• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT

PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Seni Musik

Oleh

Vendra Rumagara

0607781

Oleh

VENDRA RUMAGARA

0607781

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

▸ Baca selengkapnya: susunan acara 4 bulanan menurut islam

(2)

Vendra Rumagara, 2013

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT

PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Suwardi Kusmawardi, M.Sn. NIP. 195604011991011001

Pembimbing II

Engkur Kurdita, S.pd. NIP. 196104221986011001

Mengetahui, Ketua Jurusan

(3)

ABSTRAK

LAGU – LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN adalahjudulpenelitian yang disusunoleh VENDRA RUMAGARA.

Maksud tujuan dari penelitian ini ialah ingin turut serta memikirkan cara mengembangkan kesenian terobosan baru di daerah Jawa Barat, khususnya mengenai lagu – lagu pesantren yang dikolaborasikan dengan kesenian sunda, juga ingin mendalami cara penggabungan solawat dengan alunan sunda sehingga terkesan islami untuk didengar.

Metoda yang penulis gunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah metoda Deskriptif dengan teknik; Observasi, studikepustakaan, perekaman dan pengolahan data. Adapun populasi dan sampel dalam penulisan karya ini ialah lagu lagu pesantrenan dan musik kolaborasi antara musik tradisi dan musik moderen.

(4)

iv Vendra Rumagara, 2012

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAPTAR ISI ... iv

DAPTAR TABEL ... x

DAPTAR GAMBAR ... xi

DAPTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB-I LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI- KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Definisi Operasional ... 6

F. Asumsi ... 7

G. Metode Penelitian... 8

H. Teknik Pengumpulan Data ... 9

(5)

2. Wawancara ... 9

3. Dokumentasi ... 10

4. Studi Literatur ... 10

I. Teknik Pengolahan Data ... 11

J. Tempat dan Subjek Penelitian... 11

K. Agenda Kegiatan ... 12

BAB-II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. Kesenian ... 13

B. Alkulturasi ... 13

C. Asimilasi ... 14

D. Musikalitas... 14

E. Kreativitas ... 15

F. Pengertian Kolaborasi ... 16

G. Fungsi Seni Pasantrenan Syifaush Shudur di Masyarakat 17 H. Kesenian Pasantrenan Syifaush Shudur ... 18

1. Karawitan ... 18

2. Sekar ... 19

3. Gending ... 19

4. Anggana / AngganaSekar ... 19

5. Rampak / RampakSekar ... 20

(6)

vi Vendra Rumagara, 2012

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Lagu-lagu ... 20

8. Wanda Anyar ... 21

9. Tandak / IramaTandak ... 21

10. Irama Merdeka... 21

11. Tembang... 22

12. Kawih ... 22

13. Juru Sekar ... 22

14. Tembang Sunda Cianjuran... 23

15. Waditra ... 23

16. Pirigan ... 23

17. Pamirig / Dipirig ... 24

I. Pasantrenan Syifaush Shudur ... 24

1. Pesantren ... 24

2. SyifaushShudur ... 24

3. Pesantrenan ... 25

4. Pasantrenan Syifaush Shudur ... 25

5. Pengajian Rutin Bulanan ... 25

6. Sholawatan ... 26

7. Qori ... 26

(7)

syifaush shudur ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 27

B. Teknik Penelitian ... 28

1. Observasi ... 28

2. Wawancara ... 29

3. Studi Literatur ... 30

4. Dokumentasi ... 31

C. Tekhnik Pengolahan Data ... 32

D. Prosedur Pengolahan Data ... 32

1. Reduksi Data ... 33

2. Penyajian Data ... 33

3. Pengambilan Kesimpulan ... 33

E. Langkah-langkah Penelitian ... 34

1. Persiapan ... 34

2. Pelaksanaan Penelitian ... 34

3. Penyusunan Laporan Penelitian ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN ... 36

(8)

viii Vendra Rumagara, 2012

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Shudur ... 36

2. Pengajian Rutin Bulanan ... 40

3. Lagu-lagu Pasantrenan Syifaush Shudur ... 42

B. PEMBAHASAN ... 51

1. Bentuk Penyajian Lagu-lagu Pasantrenan Syifaush- Shudur ... 51

2. Struktur Penyajian Lagu-lagu Pasantrenan- Syifaush Shudur ... 52

a. Pembukaan ... 52

b. Isi ... 53

c. Penutup ... 54

3. Tempat dan Waktu Pertunjukkan ... 55

a. Tempat Pertunjukkan ... 55

b. Waktu Pertunjukkan ... 56

4. Waditra ... 57

a. Kacapi Indung ... 57

b. Kacapi Rincik 1dan2 ... 58

c. Kendang ... 58

d. Suling ... 58

e. Biola ... 58

(9)

g. Goong ... 59

5. Kostum ... 59

6. PosisiPemain ... 61

BAB V KESIMPILAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 62

B. Rekomendasi ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 68

(10)

x Vendra Rumagara, 2012

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Foto K.H. Rd. Encep Fachruddin Pimpinan Pondok Pesantren

Syifaush Shudur.……….….36.

Gambar 4.2 Photo Mesjid Pesantren Syifaush Shudur.………37.

Gambar 4.3 Photo Pondok Pesantren Syifaush Shudur.………..38.

Gambar 4.4 Mustami Perempuan dalam acara Pengajian Rutin Bulanan di

Pondok Pesantren Syifaush Shudur.………...………....41.

Gambar 4.5 Mustami Laki-laki dalam acara Pengajian Rutin bulanan

di Pondok Pesantren Syifaush Shudur.….……….……42.

Gambar 4.6 Wawancara Penulis dengan Drs. H. Asep Kosasih SA. ………….44.

