• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERORIENTASI KECERDASAN SPIRITUAL : Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERORIENTASI KECERDASAN SPIRITUAL : Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011."

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………i

ABSTRAK………ii

KATA PENGANTAR………..iv

UCAPAN TERIMA KASIH……….v

DAFTAR ISI……….ix

DAFTAR LAMPIRAN………xv

DAFTAR TABEL ………...xvi

DAFTAR GAMBAR………..xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian……….…1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian……….10

1.3 Tujuan penelitian………10

1.4 Manfaat Penelitian………..11

1.5 Definisi Operasio………12

1.6 Kerangka Berpikir………...19

BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Pembelajaran Keterampilan Menulis………..23

2.1.1 Pendekatan Proses dalam Pembelajaran Menulis…………...23

2.1.2 Perbandingan Pendekatan Menulis yang berorientasi pada Produk dan Proses ………..27

2.2 Keterampilan Menulis Karangan Narasi……….30

(2)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.2.2 Unsur-unsur Narasi……….32

2.2.3 Pengembangan Karangan Narasi……….47

2.2.3.1 Penyusunan Detail-detail dalam Urutan Sequence)……….48

2.2.3.2 Penggunaan Deskripsi Eksposisi dan Dialog………...49

2.2.4 Mengevaluasi Karangan Narasi………51

2.2.5 Peran Guru dalam Pembelajaran Menulis……...56

2.2.6 Prinsip-prinsip untuk Merancang Pembelajaran Menulis…58 2.2.6.1 Proses dan Produk yang Seimbang………..58

2.2.6.2 Menghubungkan, Membaca dan Menulis………58

2.2.6.3 Memberikan Sebanyak Mungkin Tulisan Asli………59

2.3 Metode Kooperatif dalam Pembelajaran Menulis…………59

2.3.1 Teori yang Mendasari pembelajaran Kooperatif…………..62

2.3.2 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif……….67

2.3.3 Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif……….73

2.3.4 Prosedur Pembelajaran Kooperatif……...75

2.4 Teori Kecerdasan dan Pembelajaran Menulis………..76

2.4.1 Teori Kecerdasan Manusia………...76

2.4.2 Implementasi Teori Kecerdasan dalam Pembelajaran Menulis di SMA ………...79

2.4.3 Pembelajaran Menulis Berorientasi Kecerdasan Spiritual...83

2.4.3.1 Pengertian Kecerdasan Spiritual ……….84

(3)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.4.3.3 Dasar-dasar Falsafah Pendidikan Berorientasi Kecerdasan

Spiritual……….96

2.4.3.4 Implementasi Kecerdasan Spiritual dalam Pembelajaran Menulis……….98

2.4.4 Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual (PKBKS) ………104

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1 Desain Penelitia……….117

3.2 Prosedur Penelitian………120

3.2.1 Tahap Pra Penelitian………..121

3.2.2 Tahap Penyusunan Rancangan M………..125

3.2.3 Tahap Uji Coba Rancangan Model………127

3.2.4 Tahap Perbaikan Rancangan model………...134

3.2.5 Tahap Penelitian Eksperimen Kuasi………..135

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian………136

3.4 Subjek Penelitian………...137

3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data………139

3.6 Analisis Data……….144

3.7 Validasi Instrumen Penelitia………..146

3.8 Paradigma Penelitian………..147

(4)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.1.1 Pembelajaran Menulis yang dilakukan Guru ………149

4.1.1.1 Perencanaan Pembelajaran Menulis ………...150

4.1.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Menulis ………...150

4.1.1.3 Evaluasi dan Tidak Lanjut Pembelajaran Menulis ………..151

4.1.2 Motivasi Menulis Siswa………...152

4.2 Pengembangan Model Pembelajaran Menulis Berorientasi Kecerdasan Spiritual ………..153

4.2.1 Rancangan Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritua………154

4.2.2 Langkah-langkah Pengembangan Model………...157

4.2.2.1 Tahap Pengembangan Perencanaan Pembelajaran ………158

4.2.2.2 Tahap Pelaksanaan Pembelajaran………...161

4.2.2.3 Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut………162

4.2.3 Model Awal Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual………..163

4.2.3.1 Tujuan pembelajaran………..163

4.2.3.2 Deskripsi Materi……….164

4.2.3.3 Prinsip, Latar, dan Prosedur Pembelajaran……….165

4.2.3.4 Metode Pembelajaran……….169

4.2.3.5 Evaluasi ……….169

4.3 Analisis Hasil Uji Coba……….170

(5)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.3.1.1 Kemampuan Menulis Karangan Narasi Kelas Kontrol…..173

4.3.1.2 Kemampuan Menulis Karangan Narasi Kelas Eksperimen………..182

4.3.1.3 Perbandingan Kemampuan Menulis Karangan Narasi pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol………..262

4.3.2 Analisis Hasil Angket Motivasi Menulis………...262

4.3.3 Analisis Hasil Wawancara………277

4.3.4 Analisis Proses Pembelajaran………281

4.4 Perbaikan Rancangan Model Pembelajaran………288

4.5 Deskripsi dan Analisis Implementasi Model……….296

4.5.1 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran Menulis ………..299

4.5.2 Materi Pembelajaran Menulis ………...300

4.5.3 Prosedur Pembelajaran Menulis ………...300

4.5.4 Motivasi Menulis ………..303

4.5.5 Kesadaran Spiritual ………...306

4.6 Implementasi Model dan Pencapaian Hasilnya……….311

BAB V TEMUAN HASIL PENELITIAN 5.1 Dinamika Proses Pembelajaran……...………...319

5.2 Kontribusi Model terhadap Peningkatan Kemampuan Menulis………..322

(6)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5.4 Efektivitas Model PKBKS……….333

5.4.1 Efektivitas Model terhadap Motivasi Menulis Siswa…………333

5.4.2 Efektivitas Model bagi Penerapan KTSP………..335

5.4.3 Efektivitas Model bagi Pembinaan Karakter Siswa…………..340

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan ………...348

6.2 Saran…...351

DAFTAR PUSTAKA………..350

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……….355

(7)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 355

Lampiran 2 : Angket Penelitian Awal (Pendahuluan) 367

Lampiran 3 : Pedoman Wawancara Proses Pembelajaran

Menulis...369

Lampiran 4 : Pedoman Wawancara Penilaian Guru dan Siswa terhadap

Model... 370

Lampiran 5 : Pedoman Observasi Proses Pembelajaran Menulis...371

Lampiran 6 : Pedoman Observasi Penerapan Prinsip-prinsip

Spiritual...373

Lampiran 7 : Angket Motivasi Siswa dalam

Menulis...374

Lampiran 8 : Daftar Nilai Menulis Kelas

Eksperimen...376

Lampiran 9 : Karangan

(8)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Lampiran 10 : Model

Karangan...405

Lampiran 11 : Gambar Kegiatan Belajar Siswa... 421

DAFTAR TABEL

(9)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.4 Prosentase peningkatan kemampuan Menulis Kelompok

