• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN

SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(

Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Sejarah

Oleh:

PUJI NURSARI

0606111

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

2013

Upaya Menumbuhkan Keterampilan Menulis

Cerpen Sejarah Melalui Penerapan Asesmen

Kinerja dalam Pembelajaran Sejarah

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas

XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung)

Oleh Puji Nursari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Puji Nursari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

(3)

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

PUJI NURSARI

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN

SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dra. Yani Kusmarni, M.Pd. NIP. 19660113 199001 2 002

Pembimbing II,

Yeni Kurniawati S, M.Pd NIP. 197706022003122001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

(4)

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

(5)

Assesment Performance the Historical Shost Story in Teaching History (Classroom Action

(6)

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Menumbuhkan Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah Melalui

Penerapan Asesmen Kinerja dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung)”. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen pada siswa melalui layanan profesional guru dalam menangani proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni, (1) guru masih terfokus pada tes tertulis (paper and pencil test) sedangkan alat ukur lainnya seperti: observasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan atau kelompok hanya dijadikan sebagai pelengkap dari tes tertulis itu sendiri, (2) belum maksimalnya penggunaan teknik penugasan dalam mengukur hasil belajar siswa, (3) pemberian tugas yang kurang memotivasi siswa dalam mengembangkan potensinya terutama keterampilan menulis, dan (4) belum digunakannya asesmen kinerja dalam pembelajaran sejarah di kelas. Hal tersebut menyebabkan peneliti merasa perlu untuk memperbaiki kondisi pembelajaran di kelas XI Bahasa 1 melalui penggunaan Asesmen kinerja dalam pembelajaran sejarah sebagai upaya untuk menumbuhkan keterampilan menulis siswa melalui penugasan membuat cerpen sejarah yang dikerjakan siswa secara kelompok dengan harapan terciptanya budaya menulis di kelas tersebut. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Melalui PTK masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran dapat dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan, sehingga diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar (learning culture) di kalangan guru-siswa di sekolah. Prosedur ataupun desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini mengacu pada model Ebbut, yang dimulai dengan identifikasi masalah, memeriksa di lapangan (Reconnaissance), perencanaan, model pembelajaran asesmen kinerja, tindakan, observasi, dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi terbuka, wawancara, dokumentasi, dan hasil tugas siswa. Penelitian ini terdiri dari empat siklus dan 4 tindakan. Hasil penelitian yang penulis peroleh menunjukan bahwa pembelajaran sejarah dengan menggunakan asesmen kinerja mampu menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa. Penggunaan assessment kinerja tersebut dapat menciptakan pembelajaran yang menarik, dinamis, serta terarah, dengan melibatkan siswa secara aktif melalui kegiatan diskusi kelompok untuk menyelesaikan lembar kerja siswa, presentasi kelas, debat, tanya jawab dan penghargaan kelompok. Pembelajaran sejarah di kelas XI Bahasa 1 ini, sebelum menggunakan asesmen kinerja cenderung monoton. Perubahan setelah digunakannya asesmen kinerja tersebut dalam pembelajaran sejarah adalah pada keterampilan menulis cerpen sejarah yang dikerjakan siswa secara kelompok yang ternyata memperlihatkan peningkatan yang cukup signifikan dari setiap siklusnya. Hal ini terbukti dari hasil penulisan cerpen sejarah yang kemudian dilakukan penilaian dengan didasarkan pada

rubric (kriteria penilaian) yang mengalami peningkatan disetiap siklusnya. Kesimpulan akhir

(7)

Puji Nursari, 2013

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 9

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH ... 11

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Asesmen Kinerja ... 11

1. Pengertian Asesmen Kinerja ... 11

2. Tugas-tugas (Task) dalam Asesmen Kinerja ... 13

3. Kriteria penilaian (Rubric) ... 16

4. Langkah-langkah yang dilakukan guru untuk membuat tugas-tugas dalam Asesmen Kinerja ... 20

5. Kelebihan dan Kekurangan Asesmen Kinerja ... 22

B. Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah ... 24

1. Pengertian Keterampilan Menulis ... 24

1.1 Fungsi Menulis ... 26

(8)

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

1.3 Manfaat Menulis ... 29

2. Pengertian Cerpen ... 31

2.1 Ciri-ciri dan unsur Cerpen ... 32

2.2 Langkah-langkah Menulis Cerpen ... 33

C. Penerapan Asesmen Kinerja Untuk Menumbuhkan Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40

1. Kondisi Kelas XI IPS 2 ... 40

2. Profil Guru Mitra Peneliti ... 41

B. Desain Penelitian ... 42

C. Metode Penelitian... 48

D. Definisi Operasional... 49

1. Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Asesmen kinerja ... 49

2. Keterampilan Menulis Cerita Pendek Sejarah ... 60

E. Instrumen Penelitian... 63

1. Lembar Kerja Siswa ... 63

2. Lembar Panduan Observasi... 63

3. Pedoman Wawancara ... 64

4. Jurnal Kesan Siswa ... 64

F. Teknik Pengumpul Data ... 64

1. Aktivitas atau kinerja siswa ... 64

(9)

Puji Nursari, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Upaya Menumbuhkan Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah Melalui Penerapan Asessmen Kinerja dalam Pembelajaran Sejarah ... 71

1. Deskripsi Pembelajaran Siklus I Tindakan 1 ... 72

a. Identifikasi Masalah ... 72

b. Pemeriksaan di Lapangan (Reconnaissance) ... 73

c. Perencanaan Pembelajaran Siklus I Tindakan 1 ... 73

d. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Tindakan 1 ... 75

e. Observasi Pembelajaran Siklus I Tindakan 1 ... 80

f. Refleksi Pembelajaran Siklus I Tindakan 1 ... 93

g. Revisi Perencanaan ... 97

2. Deskripsi Pembelajaran Siklus II Tindakan 1 ... 98

a. Perencanaan Pembelajaran Siklus II Tindakan 1 ... 98

b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Tindakan 1 ... 100

c. Observasi Pembelajaran Siklus II Tindakan 1 ... 106

d. Refleksi Pembelajaran Siklus II Tindakan 1 ... 118

e. Revisi Perencanaan ... 120

3. Deskripsi Pembelajaran Siklus III Tindakan 1 ... 121

a. Perencanaan Pembelajaran Siklus III Tindakan 1 ... 121

b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Tindakan 1 ... 123

c. Observasi Pembelajaran Siklus III Tindakan 1 ... 125

d. Refleksi Pembelajaran Siklus III Tindakan 1 ... 135

e. Revisi Perencanaan ... 137

4. Deskripsi Pembelajaran Siklus IV Tindakan 1 ... 138

a. Perencanaan Pembelajaran Siklus IV Tindakan 1 ... 138

(10)

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

c. Observasi Pembelajaran Siklus IV Tindakan 1 ... 142

d. Refleksi Pembelajaran Siklus IV Tindakan 1 ... 148

B. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penelitian Penggunaan Assesmen Kinerja dalam Pembelajaran Sejarah Sebagai Upaya Menumbuhkan Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah ... 149

1. Data Hasil Wawancara ... 149

2. Data Hasil Pengolahan Tugas Cerpen Sejarah ... 153

3. Data Hasil pengolahan Jurnal Kesan Siswa ... 155

C. Analisis Hasil Penggunaan Assesmen Kinerja dalam Pembelajaran Sejarah Sebagai Upaya Menumbuhkan Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah. ... 159

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 165

A. Kesimpulan ... 165

B. Implikasi ... 167

DAFTAR PUSTAKA ... 169

(11)

Puji Nursari, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Pedoman Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus

Terhadap Aktivitas Siswa ... 59

3.2. Contoh rubrics Cerpen Sejarah ... 62

4.1. Rubrik Judul Cerpen ... 74

4.2 Nama-nama Kelompok Siswa ... 81

4.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Fokus Terhadap Aktivitas Siswa Siklus I Tindakan 1 ... 82

4.4 Nilai Tugas Membuat Judul Cerpen Sejarah ... 85

4.5 Nilai Tugas Perbaikan Membuat Judul Cerpen Sejarah ... 91

4.6 Rubrik Membuat Alur Cerpen ... 99

4.7 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Fokus Terhadap Aktivitas Siswa Siklus II Tindakan 1 ... 107

4.8 Kriteria Penilaian Alur Cerpen Sejarah ... 110

4.9. Kriteria Penilaian Perbaikan Alur Cerpen Sejarah ... 116

4.10. Rubrik Tokoh dan Penokohan Cerpen ... 122

4.11. Rubrik Latar (Setting) Cerita ... 122

4.12 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Fokus Terhadap Aktivitas Siswa Siklus III Tindakan 1 ... 126

4.13 Kriteria Penilaian Tokoh dan Penokohan Cerpen Sejarah ... 129

4.14 Kriteria Penilaian Latar (Setting) Cerpen Sejarah ... 133

(12)

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

4.16. Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Fokus Terhadap Aktivitas

Siklus IV Tindakan 1 ... 143

4.17. Kriteria Penilaian Cerpen Sejarah ... 145

4.18. Perolehan Skor Tugas Cerpen Sejarah ... 153

4.19. Persentase Jenis komentar siswa dari setiap siklus ... 156

DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1. Diagram Alur PTK Model Kemmis dan Taggart ... 35

4.1. Siswa sedang memperhatikan penjelasan guru dan melakukan diskusi untuk membuat judul cerpen ... 77

4.2. Perwakilan Masing-Masing Kelompok Siswa Sedang Mempresentasikan Hasil Diskusi di Depan Kelas ... 78

4.3. Siswa sedang mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas ... 102

4.4. Kondisi pada saat sesi tanya jawab berlangsung. ... 102

4.5. Perwakilan kelompok sedang mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. ... 105

4.6. Siswa sedang memperhatikan penjelasan dari kelompok yang presentasi di depan kelas... 105

4.7. Kelompok Kerajaan Sriwijaya Sedang Mengerjakan Tugas ... 124

4.8. Siswa Sedang Menyaksikan Presentasi Cerpen di Dalam Kelas. ... 141

4.9. Diagram Perolehan Skor Tugas Membuat Cerpen Sejarah ... 154

4.10. Diagram Perolehan Skor Rata-rata Pengerjaan Cerpen Sejarah ... 155

(13)
(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya mencerdaskan bangsa untuk menanamkan

nilai-nilai moral dan agama, membina kepribadian, mengajarkan pengetahuan, melatih

kecakapan, keterampilan, memberikan bimbingan, arahan, tuntunan, teladan dan

disiplin bagi siswa. Sedangkan menurut Bastian (2002:11) bahwa :

“Pendidikan adalah sebuah usaha manusia yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk menjadi lebih baik dengan cara mengerahkan segala potensi yang dimilikinya. Kesadaran akan pentingnya pendidikan, menuntut pemerintah untuk dapat menyesuaikan sistem pendidikan dengan perkembangan zaman.”

Proses pendidikan mengalami perkembangan selaras dengan tumbuh kembangnya

suatu masyarakat. Seperti halnya pendidikan di Indonesia yang mengalami perubahan

dalam sistem pendidikan. Berbagai penyesuaian dan perbaikan terus dilakukan, agar

pendidikan mampu menghasilkan individu-individu yang dapat menyesuaikan diri

dengan keadaan zaman. Hal ini dibuktikan dengan perubahan kurikulum yang sesuai

dengan perkembangan zaman.

Perubahan kurikulum ini diperuntukan bagi semua bidang pelajaran, dan

dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Seperti halnya

mata pelajaran sejarah yang mengalami perkembangan untuk meningkatkan potensi

siswa dalam mata pelajaran sejarah. Mata pelajaran sejarah di sekolah Menengah

Atas (SMA) atau di Madrasah Aliyah (MA), menjadi pelajaran yang memberikan

muatan pemahaman yang lebih luas, bila dibandingkan dengan jenjang pendidikan

tingkat SMP dan SD, yang mengenalkan tahap pengetahuan mengenai peristiwa

sejarah. Sebagaimana yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) tahun 2006 Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS) mengenai

(15)

1. Membangun kesadaran siswa tetang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa depan.

2. Melatih daya kritis siswa untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan.

3. Menumbuhkan pemahaman siswa terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga kini dan masa yang akan datang.

4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan siswa terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia dimasa lalu.

5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik Nasional maupun Internasional.

(Puskur, 2006)

Merujuk pada tujuan pembelajaran sejarah tersebut, maka dapat diketahui

bahwa pembelajaran sejarah tidak hanya berorientasi pada perkembangan aspek

kognitif rendah saja, namun juga pada aspek afektif dan psikomotorik siswa. Siswa

tidak hanya menghafal saja, tetapi lebih dapat memahami setiap peristiwa sejarah

dalam materi yang disampaikan. Materi-materi sejarah tersebut mengandung muatan

nilai, yang dapat membangun kesadaran mengenai pentingnya waktu dan tempat,

melatih daya kritis terhadap permasalahan dalam materi sejarah, dapat melestarikan

peninggalan sejarah di Indonesia, serta menumbuhkan cinta tanah air pada diri siswa.

Hal ini juga menegaskan bahwa pembelajaran sejarah bukanlah pembelajaran yang

hanya menghafal atau mengenai siapa, kapan, dan di mana saja, melainkan

memaparkan bagaimana, dan mengapa-nya dari sebuah peristiwa sejarah.

Pelajaran sejarah yang mengandung begitu besar muatan nilainya, seharusnya

menjadi pelajaran yang disukai dan diminati oleh para siswa. Namun dalam

kenyataannya di lapangan, mata pelajaran sejarah masih dalam kondisi

memprihatinkan. Kebanyakan para siswa mengeluhkan pelajaran sejarah adalah mata

pelajaran yang membosankan. Selain itu juga, hanya sebagai mata pelajaran hapalan

yang diungkapkan kembali pada saat menjawab soal-soal ujian. Hal ini yang

(16)

3

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Anggapan tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi para guru sejarah untuk dapat

menciptakan kondisi belajar mengajar yang lebih menarik. Sehingga siswa dapat

tertarik dengan pelajaran sejarah. Pembelajaran sejarah yang dapat menarik minat

siswa dapat dilakukan dengan berbagai alternatif dalam pembelajaran, baik itu dalam

menentukan metode pembelajaran, media pembelajaran, memunculkan keterampilan

peserta didik, atau pun dalam memberikan penilaian, dan lainnya. Keadaan

pembelajaran sejarah di lapangan ini juga digambarkan oleh Ismaun (2001:12), yang

menjelaskan bahwa :

“Pendidikan sejarah masih berkonsentrasi pada peristiwa-peristiwa sejarah yang tertuang dalam buku ajar saja. Apa yang dipelajari oleh siswa dari buku-buku tersebut seolah-olah sesuatu hal yang dianggap sudah final, dan seperti kebenaran abadi. Keterkaitan antara peristiwa-peristiwa sejarah terjadi dalam masyarakat sekitar sekolah dan tempat siswa atau daerahnya dapat dikatakan tidak ada. Lebih-lebih lagi semakin tua usia suatu peristiwa sejarah yang dipelajari oleh siswa, semakin jauh jarak waktu antara peristiwa sejarah tersebut dengan diri siswa dan semakin kurang atau tidak ada keterkaitannya dengan apa yang terjadi dalam masyarakat di lingkungan sekolah dan siswa.”

