian Keterampilan Menulis ... 24
1.1 Fungsi Menulis ... 26
Puji Nursari, 2013
UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
1.3 Manfaat Menulis ... 29
2. Pengertian Cerpen ... 31
2.1 Ciri-ciri dan unsur Cerpen ... 32
2.2 Langkah-langkah Menulis Cerpen ... 33
C. Penerapan Asesmen Kinerja Untuk Menumbuhkan Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah ... 36
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40
1. Kondisi Kelas XI IPS 2 ... 40
2. Profil Guru Mitra Peneliti ... 41
B. Desain Penelitian ... 42
C. Metode Penelitian... 48
D. Definisi Operasional... 49
1. Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Asesmen kinerja ... 49
2. Keterampilan Menulis Cerita Pendek Sejarah ... 60
E. Instrumen Penelitian... 63
1. Lembar Kerja Siswa ... 63
2. Lembar Panduan Observasi... 63
3. Pedoman Wawancara ... 64
4. Jurnal Kesan Siswa ... 64
F. Teknik Pengumpul Data ... 64
1. Aktivitas atau kinerja siswa ... 64
Puji Nursari, 2013
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71
A. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Upaya Menumbuhkan Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah Melalui Penerapan Asessmen Kinerja dalam Pembelajaran Sejarah ... 71
1. Deskripsi Pembelajaran Siklus I Tindakan 1 ... 72
a. Identifikasi Masalah ... 72
b. Pemeriksaan di Lapangan (Reconnaissance) ... 73
c. Perencanaan Pembelajaran Siklus I Tindakan 1 ... 73
d. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Tindakan 1 ... 75
e. Observasi Pembelajaran Siklus I Tindakan 1 ... 80
f. Refleksi Pembelajaran Siklus I Tindakan 1 ... 93
g. Revisi Perencanaan ... 97
2. Deskripsi Pembelajaran Siklus II Tindakan 1 ... 98
a. Perencanaan Pembelajaran Siklus II Tindakan 1 ... 98
b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Tindakan 1 ... 100
c. Observasi Pembelajaran Siklus II Tindakan 1 ... 106
d. Refleksi Pembelajaran Siklus II Tindakan 1 ... 118
e. Revisi Perencanaan ... 120
3. Deskripsi Pembelajaran Siklus III Tindakan 1 ... 121
a. Perencanaan Pembelajaran Siklus III Tindakan 1 ... 121
b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Tindakan 1 ... 123
c. Observasi Pembelajaran Siklus III Tindakan 1 ... 125
d. Refleksi Pembelajaran Siklus III Tindakan 1 ... 135
e. Revisi Perencanaan ... 137
4. Deskripsi Pembelajaran Siklus IV Tindakan 1 ... 138
a. Perencanaan Pembelajaran Siklus IV Tindakan 1 ... 138
Puji Nursari, 2013
UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
c. Observasi Pembelajaran Siklus IV Tindakan 1 ... 142
d. Refleksi Pembelajaran Siklus IV Tindakan 1 ... 148
B. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penelitian Penggunaan Assesmen Kinerja dalam Pembelajaran Sejarah Sebagai Upaya Menumbuhkan Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah ... 149
1. Data Hasil Wawancara ... 149
2. Data Hasil Pengolahan Tugas Cerpen Sejarah ... 153
3. Data Hasil pengolahan Jurnal Kesan Siswa ... 155
C. Analisis Hasil Penggunaan Assesmen Kinerja dalam Pembelajaran Sejarah Sebagai Upaya Menumbuhkan Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah. ... 159
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 165
A. Kesimpulan ... 165
B. Implikasi ... 167
DAFTAR PUSTAKA ... 169
Puji Nursari, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1. Pedoman Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus
Terhadap Aktivitas Siswa ... 59
3.2. Contoh rubrics Cerpen Sejarah ... 62
4.1. Rubrik Judul Cerpen ... 74
4.2 Nama-nama Kelompok Siswa ... 81
4.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Fokus Terhadap Aktivitas Siswa Siklus I Tindakan 1 ... 82
4.4 Nilai Tugas Membuat Judul Cerpen Sejarah ... 85
4.5 Nilai Tugas Perbaikan Membuat Judul Cerpen Sejarah ... 91
4.6 Rubrik Membuat Alur Cerpen ... 99
4.7 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Fokus Terhadap Aktivitas Siswa Siklus II Tindakan 1 ... 107
4.8 Kriteria Penilaian Alur Cerpen Sejarah ... 110
4.9. Kriteria Penilaian Perbaikan Alur Cerpen Sejarah ... 116
4.10. Rubrik Tokoh dan Penokohan Cerpen ... 122
4.11. Rubrik Latar (Setting) Cerita ... 122
4.12 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Fokus Terhadap Aktivitas Siswa Siklus III Tindakan 1 ... 126
4.13 Kriteria Penilaian Tokoh dan Penokohan Cerpen Sejarah ... 129
4.14 Kriteria Penilaian Latar (Setting) Cerpen Sejarah ... 133
Puji Nursari, 2013
UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
4.16. Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Fokus Terhadap Aktivitas
Siklus IV Tindakan 1 ... 143
4.17. Kriteria Penilaian Cerpen Sejarah ... 145
4.18. Perolehan Skor Tugas Cerpen Sejarah ... 153
4.19. Persentase Jenis komentar siswa dari setiap siklus ... 156
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1. Diagram Alur PTK Model Kemmis dan Taggart ... 35
4.1. Siswa sedang memperhatikan penjelasan guru dan melakukan diskusi untuk membuat judul cerpen ... 77
4.2. Perwakilan Masing-Masing Kelompok Siswa Sedang Mempresentasikan Hasil Diskusi di Depan Kelas ... 78
4.3. Siswa sedang mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas ... 102
4.4. Kondisi pada saat sesi tanya jawab berlangsung. ... 102
4.5. Perwakilan kelompok sedang mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. ... 105
4.6. Siswa sedang memperhatikan penjelasan dari kelompok yang presentasi di depan kelas... 105
4.7. Kelompok Kerajaan Sriwijaya Sedang Mengerjakan Tugas ... 124
4.8. Siswa Sedang Menyaksikan Presentasi Cerpen di Dalam Kelas. ... 141
4.9. Diagram Perolehan Skor Tugas Membuat Cerpen Sejarah ... 154
4.10. Diagram Perolehan Skor Rata-rata Pengerjaan Cerpen Sejarah ... 155
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan upaya mencerdaskan bangsa untuk menanamkan
nilai-nilai moral dan agama, membina kepribadian, mengajarkan pengetahuan, melatih
kecakapan, keterampilan, memberikan bimbingan, arahan, tuntunan, teladan dan
disiplin bagi siswa. Sedangkan menurut Bastian (2002:11) bahwa :
“Pendidikan adalah sebuah usaha manusia yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk menjadi lebih baik dengan cara mengerahkan segala potensi yang dimilikinya. Kesadaran akan pentingnya pendidikan, menuntut pemerintah untuk dapat menyesuaikan sistem pendidikan dengan perkembangan zaman.”