Gambar 4.7 Wawancara Penulis dengan Bpk. K.H. Rd. Encep Fachruddin

di Pondok Pesantren Syifaush Shudur. ..………47.

Gambar 4.8 Photo tempat pertunjukan Kesenian Pasantrenan Syifaus

Shudur di Pondok Pesantren Syifaush Shudur.………56.

Gambar 4.9 – 4.15 Gambar Waditra yang dipakai di dalam pertunjukan

Kesenian pasantrenan Syifaush Shudur.……….....… 57-59.

Gambar 4.16 Photo kostum pemain pada saat pertunjukan

di Pondok Pesantren Syifaush Shudur. ………60.

Gambar 4.17 Photo koleksi kostum pemain untuk acara

Pertunjukan kesenian Pasantrenan Syifaush Shudur.……….60.

(12)

xii Vendra Rumagara, 2012

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Partitur Sholawat Burdah ………..………...……69

Lampiran 2 Partitur Al-Qur’an ………..…………...………..71

Lampiran 3 Partitur Gentra Syifaush Shudur ..………74

Lampiran 4 Album rekaman MP3 Pasantrenan Syifaush Shudur ……….….77

Lampiran 5 Nara Sumber …..………...79

Lampiran 6 Pedoman Wawancara …………..……….81

(14)

1

Vendra Rumagara, 2012

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT

PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN A. Latar belakang

Seni dan Budaya sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan/perubahan

mental dan moral bangsa, seperti halnya yang terasa sekarang ini adanya

perubahan mental dan moral bangsa akibat dari pengaruh seni-budaya itu,

sehingga terjadi krisis moral yang tidak mudah untuk dikembalikan kesemula.

Bangsa yang tadinya berbudaya tinggi, religius, berbudi luhur dan berakhlaq

mulia itu bisa jadi hancur berantakan.

Salah satu faktor yang menyebabkan kerusakan akhlaq dan moral, yaitu

pengaruh globalisasi yang masuk tanpa filter dan derasnya pengaruh seni-budaya

asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita yang terasa dipaksakan

untuk dikenyam, diikuti dan dinikmati. Seni–Budaya milik kita sendiri sudah

tidak dilirik bahkan diabaikan begitu saja, padahal seni budaya milik kita adalah

merupakan salah satu alat filter untuk menyaring pengaruh-pengaruh budaya

asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita.

Tidak jarang terjadi kontradiksi dari bebepara kalangan pesantren terhadap

kesenian, ‘’dikatakannya bahwa kesenian itu haram, bahwa kesenian itu bid’ah

(15)

2

itu benar apabila kesenian itu sendiri sudah jauh menyimpang dari etika

agama dan kesemuanya ini patut dijadikan perhatian kita bersama.

Kita harus merasa prihatin apabila bangsa kita sudah merasakan asing

terhadap miliknya sendiri, sedangkan milik asing dirasakan dan dinikmati

bagaikan miliknya sendiri, sehinga musik tradisional yang terlahir dari dulu

hingga sekarang bisa musnah karena pengaruh budaya asing/barat. Dengan

adanya pemikiran seperti itu maka menurut Drs. H. Asep Kosasih SA pimpinan

Kesenian Pondok Pesantren Syifaush Shudur (Wawancara, 11 Juli 2012 di

Pondok Pesantren Syifaush Shudur).Bahwa;

Lagu-lagu Pasantrenan Syifaush Shudur ini yaitu kreasi perpaduan nuansa pesantren seperti Sholawat-sholawat (syair-syair yang bernafaskan Islami) yang biasa dilantunkan di Pesantren-pesantren yang dikemas antara perpaduan nuansa karawitan (seperti; unsur Tembang dan Kawih) dengan diiringan alat musik, yaitu: Kacapi Indung, Kacapi Rincik, Suling, Biola, Kendang dan Goong. Sehingga terasa indahnya Seni Sunda yang Islami.

Dengan beranggotakan Juru Sekar (penyanyi) antara 3 orang sampai 15

orang, dinyanyikan secara rampak (bernyanyi bersama lebih dari satu orang) dan

sewaktu-waktu dibagian tertentu dinyanyikan secara anggana (dinyanyikan oleh

satu orang), dan setiap jedah pada beberapa lagu ada yang diselingi lantunan Qori

melantunkan ayat suci Al-Quran.

Hal ini tiada lain sebagai upaya untuk memenuhi kehausan masyarakat

terhadap seni warisan karuhun (nenek moyang) yang sepatutnya harus menjadi

kebanggaan bangsanya sendiri dan harus ditumbuh kembangkan lebih-lebih

dimodifikasikan dengan seni-seni Islami, Insya Allah akan terwujud keindahan

(16)

3

Vendra Rumagara, 2012

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yang melatar-belakangi disamping munculnya ketertarikan judul Lagu-lagu

Pasantrenan Syifaush shudur ini juga atas dorongan, dukungan dan respon dari

seniman-seniman, budayawan dan ulama-ulama yang sepakat untuk siap

menggalang persatuan dalam mengantisipasi tantangan yang dakhsyat ini.

Sejalan dengan hal tersebut diatas, maka Lagu-lagu Pasantrenan Syifaush

shudur perlu lebih diperkenalkan kepada masyarakan luas. Mudah-mudahan

dengan melalui Lagu-lagu Pasantrenan Syifaush shudur, sedikit tidaknya dapat

menjadikan sumbangsih terhadap kekayaan seni daerah Garut.

