• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING CYCLE PADA STANDAR KOMPETENSI MEMUPUK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 1 BOJONGPICUNG CIANJUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING CYCLE PADA STANDAR KOMPETENSI MEMUPUK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 1 BOJONGPICUNG CIANJUR."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPAN TERIMAKASIH ...iii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ...ix

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Rumusan Masalah ... 4

1.5 Tujuan ... 4

1.6 Manfaat Penelitian ... 5

1.7 Definisi Operasional ... 5

1.8 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI, PARADIGMA PENELITIAN DAN HIPOTESIS ...8

2.1 Landasan Teori ...8

2.2 Paradigma Penelitian ...29

2.3 Hipotesis Penelitian ...30

BAB III METODE PENELITIAN ...32

3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ...32

3.2 Metode dan Desain Penelitian ...33

3.3 Variabel Penelitian ...34

3.4 Instrumen Penelitian dan Pengembangan Instrumen ...35

3.5 Teknik Pengumpulan Data ...39

3.6 Analisis Data ...40

3.7 Tahapan Penelitian ...43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...48

5.3 Deskripsi Data Penelitian...48

5.4 Analisis Data Hasil Penelitian ...54

5.5 Pembahasan Hasil Penelitian ...60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...64

5.1 Kesimpulan ...64

5.2 Saran ...64

(2)

Lampiran 9

Analisis Data Penelitian A.Uji Homogenitas

1. Uji Homogenitas Pre Test

� =� � � � �

� � � � � �

� =1,39 1,15

�= 1,21

F tabel (0,95,16,15) adalah 2,38. Ternyata F hitung < F tabel, maka kedua varian

homogen

2. Uji Homogenitas Post Test

� =� � � � �

� � � � � �

� =3,41 2,66

�= 1,28

F tabel (0,95,16,15) adalah 2,38. Ternyata F hitung < F tabel, maka kedua varian

homogen

3. Uji Homogenitas Nilai Gain

� =� � � � �

� � � � � �

� =0,07 0,06

�= 1,17

F tabel (0,95,16,15) adalah 2,38. Ternyata F hitung < F tabel, maka kedua varian

(3)

B.Uji t

1. Uji t Pre Test

= �͞1− �͞2

(�1−1) 12+ (�2 −1) 22 �1 +�2−2 (

1

�1+�21)

= 4,38−4,63

(17−1)1,39 + 16−1 1,15

17 + 16−2 (

1 17+

1 16)

= −0,63

Berdasarkan uji t di atas, bahwa data pre test dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol diperoleh nilai thitung sebesar -0,63. Nilai ttabel pada dk = 31 pada derajat

kepercayaan 95% diperoleh sebesar 2,0399. Hal ini menunjukkan bahwa thitung

< ttabel, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa tidak terdapat perbedaan

peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Uji t Post Test

= �͞1− �͞2

(�1−1) 12+ (�2 −1) 22 �1 +�2−2 (

1

�1+�21)

= 6,74−6,44

17−1 17 + 163,41 + 162−1 2,66 (171 +161)

= 0,49

Berdasarkan uji t di atas, bahwa data post test dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol diperoleh nilai thitung sebesar 0,49. Nilai ttabel pada dk = 31 pada derajat

kepercayaan 95% diperoleh sebesar 2,0399. Hal ini menunjukkan bahwa thitung

< ttabel, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa tidak terdapat perbedaan

(4)

3. Uji t Nilai Gain

= �͞1− �͞2

(�1−1) 12+ (�2 −1) 22 �1 +�2−2 (

1

�1+�21)

= 0,43−0,34

17−1 17 + 160,06 + 162−1 0,07 (171 +161)

= 1

Berdasarkan uji t di atas, bahwa data nilai gain dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol diperoleh nilai thitung sebesar 1. Nilai ttabel pada dk = 31 pada derajat

kepercayaan 95% diperoleh sebesar 2,0399. Hal ini menunjukkan bahwa thitung

< ttabel, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa tidak terdapat perbedaan

(5)

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Lokasi dan Subjek Penelitian

1.1.1 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Bojongpicung Jl.

Darmaga Desa Sukaratu Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur

Jawa Barat.

1.1.2 Subjek penelitian

Subjek penelitian pada penelitian yang telah dilaksanakan adalah

siswa SMK Negeri 1 Bojongpicung kelas X Kompetensi Keahlian

Agribisnis Produksi Tanaman (APT).