Proses pendidikan mengalami perkembangan selaras dengan tumbuh kembangnya
suatu masyarakat. Seperti halnya pendidikan di Indonesia yang mengalami perubahan
dalam sistem pendidikan. Berbagai penyesuaian dan perbaikan terus dilakukan, agar
pendidikan mampu menghasilkan individu-individu yang dapat menyesuaikan diri
dengan keadaan zaman. Hal ini dibuktikan dengan perubahan kurikulum yang sesuai
dengan perkembangan zaman.
Perubahan kurikulum ini diperuntukan bagi semua bidang pelajaran, dan
dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Seperti halnya
mata pelajaran sejarah yang mengalami perkembangan untuk meningkatkan potensi
siswa dalam mata pelajaran sejarah. Mata pelajaran sejarah di sekolah Menengah
Atas (SMA) atau di Madrasah Aliyah (MA), menjadi pelajaran yang memberikan
muatan pemahaman yang lebih luas, bila dibandingkan dengan jenjang pendidikan
tingkat SMP dan SD, yang mengenalkan tahap pengetahuan mengenai peristiwa
sejarah. Sebagaimana yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) tahun 2006 Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS) mengenai
1. Membangun kesadaran siswa tetang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa depan.
2. Melatih daya kritis siswa untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan.
3. Menumbuhkan pemahaman siswa terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga kini dan masa yang akan datang.
4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan siswa terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia dimasa lalu.
5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik Nasional maupun Internasional.
(Puskur, 2006)
Merujuk pada tujuan pembelajaran sejarah tersebut, maka dapat diketahui
bahwa pembelajaran sejarah tidak hanya berorientasi pada perkembangan aspek
kognitif rendah saja, namun juga pada aspek afektif dan psikomotorik siswa. Siswa
tidak hanya menghafal saja, tetapi lebih dapat memahami setiap peristiwa sejarah
dalam materi yang disampaikan. Materi-materi sejarah tersebut mengandung muatan
nilai, yang dapat membangun kesadaran mengenai pentingnya waktu dan tempat,
melatih daya kritis terhadap permasalahan dalam materi sejarah, dapat melestarikan
peninggalan sejarah di Indonesia, serta menumbuhkan cinta tanah air pada diri siswa.
Hal ini juga menegaskan bahwa pembelajaran sejarah bukanlah pembelajaran yang
hanya menghafal atau mengenai siapa, kapan, dan di mana saja, melainkan
memaparkan bagaimana, dan mengapa-nya dari sebuah peristiwa sejarah.
Pelajaran sejarah yang mengandung begitu besar muatan nilainya, seharusnya
menjadi pelajaran yang disukai dan diminati oleh para siswa. Namun dalam
kenyataannya di lapangan, mata pelajaran sejarah masih dalam kondisi
memprihatinkan. Kebanyakan para siswa mengeluhkan pelajaran sejarah adalah mata
pelajaran yang membosankan. Selain itu juga, hanya sebagai mata pelajaran hapalan
yang diungkapkan kembali pada saat menjawab soal-soal ujian. Hal ini yang
3
Puji Nursari, 2013
UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Anggapan tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi para guru sejarah untuk dapat
menciptakan kondisi belajar mengajar yang lebih menarik. Sehingga siswa dapat
tertarik dengan pelajaran sejarah. Pembelajaran sejarah yang dapat menarik minat
siswa dapat dilakukan dengan berbagai alternatif dalam pembelajaran, baik itu dalam
menentukan metode pembelajaran, media pembelajaran, memunculkan keterampilan
peserta didik, atau pun dalam memberikan penilaian, dan lainnya. Keadaan
pembelajaran sejarah di lapangan ini juga digambarkan oleh Ismaun (2001:12), yang
menjelaskan bahwa :
“Pendidikan sejarah masih berkonsentrasi pada peristiwa-peristiwa sejarah yang tertuang dalam buku ajar saja. Apa yang dipelajari oleh siswa dari buku-buku tersebut seolah-olah sesuatu hal yang dianggap sudah final, dan seperti kebenaran abadi. Keterkaitan antara peristiwa-peristiwa sejarah terjadi dalam masyarakat sekitar sekolah dan tempat siswa atau daerahnya dapat dikatakan tidak ada. Lebih-lebih lagi semakin tua usia suatu peristiwa sejarah yang dipelajari oleh siswa, semakin jauh jarak waktu antara peristiwa sejarah tersebut dengan diri siswa dan semakin kurang atau tidak ada keterkaitannya dengan apa yang terjadi dalam masyarakat di lingkungan sekolah dan siswa.”
Permasalahan pembelajaran sejarah tersebut, terjadi juga pada kelas XI
BAHASA 1 MAN 2 Bandung. Pada saat melakukan pra-penelitian, peneliti
menemukan permasalahan yang terjadi di dalam kelas pada saat pelajaran
berlangsung. Pertama, pada saat proses pembelajaran siswa kurang begitu
memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru. Hal tersebut terjadi karena dalam
proses pembelajaran yang diharapkan adanya komunikasi antara guru dan siswa,
tidak terlihat dalam kelas bahasa ini. Pembelajaran sejarah yang dilakukan oleh guru
masih bersifat konvensional (pembelajaran terpusat pada guru), guru hanya
menyampaikan materi saja tanpa melibatkan siswa dalam pembahasan materi
tersebut. Dalam proses pembelajaran ini siswa hanya sebagai pendengar saja dan
mengeluarkan pendapatnya pada saat guru memberikan pertanyaan, sehingga
Sedangkan kelas Bahasa idealnya merupakan kelas yang aktif dalam komunikasi dan
bahasanya, baik itu dalam menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Seharusnya
dalam pembelajaran sejarah ini dapat terlihat komunikasi dua arah antara guru dan
siswa, namun hal tersebut tidak terlihat secara baik karena guru masih mendominasi
dalam proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan siswa tidak dapat konsentrasi
pada saat belajar, serta menimbulkan perasaan jenuh dalam diri siswa dan untuk
menghilangkan rasa jenuh tersebut siswa mengalihkannya dengan melakukan
kegiatan lain di luar aktivitas pembelajaran, seperti mengobrol, memutar-mutar
pensil, mengantuk, dan yang lainnya. Kedua, alat ukur yang digunakan guru kepada
siswa masih menggunakan tes hasil belajar berupa kumpulan tugas-tugas, diantaranya
tugas LKS, soal-soal latihan, membuat makalah, mencatat laporan diskusi serta
membuat kliping sejarah. Dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut dapat terlihat para
siswa lebih antusias dan lebih aktif untuk mengerjakannya dari pada hanya
mendengarkan materi yang disampaikan guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan
siswa, mengenai tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Mereka berpendapat bahwa,
lebih baik diberi tugas dari pada mereka yang mendengarkan guru menerangkan,
karena jika mengerjakan tugas mereka lebih dapat memahami materi sejarah. Namun
ada juga yang berpendapat bahwa tugas yang diberikan guru terkadang membuat
mereka jenuh juga, karena tidak ada tantangan yang harus mereka lewati. Serta yang
disayangkan adalah soal-soal dalam tugas yang diberikan guru kepada siswa masih
dalam tahap pengetahuan saja, belum terlihat soal-soal yang terdapat dalam
tugas-tugas tersebut mengacu pada tahap pemahaman dan analisis siswa terhadap materi.