Dari apa yang telah diuraiakan diatas maka peneliti mengadakan penelitian

terhadap Lagu-lagu pesantrenan Syifaush Shudur yang berada di Kecamatan

Tarogong, Kabupaten Garut. Awal mula fungsi penyajian kesenian ini adalah

untuk memenuhi kehausan masyarakat terhadap seni warisan karuhun yang

sepatutnya harus menjadi kebanggaan bangsanya sendiri. Peneliti sangat tertarik

juga karena Lagu-lagu Pesantrenan Syifaush shudur ini adalah salah satu pelopor

seni di daerah Garut khususnya di Kecamatan Tarogong. Yakni; nuansa

pasantren seperti Sholawat-sholawat (syair-syair yang bernafaskan Islami) yang

biasa dilantunkan di Pesantren-pesantren yang dikemas perpaduan dengan

nuansa karawitan (seperti; unsur Tembang dan Kawih). Maka Kesenian

Pesantrenan Syifaush shudur yang didirikan pada tanggal 17 Juni 2002 dan di

sahkan sebagai Seni Islami di Kabupaten Garut oleh Bupati Garut Drs. H Dede

Satibi pada tanggal 17 Agustus 2002 ini adalah kesenian terobosan baru sebagai

(17)

4

Maka dengan penelitian ini peneliti sangat tertarik untuk mengangkat judul

yang berjudul “Lagu-lagu pasantrena syifaush Shudur” karena di dalam kesenian

ini merupakan terobosan baru seni Islami yang berada di daerah Tarogong Garut,

dengan perpaduan nuansa karawitan dan nuansa sholawat pesantrenan yang di

iringi alat musik karawitan. Biasanya kesenian di pesantrenan-pesantren yang lain

itu terdapat beberapa jenis kesenian seperti : Rebana, Tagonian dll. Tetapi yang

peneliti teliti ini sangatlah berbeda dan unik untuk diteliti, karena adanya

perpaduan nuansa seni karawitan dengan nuansa sholawatan dari pesantren

Syifaus Shudur.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti memberanikan diri untuk

melakukan penelitian dengan judul:

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN

TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dalam suatu penelitian

tentu ada masalah yang akan diteliti, yang mencangkup Lagu-lagu Pesantrenan

Syifaush shudur yang akan diuraikan dalam bentuk pertanyaan yaitu sebagai

berikut:

1. Bagaimana bentuk penyajian Lagu-lagu Pesantrenan Syifaush shudur pada acara pengajian rutin bulanan?

(18)

5

Vendra Rumagara, 2012

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan uraian diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan yang

terkandung di dalamnya. Tujuan tersebut antara lain:

1. Mengetahui bentuk penyajian Lagu-lagu Pesantrenan Syifaush shudur pada acara pengajian rutin bulanan.

2. Mengetahui struktur penyajian Lagu-lagu Pesantrenan Syifaush shudur pada acara pengajian rutin bulanan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan harapan.

Penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat bagi:

1. Peneliti

Sebagai salah satu kajian yang dapat memberikan informasi, kontribusi

akademis peneliti serta memperkaya bidang kajian dalam rangka

mengembangkan Lagu-lagu Pesantrenan Syifaush shudur. Menambah wawasan

dan pengetahuan tentang bentuk dan struktur pertunjukan Lagu-lagu Pesantrenan

Syifaush shudur.

2. Lembaga

a. Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata Kabupaten Garut, sebagai masukan dalam upaya pelestarian, pembinaan dan pemeliharaan budaya daerah

sebagai kekayaan budaya bangsa.

b. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), untuk memberikan referensi kepustakaan dan sebagai dokumentasi kesenian daerah khususnya Lagu-lagu

(19)

6

c. Lembaga Pesantren, dapat menambah wawasan dibidang seni baik untuk pelaku seni pasantrenan maupun untuk Pesantren Syifaus Shudur itu sendiri.

Dan secara tidak langsung Pesantren Syifaus Shudur dapat termotivasi untuk

lebih mengembangkan Seni Pasantrenannya.

3. Masyarakat

Dapat mengetahui dan mengenal Lagu-lagu Pesantrenan Syifaush shudur

sehingga diharapkan dapat memberikan motivasi kepada masyarakat untuk tetap

melestarikan, mengembangkan Lagu-lagu Pesantrenan Syifaush shudur

lebih-lebih menjadikannya sebagai seni tradisi kalangan masyarakatnya sendiri sampai

dimasa yang akan datang.

4. Lagu-lagu Pasantrenan SyifaushShudur

Untuk memotivasi para pelaku Seni Pesantrenan Syifaush shudur, agar tetap

bertahan dan dapat melestarikan Lagu-lagu Pesantrenan Syifaush shudur ini

hidup di Kabupaten Garut sepanjang masa.

E. Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi atas judul yang diajukan, agar tidak terjadi

kesalah pahaman dan istilah yang digunakan dalam penelitian skripsi ini, maka

peneliti akan menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut:

1. Lagu-lagu, Serangkaian nada-nada yang tersusun dan tertata rapi sehingga terwujud suatu keindahan bunyi nada yang harmonis yang menimbulkan

sesuatu yang enak didengar.

(20)

7

Vendra Rumagara, 2012

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pasantrenan; istilah yang diambil dari gambaran kehidupan atau kegiatan di

Pasantren yang identik dengan ke-Islaman/nuansa Pesantren (Drs.H.Asep

Kosasih SA. - 2012 Pimpinan Kesenian Pasantrenan Syifaus Shudur di

Pondok Pesantren Syifaush Shudur).

3. Syifaush Shudur; nama Pesantren di Jln. Adung Kecamatan Tarogong

Kabupaten Garut, Pimpinan: (Bpk. K.H.Rd. Encep Fachruddin Pimpinan

Pondok Pesantren Syifaus Shudur: 2012).

