Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu i
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... 1
B. RumusanMasalah ... 6
C. PembatasanMasalah ... 7
D. TujuanPenelitian ... 7
E. ManfaatPenelitian ... 8
F. PenjelasanIstilah ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KajianTentangPembelajaranBerbasisProyek ... 10
B. KajianTentangKeterampilan Proses Sains ... 20
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ii
D. KajianTentangMateriPemisahanCampuran ... 28
E. PenelitianTerkait ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian ... 35
B. SubjekPenelitian ... 36
C. InstrumenPenelitian ... 36
D. AlurPenelitian ... 38
E. ProsedurPenelitian ... 39
F. TeknikPengumpulan Data ... 51
G. Analisa Data ... 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AnalisisKeterampilan Proses Sains ... 55
B. AnalisisPenguasaanKonsepPemisahanCampuran ... 70
C. TanggapanSiswaTerhadapPembelajaranBerbasisProyek ... 84
D. KeunggulandanKekuranganPembelajaranBerbasisProyek ... 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 98
B. Saran ... 99
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu iii LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Jenis-jenis KPS dan Karakteristiknya ... 23
Tabel 3.1. Kategori Tingkat Kesukaran ... 42
Tabel 3.2. Kategori Daya Pembeda ... 43
Tabel 3.3. Hasil Uji Coba Tes Soal Penguasaan Konsep ... 44
Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Tes Soal KPS ... 45
Tabel 3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 51
Tabel 3.6. PengkategorianPersentase<g> ... 53
Tabel 3.7. Interpretasi Respon Siswa ... 54
Tabel 4.1. Rata-rata Pencapaian KPS Siswa ... 55
Tabel 4.2. Nilai rata-rata gain yang dinormalisasi(<g>)aspek-aspek KPS ... 58
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Alur Pembelajaran Proyek ... 17
Gambar 2.2. Sub konsep Pemisahan Campuran ... 28
Gambar 2.3. Proses Penyaringan Pasir dan Air ... 29
Gambar 2.4. Proses Kristalisasi ... 30
Gambar 2.5. Proses Kromatografi ... 31
Gambar 2.6. Proses Distilasi dan Peralatannya ... 32
Gambar 3.1. The one-Group Pre-test Post-test Design ... 35
Gambar 3.2. Alur Penelitian ... 38
Gambar 4.1. Nilai rata-rata pre-test, post-test, danpersentase<g>Keterampilan Proses Sains Siswa ... 56
Gambar 4.2. Penguasaan Konsep Siswa keseluruhansebelum (pre-test) dan sesudah (post-test)Pembelajaran ... 70
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 104
Lampiran A.2. Kisi-kisi Soal ... 115
Lampiran A.3. Soal Tes ... 131
Lampiran A.4. Rubrik Penilaian Tes KPS ... 139
Lampiran A.5. Artikel Proyek ... 140
Lampiran A.6. Angket Siswa ... 146
Lampiran A.7. HasilWawancaraSiswa ... 151
Lampiran B.1. Perhitungan Validitas Soal Uji Coba ... 152
Lampiran B.2. Lembar Observasi Guru ... 158
Lampiran C.1. RekapitulasiNilaiKeterampilan Proses SainsSiswa ... 160
Lampiran C.2. RekapitulasiNilaiPenguasaanSub konsepSiswa ... 161
Lampiran C.3. Data perolehan KPS tiapSiswaberdasarkanKriteria<g> ... 162
Lampiran C.4. Data perolehanPenguasaanKonseptiapSiswaberdasarkanKriteria<g> ... 163
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah
IlmuPengetahuanAlam (IPA)
berkaitandengancaramencaritahutentanggejalaalamsecarasistematis, sehingga IPA
bukanhanyapenguasaankumpulanpengetahuan yang berupafakta-fakta,
konsep-konsep, atauprinsip-prinsipsajatetapijugamerupakansuatu proses penemuan. Ilmu
Pengetahuan Alam sifatnya selalu berkembang dari waktu ke waktu sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan ini diperoleh
karena adanya penemuan- penemuan yang dihasilkan dari penerapan model
ilmiah.Pendidikan IPA
diharapkandapatmenjadiwahanabagipesertadidikuntukmempelajaridirisendiridanal
amsekitar,
sertaprospekpengembanganlebihlanjutdalammenerapkannyadalamkehidupansehar
i-hari (Trianto, 2010).
Kimia merupakanilmu yang termasukrumpun IPA,
olehkarenanyakimiamempunyaikarakteristiksamadengan
IPA.Hakikatilmukimiasebagai bagian dari IPA mencakupduahal yang
tidakterpisahkan, yaitukimiasebagaiprodukdankimiasebagai proses. Kimia
sebagaiprodukmeliputisekumpulanpengetahuan yang terdiriatasfakta-fakta,
konsep-konsep, danprinsip-prinsipkimia. Sedangkankimiasebagai proses
meliputiketerampilan-keterampilandansikap-sikap yang
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(Alman, 2010). Keterampilan-keterampilaninilah yang disebutketerampilan
proses.
DalamKurikulum Tingkat
SatuanPendidikandisebutkanbahwapembelajarankimiabertujuanuntukmemperoleh
pengalamandalammenerapkanmetodeilmiahmelaluipercobaanataueksperimen,
dimanapesertadidikmelakukanpengujianhipotesisdenganmerancangpercobaanmela
luipemasanganinstrumen, pengambilan, pengolahandanpenafsiran data,
sertamenyampaikanhasilpercobaansecaralisandantertulis.
Perubahanpenekanandariperolehanpengetahuankepadaperolehansainsitukarenaada
nyaasumsibahwabelajar yang terbaikadalahmelaluipengalaman(Arifinet.al,
2000).Hal inisesuai yang diungkapkanolehDahar (1996)
bahwabelajartergantungpadapengalaman,
sebagiandaripengalamanitumerupakanumpanbalikdarilingkungan.