Kontrol ………..181

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Kelompok Eksperimen Tahap 1………….259

Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Kelompok Eksperimen Tahap 2………….259

Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Kelompok Eksperimen Tahap 3………….260

Tabel 4.8 Prosentasi Peningkatan Kemampuan Menulis Kelompok Eksperimen Tiap Tahap……….260

Tabel 4.9 Siswa Senang Menulis………...262

Tabel 4.10 Menyediakan Waktu Khusus menulis………263

Tabel 4.11 Siswa akan selalu Membaca Buku………264

Tabel 4.12 Siswa Selalu Berlatih Menulis………...264

Tabel 4.13 Kesadaran Siswa untuk selalu Membawa Buku………265

Tabel 4.14 Kesadaran Bahwa menulis itu Penting………..266

Tabel 4.15 Semangat Siswa dalam Menulis dan Aktivitas Bermakna …...266

Tabel 4.16 Menulis sebagai Bagian dari Pengabdian………..267

Tabel 4.17 Kesadaran Siswa bahwa segala sesuatu Memiliki Keterkaitan termasuk Menulis………...268

Tabel 4.18 Menulis pengalaman sebagai Wujud Kasih Sayang terhadap Sesama...268

Tabel 4.19 Penulis sebagai Ekspresi Orisinal Penulisnya………269

Tabel 4.20 Menulis sebagai Bentuk Tanggung Jawab atas Anugerah Allah………..270

Tabel 4.21 Mengatasi Kemalasan Menulis………..270

(10)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.23 Keinginan Siswa menjadi Penulis Terkenal………...272

Tabel 4.24 Kesiapan Siswa Mengatasi Hambatan Menulis……….272

Tabel 4.25 Keinginan Siswa Mengikuti Lomba Menulis………273

Tabel 4.26 Keinginan Siswa Mengikuti Kegiatan Ilmiah………....274

Tabel 4.27 Keinginan Siswa Menulis di Mading………...274

Tabel 4.28 Menulis sebagai Sarana Mengabadikan Hidup………..275

Tabel 4.29 Tahap-tahap Pembelajaran Pertemuan 1………290

Tabel 4.30 Tahap-tahap Pembelajaran pertemuan 2………291

Tabel 4.31 Tahap-tahap Pembelajaran pertemuan 2………292

Tabel 4.32 Prosedur Pembelajaran Pertemuan 1 ……….300

Tabel 4.33 Prosedur Pembelajaran Pertemuan 2………..301

Tabel 4.34 Prosedur Pembelajaran Pertemuan 3………..302

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Bagan Kerangka Berpikir...22

Gambar 3.1 Desain Uji Coba Model...119

Gambar 3.2 Bagan Paradigma Penelitan...148

(11)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Kemampuan Menulis Tiap Tahap...261

Gambar 4.3 Kegiatan Siswa saat Diskusi Kelompok...282

(12)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kemampuan menulis sangat penting dalam dunia pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Kegiatan menulis merupakan sarana untuk

menemukan sesuatu. Kita perlu merangsang otak, mendorong siswa untuk banyak

membaca, melatih berpikir kreatif dan sistematis, serta objektif dalam

memecahkan masalah. Oleh karena itu, kegiatan menulis perlu ditanamkan

dengan baik dan terencana kepada siswa.

Kemampuan membaca dan menulis bukan sekedar lancar membaca dan

bisa menulis apa yang diperoleh dari gurunya. Melalui pembelajaran membaca

diharapkan siswa mampu membaca berbagai aktivitas yang dilakukan sesuai

dengan keadaan masing-masing. Demikian juga dengan menulis. Melalui

pembelajaran menulis, siswa mampu mengembangkan apa yang diperolehnya

melalui pikiran yang teratur, sistematis dan terarah atau mampu mengeluarkan

pendapat dan pikiran lewat tulisan.

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Kurikulum 2006

meliputi empat keterampilan, yaitu membaca, menyimak, berbicara, dan menulis.

Keempat aspek itu, pola pembelajarannya harus secara terpadu. Artinya, ketika

guru menyajikan materi sastra, penerapannya kepada siswa harus melalui empat

aspek itu. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu merupakan satu kesatuan

(13)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menulis tanpa membaca atau terampil berbicara tanpa membaca dan menyimak.

Dengan demikian, keterampilan berbahasa yang satu menunjang keterampilan

berbahasa lainnya. Pola pembelajaran bahasa yang sifatnya teoretis harus diubah

menjadi keterampilan berbahasa.

Tuntutan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di tingkat dasar

maupun menengah adalah siswa memiliki kemampuan dan keterampilan

menggunakan bahasa Indonesia untuk berbagai keperluan. Dalam praktiknya, ada

hal yang kurang diperhatikan oleh guru, yaitu pembelajaran menulis yang

bermakna dan menyenangkan. (Hasnum, 2005:45)

Hal ini selaras dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran yang efektif agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan undang-undang tersebut, semestinya

pendidikan kita memperhatikan kekuatan spiritual keagamaan agar pembelajaran

menjadi bermakna dan mampu membina kepribadian siswa.

Hal yang perlu kita rumuskan adalah bagaimana mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran yang efektif agar peserta didik secara aktif

(14)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Demikian juga halnya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), pembelajaran hendaknya dilaksanakan berdasarkan prinsip bahwa

potensi, perkembangan, dan kondisi peserta didik diarahkan untuk

menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik

harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh

kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan

menyenangkan.

Dalam GBPP Bahasa dan Sastra Indonesia, materi pembelajaran menulis

di SMA mulai kelas X sampai kelas XII lebih kurang berjumlah 42 materi.

Mencermati materi menulis yang ada dalam GBPP SMA dan pola pembelajaran

guru, ada hal-hal yang perlu diperbaiki. Dalam proses pembelajaran Bahasa

Indonesia, guru hanya memenuhi tuntutan kurikulum, belum menyentuh isi

kurikulum secara hakiki. (Hasnum, 2005). Artinya, guru bukan sekedar

memperkenalkan materi menulis, tetapi bagaimana materi menulis dapat

dipahami, dihayati, diterapkan, dan dipraktikkan dengan bermakna dan

menyenangkan sehingga potensi peserta didik dapat berkembang maksimal.