4. Pasantrenan Syifaush Shudur; nama perkumpulan seni di Pondok Pesantren

Syifaush Shudur yang didirikan pada tanggal 17 Juni 2002 dan disahkan

sebagai Seni Islami di Kabupaten Garut oleh Bupati Garut Drs. H Dede

Satibi pada tanggal 17 Agustus 2002, yang kegiatannya berkesenian terutama

dibidang Karawitan Sekar dan Gending yang bernuansa Islami (Drs.H. Asep

Kosasih SA, 2012. Pimpinan Kesenian Pasantrenan Syifaus Shudur Di

Pondok Pesantren Syifaush Shudur).

5. Pengajian Rutin Bulanan; pengajian yang dilaksanakan tiap satu bulan sekali di Pesantren Syifaush Shudur. (Bpk. K.H.Rd.Encep Fachruddin, 2012.

Pimpinan Pondok Pesantren Syifaus Shudur di Pondok Pesantren Syifaush

Shudur).

F. Asumsi

Adapun yang menjadi asumsi dalam penelitian ini adalah bahwa Lagu-lagu Pesantrenan Syifaush shudur termasuk dalam bentuk sekar dan gending

(Vocal dan Instrumen) dengan Sholawat nabi yang diiringi dengan waditra

(21)

8

rincik-2, kecrek dan goong. Pada strukturnyapun itu bersifat tidak mutlak

atau baku karena setiap susunan lagu setelah Shalawat Burdah yang selalu

wajib awal pertama disajikan, lagu selanjutnyapun bisa disajikan urutan lagu

yang mana saja dalam catatan lagu-lagu yang akan disajikan itu yaitu lagu

album karya Seni Pasantrenan Syifaus Shudur dan biasanya hanya 3 lagu

yang disajikan pada acara pengajian rutin Bulanan ini sambil menunggu

mustami pengajian rutin bulanan berkumpul untuk mengikuti pengajian.

G. Metode Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti mempergunakan metode

Deskriptif dengan teknik: wawancara, observasi, studi kepustakaan, perekam dan

pengolahan data. Prosedur kerja yang ditempuh oleh peneliti dalam rangka

penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengadakan observasi ke Pondok Pesantren Syifaush Shudur untuk meneliti Lagu-lagu Pasantrenan Syifaush shudur terutama mengetahui bentuk dan

Struktur Penyajian Lagu-lagu Pasantrenan Syifaush shudur pada acara

pengajian rutin Bulanan di Pondok Pesantren Syifaush Shudur.

2. Melakukan Studi kepustakaan dan mendengarkan rekaman untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan topik bahasan.

3. Merekam beberapa Lagu-lagu Pasantrenan Syifaus Shudur.

4. Mengadakan wawancara dengan Bapak Drs. H. Asep Kosasih SA, Pengawas TK/SD Kabupaten Garut yang pernah menjabat sebagai Penilik Kebudayaan

di Kecamatan Tarogong Kab. Garut (pimpinan Bale Seni Megasari) sebagai

(22)

9

Vendra Rumagara, 2012

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Syifaush Shudur Mengolah data yang diperoleh dengan cara menganalisa dan

menyusunnya dalam bentuk penulisan karya tulis ilmiah.

5. Mengadakan wawancara dengan pimpinan pondok pesantren Syifaus Shudur K.H. Rd. Encep Fachruddin di Pondok Pesantren Syifaus Shudur, untuk

meminta izin akan mengadakan penelitian sekaligus menanyakan tentang

keadaan Pondok Pesantren Syifaus Shudur.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan cara:

1. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung

keaadan di lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang

permasalahan yang diteliti. Peneliti menggunakan teknik observasi nonpartisipan,

yaitu kegiatan observasi yang dilakukan dengan mengamati sumber data

penelitian dimana peneliti berperan sebagai pengamat independen dan tidak

terlibat di dalam kegiatan yang berlangsung di lokasi penelitian. Dalam hal ini

peneliti melakukan observasi di Pondok Pesantren Syifaush Shudur di jalan

Adung Blk. no.11 Desa Tarogong Kecamatan Tarogong Kabupaten Garut.

2. Wawancara

Wawancara, merupakan proses memperoleh data keterangan dengan cara

tanya jawab langsung dengan sumber data. Penelitian ini menggunakan teknik

(23)

10

yang lebih terbuka dan lebih akrab dengan sumber data. Namun tetap mengacu

pada pedoman wawancara.

Pada kesempatan ini wawancara dilakukan langsung dengan narasumber

yaitu;

a. Bapak Drs. H. Asep Kosasih SA, yaitu Pimpinan Kesenian Pasantrenan Syifaus Shudur di rumah kediamannya (Bapak Drs. H. Asep Kosasih SA)

untuk memperoleh data Lagu-lagu Pasantrenan Syifaush Shudur karaena

sebagian besar Lagu-lagu Pasantrenan Syifaush Shudur beliau

Penciptanya.

b. Bapak K.H. Rd. Encep Fachruddin (Pimpinan Pondok Pesantren Syifaush Shudur), di Pasantren Syifaush Shudur untuk memperoleh data yang lebih

lengkap dan akurat.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara untuk mengumpulkan data dengan bantuan

catatan peristiwa yang berbentuk tulisan, gambar maupun audio dari sumber data.

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini sangat diperlukan guna mendapatkan

data atau informasi yang otentik. Data-datanya didokumentasikan melalui Photo

dan rekaman berupa Audio MP3. Dalam hal ini data-data yang didokumentasikan

adalah data tentang Lagu-lagu Pasantrenan Syifaush shudur mulai dari proses

pertunjukan hingga akhir pertunjukan.

4. Studi Literatur

Studi literatur digunakan dalam penelitian ini sebagai acuan untuk mencari

(24)

11

Vendra Rumagara, 2012

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendapatkan sumber-sumber informasi lainnya yang berhubungan dengan

penelitian. Peneliti melakukan tinjauan pustaka dengan mencari, melihat dan

membaca baik berupa buku, internet, jurnal yang berkaitan dengan Lagu-lagu

Pasantrenan Syifaush shudur.

I. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai sebuah

proses mengolah data setelah semua data terkumpul seperti catatan, rekaman

audio dan gambar-gambar (photo) untuk kemudian dilakukan tahapan-tahapan

pengolahan sebagai berikut:

1. Mengumpulkan dan mengelompokkan data-data berdasarkan jenis dan hasil penelitian.

2. Menyesuaikan dan melakukan perbandingan antara hasil data yang diperoleh dari lapangan dengan literatur yang diperoleh, sebagai bahan

kesimpulan penelitian.

3. Mendeskripsikan hasil penelitian berupa kesimpulan dari hasil pengolahan data dalam bentuk laporan tulisan.

J. Tempat dan Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tarogong Kabupaten Garut

dengan mengambil subyek tepatnya di Pondok Pesantren Syifaush Shudur,

peneliti mengambil subyek tersebut dikarenakan pondok pesantren Syifaush

Shudur tersebut adalah satu-satunya Pondok Pesantren yang mempunyai sebuah

kesenian baru yang tidak terdapat dipesantren-pesantren lain, kesenian tersebut

(25)

12

Syifaush shudur tersebut memiliki keunikan-keunikan tersendiri dibanding

kesenian-kesenian pesantren lainnya.

Observasi 1.Melihat objek Pesantren. 2.Berbincang-bincang dengan Syifaus Shudur (K.H. Rd. Encep Fachruddin).

Wawancara Meminta izin untuk melakukan penelitian sekaligus

Observasi Mengamati bentuk dan struktur pertunjukkan kesenian

(26)

27 Vendra Rumagara, 2012

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Yaitu untuk mengungkapkan kenyataan

yang telah ada berdasarkan fakta guna menghasilkan kesimpulan yang lebih jelas.

Metode kualitatif ini dimaksudkan untuk memaparkan permasalahan yang terkait,

khususnya ditujukan agar mampu menjawab permasalahan-permasalahan dalam

melakukan penelitian dan menggambarkannya sesuai dengan fakta yang ada.

(http://nurmanali.blogspot.com/2011/10/Pengertian-Metode-Penelitian.html).

Penelitian ini dilakukan untuk dapat mengungkap tentang bentuk dan struktur

Lagu-lagu Pasantrenan Syifaush Shudur di Jalan Adung Blk. no.11, Desa

Tarogong, Kecamatan Tarogong, Kabupaten Garut.

Dengan menggunakan metode ini, data-data yang telah terkumpul tersebut

kemudian diolah dan dianalisis. Proses analisis data-data ini diperkuat oleh studi

literatur dan hasil wawancara. Kemudian diinterpretasikan dan dideskripsikan

dengan jelas dalam bentuk tulisan oleh peneliti.

Selain itu juga, metode ini dimaksudkan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul untuk membuat

(27)

28

B. Teknik Penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk

memperoleh data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi atau pengamatan, yang

berfungsi untuk mengamati bentuk dan struktur Lagu-lagu Pasantren Syifaush

Shudur secara langsung. Pengamatan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini

adalah observasi non partisipan (pasif), yang berarti dalam proses pengumpulan

data yang dilakukan, peneliti hanya sebagai pengamat atau observator.

(www.Google.com/KLIKBELAJAR.com). Dalam prosesnya, peneliti mengamati

secara langsung Seni Pasantren Syfaush Shudur, yang bertujuan untuk

mengetahui bentuk dan struktur pertunjukannya.

Observasi dilakukan dari bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Agustus 2012.

Observasi awal dilakukan pada tanggal 10 Juli 2012, yaitu untuk melihat lokasi

tempat pertunjukan di Pondok Pesantren Syifauh Shudur, selain itu juga

berbincang-bincang dengan Drs. H Asep Kosasih SA selaku Pimpinan Kesenian

Pondok Pesantren Syifauh Shudur, dan meminta izin kepada sesepuh Pondok

Pesantren Syifauh Shudur yaitu KH. Rd. Encep Fachruddin untuk mengadakan

penelitian Lagu-lagu Pasantrenan Syifaush Shudur.

Observasi kedua dilakukan pada tanggal 11 Juli 2012 di Pondok Pesantren

Syifauh Shudur tentang Lagu-lagu Pasantrenan Syifaush Shudur pada acara

(28)

29

Vendra Rumagara, 2012

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2012 dalam observasi kali ini Peneliti berkenalan dengan seluruh anggota personil

Seni Pasantrenan Syifaush Shudur, dan mengamati pertunjukan yang

dilaksanakan di Pondok Pesantren Syifauh Shudur.

Observasi selanjutnya dan merupakan penelitian terakhir dilakukan di

PENDOPO Kabupaten Garut pada acara Pengajian Rutin Bulanan Pesantren

Syifauh Shudur bergabung dengan acara munggahan (Keramasan) Pemkab. Garut

menjelang bulan Suci Ramadhan: 15/08/2012. Observasi kali ini, Peneliti

mengamati seluruh Bentuk dan Struktur penyajian di dalam pertunjukan Seni

Pasantrenan Syifaush Shudur di Pendopo Kabupaten Garut.

2. Wawancara

Dengan menggunakan teknik ini, Peneliti bisa mendapatkan kejelasan dari

data-data yang diamati. Apabila hanya menggunakan observasi, Peneliti

mempunyai keterbatasan dengan hanya dapat melihat dan mendengar, tanpa

mengetahui data-data yang lebih jelas. Wawancara yang digunakan Peneliti

adalah wawancara struktur dan tidak struktur, karena dalam pelaksanaannya

peneliti menggunakan pedoman wawancara yang disusun secara sistematis,

meskipun dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel. (www.Scribd.Arti wawancara

menurut para ahli.com)

Wawancara awal dilakukan pada tanggal 11 Juli 2012 yang selanjutnya

disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang tepat. Wawancara dilakukan

disesuaikan dengan waktu observasi, karena dalam pelaksanannya melakukan

(29)

30

Kosasih SA. Mengenai Bentuk dan Struktur Penyajian Lagu-lagu Pasantrenan

Syifaush Shudur yang akan menjadi bahan penelitian.