Permasalahan pembelajaran sejarah tersebut, terjadi juga pada kelas XI

BAHASA 1 MAN 2 Bandung. Pada saat melakukan pra-penelitian, peneliti

menemukan permasalahan yang terjadi di dalam kelas pada saat pelajaran

berlangsung. Pertama, pada saat proses pembelajaran siswa kurang begitu

memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru. Hal tersebut terjadi karena dalam

proses pembelajaran yang diharapkan adanya komunikasi antara guru dan siswa,

tidak terlihat dalam kelas bahasa ini. Pembelajaran sejarah yang dilakukan oleh guru

masih bersifat konvensional (pembelajaran terpusat pada guru), guru hanya

menyampaikan materi saja tanpa melibatkan siswa dalam pembahasan materi

tersebut. Dalam proses pembelajaran ini siswa hanya sebagai pendengar saja dan

mengeluarkan pendapatnya pada saat guru memberikan pertanyaan, sehingga

(17)

Sedangkan kelas Bahasa idealnya merupakan kelas yang aktif dalam komunikasi dan

bahasanya, baik itu dalam menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Seharusnya

dalam pembelajaran sejarah ini dapat terlihat komunikasi dua arah antara guru dan

siswa, namun hal tersebut tidak terlihat secara baik karena guru masih mendominasi

dalam proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan siswa tidak dapat konsentrasi

pada saat belajar, serta menimbulkan perasaan jenuh dalam diri siswa dan untuk

menghilangkan rasa jenuh tersebut siswa mengalihkannya dengan melakukan

kegiatan lain di luar aktivitas pembelajaran, seperti mengobrol, memutar-mutar

pensil, mengantuk, dan yang lainnya. Kedua, alat ukur yang digunakan guru kepada

siswa masih menggunakan tes hasil belajar berupa kumpulan tugas-tugas, diantaranya

tugas LKS, soal-soal latihan, membuat makalah, mencatat laporan diskusi serta

membuat kliping sejarah. Dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut dapat terlihat para

siswa lebih antusias dan lebih aktif untuk mengerjakannya dari pada hanya

mendengarkan materi yang disampaikan guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan

siswa, mengenai tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Mereka berpendapat bahwa,

lebih baik diberi tugas dari pada mereka yang mendengarkan guru menerangkan,

karena jika mengerjakan tugas mereka lebih dapat memahami materi sejarah. Namun

ada juga yang berpendapat bahwa tugas yang diberikan guru terkadang membuat

mereka jenuh juga, karena tidak ada tantangan yang harus mereka lewati. Serta yang

disayangkan adalah soal-soal dalam tugas yang diberikan guru kepada siswa masih

dalam tahap pengetahuan saja, belum terlihat soal-soal yang terdapat dalam

tugas-tugas tersebut mengacu pada tahap pemahaman dan analisis siswa terhadap materi.

Sedangkan dalam tugas yang diberikan masih mengarah pada tahap pengetahuan saja,

kurang adanya analisis mengenai materi dalam tugas yang diberikan. Sehingga cara

berpikir siswa masih dalam tahap pengetahuan kurang begitu mengeluarkan pendapat

yang mengacu pada pemahaman dan analisis siswa. Selain itu juga penilaian yang

dilakukan guru terhadap nilai tugas ini, kurang memberi pengaruh terhadap nilai

(18)

5

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

bersungguh-sungguh mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hal ini yang membuat

para siswa tidak serius dalam belajar karena nilai penentuannya tertuju pada hasil

ujian saja. Terlihat bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru lebih

mementingkan hasil daripada proses.

Selain hal tersebut di atas, pada saat melakukan wawancara kepada para siswa

mengenai pendapat mereka tentang pelajaran sejarah dan bentuk pembelajaran yang

mereka inginkan, sebagian besar para siswa merasa jenuh dengan cara belajar yang

dilakukan oleh guru, karena siswa jarang dilibatkan dalam proses pembelajaran.

Selain itu siswa menginginkan pembelajaran sejarah yang lebih menarik. Siswa dapat

terlibat langsung di dalam proses pembelajaran, atau yang dapat melibatkan

keterampilan berbahasa yang dimiliki siswa kelas bahasa ini ke dalam proses

pembelajaran sejarah. Sehingga selain siswa dapat memahami arti dari materi sejarah,

siswa pun dapat melatih keterampilan berbahasanya lebih baik lagi. Seperti yang

dijelaskan oleh Tarigan (1982:1) bahwa :

“Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.”

Berdasarkan pada penjelasan di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai keterampilan yang dimiliki siswa. Seperti yang pernah dilakukan

oleh Puryani (2009), yang melakukan penelitian tindakan kelas menggunakan

asesmen kinerja dengan memadukan keterampilan peserta didik, yaitu keterampilan

membaca. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Puryani ini, memotivasi peserta

didik untuk dapat meningkatkan minat membaca buku teks sejarah, yang pada

awalnya peserta didik tidak begitu menyukai buku teks sejarah dan lebih senang

membaca komik atau buku cerita lainnya. Setelah dilakukan penelitian menggunakan

asesmen kinerja untuk meningkatkan minat membaca buku teks sejarah.

Menghasilkan peningkatan terhadap siswa yang pada awalnya tidak begitu tertarik

(19)

membaca buku cerita lainnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti merasa

tertarik untuk dapat mengkolaborasikan keterampilan siswa dengan mata pelajaran

sejarah yang kebanyakan hafalan. Pada kesempatan kali ini peneliti akan mencoba

menumbuhkan keterampilan menulis siswa, terutama menulis cerita pendek. Peneliti

mengambil keterampilan tersebut karena berdasarkan hasil pra-penelitian yang

menunjukkan bahwa, sebagian besar siswa merasa jenuh dengan cara mengajar yang

dilakukan oleh guru, karena kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

Guru masih menggunakan cara konvensional yang mendominasi kelas dalam

pembelajaran. Sedangkan siswa hanya mendengarkan tanpa dilibatkan dalam proses

pembelajaran, sehingga siswa kurang begitu memahami materi yang disampaikan

tersebut. Selain itu keterampilan yang dimiliki siswa kelas Bahasa ini kurang

dilibatkan dalam proses pembelajaran. Padahal keterampilan berbahasa yang dimiliki

oleh siswa kelas bahasa dapat dimanfaatkan untuk pemahaman siswa terhadap materi

sejarah yang kebanyakan hapalan. Peneliti mengambil keterampilan menulis cerita

pendek, karena cerpen merupakan sebuah cerita yang ringan dan mudah dimengerti.

Selain itu kelas bahasa ini merupakan kelas yang lebih pandai membuat sebuah cerita

daripada menghapal materi. Diharapkan dengan siswa membuat cerpen sejarah ini,

siswa dapat lebih memahami arti dari peristiwa sejarah pada masa lampau dengan

gaya bahasa mereka sendiri, sehingga mudah dipahami serta membuat suasana

pembelajaran akan terlihat menarik, karena siswa yang mendominasi kelas dalam

proses pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti berharap siswa dapat lebih

menuangkan ide, gagasan dan imajinasinya terhadap suatu peristiwa sejarah dalam

sebuah cerpen. Selain itu diharapkan siswa dapat mengembangkan sikap dan perilaku

positif dalam berbahasa, dan siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat dan

pengetahuannya secara tertulis, serta dapat meningkatkan keterampilan berbahasa

siswa lebih baik lagi. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Kurikulum Tingkat Satuan

(20)

7

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

kompentensi program bahasa mengenai kemampuan menulis cerita pendek yang

bertujuan:

“untuk mengembangkan sikap dan perilaku positif dalam berbahasa, dengan mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam bentuk kalimat” (BNSP, 2006).