Sedangkan dalam tugas yang diberikan masih mengarah pada tahap pengetahuan saja,
kurang adanya analisis mengenai materi dalam tugas yang diberikan. Sehingga cara
berpikir siswa masih dalam tahap pengetahuan kurang begitu mengeluarkan pendapat
yang mengacu pada pemahaman dan analisis siswa. Selain itu juga penilaian yang
dilakukan guru terhadap nilai tugas ini, kurang memberi pengaruh terhadap nilai
5
Puji Nursari, 2013
UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
bersungguh-sungguh mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hal ini yang membuat
para siswa tidak serius dalam belajar karena nilai penentuannya tertuju pada hasil
ujian saja. Terlihat bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru lebih
mementingkan hasil daripada proses.
Selain hal tersebut di atas, pada saat melakukan wawancara kepada para siswa
mengenai pendapat mereka tentang pelajaran sejarah dan bentuk pembelajaran yang
mereka inginkan, sebagian besar para siswa merasa jenuh dengan cara belajar yang
dilakukan oleh guru, karena siswa jarang dilibatkan dalam proses pembelajaran.
Selain itu siswa menginginkan pembelajaran sejarah yang lebih menarik. Siswa dapat
terlibat langsung di dalam proses pembelajaran, atau yang dapat melibatkan
keterampilan berbahasa yang dimiliki siswa kelas bahasa ini ke dalam proses
pembelajaran sejarah. Sehingga selain siswa dapat memahami arti dari materi sejarah,
siswa pun dapat melatih keterampilan berbahasanya lebih baik lagi. Seperti yang
dijelaskan oleh Tarigan (1982:1) bahwa :
“Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.”
Berdasarkan pada penjelasan di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai keterampilan yang dimiliki siswa. Seperti yang pernah dilakukan
oleh Puryani (2009), yang melakukan penelitian tindakan kelas menggunakan
asesmen kinerja dengan memadukan keterampilan peserta didik, yaitu keterampilan
membaca. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Puryani ini, memotivasi peserta
didik untuk dapat meningkatkan minat membaca buku teks sejarah, yang pada
awalnya peserta didik tidak begitu menyukai buku teks sejarah dan lebih senang
membaca komik atau buku cerita lainnya. Setelah dilakukan penelitian menggunakan
asesmen kinerja untuk meningkatkan minat membaca buku teks sejarah.
Menghasilkan peningkatan terhadap siswa yang pada awalnya tidak begitu tertarik
membaca buku cerita lainnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti merasa
tertarik untuk dapat mengkolaborasikan keterampilan siswa dengan mata pelajaran
sejarah yang kebanyakan hafalan. Pada kesempatan kali ini peneliti akan mencoba
menumbuhkan keterampilan menulis siswa, terutama menulis cerita pendek. Peneliti
mengambil keterampilan tersebut karena berdasarkan hasil pra-penelitian yang
menunjukkan bahwa, sebagian besar siswa merasa jenuh dengan cara mengajar yang
dilakukan oleh guru, karena kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
Guru masih menggunakan cara konvensional yang mendominasi kelas dalam
pembelajaran. Sedangkan siswa hanya mendengarkan tanpa dilibatkan dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa kurang begitu memahami materi yang disampaikan
tersebut. Selain itu keterampilan yang dimiliki siswa kelas Bahasa ini kurang
dilibatkan dalam proses pembelajaran. Padahal keterampilan berbahasa yang dimiliki
oleh siswa kelas bahasa dapat dimanfaatkan untuk pemahaman siswa terhadap materi
sejarah yang kebanyakan hapalan. Peneliti mengambil keterampilan menulis cerita
pendek, karena cerpen merupakan sebuah cerita yang ringan dan mudah dimengerti.
Selain itu kelas bahasa ini merupakan kelas yang lebih pandai membuat sebuah cerita
daripada menghapal materi. Diharapkan dengan siswa membuat cerpen sejarah ini,
siswa dapat lebih memahami arti dari peristiwa sejarah pada masa lampau dengan
gaya bahasa mereka sendiri, sehingga mudah dipahami serta membuat suasana
pembelajaran akan terlihat menarik, karena siswa yang mendominasi kelas dalam
proses pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti berharap siswa dapat lebih
menuangkan ide, gagasan dan imajinasinya terhadap suatu peristiwa sejarah dalam
sebuah cerpen. Selain itu diharapkan siswa dapat mengembangkan sikap dan perilaku
positif dalam berbahasa, dan siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat dan
pengetahuannya secara tertulis, serta dapat meningkatkan keterampilan berbahasa
siswa lebih baik lagi. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
7
Puji Nursari, 2013
UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
kompentensi program bahasa mengenai kemampuan menulis cerita pendek yang
bertujuan:
“untuk mengembangkan sikap dan perilaku positif dalam berbahasa, dengan mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam bentuk kalimat” (BNSP, 2006).
Salah satu cara yang akan dilakukan untuk menumbuhkan keterampilan
menulis cerpen sejarah pada siswa ini peneliti menggunakan Asesmen Kinerja.
Asesmen Kinerja adalah suatu penilaian terhadap proses perolehan, penerapan
pengetahuan dan keterampilan, melalui proses pembelajaran yang menunjukan
kemampuan peserta didik dalam proses maupun produk (Zainul, 2001:4). Dalam
penggunaan asesmen kinerja ini guru dapat melihat sejauh mana keterampilan siswa
dapat dilatih dan dibimbing. Menurut peneliti, penilaian ini yang lebih efektif
digunakan. Karena guru dapat melihat langsung performa siswa, pada saat melakukan
tugas yang diberikan dalam menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah ini.