Keterampilan Proses Sains mendukung terciptanya kimia sebagai proses dan
produk. Dalam KPS, siswa dituntut berpikir dan bertindak untuk menghadapi
atau merespon masalah-masalah yang ada di lingkungan. Jadi, kimia sebagai
proses menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil (produk) inilah
yang kemudian dikenal sebagai proses ilmiah. Melalui proses-proses ilmiah akan
didapatkan temuan-temuan ilmiah (Depdiknas, 2006).
Merujuk pada pernyataan di atas, maka keterampilan proses sains dipandang
sebagai keterampilan yang sangat penting dimiliki oleh setiap siswa untuk
memperoleh pengetahuan sains.Dengan mengembangkan keterampilan proses,
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut
(Semiawanet.al, 1985).
Keterampilan Proses sains juga mendukung tujuan pembelajaran kimia di
SMK. Salah satutujuanmatapelajarankimia di SMK
yaitumenerapkanmetodeilmiahmelaluipercobaanataueksperimen,
dimanapesertadidikmelakukanpengujianhipotesisdenganmerancangpercobaanmela
luipemasanganinstrumen, pengambilan, pengolahandanpenafsiran data,
sertamenyampaikanhasilpercobaansecaralisandantertulis. Implikasinya adalah
pembelajaran kimia di SMK hendaknya bersifat kontekstual, aplikatif dan
terintegrasi dengan bidang keahliannya.
MenurutWena (2009),
bentuk-bentukketerampilandalambidangkejuruanbersifatkompleks. Hal
inisejalandengankedudukankimia di SMK
yaitusebagaimatapelajaranadaptifdanbersifataplikatifdimana disamping
penguasaan konsep, siswa SMK juga harusmampu mengaplikasikan kompetensi
tersebut sesuai dengan bidang keahlianataujurusannya.Dengan
demikian,strategipembelajaran yang bersifatdasarsajatidakcukup
untukmengajardalambidangpraktikketerampilankejuruan di SMK,
sehinggauntukmengajarketerampilan yang bersifatkompleksdiperlukan pula
suatustrategikhusus. Salah satustrategi yang tepat yang
dapatditerapkanadalahmetodeproyek (Wena, 2009).
Fakta di lapanganmemperlihatkanbahwadalammempelajarisains,
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
perolehannya. Hal ini sejalan dengan hasil studi kasus di salahsatuSMK di
Pekanbaru dimana diperoleh temuan bahwa selama pembelajaran di kelas, siswa
tidak berperan aktif. Siswa hanya memperhatikan dan mendengarkan penjelasan
materi serta menghafalnya saja tanpa diberikan kesempatan untuk mencoba
menemukan sendiri pengetahuan tersebut. Selain itu, cara mengajar guru hanya
terpaku pada buku saja tanpa menghubungkannya dengan pengetahuan dan
pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga relevansi pendidikan
kimia dengan kebutuhan lingkungan siswa tidak tercapai.
Untuklebihmemantapkanpengetahuan yang telahdiajarkan,
pengetahuantersebuthendaknyaditerapkandalamberbagaiaspekkehidupan.Dengan
kata lain, siswadimintauntukmenghubungkansebanyakmungkinpengetahuan yang
diperolehnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka diperlukan suatu
pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan proses sains serta
penguasaan konsep siswa. Pembelajaran yang
memungkinkanterlaksananyahal-haltersebut adalahpembelajarandenganmetodeproyek.Adapun yang
dimaksuddenganpembelajaranproyekialahsalahsatucarapemberianpengalamanbela
jardenganmenghadapkananakdenganpersoalansehari-hari yang
harusdipecahkansecaraberkelompok (Wena, 2009).
Dalam penerapannya, pembelajaran proyek tidak bisa terlaksana tanpa
adanya penguasaan terhadap konsep dasar dari konsep yang akan dijadikan
proyek. SejalandenganpendapatSemiawan(dalamWena, 2009) yang
mengatakanbahwasebelummelaksanakanproyekdalampembelajaran,siswaharustel
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu dikerjakan.Selanjutnya,
dikatakanjugabahwametodeproyekbertujuanuntukmemantapkanpengetahuan yang
dimilikisiswa,
sertamemungkinkansiswamemperluaswawasanpengetahuannyadarisuatukonsep.D
engandemikian,pengetahuan yang
diperolehsiswaakanmenjadilebihberartidankegiatanbelajarmengajarakanmenjadile
bihmenarik,
karenapengetahuanitulebihbermanfaatbaginyauntukmengapresiasikanlingkungann
ya, memahamisertamemecahkanmasalahdalamkehidupansehari-hari.
SejalandenganpendapatNolkerdanSchoenfeldt (dalamWena, 2009)
yaitukarakteristikpentingdaristrategiproyekadalahsiswadapatmenerapkanberbagai
keterampilanteoridanpraktik yang dimilikinya.
Pembelajaranberbasisproyek sebagai salah satu metode pembelajaran baru
dan sebagai asesmen alternatif telah banyak dikembangkan, diantaranya olehSola
danOjo (2007) yang menerapkan pembelajaran proyek dalam
praktikumpemisahancampuranuntukmelihatpeningkatanhasilbelajarsiswa. Maros
(2004), Adami (2006), Butter (2009), sertaMascotti dan Warner (2010)
mengembangkan metode proyek untuk mengukur penguasaan konsep. Morgil
(2008), menerapkannyadalammelihatsikapsiswaterhadapkimia.Purnamasari
(2011),menerapkannyauntukmeningkatkanmotivasibelajarsiswa SMK
padapembelajaranpengolahanmakanan.