Menulis bagi seseorang bukanlah hasil warisan. Kemampuan menulis diperoleh

melalui proses belajar, latihan, usaha, dan kerja keras seseorang. Untuk itu,

(15)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari hasil studi pendahuluan, menunjukkan bahwa siswa masih

mengeluhkan kegiatan menulis membosankan dan tidak menyenangkan. Mereka

mengatakan bahwa menulis itu sulit. Mereka merasa kesulitan dalam menemukan

ide tulisan. Kalaupun ide sudah ada, bagaimana mulai menuliskannya, kalimat apa

dulu yang harus ditulis, dan menyusun kalimatnya seperti apa. Itulah

keluhan-keluhan yang banyak disampaikan siswa ketika mereka mau menulis.

Minimnya jumlah penulis muda menunjukkan bahwa setelah tamat SMA,

siswa belum banyak yang mau dan mampu menulis sesuai ukuran mereka. Ini

adalah sebuah indikasi bahwa pembelajaran menulis belum menyentuh kebutuhan

pendidikan dan kebutuhan siswa itu sendiri. (Hasnum, 2005)

Menurut Alwasilah (2007), pembelajaran menulis selama ini dipersulit

oleh pembelajar atau gurunya sendiri. Menurut beliau, belajar menulis harus

santai. Siswa tidak boleh merasa takut, capai, stress, apalagi frustrasi. Menulis

sebaiknya dimulai dengan menyapa “afektif” untuk kemudian ke “psikomotorik”,

baru lalu menyapa “kognitif”. Kesalahan pendidikan selama ini adalah

keberpihakan sistem kepada “kognitif”, sehingga sedikit sekali pembelajar yang

gemar menulis.

Menghadapi kenyataan tersebut, kita tidak cukup hanya memaparkan

kelemahan, mengeluhkan kekurangan, tetapi bagaimana mencari penyelesaian

masalah tersebut. Bagaimana agar para pembelajar kita gemar menulis?

Pembelajaran menulis yang bagaimanakah yang mampu membangkitkan

(16)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menulis yang bermakna yang mampu menggugah semangat dan motivasi siswa

untuk menulis. Spirit siswa perlu dibangkitkan.

Penelitian-penelitian tentang menulis yang ada selama ini baru berkisar

pada pengembangan model, penerapan teknik tertentu dalam menulis,

aspek-aspek menulis, analsis kesalahan berbahasa siswa dalam menulis, atau

pendeskripsian kemampuan menulis siswa. Siddik (2005) misalnya,

mengembangkan Model Pembelajaran Menulis Deskripsi untuk Siswa Kelas IV

SD, Fuad (1990) meneliti Aspek Logika dan Aspek Linguistik dalam Keterampilan

Menulis, Sapani (1986) meneliti Analisis Kesalahan Bahasa dalam Karangan

Siswa Kelas II SMA, Suriamihardja (1987) meneliti Kemampuan dan

Keterampilan Menulis Mahasiswa IKIP Bandung. Penelitian menulis yang

berupaya menumbuhkan motivasi menulis dari dalam diri pembelajar belum

pernah dilakukan. Penelitian ini berupaya untuk dapat menghasilkan sebuah

produk model pengembangan menulis yang mengelola kecerdasan spiritual dalam

pembelajaran menulis. Melalui model ini diharapkan motivasi menulis dari dalam

diri siswa dapat berkembang maksimal.

Kecerdasan spiritual merupakan potensi kemanusiaan yang tertinggi.

Menurut Capra (1998), umat manusia sedang memasuki masa transisi global besar

yang menuntut pemberdayaan potensi kemanusiaan yang lebih besar lagi. Tanpa

pemberdayaan potensi kemanusiaan secara maksimal dikhawatirkan akan terjadi

krisis global yang serius. Capra (1998 dalam Tafsir, 2006) secara rinci

(17)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang segi-seginya menyentuh setiap aspek kehidupan, kesehatan, mata

pencaharian, kualitas lingkungan hidup, hubungan sosial ekonomi, dan politik.

Krisis ini merupakan krisis dalam dimensi-dimensi intelektual, moral, dan

spiritual. Suatu krisis yang belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia.

Bahaya yang mengancam kehidupan ras manusia dan ketidakmampuan kaum

intelektual mencari jalan keluar mengatasinya. Untuk itu, diperlukan nilai-nilai

yang mampu memberdayakan potensi kacakapan hidup manusia yang

setinggi-tingginya.

Menurut Tafsir (2006), pendidikan harus selaras dengan hakikat manusia.

Hakikat manusia menurut Alquran sebagaimana penjelasan As-Shaibani dan

Quthb dalam Tafsir (2006:18) bahwa manusia itu memiliki tiga potensi yang

sangat esensial yaitu jasmani, akal, dan ruhani. Ruhani adalah bagian yang inti

yang mewarnai kualitas akal dan jasmaninya. Jika ruhani manusia baik, tidak

tercemar, maka akal dan jasmani manusia itu pun akan baik. Di sinilah unsur

spiritual itu menjadi sangat penting.

Sementara itu, jarang sekali guru atau dosen menjadikan unsur spiritual

yang salah satu aspeknya adalah kecakapan personal siswa seperti tanggung

jawab, kerjasama dengan teman, kepedulian terhadap lingkungan, integritas,

kejujuran, komitmen, visi, kreativitas, ketahanan mental, kebijaksanaan, keadilan,

dan penguasaan diri dijadikan sebagai bagian dari prestasi siswa. Padahal konsep

kecerdasan otak (intelegensi), seperti NEM (Nilai Ebtanas Murni) dan IPK

(18)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil penelitian mutakhir menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dan spiritual

jauh lebih berperan bagi keberhasilan seseorang. Pendidikan yang mengabaikan

aspek-aspek mental dan spiritual peserta didik, maka hanya akan melahirkan

generasi muda yang bermental rendah. Inilah salah satu penyebab mengapa

Indonesia subur dengan KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) yang membawa

bangsa ini pada krisis moral, politik, dan ekonomi yang dahsyat pada akhir abad

ke -20 dan awal abad ke-21 ini. (Agustian, 2001: xli)

Kondisi demikian menuntut penanaman nilai-nilai spiritual melalui

pendidikan dan pembelajaran. Dengan penanaman nilai-nilai spiritual, potensi

kemanusiaan yang tertinggi dapat diberdayakan. Mereka akan hidup sebagai

layaknya manusia, aktif, kreatif, sadar lingkungan, sadar situasi, sadar akan diri

sendiri, sadar nilai dan tujuan yang berkulminasi dalam tindakannya yang

bertanggung jawab. Sebagai manusia ia sadar akan dimensi

pertanggungjawabannya yang sekaligus menyiratkan dimensi komunikasinya,

baik yang horizontal, yang vertikal, maupun yang mendalam.