Penilaian yang peneliti lakukan merupakan penilaian yang baru digunakan di
sekolah ini. Dengan demikian peneliti memberi informasi mengenai asesmen kinerja,
yang merupakan alternatif penilaian secara langsung pada kinerja siswa. Selain itu
juga memperkenalkan cara belajar yang menampilkan keterampilan siswa. Dalam
penelitian ini keterampilan yang akan ditumbuhkan adalah keterampilan menulis
cerpen sejarah. Dengan menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah,
diharapkan siswa dapat memahami arti dari sebuah peristiwa sejarah. Siswa dapat
lebih menyadari akan pentingnya waktu dan tempat yang merupakan proses dari masa
lampau. Dapat melatih daya kritis siswa mengenai fakta sejarah, serta dapat
menumbuhkan rasa cinta tanah air pada diri siswa. Selain itu diharapkan siswa dapat
mengembangkan sikap dan perilaku positif dalam berbahasa. Selain itu siswa mampu
mengungkapkan gagasan, pendapat dan pengetahuannya secara tertulis, serta dapat
meningkatkan keterampilan berbahasa siswa lebih baik lagi. Karena dalam membuat
sumber yang relevan untuk membuat sebuah cerpen sejarah. Sehingga siswa dapat
berperan aktif dalam proses pembelajarannya. Penelitian tindakan kelas ini, peneliti memberi judul :”Upaya Menumbuhkan Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah Melalui Penerapan Asesmen Kinerja pada Pembelajaran Sejarah. (Penelitian
Tindakan Kelas pada pembelajaran sejarah di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung)”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini secara garis besar yaitu : “Bagaimana menerapkan
Asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa di kelas XI Bahasa 1?”
Untuk lebih memfokuskan permasalahan penelitian ini akan dijabarkan dalam
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana merencanakan asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan
menulis cerpen sejarah pada siswa di kelas XI Bahasa 1?
2. Bagaimana menerapkan asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan
menulis cerpen sejarah pada siswa di kelas XI Bahasa 1?
3. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi pada saat melakukan asesmen kinerja
di kelas XI Bahasa 1?
4. Bagaimana pendapat siswa mengenai pembelajaran sejarah menggunakan
asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah?
1.3Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, adalah untuk
menerapkan model penilaian asesmen kinerja dalam pembelajaran sejarah sebagai
upaya menumbuhkan keterampilan siswa dalam menulis cerpen sejarah di kelas XI
BAHASA 1 MAN 2 Bandung. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah
9
Puji Nursari, 2013
UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
1. Mendeskripsikan perencanaan asesmen kinerja dalam menumbuhkan
keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa di kelas XI Bahasa 1.
2. Mengkaji penerapan asesmen kinerja dalam menumbuhkan keterampilan
menulis cerpen sejarah pada siswa di kelas XI Bahasa 1.
3. Mengkaji kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan asesmen kinerja
pada siswa di kelas XI Bahasa 1.
4. Mendeskripsikan pendapat para siswa mengenai asesmen kinerja untuk
menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah dalam pembelajaran
sejarah.
1.4Manfaat/Signifikasi Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang dikemukakan di
atas, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi siswa SMA, guru
sejarah, sekolah dan terutama bagi peneliti sendiri, adapun manfaat penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan menulis
cerpen sejarah pada siswa, sehingga siswa lebih memahami arti dari sebuah
peristiwa sejarah sebagai pedoman untuk masa yang akan datang. Selain itu
diharapkan siswa dapat mengembangkan sikap dan perilaku positif dalam
berbahasa. Siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat dan
pengetahuanya secara tertulis, serta dapat meningkatkan keterampilan
berbahasa siswa lebih baik lagi.
2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi alternatif bagi guru untuk
melakukan penilaian terhadap seluruh kinerja yang siswa lakukan pada saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi
mengenai alternatif asesmen untuk meningkatkan kualitas penilaian dalam
4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah pengalaman serta wawasan
dan keterampilan dalam menentukan metode pengajaran dalam pembelajaran
sejarah selanjutnya.
1.6 Struktur Organisasi Skripsi
Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini, penulis susun sebagai
berikut:
Bab I: Pendahuluan
Pada Bab ini merupakan pendahuluan yang terbagi dalam beberapa sub bab
diantaranya: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, serta struktur organisasi skripsi.
Bab II: Kajian Pustaka
Pada bab ini merupakan landasan teoritis yang berisi mengenai Asesmen
kinerja dan keterampilan menulis cerita sejarah serta penjabaran mengenai
konsep yang berkaitan dengan tema yang diangkat.
Bab III: Metodologi Penelitian
Pada bab ini merupakan prosedur penelitian yang terbagi dalam beberapa sub
bab, diantaranya: metodologi penelitian, teknik dan alat pengumpul data,
prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan data, serta subjek
penelitian.
Bab IV: Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian
Pada bab ini peneliti memaparkan lebih dalam mengenai masalah yang
menjadi objek kajian peniliti, selain itu bab ini merupakan hasil penelitian
serta pembahasannya.
Bab V: Kesimpulan
Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan hasil pembahasan dan
11
Puji Nursari, 2013
UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Kondisi Kelas XI Bahasa 1
Adapun jumlah siswa yang ada di kelas XI Bahasa 1 adalah 35 orang siswa yang terdiri
dari dua belas orang siswa laki-laki dan dua puluh tiga orang siswa perempuan. Kondisi
ruang belajar di kelas XI Bahasa 1 cukup kondusif untuk proses pembelajaran.
Walaupun kondisi ruang kelas kurang memenuhi ukuran standar nasional, namun
penempatan meja, kursi, pencahayaan ruangan, dan whiteboard serta ventilasi kelas
cukup baik. Selain kondisi ruangan yang cukup baik, sekolah ini juga didukung oleh
suasana lingkungan sekolah yang berada di atas perbukitan, yang menghasilkan
suasana sejuk dan nyaman. Sehingga jika dilihat dari bentuk fisiknya, proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik. Hal berikutnya yang ingin penulis ungkapkan
adalah alasan dipilihnya kelas XI Bahasa 1 sebagai subyek penelitian. Pertama, peneliti
merasa tertarik untuk mengetahui proses pembelajaran sejarah di kelas bahasa, yang
seluruh siswanya memiliki kemampuan bahasa yang lebih dari kelas lainnya. Selain
itu juga keingintahuan peneliti terhadap ilmu bahasa yang memiliki keterkaitan
dengan ilmu sejarah yaitu yang dikenal dengan Historiografi. Sebagaimana yang telah
kita ketahui bahwa Historiografi adalah penulisan dalam sejarah, hal tersebut yang
membuat peneliti ingin mencoba menerapkannya di kelas bahasa ini. Kedua,
rekomendasi dari guru mata pelajaran di kelas tersebut. Peneliti mendapatkan rekomendasi
dari guru mata pelajaran sejarah di kelas XI Bahasa 1 untuk memilih kelas tersebut untuk
dijadikan sebagai subyek penelitian karena jarangnya kelas Bahasa dijadikan objek penelitian
bagi para peneliti khususnya untuk skripsi, guru bersangkutan ingin mengetahui sejauh mana
kelas bahasa dapat memahami pelajaran lainnya di luar pelajaran mengenai kebahasaan.
Ketiga, para siswa kelas XI Bahasa 1 tergolong siswa yang dinamis pada saat pembelajaran
di kelas, namun sangat disayangkan guru belum memberikan motivasi dalam hal kemampuan
41
Bahasa 1 untuk dijadikan sebagai subyek penelitian dengan fokus penelitian pada
pengembangan kemampuan menulis cerpen siswa yang berlatar sejarah.