Tugasproyek yang diberikanbisaberskalakecilataubesar,
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menerapkanmetodeproyekinidalamruanglingkupkimiaanalitik yang
mencakupbeberapapokokbahasan, olehkarenaitudisebutmini project.Nurhayati
(2011) menerapkannyauntukmeningkatkanketerampilan proses
sainspadakonseppemisahancampuran.Mini project ini dijadikan sebagai
permulaan dari proses pembelajaran yang dilakukan siswa, mereka dituntut untuk
mampu menyelesaikan tugas proyeknya. Hal ini dapat bermanfaat bagi mereka
dalam memperoleh “life skills” yang sangat penting untuk bekal kehidupannya di
masa depan ketika mereka dihadapkan pada masalah-masalah lain. Karakteristik
ini menjadikan hasil pembelajaran dalam sains bukan hanya sekedar mengetahui
sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip atau teori saja, tetapi
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitarnyaserta prospek pengembangan berbagai
kemampuanatauketerampilan lebih lanjut. Hal ini sejalan dengan tuntutan yang
tercantum dalam StandarKompetensiLulusan (SKL) kimia di SMK.
Dalam mata pelajaran Kimia di SMK, konsep pemisahan campuran
termasuk ke dalam konsep yang penting untuk dikuasai siswa baik secara
konseptual maupun secara praktikal. Konsep ini sangat mendukung bidang
keahlian siswa,sehingga dalam proses belajar mengajarnya guru diharapkan
mampu membantu siswa untuk memahami konsep sekaligus memfasilitasi siswa
agar mampu mempraktekkannya secara langsung dan kontekstual sesuai
denganbidang keahliannya. Implikasinya, metode proyek merupakan metode yang
didugakuatrelevan untuk digunakan dalam pembelajaran pada konsep
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. RumusanMasalah
Berdasarkan uraiandalamlatarbelakang diatas, maka
secaraumumdapatdirumuskanmasalahpenelitianyaitu
“BagaimanaPembelajaranBerbasisProyekPada Materi Pemisahan
CampuranTerhadapKeterampilan Proses Sains dan Penguasaan konsep Siswa
SMK?”
Untukmemperjelasrumusanmasalah di atas,
makadifokuskanbeberapapertanyaanpenelitianyaitu:
1. Bagaimanakahketerampilan proses
sainssiswapadapemisahancampuransetelahpembelajaranberbasisproyek?
2. Bagaimanakahpenguasaankonsepsiswapadapemisahancampuransetelahpembe
lajaranberbasisproyek?
3. Bagaimanakahtanggapansiswaterhadappembelajaranberbasisproyek yang
diterapkanpadapenelitianini?
C. PembatasanMasalah
Agar permasalahanpadapenelitianiniterfokuspadahal yang diharapkan,
makaruanglingkuppadapenelitianinidibatasipadahal-halberikut:
1. Topikpemisahancampuran yang dipelajarimeliputiteknikfiltrasi, kristalisasi,
kromatografidandistilasi
2. Tanggapansiswaterhadappenerapanpembelajaranberbasisproyekpadakonsepp
emisahancampuranhanyadibatasipadabagaimanapersepsisiswamelaluiangket
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkanrumusanmasalah yang
telahdikemukakanmakatujuanpenelitianiniadalah:
1. Mengetahuibagaimanaketerampilan proses
sainsdanpenguasaankonsepsiswapadapemisahancampuransetelahpenerapanpem
belajaranberbasisproyek.
2. Mengetahui tanggapan
siswaterhadappembelajaranberbasisproyekuntukkonseppemisahancampuranyan
g diterapkanpadapadapenelitianini.
E. ManfaatPenelitian
Penelitianinidilakukandenganharapandapatmemberikanmanfaatsebagaiberik
ut:
1. Bagipeneliti,
hasilpenelitianinidapatdigunakansebagaicontohuntukmenerapkanmetodepemb
elajaran yang serupaataujenis lain yang dapatmeningkatkanketerampilan
proses sainsdanpenguasaankonsepsiswa.
2. Bagipendidikkhususnya guru kimia, diharapkanpenelitianinidapat :
a. Memberikaninformasidangambaransertamemperkayapengetahuan guru
tentang model pembelajaranuntukkonseppemisahancampuran.
b. Memotivasi guru
untukmelakukaninovasidalammenggunakanmetodepembelajaransehinggad
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3. Bagisiswa,
denganadanyavariasipendekatandalampembelajaraniniakanmengarahkansisw
amenjadilebihproaktif, kritis, kreatif,
menarikminatbelajarmerekadalammemahamikonsep-konsep yang
sulitsehinggadapatmeningkatkanpenguasaankonsep (konten), proses,
konteksaplikasisains, dansikapsains.
4. Hasilpenelitianinidiharapkandapatmemberikansumbanganpemikiranmengenai
penerapanpembelajaranberbasisproyekpadakonseppemisahancampuransertap
engembanganinovasipembelajaran IPA khususnyakimia di SMK.
F. PenjelasanIstilah
Agar tidakterdapatperbedaandalampenafsiran,
makabeberapaistilahdalampenelitianinidijelaskansebagaiberikut:
1. PembelajaranBerbasisproyekmerupakan model pembelajaran yang
memberikankesempatankepada guru untukmengelolapembelajaran di
kelasdenganmelibatkankerjaproyek (Thomas, 2000).