1.1.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Sugiyono (2008: 115)

Populasi yang akan diteliti pada penelitian ini adalah

orang/subyek. Subjek populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X

Kompetensi Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman (APT) yang

berjumlah 33 orang.

1.1.2.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah

(6)

Sugiyono (2008: 122) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel

bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Sampel dalam penelitian ini diambil sebesar jumlah populasi

yaitu seluruh siswa kelas X Kompetensi Keahlian Agribisnis Produksi

Tanaman (APT) yang berjumlah 2 kelas dengan jumlah siswa

masing-masing 17 dan 16 orang.

Hal tersebut diperkuat menurut Arikunto (2006: 134) apabila

subyek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua, tetapi jika

subyeknya besar atau lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10-15%

atau 20-25% atau lebih.

1.2 Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

experimental design. Bentuk desain eksperimen ini merupakan

pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan.

Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen. Quasi experimental design, digunakan karena

pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan

untuk penelitian.

Quasi experimental design yang digunakan pada penelitian ini

adalah nonequivalent control group design. Desain ini hampir sama

(7)

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara

random.

Dalam penelitian ini melibatkan dua kelompok subjek. Kelompok

pertama merupakan kelompok eksperimen, yaitu kelompok yang

diberikan pembelajaran kooperatif learning cycle. Sedangkan kelompok

kedua merupakan kelompok kontrol, yaitu kelompok yang diberikan

pembelajaran konvensional. Desain penelitian dapat dilihat pada tabel di

[image:7.595.122.507.246.547.2]

bawah ini:

Tabel 3.1 Desain penelitian

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

Keterangan:

O1 = Pre test (tes awal) pada kelompok eksperimen

O3 = Pre test (tes awal) pada kelompok kontrol

X = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif Learning Cycle

O2 = Post test (tes akhir) pada kelompok eksperimen

O4 = Post test (tes akhir) pada kelompok kontrol

1.3 Variabel Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kuantitatif, sehingga variabel

yang muncul dalam penelitian ini adalah variabel kuantitatif. Karena

penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, maka di dalamnya terdapat

dua variabel yaitu variabel eksperimen dan variabel kontrol.

1. Variabel eksperimen. Variabel eksperimen pada penelitian ini adalah

hasil belajar kelas yang menggunakan pembelajaran kooperatif learning

cycle (X).

2. Variabel kontrol. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah hasil belajar

(8)

1.4 Instrumen Penelitian dan Pengembangan Instrumen

Instrumen penelitian menurut Iskandar (2010: 78) merupakan

komponen yang sangat penting dalam menjalankan sebuah penelitian dalam

usaha mendapatkan data.

Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah

instrumen tes berupa tes objektif dalam bentuk pre test dan post test.

Disamping itu, untuk mendapatkan data penunjang kesimpulan yang

diharapakan di akhir penelitian ini, digunakan instrumen non tes berupa

lembar observasi keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

1. Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

objektif berupa soal pilihan ganda dengan jumlah 40 soal. Soal yang akan

digunakan untuk pre test dan post test sebanyak 20 soal. Instrumen tes ini

harus memenuhi empat kriteria, yaitu validitas, reliabilitas, taraf

kesukaran, dan daya pembeda. Untuk mengetahui pemenuhan keempat

kriteria tersebut, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

harus melalui pengujian dan perhitungan. Berikut ini adalah pengujian

dan perhitungan yang perlu dilakukan berkaitan dengan kriteria yang

harus dipenuhi oleh instrumen penelitian.

a. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen

(9)

validitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien produk

momen yaitu dapat dihitung dengan menggunakan perumusan:

rxy = N ∑XY –(∑X)( ∑Y) (( N ∑ X2– ( ∑ X )2 ( N ∑ Y2– ( ∑ Y )2 ) )

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara skor butir soal dan skor total N = Banyaknya subjek

∑ X = Jumlah skor butir soal ∑Y = Jumlah skor total

∑X2 = Jumlah kuadrat skor butir soal ∑Y2 = Jumlah Kuadrat skor total

∑XY = Jumlah perkalian skor butir soal dan skor total

[image:9.595.132.507.115.553.2]

Berikut Interpretasi validitas seperti yang tersaji pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.2 Interpretasi validitas instrumen tes

Koefisien korelasi Kriteria validasi 0,80 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < r ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < r ≤ 0,60 Cukup

0,20 < r ≤ 0,40 Rendah

0,00 < r ≤ 0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2006: 72)

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah keajegan atau ketetapan. Suatu tes dapat

dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap.