Salah satu cara yang akan dilakukan untuk menumbuhkan keterampilan

menulis cerpen sejarah pada siswa ini peneliti menggunakan Asesmen Kinerja.

Asesmen Kinerja adalah suatu penilaian terhadap proses perolehan, penerapan

pengetahuan dan keterampilan, melalui proses pembelajaran yang menunjukan

kemampuan peserta didik dalam proses maupun produk (Zainul, 2001:4). Dalam

penggunaan asesmen kinerja ini guru dapat melihat sejauh mana keterampilan siswa

dapat dilatih dan dibimbing. Menurut peneliti, penilaian ini yang lebih efektif

digunakan. Karena guru dapat melihat langsung performa siswa, pada saat melakukan

tugas yang diberikan dalam menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah ini.

Penilaian yang peneliti lakukan merupakan penilaian yang baru digunakan di

sekolah ini. Dengan demikian peneliti memberi informasi mengenai asesmen kinerja,

yang merupakan alternatif penilaian secara langsung pada kinerja siswa. Selain itu

juga memperkenalkan cara belajar yang menampilkan keterampilan siswa. Dalam

penelitian ini keterampilan yang akan ditumbuhkan adalah keterampilan menulis

cerpen sejarah. Dengan menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah,

diharapkan siswa dapat memahami arti dari sebuah peristiwa sejarah. Siswa dapat

lebih menyadari akan pentingnya waktu dan tempat yang merupakan proses dari masa

lampau. Dapat melatih daya kritis siswa mengenai fakta sejarah, serta dapat

menumbuhkan rasa cinta tanah air pada diri siswa. Selain itu diharapkan siswa dapat

mengembangkan sikap dan perilaku positif dalam berbahasa. Selain itu siswa mampu

mengungkapkan gagasan, pendapat dan pengetahuannya secara tertulis, serta dapat

meningkatkan keterampilan berbahasa siswa lebih baik lagi. Karena dalam membuat

(21)

sumber yang relevan untuk membuat sebuah cerpen sejarah. Sehingga siswa dapat

berperan aktif dalam proses pembelajarannya. Penelitian tindakan kelas ini, peneliti memberi judul :”Upaya Menumbuhkan Keterampilan Menulis Cerpen Sejarah Melalui Penerapan Asesmen Kinerja pada Pembelajaran Sejarah. (Penelitian

Tindakan Kelas pada pembelajaran sejarah di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung)”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini secara garis besar yaitu : “Bagaimana menerapkan

Asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa di kelas XI Bahasa 1?”

Untuk lebih memfokuskan permasalahan penelitian ini akan dijabarkan dalam

pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana merencanakan asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan

menulis cerpen sejarah pada siswa di kelas XI Bahasa 1?

2. Bagaimana menerapkan asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan

menulis cerpen sejarah pada siswa di kelas XI Bahasa 1?

3. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi pada saat melakukan asesmen kinerja

di kelas XI Bahasa 1?

4. Bagaimana pendapat siswa mengenai pembelajaran sejarah menggunakan

asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah?

1.3Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, adalah untuk

menerapkan model penilaian asesmen kinerja dalam pembelajaran sejarah sebagai

upaya menumbuhkan keterampilan siswa dalam menulis cerpen sejarah di kelas XI

BAHASA 1 MAN 2 Bandung. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah

(22)

9

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

1. Mendeskripsikan perencanaan asesmen kinerja dalam menumbuhkan

keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa di kelas XI Bahasa 1.

2. Mengkaji penerapan asesmen kinerja dalam menumbuhkan keterampilan

menulis cerpen sejarah pada siswa di kelas XI Bahasa 1.

3. Mengkaji kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan asesmen kinerja

pada siswa di kelas XI Bahasa 1.

4. Mendeskripsikan pendapat para siswa mengenai asesmen kinerja untuk

menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah dalam pembelajaran

sejarah.

1.4Manfaat/Signifikasi Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang dikemukakan di

atas, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi siswa SMA, guru

sejarah, sekolah dan terutama bagi peneliti sendiri, adapun manfaat penelitian ini

sebagai berikut:

1. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan menulis

cerpen sejarah pada siswa, sehingga siswa lebih memahami arti dari sebuah

peristiwa sejarah sebagai pedoman untuk masa yang akan datang. Selain itu

diharapkan siswa dapat mengembangkan sikap dan perilaku positif dalam

berbahasa. Siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat dan

pengetahuanya secara tertulis, serta dapat meningkatkan keterampilan

berbahasa siswa lebih baik lagi.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi alternatif bagi guru untuk

melakukan penilaian terhadap seluruh kinerja yang siswa lakukan pada saat

kegiatan belajar mengajar berlangsung.

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi

mengenai alternatif asesmen untuk meningkatkan kualitas penilaian dalam

(23)

4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah pengalaman serta wawasan

dan keterampilan dalam menentukan metode pengajaran dalam pembelajaran

sejarah selanjutnya.

1.6 Struktur Organisasi Skripsi

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini, penulis susun sebagai

berikut:

Bab I: Pendahuluan

Pada Bab ini merupakan pendahuluan yang terbagi dalam beberapa sub bab

diantaranya: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

Bab II: Kajian Pustaka

Pada bab ini merupakan landasan teoritis yang berisi mengenai Asesmen

kinerja dan keterampilan menulis cerita sejarah serta penjabaran mengenai

konsep yang berkaitan dengan tema yang diangkat.

Bab III: Metodologi Penelitian

Pada bab ini merupakan prosedur penelitian yang terbagi dalam beberapa sub

bab, diantaranya: metodologi penelitian, teknik dan alat pengumpul data,

prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan data, serta subjek

penelitian.

Bab IV: Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian

Pada bab ini peneliti memaparkan lebih dalam mengenai masalah yang

menjadi objek kajian peniliti, selain itu bab ini merupakan hasil penelitian

serta pembahasannya.

Bab V: Kesimpulan

Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan hasil pembahasan dan

(24)

11

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

(25)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Kondisi Kelas XI Bahasa 1

Adapun jumlah siswa yang ada di kelas XI Bahasa 1 adalah 35 orang siswa yang terdiri

dari dua belas orang siswa laki-laki dan dua puluh tiga orang siswa perempuan. Kondisi

ruang belajar di kelas XI Bahasa 1 cukup kondusif untuk proses pembelajaran.

Walaupun kondisi ruang kelas kurang memenuhi ukuran standar nasional, namun

penempatan meja, kursi, pencahayaan ruangan, dan whiteboard serta ventilasi kelas

cukup baik. Selain kondisi ruangan yang cukup baik, sekolah ini juga didukung oleh

suasana lingkungan sekolah yang berada di atas perbukitan, yang menghasilkan

suasana sejuk dan nyaman. Sehingga jika dilihat dari bentuk fisiknya, proses belajar

mengajar dapat berjalan dengan baik. Hal berikutnya yang ingin penulis ungkapkan

adalah alasan dipilihnya kelas XI Bahasa 1 sebagai subyek penelitian. Pertama, peneliti

merasa tertarik untuk mengetahui proses pembelajaran sejarah di kelas bahasa, yang

seluruh siswanya memiliki kemampuan bahasa yang lebih dari kelas lainnya. Selain

itu juga keingintahuan peneliti terhadap ilmu bahasa yang memiliki keterkaitan

dengan ilmu sejarah yaitu yang dikenal dengan Historiografi. Sebagaimana yang telah

kita ketahui bahwa Historiografi adalah penulisan dalam sejarah, hal tersebut yang

membuat peneliti ingin mencoba menerapkannya di kelas bahasa ini. Kedua,

rekomendasi dari guru mata pelajaran di kelas tersebut. Peneliti mendapatkan rekomendasi

dari guru mata pelajaran sejarah di kelas XI Bahasa 1 untuk memilih kelas tersebut untuk

dijadikan sebagai subyek penelitian karena jarangnya kelas Bahasa dijadikan objek penelitian

bagi para peneliti khususnya untuk skripsi, guru bersangkutan ingin mengetahui sejauh mana

kelas bahasa dapat memahami pelajaran lainnya di luar pelajaran mengenai kebahasaan.