Peneliti mewawancarai narasumber yang memiliki keterlibatan langsung

dengan Pimpinan Kesenian Pondok Pesantren Syifauh Shudur yaitu Drs. H Asep

Kosasih SA, selaku pencetus sekaligus pencipta lagu-lagu di dalam Seni

Pasantrenan Syifaush Shudur. Pertanyaan yang diajukan kepada beliau adalah

tentang latar belakang terbentuknya Lagu-lagu Pasantren Syfaush Shudur di

daerah tersebut. Selain itu juga mengenai waditra dan lagu-lagu ciptaanya.

Wawancara kedua dilakukan pada tanggal 12 Juli 2012 yang selanjutnya

disesuaikan pula dengan situasi dan kondisi yang tepat. Wawancara dilakukan

disesuaikan dengan waktu observasi, dalam pelaksanannya melakukan observasi,

Peneliti sekaligus mewawancarai narasumber K.H. Rd. Encep Fachruddin sebagai

Pimpinan Pondok Pesantren Syifauh Shudur.

Peneliti mewawancarai narasumber tentang latar belakang berdirinya Seni

Pasantrenan Syifaush Shudur. Berdasarkan hasil wawancara dengan Penyaji,

bahwa terbentuknya Seni Pasantrenan Syifaush Shudur besar sekali dorongan dan

motifasi dari Bapak Drs. H Dede Satibi yang pada saat itu beliau masih aktif

sebagai Bupati Garut dan beliau pula yang meresmikan/disyahkan Seni Pasantren

Syifaush Shudur sebagai Seni Islami di Kabupaten Garut.

3. Studi Literatur

Setudi literatur dilakukan peneliti untuk mendukung atau memperkuat

konsep-konsep yang dapat dijadikan sebagai landasan pemikiran dalam penelitian

(30)

31

Vendra Rumagara, 2012

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

University Library.co.id). Adapun berbagai sumber yang peneliti ambil,

diantaranya dari buku-buku, dan tulisan-tulisan dari internet yang berhubungan

dengan penelitian. Buku-buku yang digunakan sebagai acuan adalah buku yang

berjudul Kamus Istilah Karawitan (karya Atik Soepandi S.Kar.1989), kamus

tersebut menerangkan tentang istilah-istilah yang berkaitan dengan seni suara,

baik seni suara vocal maupun seni suara instrumental. Pangajaran Tembang

Sunda (karya Asep Kosasih SA / 1997-1998), buku tersebut menerangkan tentang

lagu-lagu Tembang Sunda dan istilah-istilah yg terdapat dalam Tembang Sunda.

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Penyusun Audi C / 1995), kamus tersebut

peneliti dijadikan sebagai acuan untuk bahan reverensi penelitian. Kumpulan

Lagu-lagu Pasantrenan Syifaush Shudur karya Drs. H. Asep Kosasih SA.: 2002,

Kumpulan-kumpulan lagu-lagu tersebut adalah kumpulan rumpaka lagu karya

Pasantrenan Syifaush Shudur dan Sinopsisnya.

4. Dokumentasi

Dokumentasi berfungsi sebagai data dalam bentuk fisik yang berbentuk audio

MP3 dan Gambar (Photo) Pertunjukan Seni Pasantren Syifaush Shudur. Dari

semua data yang didapat, dipergunakan sebagai keterangan yang nyata untuk

diolah. (http://www.infogue-Dokumentasi.html). Alat bantu yang digunakan

adalah kamera dan alat rekam suara.

Kamera dan alat rekam suara digunakan peneliti sebagai alat pengumpulan

data yang berupa foto dan audio. Dokumentasi dilakukan pada saat observasi,

diantaranya mengambil gambar pada saat wawancara dan pertunjukan

(31)

32

C. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai sebuah

proses mengolah data setelah semua data terkumpul seperti catatan, rakaman

audio MP3, dan gambar-gambar untuk kemudian dilakukan tahapan-tahapan

pengolahan sebagai berikut:

1. Mengumpulkan dan mengelompokan data-data berdasarkan jenis dan

penelitian.

2. Menyesuaikan dan melakukan perbandingan antara hasil data yang diperoleh

dari lapangan dengan literatur yang diperoleh, sebagai bahan kesimpulan

penelitian.

3. Mendeskripsikan hasil penelitian berupa kesimpulan dari hasil pengolahan

data dalam bentuk laporan tulisan.

D. Prosedur Pengolahan Data

Dalam penelitian kualitatif, proses pengolahan data dilakukan sebelum

memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai dilapangan. Artinya

peneliti harus mampu melihat gejala permasalahan dan informasi

sebanyak-banyaknya sebelum, selama dan setelah melakukan penelitian. Hal ini

dikarenakan pada penelitian kualitatif, permasalahan belum jelas. Setelah

melakukan studi pendahuluan, kemungkinan peneliti akan mendapatkan fokus

permasalahan. Prosedur dalam penelitian dibutuhkan untuk mengarahkan peneliti

(32)

33

Vendra Rumagara, 2012

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Reduksi Data

Proses reduksi data dalam penelitian ini terdiri dari pemilihan hal-hal yang

berhubungan dengan aspek-aspek penting. Sampai pada akhirnya peneliti

mereduksi data-data yang dianggap penting, dan membuang data-data yang tidak

diperlukan. Data-data yang diambil yaitu data mengenai bentuk dan struktur

Penyajian Lagu-lagu Pasantrenan Syifaush Shudur.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan langkah kedua setelah reduksi data dilakukan oleh

Peneliti. Penyajian data diikutioleh proses mengumpulkan data-data yang saling

berhubungan satu sama lain melalui wawancara, pendokumentasian dan

pengamatan yang lebih mendalam. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat hasil

reduksi data untuk diolah lebih lanjut sehingga pada akhirnya akan menghasilkan

kesimpulan.