Keterangan:

r11= reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal

(10)

(Arikunto, 2006)

Besarnya koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk

menyatakan kriteria reliabilitas. Menurut Arikunto (2006: 245) bahwa:

r11≤ 0,20 = Reliabilitas sangat rendah

0,20 < r11 ≤ 0,40 = Reliabilitas rendah

0,40 < r11 ≤ 0,60 = Reliabilitas sedang

0,60 < r11 ≤ 0,80 = Reliabilitas tinggi

0,80 < r11 ≤ 100 = Reliabilitas sangat tinggi

c. Tingkat kesukaran soal

Tes yang baik adalah tes yang mempunyai taraf kesukaran tertentu,

sesuai dengan karakteristik peserta tes. Taraf kesukaran suatu tes

dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut ini:

P = B

JS

Keterangan :

P = Tingkat kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran ini diberi simbol P (p besar), singkatan dari kata

“proporsi”. Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang

Soal dengan P (0,70) sampai 1,00 adalah soal mudah

(11)

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang

bodoh (berkemampuan rendah). Rumus untuk menentukan indeks

diskriminasi adalah:

D = BA

JA −

BB

JB = PA−PB

Keterangan :

D = daya pembeda soal

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

P = = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB =

� = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda: D : 0,00 -0,20 = jelek D : 0,21- 0,40 = cukup D : 0,41-0,70 = baik D : 0,71-1,00 = baik sekali

D : negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. (Arikunto, 2006)

Supaya tes mempunyai validitas isi harus diperhatikan hal-hal

berikut:

a. Tes harus dapat mengukur sampai berapa jauh tujuan pembelajaran

tercapai ditinjau dari materi yang diajarkan.

b. Penekanan materi yang akan diujikan seimbang dengan penekanan

materi yang diajarkan.

c. Materi pelajaran untuk menjawab soal-soal ujian sudah dipelajari dan

(12)

2. Instrumen non tes

Penggunaan instrumen non tes ini bertujuan untuk menguatkan

kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini secara valid dibandingkan

jika hanya menggunakan satu instrumen tes saja. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi untuk melihat

keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Lembar

observasi ini dilakukan supaya dalam pelaksanaan penelitian, peneliti

tidak salah dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Ditakutkan

apabila tidak ada lembar observasi ini, peneliti yang masuk pada kelas

eksperimen, pembelajaran di kelas eksperimen terbawa ke dalam kelas

kontrol begitu pun sebaliknya.

1.5 Teknik Pengumpulan Data

Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah menentukan cara

mengukur variabel penelitian dan alat pengumpulan data. Untuk mengukur

variabel diperlukan instrumen penelitian dan instrumen ini berfungsi untuk

digunakan dalam mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data pada

penelitian ini yaitu melalui metode tes.

Metode tes merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

memberikan sejumlah item pertanyaan mengenai materi yang telah

diberikan kepada subjek penelitian. Pada penelitian ini metode tes

digunakan untuk mengumpulkan data mengenai pengetahuan awal siswa

(13)

berbentuk tes objektif berupa soal pilihan ganda yang memuat beberapa

pertanyaan mengenai materi pada standar kompetensi memupuk.

1.6 Analisis Data

Analisis data penelitian merupakan langkah yang sangat penting

dalam kegiatan penelitian, analisis data yang benar dan tepat akan

menghasilkan kesimpulan yang benar. Analisis data yang dilakukan yaitu :

1. Mencari nilai rata-rata kelas dan standar deviasi

Rumus untuk mencari mean X (kelas eksperimen) dan Y (kelas

kontrol) adalah sebagai berikut:

� =

1 �

= 2

Keterangan:

Mx = nilai rata-rata kelas eksperimen X = nilai data di kelas eksperimen n1 = jumlah data di kelas eksperimen

My = nilai rata-rata kelas kontrol Y = nilai data di kelas kontrol n2 = jumlah data di kelas kontrol

Rumus untuk mencari standar deviasi X dan Y adalah sebagai berikut :

� = ( − � )

2

1 �

= ( − � )

2 2

Keterangan :

Sdx = standar deviasi kelas eksperimen X = nilai data di kelas eksperimen n1 = jumlah data di kelas eksperimen

Mx = nilai rata-rata kelas eksperimen Sdy = standar deviasi kelas kontrol Y = nilai data di kelas kontrol n2 = jumlah data di kelas kontrol

(14)

2. Nilai Gain (peningkatan)

Data peningkatan merupakan data yang diperoleh dari selisih

antara pre test dan post test yang diberikan kepada siswa. Pengujian

peningkatan dilakukan dengan menggunakan rumus gain skor

ternormalisasi.