2. Keterampilan Proses Sainsadalahketerampilan yang
diperlukanuntukmemperoleh, mengembangkan,
danmenerapkankonsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, danteori-teorisains,
baikberupaketerampilan mental, keterampilanfisik (manual)
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. PenguasaanKonsepadalahkemampuansiswamemahamisuatupermasalahanbaik
konsepsecarateorimaupunpenerapannyadalamkehidupansehari-hari (Dahar,
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian Weak Experimental
terhadap pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan
keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa pada konsep pemisahan
campuran. Metode tersebut digunakan karena metode ini merupakan metode yang
paling sesuai dengan kondisi subjek penelitian dimana kelas yang diteliti hanya
satu kelas dan tidak menggunakan kelas pembanding.Desain yang digunakan
dalam penelitian ini adalah One Group Pre-test-Postest Design(Fraenkel dan
Wallen, 2008).Desainnya dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 The One-Group Pre-testPost-test Design
Keterangan:
O1 : Pre-test
O2 : Post-test
X : Pembelajaran berbasisproyek
Terdapat tiga langkah yang dilakukan pada desain ini yaitu: (1) memberikan
tes awal (pre-test) untuk mengukur dan keterampilan proses sains dan penguasaan
konsep awal siswa sebelum diberi perlakuan, (2) memberikan perlakuan berupa
pembelajaran berbasis proyek, dan (3) memberikan tes akhir (post-test) untuk
mengukur keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa setelah Pre-test Perlakuan Post-tes
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
perlakuan. Perbedaan selisih nilai antara tes awal dan tes akhir diasumsikan
sebagai efek dari adanya perlakuan atau adanya penerapan pembelajaran.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Kehutanan di
Provinsi Riau pada semester II tahun ajaran ajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 30
orang. Pemilihan kelas X sebagai subjek penelitian dilakukan atas pertimbangan
bahwa materi pemisahan campuran dipelajari di kelas X, ini berdasarkan sebaran
KD yang disusun oleh pihak sekolah.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini
terdiri atas:
1. Tes tertulis
Jenis tes tertulis adalah tes pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur
penguasaaan konsep siswa dan soal esai yang digunakan untuk mengukur
keterampilan proses sains siswa. Sebelum tes ini digunakan maka terlebih
dahulu dibuat kisi-kisi soal tes dan kemudian soal yang telah dirancang
divalidasi oleh dosen ahli pada bidangnya dan diuji coba terhadap siswa yang
sebelumnya telah mendapatkan konsep pemisahan campuran.Setelah
dilakukan revisi berdasarkan hasil validasi dan uji coba, maka soal tes telah
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Angket
Angket dalam penelitian ini dirancang untuk mengetahui tanggapan siswa
terhadappembelajaran berbasis proyek yang telah diterapkan serta untuk
mengetahui keuggulan dan kekurangannya.
3. Catatan Observasi
Catatan observasi digunakan untuk mengamati keterlaksanaan
tahapan-tahapan kegiatanpembelajaran berbasis proyek, keterampilan proses sains
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Alur Penelitian
Adapun alur dari penelitian pembelajaran berbasis proyek ini dapat dilihat
pada bagan berikut:
Merumuskan masalah dan tujuan penelitian
Pembuatan indikator penguasaan konsep dan keterampilan proses
sains
Pembuatan Instrumen dan perancangan model pembelajaran
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.2. Alur Penelitian
E. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa tahapan prosedur yang telah
ditempuh yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Berikut uraian
dari setiap tahap-tahap tersebut, yaitu:
(1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini, dilakukan studi pendahuluan tentang pembelajaran kimia di
SMK meliputi kajian kurikulum untuk mengetahui standar isi dan standar proses
pembelajaran kimia di SMK. Setelah itu melakukan studi pembelajaran berbasis
proyek untuk mengetahui tahapan pembelajaran yang harus dilakukan siswa
sesuai dengan konsep pemisahan campuran, kemudian mengkaji tentang
keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi aspek-aspek KPS yang sesuai
dengan materi dan model pembelajaran berbasis proyek yang diterapkan dari
aspek-aspek KPS tersebut. Selanjutnya dilakukan studi literatur/ kajian tentang
pemisahan campuran dengan mengkaji buku paket dan sumber-sumber lain yang
relevan yang lebih bersifat aplikatif untuk menentukan konsep-konsep yang perlu
dikuasai dan perlu dilatihkan melalui KPS siswa.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen tes tertulis dalam
bentuk pilihan ganda dan esai, angket, serta catatan observasi. Sebelum soal tes
dibuat terlebih dahulu disusun kisi-kisi soal untuk menentukan kesesuaian
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tes hasil belajar diujikan pada subjek penelitian, soal tes tersebut diujikan terlebih
dahulu pada siswa di luar subjek penelitian yang sudah menerima konsep yang
akan diujikan, kemudian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Uji Validitas Soal
Menurut Sudjana (2011), validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian
terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya
dinilai. Dalam penelitian ini menggunakan dua validitas yaitu validitas isi dan
validitas konstruk oleh dosen dengan keahlian yang relevan. Validitas isi, yang
menunjukkan tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep yang hendak
diukur. Misalnya soal tes keterampilan proses sains dan penguasaan konsep
pemisahan campuran harus bisa mengungkapkan isi dari materi tersebut dengan
membuat kisi-kisi soal dan meminta bantuan ahli bidang studi. Validitas konstruk,
berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian untuk mengukur
pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang diukurnya, dapat dilakukan
dengan menentukan dan mengembangkan indikator-indikator dari setiap konsep.
Dari hasil validasi, terdapat beberapa saran untuk perbaikan yang umumnya
perbaikan dalam redaksi kata dan kesesuaian soal dengan indikator yang ingin
diukur.