Ketiga, para siswa kelas XI Bahasa 1 tergolong siswa yang dinamis pada saat pembelajaran

di kelas, namun sangat disayangkan guru belum memberikan motivasi dalam hal kemampuan

(26)

41

Bahasa 1 untuk dijadikan sebagai subyek penelitian dengan fokus penelitian pada

pengembangan kemampuan menulis cerpen siswa yang berlatar sejarah.

2. Profil Guru Mitra Peneliti

Guru mata pelajaran sejarah yang menjadi kolaborator dalam penelitian

tindakan kelas ini bernama Dra. IM, Lahir di Serang Banten pada tanggal 31

Desember tahun 1967. Beliau merupakan lulusan dari jurusan Pendidikan Bimbingan

Konseling (BK) di Universitas Islam Nusantara (UNINUS), pada tahun 1992.

Meskipun beliau lulusan BK, namun dalam mengajar mata pelajaran sejarah beliau

cukup baik. Hal ini dapat terlihat pada saat beliau melakukan pembelajaran dikelas,

dalam menyampaikan materi sejarah beliau cukup menguasai materi tersebut. Selain

itu cara penyampaiannya pun mudah dimengerti oleh siswa. Namun terdapat

kekurangan dari pemahaman materi yang dimiliki beliau, karena basic pendidikan

beliau BK maka pengetahuan mengenai pendidikan sejarah kurang begitu luas.

Berbeda halnya dengan guru-guru yang basic pendidikannya dari jurusan sejarah,

yang pengetahuan mengenai materi sejarahnya lebih luas. Sehingga dalam

memberikan materi hanya terfokus pada silabus yang telah disediakan, serta terfokus

pada buku paket dan LKS yang terdapat disekolah. Sebagaimana yang telah peneliti

lihat pada saat peneliti melakukan pra penelitian. Sebelum beliau mengajar di MAN 2

Bandung, beliau mengajar di SMA Negeri 1 Pandeglang Banten dari tahun

1992-1994, serta pada tahun 1993 beliau diangkat menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) di

Pandeglang Banten.

Pada tahun 1995 beliau dipindah tugaskan ke Bandung atas permintaan beliau

sendiri, hal ini dikarenakan beliau ingin mengikuti suami yang bekerja di Bandung.

Sehingga pada tahun 1995 beliau resmi pindah ke MAN 2 Bandung, dengan pertama

kali mengajar Bimbingan Konseling. Namun pada tahun 1997 beliau ditugaskan oleh

pihak sekolah, untuk mengajar mata pelajaran sejarah hingga sekarang. Beliau

tersertifikasi menjadi guru profesional pada tahun 2010 sebagai guru mata pelajaran

(27)

sejarah di kelas X dan XI untuk program IPS, IPA dan BAHASA, dengan jumlah

mengajar dalam satu minggu sebanyak 16 jam pelajaran. Setelah mendapatkan

sertifikasi guru dalam bidang sejarah, cara pembelajaran yang beliau lakukan menjadi

lebih baik lagi. Hal ini dapat terlihat saat menerangkan materi, pengetahuan beliau

lebih luas dan media pembelajaran pun mulai terlihat. Namun dalam evaluasi hasil

pembelajaran serta pengembangan peserta didik terhadap mata pelajaran sejarah,

kurang terlihat. Dalam evaluasi pembelajaran beliau cenderung menekankan pada

hasil tes, serta hasil ujian akhir saja. Tanpa melihat pada peningkatan pemahaman

siswa terhadap materi sejarah. Dengan adanya sertifikasi ini beliau dapat mendalami

materi sejarah secara lebih luas, serta lebih meningkatkan lagi cara pembelajaran

yang baik dalam kelas.

B. Desain Penelitian

Adapun model penelitian tindakan kelas yang akan penulis gunakan yaitu

mengadaptasi model siklus Ebbut, karena sesuai dengan tema dan tujuan penelitian

ini. Adapun tujuan penelitian ini, yaitu untuk menumbuhkan keterampilan menulis

cerpen sejarah sebagai peningkatan kualitas pembelajaran sejarah. Secara rinci

tahapan-tahapan yang terdapat dalam penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan

(28)
(29)

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan gagasan yang ada dalam diri peneliti. Dalam

penelitian ini, peneliti memiliki gagasan yaitu menumbuhkan keterampilan menulis

cerpen sejarah. Hal ini dihubungkan dengan pemecahan masalah mengenai proses

pembelajaran di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung. Identifikasi masalah pada

hakikatnya adalah pernyataan yang menghubungkan gagasan atau ide dengan

tindakan (Wiriaatmadja, 2008:65). Masalah yang ditemukan dilapangan menunjukan

bahwa pembelajaran sejarah yang kurang menampilkan keterampilan yang dimiliki

siswa. Sehingga proses pembelajaran dirasa siswa membosankan.

2. Memeriksa di Lapangan (Reconnaissance)

Reconnaissance merupakan pemahaman tentang situasi kelas yang ingin

diubah atau diperbaiki. Tahap ini dicermati pada waktu awal penelitian. Dalam

penelitian ini, Reconnaissance telah dilakukan pada pra-penelitian di kelas XI Bahasa

1 MAN 2 Bandung. Masalah yang menjadi fokus peneliti adalah menumbuhkan

keterampilan menulis cerpen sejarah. Reconnaissance dilakukan untuk melihat

keadaan yang terjadi di kelas pada saat pembelajaran sejarah berlangsung.

3. Perencanaan

Perencanaan merupakan serangkaian tindakan untuk mengetahui sejauh mana

siswa dapat meningkatkan keterampilan yang dimilikinya. Rencana tindakan disusun

secara reflektif, partisipatif dan kolaboratif antara peneliti dan kolaborator. Peneliti

dan kolaborator melakukan kesepakatan bersama mengenai fokus observasi yang

meliputi, alat pengumpul data berupa lembar observasi, metode observasi sampai

(30)

45

Pada tahap ini, perencanaan yang dilakukan meliputi kegiatan berikut:

a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat peneltian.

b. Melakukan pengamatan pra penelitian terhadap kelas yang akan digunakan

sebagai tempat penelitian.

c. Meminta kesediaan kolaborator untuk mengamati proses belajar mengajar

yang akan dilaksanakan di kelas penelitian.

d. Menyusun kesepakatan dengan kolaborator tentang penentuan waktu

penelitian akan dimulai.

e. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan

dilaksanakan pada saat penelitian..

f. Merencanakan sistem penilaian yang akan digunakan dalam PBM sehingga

dapat mengukur proses dan hasil belajar siswa selama PBM.

g. Menyusun instrumen yang dapat melihat tingkat keberhasilan belajar siswa

dalam menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah melalui penerapan

asesmen kinerja.

h. Merencanakan untuk melakukan diskusi dengan kolaborator berdasarkan hasil

pengamatannya berkaitan dengan penerapan asesmen kinerja untuk

menumbuhkan keterampilan menulis cerpen sejarah pada saat belajar

mengajar.

i. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap

kekurangan yang ditemukan setelah melakukan dialog dengan kolaborator.

j. Merencanakan untuk mengolah data yang diperoleh setelah penelitian selesai

dilaksanakan.