<� >= −

� −

Keterangan :

< g > = gain skor ternormalisasi Post test = skor hasil post test Pre test = skor hasil pre test Skor maksimum = skor tertinggi

Tingkat perolehan gain skor ternormalisasi dikategorikan ke dalam tiga

kategori, yaitu :

a. g –tinggi : dengan (< g >) > 0,7

b. g –sedang : dengan 0,7 < (< g >) > 0,3

c. g –rendah : dengan (< g >) < 0,3

3. Uji hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah suatu penelitian

itu hipotesisnya dapat diterima atau ditolak. Hipotesis alternatif (Ha)

dalam penelitian ini yaitu terdapat perbedaan hasil belajar yang

signifikan antara kelas perlakuan yaitu kelas yang menerapkan

(15)

yang menerapkan pembelajaran konvensional pada standar kompetensi

memupuk.

Untuk mengetahui apakah hipotesis alternatif (Ha) dalam

penelitian ini diterima atau tidak, maka dilakukan uji hipotesis

menggunakan t-test. Jumlah anggota sampel pada penelitian ini n1 ≠ n2

dan setelah dihitung variannya homogen. Pengujian homogenitas varian

dilakukan dengan uji F yaitu dengan rumus sebagai berikut:

� =� �

� � �

Harga F yang telah dihitung selanjutnya dibandingkan dengan

harga F tabel dengan dk pembilang (n1-1) dan dk penyebut (n2-1) dengan

taraf kesalahan 5%.

Pengujian homogenitas varian dilakukan dengan dengan kriteria

sebagai berikut :

Jika Fhitung > Ftabel, maka data tidak homogen.

Jika Fhitung < Ftabel, maka data homogen.

Rumus t-test yang digunakan yaitu dengan menggunakan polled

varian. Derajat kebebasannya (dk) = n1 + n2 – 2. Rumus t-test yaitu

sebagai berikut:

= 1͞͞2

( 1−1) 12+ (

2−1) 22

1+ 2−2 (

1 1+

1 2)

Keterangan :

͞

1 = mean sampel kelompok eksperimen

͞

2 = mean sampel kelompok kontrol 12 = varian kelompok eksperimen 22 = varian kelompok kontrol

n1 = jumlah data kelas eksperimen

(16)

(Sugiyono, 2012: 197)

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menentukan signifikan

perbedaan dua variabel dengan kriteria sebagai berikut :

Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Jika thitung < ttabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

3.7 Tahapan Penelitian

Tahapan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap

persiapan, pelaksanaan, dan pengolahan data. Rincian tahapan penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan merupakan tahapan yang dilakukan sebelum

melakukan penelitian. Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahapan

persiapan yaitu sebagai berikut :

a. Melakukan observasi pendahuluan untuk menemukan masalah

penelitian. Observasi dilakukan pada saat peneliti melakukan kegiatan

program pengalaman lapangan (PPL).

b. Menentukan judul penelitian dan membuat proposal penelitian.

c. Melaksanakan bimbingan proposal penelitian dengan dosen

pembimbing.

d. Melaksanakan seminar I (proposal penelitian);

e. Memperbaiki atau merevisi proposal penelitian berdasarkan hasil

seminar I dan disesuaikan dengan arahan dari para dosen

(17)

f. Mengajukan surat izin observasi dan penelitian di SMK Negeri 1

Bojongpicung.

g. Mengadakan konsultasi dengan Kepala Sekolah serta Wakasek

Bidang Kurikulum SMK Negeri 1 Bojongpicung terkait dengan

penelitian yang akan dilaksanakan;

h. Mengadakan konsultasi dengan Guru Mata Pelajaran Produktif yang

mengampu standar kompetensi memupuk terkait dengan penelitian

yang akan dilaksanakan;

i. Membagi subjek penelitian menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol menggunakan

pembelajaran konvensional, sedangkan kelompok eksperimen

menggunakan pembelajaran kooperatif learning cycle;

j. Menyusun instrumen penelitian dan perangkat pembelajarannya

(rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, soal pre test dan post

test);

k. Memberikan pre test dengan menggunakan soal pilihan ganda, setelah

terlebih dahulu melakukan uji instrumen guna validasi soal-soal

tersebut;

l. Mengolah data hasil pre test, data hasil pre test kemudian diuji beda

antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.