Setelah tahap uji validitas oleh dosen ahli, soal tersebut diuji coba kepada
siswa di luar subjek penelitian yang telah mendapatkan konsep yang akan
diajarkan. Menurut Arikunto (2009) sebuah data atau informasi dapat dikatakan
valid apabila sesuai dengan keadaan sebenarnya. Tes disebut valid apabila tes itu
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
item.Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas tes adalah teknik korelasi
product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Berikut adalah rumus korelasi
productmoment pearson:
rXY = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
n = Jumlah peserta tes
X = skor siswa pada tiap butir soal
Y = skor total
b. Uji Taraf kesukaran
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik adalah
keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut.Keseimbangan yang
dimaksudkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar
secara proposional. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal
disebut indeks kesukaran. Taraf kesukaran ini digunakan untuk menganalisis data
hasil ujicoba instrumen penelitian dalam hal tingkat kesukaran setiap butir soal,
dengan menggunakan rumus:
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban soal yang dimaksudkan
Dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kategori Tingkat Kesukaran
Batasan Kategori
0,00 < TK ≤0,30 Sukar
0,30 < TK ≤ 0,70 Sedang
0,70 < TK ≤ 1,00 Mudah
(Sudjana, 2011)
c. Uji Daya pembeda
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk
mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu
(tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang mampu (rendah
prestasinya) (Arikunto, 2009). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
BA : Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas
BB : Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah
JA : Jumlah peserta tes kelompok atas
JB : Jumlah peserta tes kelompok bawah
PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kategori daya pembeda (Arikunto, 2009) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Kategori Daya Pembeda
Batasan Kategori
0,00 <DP ≤ 0,20 Jelek (poor)
0,20 <DP ≤ 0,40 Cukup (satisfactory) 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik (good)
0,70 < DP ≤ 1,00 Baik sekali (excellent)
d. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menurut Firman (2000) adalah ukuran sejauh mana suatu alat
ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang
kemampuan seseorang. Jika alat ukur mempunyai realibilitas tinggi maka
pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan alat ukur itu terhadap subjek
yang sama dalam kondisi yang sama dalam kondisi yang sama akan menghasilkan
informasi yang sama atau mendekati sama. Salah satu cara untuk menghitung
reliabilitas dari suatu tes tanpa membelah dua tesyaitu dengan menggunakan
formula Kuder-Richardson 20 (KR # 20), dengan rumus:
r =
−1[ 1−
∑
2 ]
Keterangan:
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu p = proporsi respon betul pada suatu soal
q = proporsi respon salah pada suatu soal
s2 = variansi skor-skor tes
Adapun hasil analisis soal-soal tes penguasaan konsep dan keterampilan
proses sains berdasarkan kriteria di atas dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan 3.4
berikut:
Tabel 3.3 Hasil Uji Coba Tes Soal Penguasaan Konsep No.
Butir Soal
Daya Pembeda Tingkat
Kesukaran
Validitas Butir
Soal Kesimpulan
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No. Butir
Soal
Daya Pembeda Tingkat
Kesukaran
Validitas Butir
Soal Kesimpulan
Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
16 0,25 Cukup 0,83 Mudah 0,13 Sangat
Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Tes Soal Keterampilan Proses Sains
No.
Butir
Soal
Daya Pembeda Tingkat
Kesukaran
Validitas Butir
Soal Kesimpulan
Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
1 0,25 Cukup 0,54 Sedang 0,38 Rendah Dibuang
keterampilan proses sains yang dibuang dikarenakan nilai validitasnya yang
rendah dan ada beberapa nomor yang daya pembedanya rendah. Secara lengkap
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu (2) Tahap Pelaksanaan
Penerapan model pembelajaran ini memerlukan waktu enam kali pertemuan,
yang terdiri dari satu kali pertemuan untuk tes awal, menjelaskan proyek,
merancang dan mempersiapkan kebutuhan belajar.Selanjutnya pada pertemuan
keduasiswa berdiskusi tentang temuan informasi yang telah mereka peroleh dari
berbagai sumber untuk menyusun prosedur percobaan proyek, serta melakukan
konsultasi kepada guru atau guru pembimbing dari luar. Setelah mendapatkan
persetujuan guru, siswa mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Kegiatan
pengerjaan proyek dilaksanakan pada pertemuan ketiga dan keempat yang
dilakukan sesuai kebutuhan masing-masing kelompok proyek. Diluar jam
pembelajaran masing-masing kelompok berkonsultasi untuk mempersiapkan
pameran produk dan persentasi.
Kegiatan pameran produk dilaksanakan pada pertemuan kelima. Setiap
kelompok memamerkan hasil karyanya dan setiap kelompok proyek berkewajiban
untuk melihat dan mengobservasi kelompok lainnya. Selanjutnya setiap kelompok
mempresentasikan laporan hasil proyek di depan kelas dan menjawab pertanyaan
yang diajukan kelompok lain yang telah melihat pameran produk.Pada akhir sesi,
guru melakukan penguatan-penguatan yang diperlukan untuk memastikan semua
siswa memahami konsep, prinsip, dan teknik pemisahan campuran agar tidak
terjadi miskonsepsi.
Post-test terhadap KPS dan penguasaan konsep dilakukan pada pertemuan
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
siswa terhadap pembelajaran proyek yang telah diterapkan serta menggali
keunggulan dan kekurangannya. Pembelajaran ini dilakukan berdasarkan
tahap-tahap pembelajaran berbasis proyek yang meliputi:
a. Tahap perencanaan
1. Menganalisis Karakteristik Siswa
Pada tahap ini, guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.
Pembagian kelompok didasarkan pada nilai ulangan harian sebelumnya.
2. Merancang alat evaluasi, yaitu berupa pameran dan presentasi
b. Tahap Pelaksanaan
1. Menjelaskan proyek
Sebelum pembelajaran dimulai dilakukan tes awal yang bertujuan
untukmengetahui pengetahuan awal siswa. Setelah pretes, kegiatan pembelajaran
dimulai dengan demonstrasi yang dilakukan oleh guru tentang beberapa cara
pemisahan campuran. Tujuannya untuk mengarahkan siswa menuju tugas proyek
dan agar siswa dapat mengidentifikasi sendiri tugas proyek yang akan mereka
lakukan. Setelah itu guru mengemukakan tema dari proyek.
2. Merancang dan mempersiapkan kebutuhan sumber belajar
Pada tahap ini guru menjelaskan bahwa setiap proyek akan dipamerankan
dan dipresentasikan, dimana setiap anggota kelompok akan mencatat hal-hal yang
penting dari produk pameran proyek sesuai dengan bagiannya masing-masing,
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
presentasi. Siswa mencari literatur tentang pemisahan campuran dan teknik
pemisahan campuran yang nantinya akan dijadikan sebagai literatur mereka dalam
menyelesaikan permasalahan proyeknya.
Pada pertemuan selanjutnya, siswa duduk dalam kelompoknya
masing-masing, dimana setiap siswa sudah memiliki literatur tentang teknik-teknik
pemisahan campuran. Guru memberikan artikel berdasarkan kelompok proyek.