4. Asesmen Kinerja

Asesmen kinerja ini merupakan langkah berikutnya setelah perencanaan. Pada

tahap ini asemen kinerja yang akan diberikan kepada siswa, merupakan hasil

pengembangan yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Langkah-langkahnya

(31)

a. Penyusunan Instrumen Asesmen

Pada langkah ini disusun tugas, kriteria dalam lembar kerja siswa dan lembar

pengamatan kinerja siswa dalam bentuk daftar checklist.

b. Uji Data Instrumen pada siswa

Instrumen yang telah disusun diuji coba pada siswa. Hasil penngamatan

digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya revisi atau perbaikan

instrumen.

c. Revisi Instrumen Berdasarkan Uji coba langkah kedua

Instrument yang tidak memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas direvisi.

d. Pengumpulan Data

Perolehan data dengan menggunakan instrument yang telah divalidasi pada

saat melakukan kegiatan mengerjakan asesmen kinerja.

5. Tindakan (Action)

Tindakan merupakan tahap implementasi dari berbagai rencana yang telah

dirancang pada tahap sebelumnya. Pelaksanaan tindakan harus sesuai dengan

perencanaan yang telah disepakati dan dilakukan oleh peneliti dan kolaborator

terhadap siswa kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung. Pada tahap inilah proses yang

paling penting dan menentukan dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan.

Selain memerlukan perencanaan yang baik, juga diperlukan kerjasama dari semua

pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Dalam melakukan penelitian tindakan kelas

diperlukan beberapa kali tindakan, paling sedikit sebanyak tiga kali sampai

mencapai titik jenuh. Jika sudah mencapai titik jenuh maka siklus dianggap selesai.

Pada tahap ini, tindakan yang dilakukan meliputi kegiatan berikut :

a. Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran Sejarah dengan menerapkan

asesmen kinerja sesuai dengan silabus, rencana pembelajaran, dan

langkah-langkah yang telah direncanakan.

(32)

47

c. Menggunakan instrumen yang telah dibuat untuk melihat aktivitas siswa

dalam penerapan asesmen kinerja yang digunakan dalam penelitian.

d. Melakukan diskusi dengan kolaborator berdasarkan hasil pengamatannya

berkaitan dengan penerapan asesmen kinerja dalam kegiatan belajar mengajar.

e. Membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang

ditemukan setelah melakukan dialog dengan kolaborator.

f. Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian selesai

dilaksanakan.

6. Pengamatan (Observation)

Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Selain itu, dalam pengamatan dilakukan juga analisis. Peneliti akan melakukan

analisa berdasarkan pengamatan seluruh pelaksanaan tindakan. Pengamatan pada

penelitian tindakan kelas mempunyai fungsi, mendokumentasi implikasi tindakan

yang diberikan oleh peneliti kepada siswa kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung.

Oleh karena itu, pada tahap ini peneliti dan kolaborator mengumpulkan berbagai

informasi dikelas, dari mulai aktivitas siswa sampai pada aktivitas guru pada saat

pelaksanaan tindakan. Pengamatan yang baik adalah pengamatan yang fleksibel dan

terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul, baik yang diharapkan atau yang

tidak diharapkan.

Pada tahap ini, pengamatan yang dilakukan meliputi kegiatan berikut :

a. Melakukan pengamatan terhadap kelas yang akan digunakan sebagai kelas

penelitian.

b. Mengamati kesesuaian penerapan asesmen kinerja dengan pokok bahasan.

c. Mengamati kesesuaian penerapan asesmen kinerja dengan kaidah-kaidah

teoritis seperti menarik minat siswa, jelas terlihat, mencakup materi yang akan

dibahas atau relevan tidaknya dengan silabus dan rencana pelaksanaan

(33)

d. Mengamati apakah guru mampu menggunakan asesmen kinerja tersebut

dengan optimal.

e. Mengamati apakah asesmen kinerja yang digunakan dapat menumbuhkan

keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa.

7. Refleksi (Reflection)

Dalam model Ebbut, refleksi disebut juga reconnaissance untuk

mendiskusikan kekurangan dalam tindakann dan pengaruhnya. Langkah ini

merupakan bagian dari tahap diskusi dan analisi penelitian sesudah tindakan

dilakukan sehingga memberikan arah perbaikan selanjutnya.

Pada tahap ini, refleksi yang dilakukan meliputi kegiatan berikut:

a. Melakukan diskusi dengan kolaborator dan siswa setelah tindakan dilakukan.

b. Menyimpulkan hasil diskusi, apakah penelitian dapat dihentikan atau dilanjutkan

ke siklus selajutnya.

c. Mendiskusikan hasil observasi kepada dosen pembimbing.

C. Metode penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Metode ini merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research) seperti yang

diungkapkan Suryabrata (Kurniawati, 2006:29), bahwa :

“penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan

baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain. Begitu pula dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses belajar mengajar”.

Pendapat tersebut senada dengan penjelasan Hopkins (Wiriaatmadja, 2002:124)

bahwa :

“penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru atau

(34)

teori-49

teori pendidikan dalam praktek atau kenyataannya di kelas atau juga untuk mengimplementasikan atau mengevaluasi kebijakan-kebijakan sekolah.”

Kemmis (Kurniawati, 2006:29), mendefinisikan penelitian tindakan adalah

format merefleksi dan memeriksa sendiri para partisipan dalam situasi sosial serta

memperbaiki rasionalitas dan keadilan atas pendidikan praktis, pemahaman mengenai

praktek yang dilakukan dan situasi dalam melakukan praktek. Sedangkan Ebbut

(Wiriaatmadja, 2005:12), mengemukakan bahwa:

“penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan

pelaksanaan praktek kependidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.”

Secara ringkas, penelitian tindakan kelas pada umumnya sangat cocok untuk

meningkatkan kualitas yang dimiliki oleh subyek yang hendak di teliti (siswa).

Digunakannya penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperbaiki kegiatan

belajar mengajar di kelas XI Bahasa 1, dengan harapan dapat menumbuhkan

keterampilan menulis cerpen sejarah pada siswa dengan menggunakan asesmen

kinerja. Tujuan utama penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperbaiki dan

motivasi belajar siswa dengan layanan profesional guru dalam menangani proses

belajar mengajar.

D. Definisi Operasional

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendefinisikan variabel-variabel

yang digunakan untuk melakukan penelitian, hal ini dilakukan untuk mempermudah

dalam melakukan penelitian. Adapun definisi operasionalnya sebagai berikut:

1.1Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Asesmen kinerja

Proses pembelajaran untuk menumbuhkan keterampilan menulis cerpen

sejarah ini, peneliti menggunakan jenis Performance Assessment yang merupakan

(35)

pembelajaran. Performa yang dilakukan oleh siswa ini dapat dilihat dengan

memberikan tugas-tugas yang menumbuhkan keterampilan yang dimiliki siswa,

dalam hal ini keterampilan menulis cerpen sejarah.