2. Profil Guru Mitra Peneliti
Guru mata pelajaran sejarah yang menjadi kolaborator dalam penelitian
tindakan kelas ini bernama Dra. IM, Lahir di Serang Banten pada tanggal 31
Desember tahun 1967. Beliau merupakan lulusan dari jurusan Pendidikan Bimbingan
Konseling (BK) di Universitas Islam Nusantara (UNINUS), pada tahun 1992.
Meskipun beliau lulusan BK, namun dalam mengajar mata pelajaran sejarah beliau
cukup baik. Hal ini dapat terlihat pada saat beliau melakukan pembelajaran dikelas,
dalam menyampaikan materi sejarah beliau cukup menguasai materi tersebut. Selain
itu cara penyampaiannya pun mudah dimengerti oleh siswa. Namun terdapat
kekurangan dari pemahaman materi yang dimiliki beliau, karena basic pendidikan
beliau BK maka pengetahuan mengenai pendidikan sejarah kurang begitu luas.
Berbeda halnya dengan guru-guru yang basic pendidikannya dari jurusan sejarah,
yang pengetahuan mengenai materi sejarahnya lebih luas. Sehingga dalam
memberikan materi hanya terfokus pada silabus yang telah disediakan, serta terfokus
pada buku paket dan LKS yang terdapat disekolah. Sebagaimana yang telah peneliti
lihat pada saat peneliti melakukan pra penelitian. Sebelum beliau mengajar di MAN 2
Bandung, beliau mengajar di SMA Negeri 1 Pandeglang Banten dari tahun
1992-1994, serta pada tahun 1993 beliau diangkat menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) di
Pandeglang Banten.
Pada tahun 1995 beliau dipindah tugaskan ke Bandung atas permintaan beliau
sendiri, hal ini dikarenakan beliau ingin mengikuti suami yang bekerja di Bandung.
Sehingga pada tahun 1995 beliau resmi pindah ke MAN 2 Bandung, dengan pertama
kali mengajar Bimbingan Konseling. Namun pada tahun 1997 beliau ditugaskan oleh
pihak sekolah, untuk mengajar mata pelajaran sejarah hingga sekarang. Beliau
tersertifikasi menjadi guru profesional pada tahun 2010 sebagai guru mata pelajaran
sejarah di kelas X dan XI untuk program IPS, IPA dan BAHASA, dengan jumlah
mengajar dalam satu minggu sebanyak 16 jam pelajaran. Setelah mendapatkan
sertifikasi guru dalam bidang sejarah, cara pembelajaran yang beliau lakukan menjadi
lebih baik lagi. Hal ini dapat terlihat saat menerangkan materi, pengetahuan beliau
lebih luas dan media pembelajaran pun mulai terlihat. Namun dalam evaluasi hasil
pembelajaran serta pengembangan peserta didik terhadap mata pelajaran sejarah,
kurang terlihat. Dalam evaluasi pembelajaran beliau cenderung menekankan pada
hasil tes, serta hasil ujian akhir saja. Tanpa melihat pada peningkatan pemahaman
siswa terhadap materi sejarah. Dengan adanya sertifikasi ini beliau dapat mendalami
materi sejarah secara lebih luas, serta lebih meningkatkan lagi cara pembelajaran
yang baik dalam kelas.
B. Desain Penelitian
Adapun model penelitian tindakan kelas yang akan penulis gunakan yaitu
mengadaptasi model siklus Ebbut, karena sesuai dengan tema dan tujuan penelitian
ini. Adapun tujuan penelitian ini, yaitu untuk menumbuhkan keterampilan menulis
cerpen sejarah sebagai peningkatan kualitas pembelajaran sejarah. Secara rinci
tahapan-tahapan yang terdapat dalam penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan gagasan yang ada dalam diri peneliti. Dalam
penelitian ini, peneliti memiliki gagasan yaitu menumbuhkan keterampilan menulis
cerpen sejarah. Hal ini dihubungkan dengan pemecahan masalah mengenai proses
pembelajaran di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung. Identifikasi masalah pada
hakikatnya adalah pernyataan yang menghubungkan gagasan atau ide dengan
tindakan (Wiriaatmadja, 2008:65). Masalah yang ditemukan dilapangan menunjukan
bahwa pembelajaran sejarah yang kurang menampilkan keterampilan yang dimiliki
siswa. Sehingga proses pembelajaran dirasa siswa membosankan.
2. Memeriksa di Lapangan (Reconnaissance)
Reconnaissance merupakan pemahaman tentang situasi kelas yang ingin
diubah atau diperbaiki. Tahap ini dicermati pada waktu awal penelitian. Dalam
penelitian ini, Reconnaissance telah dilakukan pada pra-penelitian di kelas XI Bahasa
1 MAN 2 Bandung. Masalah yang menjadi fokus peneliti adalah menumbuhkan
keterampilan menulis cerpen sejarah. Reconnaissance dilakukan untuk melihat
keadaan yang terjadi di kelas pada saat pembelajaran sejarah berlangsung.
3. Perencanaan
Perencanaan merupakan serangkaian tindakan untuk mengetahui sejauh mana
siswa dapat meningkatkan keterampilan yang dimilikinya. Rencana tindakan disusun
secara reflektif, partisipatif dan kolaboratif antara peneliti dan kolaborator. Peneliti
dan kolaborator melakukan kesepakatan bersama mengenai fokus observasi yang
meliputi, alat pengumpul data berupa lembar observasi, metode observasi sampai
45
Pada tahap ini, perencanaan yang dilakukan meliputi kegiatan berikut:
a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat peneltian.
b. Melakukan pengamatan pra penelitian terhadap kelas yang akan digunakan
sebagai tempat penelitian.
c. Meminta kesediaan kolaborator untuk mengamati proses belajar mengajar
yang akan dilaksanakan di kelas penelitian.
d. Menyusun kesepakatan dengan kolaborator tentang penentuan waktu
penelitian akan dimulai.
e. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada saat penelitian..
f. Merencanakan sistem penilaian yang akan digunakan dalam PBM sehingga
dapat mengukur proses dan hasil belajar siswa selama PBM.
g. Menyusun instrumen yang dapat melihat tingkat keberhasilan belajar siswa
dalam menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah melalui penerapan
asesmen kinerja.
h. Merencanakan untuk melakukan diskusi dengan kolaborator berdasarkan hasil
pengamatannya berkaitan dengan penerapan asesmen kinerja untuk
menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada saat belajar
mengajar.
i. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap
kekurangan yang ditemukan setelah melakukan dialog dengan kolaborator.
j. Merencanakan untuk mengolah data yang diperoleh setelah penelitian selesai
dilaksanakan.