Dengan kecerdasan spiritual, menjadikan kita sadar bahwa kita memiliki

masalah eksistensial dan membuat kita mampu mengatasinya, atau

setidak-tidaknya mampu berdamai dengan masalah tersebut. Kecerdasan spiritual atau

Spiritual Quostion (SQ) juga memberi kita suatu rasa yang dalam menyangkut

perjuangan hidup. SQ membantu kita menjalani hidup pada tingkatan makna yang

(19)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Agar potensi spiritual siswa dapat diberdayakan, diperlukan suatu proses

pembelajaran yang mampu membuka kesadaran spiritualitas siswa. Pembelajaran

bahasa yang bermuatan nilai-nilai spiritual diharapkan mampu membuka

kesadaran siswa akan pentingnya nilai-nilai tersebut dalam kehidupan ini.

Pengembangan konsep pribadi atau konsep diri dan perasaan-perasaan

mengenai harga diri dapat ditumbuhkan melalui proses pembelajaran yang

berkelanjutan. Pembelajar dapat menemukan berbagai kemampuan yang mereka

miliki, mereka juga menyadari bahwa memperoleh beberapa keterampilan

memerlukan waktu lama. Beberapa buku yang baik dan menarik hati pembelajar

justru didasarkan pada tema-tema penanggulangan masalah dan pengembangan

kematangan yang utuh.

Tema-tema penanggulangan masalah dan pengembangan kematangan

pribadi dapat dikomunikasikan dalam kegiatan menulis. Agar siswa mampu

menyampaikan gagasan tersebut kepada pembaca secara tepat dituntut berbagai

kemampuan diri peserta didik setelah diberikan pengetahuan, baik di dalam

maupun di luar kelas. Kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan adalah

kemampuan menguasai diri untuk berkomitmen terhadap kegiatan menulis, tekun,

sungguh-sungguh, tidak mudah berputus asa, mampu bekerja sama, dan terus

meningkatkan kualitas diri dalam menulis.

Untuk mencapai kompetensi tersebut, diperlukan pembelajaran yang

bermakna. Guru sebagai pelaksana pendidikan dan pengajaran di sekolah, harus

(20)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu,

pemilihan materi ajar yang akan dilaksanakan di kelas harus berada pada konteks

peserta didik dengan memperhatikan aspek emosional dan spiritual siswa.

Model pembelajaran kooperatif berorientasi kecerdasan spiritual

merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada pemberdayaan siswa

dalam berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok yang dilandasi dengan

nilai-nilai spiritual yang juga menyangkut aspek internal dan eksternal siswa.

Aspek internal berhubungan dengan emosi, motivasi, tata nilai dan ketahanan diri

siswa, sedangkan aspek eksternal berhubungan dengan lingkungan sosial, budaya,

dan geografis tempat peserta didik berada. Guru dapat menghadirkan suasana

nyata ke dalam kelas. Guru juga dapat mendorong peserta didik untuk membuat

hubungan antara pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian diharapkan pembelajaran menulis akan lebih bermakna,

menyenangkan, dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Dengan model pembelajaran kooperatif berorientasi kecerdasan spiritual,

siswa memiliki tiga tanggung jawab, yaitu tanggung jawab terhadap dirinya

sendiri, tanggung jawab membantu sesama anggota kelompok, dan tanggung

jawab terhadap Tuhan. Siswa belajar bersama dalam satu kelompok dan mereka

harus menunjukkan kemampuan diri dan kelompoknya.

Melalui pembelajaran kooperatif berorientasi kecerdasan spiritual,

kecenderungan sikap individualistis, sikap tertutup terhadap teman, kurang

(21)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tertentu, ingin menang sendiri, dan sebagainya dapat terkikis. Sikap demikian jika

dibiarkan akan membentuk warga negara yang egois, inklusif, introvert, kurang

bergaul dengan masyarakat, acuh tak acuh dengan tetangga dan lingkungan,

kurang menghargai orang lain, serta tidak mau menerima kelebihan dan

kelemahan orang lain. Gejala seperti ini sudah terlihat pada masyarakat kita.

Dengan demikian, melalui model pembelajaran Kooperatif berorientasi

kecerdasan spiritual diharapkan akan lahir generasi yang kreatif, inovatif,

kooperatif, dan religius sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan pengembangan

model pembelajaran menulis yang bermakna dan mampu menumbuhkan motivasi,

kreativitas, dan kerjasama yang baik sehingga setiap pembelajar mampu

menghasilkan karya tulis terbaik. Model ini perlu diujicobakan keefektifannya

melalui sebuah penelitian. Ada pun judul penelitian ini adalah “Peningkatan

Kemampuan Menulis Karangan Narasi melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Berorientasi Kecerdasan Spiritual”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, fokus penelitian adalah

peningkatan kemampuan menulis karangan narasi melalui Model Pembelajaran

kooperatif berorientasi kecerdasan spiritual (PKBKS). Untuk itu, permasalahan

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana model PKBKS diterapkan dalam pembelajaran menulis di

(22)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Bagaimana model ini berkontribusi terhadap peningkatan kemampuan

menulis siswa?

3. Bagaimana kemampuan siswa dalam mengekspresikan nilai-nilai spiritual

melalui karangan narasi yang ditulisnya setelah diterapkan model PKBKS?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan konsep model pembelajaran

menulis yang mampu meningkatkan kreativitas, kerjasama yang baik, dan

motivasi menulis dari dalam diri siswa. Model ini diharapkan mampu

meningkatkan kemampuan menulis dan meningkatkan gairah siswa dalam

menulis karena anak merasa apa yang dipelajarinya bermakna bagi

kehidupannya. Konsep ini bersifat menyeluruh karena berkenaan dengan dasar

filosofis, tujuan pembelajaran menulis, peran guru, prosedur pembelajaran, dan

evaluasi keberhasilannya.

Secara empiris, tujuan penelitian ini akan dicapai melalui penelaahan dan

penerapan konsep yang telah didesain dan akan diujicobakan. Oleh karena itu,

tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalsis data yang

berkenaan dengan hal-hal berikut.

1. Proses penerapan model PKBKS dalam mengembangkan kemampuan

menulis.

2. Kontribusi model terhadap peningkatan kemampuan menulis siswa.

3. Kemampuan siswa dalam mengekspresikan nilai-nilai spiritual melalui

(23)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dalam

pengembangan teori maupun praktik pendidikan umumnya dan pembelajaran

bahasa Indonesia khususnya menulis.

1.4.1 Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya keilmuan bidang

pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis

di SMA. Proses pembelajaran menulis tentu saja cukup kompleks meliputi

pendekatan, metode, materi atau bahan ajar, teknik, strategi, prosedur, model, dan

penilaian.