Tugas-tugas yang diberikan ini, dikerjakan secara berkelompok atau dalam

hal ini peneliti menggunakan GroupPerformance Assessment, karena setiap siswa

memiliki cara dan pandangannya masing-masing terhadap suatu permasalahan dalam

sebuah materi, selain itu juga hal ini untuk mempermudah siswa dalam membuat

cerpen sejarah. Posisi guru adalah sebagai fasilitator untuk menjelaskan aturan

mainnya serta memberikan pengarahan. Langkah-langkah yang dilakukan pada

pembelajaran sejarah melalui asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan

menulis cerpen sejarah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan

Guru menginformasikan SK, KD, tujuan dan indikator pembelajaran

serta materi yang sesuai dengan RPP yang telah dibuat, setelah itu guru

menjelaskan mengenai asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan

menulis cerpen sejarah kepada siswa, serta menentukan rubrics (kriteria

penilaian terhadap tugas yang diberikan). Setelah itu guru membagi siswa

dalam 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang anggota. Kemudian guru

memberikan tugas para kelompok untuk membuat tema dari materi yang akan

dibahas, serta membuat kerangka berpikir untuk dibuat cerpen. Adapun

penjelasan mengenai tema dan kerangka berpikir cerpen adalah sebagai

berikut :

a. Memilih topik dan menentukan tema

Dalam hal ini, siswa sudah harus membatasi dan memfokuskan

permasalahan yang akan dibahas. Seluruh isi cerita hendaknya

membawa dan meningkatkan perhatian kepada salah satu ide pokok

yang merupakan inti tulisan.

(36)

51

Dalam hal ini, siswa dipacu untuk dapat menangkap butir-butir pokok

informasi yang relevan dari berbagai sumber mengenai materi yang

ditugaskan. Adapun tahapan membuat peta pikiran cerpen ini adalah

membuat alur cerita, tokoh dan penokohan, latar tempat (setting) dan

penyusunan cerita utuh.

Penugasan membuat tema dan kerangka berpikir cerpen sejarah ini

dilakukan didalam dan diluar jam pelajaran dan diberi waktu max 1 minggu.

Setelah itu pada pertemuan selanjutnya perwakilan kelompok

mempersentasikan hasil kerjanya.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini guru mempersilahkan siswa untuk menyiapkan hasil

kerjanya, untuk dipersentasikan didepan kelas. Hasil kerja yang ditugaskan

guru pada pertemuan sebelumnya harus sudah siap dipersentasikan. Setelah

itu masing-masing kelompok memberikan pendapat dan saran terhadap hasil

tugas yang dijelaskan oleh kelompok yang berpresentasi. Kemudian guru

menilai hasil kerja para kelompok, serta merefleksi kekurangan yang terdapat

dalam tugas yang dikerjakan para siswa. Kemudian dipersentasikan kembali

pertemuan selanjutnya. Namun, jika tugas menentukan tema dan kerangka

berpikir sudah benar, maka siswa selanjutnya membuat paragraf cerpen yang

utuh. Adapun penjelasan mengenai penyusunan paragraf adalah sebagai

berikut :

a. Menyusun paragraf

Dalam hal ini, siswa mulai membuat sebuah karangan singkat dengan

satu ide pokok. Paragraf yang dibuat siswa ini, dikembangkan dengan

urutan waktu dan kronologis.

b. Refleksikan pengalaman dan perhatikan konteks

Dalam hal ini, siswa harus dapat memahami dan mengenal baik

konteks permasalahan yang ada dalam cerpen yang dibuat. Siswa perlu

(37)

mereka tulis. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat merasakan dan

mengerti keprihatinan, permasalahan dan tantangan-tantangan yang

terdapat dalam materi sejarah. Sehingga siswa dapat menentukan

dengan tepat apa yang harus dikembangkan dalam cerpen.

c. Memanfaatkan bahasa.

Dalam hal ini, siswa dapat menguraikan ide dalam sebuah paragraf

dengan konkret dan spesifik. Berdasarkan pada EYD (ejaan yang

disempurnakan), sehingga isi cerita berisi ilustrasi yang memukau

Sedangkan untuk penyelesaian tugas cerpen ini, dikerjakan di luar jam

pelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat mengerjakannya dengan

baik. Selain itu, waktu yang diberikan guru kepada siswa untuk

menyelesaikannya adalah satu minggu. Sehingga pada pertemuan berikutnya

cerpen pun sudah siap untuk dipersentasikan atau didiskusikan di dalam kelas.

Cerpen yang sudah dipersentasikan atau didiskusikan, selanjutnya

dikumpulkan kepada guru untuk dinilai.

Dalam mengerjakan tugas ini, hendaknya siswa memperhatikan

ketentuan-ketentuan di bawah ini :

1. Mengerjakan tugas ini secara kelompok.

2. Menggunakan berbagai sumber informasi baik dari buku teks sejarah,

Koran, majalah atau sumber lainnya yang relevan.

3. Dikerjakan dengan diketik dan diprint out.

4. Cerpen yang dibuat sebanyak 2 halaman.

5. Mengerjakan tugas ini selama 1 minggu

6. Setiap kelompok harus mempersiapkan diri untuk mempresentasikan di

depan kelas.

c. Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian yang dibuat oleh guru, disesuaikan dengan kinerja

(38)

53

menentukan salah satu tugas cerpen sejarah siswa yang dirasa sangat menarik.

Selanjutnya guru mempersilahkan kelompok yang ditunjuk untuk

mepersentasikannya di depan kelas. Setelah itu dilakukan sesi tanya jawab,

serta penilaian terhadap kelompok yang presentasi. Berikut ini adalah contoh

pedoman observasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan fokus terhadap

(39)

NO. ASPEK YANG DINILAI

NAMA KELOMPOK

KKU KTA KSR KSI KPA KMA

B C K B C K B C K B C K B C K B C K 1. Sesi Pengerjaan Tugas Membuat Judul Cerpen

a. Pengerjaan tugas dilakukan dalam suasana yang tertib.

b. Adanya pembagian kerja yang jelas. c. Setiap anggota kelompok

memberikan kontribusi dengan saling sharing hal-hal penting terkait judul cerpen.

d. Menerima pendapat teman sekelompok.

e. Menyelesaikan tugas tepat waktu. 2. Sesi Presentasi

a. Kemampuan menyampaikan hasil diskusi.

b. Kemampuan menggunakan bahasa yang baik dan sopan.

c. Kelancaran berbicara. 3. Sesi Tanya Jawab

a. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan terkait isi judul cerpen. b. Inisiatif siswa dalam mengemukakan

pendapat

c. Kelancaran berbicara.

d. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

(40)

60

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu Keterangan :

KKU = Kerajaan Kutai B = Baik (skor 3) KTA = Kerajaan Tarumanegara C = Cukup (skor 2) KSR = Kerajaan Sriwijaya K = Kurang (skor 1) KSI = Kerajaan Singosari

KPA = Kerajaan Padjajaran KMA = Kerajaan Majapahit

NILAI SKOR

Baik 25 - 36

Cukup 13 - 24 Kurang 1- 12

1.2 Keterampilan Menulis Cerita Pendek Sejarah

Menulis cerita pendek sejarah merupakan kegiatan menuangkan gagasan dan

ide dalam sebuah karangan secara tertulis mengenai peristiwa sejarah untuk dapat

dipahami oleh khalayak ramai, serta lebih dapat memahami arti dari sebuah peristiwa

sejarah tersebut.

Keterampilan menulis cerpen dalam pembelajaran sejarah di kelas XI Bahasa

1 ini dengan didasarkan pada pemaparan sebelumnya, adapun tahapan-tahapan

membuat cerpen yakni:

1. Menentukan Judul Cerpen

Dalam hal ini, siswa sudah harus membatasi dan memfokuskan permasalahan

yang akan dibahas. Seluruh isi cerita hendaknya membawa dan meningkatkan

perhatian kepada salah satu ide pokok yang merupakan inti tulisan.