2. Tahap pelaksanaan

Penelitian ini berlangsung selama tiga kali pertemuan. Pertemuan

(18)

pupuk anorganik dan organik. Pertemuan kedua, materi yang

disampaikan mengenai menghitung kebutuhan pupuk. Selanjutnya

pertemuan ketiga, materi yang disampaikan mengenai menggunakan

berbagai teknik pemupukan.

Secara garis besar, pelaksanaan penelitian ini adalah melakukan

pembelajaran secara konvensional pada kelompok kontrol dan

melakukan pembelajaran kooperatif learning cycle pada kelompok

eksperimen. Pembelajaran secara konvensional dilakukan dengan metode

ceramah yang menggunakan media terbatas. Salah satu pelaksanaan

[image:18.595.133.509.196.718.2]

pembelajaran kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.3 Pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol Kelas Kontrol

Kegiatan Kegiatan Awal

 Guru memberi salam dan mengajak peserta didik untuk berdo’a sebelum melaksanakan pembelajaran

 Guru melakukan pengabsenan  Guru memberikan pre test Kegiatan Inti

 Guru menyampaikan uraian materi

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya dan menjawab pertanyaan dari siswa tersebut

Kegiatan Akhir

 Guru menyimpulkan materi yang sudah diberikan

(19)

Sedangkan pembelajaran dengan menggunakan kooperatif

learning cycle dilakukan dengan metode variatif yang menggunakan

media serta sumber belajar yang beragam. Salah satu pelaksanaan

[image:19.595.133.506.190.762.2]

pembelajaran kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.4 Pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen Kelas Eksperimen

Kegiatan Kegiatan Awal

1. Engagement (Undangan) a. Motivasi

 Guru memberi salam dan mengajak peserta didik untuk berdo’a sebelum melaksanakan pembelajaran

 Guru melakukan pengabsenan

 Guru mengaktifkan peserta didik dengan memberikan perhatian penuh

b. Apersepsi

 Guru mengajak peserta didik untuk mengikuti dan memperhatikan pembelajaran

 Guru bertanya kepada siswa seputar materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya

 Guru menjelaskan materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya secara singkat

 Guru mengarahkan dan menggali potensi peserta didik dengan cara mengeksplorasi pengetahuan awal mereka

dengan kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan

dengan materi yang akan disampaikan

c. Informasi

 Guru menjelaskan tentang materi ajar yang akan disampaikan

(20)

Kegiatan Inti

2. Exploration (Eksplorasi)

 Guru membentuk kelompok secara heterogen (setiap kelompok berjumlah 5-6 orang)

 Guru memberikan soal mengenai perhitungan kebutuhan pupuk  Guru membimbing dan mengarahkan siswa dalam kegiatan

diskusi kelompok

3. Explanation (Penjelasan)

 Setiap kelompok menjelaskan kepada kelompok lain dari hasil kegiatan diskusi

 Guru menjelaskan konsep dan meluruskan konsep siswa yang keliru

4. Elaboration (Penerapan)

Guru menugaskan kepada setiap siswa untuk menyelesaikan soal

mengenai perhitungan pupuk di rumah

Kegiatan Akhir

5. Evaluation (Evaluasi)

 Guru melakukan evaluasi secara lisan berupa pertanyaan selama pembelajaran berlangsung

 Guru menyimpulkan materi yang sudah diberikan

 Guru menginformasikan materi pembelajaran selanjutnya  Guru menutup pelajaran dengan berdoa

3. Tahap pengolahan data

a. Pengolahan data dilakukan terhadap hasil pre test dan post test yang

telah dilaksanakan selama kegiatan penelitian;

b. Pengolahan data dilakukan untuk menguji nilai gain (peningkatan)

dan menguji hipotesis;

c. Membuat penafsiran dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian;

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian yang telah

dilaksanakan yaitu dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Learning Cycle pada Standar Kompetensi Memupuk untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa di SMK Negeri I Bojongpicung Cianjur”, diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa pada standar kompetensi memupuk dengan

menerapkan pembelajaran konvensional (kelas kontrol) menunjukkan

peningkatan gain pada kategori sedang.

2. Hasil belajar siswa pada standar kompetensi memupuk dengan

menerapkan pembelajaran kooperatif learning cycle (kelas eksperimen)

menunjukkan peningkatan gain pada kategori sedang.

3. Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas

eksperimen yang menerapkan pembelajaran kooperatif learning cycle

dengan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional

pada standar kompetensi memupuk.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil kajian terhadap penerapan model pembelajaran

kooperatif learning cycle. Peneliti mengemukakan beberapa saran

(22)

1. Pembelajaran yang akan digunakan untuk mata pelajaran produktif di

SMK harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan

disampaikan, sehingga sebelum melakukan pembelajaran guru terlebih

dahulu mempelajari karakter dan sifat dari materi pelajaran dan model

pembelajaran yang akan digunakan.

2. Efektifitas pembelajaran akan tinggi jika guru menguasai materi dan

langkah-langkah pembelajaran. Untuk itu, guru yang melakukan

pembelajaran harus menguasai materi.

3. Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi,

terutama dalam diskusi kelompok.

4. Pengelompokkan kerja dalam pembelajaran kooperatif learning cycle

harus dilakukan secara heterogen, yaitu terdiri dari siswa yang memiliki

kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

5. Tahapan yang lebih diperhatikan dalam pembelajaran kooperatif

learning cycle yaitu pada tahap eksplanasi (pengenalan konsep) dan

elaborasi (aplikasi konsep), hal ini bertujuan agar tidak terjadi

miskonsepsi oleh siswa.

6. Untuk peneliti lain, apabila akan melakukan penelitian eksperimen yang

menyangkut pembelajaran kooperatif learning cycle, harus dilakukan

dengan indikator yang lebih luas dan mendalam agar hasil penelitian

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012). Model Siklus Belajar (Learning Cycle). [Online]. Tersedia:

http://learningmodels.blogspot.com/2011/04/2.html. [12 Juni 2012]

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiyono. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press.

Bybee, W. R , Trowbridge L.W. (1996). Teaching Secondary School Science: Strategies for Develoving Scientific Literacy. New Jersey: Merrill Publishing

Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Depdikbud. (1992). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Persero Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta.

Fajaroh, F dan Dasna, I. W. (2007). Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar (Learning Cycle). Jurusan Kimia FMIPA UM. Tersedia di:

http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/pembelajaran-dengan-model-siklus-belajar-learning-cycle/ [11 Oktober 2012]

Hendrawaati, Sri. (2012). Cooperatif Learning. [Online]. Tersedia: http://srihendrawati.blogspot.com/2012/02/cooperative-learning_08.html. [12 Juni 2012]

Iskandar. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: GP Press

Martin, Ralph. E. 1994. Teaching Science For All Children. Boston: Allyn and Bacon.

Muhidin dan Abdurahman. (2009). Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Rumini, S. dkk. (1995). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

(24)

Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi (Cetakan ke-Tujuh Belas). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2008). Statistik Nonparametris untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata. N.S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosdakarya.

Sularmi. (2011). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VI SD Negeri Sidoharum Kabupaten Musi Rawas Melalui Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT). [Online]. Tersedia: http://bio-

sanjaya.blogspot.com/2012/03/skripsi-ptk-model-kooperatif-tipe-teams.html. [12 Juli 2012]

Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel 3.1 Desain penelitian Eksperimen O
Tabel 3.2 Interpretasi validitas instrumen tes Koefisien korelasi Kriteria validasi
Tabel 3.3 Pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol  Kelas Kontrol
Tabel 3.4 Pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen Kelas Eksperimen

Referensi

Dokumen terkait

Unsur-unsur yang dievaluasi adalah yang sesuai dengan yang ditetapkan pada Dokumen Pengadaan. Evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur dengan ketentuan memenuhi

Rata- rata Persentase Manfaat Hasil Pengetahuan “Mengolah Hidangan Berbahan Terigu (Pasta)” Sebagai Kesiapan Cook Helper Berkaitan Dengan Tahap Persiapan ……… 82

• Dokumen, tombol pada kolom ’Dokumen’ untuk mengunggah hasil scan (pemindaian) surat ijin usaha, dan akan tampil setelah data isian ini

[r]

Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Diperiksa

[r]

Ukuran bisa disetting dengan cara klik kanan di ruler area gambar maka akan muncul satuan ukuran yang akan digunakan. Seperti pixel, cm ,

Pengadaan Blangko Security Kependudukan Pengadaan Cetak Administrasi Kantor Pengadaan Kendaraan Dinas Operasional Pengadaan Komputer. Pengadaan