4. Asesmen Kinerja
Asesmen kinerja ini merupakan langkah berikutnya setelah perencanaan. Pada
tahap ini asemen kinerja yang akan diberikan kepada siswa, merupakan hasil
pengembangan yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Langkah-langkahnya
a. Penyusunan Instrumen Asesmen
Pada langkah ini disusun tugas, kriteria dalam lembar kerja siswa dan lembar
pengamatan kinerja siswa dalam bentuk daftar checklist.
b. Uji Data Instrumen pada siswa
Instrumen yang telah disusun diuji coba pada siswa. Hasil penngamatan
digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya revisi atau perbaikan
instrumen.
c. Revisi Instrumen Berdasarkan Uji coba langkah kedua
Instrument yang tidak memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas direvisi.
d. Pengumpulan Data
Perolehan data dengan menggunakan instrument yang telah divalidasi pada
saat melakukan kegiatan mengerjakan asesmen kinerja.
5. Tindakan (Action)
Tindakan merupakan tahap implementasi dari berbagai rencana yang telah
dirancang pada tahap sebelumnya. Pelaksanaan tindakan harus sesuai dengan
perencanaan yang telah disepakati dan dilakukan oleh peneliti dan kolaborator
terhadap siswa kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung. Pada tahap inilah proses yang
paling penting dan menentukan dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan.
Selain memerlukan perencanaan yang baik, juga diperlukan kerjasama dari semua
pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Dalam melakukan penelitian tindakan kelas
diperlukan beberapa kali tindakan, paling sedikit sebanyak tiga kali sampai
mencapai titik jenuh. Jika sudah mencapai titik jenuh maka siklus dianggap selesai.
Pada tahap ini, tindakan yang dilakukan meliputi kegiatan berikut :
a. Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran Sejarah dengan menerapkan
asesmen kinerja sesuai dengan silabus, rencana pembelajaran, dan
langkah-langkah yang telah direncanakan.
47
c. Menggunakan instrumen yang telah dibuat untuk melihat aktivitas siswa
dalam penerapan asesmen kinerja yang digunakan dalam penelitian.
d. Melakukan diskusi dengan kolaborator berdasarkan hasil pengamatannya
berkaitan dengan penerapan asesmen kinerja dalam kegiatan belajar mengajar.
e. Membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang
ditemukan setelah melakukan dialog dengan kolaborator.
f. Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian selesai
dilaksanakan.
6. Pengamatan (Observation)
Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Selain itu, dalam pengamatan dilakukan juga analisis. Peneliti akan melakukan
analisa berdasarkan pengamatan seluruh pelaksanaan tindakan. Pengamatan pada
penelitian tindakan kelas mempunyai fungsi, mendokumentasi implikasi tindakan
yang diberikan oleh peneliti kepada siswa kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung.
Oleh karena itu, pada tahap ini peneliti dan kolaborator mengumpulkan berbagai
informasi dikelas, dari mulai aktivitas siswa sampai pada aktivitas guru pada saat
pelaksanaan tindakan. Pengamatan yang baik adalah pengamatan yang fleksibel dan
terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul, baik yang diharapkan atau yang
tidak diharapkan.
Pada tahap ini, pengamatan yang dilakukan meliputi kegiatan berikut :
a. Melakukan pengamatan terhadap kelas yang akan digunakan sebagai kelas
penelitian.
b. Mengamati kesesuaian penerapan asesmen kinerja dengan pokok bahasan.
c. Mengamati kesesuaian penerapan asesmen kinerja dengan kaidah-kaidah
teoritis seperti menarik minat siswa, jelas terlihat, mencakup materi yang akan
dibahas atau relevan tidaknya dengan silabus dan rencana pelaksanaan
d. Mengamati apakah guru mampu menggunakan asesmen kinerja tersebut
dengan optimal.
e. Mengamati apakah asesmen kinerja yang digunakan dapat menumbuhkan
keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa.
7. Refleksi (Reflection)
Dalam model Ebbut, refleksi disebut juga reconnaissance untuk
mendiskusikan kekurangan dalam tindakann dan pengaruhnya. Langkah ini
merupakan bagian dari tahap diskusi dan analisi penelitian sesudah tindakan
dilakukan sehingga memberikan arah perbaikan selanjutnya.
Pada tahap ini, refleksi yang dilakukan meliputi kegiatan berikut:
a. Melakukan diskusi dengan kolaborator dan siswa setelah tindakan dilakukan.
b. Menyimpulkan hasil diskusi, apakah penelitian dapat dihentikan atau dilanjutkan
ke siklus selajutnya.
c. Mendiskusikan hasil observasi kepada dosen pembimbing.
C. Metode penelitian
Pada penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Metode ini merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research) seperti yang
diungkapkan Suryabrata (Kurniawati, 2006:29), bahwa :
“penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan
baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain. Begitu pula dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses belajar mengajar”.
Pendapat tersebut senada dengan penjelasan Hopkins (Wiriaatmadja, 2002:124)
bahwa :
“penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru atau
teori-49
teori pendidikan dalam praktek atau kenyataannya di kelas atau juga untuk mengimplementasikan atau mengevaluasi kebijakan-kebijakan sekolah.”
Kemmis (Kurniawati, 2006:29), mendefinisikan penelitian tindakan adalah
format merefleksi dan memeriksa sendiri para partisipan dalam situasi sosial serta
memperbaiki rasionalitas dan keadilan atas pendidikan praktis, pemahaman mengenai
praktek yang dilakukan dan situasi dalam melakukan praktek. Sedangkan Ebbut
(Wiriaatmadja, 2005:12), mengemukakan bahwa:
“penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan
pelaksanaan praktek kependidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.”
Secara ringkas, penelitian tindakan kelas pada umumnya sangat cocok untuk
meningkatkan kualitas yang dimiliki oleh subyek yang hendak di teliti (siswa).
Digunakannya penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperbaiki kegiatan
belajar mengajar di kelas XI Bahasa 1, dengan harapan dapat menumbuhkan
keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa dengan menggunakan asesmen
kinerja. Tujuan utama penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperbaiki dan
motivasi belajar siswa dengan layanan profesional guru dalam menangani proses
belajar mengajar.
D. Definisi Operasional
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendefinisikan variabel-variabel
yang digunakan untuk melakukan penelitian, hal ini dilakukan untuk mempermudah
dalam melakukan penelitian. Adapun definisi operasionalnya sebagai berikut:
1.1Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Asesmen kinerja
Proses pembelajaran untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen
sejarah ini, peneliti menggunakan jenis Performance Assessment yang merupakan
pembelajaran. Performa yang dilakukan oleh siswa ini dapat dilihat dengan
memberikan tugas-tugas yang menumbuhkan keterampilan yang dimiliki siswa,
dalam hal ini keterampilan menulis cerpen sejarah.