1.4.2 Praktis

Hasil akhir penelitian ini adalah ditemukannya suatu model pembelajaran

yang mampu meningkatkan semangat siswa dalam menulis sehingga kemampuan

menulis siswa pun menjadi lebih baik. Hasil ini diharapkan dapat memperkaya

khazanah pendekatan pembelajaran yang sudah ada dan dapat digunakan dalam

proses pendidikan dan pembelajaran menulis. Pembelajaran menulis yang

berorientasi kecerdasan spiritual ini, diharapkan mampu menjawab sebagian

persoalan krisis multidimensi yang dihadapi bangsa saat ini. Dengan

ditemukannya langkah-langkah pembelajaran menulis yang berupaya mengelola

(24)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bahasa memiliki makna yang dalam bagi peserta didik. Peserta didik memiliki

kecerdasan spiritual yang baik, memiliki pemahaman yang baik tentang makna

hidup dan akan menjadi generasi penerus yang handal dan dapat dibanggakan.

1.5 Definisi Operasional

1) Menulis Karangan Narasi

Pengertian menulis menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah

melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat)

dengan tulisan: ~ roman (cerita), mengarang cerita; ~ surat membuat

surat; berkirim surat. Tarigan (2000) mengartikan menulis sebagai suatu

keterampilan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata

secara produktif dan ekspresif dalam berkomunikasi secara tidak langsung.

Adapun Suparno (2008) mendefinisikan menulis sebagai kegiatan

penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis

sebagai alat atau medianya.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis

merupakan kemampuan seseorang dalam mengekspresikan pikiran,

perasaan, dan gagasan melalui bahasa tulis dengan tepat.

Adapun karangan narasi menurut Keraf (2001) adalah cerita yang

dipaparkan berdasarkan plot atau alur. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.

Narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang

(25)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Sedangkan contoh narasi

sugestif adalah novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.

Dalam penelitian ini, tulisan yang dihasilkan siswa adalah berupa

kisah pengalaman pribadi. Oleh karena itu, narasi yang dimaksudkan

adalah narasi ekspositoris yang tentunya bersifat faktual.

Tujuan menulis narasi secara fundamental ada dua, yaitu (1) hendak

memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan

pembaca, dan (2) memberikan pengalaman estetis kepada pembaca

sehingga pembaca memperoleh makna atas tulisan yang disusun

pengarang.

Dari kedua tujuan menulis narasi di atas, dalam penelitian ini lebih

menekankan pada tujuan yang yang kedua, yaitu memberikan pengalaman

estetis kepada pembaca sehingga pembaca memperoleh makna atas tulisan

yang disusun pengarang. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk

memberikan wawasan dan pengetahuan sebagaimana tujuan yang pertama.

Pengalaman estetis yang dimaksud pada penelitian ini adalah pengalaman

yang diangkat dari kehidupan nyata yang ditulis dengan menggunakan

bahasa yang menggugah sehingga pembaca memperoleh hikmah dan

makna dari tulisan itu. Dengan demikian jenis tulisan yang dihasilkan

siswa adalah narasi yang bersifat faktual.

Dengan demikian, kemampuan menulis karangan narasi dalam

(26)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

cerita berdasarkan pengalaman hidupnya dengan menggunakan bahasa

tulis yang baik dan alur cerita yang menarik.

2) Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang

menggambarkan kegiatan dari awal sampai akhir yang disajikan secara

khas oleh guru. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian

kompetensi peserta didik dengan pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran tertentu.

Ciri model pembelajaran yang baik adalah adanya keterlibatan

intelektual-emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami,

menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap; adanya keikutsertaan

peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan model

pembelajaran; guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator,

dan motivator kegiatan belajar peserta didik; serta penggunaan berbagai

metode, alat dan media pembelajaran (Joyce dan Weil, 2009).

Adapun cooperative mengandung pengertian bekerja bersama dalam

mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif terjadi pencapaian

tujuan secara bersama-sama yang sifatnya merata dan menguntungkan

setiap anggota kelompoknya. Pengertian pembelajaran kooperatif adalah

pemanfaatan kelompok kecil dalam proses pembelajaran yang

(27)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sehubungan dengan pengertian tersebut, Slavin (2005) menyatakan

bahwa Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran yang

melibatkan pebelajar aktif belajar dan bekerja sama dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 (empat)

sampai 6 (enam) orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung

pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual

maupun secara kelompok.

Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif merupakan suatu

bentuk pembelajaran yang berupaya menciptakan kondisi belajar yang

menekankan sikap atau perilaku bersama dalam bekerja dan belajar atau

membantu di antara sesama dalam sruktur kerja sama yang teratur dalam

kelompok, yang terdiri dari empat orang atau lebih, keberhasilan kerja

sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu

sendiri.

3) Kecerdasan Spiritual

Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall (2001), Spiritual Quetient

(SQ) mempunyai beberapa arti yaitu :

 Suatu keperluan penting yang dimiliki oleh para hamba Tuhan untuk

(28)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 Kemampuan untuk menghidupkan kebenaran yang paling dalam yaitu

mewujudkan hal yang terbaik, utuh dan paling manusiawi dari dalam

batin

 Merupakan gagasan, energi, nilai, visi, dorongan dan arah panggilan

hidup bersama cinta

 SQ adalah pencarian manusia akan makna hidup dan merupakan

motivasi utama dalam hidupnya. Kearifan spiritual adalah sikap hidup

arif dan bijak secara spiritual yang cenderung mengisi lembaran hidup

kita menjadi lebih bermakna dan bijak, bisa menyikapi segala sesuatu

secara lebih jernih dan benar sesuai hati nuraninya, itulah kecerdasan

spiritual (Viktor Frank-Psikolog dalam Zohar, 2001)

 SQ akan membimbing manusia dalam merencanakan sesuatu yang

menjadi tujuan hidupnya, yaitu hidup yang penuh kedamaian secara

spiritual. Mendidik hati menjadi benar.

Zohar dan Marshal (2001) mendefinisikan kecerdasan spiritual

sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna

dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa

tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dari pada yang lain.

Zamroni (2011) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai

kemampuan akal budi manusia berdasarkan kepekaan hati bahwa

(29)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan alam sekitar yang didasari oleh kekuatan iman kepada Allah. Senada

dengan pendapat di atas, Tobroni (2010) mendefinisikan kecerdasan

spiritual sebagai kemampuan manusia untuk senantiasa bermuara kepada

kehakikian, keabadian, dan ruh. Spiritualitas merupakan inti (core) dari

kemanusiaan itu sendiri. Dorongan spiritual senantiasa membuat

kemungkinan membawa dimensi material manusia kepada dimensi

spiritualnya (ruh, keilahian). Caranya adalah dengan memahami dan

menginternalisasi sifat-sifat-Nya dan meneladani rosul-Nya. Tujuannya

adalah memperoleh ridlo-Nya, menjadi “sahabat” Allah, “kekasih” Allah.