3. Pengambilan Kesimpulan

Langkah terakhir dalam pengolahan data kualitatif yaitu penarikan

kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab

rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal tentang bentuk dan struktur

penyajian Lagu-lagu Pasantrenan Syifaush Shudur. tetapi mungkin juga tidak,

karena rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara. Setelah

Peneliti menarik kesimpulan dari hasil penelitian, Peneliti mempelajari dan

memahami kembali data-data hasil penelitian, meminta pertimbangan kepada

(33)

34

E. Langkah-langkah penelitian 1. Persiapan

a. Observasi awal

Peneliti melakukan observasi awal ke lokasi penelitian dengan tujuan untuk

mengetahui gambaran lokasi penelitian, mengetahui asal mula terbentuknya Seni

Pasantrenan Syifaush Shudur, mengenal pencetus atau pelatih Seni Pasantrenan

Syifaush Shudur, dan mengetahui para anggota dan personilnya. Observasi awal

dilakukan pada tanggal 10 Juli 2012.

b. Merumuskan masalah

Rumusan masalah sangat penting dalam sebuah penelitian. Peneliti harus

merumuskan masalah setelah melakukan beberapa studi pendahuluan. Dengan

adanya rumusan masalah, peneliti akan lebih terfokus dan mudah untuk membuat

laporan hasil penelitian.

c. Merumuskan Asumsi

Peneliti harus merumuskan asumsi atau anggapan sementara yang pada akhir

penelitian akan disesuaikan dengan hasil penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian

Setelah melakukan persiapan, Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan

acuan pada metode penelitian. Selama penelitian, Peneliti mengumpulkan

data-data yang diperoleh dilapangan kemudian mengolah data-data tersebut untuk dijadikan

(34)

35

Vendra Rumagara, 2012

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Penyusunan Laporan Penelitian

Setelah proses penelitian selesai dilaksanakan, peneliti membuat laporan

penelitian berupa hasil penelitian yang sebenarnya, yang diperoleh dari lapangan

seperti catatan-catatan, hasil wawancara, dokumentasi dan rekaman yang

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang Seni

Pasantrenan Syfaush Shudur di Jalan Adung Blk. no.11 Kecamatan Tarogong

Kabupaten Garut, maka peneliti akan mengutarakan kesimpulan dari hasil

penelitian yang meliputi tentang bentuk dan struktur pada penyajian Seni

Tembang Pesantrenan Syfaush Shudur.

Seni Pasantrenan Syfaush Shudur ternyata bersifat fleksibel, bisa dipertunjukan

siang hari maupun malam hari, tetapi setiap acara Pengajian Rutin Bulanan selalu

dipertunjukkan pada malam hari, karena Pengajian Rutin Bulanan di pesantren

Syifaush Shudur selalu dilaksanakan pada malam hari. Dan Seni Pasantrenan

Syfaush Shudur lebih sering dipertunjukkan pada acara keagamaan, tetapi juga

terkadang disajikan didalam acara pernikahan bahkan khitanan.

Mengenai bentuk penyajian dalam pertunjukan Seni Pasantrenan Syfaush

Shudur mempunyai aturan-aturan baku yang mengikat dalam setiap

pertunjukannya, seperti; Kostum yang dipakai baik oleh Juru Sekar maupun

Pamirig harus seragam dan harus melambangkan keIslaman, posisi Juru Sekar

berada di depan sedangkan Pamirig berada di belakang, baik Juru Sekar maupun

Pamirig melantunkan Lagu-lagu Pasantrenan Syifaush Shudur harus sambil duduk,

ada beberapalagu yang harus diselingi oleh Qorilantunan Ayat Suci Al-Qur’an

sebagai jedah untuk mengulangi lagu dan mengakhiri lagu, ketika Qori

(36)

63

Vendra Rumagara, 2012

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

semua waditra diam tidak ada yang berbunyi sedikit pun. Semua lagu dipirig

gending; Kacapi Indung, rincik-1, rincik-2, Suling, biola, kendang dan Goong,

tergolongkan pada rumpun sekar dan gending.

Mengenai struktur penyajian dalam pertunjukan Seni Pasantrenan Syfaush

Shudur tidak mempunyai aturan-aturan baku yang mengikat dalam setiap

pertunjukannya, kecuali pada acara Pengajian Rutin Bulanan struktur penyajiannya

ada yang baku dan ada yang tidak baku, karena hal tersebut dilihat dari struktur

penyajian lagu yang harus selalu pertama dilantunkanya itu lagu yang berjudul

Sholawat Burdah, dan aturan yang tidak baku bias dilihat juga dari struktur

penyajian lagu setelah melantunkan lagu yang berjudul Sholawa tBurdah,

bisaurutan Lagu-lagu Pasantrenan Syfaush Shudur yang mana saja yang akan

disajikan.