Dari artikel tersebut, siswa akan mengidentifikasi masalah dan merumuskannya
dalam sebuah proyek. Artikel yang diberikan kepada siswa berupa permasalahan
yang dapat mereka temui sehari-hari dan berkaitan dengan bidang keahlian
mereka pada jurusan kehutanan, seperti mengetahui komponen warna yang
terdapat pada daun dan pohon, cara penjernihan dan pemurnian air gambut, serta
proses pembuatan gula tebu. Dari masalah-masalah tersebut, siswa diharapkan
dapat memecahkannya dengan memilih dan menggunakan teknik pemisahan
campuran yang tepat, apakah melalui filtrasi, kristalisasi, kromatografi atau
distilasi.
Satu artikel yang sama tetapi masalah yang berbeda diberikan kepada dua
kelompok yang berbeda. Setiap kelompok diminta untuk mengkaji artikel
masing-masing berdasarkan literatur yang telah mereka cari dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan pada setiap artikel, kemudian
menuliskannya ke dalam lembar kerja proyek.Jika masih memerlukan beberapa
literatur, mereka dapat mencari sumber informasi lainnya.
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pada pertemuan berikutnya, setiap siswa bersama anggota kelompoknya
berkumpul dan berdiskusi untuk memilih serta menentukan teknik yang tepat
untuk memisahkan campuran yang sesuai dengan masalah kelompoknya
masing-masing, selanjutnya merancang prosedur percobaan yang akan mereka lakukan.
Setelah rancangan prosedur disepakati oleh anggota kelompok, rancangan
tersebut dikonsutasikan kepada guru untuk melihat apakah rancangan mereka
sesuai dan bisa digunakan.Mereka mulai mendata alat dan bahan yang diperlukan,
beberapa alat dan bahan yang tidak tersedia di laboratorium disediakan oleh setiap
kelompok menggunakan bahan alternatif atau yang tersedia di alam. Guru
membimbing setiap kelompok dan memberikan bantuan bila siswa
memerlukannya.
4. Mengerjakan proyek
Setelah rancangan dan rencana kerja disusun, alat dan bahan telah tersedia,
setiap kelompok melaksanakan proyek pemisahan campuran berdasarkan proyek
masing-masing kelompoknya sesuai dengan prosedur yang telah mereka rancang
dengan bimbingan guru.Kelompok 1 dan 2 melaksanakan proyek penjernihan air
sumur atau air pompa yang keruh dan air rawa atau gambut (filtrasi), kelompok 3
dan 4melaksanakan proyek pembuatan gula dari tebu dan garam dari larutan
garam (kristalisasi), kelompok 5 dan 6 melaksanakan proyek pemisahan
komponen zat warna pada kulit batang dan daun (kromatografi), kelompok 7 dan
8 melaksanakan proyek pemurnian air gambut dan pemurnian air laut menjadi air
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pengamatan dan mendiskusikan hasil pengamatannya. Kelompok-kelompok
tertentu dapat melakukannya di luar jam pelajaran selama tidak menganggu kelas
lain dan jam mata pelajaran yang lain.
Selama pengerjaan proyek, siswa dibimbing oleh guru bidang studi dan
guru pembimbing ekstrakurikuler karya ilmiah serta memberitahukan hal-hal
penting apa yang perlu diamati siswa. Data atau informasi yang terkumpul
didiskusikan, diolah dan ditulis serta siap untuk dilaporkan.
c. Tahap Evaluasi
Setiap kelompok melakukan pameran kelas berdasarkan proyeknya
masing-masing. Selanjutnya secara bergantian, melihat hasil karya dari kelompok
yang lain, mencatat hal-hal yang penting dan yang akan didiskusikan dan
ditanyakan dalam forum presentasi berdasarkan pembagian tugasnya
masing-masing dan menilai hasil karya teman mereka.
Setiap kelompok mempresentasikan proyeknya di depan kelas, lalu
dilanjutkan sesi tanya jawab dari anggota kelompok lain. Guru memberikan saran
atau bantuan seperlunya bila ternyata diskusi kurang lancar atau terhenti.
Berdasarkan pertanyaan, komentar dan saran, kelompok mendiskusikan dan
bersepakat untuk memperbaiki dan menyempurnakan laporan.Siswa bersama guru
menyimpulkan tentang materi pemisahan campuran berdasarkan proyek yang
telah mereka kerjakan dan hasil presentasinya.
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pada tahap akhir, setelah metode proyek diterapkan dengan tuntas dan
semua data yang diperlukan terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data.
Kegiatan analisis data meliputi penyekoran hasil tes awal dan tes akhir siswa,
menghitung N_gain masing-masing siswa untuk tiap aspek KPS dan penguasaan
konsep, menghitung rata-rata N_gain aspek KPS dan penguasaan konsep untuk
masing-masing siswa.
Setelah perhitungan selesai dilakukan, maka dilakukan pembahasan dan
dilanjutkan dengan membuat kesimpulan. Kegiatan terakhir dari tahap ini adalah
penyusunan laporan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data
No Jenis Data Teknik
3 Tanggapan terhadap metode pembelajaran
Angket siswa Dilakukan setelah pembelajaran
4 Kesesuaian
pembelajaran dengan RPP
Observasi Dilakukan saat
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
G. Analisa Data
Sebagaimana diungkapkan Patton (dalam Hasan, 2010) analisis data adalah
“proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,
kategori dan satuan uraian dasar.” Tahapan analisis data antara lain:
1. Pengolahan data hasil tes tertulis
Menentukan skor dari setiap jawaban hasil tes (pre-test dan post-test)
Menghitung skor total tiap siswa dan skor tiap butir soal.