Inilah manusia yang suci, yang keberadaannya membawa kegembiraan

bagi manusia-manusia lainnya (Tobroni, 2010). Begitu pun dengan

Agustian dalam Dakir ( 2011), menurutnya kecerdasan spiritual adalah

kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku,

tindakan, dan kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang

bersifat fitrah, menuju manusia seutuhnya, manusia yang cenderung pada

kebenaran (hanif) dan memiliki pola pikiran tauhid (integralistik), serta

berprinsip hanya karena Allah (Agustian, 2008, Dakir, 2011: 73).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa definisi

kecerdasan spiritual adalah kemampuan potensial setiap manusia yang

menjadikan ia senantiasa dapat menyadari dan menentukan makna, nilai,

moral, serta cinta kepada Allah Swt. dan sesama makhluk hidup karena

(30)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perilakunya, sehingga membuat manusia dapat menempatkan diri dan

hidup lebih positif dengan penuh keikhlasan, kebijaksanaan, kedamaian,

dan kebahagiaan yang hakiki.

4) Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

Dari beberapa pengertian di atas, model pembelajaran kooperatif

berorientasi kecerdasan spiritual (PKBKS) diartikan sebagai sebuah model

pembelajaran yang berupaya menciptakan kondisi belajar yang

menekankan sikap atau perilaku bersama dalam bekerja dan belajar atau

membantu di antara sesama dalam sruktur kerja sama yang teratur dalam

kelompok dengan menerapkan prinsip-prinsip spiritual sebagai asas

pembelajaran. Prinsip-prinsip spiritual yang diterapkan adalah kerja tim

(teamwork), kepedulian terhadap mutu (quality), perancangan ulang proses

kerja (work process redesign), kepedulian pada lingkungan

(environmentalism), penghargaan pada keragaman (diversity), dan

pemberdayaan manusia (empowerment) (Hendrawan, 2009). Melalui

penerapan prinsip-prinsip ini diharapkan proses pembelajaran mampu

membawa dimensi keduniawian kepada dimensi spiritual (keilahian)

sehingga mampu mengilhami, mencerahkan, membersihkan hati nurani,

dan menenangkan jiwa pembelajar. Menurut Agustian (2008), pengasahan

kecerdasan spiritual yang baik akan memberikan landasan kuat bagi

terbangun ketangguhan pribadi manusia. Inilah yang diharapkan dari

(31)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1.6 Kerangka Berpikir

Pendidikan dirancang untuk manusia. Oleh karena itu, rancangan

pendidikan harus selaras dengan hakikat manusia. Hakikat manusia menurut

Alquran sebagaimana penjelasan As-Shaibani dan Quthb dalam Tafsir (2006:18)

bahwa manusia itu memiliki tiga potensi yang sangat esensial yaitu jasmani, akal,

dan ruhani. Ruhani adalah bagian yang inti yang mewarnai kualitas akal dan

jasmaninya. Jika ruhani manusia baik, tidak tercemar, maka akal dan jasmani

manusia itu pun akan baik. Di sinilah unsur spiritual itu menjadi sangat penting

karena menurut Thobroni (2010:5) spiritualitas dalam diri manusia itu merupakan

inti (core) kemanusiaan itu sendiri yang bermuara kepada keabadian dan ruh.

Pembelajaran hendaknya mampu memanusiakan manusia. Oleh karena itu,

ruhani sebagai inti manusia harus mampu dibina melalui pembelajaran termasuk

pembelajaran bahasa.

Keterampilan menulis sebagai bagian dari pembelajaran berbahasa

merupakan aktivitas yang mampu mengikat makna (Hernowo, 2009). Melalui

aktivitas menulis karangan narasi mengenai pengalaman hidup diharapkan siswa

mampu menggali makna hidup. Siswa akan mampu memahami berbagai peristiwa

dan berbagi pengalaman melalui kegiatan menulis karangan narasi. Dengan

demikian, siswa diarahkan untuk mencapai hidup bermakna yang didasari dengan

(32)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kecerdasan intelektual belum cukup membekali manusia dalam

kehidupannya. Dalam kehidupan manusia, sesuai dengan hakikat manusia itu

sendiri, membutuhkan kecerdasan emosional dan spiritual. Kecerdasan intelektual

hanyalah mampu menganalisis hubungan logis antarperistiwa atau suatu

permasalahan. Tetapi, bagaimana menyelesaikan permasalahan itu, diperlukan

kreativitas yang tinggi, kemampuan bersosialisasi, serta kebijaksanaan. Semua itu

tidak dapat dilakukan oleh kecerdasan intelektual. Hal itu hanya dapat dilakukan

oleh kecerdasan emosional dan spiritual. Oleh karena itu, dalam kehidupan

manusia sangat membutuhkan kecerdasan emosional dan spiritual.

Melalui aktivitas menulis pengalaman pribadi, siswa dituntut untuk dapat

memahami suatu peristiwa yang telah dialaminya. Siswa berupaya untuk

menggali dan memperoleh makna yang dalam dari pengalaman hidupnya

sehingga menjadi pelajaran yang berharga. Siswa juga lalu mengekspresikan

semua itu ke dalam sebuah tulisan. Dalam aktivitas tersebut, siswa melakukan

pengasahan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual sekaligus.

Menulis sebagai salah satu bentuk komunikasi dapat memberikan

pengalaman emosional dan spiritual. Emosi yang dimiliki oleh setiap manusia

menjadi sesuatu yang sangat penting dalam menata pengalaman hidup seseorang.

Demikian juga halnya dengan kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual seseorang

akan terasah apabila ia berusaha merasakan, menghayati, dan mengevaluasi

makna dari interaksi dengan lingkungan. Melalui kegiatan menulis pengalaman

(33)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dapat memahami dan merasakan berbagai peristiwa dalam hidup ini. Dengan

demikian, melalui kegiatan menulis dalam proses pembelajaran yang kooperatif

seperti digambarkan di atas, seseorang akan menjadi cerdas, baik cerdas

emosional maupun spiritual. Dengan kecerdasan emosional dan spiritual yang

baik, seseorang akan menjadi manusia yang mampu mencapai hidup bermakna.

Itulah manusia paripurna yang dinantikan oleh bangsa ini. Kerangka berpikir di

(34)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Berpikir

(35)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

(36)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

Penelitian ini berupaya menemukan model baru untuk memperbaiki

pelaksanaan pembelajaran menulis di SMA, khususnya materi menulis karangan

narasi. Melalui model pembelajaran kooperatif yang berorientasi kecerdasan

spiritual diharapkan pembelajaran menulis menjadi lebih efektif dan bermakna.

Karena penelitian ini berupaya untuk mengembangkan suatu model pembelajaran

yang sudah ada, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Research and Development (R&D).