Mengingat fungsi Seni Pasantrenan Syfaush Shudur lebih sering

dipertunjukkan pada acara Pengajian terutama Pengajian Rutin Bulanan di

Pesantren Syifaus Shudur, yang memiliki bentuk dan struktur panyajian yang

bakumaka penyajian Lagu-lagu Pasantrenan Syfaush Shudur terdiri dari

pembukaan, isi dan penutup. Pembukaan merupakan bagian awal daripersiapan

pertunjukan. Biasanya diawali dengan persiapan-persiapan misalnya nyurupkeun

waditra, dan mempersiapkan waditra yang akan dipakai, Penataan pemain dan

seterusnya. Namun pada acara Pengajian Rutin Bulanan Syifaush Shudur

waktunya sudah dibakukan yaitu dimulai pukul 20.00 dan pertunjukkan nya sudah

ditentukan 45 menit, maka setiap pertunjukkan tidak harus menunggu dipersilahkan

(37)

64

tampil. Pada penyajian, memulai lagu harus selalu diawali Lagu Sholawat Burdah.

Lagu-lagu Pasantrenan Syifaush Shudur memiliki tema religi yang bernuansa

Islami, disamping music penghibur bisa juga dipakai sebagai alat dakwah dan

Syi’ar agama Islam. Penutupan merupakan bagian dari akhir pertunjukan Seni

Pesantrenan Syfaush Shudur, dimana para pemain telah selesai membawakan lagu

terakhir kemudian mereka membereskan waditra dan selanjutnya para pemain pun

mengikuti Pengajian Rutin Bulanan Syifaush Shudur sampai dengan selesai.

Seni Pesantrenan Syfaush Shudur merupakan salah satu terobosan baru

kesenian Islami yang bernuansa Sunda di daerah Kabupaten Garut khususnya di

Kecamatan Tarogong. Dengan perpaduan antara musik nuansa Karawitan dengan

nuansa Pasantren (solawatan) yang betul-betul terasa nuansa yang Islami, hal ini

bisa dilihat dari syair-syair Sholawatpun bernafaskan islami dengan iringan alat

musik yaitu : Kacapi indung, Kacapi rincik, Suling, Biola, Kendang dan Goong.

Seni Pesantrenan Syfaush Shudur didirikan pada tanggal 17 Juni 2002 dan

disahkan sebagai Seni Islami di Kabupaten Garut oleh Bupati Garut Drs.H Dede

Satibi pada tanggal 17 Agustus 2002 seni ini adalah kesenian terobosan baru

sebagai seni Islami di Kabupaten Garut.

B. Rekomendasi

Keberlangsungan suatu seni pertunjukan ditentukan oleh masyarakat

pendukungnya jika masyarakat pendukungnya tetap menjaga dan melestarikan seni

pertunjukan Kesenian Pasantrenan Syifaus Shudur, maka akan tetap hidup pada

generasi selanjutnya, namun jika sebaliknya, generasi berikutnya tidak akan

(38)

65

Vendra Rumagara, 2012

LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan penelitian tentang Seni Pesantrenan Syfaush Shudur di Kecamatan

Tarogong Kabupaten Garut ini, beberapa pesantren, ulama dan masyarakat pun ikut

turut menjaga dan melestarikan seni pertunjukan yang ada di Indonesia, untuk itu

peneliti mengemukakan beberapa rekomendasi diantaranya:

1. Kalangan akademis, agar tetap berupaya untuk terus menggali dan meneliti

keberadaan kesenian tradisi di Indonesia, tidak hanya dengan jalur skripsi

sehingga kesenian terobosan baru ini bisa lebih berkembang dan maju.

2. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar terus membantu, menjaga dan

melestarikan kesenian islami terobosan baru ini dengan terus menerus

memantau, mengembangkan, melindungi, keberadaan Seni Pesantrenan

Syfaush Shudur agar bisa diwariskan kepada generasi selanjutnya.

3. Seluruh masyarakat, agar terus bisa menjaga dan melestarikan dengan

mencintai kesenian bangsa dan budayanya milik sendiri ini.

4. Pembaca, diharapkan setelah membaca skripsi tentang Seni Pesantrenan

Syfaush Shudur di Kecapatan Tarogong Kabupaten Garut ini, dapat memahami

dan menyadari pentingnya menjaga/melestarikan kesenian dan kebudayaan

bangsanya sendiri sehingga tergerak untuk mencari tahu atau bahkan meneliti

Kesenian yang lain di Indonesia.

5. Para pelaku seni Pasantrenan (Pemain/Penggarap), harus lebih terus

memelihara, menggarap dan berlatih secara rutin agar keberlangsungan Seni

Pasantrenan ini terus hidup dimasyarakat secara berkesinambungan kepada

Gambar

Tabel 1.1 agenda kegiatan.………………………………………………………… 12
 Tabel 1.1  PUKUL  TGL  BLN/THN KEGIATAN

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi.. yang berjudul “ PENEGAKAN HUKUM

Aset non produktif Properti terbengkalai b. Aset yang diambil alih c. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia ii.. 23.. "t

Isolasi dan Karakteristik Bakteri Asam Laktat Dari Usus Udang Penghasil Bakteriosin Sebagai Agen Antibakteria Pada Produk-Produk Hasil Perikanan.. Jurnl Saintek Perikanan

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Bapak Setiyono selaku Kepala Dukuh Purwosari, beliau mengatakan bahwa mahasiswa saat ini lebih memilih melakukan aktifitas di

Faktor perbezaan sosial memberikan kesan juga terhadap komunikasi. Berkomunikasi dengan anak-anak ada perbezaannya mengikut tahap umur masing-masing, begitu juga bersama dengan

(2) Untuk mendapatkan cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pegawai Negeri Sipil wanita yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang

Untuk menghitung nilai ekonomi keberadaan sumberdaya hutan dan lahan hasil rehabilitasi digunakan metode kontingensi dengan menanyakan besarnya kesediaan membayar dari individu

Pasal 18 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. 1) Pelaku usaha dilarang menguasai penerimaan pasokan atau menjadi