Tugas-tugas yang diberikan ini, dikerjakan secara berkelompok atau dalam
hal ini peneliti menggunakan GroupPerformance Assessment, karena setiap siswa
memiliki cara dan pandangannya masing-masing terhadap suatu permasalahan dalam
sebuah materi, selain itu juga hal ini untuk mempermudah siswa dalam membuat
cerpen sejarah. Posisi guru adalah sebagai fasilitator untuk menjelaskan aturan
mainnya serta memberikan pengarahan. Langkah-langkah yang dilakukan pada
pembelajaran sejarah melalui asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan
menulis cerpen sejarah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan
Guru menginformasikan SK, KD, tujuan dan indikator pembelajaran
serta materi yang sesuai dengan RPP yang telah dibuat, setelah itu guru
menjelaskan mengenai asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan
menulis cerpen sejarah kepada siswa, serta menentukan rubrics (kriteria
penilaian terhadap tugas yang diberikan). Setelah itu guru membagi siswa
dalam 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang anggota. Kemudian guru
memberikan tugas para kelompok untuk membuat tema dari materi yang akan
dibahas, serta membuat kerangka berpikir untuk dibuat cerpen. Adapun
penjelasan mengenai tema dan kerangka berpikir cerpen adalah sebagai
berikut :
a. Memilih topik dan menentukan tema
Dalam hal ini, siswa sudah harus membatasi dan memfokuskan
permasalahan yang akan dibahas. Seluruh isi cerita hendaknya
membawa dan meningkatkan perhatian kepada salah satu ide pokok
yang merupakan inti tulisan.
51
Dalam hal ini, siswa dipacu untuk dapat menangkap butir-butir pokok
informasi yang relevan dari berbagai sumber mengenai materi yang
ditugaskan. Adapun tahapan membuat peta pikiran cerpen ini adalah
membuat alur cerita, tokoh dan penokohan, latar tempat (setting) dan
penyusunan cerita utuh.
Penugasan membuat tema dan kerangka berpikir cerpen sejarah ini
dilakukan didalam dan diluar jam pelajaran dan diberi waktu max 1 minggu.
Setelah itu pada pertemuan selanjutnya perwakilan kelompok
mempersentasikan hasil kerjanya.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini guru mempersilahkan siswa untuk menyiapkan hasil
kerjanya, untuk dipersentasikan didepan kelas. Hasil kerja yang ditugaskan
guru pada pertemuan sebelumnya harus sudah siap dipersentasikan. Setelah
itu masing-masing kelompok memberikan pendapat dan saran terhadap hasil
tugas yang dijelaskan oleh kelompok yang berpresentasi. Kemudian guru
menilai hasil kerja para kelompok, serta merefleksi kekurangan yang terdapat
dalam tugas yang dikerjakan para siswa. Kemudian dipersentasikan kembali
pertemuan selanjutnya. Namun, jika tugas menentukan tema dan kerangka
berpikir sudah benar, maka siswa selanjutnya membuat paragraf cerpen yang
utuh. Adapun penjelasan mengenai penyusunan paragraf adalah sebagai
berikut :
a. Menyusun paragraf
Dalam hal ini, siswa mulai membuat sebuah karangan singkat dengan
satu ide pokok. Paragraf yang dibuat siswa ini, dikembangkan dengan
urutan waktu dan kronologis.
b. Refleksikan pengalaman dan perhatikan konteks
Dalam hal ini, siswa harus dapat memahami dan mengenal baik
konteks permasalahan yang ada dalam cerpen yang dibuat. Siswa perlu
mereka tulis. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat merasakan dan
mengerti keprihatinan, permasalahan dan tantangan-tantangan yang
terdapat dalam materi sejarah. Sehingga siswa dapat menentukan
dengan tepat apa yang harus dikembangkan dalam cerpen.
c. Memanfaatkan bahasa.
Dalam hal ini, siswa dapat menguraikan ide dalam sebuah paragraf
dengan konkret dan spesifik. Berdasarkan pada EYD (ejaan yang
disempurnakan), sehingga isi cerita berisi ilustrasi yang memukau
Sedangkan untuk penyelesaian tugas cerpen ini, dikerjakan di luar jam
pelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat mengerjakannya dengan
baik. Selain itu, waktu yang diberikan guru kepada siswa untuk
menyelesaikannya adalah satu minggu. Sehingga pada pertemuan berikutnya
cerpen pun sudah siap untuk dipersentasikan atau didiskusikan di dalam kelas.
Cerpen yang sudah dipersentasikan atau didiskusikan, selanjutnya
dikumpulkan kepada guru untuk dinilai.
Dalam mengerjakan tugas ini, hendaknya siswa memperhatikan
ketentuan-ketentuan di bawah ini :
1. Mengerjakan tugas ini secara kelompok.
2. Menggunakan berbagai sumber informasi baik dari buku teks sejarah,
Koran, majalah atau sumber lainnya yang relevan.
3. Dikerjakan dengan diketik dan diprint out.
4. Cerpen yang dibuat sebanyak 2 halaman.
5. Mengerjakan tugas ini selama 1 minggu
6. Setiap kelompok harus mempersiapkan diri untuk mempresentasikan di
depan kelas.
c. Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian yang dibuat oleh guru, disesuaikan dengan kinerja
53
menentukan salah satu tugas cerpen sejarah siswa yang dirasa sangat menarik.
Selanjutnya guru mempersilahkan kelompok yang ditunjuk untuk
mepersentasikannya di depan kelas. Setelah itu dilakukan sesi tanya jawab,
serta penilaian terhadap kelompok yang presentasi. Berikut ini adalah contoh
pedoman observasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan fokus terhadap
NO. ASPEK YANG DINILAI
NAMA KELOMPOK
KKU KTA KSR KSI KPA KMA
B C K B C K B C K B C K B C K B C K 1. Sesi Pengerjaan Tugas Membuat Judul Cerpen
a. Pengerjaan tugas dilakukan dalam suasana yang tertib.
b. Adanya pembagian kerja yang jelas. c. Setiap anggota kelompok
memberikan kontribusi dengan saling sharing hal-hal penting terkait judul cerpen.
d. Menerima pendapat teman sekelompok.
e. Menyelesaikan tugas tepat waktu. 2. Sesi Presentasi
a. Kemampuan menyampaikan hasil diskusi.
b. Kemampuan menggunakan bahasa yang baik dan sopan.
c. Kelancaran berbicara. 3. Sesi Tanya Jawab
a. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan terkait isi judul cerpen. b. Inisiatif siswa dalam mengemukakan
pendapat
c. Kelancaran berbicara.
d. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
60
Puji Nursari, 2013
UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu Keterangan :
KKU = Kerajaan Kutai B = Baik (skor 3) KTA = Kerajaan Tarumanegara C = Cukup (skor 2) KSR = Kerajaan Sriwijaya K = Kurang (skor 1) KSI = Kerajaan Singosari
KPA = Kerajaan Padjajaran KMA = Kerajaan Majapahit
NILAI SKOR
Baik 25 - 36
Cukup 13 - 24 Kurang 1- 12
1.2 Keterampilan Menulis Cerita Pendek Sejarah
Menulis cerita pendek sejarah merupakan kegiatan menuangkan gagasan dan
ide dalam sebuah karangan secara tertulis mengenai peristiwa sejarah untuk dapat
dipahami oleh khalayak ramai, serta lebih dapat memahami arti dari sebuah peristiwa
sejarah tersebut.