Untuk keperluan penelitian ini, maka diperlukan dua tahapan

penelitian. Penelitian awal sebagai dasar, tahapannya berupa (1) mengobservasi

kegiatan belajar-mengajar (menulis), (2) menginterpretasi data empiris, teori

menulis dan kecerdasan manusia, pembelajaran menulis, serta (3) mengonstruksi

kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif berorientasi

kecerdasan spiritual (PKBKS). Tahap penelitian yang kedua adalah uji coba

model melalui eksperimen kuasi, tahapannya berupa (1) mengujicobakan model

PKBKS sebagai transformasi awal, (2) memperbaiki model PKBKS sebagai tahap

rekonstruksi, dan (3) melaksanakan kegiatan eksperimen kuasi di kelas sebagai

transformasi kedua, dan (4) menyusun suatu desain pengembangan PKBKS baru

(37)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran dan kemampuan

menulis siswa, tahapan yang akan diekspresikan dalam penelitian ini meliputi (1)

kemampuan menulis siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan model

PKBKS; (2) kemampuan menulis siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan

model PKBKS; (3) peningkatan kemampuan menulis siswa antara tes awal

(sebelum model pembelajaran diterapkan) dan tes akhir (setelah model

pembelajaran diterapkan); (4) peningkatan kemampuan menulis siswa kelas

kontrol antara tes awal/ pretes (sebelum kegiatan pembelajaran) dan postes

(setelah kegiatan pembelajaran); (5) perbedaan kemampuan menulis siswa melalui

model PKBKS dan pemberian tugas, dan (6) keefektifan pelaksanaan

pembelajaran dengan Model PKBKS dalam meningkatkan kemampuan menulis

siswa.

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan produk model pembelajaran

yang dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa SMA.

Melalui pemanfaatan Model PKBKS diharapkan mampu meningkatkan

kemampuan menulis siswa karena motivasi menulis dari dalam diri siswa tumbuh

dan berkembang. Berkaitan dengan tujuan ini, desain penelitian ini dirancang

dengan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development).

Desain penelitian Research and Development ( R & D) adalah suatu penelitian

(38)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

melalui siklus proses aksi, refleksi, evaluasi, replikasi, dan inovasi (Bogdan dan

Biklen, 1992: 25; Sukmadinata, 2007: 164).

Secara operasional, desain penelitian ini menggunakan dua tahap kajian.

Pertama, kajian penelitian deskriptif, dan kedua, kajian eksperimental melalui

desain eksperimen semu The Maching-Only Pretest-Posttest Control Group

design. Hal ini mengacu pada pendapat Syamsuddin (2006: 23) bahwa dalam

penelitian pendidikan bahasa lebih banyak menggunakan eksperimen kuasi.

Kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen diberi tes awal dan tes akhir

tetapi sampel tidak diperoleh melalui teknik acak.

Dalam Borg dan Gall (1989: 624), dipaparkan bahwa penelitian

pengembangan adalah suatu proses penelitian yang digunakan untuk

mengembangkan dan memvalidasi produk-produk pendidikan baik yang berupa

hardware seperti alat bantu ajar, maupun yang berupa software seperti sebuah

model pembelajaran. Secara lebih rinci dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan

produk-produk pendidikan menurut Borg dan Gall, adalah objek material,

misalnya buku teks, film untuk pengajaran, dan prosedur serta proses

pembelajaran seperti metode dan pengorganisasian pengajaran dalam bentuk

tujuan pembelajaran, metode, kurikulum, dan evaluasi. Dengan demikian, tujuan

akhir dari penelitian pengembangan bidang kajian pendidikan adalah melahirkan

produk baru atau perbaikan produk lama untuk meningkatkan kinerja pendidikan

(39)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam mengembangkan suatu model atau produk pendidikan, peneliti

berusaha untuk memperhatikan dan menjawab beberapa pertanyaan berikut.

1. Apakah produk/model yang ditawarkan itu penting bagi kebutuhan

pendidikan?

2. Apakah rumusan dari model ini akan cukup memadai bahwa hasil

model yang ditawarkan itu lebih baik dari model yang sudah ada?

3. Apakah personal yang akan terlibat dalam uji coba dan penyebarannya

memiliki kemampuan, keterampilan, dan pengalaman yang memadai

untuk menerapkannya?

4. Dapatkah produk/ model yang akan dikembangkan itu diwujudkan

sesuai dengan jadual waktu yang ditetapkan?

Desain kajian penelitian deskriptif digunakan untuk memberikan

gambaran ihwal kondisi awal peserta didik yang meliputi kemampuan menulis

siswa, produktivitas menulis peserta didik, kuantitas dan kualitas membaca, serta

praktik pembelajaran menulis yang biasa dilakukan guru di kelas.

Selain hal-hal di atas, dikaji pula kurikulum, teori-teori pembelajaran, teori

kecerdasan, motivasi, dan teori menulis yang dapat dijadikan sebagai landasan

pengembangan model pembelajaran menulis berorientasi kecerdasan spiritual.

Uji coba model dimaksudkan untuk menguji kebermaknaan model yang

dikembangkan dengan menggunakan desain kuasi eksperimen The Maching-Only

Pretest-Posttest Control Group design. Desain tersebut digambarkan sebagai

(40)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Prates Perlakuan

Pascates

Kel.Eksperimen

Kelompok Kontrol

Gambar 3.1 Desain Uji Coba Model

Keterangan

1. 0: Pretes, yaitu tes pertama yang dilakukan untuk mengetahui kondisi awal

peserta didik. Tes yang diberikan adalah tes kemampuan siswa dalam

menulis karangan narasi.

2. 0: Postes, yaitu tes akhir yang diselenggarakan setelah proses perlakuan

selesai dilakukan. Tes ini ditujukan untuk memperoleh skor kemampuan

peserta didik dalam menulis karangan narasi, yang kemudian

dibandingkan dengan skor pretes. Hasil pembandingan ini akan

mengungkap kebermaknaan model yang tengah dikembangkan. Uji

statistik kemudian dilakukan untuk mengetahui signifikansi perbedaan

tersebut.

3. X: Perlakukan berupa penerapan model PKBKS yang diberikan kepada

kelompok eksperimen.

Alasan pemilihan desain penelitian ini didasarkan atas pertimbangan

bahwa pengambilan kelompoknya tidak dilakukan secara acak penuh, hanya satu

karakteristik saja, atau diambil dengan dipasangkan/dijodohkan.

0 X 0

(41)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.2 Prosedur Penelitian

Ada lima tahap pokok yang ditempuh dalam penelitian ini. Kelima tahap yang

dimaksud, yakni tahap (1) prapenelitian, (2) penyusunan rancangan (konstruksi)

model, (3) uji-coba rancangan model, (4) perbaikan rancangan model, dan (5)

pelaksanaan penelitian eksperimen kuasi.