Menghitung nilai pre-test dan post-test setiap siswa dengan rumus:
Nilai siswa = � � � ℎ
� � � � � 100
Menghitung persentase peningkatan keterampilan proses sains dan
penguasaan konsep siswa yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran
dihitung dengan menggunakangain yang dinormalisasi yaitu denganrumus g
faktorsebagai berikut:
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu <Spost > = nilai post-test
<Spre> = nilai pre-test
<Smaks> = nilai maksimum ideal
Untuk mengkategorikan persentase <g> keterampilan proses sains dan
penguasaan konsep siswa digunakan pengkategorian yang dapat dilihat pada
Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Pengkategorian Persentase <g>
Persentase Kategori
%<g>> 70,0 Tinggi
30,0 ≤ %<g> ≤ 70,0 Sedang
%<g>< 30,0 Rendah
(Hake, 1999)
2. Catatan observasi
Menganalisis catatan observasi untuk memperoleh deskripsi keterlaksanaan
pembelajaran berbasis proyek yang diterapkan. Rancangan proyek, laporan
sementara, laporan akhir, pameran dan presentasi akan menggambarkan
keterlaksanaan dari pembelajaran serta keterampilan proses sains siswa dalam
kelompoknya. Dari data-data tersebut akan disimpulkan pula kelebihan dan
kekurangan dari pembelajaran yang diterapkan.
3. Pengolahan Angket
Data angket hasil respon siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif untuk
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
proyek.Lembar angket respon siswa disusun berdasarkan kriteria penilaian skala
Likert (Riduwan, 2008).
Analisis dilakukan dengan menggunakan rumus persentase respon yaitu:
P = F
N× 100%
Keterangan:
P : persentase jawaban responden
F : Jumlah jawaban responden
N : Jumlah responden
Dari hasil persentase respon tersebut, kemudian dimasukkan ke data
interpretasi respon pada Tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7 Interpretasi Respon Siswa Persentase Respon (%) Kategori Respon
0-20 Sangat lemah
21-40 Lemah
41-60 Cukup
61-80 Kuat
81-100 Sangat kuat
(Riduwan, 2008)
4. Membuat kesimpulan dan menyusun laporan
Berdasarkan analisis data hasil penelitian maka diperoleh temuan yang terdiri
atas nilai pretes dan postes serta N_gain penguasaan aspek-aspek KPS, nilai pretes
dan postes serta N_gain penguasaan konsep pada topik pemisahan campuran,
tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek, serta temuan keunggulan
pembelajaran yang telah diterapkan.Temuan ini menjadi dasar pertimbangan
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkanhasilpenelitiandananalisis,
dapatdisimpulkanbahwapembelajaranberbasisproyekpadakonseppemisahancampu
randapatmeningkatkan KPS siswa.Aspek KPS yang
dikembangkanmelaluipembelajaraniniadalahketerampilanmemprediksi,
mengelompokkan, menerapkankonsep, berkomunikasi,
observasidanmerancangpercobaan.Berdasarkanhasilanalisisdiperolehtemuanbahw
adenganadanyapenerapanpembelajaranberbasisproyek, semuaaspekdalam KPS
siswamengalamipeningkatandalamkategoritinggidansedang.
Sejalandenganmeningkatnya KPS siswa,
penerapanpembelajaranberbasisproyekberimplikasi pula
terhadappeningkatanpenguasaankonsep.Seluruhaspekdalampenguasaankonseppad
amateripemisahancampuranmeningkat.Dengandemikianmeningkatnya KPS
melaluipembelajaranberbasisproyekjugaberdampakterhadappeningkatanpenguasa
ankonsepsiswadalamkategoritinggidansedang.
Pembelajaranberbasisproyek yang
dikembangkandanditerapkanmendapattanggapanpositifdarisiswa.Menurutmerekap
embelajaraninimenyenangkan, meningkatkanminatbelajar,
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sertamembantumerekadalammemahamikonsep-konseppadatopikpemisahancampuran. Hal
inijugamenunjukkanpembelajaranberbasisproyek yang
diterapkanmemilikibeberapakeunggulan, diantaranyadapat membangkitkan dan
mengaktifkan siswa dimana masing-masing siswamampubelajar dan bekerja
sendiri maupun secara berkelompok, meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep siswa, meningkatkan keterampilan proses sains siswa, memberikan
kesempatan kepada setiap siswa untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajari,
dapat menumbuhkan sikap sosial dan kerja sama yang baik, dapat membentuk
siswa dinamis dan ilmiah dalam berkarya, sertamelatih siswa untuk
berkomunikasi dengan baik dan mampu menyampaikan ide dan gagasan di depan
kelas. Namunterdapatbeberapatantangan yang
perludiantisipasidimanapembelajaraninimemerlukan waktu yang relatif
lamasehinggaperlu perencanaan yang matang baik dari guru maupun siswa
sehingga untuk penerapannya tidak bisa secara instan, masih terdapat siswa yang
tidak bisa bekerja sama dengan siswa lainnya sehingga kerja kelompok berjalan
kurang efektif, proses evaluasinyaharus intensif dan harus berbasis proyek.
Selainitu, kurikulum yang ada di sekolah belum sepenuhnya mendukung untuk
pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek.
B. Saran
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Untukmenerapkanpembelajaranberbasisproyekperludiperhatikanhal yang
terkaitdenganperencanaan yang
matangdalampengalokasianwaktuuntukpengerjaanproyek agar
pembelajaranberbasisproyekmenjadi optimal.
2. Didalampembuatansilabusperludipikirkanuntukmenyisipkan model
pembelajaran yang
dapatmendukungataumemfasilitasiberkembangnyakompetensi yang
komprehensifsesuaidengankekhasandari SMK yang
salahsatunyadapatdiwujudkandenganpembelajaranberbasisproyek
3. Agar pembelajaranproyekmenjadilebihbermakna,
sebaiknyakimiasebagaimatapelajaranadaptifharussejalandenganmatapelajara
nproduktifDalamhalinidiharapkanadanyakoordinasiantara guru
padakelompokmatapelajaranadaptifdengan guru
padakelompokmatapelajaranproduktifdalammenyusundanmengembangkansi
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Adami, G. (2006). “A New Project-Based Lab for Undergraduate Enviromental and Analytical Chemistry”.Journal of Chemistry Education.83, (2), 253- 256.
Alman, (2010).Workshop KTSP SMK
PertanianTerpaduNegeriProvinsiRiau_KTSP SMK.DepartemenPendidikanNasional.