Keterampilan menulis cerpen dalam pembelajaran sejarah di kelas XI Bahasa
1 ini dengan didasarkan pada pemaparan sebelumnya, adapun tahapan-tahapan
membuat cerpen yakni:
1. Menentukan Judul Cerpen
Dalam hal ini, siswa sudah harus membatasi dan memfokuskan permasalahan
yang akan dibahas. Seluruh isi cerita hendaknya membawa dan meningkatkan
perhatian kepada salah satu ide pokok yang merupakan inti tulisan.
2. Alur Cerita
Alur cerita atau plot adalah kejadian atau peristiwa yang berlangsung dalam
sebuah cerita dari awal hingga akhir. Alur cerita harus dibuat sedemikian rupa
agar pembaca tidak bosan. Alangkah baiknya jika alur cerita itu dibuat
3. Tokoh dan Penokohan
Menentukan tokoh dalam tulisan sangat penting karena tokoh yang akan
melahirkan cerita. Rangkaian hubungan antara tokoh-tokoh itulah yang
melahirkan suatu cerita atau peristiwa. Tokoh pula yang akan menghidupkan
cerita atau tulisan. Penokohan juga merupakan hal penting dalam sebuah
cerita. Penokohan merupakan karakter tokoh di dalam cerita. Semakin unik
karakter tokoh biasanya semakin membuat penasaran pembacanya.
4. Setting
Secara ringkas yang dimaksud setting adalah waktu dan tempat kejadian.
Setting dalam sebuah tulisan harus mampu mengangkat, menggambarkan, dan
menghidupkan suasana. Jadi, ada bagian lain yang juga termasuk bagian dari
kelengkapan setting yaitu suasana.
5. Penggunaan Bahasa
Para siswa diharuskan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
menggunakan kosakata-kosakata yang telah dibakukan sesuai dengan Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD), kata-kata yang digunakan tergolong sopan.
6. Waktu Pengumpulan Tugas
Tugas resensi dikumpulkan sesuai dengan waktu yang telah disepakati oleh
guru dan siswa.
7. Keunggulan Tugas
Keunggulan penulisan resensi dilihat dari jumlah halaman resensi yang
melebihi dua halaman dengan disertai dengan mencantumkan sumber literatur
yang lebih dari tiga sumber.
8. Kesesuaian Tugas
Sebuah tulisan dikatakan sesuai jika telah memenuhi persyaratan sebagai
resensi. Aspek ini merupakan kesimpulan penilaian guru terkait tugas resensi
62
Puji Nursari, 2013
UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2. Contoh Rubrics Cerpen Sejarah.
Keterangan :
KKU = Kerajaan Kutai
KTA = Kerajaan Tarumanegara KSR = Kerajaan Sriwijaya KSI = Kerajaan Singosari KPA = Kerajaan Padjajaran KMA = Kerajaan Majapahit
A = Siswa dapat mengerjakan tugas judul cerpen dengan “sangat baik”
B = Siswa dapat mengerjakan tugas judul cerpen dengan “baik”
C = Siswa dapat mengerjakan tugas judul cerpen dengan “cukup baik” No
. Aspek Penilaian Cerpen SB B CB K
1. Kesesuaian judul dengan cerita dan materi. 2. Penggunaan alur sesuai dengan tema materi. 3. Penggambaran tokoh dan penokohan sesuai
dengan materi.
4. Pendeskripsian latar sesuai dengan materi. 5. Penyusunan cerita secara kronologis 6. Penggunaan Bahasa
7. Waktu pengumpulan tugas 8. Keunggulan tugas
9. Kesesuaian tugas
10. Cara penyusunan cerpen
D = Siswa dapat mengerjakan tugas judul cerpen dengan “kurang baik”
Setelah terlihat hasil pengolahan tugas cerpen yang dikerjakan oleh siswa
menunjukkan tingkat keberhasilan terkait tumbuhnya keterampilan menulis siswa
dalam pembelajaran sejarah di kelas XI Bahasa 1, diharapkan berpengaruh juga
terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas XI Bahasa 1 dalam bentuk angka
keberhasilan.
E. Instrumen Penelitian
Data penelitian yang dibutuhkan adalah keterampilan menulis cerpen sejarah
sebelum dan sesudah tindakan dilakukan. Oleh karena itu dalam mengumpulkan
semua data yang ada di lapangan diperlukan beberapa perangkat penelitian. Adapun
perangkat-perangkat yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data
diantaranya yaitu:
1. Lembar tugas, yang berisi uraian tugas yang menuntut siswa untuk
melakukan aktivitas menulis cerpen sejarah yang sesuai dengan materi
kelas XI Bahasa 1. Pemilihan topik disesuaikan dengan cakupan sebagian
besar kinerja yang dapat dikuasai siswa pada aspek kognitif setelah
melakukan aktivitas menulis cerpen sejarah.
2. Lembar panduan observasi merupakan perangkat yang digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai aktivitas guru dan siswa baik pada sebelum
dan sesudah dilakukannya tindakan penelitian. Observasi dicatat segera
setelah melaksanakan pembelajaran dikelas. Observasi ini dalam observasi
terbuka yang mencatat semua kejadian yang terjadi di dalam kelas selama
pembelajaran berlangsung.
3. Pedoman wawancara adalah perangkat pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti untuk mendapatkan jawaban dari siswa dan guru dengan cara
melakukan tanya jawab berkenaan dengan penelitian yang dilakukan
64
Puji Nursari, 2013
UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
berkenaan dengan rencana pelaksanaan tindakan, pandangan dan pendapat
guru dan siswa untuk mengetahui lebih mendalam terhadap asesmen
kinerja dalam pembelajaran sejarah, baik sebelum maupun sesudah
dilakukan tindakan.
4. Catatan lapangan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang
melakukan pengamatan atau observasi. Catatan lapangan ini digunakan
untuk melihat berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas,
pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa
dengan siswa.
5. Jurnal Kesan Siswa
Menurut Tamam (2007: 42) “Jurnal kesan adalah catatan harian yang diisi oleh
siswa pada akhir pembelajaran, yang berisi tentang kesan siswa setelah
pembelajaran”. Hal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kesan
siswa terhadap pembelajaran dalam upaya perbaikan pada pembelajaran
berikutnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini didapat dengan menggunakan
beberapa metode untuk memperoleh data penelitian. Adapun metode-metode yang
digunakan penulis dalam mengumpulkan data diantaranya yaitu:
1. Aktivitas atau kinerja siswa
Dalam mengumpulkan data terhadap skor kinerja siswa saat pembelajaran
sejarah di kelas berlangsung, berpedoman pada lembar observasi dan rubrik
penilaian kinerja. Di dalamnya terdapat cek dan skala penilaian. criteria
pemberian skor kinerja pada siswa adalah sebagai berikut:
a. Siswa mendapat skor 4, apabila melakukan tugas (task) yang ada pada
lembar observasi dengan cara yang baik dan benar tanpa melakukan
kesalahan.