3.2.1 Tahap Prapenelitian

Pada tahap ini dilakukan kegiatan pengumpulan informasi dan interpretasi.

Untuk keperluan ini dilakukan berbagai persiapan yang berkenaan dengan

kegiatan pengumpulan data awal penelitian. Pengumpulan data awal penelitian ini

dilakukan untuk memperoleh data dan menganalisis masalah yang dihadapi siswa

SMA dalam mengembangkan karangan narasi, potensi apa yang sudah dimiliki

siswa dalam menulis dan mengembangkan karangan narasi serta model

pembelajaran yang bagaimana yang dibutuhkan siswa. Untuk mendapatkan

informasi tentang semua itu, diperlukan penyebaran angket dan wawancara.

Untuk memperoleh data tentang kemampuan menulis siswa, kepada

pengajar mata Pelajaran Bahasa Indonesia, diminta untuk memberi tugas menulis

kepada siswa kelas X. Hasil tulisan siswa tersebut selanjutnya dikoreksi dan

dianalisis berdasarkan pedoman penilaian. Dari hasil tulisan siswa tersebut dapat

pula diketahui potensi menulis karangan narasi yang dimiliki oleh siswa. Ada pun

untuk memperoleh data tentang pembelajaran menulis yang selama ini dilakukan

(42)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

siswa, dilakukan wawancara. Untuk mengetahui motivasi siswa dalam menulis

digunakan angket. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan angket

penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

Pertama, mengujicobakan angket tersebut kepada siswa. Dari hasil uji

coba tersebut, teridentifikasi pertanyaan-pertanyan yang tidak jelas serta bias

sehingga mendapatkan jawaban yang tidak diharapkan dalam penelitian ini.

Kegiatan uji coba angket ini merupakan salah satu bentuk validasi instrumen

dalam penelitian awal yang dijadikan dasar untuk melakukan perbaikan dan

penyempurnaan instrumen penelitian.

Kedua, meminta kawan sejawat pada program studi pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia untuk memeriksa angket penelitian yang akan diterapkan

dalam penelitian awal. Selain itu, dilakukan pula pemeriksaan oleh dosen

pembimbing dan pengajar Bahasa Indonesia SMA. Koreksi ini merupakan salah

satu bentuk validasi yang dilakukan pakar (expert judgement) terhadap instrumen

angket yang akan diterapkan dalam penelitian awal.

Ketiga, memperbaiki angket berdasarkan berbagai masukan dari para

pengajar, teman sejawat, pakar, dan hasil uji coba yang sudah dilakukan.

Perbaikan yang dilakukan berkaitan dengan redaksional, opsi yang disediakan,

serta substansi pertanyaan dalam angket yang dapat menimbulkan berbagai

(43)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keempat, membagikan angket penelitian yang telah diperbaiki kepada

siswa, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol, dan mengumpulkannya

kembali untuk dianalisis.

Lebih jelasnya, persiapan yang menunjang efektivitas pelaksanaan

penelitian meliputi kegiatan-kegiatan berikut.

(1) Menyusun pedoman kerja yang menyeluruh dalam kegiatan penelitian yang

sesuai dengan waktu yang tersedia. Dalam menyusun pedoman kerja ini

dilibatkan kerja kolaboratif-partisipatif antara guru mata pelajaran (tiga

orang), peneliti, dan teman sejawat. Penyusunan pedoman kerja ini

berdasarkan GBPP dan buku pegangan yang digunakan. Kemudian hasilnya

dikonsultasikan dengan konsultan yang dipilih.

(2) Mensosialisasikan kegiatan penelitian ini kepada guru dan siswa guna

menyamakan persepsi dan gerak langkah, baik dalam tahap uji coba atau

pelatihan maupun dalam penelitian sebenarnya yang akan dilaksanakan.

(3) Menjalin kerjasama dan menjelaskan rancangan kegiatan penelitian ini

kepada kepala sekolah dan guru bahasa Indonesia yang akan dilibatkan

dalam penelitian ini.

(4) Menetapkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serta pokok

bahasan yang proses belajar mengajarnya akan diujicobakan selama lebih

kurang empat kali tatap muka dan menetapkan guru sebagai penanggung

(44)

Emah Khuzaemah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Kecerdasan Spiritual

: Penelitian Pengembangan di SMA Negeri Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2010/2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(5) Menginventarisasi jumlah kelas dan siswa yang akan mengikuti

masing-masing kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol).

(6) Menyusun jadwal pengajaran secara khusus yang diberlakukan pada

kelas-kelas yang akan dijadikan tempat penelitian selama lebih kurang empat

bulan.

(7) Menyusun jadwal observasi tentang proses belajar mengajar, baik pada kelas

eksperimen maupun pada kelas kontrol guna memberi masukan bila terjadi

kekeliruan pada masing-masing kelas tersebut.

(8) Membahas konsep beberapa instrumen penelitian, yang meliputi:

(a)Lembar kuesioner siswa yang isinya terkait dengan motivasi menulis

siswa.

(b)Lembar panduan observasi dan wawancara, observasi untuk mengukur

kualitas proses belajar mengajar dan aktivitas pembelajaran dengan

menggunakan model PKBKS. Ada pun wawancara untuk mengetahui

rencana pelaksanaan pengajaran dengan model PKBKS, efektivitas

penggunaan model tersebut, kemudahan dan kebermaknaan model

dalam belajar bahasa Indonesia ataupun kemungkinan model ini

dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Wawancara

dilakukan terhadap siswa dan guru.

(9) Menyiapkan RPP yang disesuaikan dengan kurikulum 2006 dan sistematika

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 4.4 Kegiatan Siswa Saat Presentasi..................................................285
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Berpikir
Gambar 3.1 Desain Uji Coba Model
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa : 1) Hasil penelitian telah memenuhi kriteria uji validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi klasik dimana tidak terdapat masalah

Dalam perspektif ini, perusahaan melakukan pengukuran terhadap semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan baik manajer maupun karyawan untuk menciptakan suatu produk atau jasa

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang Masalah ... Identifikasi masalah ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Tinjauan Pustaka ... Sebaran Biogas

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menggali dan meneliti faktor- faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar selain persepsi siswa tentang keterampilan mengajar

Faktor dari luar yang lebih dominan mempengaruhi hasil belajar adalah metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran

Pengelolaan usahatani ini pada spesifik lokasi lahan sawah tadah hujan di musim kemarau dapat dilakukan dengan memanfaatkan embung sebagai suplesi air untuk pengairan

Kriteria yang digunakan yaitu mendiagnosa kelainan cerebral palsy pada anak.

Penelitian ini berjudul “Eefektivitas Teknik Jigsaw dalam Pembelajaran Dokkai pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tahun