Arifin, M., Sudja, W.A., Ismail, A.K., Mulyono.danWahyu, W. (2000). StrategiBelajarMengajar Kimia. Bandung: JurusanPendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Arikunto, S. (2009).Dasar-DasarEvaluasiPendidikan (EdisiRevisi).Jakarta :BumiAksara.
Butter, L.R. (2009). “Investigation of The Use of CucumisSativus for Remediation of Chromium from Contaminated Environmental Matrices.
An Interdiciplinary Instrumental Analysis Project”.Journal of
ChemistryEducation. 86, (9), 1095-1098.
CORD.(2001). Contextual Learning
Resource.[Online].Tersedia:http://www.cord.org/Lev2.cfm/65 [12Februari 2012]
Dahar, R.W. (1996). Teori-TeoriBelajar.Bandung: Erlangga.
Depdiknas.(2006).
StandarKompetensiLulusanuntukSatuanPendidikanDasardanMenengah. Jakarta: PeraturanMenteriPendidikanNasionalRepublikIndonesia.
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Mini-Project”.Journal of Chemistry Education Research and Practice, 8, (2), 130-139.
Firman, H. (2000). PenilaianHasilBelajardalamPengajaran Kimia. Bandung: JurusanPendidikan Kimia FPMIPA-UPI.
Frankel, J. P. danWallen N. E. (2008).How to Design and Evaluate Research in Education.New York : McGraw-Hill Companies, Inc.Sudjana. (1997). DesaindanAnalisisEksperimen. Bandung: Tarsito.
Hake, R. (1999).Analyzing Change/ Gain
Score.[Online].Tersedia:http://www.physics.indiana.edu/hake [20 Februari 2012]
Hasan, I. (2010). Analisis Data PenelitianDenganStatistik.Jakarta: BumiAksara.
Indrawati (1999).Keterampilan Proses Sains IPA.DepartemenPendidikandan Kebudayaan.DirjenDikdasmen P3GIPA. Bandung.
Mahmuddin.(2010). PenilaianKeterampilan Proses Sains.[Online].Tersedia: http://mahmuddin.wordpress.com[18 Februari 2012]
Maros, P.S. (2004). “Class Project in Physical Organic Chemistry : The Hydrolysis of Aspirin”. Journal of Chemistry Education. 81, (6), 870-873.
Mascotti, D.P. dan Warner, M.J. (2010). “Complementary Spectroscopic Assays for Investigating Protein-Ligand Binding Activity : A Project for The Advanced Chemistry laboratory”. Journal of Chemistry Education. 87, (7), 735-738.
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Moursund, D. (1997). Project : Road a Head (Project-Based Learning).[Online].Tersedia:http://www.iste.org/research/roadhead/pbl.ht ml [20Februari 2012]
Muthoharoh, H. (2010). MetodeProyek (Project Method).[Online].Tersedia:
http://alhafizh84.wordpress.com/2010/02/03/metode-proyek-project-method [15 Februari 2012]
Nurhayati, H. (2011). PembelajaranBerbasisMasalahdenganMetode Mini Project
untukMeningkatkanPenguasaankonsepdanKeterampilan Proses
SainspadaTopikPemisahanCampuran.Tesis UPI: TidakDiterbitkan.
Ostlund, K. (1991). “What the Research Says About Science Process Skill”.Journal of Science Education.The University of Texas at Austin.
Purba, M. (2010).Kimia :Untuk SMK dan MAK Kelas XII.Jakarta :Erlangga.
Purnamasari, E. (2011).
UpayaPeningkatanMotivasiBelajarSiswaMelaluiPenerapanMetodeBerbas isProyekpada Mata PelajaranPengolahanMakanan di SMK Sahid Surakarta.Thesis UniversitasNegeri Yogyakarta.
Purnawan.(2007). Keuntungan
PBL.[Online].Tersedia:http://www.purnawan.wordpress.com [24 Februari 2012]
Riduwan.(2008). SkalaPengukuranVariabel-VariabelPenelitian. Bandung: Alfabeta.
Rustaman, N., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S.A., Achmad, Y., Subekti, R.,
Rochintaniawati, D. danNurjhani, M.
(2003).StrategiBelajarMengajarBiologi. Bandung:
JurusanPendidikanBiologi FPMIPA-UPI.
Sri Rahmadani, 2012
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sahara, L. (2008). Penggunaan Model
PembelajaranBerbasisMasalahuntukMeningkatkanPenguasaanKonsepdan KeterampilanBerpikirKritisSiswapadaKonsepKalor.Tesis.SekolahPascasar jana UPI: tidakditerbitkan.
Semiawan, C., Tangyong, A.F., Belen, S., Matahelemual, Y. (1985).
PendekatanKeterampilan Proses;
BagaimanaMengaktifkanSiswadalamBelajar. Jakarta: PT. Gramedia.
Sola danOjo.(2007). “Effects of Project, Inquiry, and Lecture-Demonstration
Teaching Methods on Senior Secondary Students’ Achievement in
Separation of Mixtures Practical Test”.Journal of Educational Research and Review vol.2 (6), pp.124-132.
Subandi, Salirawati, D., Pratomo, H., Sopandi, W., Kadarohman, A. danIntan, I.(2005). Sains Kimia Untuk SMP. IKIP MALANG :UniversitasNegeri Malang.
Sudjana. (2011). PenilaianHasil Proses BelajarMengajar. Bandung: RemajaRosdakarya.
The George Lucas Educational Foundation. (2005). Project-Based Learning .[Online].Tersedia: http://www.edutopia.org [20 Februari 2012]
Thomas, J.W. (2000). A Review of Research on Project-Based Learning.[Online].Tersedia:http://www.bie.org/index.php/site/RE/pbl_rese arch/29 [12Februari 2012]
Trianto. (2010). Model PembelajaranTerpadu :Konsep, Strategi, danImplementasinyadalam KTSP. Jakarta :BumiAksara.