2. Alur Cerita

Alur cerita atau plot adalah kejadian atau peristiwa yang berlangsung dalam

sebuah cerita dari awal hingga akhir. Alur cerita harus dibuat sedemikian rupa

agar pembaca tidak bosan. Alangkah baiknya jika alur cerita itu dibuat

(41)

3. Tokoh dan Penokohan

Menentukan tokoh dalam tulisan sangat penting karena tokoh yang akan

melahirkan cerita. Rangkaian hubungan antara tokoh-tokoh itulah yang

melahirkan suatu cerita atau peristiwa. Tokoh pula yang akan menghidupkan

cerita atau tulisan. Penokohan juga merupakan hal penting dalam sebuah

cerita. Penokohan merupakan karakter tokoh di dalam cerita. Semakin unik

karakter tokoh biasanya semakin membuat penasaran pembacanya.

4. Setting

Secara ringkas yang dimaksud setting adalah waktu dan tempat kejadian.

Setting dalam sebuah tulisan harus mampu mengangkat, menggambarkan, dan

menghidupkan suasana. Jadi, ada bagian lain yang juga termasuk bagian dari

kelengkapan setting yaitu suasana.

5. Penggunaan Bahasa

Para siswa diharuskan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,

menggunakan kosakata-kosakata yang telah dibakukan sesuai dengan Ejaan

Yang Disempurnakan (EYD), kata-kata yang digunakan tergolong sopan.

6. Waktu Pengumpulan Tugas

Tugas resensi dikumpulkan sesuai dengan waktu yang telah disepakati oleh

guru dan siswa.

7. Keunggulan Tugas

Keunggulan penulisan resensi dilihat dari jumlah halaman resensi yang

melebihi dua halaman dengan disertai dengan mencantumkan sumber literatur

yang lebih dari tiga sumber.

8. Kesesuaian Tugas

Sebuah tulisan dikatakan sesuai jika telah memenuhi persyaratan sebagai

resensi. Aspek ini merupakan kesimpulan penilaian guru terkait tugas resensi

(42)

62

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2. Contoh Rubrics Cerpen Sejarah.

Keterangan :

KKU = Kerajaan Kutai

KTA = Kerajaan Tarumanegara KSR = Kerajaan Sriwijaya KSI = Kerajaan Singosari KPA = Kerajaan Padjajaran KMA = Kerajaan Majapahit

A = Siswa dapat mengerjakan tugas judul cerpen dengan “sangat baik”

B = Siswa dapat mengerjakan tugas judul cerpen dengan “baik”

C = Siswa dapat mengerjakan tugas judul cerpen dengan “cukup baik” No

. Aspek Penilaian Cerpen SB B CB K

1. Kesesuaian judul dengan cerita dan materi. 2. Penggunaan alur sesuai dengan tema materi. 3. Penggambaran tokoh dan penokohan sesuai

dengan materi.

4. Pendeskripsian latar sesuai dengan materi. 5. Penyusunan cerita secara kronologis 6. Penggunaan Bahasa

7. Waktu pengumpulan tugas 8. Keunggulan tugas

9. Kesesuaian tugas

10. Cara penyusunan cerpen

(43)

D = Siswa dapat mengerjakan tugas judul cerpen dengan “kurang baik”

Setelah terlihat hasil pengolahan tugas cerpen yang dikerjakan oleh siswa

menunjukkan tingkat keberhasilan terkait tumbuhnya keterampilan menulis siswa

dalam pembelajaran sejarah di kelas XI Bahasa 1, diharapkan berpengaruh juga

terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas XI Bahasa 1 dalam bentuk angka

keberhasilan.

E. Instrumen Penelitian

Data penelitian yang dibutuhkan adalah keterampilan menulis cerpen sejarah

sebelum dan sesudah tindakan dilakukan. Oleh karena itu dalam mengumpulkan

semua data yang ada di lapangan diperlukan beberapa perangkat penelitian. Adapun

perangkat-perangkat yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data

diantaranya yaitu:

1. Lembar tugas, yang berisi uraian tugas yang menuntut siswa untuk

melakukan aktivitas menulis cerpen sejarah yang sesuai dengan materi

kelas XI Bahasa 1. Pemilihan topik disesuaikan dengan cakupan sebagian

besar kinerja yang dapat dikuasai siswa pada aspek kognitif setelah

melakukan aktivitas menulis cerpen sejarah.

2. Lembar panduan observasi merupakan perangkat yang digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai aktivitas guru dan siswa baik pada sebelum

dan sesudah dilakukannya tindakan penelitian. Observasi dicatat segera

setelah melaksanakan pembelajaran dikelas. Observasi ini dalam observasi

terbuka yang mencatat semua kejadian yang terjadi di dalam kelas selama

pembelajaran berlangsung.

3. Pedoman wawancara adalah perangkat pertanyaan yang diajukan oleh

peneliti untuk mendapatkan jawaban dari siswa dan guru dengan cara

melakukan tanya jawab berkenaan dengan penelitian yang dilakukan

(44)

64

Puji Nursari, 2013

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SEJARAH MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Bahasa 1 MAN 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

berkenaan dengan rencana pelaksanaan tindakan, pandangan dan pendapat

guru dan siswa untuk mengetahui lebih mendalam terhadap asesmen

kinerja dalam pembelajaran sejarah, baik sebelum maupun sesudah

dilakukan tindakan.

4. Catatan lapangan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang

melakukan pengamatan atau observasi. Catatan lapangan ini digunakan

untuk melihat berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas,

pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa

dengan siswa.

5. Jurnal Kesan Siswa

Menurut Tamam (2007: 42) “Jurnal kesan adalah catatan harian yang diisi oleh

siswa pada akhir pembelajaran, yang berisi tentang kesan siswa setelah

pembelajaran”. Hal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kesan

siswa terhadap pembelajaran dalam upaya perbaikan pada pembelajaran

berikutnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini didapat dengan menggunakan

beberapa metode untuk memperoleh data penelitian. Adapun metode-metode yang

digunakan penulis dalam mengumpulkan data diantaranya yaitu:

1. Aktivitas atau kinerja siswa

Dalam mengumpulkan data terhadap skor kinerja siswa saat pembelajaran

sejarah di kelas berlangsung, berpedoman pada lembar observasi dan rubrik

penilaian kinerja. Di dalamnya terdapat cek dan skala penilaian. criteria

pemberian skor kinerja pada siswa adalah sebagai berikut:

a. Siswa mendapat skor 4, apabila melakukan tugas (task) yang ada pada

lembar observasi dengan cara yang baik dan benar tanpa melakukan

kesalahan.

Gambar

Tabel
Gambar  3.1.  Diagram Alur PTK Model Kemmis dan Taggart ..........................................
Tabel 3.1. Pedoman Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dengan Fokus Terhadap Aktivitas Siswa
Tabel 3.2. Contoh Rubrics Cerpen Sejarah.

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Model Pembelajaran Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar..

Kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Malang dan Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Tangerang yang wilayah kerjanya menjadi lokasi uji coba pelaksanaan pendaftaran tanah

Mangkunegara, Anwar Prabu, (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan , Cetakan Kedua, Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.. Mathis dan Jackson, (2002), Manajemen

(1) Dalam hal langkah-langkah penertiban dan pendayagunaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, 16, 17, 18 dan Pasal 19, Pemegang Hak Atas Tanah atau pihak yang telah

Dari hasil analisis data terlihat bahwa petugas pengecekan karcis di Stasiun Lempuyangan memiliki kualitas pelayanan yang tergolong baik pada tahap I dan cukup baik pada tahap

diinisiakan jika kuat sinyal yang diterima pada base station (BS) yang akan dituju.. lebih kuat berdasarkan nilai histeresisnya daripada kuat sinyal dari BS yang

Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi Pemasaran Produk Tabungan Pada BMI Cabang Pembantu Magelang.. Sekolah Tinggi Agama Islam

Interaksi model penalaran deduktif yang dipergunakan oleh penstudi hukum teoretis, dengan berbagai model penalaran lain yang dikenal dalam teori hukum dan filsafat hukum